PENGARUH KEMATANGAN EMOSI TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL REMAJA PENGGUNA GADGET DI SMP N 2 YOGYAKARTA
ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh: Rina Trifiana NIM. 11104241072
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA AGUSTUS 2015
Pengaruh Kematangan Emosi .... (Rina Trifiana) 1
PENGARUH KEMATANGAN EMOSI TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL REMAJA PENGGUNA GADGET DI SMP N 2 YOGYAKARTA The Impact Emotional Maturity toward Prosocial Behavior of Teenager Gadget User in SMP N 2 Yogyakarta Oleh: Rina Trifiana, Bimbingan dan Konseling, Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas negeri Yogyakarta,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kematangan emosi remaja pengguna gadget, 2) perilaku prososial remaja pengguna gadget, dan 3) pengaruh kematangan emosi terhadap perilaku prososial remaja pengguna gadget di SMP N 2 Yogyakarta. Pendekatan menggunakan kuantitatif dengan jenis kausalitas. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII dan VIII di SMP N 2 Yogyakarta sebanyak 210 siswa. Teknik sampling menggunakan teknik cluster random sampling. Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach, diperoleh koefisien reliabilitas kematangan emosi sebesar 0,708 dan koefisien realibilitas perilaku prososial sebesar 0,863. Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan: 1) kematangan emosi pada kategori rendah sebanyak 9 siswa, kategori sedang sebanyak 161 siswa, dan kategori tinggi sebanyak 40 siswa, 2) perilaku prososial pada kategori rendah sebanyak 75 siswa, kategori sedang sebanyak 109 siswa, dan kategori tinggi sebanyak 26 siswa, dan 3) ada pengaruh kematangan emosi terhadap perilaku prososial remaja pengguna gadget dengan nilai signifikansi (p) 0,000. Koefisien determinasi (R Square) diperoleh nilai sebesar 0,104. Hal ini menunjukkan bahwa kematangan emosi mempengaruhi perilaku prososial sebesar 10,4%, sedangkan 89,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Kata kunci: kematangan emosi, perilaku prososial Abstract
The purpose of this research are to know: 1) emotional maturity of teenager gadget user, 2) prosocial behavior of teenager gadget user, and 3) the effect of emotional maturity toward prosocial behavior of teenager gadget user in SMP N 2 Yogyakarta. This research use causalitas-quantitative approach. The sample of this research are students in grade VII and VIII in SMP N 2 Yogyakarta about 210 students. This research use cluster random sampling technique. Alpha Cronbach is used for the reliability, with 0,708 of the reliability coefisien of emotional maturity and the reliability coefisien of prosocial behavior is 0,863. Data analysis technique that used is simple regretion analysis. The result of the research shows that: 1) the emotional maturity in low category is about 9 students, in middle category is about 161 students, and in high category is about 40 students; 2) prosocial behavior in low category is about 75 students, in middle category is about 109 students, and high category is about 26 students; and 3) there are an effect of emotional maturity toward prosocial behavior of teenager gadget user, with the value of significance (p) 0,000. Determination coefisien (R square) is from 0,104. This shows us that emotional maturity affect prosocial behavior in about 10,4%, and 89,6% are affected by another factor. Keyword: emotional maturity, prosocial behavior
2 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun ke-4 2015
PENDAHULUAN Manusia
merupakan
makhluk
Michelson, 1985: 41). Perilaku prososial
ciptaan Tuhan yang tidak dapat hidup
sendiri juga sering dikenal sebagai perilaku
sendiri. Individu perlu berinteraksi dengan
menolong, meskipun perilaku prososial
individu yang lain, sehingga manusia juga
tidak hanya berupa tindakan menolong.
disebut sebagai makhluk sosial. Remaja
Menolong
menjadi salah satu masa dimana individu
tuntutan individu sebagai makhluk sosial.
mulai belajar menjalin hubungan sosial
Penyebaran tanggung jawab dan faktor lain
yang lebih luas lagi.
dapat
Perkembangan sosial remaja dapat
orang
lain
mempengaruhi
menjadi
seseorang
suatu
akan
merespons sehingga dapat menimbulkan
dilihat dengan adanya dua macam gerak,
tingkah laku prososial atau
yaitu bergerak memisahkan diri dari orang
berdiam diri saja (Baron & Byrne, 2005:
tua dan menuju ke arah teman sebayanya
96).
