Pengantar Ilmu Sastra Umum Oleh : Drs. Rosman. H., M.Hum. ‘085265224245
[email protected]
APAKAH SASTRA ITU? • • • •
Buat 2 defenisi sastra! Uraikan apa saja yang masuk bidang sastra! Kerjakan secara berkelompok! Lampirkan foto copy kulit dari buku mana saudara mengutip! Lengkap judul dan nama penerbit • Unduh di internet, lampirkan tgl dan jam dan alamat pengunduhan
Bacaan wajib • Roman Siti Nurbaya • Cerpen Rencana Pembunuhan • Salah Asuhan • Belenggu • Buku kopian wajib “Teori Fiksi” pengarangnya Burhan Nurgiyantoro
• Sastra merupakan? Segala cipta karsa yang memiliki nilai keindahan Medium sastra? Bahasa Bahasa ada yang lisan dan tertulis Filologi medium tulisan? Masalampau yang di tulis tangan
II • Klasifikasi Sastra
Klasifikasi • M.H.Abrams --- The Mirror and the Lamp :Romantic Theory and the Critical Tradition ada empat aspek karya sastra: ( realitas)= mimetik universe
Work=objektif (karya) artist =ekspresif ( pencipta/pengarang)
pragmatik=audience (pembaca)
Empat aspek melahirkan empat klasifikasi teori atau pendekatan utama karya sastra 1. 2. 3. 4.
Pendekatan mimetik (Ekstrinsik) Pendekatan Ekspresif (Ekstrinsik) Pendekatan pragmatik (Ekstrinsik) Pendekatan objektif (instrinsik- Struktur)
Akulturasi
• Karya satra
•
instrinsik
ekstrinsik
• Instrinsik = unsur pembangun dari dalam tubuh karya sastra Tema Alur Penokohan Point of view= sudut pandang, latar Bahasa= gaya bahasa, gaya pengarang
• Ekstrinsik=unsur pembangun dari luar tubuh karya sastra Agama Ipoleksosbud=ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya Psikologi dsb
III
Pendekatan mimetik Memandang karya merupakan sebagai: - tiruan aspek-aspek alam - Pencerminan atau penggambaran dunia - Pencerminan atau penggambaran kehidupan - (fakta dalam imajinatif merupakan tiruan dari fakta pada kehidupan realitas nyata yang dapat dibuktikan dengan mata kepala) Istilah mimetik dikenal juga dengan mimesis Untuk menunjukkan hubungan antara karya seni dengan kenyataan (reality)
Tugas 1 • Jelaskan dari sudut pandang mimetik apa yang terjadi antara dolah dengan jamilah • Di suku mana sebenarnya kejadian di cerpen Rencana pembunuhan itu. Jelaskan alasan dan bukti. • Ketika Ali , imran dan temannya berkumpul, apa yang mereka lakukan. Apakah itu juga menggambarkan sifat suku tertentu? Jelaskan buktinya. • ( paling lambat tgl 10-10-2013). • (Smt 1 K. 20 Des 2013)
Mid PBR reg/khusus • Salin apa kata pengantar tayangan acara “sinetron”/ atau sejenisnya; uraikan maknanya, kenapa ditampilkan tulisan itu pada awal sinetron atau pada akhir sinetron. • Salin apa kata pengantar tayangan acara “silet”/ atau sejenisnya; uraikan makna negatif dan positifnya dari pernyataan itu. Apa sebabnya muncul pernyataan pengantar di acara silet itu dan apa kaitannya dengan materi silet tersebut. • Sebutan tv mana, pukul dan tanggal. Kumpul tgl. 20 oktober 2013 (kelas K. 20 Des 2013)
Pertemuan IV
Fiksionitas: Teks-teks sastra , kita berhadapan dengan tokohtokoh dan situasi-situasi yang hanya terdapat dalam khayalan si pengarang. Sri Sumarah (Pengarang novel Umar Kayam) dan pendaratan orang Mars di bumi, Tokoh Siti Nurbaya kar. Marah Rusli sebetulnya tak pernah ada. Teks yang mengandung unsur khayalan disebut teks-teks fiksi
TUGAS 2 • Apa pendapat saudara tentang pelakon datuk maringgih dalam film yang dibintangi “Kimdamsik” adalah sebuah fakta? Fakta apa dari kedua nama yang ada antara datuk maringgih dan Kimdamsik. Jelaskan? • Atau • Analisis hal di atas pada sinetron yang saudara tonton (TV mana, judul sinetron, hari, pukul, tgl). • Kumpul tgl 20 oktober 2013/ smt 1 K 20 Des 2013
TUGAS 3 1. Apa pendapat saudara ketika suatu hari pernah terjadi, masyarakat Padang menolak kedatangan Kimdamsyik • Kimdamsik orang yang melakoni datuk Maringgih
• Pada cerpen “ Rencana Pembunuhan” tertulis kata jamilah dijadikan istri ke-11” hal ini merupakan bentuk ruang kosong yang diciptakan oleh pengarang. Istri Dolah yang 10 orang tidak dikisahkan.
