PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 PULAU KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG
By Anni Hidayati1, Syahrilfuddin2, Otang Kurniaman3 Abstract Applying live learning method purpose to improve student learning that is related with declarative knowledge and procedural knowledge that can be taught in step by step. This reaserch is avtion research classroom (PTK). This research purpose to increase learning outcome for fourth grade student SDN 009 Pulau by applying live learning method. Data collection is quantitative data. Formulation of the problem is “Do Applying Live Learning method can increase learning outcome of mathematic for fourth grade student in SDN 009 Pulau kecamatan Bangkinang Seberang”. Quantitave data is knowledge test and daily best to seet studen’s comprehension on the base score, student’s classical completeness is 44,11%, cycle I student’s classical completeness is significant, it is 82,35% and cycle II, student’s classical completeness is progressive, it is 94,11%. Average score is 45,59, the average on cycle I is progressive, it is 82, and cycle II is progressive again, it is 85,47. Beside, there is increasing on teacher activity and student, it is from cycle I to cycle II. In summary, applying live learning method can increase student’s learning outcome for the fourth grade in SDN 009 Pulau Kecamatan Bangkinang Seberang. Keyword : Live learning method, learning outcome of mathematic
1
Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, NIM. 0805162698, email
[email protected] Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, email
[email protected] 3 Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, email
[email protected] 2
1
PENDAHULUAN Matematika merupakan mata pelajaran yang mempunyai peran penting yang sangat luas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah matematika merupaka ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dalam mengembangkan daya pikir manusia. Matematika membekali peserta didik untuk mempunyai kemampuan berfikir logis, analitiis, sistematis, kritis serta kemampuan bekerja sama. Oleh sebab itu pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dimulai dari sekolah dasar (Depdiknas,2006). Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika agar pesertan didik memiliki kemampuan, yaitu: (1) memahami konsep matematika, maksudnya yaitu siswa dapat mengerti dan mengaplikasikan konsep tersebut secara tepat, akurat dan efisien dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006). Berdasarkan tujuan tersebut pemerintah telah melakukan berbagai usaha untuk perbaikan dan pembaharuan sistem pendidikan. Meskipun demikian, hasil belajar siswa masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan khususnya pada pelajaran matematika. Hal ini merupakan salah satu masalah bagi guru yang diharapkan dapat memilih metode mengajar yang tepat dan dapat menarik perhatian siswa untuk belajar sehingga menimbulkan minat dan motivasi bagi siswa untuk berprestasi yang juga akan mendukung terhadap hasil belajar matematika. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru kelas IV SDN 009 Pulau Kecamatan Bangkinang Seberang. Pada umumnya hasil belajar matematika siswa masih rendah. Hal ini didasarkan dari hasil ujian siswa masih berada dibawah KKM. KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 61. Dari 34 orang siswa kelas IV SDN 009 Pulau Kecamatan Bangkinang Seberang, jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 15 orang (44,11%) dan jumlah siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 19 orang (55,89%). Adapun nilai rata-rata pada skor dasar adalah 45,59. Dari pernyataan di atas dapat terlihat bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 009 Pulau Kecamatan Bangkinang Seberang masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan oleh kurangnya strategi dalam pembelajaran serta siswa kurang mampu memahami materi yang
2
bersifat abstrak. Selain itu siswa juga kurang mampu mengkaitkan pengetahuanpengetahuan yang mereka miliki dengan materi yang sedang dipelajari. Kondisi ini menunjukkan perlu adanya perubahan dan perbaikan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika umumnya dalam materi penggunaan faktor dan kelipatan serta FPB dan KPK. Materi pokok ini adalah salah satu materi yang sangat penting dalam mata pelajaran matematika. Selain itu juga ditemui beberapa kelemahan antara lain: (1) guru cendrung menggunakan metode ceramah, sehingga peran guru sangat dominan, (2) guru jarang memberikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi panduan agar siswa memahami materi yang diajarkan. Guru sudah berusaha mengadakan perbaikan dalam proses pembelajaran. Usaha-usaha yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar ini berupa penjelasan materi pelajaran secara rinci dan demonstrasi siswa terhadap soal latihan. Namun usaha ini belum memberikan hasil yang maksimal. