Seminar NasionalTeknikMesin X JurusanMesinFakultasTeknik UB
2-3 November 2011 ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
Pengaruh Kecepatan Air Pada Pembentukan Gelembung Pada Aliran Air Yang Searah Jarum Nosel Manus Setyantono, Warjito ................................................................................................... 323 Studi Karakteristik Fluida Kerja Hydrokarbon Ramah Lingkungan pada Siklus Rankine Organik (SRO) bertenaga Surya Ruli Nutranta, M. Idrus AlHamid, Nasrudin, Harinaldi ........................................................ 328 Konsumsi Energi dalam Transisi Aliran Taylor-Couette-Poiseuille Prajitno, Sutrisno, Indarto, Purnomo .................................................................................... 334 The Performance Of Saturn-20 Gas Turbine As Prime Mover Of Electric Generator Khairul Muhajir .................................................................................................................... 338 Effect of Dynamic Twisted Mixer on Ammonia Mass Distribution at NH3-SCR Catalytic Filter for Diesel Engine Aftertreatment system by Numerical Simulation Syaiful.................................................................................................................................... 347 Monitoring of The Union Centrifugal Pump Greg.Harjanto, A.Rianto S .................................................................................................... 353 Studi Karakteristik Kerja Hot Well Pump (HWP) Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Khasani dan Chris Yudho Hardianto ..................................................................................... 360 Kajian efek oksigen berlebih pada motor Diesel Abrar Riza dan Budiantoto..................................................................................................... 365 Studi Experimental Dan Numerik Pengaruh Variasi Cerobong Masuk Turbine Ventilator Terhadap Unjuk Kerja Turbine Ventilator Misbakhul Fatah, Triyogi Yuwono dan Wawan Aries Widodo ................................................ 368 Analisis Kebutuhan Daya Pompa Untuk Distribusi Air Bersih Said Hi. Abbas, Alwi Albaar, Jadid Hamim Ade ..................................................................... 373 Analisis Unjuk Kerja Kompresor Sentrifugal dan Ruang Bakar Turbin Gas Mikro Proto X-1 Ahmad Indra Siswantara, Steven Darmawan, Efendi Manurung ............................................ 382 Manajemen Termal Heat Sink pada Modul Kendali Motor Kendaraan Hibrid Tinton Dwi Atmaja, Ghalya Pikra dan Kristian Ismail ........................................................... 390 Kinerja Mesin Pendingin Sistem Vrv-Ii Dan Vrv-Iii Dengan Kapasitas 40 Hp Caturwati NK, Yuswardi, Indah Rahmawati ........................................................................... 395 Pengujian Teknik Mengemudi Hemat Energi Pada Kendaraan Penumpang Untuk Mendukung Program Smart Driving di Indonesia Nazaruddin Sinaga................................................................................................................. 400
SNTTM X | vii
Seminar Nasional Teknik Mesin X Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
2-3 November 2011 ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
Analisis Unjuk Kerja Kompresor Sentrifugal dan Ruang Bakar Turbin Gas Mikro Proto X-1 Ahmad Indra Siswantara a, Steven Darmawana,b, Efendi Manurung a,c a
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok, 16424, Indonesia b Jurusan Teknik Mesin, Universitas Tarumanagara, Jakarta Jl. Let. Jend. S. Parman No.1, Jakarta 11440, Indonesia c Direktorat Jendral Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi – Kementrian ESDM Jl. Gatot Subroto, Kav. 49 Jakarta 12950
Abstract MGT (Micro Gas Turbine) has become an prospective power generator with below 200 kW power; technically, dimension, cost, and environmental friendly. As a turbomachine-based prime mover, MGT performance can be represented by compressor and combustion chamber. Losses in compressor will affect the overall performance since the MGT operates at high rotational speed, make combustion air will not wellsupplied. Therefore, performance analysis is needed. Analysis is done by developing Proto X-1 MGT prototype. Proto X-1 uses automotive which consists of radial compressor and turbine. The combustion chamber consists of 3 zone combustion. Experimental data from Proto X-1 done by vary fuel flow rate. Temperature and pressure are measured at compressor inlet and outlet, and combustion chamber outlet. Centrifugal compressor rotational speed is measured by stroboscope. Compressor analysis is done by theoretical method, supported by reverse engineering method (3D scanning). Compressor analysis has resulting following characteristic parameters; Mach number, mass and volume flow rate, and blade speed. Combustion chamber analysis is done by CFD simulation provided by CFDSOF and resulting the following parameters; distribution of temperature, fuel, and exhaust gas component. Overall results showed that it is possible to obtain the higher performance of Proto X-1 on the future research. Keywords: MGT, centrifugal compressor, combustion chamber, CFD
