PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PENGALAMAN TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Pada Auditor Di KAP Wilayah Surakarta dan Yogyakarta)
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh: SHEILA WIKANOV PUTRI B 200 090 002
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
1
HALAMAN PENGESAHAAN Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca skripsi dengan judul : “PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PENGALAMAN TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Pada Auditor Di KAP Wilayah Surakarta dan Yogyakarta)”
Yang ditulis Oleh
:
NAMA
: SHEILA WIAKNOV PUTRI
NOMOR INDUK MAHASISWA
: B 200 090 002
FAKULTAS/JURUSAN
: EKONOMI DAN BISNIS/AKUNTANSI
Penandatangan berpendapat bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima. Surakarta, Oktober 2013 Pembimbing Utama
(Dr. Rina Trisnawati, M. Si, Ak.)
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
(Dr. Triyono,SE,M,Si)
2
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PENGALAMAN TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Pada Auditor Di KAP Wilayah Surakarta dan Yogyakarta) Sheila Wikanov Putri Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Profesi Akuntan Publik (auditor) ibarat “pedang mata dua”, di satu sisi auditor harus memperhatikan kredibilitas dan etika profesi, namun di sisi lain juga harus menghadapi tekanan dari klien dalam berbagai pengambilan keputusan auditor. Jika auditor tidak mampu menolak tekanan dari klien seperti tekanan personal, emosional atau keuangan maka independensi auditor telah berkurang dan bisa mempengaruhi kualitas audit. Auditor ketika mengaudit harus memiliki keahlian yang meliputi dua unsur yaitu pengetahuan dan pengalaman. Karena berbagai alasan seperti diungkapkan di atas, pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini adalah kualitas auditnya. Kompetensi dapat diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman, kompetensi dapat meyakinkan bahwa kualitas jasa audit yang diberikan memenuhi tingkat profesionalisme tinggi. Dalam melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai seorang yang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membuktikan bukti empiris pengaruh kompetensi, independensi, dan pengalaman diberikan oleh KAP terhadap kualitas audit. Sampel yang digunakan sebanyak 46 responden yaitu auditor yang terdapat pada 7 KAP di Kota Surakarta dan yogyakarta. Sedangkan untuk menjawab hipotesis penelitian menggunakan statistik deskriptif, pengujian validitas dan Reliabilitas, uji asumsi klasik, uji normalitas, uji multikorinieritas, uji Hetroskedastisitas, uji hipotesis, analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Kompetensi, independensi, pengalaman dalam melaksanakan audit, berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Sehingga semakin dalam dan luas pengetahuan seorang auditor serta semakin berpengalaman dalam bidang auditing maka akan semakin baik kualitas audit yang dilakukan. Sedangkan lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, dan jasa non audit yang diberikan oleh KAP. Kata kunci : Kualitas Audit, Kompetensi, Independensi, Pengalaman, Pengetahuan.
3
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut sangatlah sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut relevan dan dapat diandalkan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Dengan demikian perusahaan akan semakin mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam menjalankan operasi perusahaannya. Namun, di era persaingan yang sangat ketat seperti sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus mempertahankan eksistensinya di peta persaingan dengan perusahaan kompetitor atau rekan seprofesinya. Perusahaan menginginkan Unqualified Opinion sebagai hasil dari laporan audit, agar performennya terlihat bagus di mata publik sehingga ia dapat menjalankan operasinya dengan lancar. Menurut Chow dan Rice (2002) dalam Kawijaya dan Juniarti (2002), manajemen perusahaan berusaha menghindari opini wajar dengan pengecualian karena bisa mempengaruhi harga pasar saham perusahaan dan kompensasi yang diperoleh manajer. Namun, laporan keuangan