PENENTUAN BILANGAN IODIN DALAM CRUDE PALM STEARIN DAN REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM STEARIN
KARYA ILMIAH
DISUSUN OLEH : ANDI GILBERT PANGGABEAN 062401005
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI D-III KIMIA ANALIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
PENENTUAN BILANGAN IODIN DALAM CRUDE PALM STEARIN DAN REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM STEARIN
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar ahli madya ANDI GILBERT PANGGABEAN 062401005
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI D-III KIMIA ANALIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
PERSETUJUAN Judul
Kategori Nama Nomor Induk Mahasiswa Program Studi Departemen Fakultas
: PENENTUAN BILANGAN IODIN DALAM CRUDE PALM STEARIN DAN REFINED BLEACHED AND DEODORIZED PALM STEARIN : KARYA ILMIAH : ANDI GILBERT PANGGABEAN : 062401005 : D3 KIMIA ANALIS : KIMIA : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di Medan, Juni 2009
Diketahui/ disetujui oleh : Program Studi D3 Kimia Analis Ketua Departemen Kimia FMIPA USU
DR. Rumondang Bulan,MS NIP. 131 459 466
Dosen Pembimbing
Lamek Marpaung , M.phil, Ph.D NIP. 131 126 697
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
PERNYATAAN PENENTUAN BILANGAN IODIN DALAM CRUDE PALM STEARIN DAN REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM STEARIN KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2009
ANDI GILBERT PANGGABEAN 052401005
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
PENGHARGAAN Syalom, Segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan Kepada Yesus Kristus, karena atas Berkat dan kasihNyalah,maka penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul PENENTUAN BILANGAN IODIN DALAM CRUDE PALM STEARIN DAN REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM STEARIN sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Penulis di Program D-III Kimia Analis pada Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam USU. Didalam membuat Karya Ilmiah ini, penulis banyak
mendapat
bantuan,
bimbingan dan perhatian dari berbagai pihak baik bantuan moril maupun materil. Dengan demikian Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua Orang Tua Saya yakni RE. PANGGABEAN dan K.br SARAGIH yang telah memberikan bantuan moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini. 2. Ibu DR. Rumondang Bulan, M.S Selaku Ketua Departemen Program Studi Kimia FMIPA USU. 3. Ibu Drs.Marpongahtun, M.Sc Selaku Koordinator Jurusan D-III Kimia Analis 4. Bapak Zul Alkaf, BSc sebagai pembimbing lapangan di PT. PALMCOCO LABORATORIES yang telah memberikan bimbingan dan mengarahkan, serta memberi masukan – masukan ilmu kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini. 5. Bapak Lamek Marpaung, M.Phil, Ph.D. Sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu Penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini 6. Seluruh Keluarga Besar IMKAN Terutama Rekan-rekan stambuk 2006, yang telah memberi motivasi yang luar biasa sehingga Penulis bisa Menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
7. Seluruh Pengurus dan juga Anggota GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) Komisariat FMIPA USU yang telah banyak memberi Dorongan Semangat bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini masih terdapat kekurangan. Karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.
Medan, Juni 2009 Penulis
Andi Gilbert Panggabean
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
ABSTRAK Bilangan iodin merupakan parameter mutu dari minyak dan lemak. Bilangan iodin menyatakan ukuran ketidakjenuhan minyak dan berkaitan dengan kandungan asam lemak tak jenuh di dalam minyak. Penentuan bilangan iodin ini dapat dilakukan dengan metode Wijs dengan menggunakan pelarut campuran sikloheksan - asam asetat glasial (1 : 1). Dari hasil analisis diperoleh bilangan iodin dari Refined Bleached Deodorized Palm Stearin Dumai 30,74 g I2/100 g, lebih besar dari Refined Bleached Deodorized Palm Stearin Padang 30,16 g I2/100 g dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin Belawan 30,24 g I2/100 g. Hasil analisis bilangan iodin dari Crude Palm Stearin Dumai 32,80 g I2/100 g ,lebih besar dari Crude Palm Stearin Padang 31,18 g I2/100 gr dan Crude Palm Stearin Belawan 31,16gr I2/100 g.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
DETERMINATION OF IODINE VALUE IN CRUDE PALM STEARIN AND REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM STEARIN ABSTRACK