1. PENDAHULUAN Turbin gas mikro (Micro Gas Turbine-MGT) merupakan salah satu alternatif sistem pembangkit daya yang dapat dengan daya dibawah 200 kW. Rasio daya terhadap berat yang tinggi serta toleransi yang tinggi terhadap berbagai jenis bahan bakar yang dapat digunakan menjadikan turbin gas juga banyak digunakan pada aplikasi lain [1,2]. Bahkan, dalam satu dekade terakhir, MGT diproyeksikan sebagai salah satu sistem pembangkit daya maupun termal yang prospektif, baik secara teknis, dimensi, biaya, maupun environmental [4,5,6]. Berdasarkan beberapa karakteristik MGT tersebut dan melihat bahwa kebutuhan energi yang semakin meningkat, MGT sesuai untuk digunakan, apalagi MGT dapat digunakan secara mandiri. Hal ini berbeda dari pembangkit listrik konvensional dimana sistem harus berada di tempat khusus yang tidak berdekatan dengan pemukiman [3]. Berangkat dari fenomena ini, telah dikembangkan prototipe MGT Proto X-1. Komponen turbomachine; kompresor dan turbin sangat berpengaruh pada unjuk
kerja sistem, terutama kompresor karena mensuplai udara pembakaran. Ibaraki et al. [4] pada tahun 2003 mengungkapkan bahwa pada kecepatan transonic, rugi-rugi akan sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja kompresor. Kondisi operasi kompesor yang berada pada surge juga menyebabkan rugi, antara lain karena aliran balik. Maka, untuk mendapatkan unjuk kerja sistem yang optimum, sudu kompresor harus di rancang dengan baik untuk mencapai efisiensi yang tinggi [5-7]. Untuk mengetahui unjuk kerja kompresor, analisa dilakukan terhadap parameter-parameter karakteristik, yaitu: rasio tekanan, Mach Number, laju alir massa dan volume, serta kecepatan sudu. Analisa dilakukan terhadap model geometri kompresor dengan metode teoritis. Udara yang terkompresi oleh kompresor selanjutnya akan digunakan sebagai udara pembakaran sehingga energi pembakaran dapat menggerakkan turbin. Seringkali, pembakaran yang terjadi pada ruang bakar tidak terjadi secara lengkap. Fenomena ini meningkatkan konsumsi bahan bakar
SNTTM X | 382
Seminar Nasional Teknik Mesin X Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
dan menurunkan unjuk kerja pembakaran sehingga energi untuk menggerakkan turbin juga berkurang. Selain itu, gradien temperatur yang besar antar komponen juga dapat menyebabkan pembakaran dengan temperatur dan tekanan yang tidak stabil dan menyebabkan kegagalan pada ruang bakar [8-9]. Ruang bakar turbin gas merupakan rekayasa perangkat yang kompleks dicirikan oleh berlangsungnya serangkaian proses physicochemical diamana berlangsung dinamika gas nonstasioner, pembakaran turbulen, panas, pertukaran massa, dan pembentukan oksida NOx, CO, dan lain-lain [10]. Maka, analisis pembakaran pada ruang bakar turbin gas yang dilakukan dengan menggunakan metode CFD dimana data input didapatkan berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap prototype. Analisis unjuk kerja direpresentasikan dalam beberapa parameter, antara lain distribusi temperatur dan distribusi komposisi gas hasil pembakaran pada variasi laju bahan bakar. Unjuk kerja MGT yang baik akan lebih mendukung aplikasinya pada bangunan dengan konsep ZEB [11]. Hal ini karena jenis sistem pembangkit daya ini memiliki karaketerisitk penggunaan yang dapat berdiri sendiri [12], sehingga menjadikan aplikasi MGT dapat memeuhi kebutuhan energi secara swadaya (decentralized energy) 2. METODE Eksperimen dilakukan terhadap Proto X-1, dimana data hasil eksperimen digunakan sebagai nilai input analisis kompresor dan ruang bakar. Proto X-1 terdiri dari satu buah kompresor dan turbin sentrifugal satu tingkat dan ruang bakar. Untuk menjaga kesinambungan prototype, digunakan turbocharger otomotif radial. 2.1. Eksperimen Proto X-1 Eksperimen dilakukan terhadap Proto X-1 dengan menggunakan bahan bakar LPG yang laju alirnya divariasikan menjadi 10 l/min, 12 l/min, 15 l/min, 17 l/min, dan 20 l/min yang lajunya dikendalikan oleh rotameter. Start-up Portotipe dilakukan dengan menggunakan 2 buah blower yang dilengkapi pengendali laju. Temperatur masuk dan keluar ruang bakar diukur dengan menggunakan termokopel tipeK. Pengukuran tekanan dilakukan pada keluran kompresor dan keluaran ruang bakar dengan menggunakan pressure gauge. Putaran kompresor diukur dengan menggunakan stroboskop.
