SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
Pengaruh Kemandirian Belajar dan Ragam Bentuk Tes Terhadap Hasil Belajar Sosiologi POERWANTI HADI PRATIWI Jurusan Pendidikan Sosiologi FIS UNY
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar Sosiologi, ada tidaknya pengaruh bentuk tes terhadap hasil belajar Sosiologi, dan ada tidaknya interaksi antara kemandirian belajar dan ragam bentuk tes terhadap hasil belajar Sosiologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh faktor kemandirian belajar terhadap hasil belajar Sosiologi. Rerata skor hasil belajar Sosiologi siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar sedang dan rendah; (2) terdapat pengaruh faktor bentuk tes terhadap hasil belajar Sosiologi. Rerata skor hasil belajar Sosiologi dengan bentuk tes pilihan ganda biasa lebih besar daripada bentuk tes pilihan ganda analisis kasus; (3) terdapat interaksi antara kemandirian belajar dan bentuk tes terhadap hasil belajar Sosiologi. Artinya, kemandirian belajar dan bentuk tes yang diberikan terbukti berinteraksi secara nyata sehingga memberi pengaruh yang besar terhadap hasil belajar Sosiologi yang diperoleh siswa. Kata kunci: kemandirian belajar, ragam bentuk tes, hasil belajar Sosiologi Abstract This study aims to test the influence of independent learning on learning outcomes of Sociology, presence or absence of the influence of the test on the learning outcomes of Sociology, and the presence or absence of interactions between independent learning and various forms of tests on learning outcomes of Sociology. The results showed that: (1) there is the influence of independent learning on learning outcomes of Sociology. The mean score of Sociology student learning outcomes that have a high learning independence better than students who have learning independence medium and low, (2) there are significant form factor tests on learning outcomes Sociology. The mean score of the learning outcomes of Sociology with the usual form of a multiple choice test is greater than the form of multiple-choice test case analysis, (3) there is an interaction between independent learning and test forms on learning outcomes of Sociology. That is, independent learning and forms of a given test proved significantly interact so as to give a great influence on the results obtained by students studying Sociology. Keywords: learning independence, various forms of the test, the results of studying Sociology 145
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
PENDAHULUAN
yaitu: (a) tingkah laku (behavior),
Kualitas pembelajaran dapat
digunakan
untuk
menentukan
dilihat dari berbagai aspek yang
spesifikasi yang akan diamati dan
bersifat intern maupun ekstern.
akan
Secara
kualitas
(standard), memungkinkan untuk
dilihat
menilai dampak dari luar, dan (c)
dari dua sisi yaitu proses belajar
kondisi luar (external conditions),
dan hasil belajar. Proses belajar
untuk meyakinkan bahwa perilaku
menekankan pada aktivitas yang
yang
dilakukan
selama
disebabkan oleh kegiatan belajar,
mengikuti pelajaran dan strategi
bukan karena penyebab lainnya.
pembelajaran
Untuk mengetahui apakah tujuan
khusus,
pembelajaran
seringkali
oleh
siswa
yang
diterapkan
diukur,
diperoleh
oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran
pembelajaran
sesuai
Sedangkan
yang diharapkan.
hasil
penguasaan
standar
benar-benar
sudah
dengan
tercapai komponen-
lebih
komponen yang telah disebutkan
tingkat
di atas, biasanya guru melakukan
suatu pengetahuan
penilaian hasil belajar di tingkat
mencerminkan
belajar
(b)
pada
yang dicapai oleh siswa dalam
kelas
mengikuti
pelajaran yang diajarkan.
program
belajar
mengajar sesuai dengan tujuan
hakikatnya
Tujuan
pembelajaran
mengenai
suatu tingkah
kegiatan
deskripsi laku
dengan
mata
Penilaian hasil belajar pada
yang ditetapkan. merupakan
sesuai
merupakan untuk
suatu
mengukur
perubahan perilaku yang telah
yang
terjadi pada diri siswa. Pada
diharapkan dapat dicapai oleh
umumnya,
siswa
berlangsungnya
memberikan pengaruh dalam dua
pembelajaran. Seperti dijelaskan
bentuk: (a) siswa akan mempunyai
oleh Hamalik (2008: 109) tujuan
perspektif terhadap kekuatan dan
pembelajaran paling tidak harus
kelemahannya atas perilaku yang
mengandung
diinginkan,
setelah
tiga
komponen, 145
hasil
(b)
belajar
perilaku
akan
yang
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
inginkan itu telah meningkat baik
diajarkan. Dengan kata lain, tes
setahap atau dua tahap sehingga
prestasi lebih berkaitan dengan
timbul lagi kesenjangan antara
suatu program spesifik dari suatu
penampilan
tujuan pembelajaran.
perilaku
yang
sekarang dengan perilaku yang
Seseorang akan mengalami
diinginkan (Mulyasa, 2010: 208).
perubahan perilaku dalam bentuk
Untuk
memberikan
pengetahuan, keterampilan nilai,
penilaian hasil belajar tiap siswa,
dan sikap tertentu melalui proses
maka perlu dilakukan beberapa
belajar. Perubahan perilaku yang
kali pengukuran.
terjadi merupakan akibat dari
dapat
Tes dalam dunia pendidikan
proses pembelajaran pada diri
dipandang sebagai salah satu alat
seseorang. Proses yang dimaksud
pengukuran.
itu,
adalah aktivitas yang dilakukan
dalam penyusunan tes melibatkan
individu dalam mencapai tujuan
aturan-aturan (seperti petunjuk
pembelajaran. Pencapaian tujuan
pelaksanaan
kriteria
pembelajaran itu kemudian dapat
menetapkan
dinyatakan sebagai hasil belajar.
yang
Setiap siswa memiliki strategi
kemampuan
belajar yang berbeda-beda untuk
penskoran)
Oleh
karena
dan untuk
bilangan-bilangan menggambarkan
seseorang. Selanjutnya bilangan
mencapai
tersebut dapat ditafsirkan sebagai
diinginkan. Untuk itulah dituntut
pencerminan karakteristik peserta
kemandirian belajar yang besar
tes.
pada diri siswa.
