PENERAPAN 3 (TIGA) MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SENI RUPA DI KELAS B1 TK KUSUMA NEGARA, KABUPATEN JEMBRANA Ni Pt Indri Kusumasari, Jajang Suryana, Agus Sudarmawan Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id} Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses Penerapan Model Pembelajaran Tematik Seni Rupa: (1). Menyanyi dan Menari dalam Menggambar (3M), (2). Bermain Peran dalam Menggambar (BPM), (3). Pengamatan Objek Langsung dalam Menggambar (POM). Objek penelitian ini adalah anak-anak kelas B1 TK Kusuma Negara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, pendokumentasian, dan studi dokumen. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman pengamatan dan catatan harian pengamatan. Analisis data terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Proses Penerapan Model Pembelajaran Tematik Seni Rupa 3M, BPM dan POM melalui 5 tahapan pembelajaran: (1). Persiapan, (2). Pelaksanaan, (3). Pengawasan, (4). Pengevaluasian serta (5). Perefleksian. Tahap persiapan, pengawasan, pengevaluasian dan perefleksian penerapannya sama pada ketiga model. Perbedaannya ada pada tahap pelaksanaannya disesuaikan dengan kegiatan masing-masing yang diikuti dengan kegiatan menggambar sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan anak dan menunjang hasil belajarnya. Kata kunci: model pembelajaran (3M, BPM, POM), tematik, seni rupa, gambar Abstract This research is supposed to describes process Applying of Theme Learning Methods of: (1). Singing and Dancing in Drawing Art (3M), (2). Acting in Drawing Art (BPM), (3). Direct Object Perception in Drawing Art (POM). These direct objects refer to some kids of Kindergarten of Kusuma Negara (Grade B1) in Jembrana. Datas have been collected by som e techniques: observation, interview, documentation, and document study techniques. Moreover, this research used guidance of perception and notes of the daily perception instruments. The data analysis are composed by data collection, data reduction, data display, and conclusion withdrawal. All of those methods showed us some results that each of them have 5 learning steps such as: (1). Preparation, (2). Action, (3). Observation, (4). Evaluation and (5). Reflection. When we are about applying those steps, we may use the same activities on all of the methods. Despite on the action step should be accorded by each activity that followed by drawing activity in order to make fun learning situation and increase the learning result. Keywords: Learning Method (3M, BPM, POM), Themes, Visual Art, Drawing
PENDAHULUAN Pendidikan adalah hak setiap warga negara, tidak terkecuali pendidikan di usia dini. Pendidikan merupakan fondasi terbaik dalam mengembangkan kehidupannya di masa depan. Selain itu pendidikan di usia dini dapat mengoptimalkan kemampuan dasar anak dalam menerima proses pendidikan di usia-usia berikutnya. Pendidikan anak usia dini sangatlah penting untuk diberikan, mengingat saat memasuki usia dini merupakan langkah awal seorang anak memahami keberadaannya yang nantinya kelak akan menjadi manusia yang berguna bagi dirinya, bagi masyarakat dan bangsa di masa yang akan datang. Taman Kanak-Kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyelenggarakan program pendidikan dini pada jalur pendidikan non formal bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar (usia 6 tahun). Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Taman Kanak – Kanak (TK) di dalamnya mengandung lima pokok pengembangan program kegiatan, yaitu: pembiasaan, bahasa, kognitif, fisik/ motorik, dan seni. Berdasarkan lima pokok pengembangan program kegiatan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Taman Kanak – Kanak (TK), peneliti menitikberatkan pada bidang seni karena seni bagi anak usia dini sangat penting untuk pembentukan karakter dan kepribadian anak tersebut tanpa mengenyampingkan empat (4) pokok pengembangan program kegiatan lainnya. Mengenalkan seni kepada anak usia dini mungkin bisa menjadi alternatif untuk belajar sekaligus hiburan untuk mereka (fun learning). Lebih luasnya, mengenalkan seni kepada anak mungkin adalah satu-satunya cara untuk melestarikan seni itu sendiri. Seni juga menjadi sarana untuk latihan berimajinasi, serta mengolah imajinasi juga ekspresi pada anak-anak. Sebagaimana kita tahu, masa anak-anak adalah masa bermain, dan seni adalah salah satu bentuk ekspresi rasa bermain yang sangat baik untuk mereka. Pendidikan seni yang diberikan di tingkat Taman Kanak-Kanak