(Monks, 2002: 276). Remaja tetap menjadi
Perilaku
bagian dari keluarga dan masih tinggal
memiliki
dengan
pertolongan
orang
tua,
meskipun
mulai
tindakan
menolong
tujuan
memang
untuk
memberikan
orang
lain
pada
tanpa
memisahkan diri dari orang tua menuju
mengharapkan adanya keuntungan pada
teman sebayanya.
diri orang yang menolong. Secara teoritis, dalam
kondisi seperti ini akan sulit ditemukan
interaksi sosial dalam keluarganya turut
apalagi pada saat ini (Faturochman, 2006:
menentukan
tingkah
73). Sekarang ini, tidak sedikit orang yang
Pengalaman-pengalaman
lakunya
pula
cara-cara
terhadap
orang
lain
dalam
menolong karena menginginkan sesuatu,
sosial
diluar
keluarganya
meskipun itu hanya sebuah pujian. Hal ini
pergaulan (Gerungan,
2004:
195).
Sikap
yang
bukan berarti sudah tidak ada orang yang
berkembang di lingkungan keluarga akan
menolong
terbawa dalam lingkungan sosial individu.
mengharapkan imbalan apapun. Masih
Ketrampilan dikembangkan
oleh
sosial individu
perlu sebagai
makhluk sosial dalam membantu menjalin
dengan
ikhlas
tanpa
banyak juga orang yang menolong dengan ikhlas. Gerakan
modernisasi
pada
era
hubungan dengan orang. Salah satu ciri
globalisasi yang meliputi segenap aspek
yang
kehidupan
menunjukkan
ketrampilan perilaku
sosial prososial
orang
memiliki
manusia
menimbulkan
yang baik
adalah
terjadinya pergeseran pada pola interaksi
(Philips
dalam
antar individu dan berubahnya nilai-nilai
Pengaruh Kematangan Emosi .... (Rina Trifiana) 3
dalam kehidupan bermasyarakat
(Nur
besar siswa membawa gadget ke sekolah.
Asia, 2008). Nilai-nilai di masyarakat yang
Terkait perilaku prososial siswa, guru BK
secara perlahan berubah ini menjadikan
juga menuturkan bahwa beberapa siswa
terjadinya
tidak mau membantu guru yang kesulitan
perubahan
perilaku
pada
masyarakat itu sendiri.
membawa barang. Selain itu, pada saat
Salah satu perubahan yang terlihat di lingkungan masyarakat modern ini adalah
penggunaan
lingkungan
sekolah, siswa terlihat kurang antusias.
yang
Berdasarkan hasil observasi, dapat
pergeseran
dilihat bahwa masih banyak siswa yang
perilaku. Pada saat gadget belum menjadi
kurang memperhatikan hak orang lain saat
tren seperti sekarang ini, masih banyak
berada di lingkungan sekolah. Pada saat
ditemui anak-anak yang bermain bersama
istirahat dan pulang sekolah, masih banyak
teman-temannya dengan dimana kerjasama
ditemui siswa yang berjalan
dan keakraban masih terlihat jelas ketika
hingga
anak-anak bermain dengan temannya. Saat
menghalangi orang lain yang melewati
ini, permainan yang dimainkan sudah
depan sekolah. Fenomena lain yang terjadi
beralih dengan games yang ada pada
di sekolah adalah masih
gadget. Hal ini menyebabkan terjadinya
yang suka mengejek temannya
pergeseran nilai dan perilaku, dimana
mengetahui perasaan teman yang sedang
sebelum gadget muncul, permainan yang
diejek, meskipun ejekan yang dilakukan
dimainkan lebih melibatkan banyak orang
sebenarnya hanya gurauan.
mengakibatkan
gadget
kerja bakti membersihkan
terjadinya
dibandingkan dengan permainan
pada
memenuhi
jalan
berjajar sehingga
banyak siswa
Remaja sebagai makhluk
tanpa
sosial
gadget yang bisa dimainkan oleh satu
juga diharapkan mampu
orang. Dengan demikian, dapat dikatakan
perilaku prososialnya kepada orang lain.
terjadi pergeseran mengarah pada perilaku
Pada kenyataannya, saat ini banyak remaja
individualistik yang membuat individu
yang melakukan perilaku anti sosial seperti
menjadi egois sehingga merasa enggan
vandalisme yang juga terjadi di lingkungan
untuk melakukan tindakan sosial termasuk
SMP N 2 Yogyakarta. masa remaja, terjadi
perilaku prososial. Oleh karena itu, subjek
ketegangan emosi yang bersifat khas yang
dalam
biasanya disebut storm and stress, yaitu
penelitian
ini
adalah
remaja
pengguna gadget. Berdasarkan
menunjukkan
masa yang menggambarkan keadaan emosi hasil
wawancara
remaja yang tidak menentu, tidak stabil,
dengan guru BK di SMP N 2 Yogyakarta,
dan meledak-ledak (Rita, dkk., 2008: 135).