Dalam
dimaksud
hal
ini
adalah
tes
belajar
yang
yang
Dalam kemandirian belajar,
mengukur prestasi (achievement
inisiatif merupakan indikator yang
test).
sangat
Tes
didesain
tes
yang
hasil
prestasi untuk
biasanya mengukur
mendasar.
(2007:157) menjelaskan, belajar
pengetahuan atau keterampilan
mandiri
seorang
menggerakkan
individu
pada
suatu
materi yang telah dipelajari atau
Surya
adalah kekuatan
proses atau
dorongan dari dalam diri individu
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
yang belajar untuk menggerakan
apa yang seharusnya dikuasai
potensi dirinya mempelajari objek
siswa.
belajar tanpa ada tekanan atau
Dalam
mata
pelajaran
pengaruh asing di luar dirinya.
Sosiologi khususnya, soal-soal tes
Dengan demikian belajar mandiri
yang biasa diberikan kepada siswa
lebih
pada
bila berpatokan pada klasifikasi
pembentukan kemandirian dalam
taksonomi tujuan pendidikan yang
cara-cara
Dalam
dikembangkan oleh Benyamin S.
pengertiannya yang lebih luas,
Bloom baru sebatas aspek kognitif
kemandirian
tipe C1 (pengetahuan) dan C2
mengarah belajar.
belajar
mendeskripsikan sebuah proses di
(pemahaman).
Padahal
mana individu mengambil inisiatif
mencermati
sendiri,
dengan
atau
tanpa
(Kurikulum
Tingkat
bantuan
orang
lain,
untuk
Pendidikan)
mata
standar
isi
jika KTSP Satuan
pelajaran
mendiagnosis kebutuhan belajar,
Sosiologi yang dikeluarkan BSNP
memformulasikan tujuan belajar,
(Badan
mengidentifikasi sumber belajar,
Pendidikan) maka soal-soal tes
memilih
menentukan
bisa mencapai C3 sampai dengan
pendekatan strategi belajar, dan
C6, meskipun sama-sama bertipe
melakukan evaluasi hasil belajar
pilihan ganda. Seringnya siswa
yang dicapai.
menjalani tes dengan tipe soal
dan
Kondisi yang diduga sebagai
Standar
Nasional
pilihan ganda C1 dan C2 dapat
salah satu penyebab rendahnya
menjadi
kualitas pembelajaran yang dilihat
kemandirian belajar. Soal bertipe
dari
sisi
penyebab
rendahnya
hasil
belajar
adalah
ini memungkinkan siswa untuk
ketidakmampuan
siswa
dalam
asal menebak saja tanpa perlu
menguasai tujuan pembelajaran.
mengandalkan
Tujuan
yang
berpikir kritis dan analitis yang
kemudian diukur melalui soal-soal
menjadi salah satu ciri dari belajar
tes seringkali tidak sesuai dengan
mandiri.
pembelajaran
147
kemampuan
Kemampuan
berpikir
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
kritis dan analitis tentunya dimiliki
dapat digunakan untuk mengukur
apabila siswa terbiasa mencari dan
kemampuan
menghubungkan
tinggi dan dapat diskor secara
pengetahuan
siswa
yang
yang didapatkan di sekolah dengan
objektif.
pengetahuan baru yang diperoleh
(pilihan ganda biasa) dikarenakan
dari sumber-sumber belajar yang
guru-guru
lain. Diduga bahwa kemandirian
menggunakan butir tes ini ternyata
belajar
satu
“cukup
sering”
atau
belajar
sering”,
sesuai
dengan
merupakan
indikator
salah
keberhasilan
siswa.
pada
sekolah
tipe yang
“sangat hasil
penelitian Asmin (2006: 639).
Selanjutnya, salah satu alat ukur
Pemilihan
lebih
yang
digunakan
untuk
Sedangkan analisis
tipe
pilihan
ganda
kasus digunakan
agar
menentukan kualitas hasil belajar
dapat mengakomodir sifat dari
dan sekaligus mendorong aktivitas
disiplin ilmu Sosiologi itu sendiri;
belajar
evaluasi
di mana pembelajaran Sosiologi di
formatif (yang digunakan dalam
tingkat Sekolah Menengah Atas
penelitian ini adalah butir soal
(SMA)
objektif,
mengembangkan
siswa
adalah
meliputi:
tipe
pilihan
ditujukan
untuk kemampuan
ganda biasa dan pilihan ganda
pemahaman fenomena kehidupan
analisis kasus). Pada penelitian
sehari-hari.
eksperimen yang dilakukan ini
Semakin
sering
evaluasi
menggunakan ragam bentuk tes
formatif dilakukan dalam proses
objektif tipe pilihan ganda biasa
pembelajaran, semakin meningkat
dan pilihan ganda analisis kasus.
pula hasil belajar siswa. Dijelaskan
Dasar
pertimbangan
pula oleh Saifuddin Azwar (2007:
bentuk
tes
dipergunakan
ini
memilih
karena
untuk
dapat
mengukur
9)
bahwa
formatif
“hasil dapat
tes
prestasi
menyebabkan
kemampuan ingatan, pemahaman,
perubahan
dan
lebih
mengajar atau belajar, apabila
kompleks. Bentuk tes ini juga
perlu”. Pengujian yang dilakukan
penerapan
yang
kebijaksanaan
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
berulang kali juga dapat memberi
Untuk analisis variansi dua arah
informasi
guru,
pada setiap pertemuan perlakuan
terutama dalam hal membantu
dua faktornya akan diperoleh sel
memusatkan
dan
kombinasi
memberi bukti pemahaman siswa.
2010: 50).
Untuk
penting
bagi
pembelajaran
membuat
kategori
(Anonim,
pertimbangan
Dalam desain ini, variabel
yang valid dan reliabel tentang
terikat adalah hasil belajar siswa
tingkat prestasi siswa, maka guru
dalam mata pelajaran Sosiologi,
harus
berbagai
variabel eksperimen adalah tes
bukti yang berbeda dalam konteks
objektif yang terdiri atas tipe
yang
Berbagai
pilihan ganda analisis kasus dan
kiranya
tipe pilihan ganda biasa, dan
menggunakan diukur.
permasalahan
di
atas
menarik untuk ditindak lanjuti
variabel
dalam kerangka penelitian quasi-
kemandirian belajar siswa yang
eksperimen
terdiri
tentang
pengaruh
atribut atas
tiga
adalah level
yaitu
ragam bentuk tes objektif dan
kemandirian tinggi, kemandirian
kemandirian belajar terhadap hasil
sedang, dan kemandirian rendah.
belajar Sosiologi siswa Sekolah
Tabel 1. Desain Faktorial 2 x 3
Menengah Atas (SMA).