hendaknya mengacu pada pendekatan ekspresi bebas. Bahkan sesungguhnya soal tempat dan sikap tubuh ketika anakanak sedang menggambar sesungguhnya harus kita beri kebebasan selama pengawasan kita masih mudah dilakukan (Garha, 1995). Tugas guru adalah memberikan pengalaman kepada anak yang dapat merangsang munculnya ekspresi pribadi sang anak. Cara yang ditempuh guru antara lain dengan memberikan beragam pengalaman atau membantu anak untuk mengingat pengalaman pribadinya yang tersembunyi. Herbert Read seperti dikutip oleh Salam (2005) terkenal dengan gagasannya “Education Through Art” yang menekankan tumbuh secara alamiah pada diri anak dalam mengkomunikasikan dirinya. Salah satu cabang seni adalah seni rupa. Karya seni rupa merupakan hasil dari ciptaan manusia yang mengandung curahan pribadi seseorang lewat media-media tertentu dimana dalam susunannya antara bagian satu dengan keseluruhannya ada kesatuan dan harmonis. Seni rupa dapat dibagi menjadi 2 yaitu seni rupa dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi. Seni rupa dua dimensi adalah seni rupa yang memiliki lebar dan panjang, namun tidak memiliki volume. Biasanya berupa gambar dan ukiran, dan hanya dapat dinikmati dari depan. Contohnya: gambaran, lukisan, poster. Sedangkan seni rupa tiga dimensi adalah seni rupa yang memiliki tinggi, lebar dan panjang (volume) dan dapat dinikmati dari segala sisi. Contohnya: hasil karya seni kriya seperti kriya patung, kriya keramik, kriya tekstil, dan lain-lain. Kegiatan berkesenirupaan yang popular dan lazim dilakukan di TK adalah menggambar (dua dimensi). Menggambar adalah bentuk ekspresi seni yang umumnya paling awal dikenal oleh anak – anak. Menggambar merupakan wujud pengeksplorasian teknis dan gaya, penggalian gagasan dan kreatifitas, bahkan bisa menjadi sebuah ekspresi dan aktualisasi diri. Dalam kegiatan menggambar guru dituntut untuk mengetahui secara benar tentang perkembangan anak didik yang
berkembang sesuai dengan usianya yaitu masa kanak-kanak. Masa ini disebut juga sebagai usia mainan/bermain, usia kelompok, usia menjelajah, usia bertanya, usia meniru, usia kreatif, usia bermasalah. Melihat fase perkembangan anak tersebut, maka guru Taman Kanak-Kanak (TK) dituntut untuk mengerti dan memahami secara benar implementasi pendidikan seni rupa, khususnya dalam kegiatan menggambar. Dalam pembelajaran kegiatan menggambar, baik tema dan metode pembelajaran bisa dipilih oleh guru. Dengan memperhatikan hal ini diharapkan guru dapat menentukan langkah-langkah pembinaan yang baik dan tepat untuk menghindari pemaksaan terhadap keberadaan anak sesuai dengan usia perkembangannya. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran seni bagi anak TK sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran Tematik. Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Pembelajaran tematik mengindikasikan beberapa ciri sebagai berikut: berpusat pada peserta didik, memberikan pengalaman langsung pada peserta didik dan menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Bagi guru kelas, pelaksanaan pembelajaran tematik bisa mengefektifkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran seni yang tepat bagi anak-anak sesuai dengan karakteristik dan perkembangannya dalam menerima suatu pelajaran. Karena itu dalam memilih model pembelajaran khususnya bidang seni, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi anak, bahan pelajaran serta sumbersumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran seni dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar anak.
