PENGARUH CASH RATIO, LOAN DEPOSIT RATIO DAN CAPITAL ASSET RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Skripsi
Oleh : APRIANSYAH RAHMAN 104081002492
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/1430H
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Apriansyah Rahman
Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat Lahir : Jakarta Tanggal Lahir : 6 April 1986 Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Anak ke
: Kedua dari dua bersaudara
Orang Tua Ayah
: Chairul Rachmat
Ibu
: Jusmaini Joesuf
Alamat
: Gg Gaya no.28 RT 003/01 Pasar Minggu,Jakarta Selatan.12520
Telepon
: 08568557085
e-mail
:
[email protected]
Pendidikan Formal : 1. 2. 3. 4.
SDI Al-Azhar Pasar Minggu SLTPI Assalaam Pasar Minggu SMU Negeri 49 Jagakarsa UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen
i
ABSTRACT
This study aimed to examine the influence between liquidity (Cash Ratio (CR) and the Loan to Deposit Ratio (LDR)) and capital (Capital Asset Ratio (CAR)) to profitability (Return on Assets (ROA)), a company engaged in the banking sector andlisted in Indonesia Stock Exchange. Results from this study suggests that the Cash Ratio (CR) and the Capital Asset Ratio (CAR) has a significant influence to Profitability (Return on Assets (ROA), while the Loan to Deposit Ratio (LDR) has no significant influence to the Return on Assets (ROA). The analysis used in this research is to path analysis or path analysis method of trimming to remove insignificant variables in advance to the next is described again by using only path analysis of variables has a significant effect. The results of these methods have shown that the Cash Ratio significant effect on Return on Assets. Loan Deposit Ratio partially not have a significant influence on Return on Assets. Furthermore, in the capital as measured by the Capital Asset Ratio showed a significant effect partially to the Return on Assets
Keywords: Liquidity, Capital, Profitability, and Path Analysis (Path Analysis)
ii
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara likuiditas (Cash Ratio (CR) dan Loan to Deposit Ratio(LDR)) dan permodalan (Capital Asset Ratio(CAR)) terhadap Profitabilitas (Return on Asset (ROA)) perusahaan yang bergerak di sektor perbankan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Cash Ratio (CR) dan Capital Asset Ratio(CAR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas (Return on Asset (ROA), sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Jalur atau Path Analysis metode trimming untuk membuang variable yang tidak signifikan terlebih dahulu untuk selanjutnya digambarkan kembali analisis jalur dengan hanya menggunakan variable yang mempunyai pengaruh signifikan. Hasil dari metode tersebut menunjukkan bahwa Cash Ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap Return on Asset. Loan Deposit Ratio secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Return on Asset. Selanjutnya, pada sisi permodalan yang diukur dengan Capital Asset Ratio menunjukkan pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap Return on Asset Kata kunci : Likuiditas, Permodalan, Profitabilitas, dan Analisis Jalur (Path Analysis)
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur bagi ALLAH SWT Tuhan seru sekalian alam. Shalawat serta salam tercurah kepada pembimbing umat manusia baginda Nabi serta Rasul, Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Atas rahmat dan ridho ALLAH SWT, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “CASH RATIO, LOAN DEPOSIT RATIO DAN CAPITAL ASSET RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA SEKTOR
PERBANKAN
YANG
TERDAFTAR
DI
BURSA
EFEK
INDONESIA”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi S-1 pada jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyelesaian skripsi ini, peneliti telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik. Peneliti juga memiliki keterbatasan kemampuan dalam proses penulisan skripsi ini, oleh karena itu peneliti menyadari bahwa dengan adanya bimbingan, dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
iv
1. Ibunda peneliti, Jusmaini Joesoef yang selalu mendo’akan yang terbaik bagi putra-putranya juga memberikan semangat serta dukungan, kepercayaan dan materi yang begitu besar kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Kakak peneliti Yanuarsyah Rahman yang selalu mendo’akan dan memberi semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Keluargaku, Tante Reno, Om Edo, Tante Ine, Oma Yesi, Nenek Noersitin, Alm Joesoef Noer, Om Ardi yang telah banyak memberikan nasihat, masukan dan bantuannya kepada penulis. 4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni MM, selaku Pudek. Akademik, Dosen Metodelogi Penelitian, Seminar Manajemen Keuangan dan Pembimbing I yang selalu memberi motivasi dan solusi dalam penelitian ini. 5. Ibu Drs. Titi Dewi Warninda, SE, M.Si, selaku Dosen Manajemen Keuangan, Penganggaran Perusahaan, Manajemen keuangan Internasional dan Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya, selalu memberi motivasi serta solusi dalam penelitian ini. 6. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB, selaku Kepala Jurusan Manajemen yang telah memberikan nasihat dan motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini 7. Ibu Leis Suzanawaty , SE, M.Si, selaku Wakil Ketua Jurusan Manajemen yang telah memberikan nasihat, pelajaran hidup dalam berproses untuk selalu berlaku jujur dan motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
v
8. Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang selalu memberi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Seluruh Dosen dan Civitas Akademika FEIS yang telah memberikan ilmunya yang tidak ternilai, atas motivasi dan bantuan dalam menyelesaikan studi di FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 10. Teman-teman Mahasiswa Manajemen khususnya Manajemen C Angkatan 2004 Sugih, Fahmi, Arif, Roby, Noval, Ahmad, Dennis, Ahmad Fauzi, Kudrian, Leni Maulani, Artha Rizky, Umi, Vivi, Tia, Diki, dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 11. Teman-teman Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ahmad Afandi, M. Sifa Sofwan, Titin Ristina, Miftahul Ulum, Ahmad Fajarudin, Windy Veronica, Septia Handayani, Saifullah, Titi Khairunnisa, Susanti, Nurlia Aldilarachma, Panji Prianggoro, dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 12. Teman-teman Unit Kegiatan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rifki Febi Nur Fadillah (Khususnya), Erza, Arif Iskandar, Nadya, M.Ridwansyah, Towil, , Chacha Setiawan, M. Luthfi Rahman, Aip Rochadi, Iyus, dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 13. Keluarga besar Gg Buntu, Sugeng Kartono, Edi Hardian, Yan W.P, Royani, Fayza Herani, Afif Waldy, Nu’man, Muhidin, Amar, Arif Rahman, Endang, Gunawan Tri Cahyo, Amel, Aqien, dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
vi
14. Sahabat-sahabatku Enrico, Suhendra, Rizki Fauzi, Afif Asrif, Rizky Rhamadanti, Nissa, Yuanifar, Rizky Arasyid, . terima kasih atas doa dan bantuannya kepada penulis. 15. Semua pihak yang telah mambantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini namun tidak disebutkan diatas. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Jika terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, di tengah keterbatasan penulis sebagai makhluk ciptaan-Nya. Penulis berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga ALLAH SWT selalu membimbing dan menyertai langkah kita, Amin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Jakarta, Juni 2010 Penulis
vii
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup
i
Abstact
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
viii
Daftar Tabel
x
Daftar Gambar
xi
Daftar Lampiran
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 6 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank 1. Sumber Dana Bank 2. Alokasi Dana Bank B. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan 2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan 3. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan 4. Rasio Keuangan Sebagai Tolak Ukur Kinerja Keuangan Perbankan 5. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 6. Profitabilitas 7. Cash Ratio 8. Loan Deposit Ratio 9. Manajemen Permodalan
9 19 11 11 13 15 16 16 16 22 25 29
viii
C. Penelitian Terdahulu D. Kerangka Pemikiran E. Hipotesis
32 37 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. C. D. E.
Ruang Lingkup Penelitian Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Metode Analisa Data Definisi Operasional Variabel
40 40 41 42 46
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian B. Analisis dan Pembahasan 1. Analisa Profitabilitas 2. Deskriptif Variabel C. Pengujian Statistik D. Interpretasi
50 55 55 56 58 74
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan B. Implikasi
83 84
Daftar Pustaka
xiv
Lampiran-lampiran
85
ix
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
3.1
Definisi Operasional Variabel
4.1
Daftar Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar
Halaman 45
Selama Tiga Tahun di Bursa Efek Indonesia
56
4.2
Deskriptif variabel
56
4.3
Pengujian Koefisien Determinasi
58
4.4
Uji F
59
4.5
Uji t
60
4.6
Korelasi
62
4.7
Pengaruh Langsung
65
4.8
Pengujian Hipotesis
66
4.9
Pengujian Koefisien Determinasi
67
4.10
Uji F
68
4.11
Uji t
69
4.12
Korelasi
70
4.13
Pengujian Hipotesis
71
4.14
Pengaruh Langsung
72
4,15
Pengaruh Tidak Langsung
73
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran
37
2.2
Pengujian koefisien Analisis Jalur
64
4.2
Pengujian koefisien Analisis Jalur
71
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor 1.
Keterangan
Halaman
Daftar Cash Ratio Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008
2.
87
Daftar LDR Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008
3.
88
Daftar CAR Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008
4.
89
Daftar ROA Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008
90
5.
Model Sumary
91
6.
ANOVA
91
7.
Coefficients
91
8.
Residuals Statistics
91
9.
Korelasi
92
10.
Model Sumary
92
11.
ANOVA
93
12.
Coefficients
93
13.
Coefficients correlations
93
14.
Collinearity diagnostic
93
15.
Residuals Statistics
94
16.
Korelasi
94
xii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda-tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa
:
Apriansyah Rahman
NIM
:
104081002492
Jurusan
:
Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain. Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya
Jakarta, 3 September 2010
Apriansyah Rahman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Perbankan berperan penting sebagai lembaga intermediasi yakni sebagai perantara keuangan, dimana fungsi utama perbankan memperlancar kegiatan masyarakat berkenaan dengan lalu lintas pembayaran yang menjebatani pihak pemilik dana dan pemakai dana. Karenanya, manajemen perbankan dituntut perencanaan terarah dengan sistem organisasi yang efektif dan efisien serta sistem pengawasan yang bertanggungjawab dalam menunjang tingkat kesahatan bank. Selain manajemen, ditetapkan pula posisi permodalan, asset, rentabilitas dan likuiditas sebagai indikator kesehatan bank. Kajian penelitian ini hanya menyangkut likuiditas dan permodalan dimana likuiditas bank diukur dari cash ratio dan loan deposit ratio, sementara kecukupan modal diukur dari capital asset ratio (Jurnal Manajemen, 2003:85). Bank senantiasa menjaga likuiditas dan kecukupan modal pada posisi yang tepat karena kesalahan dalam manajemen bank dalam mengatur likuiditas dan kecukupan modal akan mengakibatkan kesulitan dalam membayar kewajiban jangka pendek dan menutup resiko kerugian jika terjadi dimana hal ini menentukan tingkat kredibilitas bank bersangkutan. Kebutuhan dana sesuai ketentuan Bank Indonesia (BI) berupa minimum cash (statutory reserves) untuk mengatisipasi kemungkinan terjadinya deposit yang ditarik sebelum jatuh tempo, commitment loan, dan mencukupi kas keluar bagi keperluan tak
1
terduga. Tingkat likuiditas dan rentabilitas dalam manajemen likuiditas, tidak selalu berjalan searah artinya pada saat tingkat likuiditas tinggi, tingkat rentabilitas belum tentu tinggi, sebaliknya pada tingkat likuiditas rendah bisa mencapai tingakat rentabilitas tinggi, karena likuiditas yang berlebihan dapat menekan rentabilitas perusahaan, sementara likuiditas yang terlalu kecil dapat meningkatkan risiko likuiditas bank (Hadiwijaya dalam Margo, 1998). Salah satu alat ukur likuiditas yaitu cash ratio atau minimum reserve requirement dimana semakin tinggi tingkat cash ratio menunjukkan persediaan jumlah uang tunai semakin besar sehingga pembayaran kewajiban segera dibayar tidak mengalami kesulitan. Cash ratio yang terlalu tinggi juga akan mengurangi potensi mendapatkan profit yang lebih tinggi, karena uang tunai tersebut tidak berputar namun mengendap pada kas. Dalam dunia perbankan cash ratio harus berada pada tingkat yang tepat, sehingga mempunyai kinerja yang baik untuk membayar kewajiban jangka pendek maupun untuk mempertinggi profit (Jurnal Manajemen, 2003:88). Dalam ikhtisar ketentuan-ketentuan perbankan Indonesia (biro peneliti dan pengembangan perbankan, 1989) disebutkan bahwa pemerintah berulangulang mengubah ketentuan cash ratio bagi bank dengan tujuan untuk mempengaruhi jumlah uang beredar. Sebelum Pakto 1988 (7 Oktober 1988) pemerintah mengeluarkan ketentuan cash ratio minimum 15%, setelah itu pemerintah mengubah cash ratio minimum menjadi 2% dengan tujuan agar lebih banyak dana untuk ekspansi kredit (loanable fund). Tetapi yang terjadi kemudian dianggap over heating karena terlalu banyaknya uang beradar
2
dikhawatirkan dapat memacu inflasi sehingga pada bulan Februari 1996 ketentuan cash ratio diubah menjadi 3% kemudian dilakukan perubahan kembali menjadi 5%. Tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat ketentuan ini akan berubah kembali Di kalangan perbankan sejak dahulu timbul pertentangan antar kepentingan (conflict of interst) antara likuiditas dan profitabilitas (Sinungan, 1994:60) dalam (Margo, 2003), artinya bila posisi likuiditas ingin memperbesar cadangan kas maka bank tidak akan memakai seluruh loanable fund yang ada karena sebagian dikembalikan lagi dalam bentuk cadangan tunai (cash reserver). Ini berarti usaha pencapaian profitabilitas akan berkurang, sebaliknya jika ingin mempertinggi profitabilitas akan berkurang, sebaliknya jika ingin mempertinngi profitabilitas maka cash reserve yang likuid terpakai untuk usaha bank. Rasio likuiditas lainnya yang sering pula dipakai sebagai tolok ukur keberhasilan manajemen bank adalah loan deposit ratio atau banking ratio. Menurut ketentuan BI berdasarkan paket kebijakan 29 Mei 1993 LDR dibatasi hanya sampai dengan 110%, yakni jika LDR > 110% bobotnya 0 (nol) sedangkan jika LDR < 110% bobotnya 5 dalam penelitian kesehatan bank. Hal ini dengan tujuan agar bank tidak terlalu berlebihan mengucurkan kreditnya, karena pemberian kredit yang terlalu besar akan menambah risiko dan mempengaruhi posisi likuiditas bank. Ketentuan BI lainnya yang berkaitan dengan tingkat kesehatan bank adalah kebijakan capital adequacy ratio yang bertujan agar bank memiliki
3
kecukupan modal untuk menjaga risiko yang mungkin timbul. BI menetapkan kewajiban penyediaan modal minimum (minimum CAR) yaitu 8% yang pelaksaaannya dilakukan secara bertahap yaitu 7% sejak akhir Maret 1993 dan 8% sejak akhir Desember 1993. Dikarenakan kondisi perbankan yang belum pulih maka pemerintah mengambil kebijakan melonggarkan kewajiban modal 4% awal tahun 2000 dan 8% akhir tahun 2001. pelaksanaan secara bertahap ini dengan tujuan agar bank dapat mempersiapkan diri dalam memenuhi kewajiban minimum penyediaan dana (Surat keputusan Bank Indonesia, 1998). Harapan pemerintah dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan agar bank memiliki tingkat kesehatan baik ditinjau dari modal, kualitas asset, manajemen, rentabilitas maupun likuiditas. Kondisi bank yang sehat akan memberikan rasa aman baik bagi manajemen, pemerintah maupun masyarakat nasabah. Mengingat manajemen likuiditas dan permodalan memiliki hubungan kausalitas dengan profitabilitas, menjadi menarik untuk tetap dikaji dalam penelitian guna memberi informasi bagi perbaikan pengelolaan perbankan (margo, 1998:82). Pertanyaan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh likuiditas bank yang diukur dari cash ratio dan loan deposit ratio, serta pengaruh kecukupan modal yang diukur dari capital asset ratio terhadap profitabilitas (yang diukur dengan return on asset) bank Go Public yang data keuangannya terdapat di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun berturut-turut (periode 2006-2008). Selain bertujuan menganalisis pengaruh cash ratio, loan
4
deposit ratio dan capital asset ratio terhadap return on asset, juga akan menganalisis mana di antara variabel tersebut yang mempunyai pengaruh dominan. Pada penelitian ini berbeda dengan penalitian terdahulu yang dilakukan oleh Margo Mulyono dan Nurdin Kaimiddin yang berjudul Pengaruh Cash Ratio, Loan Deposit Ratio dan Capital Asset Ratio terhadap Profitabilitas Bank Go Public di Indonesia Periode Amatan Th. 1995 s/d 1998. Penelitian terdahulu menggunakan metode penelitian regresi linear berganda dan menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu, Cash Ratio dan Loan Deposit ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Return On Asset, Capital Asset Ratio memiliki pengaruh positif yang signifikan dengan Return On Asset dimana ketika Capital Asset Ratio positif Return On Asset juga positif namun manakala Capital Asset Ratio negatif d tahun 1998 maka Return On Asset juga negatif , dan indikasi bahwa baik Cash Ratio maupun Loan Deposit Ratio memiliki kecenderungan negatif dengan Return On Asset disebabkan karena nilai Cash Ratio dan Loan Deposit Ratio yang berkembang positif dari tahun ke tahun diikuti dengan negatifnya nilai Return On Asset pada tahun 1998. Kelebihan dalam penelitian ini adalah bukan hanya melihat pengaruh secara langsung dari likuiditas dan permodalan terhadap profitabilitas, namun juga melihat pengaruh tidak langsungnya terhadap profitabilitas. Bertitik tolak pada latar belakang dan parameter di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan karya tulis yang berjudul “Pengaruh Cash
5
Ratio, Loan Deposit Ratio dan Capital Asset Ratio Terhadap Profitabilitas Pada Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka masalah pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengaruh dari cash ratio, loan deposit ratio dan capital asset ratio terhadap profitabilitas (Return On Asset) pada sektor perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia. Dan berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah Cash Ratio mempengaruhi Return On Asset baik secara langsung maupun tidak langsung pada sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia ? 2. Apakah Loan Deposit Ratio mempengaruhi Return On Asset baik secara langsung maupun tidak langsung pada sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia ? 3. Apakah Capital Asset Ratio mempengaruhi Return On Asset baik secara langsung maupun tidak langsung pada sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia ? 4. Mana pengaruh yang paling dominan antara Cash Ratio, Loan Deposit Ratio Dan Capital Asset Ratio terhadap Return On Asset pada sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia ?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisa karateristik pengaruh Cash Ratio dengan Return On Asset baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Untuk menganalisa karateristik pengaruh antara Loan Deposit Ratio dengan Return On Asset baik secara langsung maupun tidak langsung. 3. Untuk menganalisa karateristik pengaruh antara Capital Asset Ratio dengan Return On Asset baik secara langsung maupun tidak langsung. 4. Untuk menganalisa karateristik pengaruh antara Cash Ratio, Loan Deposit Ratio Dan Capital Asset Ratio yang paling dominan mempengaruhi Return On Asset pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia.
b. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah informasi mengenai pengaruh Cash Ratio, Loan Deposit Ratio Dan Capital Asset Ratio terhadap Return On Asset dalam menetapkan keputusan untuk berinvestasi. 2. Bagi Penulis Untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar sarjana ekonomi jurusan menejemen di Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakata.
7
3. Bagi Akademik Memberikan sedikit kontribusi keilmuan yang diharapkan mampu memberikan manfaatnya didalam dunia pendidikan atau akademis maupun dalam dunia praktisi. 4. Bagi Masyarakat / Calon Investor Dapat membantu para pengambil keputusan perusahaan publik yang melakukan merger dan akuisisi dalam melakukan analisisnya.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian bank adalah sebagai berikut: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (pasal 1, butir 2). Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (pasal 1, butir 3). Pengertian bank menurut PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (1999: 31.1) adalah: Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
9
Sedangkan berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990 pengertian bank adalah: “Bank merupakan suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan”. Falsafah yang mendasari usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal ini tampak dari kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat yang kelebihan dana dalam bentuk giro, tabungan, serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana. Dalam penerimaan simpanan masyarakat, bank hanya memberikan pernyataan tertulis yang menjelaskan bahwa bank telah menerima simpanan dalam jumlah dan waktu tertentu. Bank juga tidak selalu meminta agunan berupa barang sebagai jaminan atas kredit yang diberikan kepada debiturnya yang telah memiliki reputasi yang lebih baik. Disamping itu, sebagai lembaga kepercayaan, bank dalam operasinya lebih banyak menggunakan dana masyarakat dibandingkan dengan modal sendiri dari pihak atau pemegang saham (Susilo, 2000). Pengelola bank dalam melakukan usahanya dituntut untuk senantiasa menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian rentabilitas yang wajar, serta pemenuhan kebutuhan modal yang memadai sesuai dengan jenis penanamannya (Nurkhasanah, 2006:27).
10
1. Sumber Dana Bank Sumber-sumber dana bank dapat dihimpun dari berbagai sumber antara lain: dana yang bersumber dari modal sendiri berupa setoran dari pemegang saham, laba bank yang belum dibagi, cadangan-cadangan lain. 2. Alokasi Dana Bank Pengalokasian dana bank harus mempunyai tujuan yang jelas, yaitu tercapainya tingkat profitabilitas yang tinggi serta terjaganya likuiditas sehingga kepercayaan masyarakat semakin tinggi, serta terjaganya likuiditas seingga kepercayaan masyarakat semakin tinggi.
B. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Susilo dalam bukunya Bank dan lembaga keuangan lainnya menjelaskan bahwa setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada suatu waktu (periode tertentu) akan melaporkan kegiatan keuangannya. Laporan keuangan ini berujuan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada pemilik, manajeman maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut. Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu peiode. Keuntungan dengan membaca laporan ini pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan
11
yang ada serta memperahankan kekuatan yang dimilikinya. Dalam laporan keuangan termuat informasi mengenai jumlah kekayaan (asset) dan jenisjenis kekayaan yang dimiliki (disisi aktiva). Kemudian juga akan tergambar kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang serta ekuitas (modal sendiri) yang dimilikinya. Informasi yang memuat seperti di atas tergambar dalam laporan keuangan yang kita sebut neraca. Kemudian laporan keuangan juga memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh bank dalam suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau beban yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut. Informasi ini akan termuat dalam laporan laba rugi. Laporan bank juga memberikan gambaran tentang arus kas suatu bank yang tergambar dalam laporan arus kas (Susilo, 2000:148). Pembuatan masing-masing laporan keuangan memiliki tujuan tersendiri. Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank adalah sebagai berikut (Susilo,2000:148): a. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki. b. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenisjenis kewajiaban baik jangka pendek (lancar) maupun jangka panjang. c. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis modal bank pada waktu tertentu.
12
d. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut. e. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. f. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank. g. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan. Dengan demikian laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga untuk menilai kinerja manajemen bank yang bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi patokan apakah manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan (Susilo, 2000:150). 2. Jenis-jenis laporan keuangan bank Sama dengan lembaga lainnya, bank juga memiliki beberapa jenis laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan SAK dan SKAPI. Artinya laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
13
Dalam praktiknya jenis-jenis laporan keuangan bank yang dimaksud adalah sebagai berikut (Susilo, 2000:166): a. Neraca Dalam penyajiannya, aktiva dan kewajiban dalam neraca bank tidak dikelompokkan menurut lancar atau tidak lancar, namun sedapat mungkin tetap disusun menurut tingkat likuiditas dan jatuh tempo. Setiap aktiva produktif disajikan di neraca sebesar jumlah bruto dari tagihan
atau
penempatan
bank
dikurangi
dengan
penyisihan
penghapusan yang dibentuk untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul dari masing-masing aktiva produktif yang bersangkutan. b. Laporan Komitmen dan Kontijensi Laporan ini wajib disajikan secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi komitmen dan kontijensi, baik yang bersifat tagihan maupun kewajiban pada tanggal laporan. Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Kontijensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang. c. Laporan Laba/Rugi Perhitungan laba/rugi bank wajib disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan gambaran mengenai hasil usaha bank dalam suatu
14
periode tertentu. Laporan laba/rugi bank disusun dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank dan kegiatan lainnya. Cara penyajian laporan laba/rugi bank antara lain wajib memuat secara rinci unsur pendapatan dan beban, unsur pendapatan dan beban harus dibedakan antara pendapatan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional. d. Laporan Arus Kas Laporan ini harus disusun berdasarkan kas selama periode laporan dan harus menunjukkan semua aspek penting dari kegiatan bank tanpa memandang apakah transaksi tersebut berpengaruh langsung pada kas. e. Catatan Atas Laporan Keuangan Disamping hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sebagaimana dijelaskan dalam standar akuntansi keuangan, bank juga wajib mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai posisi devisa netto menurut jenis mata uang serta aktifitasaktifitas lain seperti kegiatan wali amanat, penitipan harta dan penyaluran kredit pengelolaan. f. Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.
15
3. Pihak-pihak Yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan. Pihak-pihak yang berkepentingan pada laporan keuangan antara lain: pemilik bank, nasabah pemakai dana, nasabah pemasok dana, karyawan, masyarakat, perpajakan, pemerintah, bank lain. Masing masing pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda antara satu sama lain. Bahkan tidak jarang perbedaan kepentingan ini yang menjadikan tantangan bagi manajer untuk dapat menghadapinya dan mengambil keputusan yang tepat dalam mengambil keputusan. 4. Rasio Keuangan Sebagai Tolak Ukur Kinerja Keuangan Perbankan Analisis rasio keuangan sangat diperlukan bagi penilaian prestasi usaha yang sudah dilakukan oleh sebuah bank, terutama bagi manajemen penyusunan kebijaksanaan strategi bank. Banyak jenis analisis rasio keuangan yang umum berlaku di dalam bank. Tetapi ada juga alat analisis rasio keuangan lainnya yang lebih khusus dan berkembang dari kalangan perbankan . 5. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dalam industri perbankan,
rasio-rasio ini dipilah kembali dan
digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengukur tingkat kesehatan bank atau lzim dikatakan sebagai rasio keuangan CAMEL. Dalam hal ini kinerja Bank diukur dengan kriteria kecukupan modal, kualitas aktifa produktif,
16
6. Rasio Profitabilitas Rasio keuangan merupakan salah satu alat atau cara yang paling umum digunakan dalam analisa laporan keuangan. Analisa laporan keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan. Dalam hal ini menganalisis harus dapat menyesuaikan faktor-faktor yang mungkin ada pada periode masa datang yang mempengaruhi posisi keuangan atau hasil usaha perusahaan di masa yang akan datang. Rasio keuangan yang diperoleh akan dianalisis dan digunakan untuk membandingkan kinerja suatu perusahaan dan status perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain atau dengan perusahaan itu sendiri dalam kurun waktu tertentu. Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dalam penggunaannya menggunakan analisis berupa rasio. Rasio ini akan dapat memberikan gambaran kepada pimpinan perusahaan ataupun manajer mengenai keadaan keuangan perusahaan pada saat ini bila dibandingkan dengan rasio keuangan pada tahun-tahun sebelumnya (Susilo, 2000:169). Houghton dan Woolift (1987) menyatakan bahwa agar rasio-rasio keuangan berguna, rasio-rasio tersebut harus menyediakan informasi dalam proses pembuatan keputusan. Dengan adanya analisa rasio keuangan, maka kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan dapat diketahui. Analisa rasio keuangan dapat dipakai sebagai sistem peringatan awal terhadap kemunduran kondisi keuangan suatu perusahaan.
17
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu (Mamduh, 2003:83). Terdapat berbagai macam pengukuran profitabilitas. Namun pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : Return On Investment (ROI) dan Return On Sales (White, 2002:133). Hasil penelitian oleh Made Gede (2004) menunjukkan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan, dan memiliki hubungan positif terhadap rentang waktu penyelesaian laporan keuangan auditan. Dengan kata lain profitabilitas
memiliki
hubungan
positif
terhadap
keterlambatan
penyelesaian penyajian laporan keuangan. Hasil penelitian oleh Rachmat Saleh (2004) menunjukkan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan, tetapi memiliki hubungan negatif terhadap ketepatan waktu penyajian laporan keuangan, dengan kata lain, profitabilitas memiliki hubungan positif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Hal ini tidak sesuai dengan logika teori yang diajukan oleh Rachmat Saleh. Penelitian ini mengacu pada logika teori penelitian Rachmaf Saleh. Semakin besar rasio profitabilitas, semakin baik pula kinerja
perusahaan
sehingga
perusahaan
akan
cenderung
untuk
memberikan informasi tersebut pada pihak lain yang berkepentingan. Dye dan Sridhar, dalam penelitian Made Gede, mengungkapkan bahwa perusahaan dengan hasil gemilang cenderung berusaha untuk menyajikan laporan keuangannya lebih tepat waktu (Made Gede , 2004).
18
Pada umumnya perusahaan adalah organisasi yang bertujuan untuk mencari laba, maka tujuan perusahaan biasanya dinyatakan dalam bentuk uang. Atau dapat juga dikatakan tujuan utama perusahaan adalah mencapai profitabilitas yang tinggi (aini,2006). Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahaan tersebut. Untuk kemudian menunjukan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan (Febriani, 2003). Analisa terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau kesehatan suatu perusahaan. Selain itu, profitabilitas juga sebagai pengukur efisiensi penggunaan modal dan rentabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. (Aang dalam Petronila , 2003) menyatakan rasio rentabilitas atau profitabilitas menunjukan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Dasar pemikiran bahwa tingkat keuntungan dipakai sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan efektivitas perusahaan tentu saja berkaitan dengan hasil akhir berbagai kebijakan dan keputusan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan pada periode berjalan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas berdasarkan keadaan normal jika dilihat pada sisi likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas
19
maka jika rasio lancar (current ratio) yang tinggi akan menunjukan posisi likuiditas yang kuat, tetapi juga sebaliknya menandakan adanya kas yang berlebihan yang tentunya tidak baik, hal ini berarti current ratio yang tinggi pada perusahaan menyebabkan profitabilitas perusahaan rendah dan sebaliknya, sedangkan pada rasio hutang (debt ratio) semakin tinggi rasio ini maka profitabilitas perusahaan menunjukan nilai yang rendah karena semakin besar risiko yang akan terbebani oleh perusahaan dan sebaliknya.jika dilihat dari sisi rasio aktivitas (inventory turn over), jika inventory terlalu besar dari kebutuhan akan memperbesar beban bunga, biaya pemeliharaan dan penyimpanan di gudang kemungkinan besar akan menyebabkan kerugian, maka profitabilitas perusahaan menurun dan sebaliknya. Semakin tinggi rasio menandakan semakin cepat perputaran asset, semakin baik perusahaan dalam mengelola asset yang ada pada perusahaan (kajian ekonomi dan keuangan, 2003). 2.