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran Langsung. Pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan kemampuan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif, yang diajarkan selangkah demi selangkah (Kardi dan Nur, 2000:5). Dengan penerapan model pembelajaran langsung ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 009 Pulau Kecamatan Bangkinang Seberang. Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 009 Pulau Kecamatan Bangkinang Seberang”. METODE PENELITIAN Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif. Penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik (Mulyasa, 2010:10). Dikatakan penelitian tindakan kelas kolaboratif karena pada penelitian ini guru dan peneliti dilibatkan secara serentak. Dalam hal ini pelaksanaan tindakan dilakukan dan dilaksanakan oleh peneliti, sedangkan guru kelas bertindak sebagai pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran langsung dengan menggunakan media tabel pada materi menentukan FPB dan KPK untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 009 Pulau Kecamatan Bangkinang Seberang. Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus I terdiri dari 3
3
kali pertemuan yaitu pertemuan 1, 2 dan satu kali ujian pada pertemuan ke tiga. Pada siklus kedua, tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. Tiap satu siklus diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/evaluasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara yaitu Teknik Observasi Aktivitas Guru dan Siswa serta teknik tes hasil belajar matematika. Pada tahap ini dilaksanakan analisa terhadap: 1. Teknik Analisis Data aktivitas Guru dan Siswa Untuk menganalis data tentang aktivitas siswa dan guru dapat diperoleh dari pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dengan melihat kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilaksanakan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar pengamatan. Analisis untuk aktivitas guru dan siswa menggunakan format checklist yang dilakukan dengan cara member skor, kemudian dihitung persentase aktivitasnya, yaitu perbandingan skor aktivitas yang diperoleh dengan skor maksimum. Untuk melihat aktifitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar dapat digunakan rumus : NR = JS x 100% SM
(KTSP, 2007: 367)
Keterangan : NR = persentase rata-rata aktivitas (guru/siswa). JS = Jumlah skor aktivitas yang dilakukan. SM = Skor maksimal yang didapat dari aktivitas guru/siswa. Kategori Aktivitas Guru dan Siswa % Interval Kategori 81 – 100 Amat baik 61 - 80 Baik 51 - 60 Cukup Kurang dari 50 Kurang Sumber: (Syahrilfuddin 2011:82) 2. Hasil Belajar Matematika Siswa a. Ketuntasan indikator Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Ketuntasan siswa perindikator dapat dilihat dari hasil belajar siswa perindikator pada setiap siklus. Siswa dikatakan tuntas perindikator, apabila nilainya di atas 61.
4
b. Ketuntasan individu Siswa dikatakan tuntas belajar jika nilai siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 61. Berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masingmasing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimum, dengan berpedoman pada dua pertimbangan, yaitu kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, dan daya dukung setiap sekolah berbed, digunakan rumus : K = SP X 100 SM
(Purwanto,2004 :102)
Keterangan : K SP SM
= Nilai individu = skor yang diperoleh siswa = skor maksimum
c. Ketuntasan klasikal Ketuntasan klasikal tercapai apabila ≥85% dari seluruh siswa memperoleh nilai minimal 61 maka kelas itu dikatakan tuntas. Untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat digunakan rumus sebagai berikut: KK = JT x 100% (KTSP, 2007:382) JS Keterangan:
KK JT JS
= Ketuntasan Klasikal = Jumlah siswa yang tuntas = Jumlah seluruh siswa
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tindakan yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Langsung terhadap siswa Kelas IV SDN 009 Pulau Kecamatan Bangkinang Seberang. Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus, siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan dengan rincian 2 kali pertemuan RPP dan satu kali pertemuan mengadakan ulangan harian siklus I, pada pertemuan ini membahas tentang materi menentukan kelipatan dan faktor bilangan, sedangkan siklus II terdiri dari 3 kali pertemuan dengan rincian dua kali pertemuan RPP dan satu kali pertemuan mengadakan ulangan harian siklus II, pada pertemuan ini membahas tentang penggunaan KPK dan FPB. Aktifitas guru dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat mengalami peningkatan. Peningkatannya digambarkan pada grafik di bawah ini:
5
Gambar 1 Grafik Aktifitas Guru untuk Penerapan Model Pembelajaran Langsung Selama Proses Pembelajaran
Persentase 120 97.05
100 80
67.64
85.29
79.41
60
Persentase
40 20 0 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
Berdasarkan grafik diatas, secara umum aktivitas guru mengalami peningkatan dari pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir. Pada pertemuan meningkat 11,77 poin (17,99%) ke pertemuan kedua, pada kedua meningkat 5,88 poin (7,40%) ke pertemuan ketiga, dan pertemuan ketiga ke pertemuan keempat meningkat sebanyak 11.76 poin (13,78%). Peningkatan Aktivitas Guru Di bawah ini, dijelaskan peningkatan rata-rata persentase aktivitas guru dari siklus I ke siklus II yang ditunjukkan pada tabel 1 berikut: Tabel 1 Peningkatan Aktivitas Guru Persiklus Siklus Pertemuan I II
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
Peningkatan Pertemuan 67,64% 79,41% 85,29% 97,05%
Rata-rata
Peningkatan Persiklus
73,52% 24,07% 91,17%
Dari tabel dapat dilihat peningkatan rata-rata aktivitas guru dari siklus I ke siklus II sebesar 17,65 poin (24,07%). Peningkatan dapat digambarkan pada grafik batang dibawah ini:
6
Gambar 2 Grafik Peningkatan Aktivitas Guru Persiklus
Rata-rata % 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
91.17
73.52
Siklus I
Siklus II
Secara umum aktivitas siswa mengalami peningkatan darp pertemuan pertama sampai pertemuan keempat. Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Gambar 3 Grafik Aktivitas Siswa untuk Penerapan Model Pembelajaran Langsung Selama Proses Pembelajaran
persentase 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
88.23 70.58
86.11
73.52
pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 pertemuan 4
Berdasarkan grafik diatas, secara umum aktivitas siswa mengalami peningkatan dari pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir. Pada pertemuan pertama meningkat 2,94 poin (4,16%) ke pertemuan kedua, pada kedua meningkat 14,51 poin (20,08%) ke pertemuan ketiga, dan pertemuan ketiga meningkat 5,88 poin ( 97,59%) ke pertemuan keempat.
7
Peningkatan Aktivitas Siswa Di bawah ini, dijelaskan peningkatan rata-rata persentase aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II yang ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 2 Peningkatan Aktivitas Siswa Persiklus Siklus Pertemuan I Pertemuan 1 Pertemuan 2 II Pertemuan 3 Pertemuan 4
Peningkatan Pertemuan 70,58 % 73,52% 88,23% 94,11%
Rata-rata 72,05%
Peningkatan Persiklus
91,17%
26,53%
Dari tabel dapat dilihat peningkatan rata-rata aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 19,12 poin (26,53%). Peningkatan dapat digambarkan pada grafik batang dibawah ini: Gambar 4 Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa Persiklus 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
91.17 72.05
Siklus I
Siklus II
Perbandingan skor dasar, siklus I dan siklus II penerapan model pembelajaran Langsung dapat dilihat melalui tabel berikut: Tabel 3 Perbandingan Rerata, Nilai Minimum, dan Nilai Maksimum pada Setiap Kelompok Nilai Kelompok Nilai Skor Dasar Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa 34 34 34
Rerata 45,59 82 85,47
8
Minimum 10 50 55
Maksimum 70 100 100
Pada tabel di atas terlihat adanya peningkatan antara perbandingan rerata skor dasar, siklus I dan siklus II. Dari perbandingan rerata skor dasar, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan tiap siklusnya. Nilai minimum skor dasar juga mengalami peningkatan, dari skor dasar ke siklus I meningkat 40 poin, sedangkan dari siklus I ke siklus II meningkat 5 poin Peningkatan dapat dilihat pada grafik berikut: Gambar 5 Grafik Perbandingan Rerata, Nilai Minimum, dan Maksimum pada Setiap Kelompok Nilai 120 100100 100
82
86.94
85
80 60
50
45.59
Skor Dasar
55
Siklus I
40
Siklus II
20
10
0 Rerata
Minimum
Maksimum
Perbandingan ketuntasan klasikal dari skor dasar, siklus I, dan siklus II sebelum dan sesudah dilakukan penerapan model pembelajaran Langsung adalah sebagai berikut: Tabel 4 Ketuntasan Klasikal Penerapan Model Pembelajaran Langsung Setiap Kelompok Nilai Kelompok Nilai Skor Dasar Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa 34 34 34
Siswa Tidak Tuntas 19 6 2
Siswa Tuntas 15 28 32
Persentase Tuntas Ketuntasan Klasikal 44,11% 82,35% 94,11%
TT TT T
Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang tuntas secara klasikal meningkat dari skor dasar, siklus I, dan siklus II. Ketuntasan klasikal dari skor dasar meningkat 38,24 poin (86,69%) ke siklus I. pada siklus I meningkat lagi 11,76 poin (14,2%) ke siklus II. Peningkatan ketuntasan siswa dapat dilihat dari grafik berikut ini:
9
Gambar 5 Grafik Ketuntasan Klasikal Penerapan Model Pembelajaran Langsung Setiap Kelompok Nilai 94.11 82.35
100 80 60
44.11 28 32
40 20
19
siklus I
15 6
skor dasar
siklus II
