PENDUGAAN KADAR NEUTRAL DETERGENT FIBER DAN ACID DETERGENT FIBER PADA PAKAN BERDASARKAN HASIL ANALISA PROKSIMAT
SKRIPSI INTAN NURSIAM
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 i
RINGKASAN Intan Nursiam. D24080094. 2012. Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing utama : Dr. Anuraga Jayanegara, S.Pt. M.Sc. Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Suryahadi, DEA. Pakan merupakan salah satu komponen penting penentu keberhasilan suatu usaha peternakan. Kualitas bahan pakan diukur dari karakteristik fisik, kimia dan biologis. Pengujian bahan pakan baik secara fisik, kimia dan biologis bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia pakan, informasi awal untuk melakukan pengolahan pakan lebih lanjut, menentukan metode penyimpanan yang tepat dan menjadi pedoman untuk melakukan formulasi ransum. Analisa proksimat merupakan salah satu pengujian kimia yang dapat memberikan informasi mengenai komposisi kimia suatu bahan pakan. Metode Van Soest merupakan salah satu pengujian kimia untuk mengukur kualitas serat suatu bahan pakan dengan menggunakan larutan detergen sebagai pelarutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan analisa proksimat dengan komponen serat Van Soest pada pakan dan membuat metoda pendugaan kandungan NDF dan ADF suatu bahan pakan berdasarkan hasil analisa proksimat. Penelitian ini menggunakan data hasil analisa proksimat dan Van Soest bahan pakan yang berasal dari Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Parameter yang diamati meliputi nilai korelasi (R), nilai koefisien determinasi (r2), nilai P, nilai Root Mean Square Error (RMSE) dan persamaan regresi (baik regresi linier peubah tunggal dan peubah berganda). Hasil penelitian menunjukan bahwa komponen Neutral Detergen Fiber (NDF) berkorelasi nyata pada taraf P<0,01 terhadap abu, serat kasar (SK), lemak kasar (LK), dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Komponen ADF (Acid Detergen Fiber) suatu pakan berkorelasi pada taraf taraf P<0,01 terhadap abu, serat kasar dan BETN. Kandungan NDF suatu bahan pakan dapat diduga dengan menggunakan persamaan NDF = -3,925 + 1,64 ABU + 1,528 SK - 0,02 LK + 0,399 BETN (r2=0,814; P=0,002; RMSE=9,63). Kandungan ADF suatu bahan pakan dapat ii
diduga melalui persamaan ADF = 24,937 + 1,082 Abu + 0,645 SK – 0,077 BETN (r2=0,319; P<0,001; RMSE=12,67). Komponen hasil analisa proksimat suatu bahan pakan dapat digunakan untuk memprediksi kandungan NDF dan ADF suatu bahan pakan. Kata-kata kunci : Analisa Proksimat, Analisa Van Soest, Korelasi, Regresi.
iii
ABSTRACT Estimate Level of Neutral Detergent Fiber and Acid Detergent Fiber on Feed Based On the Results of the Proximate Analysis I. Nursiam, A. Jayanegara and Suryahadi Feed is an important component in animal husbandry industry. Feed quality can be evaluated by physical characteristic, chemical composition and biological values. Proximate analysis is one of chemical analysis to counting chemical composition in the feed. Van Soest analysis is one of chemical analysis to evaluate fiber in the feed. This study was aimed to determine the relationship beetwen proximate analysis and Van Soest’s fiber component in feed and to predict Van Soest’s fiber component (NDF and ADF) from proximate analysis component such as Ash, Crude Protein (CP), Ether Extract (EE), Crude Fiber (CF) and Nitrogen Free Extract (NFE). This study used database of feed ingredients from Laboratory of Feed Science and Technology, Departement of Nutrition and Feed Technology, Faculty of Animal Husbandry, Bogor Agricultural University. Data were analyzed by correlation analysis and regression (linier regression with single and multiple variables). Accuracy levels of the relationships between variables were expressed as coefficient determination (r2), P Values and Root Mean Square Error (RMSE). The result showed that Neutral Detergent Fiber (NDF) had a strong correlation with Ash, Extract (EE), Crude Fiber (CF) and Nitrogen Free Extract (NFE). Acid Detergent Fiber (ADF) component had a strong correlation with Ash, Crude Fiber (CF) and Nitrogen Free Extract (NFE). NDF can be predicted using a model NDF = -3.925 + 1.64 Ash + 1.528 CF – 0.02 EE + 0.399 NFE (r2=0.814; P=0.002; RMSE = 14.20) and ADF can be predicted using a model ADF = 24.937 + 1.082 Ash + 0.645 CF – 0.077 NFE (r2=0.319; P<0,001; RMSE=12.67). It concluded that proximate analysis component can be used to predict Van Soest’s component in the feed.