Disinilah peran guru TK untuk mengembangkan beberapa metodemetode pembelajaran seni khusunya pelajaran menggambar yang bertema agar anak tidak bosan saat mendapatkan pelajaran menggambar. Atas dasar itulah model pembelajaran tematik seni rupa menyanyi dan menari dalam menggambar (3M), model pembelajaran tematik seni rupa bermain peran dalam menggambar (BPM), dan model pembelajaran tematik seni rupa pengamatan objek langsung dalam menggambar (POM), peneliti terapkan di salah satu Taman KanakKanak di Kabupaten Jembrana yaitu di TK Kusuma Negara sebagai media alternatif metode pembelajaran tematik seni rupa khususnya menggambar dalam penerapannya pada pendidikan anak usia dini. Selain alasan di atas, salah satu yang menjadi pertimbangan peneliti untuk melakukan penelitian tersebut karena model pembelajaran tematik seni rupa dalam menggambar sangat penting untuk diterapkan pada usianya yang masih dini. Penelitian mengenai pentingnya penerapan model pembelajaran tematik seni rupa dalam menggambar ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh seorang Dosen Seni Rupa FBS UNNES, Magister Pendidikan Seni yang bernama Aprillia dengan judul penelitian ”Implementasi Pendekatan Tematik dalam Pengajaran Menggambar pada Anak Usia Dini” yang dimuat dalam Jurnal vol.VI No. 1 Januari 2010. METODE Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian hanya memaparkan situasi atau peristiwa, dalam hal ini yaitu penjelasan berdasarkan fakta di lapangan tentang proses penerapan model pembelajaran tematik seni rupa menyanyi dan menari, bermain peran dan pengamatan objek langsung dalam menggambar. Penelitian deskriptif yang dipakai adalah jenis penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan secara kualitatif. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh (Moleong, 1988). Objek penelitian yakni anak-anak kelas B1 TK Kusuma Negara, dengan jumlah sampel yang diambil sesuai keperluan data berdasarkan intensitas kehadiran semua anak karena sangat merata. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, pendokumentasian dan studi dokumen, dengan bantuan instrumen berupa pedoman pengamatan dan catatan haria pengamatan. Data yang terkumpul dipaparkan dan dianalisis dengan langkah-langkah yakni pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan (Bungin, 2003). Sekumpulan data disusun secara sistematis untuk membuat hasil pembahasan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan Tiga (3) Model Pembelajaran Tematik Seni Rupa di Kelas B1 TK Kusuma Negara menggunakan tema “Tanaman” dengan subtema “Tanaman Bunga”. Pada saat proses penerapan ketiga model pembelajaran tematik seni rupa 3M, BPM dan POM di kelas B1 meliputi 5 tahapan yakni persiapan, pelaksanaan, pengawasan, pengevaluasian dan perefleksian yang mengacu pada RKH (Rencana Kegiatan Harian) TK. RKH merupakan sebuah rancangan pembelajaran yang dijadikan panduan oleh guru saat mengajar di kelas. Model pembelajaran tematik seni rupa menyanyi dan menari dalam menggambar (3M) merupakan suatu model pembelajaran dimana sebelum anak menggambar, diawali dengan kegiatan menyanyi dan menari berdasarkan tema agar anak tertarik sehingga nantinya anak dapat menuangkan isi lagu dan gerakan tarian tersebut dalam bentuk gambar. Pada tahap persiapan yang dilakukan oleh guru dan anak-anak meliputi yang dilakukan oleh anak-anak (berbaris sebelum masuk kelas, berdoa sebelum memulai pelajaran, memberi salam). Yang dilakukan oleh guru (guru
menyampaikan tema yang akan digunakan; guru memilih lagu yang akan dibawakan saat kegiatan menyanyi seperti lagu “Kebunku”; guru membagi anak-anak menjadi 3 kelompok yaitu “Kelompok Merah”, “Kelompok Kuning” dan “Kelompok Biru”; guru menyiapkan mic dan tape recorder sebagai media menyanyi dan menari; guru menyuruh anak-anak mempersiapkan alat gambar dan mewarnai seperti pensil, penghapus, buku gambar, dan crayon; dan guru bersama dengan anak-anak mengatur ruang kelas demi kenyamanan proses belajar mengajar. Pelaksanaan merupakan tahap selanjutnya oleh seorang guru kelas untuk masuk pada kegiatan inti setelah semua persiapan dilakukan. Pada tahap pelaksanaan model pembelajaran tematik seni rupa menyanyi dan menari dalam menggambar (3M) ini guru kelas langsung menyuruh anak-anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang ada pada penerapan model pembelajaran tematik seni rupa menyanyi dan menari dalam menggambar yang