iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
PENGARUH JENIS MEDIA QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA ST 42
Oleh: Nugrah Rekto Prabowo ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh perbedaan jenis media pendingin yang digunakan pada proses hardening terhadap laju korosi pada baja ST42. Specimen berupa baja St-42, pada proses hardening diquencing menggunakan empat jenis cairan yaitu: air, oli SAE 30, larutan H2SO 10%, dan Larutan NaCI 10%. Hasil dari proses hardening tersebut kemudian dilakukan proses pengkorosian dan hasilnya dianalisa dengan menggunakan analisis dwi factor. Dari hasil penelitian, menggunakan media quenching diperoleh laju korosi rata-rata dalam inch per year (ipy) sebagai berikut : air = 4,578; oli= 3,786, larutan NaC1 10% =4,578, dan larutan H2SO4 10%= 4,083. Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan metode analisis dwi faktor dapat diketahui bahwa perbedaan jenis media pendingin yang digunakan pada proses Hardening pada Baja ST-42 maupun perbedaan waktu pengkorosian serta interaksi jenis media pendingin dan waktu pengkorosian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap laju korosi. Kata kunci: Kandungan karbon, unsur paduan, media quencihing PENDAHULUAN
Teknologi digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat, oleh karena itu dibutuhkan suatu kecermatan dalam pengunaan bahan. Hal ini mencakup pemilihan bahan dengan karakteristik optimum, harga, pegadaan dan pengubahan di dalam disain yang aman. Untuk dapat membutuhkan teknologi pengolahannya maka harus dapat memilih bahan dengan persayaratan khusus, seperti : kekuatan, daya hantar panas, konduktifitas dan mampu bentuk. Sifat dan perilaku bahan mencerminkan dari struktur didalamnya. Bila diperlukan sifat yang khas, maka perlu dipilih bahan yang tepat yang memiliki struktur atom, bentuk kristal, dan pengaturan intern lainnya yang cocok. Bila struktur bahan berubah selama pengolahan atau pemakaian maka akan terjadi perubahan sifat dari bahan tersebut. Tidak semua perubahan struktur bahan akan merugikan, karena memang ada beberapa proses yang dilakukan untuk merubah proses intern bahan. Salah satunya adalah proses hardening. Hardening merupakan salah satu proses heat treatment yang tujuan utama dari proses tersebut adalah untuk meningkatkan kekerasan bahan. Pada proses hardening bahan dipanaskan sampai pada suhu tertentu dan di tahan (holding) sampai waktu tertentu pada suhu tersebut. Kemudian dicelupkan (quenching) pada media pendingin. Jenis media pendingin yang digunakan menentukan struktur intern yang dicapai, dan juga akan mempengaruhi laju korosi dari bahan tersebut. Korosi merupakan gcjala destruktif yang terjadi pada logam yang disebabkan oleh karena bereaksinya bahan tersebut dengan lingkungan. Besarnya laju korosi logam selain dipengaruhi oleh lingkungan juga oleh struktur intern dari logam tersebut. Dengan begitu perubahan struktur intern juga akan mempengaruhi laju dari korosi.
309
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
Maksud dan Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Pengaruh jenis media pendingin yang digunakan dalam proses hardening terhadap laju korosi. 2. Pengaruh waktu pengkorosian proses korosi terhadap laju korosi. 3. Pengaruh interaksi dari jenis media pendingin yang digunakan dalam proses hardening dengan waktu pengkorosian terhadap laju korosi.