Key Words : Proximate Analysis, Van Soest Analysis, Correlation, Regrression.
iv
PENDUGAAN KADAR NEUTRAL DETERGENT FIBER DAN ACID DETERGENT FIBER PADA PAKAN BERDASARKAN HASIL ANALISA PROKSIMAT
INTAN NURSIAM D24080094
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 v
Judul : Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat Nama : Intan Nursiam NIM
: D24080094
Menyetujui,
Pembimbing Utama,
Pembimbing Anggota,
(Dr. Anuraga Jayanegara, S. Pt, M. Sc)
(Dr. Ir. Suryahadi, DEA)
NIP. 19830602 200501 1 001
NIP. 19561124 198103 1 002
Mengetahui Ketua Departemen, Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
(Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr) NIP. 19670506 199103 1 001
Tanggal Ujian : 19 Oktober 2012
Tanggal Lulus :
vi
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Garut pada tanggal 27 Maret 1990. Penulis adalah anak ke dua dari dua orang bersaudara dari pasangan Bapak Muhammad Didi dan Ibu Eulis Sunarsih. Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 2002 di SDN Padasuka 1, pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2005 di SMPN 1 Cibatu dan pendidikan menengah atas diselesaikan pada tahun 2008 di SMAN 1 Cibatu (sekarang berubah nama menjadi SMAN 3 Garut). Penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan IPB pada tahun 2008 melalui jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI) dan diterima pada program studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan pada tahun 2009. Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tenis Lapangan IPB dan kegiatan kewirausahaan Building Enterpreneur Student (BEST) Fakultas Peternakan IPB 2010-2011. Penulis pernah menjadi lurah gedung C2 Asrama Putra Asrama Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB. Pada Tingkat Persiapan Bersama, penulis bersama rekan-rekan A06 TPB 2008 menjadi juara umum Olimpiade Olahraga Tradisional IPB 2009 dan juara harapan lomba aerobik TPB 2009. Penulis juga berkesempatan menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Pengantar Ilmu Nutrisi tahun 2010-2011, Pengetahuan Bahan Pakan 2011-2012 dan Teknologi Pengolahan Pakan 2012.
Bogor, Desember 2012 Intan Nursiam D24080094
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas segala kemudahan yang telah Tuhan semesta alam, Allah SWT, berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat”. Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada bulan April – Mei 2012 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB. Pakan merupakan salah satu komponen penting penentu keberhasilan suatu usaha peternakan. Kualitas bahan pakan diukur dari karakteristik fisik, kimia dan biologis. Pengujian bahan pakan baik secara fisik, kimia dan biologis bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia pakan, informasi awal untuk melakukan pengolahan pakan lebih lanjut, menentukan metode penyimpanan yang tepat dan menjadi pedoman untuk melakukan formulasi ransum. Analisa proksimat merupakan salah satu pengujian kimia yang dapat memberikan informasi mengenai komposisi kimia suatu bahan pakan. Metode Van Soest merupakan salah satu pengujian kimia untuk mengukur kualitas serat suatu bahan pakan dengan menggunakan larutan detergen sebagai pelarutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan analisa proksimat dengan komponen serat Van Soest pada pakan dan membuat metoda pendugaan kandungan NDF dan ADF suatu bahan pakan berdasarkan hasil analisa proksimat. Penulis memahami bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kelemahan, maka dari itu sangat berharap akan saran dan kritik konstruktif agar bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan khususnya bagi pengembangan ilmu peternakan.