Iodin value is also the quality parameter for fats and oil. Iodin value shows the level of unsaturation of oil and related to the unsaturated fatty acid contents in oil. The iodin value can be determined with Wijs method by using a mixture of cyclohexane – acetic acid glacial (1 : 1) solvent. Based on analysis for the iodine value of Refined Bleached Deodorized Palm Stearin from Dumai 30,74 g I2/100 g,more high than comparison Refined Bleached Deodorized Palm Stearin from Padang 30,16 g I2/100 g and Refined Bleached Deodorized Palm Stearin from Belawan 30,24 g I2/100 g. Hasil analisis bilangan iodin dari Crude Palm Stearin from Dumai 32,80 g I2/100 g ,more high than comparison Crude Palm Stearin from Padang 31,18 g I2/100 gr and Crude Palm Stearin from Belawan 31,16gr I2/100 g.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman PENGHARGAAN ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan 1.3 Tujuan 1.4 Manfaat
i ii iii v vii
1 3 3 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit 4 2.1.1 Sejarah Kelapa Sawit 5 2.1.2 Penyebaran Kelapa Sawit 5 2.2 Pengolahan Kelapa Sawit 7 2.2.1 Minyak Kelapa Sawit 10 2.2.2 Crude Palm Stearin 13 2.2.3 RBD. Palm Stearin 13 2.3 Penentuan Bilangan Iodin 13 2.3.1 Cara Wijs 14 2.3.2 Cara Hanus 14 2.3.3 Titrasi Iodometri 15 2.4 Bilangan Iodin 16 2.4.1 Pengertian Bilangan Iodin 16 2.4.2 Pengaruh Bilangan Iodin Terhadap Mutu Minyak Kelapa Sawit 16 2.5 Standar Mutu 17 BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat-alat 3.2 Bahan-bahan 3.3 Prosedur 3.3.1 Pembuatan Larutan Pereaksi 3.3.2 Penyediaan Sampel 3.3.3 Prosedur Penentuan Bilangan Iodin
19 19 22 22 24 25
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.4 Data 3.5 Pembahasan
26 27
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran
28 28
DAFTAR PUSTAKA
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komposisi Asam lemak januh dan Asam lemak tidak jenuh
10
Tabel 2. Standar Mutu MEOMA
15
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kelapa sawit merupakan tanaman yang sangat sesuai tumbuh di iklim tropis.. Menurut para peneliti, tanaman kelapa sawit berasal Afrika yaitu kawasan Nigeria di Afrika Barat dan masuk ke Indonesia pada tahun 1848. Tanaman kelapa sawit tumbuh subur di daerah tropik. Indonesia merupakan daerah tropik yang sangat sesuai untuk membudidayakan tanaman kelapa sawit sebagai sumber minyak nabati khususnya daerah Sumatera Utara.Minyak sawit merupakan sumber minyak nabati di pasaran lokal
maupun internasional
sehingga menjadi komoditi penting bagi perekonomian negara Indonesia, antara lain karena peranan minyak sawit cukup besar terhadap pendapatan nasional dan sebagai penghasil devisa negara. Minyak sawit dapat didistribusikan menjadi produk – produk minyak/lemak seperti sabun, margarin, lilin, pelumas yang dapat diperoleh dari Refined Bleached Deodorized Palm Stearin
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keuunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.
Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.
Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90°C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
Untuk meningkatkan mutu minyak yang dihasilkan, produsen perlu melakukan pengawasan terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi mutu minyak tersebut. Faktor – faktor tersebut adalah bilangan iodin karena hal tersebut sangat mempengaruhi penampilan dan sangat erat kaitannya dengan masalah kesehatan. Oleh sebab itu penulis merasa tertarik untuk memilih judul “Penentuan Bilangan Iodin dari Crude Palm Stearin dan Refined Blezched Deodorized”.
1.2. Permasalahan Apakah bilangan iodin dari Crude Palm Stearin dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin telah memenuhi standar mutu perdagangan.
1.3. Tujuan Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bilangan iodin dari Crude Palm Stearin 2. Untuk mengetahui bilangan iodin dari Refined Bleached Deodorized Palm Stearin
1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Dengan mengetahui bilangan iodin dari Crude Palm Stearin dan Refined Blezched Deodorized Crude Palm Stearin dapat diketahui mutu dari minyak tersebut. Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit (Elaeis gunensis JACQ) termasuk dalam famili Palmae dan terdiri dari beberapa jenis antar lain : tenera, dura dan psifera. Jenis tanaman swit yang banyak digunakan adalah jenis tenera yang merupakan persilangan antara jenis dura dan psifera. Jenis ini banyak digunakan karena menghasilkan minyak yang lebih banyak daripada jenis lainnya. Minyak sawit diperoleh dari lapisn serabut atau kulit buah melalui proses pengolahan yang disebut dengan minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) yang berwarna kuning kecoklatan.
