PENERAPAN PENDEKATAN GABUNGAN GREY RELATIONAL ANALYSIS (GRA) DAN PRICIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) PADA METODE TAGUCHI MULTIRESPON Nur Aprilia Rahmadani
1310 105 006 Dosen Pembimbing Dr. Sony Sunaryo,M.Si Co. Pembimbing Muhammad Sjahid Akbar, S. Si, M. Si
JURUSAN STATISTIKA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Pendahuluan
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Latar belakang Kualitas Taguchi
Optimasi Proses
Metode Optimasi Proses
Derringer dan Suich (1980) Khuri dan Conlon (1981) Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Latar belakang Penelitian Rohit Garg (2010) Penelitian GRA sebelumnya
Taguchi dan Fungsi Utility Metode GRA dan PCA yang termasuk metode baru
Lu, H. S. dkk. (2009)
Ciang dan Hsieh (2009) Kuo, C.F.J. dkk. (2011) Balasubramanian dan Ganapathy (2011) Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Rumusan masalah Bagaimana menentukan kombinasi optimal dari parameter proses pada percobaan kinerja wire-EDM dengan menggunakan metode gabungan GRA dan PCA, yang mengoptimalkan respon secara serentak?
Bagaimana hasil pendugaan nilai respon pada kondisi setting kombinasi optimal?
Bagaimana perbandingan hasil metode Fungsi Utility, metode Fuzzy Logics dengan hasil metode gabungan GRA dan PCA? Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
tujuan Menentukan kombinasi optimal dari parameter proses pada percobaan kinerja wire-EDM.
Menduga nilai respon pada kondisi setting kombinasi optimal.
Membandingkan hasil metode Fungsi Utility, metode Fuzzy Logics dengan hasil metode gabungan GRA dan PCA.
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kombinasi optimal dari parameter proses dengan menggunakan metode gabungan GRA dan PCA, sebagai alternatif pemecahan kasus multirespon pada metode Taguchi.
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Tinjauan Pustaka Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
TAGUCHI Metode Taguchi diperkenalkan oleh Dr. Genichi Taghuci (1940). Metode ini merupakan metodologi baru yang digunakan untuk mengoptimalkan hasil eksperimen dan berprinsip pada perbaikan mutu. Ada dua komponen utama pada metode Taguchi yaitu Orthogonal array (OA) dan Signal to Noise Ratio (SN Ratio). Komponen OA dapat digunakan untuk menentukan jumlah minimal banyaknya percobaan (Park, 1996).
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
ORTHOGONAL ARRAY Orthogonal array merupakan suatu matriks faktor dan level yang tidak membawa pengaruh dari faktor yang lain atau level yang lain (Belavendram N, 1995). Pemilihan jenis orthogonal array yang akan digunakan pada percobaan didasarkan pada jumlah derajat bebas total. Penentuan derajat bebas berdasarkan pada : 1. Jumlah faktor utama yang diamati. 2. Jumlah level dari faktor yang diamati. 3. Interaksi percobaan yang diinginkan.
Pada penelitian ini akan menggunakan orthogonal array sebagai berikut: L27(313)
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
SIGNAL TO NOISE RASIO 1. Nominal the best
2. Smaller The Better
3. Larger The Better
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Grey relational analysis (gra) Teori Grey Relational Analysis (GRA) ditemukan pada periode 1980-an oleh Deng. Teori ini berhubungan dengan metode taguchi yang menunjukkan sebuah pendekatan optimasi yang lebih baru. Metode Grey Relational Analysis (GRA) digunakan untuk proses optimasi yang memiliki beberapa karakteristik kinerja. Metode GRA ini dapat mengurangi secara signifikan biaya yang diperlukan dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Grey relational analysis (gra) Langkah-Langkah Grey Relational Analysis (GRA) :
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Grey relational analysis (gra) Langkah-Langkah Grey Relational Analysis (GRA) :
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (Pca) Analisis komponen utama adalah sebuah metode statistika multivariat yang memilih sejumlah kecil komponen untuk menjelaskan varians dari beberapa respon yang asli. Langkah-langkah dari PCA menurut Fung and Kang (2005): 1. Menyusun beberapa respon asli 2. Susunan koefisien korelasi 3. Menentukan eigenvalue dan eigenvektor Pada penelitian Kaiser dalam Fung and Kang (2005), komponen dengan eigenvalue lebih besar dari satu yang dipilih untuk menggantikan respon asli untuk analisa lebih lanjut.