Bogor, Desember 2012
Penulis
viii
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur atas berkah rahmat Allah SWT, Raja dari semesta alam atas segala kemudahan dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul ”Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat”. Shalawat dan salam untuk semoga selalu tercurah untuk manusia mulia, Nabi Muhammad SAW, serta kepada para keluarga, sahabat dan umatnya. Terimakasih kepada kedua orangtua atas segala doa dan semangat yang menjadi pemacu bagi penulis Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang dibiayai oleh Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Bagian Teknologi dan Industri Pakan, Departement Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh jajaran Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan. Penulis menghaturkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya untuk Dr. Anuraga Jayanegara, S.Pt, M.Sc dan Dr. Ir. Suryahadi, DEA atas segala arahan selama penelitian dan penulisan skripsi, Prof. Dr. Ir. Erika Budiarti Laconi, MS atas segala semangat dan pelajaran hidup yang selalu diberikan, Prof. Dr. Ir. Nahrowi, M.Sc, bu Welly, bu Eneh, pa Sofyan, S.Si serta semua staf laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, staf Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, dan temanteman INTP 45 atas segala semangat dan motivasi yang telah diberikan.
23
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN .............................................................................................
ii
ABSTRACT ................................................................................................
iv
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xi
PENDAHULUAN ......................................................................................
1
Latar Belakang ............................................................................... Tujuan ............................................................................................. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
1 1 2
Analisa Proksimat ........................................................................... Fraksi Serat Van Soest ................................................................... Neutral Detergent Fiber (NDF) ......................................... Acid Detergent Fiber (ADF) ..............................................
2 4 4 5
MATERI DAN METODE ..........................................................................
6
Waktu dan Tempat ......................................................................... Materi ............................................................................................. Alat dan Bahan ................................................................... Metode ............................................................................................ Rancangan Percobaan ......................................................... Analisa Data .......................................................................
6 6 6 6 6
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................
8
Korelasi Analisa Proksimat dan Fraksi Serat Van Soest ………… Model Pendugaan Kandungan NDF dan ADF …………………...
8
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. Kesimpulan ..................................................................................... Saran ...............................................................................................
6
12 22
UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................
22 22 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
24
LAMPIRAN ………………………………………………………………
25
ix
Comment [C1]: Disesuaikan dgn perubahan
DAFTAR TABEL Nomor 1. Deskripsi database hasil analisa proksimat dan NDF (% Bahan Kering) ..............................................................................................
Halaman 8
2. Deskripsi database hasil analisa proksimat dan ADF (% Bahan Kering) ..............................................................................................
8
3. Nilai korelasi antara analisa proksimat dan NDF (% Bahan Kering)
9
4. Nilai korelasi antara analisa proksimat dan ADF (% Bahan Kering)
11
5. Persamaan regresi peubah tunggal, koefisien determinasi, nilai P dan RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan NDF dan ADF ....................................................................................................
13
6. Persamaan regresi peubah ganda, koefisien determinasi, nilai P dan RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan ADF ............
13
7. Persamaan regresi peubah ganda, koefisien determinasi, nilai P dan RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan NDF ............
14
8. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan abu <5% dan 5 – 10% ......................................................
17
9. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan abu 10 – 15% dan >15% ..................................................
18
10. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan serat kasar ........................................................................
19
11. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan lemak kasar ......................................................................
20
12. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan BETN ...............................................................................
21
x
Comment [C2]: Disesuaikan
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Skema analisa proksimat bahan pakan (McDonald et al. (1995) .....
2
2. Perbedaan analisa proksimat dan analisa Van Soest (Cherney, 2000)………………………………………………………………..
3
3. Alur pembuatan model pendugaan kandungan NDF dan ADF berdasarkan kandungan proksimat ..................................................
7
xi
DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1. Database Penelitian Kajian Hubungan Analisa Proksimat dan Komponen Serat Van Soest pada Pakan (% Bahan Kering) ............