dapat diketahui bahwa hampir sebagian
4 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun ke-4 2015
Bahaya psikologis masa remaja pokok
berkisar
di
sekitar
kegagalan
kepolisian
karena
meminum-minuman
keras (beritasatu.com).
menjalankan peralihan psikologis ke arah
Berdasarkan beberapa contoh kasus
kematangan. Penting bagi remaja untuk
yang telah disebutkan, dapat dilihat bahwa
menunjukkan
tanda-tanda
kematangan emosi individu mempengaruhi
kematangan
jika
peningkatan
ingin
membuat
perilaku yang akan ditunjukkan
oleh
penyesuaian pribadi dan sosial yang baik
individu termasuk perilaku prososialnya.
(Hurlock,
1980:
Faktor
keluarga
dan
237). teman
Lingkungan
mempengaruhi
perilaku
dapat
prososial memang terdiri dari berbagai
dalam
macam hal antara lain atribusi, empati,
menyelesaikan peralihan psikologis ini.
jenis kelamin, pola asuh, suasana hati, dan
Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari
sebagainya.
orang tua atau pengakuan dari teman
menyebutkan bahwa suasana
sebaya akan membuat remaja mengalami
positif
kecemasan,
kesediaan
mempengaruhi
remaja
perasaan
ketidaknyamanan Yusuf,
ketidaknyamanan
tertekan
emosional
2006:
menimbulkan
sebaya
yang
(Syamsu
197).
Adanya
emosional tingkah
atau
ini
laku
Sears
yang
dkk.,
hangat
untuk
(1985:
66)
perasaan
meningkatkan
melakukan
tindakan
prososial. Dengan kata lain, kematangan emosi diperlukan ketika suasana
hati
akan
individu dalam keadaan kurang baik agar
yang
individu tersebut mampu mengendalikan
menyimpang seperti berkelahi, bertengkar,
emosi
pendiam, membangkang bahkan meminum
melakukan
minuman keras atau menggunakan obat-
penelitian penelitian Gusti Yuli Asih dan
obat terlarang. Bahaya seperti ini muncul
Margaretha (2010) yang melibatkan guru
ketika remaja tidak dapat menyesuaikan
SMA
diri dengan perubahan dan perkembangan
hubungan
emosinya.
kematangan
Salah
satu
kasus
yang
negatifnya
juga
prososial.
tindakan
sehingga
dapat
prososial.
Hasil
menunjukkan positif
antara
emosi Dengan
bahwa
ada
empati
dan
dengan matangnya
perilaku emosi
mencerminkan kegagalan remaja dalam
individu, maka individu dapat bertindak
menyesuaikan peralihan psikologis dalam
tepat dan wajar sesuai dengan situasi dan
dirinya adalah kasus mabuk-mabukan geng
kondisi dengan tetap
motor yang terjadi di Batam. Dalam kasus
tugas dan tanggung jawabnya.
ini, sebanyak 16 remaja yang tergabung dalam
geng motor
ditangkap petugas
mengedepankan
Berdasarkan kasus dan fenomena yang ada, peneliti tertarik untuk meneliti kematangan emosi dan perilaku prososial
Pengaruh Kematangan Emosi .... (Rina Trifiana) 5
remaja
pengguna
tingginya
gadget.
penggunaan
globalisasi
ini
perubahan
pada
Semakin
gadget
di
Perilaku prososial adalah perilaku
era
positif yang dapat memberikan keuntungan
menjadikan
terjadinya
kepada orang lain mencakup tindakan-
individu
termasuk
tindakan
berbagi,
kerjasama,
perubahan perilaku individu itu sendiri.
menyumbang, menolong,
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
dan
meneliti
pengaruh
kesejahteraan
terhadap
perilaku
kematangan
emosi
prososial
remaja
pengguna gadget di SMP N 2 Yogyakarta.
persahabatan,
mempertimbangkan orang
hak
lain.
Perilaku
prososial dalam penelitian ini dengan
menggunakan
dan
skala
diukur perilaku
prososial yang disusun berdasarkan aspek METODE PENELITIAN
menolong,
Jenis Penelitian
menyumbang, dan mempertimbangkan hak
Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan
kuantitatif
dengan
jenis
kerjasama,
berbagi,
dan kesejahteraan orang lain. Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah siswa
kausalitas.
kelas VII dan VIII SMP N 2 Yogyakarta
Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu kematangan emosi
dan
sejumlah 210 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu proportional
perilaku prososial.
random sampling.