Ruang kosong yang harus diberi makna (donat)
Tidak semua teks yang mengandung unsur khayalan, lalu menjadi teks fiksi. Laporan wartawan meliput pertemuan antara dua negarawan, dilaporkan berdasarkan pengamatannya terjadi dalam kenyataan. Ia menampilkan sesuatu yang sungguh terjadi . Cth. -si wartawan dapat berhayal; pertemuan antara Anwar Sadat (presiden Mesir) dan Begin (PM Israel) yang sebetulnya cukup dingin, dilaporkan sebagai suatu pertemuan yang sangat mesra. -Pers picisan atau pers sensasi memang pandai berkhayal; sebuah peristiwa yang sebetulnya sepele diberitakan sebagai suatu peristiwa yang menggemparkan; mengenai hidup pribadi seorang tokoh terkemuka disiarkan isyu-isyu yang tidak benar.
• Dalam cerita atau novel hubungan antara tokoh-tokoh atau situasisituasi yang dilukiskan di satu pihak dan kenyataan di lain pihak, berlainan sama sekali. • Pada umumnya tak dapat dicek , apakah kenyataan dalam cerita/ novel sesuai dengan kenyataan.
• Fakta dalam cerita/ novel berbeda dengan fakta dalam kenyataan. • Fakta dalam kennyataan dapat dibuktikan kebenarannya dengan mata kepala • Fakta dalam fiksi tidak dapat dibuktikan kebenarannya di alam nyata, tetapi hanya dapat dibuktikan kebenarannya pada novel/ cerpen/ drama/ film itu saja.
• Biarpun hal itu dapat dicek kembali, namun tidak ada gunanya, karena demikian teks itu tidak bertambah kadar kepercayaannya (kredibilitasnya) Cth. Roman “Kejahatan dan Hukuman” karangan: Dostojevski (Rusia) menyebutkan jumlah langkah Raskolnikov dari pondoknya ke rumah si nenek tua yang rentenir itu dan kemudian dibunuhnya. -Penelitian yang dilakukan membuktikan jumlah langkah itu ternyata klop (tepat , persis) dengan kenyataan dan
Tugas 4 • Tampilkan kalimat pengantar ketika sebuah sinetron akan main, apa yang dikatakan oleh penulis, agar penonton/pembaca menganggap nama, dan tempat bukan dia atau bukan seseorang.
jarak itu tidak di hayalkan oleh Dostojevski , tetapi detil ini tidak menjadikan roman itu lebih bermutu. • Dunia roman/ novel berdiri disamping dunia nyata dan merupakan suatu dunia lain yang mungkin juga berupa demikian. • Tak ada gunanya mencek fakta yang dilukiskan dalam novel untuk dikaitkan ke alam nyata. • Sebuah teks fiksi menciptakan suatu dunia sendiri yang harus kita bedakan dari kenyataan.
• Dunia fiksi sebagai suatu dunia lain berdiri di samping kenyataan, tetapi menurut beberapa aspek menunjukkan persamaan juga dengan kenyataan. • Persamaannya, tokoh sama-sama hidup dan berprilaku persis sama dengan perilaku orang di dunia nyata. • Sekalipun seorang pengarang melampiaskan daya khayalnya dengan menciptakan makluk-makluk yang tidak ada, yang hidup di dalam suatu lingkungan khayalan namun tetap ada kaitan-kaitan tertentu antara tokoh-tokoh, dan perbuatan-perbuatan mereka, yang dapat dimengerti oleh pembaca dan dapat diterima berdasarkan pengertiannya mengenai dunia nyata.
• Seperti misalnya hubungan ruang dan waktu; hubungan sebab dan akibat; pola-pola bereaksi secara psikologis. • Tidak benar bahwa sebuah teks fiksi menciptakan suatu dunia yang serba baru. • Dunia yang diciptakan pengarang oleh pembaca selalu dialami berdasarkan pengetahuannya tentang dunia nyata, termasuk pengetahuannya tentang tradisi sastra.