Halaman 26
xii
PENDAHULUAN Latar Belakang Pakan merupakan komponen penting yang menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan. Kualitas suatu pakan dinilai dari berbagai aspek meliputi karakteristik fisik, kimia dan biologi. Pengujian pakan baik secara fisik, kimia dan biologis bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia pakan, informasi awal untuk melakukan pengolahan pakan lebih lanjut, menentukan metode penyimpanan yang tepat dan menjadi pedoman untuk melakukan formulasi ransum. Analisa proksimat merupakan salah satu pengujian kimia yang dapat memberikan informasi mengenai komposisi kimia suatu bahan pakan. Analisa proksimat dapat mengukur kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, kadar serat kasar dan kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Metode pengujian proksimat umum digunakan di Indonesia untuk mengevaluasi kualitas bahan pakan ataupun pangan. Metode Van Soest merupakan salah satu pengujian kimia untuk mengukur kualitas serat suatu bahan pakan dengan menggunakan larutan detergen sebagai pelarutnya. Berdasarkan metoda pengujian yang dikembangkan Van Soest, serat selanjutnya dikelompokan menjadi serat yang larut dalam detergen netral (Neutral Detergent Fiber/NDF), serat yang larut dalam detergen asam (Acid Detergent Fiber/ADF), hemiselulosa, selulosa dan lignin. Analisa proksimat, NDF dan ADF merupakan pengujian yang umum digunakan untuk mengetahui kualitas suatu bahan pakan. Analisa proksimat dan fraksi Van Soest saling berhubungan satu sama lain. Namun demikian hubungan di antara analisa proksimat dan fraksi serat Van Soest belum banyak dipelajari sehingga menjadi sangat penting untuk diketahui pola hubungan di antara keduanya. Pengembangan metode pendugaan kandungan fraksi Van Soest berdasarkan data hasil analisa proksimat perlu dilakukan untuk mempermudah penentuan kualitas suatu bahan pakan. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola hubungan dan membuat metoda pendugaan sederhana antara komponen analisa proksimat dan serat Van Soest pada pakan. 1
TINJAUAN PUSTAKA Analisa Proksimat Analisa proksimat merupakan pengujian kimiawi untuk mengetahui kandungan nutrien suatu bahan baku pakan atau pakan. Metode analisa proksimat pertama kali dikembangkan oleh Henneberg dan Stohman pada tahun 1860 di sebuah laboratorium penelitian di Weende, Jerman (Hartadi et al., 1997). McDonald et al. (1995) menjelaskan bahwa analisa proksimat dibagi menjadi enam fraksi nutrien yaitu kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Air Bahan Makanan
Bahan Kering
Abu
Protein Kasar
Bahan Organik
Bahan Organik Tanpa Nitrogen
Lemak Kasar
Serat Kasar Bahan Karbohidrat Ekstrak Tanpa Ntirogen Gambar 1. Skema analisa proksimat bahan pakan (McDonald et al. 1995). Analisa kadar abu bertujuan untuk memisahkan bahan organik dan bahan anorganik suatu bahan pakan. Kandungan abu suatu bahan pakan menggambarkan kandungan mineral pada bahan tersebut. Menurut Cherney (2000) abu terdiri dari mineral yang larut dalam detergen dan mineral yang tidak larut dalam detergen (Gambar 2). Kandungan bahan organik suatu pakan terdiri protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) (Gambar 1). Kadar protein pada analisa proksimat bahan pakan pada umunya mengacu pada istilah protein kasar. Protein kasar memiliki pengertian banyaknya kandungan nitrogen (N) yang terkandung pada bahan tersebut dikali dengan 6,25. Definisi tersebut berdasarkan asumsi bahwa rata-rata kandungan N dalam bahan pakan adalah 16 gram per 100 gram protein (NRC, 2001). Protein kasar terdiri dari protein dan nitrogen bukan protein (NPN) (Cherney, 2000). Cherney (2000) melaporkan bahwa lemak kasar terdiri dari lemak dan pigmen. Zat-zat nutrien yang bersifat larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E dan K diduga terhitung sebagai lemak kasar. Pigmen yang sering terekstrak pada analisa lemak kasar seperti klorofil atau xanthophil. Analisa lemak kasar pada umumnya 2