meliputi kegiatan menyanyi dan menari; kegiatan berkesenirupaan yaitu menggambar dan mewarnai. Kegiatan menyanyi dan menari, sesuai pada tahap persiapan sebelumnya bahwa guru telah menyampaikan tema/konsep dan lagu yang akan dinyanyikan, ibu guru mencontohkan terlebih dahulu nada dalam meyanyikan lagu tersebut. Untuk menyesuaikan waktu pelaksaanaan sesuai dengan RKH, ibu guru langsung memberi kesempatan kepada kelompok yang mendapat giliran. Kelompok yang pertama mendapat giliran adalah “Kelompok Merah” dimana anggotanya adalah semuanya anak perempuan. Ibu guru mempersilahkan “Kelompok Merah” untuk menyanyikan lagu “Kebunku” sambil menarikannya sesuai dengan irama lagu. Seakan tak mau kalah dengan “Kelompok Merah”, “Kelompok Kuning” dimana anggotanya terdiri dari 2 orang anak laki-laki dan 3 orang anak perempuan juga sangat kompak dan hafal dengan lagu “Kebunku”. Kelompok lain juga memberi tepuk tangan menyemangati teman mereka yang sedang menyanyi dan menari. Gerakan-
gerakan badan yang ditarikan juga sangat indah menggambarkan isi dari lagu “Kebunku”. Begitu juga selanjutnya dengan “Kelompok Biru” mendapat giliran terakhir. Anggota “Kelompok Biru” terdiri dari 3 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Semua anggota kelompoknya sangat percaya diri dan bersemangat mengikuti kegiatan menyanyi. Ibu guru juga ikut bernyanyi dan menari bersama anak-anak sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Untuk kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan menggambar dan mewarnai. Ibu guru menyuruh anakanak untuk kembali ke tempat duduk mereka sesuai dengan kelompok masingmasing dengan tertib, karena setelah ini ibu guru menyuruh anak-anak mempersiapkan alat-alat mengambar seperti pensil, penghapus, buku gambar dan crayon, Setelah ibu guru menyuruh anak-anak untuk mempersiapkan segala keperluan menggambar anak-anak langsung memulai kegiatan menggambar mereka masing-masing.
Gambar 1. Suasana Memulai Kegiatan Menggambar (3M) (Foto : Indri Kusumasari) Disela-sela kegiatan menggambar, ibu guru memberikan contoh untuk menggambar objek bunga dengan pola gambar yang sederhana yaitu dengan pola melingkar. Setelah waktu berjalan lumayan cukup, peneliti tetap mengamati gambar dari setiap anak. Sebagian besar anak sudah dapat menuangkan imajinasi dan kreatifitas mereka dari apa yang mereka maknai isi dari lagu “Kebunku” tersebut. Setelah semua buku gambar setiap anak sudah dipenuhi dengan
goresan-goresan dari hasil karya mereka masing-masing, kegiatan selanjutnya adalah mewarnai gambar dari hasil karya goresan mereka. Keseluruhan hasil karya anak sudah mengarah ke tema/konsep. Objek gambar yang dominan dibuat anak seperti objek bunga (terdiri dari kelopak bunga, sari, tangkai bunga dan daun), objek awan dan objek kupu-kupu. Dari objek-objek gambar yang mereka buat dari sifat goresannya yang sudah mulai terkontrol, objek gambar sudah bermakna dan sudah berhubungan antara objek yang satu dengan yang lainnya. Untuk kegiatan selanjutnya yakni mewarnai objek gambar yang sudah mereka buat. Beberapa anak sedang mewarnai gambar mereka sesuai aslinya dengan menggunakan crayon. Semua anak terlihat sangat menikmati apa yang sedang mereka lakukan, tanpa membebani satu sama lainnya. Selanjutnya tahap pengawasan yang meliputi guru sebagai motivator untuk anak didiknya saat melakukan kegiatan menyanyi dan menari sampai pada kegiatan menggambar, tetap memberikan arahan dan panduan kepada anak didiknya selama proses pembelajaran Menyanyi dan Menari dalam Menggambar diterapkan di kelas B1. Pengawasan yang dilakukan oleh guru sudah dimulai sejak diadakannya beberapa persiapan sebelum menuju pada kegiatan inti. Pengevaluasian merupakan tahapan selanjutnya setelah tahap pelaksanaan dan pengawasan selama penerapan model pembelajaran tematik seni rupa Menyanyi dan Menari dalam Menggambar. Pada tahap ini, guru kelas memberikan penilaian terhadap semua kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan pada model pembelajaran tematik seni rupa Menyanyi dan Menari dalam Menggambar. Penilaian yang dimaksudkan disini bersifat deskriptif (uraian) bukan penilaian yang bersifat angka karena disesuaikan dengan standar penilaian untuk anak TK (raport) berdasarkan pada 2 aspek pengembangan yakni aspek pembiasaan (moral dan nilai-nilai agama; sosial, emosional dan kemandirian) dan aspek
kemampuan dasar (bahasa, psikomotorik dan seni).
