PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN UNGU (Graptophyllum pictum L.) Griff ) Haeria Jurusan Farmasi FIK UIN Alauddin Makassar Abstract A study concerning determination of total flavanoid content, and antioxidant activity of ethanolic extract daun ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff). The purpose of this study was to determine the levels of total flavonoids and reduction power test of ethanolic extract daun ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff). Extraction of chemical constituents from the daun ungu (Graptophyllumpictum (L.) Griff) by maceration method using ethanol 70%. To determine the levels of flavonoids and reduction power of the extract samples, then analyzed using a spectrophotometer UV-Vis compound. The result showed levels of total flavonoids purple leaf (Graptophyllum pictum (L.) Griff) from a concentration of 2%, 3%, 4%, 5% and amounted to 6,293 mg/100 g, 7,856 mg/100 g, 8,335 mg/100 g and 8,852 g. In the determination of reducing power of ethanolic extract daun ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff) had a reduced ability at 2%, 3%, 4%, 5% concentration and amounted to 5,65 mg/100 g, 14,73 mg/100 g, 17,70 mg/100 g and 21,60 mg/100 g. Reduction power ethanol extract of purple leaf was increase with increasing concentration, the higher concentration have more potent extract reduction capability. Key Words: Flavonoid, Graptophyllum pictum (L.) Griff), Extract.
PENDAHULUAN Indonesia
kaya
akan
tumbuh-
kenal
dengan
obat
herbal.
Berbagai
tumbuhan baik sebagai sumber makanan
penelitian dilakukan dan dikembangkan
maupun obat-obatan untuk mengobati
guna
penyakit tertentu. Semakin beragamnya
rahasia yang ada pada berbagai tanaman.
jenis penyakit, sebagian orang justru jenuh
Tidak sedikit orang beralih pada tanaman
dengan
dan
obat-obat
muncullah
kembali
menggali
obat-obat
kimia.
Sehingga
semangat
untuk
dari alam yang di
JF FIK UINAM Vol.1 No. 1 2013
mengungkap
kandungan
mengkonsumsi
dan
sayur-sayuran
sebagai media pengobatan atau media untuk menjaga kesehatan.
1
Flavonoid
golongan
rotavapor (Heidolph), sendok besi, sendok
terbesar dari senyawa polifenol. Flavonoid
tanduk, sentrifugasi (Thermo Scientific),
sangat efektif untuk digunakan sebagai
seperangkat
alat
antioksidan (Astawan, 2008; 31). Ekstraksi
spektrofotometri
UV-VIS
flavonoid dari tumbuhan dapat dilakukan
Scientific),
dengan
menggunakan
pelarut
polar.
pyrex).
merupakan
senyawa
polar
2. Bahan
Flavonoid karena
merupakan
mempunyai
sejumlah
dan
maserasi,
tabung
(Thermo
reaksi
(Iwaki
gugus
Air Suling, aluminium foil, AlCl3
hidroksil yang tak tersulih atau suatu gula,
5%, daun ungu (Graptophyllum pictum (L.)
sehingga akan larut dalam pelarut polar
Griff), daparphospat 0,2 M pH 6,6, etanol
seperti etanol, metanol, butanol, aseton,
70%, etanol p.a, etil asetat, FeCl3 0,1%
dimetilsulfoksida, dan air. Adanya gula
dan 2%, K3Fe(CN)6 1%, natrium asetat
yang terikat pada flavonoid cenderung
1M, n-heksan, kuersetin p.a, silika gel, dan
menyebabkan flavonoid lebih mudah larut
Trikloro asetat (TCA) 10%.
dalam air dan dengan demikian campuran
3. Prosedur
pelarut di atas dengan air merupakan
a. Penyiapan sampel
pelarut yang lebih baik untuk glikosida.
Sampel daun ungu (Graptophyllum
Sebaliknya, aglikon yang kurang polar
pictum (L.) Griff) diperoleh di Kabupaten
seperti isoflavon, flavanon, dan flavon
Selayar, Sulawesi Selatan. Pengambilan
serta
sampel dilakukan pada pagi hari dengan
flavonol
cenderung pelarut
lebih
seperti
yang
termetoksilasi
mudah eter
larut
dan
dalam
cara mengambil daun kelima dari pucuk
kloroform
tanaman hingga pangkal. Daun ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff) yang
(Harborne, 1984; 47).
telah diambil, dicuci hingga bersih dengan METODE KERJA
air
1. Alat
ruangan tanpa terkena sinar matahari Batang
pengaduk,
blender
mengalir
dan
dalam
langsung, kemudian dipotong-potong kecil
(Miyako), chamber, corong, gelas kimia,
dan dihaluskan.