menggunakan senyawa eter sebagai bahan pelarutnya, maka dari itu analisa lemak kasar juga sering disebut sebagai ether extract. Analisa Proksimat Protein kasar
Komponen Kimia
Analisa Van Soest
Protein Nitrogen bukan protein
Lemak
Lemak
kasar
Pigmen
NDS
Gula Bahan Ekstrak
Asam Organik
Tanpa Nitrogen
Pektin Hemisellulosa Lignin yang larut dalam alkali Lignin
Serat Kasar
Lignin tidak larut dalam alkali
ADF
NDF
Serat yang berikatan dengan nitrogen Sellulosa Abu
Mineral yang tidak larut dalam detergen Mineral yang larut dalam detergen
Gambar 2. Perbedaan analisa proksimat dan analisa Van Soest (Cherney, 2000) Serat kasar merupakan bagian dari karbohidrat dan didefinisikan sebagai fraksi yang tersisa setelah didigesti dengan larutan asam sulfat standar dan sodium hidroksida pada kondisi terkondisi (Suparjo, 2010). Serat kasar sebagian besar berasal dari sel dinding tanaman dan mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin (Suparjo, 2010). Lu et al. (2005) menyatakan bahwa serat pakan secara kimiawi dapat digolongkan menjadi serat kasar, neutral detergent fiber, acid detergent fiber, acid detergent lignin, selulosa dan hemiselulosa. Peran serat pakan sebagai sumber 3
energi erat kaitannya dengan proporsi penyusun komponen serat seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin (Suparjo, 2010). Menurut Cherney (2000) serat kasar terdiri dari lignin yang tidak larut dalam alkali, serat yang berikatan dengan nitrogen dan selulosa. Bahan ekstrak tanpa nitrogen merupakan bagian karbohidrat yang mudah dicerna atau golongan karbohidrat non-struktural. Karbohidrat non-struktural dapat ditemukan di dalam sel tanaman dan mempunyai kecernaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan karbohidrat struktural. Gula, pati, asam organik dan bentuk lain dari karbohidrat seperti fruktan termasuk ke dalam kelompok karbohidrat nonstruktural dan menjadi sumber energi utama bagi sapi perah yang berproduksi tinggi. Kemampuan karbohidrat non-struktural untuk difermentasi dalam rumen nilainya bervariasi tergantung dari tipe pakan, cara budidaya dan pengolahan (NRC, 2001). Menurut Cherney (2000) bahan ekstrak tanpa nitrogen tersusun dari gula, asam organik, pektin, hemiselulosa dan lignin yang larut dalam alkali. Fraksi Serat Van Soest Neutral Detergent Fiber (NDF) Neutral Detergent Fiber (NDF) menggambarkan semua komponen karbohidrat struktural dalam dinding sel tanaman yang meliputi selulosa, hemiselulosa dan lignin (NRC, 2001). Kandungan NDF suatu pakan merupakan faktor utama yang mempengaruhi tingkat konsumsi pakan dan laju pengisian rumen terutama pada sapi perah yang berproduksi tinggi (Kendall et al., 2009). Neutral Detergent Fiber (NDF) merupakan metoda yang terbaik untuk memisahkan antara karbohidrat struktural dengan karbohidrat non-struktural pada tumbuhan. Proporsi dari komponen-komponen penyusun NDF (hemiselulosa, selulosa dan lignin) akan mempengaruhi nilai kecernaan dari NDF. Konsentrasi Neutral Detergent Fiber dalam pakan atau dalam ransum memiliki korelasi negatif dengan konsentrasi energi. Pakan atau ransum yang memiliki kandungan NDF yang sama belum tentu memiliki jumlah energi yang sama, maka untuk pakan atau ransum yang memiliki konsentrasi NDF yang lebih tinggi kemungkinan memiliki jumlah energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pakan atau ransum yang memiliki kandungan NDF yang lebih rendah (NRC, 2001).
