PENETAPAN METODE ANALISIS P TERSEDIA TANAH ENTISOL
SKRIPSI
MULYANIS RAHMI 030303047
DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
PENETAPAN METODE ANALISIS P TERSEDIA TANAH ENTISOL
SKRIPSI
MULYANIS RAHMI 030303047
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Dibimbing Oleh
Ir. Mukhlis, MSi Ketua
Ir. A. B. Sinulingga, SU Anggota
DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
ABSTRACT
The research was conducted to get the right analysis method for entisol with examining some recommended the available P analysis method. This research was conducted at greenhouse Faculty of Agriculture at North Sumatera University and Chemical and Fertile Soil laboratory. This research used 3 blocks of non factorial randomized block design, where the becoming main factor is the giving P fertilizer with 9 dosages, which were: 0, 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350, and 400 ppm P. This analysis method which was examined, such as Bray I, Bray II, North Carolina, HCl 25 %, Truog and dried fired result. The right analysis method was done by correlating the available P analysis result with the weight of the dried upper part of plant and the absorbing of P plant. The method which had the highest correlation coefficient value chosen as the right method. The result of the research showed that the more we give the P fertilizer dosage, so the soil available P, the height of the plant, the dried upper part of plant and root, and the absorbing of P plant would increase, and statistically, it showed very real influences toward all the indicators except the height of the plant. On this research, this dried fired result chosen as the right method for entisol with the highest correlation coefficient value, which was r = 0,92.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan guna menetapkan metode analisis yang tepat untuk tanah entisol dengan menguji beberapa metode analisis P tersedia yang telah direkomendasikan. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok non faktorial 3 blok, dimana yang menjadi faktor perlakuan adalah pemberian pupuk P dengan 9 taraf dosis, yakni : 0, 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350, dan 400 ppm P. Metode analisis yang diuji diantaranya Bray I, Bray II, North Carolina, HCl 25 %, Truog dan Pengabuan kering. Metode analisis yang tepat ditetapkan dengan mengkorelasikan hasil analisis P tersedia dengan berat kering tajuk dan serapan P tanaman. Metode yang memiliki nilai koefisien korelasi tertinggi terpilih sebagai metode yang tepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk P yang diberikan maka kadar P tersedia tanah, tinggi tanaman, berat kering tajuk dan akar serta serapan P tanaman semakin meningkat dan secara statistik berpengaruh sangat nyata terhadap semua parameter kecuali berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Pada penelitian ini metode Pengabuan kering terpilih sebagai metode yang tepat untuk tanah entisol dengan nilai koefisien korelasi tertinggi yakni r = 0,92
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Padang Panjang pada tanggal 06 Oktober 1985 dari ayah Syukri dan Ibu Emy Yustiti. Penulis merupakan anak kedua dari delapan bersaudara. Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 2 Padang Panjang dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara (USU) melalui jalur SPMB. Penulis memilih program studi Ilmu Tanah Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah agama Islam, Perancangan Penelitian Tanah dan Analisis Tanah dan Tanaman. Mengikuti organisasi BKM Al-Mukhlisin (2004-2007), KAM RABBANI FP USU (2006-2007), Pengajian Al – Bayan dan organisasi Himpunan Mahasiswa Departemen Ilmu Tanah. Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan di PTPN III Kebun Sei Dadap, Kisaran, Kabupaten Asahan tahun 2006.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul dari penelitian ini adalah Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Histosol dibawah bimbingan Ir. Mukhlis, MSi dan Ir. A. B. Sinulingga, SU Terima
kasih
penulis
sampaikan
kepada
Ir. Mukhlis, MSi
dan Ir. A. B. Sinulingga, SU selaku komisi pembimbing, Dr. Ir. Abdul Rauf, MP Ir. Bintang Sitorus, MP, Jamilah, SP. MP, Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP dan Ir. Fauzi, MP serta seluruh dosen di Departemen Ilmu Tanah yang banyak memberikan ilmu dan saran. Teristimewa ungkapan terima kasih dan rasa hormat penulis sampaikan kepada ayahanda Syukri Kt. Mudo dan ibunda Emy Yustiti serta seluruh keluarga besar, Ibu Hj. Nurlena A. M. Pd atas kepercayaan dan doanya. Penghargaan penulis berikan kepada Yayasan Leuser Indonesia, Keluarga Besar BKM Al Mukhlisin (ukhti lina, mimi, yani, syam, eci, listia siti, nisa, syari dan ukhtiku semua) jazakillah khairan katsiro. Bang Anwar dan keluarga, Sri Budiarti SS, Arliza, Yeni dan Nanda serta seluruh stambuk 2003 atas kebersamaan selama ini. Keluarga pondok pelangi atas ukhwahnya dan seluruh asisten laboratorium Kimia dan kesuburan Tanah serta seluruh pihak yang banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. Tanpa mereka semua penulis tidak ada dan bukanlah siapa – siapa. Semoga skripsi ini bermanfaat. Medan, November 2007
Penulis Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Hal ABSTRACT ................................................................................................ i ABSTRAK................................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................. iv DAFTAR ISI ............................................................................................... v DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x PENDAHULUAN Latar Belakang ................................................................................ 1 Tujuan Penelitian............................................................................. 2 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 2 Kegunaan Penelitian ........................................................................ 2 TINJAUAN PUSTAKA Tanah Entisol .................................................................................. 3 Sifat dan Ciri Tanah Entisol............................................................. 5 Unsur Hara P .................................................................................. 6 Analisis P Tanah ............................................................................. 8 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 12 Bahan dan Alat ................................................................................ 12 Metode Penelitian ........................................................................... 13 Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 13 Peubah Amatan .............................................................................. 15 Uji Statistik ..................................................................................... 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil................................................................................................ 17 Pembahasan..................................................................................... 21 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ..................................................................................... 25 Saran ............................................................................................... 25
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 26 LAMPIRAN ................................................................................................ 28
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No.
Tabel
Hal
1. Perlakuan pemberian pupuk P ................................................................. 13 2. Metode analisis P tersedia tanah .............................................................. 14 3. Kadar P tersedia tanah 10 hari setelah pemupukan P menggunakan beberapa metode ..................................................................................... 17 4. Tinggi tanaman, berat kering tajuk dan akar serta serapan P tanaman ....... 18 5. Persamaan regresi dan koefisien korelasi antara kadar P tersedia dengan berat kering tajuk dan serapan P tanaman ................................................ 20
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Lampiran
Hal
1. Analisis awal tanah Entisol ..................................................................... 28 2. Bagan penelitian di Rumah kaca FP USU………………………….……..29 3. Perhitungan kebutuhan pupuk P .............................................................. 30 4. Rataan kadar P tanah hasil analisis metode Bray I .................................. 32 5. Daftar sidik ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode Bray I .. 32 6. Rataan kadar P tersedia tanah hasil analisis metode Bray II ..................... 33 7. Daftar Sidik Ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode Bray II . 33 8. Rataan kadar P tersedia tanah hasil analisis metode North Carolina ......... 34 9. Daftar Sidik kadar P tersedia tanah hasil analisis metode North Carolina..34 10. Rataan kadar P tanah hasil analisis metode HCl 25 %............................. 35 11. Daftar sidik ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode HCl 25 %32 ................................................................................ 35 12. Rataan kadar P tersedia tanah hasil analisis metode Truog....................... 36 13. Daftar Sidik Ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode Troug... 36 14. Rataan kadar P tersedia tanah hasil analisis metode Pengabuan kering .... 37 15. Daftar sidik ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode Pengabuan kering .................................................................................... 37 16. Rataan serapan P tanaman jagung pada masa akhir vegetatif ................... 38 17. Daftar sidik ragam serapan P tanaman jagung pada akhir masa vegetatif…………………………………………………………… 38 18. Rataan tinggi tanaman jagung pada masa akhir vegetatif ......................... 39 19. Daftar sidik ragam tinggi tanaman jagung pada akhir masa vegetatif…. ...39 20. Rataan berat kering tajuk tanaman jagung pada masa akhir vegetatif ....... 40 Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
21. Daftar sidik ragam berat kering tajuk tanaman jagung pada akhir masa vegetatif…………………………………………………………………. 40 22. Rataan berat kering akar tanaman jagung pada masa akhir vegetatif ........ 41 23. Daftar sidik ragam berat kering akar tanaman jagung pada akhir masa vegetatif ………………………………………………. 41 24. Kriteria penilaian sifat – sifat tanah………………………………………42 25. Metode analisis P tersedia tanah metode Bray I……………………….. 43 26. Metode analisis P tersedia tanah metode Bray II……………………….. 46 27. Metode analisis P tersedia tanah metode North Carolina………………...49 28. Metode analisis P tersedia tanah metode HCl 25 %……………………...52 29. Metode analisis P tersedia tanah metode Truog…………….………. … 55 30. Metode analisis P tersedia tanah metode Pengabuan kering……………..58 31. Foto tanaman dan kegiatan ………………………………………………59 32. Peta jenis tanah…………………………………………………………...60
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah Entisol merupakan tanah yang baru berkembang sehingga sangat potensial untuk dijadikan lahan pertanian baik tanaman pangan dan perkebunan. Meskipun tanah ini sangat potensial, tapi dalam perkembangan tanahnya sangat bergantung pada bahan induk dan topografi sehingga akan berpengaruh terhadap kesuburan tanahnya seperti pemadatan, sifat kimia tanah bervariasi dan besarnya kehilangan air infiltrasi. Sebagai tanah yang baru terbentuk perlu dikaji sifat – sifat tanah yang dapat mempengaruhi kesuburan tanah dan keberadaan unsur haranya. Fosfor (P) merupakan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar, sedangkan jumlah P dalam tanah dan tanaman relatif sedikit dibandingkan unsur hara esensial lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur
P
bersifat
mobil
atau
mudah
bergerak
antar
jaringan
(Rosmarkam dan Yuwono, 2002) sehingga mudah mengalami fiksasi. Proses fiksasi dapat mengakibatkan pemupukan P menjadi tidak maksimal diserap tanaman. Agar pemupukan P lebih efektif perlu diketahui kadar ketersediannya didalam suatu jenis tanah. Ketersedian P tanah entisol dapat diketahui dengan adanya suatu metode analisis yang dapat menggambarkan dan mendeteksi ketersedian P dalam tanah yang sebenarnya. P tersedia merupakan P yang dapat diserap oleh tanaman. Banyak metode analisis P tersedia tanah yang telah dikembangkan, namun yang
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
sangat sesuai adalah yang memberikan korelasi yang tinggi antara hasil analisis dengan serapan P tanaman. Korelasi uji tanah dapat menentukan metode analisis yang sesuai untuk suatu jenis tanah sehingga untuk mengetahui metode analisis P tersedia yang tepat di tanah entisol maka dilakukan uji korelasi.