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
ANOVA Analisis varians adalah teknik perhitungan yang memungkinkan secara kuantitatif mengestimasi kontribusi setiap faktor pada semua pengukuran respon. ANOVA digunakan untuk melakukan pemecahan total variasi percobaan ke dalam sumbersumber variasi yang diamati yaitu komponen pembentuknya berupa faktor utama dan interaksi antar faktor utama (Fowlkes dan Creveling, 1995).
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
ANOVA
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
Uji Asumsi Residual Identik
Uji Asumsi Residual Independen
Uji Asumsi Residual Distribusi Normal
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
INTERVAL KEPERCAYAAN Interval kepercayaan (CI) untuk hasil yang dicapai pada kondisi optimum dihitung dengan cara yang sama seperti CI pengaruh faktor signifikan. (Belavendram, 1995)
CI
F (1,V2 ) MS e neff
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Metodologi Penelitian Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Sumber data
Data yang digunakan adalah data sekunder penelitian Garg (2010) dengan judul “Pengaruh Parameter Proses Pada Pengukuran Kinerja WireEDM”. Data tersebut dalam penelitian ini akan diolah menggunakan metode gabungan GRA dan PCA.
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Variabel penelitian Variabel Respon Y1 =
Tingkat Pemotongan dengan karakteristik Larger the Better Y2 = Kekasaran permukaan dengan karakteristik Smaller the Better Y3 = Arus kesenjangan dengan karakteristik Larger the Better Y4 = Penyimpangan dimensi dengan karakteristik Smaller the Better
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Variabel penelitian Variabel Prediktor (Faktor) A = Pulse On Time A1 : 106 A2 : 116 A3 : 126 B = Pulse Of Time B1 : 40 B2 : 50 B3 : 60 C = Spark Gap Set Voltage C1 : 20 C2 : 40 C3 : 60
D = Peak Current D1 : 70 D2 : 150 D3 : 230 E = Wire Feed E1 : 4 E2 : 8 E3 : 12 F = Wire Tension F1 : 4 F2 : 8 F3 : 12
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Variabel penelitian Interaksi terjadi antara faktor A dengan B, faktor A dengan C, dan faktor B dengan C, sehingga diperoleh perhitungan derajat bebas (df) sebagai berikut : df
= A + B +C + D + E + F + AB + AC + BC = (3-1) + (3-1) + (3-1) + (3-1) + (3-1) + (3-1) + (3-1)(3-1) + (3-1)(3-1) + (3-1)(3-1) = 2+2+2+2+2+2+4+4+4 = 24
Rancangan OA yang digunakan dalam penelitian ini adalah L27(313).
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Rancangan OA
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
metode analisis Menentukan OA
Melakukan analisis menggunakan ANOVA dan memeriksa asumsi IIDN
Menghitung S/N Rasio Menentukan kombinasi optimal Normalisasi S/N Rasio Menduga nilai respon pada kondisi setting kombinasi optimal Menghitung nilai delta dan nilai gamma (grey relational coeficient)
Menghitung selang kepercayaan (CI)
Menghitung eigenvektor dari nilai gamma
Membandingkan hasil dengan metode Fungsi Utility dan metode Fuzzy Logics
Menghitung nilai grey relational grade
Membuat kesimpulan
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Analisis Data dan Pembahasan Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra” Penentuan Rancangan OA Rancangan OA yang digunakan dalam penelitian ini adalah L27(313).
Perhitungan SN Ratio Tingkat Pemotongan
Karakteristik kualitas Larger The Better yang berarti semakin besar tingkat pemotongannya maka semakin baik kualitasnya. Misalkan dapat dilihat pada observasi pertama dengan pengulangan 3 kali 0,66; 0,68; 0,69 didapatkan nilai SN Ratio :
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra” Perhitungan juga dilakukan pada 26 eksperimen lainnya dan didapatkan hasil nilai SN Ratio Tingkat Pemotongan sebagai berikut : Eksp.
SN Ratio Tingkat Pemotongan
Eksp.
SN Ratio Tingkat Pemotongan
Eksp.
