PENERAPAN COOPERATIVE GI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IX-B SMP NEGERI 3 SANGGAU PENGALAMAN LESSON STUDY PADA KEGIATAN ON GOING TEQIP 2013
Nining Wijiyanti SMP Negeri 10 Sanggau Kalimantan Barat Abstrak: Telah dilakukan kegiatan on going IV berbasis lesson study di SMP Negeri 3 Sanggau. Model pembelajaran cooperative group investigation ( GI ) telah diterapkan dalam kegiatan lesson study program TEQIP ini. Kegiatan lesson study dilakukan melalui tahapan plan, do, dan see. Tahap plan dilakukan pada 23 September 2013 di Pontianak pada saat kegiatan pelatihan. Tahap do dan see dilakukan pada 7 Oktober 2013 di kelas IXB SMP Negeri 3 Sanggau. Materi yang diajarkan pada saat lesson study adalah ukuran pemusatan data ( mean dan median). Berdasarkan hasil refleksi terlihat bahwa siswa yang kelasnya digunakan untuk lesson study menunjukkan semangat dan antusias belajar yang tinggi. Melalui lesson study dapat dikembangkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan yang membentuk karakter siswa belajar aktif dan mandiri. Kata Kunci: lesson study, cooperative GI
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu negara agar menjadi negara yang maju dan mampu mengatasi permasalahan yang timbul adalah kualitas berpikir masyarakat. Kualitas berberfikir tersebut hanya dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Sampai saat ini pembangunan pendidikan nasional belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan terutama terkait dengan masalah pemerataan akses dan kualitas pendidikan. Salah satu cara meningkatkan kualitas pendidikan adalah peningkatan kualitas guru, karena guru memiliki peranan sentral dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai motivator dan fasilitator siswa untuk dapat belajar efektif dan efisien. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, Pemerintah Indonesia melaksanakan berbagai bentuk pelatihan guru dalam jabatan atau in service training (INSET). Tujuan umum INSET adalah membantu guru memperbaiki kualitas mengajar untuk meningkatkan karir pro-
fesionalnya dengan mendorong mereka untuk selalu bekerjasama antar mereka sendiri ( Noor, 2006). Saat ini yang sedang dikembangkan di Indonesia adalah lesson study. Kegiatan INSET ini dilaksanakan dalam rangka kerjasama PT Pertamina (Persero) dengan Universitas Negeri Malang ( UM ). Kegiatan ini diberi label TEQIP yang merupakan singkatan dari Teachers Quality Improvement Program. TEQIP 2013 memiliki tema Peningkatan Kualitas Guru SD dan SMP Sabang – Merauke melalui Pembelajaran Bermakna Terintegrasi dengan Lesson Study. Tulisan ini didasarkan pada program TEQIP 2013 saat kegiatan on going berbasis lesson study pembelajaran matematika kelas IX-B di SMP Negeri 3 Sanggau. Sarana dan prasarana SMP Negeri 3 Sanggau kondusif untuk menyelenggarakan kegiatan lesson study. Ruang kelasnya cukup luas yang telah dilengkapi dengan perangkat LCD proyektor. Semen-
227
228, J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 2, November 2013
tara jumlah siswa dalam satu kelas sekitar 27 orang. Lesson study ditujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kompetensi guru melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan. Dalam lesson study terdapat tiga tahapan yaitu plan (perencanaan), do (pelaksanaan), dan see (refleksi). Dalam kegiatan on going terlihat penerapan suatu pembelajaran akan berpengaruh besar terhadap kemampuan siswa dalam mendidik mereka sendiri. Guru yang sukses bukan sekedar penyaji yang kharismatik dan persuasive (Joice, dkk, 2009). Tetapi guru yang sukses adalah mereka yang melibatkan para siswa dalam tugas-tugas yang sarat muatan kognitif dan social, serta mengajari siswa bagaimana mengerjakan tugas – tugas tersebut secara produktif. Disini siswa bisa menjadi pebelajar efektif. Dikegiatan pembelajaran matematika materi pemusatan data khususnya menentukan rata – rata (Mean) dan nilai tengah (median) terlihat adanya : 1. Guru merencanakan tahapan-tahapan pembelajaran 2. Guru merencanakan interaksi guru-siswa dan siswa-siswa sehingga terjadi proses belajar yang optimal. 3. Guru merencanakan suatu stimulus sehingga siswa belajar. 