Ragam Bentuk Tes Objektif Pilihan
Pilihan
Kemandirian
Ganda
Ganda
Belajar
Biasa
Analisis
(B1)
Kasus
METODE Penelitian penelitian
ini
eksperimen
(quasi-experimental dengan
termasuk
menggunakan
semu
research), 2
x
(B2)
3
faktorial desain. Alasannya karena melibatkan dua atau lebih faktor (variabel) di mana dari setiap variabelnya
terdapat
Tinggi (A1)
A1B1
A1B2
Sedang (A2)
A2B1
A2B2
Rendah (A3)
A3B1
A3B2
Keterangan: A1B1 = Kelompok siswa yang memiliki kemandirian belajar
sejumlah
kategori perlakuan (level faktor). 149
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
tinggi yang dites dengan tes pilihan ganda biasa A1B2 = Kelompok siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi yang dites dengan tes pilihan ganda analisis kasus A2B1 = Kelompok siswa yang memiliki kemandirian belajar sedang yang dites dengan tes pilihan ganda biasa A2B2 = Kelompok siswa yang memiliki kemandirian belajar sedang yang dites dengan tes pilihan ganda analisis kasus A3B1 = Kelompok siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah yang dites dengan tes pilihan ganda biasa A3B2 = Kelompok siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah yang dites dengan tes pilihan ganda analisis kasus Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMA di SMAN 2 Banguntapan Pelajaran Pengambilan
Bantul
Tahun
2012/
2013.
sampel
dilakukan
secara acak bertahap (multistage random
sampling).
Secara
berturut-turut dilakukan dengan cara: (a) menetapkan dua kelas yang memiliki karakteristik setara, yaitu kelas XI-1 dan kelas XI-3; (b) memilih secara acak siswa yang akan digunakan sebagai sampel penelitian pada dua kelas terpilih, kelas XI-1 sebanyak 24 siswa dan
kelas XI-3 sebanyak 24 siswa; (c) untuk
mengelompokkan
sesuai
dengan
siswa tingkat
kemandiriannya, maka dilakukan pengukuran kemandirian belajar siswa;
(d)
mengelompokkan
sampel terpilih pada setiap sel sesuai dengan desain penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan angket.
Tes
digunakan
untuk
mendapatkan data hasil belajar siswa
disusun
dengan
bentuk
objektif menggunakan tipe pilihan ganda analisis kasus dan tipe pilihan
ganda
digunakan
biasa.
untuk
Angket
mendapatkan
data tentang kemandirian siswa dalam
pembelajaran
Sosiologi.
Data yang bersumber dari angket dikumpulkan pada tahap awal agar segera diketahui tingkat/ level kemandirian
siswa,
untuk
kemudian dikelompokkan sesuai dengan desain penelitian yang telah ditentukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa menggunakan
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
tes
dan
instrumen
mengukur
sikap
belajar
siswa
angket.
Tes
untuk
reliabilitas
kemandirian
Analisis data menggunakan
yang
dikembangkan
memenuhi
kriteria.
menggunakan objektif
yang
statatistik
deskriptif,
program
peneliti
SPSS dan program EXCEL untuk
pokok
mengolah rerata, median, modus,
bahasan atau sub bahasan dari
simpangan baku, dan varians. Uji
kompetensi dasar terpilih yang ada
prasyarat
meliputi
dalam
normalitas
dan
disesuaikan
dengan
Standar
Isi
(Kurikulum
Tingkat
Pendidikan)
Mata
KTSP Satuan
varians.
Pelajaran
dengan
uji
asumsi
homogenitas
Normalitas
data
menggunakan
diuji uji
Sosiologi yang dikeluarkan oleh
Kolmogorov-Smirnov
BSNP (Badan Standar Nasional
koreksi
Pendidikan). Angket kemandirian
homogenitas varians diuji dengan
belajar
menggunakan
disusun
menggunakan
indikator-indikator dikemukakan
oleh
yang
dengan
Lilliefors,
Prosedur
sedangkan
Levene’s
pengujian
Test.
hipotesis
Guglielmino,
dilakukan dengan ANAVA (analisis
West & Bentley (lewat Sugilar,
varians) dua arah dengan desain
2000: 13), meliputi: (1) kecintaan
faktorial 2 x 3, taraf signifikasi 5%.
terhadap belajar, (2) kepercayaan
Teknik
diri sebagai siswa, (3) keterbukaan
digunakan
terhadap tantangan belajar, (4)
perbedaan dua mean atau lebih.
sifat ingin tahu, (5) pemahaman
Apabila
diri dalam hal belajar, dan (6)
menunjukkan Ho ditolak sehingga
menerima tanggung jawab untuk
H1 diterima artinya masing-masing
kegiatan
Dimana
variabel memiliki pengaruh, maka
sebelumnya telah divalidasi dan
perlu dilakukan uji lanjutan untuk
diuji
memastikan variabel mana yang
belajarnya.
cobakan
sehingga
sudah
anava
2
arah
untuk hasil
dapat menguji
uji
menggambarkan bobot nilai skala
memiliki
tetap,
signifikansi paling kuat. Untuk
validitas
butir,
dan 151
pengaruh
anava
dengan
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
mengujinya komparasi
diperlukan atau
uji
perbandingan.
Dalam penelitian ini digunakan uji komparasi metode Tukey untuk
Klasifikasi Kemandirian Belajar Siswa Klasifikasi Interval Kelas XI.1 Tinggi
mencari tipe atau kelompok mana
= x > 113.637
saja yang berbeda dan mana yang
Sedang
sama.
