PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN BIDANG KELAUTAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TERHADAP KUALITAS LABA Peneliti MUH. ARIFIN 12046220100
[email protected] Abstract Influence Of Marine Corporate Financial Performance Listed On The Indonesia Stock Exchange On The Earnings Quality. Preceptor 1: Sri Ruwanti, SE., M.Sc. Preceptor 2: Firmansyah Khusasi, ST., MM. This study aims to know the effect of the financial performance to earnings quality. The variables of financial performance which are supposed to influence positively on the quality of earnings is profitability while variables expected the negative effect is liquidity and leverage. This study was performed on companies listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX) with the object of study is a company engaged in marine. The study was conducted on annual report consistently from year 2012 to 2014. The population of the company amounted to 32 companies the marine field. There are 12 companies were selected as sample by purposive sampling method. Testing of the hypothesis by using multiple linear regression. The results of the study provide empirical evidence that financial performance views of profitability, liquidity and leverage simultaneously significant effect on the earnings quality. Individually profitability significant negative effect on the earnings quality, liquidity do not affect negatively effect on the earnings quality and leverage negative effect on the earning quality. Keywords: Earnings Quality, financial performance (profitability, liquidity and leverage).
1. A.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Laba yang tinggi jelas lebih disukai dari pada laba yang rendah karena dengan tingkat laba yang tinggi dinilai bahwa kinerja perusahaan itu baik, sehingga informasi laba memberikan efek positif bagi pengguna laporan keuangan. Nasih (2014) mengungkapkan bahwa laba akuntansi menjadi salah satu bottom line yang paling banyak mendapat perhatian dari investor dan stakeholders. Sedangkan menurut Anggraini (2010) informasi laba sangat penting, karena informasi laba dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan suatu bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang telah ditetapkan, bahkan kreditur ataupun investor menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen dan memprediksi laba masa yang akan datang. Kajian terkait laba harus dilakukan, hal ini berkaitan dengan kualitas dari informasi laba itu sendiri. Banyak peneliti yang mengungkapkan bahwa informasi laba yang ada pada laporan keuangan tidak selalu mencerminkan laba sesungguhnya atau laba tersebut diragukan kualitasnya (lihat Novianti, 2012; Riswan & Kesuma, 2014; Sukmawati, Kusmuriyanto, & Agustina, 2014; dan Maharani, 2015). Diindikasikan kualitas laba rendah karena dalam pelaporan laba akuntansi mengandung gangguan persepsian (Theacini & Wisadha, 2014). Ganguan muncul tidak terlepas dari adanya pemisahaan kepemilikan dalam mengelola perusahaan, hal ini diungkapkan Muid (2009), pemisahan kepemilikan dalam menjalankan bisnis perusahaan dapat menimbulkan konflik dalam pengendalian dan pengelolaan perusahaan yang menjadi rasionalisasi penyebab awal laba menjadi kurang berkualitas. Untuk kualitas laba tersebut sangat tergantung dari aktivitas manajemen perusahaan atau kinerja dari pengelola perusahaan itu sendiri, dimana menurut Hery (2015) proses laporan keuangan itu berhubungan langsung dengan orang-orang yang di dalamnya (perusahaan). Pendekatan yang dapat atau paling memungkinkan untuk menginterperestasikan bahwa informasi laba pada laporan keuangan itu memberikan informasi laba yang berkualitas adalah dengan menggunakan pendekatan manajemen laba. Karena ketika informasi laba yang disajikan terjadi praktik manajemen laba (earnings management) atau manipulasi laba dalam laporan keuangan perusahaan, efeknya adalah laba yang dilaporkan menjadi tidak berkualitas (Peasnell, Pope, & Young, 2005). Bahkan diungkapkan oleh Maharani (2015), terjadinya peraktek manajemen laba dalam suatu perusahaan secara langsung menurunkan kualitas laba perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu (Aditya & Suwitho, 2014). Ismanegara (2013) mengungkapkan kinerja keuangan suatu perusahaan sangat penting untuk diketahui karena melalui pengukuran dan evaluasi kinerja keuangan, perusahaan dapat menyusun rencana-rencana atau target untuk masa yang akan
datang, memudahkan pihak manajemen dalam mengidentifikasikan masalahmasalah yang terdapat dalam bidang keuangan sebuah perusahaan sehingga dapat ditentukan suatu solusi yang lebih akurat bagi penanganan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan. Sehingga kinerja keungan juga merupakan salah satu bagian yang menjadi penilaian atau pertimbangan dalam berinvestasi. Sehingga dalam penelitian ini memunculkan dua faktor penilaian untuk berinvestasi yakni kinerja kuangan dan kualitas laba. Untuk itu data atau informasi kinerja keuangan dan kualitas laba sangat berguna bagi investor, kreditur dan pengguna lain untuk menghindari kesalahan dalam penanaman modalnya. Oleh karena itu pengguna informasi seperti investor dituntut untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya melalui analisis rasio keuangan perusahaan dan investor ataupun kreditur juga harus tahu bahwa laba yang disajikan di laporan keuangan tidak selalu mencerminkan yang sebenarnya, sehingga sebelum berinvestasi mesti menilai apakah laba perusahaan yang menjadi tujuan untuk berinvestasi berkualitas atau tidak. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas laba, dalam penelitian Maharani (2015) diungkapkan ada 5 faktor yang mempengaruhi kualitas laba diantaranya; corporate governance (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen), pertumbuhan laba dan leverage. Sedangkan menurut Surifah (2010) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas laba dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kualitas laba yang berpengaruh positif dan berpengaruh negatif, hal ini didasari dari hasil riveiw penelitian (Fanani et al., 2009). Faktor-faktor yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas laba tersebut adalah siklus operasi, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan risiko lingkungan. Sedangkan Faktor-faktor yang berpengaruh positif dan signifikan adalah leverage, konsentrasi pasar, dan kualitas auditor. Sedangkan faktor likuiditas, kepemilikan manajerial masih ditemukan hasil yang berbedabeda. Namun berdasarkan referensi yang ada ternyata masih ditemukan inkonsestensi dengan apa yang diungkapkan di atas. Kinerja keungan yang dilihat dari profitabilitas, likuidtas dan leverage masih ditemukannya hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten terhadap kualitas laba. Dimana hasil penelitian ditemukan ada yang berpengaruh, tidak berpengaruh atau berpengaruh positif dan adapula berpengaruh negatif. Berkaitan dengan berkualitas atau tidaknya laba yang di laporan oleh perusahaan menjadi motivasi peneliti untuk mengkaji perusahaan bidang kelautan sebagai objek penelitian. Dimana, bidang kelautan itu sendiri menurut Tridoyo Kusumastanto sebagaimana dalam Limbong (2015) dapat dibagi menjadi bidangbidang sebagai berikut; (1) perikanan tangkap; (2) perikanan budidaya; (3) industri pengolahan hasil perikanan; (4) industri bioteknologi kelautan; (5) pertambangan dan energi; (6) pariwisata bhari; (7) angkutan laut; (8) jasa perdagangan; (9) industri maritim; (10) pulau-pulau kecil; (11) sumber daya non convensional; (12) bangunan kelautan (konstruksi dan rekayasa); (13) benda berharga dan warisan budaya (culture hetitage); (14) jasa lingkungan, konservasi dan biodevesitas laut. Persoalan yang kemudian muncul pada perusahaan bidang kelautan ini adalah besarnya kebutuhan dana untuk mengembangkan usaha bidang kelautan
