PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KESEJAHTERAAN, DAN KEPEMIMPINAN KOMANDAN KRI TERHADAP MOTIVASI KERJA PRAJURIT PENGAWAK KRI DI SATKOR KOARMATIM
THE INFLUENCE OF WORK ENVIRONMENT, WELFARE, AND KRI COMMANDER LEADERSHIP TO THE WORK MOTIVATION OF KRI OFFICERS IN THE SATKOR KOARMATIM Nurul Muchlis Fakultas Strategi Pertahanan, Program Studi Strategi Pertahanan Laut Universitas Pertahanan Indonesia
Abstrak - Peran prajurit pengawak KRI memiliki kontribusi yang sangat penting dalam upaya menjamin tercapainya tugas pokok yang dibebankan sebuah Armada kapal perang. Untuk itu diperlukan motivasi kerja prajurit pengawak KRI yang tinggi karena medan tugas yang sangat berbeda dengan kondisi di darat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja di KRI, kesejahteraan dan kepemimpinan Komandan KRI terhadap kinerja prajurit pengawak KRI kelas Parchim Satkor Koarmatim. Metode yang digunakan pada penelitian ini dengan memberi kuesioner, analisis data meliputi uji validitas dengan analisis faktor, uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach, uji asumsi dasar dan metode regresi linier berganda. Pengujian data tersebut dianalisis menggunakan program SPSS versi 22. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang kuat antara variabel lingkungan kerja (X 1) terhadap motivasi kerja (Y) sebesar 0,779, variabel kesejahteraan (X 2) dengan motivasi kerja (Y) terdapat hubungan yang kuat sebesar 0,776, variabel kepemimpinan Komandan KRI (X 3) dengan motivasi kerja (Y) terdapat hubungan yang kuat sebesar 0,768 dan terdapat hubungan yang kuat secara simultan antara lingkungan kerja (X 1), kesejahteraan (X2) dan kepemimpinan Komandan KRI (X3) terhadap variabel kinerja (Y) sebesar 0,679. Kata Kunci: KRI, Lingkungan Kerja, kesejahteraan, kepemimpinan, motivasi Abstract - The role of KRI soldiers has a very important contribution in the effort to ensure the achievement of the main tasks charged to a fleet of warships, so that it is required a high motivation work from KRI combat soldier, because the field of duty is very different from the conditions on land. This research is quantitative research which aims to know the influence of work environment in KRI, welfare and leadership of KRI commander to the performance of KRI class warrior Parchim Satkor Koarmatim. The method used in this study by giving questionnaires, data analysis includes the validity test with factor analysis, reliability test with Alpha Cronbach, test the basic assumption and multiple linear regression method. The data were analyzed using SPSS program version 22. The result showed that there was a strong correlation between work environment variable (X1) to work motivation (Y) 0,779, welfare variable (X2) with work motivation (Y) (X3) with a working motivation (Y) there is a strong relationship of 0.768 and there Pengaruh Lingkungan Kerja, Kesejahteraan, dan Kepemimpinan … | Nurul Muchlis | 1
is a strong correlation simultaneously between work environment (X1), welfare (X2) and leadership of KRI (X3) commander to the performance variable (Y3) Y) of 0.679. Keywords: KRI, work environment, welfare, leadership, motivation
Pendahuluan
P
pembinaan kekuatan dan kemampuan
ertahanan laut adalah bagian
tempur unsur-unsur organiknya dalam
yang sangat penting dalam
bidang
menjaga
permukaan, peperangan anti udara dan
kedaulatan
NKRI
peperangan
anti
pokok TNI AL. Dalam melaksanakan tugas
elektronika dalam rangka meningkatkan
tersebut, KRI menjadi alat utama sistem
kemampuan
senjata (alut sista) guna menegakkan
Sebagian
kedaulatan negara di laut terutama di
latihan tempur dengan negara asing
wilayah yang menjadi perbatasan laut
hingga misi PBB menjadi tugas utama
dengan
Satkor Koarmatim sehingga motivasi
asing.
Prajurit
yang
selam,
tempur
besar
Koarmatim.
tugas
1
pengamanan,
kerja
memiliki peranan yang sangat penting
merupakanhal yang sangat vital karena
dalam strategi pertahanan negara di laut
dapat mempengaruhi kemampuan TNI AL
terutama untuk mewujudkan tugas TNI
dalam menjaga kedaulatan negara di laut.
AL, yaitu melaksanakan tugas bidang
Lingkungan kerja di KRI merupakan
pertahanan, menegakkan hukum dan
lingkungan kerja yang sangat berbeda jika
menjaga
dibandingkan
di
wilayah
laut
yuridiksi nasional. Satuan Koarmatim
prajurit
peperangan
menjadi pengawak KRI secara otomatis
keamanan
dari
dan
kapal
dimana tugas tersebut merupakan tugas
negara
kapal
anti
dengan
pengawak
personel
KRI
yang
berdinas di darat. Bentuk ruangan kerja
Kapal
lingkungan Koarmatim dengan jumlah
membedakan
situasi
kerja
personel dan alut sista terbesar serta
Personel
pengawak
KRI
membawahi berbagai kapal perang jenis
akomodasi yang terbatas dan sebagian
kombatan yang dimiliki TNI AL saat ini.
besar harus berbagi dengan rekan kerja
Satkor Koarmatim sebagai salah satu
mereka.
satuan operasional yang berkedudukan
menempati ruangan yang berdekatan
bertugas
bawah
kerja
di
dan tingkat resiko yang sangat tinggi faktor
di
satuan
(Satkor)
merupakan
langsung
adalah
Eskorta
Selain
itu,
utama
yang di
KRI.
memiliki
personel
KRI
Pangarmatim,
melaksanakan
fungsi
1
Pokok-pokok Organisasi dan Koarmatim/Jukker Satkorarmatim
2 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | April 2017, Volume 3, Nomor 1
Prosedur
dengan gudang amonisi dan bahan bakar
bersama dan kegiatan lainnya yang
sehingga selama bekerja kesiagaan dan
membutuhkan
kewaspadaan menjadi tuntutan utama
dalam jumlah besar. Dalam pelaksanaan
untuk menghindari kecelakaan kerja.
