Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 1, Agustus 2013
ISSN : 2301-9425
PENERAPAN METODE MOST SIGNIFICANT BIT UNTUK PENYISIPAN PESAN TEKS PADA CITRA DIGITAL Harry Suhartanto Manalu (0911259) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan http://www.stmik-budidarma.ac.id // Email :
[email protected]
ABSTRAK Dalam pengiriman atau pertukaran informasi, membutuhkan pengamanan agar informasi yang kita kirim tidak disalahgunakan oleh pihak ketiga terutama informasi yang penting. Pengamanan ini dilakukan untuk menjaga kerahasiaan pesan yang dikirim dan mencegah adanya pihak-pihak yang mencoba untuk menyalahgunakannya. Penyisipan atau penyembunyian pesan merupakan teknik dari ilmu steganografi yang menjaga kerahasiaan pesan yang berupa teks. Pesan teks akan disisipkan pada sebuah media penampung berupa citra. Dengan aplikasi ini diharapkan dapat membantu para pengirim informasi dalam menjaga suatu informasi yang bersifat rahasia. Dalam penelitian ada beberapa metode penelitian yang diambil oleh penulis yaitu: Studi Kepustakaan, Analisa, Perancangan, Pengujian dan Implementasi dengan menggunakan Metode Most Significant Bit yang merupakan Metode pada steganografi yang membahas tentang penyisipan/penyembunyian pesan. Kata kunci : Aplikasi, Penyisipan, Steganografi, Most Significant Bit.
1. Pendahuluan Teknik penyembunyian pesan ke dalam media lain sering dilakukan dari dulu hingga sampai sekarang ini. Teknik ini disebut dengan steganografi teknik steganografi dilakukan untuk menyembunyikan informasi yang berupa tulisan, sandi, gambar dan lain-lain. Dalam penyembunyian informasi tersebut, kita membutuhkan pengamanan agar informasi yang kita disembunyikan tidak disalahgunakan oleh pihak ketiga terutama informasi yang penting. Pengamanan ini dilakukan untuk menjaga kerahasiaan pesan yang dikirim dan mencegah adanya pihak-pihak yang mencoba untuk menyalahgunakannya. Sering kali seseorang yang ingin mengirimkan pesan kepada orang lain dan tidak ingin data yang dikirim tersebut diketahui oleh orang lain. Pesan yang dikirim tersebut biasanya bersifat rahasia/pribadi bahkan bersifat sangat rahasia yang hanya diketahui oleh pengirim dan penerima. Oleh sebab itu, pengiriman pesan tersebut dikirim secara tersembunyi agar tidak ada pihak lain yang mengetahuinya. Dalam keamanan data, ada 2 teknik pengamanan data yaitu kriptograpy dan steganography. Kriptograpy adalah ilmu yang mempelajari tentang kerahasiaan pesan, sedangkan steganography adalah teknik penyembunyian pesan yang seolah-olah pesan tersebut sepertinya tidak ada. Pada penelitian ini, penulis menggunakan
teknik steganography dalam pengamanan pesan yang berupa teks. Hal yang mendasari penyisipan dilakukan adalah untuk menjaga pesan tersebut agar tidak diketahui oleh orang lain/pihak ketiga. Tetapi masalah pokok pada penyisipan ini adalah agar pesan yang disisipkan tidak dapat dibobol/dirusak oleh orang yang tidak berkepentingan, terutama orang ingin mengetahui isi dari pesan tersebut. Oleh karena itu, pesan tersebut disisipkan karena takut bahwa pesan tersebut akan dibobol/dirusak oleh pihak ketiga. Proses penyisipan pesan terdiri dari pesan yang ingin disisipkan dan media penyisipan. Most Significant Bit merupakan metode penyembunyian pesan/data dengan mengganti nilai bit dari piksel dari sebuah citra. Penelitian ini menggunakan media penampung berupa citra digital. Citra digital yang digunakan pada penelitan ini yaitu citra digital 2 dimensi. Pesan atau informasi yang dikirim akan disisipkan kedalam citra dengan menggunakan metode Most Significant Bit (MSB). Penggunaan dari media penampung berupa citra memiliki keunggulan dibanding dengan media yang lain karena kualitas citra yang telah disisipkan pesan tidak berbanding jauh dengan citra aslinya. 2. Landasan Teori 2.1 Steganografi
