PENGARUH LAMA PERENDAMAN DALAM REBUSAN DAUN SIRIH (Piper betle)TERHADAP KEKUATAN TRANSVERSA RESIN AKRILIK SELF CURED
SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Disusun Oleh MOHAMMAD ANTOLIS J 111 10 109 PEMBIMBING : Prof.Dr.drg. Edy Machmud, Sp.Pros(k)
BAGIAN PROSTHODONSIA GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : PENGARUH LAMA PERENDAMAN DALAM REBUSAN DAUN SIRIH (Piper betle) TERHADAP KEKUATAN TRANSVERSA RESIN AKRILIK SELF CURED
Oleh
: MOHAMMAD ANTOLIS / J111 10 109 Telah Diperiksa dan Disahkan Pada tanggal 26 Agustus 2014 Oleh Pembimbing
Prof.Dr.drg. Edy Machmud, Sp.Pros(k) NIP. 19631104 1994010 1 001 Mengetahui, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
Prof. drg. H. Mansjur Nasir, Ph.D NIP. 19540625 198403 1 001
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Mohammad Antolis
Nim
: J 111 10 109 Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
Makassar yang telah melakukan penelitian dengan judul PENGARUH LAMA PERENDAMAN
DALAM
REBUSAN
DAUN
SIRIH
TERHADAP
KEKUATAN TRANSVERSA RESIN AKRILIK (SELF CURED) dalam rangka menyeleseikan studi Program Pendidikan Strata 1. Dengan ini menyatakan bahwa didalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Makassar, 26 Agustus 2014
Mohammad Antolis
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena hanyalah dengan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul PENGARUH LAMA PERENDAMAN DALAM REBUSAN DAUN SIRIH TERHADAP KEKUATAN TRANSVERSA RESIN AKRILIK (SELF CURED). Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Selain itu skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan peneliti lainnya untuk menambah pengetahuan dalam bidang ilmu kedokteran gigi maupun masyarakat. Pada penulisan skripsi ini, banyak sekali hambatan yang didapatkan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai belah pihak sehingga akhirnya, penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. drg. H. Mansjur Nasir, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. 2. Prof.Dr.drg.Edy Machmud,Sp.Pros(K) selaku dosen pembimbing penulisan skripsi ini yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan, petunjuk, serta bimbingan bagi penulis selama penyusunan skripsi ini.
3. Drg. Nurhayati Siregar sebagai penasehat akademik yang senantiasa memberikan dukungan, nasihat, motivasi dan semangat, sehingga penulis berhasil menyelesaikan jenjang perkuliahan dengan baik. 4. Ayahandaku, Rusli Bambeng dan Ibundaku, Hj. Tary, serta kelima saudaraku yang sangat kusayangi, Suriani, Ariani, Andy R Bambeng, Anna Rahmah dan Ulfiah Mutiah. Rasa terima kasih dan penghargaan yang terdalam dari lubuk hati, penulis berikan kepada mereka semua yang senantiasa telah memberikan doa, dukungan, bantuan, didikan, nasihat, perhatian, semangat, motivasi, dan cinta kasih yang tak ada habishabisnya. Tak ada kata atau kalimat yang mampu mengekspresikan besarnya rasa terima kasihku. Yang pasti, saya sungguh bersyukur dan bahagia memiliki kalian semua berada disisiku. Tiada apapun atau siapapun di dunia ini yang dapat menggantikan kalian. Sekali lagi, terima kasih. 5. Kepada keponakan ku yang selalu menjadi motivasi ku dalam menyelesaikan skripsi, Rosita, Hamzah Setiawan, Yusril, Irfah Safira. 6. Kepada sepupu-sepupu ku yang selalu mensupport ku, Fyan, Ilham, Mail, Nurjanna. 7. Seluruh dosen yang telah bersedia memberikan ilmu, serta staf karyawan FKG Universitas Hasanuddin. 8. Keluarga besar Atrisi 10 yang merupakan keluarga baru di fakultas kedokteran gigi terima kasih untuk sahabat sahabat saudara saudaraku yang telah kalian berikan, khususnya untuk sahabatku Aksam, Talib,
Kaswan,
Suratman,
Arif,
Erwin,
Yadi,
Rahadian,
Hariadi,
Riskayanti, Jumiati, Arfan yang senantiasa sering memberikan semangat dan mengajak bercanda disaat masa masa suram. Cukup bangga bisa kuliah di fakultas kedokteran gigi dengan adanya kawan seperti kalian. 9. Sekaligus teman seperjuangan di bagian prostodonsia. Yadi, Nurmayanti, Kurniadi, Prizka, Melinda, Fadel Faisal, Asizah. 10. Kepada seluruh teman-teman KKN reguler khususnya sahabatku Auridha Ismi, Fitri Rahmiany, Alifiah, Monic Cahya Dini, Aldi serta warga dan kepala desa Kapidi yang memberikan bantuan dan semangat nya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 11. Kepada sahabat-sahabat ku Carlota Group : Kak Waddi, Kak ikbal, Kak ippang, Indra, Kak Ekha, Kak Ayhu, Kak Anha, Hesti, Kak Tahir, Kak Maksi. 12. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis sangat berharap agar kiranya Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dari segala pihak yang telah bersedia membantu penulis menyelesaikan tugas skripsi ini.
Akhirnya dengan segenap kerendahan hati, penulis mengharapkan agar kiranya tulisan ini dapat menjadi salah satu bahan pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi ke depannya, juga dalam usaha peningkatan perbaikan kualitas kesehatan Gigi dan Mulut masyarakat. Amin.