kegiatan tersebut, partisipasi prajurit KRI
Dengan ruang lingkup yang terbatas dan
Satkor
sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca di
terbesar karena dianggap sebagai satuan
laut, prajurit KRI akan menerima tekanan
dengan jumlah dan kualitas prajurit
fisik dan psikis yang lebih tinggi dimana
terbaik di Koarmatim. Saat melaksanakan
hal tersebut semakin diperburuk oleh
tugas operasi, KRI di lingkungan Satkor
kondisi material KRI yang kebanyakan
Koarmatim merupakan tulang punggung
dilengkapi dengan akomodasi yang tidak
Armatim bahkan TNI AL. Dengan jumlah
layak sebagai akibat usia KRI yang rata-
KRI yang sebanyak 22 unsur, Satkor
rata di atas 20 tahun. Tingginya beban
Armatim menjadi Satuan yang mampu
tugas tersebut tidak didukung oleh
mengoperasikan KRI terbanyak terutama
tingkat kesejahteraan yang memadai
dalam pelaksanaan latihan dengan negara
terutama dukungan saat melaksanakan
asing ataupun tugas-tugas SAR yang
tugas operasi. Dukungan uang makan
dilaksanakan secara mendadak. Rentang
operasi yang rendah dan tidak pernah
waktu operasi yang relatif cepat dengan
didukung secara penuh saat pelaksanaan
masa
tugas2 mengakibatkan prajurit KRI harus
memberikan
menggunakan uang gaji mereka untuk
kebanyakan prajurit KRI karena harus
memenuhi kebutuhan pribadi selama
berpisah dengan keluarga dalam waktu
melaksanakan tugas operasi.
yang lama. Kondisi ini diperburuk oleh
Saat berada di Pangkalan, prajurit
pengerahan
Koarmatim
operasi
personel
merupakan
yang beban
yang
cukup
lama
moral
bagi
jauhnya tempat tinggal prajurit dari lokasi
KRI merupakan personel utama dalam
kerja sehingga pada saat
pelaksanaan
protokoler
pangkalanpun beberapa prajurit hanya
seperti upacara, kegiatan olah raga
kembali ke rumah saat week end atau
2
harus berangkat dari rumah pada saat
tugas-tugas
Pada saat melaksanakan tugas, dukungan uang makan operasi hanya didukung Rp. 20.000,/orang/hari dan selebihnya baru diberikan setelah kembali dari tugas operasi. Jumlah ini tidak mencukupi untuk keperluan belanja bahan makanan terutama jika KRI berada di daerah yang harga kebutuhan pangannya relatif tinggi seperti di Tual dan Papua.
kapal
di
menjelang dini hari dan kembali saat malam hari. Hal ini tentu saja akan memberikan
dampak
negatif
dalam
pembinaan keluarga dan secara tidak
Pengaruh Lingkungan Kerja, Kesejahteraan, dan Kepemimpinan … | Nurul Muchlis | 3
langsung akan berakibat buruk terhadap
membangkitkan semangat dan motivasi
motivasi kerja prajurit.
prajurit
Dengan kepemimpinan menjadi
kondisi
tersebut,
seorang
Komandan
faktor
penentu
untuk
membangkitkan motivasi kerja prajurit pengawak
KRI.
Keberhasilan
sehingga
mereka
dapat
melaksanakan tugas dengan baik. Situasi ini menjadi sulit
ketika dana yang
dibutuhkan tidak terdapat di dalam dana anggaran operasi.
dan
Berdasarkan latar belakang yang
keselamatan saat melaksanakan tugas
telah
merupakan tuntutan yang mutlak harus
diidentifikasi
dipenuhi dimana hal tersebut sangat
yang timbul pada prajurit pengawak KRI
dipengaruhi oleh motivasi kerja seluruh
kelas Parchim Satkor Koarmatim yaitu :
prajurit
Tingginya
a. Kurangnya minat prajurit TNI AL untuk
tuntutan tugas terutama bagi kapal-kapal
berdinas di kapal terutama di Satkor
yang siap operasi sering menyebabkan
Koarmatim.
pengawak
KRI.
dijelaskan
di
beberapa
atas,
dapat
permasalahan
tidak terpenuhinya hak prajurit KRI
b. Kebanggaan berdinas di KRI menjadi
seperti cuti secara rutin atau harus
pudar dan lebih memilih berdinas di
melaksanakan hari raya di daerah operasi.
pendirat.
Seorang
dapat
c. Tugas operasi sering dianggap sebagai
membangkitkan semangat dan motivasi
momok oleh prajurit KRI terutama
dari seluruh prajurit KRI yang dipimpinnya
pada level Bintara dan Tamtama yang
terutama ketika mendapat tugas operasi
sudah berkeluarga karena tunjangan
yang mengharuskan mereka berangkat
resmi yang diterima dari dinas tidak
mendadak
mengorbankan
sebanding dengan biaya hidup yang
waktu libur dan cuti mereka. Selain itu,
harus dikeluarkan selama menjalankan
akibat dari rendahnya dukungan operasi,
tugas operasi.
selama memiliki
Komandan
harus
sehingga
berlayar beban
kesejahteraan
seorang untuk
kepada
Komandan
d. Beratnya beban seorang Komandan
memberikan
KRI karena dituntut untuk mampu
prajurit
yang
menjaga moril prajurit di daerah
dipimpinnya. Pemberian kesejahteraan
operasi dengan dukungan operasi yang
berupa uang tambahan, rekreasi bersama
sangat terbatas.
ataupun makan bersama merupakan upaya
yang
dapat
dilakukan
untuk
Untuk
itu
diperlukan
suatu
penelitian guna mengetahui hal-hal yang
4 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | April 2017, Volume 3, Nomor 1
mempengaruhi rendahnya motivasi kerja
berkembang selama ini, diperlukan suatu
prajurit
analisis
pengawak
KRI
di
Satkor
untuk
mengetahui
Koarmatim yang secara langsung akan
lingkungan
mempengaruhi
kepemimpinan Komandan KRI terhadap
negara
di
strategi laut.
pertahanan
Dengan
adanya
permasalahan terkait dengan motivasi
penelitian
ini,
penulis
kesejahteraan
dan
tingkat motivasi kerja prajurit pengawak KRI Satkor Koarmatim saat ini.
prajurit KRI di Satkor Koarmatim dan pentingnya
kerja,
pengaruh
Dengan melihat permasalahan yang ada, maka perumusan masalah penelitian
mengambil judul “Pengaruh Lingkungan
adalah sebagai berikut :
Kerja, Kesejahteraan dan Kepemimpinan
a. Apakah lingkungan kerja berpengaruh
Komandan KRI terhadap Motivasi Kerja
terhadap
Prajurit Pengawak KRI Kelas Parchim
pengawak KRI Satkor Koarmatim?