SN Ratio Tingkat Pemotongan
1
-3,39697
10
7,62693
19
10,58243
2
-3,018
11
6,87308
20
1,983112
3
-5,96402
12
-2,5411
21
6,903836
4
-6,44071
13
3,78562
22
-0,82022
5
-7,88848
14
-4,734
23
4,383961
6
-13,9794
15
-3,6111
24
3,768347
7
-10,0828
16
-6,6251
25
2,519323
8
-15,5737
17
-4,06
26
2,583145
9
-15,5737
18
-6,0241
27
-10,8661
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra”
Kekasaran Permukaan Karakteristik kualitas Smaller The Better yang berarti semakin kecil kekasaran permukaannya maka semakin baik kualitasnya. Misalkan dapat dilihat pada observasi pertama dengan pengulangan 3 kali 1,41; 1,35; 1,37 didapatkan nilai SN Ratio :
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra” Perhitungan juga dilakukan pada 26 eksperimen lainnya dan didapatkan hasil nilai SN Ratio Kekasaran Permukaan sebagai berikut : Eksp.
SN Ratio Kekasaran Permukaan
Eksp.
SN Ratio Kekasaran Permukaan
Eksp.
SN Ratio Kekasaran Permukaan
1
-2,77800
10
-8,2681
19
-9,30027
2
-1,98446
11
-7,5802
20
-5,37521
3
-1,39186
12
-3,1682
21
-8,50861
4
-2,56517
13
-8,0743
22
-6,36187
5
-2,05403
14
-2,7989
23
-8,36822
6
-0,82953
15
-4,6939
24
-7,75986
7
-2,69676
16
-4,2447
25
-9,09704
8
-1,30291
17
-5,4399
26
-8,23452
9
-0,64221
18
-4,3037
27
-2,23496
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra”
Arus Kesenjangan Karakteristik kualitas Larger The Better yang berarti semakin besar arus kesenjangannya maka semakin baik kualitasnya. Misalkan dapat dilihat pada observasi pertama dengan pengulangan 3 kali 1,40; 1,30; 1,40 didapatkan nilai SN Ratio :
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra” Perhitungan juga dilakukan pada 26 eksperimen lainnya dan didapatkan hasil nilai SN Ratio Arus Kesenjangan berikut ini : Eksp.
SN Ratio Arus Kesenjangan
Eksp.
SN Ratio Arus Kesenjangan
Eksp.
SN Ratio Arus Kesenjangan
1
2,69723
10
12,6647
19
16,1215
2
1,80323
11
11,8156
20
8,28661
3
0,53402
12
4,25093
21
13,06
4
0,00000
13
8,93207
22
7,35432
5
-1,6232
14
2,69723
23
11,2832
6
-3,5917
15
2,48301
24
10,5414
7
-2,1332
16
1,06546
25
9,14397
8
-4,2174
17
2,03454
26
9,6353
9
-4,0348
18
1,06546
27
1,58362
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra”
Penyimpangan Dimensi Karakteristik kualitas Smaller The Better yang berarti yang berarti semakin kecil penyimpangan dimensinya maka semakin baik kualitasnya. Misalkan dapat dilihat pada observasi pertama dengan pengulangan 3 kali 0,690; 0,640; 0,680 didapatkan nilai SN Ratio :
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra” Perhitungan juga dilakukan pada 26 eksperimen lainnya dan didapatkan hasil nilai SN Ratio Penyimpangan Dimensi sebagai berikut : Eksp.
SN Ratio Penyimpangan Dimensi
Eksp.
SN Ratio Penyimpangan Dimensi
Eksp.
SN Ratio Penyimpangan Dimensi
1
3,47399
10
4,58213
19
3,94661
2
6,55469
11
5,3909
20
8,90956
3
5,11167
12
11,5279
21
15,5254
4
2,1562
13
7,66496
22
2,09945
5
6,73937
14
8,82117
23
5,12045
6
4,61858
15
8,90731
24
7,34249
7
4,1648
16
5,13851
25
7,0382
8
3,18659
17
12,6956
26
19,0914
9
10,8372
18
33,1486
27
8,76531
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra” Perhitungan Normalisasi SN Ratio
Eksp.
xi* ( j )
Eksp.
xi* ( j )
Eksp.
xi* ( j )
1
0,46554
10
0,88701
19
1,00000
2
0,48003
11
0,85818
20
0,67123
3
0,36740
12
0,49826
21
0,85936
4
0,34917
13
0,74015
22
0,56406
5
0,29382
14
0,41442
23
0,76302
6
0,06095
15
0,45735
24
0,73948
7
0,20993
16
0,34212
25
0,69173
8
0,00000
17
0,44019
26
0,69417
9
0,00000
18
0,36510
27
0,17998
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra”
Eksp.