2-3 November 2011 ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
Gambar 1. Eksperimental set-up 2.2. Kompresor Sentrifugal Analisis terhadap kompresor sentrifugal dari turbocharger otomotif Garrett TA31 dilakukan dengan menggunakan parameter profil sudu yang diperoleh dengan menggunakan metode 3D scanning.
Gambar 2. (a) Turbocharger Garrett TA31, (b) Hasil 3D scanning kompresor Pengolahan terhadap hasil 3D scanning dilakukan terhadap satu buah full blade dan dihasilkan parameter karakteristik, yaitu sudut alir masuk dan keluar yang dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Solidworks 2010.
Gambar 3. Pengolahan hasil 3D scanning
Tabel 1. Properti sudut sudu •1 (deg) 32.64
•1 (deg) 57.36
!2 (deg) 26.5
•2 (deg) 63.5
SNTTM X | 383
Seminar Nasional Teknik Mesin X Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
2-3 November 2011 ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
1
10
7480
313.15
646.15
1.005
2
12
8002
313.15
690.15
1.006
3
15
8892
314.15
730.15
1.007
4
17
11820
314.15
760.15
1.008
5
20
13000
358.15
828.15
1.009
Gambar 4. Segitiga kecepatan kompresor (a) inlet, (b) outlet 2.3. Ruang bakar Ruang bakar Proto X-1 dirancang mengacu pada two-shaft gas turbine GT85-2. Model solid ruang bakar dihasilkan melalui perangkat lunak SolidWorks 2010 dan analisis CFD dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak CFDSOF.
Gambar 5. Penampang model ruang bakar
Gambar 7. Grafik laju bahan bakar-N Laju bahan bakar yang semakin besar menghasilkan kecepatan kompresor yang semakin besar. Pada laju bahan bakar 17 l/min, terjadi kenaikan putaran yang cukup besar dibandingkan nilai sebelumnya. Fenomena ini terjadi karena efek kompresi dari kompresor yang meningkat dibandingkan dengan laju bahan bakar sebelumnya. Setelah terjadi kenaikan efek kompresi, peningkatan putaran pada laju bahan bakar 20 l/min lebih linier. 3.2. Kompresor Sentrifugal Analisis pada kompresor sentrifugal dilakukan dengan metode teoritis dengan data-data input yang diperoleh dari hasil eksperimen terhadap prototipe. 3.2.1 Parameter Karakterstik Hasil analisis di representasikan dalam parameter kecepatan, laju massa, Mach number, dan efisiensi. Gambar 9 menunjukkan rasio tekanan kompresor yang semakin tinggi menhasilkan laju alir massa yang semakin tinggi. Kenaikan rasio tekanan dari 1.007 ke 1.008 menghasilkan laju alir massa dari 0.064 menjadi 0.085 kg/s dengan kecepatan sudu 29.335 m/s. pada titik ini, efek kompresi dari kompresor sudah mulai tejadi sehingga kenaikan laju alir massa pada rasio tekanan 1.009 cenderung linier.
Gambar 6. Model ruang bakar pada frame
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Eksperimen Proto X-1 Tabel 2. Hasil eksperimen No.