Tujuan Penelitian
Untuk menetapkan metode analisis P tersedia tanah yang tepat untuk tanah Entisol
Hipotesa Penelitian
Metode analisis P tersedia yang tepat untuk tanah Entisol dapat ditentukan dengan melakukan uji korelasi.
Kegunaan Penelitian
o Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan. o Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah Entisol
Konsep
pemikiran
Holosin, solum = tanah)
dari adalah
Entisol tanah
adalah (recent = umur geologi mineral
yang
masih muda
(Holosin), tanah yang baru diendapkan, belum atau masih sedikit mengalami pelapukan atau berasal dari sisa erosi. Termasuk tanah ini adalah tanah yang belum memiliki horison pedogenik dan umumnya masih berupa lapisan – lapisan tanah atau tanah yang hanya memiliki satu atau dua horison pedogenik tertentu (Hardjowigeno, 1993; Munir, 1996; Subagyo dkk., 2000). Menurut Taksonomi Tanah, entisol didefinisikan sebagai tanah yang memenuhi syarat bila regim suhu adalah mesi, isomesik atau lebih panas dan pada waktu kering ditemukan retakan – retakan sampai selebar 1 cm pada kedalaman 50 cm tapi pada kadar liat < 39 %, di beberapa sub horison pada kedalaman < 50 cm dan salah satu syarat dari kriteria berikut ini yaitu bahan sulfidik pada kedalaman < 50 cm dari permukaan tanah mineral
atau mempunyai horison penciri epipedon okhrik,
albik, anthropik, histik atau spodik pada kedalaman lebih dari 2 meter ( Munir, 1996). Proses pembentukan Entisol dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya iklim yang sangat kering sehingga proses pelapukan berjalan lambat, erosi yang kuat sehingga mampu membawa bahan endapan lebih banyak dari yang dibentuk melalui proses pedogenik, pengendapan terus – menerus, bahan induk yang sukar melapuk dan tidak subur, selalu jenuh air atau tergenang dan waktu pedogenik yang singkat ( Hardjowigeno, 1993 ; Munir, 1996). Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Tanah entisol terdiri dari 5 sub ordo dan 4 diantaranya termasuk dalam tanah pertanian utama yaitu Aquent yaitu entisol basah yang selalu jenuh air sehingga drainase terhambat, Fluvent terbentuk dari bahan endapan di dataran banjir sungai, Psamment, entisol bertekstur pasir atau berlempung dan Orthent yaitu entisol berpenampang dangkal atau tipis dan berbatu di lereng – lereng curam (Subagyo dkk., 2000) Fluvent dan aquents (tanah aluvial) terdapat di dataran-dataran banjir pada lembah-lembah sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan baru dari lembah-lembah sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan baru dari tanah aluvial secara berkala ( Nordin, 2006) Jenis tanah fluvents penting di dataran banjir di tepi sungai atau danau di Kalimantan. Tanah-tanah ini umumnya terdapat di sungai-sungai yang mengangkut endapan yang rawan terhadap banjir dan perubahan aliran sungai. Kandungan mineral dan kesuburan tanah tropofluvents tergantung pada formasi geologi di daerah aliran sungai bagian hulu dan topografi daerah sekitarnya. Dua lingkungan utama yang bertanah aluvial adalah muara sungai dan rawa-rawa belakangnya (Nordin, 2006). Tanah-tanah aluvial baru yang berasosiasi dengan air tawar
sebagian
besar mendukung hutan-hutan rawa air tawar. Tanah aluvial yang lebih baru ini umumnya lebih subur dari pada lereng-lereng sekitarnya, tetapi tidak sesubur tanah aluvial laut atau abu vulkanik Tanah-tanah aluvial di dataran tepi sungai adalah tanah-tanah yang paling subur dan merupakan habitat yang mudah dikelola. Kebalikan dari tanah yang subur ini adalah tanah psamments, merupakan
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
tanah muda yang mencolok, umumnya terdapat pada pantai-pantai muda maupun pantai tua (Nordin, 2006)
Sifat dan Ciri Tanah Entisol
Tanah aquents jenuh air dalam suatu periode yang panjang dalam satu tahun dengan ciri khas dalam, berwarna abu-abu dan warna lainnya; tingkat kesuburannya bergantung pada kandungan mineral dan bahan organik endapan aluvial asalnya. Tanah hydraquents terdapat di rawa pasang surut, tanah ini muda, lunak, berlumpur dan belum berkembang. Tanah sulfaquents umumnya terdapat bersama-sama dengan hydraquents. Tanah -tanah ini sangat terbatas untuk tanah pertanian, karena mengandung pirit yang apabila teroksidasi akan menimbulkan kondisi yang sangat masam dengan kadar besi dan aluminium sulfat yang cukup tinggi sehingga bersifat beracun ( Suhardjo dkk., 2000; Noor, 2004; Nordin, 2006) Kapasitas umum menyimpan zat-zat hara pada tanah-tanah sebagian besar bergantung pada kandungan humus. Oleh karena itu kandungan zat hara yang sangat rendah bila lapisan humusnya rendah, misalnya pada tanah-tanah pasir. Di dalam tanah yang dalamnya satu meter, hampir setengahnya dari basa yang diserap hanya terdapat dalam lapisan atas sedalam 25 cm (Nordin, 2006). Kesuburan tanahnya bervariasi bergantung pada bahan induk dan topografi seperti reaksi tanah antara Aquent dan Fluvent atau Psamment. Reaksi tanah aquent biasanya masam sampai agak masam (pH 4,7 – 6,6), Fluvent dan Orthent cenderung masam sampai agak masam (pH 5,0 – 6,5) sedangkan Psamment sangat masam sampai masam (pH 4,0 – 4,8) dan lapisan bawahnya umumnya
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
lebih masam dari lapisan atas. Kejenuhan basa bervariasi, KTK bervariasi baik antara horison A maupun C, kandungan P bervariasi sebagian sangat rendah sampai tinggi pada semua lapisan (Subagyo dkk., 2000; Ritung dan Wahyunto, 2003). Unsur Hara P
Fosfor (P) merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar ( hara makro) yang berfungsi sebagai penyusun sel hidup, terutama dalam pembelahan dan pembentukan membran sel, berperan aktif dalam mentranfer energi yakni merubah ADP menjadi ATP (Hakim dkk., 1996). P diserap tanaman dalam bentuk ion orthofosfat H2PO4- dan HPO4-2
dan ion ini tidak diikat oleh liat ataupun
koloid organik karena muatannya sama (Rosmarkam dan Yuwono, 2004) P tanah dapat dibedakan menjadi tak tersedia, potensial tersedia dan segera tersedia. P segera tersedia adalah bentuk P anorganik di larutan tanah. Bentuk yang potensial tersedia meliputi bentuk P organik dan beberapa bentuk P anorganik yang relatif tidak tersedia seperti bentuk P terendapkan (Al – P, Ca – P dan Mn – P) dan bentuk ini cenderung terakumulasi dalam keadaan stabil dan dalam keadaan tertentu dapat menjadi tersedia
seperti
penggenangan
pada
tanah sawah (Mukhlis, 2007). Umumnya bentuk P organik ditemukan dalam bentuk inositol fosfat terutama hexafosfat (60 % dari total P organik). Bentuk – bentuk lain seperti fosfolipid, asam nukleat, glukosa 1 – fosfat, gliserol fosfat dan protein fosfat dalam tanah hanya berkisar 2 % dari total P organik (Hartatik dkk., 2003).