inkubator (Thermo Scientific), kuvet, labu
b. Ekstraksi Sampel
ukur 10 ml, 25 ml, 50 ml, dan 100 ml
dikeringkan
Simplisia
daun
ungu
(Iwaki pyrex), magnetic stirrer (Helth),
(Graptophyllum pictum (L.) Griff) ditimbang
mikro pipet (Bio-Rad), neraca analitik
sebanyak 500 g dimasukkan dalam wadah
(Kern), pH meter (Schott), pipa kapiler,
maserasi,
pipet skala (Iwaki pyrex), pipet tetes, pipet
heksan hingga simplisia terendam. Wadah
volume (Iwaki pyrex), rak tabung reaksi,
maserasi ditutup dan disimpan selama 3 x
JF FIK UINAM Vol.1 No. 1 2013
kemudian
ditambahkan
n-
2
24 jam di tempat yang terlindung dari sinar
menunjukkan adanya daya antioksidan
matahari langsung sambil sesekali diaduk.
(Stahl, 1985)
Selanjutnya disaring, dipisahkan antara
d. Analisis Kuantitatif
ampas dan ekstraknya. Kemudian ampas
1) Penetapan Kadar Flavonoid Total
diekstraksi kembali dengan etanol 70%.
a) Preparasi Larutan Baku Kuersetin
Hal ini dilakukan sebanyak 3 x 24 jam. Ekstrak
etanol
kemudian cairan
70%
yang
diperoleh
1000
dan
diuapkan
0,0250 g kuersetin dan dilarutkan dengan
sampai
diperoleh
etanol
dikumpulkan
penyarinya
Pertama kali dibuat larutan induk ppm
dengan
p.a
hingga
cara
menimbang
volume
25
ml.
ekstrak etanol kental.
Selanjutnya dibuat larutan baku kerja
c. Analisis Kualitatif
kuersetin dengan konsentrasi 100 ppm
1)
dengan pengencerkan larutan induk 1000
Pengujian Pendahuluan Flavonoid
Secara KLT
ppm. Kemudian dibuat larutan standar
Ekstrak
70%
dan
kuersetin dari larutan baku kerja 100 ppm
yang
telah
dengan deret konsentrasi 1 ppm, 5 ppm,
dilarutkan dengan etanol 70%, ditotolkan
10 ppm, 20 ppm, dan 40 ppm. Kemudian
bersama-sama
lempeng
ditambahkan 0,10 ml aluminium klorida
kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fase
10%, 0,10 ml natrium Asetat 1M dan 2,80
diam silikagel dan fase gerak n-heksan :
ml
etil Asetat (1:3). Bercak kromatogram
homogen lalu dibiarkan selama 30 menit.
(noda) yang dihasilkan diamati dengan
Kemudian siap dibaca.
penampak noda sinar ultraviolet 254 nm
b)
dan
Maksimum
pembanding
366
disemprot dengan
etanol (kuersetin)
nm,
pada
sebelum
dengan
AlCl3
flouresensi
aqua
steril.
Penentuan
Campuran
Panjang
dikocok
Gelombang
dan
setelah
5%.
Bercak
Diambil salah satu konsentrasi
kuning
larutan baku, diukur serapannya pada
warna
menunjukkan adanya flavonoid.
rentang panjang gelombang 400-800 nm.
2) Pengujian Pendahuluan Antioksidan
Panjang gelombang yang menunjukkan
Kromatogram
pada
pengujian
nilai serapan tinggi merupakan panjang
pendahuluan flavanoid disemprot dengan
gelombang maksimum.
pereaksi semprot untuk uji antioksidan
c) Pembuatan Kurva Baku Kuersetin
yaitu campuran yang baru dibuat dari
Kurva
baku
dibuat
dengan
konsentrasi
larutan
larutan kalium ferisianida (K3Fe(CN)6 1%
menghubungkan
dan
standar dengan hasil serapannya yang
feriklorida
(FeCl3)
2%
dengan
perbandingan 1 : 1. Adanya bercak biru
JF FIK UINAM Vol.1 No. 1 2013
diperoleh
dari
pengukuran
dengan
3
menggunakan spektrofotometer
UV-Vis
3000 rpm selama 10 menit. Sebanyak 5,0
pada panjang gelombang maksimum.
ml lapisan atas dari larutan tersebut
d) Penetapan Kadar Flavonoid Total
ditambahkan dengan 5,0 ml aqua steril
Sampel ekstrak etanol daun ungu
dan 1,0 ml besi (III) klorida 0,1%.