Indikator
mengukur
tingkat
profitabilitas,
yaitu
dengan
menggunakan: a. Net Profit Margin ( Margin Laba ) Menunjukkan jumlah laba setelah pajak yang dihasilkan oleh tiap rupiah penjualan para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan menyetujui hal tersebut dapat dilihat apakah perusahaan itu profitabilitas atau tidak.
20
Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Net Profit Margin =
Laba Bersih
x 100 %
Penjualan Bersih
b. Return On Asset ( Pengembalian atas Aktiva ) Pengembalian atas aktiva adalah suatu pengukuran profitabilitas dalam hubungannya dengan struktur aktiva perusahaan. Rasio ini merupakan prngukuran yang baik untuk membandingkan kinerja antar perusahaan karena independen dari keputusan pembiayaan. Semakin tinggi angka yang diperoleh maka semakin tinggi tingkat pengembalian terhadap aktiva yang telah dihasilkan oleh perusahaan. Dapat dirumuskan sebagai berikut (James Van Horne, 1995): Laba bersih setelah pajak ROA
=
x 100%
Total Asset
Dengan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil ROA sebagai rasio yang mewakili profitabilitas.
c. Return On Equity (Pengembalian atas Ekuitas Saham Biasa) Mengukur tingkat pengembalian setelah semua pembiayaan dibandingkan dengan ekuitas pemegang saham umum. Semakin besar rasio, semakin banyak pengembalian yang telah dihasilkan
21
perusahaan pemegang saham, setelah semua biaya pembiayaan dipertimbangkan. Dapat dirumuskan sebagai berikut (James Van Horne, 1995) Laba Bersih ROE
=
Total Equity Pemegang Saham
d. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor ) Pengertian marjin laba kotor menurut James Van Horne (1995 : 135) dalm bukunya Manajemen Keuangan adalah: “Marjin laba kotor adalah perbandingan antara laba kotor dengan jumlah penjualan bersih”. Rumus untuk menghitung marjin laba kotor sebagai berikut: Laba Kotor Margin Laba Kotor =
x 100%
Penjualan
7. Cash Ratio Cash Ratio adalah alat pengukuran likuiditas minimum yang wajib dipelihara oleh setiap bank. Cash ratio merupakan perbandingan antara alat-alat likuid yang dukuasai bank, dengan kewajiban yang segera dibayar. Rumus cash ratio dalam Value based management.net dituliskan sebagai berikut : Cash + cash equivalent Cash ratio =
x 100% Current Liabilities
22
Alat-alat likuid yang dikuasai bank adalah bagian dari kekayaan bank (aktiva) yang berbentuk uang tunai (cash). Komponen-komponen alat likuid untuk semua jenis bank adalah sama, yaitu saldo kas dan saldo rekening pada BI. Untuk memperhitungkan cash ratio, hanya dua pos diatas saja yang dianggap sebagai alat-alat likuid. Namun secara teoritis masih ada lagi komponen alat likuid yang diuasai yakni saldo giro pada bank lain disamping saldo khusus untuk jaminan clearing. Khusus untuk saldo jaminan clearing jumlahya telah termasuk dalam saldo rekening pada BI (margo,1998). Ketika pemerintah menurunkan batas minimal cash ratio dari 15% menjadi 2%, tujuan pemerintah agar bank lebih leluasa memberikan kredit kepada masyarakat karena turunya batas minimal cash ratio maka loanable fund akan menjadi besar. Dengan lebih leluasanya bank memberikan
kredit
menunjang
harapan
pemerintah
agar
bisa
menggalakkan perekonomian melalui peningkatan produktivitas sektor riil. Tetapi kemudian batas minimal 2% dikhawatirkan akan menimbulkan masalah baru yaitu inflasi, akibat bertambahnya jumlah uang beredar. Kekhawatiran ini mendasari kebijakan batas minimal 2% diubah menjadi 3% dan terakir diubah lagi menjadi 5%, sehingga mengakibatkan loanable fund lebih kecil dibandingkan dengan batas minimal cash ratio 2%. Penentuan cash ratio merupakan pilihan yang saling bertolak belakang bagi dunia perbankan, jika cash ratio ditentukan pada posisi tinggi agar likuiditas aman, maka loanabel fund kecil sehingga berakibat profit bank
23
dari pendapatan bunga akan kecil. Sebaliknya jika posisi cash ratio rendah maka loanabel fund besar yang jika direalisasi dalam bentuk kredit maka profit bank dari pendapatan bunga akan besar (margo,1998). Diskusi Panel Economic Outlook 2008 menyebutkan bahwa cash ratio juga mempunyai hubungan yang negatif dengan LDR, dimana saat cash ratio tinggi dapat diartikan bahwa dana yang ada pada bank digunakan untuk menjaga batas likuiditas minimum sehingga dana yang dipinjamkan kecil (LDR turun). Hal ini secara tidak langsung juga akan mempengaruhi profitabilitas bank yang juga akan semakin menurun karena semaikin berkurangnya pendapatan bank dari bunga. Selain hubungannya dengan LDR, cash ratio juga mempunyai hubungan yang berbanding lurus dengan CAR, dimana saat cash ratio tinggi, maka permodalan suatu bank juga dapat dikatakan tinggi (Walewangko, 2008). Komponen kewajiban segera dibayar menurut sinaungan dalam bukunya yang berjudul manajemen dana bank adalah: a. Giro, yang dimsukkan ke dalam pos ini adalah: simpanan-simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan. b. Deposito berjangka, yang dimasukkan dalam pos ini adalah deposito berjangka dan depoit on call yang penarikannya dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pihak ketiga dengan bank.
24
c. Tabungan, yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah: simpanan-simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat da caracara tertentu. d. Kewajiban jangka pendek lainnya, yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah semua kewajiban bank kepada pihak ketiga selain kewajiban yang disebutkan yaitu giro, deposito dan tabungan yang berjangka waktu sampai dengan 24 bulan dapat ditagih oleh pemiliknya dan harus segera dibayar. Di dalam pos ini dicatat pula semua kewajiban baik kepada pemerintah pusat seperti pajak penghasilan (pph), pajak bumi dan bangunan (PBB) dan pajak-pajak lainnya yang masih harus disetorkan ke kas negara. Jika suatu bank ingin memperbesar cash ratio maka cara yang harus ditempuh sebaiknya memperbesar posisi aktiva lancar yaitu kas dan simpanan giro di BI atau memperkecil kewajiban jangka pendek lainnya. 8. Loan Deposit Ratio Loan deposit Ratio/banking ratio adalah perbandingan antara kredit dan simpanan (sinaungan,1993): Total Loans LDR =
X 100% Total Deposit
Di negara berkembang seperti Indonesia kegiatan memberikan pinjaman (loan) sangat vital dalam mencapai tujuan perusahaan bank yaitu memperoleh profit optimal. Loanable funds yaitu bagian dari dana-dana yang dapat digunakan untuk memberikan pinjaman atau dana-dana yang dapat dijadikan kredit. Tidak semua dana digunakan untuk perkreditan
25
karena bank masih harus menyediakan sejumlah uang dari dana-dana tersebut sebagai cadangan yang dipergunakan untuk pembayaran, apabila sewaktu-sewaktu pihak ketiga menarik simpanannya. Rumus berikut menunjukkan berapa besar dana yang dipunyai bank untuk bisa memberikan kredit (Setyawati, 2007). Loanable Fund = alat likuid - % batas minimal cash ratio. Oleh karena itu, besarnya Loanable Fund sangat bergantung pada ketetapan likuiditas minimum/cash ratio. Jika BI menetapkan cash ratio kecil maka pihak
bank mempunyai loanable yang besar, begitu pula
sebaliknya. Penanaman dana yang bisa dilakukan oleh bank meliputi (sinaungan dalam margo, 1998): 1. Penanaman dalam bentuk pemberian pinjaman atau kredit adalah penanaman dana bank yang terbesar, ini bisa dilihat dari sisi aktiva pada pos piutang/loan, mempunyai tampilan yang paling besar dibandingka pos-pos yang lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika pendapatan terbesar bank adalah dari pendapatan bunga. 2. Penanaman dana dalam bentuk surat-surat berharga, adalah penanaman surat berharga yang biasanya akan memilih surat berharga yang bonafid dan mudah dicairkan.
26
3. Penanaman dan penyertaan, adalah penanaman dana yang sifatnya hanya sementara dan harus mendapat izin dari BI, karena aktivitas ini sebetulnya menyimpang dari usaa pokok bank 4. Penanaman dalam harta tetap dan inventaris, bagi bank swasta yang baru berdiri tidak boleh melebihi 50% dari modal setor, sedangkan bagi yang sudah beroperasi tidak boleh melebihi 50% dari modal setor ditambah cadangan bebas. Untuk bank negara harus sesuai dengan anggaran investasi yang telah digariskan dalam rencana kerja. Dalam penelitian ini difokuskan pada kredit sebagai salah satu unsur dalam menghitung loan deposit ratio. Kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan kontra prestasi berupa bunga (Sinungan, 1993:3). UU Republik Indonesia no 7 tahun 1992 tentang perbankan memberi definisi kredit sebagai penyadiaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetjuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi uangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Pengelolaan aktiva dan pasiva suatu bank merupakan sesuatu yang tidak dapat berjalan sendiri-sediri. Pengelolaan aktiva suatu bank selal memperhatikan karakteristik penghimpunan dana dari pada sisi pasiva dan
27
berlaku juga sebaliknya. Mengingat sangat kompleksnya pengelolaan aktiva dan pasiva suatu bank dan tentu saja melibatkan berbagai macam bagian dari suatu bank, kegiatan ini biasanya dilaksanakan oleh suatu badan di dalam bank yang terdiri dari wakil-wakil berbagai bagian dalam bank Assetliability committee atau Alco merupakan suatu bentuk komite atau badan yang melaksanakan tugas tersebut (sinaungan,1993). Pemberian kredit dan penerimaan simpanan baik berupa giro, deposito maupun tabungan merupakan tulang punggung kegiatan bank, karena sesuai dengan definisi bank menurut UU Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Loan Deposit Ratio merupakan salah satu faktor yang harus dinilai dalam kesehatan bank. Batasan yang diberikan oleh pemerintah melalui BI adalah LDR ≥ 110% nilainya 0 sedangkan jika LDR < 110% nilainya 5. tujuan pemerintah memberikan batasan ini agar bank tidak berlebihan dalam
memberikan
kredit,
karena
kredit
yang
berlebihan
akan
mengganggu likuiditas bank dan besar kemungkinan akan terjadi hambatan dalam pembayaran kewajiban jangka pendek. Misal suatu saat pihak ketiga (pihak penyimpan) baik itu simpanan giro, deposito atupun tabunganakan menarik dananya, uang kas tidak mencukupi karena dana telah terealisasi menjadi kredit/piutang/loan. Hal semacam ini bisa
28
berakibat pada sikap kurang percaya masyarakat terhadap bank dan sebagai dampaknya masyarakat enggan berhubungan dengan bank. Sudah barang tetu hal tersebut berdampak negatif terhadap bank karena pendapatan/profit bank akan berkurang. Pada sisi lain kekhawatiran bahwa tinggi atau besarnya kredit/piutang/loan, mengisyaratkan pula bahwa ada kredit macet yang cukup besar. Oleh karena itu, dengan kelemahan loan deposit ratio yang terlalu tinggi maka pada akhirnya kelemahan tersebut akan berakibat terhadap penurunan profitabilitas ROA (Margo, 1998). Selain pengaruhnya terhadap ROA, Djoko Retnadi,Eko B. Supriyanto dalam bukunya yang berjudul Memilih bank yang sehat: kenali kinerja dan pelayanannya menyebutkan juga bahwa ada pola hubungan yang teratur antara LDR terhadap CAR, bahwa dengan semakin besar LDR sebuah bank, maka CAR bank tersebut akan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena dana yang ada pada bank lebih banyak digunakan untuk penyaluran kredit, sehingga modal bank menjadi menurun dimana hal ini secara tidak langsung juga akan mempengaruhi laba suatu bank.
9. Manajemen Permodalan Modal dapat didefinisikan sebagai sejumlah dana yang ditanamkan ke dalam suatu perusahaan oleh para pemiliknya untuk pembentukan suatu badan usaha, dan dalam perkembangannya modal tersebut dapat susut karena kerugian ataupun berkembang karena keuntungan yang diperoleh (Mulyono, 1994:227 dalam Margo Mulyo, 1998). Komponen modal bank
29
meliputi modal yang disetor oleh pemiliknya ditambah cadangan umum dan cadangan lainya serta ditambah lagi sisa laba/rugi tahun-tahun yang lalu maupun tahun yang berjalan. Sementara fungsi modal adalah: a. Untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian yang tidak dapat dihindarkan. b. Sebagai sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas-batas tertentu. c. Sebagai alat pengukur besar-kecilnya kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang saham. d. Dengan modal yang cukup memungkinkan bagi manajemen bank untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi seerti yang dikehendaki oleh para pemegang saham. Modal merupakan faktor yang amat penting bagi perkrmbangan dan kemajuan bank serta upaya untuk tetep menjaga kepercayaan masyarakat. Modal merupakan faktor kunci bagi sebuah bank agar dapat dikatakan sebagai bank yang sehat. Berbagai pihak yang sangat berkepentingan terhadap keberadaan modal yaitu pihak yang sangat berkepentingan terhadap keberadaan modal yaitu pihak pemegang saham misalnya keberadaan modal yang cukup akan memberikan keuntungan yang maksimal. Sedangkan bagi masyarakat posisi modal yang cukup akan memberikan rasa aman karena dana masyarakat yang tersimpan di bank di back up dengan modal yang kuat. Semakin besar modal maka resiko akan semakin kecil bagi pemerintah, modal yang cukup akan mendukung iklim
30
ekonomi yang kodusif bagi pembangun. Tugas yang dilakukan oleh bank berkaitan dengan modal adalah strategi penempatan modal. Bagaimana suatu bank mengoperasikan modal dengan hasil yang optimal dan resiko sekecil mungkin dan bagaimana mempertahankan posisi capital yang tinggi serta selektif terhadap pemberian kredit karena kerugian akibat pengelolaan kredit yang salah akan menyerap modal (Mulyono, 1998:143144). Manajemen permodalan meliputi capital adequacy ratio atau capital asset ratio dan loan deposit ratio, BI menetapkan standar penilaian permodalan dengan menggunakan capital adequacy ratio (CAR). CAR mengukur kemampuan permodalan yang ada serta menutup kemungkinan kerugian dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Semakin besar ketentuan minimum CAR yang ditetapkan oleh BI maka semakin besar pula modal yang harus disediakan oleh bank. Alat untuk mengetahui kecukupan modal antara lain capiatal adequacy ratio dan capital asset ratio (Mulyono, 1999:118-120 dalam Margo Mulyo, 2003).