xi* ( j )
Eksp.
xi* ( j )
Eksp.
xi* ( j )
1
0,75332
10
0,11922
19
0,00000
2
0,84497
11
0,19867
20
0,45334
3
0,91342
12
0,70825
21
0,09144
4
0,77790
13
0,1416
22
0,33938
5
0,83694
14
0,7509
23
0,10765
6
0,97836
15
0,53203
24
0,17792
7
0,76270
16
0,58391
25
0,02347
8
0,92369
17
0,44587
26
0,12309
9
1,00000
18
0,57711
27
0,81604
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra”
Eksp.
xi* ( j )
Eksp.
xi* ( j )
Eksp.
xi* ( j )
1
0,33997
10
0,83004
19
1,00000
2
0,29601
11
0,78829
20
0,61478
3
0,23361
12
0,41636
21
0,84947
4
0,20736
13
0,64652
22
0,56894
5
0,12755
14
0,33997
23
0,76212
6
0,03076
15
0,32944
24
0,72564
7
0,10247
16
0,25974
25
0,65694
8
0,00000
17
0,30739
26
0,68109
9
0,00897
18
0,25974
27
0,28522
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra”
Eksp.
xi* ( j )
Eksp.
xi* ( j )
Eksp.
xi* ( j )
1
0,04427
10
0,07996
19
0,05949
2
0,14349
11
0,10601
20
0,21933
3
0,09701
12
0,30366
21
0,43241
4
0,00183
13
0,17925
22
0,00000
5
0,14944
14
0,21649
23
0,0973
6
0,08113
15
0,21926
24
0,16886
7
0,06652
16
0,09788
25
0,15906
8
0,03501
17
0,34127
26
0,54726
9
0,28142
18
1,00000
27
0,21469
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra” Perhitungan Nilai delta dan gamma
Delta
Gamma
Eksp.
Delta
Eksp.
Delta
Eksp.
Delta
Eksp.
Gamma
Eksp.
Gamma
Eksp.
Gamma
1
0,53446
10
0,11299
19
0,00000
1
0,48334
10
0,81567
19
1,00000
2
0,51997
11
0,14182
20
0,32877
2
0,49021
11
0,77904
20
0,60330
3
0,63260
12
0,50174
21
0,14064
3
0,44146
12
0,49913
21
0,78047
4
0,65083
13
0,25985
22
0,43594
4
0,43447
13
0,65802
22
0,53422
5
0,70618
14
0,58558
23
0,23698
5
0,41453
14
0,46058
23
0,67845
6
0,93905
15
0,54265
24
0,26052
6
0,34745
15
0,47955
24
0,65745
7
0,79007
16
0,65788
25
0,30827
7
0,38758
16
0,43183
25
0,61861
8
1,00000
17
0,55981
26
0,30583
8
0,33333
17
0,47178
26
0,62048
9
1,00000
18
0,63490
27
0,82002
9
0,33333
18
0,44057
27
0,37878
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra”
Kekasaran Permukaan
Delta
Gamma
Eksp.
Delta
Eksp.
Delta
Eksp.
Delta
Eksp.
Gamma
Eksp.
Gamma
Eksp.
Gamma
1
0,24668
10
0,88078
19
1,00000
1
0,66963
10
0,36211
19
0,33333
2
0,15503
11
0,80133
20
0,54666
2
0,76332
11
0,38422
20
0,47771
3
0,08658
12
0,29175
21
0,90856
3
0,85239
12
0,63151
21
0,35497
4
0,22210
13
0,85840
22
0,66062
4
0,69242
13
0,36808
22
0,43081
5
0,16306
14
0,24910
23
0,89235
5
0,75407
14
0,66747
23
0,35911
6
0,02164
15
0,46797
24
0,82208
6
0,95852
15
0,51654
24
0,37819
7
0,23730
16
0,41609
25
0,97653
7
0,67815
16
0,54580
25
0,33863
8
0,07631
17
0,55413
26
0,87691
8
0,86759
17
0,47432
26
0,36313
9
0,00000
18
0,42289
27
0,18396
9
1,00000
18
0,54177
27
0,73104
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra”
Arus Kesenjangan
Delta
Gamma
Eksp.