yang diaudit adalah hasil proses negosiasi antara auditor dengan klien (Antle dan Nalebuff, 1991 dalam Ng dan Tan, 2003). Disinilah auditor berada dalam situasi yang dilematis, di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun di sisi lain dia juga harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar fee atas jasanya agar kliennya puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya di waktu yang akan datang. Posisinya yang unik seperti itulah yang menempatkan auditor pada situasi yang dilematis sehingga dapat mempengaruhi kualitas auditnya. Kompetensi, independensi dan pengalaman yang dimiliki auditor dalam penerapannya akan terkait dengan kualitas audit. Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri dimana akuntan mempunyai tanggungjawab menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan obyektivitas mereka (Nugraha ningsih, 2005). Penelitian tentang etika yang telah dilakukan oleh (Cushing 1999) menawarkan sebuah kerangka kerja untuk menguji pendekatan standar etika dengan profesi akuntan. Kerangka kerja tersebut berdasarkan pada game theory dengan melalui pembelian opini oleh klien audit. Payamta (2002) menyatakan bahwa berdasarkan “Pedoman Etika” IFAC, maka syarat-syarat etika suatu organisasi akuntan sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang mengatur tindakan/perilaku seorang akuntan dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Prinsip tersebut adalah (1) integritas,
4
(2) obyektifitas, (3) independen, (4) kepercayaan, (5) standar-standar teknis, (6) kemampuan profesional, dan (7) perilaku etika. Audit menuntut klien dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhi, antara lain pengalaman. Menurut Tubbs (1992) dalam Mayangsari (2003) auditor berpengalaman memilik keunggulan dalam hal ; (1) mendeteksi kesalahan, (2) memahami kesalahan secara akurat, (3) mencari penyebab kesalahan. Selain pengalaman, komponen penting dalam suatu keahlian adalah pengetahuan. Gibbins (1984) dalam Hernandianto (2002) menjelaskan bahwa melalui pengalaman auditor bisa memperoleh pengetahuan dan mengembangkan struktur pengetahuannya. Auditor yang berpengalaman akan memiliki lebih banyak pengetahuan dan struktur memori yang lebih baik dibanding auditor yang belum berpengalaman. Jadi semakin berpengalaman dan professional seorang auditor, maka keputusan yang diambil akan semakin mendekati “dapat dipertanggung jawabkan”. Dan auditor yang berkualitas tinggi diharapkan mampu memberi tingkat kredibilitas yang lebih tinggi bagi para pemakai laporan auditan. Tidak hanya kompeten atau ahli, namun auditor harus juga independen dalam pengauditan. Jika auditor tidak mampu menolak tekanan dari klien, seperti tekanan personal, emosional ataupun keuangan, maka independensi auditor telah berkurang dan bisa mempengaruhi kualitas audit. Salah satu faktor yang mempengaruhi independensi audit tersebut adalah lamanya hubungan auditor dengan klien (jangka waktu auditor memberikan jasa kepada klien / auditor tenure). B. Perumusan Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, tuntutan masyarakat terhadap auditor yang berkualitas semakin meningkat dari waktu kewaktu. Hal ini memberikan tekanan pada auditor dalam tugasnya melakukan proses audit. Hal tersebut bisa saja terkait dengan kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor masih diragukan oleh SEC, dimana kompetensi dan independensi merupakan dua karakteristik sekaligus yang harus dimiliki oleh auditor. Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain : Apakah Kompetensi, Independensi, dan Pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit ? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Menemukan bukti empiris mengenai Pengaruh Kompetensi, Indenpendensi, dan Pengalaman terhadap kualitas audit. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini antara lain sebagai berikut : 1. Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan
5
selanjutnya meningkatkannya. Bagi pemakai jasa audit, penelitian ini penting agar dapat menilai KAP mana yang konsisten dalam menjaga kualitas audit yang diberikannya. 2. Dapat meningkatkan kualitas audit yang dilakukan oleh auditor.
TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kualitas Audit De Angelo (1981) dalam Naizarul Alim, et.al., (2007) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akutansi kliennya. Akuntan publik atau auditor eksternal dalam menjalankan tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Smimamora (2002), ada 8 prinsip profesi akuntan yang harus dipatuhi akuntan publik yaitu : 1. Tanggung jawab profesi Setiap anggota harus mempunyai pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukan. 2. Kepentingan public Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak untuk kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. 3. Integritas Setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. 4. Objektivitas Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. 5. Kompetensi dan kehati-hatian professional Setiap anggota harus melakukan jasa profesionalnya dengan hati-hati, kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan professional 6. Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa professional dan tidak boleh atau mengungkapkan informsai tersebut tanpa persetujuan 7. Prilaku pofesional Setiap anggota harus berprilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. 8. Standart teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya denganstandart teknis dan standart professional yang relevan. Auditor yang memiliki banyak klien dalam lingkungan yang sama akan messmiliki pemahaman yang lebih dalam tentang resiko audit khusus
6
yang memiliki industri tersebut, tetapi akan membutuhkan pengembangan keahlian lebih daripada auditor pada umumnya. Tambahan keahlian ini akan menghasilkan return positif dalam free audit. Auditor dengan kemampuan profesionalisme tinggi akan lebih melaksanakan audit secara benar dan cenderung menyelesaikan setiap tahapan-tahapan proses audit secara lengkap dan mempertahankan sikap skeptisme dalam mempertimbangkan bukti-bukti audit yang kurang memadai yang ditemukan selama proses audit untuk memastikan agar menghasilkan kualitas audit yang baik. Berbagai penelitian tentang kualitas audit pernah dilakukan, salah satunya oleh Deis dan Giroux (1992) dalam Christiawan (2002) mereka meneliti faktor penentu kualitas audit di sektor publik dengan menggunakan sample KAP yang mengaudiit institusi sector publik. Studi ini menganalisis temuan-temuan Quality Control Review. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lamanya hubungan dengan klien, jumlah klien, telaah dari rekan auditor (peer review), ukuran dan kesehatan keuangan klien serta jam kerja audit berpengaruh dengan kualitas audit. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah pendidikan, struktur audit, kemampuan pengawasan (supervisior), profesionalisme dan beban kerja. Sedangkan kualitas audit akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah klien, reputasi auditor, kemampuan teknis dan keahlian yang meningkat. B. Kompetensi Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) diamana pada saat auditor mengaudit laporan keuangan klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standart auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa seorang auditor yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai akan lebih memahami dan mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam dan lebih mudah dalam mengukuti perkembangan yang semakin kompleks dalam lingkungan audit kliennya. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki auditor maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkannya. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel kompetensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Berarti penelitian ini mendukung penelitian Alim dkk. (2007), Ardini (2010) dam Nur (2010).Berdasarkan hasil penelitian di atas serta kesimpulan dari landasan teori yang ada,maka dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut : H1 : Kompetensi mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. C. Independensi
7
Christiawan, (2002) berpendapat bahwa akuntan publik berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lainnya yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik. Sedangkan yang harus dimiliki seorang auditor yaitu kemampuan dalam mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen. Tidak dapat dipungkiri bahwa sikap independen merupakan hal yang melekat pada diri auditor, sehingga independen seperti telah menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki. Hasil survei menunjukkan bahwa masyarakat mempertanyakan independensi akuntan publik karena adanya perangkap fungsi akuntan publik, sebagai pemberian jasa auditing dan non audit. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini: H2 : independensi berpengaruh significant terhadap kualitas audit D. Pengalaman Menurut Knoers dan Haditono (1999) dalam Asihss (2006 : 12) mengatakan bahwa pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Dan secara teknis Kebanyakan orang memahami bahwa semakin banyak jumlah jam terbang seorang auditor, tentunya dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik daripada seorang auditor yang baru memulai kariernya. Atau dengan kata lain auditor yang berpengalaman diasumsikan dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang belum berpengalaman. Hal ini dikarenakan pengalaman akan membentuk keahlian seseorang baik secara teknis maupun secara psikis. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa variabel pengalaman mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti mendukung penelitian Muliani, dkk. (2010). Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini: H3 : Pengalaman berpengaruh significant terhadap Kualitas Audit. E. Kerangka pemikiran
Kompentensi (
)
Independensi (
)
Pengalaman (
)
Kualitas Audit (Y)
8