kognitif,
Gambar 2. Hasil Karya Anak (3M) (Foto : Indri Kusumasari) Dalam karya gambar tersebut, anak sudah mampu melukiskan imajinasinya yang luar biasa. Ayunda menggambar sesuai dengan tema yaitu tema “Tanaman” (kebunku). Ayunda menggambarkan beberapa bunga-bunga yang dihinggapi oleh seekor kupu-kupu walaupun gambar objek kupu-kupu yang terlihat masih belum sempurna. Di sana juga terlihat Ayunda menambahkan objek awan tepat pada bagian atas bidang kertas gambar. Komposisi yang dihadirkan cukup seimbang dari bidang kertas yang digunakan. Dalam pewarnaan gambar, Ayunda lebih banyak menggunakan warna-warna primer seperti warna merah, biru, dan kuning, sedangkan warna jingga dan orange merupakan warna sekunder. Karakteristik warna yang Intan gunakan sudah mewakili dunianya yang masih kanak-kanak dengan memainkan warnawarna yang mencolok. Perefleksian merupakan tahapan akhir dari penerapan model pembelajaran tematik seni rupa Menyanyi dan Menari dalam Menggambar. Perefleksian yang dimaksud merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meninjau kembali kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya. Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi hasil kegiatan yang telah dilakukan. Sejauh mana tingkat perkembangan anak yang disesuaikan dengan aspek pembiasaan dan aspek kemampuan dasar, kelemahan serta kendala yang
dialami, akan didiskusikan dan dicari alternatif pemecahannya. Selanjutnya dirumuskan dalam suatu perbaikanperbaikan kegiatan yang dapat dilakukan pada penerapan model pembelajaran tematik seni rupa menyanyi dan menari dalam menggambar pada pertemuan berikutnya. Model pembelajaran tematik seni rupa bermain peran dalam menggambar merupakan suatu model pembelajaran dimana sebelum anak menggambar, diawali dengan kegiatan bermain peran berdasarkan tema agar anak tertarik sehingga nantinya anak dapat menuangkan karakter-karakter yang diperankan dalam bentuk gambar. Pada tahap persiapan yang dilakukan oleh guru dan anak-anak meliputi yang dilakukan oleh anak-anak (berbaris sebelum masuk kelas, berdoa sebelum memulai pelajaran, memberi salam). Yang dilakukan oleh guru (guru menyampaiakan tema yang akan digunakan; guru kelas menyampaikan lagu “Kupu-Kupu” yang akan dinyanyikan; guru kelas membagi anak-anak ke dalam 3 kelompok bermain masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang yakni “Kelompok Merah”,“Kelompok Kuning” dan “Kelompok Biru”; media yang bisa digunakan untuk mendukung kelancaran penerapan model pembelajaran tematik seni rupa Bermain Peran dalam Menggambar ini seperti sayap kupu-kupu dan bunga hiasan kepala; Persiapan alat yang digunakan untuk menempel, menggambar dan mewarnai seperti pensil, penghapus, buku gambar, dan crayon. Untuk kegiatan menempel itu merupakan kertas lipat berwarna-warni yang sudah digunting oleh guru membentuk kepala kupu-kupu, badan kupu-kupu dan sayap kupu-kupu (menyerupai seperti puzzle); yang terakhir yaitu mengatur dan menata ruang kelas bertujuan untuk membuat suasana kelas yang mendukung. Pada tahap pelaksanaan model pembelajaran tematik seni rupa Bermain Peran dalam Menggambar ini guru kelas langsung menyuruh anak-anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang meliputi bermain peran, menempel, menggambar dan mewarnai. , sekarang
giliran “Kelompok Kuning” yang mengawalinya akan memerankan karakter-kerakter yang ada pada lagu “Kupu-Kupu”. Guru dibantu oleh peneliti langsung memasangkan alat peraga yang digunakan untuk bermain peran kepada “Kelompok Kuning”. Semua anggota “Kelompok Kuning” bermain peran sebagai bunga-bunga menggerakgerakkan badan mereka ke kanan dan ke kiri seolah-olah seperti setangkai bunga yang bergerak karena angin. 2 orang anak laki-laki yang berperan sebagai 2 ekor kupu-kupu terbang kesana kemari mencari bunga-bunga yang sedang bermekaran. Selanjutnya yaitu “Kelompok Biru” kemudian “Kelompok Merah” sebagai kelompok penutup. Teman-teman di kelompok lain terus bertepuk tangan tak henti-hentinya menyemangati teman mereka yang sedang bermain peran sambil terus menyanyikan lagu “KupuKupu”.