seperti pengembangan infrastruktur, modal usaha dan pengembangan usaha-usaha bidang kelautan lainnya. Hal ini diungkapkan oleh Mentri Kelautan dan Perikanan Ibu Susi Puji Astuti, Ia mengungkapkan “Sektor usaha di bidang kelautan dan perikanan potensinya sangat besar dan itu membutuhkan pembiayaan yang sangat besar” (www.kkp.go.id). Melihat hal ini salah satu upaya yang mungkin dapat ditempuh untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan bidang kelautan yang besar tersebut, yakni melalui pendanaan dari investor, kriditur dan lain-lain (investor dari dalam negeri ataupun investor luar negeri). Namun menjadi catatan penting bahwa tentunya investor atau kreditor hanya akan memberikan dananya pada usaha yang menurutnya pantas untuk diberikan dananya. Korelasi persoalan yang kemudian muncul dalam variabel penelitian ini terhadap objek penelitian adalah bila kualitas laba dan kinerja keuangan menjadi salah satu hal penting untuk dijadikan pertimbangan oleh investor untuk berinvestasi, maka dengan berdalilkan pada teori keagenan dan pensinyalan, melalui laporan keuangan laba yang menjadi perhatian investor bisa saja tidak mencerminkan kondisi kinerja keuangan perusahaan sebenarnya karena laporan keuangan tersebut sengaja dipercantik agar investor tertarik untuk berinvestasi. Bila hal ini terjadi tentu investor tidak ingin menanamkan modalnya, karena investor tidak mendapatkan informasi yang sebenarnya. Investor butuh kepastian informasi (terutama informasi laba) sehingga menurut penulis informasi laba harus berkualitas, tujuannya adalah agar semakin banyak investasi yang masuk di perusahaan-perusahaan bidang kelautan Indonesia. Selain itu bila penelitian sebelumnya masih menemukan hasil yang inkonsisten, maka bagaimanapula hasilnya jika penelitian ini dilakukan pada usaha bidang kelautan, seperti beberapa penelitian sebelumnya yang merekomendasikan untuk dilakukan riset pada perusahaan selain sektor manufaktur atau usaha-usaha yang berbeda-beda. Berkaitan dengan penjelasan di atas untuk itu judul yang di ambil dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Bidang Kelautan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Terhadap Kualitas Laba”. B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan bidang kelautan yang dilihat dari profitabilitas terhadap kualitas laba ? 2. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan bidang kelautan yang dilihat dari likuiditas terhadap kualitas laba ? 3. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan bidang kelautan yang dilihat dari leverage terhadap kualitas laba ? 4. Apakah kinerja keuangan (profitabilitas, likuiditas dan leverage ) secara simultan berpengaruh terhadap kualitas laba ? C.
Tujuan Penelitian Adapaun tujuan dari hasil penelitian ini, berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. 2. 3. 4.
2. A.
Untuk mengetahui pengaruh dari kinerja keuangan perusahaan bidang kelautan yang dilihat dari profitabilitas terhadap kualitas laba. Untuk mengetahui pengaruh dari kinerja keuangan perusahaan bidang kelautan yang dilihat dari likuiditas terhadap kualitas laba. Untuk mengetahui pengaruh dari kinerja keuangan perusahaan bidang kelautan yang dilihat dari leverage terhadap kualitas laba. Untuk mengetahui secara simultan kinerja keuangan (profitabilitas, likuiditas dan leverage ) berpengaruh terhadap kualitas laba. LANDASAN TEORI Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori Sinyal pertama sekali dicetuskan oleh Bhattacharya pada tahun 1979. Prapaska & Mutmainah (2012) mengungkapkan teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Asimetri informasi antara manajer dengan pihak luar perusahaan menjadi dasar yang mendorong perusahaan untuk memberikan informasi dimana perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (pemilik, calon investor dan kreditor). Bila informasi ini tidak di dapatkan oleh pihak luar perusahaan akan berakibat pada sikap melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. B.
Teori Keagenan (Agency Theory) Teori agensi pertama kali dipopulerkan oleh Jensen dan Meckling (1976). Pemisahan kepemilikan ini akan dapat menimbulkan konflik dalam pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan perusahaan yang menyebabkan para manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginan para pemilik. Konflik yang terjadi akibat pemisahan kepemilikan ini disebut dengan konflik keagenan (Siallagan & Machfoedz, 2006). Menurut Tuwentina & Wirama (2014) pihak manajemen berusaha dengan segala cara untuk menyusun laporan keuangan sesempurna mungkin baik di mata pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Hal inilah yang sering menjadi pemicu timbulnya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dengan principal yang dikenal sebagai konflik agensi. Walaupun sebenarnya Agen dan principel memiliki keinginan yang sama untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya atas pengelolaan perusahaan. C.
Manajemen Laba (Earnings Management) Sulistyanto (2008) mendefinisikan secara umum manajemen laba (earnings management) adalah suatu upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabuhi stakeholder, dimana stakeholder memiliki kepentingan untuk mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan. Sehingga menurut Hery (2015) manipulasi akuntansi yang merupakan tindakan manajemen berakibat pada menyesatkan (menipu) investor mengenai kinerja keuangan atau kesehatan ekonomi perusahaan.
D.
Laporan Keuangan (Financial Statement) Laporan keuangan (financial statement) adalah dokumen perusahaan yang melaporkan perusahaan dengan istilah moneter (Horngren & Harrison, 2007). Harrison et. al. (2012) mengungkapkan bahwa definisi laporan keuangan (financial statement) adalah dokumen bisnis yang digunakan perusahaan untuk melaporkan hasil aktivitasnya kepada berbagai kelompok pemakai, yang meliputi manajer, investor, kreditor, dan agen regulator. E.