M – 1 SD ≤ x ≤ M + 1 SD = 60.445 ≤ x ≤ 113.637
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rendah
Hasil Analisis Data Berdasarkan
hasil
penelitian diperoleh data tentang
Kelas XI.3 Tinggi Sedang
dibagi menjadi tiga klasifikasi,
114.520
rendah (R). Hasil perhitungan skor
Rendah
kemandirian belajar siswa terlihat
Berdasarkan
Descriptive Statistics Minimum 47.00 47.00
Maximum 118.00 120.00
Selanjutnya,
Mean 87.0417 88.4583
hasil
perhitungan tersebut diolah untuk mendapatkan interval skor siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi, sedang, dan rendah; seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 2
x < M – 1 SD = x < 62.396
dari output SPSS di bawah ini.
Range 71.00 73.00
M – 1 SD ≤ x ≤ M + 1 SD = 62.396 ≤ x ≤
yaitu tinggi (T), sedang (S), dan
24 24 24
x > M + 1 SD = x > 114.520
didasarkan pada distribusi normal,
N
x < M – 1 SD = x < 60.445
kemandirian belajar siswa yang
kelasXI.1 kelasXI.3 Valid N (listwise)
x > M + 1 SD
tabel
klasifikasi kemandirian belajar di
Std. Deviation 26.59598 26.06176
atas, maka didapatkan sampel terpilih pada setiap sel sesuai dengan
desain
penelitian.
Ringkasan data skor hasil belajar yang bersumber dari kemandirian belajar dan bentuk tes pada setiap sel dalam desain penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
Ringkasan Data Skor Hasil Belajar B A A1
A2
A3
B1
Tabel 4. Descriptive Statistics
Dependent Variable:Hasil_Belajar
B2
Bentuk_T Kemandirian_Belajar
38.333 23.166 es
SD
1.032
Pilihan 0.752
Tinggi
38.3333
1.03280
6
N
6
Ganda
Sedang
32.5000
1.64317
6
Xhb
32.50
15.00
Biasa
Rendah
22.3333
1.21106
6
Total
31.0556
6.91522
18
SD
1.643
Pilihan 3.405
Tinggi
22.3333
1.21106
6
N
6
Ganda
Sedang
15.0000
3.40588
6
Xhb
22.33
Analisis
6.33 Kasus
Rendah
6.3333
.81650
6
Total
14.5556
7.02284
18
SD
1.211
Total 0.816
Tinggi
30.3333
8.42435
12
N
6
6
Sedang
23.7500
9.48803
12
Rendah
14.3333
8.41355
12
Total
22.8056
10.82542
36
Mean
6
6
Keterangan: Xhb = Rerata skor hasil belajar SD = Simpangan baku skor hasil belajar n = Banyaknya skor hasil belajar A1 = Kelompok siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi A2 = Kelompok siswa yang memiliki kemandirian belajar sedang A3 = Kelompok siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah B1 = Bentuk tes pilihan ganda biasa B2 = Bentuk tes pilihan ganda analisis kasus Untuk pengujian hipotesis digunakan
Std.
Xhb
hasil
analisis
atas menggambarkan rata-rata dan standar deviation hasil belajar dan kemandirian belajar. Untuk tes pilihan ganda biasa rata-rata hasil belajar lebih besar dari pada tes pilihan ganda analisis kasus. Tes pilihan ganda biasa rata-rata hasil belajar sebesar 38.33 sedangkan tes pilihan ganda analisis kasus rata-rata hasil belajar sebesar 22.33
untuk
siswa
tipe
kemandirian belajar tinggi. Tabel 5. Rangkuman ANAVA Skor Hasil Belajar
dengan program SPSS berupa hasil pada tabel 4, tabel 5, dan tabel 6.
N
Tabel Descriptive Statistics di
data
ANAVA dua arah yang dapat dilihat
Deviation
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Hasil_Belajar
153
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
Source
kemandirian
Type III Sum of
Mean
Squares Corrected
Df
4006.806a
Square
5
F
801.361
253.506
belajar
(tinggi,
sedang, rendah). Sig.
.000
Untuk melihat apakah ada
perbedaan hasil belajar dari faktor
Model Intercept
18723.361
1 18723.361 5923.032bentuk .000
Bentuk_Tes
2450.250
1
2450.250
775.123
Kemandirian_B
1552.056
2
776.028
245.492
soal dengan kemandirian
.000
belajar, dapat dilihat pada p-value .000
yang dihasilkan. Diketahui bahwa
elajar Bentuk_Tes *
4.500
2
2.250
.712nilai .044
Kemandirian_B
untuk
Bentuk_Tes*Kemandirian_Belajar
elajar Error
94.833
30
Total
22825.000
36
4101.639
35
Corrected Total
3.161
Tabel Test Between-Subjects merupakan
tabel
sebesar 0.044 (< 0.05) yang berarti terdapat
a. R Squared = .977 (Adjusted R Squared = .973)
Effect
p-value
perbedaan
signifikan
antara
bentuk
Tabel 6. yang Bentuk_Tes * Kemandirian_Belajar Bentuk Kemandirian _Belajar
_Tes Dapat dilihat nilai p-value untuk
terdapat
Pilihan
kesimpulannya Ganda
perbedaan
Biasa yang Pilihan
signifikan antara tes pilihan ganda Ganda biasa dan tes pilihan ganda
Analisis analisis Kasus
kasus mengenai rata-rata hasil belajar.
95% Confidence Interval Lower Upper Bound Bound
Tinggi
Mean 38.333
Std. Error .726
Sedang
32.500
.726
31.018 33.982
Rendah Tinggi
22.333 22.333
.726 .726
20.851 23.816 20.851 23.816
Sedang
15.000
.726
13.518 16.482
Rendah
6.333
.726
kategori bentuk soal sebesar 0.000 maka
tes
dengan kemandirian belajar.
Dependent Variable:Hasil_Belajar mempresentasikan hasil hipotesis.