• Kadang-kadang dunia cipta pengarang mirip dengan kenyataan (novel realistik atau otobigrafi), kadang-kadang menyimpang jauh (science fiction dan dongeng). • Pembaca yang berhadapan dengan sebuah fiksi terus menempatkan diri di dalam sebuah kerangka bayangan fiction. Artinya, kadar fiksionalitas yang dapat dilaksanakan oleh teks.
Pertemuan V
• Roman sejarah - dongeng
Roman sejarah - dongeng • Dalam sebuah dongeng terjadilah hal-hal yang tidak dapat terjadi di dalam sebuah roman sejarah, karena di dalam dongeng itu kerangka bayangan lebih jauh dari kenyataan dan dimensi fiksi memberi peluang gerak yang lebih luas
• Dalam dunia dongeng dapat saja terjadi binatang-binatang berbicara atau pun manusia menjadi binatang. Pembaca menerima hal itu karena itu sesuai dengan kerangka bayangan sebuah dongeng. • Tetapi ini tidak akan diterima andaikata hal itu terjadi di dalam sebuah roman sejarah (Untung Suropati). • Seekor binatang yang berbicara tidak terbentur pada hukum-hukum yang berlaku dalam dunia dongeng, tetapi memang melawan hukum yang berlaku bagi dunia sebuah roman sejarah.
• Seorang tokoh yang sepanjang novel itu selalu berbuat jahat, dalam bab terakhir tidak tiba-tiba dapat menjelma sebagai seorang manusia yang baik hati. • Dalam sebuah cerita realistik tidak boleh sesuatu itu terjadi / hal-hal yang sangat kebetulan. • Dalam menilai hal-hal tersebut kita mengukur dunia fiksi dengan bayangan kita tentang kenyataan.
novel historik- telaah historik • Sebuah telaah historik terikat akan kenyataan dan tidak boleh menyimpang, sedangkan kerangka bayangan fiksi yang membatasi sebuah novel historik mendekati kenyataan, tetapi memberi peluang juga untuk fiksionalitas. • Tokoh-tokoh, peristiwa-peristiwa, dan tempat-tempat telah ditentukan oleh kenyataan dan tak dapat diubah lagi. • Tetapi ada peluang bagi daya khayal dalam bidang perbuatan, misalnya dalam hal omongan dan hubungan psikis antara para pelaku.
• Sebagai contoh dapat diajukan cara Tolstoj menampilkan Napoleon dalam novelnya Perang dan Damai. Kata-kata tertentu yang diucapkan sang kaisar serta beberapa perbuatannya memberi kesan yang tidak simpatik; katakata tersebut tak pernah diucapkan Napoleon (sekurangkurangnya tak dapat dibuktikan), tetapi dikhayalkan oleh pengarang. • Tidak mungkin mengeluarkan semua teks nonfiksi dari wilayah sastra. Contoh: Kakawin Nagarakertagama bukan fiksi, tetapi tak seorang pun akan mengenyahkannya dari ruang sastra Jawa kuno.
Pertemuan VI
Pendekatan Ekspresif • Pendekatan yang menghubungkan karya sastra dengan pengarang • Karya sastra merupakan sebagai curahan, ucapan dan proyeksi pikiran dan perasaan pengarang • Pengarang sendiri menjadi pokok yang melahirkan produksi, persepsi-persepsi, pikiranpikiran dan perasaan-perasaan yang dikombinasi
• Cendrung menimbang karya sastra berdasarkan kemulusan, kesejatian atau kesesuaian penglihatan mata bathin (vision) pribadi penyair atau keadaan pikirannya. • Mencari fakta-fakta tentang watak khusus dan pengalaman-pengalaman sastrawan yang secara sadar atau tidak telah membukakan dirinya dalam karyanya tersebut
• Sebuah teori yang memandang karya sastra terutama sebagai pernyataan atau ekspresi dunia batin pengarangnya. • Karya sastra dipandang sebagai sarana pengungkapan ide, angan-angan, cita-cita, cita rasa pikiran dan pengalaman pengarang. • Sastra adalah proses imajinatif yang mengatur dan menyintesiskan imajinasi-imajinasi, pemikiran-pemikiran, dan perasaan-perasaan pengarang (Abrams, A Glossary of Literary Terms).
• Teori ekspressive sering disebut sebagai teori pendekatan biografis karena tugas utama penelaah sastra adalah menginterpretasikan dokumen, surat, laporan saksi mata, ingatan, maupun pernyataan-pernyataan otobiografis pengarang. • Teori yang yang mengalihkan pusat perhatian dari karya ke pribadi dan psikologi pengarang.