dilarutkan dengan etanol p.a (2%-5%),
Kemudian siap dibaca.
ditambahkan 0,10 ml aluminium klorida
b)
10%, 0,10 ml natrium asetat 1M dan 2,80
Maksimum
Penentuan
Panjang
Gelombang
ml aquadest. Campuran dikocok homogen
Diambil salah satu konsentrasi
lalu dibiarkan selama 30 menit. Kemudian
larutan standar, diukur serapannya pada
diukur
rentang panjang gelombang 400-800 nm.
serapannya
spektrofotometer
menggunakan
ultraviolet-visible
(UV-
Panjang gelombang yang menunjukkan
VIS) pada panjang gelombang maksimum.
nilai serapan tinggi merupakan panjang
2) Uji Daya Reduksi
gelombang maksimum.
Penetapan menggunakan
daya
metode
mereduksi Oyaizu
c) Pembuatan kurva baku kuersetin
yang
Kurva
baku
dibuat
dengan
konsenrasi
larutan
dimodifikasi ((Katja, et al, 2009; Arini.dkk,
menghubungkan
2003).
standar dengan hasil serapannya yang
a) Preparasi Pembuatan Larutan baku
diperoleh
kuersetin
menggunakan spektrofotometer
1000
pengukuran
dengan UV-Vis
Pertama kali dibuat larutan induk
pada panjang gelombang maksimum.
ppm
d) Pengukuran kemampuan mereduksi
dengan
cara
menimbang
0,0250 g kuersetin dan dilarutkan dengan
ekstrak etanol 70%
etanol p.a hingga volume 25 ml. Kemudian dibuat
dari
larutan
dari
ungu dengan konsentrasi 2%, 3%, 4%,
larutan induk 1000 ppm dengan deret
dan 5%. Kemudian masing-masing diambil
konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 40
1,0 ml lalu ditambah dengan 2,50 ml dapar
ppm,
phospat
80 ppm,
standar
kuersetin
Dibuat larutan ekstrak etanol daun
160 ppm.
Kemudian
0,2
M
pH
6,6.
Kemudian
masing-masing ditambahkan dengan 2,50
ditambahkan 2,50 ml larutan K3Fe(CN)6 1
ml dapar phospat 0,2 M pH 6,6. Lalu
%. Selanjutnya diinkubasi selama 20
ditambahkan 2,50 ml larutan K3Fe(CN)6
menit
1,0 %. Selanjutnya diinkubasi selama 20
ditambahkan Trikloro asetat (TCA) 10%
menit pada suhu 50 ˚C. Setelah itu
sebanyak 2,50 ml. Lalu di kocok sampai
ditambahkan Trikloro asetat (TCA) 10%
homogen, selanjutnya disentrifugasi pada
sebanyak 2,50 ml. Lalu di kocok sampai
3000 rpm selama 10 menit. Sebanyak 5,0
homogen, selanjutnya disentrifugasi pada
ml lapisan atas dari larutan tersebut
JF FIK UINAM Vol.1 No. 1 2013
pada
suhu
50˚C.
Setelah
itu
4
ditambahkan dengan 5,0 ml aqua steril
diukur
serapannya
pada
dan 1,0 ml besi (III) klorida 0,1%.
gelombang maksimum.
panjang
Kemudian masing-masing larutan tersebut HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Kualitatif
K
a. Hasil Uji Pendahuluan Flavonoid
flavonoid)
dengan metode KLT
A : Penampakan noda pada UV 366
:
Kuersetin
(pembanding
nm B : Penampakan noda pada UV 366 nm setelah penyemprotan AlCl3 5% Fase gerak : N-heksan : Etil Asetat (1:3) Fase diam : Silika gel GF254
U
b. Hasil Uji Pendahuluan Antioksidan
K
U
K
Gambar 1. Profil kromatogram senyawa flavonoid pada sampel ekstrak etanol 70% daun ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff)
Tabel 1. Hasil Analisis Kualitatif Daun Ungu
(Graptophyllum
pictum
(L.) Griff) Secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Gambar
2:
Foto
Profil
kromatogram
adanya daya antioksidan pada sampel ekstrak etanol daun ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff)
Keterangan: U
:
Sampel
Daun
Ungu
(Graptophyllum pictum (L.) Griff) JF FIK UINAM Vol.1 No. 1 2013
5
2. Analisis Kuantitatif a. Penentuan Serapan Larutan Standar Kuersetin Pada Panjang Gelombang 440
c. Uji daya reduksi
nm
Gambar
4.