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Adanya reaksi – reaksi pelepasan anion P kedalam larutan tanah dan penjerapan dari larutan tanah berkaitan erat dengan pH larutan tanah dapat digambarkan dalam kesetimbangan senyawa P di dalam tanah sebagai berikut -
+ OH-
H2PO4
-
+ OH
H2O + HPO4
-2
H2O + PO4-3
Reaksi ini memperlihatkan bahwa pada kisan pH dari asam sampai basa, larutan tanah dapat mengandung berbagai bentuk anion P. Pada pH 6,0 larutan tanah di dominasi bentuk H2PO4- dan HPO4- dan basa di dominasi oleh PO4-3. (Poerwowidodo, 1992). Analisis P Tanah
P tersedia dalam tanah dapat diartikan sebagai P tanah yang dapat larut dalam air dan asam sitrat. Berdasarkan kelarutan dan ketersediannya dalam tanah maka bentuk P dalam tanah dapat dibedakan ke dalam P yang dapat larut dalam air merupakan bentuk P yang segera dapat diserap tanaman, bentuk Al – P yang dapat diekstraksikan dengan NH4F, bentuk Fe – P dapat diekstraksikan oleh NaOH dan Ca – P yang dapat diekstraksikan oleh campuran Na sitrat dan Na ditionat (Hakim dkk., 1986). P tersedia tanah dapat dianalisis dengan berbagai metode. Larutan ekstraktan yang direkomendasikan cukup banyak, Fixen dan Grove (1990) mendata beberapa ekstraktan P dalam menetapkan P tersedia tanah yaitu : -
Soltanpour dan Schwab (1977) menggunakan ekstraktan 1 M NH4 HCO3 + 0,005 M DTPA pada pH 7,5
-
Bray dan Kurtz (1945) menggunakan ekstraktan 0,03 M NH4 F+ 0,0025 M HCl
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
-
Dyer (1894) menggunakan asam sitrat 1 % pada temperatur konstan selama 7 hari
-
Egner et. al (1960) menggunakan ekstraktan 0,01 M Ca laktat + 0,02 M HCl
-
ISFEIP (1972) menggunakan ekstraktan 0,25 M NaHCO3 + 0,01 M NH4 + 0,01 EDTA pada pH 8,5
-
Menlich (1953) menggunakan ekstraktan 0,05 M HCl + 0,0125 M H2So4
-
Menlich (1978) menggunakan ekstraktan 0,015 M NH4 F + 0,2 M CH3COOH + 0,2 M NH4Cl + 0,012 M HCl
-
Menlich (1984) menggunakan ekstraktan 0,015 M NH4 F + 0,2 M CH3COOH + 0,25 M NH4NO3 + 0,013 M HNO3
-
Olsen et. al (1954) menggunakan ekstraktan 0,5 M NaHCO3 pada pH 8,5
-
Troug (1930) menggunakan ekstraktan 0,001 M H2SO4 + (NH4)2SO4 pada pH 3. Fixen dan Grove (1990) menetapkan bahwa ektraktan yang baik harus
mampu mengekstrak P tersedia tanah, prosedurnya harus bekerja cepat dan tepat dan nilai uji tanah yang ditentukan harus berkorelasi dengan pertumbuhan tanaman atau respon P. Pengekstrak tidak menganggu proses analisa, harga bahan kimia rendah dan mudah dikerjakan (Widjik dkk., 1984) disamping itu metode tersebut harus menghasilkan angka yang diteliti. Penelitian korelasi uji tanah dapat menentukan metode ekstraksi yang sesuai untuk berbagai komoditi pada berbagai jenis tanah. Al – Jabri dkk (1984) melaporkan bahwa pengekstrak Troug dimodifikasi, HCl 25 %, dan Bray 2 merupakan pengekstrak yang cukup baik untuk tanah masam dari Lampung dan
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Sitiung untuk tanaman padi gogo. Widjaja- Adhi dan Widjik (1984) melaporkan metode Bray 1 adalah metode terbaik untuk tanah Hydric dystrandepts untuk tanaman kentang. Menurut Nursyamsi dan Sutriadi (2002) pengekstrak HCl 25 % dan Corlwell merupakan pengekstrak terbaik untuk menetapkan status hara P untuk tanaman kedelai pada Ultisol Deli Serdang, Bray 1 dan Olsen untuk Inseptisol Subang dan Olsen untuk Vertisol. Nursyamsi dkk (2004) menyatakan pengekstrak Bray 1 sebagai metode yang terbaik untuk menduga kebutuhan P tanaman kedelai pada tanah typic Kandiudox. Selanjutnya Iboy (2006) melaporkan pengekstrak Bray 2 merupakan metode yang terbaik untuk tanah sawah. Pengukuran laturan P yang telah terekstrak bisa dilakukan secara Spektofotometer. Spektrofotometer merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur transmitan atau adsorban pada berbagai panjang gelombang warna dengan menggunakan molibdat dan asam ascorbat. Ion orthofosfat dan molibdat berkondensasi dalam larutan asam heteropoli untuk menghasilkan asam molibdofosfat heteropoli (asam fosfat molibdat). Asam molidofosfat
yang
dihasilkan direduksi dengan hidrazinium sulfat sehingga menghasilkan kompleks warna biru yang dapat larut. Intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya P yang mula- mula dimasukkan dalam asam heteropoli selektif menghasilkan warna biru. Intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya P yang mula – mula dimasukkan dalam asam heteropoli. Keuntungan spektrofotometer adalah memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuntitas zat yang sangat kecil dan merupakan metode yang paling tepat untuk konsentrasi zat – zat terlarut (Bassett dkk., 1994)
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai dari bulan Mei sampai Oktober 2007.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan -
Tanah entisol sebagai media tanam yang diambil secara komposit dari Desa Air Mancur, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Aceh Tamiang
-
Pupuk SP – 36 ( 36% P2O5) sebagai sumber pupuk P, Urea (45% N) dan MOP (60% K2O) sebagai pupuk dasar.
-
Benih jagung sebagai tanaman indikator
-
Air untuk memenuhi kebutuhan tanah dan tanaman
-
Bahan – bahan kimia untuk keperluan analisis di Laboratorium.
Alat -
Cangkul, sekop, dan goni untuk pengambilan contoh tanah entisol
-
Polibag sebagai wadah tanah
-
Meteran untuk mengukur tinggi tanaman
-
Timbangan untuk menimbang tanah, pupuk dan berat kering tanaman
-
Alat – alat laboratorium untuk keperluan analisis.
-
Peta jenis tanah untuk menentukan lokasi pengambilan contoh tanah.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan perlakuan pemberian pupuk P yang terdiri dari 9 taraf (Tabel 1) dan 3 ulangan sehingga didapat 27 satuan percobaan. Tabel 1. Perlakuan Pemberian Pupuk P No
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
Ket:
Dosis Pupuk P (ppm) 0 50 100 150 200 250 300 350 400
Pupuk SP – 36 ( g/ pot) 0 1,27 2,57 3,81 5,08 6,36 7,63 8,90 10,17
Dosis pemberian pupuk di dasarkan penelitian rumah kaca yang dilakukan oleh Al – Jabri et, al (1984) dan perhitungan kebutuhan pupuk dapat dilihat pada lampiran 3.
Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan contoh tanah Contoh tanah histosol diambil di lokasi yang telah ditentukan secara komposit. Tanah dimasukkan kedalam polibag 4 kg setara tanah kering oven, kemudian di beri perlakuan pupuk P sesuai dengan taraf perlakuan (0, 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350, dan 400) ppm P dan di inkubasi selama 10 hari, setelah itu contoh tanah diambil untuk dianalisis kadar P tersedia tanah dengan berbagai metode (tabel 2).
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Analisis Awal Dilakukan analisis awal sifat kimia tanah meliputi % kadar air dan % kapasitas lapang, pH tanah dengan metode elektrometri, % C organik metode Walkley & Black, P Tersedia metode Bray II dan KTK metode ekstrak NH4 Oac (lampiran 1) Tabel 2. Metode Analisis P tersedia tanah Metode analisis Bray 1
Berat tanah (g) 2
Bray II
Larutan ekstraktan
Lama guncang (mnt)
Metode Penetapan dalam ekstraktan
NH4F 0,03N + HCl 0, 025 N
Volume ekstraktan (ml) 20
30
2
NH4F 0,03 N + HCl 0, 1 N
20
30
North Carolina HCl 25 %
2
HCl 0,5 N + H2SO4 0,025 N
20
30
2
HCl 25 %
20
30
Truog
0,5
100
30
Pengabuan kering
1
(NH4)2SO4+ H2SO4 0.002N pH 3 HCl 1 N
100
30
Biru molibdat- asam ascorbat Biru molibdat- asam ascorbat Biru molibdat- asam ascorbat Biru molibdat- asam ascorbat Biru molibdat- asam ascorbat Biru molibdat- asam ascorbat
Penanaman Setelah diinkubasi selama 10 hari dilakukan penanaman benih sebanyak 3 benih per polibag. Pupuk dasar di berikan pada saat penanaman yang terdiri dari 200 ppm Urea dan 200 ppm MOP. Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu dengan meninggalkan satu tanaman yang pertumbuhannya dianggap baik.
Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan dengan menyiram tanaman setiap hari
sampai
tanah dalam keadaan kapasitas lapang melalui pipa yang telah di lobangi sisinya. Penyiangan gulma dilakukan secara terus menerus dan pemberantasan hama dan penyakit di lakukan secara preventif dengan menyemprotkan insektisida.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Pemanenan
Pada akhir masa vegetatif (munculnya bunga) diambil contoh daun untuk dianalisis kadar hara P daun serta berat kering tanaman dimana bagian tajuk dan akar tanaman dipotong dan diovenkan pada suhu 70 °C selama 24 jam kemudian ditimbang berat kering tajuk dan akar tanaman.
Pengamatan Parameter
1. Kadar P tersedia (ppm) diukur 10 hari setelah perlakuan 2. Tinggi tanaman (cm) diukur pada akhir masa vegetatif 3. Berat kering tajuk (g) diukur pada akhir masa vegetatif 4. Berat kering akar (g) duikur pada akhir masa vegetatif 5. Serapan P tanaman (mg/ tan) dihitung dari kadar P tanaman dan berat kering tajuk.