Makassar, 26 Agustus 2014
MOHAMMAD ANTOLIS
ABSTRACT
Denture acrylic is the most frequent and commonly made at this time, both for the loss of one or all of the teeth. This Denture is easily installed and removed by the patient. But it can absorbs liquids easily and also easy to lose the water component, so that when not in use, acrylic denture should be soaked with water so as not to change the shape. Acrylic resin is consists of a polymer material and monomer are often used in the field of dentistry, especially in the of Prosthodontics. Acrylic resin denture base was chosen as the aesthetic properties as easy to clean, biocompatible, stable when chewing, easily manipulated in a relatively short period, economical, and durable. Besides having the advantage, Acrylic also has some disadvantages. Acrylic resin is can be porosity so can break easily and cause allergies in users who have hypersensitif. Denture base must have a transverse force that is strong enough to withstand chewing pressure and other pressures in the oral cavity, most people in Indonesia are still a lot of use denture cleaners are derived from herbs. One of the many herbs that are used in cleaning dentures is betel leaf. Furthermore, The betel leaf is containing vitamins C and eugenol, it also contain essential oils. This study was conducted to see the effect of cleaning materials betel leaf decoction on the transverse strength of acrylic resin base (self-cured). This type of research used in this study is an experimental laboratory. The research object is a change of strength of the transverse self cured acrylic resin base which influenced the type of denture cleaning solution and soaking duration. Self-cured acrylic resin measuring 65 x 10 x 2.5 mm by 24 pieces, then divided into 6 experimental groups ie 4 samples immersed in a betel leaf decoction for 10 minutes, 4 samples were immersed in a betel leaf decoction for 30 minutes, 4 samples were immersed in a betel leaf decoction for 60 min, 4 samples were soaked in distilled water for 10 minutes, 4 samples were soaked in distilled water for 30 minutes and 4 samples were soaked in distilled water for 60 minutes. Then the six test groups
were tested using a tensile testing machine.The data obtained show that the 60minute immersion average transverse strength of the material distilled water soaked media of 89.6 and a standard deviation of 2.5, whereas the average transverse strength of 118.2 betel leaf media and standard deviation 9.2. In the statistical test values obtained by t test p = 0.004 (p> 0.05). It means that there are significant differences in transverse strength of acrylic medium soaked in distilled water and betel leaves soaking time of 60 minutes. Keyword :
Self-cured acrylic resin, betel leaf (Piper betle), changes of
transversal strength.
ABSTRAK Gigitiruan akrilik merupakan gigitiruan yang paling sering dan umum dibuat pada saat ini, baik untuk kehilangan satu atau seluruh gigi. Gigitiruan ini mudah dipasang dan dilepas oleh pasien. Akan tetapi mudah menyerap cairan dan juga mudah kehilangan komponen airnya, sehingga bila tidak dipakai, gigitiruan akrilik harus direndam dengan air supaya tidak mengalami perubahan bentuk. Resin akrilik adalah salah satu bahan yang terdiri dari polimer dan monumer yang sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi terutama dalam bidang prostodonsia. Resin akrilik di pilih sebagai basis gigitiruan karena memiliki sifat estetik mudah dibersihkan, biokompatibel, stabil saat mengunyah, mudah di manipulasi dalam masa relatif singkat, harga yang cukup murah dan tahan lama. Selain mempunyai keuntungan akrilik juga mempunyai beberapa kerugian antara lain akrilik bersifat porositas sehingga mudah patah dan menyebabkan alergi pada pengguna yang memiliki hypersensitif. Basis gigitiruan harus mempunyai kekuatan transversa yang cukup kuat untuk menahan tekanan kunyahan dan tekanan lain dalam rongga mulut, sebagian besar masyarakat di Indonesia masih banyak menggunakan pembersih gigitiruan yang berasal dari tanaman herbal. Salah satu tanaman herbal yang kebanyakan digunakan dalam pembersihan gigitiruan adalah daun sirih. Selain mengandung vitamin C dan eugenol, daun sirih mengandung minyak atsiri. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh bahan pembersih rebusan daun sirih terhadap kekuatan transversa basis resin akrilik (self cured). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Objek penelitian ialah perubahan kekuatan transversa basis resin akrilik self cured yang dipengaruhi jenis larutan pembersih gigitiruan dan lama waktu perendaman. resin akrilik self cured yang berukuran 65 x 10 x 2,5 mm sebanyak 24 buah kemudian dibagi menjadi 6 kelompok percobaan yaitu 4 sampel yang direndam dalam rebusan daun sirih selama 10 menit, 4 sampel yang direndam dalam rebusan daun sirih selama 30 menit, 4 sampel yang direndam dalam rebusan daun sirih selama 60menit, 4 sampel yang direndam dalam aquades selama 10 menit, 4 sampel yang direndam dalam aquades selama 30 menit dan 4 sampel yang direndam dalam aquades selama 60 menit. Kemudian keenam kelompok uji tersebut di uji menggunakan alat temsile testing machine. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa pada perendaman 60 menit rata-rata kekuatan transversa bahan yang direndam media aquades sebesar 89,6 dan standar deviasi 2,5 sedangkan rerata kekuatan transversa media daun sirih sebesar 118,2 dan standar deviasi 9,2. Pada uji statistik dengan uji t diperoleh nilai p = 0,004 (p> 0,05). Hal ini berarti ada perbedaan signifikan kekuatan transversa akrilik yang direndam dalam media aquades dan daun sirih lama perendaman 60 menit. Kata kunci transerva.