Gambar 3. Suasana Kegiatan Bermain Peran (Foto: Indri Kusumasari) Kegiatan selanjutnya yakni kegiatan menempel. Semua anak giat menyusun lalu menempelkan badan kupu-kupu yang sudah jadi di kertas gambar mereka. Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan berkesenirupaan yang meliputi kegiatan menggambar dan mewarnai gambar. Sesuai dengan prosedur RKH, anak-anak langsung memulai kegiatan menggambar mereka masing-masing . Secara keseluruhan anak sudah dapat menuangkan imajinasi dan kreatifitas mereka dari apa yang mereka maknai isi dari lagu “Kupu-Kupu” dengan melengkapi
objek-objek yang telah diperankan tadi saat melakukan kegiatan bermain peran kegiatan selanjutnya yakni mewarnai objek gambar dengan menggunakan crayon. Sebagian anak sudah dapat memberikan warna pada objek gambar mereka sesuai dengan warna aslinya. Semua anak terlihat sangat menikmati apa yang sedang mereka lakukan. Tahapan selanjutnya yakni pengawasan yang dilakukan oleh guru bersamaan dengan tahapan pelaksanaan mulai persiapan hingga pelaksanaan kegiatan bermain peran sampai pada kegiatan berkesenirupaan yakni kegiatan menempel, menggambar dan mewarnai. Guru melakukan pengawasan dengan cara memantau anak-anak, memberi pengarahan, ikut mendampingi anak-anak saat hendak berdoa, agar dapat tertib menggunakan alat peraga yang telah disediakan. Mulai dari kegiatan bermain peran, guru memberikan pengawasan dengan cara tetap mengatur, menertibkan, memandu dan mengarahkan jalannya kegiatan bermain peran yang dimulai dari “Kelompok Kuning”, “Kelompok Biru” dan diakhiri dengan “Kelompok Merah” agar suasana kelas tetap kondusif dan juga saat kegiatan menempel, menggambar dan mewarnai dimulai. Tahapan selanjutnya yakni Pengevaluasian. guru kelas memberikan penilaian terhadap semua kegiatan dari awal hingga akhir yangbersifat deskriptif (uraian) disesuaikan dengan standar penilaian untuk anak TK (raport) berdasarkan pada 2 aspek pengembangan yakni aspek pembiasaan (moral dan nilai-nilai agama; sosial, emosional dan kemandirian) dan aspek kemampuan dasar (bahasa, kognitif, psikomotorik dan seni). Anak-anak kelas B1 sudah dapat dan mampu melaksanakan dan mengikuti kegiatan berdoa sebelum dan sesudah belajar di kelas dengan baik dan benar, saat memberikan salam terhadap guru mereka, semua anak dapat mengucapkan salam dengan baik dan sungguh-sungguh, anakanak kelas B1 sudah dapat dan mampu berbaris dengan rapi sebelum masuk kelas, lalu duduk dengan tertib di tempat duduk, anak-anak sudah dapat dan
mampu menyanyikan lagu “Kupu-Kupu” dengan ucapan dan intonasi yang sesuai lagu dengan baik dan benar, anak-anak mengikuti kegiatan menyanyi dan hapal dengan liriknya, anak-anak sudah dapat dan mampu melakukan kegiatan bermain peran sesuai dengan iringan lagu yang dinyanyikan dengan baik dan indah, penilaian seni ditujukan pada hasil karya kombinasi menempel dan menggambar anak-anak yang sudah diberi warna. Tahap selanjutnya yakni perefleksian, merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meninjau kembali kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya. Suatu perbaikan-perbaikan kegiatan yang dapat dilakukan pada penerapan model pembelajaran tematik seni rupa bermain peran dalam menggambar pada pertemuan berikutnya.