4
Kandungan NDF pada pakan atau ransum tidak selalu menjadi pembatas bagi nilai konsumsi bahan kering ketika ransum tersebut diformulasikan untuk mencukupi kebutuhan energi. Kandungan NDF berhubungan dengan nilai pH rumen karena NDF difermentasi lebih lama dan memiliki nilai kecernaan yang lebih rendah dibandingkan dengan NFC (Non-Fibrous Carbohydrate). Aktivitas mengunyah dan tingkat produksi saliva meningkat seiring dengan jumlah NDF yang dikonsumsi (NRC, 2001). Acid Detergent Fiber (ADF) Acid Detergent Fiber atau ADF dapat didefinisikan sebagai banyaknya fraksi yang tidak terlarut setelah melalui proses pelarutan pada larutan detergent asam (Acid Detergent Solution). Selulosa dan lignin merupakan komponen penyusun dari ADF (NRC, 2001). Beberapa persamaan regresi telah dikembangkan untuk menduga kandungan ADF dari kandungan NDF. Kandungan ADF dari silase jagung dapat diduga dengan persamaan Y = -1,15 + 0,62 NDF (r2 = 0,89; N = 2425), kandungan ADF rumput dapat diduga dengan persamaan Y = 6,89 + 0,50 NDF (r2 = 0,62; N = 722) dan kandungan ADF legum dapat diprediksi dengan menggunakan persamaan Y = -0,73 + 0,82 NDF (r2 = 0,84; N = 2899) (NRC, 2001). Kandungan ADF dapat digunakan untuk menduga besaran energi pada rumput (Beauchemin, 1996). Analisa NDF dan ADF memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan dari analisa NDF adalah terlarutnya pektin yang terdapat dinding sel sehingga untuk bahan pakan yang tinggi akan pektin nilai NDF tidak mewakili banyaknya komponen karbohidrat struktural dalam dinding sel. Kekurangan dari analisa ADF adalah adanya sebagian lignin yang terlarut selama proses analisa sehingga tidak seluruh fraksi lignin terhitung sebagai bagian dari ADF (Jung, 1997).
5
MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama lima minggu dari bulan April sampai Mei 2012 bertempat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Materi Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah seperangkat komputer, software microsoft excel 2007 dan software SPSS versi 16. Bahan yang digunakan adalah data hasil analisa bahan pakan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Data yang dikoleksi dari data hasil analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, meliputi data bahan kering (BK), abu, protein kasar (PK), lemak kasar (LK), serat kasar (SK), bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), Neutral Detergen Fiber (NDF) dan Acid Detergen Fiber (ADF). Metode Rancangan Percobaan Data hasil analisa proksimat dan fraski Van Soest ditabulasi dengan berdasarkan kriteria penelitian yaitu data pakan yang dianalisa kandungan proksimat serta kandungan NDF dan ADF. Data yang diperoleh dikonversi menjadi data yang berbasiskan 100% bahan kering (% Dry matter) untuk mengurangi efek dari keberagaman bahan kering yang didapat. Data yang telah dikonversi diklasifikasikan menjadi dua perlakuan yaitu data yang mengandung informasi analisa proksimat dengan NDF dan data proksimat dengan ADF. Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah korelasi antara komponen proksimat dengan NDF dan ADF, persamaan regresi, koefiisien determinasi (R2) dan root mean square error (RMSE). Analisa Data Data proksimat (Abu, PK, LK, SK dan BETN) dengan NDF dan ADF dihitung tingkat korelasi dengan menggunakan korelasi Pearson dua arah. Komponen analisa proksimat yang bersifat nyata baik pada taraf P<0,05 atau P<0,01 terhadap
6
NDF atau ADF selanjutnya dihitung persamaan regresi (baik regresi linier peubah tunggal maupun peubah berganda) dengan menggunakan software SPSS versi 16.
Tabulasi data Penyeragaman data menjadi % bahan kering
Perhitungan korelasi Komponen proksimat yang nyata pada taraf P<0,05 atau P<0,01 digunakan untuk memprediksi kandungan NDF dan ADF
Pembuatan persamaan regresi linier peubah tunggal dan ganda dari komponen proksimat untuk memprediksi kandungan NDF dan ADF Gambar 3. Alur pembuatan model pendugaan kandungan NDF dan ADF berdasarkan kandungan proksimat.