: Resin akrilik self cured, daun sirih (piper betle), perubahan kekuatan
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv ABSTRAK .................................................................................................................. vii DAFTAR ISI............................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xiv DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang............................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah ...................................................................... 3
1.3
Tujuan Penelitian ........................................................................ 3 1.3.1
Tujuan Umum ................................................................. 3
1.3.2
Tujuan Khusus ................................................................ 3
1.4
Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
1.5
Hipotesa Penelitian ..................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5
2.1
Gigitiruan .................................................................................... 5 2.1.1 Pengertian.......................................................................... 5 2.1.2 Fungsi ................................................................................ 5
2.2
Resin Akrilik .............................................................................. 6 2.2.1. Pengertian ................................................................................ 6
2.2.2 Keuntungan dan Kerugian ....................................................... 7 2.2.3 Retensi dan Stabilitas ............................................................... 8 2.2.4 Sifat .......................................................................................... 8
2.3
Kekuatan Transversa .................................................................. 9
2.4 Daun Sirih ........................................................................................... 10 2.4.1 Pengertian ................................................................................. 10 2.4.2 Kandungan ............................................................................... 12 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL .................................................................... 15 3.1 Kerangka Teori ...................................................................................... 15 3.2 Kerangka Konsep ................................................................................... 16 3.3 Alur Penelitian ....................................................................................... 17 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 18 4.1 Jenis Peneltian ....................................................................................... 18 4.2 Desain Penelitian ................................................................................... 18 4.3 Lokasi Penelitian.................................................................................... 18 4.4 Waktu Penelitian .................................................................................... 18 4.5 Jumlah Sampel ....................................................................................... 18 4.6 Kriteria Sampel ...................................................................................... 19 4.7 Variabel Penelitian ................................................................................. 19 4.7.1 Variabel Sebab ......................................................................... 19 4.7.2 Variabel Akibat ........................................................................ 20 4.7.3 Variabel Antara ........................................................................ 20 4.7.4 Variabel Kontrol ....................................................................... 20 4.8 Defenisi Operasional ............................................................................ 20 4.9 Alat dan Bahan..................................................................................... 21
4.9.1 Alat ........................................................................................... 21 4.9.2 Bahan ...................................................................................... 21 4.10 Prosedur Kerja .................................................................................... 22 4.10.1 Pembuatan Rebusan Daun Sirih ............................................. 22 4.10.2 Pembuatan Sampel ................................................................. 22 4.11 Pengujian Kekuatan Transversa Akrilik ............................................... 23 4.12 Analisis Data ....................................................................................... 24 BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................................... 25 BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................................... 30 BAB VII PENUTUP ................................................................................................... 32 VII.I Kesimpulan ........................................................................................ 32 VII.II Saran ................................................................................................. 32 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 33 LAMPIRAN................................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Daun Sirih (Piper bitle) ........................................................................ 14 Gambar 2 Proses Perebusan Daun Sirih................................................................ 22 Gambar 3 Pemberian Tanda dan Nomor Pada Sampel ......................................... 23 Gambar 4 Proses Pengujian Kekuatan Transversa Terhadap Sampel .................. 24
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Perbedaan Kekuatan Transversa Antara Aquades dengan Daun Sirih pada perndaman 10 menit............................................................................. 25 Tabel 5.2 Perbedaan Kekuatan Transversa Antara Aquades dengan Daun Sirih pada perndaman 30 menit............................................................................. 26 Tabel 5.3 Perbedaan Kekuatan Transversa Antara Aquades dengan Daun Sirih pada perndaman 60 menit ..................................................................................... 27 Tabel 5.4 Perbandingan Kekuatan Transversa Diantara Kelompok Larutan ....... 28
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Gigitiruan merupakan alat prostodonsi yang dibuat untuk menggantikan gigi yang hilang, dan didukung oleh jaringan lunak dan keras dari rongga mulut , dimana basis gigitiruan akan bertanggung jawab terhadap retensi, stabilitasi dan distribusi
kekuatan
mastikasi
yang
berlebihan
pada
jaringan
yang
mendukungnya.1 Gigitiruan akrilik merupakan gigitiruan yang paling sering dan umum dibuat pada saat ini, baik untuk kehilangan satu atau seluruh gigi. Gigitiruan ini mudah dipasang dan dilepas oleh pasien. Akan tetapi mudah menyerap cairan dan juga mudah kehilangan komponen airnya, sehingga bila tidak dipakai, gigitiruan akrilik harus direndam dengan air supaya tidak mengalami perubahan bentuk. Gigi akrilik pun mudah terpengaruh perubahan warna misalnya warna dari makanan dan minuman, sehingga jenis gigitiruan ini memerlukan perawatan yang lebih seksama, seperti harus disikat dengan sikat gigi lunak. Akrilik juga mudah mengalami keausan, sehingga dengan pemakain normal pun, dalam beberapa tahun gigitiruan jenis ini harus di ganti.2 Pemakaian gigitiruan bahan resin akrilik perlu diperhatikan kebersihan gigitiruan dengan melakukan pembersihan gigitiruan. Pembersihan gigitiruan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara mekanik (menyikat) dan secara kimia (merendam dalam larutan infektan). Pembersihan secara kimia telah banyak
dilakukan, karena selain lebih mudah bahan pembersih gigitiruan mudah ditemukan .3 Bahan pembersih gigtiruan telah banyak beredar dipasaran. Namun sebagian besar masyarakat di Indonesia masih banyak menggunakan pembersih gigitiruan yang berasal dari tanaman herbal. Salah satu tanaman herbal yang kebanyakan digunakan dalam pembersihan gigitiruan adalah daun sirih. Selain mengandung vitamin C dan eugenol, daun sirih mengandung minyak atsiri. 3 Minyak atsiri yang terdapat pada daun sirih berfungsi untuk membunuh mikroorganisme secara luas. Hal ini telah telah dibuktikan pada penelitian Saleh S, Sadamori S dan Hamada T yang diketahui bahwa daun sirih dapat digunakan sebagai bahan pembersih gigitiruan. Selain mudah didapat daun sirih juga mempunyai harga relatif terjangkau.3
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dianggap perlu untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh daun sirih (Piper bitle) terhadap kekuatan transversa self cured resin akrilik .
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh bahan pembersih rebusan daun sirih terhadap kekuatan transversa basis resin akrilik (self cured).
1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan : 1.
Mengetahui kekuatan transversa dari resin akrilik self cured yang direndam dalam larutan aquades.
2.
Mengetahui kekuatan transversa dari resin akrilik self cured yang direndam dalam rebusan daun sirih.
3. Untuk membandingkan tingkat kekuatan transversa basis resin akrilik self cured saat direndam dalam cairan aquades dan rebusan daun sirih.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Diharapkan penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi masyarakat, selain itu juga dapat digunakan sebagai referensi mengenai pemilihan bahan pembersih gigitiruan yang baik.
1.5
HIPOTESIS PENELITIAN
Ho : Tidak ada perbedaan kekuatan transversa basis resin akrilik self cured saat direndam dalam cairan aquades dan rebusan daun sirih (α=0,05). Ha : Ada perbedaan kekuatan transversa basis resin akrilik self cured saat direndam dalam cairan aquades dan rebusan daun sirih (α=0,05).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 GIGITIRUAN
2.1.1 Pengertian Gigitiruan
Gigitiruan merupakan alat prostodonsi yang dibuat untuk menggantikan gigi yang hilang, dan didukung oleh jaringan lunak dan keras dari rongga mulut, dimana basis gigitiruan akan bertanggung jawab terhadap retensi, stabilitasi dan distribusi kekuatan mastikasi yang berlebihan pada jaringan yang mendukungnya.1
2.1.2 Fungsi Gigitiruan1
1. Mastikasi Kemampuan mengunyah pasien yang kehilangan gigi akan meningkat dengan diisinya daerah edentulous oleh gigitiruan. 2. Estetik Tampilan dari gigitiruan tampak natural seperti gigi asli, dan penggunaan gigitiruan untuk menggantikan gigi yang hilang akan menghasilkan dukungan bagi bibir dan pipi, sehingga dapat mengoreksi penampilan wajah yang mengkerut akibat kehilangan gigi.