Penerapan Metode Most Significant Bit Untuk Penyisipan Pesan teks Pada Pada Citra Digital. Oleh : Harry Suhartanto Manalu
112
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 1, Agustus 2013
Kata steganografi (steganography) berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata steganos yang artinya tersembunyi dan graphein yang artinya menulis, sehingga bisa diartikan sebagai tulisan yang tersembunyi [5]. Dapat disimpulkan bahwa, steganografi adalah ilmu yang mempelajari teknik penyembunyian pesan rahasia didalam pesan lainnya, sedemikian rupa sehingga orang lain tidak mengetahui bahwa terdapat pesan rahasia di dalam pesan yang mereka baca. Steganografi sudah dikenal oleh bangsa Yunani. Penguasa Yunani dalam mengirimkan pesan rahasia menggunakan kepala budak atau prajurit sebagai media. Dalam hal ini, rambut budak dibotaki lalu pesan rahasia ditulis pada kulit kepala budak. Ketika rambut budak tumbuh, budak tersebut diutus untuk membawa pesan rahasia di kepalanya. Bangsa Romawi mengenal steganografi dengan menggunakan tinta tak tampak (invisible ink) untuk menuliskan pesan. Tinta tersebut dibuat dari campuran sari buah, susu dan cuka. Jika tinta digunakan untuk menulis maka tulisannya tidak tampak. Tulisan di atas kertas dapat dibaca dengan cara memanaskan kertas tersebut. Hampir semua jenis berkas dapat digunakan untuk steganografi, tetapi format berkas yang cocok untuk steganografi ini adalah yang memiliki tingkat redundancy yang tinggi. Redundancy dapat diartikan sebagai jumlah bit berlebih dari sebuah objek yang menghasilkan akurasi jauh lebih besar dari yang dibutuhkan untuk penggunaan dan menampilkan objek. Bit berlebih dari suatu objek adalah bit-bit yang dapat diubah akan tetapi menghasilkan perubahan yang tidak dapat dideteksi dengan mudah pada objek tersebut. Steganografi berbeda dengan kriptografi, dimana pihak ketiga dapat mendeteksi adanya data (chipertext), karena hasil dari kriptografi berupa data berbeda dari bentuk aslinya dan biasanya datanya seolah-olah berantakan, tetapi dapat dikembalikan ke bentuk semula. 2.2 Citra Digital Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (2 dimensi). Ditinjau dari sudut pandang sistem, citra merupakan fungsi continue dari intensitas cahaya pada bidang dwimatra (2D). 2.2.1 Pengertian Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek . Citra digital adalah citra yang dapat diolah oleh komputer. Sebuah citra digital dapat diwakili oleh sebuah matrix yang terdiri dari M kolom dan N baris, dimana perpotongan antara kolom dan baris disebut piksel (piksel = picture element), element terkecil dari sebuah citra. Piksel merupakan elemen penyusun warna terkecil yang menyusun suatu
ISSN : 2301-9425
citra. Piksel mempunyai dua parameter, yaitu koordinat dan intensitas atau warna [3]. Untuk menunjukkan lokasi piksel, koordinat (0,0) berfungsi untuk menunjukkan posisi sudut kiri atas pada citra, indeks x bergerak ke kanan dan indeks y bergerak ke bawah. Sebuah citra diubah ke bentuk digital agar dapat disimpan dalam memori komputer atau media lain. Proses mengubah citra ke bentuk digital bisa dilakukan dengan beberapa perangkat, seperti scanner, kamera digital dan handycam. Bila citra sudah diubah dalam bentuk digital, maka dengan berbagai proses pengolahan citra dapat dilkukan pada citra tersebut. 2.3 . MSB (Most Siginificant Bit) MSB (Most Significant Bit) adalah sebuah metode penjumlahan bit dengan cara menjumlahkan dari sisi sebelah kiri (Most Significant Bit), dengan bit yang terbesar. MSB berada pada posisi bit dalam bilangan biner yang memiliki nilai terbesar. MSB sering disebut bit paling kiri karena konvensi dalam notasi posisional penulisan angka yang lebih signifikan jauh ke kiri [2].
