Anggraini et al., Penerapan Pembelajaran Aktif
Team Quiz .....
1
Penerapan Pembelajaran Aktif Team Quiz Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Sejarah SMAN 5 Jember Tahun Ajaran 2013/2014 Puput Septy Wahyu Anggraini, Nurul Umamah, Suranto Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail:
[email protected] ABSTRAK Pembelajaran sejarah di sekolah terkesan membosankan dan tidak menarik. Berdasarkan hasil obsevasi proses pembelajaran sejarah di kelas peserta didik bukan hanya menguasai materi, tetapi diharapkan aktif dan mampu berpikir kritis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar sejarah dengan menerapkan pembelajaran aktif team quiz pada peserta didik kelas XI IPS 1 SMAN 5 Jember. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Mei sampai bulan Juni 2014. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS 1 SMAN 5 Jember dengan jumlah 35 peserta didik. Indikator yang diteliti dalam penelitian ini adalah berpikir kritis dan hasil belajar sejarah peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik dan hasil belajar sejarah. Pada siklus 1 persentase kemampuan berpikir kritis peserta didik secara klasikal 52,29% pada siklus 2 persentase klasikal sebesar 63% meningkat 20,49% dan siklus 3 sebesart 75,57% meningkat 15,19%. Pada siklus 1 hasil belajar kognitif 74 pada siklus 2 79 meningkat 6,59% dan siklus 3 81,6 meningkat 3,36%. Pada siklus 1 hasil belajar pada aspek psikomotor secara klasikal memperoleh persentase 55,5% siklus 2 sebesar 67,14% meningkat 17,37% dan siklus 3 15,6% meningkat 15,6%.Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran aktif team quiz dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar sejarah peserta kelas X 3 SMAN 1 Bangorejo. Kata kunci: pembelajaran aktif team quiz, berpikir kritis, hasil belajar peserta didik.
ABSTRACT Learning history at school sometimes feels boring and uninterestings. According to the learners, in general, learning history in the classroom is only such kind of activity to memorize materials. Based on the results of observational learning process in the classroom the students not only mastered the material, but more than it, they must be active and capable of critical thinking. The purpose of this research is to improve the ability of critical thinking and the study of history by applying active learning team quiz upon the learners of class XI IPS 1 5 SMAN Jember. Implementation of the research starts from May until June 2014. The subject of this research is the 35 students of Class XI IPS 1 SMAN 5 Jember. The indicators examined in this research are the learners’ critical thinking and the results of their study on history. As a matter of fact, the result of this study shows an indication of increasing quality upon both learners’ critical thinking and the result of learning history. On cycle 1 the percentage of the learners’ critical thinking ability is classically about 52,29%, while on cycle 2 is about 63%, it increases 20,49%, and on cycle 3 it is about 75,57%, it increases 15.19%. On cycle 1the results of cognitive learning is 74, on cycle 2 is about 79, it increases 6,59%, and on cycle 3 is 81,6, it increases 3.36%. On cycle 1 the learning results on psychomotoric aspects is classically earning a percentage of 55.5%, on cycle 2 is 67,14%, it increases 17,37%, and it is about 15.6% on cycle 3, it increases 15.6%. Based on the explanation above it can be concluded that the application of active learning team quiz can enhance critical thinking skills and the results of learning history in class XI IPS 1 SMAN 5. Keywords: active learning quiz team, critical thinking, learners’ learning outcomes
ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2014, I (1): 1-6
Anggraini et al., Penerapan Pembelajaran Aktif
Team Quiz .....
hafalan tanpa mengembangakan pengetahuan yang telah
PENDAHULUAN Pembelajaran sejarah dalam kurikulum 2013 diharapkan dapat
membentuk
karakter
peserta
2
didik.