(<0.05),
yang
36.851 39.816
4.851
7.816
Tabel berikutnya yaitu tabel Bentuk_Tes*Kemandirian_Belajar
Untuk
kategori
tingkat
merupakan
tabel
kemandirian belajar nilai p-value
descriptive
statistics.
sebesar 0.000 (< 0.005) dan nilai
hasil belajar siswa dengan kategori
uji F sebesar 245.492 artinya
kemandirian
terdapat perbedaan rata-rata hasil
mengerjakan bentuk tes pilihan
belajar
ganda
diantara
tiga
tingkat
biasa
yang
belajar sebesar
berisi
Rata-rata tinggi 38.33.
Sedangkan rata-rata hasil belajar
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
siswa dengan kemandirian belajar
diperoleh interval konfidensi 95%
tinggi mengerjakan bentuk tes
untuk setiap pasang mean. Jika
pilihan
interval
ganda
analisis
kasus
sebesar 22.33.
konfidensi
tersebut
memuat angka nol maka dapat
Untuk uji lanjut, dengan
disimpulkan
menggunakan metode Tukey dapat
bahwa
terdapat
perbedaan yang signifikan.
dicari tipe atau kategori mana saja
Untuk
pasangan
yang berbeda dan mana yang
kemandirian belajar tinggi dengan
sama. Hasil lengkap analisis data
sedang
dengan program SPSS melalui uji
konfidensi 95% yaitu 4.79 ≤ µ1 - µ2
Tukey dapat dilihat pada tabel 7
≤ 8.37. Karena interval konfidensi
dan tabel 8.
tidak melewati angka nol maka
diperoleh
interval
dapat disimpulkan bahwa µ1 ≠ µ2.
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Lanjut dengan Uji Tukey
Atau karena diperoleh p-value
Multiple Comparisons
0.000 (< 0.05) maka H0 ditolak
Hasil_Belajar Tukey HSD
artinya terdapat perbedaan yang
(I)
(J)
95% Confidence
signifikan rata – rata hasil belajar
Keman Kemandiri
Mean
dirian_ an_Belajar
Differen
Std.
ce (I-J)
Error
Belajar Tinggi d
Interval Lower Sig.
Bound
pada tingkat kemandirian belajar Upper
tinggi Bound dengan
6.5833* .72585 .000
4.7939
Rendah
16.0000* .72585 .000
14.2106
m Sedang e
Tinggi
-6.5833* .72585 .000
-8.3727
-4.7939
n Rendah s
Rendah
9.4167* .72585 .000
7.6273
11.2061
Tinggi
- .72585 .000
-17.7894
i o
Sedang
17.7894 belajar sedang.
Untuk
-9.4167* .72585 .000
-11.2061
pasangan
kemandirian belajar tinggi dengan -14.2106
rendah
16.0000*
hasil
8.3727 belajar pada tingkat kemandirian
Sedang
i
rata-rata
diperoleh
interval
-7.6273 95% yaitu 14.21 ≤ µ1 konfidensi
n
µ3
2
konfidensi tidak melewati angka
Based on observed means.
nol
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Dari Comparisons
tabel di
atas
≤
17.78.
maka
Karena
dapat
interval
disimpulkan
Multiple
bahwa µ1 ≠ µ3. Atau karena
dapat
diperoleh p-value 0.000 (< 0.05) 155
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
maka H0 ditolak artinya terdapat
Based on observed means.
perbedaan yang signifikan rata –
The error term is Mean Square(Error) = 3.161.
rata hasil belajar pada tingkat
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 12.000.
kemandirian belajar tinggi dengan
b. Alpha = .05.
rata-rata hasil belajar pada tingkat kemandirian belajar rendah. Untuk
Dari tabel diatas terlihat
pasangan
kemandirian
belajar
bahwa
sedang
rendah berada pada grup yang
konfidensi 95% yaitu 7.62 ≤ µ2 - µ3
berbeda,
≤ 11.20. Karena interval konfidensi
rata-rata 23.75; dan tingkat rendah
signifikan rata – rata hasil belajar
mempunyai
pada tingkat kemandirian belajar
Sehingga
hasil
hasil
belajar rendah.
dimension1
Sedang
12
Tinggi
12
Sig.
14.3333
1.000
disimpulkan
belajar
dengan belajar
tingkat tinggi
>
Pembahasan 3
1. Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Hasil
23.7500
1.000
14.33.
sedang > rendah.
Subset
12
dapat
kemandirian
Tabel 8. Hasil Belajar PerKemandirian Belajar
Rendah
rata-rata
bahwa µ1 > µ2 > µ3. Atau rata-rata
belajar pada tingkat kemandirian
2
yang
30.33; tingkat sedang mempunyai
artinya terdapat perbedaan yang
1
rata-rata
tingkat tinggi mempunyai rata-rata
0.000 (< 0.05) maka H0 ditolak
N
terdapat
Output menunjukkan bahwa
Atau karena diperoleh p-value
Hasil_Belajar Tukey HSDa,b Kemandirian_Belajar
berarti
signifikan diantara ketiganya.
dapat disimpulkan bahwa µ2 ≠ µ3.
rata-rata
ini
perbedaan
tidak melewati angka nol maka
dengan
belajar
dengan kategori tinggi, sedang dan
dengan rendah diperoleh interval
sedang
kemandirian
30.3333
Belajar Sosiologi
1.000
Pembuktian
hipotesis
tentang pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
Sosiologi dapat dilihat pada
ditentukan dengan jelas, cara
tabel 5 yang berisi rangkuman
belajarnya
ANAVA
ditentukan dengan jelas. Sangat
skor
Hipotesis
hasil
belajar.
penelitian
menyatakan,
yang
juga
tergantung
“terdapat
pada
telah bimbingan
dan penjelasan dari guru, selalu
pengaruh kemandirian belajar
merasa
terhadap
belajar
penafsirannya
secara
pelajaran kurang tepat, karena
data.
itu penjelasan dari guru dirasa
hasil
Sosiologi”, empiris
ternyata teruji
oleh
khawatir
jika
mengenai
Berdasarkan hasil perhitungan
sangat
terlihat bahwa hasil statistik uji
seperti ini cenderung tidak
p-value yang diperoleh sebesar
berusaha
0.00
meminta bantuan orang lain,
dengan
tingkat
penting.