Uji Statistik
Data yang diperoleh melalui analisis pengukuran dengan beberapa metode pengekstrak, diuji menggunakan uji korelasi. Nilai kadar P tersedia tanah dari setiap metode ditetapkan sebagai variabel x, sedangkan hasil pengukuran parameter tanaman ( serapan P tanaman dan berat kering tajuk) sebagai variabel y sehingga diperoleh nilai koefesien korelasinya yaitu nilai r. Nilai r diperoleh dari rumus : r
= ∑ ΧΥ n. SDx . SDy
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Dimana : r
= Nilai koefesien relasi
∑ ΧΥ = jumlah variabel x dikalikan dengan variabel y n
= jumlah perlakuan
SDx
= standar deviasi variabel x
SDy
= standar deviasi variabel y
Nilai koefesien korelasi r dari masing – masing metode yang tertinggi merupakan metode yang terpilih sebagai pengekstrak yang tepat.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil analisis kadar P tersedia tanah entisol yang diberikan perlakuan 0 – 400 ppm pupuk P yang dianalisis dengan beberapa metode analisis P tersedia, cenderung menunjukkan peningkatan nyata terhadap semua metode P yang diujikan (lampiran 4 – 14) Rataan kadar P tersedia yang teranalisis dari masing – masing metode memperlihatkan hasil yang beragam (Tabel 3) Tabel 3. Kadar P tersedia tanah entisol 10 hari setelah pemupukan Perlakuan
Metode Bray I
Bray II
ppm
N-Carolina
HCl 25 %
Truog
ppm
Pengabuan Kering %
P0 = 0
12,87 g
9,45 f
3,50 c
10,11 cd
42,96 f
0,0149 e
P1 = 50
19,39 fg
14,77 def
4,87 c
18,80 c
63,12 fe
0,0155 e
P2 = 100
22,11 ef
15,47 def
5,54 c
19,38 c
90,30 ef
0,0176 de
P3 = 150
21,73 ef
15,48 def
11,10 b
18,11 c
110,75 de
0,0192 cd
P4 = 200
25,29 de
18,13 cd
13,35 b
18,11 c
151,97 d
0,0216 bc
P5 = 250
27,28 cd
17,91 cde
12,46 b
18,10 c
165,72 cd
0,0219 b
P6 = 300
30,16 bc
23,60 bc
12,48 b
22,57 bc
216,65 c
0,0235 ab
P7 = 350
32,23 ab
26,97 b
16,04 ab
25,17 b
266,37 b
0,0264 a
P8 = 400 35,56 a 33,92 a 20,76 a 30,31 a 403,58 a 0,0281 a Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf p 0,05 menurut uji DMRT
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa semakin tinggi dosis yang diberikan maka kadar P tersedia setiap metode cenderung menunjukkan peningkatan. Dari
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
masing – masing metode, metode Truog menghasilkan kadar P tersedia yang relatif lebih tinggi dibanding dengan metode lainnya. Peningkatan kadar P tersedia akibat pemberian pupuk juga diikuti oleh tinggi tanaman, berat kering tajuk dan akar serta serapan P tanaman (lampiran 15 – 23). Rataan tinggi tanaman, berat kering tajuk dan akar serta serapan P tanaman dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Tinggi tanaman, berat kering tajuk, berat kering akar dan serapan P Perlakuan
Tinggi Tanaman
Berat Tajuk
ppm
cm
Kering
Serapan P Tanaman
Akar g
mg/tnm
P0 = 0
58,66 bc
1,31 b
0,53 d
0,72 c
P1 = 50
103,43 abc
16,04 a
3,65 bc
10,93 b
P2 = 100
43,00 c
1,03 b
0,71 d
0,79 bc
P3 = 150
97,90 abc
18,87 a
4,55 abc
14,40 b
P4 = 200
105,53 ab
20,20 a
5,67 ab
15,68 ab
P5 = 250
106,83 ab
27,45 a
2,71 c
23,12 a
P6 = 300
109,66 a
24,90 a
5,42 ab
20,89 a
P7 = 350
126,56 a
22,16 a
3,14 c
21,35 a
P8 = 400 115,50 a 25,92 a 6,42 a 24,71 a Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf p 0,05 menurut uji DMRT
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa semakin tinggi dosis pupuk P yang diberikan akan meningkatkan tinggi tanaman, berat kering akar dan tajuk dan serapan P tanaman. Peningkatan pemberian dosis pupuk P memberikan pengaruh yang tidak bebeda nyata terhadap tinggi tanaman. Peningkatan berat kering tajuk terlihat pada dosis P1 = 50 ppm berat kering akar pada P3 = 150 ppm dan serapan P pada dosis P5 = 250 ppm terhadap dosis pupuk P yang diberikan. Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Pemilihan metode analisis P tersedia tanah Entisol yang tepat adalah metode yang ekstraktannya mampu mengekstrak bentuk P yang sama dengan bentuk P yang diserap oleh tanaman. Sehingga untuk menentukan metode analisis P tersedia yang tepat dilakukan uji korelasi antara kadar P yang terekstrak dari masing – masing metode dengan berat kering tajuk dan serapan P tanaman. Hasil uji korelasi antara kadar P tersedia tanah dengan berat kering tajuk dan serapan P tertera pada tabel 5. Tabel 5. Persamaan regresi dan koefisien korelasi antara kadar P tersedia tanah dengan berat kering tajuk dan serapam P tanaman. Metode Analisis
Berat kering tajuk
Serapan P tanaman
Bray I
Persaman regresi Y= - 5.40 + 0,91 x
r 0,60**
Persamaan regresi Y= -9,18 + 0,95 x
r 0,69**
Bray II
Y= - 0,25 + 0,91 x
0,65**
Y= -2,25 + 0,87 x
0,69**
N- Carolina
Y= 8,93 + 0,77 x
0,54**
Y= 4,50 + 0,91 x
0,59**
HCl 25 %
Y= 3,54 + 0,696 x
0,30tn
Y= -18,78 + 1.67 x
0,73**
Truog
Y= 7,71 + 0,058 x
0,60**
Y= 4,31 + 0,062 x
0,71**
Pengabuan kering
Y=-10,58+ 1337,6 x
0,61**
Y= -23,10 +1801,8 x
0,92**
Ket : * = nyata pada taraf 0,05 % α = 0,381 ** = sangat nyata pada taraf 0,01 % α = 0,487 tn = tidak nyata
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa metode analisis yang tepat adalah pengabuan kering karena memberikan koefisien korelasi yang tertinggi
yakni
r = 0,92 pada serapan P. Pada berat kering tajuk metode analisis Bray II dan pengabuan kering memiliki koefisien korelasi yang relatif lebih tinggi dari metode lainnya, masing – masing dengan nilai r = 0,65 dan r = 0,61.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Pembahasan
Kemampuan setiap ekstraktan dari masing – masing metode dalam mengekstrak P yang terdapat dalam tanah Entisol berbeda – beda, hal ini dapat dilihat dari nilai kadar P tersedia tanah yang terekstrak dari masing – masing metode sangat beragam. Menurut Poerwowidodo (1991) metode Bray I dan Bray II digunakan untuk menetapkan kandungan P terjerap dan P larut dalam asam dengan menggunakan larutan pengekstarak NH4F dan HCl yang akan membebaskan ion – ion F untuk mengikat Al – Fe dan senyawa P dalam larutan asam sehingga ion P nya dibebaskan. Metode North Carolina berprinsip bahwa P yang terlarut dalam asam merupakan ukuran P tersedia didalam tanah – tanah asam dan netral. Pada metode ini ekstraktan yang digunakan adalah HCl dan SO4, reaksinya menurut Poerwowidodo (1991) sebagai berikut: AlPO4 + HCl + H2SO4
PO3-2 + H2O + Al Cl3 + Al2 (SO4)3
FePO4 + HCl + H2SO4
PO3-2 + H2O + Fe Cl3 + Fe2 (SO4)3
selanjutnya, PO4-3 + 12 MoO4-2 + 27 H+
H7[P (Mo2O7)6] + 10 H2O
H7[P (Mo2O7)6 + vit C
Biru molibden
Dari masing – masing metode, metode Truog menggunakan ekstraktan NH4SO4 menghasilkan kadar P tersedia yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ekstraktan lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan volume yang digunakan. Metode Truog menggunakan perbandingan volume antara tanah
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
dengan ektraktan 0,5 : 100. Volume ekstraktan yang lebih besar mengakibatkan factor pengencerannya lebih besar sehingga kadar P menjadi tinggi. Reaksinya menurut Mukhlis (2007) sebagai berikut 3 NH4SO4 + AlPO4
PO4-3 + NH4 + SO4
3 NH4SO4 + FePO4
PO4-3 + NH4 + SO4
selanjutnya, PO3- + 12 MoO4-2 + 27 H+
H7[P (Mo2O7)6] + 10 H2O
H7[P (Mo2O7)6 + vit C
Biru molibden
Hal ini juga diikuti oleh metode pengabuan kering yang memilki kadar P tersedia yang relatif tinggi karena perbandingan yang digunakan adalah 1 : 100 dengan ekstraktan HCl. Sebaliknya ekstraktan HCl 25 % mengekstrak P hanya dalam jumlah yang kecil, karena ekstraktannya kurang mampu mengekstrak P dari tanah. Peningkatan kadar P tersedia tanah akibat pemberian pupuk P, diikuti oleh tinggi tanaman, berat kering tajuk dan akar serta serapan P tanaman. Sebagai salah satu unsur penting sebagai
penyusun
setiap
yang diperlukan oleh tanaman, unsur P berfungsi sel
hidup,
terutama
dalam
pembelahan
sel.