4. Melihat perilaku belajar siswa dalam suatu system pengelolaan kelas. 5. Menyiapkan bahan pendukung (LKS, media ). 6. Memperhatikan dampak yang terjadi pada siswa dengan pembelajaran tersebut. Pada saat open class guru model menerapkan pembelajaran cooperative GI. Dimana GI dikembangkan oleh Sharan (1992) ditandai dengan: 1. Pembagian kelompok secara heterogen.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok. 3. Guru memberikan tugas yang berbeda dalam setiap kelompok. 4. Masing – masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan. 5. Setelah diskusi selesai, setiap kelompok mempresentasikan hasilnya. 6. Guru mengulas kembali secara singkat dari hasil diskusi sekaligus memberikan kesimpulan. 7. Guru memberikan evaluasi. 8. Pengumuman pemenang. 9. Penutup. Cooperative group investigation memungkinkan antara anggota kelompok saling memotivasi dan membantu untuk dapat memecahkan masalah secara bersama-sama dengan perantara diskusi kelompok. Disini siswa memiliki tujuan yang sama melakukan kegiatan yang bersifat penemuan. Pada proses pembelajaran GI saat on going, siswa diajak menentukan rumus Mean dengan menggunakan meper ( media permen) dan menentukan Median dengan cinme ( cincin median). Cinme dibuat dari pita yang dipotong–potong kecil kemudian dibuat lingkaran yang berbentuk seperti cincin. Pada pembelajaran ini siswa dapat mudah memahami materi karena siswa belajar dengan benda konkret. Disini terlihat guru tidak menerapkan pembelajaran konvensional yang bisa membuat siswa bosan. LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN Sebelum melakukan ongoing guru model melakukan persiapan bersama tim yang dimulai dari tahap plan, do,dan see. Plan ( Perencanaan) Tahap plan dilakukan pada saat pelatihan Diseminasi II di Pontianak
Wijiyanti, Penerapan Cooperative GI , 229
tepatnya di Hotel Kapuas Palace yang dilaksanakan dari tanggal 23 sampai 28 September 2013. Pada tahap ini guru tim lesson study merancang pembelajaran. Tahap plan bertujuan menghasilkan rancangan pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan peserta didik secara efektif serta membangkitkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran. Pada tahap ini guru model dapat berkolaborasi dengan teman untuk ide terkait dengan rancangan pembelajaran yang akan dihasilkan. Rancangan pembelajaran ditulis dalam bentuk RPP disertai dengan LKS dan lampiran yang lain. Standar Kompetensi yang dipilih adalah melakukan pengolahan dan penyajian data. Kompetensi Dasar yang dipilih adalah menentukan mean, median dan modus data tunggal serta penafsirannya. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah cooperative Group Investigation (GI) yang bersifat penemuan. Pada tahap ini disepakati guru model matematika untuk kelas IX adalah ibu Nining Wijiyanti dari SMP N 10 Sanggau dan tempat open class di SMP N 3 Sanggau. Open class dilaksanakan hari senin tanggal 7 oktober 2013. Pada saat Open Class akan didampingi expert dari UM, Trainer yaitu ibu Anita W dari SMP N 1 Sanggau dan Ibu Puryanti dari SMP N 2 Meliau. Sedangkan observer yang dipilih adalah bapak Rahmad dari SMP N 1 Bonti, Ibu Utin dari SMP N 3 Sanggau dan juga perwakilan guru dari sekolah lain yang telah ditunjuk. Disini juga disepakati media yang digunakan adalah permen, cincin median dan slide power point. Do ( Perencanaan ) Open class dilaksanakan pada hari senin tanggal 7 oktober 2013 dengan materi pemusatan data yaitu menentukan mean dan median. Sebelum open class
dilaksanakan guru model telah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan praktik. Diantaranya permen, cinme dan juga telah menyambungkan laptop ke proyektor. Denah tempat duduk sudah dirancang untuk diskusi kelompok. Selain itu siswa juga diberi nomor punggung, untuk memudahkan observer melakukan pengamatan. Disini guru model menerapkan langkah–langkah pembelajaran cooperative GI. Pada awal pembelajaran guru model mengucapkan salam, memperkenalkan diri, mengecek kehadiran siswa, memusatkan perhatian siswa dengan menyuruh siswa berhitung angka dimulai dari satu. Dimana nantinya siswa yang berada pada selisih angka lima harus menyebutkan Bom. Nah nantinya apabila ada siswa yang salah menyebutkan angka urutannya artinya siswa tersebut tidak berkonsentrasi. Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada tahap apersepsi guru mengingatkan materi operasi hitung. Selain itu guru juga memberi motivasi misalnya setelah pembelajaran siswa dapat menghitung nilai rata-rata rapot. Kegiatan do pada tahap kegiatan inti diawali dengan guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 siswa yang heterogen. Para observer disini bertugas mengamati siswa belajar bukan gurunya yang sedang mengajar. Observer harus melakukan pengamatan secara cermat terhadap setiap langkah aktivitas belajar siswa, sehingga dapat menemukan hal – hal menarik dalam aktivitas belajar, baik bersifat positif (mendukung) atau negative (tidak mendukung) proses pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung, observer tidak boleh mengganggu atau mengintervensi kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru membagikan LKS yang berisi pedoman praktik. Selain itu guru juga membagikan
230, J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 2, November 2013
media pembelajaran berupa permen untuk menentukan rata – rata dan cinme untuk menentukan median. Langkah selanjutnya siswa melakukan diskusi kelompok untuk menentukan mean dan median dengan menggunakan media yang telah dibagikan.Disini guru hanya sebagai fasilitator. Setelah selesai setiap kelompok mempresentasikan hasilnya. Guru model memberkan penjelasan secara singkat dari hasil diskusi kemudian bersama – sama siswa membuat kesimpulan. Pada kegiatan akhir guru model melakukan evaluasi dengan memberikan soal secara individu dengan tujuan mengetahui tingkat pemahaman siswa. See ( Refleksi ) Kegiatan refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari lesson study. Bahkan dapat dikatakan keberhasilan sebuah kegiatan lesson study dapat dilihat dari hasil refleksinya. Disini dapat dilihat sebuah pembelajaran yang sudah disusun skenarionya, dapat berhasil dilaksanakan di kelas atau sebaliknya tidak sepenuhnya berhasil. Kegiatan refleksi dalam lesson study dilakukan dalam bentuk diskusi. Diskusi dipimpin oleh seorang moderator dan dilakukan secara interaktif. Kegiatan refleksi terdiri dari moderator, guru model dan observer serta expert sebagai pendamping. Pada tahap ini para observer menyampaikan hasil pengamatannya. Refleksi dilakukan setelah guru model selesai melakukan kegiatan pembelajaran. Refleksi dipimpin oleh moderator yaitu ibu Anita. Berikutnya moderator memberi kesempatan pada guru model untuk menyampaikan perasaannya ketika melaksanakan proses pembelajaran di kelas IX B SMP N 3 Sanggau. Setelah itu baru moderator mempersilakan para observer yang terdiri dari Bapak Rahmad, Ibu Utin, Ibu
Puryanti dan Ibu Herlina untuk menyampaikan hasil pengamatan terhadap siswa. Setelah para observer selesai menyampaikan hasil refleksi maka selanjutnya moderator mempersilakan guru model untuk menanggapi hasil refleksi para observer. Pada tahapan see ini terungkap guru model merasakan suatu kemajuan dalam mengajar dengan strategi cooperative GI dengan media LCD/ slide power point dan juga media yang berupa benda konkret. Dengan pembelajaran GI terlihat siswa lebih antusias belajar. Siswa belajar aktif, siswa terlihat lebih kreatif & inovatif .Siswa aktif membangun kerjasama untuk menemukan sesuatu. Sebelum mengakhiri forum diskusi refleksi moderator dapat menyampaikan ringkasan atau penegasan tentang hal – hal penting yang telah didiskusikan. Saat menutup tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah mendukung. HASIL Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi terlihat : 1. Kesiapan belajar Dari awal siswa sudah siap dalam pembelajaran. Siswa sudah focus terbukti pada saat guru model mengecek dengan hitungan angka. Menurut observer siswa bersemangat dan antusias menerima pelajaran dari guru model. Apalagi guru model memberkan media yang unik. Pada tahap ini juga sudah terjadi interaksi siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. 2. Siswa yang tidak belajar Menurut observer pada saat siswa lain melakukan presentasi, ada salah satu siswa dari kelompok empat yang bermain- main dengan media yang dia punya. Siswa ini sibuk dengan permen yang dia peroleh.