isi
sendiri,
signifikansi α = 0.05. Dengan
(3)
demikian
kemampuan
dapat
diambil
belum
kesimpulan bahwa Ho ditolak
menyukai
karena p-value = 0.000 < α =
pembelajaran
0.05
faktor
mempunyai
belajar
keberhasilan
berarti
kemandirian berpengaruh
terhadap
hasil
kegiatan ini
dapat
terjadi
menilai
sendiri,
lebih
program yang
telah kriteria
yang
jelas,
belajarnya
untuk
Jika dihubungkan dengan
kemandirian
karakteristik bentuk tes yang
belajar rendah: (1) kurang
diberikan adalah tes pilihan
inisiatif
ganda analisis kasus memiliki
sangat
memiliki
dapat
mencapai kriteria tersebut.
karena pada umumnya siswa yang
sebelum
sehingga dapat mengarahkan
belajar. Hal
Siswa-siswa
dalam
belajar
tergantung
dan pada
beberapa
ciri
yang
motivasi eksternal, (2) lebih
membedakannya dengan tes
menyukai pembelajaran yang
pilihan ganda biasa. Tes pilihan
bahan
ganda analisis kasus dapat
belajarnya
telah 157
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
mendorong
siswa
untuk
mengorganisasi
gagasan,
membandingkan,
cukup
beralasan
untuk menerima hipotesis yang menyatakan
membedakan,
menilai,
membuat
demikian,
kesimpulan,
mengembangkan
solusi
pemecahan
masalah,
“terdapat
pengaruh kemandirian belajar terhadap
hasil
belajar
Sosiologi”. Yang berarti bahwa tingkat
kemandirian
belajar
menghubungkan prinsip secara
rendah, sedang, dan tinggi;
konseptual dan menjelaskan
ternyata
hubungan
hasil belajar Sosiologi yang
sebab
akibat.
Meskipun tes bentuk pilihan ganda analisis kasus lebih sulit dibandingkan
dengan
pilihan
biasa
ganda
tes (yang
dapat
memberikan
berbeda-beda pula. 2. Pengaruh Ragam Bentuk Tes terhadap Hasil Belajar Sosiologi
terlihat dari jumlah skor rata-
Pembuktian
hipotesis
rata yang diperoleh sampel),
tentang
namun tes ini justru dapat
bentuk
memberikan
belajar Sosiologi dapat dilihat
informasi
pengaruh tes
terhadap
pada
yang
rangkuman ANAVA skor hasil
siswa
sesuai
5
yang
hasil
mengenai kemandirian belajar dimiliki
tabel
ragam
dengan kategori yang telah
belajar.
ditetapkan.
yang menyatakan, “terdapat
Siswa
yang
tingkat
kemandirian
tinggi
ternyata
memiliki belajar juga
Hipotesis
berisi
penelitian
pengaruh ragam bentuk tes terhadap Sosiologi”,
hasil
belajar
ternyata
memperoleh hasil belajar yang
empiris
lebih
dibandingkan
Berdasarkan hasil perhitungan
dengan siswa yang memiliki
terlihat bahwa hasil statistik uji
tingkat
p-value yang diperoleh sebesar
baik
kemandirian
belajar
sedang dan rendah. Dengan
0.00
teruji
dengan
oleh
secara data.
tingkat
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
signifikansi α = 0.05. Dengan demikian
dapat
Sesuai
diambil
karakteristik
dengan yang
dimiliki
kesimpulan bahwa Ho ditolak
mata pelajaran Sosiologi, yaitu
karena p-value = 0.000 < α =
dalam belajar Sosiologi harus
0.05 berarti faktor bentuk tes
melibatkan pemikiran secara
berpengaruh
deduktif
terhadap
hasil
belajar.
dan
induktif,
kemampuan
Temuan
ini
dapat
analisis
berdasarkan fenomena yang
dijelaskan lebih lanjut melalui
ada,
perbandingan
investigasi, serta kemampuan
karakteristik
pengamatan,
kedua bentuk tes tersebut.
untuk
Dilihat dari hasil belajar yang
peristiwa-peristiwa
diukur, ganda
bentuk biasa
pola
menghubungkan yang
tes
pilihan
terjadi di masyarakat; maka
sangat
efektif
karakteristik tersebut sesuai
untuk mengukur kemampuan
dengan
kognitif tingkat rendah, efektif
dimiliki oleh bentuk tes pilihan
untuk mengukur kemampuan
ganda analisis kasus. Dilihat
kognitif tingkat sedang, dan
dari skor rata-rata peserta
kurang efektif untuk mengukur
pada bentuk tes pilihan ganda
kemampuan kognitif tingkat
biasa lebih besar dibandingkan
tinggi; sebaliknya, bentuk tes
dengan
pilihan ganda analisis kasus
ganda analisis kasus. Hal ini
kurang efektif untuk mengukur
dapat
kemampuan kognitif rendah,
kemampuan
efektif
mengukur
analisis yang dimiliki siswa.
kemampuan kognitif sedang,
Bentuk tes pilihan ganda biasa
dan
untuk
umumnya hanya mendorong
mengukur kemampuan kognitif
siswa untuk mengingat konsep
tingkat tinggi.
tertentu saja, sedangkan pada
untuk sangat
efektif
bentuk 159
karakteristik
bentuk
tes
yang
pilihan
dipengaruhi
tes
membaca
pilihan
oleh dan
ganda
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
analisis
kasus
siswa
dan
teks-book
saja
dapat
dihadapkan pada sebuah kasus
diminimalisir melalui evaluasi
yang terjadi di masyarakat
pembelajaran yang dilakukan
melalui kutipan artikel media
guru, khususnya bentuk tes
cetak dan media elektronik
yang diberikan dengan tipe
untuk selanjutnya menafsirkan
pilihan ganda analisis kasus.
dan
menjawab
yang
pertanyaan
diberikan.