Menurut Hakim dkk (1986) P sangat berperan aktif dalam mentransfer energi di dalam sel dan meningkatkan efisiensi kerja kloroplas. Dalam pertumbuhannya tanaman mengalami gejala kekurangan unsur hara P hal ini dapat dilihat dari tanaman yang kerdil dan munculnya warna ungu yang dimulai dari pangkal hingga ujung daun. Keadaan ini diduga tidak adanya keseimbangan hara dalam tanah sehingga berlaku hukum minimum Liebig di
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
mana pertumbuhan dan produksi tanaman ditentukan oleh faktor yang berada dalam takaran minimum dan akan menjadi faktor pembatas. Menurut Poerwowidodo ( 1992) jika pasokan P tidak cukup, pembelahan sel menyusut dan seluruh bagian tanaman akan menjadi kerdil sehingga perkembangan bagian tajuk dan akar akan terganggu. Perkembangan tajuk dan akar tanaman bergantung pada ketersedian dan masukkan berbagai hara dalam sistem tanah. Pupuk dasar N dan K yang diberikan diduga mampu merangsang pertumbuhan akar dan meningkatkan berat akar tanaman dan pemberian pupuk dasar ini juga mampu mendorong keseimbangan unsur hara dalan tanah, sehingga unsur P mampu diserap secara maksimal oleh tanaman. Menurut Poerwowidodo (1992) tidak adanya keseimbangan hara dalam tanah dapat mempengaruhi penyerapan P oleh tanaman. Efisiensi serapan P oleh tanaman dari tanah berkaitan erat dengan tipe perakaran tanaman. Serapan P menggambarkan jumlah hara yang terdapat dalam tanaman dan mempunyai hubungan yang erat keadaan hara tanaman yang terdapat dalam tanah. Menurut Poerwowidodo (1992) tanaman yang berakar serabut seperti tanaman jagung mempunyai takaran yang luas dalam menyerap hara dan makanan dari tanah sehingga sangat efisien menyerap P. Dengan bertambahnya percabangan akar dan perkembangan akar lateral akan meningkatkan penggunaan dan penyerapan P oleh tanaman Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa metode pengabuan kering merupakan metode yang tepat untuk tanah entisol, karena memiliki koefisien korelasi tertinggi dibandingkan dengan metode lainnya yakni r = 0,92. dan secara statistik berpengaruh sangat nyata terhadap serapan P. Metode pengabuan kering
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
dikatakan sebagai metode yang tepat
disebabkan ekstraktannya mampu
mengekstrak P pada tanah entisol sesuai dengan jumlah P yang diserap oleh tanaman. Pemilihan metode ini sebagai metode analisis P tanah entisol diduga bahan penyusun tanah ini berasal dari jaringan tanaman yang terendapkan dalam waktu yang lama. Menurut Mukhlis (2007) dalam analisis jaringan tanaman dapat digunakan metode pengabuan kering yang relatif lebih sederhana, tidak berbahaya dan lebih murah dibandingkan dekstruksi basah dan hal ini senada dengan pendapat Fixen dan Grove (1990) yang menetapkan bahwa ekstraktan yang baik harus mampu mengekstrak P tersedia tanah, prosedurnya cepat dan tepat dan nilai uji yang ditentukan
harus berkorelasi dengan pertumbuhan
tanaman
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Metode analisis P tersedia yang tepat untuk tanah entisol adalah metode pengabuan kering dengan nilai korelasi tertinggi yakni r = 0,92 2. Kemampuan setiap metode dalam mengekstrak kadar P tersedia tanah berbeda – beda tergantung pada jenis ektraktan yang digunakan.
Saran
Metode yang telah ada dalam analisis kadar P tersedia tanah entisol perlu diuji kembali dengan bahan induk yang berbeda.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Al- Jabri, M., I.M Widjik, S., A. Hamid., Suharto dan M. Supartini. 1984. Pemilihan metode uji P tanah – tanah masam dari Lampung dan Sitiung untuk padi gogo. Jurnal Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk. 3: 47 – 52. Bassett, J., R.C. Denny., G.H. Jeffrey dan J. Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi ke – 4. Terjemahan A.H. Pudjaatmaka dan L. Setiono. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Fixen, P. E dan J. H Grove. 1990. Testing Soil for Phosforous in R. L Westerman (ed) Soil Testing and Plant Analysis, 3rd edition. Soil. Sci. of America Inc. Madison, Wisconsin. Hakim, N. M. Y Nyakpa, A. M Lubis, M.A Dhiha, S.G Nugroho, M. R Saul, G. B Hong dan H. H Bailey. 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Lampung Pres, Lampung. Hlm Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akapres, Jakarta . 2003. Ilmu Tanah. Akapres, Jakarta Hartatik K., K. Idrus., S. Sabiham., S. Djuniwati dan J. Sri- Adiningsih. 2003. Komposisi fraksi – fraksi P pada tanah gambut yang diberi bahan amelioran tanah mineral dan pemupukan P. Jurnal Penelitian Tanah dan Iklim. Puslitbangtanak, Bogor. 21: 15 -27. Iboy, I.R. 2006. Kajian korelasi beberapa metode analisis fosfat tersedia pada tanah sawah (Skripsi). Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Hlm 42. Masganti, T., Notohadikusumo., A. Maas dan B. Radjagukguk. 2003. Pengaruh macam senyawa penjerap fosfat dan sumber pupuk P terhadap daya penyedian fosfat bahan gambut. Jurnal Penelitian Tanah dan Iklim. Puslitbangtanak, Bogor. 21: 7 -14. Mukhlis. 2007. Analisis Tanah dan Tanaman. USU Press, Medan. Munir, M. 1996. Tanah - Tanah Utama Indonesia karakteristik: klasifikasi dan pemanfaatannya. Pustaka Jaya, Jakarta. Noor, M. 2001. Lahan Rawa. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Nordin. 2006. Save our Borneo. http://www. Blogger.com/profile [15 Desember 2007] Nursyamsi, D. dan M. T. Sutriadi. 2002. Pemilihan metode fosfor pada inseptisol, ultisol dan vertisol untuk kedelai (Glycine max L). Pros. Seminar Nasional Sumber Daya Lahan. Puslitbangtanak, Bogor. Hlm 283 –292. Poerwowidodo, M. 1992. Telaah kesuburan tanah. UGM Pres, Jogyakarta . 1991. Metode selidik tanah, UGM Pres, Jogyakarta Rosmarkam, A dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Jogyakarta. Ritiung, S dan Wahyunto. 2003. Kandungan tanah gambut di pulau Sumatera http://www.peat- portal.net/newsmaster [15 desember 2007] Subagyo, H, N. Suharta dan A.B. Siswanto. 2000. Tanah – tanah pertanian Indonesia dalam Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (ed) Sumber daya lahan Indonesia dan pengelolaannya. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Hlm 36 - 37, 52 Suhardjo, H, Suratman, T. Prihatini dan S. Ritiung. 2003. Lahan pantai dan pengembangannya dalam Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (ed) Sumber daya lahan Indonesia dan pengelolaannya. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Hlm 113 Widjaja- Adhi dan M. Widjik, S. 1984. Pemilihan dan kalibrasi uji tanah hara P untuk tanaman kentang pada tanah hidric dystranepts. Jurnal Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk. 3: 42- 47. Widjik S, I.M., M. Al- Jabri dan M. Supartini S. 1984. Perbandingan tanah dengan pengekstrak dan waktu kocok untuk penetapan P tersedia dengan metode troug dimodifikasi. Jurnal Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk. 3: 52- 56.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 1. Data hasil analisis awal tanah entisol
No
Parameter
Satuan
Hasil
Kriteria*
1
pH H2 O
-
3,69
sangat masam
2
pH KCl
-
3,59
masam
3
P tersedia
ppm
6,7
sangat rendah
4
Kl
%
92,30
-
5
KA
%
53,84
-
6
C- organik
%
13,63
sangat tinggi
7
B. Organik
%
23,49
-
8
KTK
me/ 100g
8,53
rendah
* menurut 1. Staf Pusat Penelitian Tanah, 1983 2. BPP Medan, 1982
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 2. Bagan penelitian di Rumah kaca FP USU
II
I
III
P3 P23p3
P7
P1
P7
P1
P0
P0
P3
P2
P4
P8
P6
P2
P5
P3
P5
P6
P8
P1
P0
P5
P6
P2
P4