Delta
Eksp.
Delta
Eksp.
Delta
Eksp.
Gamma
Eksp.
Gamma
Eksp.
Gamma
1
0,66003
10
0,16996
19
0,00000
1
0,43102
10
0,74631
19
1,00000
2
0,70399
11
0,21171
20
0,38522
2
0,41529
11
0,70254
20
0,56483
3
0,76639
12
0,58364
21
0,15053
3
0,39482
12
0,46141
21
0,76861
4
0,79264
13
0,35348
22
0,43106
4
0,38680
13
0,58584
22
0,53703
5
0,87245
14
0,66003
23
0,23788
5
0,36431
14
0,43102
23
0,67762
6
0,96924
15
0,67056
24
0,27436
6
0,34031
15
0,42715
24
0,64570
7
0,89753
16
0,74026
25
0,34306
7
0,35777
16
0,40314
25
0,59308
8
1,00000
17
0,69261
26
0,31891
8
0,33333
17
0,41925
26
0,61057
9
0,99103
18
0,74026
27
0,71478
9
0,33534
18
0,40314
27
0,41160
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra”
Penyimpangan Dimensi
Delta
Gamma
Eksp.
Delta
Eksp.
Delta
Eksp.
Delta
Eksp.
Gamma
Eksp.
Gamma
Eksp.
Gamma
1
0,95573
10
0,92004
19
0,94051
1
0,34347
10
0,35210
19
0,34710
2
0,85651
11
0,89399
20
0,78067
2
0,36859
11
0,35868
20
0,39042
3
0,90299
12
0,69634
21
0,56759
3
0,35638
12
0,41794
21
0,46834
4
0,99817
13
0,82075
22
1,00000
4
0,33374
13
0,37857
22
0,33333
5
0,85056
14
0,78351
23
0,90270
5
0,37022
14
0,38956
23
0,35645
6
0,91887
15
0,78074
24
0,83114
6
0,35239
15
0,39040
24
0,37562
7
0,93348
16
0,90212
25
0,84094
7
0,34880
16
0,35660
25
0,37287
8
0,96499
17
0,65873
26
0,45274
8
0,34130
17
0,43151
26
0,52480
9
0,71858
18
0,00000
27
0,78531
9
0,41031
18
1,00000
27
0,38901
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra” Perhitungan Nilai Grey Relational Grade
Eksp.
Grey Relational Grade
Eksp.
Grey Relational Grade
Eksp.
Grey Relational Grade
1
0,521236
10
0,655505
19
0,799989
2
0,54632
11
0,634028
20
0,552385
3
0,548797
12
0,525948
21
0,648791
4
0,495499
13
0,546009
22
0,504302
5
0,499186
14
0,512602
23
0,582436
6
0,528634
15
0,472598
24
0,569681
7
0,464623
16
0,456233
25
0,525824
8
0,493926
17
0,454457
26
0,539991
9
0,534416
18
0,458356
27
0,496163
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra” ANOVA
Sumber Variasi
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Rata-Rata Kuadrat
Fhitung
P-Value
A
2
0,022416
0,011208
17,13
0,055
B
2
0,060067
0,030033
45,90
0,021
C
2
0,002194
0,001097
1,68
0,374
D
2
0,012830
0,006415
9,80
0,093
E
2
0,007303
0,003652
5,58
0,152
F
2
0,003489
0,001744
2,67
0,273
A*B
4
0,012363
0,003091
4,72
0,182
A*C
4
0,012142
0,003035
4,64
0,185
B*C
4
0,012336
0,003084
4,71
0,183
Error
2
0,001309
0,000654
Total
26
0,146447
F0,05;(2,2) = 19
F0,05;(4,2) = 19,2468
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra” ANOVA
Sumber Variasi
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Rata-Rata Kuadrat
A
2
0,02242
0,011208
B
2
0,06007
0,030033
Error
22
0,06396
0,002907
Total
26
0,14645
Fhitung
P-Value
3,85
0,037
10,33
0,001
F0,05;(2,22) = 3,44336
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra” Pemeriksaan Asumsi IIDN
Levene’s Test 1,35
F(0,05;2;24) 3,40283
α
Keputusan
0,05
Gagal Tolak H0
Autocorrelation Function for RESI
(with 5% significance limits for the autocorrelations) 1,0 0,8
Autocorrelation
0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 2
4
6
8
10
12
14 Lag
16
18
20
22
24