Cangkang (kulit biji) Daging buah sawit
Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas – varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah,varietas tersebut antara lain : Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
1. Dura 2. Psifera 3. Maco carya 4. Tenera 5. Dwikka – wakka (Ketaren, S 1998)
2.1.1. Sejarah Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit (Elais Guinensis Jack) berasal dari Nigeria,Afrika barat meskipun demikian ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil di bandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand dan Papua Nugini.
Kelapa sawit pertama kali di perkenalkan di Indonesia oleh pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di kebun raya Bogor. Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada tahun1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet, seorang Belgia yang telah banyak belajar tentang kelapa sawit di Afrika. Budidaya yang dilakukan diikuti oleh K.Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Perkebunan kelapa sawit pertama kali berlokasi di pantai timur Sumatera (Deli) dan Aceh . Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha. Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1911 Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
sebesar 576 ton ke negara Eropa, kemudian tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton.( Fauzy, Y., 2003)
2.1.2. Penyebaran Kelapa Sawit
Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula).
Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah men jadibahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.
Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Buah diproses dengan membuat
lunak bagian daging buah dengan
temperatur 90°C.
Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah l
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
umpur. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran m akanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan.Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Buah terdiri dari tiga lapisan: •
Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
•
Mesoskarp, serabut buah
•
Endoskarp, cangkang pelindung inti
Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi. (www.google.co.id)
2.2. Pengolahan Buah Kelapa Sawit
Tanaman Kelapa Sawit secara umum waktu tumbuh rata-rata 20 – 25 tahun. Pada tiga tahun pertama disebut sebagai kelapa sawit muda, hal ini dikarenakan kelapa sawit tersebut belum menghasilkan buah. Kelapa sawit mulai berbuah pada usia empat sampai enam tahun. Dan pada usia tujuh sampai sepuluh tahun Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
disebut sebagai periode matang (the mature periode), dimana pada periode tersebut mulai menghasilkan buah tandan segar ( Fresh Fruit Bunch).
Tanaman kelapa sawit pada usia sebelas sampai dua puluh tahun mulai mengalami penurunan produksi buah tandan segar. Dan terkadang pada usia 20-25 tahun tanaman kelapa sawit mati. Semua komponen buah sawit dapat dimanfaatkan secara maksimal. Buah sawit memiliki daging dan biji sawit (kernel), dimana daging sawit dapat diolah menjadi CPO (crude palm oil) sedangkan buah sawit diolah menjadi PK (kernel palm). Ekstraksi CPO rata-rata 20 % sedangkan PK 2.5%. Sementara itu serta dan cangkang biji sawit dapat dipergunakan sebagai bahan bakar ketel uap.
Minyak sawit dapat dipergunakan untuk bahan makanan dan industri melalui proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO (Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil). Disamping itu CPO dapat diuraikan untuk produksi minyak sawit padat (RBD Stearin) dan untuk produksi minyak sawit cair (RBD Olein). RBD Olein terutama dipergunakan untuk pembuatan minyak goreng. Sedangkan RBD Stearin terutama dipergunakan untuk margarin dan shortening, disamping untuk bahan baku industri sabun dan deterjen. Pemisahan CPO dan PK dapat menghasilkan oleokimia dasar yang terdiri dari asam lemak dan gliserol. Secara keseluruhan proses penyulingan minyak sawit tersebut dapat menghasilkan 73% olein, 21% stearin, 5% PFAD ( Palm Fatty Acid Distillate) dan 0.5% buangan.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
Tanaman Kelapa Sawit merupakan tanaman yang sangat bernilai ekonomis, dimana hampir semua komponen buah sawit dapat dimanfaatkan secara maksimal. Buah sawit memiliki daging dan biji sawit (kernel), dimana daging sawit dapat diolah menjadi CPO (Crude Palm oil) sedangkan buah sawit diolah menjadi PK (kernel palm). Ekstraksi CPO rata-rata 20%, sedangkan PK 2.5%. Sementara itu cangkang biji sawit dapat dipergunakan sebagai bahan bakar ketel uap (Boiler).
Proses pengolahan buah kelapa / Tandan Buah Segar (TBS) sawit untuk menghasilkan Minyak sawit, dapat dilakukan dengan cara modern maupun secara konvensional. Pada tahap awal proses pengolahan yaitu proses pemerasan (pengempaan) daging buah kelapa sawitakan dihasilkan Minyak Sawit Mentah / Kasar yang populer dikenal dengan nama Crude Palm Oil (CPO). Melalui proses pengolahan lebih lanjut yaitu proses frakasinasi akan dihasilkan 2 macam produk : 1. Stearin Merupakan fraksi padat dari minyak kelapa sawit. 2. Olein Yaitu bagian dari minyak kelapa sawit yang merupakan fraksi Cair.