Gambar 1. Bilangan MSB Bagian paling kanan disebut dengan most significant bit yang bernilai 128 yang disebut sebagai bit yang paling berarti atau Most Significant Bit. Most significant bit sering kali digunakan untuk penyisipan data, pesan atau informasi ke dalam suatu media penampung dengan memanfaatkan most significant bit sebagai metode penyembunyian dalam steganografi, baik dari segi audio maupun gambar/citra. Algoritma penyisipan MSB adalah sebagai berikut : a. Misalkan bit yang ingin disisipkan adalah “1” dan data yang disisipi adalah 01100001. Data : 01100001 255 : 11111111 di AND kan Hasil 1 : 01100001 b. Kemudian, nilai ini di “or” kan dengan bit yang akan disisipkan Hasil 1 : 01100001 Bit : 1 di OR kan Data baru : 11100001 Data yang telah disisipkan akan diekstrak atau diambil kembali dengan cara sebagai berikut : 00001010 and 0 = 0 maka nilai = 0 x 27 = 0 11100001 and 1 = 1 maka nilai = 1 x 26 = 64
Penerapan Metode Most Significant Bit Untuk Penyisipan Pesan teks Pada Pada Citra Digital. Oleh : Harry Suhartanto Manalu
113
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 1, Agustus 2013
ISSN : 2301-9425
10110110 and 1 = 1 maka nilai = 1 x 25 = 32 01100101 and 0 = 0 maka nilai = 0 x 24 = 0 00101000 and 0 = 0 maka nilai = 0 x 23 = 0 01000011 and 0 = 0 maka nilai = 0 x 22 = 0 01001000 and 0 = 0 maka nilai = 0 x 21 = 0 11100100 and 1 = 1 maka nilai = 1 x 20 = 1 = 97 3. Analisa dan Perancangan Penyisipan atau penyembunyian pesan merupakan teknik dari ilmu steganografi yang menjaga kerahasiaan pesan yang berupa teks. Teks yang disisipkan adalah teks yang berformat (.txt) yang berupa karakter dan simbol-simbol yang terdapat dalam tabel ASCII. Pesan yang disisipkan memiliki media penampung berupa citra digital. Citra digital yang dimaksud adalah gambar/image. Jenis citra yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra grayscale, dimana citra grayscale ini memiliki warna abu-abu yang dimulai dari warna hitam dengan tingkat intensitas yang rendah hingga warna putih dengan tingkat intensitas yang tinggi. Citra grayscale ini, berfungsi sebagai media penampung pesan teks yang akan disisipkan. Citra/image yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu yang berformat (.bmp) sebagai media penampung teks rahasia. Kemudian, pesan berupa teks tersebut akan disisipkan ke dalam citra grayscale. Penyisipan pesan teks ke dalam citra grayscale menggunakan metode yang disebut dengan most significant bit. Most significant bit merupakan metode dalam steganografi dengan mengganti bit awal atau bit yang paling berarti dengan bit teks rahasia yang akan disisipkan. Adapun cara kerja dari metode most significant bit dalam penyisipan adalah sebagai berikut : a. Mengkonversi teks yang akan disisipkan ke dalam bentuk biner. b. Mengkonversi nilai tingkat derajat keabuan citra ke dalam bilangan biner dalam bentuk matrik. c. Mengambil bit-bit dari setiap byte teks untuk disisipkan ke dalam blok-blok biner citra tersebut. d. Biti-bit teks yang disisipkan akan ditempatkan dibit awal dari biner citra dengan mengganti biner dari citra sesuai dengan bit dari teks yang disisipkan. e. Citra yang telah disisipkan teks tersebut disebut dengan stego image. Berikut flowchart penyisipan pesan teks ke dalam citra graysacle :
Gambar 2. Proses Penyisipan Pesan Teks Kemudian, setelah melakukan penyisipan most significant bit juga akan melakukan ekstraksi/pengungkapan terhadap stego image untuk mendapatkan kembali teks/pesan yang telah disisipkan. Adapun cara kerja metode most significant bit dalam proses pengungkapan teks tersebut adalah sebagai berikut : a. Mengkonvesi nilai derajat keabuan stego image ke bilangan biner dalam bentuk matriks. b. Kemudian mencocokkan setiap blok stego image dengan biner teks yang disisipkan. c. Jika sesuai, maka teks yang telah disisipkan akan didapatkan kembali dan dapat dibuktikan. Berikut flowchart pengungkapan pesan teks dari stego image :
Gambar 3. Proses Ekstraksi Teks Dari Stego Image 3.1 Proses Embedded/Penyisipan Pesan Tahap embedded pesan merupakan tahap penyisipan pesan ke dalam suatu media penampung dengan tujuan untuk menyembunyikan pesan agar tidak terlihat atau diketahui oleh orang lain yang tidak berhak untuk mengetahuinya.