didiknya menuju ke kebun sekolah. Sesampainya di lokasi pengamatan, ibu guru menyuruh anak-anak duduk berkumpul di suatu tempat yang tak jauh dari lokasi pengamatan. Tempat yang nyaman dan teduh agar anak-anak dapat mengamati keadaan kebun sekolah yang ditanami dengan tanaman bunga dan tanaman biji-bijian secara sungguhsungguh. Guru menjelaskan pengamatan yang dilakukan bertujuan untuk melatih kreatifitas anak dan kepekaan anak saat melihat, objek-objek apa saja yang anakanak dapat amati di kebun sekolah dan dapat menuangkannya dalam bentuk sebuah hasil karya seni rupa yakni gambaran tentang kebun sekolah. Ada tanaman anggrek, rumput-rumput hias dan tanaman-tanaman perindang lainnya. Semua itu dapat diamati langsung oleh anak-anak. Setelah guru mempersilahkan dan memberi kesempatan anak-anak untuk menggambarkannya di buku gambar mereka, anak-anak dengan tertib langsung memulai menggambar dari apa yang dapat mereka amati.
Gambar 4. Hasil Karya Anak (BPM) (Foto: Indri Kusumasari) Model pembelajaran tematik seni rupa Pengamatan Objek Langsung dalam menggambar merupakan suatu model pembelajaran dimana sebelum anak menggambar, diawali dengan kegiatan Pengamatan Objek Langsung berdasarkan tema agar anak tertarik sehingga nantinya anak dapat menuangkan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk gambar. Tahapan awal yakni persiapan mulai dari berbaris sebelum masuk kelas, hingga guru menyampaikan tema yang sama dan menyampaikan lokasi pengamatan yaitu di kebun sekolah. Tahapan selanjutnya yakni pelaksanaan. langsung mengajak anak
Gambar 5. Suasana Menggambar (POM) (Foto: Indri Kusumasari)
Kegiatan
Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan menggambar dan ibu guru tetap mendampingi. Selanjutnya kegiatan mewarnai gambar. Gambar yang sudah dibuat oleh anak-anak giliran diberi warna. Alat pewarnaan yang digunakan berupa crayon sesuai dengan persiapan yang dilakukan. Anak sudah mampu memberikan kejelasan warna sesuai dengan yang asli. Suasana kegiatan
mewarnai sangat menyenangkan sambil mengamati pemandangan kebun sekolah. Tahap selanjutnya yakni guru memberikan pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh guru sudah dimulai sejak diadakannya beberapa persiapan sebelum menuju pada kegiatan inti. Tahap berikutnya yakni pengevaluasian. Anak-anak kelas B1 sudah dapat dan mampu melaksanakan dan mengikuti kegiatan berdoa sebelum dan sesudah belajar di kelas dengan baik dan benar. Anak-anak sudah dapat dan mampu mengikuti kegiatan pengamatan objek langsung hingga menggambar dengan baik. Anak-anak dapat menyebutkan kata-kata yang mempunyai huruf awal yang sama berhubungan dengan tema “Tanaman” misalnya : bunga, buah dengan baik dan benar dan mampu mengulang kalimat yang didengarnya. Anak-anak dapat menunjukkan kelompok tanaman yang tergolong jenis tanaman buah dan tanaman bunga-bungaan. Saat anak-anak menggambar objek yang diamati dan diwarnainya sudah cukup mampu melakukannya dengan baik dan benar. Penilaian seni ditujukan pada hasil karya gambar anak-anak yang sudah diwarnai. Penilaian yang diberikan disini pun dapat diuraikan secara deskriptif. Tidak ada ketentuan-ketentuan estetis yang diberikan mengingat usia mereka yang masih anak-anak dan sesuai dengan standar ketetapan penilaian pada anakanak di bidang seni (raport). Secara keseluruhan anak-anak kelas B1 sudah dapat dan mampu menggambarkan objek dari apa yang telah mereka amati. Dan dari pewarnaan anak-anak sudah mampu berkreatifitas, berimajinasi dengan menggunakan “crayon”.