Tujuan
dipelajari oleh peserta didik. Penggunaan metode yang kurang
tepat
akan
menjadi
permasalahan
dalam
pengembangan kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan
pembelajaran sejarah. Permasalahan dalam pembelajaran
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui
sejarah dijumpai di SMAN 5 Jember. Proses pembelajaran
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
yang terjadi kurang mampu membuat peserta didik
terintegrasi.
berfikir kritis sehingga hasil belajar peserta didik masih
Pada
pembelajaran
sejarah
peserta
didik
diharapkan kritis dan memanfaatkan pengetahuan masa
ada
lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan masa
dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua
yang akan datang. Disamping itu salah satu tujuan
potensi yang dimiliki peserta didik. Peserta didik
pembelajaran sejarah adalah membentuk masyarakat yang
diharapkan berpikir sesuai dengan yang diketahui.
bertanggung jawab menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Widja,2002:14).
yang
di
bawah
KKM..Pembelajaran
aktif
Pembelajaran aktif dalam pembelajaran sejarah lebih menekankan kepada kemandirian peserta didik (Saleh,
Pembelajaran sejarah di sekolah menekankan pada
2011:244). Pendidik melibatkan peserta didik secara aktif
kemampuan atau keterampilan mencari atau mengumpulkan
didalam
jejak sejarah, melakukan analisis kritis terhadap bukti-bukti
menggunakan pembelajaran aktif team quiz dapat lebih
sejarah, keterampilan menginterpretasikan, merangkai fakta-
menghidupkan
fakta dan kemampuan menulis cerita sejarah secara
pembelajaran.Pembelajaran aktif team quiz merupakan
sederhana
sejarah
strategi yang menghidupkan suasana pembelajaran dan
mengkaji peristiwa masa lampau sehingga membutuhkan
mengaktifkan peserta didik dalam bertanya ataupun
kemampuan
menjawab (Dalvin, 2006:70).
(Depdiknas, berpikir
2004:1). krtis
Pembelajaran untuk
memahaminya.
pembelajaran. peserta
Pembelajaran didik
sejarah
dalam
proses
Pembelajaran sejarah yang baik adalah pembelajaran yang
Pembelajaran aktif team quiz ini diawali dengan
mampu menumbuhkan kemampuan peserta didik melakukan
menerangkan materi pelajaran secara klasikal, lalu
kontruksi pengetahuan masa lalu dan mengaitkan dengan
peserta didik dibagi ke dalam kelompok besar. Semua
kondisi masa sekarang. Teknik pembelajaran di sekolah
anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi
menggunakan metode yang kurang tepat membuat peserta
tersebut melalui lembar kerja. Mereka mendiskusikan
didik merasa bosan (Saleh, 2011:243).
materi
tersebut,
saling
memberi
arahan,
saling
Pembelajaran sejarah lebih condong terhadap hafalan
memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami
tanpa mengembangakan pengetahuan yang telah dipelajari
materi tersebut. Strategi quiz team merupakan salah satu
oleh peserta didik. Kesalahan memilih metode pembelajaran
strategi dalam pembelajaran aktif yang bertujuan untuk
adalah kesalahan
meningkatkan tanggungjawab peserta didik terhadap
utama dalam pembelajaran
sejarah,
sehingga pembelajaran sejarah jauh dari relevansinya dari
pembelajaran
kehidupan masa kini dan masa depan (Hasan, 2011:55).
menyenangkan
Penggunaan metode yang kurang tepat akan
2007:30).
menjadi
yang dan
dipelajari tidak
melalui
menakutkan
cara
yang
(Silberman,
permasalahan dalam pembelajaran sejarah . Pembelajaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran ini
sejarah kurang menekankan pada keterampilan yang dimiliki
yaitu kerjasama dalam kelompok, tanggungjawab peserta
peserta didik. Kesulitan dalam pembelajaran sejarah salah
didik dalam kelompok, sasaran pembelajaran, ketepatan
satunya adalah menumbuhkan aspek kognitif dan afektif
waktu dalam proses pembelajaran. Salah satu faktor yang
peserta didik. Pembelajaran sejarah lebih condong terhadap
sangat penting diperhatikan dalam strategi quiz team adalah kerja kelompok. Beberapa peneliti yang mengkaji
ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2014, I (1): 1-6
Anggraini et al., Penerapan Pembelajaran Aktif
Team Quiz .....