Penerapan Metode Most Significant Bit Untuk Penyisipan Pesan teks Pada Pada Citra Digital. Oleh : Harry Suhartanto Manalu
114
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 1, Agustus 2013
Misalkan pesan yang ingin disisipkan adalah karakter “ab”, desimal dari karakter “a” adalah “97” dan biner dari” 97” adalah “01100001” dan desimal dari karakter “b” adalah “98” dan biner
dari “98” adalah “01100010”. Contoh citra grayscale adalah sebagai berikut :
(b). Citra Grayscale (a).Citra Grayscale
5 x 5 piksel
Kemudian, nilai biner dari derajat keabuan citra di atas adalah 00001010 01000011 00011001 10110000 01100101
01100001 11001000 10010110 00111000 00100010
10110110 01100100 00101101 01001101 11111010
01100101 00110010 11001000 01100100 00101000
00101000 01011010 01001011 00011001 01100100
Maka proses penyisipannya sebagai berikut : Blok I = 00001010 Kemudian di AND kan dengan biner 255 sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. 00001010 AND 11111111 Maka hasilnya adalah 00001010 Kemudian, hasil tersebut akan di OR kan dengan bit yang akan disisipkan 00001010 0 Maka hasilnya adalah 00001010 b. Blok II = 01100001 Kemudian di AND kan dengan biner 255 sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. 01100001 AND 11111111 Maka hasilnya adalah 01100001 Kemudian, hasil tersebut akan di OR kan dengan bit yang akan disisipkan a.
ISSN : 2301-9425
01100001 1 Maka hasilnya adalah 11100001 c. Blok III = 10110110 Kemudian di AND kan dengan biner sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. 10110110 AND 11111111 Maka hasilnya adalah 10110110 Kemudian, hasil tersebut akan di OR dengan bit yang akan disisipkan 10110110 1 Maka hasilnya adalah 10110110 d. Blok IV = 01100101 Kemudian di AND kan dengan biner sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. 01100101 AND 11111111 Maka hasilnya adalah 01100101 Kemudian, hasil tersebut akan di OR dengan bit yang akan disisipkan 01100101 0 Maka hasilnya adalah 01100101 e. Blok V = 00101000 Kemudian di AND kan dengan biner sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. 00101000 AND 11111111 Maka hasilnya adalah 00101000 Kemudian, hasil tersebut akan di OR dengan bit yang akan disisipkan 00101000 0 Maka hasilnya adalah 00101000 f. Blok VI = 01000011 Kemudian di AND kan dengan biner sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. 01000011 AND 11111111 Maka hasilnya adalah 01000011 Kemudian, hasil tersebut akan di OR dengan bit yang akan disisipkan 01000011 0 Maka hasilnya adalah 01000011 g. Blok VII = 11001000 Kemudian di AND kan dengan biner sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. 11001000 AND 11111111 Maka hasilnya adalah 11001000 Kemudian, hasil tersebut akan di OR dengan bit yang akan disisipkan 11001000 0 Maka hasilnya adalah 01001000 h. Blok VIII = 01100100
Penerapan Metode Most Significant Bit Untuk Penyisipan Pesan teks Pada Pada Citra Digital. Oleh : Harry Suhartanto Manalu
255
kan
255
kan
255
kan
255
kan
255
kan
115
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 1, Agustus 2013
ISSN : 2301-9425