2
0 siswa tidak tuntas
siswa tuntas
persentase ketuntasan
Hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan, diperoleh fakta bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mengikuti ulangan harian siklus I adalah 28 siswa dan ulangan harian siklus II adalah 32 siswa. perentase ketuntasan klasikal juga mengalami peningkatan dari skor dasar 44,11% meningkat ke siklus I menjadi 82,35%, dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 94,11%. Sehingga dapat disimpulakan bahwa dengan penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 009 Pulau Kec. Bangkinang Seberang. Pada penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran Langsung. Pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan kemampuan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif, yang diajarkan selangkah demi selangkah (Kardi dan Nur, 2000), yang tujuannya agar siswa lebih termotivasi dan aktif dalam pembelajaran matematika yang akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar matematika. Sehingga dengan diterapkannya model pembelajaran Langsung dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 009 Pulau Kec.Bangkinang Seberang.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan model pembelajaran Langsung aktivitas guru dan siswa pada setiap pertemuan mengalami peningkatan. Pada aktivitas guru pertemuan pertama 67,64%, meningkat ke pertemuan kedua pertemuan kedua menjadi 79,41%, meningkat ke pertemuan ketiga menjadi 85,29%, kemudian meningkat lagi ke pertemuan keempat menjadi 97,05%. Kemudian pada aktivitas siswa pertemuan pertama 70,58%, meningkat ke pertemuan kedua
10
2.
menjadi 73,52%, meningkat ke pertemuan ketiga menjadi 88,23%, kemudian meningkat lagi ke pertemuan keempat menjadi 94,11%. Pada ulangan siklus I nilai rerata siswa meningkat 36,41 poin (79,86%) dari skor dasar siswa menjadi 82. Pada siklus II maningkat 4,94 poin (4,23%) dari siklus I menjadi 86,94. Dari data tersebut dapat diartikan bahwa penerapan model pembelajaran Langsung dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 009 Pulau Kec. Bangkinang Seberang.
Berdasarkan hasil penelitian yang membuktikan adanya hubungan yang positif antara penerapan model pembelajaran Langsung terhadap peningkatan hasil belajar matematika, maka dapat dianjurkan saran-saran sebagai sebagai berikut: 1.
2.
3.
Bagi sekolah, penerapan model pembelajaran langsung menjadi salah satu alternatif pembelajaran matematika disekolah-sekolah sehingga dapat mengaitkan mutu pendidikan yang lebih baik umumnya dan peningkatan mutu pembelajaran khususnya. Bagi guru, harus ada tindak lanjut dari guru terhadap siswa yang tidak tuntas pada ulangan siklus I dan ulangan siklus II dengan cara memberikan bimbingan terhadap siswa yang belum mencapai KKM. Bagi peneliti lanjutan atau guru yang meneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar guna terlaksananya penelitian yang lebih baik.
UCAPAN TERIMA KASIH 1.
Dr.H.M. Nur Mustafa, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 2. Drs. Zariul Antosa, M.Sn selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Riau. 3. Drs.H. Lazim N, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Riau. 4. Drs.H. Syahrilfuddin, S.Pd.,M.Si selaku dosen Pembimbing I 5. Otang Kurniaman, M.Pd selaku dosen Pembimbing II 6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Riau yang telah banyak membantu penulis. 7. Kepala sekolah SDN 009 Pulau Bangkinang Seberang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini. 8. Seluruh siswa kelas IV SD Negeri 009 Pulau Kec. Bangkinang Seberang tahun ajaran 2011/2012. 9. Suami tercinta dan anak-anakku tersayang yang selalu berdoa dan memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan semua pihak yang memberikan motivasi dan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung demi penyelesaian penulisan skripsi ini.
11
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono.2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Askara Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat:Gaung Persada Press. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada. Mulyasa, E. 2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Sadiman, Arief S. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sanjaya,Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan KTSP. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Sudjana, Nana. 2009. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda karya. Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Syahrilfuddin dkk. 2011. Bahan Ajar Penelitian Tindakan Kelas. Pekanbaru Yuliana, Mami. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Langsung Secara Berpasangan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SD Negeri 022 Senapelan”. Skripsi. Pekanbaru: Tidak diterbitkan.
12