Definisi Operasional
Metode Pengumpulan Data merupakan
Pengumpulan data dalam penelitian
tingkat
ini menggunakan skala kematangan emosi
emosional,
dan skala perilaku prososial. Setiap skala
dimana individu dapat mengenali emosi
memiliki 4 tingkatan jawaban, yaitu sangat
dalam diri dan mengungkapkan emosinya
sesuai, sesuai, tidak sesuai,
dengan cara yang tepat dan dapat diterima
tidak sesuai.
orang lain. Kematangan emosi
Uji Instrumen
Kematangan suatu
keadaan
kedewasaan
emosi mencapai
perkembangan
dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan
dan sangat
1. Uji Validitas
skala kematangan emosi yang disusun
Uji validitas dalam penelitian ini
berdasarkan aspek kontrol emosi, aspek
menggunakan validitas isi yang ditelaah
penggunaan fungsi kritis mental, dan aspek
oleh ahli (expert judgement). Validitas
pemahaman diri.
instrumen dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil validitas secara kualitatif diperoleh dari
6 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun ke-4 2015
keputusan kedua expert bahwa instrumen
Teknik Analisis Data
digunakan tanpa perbaikan dan dengan
Teknik
analisis
data
perbaikan berbagai kalimat yang belum
digunakan dalam penelitian ini
sesuai.
analisis regresi sederhana.
Selanjutnya
validitas
secara
kuantitatif diperoleh dari validitas isi
HASIL
Gregory dengan ketentuan sebagai berikut.
PEMBAHASAN
Tabel 1. Validitas Isi dari Gregory
Expert judgement 2
Expert Judgement 1 Kurang Sangat Relevan Relevan A B
Kurang Relevan Sangat Relevan
C
PENELITIAN
yang adaah
DAN
Kematangan Emosi Skala kematangan emosi
terdiri
dari 27 item yang valid dengan skor jawaban terendah 1 dan tertinggi 4. Tabel
2.
Deskripsi
Penilaian
Data
Kematangan Emosi
D
Kematangan Emosi 210 79,7667 80,0000 81,00 7,6937 48,00 104,00 tabel di atas, dapat
kematangan emosi 0,97 dan nilai konten
N valid Rata-rata Median Modus Std. Deviasi Minimum Maksimum Berdasarkan
validitas perilaku prososial 0,96. Dengan
diketahui bahwa nilai minimum untuk
demikian
dapat
skala kematangan emosi sebesar 48,00 dan
dinyatakan memiliki validitas yang tinggi
nilai maksimum sebesar 104,00. Nilai rata-
karena memiliki nilai ≥ 0,6.
rata kematangan emosi sebesar 79,77,
2. Uji Reliabilitas
sedangkan standar deviasinya sebesar 7,69.
Konten Validitas =
D A+B+C+D
Berdasarkan
rumus
di
atas
diperoleh nilai konten validitas instrumen
kedua
instrumen
Pengujian
reliabilitas
skala
Tabel 3. Batas Skor Kategori Kematangan
kematangan emosi dan skala perilaku
Emosi
prososial
Kategori Tinggi : X ≥ Sedang : 66,67 ≤ Rendah : X <
dalam
penelitian
ini
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Diperoleh
nilai
kematangan
emosi
koefisien 0,708
dan
realibilitas perilaku prososial 0,863.
reliabilitas
Skor 85,33 X < 85,33 66,67
koefisien
Berdasarkan tabel di atas, dapat peroleh distribusi frekuensi kategorisasi kematangan emosi yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Pengaruh Kematangan Emosi .... (Rina Trifiana) 7
Tabel 4. Kategori Kematangan Emosi No Kategori 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi Jumlah
Frekuensi 9 161 40 210
Tabel 5. Deskripsi Penilaian Data Perilaku
Persentase 4,28% 76,67% 19,05% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari siswa 210 di SMP N 2 Yogyakarta terdapat 9 siswa (4,28%) yang memiliki kematangan emosi rendah, 161
siswa
(76,67%)
yang
memiliki
kematangan emosi sedang, dan 40 siswa (19,05%) emosi
yang memiliki
tinggi.
Dari
hasil
kematangan ini
dapat
disimpulkan bahwa rata-rata siswa di SMP N 2 Yogyakarta memiliki kematangan
Prososial Perilaku Prososial N Valid 210 Rata-rata 123,3143 Median 122,0000 Modus 118,00 Std. Deviasi 10,3672 Minimum 100,00 Maksimum 155,00 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai minimum
untuk
skala perilaku prososial sebesar 100,00 dan nilai maksimum sebesar 155,00. Nilai ratarata perilaku prososial sebesar 123,31, sedangkan
standar
deviasinya
sebesar
10,37. Tabel 6. Batas Interval Skor Perilaku
emosi pada kategori sedang.