Equity Capital Capital Adequacy Ratio =
x 100% Total Loans + Securities Equity Capital
Capital Asset Ratio =
x 100% Total Asset
31
Tujuan utama analisis dalam menggunakan rumus permodalan ini adalah: a. Apakah permodalan bank yang ada telah mencukupi untuk mendukung kegiatan bank secara efisien b. Apakah permodalan bank akan mampu untuk menutupi kerugiankerugian yang tidak dapat dihindarkan c. Apakah kekayaan bank (kekayaan pemegang saham) semakin besar atau semakin kecil. Pemerintah mengharapkan bank mempunyai CAR yang cukup. Hal ini mengisyaratkan bahwa pemberian kredit/loan dan penurunan asset oleh bank masih dapat ditutup oleh equity capital yang tersedia, dimana bank harus ditunjang oleh struktur permodalan yang kuat. Hal ini juga mempengaruhi pada meningkatnya likuiditas minimum Cash Ratio, karena dengan modal yang kuat, maka likuiditas minimum sebuah bank juga akan semakin baik. Modal bank merupakan manifestasi dan keinginan para pemegang saham untuk berperan dalam bisnis perbankan. Modal bank digunkan untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat amat penting bagi bank karena dengan rasa percaya masyarakat berhubungan dengan bank, baik untuk menyimpan, memperoleh kredit maupun dalam bidang usaha bank yang lain. Dampak dari sikap positif masyarakat tersebut akan meningkatkan pendapatan bank yang kemudian bermuara pada meningkatnya return on asset (Margo, 1998).
32
C. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini berbeda dengan penalitian terdahulu yang dilakukan oleh : 1. Margo Mulyono dan Nurdin Kaimiddin yang berjudul Pengaruh Cash Ratio, Loan Deposit Ratio dan Capital Asset Ratio terhadap Profitabilitas Bank Go Public di Indonesia Periode Amatan Th. 1995 s/d 1998. Penelitian terdahulu menggunakan metode penelitian regresi linear berganda dan menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu, Cash Ratio dan Loan Deposit ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Return On Asset, Capital Asset Ratio memiliki pengaruh positif yang signifikan dengan Return On Asset dimana ketika Capital Asset Ratio positif Return On Asset juga positif namun manakala Capital Asset Ratio negatif d tahun 1998 maka Return On Asset juga negatif , dan indikasi bahwa baik Cash Ratio maupun Loan Deposit Ratio memiliki kecenderungan negatif dengan Return On Asset disebabkan karena nilai Cash Ratio dan Loan Deposit Ratio yang berkembang positif dari tahun ke tahun diikuti dengan negatifnya nilai Return On Asset pada tahun 1998.
33
2. Latifah Setiyawati yang berjudul PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP HARGA SAHAM
PADA
TERDAFTAR
PERUSAHAAN
PERBANKAN
YANG
DI BURSA EFEK JAKARTA periode amatan
tahun 2001-2005. Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian regresi kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut: 1. Rata-rata LDR bank selama 2001 -2005 adalah sebesar 44,46 %. Rata-rata LDR tertinggi dimiliki oleh Bank NISP yaitu sebesar 71,76 % dan rata-rata LDR terendah dimiliki
oleh
Bank Lippo yaitu sebesar 19,22 %. Secara keseluruhan LDR semua bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang menetapkan batas aman LDR adalah sebesar 110%. 2. Rata-rata CAR bank selama tahun 2001 – 2005 adalah 18 %, yang berarti secara umum telah sesuai
dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh BI yaitu tidak kurang dari 8 %. Bank Lippo merupakan bank dengan rata-rata CAR tertinggi yaitu sebesar 40 %, sedangkan rata-rata CAR terendah dimiliki oleh Bank Permata yaitu sebesar 6 %. 3. Rata-rata ROA bank selama tahun 2001 – 2005 sebesar 1,15 % dengan tingkat ROA tertinggi dimiliki oleh Bank Danamon yaitu sebesar 2,67 %. Rata-rata ROA terendah
34
dimiliki oleh Bank BII yaitu sebesar 1,68 %. Secara Keseluruhan Tingkat ROA bank masuk kategori cukup sehat. 4. Rata-rata harga saham relatif bank selama tahun 2001 – 2005 naik sebesar 0,10 % dengan rata-rata terendah dimiliki oleh Bank Internasional Indonesia yaitu turun sebesar 0,48 %, dan rata-rata tertinggi dimiliki oleh Bank Pan Indonesia dengan kenaikan sebesar 1,84 %. 5. Secara simultan terdapat pengaruh antara loan to deposit ratio (LDR), capital adequacy ratio (CAR), dan return on assets (ROA) terhadap harga saham perusahaan perbankan, yaitu sebesar 19 %, sedangkan secara parsial hanya variabel CAR dan
ROA
yang
berpengaruh
terhadap
harga
saham
perusahaan perbankan yatu sebesar 11,70 % dan 11,69 %. 6. Dari variabel loan to deposit ratio (LDR), capital adequacy ratio (CAR), dan return on assets (ROA), CAR merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap harga saham perbankan yaitu sebesar 11,70 %. 7. Non signifikansi variabel LDR, kemungkinan disebabkan investor tidak menggunakan variabel
LDR sebagai dasar
pertimbangan pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual sahamnya karena investor di bursa efek biasanya lebih menyukai return berupa capital gain daripada dividend.
35
3. Heri Sutadanu, yang berjudul Pengaruh Loan to Deposit Ratio dan Capital Adequacy Ratio terhadap Return On Asset Bank, pada penelitian ini yang menjadi variabel independen hanya Loan to Deposit Ratio dan Capital Adequacy Ratio, dengan menggunakan analisis statistik parametrik yakni analisis statistik regresi multipel dan korelasi multipel. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahunan sebagai data dari 9 bank davisa selama tahun 2000-2003 sebagai sampel penelitian. 4. Donnie Bayu Pranoto dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh Cash Ratio, Loan Deposit Ratio Dan Capital Asset Ratio Terhadap Profitabilitas Bank Go Public Di Indonesia Periode Tahun 2005 – 2007, menyebutkan bahwa dari hasil analisis secara parsial dengan menggunakan metode regresi linier berganda metode entered menunjukkan bahwa Cash Ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap Return on Asset. Loan Deposit Ratio secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Return on Asset. Selanjutnya, pada sisi permodalan yang diukur dengan Capital Asset Ratio menunjukkan pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap Return on Asset 5. Kyriaki Kosmidoua, Constantin Zopounidisb yang berjudul Measurement Of Bank Performance In Greece (Pengukuran Kinerja Bank Di Yunani), penelitian ini menggunakan 11 rasio keuangan dan dalam studi ini metode multi-kriteria Promethee
36
digunakan untuk mengevaluasi kinerja bank komersial dan bank koperasi di Yunani. Metode Promethee dianggap sebagai perpanjangan dari sistem penilaian CAMEL, yang secara luas digunakan dalam penilaian kinerja perbankan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bank-bank komersial cenderung untuk meningkatkan account, untuk menarik lebih banyak pelanggan dan memperbaiki indeks financial mereka sehingga menjadi lebih kompetitif dan memaksimalkan keuntungan mereka. Dalam pandanga kedua perbankan, bank-bank komersial cenderung untuk memperbaiki kinerja dan nilai risiko keuangan agar lebih kompetitif di antara lembaga perbankan Eropa. Mengenai bank koperasi di Yunani, kesimpulan tidak begitu seragam, karena ada bank yang meningkatkan keuntungan dan pasar saham, sementara yang lain melaporkan indeks keuangan memburuk. Akhirnya, sebuah analisis komparatif Yunani dan Eropa terhadap bank komersial dan koperasi memerlukan penelitian lebih lanjut. Dalam pandangan globalisasi pasar dan reformasi lingkungan keuangan yang telah dibuat, sebuah studi dari Yunani dan Sistem efisiensi bank Eropa yang didasarkan pada keuangan, pasar saham dan melakukan kriteria strategis. 6. Dalam penelitiannya yang berjudul Operating Performance Of The Banking Industry: An Empirical Investigation Of The South Eastern European Region, Christos Staikouras, Emmanuel
37
Mamatzaki, Anastasia Koutsomanoli-Filippaki, mengkaji kinerja operasi
industri
perbankan
Selatan
Eropa
Timur
(SEE) selama periode 1998-2003. Untuk tujuan ini, kami menyelidiki empiris hubungan antara biaya operasi dan bank, pasar dan negara karakterisitik tertentu. Kinerja operasi secara positif berkaitan dengan kualitas pinjaman dan ukuran asset atau pangsa pasar bank, dan terkait negative dengan likuiditas, kredit dan usia. Penelitian ini menggunakan analisis regresi dan menghasilkan kesimpulan bahwa biaya operasional telah menurun di semua sektor perbankan selama periode amatan 1998-2003, kecuali untuk FYR Macedonia dan Serbia Montenegro karena kedua negara tersebut
menggunakan
pendekatan
khusus
untuk
selalu
memperbaiki kinerja operasi sector perbankannya dari waktu ke waktu.
Bagaimanapun,
biaya
operasional
dan
komponen-
komponennya masih sangat tingi apabila dibandingkan dengan bank-bank mitra Eropa lainnya.
D. Kerangka Pemikiran Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh Cash Ratio, Loan Deposit Ratio dan Capital Asset Ratio terhadap Return On Asset pada perusahaan sektor perbankan d Bursa Efek Indonesia, baik secara individual maupun secara bersama-sama pengaruhnya terhadap ROA setelah menelusuri konsep, teori dan fenomena masalah bahwa dalam perhitungan cash ratio, loan deposit
38
ratio dan capital asset ratio, berarti antara variabel independen terdapat korelasi sehingga pada penelitian ini digunakan pendekatan analisis jalur. Paradigma penelitian ini diilustrasikan pada gambar berikut ini : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Rx1x2
CAPITAL ASSET RATIO ( X2 )
rx1x3 rx2x3
εi
CASH RATIO ( X1 )
LOAN DEPOSIT RATIO ( X3)
Pyx1 Pyx2
Pyε RETURN ON ASSET (Y)
Pyx3
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari seragkaian masalah yang ditetapkan (Abdul Hamid,2007:22). Gambar 2.1 diatas merupakan model analisis jalur yang perhitungannya dilakukan dengan program SPSS 15.0. dengan analisis jalur ini akan diketahui baik pengaruh langsung maupun tidak langsung variabel bebas terhadap variabel terikat.
39
I. Hipotesis Hipotesa merupakan dugaan sementara yang disusun oleh peneliti dan akan diuji kebenarannya melalui penelitan yang dilakukan. Perumusan hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Hipotesis 1 Ho
: CR, LDR dan CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA
Ha
: CR, LDR dan CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA
Hipotesis 2 Ho
: CR tidak berpengruh signifikan terhadap ROA
Ha
: CR berpengruh signifikan terhadap ROA
Hipotesis 3 Ho
: LDR tidak berpengruh signifikan terhadap ROA
Ha
: LDR berpengruh signifikan terhadap ROA
Hipotesis 4 Ho
: CAR tidak berpengruh signifikan terhadap ROA
Ha
: CAR berpengruh signifikan terhadap ROA
40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian bersifat studi kasus dengan cara mengumpulkan, mempelajari, menganalisis dan mengintegrasikan variabel-variabel dari hasil publikasi Laporan Keuangan Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian dan diolah berdasarkan kriteria-kriteria pengambilan sampel yang ditentukan peneliti. Objek penelitian terbatas pada perusahaan perbankkan go-publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tersedianya laporan keuangan selama periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Adapun variabel bebas yang digunakan untuk menganaisis pengaruh tersebut adalah rasio likuiditas (cash ratio, loan deposit ratio) dan rasio permodalan (Capital Asset Ratio) sedangkan variabel terikatnya adalah rasio profitabilitas yang dalam penelitian ini hanya menggunakan renturn on asset. B. Metode Penentuan Sampel Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempnyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti supaya dapat dipelajari dan ditarik suatu kesimpulan (Sugiono, 2009:80). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
41
Sampel adalah bagia dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2009:81). Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling, dimana pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. Kriteria-kriteria yang harus dipenuhi sampel adalah sebagai berikut ini: 1. Perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Mengeluarkan laporan keuangan yang lengkap selama 2006-2008 berturutturut. 3. Tidak melakukan merger/akuisisi selama periode amatan.
C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk jadi dan dipublikasikan. Data-data diperoleh dari pusat referensi pasar modal (PRPM) di Bursa Efek Jakarta. Data tersebut adalah laporan keuangan sektor perbankkan selama periode penelitian yaitu dari tahun 2006 sampai dengan 2008. c. Riset kepustakaan Riset kepustakaan adalah melaksanakan studi kepustakaan dengan teknik pengumpulan data yang dilengkapi dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.
42
D. Metode Analisis Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tahap – tahap sebagai berikut : 1. Analisis jalur (Path Analysis) Analisa dalam penelitian ini menggunakan metode analisis jalur atau Path Analysis. Pengertian analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kasualitas antar variable (model kasual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Imam Ghozali, 2005:160). Menurut Robert D. Retherford, 1993 dalam Novi, 2009) analisis jalur ialah suatu tekhnik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variable bebasnya mempengaruhi variable tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan esimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipoteka dalam seperangkat variabel. (Pail Webley 1997 dalam Novi, 2009). Analisis jalur dipilih sebagai tekhnik analisis dalam penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui akibat langsung dan tidak langsung dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen yang diteliti.
43
Analisis jalur dikembangkan oleh Sewal Wright pada tahun 1934 (Ridwan, engkos: 17) dengan tujuan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung secara relatif dinyatakan oleh besaran numerik koefisien jalur (Path Analysis). Model path analysis yang dibicarakan adalah pola hubungan sebab akibat atau “a set of hypothesized casual asymmetric relation among the variables”. Oleh sebab itu rumusan masalah penelitian dalam kerangkan path analysis berkisar pada: •
Apakah variabel eksogen (X1, X2, …, Xk) berpengaruh terhadap variabel endogen Y?
•
Berapa besar pengaruh kausal langsung, kausal total maupun simultan seperankat variabel eksogen (X1, X2, …, Xk) terhadap variabel endogen Y? Analisis jalur merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis
regresi berganda dan bivariat. Analisis jalur ingin menguji persamaan regresi yang melibatkan beberapa variabel exogen dan endogen sekaligus sehingga
memungkinkan
pengujian
terhadap
variabel
mediating/intervening atau variabel antara. Disamping itu analisis jalur juga dapat mengukur hubungan langsung antara variabel dalam model maupun hubungan tidak langsung antara variabel dalam model.
44
Adapun langkah-langkah umum yang lazim digunakan dalam analisis jalur adalah sebagai berikut (engkos,2007): 1) Menggambarkan Diagram Jalur. Diagram Jalur mencerminkan hipotesis konseptual sehingga memperjelas posisi variabel penyebab dan variabel akibat yang menjadi objek penelitian. Persamaan umumnya adalah : PyX = PyxX+ε. 2) Menghitung korelasi antar variabel X1, X2, ...., Xn dan Y. 3) Menghitung matriks korelasi antar variabel eksogen. 4) Menghitung matriks invers dari matrik korelasi antar variabel eksogen 5) Menghitung koefisien jalur dengan rumus :
Pyxi =
n
∑ CR r j =1
ij yxj
6) Menghitung koefisien determinasi total X1, X2, ...., Xn terhadap variabel Y dengan Rumus :
R2 yx1 ..... xn =
n
∑P
yxi
r yxi
i =1
7) Menghitung koefisien jalur variabel luar (Pyε) terhadap Y dengan rumus. Pyε = 1 − R 2
yxi
45
Setelah dihitung koefisien jalurnya, langkah selanjutnya adalah menguji kebermaknaan atau keberartian koefisien jalur tersebut. Meperhatikan berbagai karakteristik setiap variabe penelitian yang diuji, maka terdapat dua tahapan pengujian dalam analisis jalur, yaitu pengujian secara keseluruhan dan pengujian individual (engkos, 2007), dengan rincian sebagai berikut : 1) Pengujian
sinifikansi
pengaruh
dilakukan
dengan
menggunakan uji t, dengan proses sebagai berikut : H0 : ρYXi = 0 H1 : ρYXi ≠ 0 Dimana I = 1, 2, …, n Statisitik uji individual yang dipergunakan adalah : ti =
Pyxi [1 − R 2 y ( x1 , x 2 ,..., x n )]CRii (n − k − 1)
i= 1, 2,…n
2) Perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut : Pengaruh langsung : Y
Xi
Y : (Pyxi)(pyxi) x 100%
Pengaruh tidak langusng : Y
Xi
Ω Hj Y :
(pyxi) (rxjxi) (Pyxi) x 100%.