Satkor Koarmatim”.
motivasi
kerja
prajurit
b. Apakah kesejahteraan berpengaruh
Rumusan Masalah
terhadap
Tercapainya tugas pokok dari sebuah
pengawak KRI kelas Parchim Satkor
organisasi militer sangat dipengaruhi oleh
Koarmatim?
faktor sumber daya manusia (SDM). Untuk
mencapai
keberhasilan
motivasi
kerja
prajurit
c. Apakah kepemimpinan Komandan KRI
dalam
berpengaruh terhadap motivasi kerja
melaksanakan tugas-tugas pertahanan
prajurit pengawak KRI kelas Parchim
negara di laut, TNI AL membutuhkan SDM
Satkor Koarmatim?
yang memiliki motivasi kerja yang tinggi
Ruang Lingkup
agar dapat mengawaki alut sista secara
Ruang lingkup penulisan tesis ini dibatasi
efektif. Keberhasilan suatu organisasi,
pada
khususnya
tidak
pengaruh lingkungan kerja, kesejahteraan
terlepas dari keberhasilan masing-masing
dan gaya kepemimpinan Komandan KRI
individu yang mengawakinya. Hal ini
terhadap
sangat ditentukan oleh tingginya motivasi
pengawak KRI kelas Parchim di Satkor
kerja
Koarmatim.
organisasi
yang
dapat
TNI
AL
membangkitkan
hal-hal
yang
motivasi
semangat dan kebanggaan terhadap
Tinjauan Pustaka
institusi
Teori Lingkungan Kerja
tempat
mereka
sehingga
tujuan
tercapai.
Berdasarkan
berdinas
organisasi situasi
dapat yang
Lingkungan
kerja
terkait
kerja
merupakan
dengan
prajurit
bagian
komponen yang sangat penting ketika
Pengaruh Lingkungan Kerja, Kesejahteraan, dan Kepemimpinan … | Nurul Muchlis | 5
seseorang
melakukan
aktivitas
lingkungan
fisik
dan
nonfisik
yang
pekerjaannya. Lingkungan kerja yang baik
melekat pada karyawan sehingga tidak
akan membangkitkan motivasi untuk
dapa dipisahkan untuk mendapatkan
bekerja dan akan memberikan pengaruh
kinerja karyawan yang baik. Menurut
yang
dan
Sedarmayanti (2009:31) lingkungan kerja
semangat keryawan. Lingkungan kerja,
fisik adalah semua keadaan berbentuk
menurut Wursanto (2009) dibedakan
fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja
menjadi
kondisi
yang dapat mempengaruhi karyawan baik
lingkungan kerja yang menyangkut segi
secara langsung maupun secara tidak
fisik, dan kondisi lingkungan kerja yang
langsung. Sedangkan lingkungan kerja
menyangkut
Kondisi
nonfisik adalah semua keadaan yang
lingkungan kerja yang menyangkut segi
terjadi berkaitan dengan hubungan kerja,
fisik
yang
baik hubungan dengan atasan maupun
menyangkut segi fisik dari lingkungan
dengan rekan kerja, ataupun hubungan
kerja. Sedangkan lingkungan kerja non
dengan bawahan.
positif
dua
adalah
terhadap
macam,
segi
gairah
yaitu
psikis”.
segala
sesuatu
fisik merupakan lingkungan kerja yang
Menurut
Robbins
(2003:86)
tidak dapat ditangkap dengan panca
lingkungan adalah lembaga-lembaga atau
indera, seperti warna, bau, suara, dan
kekuatan-kekuatan
rasa.
berpotensi
mempengaruhi
organisasi,
lingkungan
Menurut
Anwar
Prabu
di
luar
yang kinerja
dirumuskan
Mangkunegara (2005:17) lingkungan kerja
menjadi dua yaitu lingkungan umum dan
yang dimaksud antara lain uraian jabatan
lingkungan khusus. Lingkungan umum
yang jelas, target kerja yang menantang,
adalah segala sesuatu di luar organisasi
pola komunikasi kerja yang efektif, iklim
yang
kerja dan fasilitas kerja yang relatif
mempengaruhi organisasi. Lingkungan ini
memadai. Alex S. Nitisemito (1992:183)
berupa kondisi sosial dan teknologi.
menyatakan bahwa lingkungan kerja
Sedangkan lingkungan khusus adalah
adalah segala sesuatu yang ada disekitar
bagian lingkungan yang secara langsung
para
dapat
berkaitan dengan pencapaian sasaran-
dirinya
dalam
sasaran sebuah organisasi.
tugas-tugas
yang
KRI merupakan lingkungan kerja
dibebankan. Lingkungan kerja terdiri dari
yang memiliki kekhasan jika dibandingkan
pekerja
mempengaruhi menjalankan
dan
yang
memilki
6 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | April 2017, Volume 3, Nomor 1
potensi
untuk
dengan lingkungan kerja lainnya. Hal ini
“Catera” yang berarti payung. Dalam
disebabkan
konteks
karena
saat
KRI
ini,
kesejahteraan
yang
melaksanakan tugas operasi, KRI tersebut
terkandung dalam arti “catera” (payung)
menjadi tempat kerja sekaligus sebagai
adalah orang yang sejahtera yaitu orang
tempat tinggal bagi prajurit. Kehidupan di
yang
KRI terutama saat berlayar sangat rentan
kemiskinan, kebodohan, ketakutan atau
terhadap bahaya bagi keselamatan KRI
kekhawatiran sehingga hidupnya aman
dan personel pengawaknya. Para prajurit
dan tentram, baik lahir maupun batin.