Pertemuan VII • Pendekatan Pragmatik (Pragmatic)
PERTEMUAN VIII. • PILIH SALAH SATU • Buat analisis dari karya yang dibuat pengarang berdasarkan sudut pandang ekspresif. • Lakukan wawancara dengan pengarang. Tentukan sendiri pengarangnya. Boleh: Kafrawi, T.M.Sum, Hermansyah, Marhalim Zaini, Taufik Ikram Jamil. • Lampirkan karyanya • Boleh cerpen, novel, drama, puisi, pantun.(dikumpul 26-30 mei 2013)
• Uraikan hubungan Rencana Pembunuhan dengan Kafrawi dalam kontek kajian ekspresif • Atau hubungkan puisi Fitnah dengan Hermansyah • Tanyakan pada pengarang Rencana Pembunuhan apakah angka 11 itu merupakan angan-angan, ide, pengalaman atau apakah ada yang lain? • Edi Ruslan Pe Amariza= novel Panggil Aku Sakai
Semester • Cari dan jelaskan ruang kosong saudara/I temukan pada cerpen “Rencana Pembunuhan”. • Kumpulkan 27 Desember 2013 via email. •
[email protected] • Kls pbr reg mid dikumpul 20 desember 2013
Pendekatan Pragmatik (Pragmatic) • Karya sastra dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan, sebagai alat untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan • Untuk mencapai efek-efek tertentu pada pembaca (audience) • Efek yang dituju dapat berupa pengetahuan, pemahaman, kesenangan estetik, pendidikan, ataupun tujuan-tujuan politik
• Kajian pragmatik diperoleh dari analisis kita terhadap penelitian orang lain terhadap karya orang lain. • Ketika peneliti bernama “A”, “B”, “C”, dan “D” melakukan penelitian terhadap cerpen “Rencana Pembunuhan Hang Kafrawi”, maka peneliti “E” mengumpulkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti “A”, “B”, “C”, dan “D” untuk dicari perbedaan hasil penelitian itu.
• Penelitian “A”, “B”, “C”, dan “D” itu diuraikan perbedaannya apakah karena berbeda zaman kelahirannya dan beda zaman penerimaannya, atau beda karena analisis teoritisnya, atau karena beda latar belakang budaya masingmasing peneliti.
Sesion IX PEMBAGIAN FIKSI
Apa saja yang masuk fiksi
FIKSI Fiksi dalam kesastraan Inggris dan Amerika menunjuk kepada karya yang berwujud novel, cerita pendek.
NOVEL Novel adalah jenis prosa yang mengisahkan sebagian/ potongan riwayat hidup tokoh, merupakan prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan yang menggelar kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung nilai hidup, diolah dengan teknis kisahan yang lengkap dibanding cerpen.
Novel (Inggris: novel) dan cerita pendek (disingkat :cerpen; Inggris: short story) merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus di sebut fiksi. Novel dalam bahasa Inggris tersebut berasal dari bahasa Italia (novella) yang dalam bahasa Jerman:novelle. Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa.
Dewasa ini istilah novella dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelet (Inggris:novelette), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukup, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Perbedaan antara novel dengan cerpen dilihat dari segi formalitas bentuk, segi panjang cerita. Novel jumlah halamannya berjumlah ratusan halaman
Ciri-Ciri: Membaca novel tidak dapat dilakukan dengan hanya menyediakan waktu setengah atau dua jam Karya sastra yang disebut novelet adalah karya yang lebih pendek dari pada novel, tetapi lebih panjang dari cerpen, katakanlah pertengahan di antara keduanya. Cerpen yang panjang yang terdiri dari puluhan ribu kata tersebut, disebut juga sebagai novelet. Sebagai contoh “Sri Sumarah” dan “Bawuk” serta “Kimono Biru Buat Istri” karya Umar Kayam (sering disebut orang cerpen panjang)
SESION X • Cerpen
CERPEN Cerpen merupakan kisah yang memberikan kesan tunggal yang dominan tentang satu tokoh dalam satu latar dan situasi dramatik Cerpen merupakan cerita yang mengisahkan riwayat kehidupan suatu tokoh yang sangat singkat; hanya cuplikan/ potongan dari riwayat hidup tokoh Cerpen sesuai namanya adalah cerita yang pendek Ukuran panjang pendek tidak ada ketetapan yang pasti
Menurut Edgar Allan Poe (sastrawan kenama-an Amerika) mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, berkisar antara setengah sampai dua jam Ada jenis cerpen yang sangat pendek (short-short story) berkisar 500-an kata Ada cerpen yang panjangnya sedang (midle short story) Ada cerpen yang panjang (long short story) yang terdiri dari puluhan (atau bahkan beberapa puluh) ribu kata.