Fuel (l/min)
N (rpm)
T2 (K)
T3 (K)
p2/p1
SNTTM X | 384
Seminar Nasional Teknik Mesin X Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
Gambar 8. Grafik rasio tekanan – laju massa
2-3 November 2011 ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
Gambar 11. Grafik laju massa – efisiensi
Gambar 9. Grafik rasio tekanan - efisiensi Gambar 12. Grafik rasio tekanan – u1
Gambar 10. Grafik M1 - efisiensi Untuk mecapai laju alir massa optimum, besarnya rasio tekanan dikendalikan dengan pengaturan laju bahan bakar [10]. Rasio tekanan tertinggi yang dicapai pada eksperimen sebesar 1.009 menghasilkan laju alir massa sebesar 0.093 kg/s. Gambar 11 menunjukkan pengaruh nilai Mach terhadap efisiensi. Efisiensi tertinggi sebesar 68.43% dihasilkan pada nilai Mach
number 0.087 dan turun pada nilai Mach number 0.0129. Fenomena ini terjadi karena adanya rugi akibat separasi aliran pada bagian inducer sehingga menyebabkan lapisan batas pada permukaan sudu yang semakin tebal. Gambar 11 menunjukkan bahwa efisiensi akan mencapai puncak seiring dengan meningkatnya laju alir massa, lalu akan turun dengan laju massa yang terus meningkat, dimana laju massa akan meningkat seiring dengan meningkatnya putaran kompresor, juga ditunjukkan gambar 9 dan 10. Kecepatan sudu terbesar pada pengujian dicapai dengan rasio tekanan 1.009, yaitu 32.26 m/s. Gambar 12 menunjukkan bahwa kecepatan sudu akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya rasio tekanan. Berdasarkan compressor performance map Garrett TA31, putaran yang dihasilkan kompresor masih berada pada low speed region sehingga terjadi fenomena dimana efisiensi kompresor akan terus menurun pada laju massa yang meningkat [13,14]. Pada keadaan ini, kompresor berada pada zona surge dimana aliran menjadi tidak stabil. Gambar 12 menunjukkan efisiensi tertinggi 68.43% dicapai pada laju alir massa 0.093 kg/s.
SNTTM X | 385
Seminar Nasional Teknik Mesin X Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
2-3 November 2011 ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
Dengan semakin besar rasio tekanan, laju massa udara yang masuk kompresor akan semakin besar, yang dicapai dengan kecepatan yang lebih tinggi. Namun, efisiensi tidak akan selalu naik dengan rasio tekanan yang semakin besar dan kecepatan yang semakin tinggi. Oleh karena itu, rasio tekanan harus 3.2.2
dikendalikan agar mencapai kecepatan sudu yang optimum. Gambar 13 menunjukkan kecepatan tertinggi sebesar 32.26 m/s pada rasio tekanan 1.009. Rasio tekanan dapat dikendalikan melalui jumlah bahan bakar sehingga kecepatan sudu juga dapat dikendalikan.
Properti mampu-mampat
Secara ideal, proses kompresi pada turbin gas berlangsung secara isentropika dimana properti udara berubah dari tak-mampu-mampat menjadi mampu-mampat. Properti mampu-mampat yang dihasilkan dari eksperimen ditunjukkan pada tabel 3 dan 4. Tabel 3. Properti temperatur dan massa jenis No
T1 (K)
T 01 (K)
T2 (K)
T 02 (K)
" (kg/m3)
"0 (kg/m3)
"1 (kg/m3)
"2 (kg/m3)
1 2 3 4 5
313.15 313.15 313.15 313.15 313.15
313.5863 313.6493 313.7665 314.2394 314.4677
313.5966 313.6857 313.7747 313.8637 313.9527
313.955 314.096 314.2815 314.7595 315.0365
1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
1.2 1.2 1.2 1.200001 1.200001
1.194167 1.193328 1.191768 1.185504 1.182494
1.200138 1.200488 1.20011 1.194988 1.193137
Tabel 4. Properti Isentropika No.
cp
cv
#
p02/p01
T02ss (K)
1. 2. 3. 4. 5.
1.005789 1.005789 1.005789 1.005789 1.008815
0.718789 0.718789 0.718789 0.718789 0.721875
1.399282682 1.399282682 1.399282682 1.399282682 1.397492641
1.004157971 1.005035615 1.005812286 1.005902924 1.006773302
313.93963 314.0783852 315.2618332 315.7239268 360.1037681
3.3. Ruang Bakar Analisis pada ruang bakar Proto X-1dilakukan dengan menggunakan metode CFD melalui perangkat lunak CFDSOF. Unjuk kerja ruang bakar direpresentasikan oleh parameter temperatur dan spesies kimia. 3.3.1 Distribusi Temperatur Simulasi CFD pada ruang bakar dilakukan untuk setiap variasi laju bahan bakar seperti yang ditunjukkan gambar 14 hingga gambar 18. Hasil simulasi CFD terhadap distribusi temperatur dengan variasi laju bahan bakar pengujian 10, 12, 15, 17 dan 20 liter/menit terlihat pada gambar 14 hingga 18. Simulasi CFD dilakukan dengan menyederhanakan diameter penampang depan model ruang bakar yang silindris menjadi 0.5 kali model.