Kemudian di AND kan dengan biner 255 Kemudian, hasil tersebut akan di OR kan sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. dengan bit yang akan disisipkan 01100100 00101101 AND 11111111 0 Maka hasilnya adalah 01100100 Maka hasilnya adalah 00101101 Kemudian, hasil tersebut akan di OR kan n. Blok XIV = 11001000 dengan bit yang akan disisipkan Kemudian di AND kan dengan biner 255 01100100 sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. 11001000 1 AND Maka hasilnya adalah 11100100 11111111 i. Blok IX = 00110010 Maka hasilnya adalah 11001000 Kemudian di AND kan dengan biner 255 Kemudian, hasil tersebut akan di OR kan sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. dengan bit yang akan disisipkan 00110010 11001000 AND 11111111 0 Maka hasilnya adalah 00110010 Maka hasilnya adalah 01001000 Kemudian, hasil tersebut akan di OR kan o. Blok XV = 01001011 dengan bit yang akan disisipkan Kemudian di AND kan dengan biner 255 00110010 sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. 01001011 0 AND Maka hasilnya adalah 00110010 11111111 j. Blok X = 01011010 Maka hasilnya adalah 01001011 Kemudian di AND kan dengan biner 255 Kemudian, hasil tersebut akan di OR kan sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. dengan bit yang akan disisipkan 01011010 01001011 AND 11111111 1 Maka hasilnya adalah 01011010 Maka hasilnya adalah 11001011 Kemudian, hasil tersebut akan di OR kan p. Blok XVI = 10110000 dengan bit yang akan disisipkan Kemudian di AND kan dengan biner 255 01011010 sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. 10110000 1 Maka hasilnya adalah 11011010 11111111 AND k. Blok XI = 00011001 Maka hasilnya adalah 10110000 Kemudian di AND kan dengan biner 255 Kemudian, hasil tersebut akan di OR kan sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. dengan bit yang akan disisipkan 00011001 10110000 AND 11111111 0 Maka hasilnya adalah 00011001 Maka hasilnya adalah 00110000 Kemudian, hasil tersebut akan di OR kan Dari proses penyisipan di atas, maka didapat dengan bit yang akan disisipkan matriks baru setelah dilakukan penyisipan. Hasilnya 00011001 adalah : 00001010 11100001 10110110 01100101 00101000 1 01000011 01001000 11100100 00110010 11011010 Maka hasilnya adalah 10011001 10011001 00010110 00101101 01001000 11001011 l. Blok XII = 10010110 00110000 00111000 01001101 01100100 00011001 Kemudian di AND kan dengan biner 255 01100101 00100010 11111010 00101000 01100100 sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. Dalam bilangan desimal maka hasilnya 10010110 sebagai berikut : AND 11111111 10 225 182 101 40 Maka hasilnya adalah 10010110 67 72 228 50 218 Kemudian, hasil tersebut akan di OR kan 153 22 45 72 203 dengan bit yang akan disisipkan 56 77 100 25 48 10010110 101 34 250 40 100 0 Maka hasilnya adalah 00010110 3.2 Proses Retrieve/Ekstraksi Pesan m. Blok XIII = 00101101 Pada tahap retrieve pesan merupakan tahap Kemudian di AND kan dengan biner 255 mengungkapkan pesan rahasia dari stego image sebagai jumlah dari bit dalam 1 byte. yang akan menampilkan pesan rahasia yang 00101101 terdapat pada file citra tersebut. AND 11111111 Maka hasilnya adalah 00101101 Penerapan Metode Most Significant Bit Untuk Penyisipan Pesan teks Pada 116 Pada Citra Digital. Oleh : Harry Suhartanto Manalu
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 1, Agustus 2013
ISSN : 2301-9425
Berdasarkan proses penyisipan pada tahap penyisipan, maka pesan yang disisipkan akan diekstrak atau diungkap dari nilai biner derajat keabuan citra tersebut. Proses pengungkapan pesan tersebut adalah sebagai berikut : a.