tentang pembelajaran aktif dan kemampuan berpikir kritis
3
1) Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
diantaranya adalah Mark dan Johnson. Berpikir kritis adalah
dalam pembelajaran sejarah melalui pembelajaran
keterampilan yang
aktif team quiz peserta didik kelas XI IPS 1 di SMAN
membutuhkan instruksi dan praktek
(Mark, 2000:38-41). Kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan dengan beberapa faktor diantaranya: ( 1 )
5 Jember. 2) Untuk meningkatkan hasil belajar dalam
menggunakan strategi pembelajaran yang aktif terlibat
pembelajaran sejarah melalui pembelajaran aktif
peserta didik dalam proses belajar daripada mengandalkan
team quiz peserta didik kelas XI IPS 1 di SMAN 5
ceramah dan hafalan; ( 2 ) memfokuskan instruksi pada
Jember.
proses belajar daripada hanya pada konten; ( 3 ) menggunakan teknik penilaian yang memberikan peserta didik dengan tantangan intelektual bukan recall memori. Secara
aktif
peserta
didik
terlibat
dalam
kegiatan
pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik berpikir kritis.
Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan di atas penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut: 1) Bagi pendidik sebagai acuan untuk memilih pendekatan, strategi atau metode yang akan dilakukan dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran
Berpikir kritis merupakan cara bagi seseorang untuk meningkatkan kualitas dari hasil pemikiran menggunakan teknik sistemasi cara berpikir dan menghasilkan daya pikir intelektual dalam ide-ide yang digagas (Paul, 2005:3). Berpikir
Manfaat Penelitian ini adalah:
kritis
adalah
suatu
proses
berpikir
yang
mengemukakan penilaian dengan menerapkan norma dan standar yang benar, bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan kita terima aatau apa yang
dapat dicapai dengan maksimal 2) Bagi peserta didik diharapkan dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mendapatkan cara belajar tidak membosankan juga menarik saat kegiatan pembelajaran 3) Bagi lembaga sebagai masukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan terutama pelajaran sejarah di SMAN 5 Jember
akan kita lakukan dengan alasan yang logis METODE PENELITIAN Permasalahan yang akan di bahas adalah: Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : 1)
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkolaborasi dengan pendidik mata pelajaran
Apakah pembelajaran aktif team quiz dapat
sejarah kelas XI IPS 1 SMAN 5 Jember. Subjek penelitian
meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik
ini adalah peserta didik kelas XI IPS 1 SMAN 5 Jember
kelas XI IPS 1 pada mata pelajaran sejarah di SMAN 5
dengan jumlah peserta didik sebanyak 35 orang.
Jember? 2)
Penelitian ini dilakukan di SMAN 5 Jember. Jenis
Rancangan
penelitian
tindakan
kelas
ini
Apakah pembelajaran aktif team quiz berbasis dapat
menggunakan media penelitian tindakan Hopskin yang
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI IPS 1
berbentuk spiral dengan tahapan penelitian tindakan pada
pada mata pelajaran sejarah di SMAN 5 Jember?
satu siklus meliputi: Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi. Penelitian diawali dengan merencanakan
Tujuan penelitian ini adalah: Berdasarkan latar belakang
sesuatu yang akan dilakukan, kemudian melakukan di atas, maka tujuan yang
diharapkan dalam penelitian ini adalah :
ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2014, I (1): 1-6
tindakan, selama melakukan tindakan dilakukan juga observasi dalam rangka mengumpulkan data, kemudian
Anggraini et al., Penerapan Pembelajaran Aktif
Team Quiz .....
refleksi. Penelitian ini dilakukan tiga siklus, siklus 1, 2, dan
4
aspek psikomotorik disajikan pada diagram berikut :
3. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini meliputi: observasi, wawancara, tes dan studi dokumen. Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar peserta didik sudah sesuai dengan yang hendak dicapai atau belum, sedangkan analisis data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
100
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila
pendidik
dapat
menerapkan
90 80
pendekatan
70
pembelajaran aktif team quiz dalam pembelajaran sejarah
60
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPS 1 SMAN 5 Jember.