46
E. Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasi Variabel Penelitian ini merupakan bagian yang paling penting dalam bab ini, karena menjelaskan pengertian serta cara mengukur dari masing-masing variabel. Definisi operasi varabel dalam penelitian ini meliputi, definisi variabel independen dan dependen. Tabel 3.1 Nama Variabel
Konsep Variabel
Skala Data Rasio
Return on asset Aktiva Lancar Kewajiban lancar
Cash ratio
Rasio
Loan deposit ratio
Rasio
Capital asset ratio
Rasio
•
Variabel Dependen
Ada berbagai cara untuk mengukur profitabilitas, tetapi dalam penelitian ini menggunakan ROA mengacu pada surat edaran BI No. 26/5/BPPP perihal tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum, mengemukakan bahwa untuk mengukur kesehatan bank dari sudut rentabilitas salah satunya adalah dengan melihat posisi Return On Asset ( Margo Mulyono, 1998). Net profit after tax ROA =
x 100 % Total Asset
47
ROA merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan perusahaan (Syamsuddin, 1995:63 dalam Margo Mulyo, 2003) •
Variabel Independen a. Cash Ratio
Cash Ratio adalah alat pengukuran likuiditas minimum yang wajib dipelihara oleh setiap bank. Cash ratio merupakan perbandingan antara alat-alat likuid yang dukuasai bank, dengan kewajiban yang segera bagdibayar (margo, 1998). Alat-alat likuid yang dikuasai Cash ratio =
x 100% Kewajiban-kewajiban segera dapat dibayar
Alat-alat likuid yang dikuasai bank adalah bagian dari kekayaan bank (aktiva) yang berbentuk uang tunai (cash). Komponen-komponen alat likuid untuk semua jenis bank adalah sama, yaitu saldo kas dan saldo rekening pada BI. Untuk memperhitungkan cash ratio, hanya dua pos diatas saja yang dianggap sebagai alat-alat likuid. b. Loan Deposit Ratio
Loan deposit Ratio/banking ratio adalah perbandingan antara kredit dan simpanan (Sinanungan, 1993): Total Loans LDR =
X 100% Total Deposit
48
Di negara berkembang seperti Indonesia kegiatan memberikan pinjaman (loan) sangat vital dalam mencapai tujuan perusahaan bank yaitu memperoleh profit optimal. Loanable funds yaitu bagian dari dana-dana yang dapat digunakan untuk memberikan pinjaman atau dana-dana yang dapat dijadikan kredit. Tidak semua dana digunakan untuk perkreditan karena bank masih harus menyediakan sejumlah uang dari dana-dana tersebut sebagai cadangan yang dipergunakan untuk pembayaran, apabila sewaktu-sewaktu pihak ketiga menarik simpanannya. Oleh karena itu, besarnya Loanable Fund sangat bergantung pada ketetapan likuiditas minimum/cash ratio. Jika BI menetapkan cash ratio kecil maka pihak bank mempunyai loanable yang besar, begitu pula sebaliknya. c. Capital Asset Ratio
Manajemen permodalan meliputi capital adequacy ratio atau capital asset ratio dan loan deposit ratio, BI menetapkan standar penilaian permodalan dengan menggunakan capital adequacy ratio (CAR). CAR mengukur kemampuan permodalan yang ada serta menutup kemungkinan kerugian dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Semakin besar ketentuan minimum CAR yang ditetapkan oleh BI maka semakin besar pula modal yang harus disediakan oleh bank.
49
Alat untuk mengetahui kecukupan modal antara lain capiatal adequacy ratio dan capital asset ratio (Mulyono, 1999:118-120 dalam Margo Mulyo, 2003). Equity Capital Capital Adequacy Ratio =
x 100% Total Loans + Securities
Equity Capital Capital Asset Ratio =
x 100% Total Asset
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Profitabilitas
Profitabilitas atau disebut dengan rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut (Riyanto,2001:35). Profitabilitas diukur dengan ROA yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya,2003:120). ROA adalah rasio yang digunakan mengukur kemampuan bank menghasilkan keuntungan
secara
relatif
dibandingkan
dengan
total
asetnya
(Santoso,2000:32) atau ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset perusahaan. Dan menurut Munawir (2001:65), profitabilitas ialah keefektifan operasi serta derajat keuangan suatu perusahaan. ROA mencoba mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh dana, yang sering disebut dengan hasil pengembalian atas investasi (Return On Investment, ROI). Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan. Rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber-sumber modal bank (Siamat,1993:50). ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas
51
profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas bank adalah kemampuan bank untuk menghasilkan laba tertentu dengan menggunakan aktiva yang tertentu pula. Profitabilitas diukur dengan rasio antara laba bersih dengan total aktiva yang digunakan. Dan dalam penelitian ini profitabilitas yang akan diukur adalah profitabilitas perbankan yang mencerminkan tingkat efisiensi usaha perbankan. Biasanya apabila profitabilitas tinggi akan mencerminkan laba yang tinggi dan ini akan mempengaruhi harga saham bank tersebut. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin
baik
pula
posisi
bank
dari
segi
penggunaan
asset
(Dendawijaya,2003:120). Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank, terdapat perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia.
Secara
teoritis,
laba
yang
diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak. Bank Indonesia tidak memberlakukan ketentuan yang ketat terhadap rasio ini, sepanjang suatu bank tidak mengalami kerugian atau tidak ada tanda-tanda atau kecenderungan untuk mengalami kerugian di masa yang akan datang, maka bagi Bank Sentral hal tersebut cukup dapat dipahami (Susilo,2000:32).
52
Beberapa indikator untuk menentukan profitabilitas menurut Susilo (2000:32) adalah: (1) ROA, adalah perbandingan antara keuntungan dengan nilai total asetnya, dan (2) Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara keuntungan yang diperoleh bank dengan total modal sendiri. Menurut Muljono dalam Enderayanti (2005:29) perubahan rasio ROA ini dapat dikarenakan sebab antara lain (1) lebih banyak asset yang digunakan, hingga membuat operating income dalam skala yang lebih besar, (2) adanya kemampuan manajemen untuk mengalihkan portofolio / surat berharga ke jenis yang menghasilkan income yang lebih tinggi, (3) adanya kenaikan tingkat bunga secara umum, dan (4) adanya pemanfaatan aset-aset yang semula tidak poduktif menjadi aset produktif. Sedangkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui tingkat profitabilitas adalah (a) masyarakat, (b) pemegang saham, (c) perpajakan, (d) pemerintah, (e) karyawan dan (f) manajemen bank. Masyarakat berkepentingan untuk mengetahui tingkat profitabilitas bank karena bank merupakan suatu lembaga keuangan yang dipercayakan masyarakat untuk menyimpan dananya dan terjamin akan kerahasiaannya. Oleh karena itu, dalam rangka melindungi kepentingan para peminjam dana di suatu bank, maka pemerintah melalui Bank Indonesia mewajibkan setiap bank untuk mengumumkan perhitungan laba ruginya di media cetak. Dengan diumumkannya neraca dan laporan keuangan lainnya di media cetak secara meluas, maka bonafiditas dari bank-bank yang bersangkutan dapat diketahui dengan mudah, hingga dengan demikian seorang calon debitur akan memilih
53
bank mana yang akan membiayai proyeknya. Begitu juga bagi seseorang yang akan melaksanakan transaksi dengan luar negeri akan dapat memilih bank yang tepat. Dari laba / rugi yang diumumkan dengan dihubungkan dengan pos-pos neraca (pasiva dan aktiva), masyarakat umum juga akan mampu membuat perhitungan secara kasar tentang tingkat efisiensi bank yang bersangkutan dalam melaksanakan kegiatannya. Untuk kepentingan pemegang saham, sebagian bank-bank di Indonesia pada saat ini dimiliki oleh kelompok yang terbatas antara lain pemerintah pusat, pemerintah daerah dan sekelompok individu pengusaha dan setelah itu segelintir bank yang go public. Sehingga kepentingan para pemilik disini belum dapat diukur dengan jumlah deviden yang akan ia terima dari sahamsaham yang dimilikinya, tetapi penilaiannya banyak terbatas apakan manajemen yang mengelola bank-bank tersebut telah sukses atau tidak. Jika dianggap tidak memuaskan maka ada kemungkinan manajemen yang ada akan segera diganti dan sebaliknya ini biasanya terjadi pada bank-bank pemerintah. Sedangkan bank-bank yang sahamnya dimiliki oleh lembaga atau individu swasta tentu penilaiannya akan lebih ditekankan pada kemampuan manajemen dalam mengembangkan modalnya untuk memperoleh laba yang rasional dan kemampuan manajemen bank yang bersangkutan dalam mendukung perkembangan group-group usahanya, serta pencapaian tujuantujuan tertentu yang telah digariskan oleh pimpinan dari group yang bersangkutan.
54
Tingkat profitabilitas bagi kepentingan perpajakan dimaksudkan agar dengan mempelajari laporan-laporan keuangan yang telah diumumkan maka pihak pajak akan dapat lebih mudah menjalankan tugasnya dalam menetapkan besarnya pajak perseroan bagi bank yang bersangkutan. Pemerintah juga berkepentingan untuk mengetahui tingkat profitabilitas bank karena pemerintah menganggap bank sebagai kesatuan usaha yang vital dengan tugas untuk membantu mengatur kegiatan perekonomian negara pada umumnya dan kegiatan moneter pada khususnya. Bank-bank terutama bank pemerintah merupakan alat untuk melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang moneter. Mengingat kedudukannya strategis tidaklah mengherankan apabila Bank Indonesia merasa perlu mengadakan pengawasan dan pembinaan yang intensif terhadap bank-bank pemerintah maupun swasta dalam hal penentuan CAR atau rasio kecukupan modal yang harus dipenuhi oleh setiap bank. Karyawan juga berkepentingan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu bank. Para karyawan tentu sangat berkepentingan untuk mengetahui posisi dan kondisi keuangan dimana ia bekerja, karena dengan mengetahui perkembangan keuangan perusahaaan para karyawan juga berkepentingan terhadap penghasilan yang diterimanya maupun pembagian laba atau bonus yang akan diterimanya tiap akhir tahun apakah sudah sepadan dengan pengorbanan yang diberikan kepada bank dimana ia bekerja. Bank sebagai perusahaan jasa memang selayaknya kesejahteraan karyawan harus mendapatkan perhatian yang lebih, mengingat para karyawan tersebut merupakan faktor produksi yang utama.
55
Untuk kepentingan manajemen bank sendiri yaitu dalam mengelola bank yang bersangkutan, para pejabat bank perlu mengatur posisi likuiditasnya. Berapa besar tingkat likuiditas yang perlu dipertahankan agar tetap bisa beroperasi dan dapat mempertahankan tingkat profitabilitasnya. Di samping itu, untuk mengatur semaksimal mungkin pemanfaatan earning asset-nya, serta mengatur apakah permodalan yang diperlukan telah memadai atau tidak. B. Analisis dan Pembahasan 1.
Analisa Profitabilitas
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA). Alasan penulis memilih ROA karena ROA merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan perusahaan (syansuddin, 1995:63). Adapun data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cash Ratio (CR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Capital Asset Ratio (CAR). Adapun data yang diikutkan dalam penelitian ini adalah bank yang selalu melaporkan laporan keuangannya dan tertera namanya di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun pengamatan, yaitu 2006 sampai 2008, yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
56
Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Selama Tiga Tahun di Bursa Efek Indonesia (2006-2008) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Bank Arta Graha Bank Central Asia Bank Internasional Indonesia Bank Negara Indonesia Bank Rakyat Indonesia BUKOPIN Bumi Artha Bumiputera Century Danamon Eksklu Inter Himpunan Saudara Kesewan Mandiri Mayapada Mega Nusantara Parahyangan Pan Indo Permata Swadesi Victoria Inter
www.jsx.co.id 2.
Deskriptif Variabel
Berdasarkan hasil perhitungan, dapatdijelaskan variabel-variabel yangterdapat pada model regresi berganda seperti pada tabel berikut. Tabel 4.2 Nilai Rata-rata ROA, CR, LDR, CAR Periode 2006-2008
Tahun 2006 2007 2008
MEAN CR 10,881 11,169 8,814
LDR 81,8 77,5 67,7
CAR 58,3 53,8 37,5
ROA 0,405 0,579 0,147
57
A. Variabel Dependen (ROA)
ROA merupakan rasio profitabilitas yang mencerminkan tingkat keuntungan suatu bank . Berdasarkan tabel 4.2 diatas yang diperoleh dari pengumpulan data tahunan periode 2006-2008, nilai rata-rata ROA tahun2006 adalah 0.405 persen, sedangkan untuk tahun 2007 naik menjadi 0.579 persen, dan 0.147persen pada 2008. B. Variabel Independen 1.
Likuiditas Minimum (CR)
Cash Ratio adalah alat pengukuran likuiditas minimum yang wajib dipelihara oleh setiap bank. Berdasarkan tabel 4.2 diatas yang diperoleh dari pengumpulan data tahunan periode 2006-2008, nilai rata-rata CR tahun 2006 adalah 10.881 persen, sedangkan untuk tahun 2007 naik menjadi 11.169 persen, dan 8.814 persen pada 2008. 2.
Perbandingan kredit dan simpanan (LDR)
Berdasarkan tabel 4.2 diatas yang diperoleh dari pengumpulan data tahunan periode 2006-2008, nilai rata-rata LDR tahun 2006 adalah 81.8 persen, sedangkan untuk tahun 2007 menjadi 77.5 persen, dan 67.7 persen pada 2008.
58
3.
Permodalan (CAR)
Modal merupakan faktor yang amat penting bagi perkrmbangan dan kemajuan bank serta upaya untuk tetep menjaga kepercayaan masyarakat. Modal merupakan faktor kunci bagi sebuah bank agar dapat dikatakan sebagai bank yang sehat. Berdasarkan tabel 4.2 diatas yang diperoleh dari pengumpulan data tahunan periode 2006-2008, nilai rata-rata CAR tahun 2006 adalah 58.3 persen, sedangkan untuk tahun 2007 turun menjadi 53.8 persen, dan 37.5 persen pada 2008. C. Pengujian Statistik a. Pengujian koefisien determinasi (R2)
Tabel 4.3 Model Summary
Model
R .673a
1
R Square .453
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .426
.5101534
a. Predictors: (Constant), Capital Asset Ratio, Cash Ratio, Load Deposit Ratio
Berdasarakan tabel Model Summary dapat disimpulkan bahwa : 1).
Nilai koefisien korelasi kekuatan hubungan antara variable Cash Ratio (X1), variable LDR (X2), dan variable CAR (X3) terhadap variable ROA (Y) adalah sebesar 0,673. Hal ini berarti bahwa kekuatan hubungan antara variable variable Cash Ratio (X1),
59
variable LDR (X2), dan variable CAR (X3) terhadap variable ROA (Y) adalah sangat kuat. 2).