Gambar 6. Hasil Karya Anak (POM) (Foto: Indri Kusumasari) Tahap terakhir yakni perefleksian. Perefleksian yang dimaksud merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meninjau kembali kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya. Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi hasil kegiatan yang telah dilakukan. Sejauh mana tingkat perkembangan anak yang disesuaikan dengan aspek pembiasaan dan aspek kemampuan dasar, kelemahan serta kendala yang dialami, akan didiskusikan dan dicari alternatif pemecahannya. Selanjutnya dirumuskan dalam suatu perbaikanperbaikan kegiatan yang dapat dilakukan pada penerapan model pembelajaran tematik seni rupa pengamatan objek langsung dalam menggambar pada pertemuan berikutnya. SIMPULAN DAN SARAN Dari uraian dan pemaparan pada bab sebelumnya berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan tentang proses penerapan model pembelajaran tematik seni rupa menyanyi dan menari (3M), bermain peran (BPM) dan pengamatan objek langsung dalam menggambar (POM), maka kesimpulan yang didapat yakni bahwa dalam proses penerapannya dari ketiga model tersebut yakni 3M, BPM dan POM meliputi 5 tahapan pembelajaran: persiapan, pelaksanaan, pengawasan, pengevaluasian dan perefleksian. Pada tahap persiapan, ketiga model sejalan dalam pelaksanaannya yaitu persiapan dari mulai berbaris sebelum masuk kelas hingga ke persiapan sarana dan prasarana melakukan kegiatan menyanyi dan menari, bermain peran serta pengamatan objek langsung. Begitu juga pada tahap pengawasan, pengevaluasian dan perefleksian juga sejalan dalam pelaksanaannya yakni guru mengawasi jalannya pelaksanaan lalu memberikan penilaian terhadap kegiatan
yang dilakukan dan melakukan peninjauan kembali terhadap hasil evaluasi untuk perbaikan-perbaikan dari kendala-kendala yang dihadapi pada pertemuan berikutnya untuk masing-masing model pembelajara tematik seni rupa 3M, BPM dan POM. Yang berbeda disini terletak pada tahap pelaksanaannya pada masing-masing model sesuai dengan kegiatan yang dilakukan sebelum menggambar seperti menyanyi dan menari, bermain peran serta mengamati objek langsung yakni kebun sekolah. Dengan diterapkannya ketiga model pembelajaran tematik seni rupa 3M, BPM dan POM di kelas B1 TK Kusuma Negara sudah dapat menciptakan suasana belajar yang sangat menyenangkan bagi anak, sehingga anak tidak cepat bosan dan justru sebaliknya agar anak tertarik saat mengikuti pelajaran menggambar. Hal ini sangat mendukung tingkat keberhasilan anak dalam pelajaran menggambar sehingga tujuan pendidikan usia dini melalui pengembangan materi di bidang seni khususnya dengan kegiatan menggambar dapat tercapai dan terpenuhi yang berguna bagi bangsa dan negaranya kelak. Saran yang peneliti kemukakan yakni hendaknya kepada guru kelas B1 di TK Kusuma Negara yang sekaligus juga mengajarkan pelajaran menggambar layak mempertimbangkan ketiga model pembelajaran tematik seni rupa yakni model pembelajaran tematik seni rupa menyanyi dan menari dalam menggambar, bermain peran dalam menggambar, dan pengamatan objek langsung dalam menggambar sebagai salah satu alternative model pembelajaran yang inovatif dalam mengoptimalkan proses pembelajaran terutama untuk menciptakan proses belajar mengajar menggambar yang menyenangkan di kelas sehingga anak-anak TK mampu dengan mudah termotivasi untuk berminat mengikuti pelajaran menggambar. Bagi guru kelas sekaligus pengajar menggambar (seni rupa) selain memperhatikan sisi akademik anak-anak, sebaiknya guru juga harus memperhatikan sisi psikologis anak dalam mengikuti
pelajaran menggambar terutama tingkat kepercayaan diri anak dan penilaian terhadap diri anak dengan kata lain tingkat kesenangan anak terhadap mata pelajaran menggambar. Pembaca yang berminat untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan ketiga model pembelajaran tematik seni rupa di TK agar memperhatikan kendala-kendala yang dialami selama pelaksanaan penelitian sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksnaan penelitian, serta disarankan untuk mengadakan penelitian tentang model pembelajaran tematik seni rupa yang menyenangkan dengan berbantuan media pembelajaran untuk meningkatkan minat dan motivasi anak dalam pelajaran menggambar. DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan. 2003.
Analisa Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Oho, dkk. 1995. Pengantar Pendidikan Seni Rupa. Bandung:
Garha,
PGSD. Moleong, LJ. 1989. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Salam, Sopyan. 2005. “Paradigma Pendidikan Seni Berbasis Anak, Disiplin dan Multikultural”. Makalah disampaikan dalam Perkuliahan
Paradigma dan Masalah Pendidikan Seni. UNNES Semarang.