40
Ketuntasan
hasil
menggunakan
30
ketuntasan
hasil belajar individu yang sesuai dengan
20
kebijakan sekolah apabila tingkat persentase ketuntasan
10
belajar
peserta
didik
Siklus 1
50
Siklus 2 Siklus 3
0
minimal mencapai ≥ 75 dari skor maksimal 100, ketuntasan
A
B
C
D
E
klasikal minimal mencapai 75% sedangkan peningkatan hasil belajar peserta didik dilihat dari setelah tindakan dikurangi sebelum tindakan dan dikali 100%. Kemampuan berpikir kritis peserta didik di ukur dari mengenal masalah,
Ket: A. Membuat Konsep B. Menyampaikan Argumen C. Mengumulkan Sumber D. Menilai dan Mengevaluasi Fakta E. Membuat Kesimpulan
membuat konsep, menyampaikan argumen, mengumpulkan sumber, menggabungkan sumber yang diperlukan, menilai dan
mengevaluasi
fakta,
menganalisis,
dan
membuat
Gambar 1. Persentase Berpikir Kritis Peserta Didik Siklus 1, 2, dan 3 (Sumber: Hasil penelitian siklus 1, 2, dan 3)
kesimpulan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik dapat dilihat dari tiap-tiap siklus.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan selama penelitian dikelas XI IPS 1 SMAN 5 Bangorejo tahun ajaran 2013/2014.
A. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI IPS 1 SMAN 5 Jember dengan Penerapan Pembelajaran Aktif Team Quiz . Hasil analisis data keterampilan berpikir kritis secara klasikal pada siklus 1, 2 dan 3 mengalami peningkatan pada setiap
Berdasarkan gambar 4.15 dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis peningkatan
dari
peserta didik mengalami
siklus 1, 2 dan
3. Persentase
kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan indikator membuat konsep pada siklus 1 sebesar 50,71%, pada siklus 2 meningkat 18,31% menjadi 60%, dan pada siklus 3
meningkat
16,67%
menjadi
70%.
Persentase
kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan indikator menyampaikan argument pada siklus 1 sebesar 46,40%, pada siklus 2 meningkat 24,62% menjadi 58%, dan pada siklus 3 meningkat 19,75% menjadi 69,29%. Persentase
aspek psikomotorik. Hasil analisis tersebut berdasarkan hasil
kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan indikator
observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peningkatan
mengumpulkan sumber pada siklus 1 sebesar 57,14%,
ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2014, I (1): 1-6
Anggraini et al., Penerapan Pembelajaran Aktif
Team Quiz .....
pada siklus 2 meningkat 13,75% menjadi 65%, dan pada
5
Gambar 2 Peningkatan Hasil Belajar Aspek Kognitif
siklus 3 meningkat 10,9% menjadi 72,14%. Persentase kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan indikator
Hasil analisis data hasil belajar peserta didik pada
menilai dan mengevaluasi fakta pada siklus 1 sebesar
aspek kognitif terdapat peningkatan berdasarkan tes yang
52,14%, pada siklus 2 meningkat 23,29 menjadi 64,29%, dan
dilakukan pada siklus 1, 2, dan 3 baik secara individual,
pada siklus 3 meningkat 13,3% menjadi 72,86%. Persentase
klasikal, dan ketuntasan. Pada siklus 1 aspek kognitif
kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan indikator
secara
membuat kesimpulan pada siklus 1 sebesar 55%, pada siklus
memperoleh
persentase
2 meningkat 23,38% memperoleh 67,86%, dan pada siklus 3
peningkatan
sebesar
meningkat
memperoleh 81,6 dan mengalami peningkatan sebesar
15,29%
menjadi
78,57%
.Pada
siklus
1
kemampuan berpikir kritis peserta didik pada setiap aspek
klasikal
memperoleh 79
6,59%,
74,1,
pada
sehingga dan
siklus
2
mengalami
pada
siklus
3
3,36%.