Kualitas Laba (Earning quality) Dechow, Weili, & Catherine (2010) mendefinisikan kualitas laba sebagai kemampuan laba (perusahaan) dalam menjelaskan informasi yang terkandung didalamnya yang dapat membantu pembuat keputusan dalam mengambil keputusan. Triyono (2011) mengungkapkan adanya kebebasan dari pihak manajemen untuk memilih metoda akuntansi berterima umum merupakan salah satu cara masuk manajemen melakukan perekayasaan laba (earnings manajement). Laba yang telah mengalami rekayasa menunjukkan kualitas laba yang rendah. Syarif & Pasaribu (2015) mengungkapkan laba akuntansi merupakan produk akrual, kualitas laba memiliki banyak dimensi dan dapat diukur dengan banyak ukuran, salah satunya menggunakan akrual. Akrual merupakan selisih antara laba bersih dengan arus kas dari aktivitas operasi. Akrual dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu normal accruals (non-discretionary accruals) dan abnormal accruals (discretionary accruals). Non-discretionary accruals merupakan akrual yang diperkirakan sebenarnya terjadi yang merefleksikan kinerja bisnis sebenarnya. Sedangkan discretionary accruals merupakan bagian akrual yang timbul karena tindakan pemilihan metode akuntansi oleh kebijakan manajemen. Sehingga semakin kecil nilai discretionary accruals maka kualitas laba semakin baik. Hal senada juga diungkapkan Wardhani (2009) laba dikatakan berkualitas apabila nilai absolut akrual diskresioner-nya semakin kecil karena ini berarti bahwa tingkat manajemen labanya juga semakin kecil. F.
Kinerja Keuangan (Financial Performance) Hery (2015) mengungkapkan melalui kinerja keuangan dapat dilihat prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan dengan sumber daya yang dimilikinya. Riswan & Kesuma (2014), kinerja keuangan merupakan gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan pada periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efektif dan efisien. Esthirahayu, Handayani, & Hidayat (2014) mengungkapkan laporan keuangan saja belum dapat memberikan informasi yang tepat sebelum dilakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut dan pada umumnya analisis kinerja keuangan perusahaan yakni dengan menggunakan analisis rasio. Untuk itu penelitian ini kinerja keungan akan dilihat pada rasio profitablitas, likuiditas dan leverage. Raharjaputra (2009) mengungkapkan pada intinya rasio profitabilitas, likuiditas dan leverage adalah sebagai berikut: a. Rasio profitabilitas (profitability ratio), rasio yang mengukur seberapa besar efektifitas manajemen atau eksekutif perusahaan yang dibuktikan
b.
c.
dengan kemampuan menciptakan keuntungan atau perlu ditambahkan mampu menciptakan nilai tambah ekonomis perusahaan. Rasio likuiditas (likuidity ratio), rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo. Rasio leverage (leverage ratio), rasio yang mengukur seberapa jauh atau seberapa besar perusahaan telah didanai atau dibiayai oleh hutang
G.
Kerangka Pemikiran (Framework) Terdaftarnya perusahaan-perusahaan bidang kelautan di Bursa efek Indonesia membuktikan bahwa perusahaan tersebut masih membutuhkan dana untuk perusahaannya. Namun yang menjadi catatan pentingnya adalah, pihak eksternal seperti investor dan kreditor hanya akan memberikan dananya pada perusahaan yang dinilainya layak untuk diberikan dana tersebut. Berdasarkan kajian penelitian terdahulu kualitas laba dan kinerja keuangan menjadi penting untuk diteliti karena merupakan salah satu yang menjadi penilaian dalam berinvestasi.
Gambar 2.1: Kerangka Berfikir Penelitian Sumber: Data diolah peneliti
H.
3. A.
Hipotesis Penelitian (Research Hypothesis) Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: H1. Kinerja keuangan yang dilihat dari profitabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas laba. H2. Kinerja keuangan yang dilihat dari likuiditas berpengaruh negatif terhadap kualitas laba. H3. Kinerja keuangan yang dilihat dari leverage berpengaruh negatif terhadap kualitas laba. H4. Kinerja keuangan (profitabilitas, likuiditas dan leverage) secara simultan berpengaruh terhadap kualitas laba.
METODELOGI PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan cara menguji hipotesisi yang dikembangkan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang dilihat dari rasio profitabilitas,
likuiditas dan leverage (variabel independen) terhadap variabel dependen yakni kualitas laba (earning quality). B.
Oprasionalisasi Variabel
Tabel 3.1 Oprasionalisasi Variabel No Definisi Variabel 1 Profitabilitas (Return On Asset): Putri & Christiawan (2014), ROA merupakan suatu indikator keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas total aset yang dimiliki perusahaan. 2 Likuiditas (Current Ratio): Amanah, Atmanto, & Azizah (2014), Current Ratio dapat dijadikan sebagai dasar perhitungan dari likuiditas jangka pendek yang paling utama karena mencakup seluruh komponen aktiva lancar dan seluruh komponen hutang lancar. 3 Leverage (Debt To Equity Ratio): DER digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total ekuitas, semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar Sandhieko (2009). 4 Kualitas Laba (Discresionary Accrual): Discronary accrual (DACC) umunya menggunakan model Jones (1991) yang di modifikasi oleh Dechow et al. (1995) DACC merupakan accrual yang muncul dari kebijakan manajemen. Sehingga semakin kecil discretionary accruals (DACC) semakin tinggi kualitas laba dan sebaliknya semakin besar (DACC) maka semakin rendah kualitas laba (Paulus, 2011).
Perhitungan ROA= Laba Bersih/Total Asset X 100%
Sumber Ramanuningsih (2012)
CR= Asset Lancar/Hutang Lancar X 100%
Sukmawati, Kusmuriyanto, & Agustina (2014)
DER= Total Hutang/Total Equity X 100%
Gaol (2014)
1. TACCit = EBXTit – OCFit 2. TACCit/TAi,t1= α1(1/TAi,t-1) + α2((ΔREVit ΔRECit)/ TAi,t1) + α3(PPEit/ TAi,t-1) + εit 3. NDACCit = α1 (1/ TAi,t-1) + α2 (ΔREVit ΔRECit)/ TAi,t1)+ α3(PPEit/ TAi,t-1)
Muid (2009)
4. DACCit = (TACCit/TAi,t1) - NDACCit
C.
Populasi Dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan bidang kelautan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014. Terdapat Tujuh dari Empat belas bidang kelautan menurut Kusumastanto dalam (Limbong, 2015) yang menjadi populasi dalam penelitian ini yakni; 1) Bidang perikanan tangkap; 2) Bidang budidaya 3) Bidang industri pengolahan hasil perikanan; 4) Bidang pariwisata bahari; 5) Bidang transportasi laut atau angkutan laut; 6) Bidang Jasa perdagangan; dan 7) Industri maritim. Metode penetuan sampel menggunakan purposive sampling. Adapun kriteria dan sampel penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Identifikasi sampel sesuai kriteria dalam penelitian No Kriteria Sampel Tidak Masuk Kriteria 1 Perusahaan bidang kelautan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2012-2014. 2 Menerbitkan laporan keuangan 31 Desember (5) secara konsisten dari tahun 2012-2014. 3 Laporan keuangan disajikan dalam mata uang (11) rupiah. 4 Memiliki data yang lengkap sesuai kebutuhan (4) penelitian untuk tahun 2011-2014 Total Tidak masuk kriteria Jumlah sampel
Jumlah
32
(20) 12
D.
Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis SPSS 22.00 untuk menjawab rumusan masalah dan manarik sebuah kesimpulan atas penelitian yang dilakukan. Adapun tahapan-tahapannya dilakukan sebagai berikut: 1.
Uji asumsi klasik Uji asumsi klasik merupakan syarat untuk melakukan pengujian regresi linier berganda. Normalitas dengan uji statistik Non-Parametik Kolmogorov-Smirnov Uji Multikolinearitas dengan melihat model regresi dari nilai tolerance (tolerance value) dan nilai Variance Inflation Factor Uji Autokorelasi dengan uji Durbin-Wiston (DW) Uji Heteroskedastisitas dengan Uji galzer
2.
Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat). Persamaan regresi pada penelitian ini adalah sebagai berikut: KL = α + βX₁KROF+ βX₂KLIK+ βX3KLEG + e
3.
Uji Hipotesis (Uji) Uji hipotesis merupaka suatu proporsi atau tanggapan yang sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau solusi persoalan dan juga untuk dasar penelitian lebih lanjut (Sunyoto, 2011). Adapun uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan; 1) Uji Kofesien (R2); 2) Uji Pengaruh Simultan (Uji f-test); dan 3) Uji persial (Uji t-test).
4. A.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskriptif Penelitian Hasil tampilan SPSS statistik dekriptif di atas pada tabel 4.1 terdapat 36 responden (N) dari 12 sampel perusahaan bidang kelautan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun. Tabel 4.1 Statisitk deskrptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA CR
36
.00128
.26077
.0653243
.05506287
36
.23990
22.01538
2.3881696
3.60065884
DER DACC Valid N (listwise)
36 36
.03379 -.1078172
6.61671 .8971068
1.5002643 .195123734
1.59505587 .2010584957
36
Variabel terikat yakni kualitas laba (KL) yang diukur dengan discretionary accrual (DACC) mengambarkan bahwa dari 36 data penelitian nilai minimum discretionary accrual (DACC) adalah -0.1078172 terjadi pada PT. United Tractor Tbk (UNTR) nilai maksimum discretionary accrual (DACC) adalah 0.8971068 terjadi pada PT. Tanah Laut Tbk (INDX). Adapun nilai rata-ratanya dari discretionary accrual (DACC) adalah 0.195123734 hal ini berarti pula manajemen laba pada perusahaan bidang kelautan cukup rendah atau berarti pula kualitas laba dari perusahaan bidang kelautan memiliki kualitas laba yang cukup tinggi. Sedangkan nilai standar deviasi discretionary accrua DACC adalah 0.2010584957. Sedangakan variabel bebas yakni kinerja keuangan berdasarkan hasil statistik deskriptif yang tergambar dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa dengan sampel 36 penelitian menunjukkan masing-masing rata-rata profitabilitas (ROA), likuiditas (CR) dan leverage (DER) adalah .0653243 2.3881696 dan 1.5002643. Profitabilitas (ROA) memiliki nilai minimum 0.00128 terjadi pada perusahaan dan nilai maksimumnya 0,26077. Likuiditas nilai minimum 0,23990 dan nilai maksimumnya adalah 22,01538. Nilai minimum leverage 0,03379 nilai maksimum leverage adalah 6,61671. Sedangkan standar deviasi dari masing-masing variabel independen yakni ROA, CR dan DER adalah ,05508454, 3,60071674 1,59449736.
B. 1.
Uji Asumsi Klasik Hasil Uji Normalitas Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test x-y1 N Normal Parametersa,b
33 .0000000 .15142504 .152 .152 -.075 .152 .051c
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Most Extreme Differences
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
2.
Hasil pengujian statistik data one-sampele Kolmogorov-Smirnov berdasarkan tabel di atas menunjukkan nilai asymp. sig. 0.051. Artinya nila tersebut lebih besar dari 0.05 (0.051 > 0.05) sehingga dapat disimpulkan data sudah berdistribusi secara normal. Uji Multikolinearitas Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Model 1 (Constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error -.117
.079
ROA 1.987 CR -.010 DER .176 a. Dependent Variable: DACC
.690 .011 .052
Coefficientsa Standardized Coefficients Beta .557 -.184 .541
Collinearity Statistics Tolerance VIF .552 .494 .815
1.813 2.022 1.227
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa variabel independen return on asset memiliki nilai Tolerance 0,552 dan VIF 1,813, Current Ratio memiliki nilai Tolerance 0,494 dan VIF 2,022, debt to equity ratio memiliki nilai Tolerance 0,815 dan VIF 1,227. Hasil ke tiga variabel ini memiliki nilai Tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel independen dalam model regresi sehingga variabel profitabilitas (ROA), likuiditas (CR) dan leverage (DER) layak untuk digunakan sebagai variabel prediktor.
3.
Hasil Uji Autokorelasi Tabel 4.4. Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model
R
1
R Square .635a
Adjusted R Square
.403
.342
Std. Error of
Durbin-
the Estimate
Watson
.1590646570
2.194
a. Predictors: (Constant), DER, ROA, CR b. Dependent Variable: DACC
Berdasarkan tabel 4.5 di atas nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 2.194 nilai ini akan dibandingkan dengan signifikansi 5%, jumlah data 33 (N) dan jumlah variabel independen 3 dan 1 variabel dependen (k = 4). Sehingga dapat diketahui nilai du dan dl pada tabel DW masing-masing adalah du: 1.7298 dan dl: 1.1927 Sehingga diketahui bahwa dw sebesar 2.194 dan nilai du sebesar 1.7298 dengan kriteria du < d < 4-du (1.7298 < 2.194 < 2.2702) maka kesimpulannya tidak terjadi autokerelasi pada model regresi. 4. Hasil Uji Heteroskedestisitas Tabel 4.5. Hasil Uji Heteroskedestisitas
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.053
.048
ROA
.142
.420
-.002 .053
CR DER
Beta
t
Sig.
1.101
.280
.079
.337
.738
.006
-.078
-.312
.757
.032
.324
1.675
.105
a. Dependent Variable: RES2
Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan semua variabel independen nilai probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedestisitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian sudah tidak terjadi penyimpangan asumsi klasik, artinya model regresi pada penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar analisis.
C.
Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 4.6. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Model 1
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant)
-.117
.079
ROA 1.987 CR -.010 DER .176 a. Dependent Variable: DACC
.690 .011 .052
.557 -.184 .541
t
Sig.