Pada penelitian ini Bahan dan Alat Yang Digunakan adalah sebagai berikut: Bahan (speciment) yang digunakan dalam penelitian ini adalah ST- 42 yang memiliki komposisi kimia : C < 0,25 %; Mn (0,20 - 0,50) %; P 0,080 %;S = 0,050 %. Sedangkan dari bahan (speciment) adalah sebagai berikut :
Alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : • Elektric Furnance • Jenis pendingin yang digunakan: Air, Oli SAE 30, l0%H2SO4, 10% Na Cl • Larutan H2SO4 kosentrasi 20% • Gelas piala 1000 ml • Neraca alanalitik • Ruang Asam • Jangka sorong • Kaos tangan karet • Gergaji • Kertas amplas • Obeng dan tang Penentuan Variabel dan Parameter Variabel dan parameter yang akan diukur dalam penelitian ini adalah : 1. Jenis Media Pendingin yang digunakan dalam proses hardening 2. Waktu yang digunakan dalam proses korosi Jenis media pendingin dan waktu pengkorosian adalah merupakan variabel bebas (independent variable) dengan tingkatan variabel sebagai berikut: 1. Jenis media pendingin • Air • Oli SAE 30 • 10% H2SO4 • 10% NaCl 2. Waktu proses korosi • T1 = 22 jam • T2 = 44 jam • T3 = 66 jam Sedangkan variabel tetap adalah laju korosi yang terjadi. Dengan penentuan variabel serta parameter pada korosi diatas maka untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara media pendingin yang digunakan dalam proses hardening dan waktu
310
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
yang digunakan dalam proses korosi terhadap laju korosi yang terjadi pada benda kerja (speciment). Memperhatikan hal tersebut maka peneliti dalam hal ini akan merencanakan bentuk disain experiment agar hasil atau data yang diperoleh dapat bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Rancangan yang akan digunakan adalah rancangan faktoriaL dengan masingmasing percobaan dilakukan 5 kali replikasi. Teknik Pcngumpulan Data Langkah-Iangkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : Menentukan dimensi dan benda kerja (speciment). o Dimensi dan benda kerja (speciment) diukur menggunakan jangka sorong. Menentukan luas permukaan speciment. o Luas permukaan specime (A) diukur dengan rumusan sebagai berikut : o A = 2 π r (r + t). Menentukan waktu proses korosi (T). Proses korosi dilakukan sebanyak tiga kali dengan tiap waktu proscs korosi adalah 22 jam sehingga diperoleh : • T1 = 22 jam • T2 = 44 jarn • T3 = 66 jam Menghitung kehilangan massa benda kerja (speciment) Dalam penelitian ini, jumlah berat terkorosi tiap waktu ditentukan sebagai berikut : W22 = W0 – W1 W44 = W0 – (W1 + W2) W66 = W0 – (W1 + W2 + W3) Dimana : W0 = Massa awal (gram) W1 = Massa pada T22 (gram) W2 = Massa pada T44 (gram) W3 = Massa pada T66 (gram) W22 = Jumlah kehilangan massa (gram) pada T22 W44 = Jumlah kehilangan massa (gram) pada T44 W66 = Jumlah kehilangan massa (gram) pada T66 • Menentukan laju korosi. Laju korosi dihitung menggunakan satuan ipy (inch per year), 3540 W Laju Korosi (ipy) = DAT dimana W = Jumlah massa terkorosi (gram) D = Density, untuk St-42 adalah 4 (gr/cm3) A = Luas permukaan spesimen (cm2) T = Waktu Pengkorosian (Jam) Analisa Data Data dari hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan rancangan, maka dalam penelitian ini menggunakan metoda analisis dwifaktor, dengan pengamatan berulang dalam rancangan teracak lengkap, dengan n = 5 replikasi tiap kombinasi perlakuan bila faktor A pada A taraf dan faktor B pada B taraf, Baris menyatakan taraf faktor A yaitu
311
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
jenis media pendingin dan kolom menyatakan waktu yang digunakan dalam proses korosi. Seluruh pengamatan diperlihatkan dalam tabel berikut : Tabel 1. Metoda Penyusunan Data Penelitian Faktor A Faktor B 22 jam 44 jam 66 jam Y111 Y121 Y131 Air Y112 Y122 Y132 Y113 Y123 Y133 Y114 Y124 Y134 Y115 Y125 Y135 Y211 Y221 Y231 Oli SAE 30 Y212 Y222 Y232 Y213 Y223 Y232 Y214 Y224 Y233 Y215 Y225 Y234 Y311 Y321 Y331 10% H2SO4 Y312 Y322 Y332 Y313 Y323 Y333 Y314 Y324 Y334 Y315 Y325 Y335 Y411 Y421 Y431 10% NaCl Y412 Y422 Y432 Y413 Y423 Y433 Y414 Y424 Y434 Y415 Y425 Y435 Jumlah T.1. T.2. T.3. Rataan Y.1. Y.2. Y.3.