hidup berdekatan dengan bahan peledak
Pada dasarnya manusia adalah makhluk
dan bahan bakar yang sewaktu-waktu
sosial yang dalam kehidupannya akan
dapat mengancam hidup mereka. Oleh
membutuhkan dan saling berinteraksi
karena itu, lingkungan kerja di KRI sangat
satu sama lain. Hal ini menyebabkan
dipengaruhi juga oleh fasilitas akomodasi
kondisi sejahtera biasanya akan menunjuk
yang dimiliki kapal tersebut. Selain itu,
pada istilah kesejahteraan sosial sebagai
jam kerja di kapal saat melaksanakan
kondisi terpenuhinya kebutuhan material
tugas
dan non material.
operasi
sangat
berbeda
jika
dibandingkan saat berada di Pangkalan.
dalam
Manurut
hidupnya
kamus
bebas
besar
dari
bahasa
Setiap prajurit harus melaksanakan tugas
Indonesia, sejahtera adalah aman sentosa
jaga dua kali pada siang dan malam hari.
dan makmur; selamat (terlepas dari
Aturan ini akan berubah saat dilaksanakan
segala macam gangguan); kesejahteraan
peran-peran yang mengharuskan seluruh
adalah
ABK bersiaga dan dapat terjadi sewaktu-
keamanan, keselamatan, ketenteraman; -
waktu. Berdasarkan hal tersebut, maka
jiwa kesehatan jiwa;
indikator
sejahtera masyarakat.3
yang
digunakan
untuk
hal
atau
keadaan
sejahtera;
- sosial keadaan
mengukur lingkungan kerja di KRI adalah
Sementara itu Supriyadi (1998: 7)
akomodasi, keamanan, peraturan kerja
mengatakan kesejahteraan dalam arti
dan hubungan prajurit.
luas meliputi gaji, tunjangan-tunjangan,
Teori Kesejahteraan
insentif dan lain-lain yang diberikan
Menurut
Adi
kesejahteraan “sejahtera”. pengertian
Fahrudin berasal
Sejahtera dari
bahasa
(2014:8) dari
karena
menjalankan
tugasnya.
Lebih
kata
lanjut dikatakan kesejahteraan meliputi
mengandung
aspek material yang berupa gaji, insentif,
Sansekerta
3
http://kbbi.web.id/sejahtera
Pengaruh Lingkungan Kerja, Kesejahteraan, dan Kepemimpinan … | Nurul Muchlis | 7
penyediaan
fasilitas-fasilitas
perumahan,
perpustakaan,
seperti
:
gaji
mereka
sendiri.
Dengan
tunjangan
memperhatikan hal tersebut, indikator
kesehatan dan sebagainya. Dan aspek
kesejahteraan yang akan digunakan untuk
non
mengukur kesejahteraan prajurit KRI
material
kenaikan
seperti,
pangkat,
kemudahan
suasana
kerja,
adalah material dan non material.
perlindungan hukum, jaminan sosial dan
Teori Kepemimpinan
lain-lain.
Dalam sebuah organisasi sifat dan sikap
Menurut
Kolle
dalam
Bintarto
seorang pemimpin sangat mempengaruhi
(1989), kesejahteraan dapat diukur dari
keberhasilan organisasi tersebut dalam
beberapa aspek kehidupan yaitu :
mencapai
a. Dengan melihat kualitas hidup dari segi
pemimpin akan mempengaruhi motivasi
materi, seperti kualitas rumah, bahan
bawahannya sehingga bawahan tersebut
pangan dan sebagainya.
bekerja sesuai kehendaknya dan dapat
b. Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik,
seperti
kesehatan
tubuh,
lingkungan alam dan sebagainya.
keserasian
seperti
pokoknya.
Seorang
mencapai tujuan yang ditetapkan. Ada beberapa
defenisi
mengenai
kepemimpinan menurut para ahli.
c. Dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritual,
tugas
Menurut
kamus
besar
bahasa
moral,
etika,
Indonesia pemimpin adalah orang yang
penyesuaian
dan
memimpin. Kepemimpinan adalah perihal
sebagainya.
pemimpin; cara memimpin.
4
Munurut
Kesejahteraan yang bagi prajurit
Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita
yang berdinas di KRI pada dasanya sama
dalam Danang (2015:30) Kepemimpinan
dengan prajurit yang berdinas di darat.
adalah
Perbedaan akan terjadi saat mereka harus
mempengaruhi aktivitas dari individu atau
melaksanakan tugas operasi di laut. Saat
kelompok untuk mencapai tujuan dalam
ini uang dukungan operasi tidak diberikan
situasi tertentu. Menurut Hersey dan
secara langsung (hanya didukung Rp.
Blanchart dalam HD. Sudjana (1992:13)
20.000,-/orang/hari) dimana hal tersebut
kepemimpinan
hanya dapat digunakan untuk biaya
seseorang
makan tiga kali sehari. Dengan demikian
mempengaruhi tingkah laku seseorang
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
atau
hari mereka harus menggunakan uang
4
sebagai
adalah
yang
kelompok,
http://kbbi.web.id/pimpin
8 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | April 2017, Volume 3, Nomor 1
suatu
setiap
mencoba
upaya
proses
upaya untuk
untuk
mempengaruhi tingkah laku ini bertujuan
Teori ini menekankan pada dua gaya
untuk
kepemimpinan yaitu :
mencapai
tujuan
perorangan,
tujuan teman atau bersama-sama dengan
a. Gaya kepemimpinan berorientasi tugas
tujuan organisasi yang mungkin sama
(task
atau berbeda.
pimpinan yang menekankan bahwa
Melihat
dari
definisi
di
atas,
orientation)
dengan
menentukan
mengendalikan
suatu
organisasi
meskipun masih ada faktor-faktor lain
perilaku
tugas-tugas dilaksanakan dengan baik
kepemimpinan adalah faktor yang sangat dalam
adalah
cara
mengerahkan secara
dan ketat
bawahannya.
yang juga menentukan efektifitas sebuah
b. Gaya kepemimpinan yang berorientasi
organisasi. Dengan demikian seorang
karyawan (employ orientation) adalah
pemimpin
perilaku pimpinan yang menekankan
harus
benar-benar
dapat
merencanakan dan mengorganisasikan
pada
setiap elemen yang dipimpinnya sehingga
bawahan
dapat
tugasnya dengan melibatkan bawahan
menyelesaikan
tugas
pokok
dengan baik dan tepat waktu. Teori
kepemimpinan
pemberian
motivasi
dalam
kepada
melaksanakan
dalam proses pengambilan keputusan dapat
yang berkaitan dengan tugasnya dan
dibedakan menjadi empat, yaitu teori
mengembangkan
hubungan
sifat, teori perilaku, teori situasional, dan
bersahabat saling mempercayai
teori atribusi (Danang 2013:25). Dari
saling
beberapa teori kepemimpinan yang ada,
kelompok.