konsentrasi
Grafik standar
perbandingan dengan
nilai
absorbansi Gambar 3. Grafik perbandingan konsentrasi standar kadar flavonoid
Tabel 3. Hasil Pengukuran serapan pada
dengan nilai absorbansi
ekstrak
etanol
daun
ungu
(Graptophylum pictum (L.) Griff) b. Penentuan kadar flavonoid total ekstrak etanol daun ungu Tabel 2. Hasil Pengukuran serapan pada ekstrak
etanol
daun
ungu
(Graptophylum pictum (L.) Griff)
Pembahasan Flavonoid
merupakan
senyawa
polar karena mempunyai sejumlah gugus hidroksil yang tak tersulih atau suatu gula, sehingga akan larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air
(Harborne,
1984).
Flavonoid
merupakan salah satu metabolit sekunder, kemungkinan keberadaannya dalam daun dipengaruhi
oleh
adanya
proses
fotosintesis sehingga daun muda belum
JF FIK UINAM Vol.1 No. 1 2013
6
terlalu
banyak
mengandung
flavonoid
Kromatografi Lapis Tipis
adalah suatu
(Markham, 1988). Flavonoid dalam tubuh
metode analisis yang digunakan untuk
manusia berfungsi sebagai antioksidan
memisahkan suatu campuran senyawa
sehingga sangat baik untuk pencegahan
secara cepat dan sederhana. Prinsipnya
kanker. Manfaat flavonoid antara lain
atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi
adalah untuk melindungi struktur sel,
oleh fase diam di bawah gerakan pelarut
antiinflamasi, mencegah keropos tulang,
pengembang.
dan sebagai antibiotik (Harborne, 1984).
Kuersetin dipilih sebagai standar
Sampel tanaman yang digunakan
karena termasuk senyawa flavonol yaitu
dalam penelitian ini adalah daun ungu
flavonoid yang paling efektif menangkap
(Graptophyllum pictum (L.) Griff). Seluruh
radikal
serbuk simplisia di maserasi dengan
superoksida,
cairan penyari pertama yaitu pelarut n-
menghambat berbagai reaksi oksidasi,
heksan, sesudah dienap tuangkan dan
karena
dapat
diperas, ampas dimaserasi lagi dengan
fenoksil
yang
cairan penyari yang kedua yaitu etanol
resonansi dari cincin aromatis (Sri, 2008).
70%. Metode remaserasi dipilih dalam
bebas
Pada
(radikal
dan
hidroksil,
peroksil)
serta
menghasilkan terstabilkan
penelitian
ini
radikal
oleh
efek
kandungan
penelitian ini karena sampel yang akan
flavonoid total ditentukan berdasarkan
diteliti memiliki senyawa lemak. Sehingga
metode kalorimetri (Chang, et al), dimana
penyarian
dengan
prinsip dari metode kalorimetri ini adalah
menggunakan pelarut n-heksana. Hal ini
AlCl3 membentuk kompleks asam yang
dimaksudkan
menghilangkan
stabil dengan C-4 gugus keto, lalu dengan
kandungan kimia daun ungu yang bersifat
C-3 atau C-5 gugus hidroksil dari flavon
non
dan
polar
awal
dilakukan
untuk
seperti
lemak
atau
lilin.
flavonol.
Selain
itu
AlCl3
juga
Penggunaan etanol 70% pada ekstraksi
membentuk kompleks asam yang labil
berikutnya dimaksudkan agar kandungan
dengan gugus ortodihidroksil pada cincin
kimia daun ungu (Gratophyllum pictum (L.)
A atau B dari flavonoid (Katja, et al, 2009)
Griff) dapat tersari sempurna karena
sehingga
etanol 70% merupakan pelarut polar
maksimum pada panjang gelombang 440
golongan alkohol yang mampu menyari
nm.
sebagian besar senyawa organik yang ada
pada
sampel,
mudah
menguap
sehingga mudah dibebaskan dari ekstrak.
akan
Pengujian
mempunyai
daya
serapan
antioksidan
dengan metode kemampuan mereduksi ekstrak etanol daun ungu (Graptophyllum
Untuk analisa kualitatif digunakan
pictum (L.) Griff) dengan metode Oyaizu
metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
(Katja, et al, 2009), dilakukan untuk
JF FIK UINAM Vol.1 No. 1 2013
7
membandingkan kemampuan mereduksi
antioksidan dari redukton berdasarkan
dari ekstrak etanol daun ungu yang
pada pemecahan rantai radikal akibat
berbeda konsentrasinya. Menurut Lai et
pemberian atom hidrogen.