Melalui proses refinasi (refining) dengan cara melakukan bleaching & Deodorizing maka akan dihasilkan olein murni yang disebut RDB Olein dan RBD Stearin. RBD Olein merupakan bahan baku utama dalam pembuatanpembuatan minyak goreng, sedangkan RBD Stearin terutama dipergunakan Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
untuk margarin dan shortening, disamping untuk bahan baku industri sabun dan deterjen. (http://elearning.unej.ac.id/)
2.2.1. Minyak Kelapa Sawit
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit. Kelapa sawit terdiri dari empat macam varietas yaitu tipe macrocarya, dura, tenera, dan psifera. Komponen minyak umumnya terdiri dari trigliserida yang memiliki banyak asam – asam lemak yang tidak jenuh, sedangkan komponen lemak memiliki asam – asam lemak yang jenuh. Minyak kelapa sawit (CPO) dapat dipisahkan secara pendinginan (winterisasi) antara bagian yang banyak mengandung asam lemak tak jenuh (oleat) yaitu yang berupa minyak dan yang banyak mengandung asam lemak jenuh (strearat) yaitu yang berupa lemak yang banyak dijual di pasaran dalam negeri sebagai minyak padat dengan berbaga merk. Bagian minyak yang banyak mengandung stearat disebut stearin. CPO merupakan minyak sawit mentah yang tidak dapat langsung dikonsumsi melainkan harus mengalami pengolahan lebih lanjut. Untuk Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
meningkatkan efisiensi produksi, CPO tersebut harus memenuhi standar mutu, dimana dengan adanya standar mutu tersebut pembeli akan merasa dilindungi dari segi mutu maupun kualitas CPO yang hendak dibelinya. Seperti jenis minyak lain, minyak sawit tersusun dari unsur – unsur C, H, O. Minyak sawit ini terdiri dari fraksi padat dan fraksi cair dengan perbandingan yang seimbang. Penyusun fraksi padat terdiri dari asam lemak jenuh, antara lain asam miristat (1%), asam palmitat (45%) dan asam stearat. Sedangkan fraksi cair tersusun dari asam lemak tidak jenuh, yang terdiri dari asam oleat (39%) dan asam linoleat (11%). Komposisi tersebut ternyata agak berbeda jika dibandingkan dengan minyak inti sawit dan minyak kelapa. Secara lebih rinci komposisi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh yang terdapat dalam ketiga jenis minyak nabati tersebut akan disajikan dalam tabel berikut : Tabel 1. Komposisi Asam lemak januh dan Asam lemak tidak jenuh Asam Lemak
Jumlah
Minyak Sawit
Atom C
(%)
Oktanoat
8
-
Dekanoat
10
-
Laurat
12
1
Miristat
14
1–2
Palmitat
16
32 – 47
Stearat
18
4 – 10
Asam Lemak Jenuh
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
Asam Lemak Tidak Jenuh Oleat
18
38 – 50
Linoleat
18
5 – 14
Linolenat
18
1
Perbedaan jenis asam lemak penyusunnya dan jumlah rantai asam lemak yang membentuk trsigliserida dalam minyak sawit dan minyak inti sawit menyebabkan kedua jenis minyak tersebut mempunyai sifat yang berbeda dalam kepadatan. Minyak sawit dalam suhu kamar bersifat setengah padat, sedangkan pada suhu yang sama minyak inti sawit berbentuk cair. Jika terjadi penguraian minyak sawit, misalnya dalam proses pengolahan, maka akan didapatkan berbagai jenis asam lemak dan bahan kimia gliserol yang jumlahnya sekitar 10 % dari bahan baku minyak sawit yang dipergunakan. Masing – masing bahan kimia tersebut mempunyai ruang lingkup penggunaan yang tidak sama, sehingga dari bahan itu dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi produk yang siap pakai atau bahan setengah jadi. Dari beberapa studi menunjukkan minyak dengan kadar asam lemak tidak jenuh yang tinggi mampu menekan kadar kolesterol dalam serum darah. Sebaliknya, kadar asam lemak jenuh yang tinggi pada suatu minyak akan meningkatkan kadar kolesterol dalam serum darah, meskipun dalam minyak tersebut kandungan kolesterolnya sangat rendah. Hal itulah rupanya yang menimbulkan isu negatif tentang minyak kelapa sawit sebagai produk panen. Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