3. Fonetik Dengan mengganti gigi yang hilang, khususnya regio anterior, pasien dapat berbicara dengan lebih baik.
2.2 RESIN AKRILIK
2.2.1 Pengertian Resin Akrilik
Resin akrilik adalah salah satu bahan yang terdiri dari polimer dan monumer yang sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi terutama dalam bidang prostodonsia. Resin akrilik di pilih sebagai basis gigitiruan karena memiliki sifat estetik mudah dibersihkan, biokompatibel, stabil saat mengunyah, mudah di manipulasi dalam masa relatif singkat, harga yang cukup murah dan tahan lama. Sejak pertengahan tahun 1940-an, kebanyakan basisi gigitiruan di buat menggunakan resin poli-metil metakrilat. Resin-resin tersebut merupakan plastic lentur yang di bentuk dengan menggabungkan molekul-molekul metil metakrilat multiple.5 Selain mempunyai keuntungan akrilik juga mempunyai beberapa kerugian antara lain akrilik bersifat porositas sehingga mudah patah dan menyebabkan alergi pada pengguna yang memiliki hypersensitif. 5 Fraktur pada resin akrilik dapat di sebabkan oleh kesalahan operator saat pembuatan dan terjatuh atau terbentur pada benda yang keras. Resin akrilik digunakan sebagai basis gigitiruan menurut spesifikasi ADA (American Dental Associaton) untuk basis gigitiruan. 5
2.2.2 Keuntungan dan Kerugian Resin Akrilik
Resin akrilik sampai saat ini masih digunakan sebagai basis gigitiruan, karena bahan tersebut mempunyai keuntungan antara lain adalah sifat fisik dan estetiknya baik, perubahan dimensi kecil dan mudah diperbaiki.6 Pemilihan resin akrilik sebagai basis gigitiruan karena bahan ini memiliki sifat tidak toksik, tidak iritasi, tidak larut dalam cairan mulut, estetik baik, mudah diperbaiki, dan perubahan dimensinya kecil.7 Namun resin akrilik juga memiliki kelemahan, antara lain porositas dan merupakan tempat yang baik bagi berkembangbiaknya mikroorganisme. Di samping itu, kekurangan resin akrilik dalam keakuratan secara dimensi telah diterima sebagai salah satu keadaan yang merugikan pada pembuatan gigitiruan penuh , sebagai hasil yang tidak dapat dihindari dari penyusutan basis gigitiruan selama proses polimerisasi akrilik resin.6,8 Kekurangan dari resin akrilik ini adalah mudah patah bila jatuh pada permukaan yang keras atau akibat kelelahan bahan karena lama pemakaian serta mengalami perubahan warna setalah beberapa waktu di pakai di dalam mulut.7
2.2.3 Retensi dan Stabilitas Gigitiruan Resin Akrilik
Retensi merupakan prinsip yang menggambarkan bagaimana gigitiruan dapat dengan baik tetap pada tempatnya menahan gerakan yang datang secara vertikal yang berlawanan dengan arah insersinya.1
Stabilitas merupakan prinsip yang menggambarkan bagaimana basis gigitiruan dapat dengan baik tetap pada tempatnya menahan gerakan yang dating dari arah horizontal, dari satu sisi ke sisi yang lain atau dari arah depan kearah belakang.1 Retensi dan stabilitas tergantung pada perluasan maksimum basis gigitiruan dan beradaptasi dengan baik pada linger alveolar. Kehilangan retensi dan stabilitas secara klinis dari keadaan gigitiruan menyebabkan perubahan dimensi pada basis resin akrilik sehingga warpage dan distorasi dari gigitiruan dapat terjadi ketika basis resin mengeluarkan ataupun ketidakadaannya air, pelepasan tekanan, dan kekuatan flexural dari basis.7
2.2.4 Sifat-Sifat Resin Akrilik9
1.
Kekerasan 16-22 KHN
2.
Sebagai penghantar listrik rendah
3.
Menyerap air ( 0,45 mg cm2)
4.
Larut dalam pelarut keton dan ester dan tidak larut dalam pelarut asam, basah lemah dan pelarut organic
5.
Adhesi terhadap logam rendah
6.
Shrinkage saat polimerisasi dan pendinginan ( 0,47%-0,56%)
7.
Biokompabilitas dengan jaringan lunak mulut
2.3 KEKUATAN TRANSVERSA Kekuatan transversa atau kekuatan tekuk adalah suatu beban yang diberikan pada sebuah benda berbentuk batang yang tertumpuh pada kedua ujungnya dan benda tersebut diberikan kekuatan di tengah-tengahnya, selama benda ditekan maka beban akan meningkat secara beraturan dan berhenti ketika batang uji patah.10 Pengukuran kekuatan transversa merupakan pengukuran tekanan tarik, kompresi dan geseran secara beraturan. Kekutan transversa dari resin akrilik dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti berat molekul, ukuran partikel polimer, komposisi polimer, porositas dan ketebalan dari bahan. 11 Basis gigitiruan harus mempunyai kekuatan transversa yang cukup kuat untuk menahan tekanan kunyahan dan tekanan lain dalam rongga mulut akan tetapi, basis harus dibuat setipis mungkin utnuk memberikan kenyamanan dan stetik pada pasien.12 Faktor yang paling penting dalam kekuatan resin adalah derajat polimerisasi pada saat memanipulasi resin akrilik. Lebih tinggi derajat polimerisasi, lebih tinggi kekuatan transversa dari basis resin akrilik.13 Adapun rumus untuk untuk menghitung kekuatan transversa antara lain :13 S=3 I P 2 b d2 Keterangan : S = kekuatan transversa (N/mm2) B = lebar specimen (mm) l
= panjang / jarak pendukung (mm)
d
= tebal (mm)
P = beban (N)
2.4 DAUN SIRIH ( PIPER BITLE)
2.4.1 Pengertian Daun sirih ( Piper bitle)
Daun sirih (Piper bitle) tumbuh subur di sepanjang Asia Tropis hingga Afrika Timur, menyebar hamper di seluruh Indonesia, Malaysia, Thailand, Sri lanka, India, hingga Madagaskar.14 Sirih (Piper bitle) umumnya tumbuh memanjat dengan tinggi berkisar 5-15 meter. Helaian daun berbentuk bundar telur atau telur lonjong. Bunganya berupa bulir. Buahnya berbentuk buni, bulat, dengan ujung gundul.15 Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 meter. Batang sirih berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas, dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berberbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap di rema. Panjangnya 5-8 cm dan lebarnya 2-5 cm. bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung setebal 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya berkisar 1,5-3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedangkan pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5-6 cm, di mana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat berwarna coklat kekuningan.16 Daun sirih termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohong lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai 15 meter.