menghormati
yang dan
diantara
penelitian menggunakan teori perilaku
Menurut Indriyo Gitosudarmo dan I
yang dianggap paling relevan untuk
Nyoman Sudita (1997:150), di samping
mendukung permasalahan yang ada dari
gaya kepemimpinan, ada juga gaya
objek penelitian (Indriyo Gitosudarmo
perilaku
dan I Nyoman Sudita, 1997:128). Teori
berlandaskan empat kerangka kerja yaitu:
perilaku menitikberatkan pada aspek
a. Perilaku
kepemimpinan
instrumental,
yang
perilaku
ini
terpenting dari kepemimpinan, bukan
meliputi fungsi-fungsi manajerial dari
pada
kegiatan bawahan oleh pimpinan.
sifat
atau
karakteristik
dari
kepemimpinan, tetapi pada apa yang
b. Perilaku suportif, yaitu memberikan
dilakukan pemimpin tergantung pada
masukan dan pertimbangan dalam
gaya kepemimpinan yang diterapkan.
upaya
pemenuhan
kebutuhan,
Pengaruh Lingkungan Kerja, Kesejahteraan, dan Kepemimpinan … | Nurul Muchlis | 9
kesejahteraan
karyawan
dan
Setiap orang memiliki kemampuan
menciptakan lingkungan kerja yang
memimpin karena berkenaan dengan
baik.
bakat yang berbeda-beda pada setiap
c. Perilaku partisipatif, meliputi informasi yang
diperlukan
organisasi
dan
orang. Hal ini dapat terlihat dari gaya kepemimpinannya
bergaya
karyawan, ide gagasan serta ikut serta
autokratik, partisipatif, atau bebas
dalam pengambilan keputusan.
kendali.
d. Perilaku berorientasi prestasi, antara
d. Pengambilan keputusan
lain pemberian tugas dan pekerjaan
Seorang
yang
mengambil
sifatnya
dapat
memberikan
pemimpin
harus
keputusan
dapat
berdasarkan
motivasi untuk selalu meningkatkan
fakta dan peraturan yang berlaku di
prestasi kerja karyawan.
perusahaan serta keputusan yang
Menurut Chapman dalam Indriyo Gitosudarmo
dan
I
Nyoman
(1997:127)
diambil tersebut mampu memberikan
Sudita
motivasi bagi karyawan untuk bekerja
variabel-variabel
lebih baik bahkan mampu memberikan
kepemimpinan adalah:
kontribusi
a. Cara Komunikasi
produktivitas kerja.
Setiap
pemimpin
harus
mampu
bagi
peningkatan
e. Kekuasaan positif
memberikan informasi yang jelas dan
Seorang pemimpin dalam menjalankan
untuk
organisasi walaupun dalam gaya yang
itu
harus
mempunyai
kemampuan berkomunikasi yang baik
berbeda-beda
dan lancar.
memberikan rasa aman bagi para
b. Pemberian motivasi
tentu
saja
harus
karyawan (bawahan) yang bekerja
Seorang pemimpin selain mempunyai
(positive leadership). Hal ini sesuai
kemampuan berkomunikasi yang baik,
dengan gaya kepemimpinan melakui
tentu
pendekatan manusiawi, dimana para
saja
kemampuan
harus untuk
dorongan-dorongan
c.
yang
mempunyai memberikan
atau
memberi
karyawan
dituntut
untuk
bekerja
dengan
sepenuh
hati
untuk
motivasi kepada bawahannya, baik
menghasilkan produk yang berkualitas
motivasi secara finansial atau non
baik tanpa adanya penekanan dari
finansial.
pihak manapun.
Kemampuan memimpin
10 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | April 2017, Volume 3, Nomor 1
Kepemimpinan seorang Komandan
yang dimiliki untuk mencapai tujuan
KRI sangat berbeda dengan Komandan di
organisasi tersebut. Motivasi menjadi
pasukan reguler pada umumnya. Seorang
penting
Komandan
diharapkan
KRI
diberi
kewenangan
karena
dengan
setiap
motivasi
karyawan
mau
absolut dan tidak ada wakil Komandan.
bekerja keras dan antusias untuk
Seorang Komandan KRI bertanggung
mencapai produktivitas kerja yang
jawab atas pembinaan personel dan
tinggi.
meterial KRI agar dapat melaksanakan
Kamus Besar
Bahasa Indonesia
tugas operasi laut dengan baik. Jika
(2001; 576) mengartikan motivasi sebagai:
seorang Komandan berhalangan maka
Dorongan
pengganti
Komandan
haruslah
seseorang secara sadar atau tidak sadar
Komandan
KRI
memiliki
untuk melakukan suatu tindakan dengan
yang
yang
sama dan harus seijin Panglima Armada.
menyebabkan seseorang atau kelompok
Berdasarkan
maka
orang
untuk
sesuatu karena ingin mencapai tujuan
mengukur Kepemimpinan Komandan KRI
yang dikehendakinya atau mendapat
adalah yang berhubungan dengan gaya
kepuasan dengan perbuatannya.
indikator
yang
kepemimpinan
digunakan
yaitu
Kepemimpinan
tertentu
tergerak
yang
diri
tujuan
tersebut,
Usaha
pada
kemampuan memimpin tipe KRI yang
kondisi
tertentu,
timbul
dapat
melakukan
Menurut Danang Sanyoto (2013:1)
direktif, suportif dan pastisipatif.
motivasi kerja adalah sebagai keadaan
a. Teori Motivasi
yang
mendorong
individu
Motivasi berasal dari kata latin movere
untuk
yang berarti dorongan atau daya
tertentu untuk mencapai keinginannya.
penggerak.