Jumlah
Rataan
T1..
Y 1..
T2..
Y 2..
T3..
Y 3..
T4..
Y 4.. T..
Y ..
Dimana : T… = Jumlah seluruh pengamatan T1.. = Jumlah pengamatan pada taraf ke I faktor A (jenis media pendingin) T.j. = Pengamatan pada taraf ke j faktor ke B (waktu pengkorosian) = Jumlah Pengamatan pada sel ke ij. Tij Y ... = rataan semua ahn pengamatan Y i.. = rataan pada taraf ke i faktor A (jenis media pendingin) Y j. = rataan pengamatan pada taraf ke j faktor B (Waktu pengkorosian) Y ij = rataan perngarnatan pada sel ke ij. Data dan tabel 1. akan dihitung : a b n T2 JKT = ∑∑∑ Yijk − ab i =1 j =1 k =1 Bila
T2 = FK abn a
JKA =
∑ Ti..
2
i =1
b.n 312
iteks Intuisi Teknologi dan Seni b
∑ Tj.. JKB =
j =1
an a
ISSN 1978-2497
2
− FK b
∑ ∑ Tij i =1 j =1
b
a
2
i =1
−
∑ Tj j =1
2
+ FK n b.n a.n JKG = JKT – JKA – JKB - JK(AB) Dimana: JKT = Jumlah kuadrat total JKA = Jumlah kuadrat pengaruh A 3KB = Jumlah kuadrat pengaruh B JK (AB) = Jumlah kuadrat interaksi A dan B JKG = Jumlah kuadrat Galat. Dan perhitungan diatas dibuatkan suatu tabel analisis varian untuk pengaruh dua faktor seperti tabel 2. berikut :
JK(AB) =
−
∑ Ti..2
Tabel 2. Analisa Variasi Untuk Percobaan Dwifaktor Pengaruh Jumlah Derajat Rataan Kuadrat Variasi Kuadrat Kebebasan Pengaruh JKA a-1 JKA 2 S = 1 A a −1 B JKB b-1 JKB S 22 = b −1 Interaksi JK(AB) (a-1) (b-1) JK ( AB) S 22 = AB (a − 1) (b − 1) Galat JKB Ab (n-1) JKG S2 = ab(n − 1) Jumlah JKT Abn – 1
F Hitung S12 F1 = 2 S SS F2 = S2 S S2 F3 = 32 S
Analisa varian yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa varian dua arah dengan menggunakan uji F. Pengujian F bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau tidak. Dengan kaidah keputusan, jika : Fhitung < Ftabel tolak H1 terima H0 Fhitung > Ftabel tolak H0 terirna H1
Diagram Alir Penelitian Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
313
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Data Spesiment Sebelum Uji Korosi Data sebelum dilakukan pengujian korosi pada baja ST-42 yang telah mengalami proses hardening dengan menggunakan media pendingin yang berbeda disajikan dalam tabel 3. berikut :
314
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
Tabel 3. Data massa dan dimensi spesimen sebelum uji korosi Jenis Media D T A Pendingin (mm) (mm) (cm2) 25.10 40.75 42.020 Air 25.20 41.25 42.632 25.10 40.50 41,830 25.00 41.00 42.019 25.15 40.80 41.832 25.25 40.75 41.943 Oli SAE 30 25.30 40.75 42.046 25.40 40.75 42.252 25.40 40.00 42.053 25.30 40.75 42.330\ 25.20 40.25 41.840 25.05 10 % H2SO4 40.50 41.724 25.05 40.25 4 1.532 25.40 40.20 42.212 25.10 40.15 41.438 25.10 41.00 42.226 10% NaCl 25.10 40.50 40.500 25.10 40.00 41.437 25.15 41.00 42.330 25.10 40.25 42.212
W (gram) 160.447 159.667 159.755 161.170 159.711 160.601 160.412 160.760 157.462 160.586 157.946 159.090 158.227 162.179 157.482 161.731 159.751 157.369 161.177 160.464