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
26
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra”
Residual Berdistribusi Normal Dhitung 0,139
α 0,05
D(27;0,95) 0,254
Keputusan Gagal Tolak H0
Probability Plot of RESI Normal 99
95 90
Percent
80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
-0,10
-0,05
0,00
0,05
0,10
0,15
RESI
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
penentuan kondisi optimum menggunakan metode “gra” Penentuan Kondisi Optimal Level
A
B
C
D
E
F
1
0,5147
0,6037
0,5521
0,5102
0,5488
0,5255
2
0,5240
0,5234
0,5350
0,5462
0,5534
0,5399
3
0,5800
0,4916
0,5315
0,5623
0,5164
0,5533
Kondisi Optimal = A3B1C1D3E2F3 Main Effects Plot for Means Data Means
A
B
C
0,600 0,575
Mean of Means
0,550 0,525 0,500 1
2 D
3
1
2 E
3
1
2 F
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
0,600 0,575 0,550 0,525 0,500
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Pendugaan Nilai Setiap respon pada kondisi setting kombinasi optimal Tingkat Pemotongan Nilai dugaan
CI
2,7827 mm/min
F (1, f e )Ve neff
2,4595<µ<3,1059
Kekasaran Permukaan Nilai dugaan
2,8425 m
CI
F (1, f e )Ve neff
2,6707<µ<3,0143
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Pendugaan Nilai Setiap respon pada kondisi setting kombinasi optimal Arus Kesenjangan Nilai dugaan
5,3699 ampere
CI
F (1, f e )Ve neff
4,7919<µ<5,9479
Penyimpangan Dimensi Nilai dugaan
0,6422 %
CI
F (1, f e )Ve neff
0,5584<µ<0,7260
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Perbandingan nilai optimum antara metode fungsi utility, metode fuzzy logics, dan metode gabungan gra dengan pca Fungsi Utility No
Respon
Karakteristik Respon
1
Tingkat Pemotongan
2
Fuzzy Logics
Kombinasi Optimum
Prediksi Nilai Optimum
CI
Kombinasi Optimum
Prediksi Nilai Optimum
CI
Larger The Better
A3B1C3D3E1F2
2,3126
1,9894<µ<2,6358
A3B1C3D3E1F2
2,3126
1,9894<µ<2,6358
Kekasaran Permukaan
Smaller The Better
A3B1C3D3E1F2
2,6809
2,5091<µ<2,8527
A3B1C3D3E1F2
2,6809
2,5091<µ<2,8527
3
Arus Kesenjangan
Larger The Better
A3B1C3D3E1F2
4,6253
4,0473<µ<5,2033
A3B1C3D3E1F2
4,6253
4,0473<µ<5,2033
4
Penyimpanga n Deviasi
Smaller The Better
A3B1C3D3E1F2
0,2447
0,1609<µ<0,3285
A3B1C3D3E1F2
0,2447
0,1609<µ<0,3285
Gabungan GRA dengan PCA
No
Respon
Karakteristik Respon
Kombinasi Optimum
Prediksi Nilai Optimum
CI
1
Tingkat Pemotongan
Larger The Better
A3B1C1D3E2F3
2,78270
2,4595<µ<3,1059
2
Kekasaran Permukaan
Smaller The Better
A3B1C1D3E2F3
2,84250
2,6707<µ<3,0143
3
Arus Kesenjangan
Larger The Better
A3B1C1D3E2F3
5,36990
4,7919<µ<5,9479
4
Penyimpangan Deviasi
Smaller The Better
A3B1C1D3E2F3
0,64220
0,5584<µ<0,7260
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Kesimpulan dan Saran Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
kesimpulan Kombinasi optimal dari parameter proses pada percobaan kinerja wire-EDM yang diperoleh yaitu A3B1C1D3E2F3.
Nilai taksiran rata-rata respon Tingkat Pemotongan = 2,7827 mm/min Nilai taksiran rata-rata respon Kekasaran Permukaan = 2,8425 m Nilai taksiran rata-rata respon Arus Kesenjangan = 5,3699 ampere Nilai taksiran rata-rata respon Penyimpangan Dimensi = 0,6422 %.