-1.483
.149
2.881 -.903 3.402
.007 .374 .002
Berdasarkan tabel 4.7 di atas model regresi linier berganda penelitian ini sebagai berkut: KL = α + βX₁KROF+ βX₂KLIK+ βX3KLEG + e KL= -0,117+1,987X₁KROF-0,010X₂KLIK+0,176X3KLEG +e Keterangan: KL = Kualitas laba α = Konstanta β = Koefisien Regresi X₁KROF = Kinerja keuangan dari Profitabilitas X₂KLIK = Kinerja Keuangan dari Likuiditas X3KLEG = Kinerja Keuangan dari Leverage Persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa: a. Nilai konstanta sebesar -0,117 mengidentifikasi bahwa jika variabel independen yaitu profitabilitas (ROA), likuiditas (CR) dan Leverage (DER) konstan atau bernilai 0, maka nilai DACC sebesar -0,177. b. Koefisien profitabilitas (ROA) sebesar 1,987. Koefieien variabel ini positif mengindikasi hubungan antara variabel ROA dengan variabel DACC searah. Dimana jika variabel profitabilitas naik satu satuan akan menaikan DACC sehingga menurunkan kualitas laba sebesar 1,987 satuan. c. Koefisien likuiditas (CR) sebesar -0,010. Koefieien variabel ini negatif mengindikasi hubungan antara variabel CR (likuiditas) dengan variabel DACC berlawanan. Dimana jika variabel likuiditas naik satu satuan akan menurunkan DACC dan kualitas laba akan naik sebesar -0,010 satuan. d. Koefisien leverage (DER) sebesar 0,176. Koefieien variabel ini positif mengindikasi hubungan antara variabel DER (leverage) dengan variabel DACC searah. Dimana jika variabel leverage naik satu satuan akan menaikan DACC sehingga menurunkan kualitas laba sebesar 0,176 satuan. D.
Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Uji ini bertujuan untuk mengukur kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
Tabel 4.7 Hasil Uji Adjusted R2 Model Summaryb Std. Error of the Model
R
1
.635a
R Square
Adjusted R Square
.403
Estimate .342
.1590646570
a. Predictors: (Constant), DER, ROA, CR b. Dependent Variable: DACC
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 0,342 atau 34.2% dalam menjelaskan variabel dependen, hal ini berarti variabel independen secara bersama-sama dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 34.2%. Sehingga profitabilitas (ROA), likuiditas (CR) dan leverage (DER) memiliki pengaruh terhadap kualitas laba (DACC) sebesar 34.2%, sedangakan sisanya 65.8% ditentukan oleh faktor lain diluar model regresi yang tidak terdeteksi dalam penelitian ini. Menurut Ghozali (2013) nilai standar error of the estimate (SEE) yang kecil menunjukan bahwa model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel, berdasarkan tabel 4.8 di atas nilai SEE menunjukan model regresi yang baik karena nilainya cukup kecil yakni sebesar 0.1590646570. E.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 4.8. Hasil Uji Statistik F ANOVAa Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares .496
df 3
Mean Square .165
.734
29
.025
1.230
32
F 6.533
Sig. .002b
a. Dependent Variable: DACC b. Predictors: (Constant), DER, ROA, CR
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, maka hasil regresi berganda secara manual dengan F hitung sebesar 6,533 dan F tabel sebesar 2,92 menunjukan Fhitung > dari Ftabel (6,533 > 2,92). Adapun secara elektronik nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas yaitu 0.002 < 0.05, maka H0 ditolak atau H4 diterima. Sehingga ini menunjukkan bahwa variabel independen kinerja keuangan (profitabilitas, likuiditas dan leverage) secara simultan mampu menjelaskan variabel dependen kualitas laba. F.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T) Uji ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual.
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik T
Model 1 (Constant)
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -.117
.079
ROA 1.987 CR -.010 DER .176 a. Dependent Variable: DACC
.690 .011 .052
.557 -.184 .541
T
Sig.
-1.483
.149
2.881 -.903 3.402
.007 .374 .002
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dari tiga variabel independen nilai masing-masing nilai probabilitasnya adalah profitabilitas (ROA) 0,007, likuiditas (CR) 0,374 dan leverage 0,002. Sehingga dari ketiga variabel tersebut, berpengaruh dan nilai signifikan < 0.05 terdapat dua variabel yakni profitabilitas dan leverage. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut berikut: 1.
2.
3.
Hipotesis I, hipotesis 1 dibandingkan dengan nilai sig. dengan probabilitas dan nilai t hitung dengan t tabel. Hipotesis 1 diterima jika t hitung > dari t tabel dan nilai sig. < 0.05. Berdasakan tabel di atas nilai sig. profitabilitas (ROA) adalah sebesar 0,007. Nilai t hitung ROA adalah 2,881 dan nilai t tabel 1,699. Hal ini menunjukkan kalau H0 ditolak karena sig. 0,007 < dari 0.05 dan t hitung yaitu 2,881 > 1,699. Coefficients B (positif) sehingga dapat disimpulkan profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas laba (H1 ditolak). Hipotesis II, hipotesis 2 dibandingkan dengan nilai sig. dengan probabilitas dan nilai t hitung dengan t tabel. Hipotesis diterima jika t hitung > dari t tabel dan nilai sig. < dari 0.05. Nilai sig. likuiditas (CR) adalah sebesar 0,374. Nilai t hitung CR (current ratio) adalah -0,903 sedangkan nilai t tabel 1,699. Hal ini berarti menunjukkan kalau H0 gagal ditolak atau H1 ditolak karena sig. 0,339 > dari 0.05 dan t hitung hasil di atas menunjukan lebih kecil dari t hitung dari t tabel yaitu -0,903 < 1,699. Sehingga dapat disimpulkan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba (H2 ditolak). Hipotesis III, hipotesis 3 dibandingkan dengan nilai sig. dengan probabilitas dan nilai t hitung dengan t tabel. Hipotesis 3 diterima jika t hitung > dari t tabel dan nilai sig. < dari 0.05. Berdasakan tabel di atas nilai sig. leverage (DER) adalah sebesar 0,002. Nilai t hitung DER adalah 3,402 sedangkan nilai t tabel 1,699. Hal ini menunjukkan kalau H0 ditolak atau H1 diterima karena sig. 0,002 < dari 0.05 dan t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3,402 > 1,699. Coefficients B (positif) sehingga dapat disimpulkan leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas laba (H3 diterima).
G.