meningkat tidak terlalu signifikan hal ini dikarenakan
Peningkatan hasil belajar sejarah pada aspek
peserta didik baru mengenal strategi yang diterapkan
psikomotorik dengan menggunakan pembelajaran aktif
sehingga belum antusias dalam pembeljaran. Pada siklus 2
team quiz persiklus dapat dilihat dari kemampuan
peningkatan dalam setiap aspek sudah terlihat signifikan, hal
berpikir kritis peserta didik dalam mengenal masalah,
ini dikarenakan peserta didik memahami strategi yang di
menggabungkan
terapkan sehingga masing-masing aspek meningkat. Pada
menganalisis. Hasil analisis data keterampilan berpikir
siklus 3 peningkatan pada setiap aspek sudah tidak terlalu
kritis secara klasikal pada siklus 1, 2 dan 3 mengalami
signifikan, hal ini disebabkan peserta didik sudah mulai
peningkatan pada setiap aspek psikomotorik. Hasil
bosan. Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan siklus
analisis tersebut berdasarkan hasil observasi pada saat
1,
proses pembelajaran berlangsung. Peningkatan aspek
2,
dan
Pembelajaran
3
dapat
Aktif
disimpulkan
Team
Quiz
bahwa
dapat
Penerapan
meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI IPS 1 di SMAN 5 Jember.
B. Hasil Belajar Sejarah Peserta Didik Peserta Didik Kelas XI IPS 1 SMAN 5 Jember dengan Penerapan Pembelajaran Aktif Team Quiz Hasil belajar yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pada aspek kognitif dan aspek psikomotorik. Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan pada tes siklus 1, siklus 2 dan siklus 3, hasil analisis aspek kognitif peserta didik disajikan dalam diagram berikut:
sumber
yang
diperlukan,
dan
psikomotorik disajikan pada diagram berikut: 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
menggabungkan sumber mengenal masalah menganalisis
Gambar 3 Peningkatan Psikomotor siklus 1, 2 dan 3 Berdasarkan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik mengalami
100
peningkatan dari siklus 1, 2 dan 3. Kemampuan berpikir
90
kritis peserta didik pada indikator mengenal masalah
80
siklus 1 sebesar 52,86%, pada siklus 2 meningkat 18,91%
70 60 50 40
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
30 20 ILMIAH MAHASISWA, 2014, I (1): 1-6 ARTIKEL 10 0
sehingga menjadi 72,9% sedangkan pada siklus 3 meningkat 15,09% menjadi 72,9%. Kemampuan berpikir
Anggraini et al., Penerapan Pembelajaran Aktif
Team Quiz .....
6
kritis peserta didik pada indikator menggabungkan sumber
dan peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta
siklus 1 sebesar 54,29%, pada siklus 2 meningkat 22,36%
didik dari sklus 2 ke siklus 3 sebesar 15,19%.
sehingga
menjadi
66,43%
sedangkan
pada
siklus 3
meningkat 15,05% menjadi 76,40%. Kemampuan berpikir kritis peserta didik pada indikator menganalisis siklus 1 sebesar 59,29%, pada siklus 2 meningkat 21,68% sehingga menjadi 72,14% sedangkan pada siklus 3 meningkat 15,84% menjadi 83,6% (lampiran K). Berdasarkan hasil observasi pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran aktif team quiz dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI IPS 1 di SMAN 5 Jember.
Penerapan Pembelajaran Aktif Team Quiz pada pembelajaran sejarah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Jember. Peningkatan hasil belajar sejarah dengan Penerapan Pembelajaran Aktif Team Quiz pada peserta didik kelas XI IPS 1 Negeri 5 Jember pada aspek kognitif yaitu pada siklus 1 74,1 meningkat 2,05% dari hasil belajar kogitif pra siklus 72,5, siklus 2 memperoleh 79 sehingga meningkat 6,59% dari hasil belajar siklus 1 74,1 dan siklus 3
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan Pembelajaran
2).