Data Spesiment Setelah Uji Korosi Data specimen setelah dilakukan pengujian korosi pada baja ST-42 yang telah mengalami uji korosi didapatkan data massa seperti dalam tabel 4. Berikut ini. Tabel 4. Data massa tiap spesiment tiap waktu uji Jenis Media Massa Spesimen (gram) Pendingin 22 jam 44 jam 66 jam Air 154.419 152.641 151.991 153.870 151.244 150.784 153.899 150.555 149.989 155.586 152.667 152.225 153.855 150.902 150.387 Olie SAE 30 155.704 152.624 150.735 155.612 152.548 148.901 155.808 152.655 150.268 153.018 148.904 149.268 155.170 155.710 150.085 10% H2SO4 152.165 149.107 147.949 153.603 150.845 148.593 152.527 149.590 148.590 156.511 153.843 152.532 153.023 148.909 149.267 10%Na Cl 155.627 151.870 150.901 153.981 150.605 149.268 152.202 148.923 148.448 155.262 151.870 150.735 154.622 151.238 150.002
315
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
Analisa Data Data dari tabel 3 dan tabel 4 digunakan untuk mencari besarnya laju korosi tiap perbedaan waktu korosi dan jenis media pendingin yang digunakan pada proses hardening. Laju korosi dihitung menggunakan satuan inch/year (ipy), sebagai contoh perhitungan laju korosi yang terjadi adalah sebagai berikut : 3450 . W Laju Korosi (ipy) = D. A.T Dimana, W = Jumlah kehilangan berat (gram) = W0 – W22 = 160.447 – 154.419 = 6.028 gram D = Densiti (gram/cm3) = 4 gram/cm3 A = Luas Pcrmukaan awal speciment (cm2) = 2πr2 + 2πrt = 42.020 cm2 T = Waktu proses korosi (jam) = 22 jam sehingga, 3450.6,028 LajuKorosi (ipy) = 4.42,020.22 = 5,629 inch/year
Seluruh data hasil perhitungan laju korosi disajikan dalam tabel 5 berikut : Tabel 5. Besar Laju Korosi dalam satuan ipy (inch per year) Tiap Spesimen Tiap Waktu Uji Jenis Media Besar Laju Korosi (ipy) Pendingin (A) (B) Jumlah Rataan
Air
Oli SAE 30
H2SO4
22 Jam (b1) 5,629 5,331 5,448 5,210 5,530 4,663 4,476 4,539 4,109 4,789 5,430 5,209 5,381 5,269 5,889
44 jam (b2) 3,641 3,841 3,971 3,967 4,051 3,726 3,666 3,732 3,770 3,441 3,488 3,891 4,076 3,571 3,695
316
66 jam (b3) 3,440 3,651 3,671 3,547 3,967 3,074 3,703 3,031 3,087 2,998 3,725 3,383 3,632 2,987 3,224
64,929
4,329
56,795
3,786
61,238
4,083
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
5,667 5,585 5,478 5,624 5,469 103,759 5,187
10 %NaCt Jumlah Rataan
4,578 4,427 4,310 4,641 4,380 78,855 3,943
3,752 3,683 3,424 3,630 3,984 68,965 3,448
68,663
4,578
251.579
Untuk memudahkan proses penghitungan data dari table 5 dijumlahkan tiap lajurnya sehingga akan diperoleh tabel 6 berikut : Tabel 6. Penjumlahan Data b1 a1 27,182 a2 22,576 a3 26,178 a4 27,823 103,759 ∑
b2 19,471 18,326 18,721 22,337 78,855
b3 18,276 15,893 16,339 18,473 68,965
∑ 564,795 56,795 61,238 68,663 251,579
Harga-harga dari tabel 5 dan tabel 6 digunakan untuk mencari jumlah kuadrat total, jumlah kuadrat pengaruh jenis media pendingin, jumlah kuadrat pengaruh waktu pengkorosian, maupun jumlah kuadrat dan interaksi antara penggunaan media pendingin yang berbeda dengan waktu pengkorosian srrta rataan kuadrat dan F hitung sebagai berikut: T2 = FK Bila abn 251,579 20 FK = 4.3.5 = 1054,867 JKT =
a
b
n
∑∑∑ Y i =1 j =1 k =1
ijk
− FK
= 5,36242 +5,3312 + ……..+ 3,9892 - FK = 1095,100-1054,867 = 40,233 a
∑ Ti
2
= FK b.n 64,929 2 + 56,795 2 + 61,238 2 + 68,666 2 = - FK 3.5 JKA =
i =1
= 160,410-1054,867 = 5,550 b
∑ Tj.. JKB =
2
j =1
an
317
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
103,759 2 + 78,8552 + 68,965 2 4.5 = 1087,001 – 1054,867 = 32,144 =
a
b
∑ ∑ Tij..2 JK (AB) =
i =1 j =1
n
a
−
∑ Ti.. i =1
b.n
b
2
−
∑ Tj.. j =1
2