Pembahasan 1. Hipotesis pertama, kinerja keuangan yang dilihat dari profitabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas laba. Berdasarkan analisis statistik dalam penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa hipotesis pertama H1 ditolak dan disimpulkan bahwa kinerja keuangan yang dilihat dari profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas laba. Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas laba ditunjukkan dengan semakin tingginya profitabilitas semakin tinggi juga nilai DACC (discretionary accruals), maka apabila DACC naik akan menurunkan kualitas laba perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga tinggi dan laba yang tinggi diminati oleh investor. Namun apabila profitabilitas suatu perusahaan terlalu tinggi diindikasikan terjadi praktik manajemen laba dengan memanfaatkan akrual untuk meningkatkan laba perusahaan yang mengakibatkan kualitas laba menjadi rendah. Sukmawati, Kusmuriyanto, & Agustina (2014) mengungkapkan laba yang tinggi diindikasi bisa diperoleh dengan cara yang tidak sehat atau dalam perusahaan tersebut melakukan memanipulasi laba agar terlihat baik sehingga menarik para investor untuk menginvestasikan dananya ke perusahaan tersebut. 2.
Hipotesis kedua, kinerja keuangan yang dilihat dari likuiditas berpengaruh negatif terhadap kualitas laba. Hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa hipotesis pertama H1 ditolak dan disimpulkan bahwa kinerja keuangan yang dilihat dari likuiditas tidak berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap kualitas laba. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi likuiditas perusahaan akan meningkatkan kualitas laba perusahaan. Discresionary accrual atau akrual kelolaan yang dapat digunakan manajemen untuk meningkatkan likuiditas perusahaan. Hal ini dilakukan karena menurut Sukmawati, Kusmuriyanto, & Agustina (2014) likuiditas berhubungan dengan kepercayaan dari kreditor terhadap perusahaan atau semakin tinggi likuiditas maka semakin tinggi pula kepercayaan para kreditor terhadap perusahaan. Namun bila melihat hasil penelitian ini likuiditas tidak berpengaruh terhadap kualitas laba, tinggi atau rendahnya likuiditas tidak mempengaruhi kualitas laba, sehingga apabila likuiditas suatu perusahaan tinggi maka pihak manajemen tidak perlu melakukan peraktek manajemen laba yang berakibat pada kualitas laba menjadi rendah. 3.
Hipotesis ketiga, Kinerja keuangan yang dilihat dari leverage berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.
Berdasarkan analisis statistik dalam penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa hipotesis ketiga H3 diterima dan disimpulkan
bahwa kinerja keuangan yang dilihat dari leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas laba. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Purwanti (2010), Anggraini (2010) dan Maharani (2015) yang menyatakan bahwa leverage perpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas laba. Leverage mengambarkan tentang jumlah dana yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan dana yang didanai oleh kreditor. Perusahaan dengan leverage yang tinggi atau modal yang dimiliki perusaahaan dibiayai dengan hutang yang besar maka menunjukan nilai jual perusahaan menjadi rendah. Perusahaan dinilai tidak mampu mengelola keuangan secara seimbang, sehingga bila leverage tinggi mengakibatkan kualitas laba menjadi rendah. Hasil dari peneilitian ini leverage searah dengan DACC, (leverage naik DACC juga naik) atau leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas laba. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi leverage maka semakin rendah kualitas laba. Menurut Valipour dan Moradbeygi (2011) dalam Ramanuningsih (2012) yaitu hutang yang tinggi berhubungan negatif terhadap kualitas laba menunjukkan bahwa perusahaan dengan agresif menggunakan akrual untuk menghindari pelanggaran perjanjian dan mengurangi biaya pendanaan. Selain itu hutang yang tinggi juga mendorong manajer untuk melakukan praktik manajemen laba, agar perusahaan tampak memiliki kinerja yang baik. 4.
Hipotesis keempat, Kinerja keuangan (profitabilitas, likuiditas dan leverage) secara simultan berpengaruh terhadap kualitas laba. Berdasarkan analisis statistik dalam penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa hipotesis pertama H4 diterima dan disimpulkan bahwa kinerja keuangan (profitabilitas, likuiditas dan leverage) berpengaruh secara simultan terhadap kualitas laba. Hasil perhitungan analisis regresi diperoleh Adjusted R2 sebesar 0,342 atau 34.2% hal ini berarti variabel independen secara bersama-sama yakni profitabilitas (ROA), likuiditas (CR) dan leverage (DER) dapat menjelaskan variabel dependen DACC sebesar 34.2%. Sedangakan sisanya 65.8% ditentukan oleh faktor lain diluar model regresi. 5. A.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh kinerja keuangan perusahaan bidang kelauatan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terhadap kualitas laba dengan jumlah data pengujian 33 data, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kinerja keuangan yang dilihat dari profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas laba (H1 ditolak).
2. Kinerja keuangan yang dilihat dari likuiditas tidak berpengaruh dan tidak signifikan dengan arah positif terhadap kualitas laba (H2 ditolak). 3. Kinerja keuangan dilihat dari leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas laba (H3 diterima). 4. Kinerja keuangan (profitabilitas, likuiditas dan leverage) berpengaruh secara simultan terhadap kualitas laba (H4 diterima). B.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambah variabel ukuran kinerja keuangan atau proksi untuk mengukur variabel seperti profitabilitas dengan ukuran rasio selain return on asset, atau leverage selain debt to equity ratio. 2. Diharapkan untuk menambah jumlah tahun atau priode penelitian agar dapat mencerminkan atau menjelaskan lebih komphrensif dari perusahaan yang diteliti. 3. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya apabila ingin menggunakan perusahaan yang sama agar bisa memisahkan perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa agar analisis bisa lebih spesifik dan lebih jelas tentang kualitas laba dari perusahaan bidang kelautan yang manufaktur dan jasa. 4. Untuk memperkuat uji koefisien determinasi, maka disarankan untuk menambah variabel selain dari kinerja keuangan seperti variabelvariabel good governance government. DAFTAR PUSTAKA
Aditya , R. Y., & Suwitho. (2014). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Rokok Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen, Vol. 3 No. 5 (2014). Afriyeni, E. (2008, Oktober). Penilaian Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis Rasio. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Vol. 3 No. 2. 2008. Amanah, R., Atmanto, D., & Azizah, D. F. (2014). Pengaruh Rasio Likuiditas Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Indeks Lq45 Periode 2008-2012). Jurnal Administrasi Bisnis (Jab), Vol. 12 No.1. 2014 Anggraini, G. B. (2010). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Dan Growth Terhadap Kulitas Laba Perusahaan. Surakarta: Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Bandi. (2009). Kualitas Laba Dalam Perspektif Akrual-Arus Kas Dan Pensinyalan Dividen. Semarang: Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro.