Prososial Kategori Tinggi Sedang Rendah
Grafik Kematangan Emosi Sedang ; 161
200 150 100 50
Tinggi; 40
Rendah ;9
Skor : X ≥ 136,7 : 118,3 ≤ X < 136,7 : X < 118,3
Berdasarkan tabel di atas, dapat
0 Rendah
Sedang
peroleh distribusi frekuensi kategorisasi
Tinggi
perilaku prososial yang dapat dilihat pada Gambar
1.
Distribusi
Frekuensi
Kategorisasi Kematangan Emosi Perilaku Prososial Skala perilaku prososial terdiri dari 40 item yang valid dengan skor jawaban terendah 1 dan tertinggi 4.
tabel berikut. Tabel 7. Kategori Perilaku Prososial Perilaku Prososial No Kategori Frekuensi 1 Rendah 75 2 Sedang 109 3 Tinggi 26 Jumlah 210
Persentase 35,72% 51,90% 12,38% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 210 siswa di SMP N 2 Yogyakarta terdapat 75 siswa (35,72%)
8 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun ke-4 2015
memiliki perilaku prososial dalam kategori
normalitas dapat dilihat pada tabel berikut
rendah, 109 siswa (51,90%) memiliki
ini.
perilaku prososial dalam kategori sedang,
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas
dan 26 siswa (12,38%) memiliki perilaku
Unstandardized Residual Kolmogorov-Smirnov Z 1,063 Asymp. Sig. (2-tailed) ,209
prososial dalam kategori tinggi. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa
rata-rata
siswa di SMP N 2 Yogyakarta memiliki perilaku prososial pada kategori sedang.
100
yang
Sedang; 109
Rendah ; 75
bahwa
diperoleh
dari
taraf
demikian,
0 Rendah
Gambar
2.
Sedang
Distribusi
nilai
signifikansi
tersebut
(p)
menunjukkan
bahwa nilai signifikansi (p) lebih Tinggi; 26
50
dilihat
menunjukkan nilai sebesar 0,209. Nilai
Grafik Perilaku Prososial 150
Berdasarkan tabel di atas, dapat
Tinggi
signifikansi dapat
5%.
disimpulkan
besar Dengan bahwa
sebaran data variabel kematangan emosi
Frekuensi
dan perilaku prososial dalam penelitian ini
Kategorisasi Perilaku Prososial
dapat dikatakan normal, sehingga asumsi
Hasil Penelitian
normalitas data untuk variabel penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yaitu penelitian yang digunakan
ini terpenuhi. Hipotesis yang diajukan
sebelum
untuk mencari pengaruh antara variabel
penelitian dilakukan adalah “ada pengaruh
kematangan
kematangan
emosi
terhadap
variabel
emosi
terhadap
perilaku
prososial pada remaja pengguna gadget di
perilaku prososial.
SMP N 2 Yogyakarta” yang kemudian Uji Hipotesis
disebut dengan hipotesis alternatif (Ha),
Analisis
data
dilakukan
sedangkan hipotesis nihil (Ho) dalam
sebelum uji hipotesis adalah uji normalitas.
penelitian ini adalah “tidak ada pengaruh
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
kematangan
skor variabel yang diteliti berdistribusi
prososial pada remaja pengguna gadget”.
normal atau tidak. Uji normalitas pada
Hasil uji regresi kedua variabel dapat
penelitian
dilihat pada tabel berikut ini.
ini
Kolmogorov-Smirnov
yang
menggunakan melalui
uji
program
SPSS for Windows versi 19.00. Hasil uji
emosi
terhadap
perilaku
Pengaruh Kematangan Emosi .... (Rina Trifiana) 9
Tabel 9. Hasil Uji Regresi Hipotesis
memiliki
RataModel Jumlah df rata F Sig. Kuadrat Kuadra t Regresi 2337,3 1 2337,3 24,156 ,000 Residual 20125,9 208 96,7 Total 22463,2 209
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
Berdasarkan tabel di atas, dapat
dapat mengontrol emosi yang ada pada
diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 24,156
dirinya. Seperti halnya dengan siswa di
dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang
SMP N 2 Yogyakarta yang
memiliki nilai < 0,05. Dengan nilai
memiliki kematangan emosi sedang. Hal
signifikansi (p) < 0,05 menunjukkan
ini dapat diartikan, sebagian besar siswa di
pengaruh
SMP N 2 Yogyakarta sudah
yang
signifikan.