Memang, jenis minyak yang mengandung asam lemak jenuh dalam konsentrasi tinggi dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama gejala penebalan pembuluh darah arteri (artherosclerosis) dan pengentalan darah dalam pembuluh darah (arterial thrombosisi). Walaupun kadar asam lemak jenuh dalam minyak sawit mencapai 50%, tapi kenyataan menunjukkan bahwa minyak sawit merupakan minyak yang istimewa sebab penggunaannya tidak menimbulkan gangguan arteri. Dari serangkaian percobaan membuktikan bahwa asam lemak jenuh yang berantai panjang (mengandung atom C lebih dari 20), lebih besar kemungkinannya menyebabkan penggumpalan darah, dibandingkan yang berantai pendek. (Winarno, F.G., 1997)
2.2.2. Crude Palm Stearin
Crude palm stearin merupakan lemak berwarna kuning sampai jingga kemerah-merahan yang diperoleh dari proses fraksinasi CPO. Crude palm stearin memiliki kadar FFA sebesar 5 % dan nilai titik lunak sekitar 48 °C. .(www.google.co.id)
2.2.3. RBD Palm Stearin
RBD. Palm Stearin Adalah fraksi lemak yang berasal dari CPO yang telah mengalami refinasi lengkap. RBD palm stearin memiliki kadar FFA
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
sebesar 0,2 %. Nilai titik lunaknya sama dengan Crude Palm Stearin, hanya warnanya lebih kuning.(www.google.co.id)
2.3. Penentuan Bilangan Iodin
Angka iod mencerminkan ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak dan lemak.Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iod dan membentuk senyawaan yang jenuh.Banyaknya iod yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap. Angka iod dinyatakan sebagai banyaknya gram iod yang diikat oleh 100 gram minyak atau lemak. Penentuan angka iodin dapat dilakukan dengan cara Hanus atau cara Kaufmaun dan Von Hulb atau cara Wijs. (Sudarmadji,S.,1996)
2.3.1. Cara Wijs
Ketepatan dari penentuan bilangan iodin dapat dipengaruhi oleh masa yang panjang dari reagen wijs, atau dari larutan tiosulfat. Biasanya reagen Wijs dan Hanus begitu
baik dalam reaksinya ketika digunakan dengan sterol,
beberapa pengganti menggantikan penambahan yang diinginkan. Dianjurkan untuk mengurangi pelarut toksik, seperti sikloheksan, dapat digunakan metode Wijs.Bagaimanapun, alterntif ini dilaporkan untuk memberikan penilaian yang tinggi dalam minyak dari bilangan iodin yang rendah seperti pada inti sawit atau kelapa sawit. 2.3.2. Cara Hanus Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
Minyak sebanyak 0.1 sampai 0,5 gram dalam 10 ml khloroform atau karbon tetra klorida kemudian ditambahkan 25 ml larutamn iodin bramida dalam asam asetat glasial. Dibiarkan selama satu jam maka akan terjadi pengikatan iodin oleh minyak pada ikatan rangkapnya selama ini dibiarkan ditempat gelap. Iodin sisa dititrasi dengan Natrium Thiosulfat 0,1N menggunakan indikator Amilum, akhir titrasi ditandai dengan hilangnya warna biru. Titrasi sampel misal (= ts) ml. Untuk mengetahui iodin mula-mula dalam reagen maka dilakukan perlakuan blanko dengan jalan yang sama. Titrasi blanko misal tb ml.
Angka Iodin = (tb - ts) x N.Na2S2O3 x BA Iod x 100 Bobot contoh (gram) x1000 = (tb - ts) x N.Na2S2O3 x 12.69 Bobot contoh (gram) (Sudarmadji,S.,1996)
2.3.3. Titrasi Iodometri
Titrasi iodometri dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena warna I2 yang dititrasi itu akan lenyap bila titik akhir tercapai, warna itu mula-mula cokelat agak tua, menjadi lebih muda, lalu kuning, kuning-muda, dan seterusnya, sampai akhirnya lenyap. Namun lebih mudah dan lebih tegas bila ditambahkan amilum ke dalam larutan sebagai indikator. Amilum dengan I2 membentuk suatu kompleks berwarna biru tua yang masih sangat jelas sekalipun I2 sedikit sekali. Pada titik akhir, yod yang terikat itupun hilang bereaksi dengan titran sehingga warna biru Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
lenyap mendadak dan perubahan warnanya tampak sangat jelas. Penambahan amilum ini harus menunggu sampai mendekati titik akhir titrasi (bila Yod sudah tinggal sedikit yang tampak dari warnanya yang kuning- muda). Maksudnya ialah agar amilum tidak membungkus yod dan menyebabkannya sukar lepas kembali. Hal itu akan berakibat warna biru sulit sekali lenyap sehingga titik akhir tidak kelihatan tajam lagi. Bila yod masih banyak sekali bahkan dapat menguraikan amilum dan hasil penguraian ini mengganggu perubahan warna pada titik akhir titrasi.