Boediono, G. (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance. Jurnal SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005. Brealey, R., Mayers, S., & Marcus, A. (2008). Dasar-Dasar Manjemen Keuangan Perusahaan (Jildi 2 Edisi Kelima Ed.). (B. P. Erlangga, Trans.) Jakarta: Erlangga. Dechow, P., Weili, G., & Catherine, S. (2010). Understanding Earnings Quality: A Review Of The Proxies, Their Determinant And Their Consequences. Journal Ofaccountingandeconomics, Vol. 50 (2010) , 344–401. Dira, K. P., & Astika, I. B. (2014). Pengaruh Struktur Modal, Likuiditas, Pertumbuhan Laba, Dan Ukuran Perusahaan Pada Kualitas Laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol. 7 No. 1. Esthirahayu, D. P., Handayani, S. R., & Hidayat, R. R. (2014). Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage Dan Rasio Aktivitas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 8 No. 1 2014. Fanani, Z. (2009). Kualitas Pelaporan Keuangan: Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Airlangga, Indonesia. Farida, I. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perbankan Syariah Di Indonesia. Malang: Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Febiani, S. (2012). Konservatisme Akuntansi, Corporate Governance, Dan Kualitas Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei). Jurnal Akuntansi, Vol. 1 No.2 2012. Gaol, K. T. (2014). Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage, Kualitas Akrual, Dan Profitabilitas Terhadap Kualitas Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei 2010-2011). Jurnal Economic, Vol. 1. No. 2014. Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss . Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Givoly, D., Hayn, C., & Katz, S. (2010). Does Public Ownership Of Equity Improve Earnings Quality? The Accounting Review, Vol.85, No. 1, 195-225 . Handono , T. (2011). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Indks Harga Saham Individu (Studi Kasus Pada Delapan Bank Terbesar). Jakarta: Fakultas Ekonomi Program Megister Perencanaan Dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia.
Harrison, W., Horngren, C., Tomas, G. W., & Suwardy, T. (2012). Akuntansi Keuangan: Internasional Financial Reporting Standard-Ifrs. Jakarta: Erlangga. Hermi, & Ary , K. (2011). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Retusn Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Priode 2008-2010. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi Dan Keuangan Publik,Vol. 6 No.2011. Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan. Yogyakarta: CAPS (Center For Academic Publising Services). Horne, J. C., & Wachowicz, J. M. (2005). Fundamental Of Financial Management Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan (12 Ed.). (P. Wulandari, Ed., D. Fitriasari, & A. D. Kwary, Trans.) Jakarta: Salemba Empat. Horngren, C. T., & Harrison, W. T. (2007). Akuntansi. Jakarta: Erlangga. , C. T., Sundem, G. L., & Elliott, J. A. (1998). Pengantar Akuntansi Keuangan. In A. A. Hermawan, & T. Sihombing (Eds.). Jakarta: Erlangga. Ilat, V., & Kalalo, M. (2011). Analisis Pengaruh Tingkat Pengembalian Ekuitas Terhadap Harga Saham Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Dan Auditing, Vol. 2 No. 2 Tahun 2011 Indrawati, N. (2011). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Asimetri Informasi Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Dan Kualitas Laba. Riset Akuntansi Dan Bisnis, Vol.11 No. 2. Irfan, F. H. (2013). Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba Dengan Komponen Akrual Dan Aliran Kas Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011). Semarang: Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universiras Diponegoro . Ismanegara, A. I. (2013). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2010-2011). Malang: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Brawijaya. Iswandika, R., Murtanto, & Sipayung, E. (2014). Pengaruh Kinerja Keuangan, Corporate Governance, Dan Kualitas Audit Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility. E-Journal Akuntansi Fakultas Ekonomi, Vol. 1 No. 1, 1-18. Izati, C., & Margaretha, F. (2014). Faktor-Fakto Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perusahaan Basic Industry And Chemicals Di Indonesia. EJurnal Manajemen Fakultas Ekonomi, Vol. 1 No. 2 Tahun 2014.
Kamaludin, & Indriani, R. (2012). Manajemen Keuangan "Konsep Dan Dasar Penerapannya". Bandung: Mandar Maju. Karang, M. D. (2015). Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Pada Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Denpasar: Universitas Udayana. Keshtavar, A., Moeinaddin, M., & Dehnavi, H. D. (2013). Need For Capital Management And Capital Structure In The World Today. International Journal Of, 2 (2): Pp: 67-74. Limbong, B. (2015). Poros Maritim . Jakarta Selatan : Pt. Dharma Kasra Utama, Jakarta. Maharani, M. P. (2015). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Pertumbuhan Laba, Dan Leverage Terhadap Kualitas Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2010-2013). Semarang: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Mahendra Dj, A. (2011). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating) Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar. , A., Artini, L. G., & Suarjaya, A. G. (2012). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, Dan Kewirausahaan, Vol. 6 No. 1 2012. Maith, H. A. (2013). Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada Pt. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Jurnal Emba, Vol. 3 No. 3 2013. Maulvi, M., & Arafat, M. Y. (2014). Pengaruh Likuiditas, Leverage Dan Efektifitas Komite Audit Terhadap Prediksi Financial Distress Pada Perusahaan Go Public Sektor Real Estate Dan. Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi, Vol. 9 No. 2. 2014. Midiastuty, P. P., Hatta, M., & Sari, D. D. (2013). Value Relevance Of Earnings To Explain Market Value Of Firms: A Models Specification Test (Empirical Studi At Non-Finance Firms In Bei). Jurnal Akuntansi,Vol. 3 No. 2. 2013. Muid, D. (2009). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba. Jurnal Fakultas Ekonomi UNDIP, Vol. 4. No. 2. 2009. Muqorobin , A., & Nasir, M. (2009). Penerapan Rasio Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Perusahaan. Benefit Jurnal Manajemen Dan Bisnis Vol. 13. No.1. 2009.