Persamaan Cerpen dan Novel Dibangun oleh unsur-unsur pembangun (unsur-unsur cerita) yang sama yaitu unsur instrinsik dan ekstrinsik. Instrinsik (plot, tema, tokoh, sudut pandang, dan bahasa) Sama-sama memiliki unsur peristiwa, plot, tema, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Dapat dianalisis dengan pendekatan yang kurang lebih sama
Sama-sama sering tidak berisi penyelesaian yang jelas, penyelesaian diserahkan kepada interpretasi pembaca (Semester: jelaskan pendapat saudara bagaimana bayangan imajinasi penyelesaian cerpen Rencana Pembunuhan) Sama-sama memenuhi kepaduan unity artinya segala sesuatu yang diceritakan bersifat dan berfungsi mendukung tema utama dan sama-sama menawarkan sebuah dunia yang padu
Perbedaan cerpen dengan Novel Dari segi panjang cerita, novel lebih panjang daripada cerpen Novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detil, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. Hal itu mencakup berbagai unsur cerita yang membangun novel itu. Cerpen lebih padu, lebih memenuhi tuntutan ke-unity-an daripada novel
Karena bentuknya yang pendek, cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai pada detildetil khusus yang kurang penting yang lebih bersifat memperpanjang cerita. (uraikan imajinasi saudara angka 11) Kelebihan cerpen yang khas adalah kemampuan mengemukakan secara lebih banyak (jadi implisit) dari sekedar apa yang diceritakan. Kelebihan novel yang khas adalah kemampuannya menyampaikan permasalah-an yang kompleks secara penuh, meng-kreasikan sebuah dunia yang jadi.
Membaca sebuah novel menjadi lebih mudah sekaligus lebih sulit daripada membaca cerpen. Membaca lebih mudah karena tidak menuntut kita memahami masalah yang kompleks dalam bentuk (dan waktu) yang sedikit. Membaca lebih sulit karena berupa penulisan dalam skala yang besar yang berisi unit organisasi atau bangunan yang lebih besar daripada cerpen. Membaca novel pembaca akan memperoleh kesan yang umum dan akan memperoleh samar tentang plot
Membaca sebuah novel baru dapat diselesaikan setelah berkali-kali dibaca, dan setiap kali dibaca hanya selesai beberapa episode. Membaca sebuah novel memaksa pembaca untuk mengingat kembali cerita yang telah dibacanya dahulu/ sebelumnya. Unsur novel seperti plot, tema, penokohan, latar bersifat lebih rinci dan kompleks daripada unsur cerpen. Plot cerpen umumnya tunggal, hanya terdiri dari satu urutan peristiwa yang diikuti sampai cerita berakhir.
Urutan peristiwa pada cerpen dapat dimulai dari mana saja, dapat dimulai dari konflik yang telah meningkat. Memulai cerpen tidak harus dari tahap perkenalan (para) tokoh atau latar. Jika pun ada perkenalan para tokoh tidak panjang seperti novel. Plot cerpen biasanya tunggal Konflik cerpen biasanya tunggal dan tentu klimaks-nya pun tunggal Novel berhubung dg adanya ketidakterikatan pada panjang cerita, memberikan kebebasan kepada pengarang, umumnya memiliki lebih dari satu plot yaitu plot utama dan subplot
Plot utama pada novel berisi konflik utama yang menjadi inti persoalan yang diceritakan sepanjang karya itu, sedangkan subplot pada novel berupa konflik tambahan yang bersifat menopang, mempertegas dan mengintensifkan konflik utama untuk sampai pada klimaks Tema cerpen hanya berisi satu tema; berkaitan dengan plot yang juga tunggal dan pelaku yang terbatas. Novel menawarkan lebih dari satu tema yaitu satu tema utama dan tema-tema tambahan. Hal ini sejalan dengan plot utama dan sub plot; konflik utama dan konflik pendukung (tambahan)
Tema novel lebih banyak dari cerpen karena sejalan dengan kemampuan novel yang dapat mengungkapkan berbagai masalah kehidupan yang kesemuanya akan disampaikan pengarang; hal ini tidak dapat dilakukan pengarang pada cerpen. Penokohan pada cerpen tokoh cerita terbatas jumlahnya, pada novel lebih banyak. Jati diri tokoh pada cerpen lebih terbatas sehingga pembaca harus merekonstruksi sendiri gambaran yang lebih lengkap tentang tokoh itu. Pada novel jati diri tokoh lebih lengkap, baik tentang ciri fisik, keadaan sosial, tingkah laku, sifat, dan kebiasaan dan lain-lain.