Sehingga
3. Interaksi
antara
Kemandirian
Belajar
dan
menjadi sangat penting bagi
Ragam Bentuk Tes terhadap
siswa
Hasil Belajar Sosiologi
untuk
memiliki
kemampuan kognitif tingkat
Pembuktian
hipotesis
tinggi agar dapat menjawab
tentang
pertanyaan
kemandirian belajar dan ragam
daripada
yang
diberikan,
hanya
sekedar
membuat tebakan saja.
bentuk
interaksi tes
antara
terhadap
hasil
belajar Sosiologi dapat dilihat
Meskipun secara rata-
pada
tabel
5
yang
berisi
rata skor yang diperoleh siswa
rangkuman ANAVA skor hasil
melalui
belajar.
bentuk
tes
pilihan
Hipotesis
penelitian
ganda biasa lebih tinggi, namun
yang menyatakan, “terdapat
bentuk
interaksi antara kemandirian
tes
pilihan
ganda
analisis kasus perlu secara
belajar
terus menerus dilatihkan dan
terhadap
diberikan kepada siswa agar
ternyata secara empiris teruji
hasil belajar yang diperoleh
oleh data. Berdasarkan hasil
siswa
perhitungan
benar-benar
sesuai
dan
bentuk
hasil
terlihat
tes
belajar”,
bahwa
dengan tujuan pembelajaran
hasil statistik uji p-value yang
Sosiologi
diperoleh
Selain
yang itu,
diharapkan.
kesan
sebesar
0.044
bahwa
dengan tingkat signifikansi α =
Sosiologi adalah mata pelajaran
0.05. Dengan demikian dapat
yang sifatnya hanya hapalan
diambil kesimpulan bahwa Ho
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
ditolak karena p-value = 0.000
pada
< α = 0.05
dirangkum sebagai berikut.
bentuk
berarti faktor
tes
berpengaruh
Hipotesis Penelitian
interaksi antara bentuk tes kemandirian
Uji Hipotesis Ho : µ1 = µ2 H1 : µ1 > µ2 Ho : µ1 = µ3 H1 : µ1 > µ3 Ho : µ2 = µ3 H1 : µ2 > µ3
belajar
terhadap hasil belajar dapat dilihat pada tabel 7 yang berisi rangkuman hasil uji lanjut uji
Tukey
kemudian
yang
dikonsultasikan
dengan tabel di bawah ini. Tabel 9. Landasan Teori untuk Menentukan Uji Lanjut Hipotesis Uji Hipotesis Ho : µ1 = µ2 H1 : µ1 > µ2 Ho : µ1 = µ3 H1 : µ1 > µ3 Ho : µ2 = µ3 H1 : µ2 < µ3
LB
+
-
UP
+
+
+
+
-
+
+
dapat
Rangkuman Hasil Uji Lanjut
Untuk melihat lebih rinci
dengan
ini
Tabel 10.
terhadap hasil belajar.
dan
penelitian
LB
UP
Kesimpulan
6.58
4.79
8.37
Ho ditolak, artinya µ1 > µ2
16.00
14.21
17.78
Ho ditolak, artinya µ1 > µ3
9.41
7.62
11.20
Ho ditolak, artinya µ2 > µ3
Berdasarkan tabel di atas
Kesimpulan
ada tiga hipotesis uji lanjut
Ho diterima, artinya µA = µB Ho ditolak, artinya µA > µC Ho ditolak, artinya µA < µD
yang dapat diketahui yaitu: 1) Ho ditolak karena p_value = 0.000 < α = 0.05 , berarti rata – rata hasil belajar pada tingkat kemandirian belajar tinggi tidak sama
Jika LB dan UP tidak
dengan
rata-rata
melewati nol maka H0 ditolak.
belajar
pada
Jika
> 0 maka µ1 > µ2
kemandirian belajar sedang.
< 0 maka µ1 <
2) Ho ditolak karena p_value =
µ2. Berdasarkan tabel di atas,
0.000 < α = 0.05 , berarti
maka perhitungan uji hipotesis
rata – rata hasil belajar
dan jika
hasil tingkat
pada tingkat kemandirian 161
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
belajar tinggi tidak sama dengan belajar
rata-rata pda
kemandirian
hasil tingkat
Tabel Estimate Marginal
belajar
Means of Hasil-Belajar per-
rendah.
kemandirian
3) Ho ditolak karena p_value =
belajar
memperjelas hubungan antara
0.000 < α = 0.05 , berarti
bentuk
rata – rata hasil belajar
kemandirian
belajar.
pada tingkat kemandirian
gambar
atas
belajar sedang tidak sama
perbedaan yang cukup nyata
dengan
hasil
pada tipe kemandirian tinggi,
tingkat
sedang, rendah untuk bentuk
belajar
soal mudah dan sulit.
belajar
rata-rata pda
kemandirian rendah.
soal di
Berdasarkan
Hasil
dengan Pada terlihat
data-data
perhitungan
empiris di atas, hal tersebut
masih
bisa
dapat terjadi karena bentuk
diperjelas dengan tabel hasil
tes pilihan ganda biasa dan
output
yang
pilihan ganda analisis kasus
perbedaan
memiliki tingkat keefektifan
tersebut
juga
SPSS
menggambarkan pertingkat
kemandirian
belajar berikut ini.
yang
berbeda
dalam
mengukur hasil belajar mata pelajaran Sosiologi siswa pada tingkat kemandirian belajar yang berbeda. Siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi belajar
memperoleh mata
hasil
pelajaran
Sosiologi yang lebih besar pada semua bentuk tes baik pilihan ganda analisis kasus
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
maupun pilihan ganda biasa,
kognitif
karena kedua bentuk tes itu
sebaliknya, bentuk tes pilihan
memiliki karakteristik yang
ganda analisis kasus kurang
dapat dijangkau oleh mereka
efektif
yang memiliki kemandirian
kemampuan kognitif rendah,
belajar yang tinggi.
efektif
Bentuk tes pilihan ganda
tingkat
untuk
mengukur
untuk
mengukur
kemampuan kognitif sedang,
analisis kasus menghendaki
dan
siswa
mengukur
untuk
tinggi;
melibatkan
sangat
efektif
untuk
kemampuan
pemikiran secara deduktif dan
kognitif tingkat tinggi.