Distribusi temperatur pada laju bahan bakar 10 l/min pada gambar 14 menunjukkan bahwa bahan bakar belum terdistribusi dengan baik untuk ruang bakar silindris. Pembakaran dengan laju bahan bakar 15 l/min hingga 20 l/.min berlangsung dengan temperatur pembakaran yang lebih tinggi dimana temperatur terdistribusi dengan lebih baik pada ruang bakar. Pada gambar 16-18 juga dapat dilihat bahwa dengan laju bahan bakar yang semakin tinggi, maka energi pembakaran meningkat. Sebagai dampaknya, udara yang dikompresi kompresor juga semakin besar sehingga lebih meningkatkan peluang udara untuk bereaksi dengan bahan bakar. Fenomena ini juga menyebabkan temperatur dinding ruang bakar relatif sama untuk setiap variasi laju bahan bakar. Gambar 13. Distribusi temperatur ruang bakar dengan laju alir bahan bakar 10 l/min
SNTTM X | 386
Seminar Nasional Teknik Mesin X Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
2-3 November 2011 ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
direpresentasikan pada laju bahan bakar minimum 10 l/min dan maksimum 20 l/min.
Gambar 14. Distribusi temperatur ruang bakar dengan laju alir bahan bakar 12 l/min. Gambar 18. Distribusi bahan bakar pada ruang dengan laju alir bahan bakar 10 l/min.
Gambar 15. Distribusi temperatur ruang bakar dengan laju alir bahan bakar 15 l/min
Gambar 16. Distribusi temperatur ruang bakar dengan laju alir bahan bakar 17 l/min
Gambar 17. Distribusi temperatur ruang bakar dengan laju alir bahan bakar 20 l/min
Gambar 19. Distribusi udara pada ruang bakar dengan variasi laju alir bahan bakar 10 l/min
Gambar 20. Distribusi CO2 yang terbentuk dengan variasi laju alir bahan bakar 10 l/min
Gambar 21. Distribusi H2O yang terbentuk dengan variasi laju alir bahan bakar 10 l/min
3.3.2 Distribusi Spesies Kimia Simulasi CFD dilakukan pada distribusi bahan bakar, udara, CO2, H2O, dan N2 yang
SNTTM X | 387
Seminar Nasional Teknik Mesin X Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
2-3 November 2011 ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
Gambar 22. Distribusi gas N2 pada pembakaran dengan variasi laju alir bahan bakar 10 l/min
Gambar 26. Distribusi H2O yang terbentuk dengan variasi laju alir bahan bakar 20 l/min
Gambar 23. Distribusi bahan bakar dengan variasi laju alir bahan bakar 20 l/min
Gambar 27. Distribusi gas N2 yang terbentuk dengan variasi laju alir bahan bakar 20 l/min
Gambar 24. Distribusi udara pada ruang bakar dengan variasi laju alir bahan bakar 20 l/min
Gambar 25. Distribusi CO2 yang terbentuk dengan variasi laju alir bahan bakar 20 l/min
Gambar 19 sampai 23 menunjukkan distribusi spesis kimia pada reaksi pembakaran dengan variasi laju alir bahan bakar minimum 10 liter/menit dan gambar 24 sampai 28 dengan variasi laju alir bahan bakar maksimum 20 liter/menit. Distribusi bahan bakar pada laju bahan bakar 10 liter/menit lebih panjang dengan laju bahan bakar 20 liter/menit, seperti terlihat pada gambar 19 dan gambar 24. Fenomena ini menunjukkan bahwa semakin besar laju alir bahan bakar maka bahan bakar tersebut semakin cepat terbakar, karena distribusi udara pada variasi laju bahan bakar 10 liter/menit terlihat lebih pendek dari distribusi udara pada variasi laju bahan bakar 20 liter/menit. Laju alir udara juga sebanding dengan konsentrasi produk dari pembakaran, yaitu CO2 dan H2O. Laju udara yang semakin besar juga menjelaskan pengaruh gas N2 sebagai gas inert pada pembakaran. Pembakaran dengan gas N2 terbesar akan menurunkan temperatur pembakaran seperti yang terlihat pada gambar 18. 4. KESIMPULAN 1) Efisiensi kompresor tertinggi dicapai pada rasio tekanan 1.006 dengan nilai 68.43%. 2) Peningkatan rasio tekanan dari 1.007 menjadi 1.008 menghasilkan peningkatan laju alir massa menjadi 0.085 kg/s. Fenomena ini memberi
SNTTM X | 388
Seminar Nasional Teknik Mesin X Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
indikasi bahwa terjadi efek kompresi yang meningkat. 3) Meningkatnya laju alir bahan bakar hingga 20 liter/menit akan meningkatkan laju alir udara yang keluar dari kompresor sehingga kalor yang dihasilkan reaksi pembakaran juga akan meningkat. 4) Pembakaran dengan laju alir udara yang lebih besar menjadikan pembakaran terjadi dengan lebih miskin yang ditunjukkan dengan gas N2 yang semakin besar. 5) Unjuk kerja Proto X-1 masih memungkinkan untuk ditingkatkan karena kompresor masih bekerja pada low speed region.