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survey. Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Inddiantoro dan Bambang Supeno ,1999). B. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Surakarta dan Yogyakarta. Sesuai dengan daftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2011, KAP yang ada di Surakarta berjumlah 4 KAP dan Yogyakarta berjumlah 11 KAP jumlah seluruhnya 15 KAP. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik convenience sampling yang merupakan bentuk sampel sederhana yang dilakukan dengan memilih sampel bebas sesuai kebutuhan penelitian (Jogiyanto, 2008). Jumlah kuesioner yang kembali berjumlah 35. C. Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket (kuesioner). Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2007). Pada penelitian ini menggunakan kuesioner terkait mengenai kompetensi, independensi, pengalaman dan kualitas audit. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu pendahuluan, tahap persiapan penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian. D. Variable Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel dalam penelitian ini adalah Kualitas audit, Kompetensi, independensi, dan Pengalaman. Berikut adalah penjelasan dari masing masing variabel tersebut: 1. Kompetensi adalah auditor yang dengan pengetahuan, pengalaman yang cukup, eksplisit dan dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Kuesioner terdiri dari 10. Semua item pertanyaan diukur pada skala Likert 1 sampai 5dan dengan pilihan jawaban SS,TS,RR,S,SS. 2. Independensi adalah sikap bebas dan tidak memihak yang dimiliki auditor terkait dengan penugasan auditnya. Kuisioner terdiri dari 10 pernyataan dengan skala likert 1-5 dan dengan pilihan jawaban SS, TS,RR,S,SS. 3. Libby dan Frederick (1990) dalam Kusharyanti (2003) menemukan bahwa auditor yang lebih berpengalaman mempunyai pemahaman yang
9
lebih baik atas laporan keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik. Kuisioner terdiri dari 10 pernyataan dengan skala likert 1-5 dan dengan pilihan jawaban SS, TS,RR,S,SS 4. Kalitas audit adalah kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akutansi kliennya. Kuisioner terdiri dari 10 pernyataan dengan skala likert 1-5 dan dengan pilihan jawaban SS, TS,RR,S,SS E. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan : Y = Kualitas Audit X1 = Kompetensi X2 = Independensi X3 = Pengalaman a = Konstanta b1, b2, b3 = Koefisien regresi ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek penelitian Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 30 kepada Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Surakarta dan Yogyakarta. Untuk responden berumur 20-29 jumlah 8 (26,7%), 30-39 sebanyak 7 (23,4%), 40-49 sebanyak 10 (33,43%), 50 tahun sebanyak 5 (16,6%). Sebagian besar responden didominasi oleh berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 orang dan sebesar 66,7% sedangkan berjenis kelamin perempuan sebanyak 10 orang dan sebesar 54,29%. Untuk responden memiliki jabatan senior auditor sebanyak 18 orang dengan prosentase sebesar 60% dan memiliki jabatan auditor sebanyak 12 orang dengan prosentase sebesar 40%. B. Hasil Pengujian Kualitas Pengumpulan Data Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan bantuan komputer SPSS versi 20.0, diketahui nilai signifikansi keempat variabel tersebut < 5% dan nilai rhitung > 0,361, sehingga dari pernyataan untuk semua variabel dikatakan valid. Sedangkan dari hasil uji reliabilitas, diketahui keempat variabel tersebut memiliki nilai cronbach’s alpha diatas 0,60, sehingga pernyataan yang digunakan oleh variabel gaya kepemimpinan, motivasi, budaya organisasi, dan kinerja dapat dipercaya atau handal untuk digunakan sebagai alat ukur variabel. C. Hasil Pengujian Asumsi Klasik
10
Hasil dari pengujian normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov (K-S) didapatkan nilai probabilitas > α, sehingga dari hasil pengujian dinyatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normal. Sedangkan dari hasil uji multikolinieritas, variabel gaya kepemimpinan, motivasi, budaya organisasi memiliki VIF < 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1, sehingga model regresi yang digunakan tidak terjadi adanya multikolinieritas. Hasil dari pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser, variabel gaya kepemimpinan, motivasi, dan budaya organisasi memiliki nilai signifikansi > 0,05, sehingga bebas dari adanya heteroskedastisitas dalam model regresi tersebut. D. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Hasil pengolahan data dengan bantuan komputer program SPSS versi 20 didapatkan persamaan regresi: Y = 13.775+ 0.210X1 + 0.122X2 + 0,399X3 Untuk menginterpretasi hasil dari analisis tersebut, dapat diterangkan: 1. Konstanta sebesar 13.775 dengan parameter positif menunjukkan bahwa kualitas audit yang dimiliki seorang auditor apabila didukung kompetensi, pengalaman dan independensi. 2. Koefisien regresi X1 yaitu kompetensi menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0.210 dengan demikian dapat diketahui bahwa kompetensi meningkatkan kualitas audit. 3. Koefisien regresi X2 yaitu independensi menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0.122 dengan demikian dapat diketahui bahwa independensi mampu meningkatkan kualitas audit. 4. Koefisien regresi X3 yaitu pengalaman menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0,399 dengan demikian dapat diketahui bahwa pengalaman mampu meningkatkan kualitas audit. E. Hasil Pengujian Hipotesis Hasil Koefisien Determinasi (R2) diperoleh angka koefisien determinasi dengan adjusted-R2 sebesar 0,494%. Hal ini berarti bahwa 49,4% variasi variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh variabel kompetensi, pengalaman dan independensi, sedangkan sisanya yaitu 50,6 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model yang diteliti. Berdasarkan hasil analisis uji F diketahui bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 10.454 > 3,32 dan nilai signifikansi = 0,000 < = 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak, sehingga variabel kompetensi, independensi dan pengalaman mempunyai pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kualitas audit.