Dengan
kematangan
emosi
tinggi.
rata-rata kematangan emosi siswa di SMP N 2 Yogyakarta berada pada kategori sedang. Individu yang matang
emosinya
rata-rata
dapat
demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa
mengontrol emosi yang ada pada dirinya.
hipotesis alternatif (Ha) diterima, yaitu
Sejalan dengan Kartono (dalam Gusti Yuli
“ada pengaruh kematangan emosi terhadap
dan
perilaku prososial remaja pengguna gadget
mengartikan kematangan emosi sebagai
di SMP N 2 Yogyakarta” dan hipotesis
suatu keadaan atau kondisi mencapai
nihil (Ho) ditolak.
tingkat kedewasaan dari perkembangan
Persamaan
garis
regresi
Margaretha,
2010:
36)
yang
yang
emosional, oleh karena itu pribadi yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah Y =
bersangkutan tidak lagi menampilkan pada
88,643 + 0,435 X. Koefisein determinasi
emosional seperti pada masa kanak-kanak.
(R Square) diperoleh nilai sebesar 0,104.
Siswa di SMP N 2 Yogyakarta yang
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
sudah mampu mengontrol
bahwa kematangan emosi memberikan
berarti
sumbangan efektif sebesar 10,4% terhadap
dengan tepat dan tidak
perilaku prososial.
kemarahan di depan orang lain. Hal ini
mengungkapkan
emosi
menunjukkan
sejalan dengan Hurlock (1980: 213) yang
Pembahasan Hasil
dapat
emosinya
kategorisasi
menunjukkan
bahwa dari 210 siswa di SMP N 2 Yogyakarta terdapat 9 siswa (4,28%) yang memiliki kematangan emosi rendah, 161 siswa (76,67%) yang memiliki kematangan emosi sedang, dan 40 siswa (19,05%) yang
telah menjelaskan bahwa remaja
yang
telah mencapai kematangan emosi dapat mengungkapkan emosinya dengan caracara yang lebih dapat diterima, melihat waktu dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan
emosinya serta
tidak
10 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun ke-4 2015
menunjukkan rasa
amarah di depan
umum.
prososial dalam kategori tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rata-rata
Siswa SMP berada pada masa remaja awal dengan rentang usia 13-15 tahun.
perilaku prososial siswa di SMP N 2 Yogyakarta berada pada kategori sedang.
Pada usia remaja awal, remaja cenderung
Berdasarkan data hasil kategorisasi
menunjukkan emosi yang kuat terhadap
tersebut
berbagai peristiwa yang
banyaknya siswa yang memiliki perilaku
menyebabkan
remaja mudah tersinggung/marah
atau
dapat
dilihat
bahwa
cukup
prososial pada kategori rendah,
yaitu
mudah sedih/murung. Hal ini akan berbeda
mencapai 35,72 % dan kategori sedang
ketika remaja mulai memasuki usia remaja
mencapai
akhir dimana emosi yang ditunjukkan lebih
persentase antara kategori sedang
dapat dikendalikan (Syamsu Yusuf, 2006:
rendah tidak jauh. Dengan demikian,
197). Namun dalam hal ini, hasil penelitian
observasi
menunjukkan kematangan emosi siswa di
penelitian dilakukan sesuai dengan hasil
SMP N 2 Yogyakarta berada dalam
penelitian yang diperoleh, dimana perilaku
kategori
prososial siswa di SMP N 2 Yogyakarta
sedang.
Dengan
demikian,
meskipun masih berada dalam usia remaja
51,90%,
yang
dimana
dilakukan
selisih dan
sebelum
masih kurang dan perlu ditingkatkan lagi.
awal, siswa di SMP N 2 Yogyakarta sudah
Perilaku prososial yang
masih
mampu mengontrol emosi yang ada pada
kurang dapat terjadi karena faktor tempat
dirinya, berpikir sebelum bertindak dan
tinggal. Letak SMP N 2 Yogyakarta yang
memahami emosi yang ada pada dirinya.
berada di perkotaan menjadikan sebagian
Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor
besar
yang dapat mempengaruhi kematangan
perkotaan.
emosi seseorang seperti, kondisi sosio
kecenderungan menolong lebih kecil dari
emosional lingkungan, interaksi dengan
pada siswa yang berasal dari
teman sebaya, dan pola interaksi dengan
pedesaan. Sejalan dengan Sarlito
orang tua.