Aktif
penelitian
tentang
Team
untuk
Quiz
memperoleh 81,6 sehingga meningkat 3,36% dari Penerapan meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik dan hasil belajar sejarah peserta didik kelas XI IPS 1 SMAN 5 Jember dapat disimpulkan sebagai berikut.
hasil belajar siklus 2. Sedangkan hasil belajar peserta didik pada aspek psikomotorik siklus 1 memperoleh persentase 55,5%, siklus 2 memperoleh 67,14% sehingga meningkat 17,37%, dan siklus 3 memperoleh persentase 77,6%
1) Penerapan Pembelajaran Aktif Team Quiz pada
sehingga meningkat 15,6%.
pembelajaran sejarah dapat meningkatkan kemampuan
Berdasarkan hasil penelitian Penerapan Pembelajaran
berpikir kritis peserta didik kelas XI IPS 1 SMA
Aktif Team Quiz untuk meningkatkan kemampuan
SMAN 5 Jember. Kemampuan berpikir kritis peserta
berpikir kritis peserta didik dan hasil belajar sejarah
didik dalam pembelajaran sejarah diukur melalui
peserta didik kelas XI IPS 1 SMAN 5 Jember, maka
penilaian
peneliti memberikan saran dan masukan. Bagi pendidik
proses.
Penilaian
proses
dinilai
dari
kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
sebagai acuan untuk memilih pendekatan, strategi atau
indikator (1) kemampuan membuat konsep, (2)
metode yang akan dilakukan dalam pembelajaran
kemampuan menyampaikan argumen, (3) kemampuan
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan
mengumpulkan sumber, (4) kemampuan menilai dan
maksimal. Bagi peserta didik diharapkan dapat lebih aktif
mengevaluasi fakta, dan (5) kemampuan membuat
dalam proses pembelajaran dan mendapatkan cara belajar
kesimpulan. Pada siklus 1 persentase kemampuan
tidak membosankan juga menarik saat kegiatan
berpikir kritis peserta didik secara klasikal 52,29%
pembelajaran. Bagi lembaga sebagai masukan untuk
dengan kategori kurang baik/ kurang kritis. Pada
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan terutama
siklus 2 persentase keaktifan belajar peserta didik
pelajaran sejarah di SMAN 5 Jember
secara klasikal 63% dengan kategori cukup baik/ cukup kritis. Pada siklus 3 persentase keaktifan belajar
UCAPAN TERIMA KASIH
peserta didik secara klasikal 75,57% dengan kategori
Puput Septy mengucapkan terimakasih kepada Ibu
baik/ kritis. Peningkatan kemampuan berpikir kritis
Dr. Nurul Umamah, M. Pd. dan Bapak Dr. Suranto, M.Pd
peserta didik dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 20,49%
yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan saran dengan penuh kesabaran demi terselesainya
ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2014, I (1): 1-6
Anggraini et al., Penerapan Pembelajaran Aktif
Team Quiz .....
jurnal ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Kepala SMAN 5 Jember yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan penelitian dan Ibu Harini, S. Pd. Selaku pendidik mata pelajaran sejarah yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah mebantu penulis dalam melakukan observasi pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA [1] Widja. 2002. Menuju Wajah Baru Pendidikan Sejarah. Yogyakarta: Lappera Pustaka Umum.
[2] Depdiknas. 2004. Kurikulum dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial SMP dan MTS.Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. [3] Saleh, M. J. 2011. International Journal of History Education. Vol. XII, No: 2 [4] Kemendikbud. 2013. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. [5] Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara [6] Hasan, H. International Journal of History Education, Vol. XII, No. 1 (June 2011)
[7] Dalvin. 2006. Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran dengan menggunakan Metode Belajar Tipe Quiz Team. [online diakses 10 februari 2014] [8] Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. [9] MacKnight C. B. & Mark, J. S. (2000). Teaching critical thinking through online discussions. Educause Quarterly, 23(4), 38–41 [10] Paul, R & Linda, E. 2005. The Miniature Guide to Critical Thinking ”CONCEPTS & TOOLS”. The Foundation of Critical Thinking. California
[11] Silberman, M. 2007. Cooperative Learning 101 cara ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2014, I (1): 1-6
Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia
7