Bentuk daunnya pipih menyurupai jantung dan tangkainya agak panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek (hijau agak kecoklatan) dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut. Daun sirih disamping untuk keperluan ramuan obat-obatan juga masih sering di gunakan oleh ibu-ibu generasi tua untuk kelengkapan ‘nginang’(jawa). Biasanya kelengkapan untuk ‘nginang’ tersebut adalah daun sirih, kapur sirih, pinang, gambir, dan kapulaga. 17 Daun sirih telah berabad-abad di kenal oleh nenek moyang kita sebagai tanaman obat berkhasiat.18 Daun sirih merupakan tumbuhan obat yang sangat besar manfaatnya. Sirih mengandung zat antiseptik pada seluruh bagiannya. Daunnya banyak di gunakan untuk mengobati mimisan, mata merah, keputihan, membuat suara nyaring, dan banyak lagi, termasuk disfungsi ereksi. 18 Khasiat daun sirih sudah banyak di kenal dan teruji secara klinis. Hingga kini, penelitian tentang tanaman daun sirih ini masih terus di kembangkan.18
2.4.2 Kandungan Daun Sirih
A. Eugenol
Eugenol merupakan suatu allyl chain-subtituted guaiacol. Berdasarkan komponen kimia, eugenol merupakan jenis dari allylbenzene. Zat ini merupakan zat cair berwarna kuning muda terang berminyak yang diekstrak
dari beberapa minyak essensial terutama clove oil ( minyak cengkeh), pala, kayu manis, dan daun salam.19 Dalam bidang kedokteran, eugenol di gunakan sebagai bahan antiseptik dan anestesi local. Gabungan zinc oxide dan eugenol menghasilkan zinc oxide eugenol yang digunakan sebagai bahan filling (bahan tambalan), tambalan sementara, atau semen dalam bidang kedokteran gigi.19
B. Vitamin C Vitamin C (ascorbic acid) merupakan bahan yang larut dalam air dan memberikan proteksi bagian yang mengandung air dan sel, jaringan, ataupun organ.25 Vitamin C di gunakan untuk pertumbuhan dan memperbaiki jaringan di semua bagian tubuh. Vitamin C penting untuk menyembuhkan luka, dan untuk memperbaiki serta merawat kartilago, tulang, dan gigi.20
C. Minyak Atsiri ( Essential Oil) Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak atsiri mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai bau tanaman penghasilannya, umumnya larut dalam pelaru organic, tetapi tidak larut dalam air.21
Beberapa jenis minyak atsiri di gunakan sebagai bahan antiseptik internal dan eksternal, untuk bahan analgesik, hemolitik atau sebagai antizymatic serta sebagai sedatif dan stimulant untuk obat sakit perut.21 Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang, betlephenol dan chavicol, yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidan, dan anti jamur. Para ahli biologi menganggap minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai pertahanan diri agar tidak di makan hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan juga kadang-kadang mengeluarkan bau-bauan (seperti ketsuri dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat ini tidak di golongkan sebagai minyak atsiri.21 Selain kandungan di atas cairan hasil rebusan daun sirih akan menghasilkan ekstrak daun sirih berwarna kuning muda kehijauan dan bersifat asam, dengan pH ± 4. Semakin banyak daun sirih yang direbus, maka tingkat keasaman cairan rebusannya akan bertambah.
Gambar 1 : Daun Sirih (piper betle) (https://www.google.co.id/search?q=daun+sirih)
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 KERANGKA TEORI Bahan Pembersih
Resin Akrilik
Head Cured
Self Cured
Keuntungan & Kerugian
Ligh Cured
Sifat-Sifat
Penyikatan
Retensi & Stabilitasi
Kekerasan
Kekuatan transversa
Ket : Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti
Perendaman
Daun sirih
Aquades
3.2 KERANGKA KONSEP VariabelPembersih yang tidakGigitiruan diteliti Bahan
Aquades
Daun Sirih (35%)
Proses Penyerapan Bahan Pembersih Gigitiruan
Perubahan Kekuatan Transversal Basis Self Cured Resin Akrilik
Jenis Bahan Pembersih Gigitiruan
Lama Perendaman
Bentuk&Ukuran Resin Akrilik Self Cured
Variabel yang diteliti
Variabel antara
Variabel yang tidak diteliti
Variabel kontrol
Variabel akibat
Variabel sebab
3.3 ALUR PENELITIAN
Pembuatan Lempeng Uji
Aquades
Daun Sirih 35%
10 menit
30 menit
10 menit
60 menit
30 menit
Uji Kekuatan
Uji Kekuatan
Transversa
Transversa
Analisa Data
Kesimpulan
60 menit
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 JENIS PENEITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. 4.2 DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series 4.3 LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang 4.4 WAKTU PENELITIAN Waktu penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni 2014. 4.5 JUMLAH SAMPEL Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah resin akrilik self cured yang berukuran 65 x 10 x 2,5 mm sebanyak 24 buah yang diperoleh melalui perhitungan dengan rumus (t-1)(r-1) ≥ 15 yang dimana t adalah jumlah kelompok percobaan dan r adalah replika percobaan.
Adapun kelompok percobaan terbagi menjadi 6 kelompok, yaitu : a. Kelompok 1
: 4 sampel yang direndam dalam rebusan daun sirih selama
10 menit b. Kelompok 2
: 4 sampel yang direndam dalam rebusan daun sirih selama
30 menit c. Kelompok 3
: 4 sampel yang direndam dalam rebusan daun sirih selama
60 menit d.