11
Berdasarkan uji t pada Variabel kompetensi diketahui nilai (3.707)lebih besar daripada ttabel (2.052) atau dapat dilihat dari signifikansi 0,01 < = 0,05. Variabel independensi diketahui nilai (2,403) lebih kecil daripada ttabel (2.052) atau dapat dilihat dari signifikansi 0,024 < = 0,05. Variabel pengalaman diketahui nilai (3.323) lebih besar daripada ttabel (2052) atau dapat dilihat dari signifikansi 0,03 < = 0,05.
thitung nilai thitung nilai thitung nilai
F. Pembahasan 1. H1 : Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit Berdasarkan hasil analisis diperoleh variabel kompetensi diketahui nilai thitung (3.707) lebih besar daripada ttabel (2,052) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,01 < = 0,05. Oleh karena itu, H1 diterima, artinya variable kompetensi berpengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) diamana pada saat auditor mengaudit laporan keuangan klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standart auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa seorang auditor yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai akan lebih memahami dan mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam dan lebih mudah dalam mengukuti perkembangan yang semakin kompleks dalam lingkungan audit kliennya. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki auditor maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkannya. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel kompetensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Berarti penelitian ini mendukung penelitian Alim dkk. (2007), Ardini (2010) dam Nur (2010). 2. H2 : Independensi berpengaruh terhadap Kualitas audit. Variabel independensi diketahui nilai thitung (2.403) lebih besar daripada ttabel (2,052) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,024 < = 0,05. H2 diterima artinya Independensi merupakan sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melakukan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integrasi dan objektifitas. Oleh karena itu cukuplah beralasan bahwa untuk menghasilkan audit yang berkualitas diperlukan sikap independensi dari auditor. Karena jika auditor kehilangan independensinya maka laporan audit yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat digunakan
12
sebagai dasar pengambilan keputusan. Menurut Christiawan, (2002) berpendapat bahwa akuntan publik berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lainnya yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik. Sedangkan yang harus dimiliki seorang auditor yaitu kemampuan dalam mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen. Tidak dapat dipungkiri bahwa sikap independen merupakan hal yang melekat pada diri auditor, sehingga independen seperti telah menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki. Hasil survei menunjukkan bahwa masyarakat mempertanyakan independensi akuntan publik karena adanya perangkap fungsi akuntan publik, sebagai pemberian jasa auditing dan non audit. 3. H3 : Pengalamn berpengaruh terhadap Kualitas Audit. Variabel pengalaman diketahui nilai thitung (3.323) lebih besar daripada ttabel (2,052) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,03 < = 0,05. H3 diterima,artinya Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Pengalaman merupakan atribut yang penting yang dimiliki oleh audit, hal ini terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat oleh auditor yang tidak berpengalaman lebih banyak dari pada auditor yang berpengalaman. Menurut Knoers dan Haditono (1999) dalam Asihss (2006 : 12) mengatakan bahwa pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Dan secara teknis Kebanyakan orang memahami bahwa semakin banyak jumlah jam terbang seorang auditor, tentunya dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik daripada seorang auditor yang baru memulai kariernya. Atau dengan kata lain auditor yang berpengalaman diasumsikan dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang belum berpengalaman. Hal ini dikarenakan pengalaman akan membentuk keahlian seseorang baik secara teknis maupun secara psikis. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa variabel pengalaman mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti mendukung penelitian Muliani, dkk. (2010).