2.4. Bilangan Iodin 2.4.1. Pengertian Bilangan Iodin
Bilangan iodin adalah jumlah gram iodin yang diserap dalam 1 gram minyak. Atom – atom karbon tidak jenuh dari asam lemak menyerap iodin berdasarkan reaksi berikut :
- CH = CH - + I2
- CHI – CHI - .
Kelebihan sedikit dari larutan Hanus (Ibr) atau Wijs (ICl) ditambahkan dalam sejumlah sampel minyak yang akan diiukur dan dikocok selama 30 menit. Perlakuan untuk blanko adalah sama. Volume yang telah ditetapkan dari kalium iodida 15% ditambahkan ke dalam sampel dan blanko dan diikuti dengan titrasi Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
dengan 0,100 N natrium thiosulfat. Bilangan iodin = ( B – S ) x 0,100 N thiosulfat x 12,7/g minyak ; dimana B = volume titrasi blanko dalam ml dan S = volume titrasi sampel dalam ml.
2.4.2. Pengaruh Bilangan Iodin Terhadap Mutu Minyak Kelapa Sawit
Bilangan Iodin menyatakan derajat ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodium dan membentuk persenyawaan yang jenuh. Banyak iodium yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap dimana asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodium dan membentuk persenyawaan yang jenuh. Adanya ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh akan memudahkan terjadinya oksidasi di udara atau jika ada air dan dipanaskan. (Shahidi, 2005)
2.5. Standar Mutu
Standar mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu yaitu : bilangan iodin, kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna dan bilangan peroksida, dll. Didalam perdagangan kelapa sawit istilah mutu sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua arti. Yang pertama adalah mutu minyak sawit dalam arti benar – benar murni dan tidak tercampur dengan minyak nabati lain. Mutu Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
minyak sawit dalam arti yang pertama dapat ditentukan dengan menilai sifat – sifat fisiknya, antara lain titik lebur, angka penyabunan, dan bilangan iodin. Sedangkan yang kedua, yaitu minyak sawit dilihat dalam arti penilaian menurut ukuran. Dalam hal ini syarat mutunya diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional, yang meliputi kadar asam lemak bebas (ALB,FFA), air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Dalam dunia perdagangan, mutu minyak sawit dalam arti yang kedua lebih penting. Ada beberapa standar mutu yang dipakai untuk menentukan kualitas dari minyak sawit, yaitu antara lain : standar mutu PORAM dan MEOMA. Sebagai acuan standar mutu minyak sawit dan hasil olahan minyak sawit digunakan standar PORAM.
Tabel 2. Standar Mutu MEOMA Tabel 2.1. Refined, Bleached & Deodorised (RBD) Palm Stearin
FFA (As.Palmitic)
0.2% maks
M&I
0.15% maks
I.V (Wijs)
44 min
M.Pt degrees C (AOCS Cc3-25)
44 maks
Colour (5¼”Levibond cell”)
3 red maks
Tabel 2.2. Crude Palm Stearin Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
FFA (As. Palmitic)
0.25% maks
M&I
0.15% maks
I.V (wijs)
48 maks
M.Pt degrees C (AOCS Cc-3-25)
44 min
(FOSFA Internasional, 2001)
Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan. Selain itu, ada beberapa faktor yang langsung berkaitan dengan standar mutu minyak sawit seperti di bawah ini :
- Free Fatty Acid (FFA) (As Palmitic) - Moisture % impurities (M&I) - Peroxide value - Iodine value - DOBI - Melting Point - Cloud Point - M.Pt (AOCS Cc3-25) - Colour (5 1/4" Lovibond Cell) - Saponifiable Matter - Dirt - Fibre Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
- Profat
Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti di bawah ini : Crude Palm Oil Crude Palm Stearin R BD Palm Oil R BD Olein R BD Palm Stearin Palm Kernel Oil Palm Kernel Fatty Acid Palm Kernel Palm Kernel Expeller (PKE) Palm Cooking Oil Refined Palm Oil (RPO) Refined Bleached Deodorised Olein (ROL) Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS) Palm Kernel Pellet Palm Kernel Shell Charcoal (www.google.co.id) Adanya kandungan bagian yang tampak memadat pada minyak goreng yang disimpan pada suhu agak rendah, tidak mengindikasikan bahwa kualitas minyak goreng tersebut rendah atau telah mengalami kerusakan. Umumnya minyak goreng sawit juga tidak mengandung bahan pengawet, karena secara Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
alami sudah mengandung vitamin E yang dapat berfungsi sebagai pengawet atau antioksidan.
Spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masing-masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih diperhatikan.