(Motivation)
Winardi berpendapat bahwa sebuah teori
dalam manajemen hanya ditujukan
motivasi memiliki isi (“content”) dalam
pada sumber daya manusia umumnya
bentuk
dan bawahan khususnya. Motivasi
manusia, isi atau content suatu teori
sering diartikan tentang bagaimana
motivasi membantu pimpinan memahami
cara
pegawainya
Motivasi
mendorong
semangat
kerja
melakukan
keinginan
pandangan
untuk
kegiatan-kegiatan
khusus
bergulat
tentang
dengan
seseorang agar mau bekerja secara
dinamika kehidupan organisasi (2001; 68).
optimal dengan mencurahkan segenap
Menurut Berelson dan Steiner dalam
kemampuan, kekuatan dan keahlian
Wahsomidjo (1994:178), motivasi adalah
Pengaruh Lingkungan Kerja, Kesejahteraan, dan Kepemimpinan … | Nurul Muchlis | 11
suatu usaha sadar untuk mempengaruhi
d. Melaksanakan evaluasi prestasi secara
perilaku seseorang supaya mengarah
formal tentang keberhasilan dalam
tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan
mencapai tujuan yang dilakukan secara
menurut Wayne F. Cascio dalam Malayu
bertahap.
SP. Hasibuan (1996:95), motivasi adalah
e. Seseorang akan bekerja lebih baik
sesuatu kekuatan yang dihasilkan dari
apabila mereka merasa bahwa apa
keinginan seseorang untuk memuaskan
yang mereka lakukan dihargai dan
kebutuhannya, misal; rasa lapar, haus dan
diberikan suatu imbalan atau ganjaran.
dahaga.
f. Dari
Proses
timbulnya
gaji/imbalan
yang
diterima
motivasi
kemudian seseorang tersebut dapat
seseorang merupakan gabungan konsep
mempertimbangkan seberapa besar
kebutuhan dorongan, tujuan dan imbalan.
kebutuhan yang dapat terpenuhi dari
Proses motivasi terdiri dari beberapa
gaji/imbalan yang mereka terima.
tahapan proses (Indriyo Gitosudarmo dan
Abraham
Maslow
menyatakan
I Nyoman Sudita, 1997:29), yaitu:
bahwa manusia di tempat kerjanya
a. Apabila dalam diri seseorang itu timbul
dimotivasi oleh suatu keinginan untuk
suatu
kebutuhan
tertentu
dan
memuaskan sejumlah kebutuhan yang
kebutuhan tersebut belum terpenuhi
ada dalam diri seseorang. Teori ini
maka akan menyebabkan lahirnya
didasarkan
dorongan untuk berusaha melakukan
sebagai berikut : (Indriyo Gitosudarmo
kegiatan.
dan I Nyoman Sudita, 1997:30)
b. Apabila kebutuhan belum terpenuhi maka
seseorang
mencari
jalan
kemudian
bagaimana
akan
caranya
untuk memenuhi keinginannya.
pada
tiga
asumsi
dasar
a. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu
hierarki,
mulai
hierarki
kebutuhan yang paling dasar sampai kebutuhan yang kompleks atau paling
c. Untuk mencapai tujuan prestasi yang diharapkan maka seseorang harus
tinggi tingkatannya. b. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan
didukung
oleh
kemampuan,
dapat
keterampilan
maupun
pengalaman
dimana hanya kebutuhan yang belum
memenuhi
segala
terpuaskan yang dapat menggerakkan
dalam
kebutuhannya.
perilaku.
mempengaruhi
Kebutuhan
12 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | April 2017, Volume 3, Nomor 1
seseorang
yang
belum
terpuaskan
tidak
dapat
berfungsi
sebagai motivasi.
orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan
c. Kebutuhan yang lebih tinggi berfungsi
adanya kelompok kerja yang kompak,
sebagai motivator jika kebutuhan yang
supervisi yang baik, rekreasi bersama
hierarkinya lebih rendah paling tidak
dan lain-lain.
boleh terpuaskan secara maksimal.
d. Kebutuhan penghargaan
Atas dasar asumsi di atas, hierarki
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
kebutuhan manusia menurut Maslow
keinginan untuk dihormati, dihargai
sebagai berikut :
atas prestasi seseorang, pengakuan
a. Kebutuhan fisiologis
atas
Merupakan manusia
hierarki
yang
paling
kebutuhan dasar
yang
merupakan kebutuhan untuk dapat
kemampuan
seseorang
serta
dan
keahlian
efektivitas
kerja
seseorang. e. Kebutuhan aktualisasi diri
hidup seperti makanan, minuman,
Aktualisasi diri merupakan puncak
perumahan,
hierarki
tidur,
seks
dan
sebagainya.
Aktualisasi
b. Kebutuhan rasa aman Jika
kebutuhan
kebutuhan
diri
dari
berkaitan
Maslow. dengan
proses pengembangan akan potensi
fisiologis
sudah
akan
muncul
Dalam kegiatan di kapal perang,
kebutuhan kedua yaitu kebutuhan
peran seorang pegawai sangat diperlukan
akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa
dalam
aman ini meliputi keamanan akan
Seorang prajurit dituntut untuk dapat
perlindungan dari bahaya, kecelakaan
bekerja secara tepat, efektif dan efisien
kerja, jaminan
kelangsungan
sekaligus menjaga keamanan personel
pekerjaannya, dan jaminan akan hari
dan material. Pencapaian tujuan tersebut
tua pada saat tidak bekerja lagi.
tidak lepas dari motivasi kerja para
terpuaskan
maka
akan
c. Kebutuhan sosial
yang sesungguhnya dari seseorang.
mencapai
keberhasilan
tugas.
prajurit pengawak KRI. Motivasi kerja
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa
yang tinggi dari setiap personel/prajurit
aman sudah terpuaskan, maka akan
yang terlibat di dalamnya merupakan
muncul
yaitu
faktor utama bagi tercapainya tujuan-
kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi
tujuan operasi. Namun sebaliknya bila
dan interaksi yang lebih erat dengan
motivasi kerja seorang prajurit itu rendah
kebutuhan
sosial,
Pengaruh Lingkungan Kerja, Kesejahteraan, dan Kepemimpinan … | Nurul Muchlis | 13
maka tugas-tugas yang dibebankan tidak
Kantor
dapat
Perdagangan
terwujud
atau
bahkan
Dinas
Perindustrian Kota
Medan”.
dan Hasil
membahayakan keselamatan jiwa. Berikut
analisis menunjukkan bahwa kepuasan
ini adalah faktor-faktor paling dominan
kerja, status dan tanggung jawab,
yang mempengaruhi tinggi rendahnya
kompensasi yang memadai, lingkungan
motivasi seseorang berdasarkan atas
kerja, keinginan dan harapan pribadi
teori-teori motivasi dari para atas teori-
secara simultan mempunyai pengaruh
teori motivasi dari para ahli seperti pada
yang signifikan terhadap motivasi kerja
uraian
penyuluh
di
atas
diantaranya
adalah
perindustrian.