P8
P4
P7
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
U
Lampiran 3. Perhitungan Kebutuhan Pupuk P (SP – 36) 1. 50 ppm Kebutuhan P2 O5
= BM P2 O5 x 50 ppm BA P2 = 142
x 50 ppm
= 114, 51 mg/ kg
62 Kebutuhan SP – 36
= 100 x 0,1145 g/kg x 4 kg 36 = 1, 27 g/ pot
2. 100 ppm Kebutuhan P2 O5
= BM P2 O5 x 100 ppm BA P2 = 142
x 100 ppm
= 229,03 mg/ kg
62 Kebutuhan SP – 36
= 100 x 0,2290 g/kg x 4 kg 36 = 2,57 g/ pot
3. 150 ppm Kebutuhan P2 O5
= BM P2 O5 x 150 ppm BA P2 = 142
x 150 ppm
= 343.54 mg/ kg
62 Kebutuhan SP – 36
= 100 x 0,3435 g/kg x 4 kg 36 = 3,81 g/ pot
4. 200 ppm Kebutuhan P2 O5
= BM P2 O5 x 200 ppm BA P2 = 142
x 200 ppm
= 458,06 mg/ kg
62 Kebutuhan SP – 36
= 100 x 0,4580 g/kg x 4 kg 36 = 5,08 g/ pot
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
5. 250 ppm Kebutuhan P2 O5
= BM P2 O5 x 250 ppm BA P2 = 142
x 250 ppm
= 572,58 mg/ kg
62 Kebutuhan SP – 36
= 100 x 0,5725 g/kg x 4 kg 36 = 6,36 g/ pot
6. 300 ppm Kebutuhan P2 O5
= BM P2 O5 x 300 ppm BA P2 = 142
x 300 ppm
= 687,09 mg/ kg
62 Kebutuhan SP – 36
= 100 x 0,6870 g/kg x 4 kg 36 = 7,63 g/ pot
7. 350 ppm Kebutuhan P2 O5
= BM P2 O5 x 350 ppm BA P2 = 142
x 350 ppm
= 801,61 mg/ kg
62 Kebutuhan SP – 36
= 100 x 0,8016 g/kg x 4 kg 36 = 8,90 g/ pot
8. 400 ppm Kebutuhan P2 O5
= BM P2 O5 x 400 ppm BA P2 = 142
x 400 ppm
= 916,12 mg/ kg
62 Kebutuhan SP – 36
= 100 x 0,9161 g/kg x 4 kg 36 = 10,17 g/ pot
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 4. Rataan kadar P tersedia (ppm) tanah hasil analisis metode Bray I Perlakuan I
Blok II
Total
Rataan
III
P0
13,22
15,51
9,88
38,61
12,87
P1
20,14
23,67
14,37
58,18
19,39
P2
21,34
23,67
21,34
66,35
22,11
P3
21,34
24,87
19,00
65,21
21,73
P4
23,67
26,11
26,11
75,89
25,29
P5
24,87
28,49
28,49
81,85
27,28
P6
27,30
30,98
32,22
90,50
30,16
P7
28,49
37,23
30,98
96,70
32,23
P8
32,22
38,52
35,94
106,68
35,56
Total
212,59
249,05
218,33
679,97
25,18
Lampiran 5. Daftar sidik ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode Bray I SK
dB
JK
KT
F hit
F5%
F1%
Perlakuan
8
1179,182
147,397
28,69**
2,59
3,89
Blok
2
85,408
42,704
8,31*
3,63
6,23
Galat
16
82,2017
5,137
Total
26
1346,7917
KK = 9,00 %
Keterangan
:* ** tn
= nyata pada taraf 5 % = sangat pada nyata taraf 1 % = tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 6. Rataan kadar P tersedia (ppm) tanah hasil analisis metode Bray II Perlakuan I
Blok II
Total
Rataan
III
P0
8,55
8,55
11,27
28,37
9,45
P1
14,76
14,07
15,49
44,32
14,77
P2
15,49
14,76
16,18
46,43
15,47
P3
16,90
15,49
14,07
46,46
15,48
P4
20,55
15,49
18,35
54,39
18,13
P5
14,07
19,83
19,38
53,37
17,91
P6
18,35
27,39
25,07
70,81
23,60
P7
19,83
29,74
31,34
80,91
26,97
P8
27,39
32,15
42,22
101,76
33,92
Total
155,89
177,47
193,82
527,18
19,25
Lampiran 7. Daftar sidik ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode Bray II SK
dB
JK
KT
F hit
F5%
F1%
Perlakuan
8
1321,44
165,18
13,08**
2,59
3,89
3,63
6,23
Blok
2
80,44
40,22
Galat
16
202,00
12,62
Total
26
1603,88
tn
3,18
KK= 17,93 %
Keterangan
:* ** tn
= nyata pada taraf 5 % = sangat nyata pada taraf 1% = tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 8. Rataan kadar P tersedia (ppm) tanah hasil analisis metode North Carolina Perlakuan I
Blok II
Total
Rataan
III
P0
0,80
3,82
5,88
10,50
3,50
P1
0,80
5,88
7,95
14,63
4,87
P2
1,84
5,88
8,95
16,64
5,54
P3
7,95
8,95
16,42
33,32
11,10
P4
12,11
10,01
18,55
40,67
13,55
P5
12,11
13,73
12,11
37,39
12,46
P6
10,01
14,27
13,17
34,45
12,48
P7
18,55
15,32
14,27
48,14
16,04
P8
20,74
18,55
23,01
62,30
20,76
Total
84,88
95,85
120,31
301,04
11,14
Lampiran 9. Daftar sidik ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode North Carolina SK
dB
JK
KT
F hit
F5%
F1%
Perlakuan
8
765,09
95,63
14,55**
2,59
3,89
Blok
2
73,11
36,55
5,54tn
3,63
6,23
Galat
16
105,55
6,59
Total
26
943,75
KK= 23,04 % Keterangan
:* ** tn
= nyata pada taraf 5 % = sangat nyata pada taraf 1 % = tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 10. Rataan kadar P tersedia (ppm) tanah hasil analisis metode HCl 25 % Perlakuan I
Blok II
Total
Rataan
III
P0
10,10
11,91
8,33
30,34
10,11
P1
21,29
23,22
11,91
56,42
18,80
P2
23,22
14,47
17,47
58,16
19,38
P3
19,36
19,36
15,61
54,33
18,11
P4
15,61
19,36
19,36
54,33
18,11
P5
17,47
17,47
19,36
54,30
18,10
P6
21,29
25,15
21,29
67,79
22,57
P7
25,15
27,16
23,22
75,53
25,17
P8
30,90
30,90
29,13
90,93
30,31
Total
184,39
192,00
165,68
542,07
20,07
Lampiran 11. Daftar sidik ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode HCl 25 % SK
dB
JK
KT
F hit
F5%
F1%
Perlakuan
8
749,95
93,74
14,73**
2,59
3,89
3,63
6,23
Blok
2
40,77
20,385
Galat
16
101,80
6,36
Total
26
892,52
tn
3,20
KK= 12,56 % Keterangan
:* ** tn
= nyata pada taraf 5 % = sangat nyata pada taraf 1% = tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 12. Rataan kadar P tersedia (ppm) tanah hasil analisis metode Pengabuan Kering Perlakuan I
Blok II
Total
Rataan
III
P0
0,01436
0,01668
0,01380
0,04484
0,0149
P1
0,01403
0,01783
0,01493
0,04679
0,0155
P2
0,01552
0,01961
0,01783
0,05296
0,0176
P3
0,01668
0,02022
0,02081
0,05771
0,0192
P4
0,01783
0,02202
0,02513
0,06498
0,0216
P5
0,01724
0,02081
0,02765
0,06570
0,0219
P6
0,02022
0,02264
0,02765
0,07051
0,0235
P7
0,02512
0,02513
0,02896
0,07922
0,0264
P8
0,02639
0,02781
0,03025
0,08445
0,0281
Total
0,16740
0,19275
0,20701
0,56716
0,0210
Lampiran 13. Daftar sidik ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode Pengabuan Kering. SK
dB
JK
KT
F hit
F5%
F1%
Perlakuan
8
0,000504045
0,000063005
14,31**
2,59
3,89
Blok
2
0,000089442
0,00004472
10,16**
3,63
6,23
Galat
16
0,000070427
0,0000044
Total
26
0,000663914
KK= 9,98 % Keterangan
:* ** tn
= nyata pada taraf 5 % = sangat nyata pada taraf 1 % = tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 14. Rataan kadar P tersedia (ppm) tanah hasil analisis metode Truog Perlakuan I
Blok II
Total
Rataan
III
P0
36,25
56,40
36,25
128,90
42,96
P1
56,40
76,56
56,40
189,36
63,12
P2
76,56
117,78
76,56
270,90
90,30
P3
117,78
96,71
117,78
332,27
110,75
P4
159,00
159,00
137,93
455,93
151,97
P5
117,78
200,22
179,16
497,16
165,72
P6
186,32
221,29
242,36
649,97
216,65
P7
207,20
285,42
306,49
799,11
266,37
P8
334,86
415,50
460,39
1210,75
403,58
Total
1292,15
1628,88
1613,32
4534,35
167,93
Lampiran 15. Daftar sidik ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode Truog. SK
dB
Perlakuan
8
JK
KT
F hit
331.258,3553 41.407,29441 50,672**
Blok
2
8.028,8658
4.014,43293
Galat
16
13.074,49474
817,15592
Total
26
332.361,7159
4,912
KK= 17,02 % Keterangan
:* ** tn
= nyata pada taraf 5 % = sangat nyata pada taraf 1 % = tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
*
F5%
F1%
2,59
3,89
3,63
6,23
Lampiran 16. Rataan serapan P (mg/tnm) tanaman jagung pada akhir masa vegetatif Perlakuan I
Blok II
III
Total
Rataan
P0
0,60
0,78
0,80
2,18
0,72
P1
9,73
10,33
12,75
32,81
10,93
P2
0,94
0,33
1,01
2,37
0,79
P3
18,87
4,57
19,78
43,22
14,40
P4
18,74
5,94
22,38
47,06
15,68
P5
19,66
24,21
25,49
69,36
23,12
P6
23,36
17,70
21,63
62,69
20,89
P7
23,23
17,54
23,29
64,06
21,35
P8
14,34
31,29
28,50
74,13
24,71
Total
129,47
112,69
155,72
397,88
14,73
Lampiran17. Daftar sidik ragam serapan P tanaman jagung pada akhir masa vegetatif SK
dB
Perlakuan
8
JK
KT
1.973,1436 246,642
Blok
2
104,5263
52,263
Galat
16
418,22813
26,139
Total
26
2.495,8960
F hit
F5%
F1%
9,43**
2,59
3,89
tn
3,63
6,23
2,00
KK= 34,70 % Keterangan
:* ** tn
= nyata pada taraf 5 % = sangat nyata pada taraf 1 % = tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 18. Rataan tinggi tanaman (cm) tanaman jagung pada akhir masa vegetatif Perlakuan I