a.n
2 = 27,182 + 22,576 + .......... + 68,965 − 160,410 − 1087,001 + 1054,867 2
2
5
= 0,874 JKG = JKT - JKA - JKB - JK(AB) = 40,233-5,550-32,144-0,874 = 1,665 JKG = JKT – JKA –JK (AB) = 59.81 - 3.30 - 40.352 - 5.670 = 11.460
JKA a −1 5,550 = = 1,388 3 KJKB = b −1 32,144 = = 16,076 2 JK ( AB) = (a − 1)( B − 1) 0,874 = = 0,146 6 JKG = ab(n − 1) 1,665 = = 0,035 48 = 1,338 / 0,035 = 39,657 f2 = 16,076 / 0,035 = 459,200 f3 = 0,146 / 0,035 = 4,171 S12 =
S 22
S 32
S2
f1
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 5 % diperoleh harga f tabel sebagai berikut : F = tabel dengan (a-1), ab(n-1) = 3 : 48 F1 tabel = 4.05 F2 = tabel dengan (b-1), ab(n-1) 2 : 48 F2 tabel = 3.19 318
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
F3 = tabel dengan (a-1)(b-1), ab(n-1) = 6 : 48 F2 tabel= 48 Seluruh perhitungan dari harga jumlah kuadrat, derajat kebebasan, rataan kuadrat, Fhitung dan Ftabel kemudian dibuatkan tabel 7 berikut : Tabel 7. Hasil Analisis Variasi Pengaruh Variasi Jumlah Kuadrat Pengaruh 5,550 A B 32,144 Interaksi AB Galat Jumlah
Derajat Kebebasan 2
Rataan Kuadrat 1,388
F Hitung 4.603
3
16,076
84.418
0,874
6
0,146
3.954
1,665
48
0,035
59
Dan tabel tersebut dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel, perbedaan jenis media pendingin yang digunakan pada proses hardening baja ST 42 dan waktu pengkorosian maupun interaksi dari perbedaan media pendingin dan waktu dari pengkorosian terhadap laju korosi yang terjadi. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari harga Fhitung dan Ftabel dimana nilai Fhitung pada seluruh kondisi lebih besar dari pada Ftabel. Hal tersebut berarti bahwa variabel jenis media pendingin, waktu pengkorosian maupun interaksi dan perbedaan jenis media pendingin dari waktu pengkorosian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap laju korosi yang terjadi pada baja ST-42. Pembahasan Hardening merupakan heat treating yang tujuan utamanya adalah untuk mengeraskan baja. Besarnya kekerasan yang diperoleh dari proses hardening dipengaruhi oleh kandungan karbon, unsur paduan, dan jenis media pendingin yang digunakan. Pada penelitian ini, dengan menggunakan speciment baja ST-42 peneliti mencoba untuk membandingkan penggunaan media pendingin yang berbeda pada proses hardening pada baja ST-42 terhadap laju korosi yang dilakukan pada tiga perbedaan waktu. Dari analisa statistik pada data hasil penelitian dapat diketahui bahwa perbedaan jenis media pendingin yang digunakan pada proses hardening pada baja ST-42 maupun perbedaan waktu pengkorosian serta interaksi antara jenis media pendingin dan waktu pengkorosian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap laju korosi. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai Fhitung yang lebih besar dan pada Ftabel Pengaruh Perbedaan Jenis Media Pendingin Penggunaan jenis media pendingin yang berbeda pada proses hardening mempengaruhi struktur akhir dari baja. Dari data yang ada penggunaan media pendingin air dan brine (10% NaCl) menghasilkan struktur martensit 100%. Sedangkan penggunaan Oli sebagai media pendingin pada proses hardening menghasilkan struktur campuran yaitu: martensit, fine pearlite, dan bainit.