Koefisien
keinginan untuk berhasil, keinginan untuk
determinasi (R2) variabel independen
bekerja
terhadap variabel dependen sebesar
keras
dan
keinginan
untuk
bertanggung jawab.
92% dan sisanya (8%) dipengaruhi oleh
Penelitian Terdahulu
variabel lainnya yang tidak diikutkan
Terdapat hasil penelitian terdahulu yang
dalam penelitian ini.
relevan dan dapat dipakai sebagai acuan
Relevansi penelitian Raika Gustisyah
untuk melakukan penelitian selanjutnya.
adalah
Meskipun ada perbedaan pada objek atau
dependen motivasi kerja yang sama
variabel yang diteliti dan tempat yang
dan dua variabel independen yang
diteliti, penelitian tersebut dapat dipakai
sama yaitu lingkungan kerja dan
sebagai
kompensasi
gambaran
berikutnya
untuk
bagi
peneliti
melaksanakan
penggunaan
variabel
yang
memadai.
Kompensasi cukup relevan dengan
penelitian. Beberapa penelitian terdahulu
variabel
yang relevan dengan penelitian ini adalah
kesejahteraan yang bersifat material.
sebagai berikut :
Sedangkan
a. Raika Gustisyah (2008), mahasiswa
penelitian tersebut tidak membahas
Pascasarjana
Universitas
Sumatera
Utara. Penelitian
pengaruh
kesejahteraan
terutama
perbedaannya
kepemimpinan
adalah
terhadap
motivasi kerja. yang
dilakukan
Raika
b. Regina Aditya Reza (2010), mahasiswa
Gustisyah pada tahun 2008, mahasiswa
Program Sarjana pada program sarjana
menjelaskan tentang “Analisis Faktor-
Fakultas
Faktor yang Mampengaruhi Motivasi
Diponegoro.
Kerja Penyuluh Perindustrian pada 14 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | April 2017, Volume 3, Nomor 1
Ekonomi
Universitas
Skripsi yang disusun oleh Regina
baik kepemimpinan kepala puskesmas
Aditya
(52%), memiliki motivasi tinggi dalam
Reza
“Pengaruh
membahas Gaya
tentang
Kepemimpinan,
bekerja
(56%),
kompensasi
yang
Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap
diterima memadai (60%) dan merasa
Kinerja Karyawan PT. Sinar Santosa
puas dalam bekerja (52%). Relevansi
Perkasa
penelitian
ini
tersebut menyatakan bahwa motivasi
variabel
kepemimpinan
memiliki pengaruh positif terhadap
variabel
independen.
kinerja karyawan dengan nilai koefisien
perbedaannya adalah variabel motivasi
sebesar 0,343, gaya Kepemimpinan
digunakan
sebagai
memiliki pengaruh positif terhadap
independen
yang
kinerja karyawan dengan nilai koefisien
terhadap kepuasan kerja.
Banjarnegara”.
Penelitian
adalah
penggunaan sebagai Sedangkan
variabel berpengaruh
sebesar 0,316, disiplin kerja memiliki
Metode Penelitian
pengaruh
kinerja
Penelitian ini menggunakan penelitian
koefisien
kuantitatif metode survey untuk mencari
positif
karyawan.
terhadap
dengan
nilai
sebesar 0,222.
hubungan antara variabel independen
Relevansi penelitian Regina adalah
yaitu lingkungan kerja (X1), kesejahteraan
penggunaan
variabel
gaya
(X2) dan kepemimpinan Komandan KRI
kepemimpinan
sebagai
variabel
(X3) terhadap variabel dependen yaitu
independen. Sedangkan perbedaannya
motivasi kerja (Y). Metode penelitian
adalah terletak pada varibel dependen
survey
dan independen lainnya.
kuantitatif
c. Made Karma Maha Wirajaya (2015), mahasiswa
Program
Pascasarjana
adalah
metode
yang
penelitian
digunakan
untuk
mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang
Universitas Udayana Denpasar.
keyakinan,
Penelitian ini membahas mengenai
perilaku, hubungan variabel dan untuk
hubungan
menguji
kepemimpinan,
motivasi
pendapat,
beberapa
karakteristik,
hipotesis
tentang
dan kompensasi dengan kepuasan
variabel sosiologis dan psikologis dari
kerja pegawai Puskesmas di kota
sampel
Denpasar. Hasil penelitian tersebut
tertentu,
adalah
pegawai
dengan pengamatan (wawancara atau
puskesmas mempersepsikan kurang
kuesioner) yang tidak mendalam, dan
sebagian
besar
yang
diambil
teknik
dari
populasi
pengumpulan
data
Pengaruh Lingkungan Kerja, Kesejahteraan, dan Kepemimpinan … | Nurul Muchlis | 15
hasil
penelitian
digeneralisasikan
cendrung 5
.
Populasi
untuk
menunjukan bahwa nilai sig > α = 0,230 >
dalam
0,05, maka terdapat hubungan linier
penelitian ini adalah seluruh prajurit KRI
secara
Kelas Parchim Satkor Koarmatim yang
independent
berjumlah 219 orang. Pengumpulan data
dengan variabel dependent Y (Motivasi
pada
Kerja).
penelitian
ini
menggunakan
adalah
dengan
angket/kuesioner,
Dari
signifikan X1
hasil
antara
variabel
(Lingkungan
perhitungan
korelasi
wawancara dan dokumentasi.
berganda
Hasil Penelitian
hubungan yang kuat antara variabel
Berdasarkan uji validasi, hasil perhitungan
lingkungan kerja (X1) terhadap motivasi
dengan software SPSS Ver 22, seluruh
kerja (Y) sebesar 0,779. Antara variabel
nilai r hitung > dari r tabel, maka seluruh
kesejahteraan (X2) dengan motivasi kerja
pertanyaan dari tiap variabel adalah valid.