(http://elearning.unej.ac.id/)
BAB 3 BAHAN DAN METODA 3.1. Alat-alat - buret kapasitas 50 ml - neraca analitik - erlenmeyer bertutup 250 ml - pipet volume 25 ml Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
- pipet volume 20 ml - gelas beaker 250 ml - gelas beaker 100 ml - labu takar 250 ml - labu takar 100 ml - buret 50 ml - statif dan klem - gelas ukur - magnetik stirer - pipet tetes - spatula - hot plate - Pipet volum kapasitas 20 ml dan 25 ml
3.2. Bahan-bahan - Crude Palm Stearin (CPS) - Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBD. PS) - Larutan Kalium Iodida (KI) 15% - Larutan Indikator Amilum 1% - Larutan Kalium dikromat K2Cr2O7 0,1 N - Sikloheksan : Asam asaetat glasial (1:1) - Aquadest bebas CO2 - Kloroform – asam asetat glasial (3 : 2) - Larutan Na2S2O3 0,1009 N Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
- Larutan Wijs - HCl (p)
3.3. Prosedur 3.3.1 Pembuatan Larutan Pereaksi Pembuatan KI 15% - Ditimbang 15 gram kristal KI - Dilarutkan dengan aqudest sampai 100 ml - Dihomogenkan
Pembuatan Indikator Amilum 1% - Ditimbang 1 gram amilum - Dilarutkan dengan aquadest bebas CO2 - Ditambahkan aquadest sampai 100 ml - Diaduk segera dan didinginkan
Pembuatan Kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,1N - Ditimbang 1,5013 gram kristal Kalium dikromat - Dilarutkan dengan aquadest sampai 1000 ml - Dihomogenkan
Pembuatan dan Standarisasi Na2S2O3 0,1009 N Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
Pembuatan Na2S2O3 0,1009 N -
Ditimbang gelas beaker 250 ml kemudian di nol kan
-
Dimasukkan 15,8 gram kristal Na2S2O3.5H2O ke dalam gelas beaker tersebut
-
Dilarutkan dengan aquadest bebas CO2 dengan menggunakan magnetik stirrer
-
Dipindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 1000 ml, kemudian diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda dan dihomogenkan dengan magnetik stirrer
Standarisasi Na2S2O3 0,1009 N -
Ditimbang gelas beaker 250 ml kemudian di nol kan
-
Dimasukkan 1,5013 gram kristal K2Cr2O7 0,1 N dan dilarutkan dengan aquadest bebas CO2 dengan menggunakan magnetik stirrer
-
Dipindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 250 ml kemudian diencerkan dengan aquadest bebas CO2 sampai garis tanda
-
Dihomogenkan dengan magnetik stirrer
-
Setelah larutan homogen kemudian dipipet sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer bertutup 250 ml
-
Ditambah 20 ml KI 15%
-
Ditambah 5 ml HCl(p) lalu dikocok kemudian didiamkan selama 5 menit
-
Dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 0,1009 N (sampai warna ungu berubah menjadi warna hijau)
-
Ditambah 5 ml indikator amilum 1%
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
-
Dititasi kembali sampai terbentuk larutan berwarna hijau jernih
-
Dicatat volume Na2S2O3 0,1009 N yang digunakan
Perhitungan : N Na2S2O3 = gram K2Cr2O7 x 100 x 6 ml Na2S2O3 x 294,21
Pembuatan Aquadest Bebas CO2 -
Dimasukkan aquadest ke dalam gelas beaker 800 ml
-
Kemudian dipanaskan di dalam water bath sampai tidak ada gelembung udaranya
3.3.2 Penyedian Sampel -
Untuk Sampel CPS Dihomogenkan dengan memanaskannya di dalam oven pada suhu ± 80oC
-
Untuk Sampel RBD PS Dihomogenkan dengan memanaskannya di dalam oven pada suhu ± 80oC
3.3.3 Prosedur Penentuan Bilangan Iodin
- Ditimbang sampel sebanyak 0,5 g lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
- Ditambahkan 20 ml larutan campuran sikloheksana dengan asam asetat glasial (1:1) - Ditambahkan lagi 25 ml larutan wijs (Icl), dikocok sampai semua minyak terlarut dan bercampur dengan baik,ditutup Kemudian didiamkan selama 30 menit di dalam ruang gelap - Ditambahkan 20 ml KI 15% dan ditambahkan juga dengan perlahan-lahan 40 ml aquadest - Dititrasi dengan Na2S2O3 0,1009 N sampai mendekati titik akhir titrasi ,lalu ditambahkan indikator amilum 1% - Dilanjutkan titrasi sampai larutan tidak berwarna - Dicatat volume Na2S2O3 0,1009 N yang digunakan - Dilakukan perlakuan yang sama untuk Blanko (Palmcoco Laboratories)