Kelompok 4 : 4 sampel yang direndam dalam aquades selama 10 menit
e. Kelompok 5
: 4 sampel yang direndam dalam aquades selama 30 menit
f. Kelompok 6
: 4 sampel yang direndam dalam aquades selama 60 menit
4.6 KRITERIA SAMPEL Bentuk, ukuran dan ketebalan basis resin akrilik self cured yang sama. 4.7 VARIABEL PENELITIAN 4.7.1 Variabel Sebab Variabel sebab pada penelitian ini adalah bahan pembersih gigi tiruan 4.7.2 Variabel Akibat Variabel akibat pada penelitian ini adalah perubahan kekuatan transversa basis self cured resin akrilik
4.7.3 Variabel Antara Variabel antara pada penelitian ini adalah proses penyerapan bahan pembersih gigi tiruan 4.7.4 Variabel Kontrol 1.
Suhu dan kelembaban ruangan penelitian
2.
Alat uji kekuatan transversa
3.
Cara kerja pembuatan lempeng akrilik
4.
Ukuran lempeng akrilik
4.8 DEFINISI OPERASINONAL Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bahan pembersih yang digunakan adalah daun sirih (piper betle l) 2. Perubahan kekuatan adalah berubahnya kekuatan transversa basis resin akrilik self cured yang dipengaruhi jenis larutan pembersih gigitiruan dan lama waktu perendaman. 3. Pada penelitian ini
bentuk basis resin akrilik self cured yang
digunakan yaitu berbentuk persegi panjang dengan ukuran 65 x 10 x 2,5 mm
4.9 ALAT DAN BAHAN 4.9.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Kuvet
2.
Alat pres
3.
Alat temsile testing machine
4.
Pisau malam
5.
Gelas ukur
6.
Pisau gibs
7.
Kertas gosok
4.9.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Master model dengan ukuran 65x10x2,5 mm
2.
Akrilik self curing
3.
Dental stone (gips keras)
4.
Aquades
5.
Air
6.
Daun sirih ( piper bitle)
7.
Liquid resin akrilik
8.
CMS
4.10 PROSEDUR KERJA 4.10.1 Pembuatan Rebusan Daun Sirih (Piper Bitle) Daun sirih dicuci dengan air, kemudian ditimbang dengan berat 35 gr, setelah itu dimasukkan kedalam gelas ukur yang telah berisi air sebanyak 100 ml, dibiarkan mendidih dan dipertahankan selama 15 menit. Daun yang diambil merupakan daun yang masih muda berwarna hijau muda atau hijau pupus.
Gambar 2 : Proses Perebusan Daun Sirih
4.10.2 Pembuatan sampel Model master ditanam dalam kuvet dengan gips keras, setelah gips keras mengeras kuvet dibuka, master model diambil. Cetakan (Mould) yang terjadi diulasi dengan bahan separator ditunggu sampai kering, kemudian disiapkan bubuk resin akrilik dengan perbandingan 5,75 gr: 2,5 ml dan 11,5 gr. Kemudian 5 ml (aturan pabrik) disiapkan dalam mangkok porselen kemudian diaduk pada suhu kamar (28oC). Setelah menit adonan akan mencapai fase dough. Mould yang permukaannya telah di oles CMS diisi dengan tekanan 22kg/c dm2Hg. Proses tersebut di lakukan untuk bahan self cured
4.11 PENGUJIAN KEKUATAN TRANSVERSA AKRILIK Pengujian kekuatan transversa akrilik di lakukan dengan cara : 1. Lempeng uji di beri tanda pada garis tengahnya dengan menggunakan pensil
Gambar 3 : Pemberian tanda dan nomor pada sampel 2. Lempeng uji yang telah di beri tanda di letakkan di tengah alat tekan supaya kekuatan betul-betul tertuju pada satu garis uji di tengah lempeng 3. Mesin alat d hidupkan, hidrolik akan turun menekan pada tengah batang uji yang di tumpu pada ke dua ujungnya sampai terjadi patahnya batang uji dan secara otomatis alat akan berhenti bekerja. Monitor akan menunjukkan angka berupa gaya perlawanan batang uji yang di dapatkan dari hasil uji yang telah di lakukan dalam skala newton.
Gambar 4 : Proses pengujian kekuatan transversa terhadap sampel
4.12 ANALISIS DATA a. Jenis Data
: Data Primer
b. Pengolahan Data
: Program SPSS 17
c. Penyajian Data
: Gambar dan Tabel
d. Analisis Data
: Uji t dan Uji Anova
BAB V HASIL PENELITIAN
Tabel 5.1 Perbedaan Kekuatan Transversa Antara Aquades dengan Daun Sirih Pada Perendaman 10 Menit. Media
Mean
SD
Aquades
77,7
12,5
p
0,410 Daun Sirih
90,0
24,8
Tabel diatas menunujukan bahwa pada perendaman 10 menit rata-rata kekuatan transversa bahan yang direndam media aqudes sebesar 77,7 dan standar deviasi 12,5. Rata- rata kekuatan transversa media daun sirih sebesar 90,0 dan standar deviasi 12,5. Hasil uji statistik dengan uji t diperoleh nilai p = 0,410 (p> 0,05). Hal ini berarti tidak ada perbedaan kekuatan transversa akrilik yang direndam dalam media aquades dan daun sirih lama perendaman 10 menit.
Tabel 5.2 Perbedaan Kekuatan Transversa Antara Aquades dengan Daun Sirih Pada Perendaman 30 Menit. Media
Mean
SD
Aquades
82,4
9,7
Daun Sirih
94,2
14,7
p
0,189
Tabel diatas menunujukan bahwa pada perendaman 30 menit rata-rata kekuatan transversa bahan yang direndam media aqudes sebesar 82,4 dan standar deviasi 9,7. Rata- rata kekuatan transversa media daun sirih sebesar 94,2 dan standar deviasi 14,7. Hasil uji statistik dengan uji t diperoleh nilai p = 0,189 (p> 0,05). Hal ini berarti tidak ada perbedaan kekuatan transversa akrilik yang direndam dalam media aquades dan daun sirih lama perendaman 30 menit.
Tabel 5.3 Perbedaan Kekuatan Transversa Antara Aquades dengan Daun Sirih Pada Perendaman 60 Menit. Media
Mean
SD
Aquades
89,6
2,5
Daun Sirih
118,2
9,2
p
0,004
Tabel di atas menunujukan bahwa pada perendaman 60 menit rata-rata kekuatan transversa bahan yang direndam media aquades sebesar 89,6 dan standar deviasi 2,5. Rata- rata kekuatan transversa media daun sirih sebesar 118,2 dan standar deviasi 9,2. Hasil uji statistik dengan uji t diperoleh nilai p = 0,004 (p> 0,05). Hal ini berarti ada perbedaan kekuatan transversa akrilik yang direndam dalam media aquades dan daun sirih lama perendaman 60 menit.