soal • Rekonstruksi kembali tokoh bapak tami, Imran, jamilah, dollah, Ali dalam hal tentang: ciri fisik, keadaan sosial, tingkah laku, sifat, dan kebiasaan dan lain-lain
Hubungan antar tokoh pada novel dilukiskan langsung atau tidak langsung dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan konkret tentang keadaan para tokoh cerita. Tokoh pada novel lebih mengesankan. Latar pada cerpen tidak memerlukan detil-detil khusus tentang keadaan latar. Misalnya yang menyangkut keadaan tempat dan sosial. Cerpen hanya memerlukan pelukisan secara garis besar saja atau bahkan hanya secara implisit, asal telah mampu memberikan suasana tertentu yang dimaksudkan Latar novel lebih rinci dapat memberi gambaran yang lebih jelas, konkret dan pasti
Dunia imajiner yang ditampilkan cerpen hanya menyangkut salah satu sisi kecil pengalaman kehidupan saja, sedangkan Dunia yang ditawarkan novel merupakan dunia dalam skala yang lebih besar dan kompleks, mencakup berbagai pengalaman kehidupan yang dipandang aktual, namun semuanya tetap salig berjalin. Pencapaian sifat kepaduan novel lebih sulit dibandingkan dengan cerpen Novel utuh dalam bentuk beberapa bab, beberapa episode, sangat panjang kisah ceritanya dan harus dilakukan pembagian dalam beberapa bab atau episode.
Jika membaca satu bab novel saja secara acak dilakukan, kita tidak akan mendapatkan cerita yang utuh. Cerpen mencapai keutuhan dalam bentuk yang pendek, barangkali sependek satu bab sebuah novel.
Sesion XI ROMAN- NOVEL
Roman-Novel Roman merupakan menceritakan tokoh mulai dari ayunan hingga ke liang kubur. Roman dalam bahasa Jerman bildungsroman dan erziehungsroman yang masing-masing berarti novel of information dan novel of education. Dalam bahasa Inggris di kenal dua istilah yaitu romance (romansa dan novel. Novel bersifat realistis, sedangkan roman bersifat puitis dan epik (cerita, kisah).
Keduanya menunjukkan sumber yang berbeda. Novel berkembang dari bentuk-bentuk naratif nonfiksi, misalnya surat, biografi, kronik, atau sejarah. Roman merupakan lebih tua dari Novel. Roman menurut Frye tidak berusaha menggambarkan tokoh secara nyata, secara lebih realistis. Roman merupakan lebih menggambarkan angan-angan, dengan tokoh yang lebih bersifat subjektif.
Novel lebih mencerminkan gambaran tokoh nyata, tokoh yang berangkat dari realitas sosial. Jadi, Novel memiliki tokoh yang lebih derajat lifelike (seperti hidup). Roman pada mulanya berarti cerita yang ditulis dalam bahasa. Roman dari bahasa Perancis di abad pertengahan masuk ke Indonesia lewat kesastraan Belanda.
Dalam pengertian modern roman berarti cerita prosa yang melukiskan pengalaman-pengalaman bathin dari beberapa orang yang berhubungan satu dengan yang lain dalam suatu keadaan. Yang menceritakan tokoh sejak mulai dari ayunan sampai ke kubur. Roman lebih banyak melukiskan seluruh kehidupan pelaku, mendalmi sifat watak, dan melukiskan sekitar tempat hidup. Novel dibatasi dengan pengertian suatu cerita yang bermain dalam dunia manusia dan benda yang ada di sekitar kita, tidak mendalam, lebih banyak melukiskan satu saat dari kehidupan seseorang dan lebih mengena sesuatu episode.
Pembeda antara roman dan novel terlihat kabur, karena: Jika kita membatasi roman dengan persyaratan menceritakan orang selama hidupnya, tak banyak karya fiksi Indonesia yang dapat disebut sebagai roman. Jika novel dikatakan tidak mendalam perwatakannya, hal itu juga tak benar. Banyak novel Indonesia yang menggarap penokohan dengan mendalam, sebut misal Belenggu, Jalan Tak Ada Ujung, dan Gairah untuk Hidup dan Untuk Mati.
Novel Serius dan Novel Populer Batasan keduanya tidak begitu jelas Sebutan novel popoler atau novel pop merebak sesudah suksesnya Karmila dan Cintaku di Kampus Biru pada tahun 70-an. Sesudah itu setiap novel hiburan, tidak peduli mutunya di sebut juga sebagai novel pop Kata pop diasosiasikan dengan kata populer, mungkin karena novel-novel itu sengaja ditulis untuk selera dagangan populer dan kemudian dikenal sebagai bacaan populer.