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
4.1. Data I. DATA HASIL PENELITIAN BIL. IODIN pada RBD PALM STEARIN BELAWAN / PADANG / DUMAI
NO
SAMPEL
BERAT
VOL. TITRASI
VOL.TITRASI
NORMALITAS
MINYAK
BLANKO
SAMPEL
(gram)
(ml)
(ml)
Na2S2O3
BIL. IODIN (gr I2/100 gr)
1
RPS.BELAWAN
0.5252
46.4
34
0.1009
30.24
2
RPS. PADANG
0.5028
46.4
34.56
0.1009
30.16
3
RPS. DUMAI
0.5265
46.4
33.76
0.1009
30.74
II. DATA HASIL PENELITIAN BIL. IODIN pada CRUDE PALM STEARIN BELAWAN / PADANG / DUMAI
NO
SAMPEL
BERAT
VOL. TITRASI
VOL.TITRASI
NORMALITAS
MINYAK
BLANKO
SAMPEL
(gram)
(ml)
(ml)
Na2S2O3
BIL. IODIN (gr I2/100 gr)
1
CPS.BELAWAN
0.5302
46.6
33.7
0.1009
31.16
2
CPS. PADANG
0.5059
46.6
34.28
0.1009
31.19
3
CPS. DUMAI
0.5127
46.6
33.47
0.1009
32.80
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
4.2. Pembahasan Bilangan iodin menyatakan jumlah gram iodin yang diserap dalam 1 gram minyak. Bilangan Iodin menunjukkan besarnya tingkat ketidakjenuhan minyak atau lemak, bilangan iodin yang tinggi menunjukkan ketidakjenuhan yang tinggi pula. Bilangan iodin tergantung pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam minyak atau lemak. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata bilangan iodin RBD. Palm Stearin yang lebih rendah daripada rata-rata bilangan iodin Crude Palm Stearin, hal ini menandakan bahwa dalam RBD. Palm Stearin terdapat Asam Lemak Jenuh Stearat yang lebih banyak dibandingkan dengan Asam Lemak Jenuh Stearat yang terdapat dalam Crude Palm Stearin Standar mutu minyak untuk CPS untuk parameter bilangan iodin adalah 48 mg/g. Sedangkan standar mutu untuk RBD PS untuk parameter bilangan iodin adalah 44 mg/g. Jadi Proses Pemurnian sangat mempengaruhi nilai bilangan iodin, dimana semakin panjang proses Pemurnian yang dilakukan maka bilangan iodine makin kecil dan begitu sebaliknya.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang saya lakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : -
Hasil analisa bilangan iodin Crude Palm Stearin dengan pelarut campuran sikloheksan-asam asetat glasial (1:1) adalah: a. CPS Belawan = 31,16 g I2/100 g b. CPS Padang = 31,19 g I2/100 g c. CPS Dumai
-
= 32,80 g I2/100 g
Hasil analisa bilangan iodin RBD. Palm Stearin dengan pelarut campuran sikloeksan-asam asetat glasial (1 : 1) adalah: a. RBD PS Belawan = 30,24 g I2/100 g b. RBD PS Padang = 30,16 g I2/100 g c. RBD PS Dumai
-
Rata – rata dibandingkan
-
= 30,74 g I2/100 g
bilangan iodin pada Crude Palm Stearin lebih besar dengan rata – rata bilangan iodin RBD. Palm Stearin
Hasil analisa bilangan iodin yang diperoleh secara analisis telah memenuhi standar mutu
5.2. Saran •
Diharapkan kepada mahasiswa selanjutnya yang mau melakukan penelitian sebaiknya menganalisa sampel yang berbeda dengan parameter yang sama
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
•
Diharapkan kepada mahasiswa selanjutnya yang mau melakukan penelitian sebaiknya menganalisa sampel yang sama dengan parameter yang berbeda.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren, S.,2005, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Edisi Pertama, UI Press, Jakarta. Fauzy, Y., 2003, Kelapa Sawit, Edisi Revisi, Penebar Swadaya, Jakarta. Winarno, F.G., 1997, Kimia Pangan Dan Gizi, Cetakan Kedelapan, Gramedia Media Pustaka, Jakarta. Shahidi, 2005, Bailey’s Industrial Oil ang Fats Products, Sixth Edition, Jhon Willey & Sons Inc, New Jersey. FOSFA Internasional, 2001, Technical Manual, Fosfa Qualification and Procedures For Ship Engaged In The Carriage Of Oil And Fat In The Bulk For Edible And Oleochemical Use, Appendix X, London. www.google.co.id http://elearning.unej.ac.id/
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.