Nilai koefisien determinasi atau nilai R square digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variable independen terhadap variable dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi antara variable Cash Ratio (X1), variable LDR (X2), dan variable CAR (X3) terhadap variable ROA (Y) adalah sebesar adalah sebesar 0,453 atau 45,3%. Hal ini berarti bahwa variable ROA (Y) dapat dijelaskan oleh variable Cash Ratio (X1), variable LDR (X2), dan variable CAR (X3) terhadap variable ROA (Y) adalah sebesar 42,6% selebihnya 54,7% (100% - 45,3%= 54,7%) berasal dari variable lain atau faktor lain yang tidak diteliti dalam model regresi ini.
b.
Pengaruh variable CR, LDR dan CAR terhadap ROA (Uji F)
Tabel 4.4 UJI F ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
12.741
3
4.247
Residual
15.355
59
.260
Total
28.096
62
F 16.319
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Capital Asset Ratio, Cash Ratio, Load Deposit Ratio b. Dependent Variable: Profitabilitas
60
F-test atau Uji simultan bertujuan untuk
mengetahui pengaruh
secara bersama-sama antara variable independen terhadap variable dependen. Jika Fhitung > Ftabel, maka ada pengaruh secara bersama-sama antara antara variable independen terhadap variable dependen. Ftabel dihitung dengan cara
df1=k-1, df2=n-k, k adalah jumlah variable
dependen dan independen. Berdasarkan table Anova di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah sebesar 16,319 > Ftabel adalah 2,76 (df1 = 4-1 = 3, df2 = 63-4 = 59) dan nilai signifikan 0,000 < α= 0,05 . Karena Fhitung 16,319 > Ftabel 2,76 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, Hal ini berarti bahwa antara variable Cash Ratio (X1), variable LDR (X2), dan variable CAR (X3) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable ROA (Y). c.
Pengaruh variable CR, LDR dan CAR terhadap ROA (Uji t)
Tabel 4.5 UJI t Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
-.761
.261
Cash Ratio
.089
.022
Load Deposit Ratio
.125
Capital Asset Ratio
.053
Coefficients Beta
t
Sig.
-2.913
.005
.434
4.020
.000
.309
.048
.403
.688
.018
.346
2.991
.004
a. Dependent Variable: Profitabilitas
61
t-test atau Uji parsial bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variable independen secara individual (parsial) terhadap varaiabel dependen. Dimana ttabel dihitung dengan cara df = n-k, k adalah jumlah variable independen. Df =63 - 4 = 59, ttabel = 2,00. Berdasarkan table Coefficients di atas menunjukan bahwa : a.
Nilai thitung variable Cash Ratio (X1) adalah 4,020 > nilai ttabel = 2,00 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variable Cash Ratio (X1) berpengaruh terhadap variable ROA (Y).
b.
Nilai thitung variable LDR (X2) adalah 0,403 < nilai ttabel = 2,00 dan nilai signifikan 0,688 > α = 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa variable LDR (X2) tidak berpengaruh terhadap variable ROA (Y).
c.
Nilai thitung variable CAR (X3) adalah 2,991 > nilai ttabel = 2,00 dan nilai signifikan 0,004 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variable CAR (X3) berpengaruh terhadap variable ROA (Y).
62
d. Analisis Korelasi Tabel 4.6 Correlations Load Deposit
Capital Asset
Ratio
Ratio
Cash Ratio Cash Ratio
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N Load Deposit Ratio
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Profitabilitas
.359**
.578**
.001
.004
.000
63
63
63
1
**
.418**
.000
.001
**
.425
.001
N Capital Asset Ratio
.425**
63
Pearson Correlation
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Profitabilitas
.535
63
63
63
63
**
**
1
.527**
.359
.535
.004
.000
63
63
63
63
**
**
**
1
.578
.418
.000
.527
.000
.001
.000
63
63
63
63
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Untuk melihat Hubungan antara variabel Cash Ratio (X1), variabel LDR (X2), dan variable CAR terhadap variable ROA (Y) Untuk menafsirkan angka korelasi digunakan kriteria sebagai berikut : •
0 – 0,25
: korelasi sangat lemah (dianggap tidak berkorelasi)
•
0,25 – 0,50
: korelasi cukup
•
> 0,50 – 0,75
: korelasi kuat
•
> 0,75 – 1
: korelasi sangat kuat
63
Berdasarkan table Correlations dapat disimpulkan bahwa : a. Nilai korelasi antara variable Cash Ratio (X1) dengan variable LDR (X2) adalah sebesar 0,425** artinya korelasi antara variable Cash Ratio (X1) dengan variable LDR (X2) adalah sangat lemah dan nilai sig 0,001 < α = 0,05 artinya hubungan variable Cash Ratio (X1) dengan variable LDR (X2) adalah signifikan. b. Nilai korelasi antara variable Cash Ratio (X1) dengan variable CAR (X3) adalah sebesar 0,359** artinya korelasi antara variable Cash Ratio (X1) dengan variable CAR (X3) adalah sangat lemah dan nilai sig 0,004 < α = 0,05 artinya hubungan variable Cash Ratio (X1) dengan variable CAR (X3) adalah signifikan. c. Nilai korelasi antara variable LDR (X2) dengan variable CAR (X3) adalah sebesar 0,535** artinya korelasi antara variable Cash Ratio (X1) dengan variable CAR (X3) adalah cukup kuat dan nilai sig 0,000 < α = 0,05 artinya hubungan variable LDR (X2) dengan variable CAR (X3) adalah signifikan
64
e. Pengujian koefisien analisis jalur Gambar 4.1
PyЄ=0,547
Cash Ratio (X1)
r12= 0,425**
PyX1 = 0,434
LDR (X2)
ROA (Y)
r13= 0,359**
PyX2 = 0,048 r23 = 0,535** CAR(X3) PyX3 = 0,346
Berdasarkan model analisis jalur struktur diatas, bisa diketahui secara jelas
alur pengaruh langsung antar variabel dan juga korelasi antar variabel. Pengaruh langsung antara variable independen (X1) terhadap variable dependen (Y) dapat diformulasikan sebagai berikut: Xi
Y, maka Y = (PyXi)(PyX1)x 100%
Adapun perhitungan mengenai pengaruh langsung antara variable-variabel independen terhadap variable dependen (Y) adalah sebagai berikut:
65
Tabel 4.7 Pengaruh Langsung No
Notasi
(PyXi)2
Standardized coefficients
1
PyX1
0,434
18.84%
2
PyX2
0,048
0.23%
3
PyX3
0,346
11.97%
4
R2Y(X1,X2,X3,)
0,453
5
PyXε
0,547
Persamaan structural untuk analisis jalur berdasarkan table 4.4 diatas adalah: Y = PyX1 + PyX2 + PyX3 + PyXε Y = p0,434 + p0,048 + p0,346 + 0,547ε R2X1X2X3X4 = 0.453 Dari tabel 4.4 dan struktur analisis jalur diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Besarnya pengaruh CR (X1) yang secara langsung mempengaruhi ROA adalah 0,4342 = 0.188356 atau 18.84 persen 2. Besarnya pengaruh LDR (X2) yang secara langsung mempengaruhi ROA adalah 0,0482 = 0.002304atau 0.23 persen
66
3. Besarnya pengaruh CAR (X3) yang secara langsung mempengaruhi ROA adalah 0,3462 = 0.119716atau 11.97 persen 4. Besarnya CR (X1), LDR (X2) dan CAR (X3) berpengaruh secara simultan yang langsung mempengaruhi ROA (Y) adalah 0.453 = 45.3 persen. Sisanya sebesar 0.547 = 54.7 persen dipengaruhi faktor-faktor lain seperti efisiensi perusahaan, rasio operasional, non performing loan, current rasio, kualitas aktiva dan rasio-rasio lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. 5. Variable yang paling dominan mempengaruhi ROA adalah variable CR dan CAR. Artinya variable ini mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap naik turunnya ROA. Setelah didapat koefisien jalur, kemudian dilakukan pengujian hipotesis berdasarkan angka thitung dan angka signifikansi. Jika thitung lebih besar dari ttabel (2,00) atau (thitung > 2.00) maka tidak bisa menerima Ho dan tidak bisa menolak Ha, sebaliknya jika thitung lebih kecil dari ttabel (2,00) atau (thitung < 2.00) maka tidak bisa menolak Ho dan tidak bisa menerima Ha. Pengujian hipotesis dengan angka signifikansi berdasarkan alfa sebesar 0.005. Jika signifikansi lebih kecil dari alfa, maka tidak bisa menerima Ho dan tidak bisa menolak Ha dan sebaliknya jika signifikansi lebih besar alfa maka tidak bisa menolak Ho dan menerima Ha.
67
Adapun hasil perhitungannya ditampilkan pada tabel dibawah ini : Tabel 4.8 Pengujian Hipotesis No
Variable
thitung
Perbandingan
Signifikansi
Perbandingan
Kesimpulan
1
CR
4.020
>2.00
0.000
<0.005
Ho ditolak
2
LDR
0.403
<2.00
0.688
>0.005
Ho diterima
3
CAR
2.991
>2.00
0.004
<0.005
Ho ditolak
Dari tabel 4.5 diatas memperlihatkan bahwa hanya ada dua variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap ROA yaitu CR dan CAR. Setelah melakukan pengujian hipotesis dan dilakukan perhitungan dengan bantuan SPSS 15.0 maka dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pengujian koefisien determinasi (R2)
Tabel 4.9 b Model Summary Model 1
R ,672 a
R Square ,452
Adjusted R Square ,434
Std. Error of the Estimate ,5065807
DurbinWatson 2,128
a. Predictors: (Constant), Capital Asset Ratio, Cash Ratio b. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarakan tabel Model Summary dapat disimpulkan bahwa : 1).
Nilai koefisien korelasi kekuatan hubungan antara variable Cash Ratio (X1), variabel CAR (X2) terhadap variable ROA (Y) adalah sebesar 0,672. Hal ini berarti bahwa kekuatan hubungan antara
68
variable variable Cash Ratio (X1), dan variable CAR (X2) terhadap variable ROA (Y) adalah sangat kuat. 2).
Nilai koefisien determinasi atau nilai R square digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variable independen terhadap variable dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi antara variable Cash Ratio (X1), dan variable CAR (X2) terhadap variable ROA (Y)adalah sebesar adalah sebesar 0,452 atau 45,2%. Hal ini berarti bahwa variable ROA (Y) dapat dijelaskan oleh variable Cash Ratio (X1), variable CAR (X2) terhadap variable ROA (Y) adalah sebesar 43,4% selebihnya 56,6% (100% - 43,4%= 56,6%) berasal dari variable lain atau faktor lain yang tidak diteliti dalam model regresi ini.
b. Pengaruh variable CR dan CAR terhadap ROA (Uji F) Tabel 4.10 b ANOVA Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 12,699 15,397 28,096
df 2 60
Mean Square 6,350 ,257
F 24,743
Sig. ,000 a
62
a. Predictors: (Constant), Capital Asset Ratio, Cash Ratio b. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan table Anova
di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung
adalah sebesar 24,743 > Ftabel adalah 2,76 (df1 = 4-1 = 3, df2 = 63-4 = 59) dan nilai signifikan 0,000 < α= 0,05 . Karena Fhitung 24,743 > Ftabel 2,76 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, Hal ini
69
berarti bahwa antara variable Cash Ratio (X1) dan variable CAR (X3) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable ROA (Y). c. Pengaruh variable CR dan CAR terhadap ROA (Uji t)
Tabel 4.11 a Coefficients
Model 1
(Constant) Cash Ratio Capital Asset Ratio
Unstandardized Coefficients B Std. Error -,701 ,214 ,091 ,021 ,056 ,016
Standardized Coefficients Beta ,447 ,367
t -3,274 4,362 3,585
Sig. ,002 ,000 ,001
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,871 ,871
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Coefficients di atas menunjukan bahwa : a.
Nilai thitung variable Cash Ratio (X1) adalah 4,362 > nilai ttabel = 2,00 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variable Cash Ratio (X1) berpengaruh terhadap variable ROA (Y).
b.
Nilai thitung variable CAR (X2) adalah 3,585 > nilai ttabel = 2,00 dan nilai signifikan 0,004 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variable CAR (X2) berpengaruh terhadap variable ROA (Y).
70
1,148 1,148
d. Analisis Korelasi Tabel 4.12 Correlations
Cash Ratio
Pearson Correlation
Cash Ratio 1
Sig. (2-tailed) N Capital Asset Ratio
Pearson Correlation
.004
.000
63
63
63
1
.527(**)
.004
N Pearson Correlation
Profitabilitas .578(**)
.359(**)
Sig. (2-tailed) Profitabilitas
Capital Asset Ratio .359(**)
.000
63
63
63
.578(**)
.527(**)
1
.000
.000
63
63
Sig. (2-tailed) N
63
Untuk melihat Hubungan antara variable Cash Ratio (X1), dan variable CAR (X2) terhadap variable ROA (Y) Untuk menafsirkan angka korelasi digunakan kriteria sebagai berikut : •
0 – 0,25
: korelasi sangat lemah (dianggap tidak berkorelasi)
•
0,25 – 0,50
: korelasi cukup
•
> 0,50 – 0,75
: korelasi kuat
•
> 0,75 – 1
: korelasi sangat kuat
Berdasarkan table Correlations dapat disimpulkan bahwa : Nilai korelasi antara variable Cash Ratio (X1) dengan variable CAR (X2) adalah sebesar 0,359** artinya korelasi antara variable Cash Ratio (X1) dengan variable CAR (X2) adalah sangat lemah dan nilai sig 0,004 < α = 0,05 artinya hubungan variable Cash Ratio (X1) dengan variable CAR (X2) adalah signifikan.