Wijiyanti, Penerapan Cooperative GI , 231
3. Upaya guru mengatasi siswa yang tidak belajar Menurut observer guru model sudah bagus mengatasinya dengan memberi motivasi dan dorongan semangat, selain itu guru model juga langsung menunjuk kelompok empat untuk presentasi sehingga siswa tersebut kembali focus kerjasama dengan kelompoknya. 4. Bagaimana keterlibatan siswa dalam kegiatan penutup Pada tahap ini terlihat guru dan siswa bersama – sama membuat kesimpulan dari pembelajaran yang dilakukan. Disini siwa sangat aktif sekali. 5. Pengalaman berharga yang diperoleh Open Class dengan menerapkan pembelajaran Cooperative GI berbasis lesson study dan menggunakan media yang unik dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dimana dari evaluasi belajar siswa kelas IXB hasilnya melebihi ketuntasan belajar minimal yang digunakan adalah 65. Hal ini terbukti bahwa strategi dan media pembelajaran sangat menentukan keberhasilan siswa. PEMBAHASAN Menurut observer dengan diterapkannya pembelajaran cooperative GI siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. GI memungkinkan antara anggota kelompok saling memotivasi dan membantu untuk dapat memecahkan masalah secara bersama- sama dengan perantara diskusi kelompok. Disini siswa memiliki tujuan yang sama melakukan kegiatan yang bersifat penemuan. Penggunaan media permen, cinme dan LCD mempermudah siswa untuk menguasai materi pelajaran. Setiap kelompok dapat menentukan rumus mean / rata – rata dengan cara menggabungkan permen yang diperoleh masing – masing siswa
dalam kelompok kemudian membagi sama rata sesuai banyak siswa. Misalkan ada 4 siswa mendapat pembagian permen dari guru model berturut – turut 2, 3, 3, 4. Apakah adil pembagian tersebut? Bagaimana agar pembagiannya adil, masing – masing siswa mendapat berapa permen? Ya tentu saja agar adil semua permen milik siswa dikumpulkan menjadi satu, kemudian dibagi rata. Masing–masing anak mendapat permen sebanyak:
=3
permen. Di sini tanpa sadar siswa telah melakukan pembelajaran cooperative GI tipe penemuan. Setiap kelompok juga bisa menentukan median melalui cinme. Cinme dibuat dari pita yang dibentuk seperti cincin. Dengan jalan memasukkan cincin yang terbuat dari pita ke mistar cinme. Disini siswa memasukkan jumlah cincin sesuai barisnya. Setelah selesai cari baris tengah pada mistar cinme dengan melihat keseimbangan baris kanan & baris kirinya. Banyak cincin pada baris tengah inilah mediannya. Misalkan guru model memberikan cincin pita kepada siswa berturut – turut 2, 3, 4. Untuk mencari Median syaratnya data harus urut. Karena sudah urut kita tinggal memasukkan cincin kedalam mistar cinme.Langkah pertama masukkan 2 cincin di baris pertama, lalu 3 cincin dibaris kedua lalu 4 cincin dibaris ke 3. Kita lihat baris yang diisi cincin di mistar menunjukkan 3 baris. Jadi baris tengahnya adalah baris ke 2, nah banyak cincin pada baris kedua itulah mediannya yaitu 3. Dalam kegiatan tersebut guru model juga menggunakan LCD sehingga siswa terlihat antusias. Multimedia komputer yang berupa LCD juga merupakan sarana pembelajaran yang sangat potensial dalam pembelajaran matematika. Dengan adanya multimedia ini, konsep – konsep yang abstrak dapat disajikan dengan visualisasi yang lebih
232, J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 2, November 2013
konkrit. Dengan animasi akan memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar. Siswa tidak akan merasa bosan atau jenuh. Melalui lesson study dapat dikembangkan pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan yang membentuk karakter siswa belajar aktif dan mandiri. PENUTUP Kesimpulan Setelah melakukan kegiatan on going TEQIP 2013 yang berbasis lesson study dengan penerapan Cooperative GI pembelajaran matematika materi mean dan median pada siswa kelas IXB di SMP N 3 Sanggau dapat disimpulkan: 1. pembelajaran GI dengan didukung penggunaan media yang unik dapat membuat siswa lebih antusias belajar. DAFTAR RUJUKAN Ibrohim. 2013. Panduan Pelaksanaan Lesson Study. Malang: Universitas Negeri Malang Kerjasama PT Pertamina Rini Nurhakiki, Susy Kuspambudi & Tri Hapsari Utami. 2013. Media Pembelajaran Matematika SMP. Malang: Universitas Negeri Malang Kerjasama PT Pertamina Subanji, dkk. J - TEQIP. Malang: Universitas Negeri Malang Kerjasama PT Pertamina
Siswa belajar aktif, siswa terlihat lebih kreatif & inovatif. Siswa aktif membangun kerjasama untuk menemukan sesuatu. 2. kualitas guru dan kemampuan guru meningkat. 3. Terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IX B SMP N 3 Sanggau. Saran Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran adalah: 1. Perlunya memilih strategi yang tepat dalam pembelajaran. 2. Perlunya memperhatikan beban mental siswa dalam pembelajaran. 3. Pentingnya mengoptimalkan penggunaan media dalam pembelajaran.
Subanji. 2103. Pembelajaran Matematika Kreatif dan Inovatif. Malang: Universitas Negeri Malang Kerjasama PT Pertamina Wahyu Suswanto, Isnandar, Subanji, Anang Santoso. 2013. Pedoman Umum TEQIP. Malang: Universitas Negeri Malang Kerjasama PT Pertamina