Blok I = 00001010 AND 0 = 0 x 27 = 0 b. Blok II = 11100001 AND 1 = 1 x 26 = 64 c. Blok III = 10110110 AND 1 = 1 x 25 = 32 d. Blok IV = 01100101 AND 0 = 0 x 24 = 0 e. Blok V = 00101000 AND 0 = 0 x 23 = 0 f. Blok VI = 01000011 AND 0 = 0 x 22 = 0 g. Blok VII = 01001000 AND 0 = 0 x 21 = 0 h. Blok VIII = 11100100 AND 1 = 1 x 20 = 1 Maka jika dijumlahkan hasil dari proses pengungkapan tersebut, kita melihat hasilnya “97” dengan biner “01100001” sama dengan karakter “a”. Kemudian untuk pengungkapan karakter kedua adalah sebagai berikut : a. Blok IX = 00110010 AND 0 = 0 x 27 = 0 b. Blok X = 11011010 AND 1 = 1 x 26 = 64 c. Blok XI = 10011001 AND 1 = 1 x 25 = 32 d. Blok XII = 00010110 AND 0 = 0 x 24 = 0 e. Blok XIII = 00101101 AND 0 = 0 x 23 = 0 f. Blok XIV = 01001000 AND 0 = 0 x 22 = 0 g. Blok XV = 11001011 AND 1 = 1 x 21 = 2 h. Blok XVI = 00110000 AND 0 = 0 x 20 = 0 Maka jika dijumlahkan hasil dari proses pengungkapan tersebut, kita melihat hasilnya “98” dengan biner “01100010” sama dengan karakter “b” 3.3 Activity Diagram Penyisipan Teks Activity diagram menggambarkan proses-proses yang terjadi mulai aktifitas dimulai sampai aktifitas berhenti. Aktivity diagram ini mirip dengan flowchart diagram yang juga menggambarkan proses yang terjadi.
Gambar 4. Activity Diagram Penyisipan Teks 3.4 Activity Diagram Ekstraksi Teks
Gambar 5. Activity Diagram Ekstraksi Teks 3.5 Use Case Diagram Uses case diagram menjelaskan tentang urutan kegiatan yang dilakukan actor/user dan sistem untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam hal ini actor hanya menjelaskan apa yang dilakukan oleh actor.
Penerapan Metode Most Significant Bit Untuk Penyisipan Pesan teks Pada Pada Citra Digital. Oleh : Harry Suhartanto Manalu
117
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 1, Agustus 2013
ISSN : 2301-9425
Gambar 8. Tampilan Program 1. Kesimpulan dan Saran 1.1 Kesimpulan
Gambar 6. Use Case Diagram 3.6 Rancangan Tampilan Merancang antarmuka merupakan bagian yang paling penting dari merancang sistem. Biasanya hal tersebut juga merupakan bagian yang paling sulit karena dalam merancang antarmuka harus memenuhi tiga persyaratan yaitu sebuah antarmuka harus sederhana, sebuah antarmuka harus lengkap, dan sebuah antarmuka harus memiliki kinerja yang cepat.
Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Cara kerja metode most significant bit dalam proses penyisipan, melakukan pergantian bit awal pada setiap bit citra yang disisipkan. 2. Penerapan metode most significant bit dalam melakukan penyisipan, membuat tingkat derajat keabuan citra dapat berubah drastis akibat pergantian nilai bit awal pada citra tersebut sehingga terjadi perubahan pada citra tersebut. 3. Metode most significant bit dapat membantu dalam melakukan penyisipan teks pada gambar/citra. 1.2
Saran
Selain kesimpulan, penulis juga ingin memberikan saran yang mungkin dapat membantu dalam perbaikan penulisan adalah sebagai berikut : 1. Untuk selanjutnya penulis menyarankan agar menggunakan gambar dengan ekstensi yang lain untuk media penampung pada penyisipan seperti .jpg, .tif, .png, dll. 2. Penulis juga menyarankan agar mengembangkan lagi metode most significant bit ini dengan adanya referensi dari berbagai media, baik dari media cetak seperti buku maupun media elektronik seperti internet. 3. Penulis berharap agar menggunakan tools yang lain dengan bahasa pemrograman seperti matlabt, delphi, dll.
Gambar 7. Rancangan Tampilan Program 4. Implementasi Tahap implementasi sangat perlu dalam pengimplementasian aplikasi yang digunakan agar proses implementasi dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA [1]. [2]. [3]. [4].
http://id.wikipedia.org./wiki/Aplikasi, 12 April 2013. http://id.wikipedia.org./wiki/ Most_significant_ bit, 12 April 2013. Putra Darma. 2010. Pengolahan Citra Digital. Andi. Sukrisno, Ema Utami, Steganografi Menggunakan Teknik LSB Dengan Kombinasi Algoritma Vigenere dan RC4, 2010.
Penerapan Metode Most Significant Bit Untuk Penyisipan Pesan teks Pada Pada Citra Digital. Oleh : Harry Suhartanto Manalu
118