Blok II
III
Total
Rataan
P0
58,0
76,0
42,0
176,0
58,66
P1
101,3
105,0
104,0
310,3
103,43
P2
42,5
34,0
52,5
129,0
43,00
P3
120,0
50,3
123,4
293,7
97,90
P4
128,0
54,2
134,4
316,6
105,53
P5
76,5
120,0
124,0
320,5
106,83
P6
108,0
90,0
131,0
329,0
109,66
P7
132,6
109,0
138,1
379,7
126,56
P8
101,0
135,0
110,5
346,5
115,50
Total
867,9
773,5
959,9
2601,3
96,34
Lampiran 19. Daftar sidik ragam tinggi tanaman jagung pada akhir masa vegetatif
SK
dB
Perlakuan
8
JK
KT
17.910,5067 2.238,813
Blok
2
1.930,3822
965,191
Galat
16
9.531,0177
595,688
Total
26
29.371,906
F hit
F5%
F1%
3,76*
2,59
3,89
tn
3,63
6,23
1,62
KK= 25,33 % Keterangan
:* ** tn
= nyata pada taraf 5 % = sangat nyata pada taraf 1 % = tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 20. Rataan berat kering tajuk (g) tanaman jagung pada akhir masa vegetatif Perlakuan I
Blok II
III
Total
Rataan
P0
0,65
1,23
1,06
2,94
1,31
P1
14,09
14,55
19,50
48,14
16,04
P2
1,09
0,52
1,50
3,11
1,03
P3
24,31
6,56
25,76
56,63
18,87
P4
25,71
7,22
27,67
60,60
20,20
P5
24,64
29,21
28,52
82,37
27,45
P6
28,18
19,80
26,74
74,72
24,90
P7
23,52
18,20
24,78
66,50
22,16
P8
15,64
33,29
28,85
77,78
25,92
Total
157,83
130,58
184,38
472,79
17,51
Lampiran 21. Daftar sidik ragam berat kering tajuk tanaman jagung pada akhir masa vegetatif SK
dB
JK
Perlakuan
8
2.496,0855
KT
F hit
F5%
F1%
300,760
8,20**
2,59
3,89
tn
3,63
6,23
Blok
2
160,811
80,40
Galat
16
586,3563
36,64
Total
26
3.153,2528
2,19
KK= 34,56 % Keterangan
:* ** tn
= nyata pada taraf 5 % = sangat nyata pada taraf 1 % = tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 22. Rataan berat kering akar (g) tanaman jagung pada akhir masa vegetatif Perlakuan I
Blok II
III
Total
Rataan
P0
0,15
0,29
1,15
1,59
0,53
P1
3,94
3,53
3,49
10,96
3,65
P2
0,84
0,47
0,84
2,15
0,71
P3
3,74
4,44
5,48
13,66
4,55
P4
5,73
3,34
7,96
17,03
5,67
P5
3,01
3,11
2,01
8,13
2,71
P6
4,54
4,71
7,01
16,26
5,42
P7
2,97
3,61
2,84
9,42
3,14
P8
5,34
7,03
6,89
19,26
6,42
Total
30,26
30,53
37,67
98,46
3,64
Lampiran 23. Daftar sidik ragam berat kering akar tanaman jagung pada akhir masa vegetatif SK
dB
JK
KT
F hit
F5%
F1%
Perlakuan
8
105,634
13,204
13,42**
2,59
3,89
3,63
6,23
Blok
2
3,924
1,962
Galat
16
15,734
0,983
Total
26
125,292
tn
1,99
KK= 27,24 %
Keterangan
:* ** tn
= nyata padataraf 5 % = sangat nyata pada taraf 1 % = tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 25. Metode analisis kadar P tersedia tanah metode Bray I 1. Pereaksi 1. Larutan Amonium Flourida 1N Larutkan 3,7 g NH4F dengan H2O menjadi 100 ml 2. Larutan HCl 5 N Larutkan 20,2 ml HCl pekat dengan H2O menjadi 500 ml 3. Larutan Bray I Larutkan 30 ml larutan NH4F 1N dengan 5 ml HCl 2 N dan jadikan larutan dengan menambahkan H2O 4. Asam Sulfat 5 N Larutkan 140 ml H2SO4 pekat BD 1,84kg/L dengan H2O hingga volume larutan menjadi 1000 ml 5. Amonium Molibdat Larutkan 12 g (NH4)6Mo7O24.
4
H2O dengan H2O hingga volume larutan
menjadi 250 ml 6. Kalium Antimonit Tartarat Larutkan 1,298 g KSbOC4H4O6 dalam 100 ml H2 O 7. Asam Ascorbat 8. Pereaksi Fosfat A Campurkan Asam sulfat 5 N, Amonium Molibdat dan Kalium Antimonit Tartarat, jadikan 2 L dengan menambahkan H2O 9. Pereaksi Fosfat B Campurkan 1 g sam Ascorbat kedalam 200 ml pereaksi fosfat A 10. Larutan Standard 50 ppm P Larutkan 0,275 g K2HPO4. 3 H2O hingga 1 L Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
11. Larutan standard 0- 0,5- 1,0- 2,0-3,0-4,0-5,0 ppm P Pipet larutan Standard 50 ppm P masing – masing sebanyak 0 - 1- 2 - 4 6- 8 - 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml dan penuhkan dengan H2O 2. Cara Kerja 1. Timbang 2 g contoh tanah dan tempatkan pada gelas erlemeyer 250 cc 2. Tambahkan larutan Bray I sebanyak 20 ml, dan goncang pada shaker selama 30 menit 3. Saring dengan kertas saring Whatman No. 42 4. Pipet filtrat sebanyak 5 ml dan tempatkan pada tabung reaksi 5. Tambahkan pereaksi Fosfat B sebanyak 10 ml. Biarkan selama 5 menit 6. Ukur transmitan pada spectronik dengan panjang gelombang 660 nm 7. Pada saat yang sama pipet juga masing – masing 5 ml larutan standar P 00,5- 1,0 – 2,0- 3,0 – 4,0 – 5,0 ppm P ke tabung reaksi, kemudian tambahkan 10 ml pereaksi fosfat B 8. Ukur juga transmitan standar pada spectronik dengan panjang gelombang yang sama yaitu 660 nm. 3. Perhitungan Nilai adsorben = - log T/ 100 Buat kurva standar P ( 0 – 5 ppm P) sebagai sumbu x dan nilai Adsorben sebagai sumbu y. Konsentrasi P – larutan ditetapkan dengan menginterpolasikan nilai adsorben dari sample ke kurva standar ( Kurva standard interpolasi dapat dilakukan secara mudah dengan menggunakan kalkulator pakai program LR) Pavl (ppm) = P lrt x 20 / 2 x faktor pengencer ( bila ada)
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 26. Metode analisis kadar P tersedia tanah metode Bray II 1. Pereaksi 1. Larutan Amonium Flourida 1N Larutkan 3,7 g NH4F dengan H2O menjadi 100 ml 2. Larutan HCl 5 N Larutkan 20,2 ml HCl pekat dengan H2O menjadi 500 ml 3. Larutan Bray II Larutkan 30 ml larutan NH4F 1N dengan 20 ml HCl 2 N dan jadikan 1 L larutan dengan menambahkan H2O 4. Asam Sulfat 5 N Larutkan 140 ml H2SO4 pekat BD 1,84kg/L dengan H2O hingga volume larutan menjadi 1000 ml 5. Amonium Molibdat Larutkan 12 g (NH4)6Mo7O24.
4
H2O dengan H2O hingga volume larutan
menjadi 250 ml 6. Kalium Antimonit Tartarat Larutkan 1,298 g KSbOC4H4O6 dalam 100 ml H2 O 7. Asam Ascorbat 8. Pereaksi Fosfat A Campurkan Asam sulfat 5 N, Amonium Molibdat dan Kalium Antimonit Tartarat, jadikan 2 L dengan menambahkan H2O 9. Pereaksi Fosfat B Campurkan 1 g sam Ascorbat kedalam 200 ml pereaksi fosfat A 10. Larutan Standard 50 ppm P
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
11. Larutan standard 0- 0,5- 1,0- 2,0-3,0-4,0-5,0 ppm P Pipet larutan Standard 50 ppm P masing – masing sebanyak 0 - 1- 2 - 4 6- 8 - 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml dan penuhkan dengan H2O 2. Cara Kerja 1. Timbang 2 g contoh tanah dan tempatkan pada gelas erlemeyer 250 cc 2. Tambahkan larutan Bray II sebanyak 20 ml, dan goncang pada shaker selama 30 menit 3. Saring dengan kertas saring Whatman No. 42 4. Pipet filtrat sebanyak 5 ml dan tempatkan pada tabung reaksi 5. Tambahkan pereaksi Fosfat B sebanyak 10 ml. Biarkan selama 5 menit 6. Ukur transmitan pada spectronik dengan panjang gelombang 660 nm 7. Pada saat yang sama pipet juga masing – masing 5 ml larutan standar P 00,5- 1,0 – 2,0- 3,0 – 4,0 – 5,0 ppm P ke tabung reaksi, kemudian tambahkan 10 ml pereaksi fosfat B 8. Ukur juga transmitan standar pada spectronik dengan panjang gelombang yang sama yaitu 660 nm. 3. Perhitungan Nilai adsorben = - log T/ 100 Buat kurva standar P ( 0 – 5 ppm P) sebagai sumbu x dan nilai Adsorben sebagai sumbu y. Konsentrasi P – larutan ditetapkan dengan menginterpolasikan nilai adsorben dari sample ke kurva standar ( Kurva standard interpolasi dapat dilakukan secara mudah dengan menggunakan kalkulator pakai program LR) Pavl (ppm) = P lrt x 20 / 2 x faktor pengencer ( bila ada)
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 27. Metode analisis kadar P tersedia tanah metode North Carolina 1. Pereaksi 1.
Larutan HCl 5 N Larutkan 20,2 ml HCl pekat dengan H2O menjadi 500 ml
2. Asam Sulfat 5 N Larutkan 140 ml H2SO4 pekat BD 1,84kg/L dengan H2O hingga volume larutan menjadi 1000 ml 3. Larutan North Carolina Larutkan 10 ml HCl dan 5 ml H2SO4 dan ditambahkan H2O menjadi 1 L 4. Amonium Molibdat Larutkan 12 g (NH4)6Mo7O24.