Meinarno (2009: 136) yang menjelaskan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
siswanya Hal
berasal ini
dari
daerah
menyebabkan
daerah dan
bahwa orang yang tinggal di daerah
dilihat bahwa dari 210 siswa di SMP N 2
pedesaan
Yogyakarta terdapat 75 siswa (35,72%)
daripada orang yang tinggal di daerah
memiliki perilaku prososial dalam kategori
perkotaan.
rendah, 109 siswa (51,90%) memiliki
cenderung
lebih
penolong
Faktor lain yang menjadikan perilaku
perilaku prososial dalam kategori sedang,
prososial pada siswa di SMP N
dan 26 siswa (12,38%) memiliki
Yogyakarta masih kurang adalah usia yang
perilaku
2
Pengaruh Kematangan Emosi .... (Rina Trifiana) 11
berkisar antara 13-15 tahun, dimana pada
terhadap perilaku prososial sebesar 10,4%.
usia remaja awal ini sedang berkembang
Dengan kata lain, kematangan
kemampuan
mempengaruhi perilaku prososial sebesar
memahami
orang
lain.
emosi
Pemahaman ini mendorong remaja untuk
10,4 % dan sisanya sebesar
menjalin hubungan sosial yang lebih akrab
dipengaruhi oleh faktor lain yang dalam
dengan orang lain terutama teman sebaya
penelitian ini tidak dibahas seperti empati,
baik
pola
melalui
persahabatan
maupun
percintaan (Syamsu Yusuf, 2006: 198).
asuh
orang
tua,
89,6%
model-model
prososial dan sebagainya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
Hasil penelitian ini menunjukkan
pada usia SMP, remaja masih dalam tahap
bahwa kematangan emosi mempengaruhi
belajar menjalin hubungan sosial dengan
perilaku prososial. Individu yang memiliki
orang lain sehingga perilaku
kematangan emosi berarti individu tersebut
prososial
yang muncul cenderung lebih kecil.
dapat mengontrol emosinya, memahami
Berdasarkan hasil analisis uji regresi
emosi yang dirasakan, dan dapat berpikir
yang telah dilakukan, diperoleh nilai Fhitung
terlebih
dahulu
sebesar 24,156 dan nilai signifikansi (p) =
tindakan. Sementara itu ketika
0,000, dimana nilai signifikansi (p) lebih
suasana
kecil dari taraf signifikansi 5%. Nilai
emosinya kurang matang cenderung akan
signifikansi (p) < 0,05 menunjukkan
enggan melakukan tindakan prososial.
hati
sebelum
negatif,
mengambil dalam
individu
yang
adanya pengaruh yang signifikan. Dengan
Suasana
demikian dapat disimpulkan bahwa ada
menyebabkan
pengaruh kematangan emosi
terhadap
menolong apabila tingkah laku prososial
pengguna
itu sendiri dapat merusak suasana hati baik
gadget. Hasil yang diperoleh dalam uji
seseorang (Isen dalam Baron & Byrne,
regresi ini sesuai dengan hipotesis utama
2005: 110). Artinya, perilaku prososial
yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu
tidak terlihat apabila calon
“ada pengaruh kematangan emosi terhadap
beranggapan bahwa suasana hati yang
perilaku prososial remaja pengguna gadget
sedang
di SMP N 2 Yogyakarta”.
memberikan
perilaku prososial remaja
Berdasarkan
baik
berkurangnya
akan
rusak
pertolongan.
dapat perilaku
penolong
apabila Hal
ini
dimaksudkan bahwa individu yang kurang
diperoleh nilai koefisien determinasi (R
matang emosinya akan mudah terpengaruh
square) sebesar 0,104, sehingga dapat
dengan
dikatakan
emosi
enggan menolong jika tindakan yang
sumbangan/kontribusi
diambil dapat merusak suasana hatinya
memberikan
analisis
yang
data,
bahwa
hasil
baik
hati
kematangan
suasananya
hatinya
sehingga
12 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun ke-4 2015
yang sudah baik. Orang yang matang
(76,67%) yang memiliki kematangan
emosinya tidak mudah terpengaruh dengan
emosi sedang, dan 40 siswa (19,05%)
suasana hati yang dirasakan,
yang
sehingga
tidak akan membiarkan orang lain yang membutuhkan bantuan semakin kesulitan karena tidak segera ditolong.
memiliki
kematangan
emosi
tinggi. 2. Berdasarkan hasil kategorisasi skor
Adanya
perilaku prososial menunjukkan bahwa
emosi yang matang menjadikan seseorang
dari 210 siswa di SMP N 2 Yogyakarta
dapat bertindak dengan tepat dan wajar,
terdapat 75 siswa (35,72%) memiliki
serta menjadikan seseorang dapat berpikir
perilaku
dengan jernih tanpa terpengaruh
rendah, 109 siswa (51,90%) memiliki
oleh
suasana hati.