al.,
dalam
penentuan
reduksi,
Berdasarkan hasil yang diperoleh
reduktor (antioksidan) dalam sampel akan
maka dapat diketahui bahwa hubungan
Fe3+
mereduksi
daya
(kompleks
kalium
antara kadar flavonoid total dan daya
ferisianida [K3Fe(CN)6] ) menjadi Fe2+
reduksi dari ekstrak etanol daun ungu ini
(bentuk ferro).
menunjukkan
Reaksinya adalah sebagai berikut :
bertambahnya konsentrasi, makin tinggi
peningkatan
dengan
K3[Fe(CN)6] → K4[Fe(CN)6]
konsentrasi ekstrak maka makin besar
Fe3+ + e-
kadar flavonoid total dan makin kuat
→ Fe2+
Setelah itu, asam trikloroasetat
kemampuan daya mereduksinya. Nilai
10% ditambahkan ke dalam larutan agar
inilah
kompleks kalium ferosianida mengendap
menggunakan
dan
dapat
dijadikan
dasar
antioksidan
pengganti
dibantu
dengan
sediaan farmasetik, kosmetik, maupun
diambil
pengobatan.
yang
sintetik
alami
Proses
Supernatan
antioksidan
untuk
dipisahkan.
pemisahannya sentrifugasi.
dapat
dalam
direaksikan dengan larutan FeCl3 0,1% untuk membentuk kompleks berwarna biru
KESIMPULAN
kehijauan sehingga dapat dibaca pada
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
spektrofotometri pada panjang gelombang
dilakukan,
700
bahwa:
nm.
Terbentuknya
warna
biru
kehijauan menyebabkan kenaikan pada nilai
absorbansi
sampel.
Makin
biru
maka
dapat
disimpulkan
1. Kadar flavonoid total dari ekstrak etanol
daun
ungu
(Graptophyllum
kehijauan warna yang terbentuk pada
pictum (L.) Griff) pada konsentrasi 2%
sampel makin tinggi nilai absorbansinya.
sebesar 6,293 mg/100 g, 3%. sebesar
Ini
senyawa
7,856 mg/100 g , 4% sebesar 8,335
antioksidan yang terkandung dalam daun
mg/100 g dan 5% sebesar 8,852
ungu tinggi. Menurut Yen dan Chen,
mg/100 g. Kandungan flavonoid total
ekstrak
ekstrak
menunjukkan
dengan
bahwa
daya
reduksi
tinggi
etanol
daun
pictum
merupakan donor elektron yang bagus
(Graptophyllum
yang
meningkat secara signifikan dengan
memiliki
menghentikan
kemampuan
reaksi
berantai
untuk radikal
dengan cara mengubah radikal bebas
peningkatan
(L.)
ungu
konsentrasi
Griff)
yang
diberikan.
menjadi produkyang lebih stabil. Aktivitas
JF FIK UINAM Vol.1 No. 1 2013
8
2. Daya reduksi dari ekstrak etanol daun ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff) ini memiliki kemampuan mereduksi yang cukup kuat hal ini ditunjukkan bahwa
semakin
ekstrak
makin
tinggi kuat
konsentrasi kemampuan
mereduksinya.
Sthal, Egon. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Penerbit ITB. Surabaya. Sri,
Paini Widyawati. 2008. Evaluasi Aktivitas Antioksidatif Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea Indica Less) Berdasarkan Perbedaan Ruas Daun. Penerbit IPB. Bandung
Sandi, KEPUSTAKAAN
Evika Savitri. 2008. Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam. UIN Malang Press. Malang
Arini, Sri., Dani Nurmawan., Fin Alfiani., dan Triana Hertiani,. 2003. Daya Antioksidan Dan Kadar Flavanoid Hasil Ekstraksi Etanol-Air Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.), Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Chang, C.C, Yang M.H, Wen H.M, Chern JC. Estimation of total flavonoid content in propolis by two Estimation of total flavonoid content in propolis by two complementary colorimetric methods. J Food Drug Anal 2002; 10: 178-182 Harborne, J.B,. 1984. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Terbitan kedua. Penerbit ITB. Bandung. Katja, et al., 2009. Potensi Daun Alpukat (Persea americana mill) Sebagai Sumber Antioksidan Alami. Universitas Sam Ratulangi, Manado. Markham, K.R.,. Mengidentifikasi Diterjemahkan Padmawinata. Bandung.
Cara Flavanoid. oleh Kokasih Penerbit ITB. 1988.
Robinson., T,. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. ITB. Bandung.
JF UINAM Vol.1 No.1 2013
9