71
Tabel 4.13 Pengujian Hipotesis No
Variable
thitung
Perbandingan
1
CR
4.362
>2.00
3
CAR
3.585
>2.00
Signifikansi
Perbandingan
Kesimpulan
0.000
<0.005
Ho ditolak
0.001
<0.005
Ho ditolak
Maka dapat digambarkan diagram jalur yang baru dimana variabel independen yang mempengaruhi ROA sebagai berikut Gambar 4.2
Є=0.566
Cash Ratio (X1) Pyx1=0.447 r12=0.359** ROA (Y)
CAR (X2)
Pyx2=0.367
Berdasarkan model analisi jalur diatas, bisa diketahui secara jelas alur pengaruh langsung antar variable dan juga korelasi antar variable. Pengaruh langsung antara variable independen (X1) terhadap variable dependen (Y) dapat diformulasikan sebagai berikut : Xi
Y, maka Y = (pyxi)(pyxi) x 100%
72
Adapun perhitungan mengenai pengaruh langsung dan tidak langsung antara variable-variabel independen terhadap variable dependen (Y) adalah sebagai berikut : Tabel 4.14 Pengaruh Langsung
No
Notasi
(PyXi)2
Standardized coefficients
1
PyX1
0,447
19.98
2
PyX2
0,359
12.88
3
R2Y(X1,X2,)
0,452
4
PyXε
0,566
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, persamaan struktural untuk analisis jalur adalah : Y = PyX1 + PyX2 + PyXε Y = p0,447 + p-0.359 + 0,566ε R2X1X2X3X4 = 0.452
73
Tabel 4.15 Pengaruh Tidak Langsung
No
Notasi
Korelasi
Melalui
(pyxi)2 x (rxixi) x (pyxi)2
1
Pyx1
rx1x2
pyx2
(pyx1)2 x (rx1x2) x (pyx2)2
0,447
0,452
0,359
0.011639715845508
Pyx2
rx1x2
pyx1
(pyx2)2 x (rx1x2) x (pyx1)2
-0,359
0,452
0,447
0.011639715845508
2
Berdasarkan perhitungan analisis jalur struktur baru diatas, maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut : 1. Besarnya pengaruh CR (X1) yang secara langsung mempengaruhi ROA adalah 0.4472= 0.199809 atau 19.98% 2. Besarnya pengaruh CAR (X2) yang secara langsung mempengaruhi ROA adalah -0.3592= 0.128881 atau 12.89% 3. Besarnya CR (X1) dan CAR (X2) berpengaruh secara simultan yang
langsung
mempengaruhi
kinerja
ROA
(Y)
adalah
0.452=45.2%. sisanya sebesar 0.548=54.8% dipengaruhi factorfaktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. 4. Pengaruh tidak langsung CR melalui CAR terhadap ROA sebesar (pyx1)2 x (rx1x2) x (pyx2)2= 0.011639715845508 5. Pengaruh tidak langsung CAR melalui CR terhadap ROA sebesar (pyx2)2 x (rx1x2) x (pyx1)2= 0.011639715845508
74
Interpretasi Pengaruh CR, LDR dan CAR terhadap ROA
Nilai koefisien korelasi sebesar 0,673. Hal ini dapat diartikan bahwa meningkatnya CAR, LDR dan CR akan diikuti meningkatnya ROA. Besarnya 2
hubungan ditentukan oleh koefisien determinasi r sebesar 0,453 atau 45,3% yang berarti bahwa peningkatan dan penurunan ROA 45,3% dapat dijelaskan oleh besarnya CAR, LDR dan CR yang dimiliki bank. Sisanya 54,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, misal ukuran perusahaan, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan dalam bab II. Menurut Santoso (2000:108), rasio LDR yang tinggi menunjukkan likuiditas yang rendah. Likuiditas yang rendah akan menyebabkan laba yang tinggi (Sinungan,1993:106). Modal yang baik memungkinkan bank untuk menciptakan kredit yang lebih besar pula, sehingga akan meningkatkan laba. Besar CAR akan mempengaruhi besarnya laba melalui modal. Semakin besar modal, maka akan semakin memperbesar “alat” untuk menciptakan laba. Selain itu cara untuk meningkatkan CAR adalah dengan mengurangi aktiva tetap dan inventaris (Widjanarto,2003:166). Pengurangan aktiva tetap ini akan mengurangi biaya penyusutan bank dan akan menambah laba bank. Besar LDR akan berpengaruh terhadap laba melalui penciptaan kreditnya. LDR yang tinggi mengindikasikan adanya penanaman dana dari pihak ketiga yang besar ke dalam bentuk kredit. Kredit yang besar akan meningkatkan
75
laba. Selain itu tingkat LDR yang tinggi mengindikasikan juga adanya dana pihak ketiga yang diterima bank kecil. Sehingga biaya yang dikeluarkan bank untuk membayar bunga terhadap nasabah semakin kecil dan akan meningkatkan laba. Besar CR akan berpengaruh terhadap laba melalui loanable fund, jika cash ratio ditentukan pada posisi tinggi agar likuiditas aman, maka loanable fund kecil sehingga berakibat profit bank dari pendapatan bunga kecil. Sebaliknya, jika posisi cash ratio rendah, maka loanable fund besar yang jika direalisasi dalam bentuk kredit maka profitabilitas bank dari pendapatan bunga akan besar. Kontribusi CAR, LDR dan CR terhadap kenaikan dan penurunan laba yang hanya sebesar 45,3% dikarenakan kenaikan dan penurunan laba bank sangat dipengaruhi oleh jumlah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan. Pendapatan bank dapat ditingkatkan dengan penanaman yang lebih terhadap aktiva yang memiliki laba besar, seperti penambahan pengucuran kredit dengan tetap berdasarkan prinsip kehati-hatian dan tetap berdasarkan pada prosedur yang ada (memperhatikan 5C, meliputi character, capital, capacity, collateral, dan condition of economy). Hal ini dapat mengurangi risiko kredit. Cara lain yang dapat meningkatkan laba adalah dengan mengurangi biaya. Pengeluaran biaya yang kecil dapat dilakukan dengan cara efisiensi kerja. Diantaranya dengan meminimalkan risiko-risiko kredit, memperbaiki manajemen investasinya, efisiensi kerja karyawan dan pengurangan aktiva tetap.
76
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Tiene Susanti (2003) dan Natabuana (2004). Hasil penelitian Tiene menyebutkan adanya pengaruh yang signifikan antara rasio CAR, LDR dan ROE. Hubungan ketiganya bersifat positif. Tiene juga menyebutkan bahwa ketiga variabel berpengaruh positif terhadap harga saham. Tetapi penelitian ini hanya bersifat studi kasus pada PT. Bank Niaga sehingga hasilnya tidak bisa digeneralisasi pada semua bank. Sedangkan hasil penelitian Natabuana menyebutkan adanya pengaruh yang signifikan antara CAR, GWM dan BOPO terhadap profitabilitas. Tetapi penelitian ini juga hanya bersifat studi kasus pada PT. Bank Niaga sehingga hasilnya tidak bisa digeneralisasi pada semua bank. Pengaruh CAR terhadap ROA
Besar kontribusi CAR secara parsial terhadap besar kecilnya profitabilitas adalah sebesar 17,81%. Hubungan CAR terhadap laba melalui besarnya modal. Modal akan mempengaruhi laba melalui penambahan aktiva yang baik (seperti dalam bentuk aktiva produktif) akan meningkatkan laba. Dari keterangan di atas dapat diketahui adanya hubungan yang positif antara variabel CAR dan ROA. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan dalam bab II. Menurut Santoso (1997:106) rasio CAR yang tinggi menyebabkan semakin baik posisi modalnya. Modal yang baik akan menambah kepercayaan masyarakat terhadap bank, dan modal yang besar memungkinkan bank untuk menciptakan kredit yang lebih besar pula, sehingga akan meningkatkan laba. Selain itu modal yang besar akan
77
menyebabkan semakin besar “alat pencetak laba”. Sehingga akan berpengaruh positif terhadap laba. Yang dimaksud “alat pencetak laba” disini adalah seluruh aktiva yang dapat menghasilkan laba atau sering disebut sebagai aktiva produktif. Aktiva produktif yang biasa dimiliki bank selain kredit adalah surat-surat berharga, obligasi dan penyertaan bank dalam perusahaan lain. Penambahan modal dapat juga mengurangi rasio ROA, jika dengan penambahan modal tersebut bank menanamkannya dalam bentuk aktiva yang kurang produktif atau menanamkan dalam bentuk aktiva produktif tetapi tidak menggunakan prinsip kehati-hatian (seperti penanaman investasi yang rugi). Penanaman dalam bentuk aktiva yang kurang produktif tidak akan mendatangkan cash flow secara maksimal. Dengan demikian laba bank akan tetap atau bahkan turun dan menyebabkan rasio ROA turun. Besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel CAR terhadap ROA bank di BEJ juga dapat disebabkan para nasabah cenderung lebih percaya menitipkan uangnya pada bank-bank yang memiliki CAR karena para penitip uang tetap dapat mengambil uangnya saat terjadi kredit macet di tingkat debitur. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Latumerissa (1999:88), yang menyatakan bahwa bank-bank yang memiliki CAR tinggi tetap dapat mengembalikan dana deposan jika diminta saat kredit macet dengan menggunakan modal bank. Oleh karena itu, jumlah modal yang memadai pada suatu bank menjadi pertimbangan bagi deposan dalam menitipkan uangnya karena para deposan merasa terlindungi.
78
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002). Penelitiannya menghasilkan adanya hubungan yang positif antara CAR dengan ROA. Makin menurunnya CAR semakin rendah profitabilitas yang diperoleh. Hal tersebut disebabkan terkikisnya modal akibat negative spread dan peningkatan aset yang tidak diimbangi dengan penambahan modal. Rendahnya CAR menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya dapat menurunkan profitabilitas. Pengaruh LDR terhadap ROA
Besarnya kontribusi LDR secara parsial terhadap besar kecilnya profitabilitas adalah sebesar 4,03%. Hubungan LDR terhadap laba melalui besarnya kredit yang disalurkan kepada masyarakat. Besarnya kredit yang disalurkan akan mempengaruhi besarnya laba yang nantinya akan diterima oleh bank karena salah satu sumber pendapatan bank adalah bunga dari kredit yang disalurkan. Dari keterangan di atas dapat diketahui adanya hubungan yang positif antara variabel LDR dan ROA. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan dalam bab II, bahwa tingginya rasio LDR menunjukkan rendahnya likuiditas dan
rendahnya
likuiditas
akan
menyebabkan
laba
meningkat
(Dendawijaya,2003:118). Sebaliknya rendahnya rasio LDR menunjukkan tingginya likuiditas dan menyebabkan laba menurun. Tingginya rasio LDR mengindikasikan bahwa dana deposito dari masyarakat yang tertanam dalam pinjaman semakin besar. Dengan semakin besarnya penanaman kredit maka dalam kondisi yang normal akan
79
menyebabkan laba yang meningkat. Laba ini berasal dari penerimaan bunga pinjaman dari kredit yang disalurkan. Tetapi jika bank mengurangi jumlah kredit yang telah dikucurkan (mengubah aktiva kredit menjadi aktiva yang kurang produktif), maka kemampuan bank untuk menghasilkan penghasilan (terutama penghasilan yang berasal dari bunga pinjaman) akan turun. Penurunan ini akan berakibat menurunnya ROA. Tingkat LDR yang tinggi akan menaikkan profitabilitas (ROA). Hal ini dikarenakan tingginya rasio LDR yang berarti bahwa kredit yang diberikan terlalu besar dibanding dana yang tersimpan di bank, sehingga likuiditas menjadi rendah. Dengan demikian terdapat risiko tidak tersedianya aktiva likuid untuk memenuhi kewajiban segera kepada nasabah karena dana untuk menjamin simpanan para deposan digunakan untuk membiayai kredit. Dengan kondisi demikian akan mengurangi kepercayaan masyarakat pada bank, yang dapat menyebabkan ditariknya dana secara besar-besaran oleh para nasabah, sehingga profitabilitas turun. Adanya krisis moneter berkepanjangan juga akan berdampak pada dunia perbankan, dan dampak tersebut terasa sampai tahun pengamatan. Akibat krisis, tingkat pendapatan masyarakat menurun sehingga banyak terjadi kredit macet. Akibatnya bagi bank-bank yang memiliki nilai LDR tinggi akan menderita kerugian lebih besar dibandingkan dengan bank yang memiliki LDR rendah. Semakin besar nilai kredit dari suatu bank yang mengalami kemacetan, telah mengakibatkan rendahnya pendapatan bersih dari bank tersebut sehingga laba mengalami penurunan.
80
Terjadinya kredit bermasalah juga disebabkan karena (1) nasabah menyalahgunakan kredit, (2) debitur tidak dapat mengembalikan pinjaman karena pendapatannya menurun sebagai akibat dari menurunnya kegiatan usaha, (3) dari pihak bank sendiri terdapat kelemahan dalam pembinaan dan monitoring kredit. Selain itu juga kelemahan analisis pejabat kredit sejak awal proses pemberian kredit, sehingga debitur yang diharapkan dapat membayar pinjaman dengan lancar ternyata sebaliknya. Dengan demikian maka LDR yang tinggi yang seharusnya dapat menaikkan profitabilitas, karena alasanalasan tersebut menjadikan profitabilitas (ROA) cenderung menurun. Kesalahan dalam pengucuran juga kredit dapat terjadi jika pengucuran kredit tidak memperhatikan prinsip 5C, pengucuran kredit yang lebih bersifat relasi, pengucuran kredit karena unsur politik, dan pengucuran kredit yang berdasarkan prinsip “kerja sama” antara manajemen bank dengan debitur dalam rangka kepentingan pribadi masing-masing. Kesalahan dalam pengucuran kredit akan mengakibatkan semakin besar risiko-risiko kredit, seperti tertundanya pembayaran kredit yang telah jatuh tempo dan kredit macet. Adanya risiko-risiko kredit ini tidak akan menghasilkan cash flow yang berasal dari kredit, sehingga akan mempengaruhi laba bank sehingga laba bank akan mengalami penurunan. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Sodikin (2002). Dalam penelitiannya menyebutkan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap profitabilitas, ini ditunjukkan dengan tinggi rendahnya tingkat LDR akan langsung mempengaruhi tinggi rendahnya
81
profitabilitas, yaitu LDR yang tinggi dalam hal ini tidak melebihi batas yang ditentukan maka akan menaikkan profitabilitas yang berasal dari pendapatan bunga kredit. Hal ini akan menunjukkan pentingnya menjaga tingkat likuiditas dalam meningkatkan profitabilitas bank. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Enderayanti (2005). Hasil penelitiannya menyatakan bahwa LDR berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Hal ini terjadi karena semakin besarnya LDR atau semakin besarnya nilai kredit akan menyebabkan tingginya risiko kredit. Dan apabila kredit yang disalurkan bermasalah atau mengalami kegagalan (Non Performing Loan/NPL) maka bank akan mengalami kesulitan untuk mengembalikan dana yang dititipkan oleh masyarakat yang pada akhirnya akan berdampak pada penurunan laba bersih. Pengaruh CR terhadap ROA
Berdasarkan analisis korelasi diketahui besarnya korelasi CR sebesar 0.578. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan yang kuat antara CR dengan ROA. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan dalam bab II, bahwa menurut Mulyono (1998), CR akan berpengaruh terhadap laba melalui loanable fund, jika cash ratio ditentukan pada posisi tinggi agar likuiditas aman, maka loanable fund kecil sehingga berakibat profit bank dari pendapatan bunga kecil. Sebaliknya, jika posisi cash ratio rendah, maka loanable fund besar yang jika direalisasi dalam bentuk kredit maka profitabilitas bank dari pendapatan bunga akan besar.
82
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Donnie Bayu Pranoto (2008). Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa ada pengaruh yang signifikan positif antara CR dengan ROA. Jadi CR dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengukur tingkat profitabilitas. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Mulyono (1998), yang menyatakan bahwa CR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA dan indikasi CR memiliki kecenderungan negatif karena nilai CR yang berkembang positif dari tahun ke tahun diikiuti dengan negatifnya nilai ROA pada tahun 1998.
83
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa pengaruh Cash Ratio, Loan Deposit Ratio dan Capital Asset Ratio Terhadap Profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008 dengan menggunakan analisis jalur dan pengujian statistik dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa Cash Ratio mempengaruhi profitabilitas (ROA) secara langsung sebesar 19.98%, sedangkan pengaruh tidak langsung Cash Ratio terhadap ROA melalui CAR sebesar 1,16% pada sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia 2. Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak signifikan mempengaruhi profitabilitas (ROA) pada sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dikarenakan banyaknya kredit yang mengalami kegagalan. 3. Capital Asset Ratio (CAR) mempengaruhi profitabilitas (ROA) secara langsung sebesar 12.88%, sedangkan pengaruh tidak langsung CAR terhadap ROA melalui CR sebesar 1,16% pada sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. 4. Cash Ratio (CR) menjadi variable yang paling dominan mempengaruhi profitabilitas (ROA) karena CR menentukan tinggi rendahnya dana yang dapat dikucurkan untuk kredit dan mempengaruhi tinggi rendahnya laba pada sektor perbankan.