perilaku
Hasil penelitian ini juga sejalan
sedang,
prososial
prososial dan
dengan penelitian yang dilakukan Tutik
memiliki
(2013)
kategori tinggi.
tentang
kematangan
emosi,
religiusitas dan perilaku prososial perawat
3. Ada
26
kategori
dalam siswa
perilaku
pengaruh
dalam
kategori (12,38%)
prososial
dalam
kematangan
emosi
di rumah sakit yang menunjukkan bahwa
terhadap perilaku prososial pada remaja
ada hubungan positif dan signifikan antara
pengguna gadget yang
kematangan emosi perawat di Rumah Sakit
dengan nilai Fhitung sebesar 24,156 dan p
Bunda
perilaku
= 0,000. Nilai koefisien determinasi (R
prososialnya. Berbagai penelitian dan teori
square) yang diperoleh sebesar 0,104
yang telah dijelaskan sebelumnya semakin
yang berarti bahwa kematangan emosi
memperkuat hasil penelitian ini bahwa
memberikan sumbangan sebesar 10,4%
kematangan emosi mempengaruhi perilaku
terhadap perilaku prososial, sedangkan
prososial remaja pengguna gadget.
89,6% dipengaruhi faktor lain.
Surabaya
dengan
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil kategorisasi skor kematangan emosi menunjukkan bahwa terdapat 9 siswa (4,28%) yang memiliki kematangan emosi rendah, 161 siswa
ditunjukkan
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan
sebelumnya,
maka
peneliti
mengajukan saran-saran antara lain: 1. Bagi Siswa Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, perilaku prososial siswa yang berada pada kategori sedang cenderung rendah, maka siswa dapat meningkatkan
perilaku
prososial
Pengaruh Kematangan Emosi .... (Rina Trifiana) 13
dimulai dengan mengikuti kegiatankegiatan sosial di lingkungan baik sekolah maupun masyarakat. 2. Bagi Guru BK Hasil penelitian yang menunjukkan perilaku prososial siswa yang berada di kategori sedang cenderung
rendah
dapat ditindaklanjuti Guru BK dengan memberikan layanan bimbingan baik berupa
bimbingan
bimbingan
klasikal
kelompok.
dan
memberikan
bimbingan melalui sosiodrama. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti
selanjutnya
meneliti
perilaku
yang prososial
tertarik dapat
memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku prososial. Bagi peneliti yang akan meneliti dengan menggunakan variabel yang sama di SMP
N
2
Monks, F. J., Knoers, A. M. P. (2002). Psikologi Perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya. Penyesuaian kembali: Siti Rahayu.Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nur Asia. (2008). Hubungan antara Harga Diri dan Asertivitas dengan Perilaku Prososial Remaja. Skripsi. UMS.
Dalam
meningkatkan perilaku prososial siswa, guru BK juga dapat
Michelson., Sugai, dkk. (1985). Social Skill Assessment and Training With Children. New York: Plenum Press.
Yogyakarta,
dapat
melakukan penelitian tindakan kelas ataupun penelitian eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA Baron & Byrne. (2005). Psikologi sosial, Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Gerungan. (2004). Psikologi Bandung: Refika Aditama
Sosial.
Gusti Yuli Asih dan Margaretha Maria Shinta. (2010). Perilaku Prososial ditinjau dari Empati dan Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi Vol. 1, No. 1. Hal 33-42.
Rita Eka Izzaty, dkk. Perkembangan Peserta Yogyakarta: UNY Press.
(2008). Didik.
Sarlito Wirawan Sarwono dan Meinarno. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Sears, D. O., Freedman, J. L., & Peplau, L. A. (1985). Psikologi Sosial, Jilid 2 Edisi 5. (Alih Bahasa: Michael Adryanto). Jakarta: Erlangga. Syamsu Yusuf. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya. Tutik Dwi Haryati. (2013). Kematangan Emosi, Religiusitas dan Perilaku Prososial Perawat di Rumah Sakit. Jurnal Psikologi Indonesia Vol. 2, No. 1, Hal 162-172. Pascasarjana Untag Surabaya. YUD. (2015). Mabuk-mabukan 16 Remaja Anggota Geng Motor Diamankan. Diakses dari beritasatu.com/nasional/245811mabuk-mabukan-16-remajaanggotageng-motor diamankan.html pada tanggal 10 Februari 2015 pukul 15.50 WIB