Sastra dan Musik populer adalah semacam sastra dan musik yang dikategorikan sebagai hiburan komersial. Yaitu menyangkut selera orang banyak atau selera populer Sastra pop di dunia barat condong pada sastra baru yang inovetif, eksperimental (yang tak saja dalam hal gaya, manipulasi bahasa, dan penjelajahan tema yang sebebas mungkin) walau tak menutup kemungkinan untuk komersial. Novel populer menampilkan masalah-masalah aktual namun hanya sampai pada tingkat permukaan.
Novel populer tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara lebih dalam, tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. Novel populer hanya bersifat sementara, cepat ketinggalan zaman, dan tidak memaksa orang untuk membaca sekali lagi. Cepat dilupakan orang, apa bila dengan munculnya novel-novel baru yang lebih populer pada masa sesudahnya. Sastra populer menyajikan kembali rekaman-rekaman kehidupan dengan harapan pembaca akan mengenal kembali pengalaman-pengalamannya sehingga merasa terhibur karena seorang telah menceritakan pengalamannya itu.
Sastra populer akan setia memantulkan kembali emosiemosi asli, dan bukan penafsiran tentang emosi itu Sastra populer lebih banyak mengundang pembaca untuk mengidentifikasikan dirinya. Menurut Stanton; novel populer lebih mudah dibaca, lebih mudah dinikmati, karena ia memang semata-mata menyampaikan cerita. Ia tidak berpretensi mengejar efek estetis, melainkan memberikan hiburan langsung dari aksi ceritanya. Masalah yang disajikan yang ringan-ringan, tetapi aktual dan menarik.
yang terlihat hanya pada masalah yang “itu-itu “ saja yaitu: Cinta asmara (barangkali dengan sedikit berbau porno) dengan model kehidupan yang berbau mewah. Kisah percintaan antara pria tampan dengan wanita cantik secara umum cukup menarik, mampu membuai pembaca remaja yang memang sedang mengalami masa peka untuk itu dan barangkali dapat untuk sejenak melupakan kepahitan hidup yang dialaminya secara nyata.
Novel populer lebih mengejar selera pembaca, komersial Novel populer tidak akan menceritakan sesuatu yang bersifat serius, sebab hal itu dapat berarti akan berkurang jumlah penggemarnya. Oleh karena itu, agar cerita mudah dipahami, plot sengaja dibuat lancar dan sederhana Perwatakan tokoh tidak berkembang, tunduk begitu saja pada kemauan pengarang yang bertujuan memuaskan pembaca. Menurut Sapardi Djoko Damono, tokoh-tokoh yang diciptakan adalah tokoh yang tak berkembang kejiwaannya dari awal hingga akhir cerita.
Bebagai unsur cerita seperti plot, tema, karakter, latar, dan lain-lain biasanya bersifat streotif (mengikut yang sudah ada) itu-itu saja, atau tidak mengutamakan adaya unsur-unsur pembaharuan. Hal demikian, mempermudah pembaca yang sematamata mencari cerita dan hiburan belaka, dan membaca novel itu hanya bagaikan mengenali dan menemukan kembali sesuatu yang telah dikenali dan atau dimiliki sebelumnya.
PERTEMUAN XII
• Sastra Serius
Sastra Serius Novel sastra serius harus sanggup memberikan yang serba berkemungkinan, dan itulah sebenarnya makna sastra yang sastra. Jika membaca novel serius, jika kita ingin memahaminya dengan baik, diperlukan daya konsentrasi yang tinggi dan disertai kemauan untuk itu.
Pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditampilkan dalam novel serius disoroti dan diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan yang bersifat universal. Novel serius disamping memberikan hiburan, juga terimplisit tujuan memberikan penglaman yang berharga kepada pembaca, atau paling tidak, mengajaknya untuk meresapi dan merenungkan secara lebih sungguhsungguh tentang permasalahan yang dikemukakan. Pada novel serius Hakikat kehidupan tetap bertahan sepanjang masa. Novel serius tak pernah ketinggalan zaman. Itulah sebabnya tetap menarik sepanjang masa, tetap menarik untuk dibicarakan.
Contoh Hamlet, Romeo dan Juliet (Shakespeare), Madam Bovary karya Gustave Flaubert), bahkan yang lebih tua lagi La Divina Commedia karya Dante atau beberapa karya Homerus, Sophocles pada masa Yunani klasik.