Tabel 5.4 Perbandingan Kekuatan Transversa Diantara Kelompok Larutan Media Perendaman
Aquades
Daun sirih
Waktu
n
Kekuatan rata-rata
SD
10 menit
4
77,70
12,48
30 menit
4
84,70
9,50
60 menit
4
85,50
8,45
Total
12
82,63
9,99
10 menit
4
90,00
24,81
30 menit
4
94,20
14,68
60 menit
4
118,20
9,22
Total
12
100,80
20,45
p
0,524
0,098
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada media aquades, rata – rata kekuatan transversal bahan yang direndam pada menit ke 10 sebesar 77,7 dan standar deviasi 12,48, pada menit ke 30 sebesar 84,7 dan standar deviasi 9,5, pada menit ke 60 sebesar 85,5 dan standar deviasi 8,45. Pada media daun sirih, rata – rata kekuatan transversal bahan yang direndam pada menit ke 10 sebesar 90,0 dan standar deviasi 24,81, pada menit ke 30 sebesar 94,2 dan standar deviasi 14,68, pada menit ke 60 sebesar 118,2 dan standar deviasi 9,22.
Hasil uji statistik dengan uji one way anova, pada media aquades diperoleh nilai p=0,524 (p>0,05) dan media daun sirih nilai p=0,098 (p>0,05). Hal ini berarti tidak ada perbedaan kekuatan transversal akrilik yang direndam dalam media aquades dan daun sirih berdasarkan lama perendaman. Tetapi ada peningkatan kekuatan transversa seiring dengan pertambahan waktu baik pada aquades maupun pada media daun sirih.
BAB VI PEMBAHASAN Gigitiruan merupakan alat prostodonsi yang dibuat untuk menggantikan gigi yang hilang, dan didukung oleh jaringan lunak dan keras dari rongga mulut , di mana basis gigitiruan akan bertanggung jawab terhadap retensi, stabilitasi dan distribusi kekuatan mastikasi yang berlebihan pada jaringan yang mendukungnya. 1 Pemakaian gigitiruanbahan resinakrilik perlu diperhatikan kebersihan gigitiruan dengan melakukan pembersihan gigitiruan. Pembersihan gigitiruan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara mekanik (menyikat) dan secara kimia (merendam dalam larutan infektan). Pembersihan secara kimia telah banyak dilakukan, karena selain lebih mudah bahan pembersih gigitiruan mudah ditemukan. Bahan pembersih gigitiruan telah banyak beredar dipasaran. Namun sebagian besar masyarakat di Indonesia masih banyak menggunakan pembersih gigitiruan yang berasal dari tanaman herbal. Salah satu tanaman herbal yang kebanyakan digunakan dalam pembersihan gigitiruan adalah daun sirih. Selain mengandung vitamin C dan eugenol, daun sirih mengandung minyak atsiri.3 Di bidang kedokteran gigi, bahan resin akrilik banyak digunakan sebagai basis gigi tiruan. Basis gigi tiruan dalam rongga mulut merupakan media yang baik untuk berkumpulnya sisa makanan, plak dan stain yang semua itu harus selalu dibersihkan. Daun sirih sangat bagus digunakan sebagai pembersih gigi tiruan dikarenakan memiliki efek terhadap kekuatan transversal yang cukup kuat.
Kekuatan transversal dari resin akrilik dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti berat molekul, ukuran partikel polimer, residual monomer, komposisi plasticizer, jumlah dari cross-linking agent, porositas dan ketebalan dari bahan. Suatu basis gigi tiruan haruslah mempunyai kekuatan transversal yang cukup adekuat untuk menahan tekanan mastikasi dan tekanan lain dari dalam rongga mulut. Akan tetapi, basis juga haruslah dapat dibuat setipis mungkin untuk memberi kenyamanan dan estetik pada pasien.23 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jubhari bahwa perendaman akrilik yang dilakukan pada salah satu waktu (5 hari) perendaman dapat mempengaruhi kekuatan trasnversa hal ini disebabkan karena sifat asam dari senyawa larutanperendam yang apabila bereaksi dengan resinakrilik akan menyebabkan perubahan kimia, yaitu terjadi kelarutan beberapa bahan pengisi. Kelarutan iniakan menyebabkan banyaknya ruang kosong diantara matriks polimer sehingga memudahkan terjadinyaikatan antara unsur-unsur yang ada pada cairan dengan matriks polimer ditempat tersebut, yang akanmempengaruhi sifak mekanis dari resin akrilik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang peneliti lakukan bahwa cairan hasil rebusan daun sirih menghasilkan ekstrak daun sirih berwarna kuning muda kehijauan dan bersifat asam yang juga dapat mempengaruhi kekuatan transversa resin akrilik.24
Pada penilitian yang kami lakukan tidak terdapat hasil yang signifikan secara statistik tetapi terdapat peningkatan hasil dari waktu ke waktu sehingga semakin lama perendaman dengan larutan tersebut semakin tinggi kekuatan transversa. Hal tersebut dapat terjadi oleh karena : 1. Interval waktu yang digunakan jaraknya tidak begitu jauh, sehingga tidak terjadi pengaruh hasil yang bermakna. 2. Kandungan asam yang terdapat pada daun sirih rendah sehingga hasil peningkatan kekuatan tidak signifikan. 3. Larutan yang digunakan merupakan rebusan sehingga zat yang terkandung di dalam daun sirih tidak maksimal dibandingkan hasil dari ekstrak.
BAB VII PENUTUP
7.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian ini pengaruh lama perendaman dalam rebusan daun sirih terhadap kekuatan transversa resin akrilik self cured terdapat : 1. perbedaan pengaruh kepada kekuatan transversa pada masing- masing waktu perendaman. Waktu perendaman paling lama yaitu 60 menit terlihat paling mempengaruhi terhadap kekuatan transversa. 2. Semakin lama perendaman semakin tinggi kekuatan transversa lempeng akrilik tersebut.
7.2 SARAN 1
Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengembangkan penelitian ini dengan perbandingan variabel dan sampel yang lebih banyak.