induktif, kemampuan analisis
Beberapa
karakteristik
berdasarkan fenomena yang
bentuk tes pilihan ganda biasa
ada,
pola
dan pilihan ganda analisis
investigasi, serta kemampuan
kasus seperti dijelaskan di atas
untuk
jika
pengamatan,
menghubungkan
peristiwa-peristiwa
yang
dihubungkan
karakteristik
dengan
siswa
yang
terjadi di masyarakat; dan
memiliki kemandirian belajar
umumnya digunakan untuk
tinggi, sedang, dan rendah;
mengukur hasil belajar tingkat
maka dapat dijelaskan bahwa
tinggi, seperti analisis, sintesis,
pemberian kedua bentuk tes
dan evaluasi. Demikian pula
tersebut kepada siswa yang
jika dilihat dari hasil belajar
memiliki kemandirian belajar
yang diukur, bentuk tes pilihan
yang berbeda terbukti dapat
ganda biasa sangat efektif
memberikan
untuk mengukur kemampuan
berbeda
kognitif tingkat rendah, efektif
memiliki kemandirian belajar
untuk mengukur kemampuan
tinggi memperoleh hasil yang
kognitif tingkat sedang, dan
lebih
kurang
bentuk
mengukur
efektif
untuk
kemampuan
pula.
tinggi tes
hasil Siswa
pada
yang yang
semua
dibandingkan
dengan siswa yang memiliki 163
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
kemandirian belajar sedang
yang
dan
ini
umpan balik yang positif bagi
bukti
siswa. Demikian pula dengan siswa
empiris bahwa tes pilihan
peserta tes yang hampir memiliki
ganda analisis kasus dapat
ciri-ciri
memberikan nilai umpan balik
permasalahan
yang lebih kaya bagi siswa,
diperhatikan jika bentuk tes yang
dan
diberikan tidak pernah mengalami
rendah.
merupakan
Temuan suatu
dapat
meningkatkan
kinerja belajar siswa, yang selanjutnya bermuara
pada
tepat
dan
memberikan
sama,
menjadi
yang
perlu
perubahan dan konstruksi ulang. Pengukuran
hasil
belajar
peningkatan hasil belajar yang
tidak terpisahkan dari alat ukur
optimal.
apa yang dipakai untuk mengukur kemampuan
SIMPULAN
minimal
yang
dikuasai siswa setelah mengikuti
Penelitian ini membuktikan
serangkaian proses pembelajaran
bahwa baik ragam bentuk tes
berdasarkan
maupun
belajar
ditetapkan. Alat ukur berupa tes
memberi pengaruh nyata terhadap
pilihan ganda merupakan alat ukur
hasil
Berkaitan
yang paling sering digunakan di
dengan hal tersebut, maka upaya
sekolah dibandingkan dengan alat
meningkatkan pengetahuan dan
ukur yang lainnya, karena tes
kemampuan
pilihan ganda di samping memiliki
kemandirian
belajar
siswa.
guru
dalam
kurikulum
menyusun butir soal tes yang
kelemahan,
memiliki kemampuan mengukur
memiliki keunggulan yang lebih
handal
menguntungkan
dan
sesuai
dengan
akan
tetapi
yang
dibanding
juga alat
karakteristik keilmuan Sosiologi
ukur lainnya. Mengacu pada hal
perlu terus dilatihkan. Pengukuran
tersebut di atas, terutama untuk
dan penilaian dalam pembelajaran
menyesuaikan butir tes dengan
perlu terus dikonstruksi ulang
karakteristik mata pelajaran yang
agar mampu menentukan evaluasi
akan diujikan, maka pemberian tes
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
bentuk
pilihan
ganda
analisis
diterbitkan pada Jurnal Socia edisi
kasus dapat diterapkan di sekolah
Juni 2016.
baik dalam hal tes harian, tes formatif,
maupun
sumatif;
dalam
tentunya
tes
DAFTAR PUSTAKA
dengan
Anonim. 2010. Analisis Variansi
mengutamakan keterlibatan siswa
Terapan. Modul Praktikum.
dalam
Yogyakarta:
Universitas
masalah yang ditemukan dalam
Gadjah
F.MIPA
materi
Jurusan
memecahkan
berbagai
pembelajaran
Sosiologi.
Mada,
–
Matematika,
Bentuk tes pilihan ganda analisis
Laboratorium
kasus menghendaki siswa untuk
Matematika dan Statistika.
melibatkan
secara
Asmin. 2006. “Pengaruh Ragam
deduktif dan induktif, kemampuan
Bentuk Tes Objektif dan Gaya
analisis
Berpikir
yang
pemikiran
Komputasi
berdasarkan ada,
investigasi,
fenomena
pengamatan, serta
pola
Informasi
kemampuan
Penelitian
terhadap
Fungsi
Butir
Tes: Quasi
untuk menghubungkan peristiwa-
Eksperimental
peristiwa
Analisis
yang
terjadi
di
masyarakat
dengan
Item
Response
Theory di SMU DKI Jakarta”. Jurnal
Pendidikan
Kebudayaan. UCAPAN TERIMA KASIH
Tahun
dan ke-12
No. 062.
Penulis mengucapkan terima
Azwar,
Saifuddin.
2007.
kasih kepada berbagai pihak yang
Prestasi:
telah membantu penelitian ini.
Pengembangan
Penulis juga mengucapkan terima
Prestasi Belajar. Yogyakarta:
kasih kepada dewan redaksi Jurnal
Liberty.
Socia
atas
kesempatan
yang
Hamalik,
diberikan sehingga paper ini dapat
Fungsi
Test
Oemar.
Perencanaan
165
dan
Pengukuran
2008. Pengajaran
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 145-166
Berdasarkan
Pendekatan
Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa.
2010.
Implementasi
Kurikulum Tingkat Pendidikan:
Satuan
Kemandirian
Jarak Jauh. 1 (2). Jakarta: Universitas Terbuka. Surya, Hendra. 2007. Percaya Diri Itu Penting: Peran Orang Tua dalam
Menumbuhkan
Guru dan Kepala Sekolah.
Percaya Diri Anak. Jakarta: PT
Jakarta: Bumi Aksara.
Elex Media Komputindo.
Sugilar. 2000. “Kesiapan Belajar
Zainul,
Asmawi
dan
Nasution,
Mandiri Peserta Pendidikan
Noehi. 2005. Penilaian Hasil
Jarak
Belajar. Jakarta: PAU-PPAI-
Jauh”.
Pendidikan
Terbuka
Jurnal dan
UT