84
B. Implikasi
Berkaitan dengan implikasi pada penelitian ini, peneliti menganalisis pengaruh Cash Ratio, Loan Deposit Ratio dan Capital Asset Ratio Terhadap Profitabilitas. Agar memperoleh gambaran yang lebih dalam dan lebih komprehensif, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Menambah variabel - variabel lain untuk mengukur profitabilitas agar didapat analisis data yang lebih tajam dan akurat. 2. Untuk menambah manfaat yang lebih besar dari penelitian, maka sebaiknya penelitian ini dilanjutkan untuk tahun-tahun selanjutnya secara continue, untuk memberi informasi kepada para investor dalam berinvestasi. 3. Penelitian sejenis berikutnya, diharapkan dapat mengurangi bahkan meniadakan keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga hasil yang diperoleh menjadi lebih baik.
85
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Kuncoro, Engkos, Riduan. ”Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analisis)”. Bandung : Alfabeta 2007. Aini, Yuyun Nurul. ” Analisis Pengaruh CAR, LDR, ROA dan Besaran Perusahaan Terhadap Perubahan Laba Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ “. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Semarang. 2006. Akdon, M.Pd ”Cara Menggunakan Dan Memakai Analisis Jalur (Path Analisis)”. Alfabeta. Bandung.2008. Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFE.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bank Indonesia. ”Sekilas Tentang Bank Indonesia”. Jakarta.1999 Bank Indonesia. 1999. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Urusan Hukum BI Jakarta. Batunanggar. 2000. Gema Korp, No.312/XXVI/1998 hlm. 6. Camel BI dan BoE : Suatu Perbandingan. Majalah Khusus untuk anggota ikatan pegawai Bank Indonesia. Tunas Jaya Lestari. Jakarta Bisnis Indonesia, Januari – Desember 2003. Bungin, Burhan. ”Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi Dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya”. Kencana : Jakarta. 2008 Dendawijaya, L. 2001. manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Dominic Salvatore. ”Teori dan Soal-Soal Ekonomi Internasional”. Edisi ketiga, Jakarta. Erlangga. Eric E, Haas ”Mutual Fund Expense Ratios : How High Is Too High”. Journal Financial Planning, September 2004 Febriani, Anita, dan Zulfadin, Rahadian. ”Analisis Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa Di Indonesia”. Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol 7, No 4, Desember 2003.
Gandapradja, Permadi. 2004. Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
86
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan penerbit universitas diponegoro. 2005.
Hadi, Rahadian. 2003. Analisis Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal dan Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas Bank (Studi Kasus pada PT. Bank NISP, Tbk). Skripsi. Semarang : FE UNDIP. Hamid, Imam Noor. 2005. Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal dan Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Skripsi. Semarang: FIS UNNES Hamid, Abdul. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Cetakan ke-1. Jakarta : Grafika Karya Utama. 2004. Hasibuan, Malayu S. P. 2001. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. Kasmir. ”Manajemen Perbankan”. Jakarta. 2000. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 193 Tahun 1998, Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat. Bidakara. Jakarta Kyriaki Kosmidoua, Constantin Zopounidis ” Measurement Of Bank Performance In Greece” South-Eastern Europe Journal Of Economics 1, 2008. Muhammad, HM, S. ”Perbankan Syariah dalam Industri Perbankan Nasional”. Manajemen, Akrntansi dan Bisnis Volume 3. Jakarta. 2005. Mulyono, Margo., Kaimuddin, Nurdin ”Pengaruh Cash Ratio, Loan to Deposit Ratio dan Capital Asset Ratio Terhadap Profitabilitas Bank Go Public Di Indonesia Periode amatan TH 1995 s/d 1998”. Jurnal Manajemen, Vol 1, No 1 April. Jakarta. 2003. Mulyono, Sri. :”Statistika Untuk Ekonomi”. Edisi 2. Lembaga Penerbit FEUI. Jakarta. 2003. Nasarudin, Indo Yama. ” Pengaruh ROE dan EGR Terhadap PBV : Pengaruh langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel dalam Analisis Jalur ”. Etikonomi, Vol.3, No.2, Agustus 2004, 497-514. Noviyanti. ” Pengaruh ROE, EGR, dan DFL Terhadap PBV dalam Analisis Jalur ”. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2009.
87
Nur Cahyo, Gunawan. SE ” Pengaruh Rasio Profitabilitas Perbankan Syariah Terhadap Penentuan Nisbah Bagi Hasil”. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2007. Pane, Tangi Ceria Isabella. “ Hubungan Profitabilitas dan Likuiditas dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ”. Skripsi Universitas Sumatra Utara. Medan. 2007. Prasetya Uni, Ayuk. 2006. Pengaruh Kinerja Keuangan Dengan Alat Ukur ROA, ROE terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Skripsi UNNES Putong, Iskandar. “Pengantar Ekonomi Mikro & Makro”. Jakarta. Ghalia Indonesia.2006. Retnadi Djoko, Supriyanto Eko B. Memilih bank yang sehat: kenali kinerja dan pelayanannya. Jakarta, Elex Media Komputindo. 2007 Sartono, Agus. “Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi”. Edisi ke empat, BPFE, Yogyakarta. 2001 Sarwono, Jonathan. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta :Andi. 2006. Sebatiningrum, Nur Khasanah. Pengaruh Car, Likuiditas Dan Efisiensi Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Univesrsitas Negeri Semarang. 2006 Setiaatmadja, Lukas. ”Manajemen Keuangan”. Yogyakarta, Ando Offset, 2000. Setiawan, Budi Aziz. ” Perbankan Syariah; Challenges dan Opportunity Untuk Pengembangan di Indonesia”. Jurnal Kordinat, Edisi: Vol.VIII No.1, April 2006. Setiyawati, Latifah “Pengaruh Loan To Deposit Ratio (Ldr), Capital Adequacy Ratio (Car), Dan Return On Asset (Roa) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi Universitas Negeri Semarang. 2007. Sinungan, M. 1993. Manajemen Dana Bank. Jakarta: Bumi Aksara. Susilo, Dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.
88
Surat Keputusan Direksi BI. 1998. Persyaratan Dan Tatacara Penjaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran BPR. Bank Indonesia. Jakarta. Suryandari, Dian.”Kinerja Keuangan Perbankan Nasional Sebelum, selama dan pada masa pasca krisis moneter”. Skripsi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2006. Staikouras Christos, Mamatzaki Emmanuel, Koutsomanoli Anastasia -Filippaki “Operating Performance Of The Banking Industry: An Empirical Investigation Of The South Eastern European Region”. 2004. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&B. Alfabeta: Bandung. 2009 Suharyadi, dan Purwanto. ”Statistik Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern”. Salmba Empat. 2004 Sutadanu, Heri “Pengaruh Loan to Deposit Ratio dan Capital Adequacy Ratio terhadap Return On Asset Bank”. Skripsi Universitas Islam Bandung. 2004. Uyanto, Stanilaus. ”Pedoman Analisis Data Dengan SPSS”. Yogyakarta, Graha Ilmu. 2009. Widarjono, Agus. ”Ekonometrika, Teori Dan Aplikasi Untuk Ekonomi Dan Bisnis”. Edisi kedua. www.jsx.co.id
89
LAMPIRAN-LAMPIRAN
90
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Bank Artha Graha BCA BII BNI BRI BUKOPIN Bumi Artha Bumi Putera Century Danamon Eksklu inter Himpunan Saudara Kesawan
Mandiri Mayapada Mega Nusantara Parahyangan Pan Indo Permata Swdesi Victoria Inter
Cash Ratio 2006
2007
2008
8,642 15,334 9,739 11,825 12,813 9,206 7,587 11,499 7,192 7,399 9,975 8,295 9,968 10,788 7,371 10,021 12,682 6,491 10,151 7,701 7,814
8,237 14,604 9,236 13,253 20,082 12,880 13,426 12,515 8,815 7,431 8,596 8,261 10,185 12,110 6,934 11,886 13,031 6,349 10,009 9,587 7,132
6,406 12,801 9,547 8,320 8,991 8,714 10,054 8,267 6,670 11,087 6,699 7,939 8,391 8,868 5,896 9,096 13,565 7,593 8,071 8,170 4,944
91
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Bank Artha Graha BCA BII BNI BRI BUKOPIN Bumi Artha Bumi Putera Century Danamon Eksklu inter Himpunan Saudara Kesawan
Mandiri Mayapada Mega Nusantara Parahyangan Pan Indo Permata Swdesi Victoria Inter
LDR 2008
2007
2006
93.47% 53.80% 86.53% 86.14% 79.93% 53.86% 59.86% 87.42 61.42% 86.40% 91.60% 93.86 74.66 53.70% 100.22 64.67% 93.55 78.93% 81.80% 83.11% 53.46%
82.22% 43.60% 88.01% 53.71% 68.80% 62.93% 51.99% 84.50 52.06% 88.10% 95.20% 93.86 68.46 51.70% 103.88 46.74% 93.87 92.36% 88.00% 62.16% 55.92%
79.52% 40.30% 70.01%
51.53% 72.53% 68.54% 45.51 90.44 42.05% 75.50% 83.00% 84.57 74.66 57.20% 85.35 42.70% 87.25 80.47% 83.10% 54.89% 51.94%
92
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Bank Artha Graha BCA BII BNI BRI BUKOPIN Bumi Artha Bumi Putera Century Danamon Eksklu inter Himpunan Saudara Kesawan
Mandiri Mayapada Mega Nusantara Parahyangan Pan Indo Permata Swdesi Victoria Inter
CAR 2008
2007
2006
14.93% 15.80% 19.58% 20.24% 13.18% 13.24% 31.15% 11.78 14.03% 15.40% 24.90% 15.06 10.43 25.30% 23.69 16.09% 17.65 20.31% 10.80% 33.27% 22.77%
12.25% 19.20% 20.19% 30.90% 15.84% 18.32% 34.30% 11.86 13.13% 20.30% 27.20% 15.06 10.36 23.70% 29.95 11.84% 18.54 21.58% 13.30% 20.66% 15.43%
11.39% 22.10% 23.34% 28.91% 18.82% 18.88% 41.02% 12.91 14.00% 20.80% 30.40% 21.41 9.43 25.30% 13.82 15.73% 17.21 29.47 13.50% 26.55% 20.28%
93
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
ROA
Nama Bank
No
Artha Graha BCA BII BNI BRI BUKOPIN Bumi Artha Bumi Putera Century Danamon Eksklu inter Himpunan Saudara Kesawan
Mandiri Mayapada Mega Nusantara Parahyangan Pan Indo Permata Swdesi Victoria Inter
2008
2007
2006
0.24% 1.75% 0.67 0.46 1.92% 1 1.03 0.07 0.34 1.70 ‐1.06 1.65 0.19 1.24% 0.61 1.14% 0.33 1.18 0.81% 1.25% 0.72%
0.13% 2.90% 0.58 0.48 2.37% 1.53 1.07 0.33 0.63 2.36 0.07 2.18 0.27 1.36% 0.91 1.49% 0.84 1.59 1.26% 0.68% 1.13%
0.28% 2.40% 1.19 1.13 2.92% 1.30 1.29 0.14 0.24 1.04 1.04 0.60 0.19 0.90% 0.97 0.49 0.89% 1.60 0.82% 0.62%
1.03%
Regression [DataSet1] E:\ScriptShit\data apri path analysis\Data apri edit.sav Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Capital Asset Ratio, Cash Ratio, Load Deposit a Ratio
Variables Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Profitabilitas
94
Model Summaryb Model 1
Adjusted R Square .426
R R Square .673a .453
Std. Error of the Estimate .5101534
DurbinWatson 2.075
a. Predictors: (Constant), Capital Asset Ratio, Cash Ratio, Load Deposit Ratio b. Dependent Variable: Profitabilitas
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 12.741 15.355 28.096
df 3 59 62
Mean Square 4.247 .260
F 16.319
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Capital Asset Ratio, Cash Ratio, Load Deposit Ratio b. Dependent Variable: Profitabilitas
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Cash Ratio Load Deposit Ratio Capital Asset Ratio
Unstandardized Coefficients B Std. Error -.761 .261 .089 .022 .125 .309 .053 .018
Standardized Coefficients Beta .434 .048 .346
t -2.913 4.020 .403 2.991
Sig. .005 .000 .688 .004
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Residuals Statisticsa Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum -.247072 -1.31074 -1.376 -2.569
Maximum 1.894126 2.2526994 3.347 4.416
Mean .376883 .0000000 .000 .000
Std. Deviation .4533274 .4976579 1.000 .976
N 63 63 63 63
a. Dependent Variable: Profitabilitas
95
Correlations
Cash Ratio
Load Deposit Ratio
Capital Asset Ratio
Profitabilitas
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Load Deposit Capital Ratio Asset Ratio Profitabilitas .425** .359** .578** .001 .004 .000 63 63 63 63 .425** 1 .535** .418** .001 .000 .001 63 63 63 63 .359** .535** 1 .527** .004 .000 .000 63 63 63 63 .578** .418** .527** 1 .000 .001 .000 63 63 63 63
Cash Ratio 1
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Regression [DataSet1] C:\Users\Royani\Documents\ScriptShit apri\data apri path analysis\data sesudah path.sav Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Capital Asset Ratio, Casha Ratio
Variables Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Profitabilitas
Model Summaryb Model 1
R R Square ,672a ,452
Adjusted R Square ,434
Std. Error of the Estimate ,5065807
DurbinWatson 2,128
a. Predictors: (Constant), Capital Asset Ratio, Cash Ratio b. Dependent Variable: Profitabilitas
96
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 12,699 15,397 28,096
df
Mean Square 6,350 ,257
2 60 62
F 24,743
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), Capital Asset Ratio, Cash Ratio b. Dependent Variable: Profitabilitas
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Cash Ratio Capital Asset Ratio
Unstandardized Coefficients B Std. Error -,701 ,214 ,091 ,021 ,056 ,016
Standardized Coefficients Beta ,447 ,367
t -3,274 4,362 3,585
Sig. ,002 ,000 ,001
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,871 ,871
1,148 1,148
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Coefficient Correlationsa Model 1
Correlations Covariances
Capital Asset Ratio Cash Ratio Capital Asset Ratio Cash Ratio
Capital Asset Ratio 1,000 -,359 ,000 ,000
Cash Ratio -,359 1,000 ,000 ,000
a. Dependent Variable: Profitabilitas
a Collinearity Diagnostics
Model 1
Dimension 1 2 3
Eigenvalue 2,365 ,592 ,043
Condition Index 1,000 1,999 7,407
Variance Proportions Capital (Constant) Cash Ratio Asset Ratio ,01 ,01 ,06 ,02 ,01 ,85 ,96 ,98 ,09
a. Dependent Variable: Profitabilitas
97
Residuals Statisticsa Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum Maximum -,238888 1,808180 -1.28285 2,2278006 -1,361 3,163 -2,532 4,398
Mean ,376883 ,0000000 ,000 ,000
Std. Deviation ,4525741 ,4983431 1,000 ,984
N 63 63 63 63
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Correlations
Cash Ratio Cash Ratio
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N Capital Asset Ratio
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Profitabilitas
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Capital Asset Ratio
Profitabilitas
.359(**)
.578(**)
.004
.000
63
63
63
.359(**)
1
.527(**)
.004
.000
63
63
63
.578(**)
.527(**)
1
.000
.000
63
63
63
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
98