Contoh karya sastra Indonesia Belenggu Atheis Jalan Tak Ada Ujung Atau karya klasik seperti Mahabarata dan Ramayana
Pada novel serius masalah percintaan banyak juga diangkat, namun bukan satu-satunya masalah yang penting dan menarik untuk diungkapkan. Masalah kehidupan amat kompleks, bukan sekedar cinta asmara, melainkan hubungan sosial, ketuhanan, maut, takut, cemas, dan bahkan masalah cinta itu pun dapat ditujukan terhadap berbagai hal seperti: Cinta kepada orang tua Cinta kepada saudara Cinta tanah air dan lain-lain
Contoh masalah percintaan pada novel “Atheis” bercerita tentang percintaan Hasan dan Kartini, namun barangkali kita sepakat bahwa bukan masalah itu yang terutama ingin diungkapkan dan disampaikan Ahdiat kepada kita. Novel serius berusaha mengungkapkan sesuatu yang baru dengan cara pengucapan yang baru (kebaruan diutamakan). Tentang bagaimana suatu bahan diolah (diungkapkan) adalah hal yang penting dalam teks kesastraan. Justru karena adanya unsur pembaruan itu teks sastra menjadi mengesankan.
Dalam novel serius tidak akan terjadi sesuatu yang streotif (mengikut yang sudah ada), atau paling tidak, pengarang berusaha untuk menghindarinya. Jika itu terjadi, dianggap sebagai sesuatu yang mengurangi kadar literer karya yang bersangkutan, sebagai suatu cela. Novel serius mengambil realitas kehidupan ini sebagai model, kemudian menciptakan sebuah dunia baru lewat penampilan cerita dan tokoh-tokoh dalam situasi yang khusus. Novel serius (novel sastra) menuntut aktivitas pembaca secara lebih serius, menuntut pembaca untuk mengoperasikan daya intelektualnya.
Pembaca dituntut untuk ikut mengrekon-struksikan duduk persoalan masalah dan hubungan antartokoh (perlu aktivitas besar dibanding membaca novel pop). Teks sastra sering mengemukakan sesuatu secara implisit sehingga hal itu boleh jadi menyibukkan pembaca dan pembaca haruslah mengisi sendiri bagian-bagian yang kosong tersebut (ingat ada istilah pembaca implisit “implisit reader”), untuk merekonstruksi cerita.
PERTEMUAN XIII
• Pendekatan Objektif
Pendekatan Objektif • pendekatan objektif yang menganggap karya sastra sebagai suatu yang otonom, terlepas dari alam sekitarnya (mimetik), pembaca (pragmatik) dan pengarang (ekspresif). • Yang sangat dipentingkan dalam pengkajian ini adalah karya sastra itu sendiri. • Analisis dilakukan terhadap struktur instrinsiknya.
• Karya sastra dipandang sebuah keseluruhan yang mencukupi dirinya sendiri. • Karya sastra dipandang tersusun dari bagianbagian yang saling berjalin erat secara batiniah, • dan karya sastra dipandang menghendaki pertimbangn dan analisis dengan kriteria instrinsik berdasarkan keberadaannya seperti: kompleksitas,
koherensi, keseimbangan, integritas, dan saling berhubungan antara unsur-unsur pembentuknya
Kritik objektif timbul tahun 1920, dengan tampilnya kaum kritikus baru (new critics) dan aliran Chicago (Chicago School), kaum formalis Eropa (Abrams, 1981:37). Kritik objek disempurnakan terus, seperti pendapat Hawkes (1978:156), bahwa sebagian golongan kritikus baru yang baru (New New Critics) yang lebih menyempurnakan teori-teori kritik sastra dan penerapan kritik sastra objektif.
• Penelaahan dengan sastra objektif merupakan penelaahan karya sastra berdasarkan karya sastra itu sendiri, tanpa mengaitkan dengan latar belakang sosial, sejarah, biografi pengarang. • Teeuw (1984:132) memberi istilah kajian sastra yang bersifat otonom.
PERTEMUAN XIV
• ELEMEN-ELEMEN SASTRA
Plot Stanton (1965: 14) menyatakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian dan tiap kejadian itu dihubungkan berdasarkan hubungan sebab akibat. Urutan waktu (kronologis) Logis-Sebab Akibat, A-S,
TEMA
PERTEMUAN XIV • ELEMEN-ELEMEN SASTRA
PENOKOHAN
LATAR
Ujian Semester berikutnya: • Buat rangkaian peristiwa cerpen rencana pembunuhan berdasarkan sebab-akibat