13
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis data sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil uji t diatas diperoleh hasil variabel kompetensi pengalaman dan independensi mempunyai pengaruh secara significant terhadap kualitas audit. 2. Berdasarkan hasil analisis uji F diketahui bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 10.454 > 3,32 dan nilai signifikansi = 0,000 < = 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak, sehingga variabel kompetensi, independensi dan pengalaman mempunyai pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kualitas audit. 3. Hasil Koefisien Determinasi (R2) diperoleh angka koefisien determinasi dengan adjusted-R2 sebesar 0,494%. Hal ini berarti bahwa 49,4% variasi variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh variabel kompetensi, pengalaman dan independensi, sedangkan sisanya yaitu 50,6 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model yang diteliti. B. Keterbatasan Dalam pelaksanaan penelitian ini tentunya terdapat keterbatasan yang dialami oleh, namun diharapkan keterbatasan ini tidak mengurangi manfaat yang ingin dicapai. Keterbatasan tersebut antara lain : 1. Keterbatasan metode survei menggunakan kuestioner yaitu bahwa peneliti tidak dapat mengontrol jawaban responden, maka bisa saja terjadi pengisian kuestioner bukan oleh responden yang bersangkutan. 2. Penelitian ini terbatas pada variabel penelitian dalam mempengaruhi kualitas audit yaitu kompetensi, independensi dan pengalaman. 3. Penelitian ini juga terbatas pada wilayah penelitian yaitu hanya wilayah Surakarta dan Yogyakarta. C. Saran Dari hasil penelitian ini saran yang dapat disampaikan penulis adalah srbagai berikut : 1. Sebaiknya kantor akuntan publik lebih meningkatkan kualitas audit agar kompetensi, independensi dan pengalaman dapat terpenuhi 2. Sebaiknya untuk penelitian yang mendatang menambah jumlah variabel selain variabel kompetensi, independensi dan pengalaman dalam smempengaruhi kualitas audit.
14
DAFTAR PUSTAKA
Muliani, Elisha. dan Icuk Rangga. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit, Symposium Nasional Akutansi XIII. Hal. 1-23. Alim, Nizarul, Hapsari, Trisni dan Purwanti liliek. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variable Modernisasi, Symposium Nasional Akuntansi X. Juli : 2-18. Ardini, Lilis. 2010. Pengaruh Kompetensi Independensi, Akuntabilitas,Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit. No. 3 Desember. Hal. 329-349. Surabaya: STIESIA Badjuri, Ahmad. 2011. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit Auditor Independen. Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah. Vol. 3, No. 4 (November). Hal : 183-197. Kawijaya, Nelly dan Juniarti. 2002. Faktor-faktor yang Mendorong Perpindahan Auditor (Auditor Switch) pada Perusahaan-perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4. No. 2. pp. 93-105. Ng, Terence Bu-Peow dan Hun-Tong Tan. 2003. Effects of Authoritative Guidance Availability and Audit Committee Effectiveness on Auditors' Judgments in an Auditor-Client Negotiation Context. The Accounting Review. Vol. 78. No. 3. pp. 801-818. Faisal, Nardiyah, dan M.Rizal Yahya. 2012. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Profesionalisme terhadap Kualitas Audit dengan Kecerdasan Emosional sebagai Variabel Moderasi. ISSN 2302-0164. pp. 1-21. Rosalina Sari,Ricca. 2012. Pengaruh Kompetensi dan Indenpendensi, Auditor terhadap kualitas Audit. Jurnal Akuntansi. Vol 1. No. 2 Nur. 2010. Pengaruh Kompetensi dan Indenpendensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Tidak dipublikasikan. Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP). 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat. Jakarta.