4
H2O dengan H2O hingga volume larutan
menjadi 250 ml 5. Kalium Antimonit Tartarat Larutkan 1,298 g KSbOC4H4O6 dalam 100 ml H2 O 7. Asam Ascorbat 8. Pereaksi Fosfat A Campurkan Asam sulfat 5 N, Amonium Molibdat dan Kalium Antimonit Tartarat, jadikan 2 L dengan menambahkan H2O 12. Pereaksi Fosfat B Campurkan 1 g sam Ascorbat kedalam 200 ml pereaksi fosfat A 13. Larutan Standard 50 ppm P 14. Larutan standard 0- 0,5- 1,0- 2,0-3,0-4,0-5,0 ppm P Pipet larutan Standard 50 ppm P masing – masing sebanyak 0 - 1- 2 - 4 6- 8 - 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml dan penuhkan dengan H2O
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
2. Cara Kerja 1. Timbang 2 g contoh tanah dan tempatkan pada gelas erlemeyer 250 cc 2. Tambahkan larutan North Carolina sebanyak 20 ml, dan goncang pada shaker selama 30 menit 3. Saring dengan kertas saring Whatman No. 42 4. Pipet filtrat sebanyak 5 ml dan tempatkan pada tabung reaksi 5. Tambahkan pereaksi Fosfat B sebanyak 10 ml. Biarkan selama 5 menit 6. Ukur transmitan pada spectronik dengan panjang gelombang 660 nm 7. Pada saat yang sama pipet juga masing – masing 5 ml larutan standar P 00,5- 1,0 – 2,0- 3,0 – 4,0 – 5,0 ppm P ke tabung reaksi, kemudian tambahkan 10 ml pereaksi fosfat B 8. Ukur juga transmitan standar pada spectronik dengan panjang gelombang yang sama yaitu 660 nm. 3. Perhitungan Nilai adsorben = - log T/ 100 Buat kurva standar P ( 0 – 5 ppm P) sebagai sumbu x dan nilai Adsorben sebagai sumbu y. Konsentrasi P – larutan ditetapkan dengan menginterpolasikan nilai adsorben dari sample ke kurva standar ( Kurva standard interpolasi dapat dilakukan secara mudah dengan menggunakan kalkulator pakai program LR) Pavl (ppm) = P lrt x 20 / 2 x faktor pengencer ( bila ada)
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 28. Metode analisis kadar P tersedia tanah metode HCl 25 % 1. Pereaksi 1. Larutan HCL 25 % Larutkan 700 ml HCl 37 % menjadi 1L 2.
Asam Sulfat 5 N Larutkan 140 ml H2SO4 pekat BD 1,84kg/L dengan H2O hingga volume larutan menjadi 1000 ml
3. Amonium Molibda Larutkan 12 g (NH4)6Mo7O24.
4
H2O dengan H2O hingga volume larutan
menjadi 250 ml 4. Kalium Antimonit Tartarat Larutkan 1,298 g KSbOC4H4O6 dalam 100 ml H2 O 5. Asam Ascorbat 6. Pereaksi Fosfat A Campurkan Asam sulfat 5 N, Amonium Molibdat dan Kalium Antimonit Tartarat, jadikan 2 L dengan menambahkan H2O 7.
Pereaksi Fosfat B Campurkan 1 g sam Ascorbat kedalam 200 ml pereaksi fosfat A
8. Larutan Standard 50 ppm P 9. Larutan standard 0- 0,5- 1,0- 2,0-3,0-4,0-5,0 ppm P Pipet larutan Standard 50 ppm P masing – masing sebanyak 0 - 1- 2 - 4 6- 8 - 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml dan penuhkan dengan H2O
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
2. Cara Kerja 1. Timbang 2 g contoh tanah dan tempatkan pada gelas erlemeyer 250 cc 2. Tambahkan larutan HCl 25 % sebanyak 20 ml, dan goncang pada shaker selama 30 menit 3. Saring dengan kertas saring Whatman No. 42 4. Pipet filtrat sebanyak 5 ml dan tempatkan pada tabung reaksi 5. Tambahkan pereaksi Fosfat B sebanyak 10 ml. Biarkan selama 5 menit 6. Ukur transmitan pada spectronik dengan panjang gelombang 660 nm 7. Pada saat yang sama pipet juga masing – masing 5 ml larutan standar P 0- 0,5- 1,0 – 2,0- 3,0 – 4,0 – 5,0 ppm P ke tabung reaksi, kemudian tambahkan 10 ml pereaksi fosfat B 8. Ukur juga transmitan standar pada spectronik dengan panjang gelombang yang sama yaitu 660 nm. 3. Perhitungan Nilai adsorben = - log T/ 100 Buat kurva standar P ( 0 – 5 ppm P) sebagai sumbu x dan nilai Adsorben sebagai sumbu y. Konsentrasi P – larutan ditetapkan dengan menginterpolasikan nilai adsorben dari sample ke kurva standar ( Kurva standard interpolasi dapat dilakukan secara mudah dengan menggunakan kalkulator pakai program LR) Pavl (ppm) = P lrt x 20 / 2 x faktor pengencer ( bila ada)
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 29. Metode analisis P tersedia tanah metode Troug 1. Pereaksi 1. Larutan Asam Sulfat 0,002 N Larutkan 0,055 ml H2SO4 dengan H2O menjadi 100 ml 2. Larutan Troug Larutkan 3 g larutan (NH4 )2 SO4 1N dengan H2O dan tambahkan H2SO4 0,002 N set pH menjadi 3,0. 3. Asam Sulfat 5 N Larutkan 140 ml H2SO4 pekat BD 1,84kg/L dengan H2O hingga volume larutan menjadi 1000 ml 4. Amonium Molibdat Larutkan 12 g (NH4)6Mo7O24.
4
H2O dengan H2O hingga volume larutan
menjadi 250 ml 5. Kalium Antimonit Tartarat Larutkan 1,298 g KSbOC4H4O6 dalam 100 ml H2 O 7. Asam Ascorbat 8. Pereaksi Fosfat A Campurkan Asam sulfat 5 N, Amonium Molibdat dan Kalium Antimonit Tartarat, jadikan 2 L dengan menambahkan H2O 9. Pereaksi Fosfat B Campurkan 1 g sam Ascorbat kedalam 200 ml pereaksi fosfat A 10. Larutan Standard 50 ppm P Larutkan 0,275 g K2HPO4. 3 H2O hingga 1 L
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
11. Larutan standard 0- 0,5- 1,0- 2,0-3,0-4,0-5,0 ppm P Pipet larutan Standard 50 ppm P masing – masing sebanyak 0 - 1- 2 - 4 6- 8 - 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml dan penuhkan dengan H2O 2. Cara Kerja 1. Timbang 0,5 g contoh tanah dan tempatkan pada gelas erlemeyer 250 cc 2. Tambahkan larutan Troug sebanyak 100 ml, dan goncang pada shaker selama 30 menit 3. Saring dengan kertas saring Whatman No. 42 4. Pipet filtrat sebanyak 5 ml dan tempatkan pada tabung reaksi 5. Tambahkan pereaksi Fosfat B sebanyak 10 ml. Biarkan selama 5 menit 6. Ukur transmitan pada spectronik dengan panjang gelombang 660 nm 7. Pada saat yang sama pipet juga masing – masing 5 ml larutan standar P 0 0,5 - 1,0 – 2,0 - 3,0 – 4,0 – 5,0 ppm P ke tabung reaksi, kemudian tambahkan 10 ml pereaksi fosfat B 8. Ukur juga transmitan standar pada spectronik dengan panjang gelombang yang sama yaitu 660 nm. 3. Perhitungan Nilai adsorben = - log T/ 100 Buat kurva standar P ( 0 – 5 ppm P) sebagai sumbu x dan nilai Adsorben sebagai sumbu y. Konsentrasi P – larutan ditetapkan dengan menginterpolasikan nilai adsorben dari sample ke kurva standar ( Kurva standard interpolasi dapat dilakukan secara mudah dengan menggunakan kalkulator pakai program LR) Pavl (ppm) = P lrt x 20 / 2 x faktor pengencer ( bila ada)
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 30. Metode analisis P tersedia tanah metode Pengabuan kering 1. Pereaksi 1. Asam Chlorida 1 N Larutkan 4,4 ml HCl pekat dengan H2O menjadi 500 ml. 2. Cara Kerja 1. Timbang 1 g contoh tanah, tempatkan pada crucible dan tutup ( beri tanda crucible dengan menuliskan di bagian bawah dengan pensil) 2. Tempatkan di Muffle furnance, panaskan pada temperatur 100 1 jam, kemudian naikkan
o
C selama
pada temperature 200oC selama 2 jam
selanjutnya naikkan pada temperatur 500oC selama 4 jam. 3. Didinginkan, lalu dikeluarkan dari Muffle furnance 4. Tetesi contoh tanah yang telah jadi abu dengan 10 tetes H2O, kemudian tambahkan 10 ml HCl 1 N 5. Panaskan di hot plate hingga menjelang mendidih 6. saring dengan kertas saring biasa, filtrat di tampung pada labu ukur 100 ml 7.
Bilas crucible dengan 10 ml HCl 1N dan tuangkan ke labu ukur.
8. Bilas kertas saring dengan H2O dan penuhkan labu ukur hingga tanda 100 ml 9. Pipet 5 ml cairan dari ekstraksi pengabuan kering tempatkan pada tabung reaksi 10. Tambahkan 10 ml Reagen Fosfat B biarkan ± 10 menit, kemudian ukur transmitan pada spectronik dengan panjang gelombang 660 nm
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
11. Pada saat yang sama dilakukan pula pada larutan standar 0 – 2 – 4 – 6 – 8 dan 10 ppm dengan cara memipet masing – masing 5 ml dan ditambahkan 10 ml Reagen fosfat B dan ukur pada spectronik. 3. Perhitungan P daun (%) = P lrt x 100 / 1 x 10-4
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 31. Foto - foto tanaman dan kunjungan suvervisi
Gambar 1. Penulis dan tanaman jagung saat berumur 2 minggu
Gambar 2. Kunjungan suvervisi pada saat tanaman jagung berumur 5 minggu
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007. USU Repository © 2009