2
Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengembangkan penelitian ini dengan menambah waktu perendaman yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA 1. Denture – Wikipedia, The Free Esncyclopedia [online] [cited 2009 february 07]. Avaible from URL : http://en.wikipedia.org/wiki/denture 2. Denture – Wikipedia, The Free Esncyclopedia [online] [cited 2009 february 07]. Avaible from URL : http://en.wikipedia.org/wiki/denture. 3. Rikmasari R. Pilih gigi palsu sesuai kondisi anda. [monograph on the internet]. [cited 2009 Oct 10]. Avaible from: http://www.pdgionline.com/v2/index.php?option=com_content&task=view&id=580&item id=1. 4. Kristina D. Kekuatan transversa (transversa strength) akrilik self cured dan head cured direndam rebusan daun sirih (piper bitle) sebagai bahan pembersih bahan gigi tiruan lepasan. Scientific Journal in Dentistry. 2007;22(4):p.122. 5. Anusavice, Kenneth J.P. Buku ajar ilmu kedokteran gigi edisi 10. Alih Bahasa:Budiman J.A, Purwoko S. Editor Edisi Bahasa Indonesia:Juwono L,Jakarta: EGC.2003.p.197. 6. Acrylic resin – Wikipedia, The free Encyclopedia [online] [Cited 2009 February
12].
Avaible
from
URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Acrylic_resin. 7. Meo H.P. efektifitas rebusan daun sirih 35% (fam.piperaceae) dan larutan natrium bikarbonat 5% sebagai pembersih gigi tiruan terhadap pertumbuhan candida albicans pada resin akrilik heat cured – University of Jember [online] [Cired 2008 December 12]. Available from
URL:http://top/Indonesia/DLN/Koleksi_Perpustakaan_Universitas_Jembe r/Koleksi_Skripsi/F_kedokteran_Gigi/Pendidikan_Dokter_Gigi/2007/gdlh ub-gdl-grey-2008-hestypriya-659. 8. David, Munadziroh E. Perubahan warna lempeng resin akrilik yang direndam dalam larutan disinfektan sodiom hipoklorit dan klorhexidin [serial online] [cited 2009 Aapril 11]: 38 (1). Available from URL:http://www.journal.unair.ac.id/login/jurnal/filer/DENTJ-38-1-10.pdf. 9. Consani R.L.X, Mesquita M.F, Consani S, Sobrinho L.C, Sousa-Neto M.D. effect of water storage on tooth displacement in maxillary complete denture [serial online] [Cited 2009 April 11]: 17 (1). Available from URL:http://www.scielo.br/pdf/bdj/v17n1/v17n01a12.pdf. 10. Id.scribd.com/doc/58726856/Presentasi-Resin-Akrilik-Ppt 11. Orsi IA, Andradeb VG. Effect of chemical disinfectants on the transverse strength oh head-polymerized Acrylic Resins Submitted to mechanical and chemical polishing. J prosthet Dent 2004;92:382-8. 12. Titi I. Pengaruh perendaman Klorheksidin sebagai bahan pembersih terhadap kekuatan transversa Basis gigi tiruan lengkap Resin Akrilik dengan Soft liner. Masalahj Kedokteran Gigi 2006;13:146-9. 13. Chirtoc M, Bicanic DD, Hitge ML, Etal. Monitoring the polymerization process of Acrylic Resins. J Prosthet Dent 2007;8: 259-64. 14. Power JM, Wataha JC. Dental Materials Properties and Manipulation.9 th Ed missouri: Mosby Elsevier 2008: 286-93, 299-300.
15. Mahrus F. Pengaruh bahan pembersih sabun terhadap basis gtsl. Jurnal Kedokteran Gigi. 2008; 3(42):p.72-4 16. Purwadaksi R. Manfaat pekarangan untuk tanaman obat keluarga. Jakarta selatan: Agro Media Jakarta.2007.p.41 17. Djunaidi F. 2004. Tentang sirih [online] [Cited 2009 April 11]. Available from URL:http://lauraputri.com/index.php?option=com_content&task=view&id =3&Itemid=1. 18. Tanaman Obat Indonesia, sirih – Sentra Informasi IPTEK [online] [Cited 2008 October 05]. Available from URL:http://www.iptek.net.id/. 19. Consani R.L.X, Mesquita M.F, Consant S, Sobrinho L.C, Tanji M. Dimensional stability of distances between posterior teeth in maxillary complete denture [serial online] [Cited 2009 April 11]: 20(3). Available from URL:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez?db=pubmed&uid=1711970 7&cmd=showdetailview&indexed=google. 20. Eguenol
–
Clovers
[online]
[Cited
2007].
Available
from
URL:http//www.3dchem.com/molecules.asp?ID=333. 21. McGee. Vitamin C. Medline Plus [online] [Cited 2007]. Available from URL:http://www.medlineplus.nlm.nih.gov.catalpg.11u.edu/medlineplus/en cy/article/002404.htm. 22. Minyak atsiri – Wikipedia , The Free Encylopedia [online] [Cited 2009 April 12]. Available from URL:http://wikipedia.org/wiki/minyak_atsiri.
23. E. Kusumaningtyas, R.R.Widiati dan D. Gholib. Uji daya hambat ekstrak dan krim ekstrak daun sirih (Piper betle) terhadap Candida albicans dan Trichophyton mentagrophites. Seminar nasional teknologi dan veteriner. 2008 24. Kusumaningrum T. Pengaruh lama perendaman dalam rebusan daun sisik naga (Drymoglossum Pilolloides [L] Persl.) sebagai denture cleanser terhadap kekuatan transversa resin akrilik heat curing.Unej.2012 25. Jubhari E.H. Perendaman dalam larutan pembersih peroksida alkali menurunkan kekuatan transversa lempeng akrilik lempeng resin akrilik. Bagian prostodonsia. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Makassar : Pp 4
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PENELITIAN
Daun sirih ditimbang seberat 35 gram kemudian dibilas hingga bersih
Daun sirih direbus dalam air aquades sebanyak 100 ml selama 15 menit atau sampai mendidih
Hasil rebussan daun sirih dengan konsentrasi 35%
Lempeng uji di beri tanda pada garis tengahnya dengan menggunakan pensil
Proses perendaman lempeng uji didalam rebusan daun sirih.
Proses pengujian kekuatan transversa lempeng uji