15
Mayangsari, Sekar. 2003s. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat Audit : Sebuah Kuasieksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 6. No. 1. pp. 1-22. Rahmawati, Desi dan Jaka Winarna. 2002. Peran Pengajaran Auditing terhadap Pengurangan Expectation Gap: Dalam Isu Peran Auditor dan Aturan serta Larangan pada Kantor Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 7. No. 2. Pany, K dan M.J. Reckers. 1980. The Effect of Gifts, Discounts, and Client Size on Perceived Auditor Independence. The Accounting Review. Januari. p. 50-61. Lavin, D. 1976. Perception of The Independence of The Auditor. The Accounting Review. Januari. p. 41-50. Nugrahaningsih, P. 2005. Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-faktor Individual: Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity). SNA VIII Solo. p. 617-630 Cushing, B.E. 1999. Economic Analysis of Accountants' Ethical Standards: The Case of Audit Opinion Shopping. Journal of Accounting and Public Policy. p. 339-363. Payamta. 2002. Sikap Akuntan dan Pengguna Jasa Akuntan Publik Terhadap Advertensi Jasa Akuntan Publik. SNA 5 Semarang. p. 544-559. Mansur, Tubagus. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Ditinjau dari Persepsi Auditor atas Pelatihan dan Keahlian, Independensi dan Penggunaan Kemahiran Profesional. Tesis Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Gadjah Mada (Tidak Dipublikasikan). Aji, Pandhit Seno. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Ditinjau dari Persepsi Auditor atas Independensi, Pengalaman, dan Akuntabilitas. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. (Tidak dipublikasikan). Rahman, Ahmad Taufik. 2009. Persepsi Auditor Mengenai Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Due Professional Care terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. (Tidak dipublikasikan). Hernadianto. 2002. ”Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Pengetahuan dan Penggunaan Intuisi Mengenai Kekeliruan (Pada KAP di Jateng dan DIY)”. Semarang. Tesis Maksi : Universitas Diponegoro
16
Indriantoro, Dr. Nur, M.Sc., Ak dan Drs. Bambang Supomo, M. Si., Ak. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi ke1. BPFE. Yogyakarta. Christiawan, Y.J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Journal Directory : Kumpulan Jurnal Akuntansi dan Keuangan Unika Petra. Vol. 4 / No. 2. Simamora, Henry. 2002. Auditing. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN. Kusharyanti. 2003. Temuan Penelitian Mengenai Kualitas Audit dan Kemungkinan Topik Penelitian di Masa Datang. Jurnal Akutansi dan Manajemen (Desember). Hal. 25-60. Murtanto dan Gudono. (1999). Identifikasi Karakteristik-karakteristik Keahlian Audit: Profesi Akuntan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.2. No. 1. Januari. p. 37-52. Saifudin. 2004. ”Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Kuasieksperimen Pada Auditor Dan Mahasiswa)”. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Diponegoro. Abdulmohammadi, Mohammad dan Arnold Wright. 1987. ”An Evamination of the effect of Experince and Task Comlexity on Audit Judgment”. The Accounting Review (January)-Pp 1-3. Asih, Dwi Ananing Tyas. 2006. Jurnal. Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan Keahlian Auditor Dalam Bidang Auditing. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Hussey, Roger dan George Lan. 2001. An Examination of Auditor Independence Issues from the Perspectives of U.K. Finance Directors. Journal of Business Ethics. Vol. 32. No. 2. Springer. pp. 169-178. Aji, Pandhit Seno. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Ditinjau dari Persepsi Auditor atas Independensi, Pengalaman, dan Akuntabilitas. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. (Tidak dipublikasikan). Noviari, Suryani, Tri Eka Merdekawati, Dharma T.E. Sudarsono. 2005. Hubungan Etika, Pengalaman, Ketaatan pada Standar Profesi, dan Akuntabilitas Profesional (Survey pada Akuntan Publik di DKI Jakarta). Proceeding Seminar Nasional PESAT. Jakarta. Agustus. pp. E- 165-E-172.
17
Lukman Hakim. 2009. Pengaruh Kompetensi dan Indenpendensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tidak dipublikasikan.
18
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismillahirahmannirrohim Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Nama Nim Fakultas/Jurusan Jenis Judul
: Sheila Wikanov Putri : B 200 090 002 : Ekonomi Dan Bisnis / Akuntansi : Skripsi : Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Pengalaman Terhadap Kualitas Audit ( Studi pada Auditor di KAP Wilayah Surakarta dan Yogyakarta)
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntunan hokum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana semestinya.
Surakarta, Oktober 2013 Yang Menyatakan
Sheila Wikanov Putri