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
kesimpulan Respon Tingkat Pemotongan dan Arus kesenjangan pada metode gabungan GRA dan PCA menghasilkan nilai prediksi yang lebih baik dibandingkan dengan metode Fungsi Utility dan Fuzzy Logics. Respon Kekasaran Permukan dan Penyimpangan Dimensi pada metode Fungsi Utility dan Fuzzy Logics menghasilkan nilai prediksi yang lebih baik dibandingkan dengan metode gabungan GRA dan PCA.
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
saran Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah perbandingan metode gabungan GRA dan PCA dengan metode lain diperlukan agar dapat mengetahui perbedaan masing-masing metode. Selain itu, agar dapat menunjukkan bahwa metode yang satu lebih baik dari metode yang lain, maka diperlukan percobaan konfirmasi terhadap kondisi optimum.
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Daftar pustaka Anggraeni, F. 2010. Pemilihan Supplier dengan Metode Kombinasi AHP dan Fuzzy Linear Programming, Grey Relational Analysis, dan Preemptive Goal Programming. Skripsi : Universitas Kristen Petra, Surabaya. Balasubramanian, S. dan Ganapathy, S. (2011). Grey Relational Analysis To Determine Optimum Process Parameters For WEDM. J. Engineering Science and Technol. 3 : 0975-5462.
Belavendram, N. (1995). Quality by Design Taguchi Techniques for Industrial Experimentation. London : Prentice Hall International. Brown, M.B. dan Forsythe, A.B. (1974). Robust Test for The Equality of Variance. Journal of the American Statistical Association, 69, 364-367.
Chiang, Y.M. dan Hsieh, H.H. (2009). The use of the Taguchi method with Grey Relational Analysis to Optimize The Thin-Film Sputtering Process with Multiple Quality Characteristics in Color Filter Manufacturing. J. Computers & Industrial Engineering 56 : 648-661.
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Daftar pustaka Daniel, W.W. (1989). Statistika Non Parametrik Terapan. Jakarta : PT. Gramedia Derringer, G. dan Suich, R. (1980). Simultaneous Optimization of Several Response Variables. Journal of the Quality Technology, 12 : 214-219. Fowlkes, W.Y. dan Creveling, C.M. (1995). Engineering Methods in Technology and Product Design (Using Taguchi Methods in Technology and Product Development). Massachusetts : Addison Wesley Publishing Company. Fung, H.C. dan Kang, P.C. (2005). Multi-Response Optimization in Friction Properties of PBT Composites Using Taguchi Method and Principal Component Analysis. J. Mater. Process. Technol. 170 : 602610
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Daftar pustaka Garg, R. (2010). Effect of Process Parameters on Performance Measures of Wire Electrical Discharge Machining, Ph. D. Thesis, Mechanical Engineering Departement, National Institute of Technology, Kurukshetra, Haryana, India. Iriawan, N. dan Astuti, S.P. (2006). Mengelola Data Statistik dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Jakarta : Andi. Khuri, A.I. dan Conlon, M. (1981). Simultaneous Optimization of Multiple Responses Represented by Polynomial Regression Function. Technometrics 23 : 363-375. Kuo, C.F.J., Su, T.L., Jhang, P.R., Huang, C.Y. dan Chiu, C.H. (2011). Using the Taguchi method and grey relational analysis to optimize the flat-plate collector process with multiple quality characteristics in solar energy collector manufacturing. Energy 36 : 3554-3562.
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Daftar pustaka Lu, H.S., Chang, C.K., Hwang, N.C. dan Chung, C.T. (2009). Grey Relational Analysis Coupled With Principal Component Analysis For Optimization Design Of The Cutting Parameters In High-Speed End Milling. J. Mater. Process. Technol. 209 : 3808-3817. Montgomery, DC. (1997). Design and Analysis of Experiments. John Wiley & Sons. Inc, New York. Park, S.H. (1996). Robust Design and Analysis for Quality Engineering. New Delhi : PT. Palatino Thomson Press. Wei, W. W. S. (1990). Time Analysis Univariate and Multivariate Method. Addison Wesley Publishing Company, Inc. Jakarta.
Widagdo, A.T. (2001). Optimasi Proses Pengecatan Di PT. Panca Jasa Dengan Taguchi Multirespon. Tugas Akhir : Jurusan Statistika FMIPA ITS.
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)
Grey Relational Analysis (GRA) dan Principal Component Analysis (PCA)