319
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
Dari hasil penelitian laju korosi rata-rata yang terjadi pada baja ST-42 mengalami proses hardening dengan menggunakan media pendingin brine memiliki laju yang paling besar (4,578 inch/year) dibandingkan dengan penggunaan ketiga jenis media pendingin lainya. Sedangkan penggunaan oli SAE 30 sebagai media pendingin pada proses hardening baja ST-42 memiliki laju korosi rata-rata yang paling rendah (3,786 inch/year). Sedangkan laju korosi rata-rata pada penggunaan media pendingin 10% H2SO4 adalah 4,083 inch/year dan harga tersebut lebih rendah dibandingkan dengan laju korosi pada penggunaan media pendingin air yang memiliki laju korosi rata-rata 4,329 inch/year. Pengaruh Perbedaan Waktu Pengkorosian Dalam penelitian ini proses pengkorosian baja ST-42 yang telah mengalami proses hardening dilakukan sebanyak tiga kali dengan masing-masing waktu yang ditentukan adalah 22 jam. Proses pcngkorosian dilakukan dengan menggunakan media pengkorosi larutan H2SO4 20 % Volume larutan tersebut adalah 800 ml yang ditempatkan pada lima buah gelas reaksi. Larutan H2S04 yang digunakan adalah tetap tiap kali proses pengkorosian sehingga terjadi penurunan daya korosi dari larutan tersebut terhadap speciment. Hal tersebut dibuktikan dengan penurunan laju korosi rata-rata tiap perbedaan waktu. Laju korosi rata-rata pada T22 jam adalah 5,188 inch/year, T=44 adalah 3,943 inch/year dan T=66 adahih 3,448 inch /ycar.
320
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunan media pendingin 10% H2SO4 Air, dan 10% NaCl 2. Pada proses hardening mempengaruhi struktur akhir dari baja ST-42 yang dihasilkan dan hal tersebut mempengaruhi besarnya laju korosi yang terjadi. 3. Perbedaan waktu yang digunakan dalam pcngkorosian baja ST-42 mempengaruhi besarnya laju korosi yang disebabkan oleh karena menurunnya daya korosif dari larutan H2SO4. Proses pengkorosian awal yaitu pada T=22 jam pada semua jenis media pendingin yang digunakan memiliki laju korosi rata-rata paling tinggi. 4. Pengaruh interaksi antara penggunaan jenis media pendingin yang berbeda pada proses hardening baja ST-42 dengan waktu pengkorosian mempengaruhi besarnya laju korosi yang terjadi. Penggunaan brine sebagai media pendingin pada proses hardening baja pada waktu pengkorosian 22 jam memiliki harga laju korosi rata-rata yang paling tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Berlien, G Ben, Heattreating and Hardening, Tool Engineering Hand Book, ASTE, McGraw Hill Book Company, inc, Toronto, USA, 1949. Kehl, I George, General Structure and Properties of Metal, Tool Enggineering Hand Book, ASTE.McGraw Hill Book Company, inc, Toronto, USA, 1949. Russel E Harwick, Introduction to Chemistry, Bruges Publishing Company, Los Angeles, USA, 1984. Surakiti, Kimia untuk Program Inti, PT Intan Pariwara, Semarang ,1989. Van Vlack, Lawrence H, Elemen Of Materials Science and Enggineering, 5th Edition, Addison-Wwesley Publishing Company, Reading Mass, USA,1985.
321