Nasih, M. (2014). Kualitas Laba Dan Likuiditas Saham. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Tahun XXIV, No. 1 April 2014. Novianti, R. (2012). Kajian Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei. Accounting Analysis Journal, Vol. 1 No. 2. 2014. Nurhanifah, Y. A., & Jaya, T. E. (2014). Pengaruh Alokasi Pajak Antar Periode, Investment Opportunity Set Dan Likuiditas Terhadap Kualitas Laba. Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi, Vol. 9 No. 2. 2014. Paulus, C. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Peasnell , K., Pope , P., & Young , S. (2005, September). Board Monitoring And Earnings Management: Do Outside Directors Influence Abnormal Accruals? Journal Of Business Finance & Accounting, Nov.12. 2004. Prapaska, J. R., & Mutmainah, S. (2012). Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei Tahun 2009-2010. Diponegoro Journal Of Accounting, Vo. 1. No.1-2012, 1-2. Purwanti, T. (2010). Analisis Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Besaran Akrual, Volatilitas Penjualan, Leverage, Siklus Operasi, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Dan Likuiditas Terhadap Kualitas Laba. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Putri, R. A., & Christiawan, Y. J. (2014). Pengaruh Profatibilitas, Likuiditas, Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Mendapat Penghargaan Isra Dan Listed (Go-Public) Di Bursa Efek Indonesia (Bei) 2010-2012). Business Accounting Review, Vol. 2 No. 1. 2014. Raharjaputra, H. S. (2009). Buku Panduan Praktis Manajemen Keuangan Dan Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Ramanuningsih, P. (2012). Pengaruh Roa, Leverage, Dan Growth Terhadap Kualitas Laba. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Risdawaty, I. M., & Subowo. (2015). Pengaruh Struktur Modal Ukuran Perusahaan Asimetri Informasi Dan Profitabilitas Terhadap Kualitas Laba. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 7 No. 2015. Riswan, & Kesuma, Y. F. (2014). Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Dalam Penilaian Kinerja Keuangan Pt. Budi Satria Wahana Motor. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. 1. 2014. Rupilu, W. (2011). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis Dan Sektor Publik (Jambsp), Vol. 8 No. 1 – Tahun 2011. Sandhieko, H. H. (2009). Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Dan Rasio Profitabilitas Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Listing Di Bei. Bandung: Fakultas Binis Dan Manajemen Universitas Widyatma. Santoso, Singgih. (2014). Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo Siallagan, H., & Machfoedz, M. (2006). Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan. SNA 9 Padang 2006. Simamora, H. (2003). Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bsinis (Ii Ed.). Jakarta Selatan : UUP AMP YKPN Yoyakarta. Sugiarto, Setiawan, A., & Budhijono, F. (2011). Komparasi Efektivitas ProksiProksi Kinerja Perusahaan Dalam Pengukuran Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Mekanisme Keagenan Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Ultima Management, Vol. 3 No. 1/2011. Suharli, M. (2009). Akuntansi Untuk Bisnis Dan Jasa Dagang (Pertama Ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu. Sukmawati, S., Kusmuriyanto, & Agustina, L. (2014). Pengaruh Struktur Modal Ukuran Perusahaan Likuiditas Dan Return On Asset Terhadap Kualitas Laba. Jurnal Akuntansi Vol. 3 No. 1. 2014. Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana. Sulistyanto, S. (2008). Manajemen Laba: Teori Dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo. Sunyoto, D. (2011). Analisis Regresi Dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: CAPS. Surifah. (2010). Kualitas Laba Dan Pengukurannya. Manajemen & Akuntansi, Vol. 8. No. 2010. Suyanti, A. N., Rahmawati, & Aryani, Y. A. (2010). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kualitas Laba Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007. Ekonomi Dan Bisnis, Vol. 4 No. 3. 2010. Syahrial, D., & Purba, D. (2013). Analisis Laporan Keuangan Cara Mudah Dan Peraktis Memahami Laporan Keuangan . Jakarta: Mitra Wacana Media.
Syarif , F., & Pasaribu, D. A. (2015). Pengaruh Tingkat Konvergensi Ifrs Dan Perlindungan Bagi Investor Terhadap Kualitas Laba Pada PerusahaanPerusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Negara: Indonesia, Malaysia, Singapura, Dan India. Simposium Nasional Akuntansi 18. Theacini, D. A., & Wisadha, I. G. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Laba Dan Ukuran Perusahaan Pada Kinerja Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol. 7 No. 3. 2014. Tika, M. P. (2010). Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan . Jakarta: Pt. Bumi Aksara. Triyono. (2011). Dampak Kualitas Laba Terhadap Kemampuan Prediksi Laba, Arus Kas, Dan Komponen Akrual. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh 2011. Tuwentina, P., & Wirama, D. G. (2014). Pengaruh Konservatisme Akuntansi Dan Good Corporate Governance Pada Kualitas Laba. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 8. No. 2 (2014): 185 - 201. Wangi, A. M. (2010). Analisis Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Wardhani, R. (2009). Pengaruh Proteksi Bagi Investor, Konvergensi Standar Akuntansi, Implementasi Corporate Governance, Dan Kualitas Audit Terhadap Kualitas Laba: Analisis Lintas Negara Di Asia. Jakarta: Fakultas Ekonomi Program Pasca Sarjana Ilmu Akuntansi Universitas Indonesia. Wijaya, L. R., & Bandi. (2010). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan . Simposium Nasional Akuntansi XIII Porwokerto. Wijayanti, H. T. (2006). Analisis Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual, Dan Arus Kas. Simposium Akuntansi Nasional 9 Padang. Wulandari, R. (2013). Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Semarang: Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro. Wulansari, Y. (2013). Pengaruh Investment Opportunity Set, Likuiditas Dan Leverage Terhadap Kualitas Laba Pada. Jurnal Sekrepsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Yana, N. (2011). Pengaruh Corporate Governance Scoring, Board Size Dan Independent Commissioner Terhadap Earning Quality (Study Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Corporate Governence Perception Index
Tahun 2005-2009). Depok Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Yushita, A. N., Rahmawati, & Triatmoko, H. (2013). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Auditor Eksternal, Dan Likuiditas Terhadap Kualitas Laba. Jurnal Economia, Vol. 9. No. 2. 2013. Yusnita, H., Mulyadi, & Erick. (2015). Pengaruh Manajemen Laba Akrual Dan Aktivitas Manajemen Laba Riil Terhadap Kinerja Perusahaan. Jaffa, Vol. 03 No. 1 April 2015, 1-16. Zahara, M., & Haryanti, D. A. (2011). Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Mengunakan Metode Economic Value Added Pada Pt. Telkomunikasi Indonesia. Jurnal Processing PESAT, Vol. Oktober 2011. Zanara, M. (2012). Analisis Kinerja Keuangan Pada Pt Indonsat Tbk (Ditinjau Dari Profitabilitas Dan Likuiditas). Jurnal Ilmiah Skripsi. Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Tanjungpura. Sumber dari internet Dahuri, Rokhmin. (2014). Membangunkan Raksasa Ekonomi Kelautan yang Tertidur. http://www.kompasiana.com/rokhmin/membangunkan-raksasaekonomi-kelautan-yang-tertidur_552c0c166ea834b7348b4567. Diakses pada 16 Februari 2016, 08:30 WIB. Ikatan Akuntansi Indonesia (2014). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Tahun 2014. Tersedia di: http://www.iaiglobal.or.id/v02/berita/download.php?id=718&kfile=1. Diakses pada 21 Februari 2016, 10.00 WIB. www.idx.co.id. Laporan Keuangan dan Tahunan. Diakses Pada Tanggal 16-20 Maret 2016 www.kkp.go.id. "KKP Gandeng Ojk Dorong Usaha KP. Siaran Pers Nomor:036/SJ.6/HM.420/V/2015". Diakses pada 16 Februari 2016, 21:20 WIB. www. sahamok.com. Emiten Sektor (Utama, Manufaktur dan Jasa). Diakses Pada 8 Maret 2016.