5. DAFTAR PUSTAKA [1]. Jong Joon Lee, Jae Eun Yoon, Tong Seop Kim, Jeong L. Sohm. Performance Test and Component Characteristic Evaluation of a Micro Gas Turbine. Journal of Mechanical Science and Technology, Vol. 21, No. 1, pp. 141-152. 2007. [2]. Anthony Giampaolo. Gas Turbine Handbook: Principles and Practices. 3rd ed. The Fairmont Press: Liburn, UK. 2006. [3]. Hiroshi Saito, John Latcovich, Mike Fusselbaugh, Milan Dinets, Koichi Hatorri, Naoyuki Sakaki. Micro Gas Turbines, Risk and Markets. IMA Conference. Stockholm. September 2003. [4]. Seiichi Ibaraki, Tetsuya Matsuo, Hiroshi Kuma, Kunio Sumida, Toru Suita. Aerodynamics of a Transonic Centrifugal Compressor Impeller. Journal of Turbomachinery 125 (2003) 346-351. [5]. I.A. Hamakhan, T. Korakianitis. Aerodynamics Performance Effects of Leading-Edge Geometry in Gas Turbine Blades. Applied Energy 87 (2010) 1591-1601. [6]. Pezhman Akbari, Norbert Muller. Performance Investigation of Small Gas Turbine Engines Topped With Wave Rotors. 39th AIAA/ASME/SAE/ASEE Joint Propulsion Conference and Exhibit. Alabama, USA. 2003. [7]. J.Hannis, G.McColvin, C.J Small, J. Wells. Mat UK Energy Materials Review: Materials R&D Priorities For Gas Turbine Based Power Generation. 10th July 2007. [8]. Schausberger P., Peter B. Friedl A. Modeling and simulation of coupled ethanol and biogas production, Clean Techn Environ Policy (2010) 12:163–170. [9]. Rudrapatna N. S., et. al. An Experimental System for Assessing Combustor Durability. ASME Journal of Engineering for Gas
2-3 November 2011 ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
[10].
[11].
[12].
[13].
[14].
Turbines and Power, April 2011, Vol. 133 / 042103-1. Lysenkoa D. A., Solomatnikov A. A. Numerical modeling of turbilen heat exchanger in the combustion chambers. Journal of Engineering Physics and Thermophysics, Vol. 76, No. 4, 2003. Wei Jiang, Jamil Khan, Roger A. Dougal. Dynamic Centrifugal Compressor Model For System Simulation. Journal of Power Source 158 (2006) 1333-1343. Sanford Fleeter, Elias Houstis, John Rice, dan Chenn Zhou. Gas Turbine Engine Compressor-Combustor Dynamics Simulation Design. 1999. U.S. Department of Energy ASCI program. Wei Jiang, Jamil Khan, Roger A. Dougal. Dynamic Centrifugal Compressor Model For System Simulation. Journal of Power Source 158 (2006) 1333 -1343. Seiichi Ibaraki, Tetsuya Matsuo, Keiichi Shiraishi, Koichiro Imakiire. Design Optimization of Turbocharger Compressor for High Pressure Turbocharged Diesel Engine. CIMAC Congress 2004, Kyoto (Paper No.59) 1-8.
SNTTM X | 389