(Y) terdapat hubungan yang kuat sebesar
Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan
0,776. Antara variabel kepemimpinan
bahwa semua variabel mempunyai nilai
Komandan KRI (X3) dengan motivasi kerja
Alpha 0,737 - 0,755. Sesuai dengan
(Y) terdapat hubungan yang kuat sebesar
metode uji realibilitas dengan teknik
0,768.
Alpha Conbrch, kriteria suatu instrumen
menunjukkan
kerja)
terdapat
Uji signifikansi simultan diperoleh
penelitian dikatakan reliable bila koefisien
besarnya
reliabilitasnya (r11) > 0,6. Pada penelitian
lingkungan kerja (X1), ksejahteraan (X2)
ini
dan kepemimpinan Komandan KRI (X 3)
uji
normalitas
menggunakan
uji
hubungan
secara
bantuan software SPSS ver 22 dengan
motivasi kerja (Y) adalah 0,824. Hal ini
hasil Sig > α = 0,200 > 0,05 maka dapat
menunjukan
disimpulkan data terdistribusi normal.
sangat kuat, sedangkan kontribusi secara
Dari hasil perhitungan dengan bantuan
simultan variabel lingkungan kerja (X1),
software
variabel
kesejahteraan (X2) dan kepemimpinan
kerja)
Komandan KRI (X3) terhadap variabel
dengan variabel dependent Y (Motivasi
motivasi kerja (Y) = R² x 100% = (0,824)² x
Kerja) terlihat sig = 0,230. Nilai ini
100% = 67,90 % sedangkan sisanya 32,10 %
independent
antara
X1
(Lingkungan
terhadap
variabel
Kolmogorov Smirnov dengan dengan
SPSS
simultan
antara
terjadi
pengaruh
dipengaruhi oleh variabel lain. 5
Sugiyono (2013).Metode Penelitian Manajemen. Bandung, Alfa Beta hal 81
Simpulan dan Saran
16 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | April 2017, Volume 3, Nomor 1
variabel
yang
Simpulan a. Secara
prasarana keamanan kerja mengingat parsial
variabel
lingkungan kerja
faktor
memiliki pengaruh
usia kapal yang sudah sangat tua. b. Perlunya
peningkatan
tunjangan
yang kuat yaitu sebesar 0,779 atau
personel saat kapal melaksanakan
77,9% terhadap motivasi kerja prajurit
tugas operasi yang diharapkan dapat
KRI kelas Parchim Koarmatim
meningkatkan motivasi mereka untuk
b. Secara
parsial
variabel
faktor
kesejahteraan memiliki pengaruh yang
melaksanakan tugas operasi dengan penuh semangat.
kuat yaitu sebesar 0,776 atau 77,6 %
c. Perlunya pemahaman yang baik dari
terhadap motivasi kerja prajurit KRI
seorang Komandan KRI mengenai
kelas Parchim Koarmatim.
karakter prajurit yang dipimpin agar
c. Secara
parsial
variabel
faktor
dapat
menentukan
kepemimpinan Komandan KRI memiliki
kepemimpinan
yang
pengaruh yang kuat sebesar 0,768
diterapkan
di
KRI
atau 76,8% terhadap motivasi kerja
motivasi
kerja
prajurit KRI kelas Parchim Koarmatim.
dipimpinnya.
d. Secara
simultan
variabel
tipe
gaya
akan
akan
guna
memicu
prajurit
yang
faktor
d. Perlunya partisipasi dari seluruh pihak
lingkungan kerja, kesejahteraan dan
terutama pada level Pimpinan untuk
kepemimpinan Komandan KRI memiliki
membuat sebuah kebijakan yang dapat
pengaruh yang kuat terhadap variabel
meningkatkan
motivasi
kerja
prajurit
Parchim
Koarmatim
prajurit
KRI
yaitu
kelas
sebesar
di
meningkatkan
kondisi KRI
kelas
akomodasi Parchim,
tunjangan-tunjangan
67,90%, sedangkan 32,10% dipengaruhi
pada saat melaksanakan tugas operasi
oleh variabel lain.
dan pelatihan kepemimpinan bagi
Saran
calon Komandan KRI yang diharapkan
a. Perlunya
perhatian
peningkatan
perbaikan
terhadap
dapat meningkatkan motivasi dan
lingkungan
kebanggaan prajurit dalam mengawaki
kerja di KRI Kelas Parchim Satkor Koarmatim yang dilakukan dengan melaksanakan
perbaikan
terhadap
fasilitas-fasilitas akomodasi dan sarana
KRI. Daftar Pustaka Daftar Buku Satkorarmatim. (2005). Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Koarmatim/Jukker
Pengaruh Lingkungan Kerja, Kesejahteraan, dan Kepemimpinan … | Nurul Muchlis | 17
Syofian Siregar (2013), Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Syofian Siregar.(2014). Stasistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara Sugiyono (2013).Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfa Beta. Prof Dr Sugiono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfa Beta. Drs. Danang Sunyoto (2015). Penelitian Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Caps Centre of academic publishing service. Prof. Adi Fahruddin, P.Hd (2014). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Drs. Danang Sunyoto (2013). Teori Kuesioner dan Proses Analisis Data Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Caps Centre of academic publishing service. Wursanto, Ig. (2005). Dasar-Dasar Ilmu organisasi. Yogyakarta: Andi Offset. Mangkunegara, Anwar P. (2006). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama. Sedarmayanti. (2009). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju. Robbins, Stephen, P. (2003). PrinsipPrinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga. Supriadi, D. (1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yoyakarta: Adicita Karya Nusa. Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita. (1997). Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE. Website Kamus Besar Bahasa Indonesia 2015. http://kbbi.web.id/sejahtera,diakses pada tanggal 11 April 2015 pukul 20.00 WIB. Kamus Besar Bahasa Indonesia 2015. http://kbbi.web.id/kepemimpinan,di
akses pada tanggal 11 April 2015 pukul 20.00 WIB. Kamus Besar Bahasa Indonesia 2015. http://kbbi.web.id/motivasi,diakses pada tanggal 11 April 2015 pukul 20.00 WIB.
18 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | April 2017, Volume 3, Nomor 1