7
HASIL DAN PEMBAHASAN Korelasi Analisa Proksimat dan Fraksi Serat Van Soest Penelitian ini menggunakan data hasil analisa proksimat (kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan BETN) dan fraksi serat Van Soest (Neutral Detergen Fiber dan Acid Detergen Fiber) yang berasal dari database hasil analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (Tabel 1 dan Tabel 2). Data yang berasal dari database Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan terdiri dari data hasil analisa proksimat dan fraksi serat dari bahan pakan yang beragam seperti serealia, rumput, leguminosa, hasil ikutan pertanian atau perkebunan, dan ransum. Data yang ditabulasi diseragamkan kadar airnya menjadi dalam bentuk % bahan kering atau Dry Matter Basis untuk mengurangi tingkat keberagaman pada data yang digunakan. Tabel 1. Deskripsi database hasil analisa proksimat dan NDF (% Bahan Kering) Variabel Abu Protein Kasar Lemak Kasar Serat Kasar BETN NDF
n 161 161 161 161 161 161
Mean (%) 10,94 11,68 3,56 28,05 45,77 72,56
Max (%) 35,40 39,40 47,23 62,05 90,51 96,47
Min (%) 0,62 2,60 0,02 0,10 11,06 16,82
SD (%) 6,60 6,09 4,83 13,23 18,33 16,84
Keterangan : BETN=Bahan Ekestrak Tanpa Nitrogen; NDF=Neutral Detergent Fiber; n = jumlah sampel; SD=Standar Deviasi.
Tabel 2. Deskripsi database hasil analisa proksimat dan ADF (% Bahan Kering) Variabel Abu Protein Kasar Lemak Kasar Serat Kasar BETN ADF
n 194 194 194 194 194 194
Mean (%) 8,09 8,60 2,08 19,61 31,40 38,13
Max (%) 28,10 36,30 17,96 57,69 82,56 87,37
Min (%) 0,45 0,56 0,01 0,02 1,62 3,24
SD (%) 6,33 6,37 2,20 13,22 19,28 21,86
Keterangan : ADF=Acid Detergent Fiber; BETN=Bahan Ekestrak Tanpa Nitrogen; n = jumlah sampel; SD=Standar Deviasi
Analisa proksimat (Kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan BETN) (Hartadi et al., McDonald et al., 1995),NDF dan ADF merupakan analisa yang umum digunakan untuk mengetahui komposisi kimia dalam suatu bahan pakan. 8
Tabel 3. Nilai korelasi antara analisa proksimat dan NDF (% Bahan Kering) Variabel NDF Abu PK LK SK BETN NDF 1 Abu 0,221** 1 PK -0,101 0,077 1 LK -0.220** -0,036 0,201* 1 SK 0,506** 0,251** 0,043 -0,076 1 BETN -0,353** -0,557** -0,444** -0,263** -0,807** 1 Keterangan : NDF=Neutral Detergen fiber; PK=Protein Kasar; LK=Lemak Kasar; SK=Serat Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; *= nyata pada taraf P<0,05 dan **= sangat nyata pada taraf P<0,01.
Berdasarkan hasil korelasi komponen analisa proksimat dengan Neutral Detergent Fiber (NDF) diketahui bahwa kadar abu, serat kasar (SK), lemak kasar (LK) dan bahan ekstrak tanpa nitrogen berkorelasi nyata pada taraf P<0,01 dan korelasi antara protien kasar (PK) dan NDF tidak bersifat nyata (Tabel 3). Komponen penyusun NDF menurut Cherney (2000) adalah hemiselulosa, lignin yang larut dalam alkali, lignin yang tidak larut dalam alkali, serat yang berikatan dengan nitrogen, sellulosa dan mineral yang larut dalam detergen (Gambar 2). Neutral Detergent Fiber (NDF) menggambarkan banyaknya karbohidrat struktural yang terdapat dalam dinding sel yang terdiri dari hemiselulosa, selulosa dan lignin (NRC, 2001). Berdasarkan skema perbedaan antara analisa proksimat dan analisa Van Soest yang dibuat Cherney (2000), komponen penyusun NDF beririsan dengan komponen penyusun dari abu, serat kasar dan BETN. Abu dan NDF memiliki korelasi sebesar 0,221 (Tabel 3). Kandungan mineral yang tidak larut dalam detergent merupakan bagian dari abu yang sekaligus menjadi salah satu penyusun dari NDF Cherney (2000) (Gambar 2). Lu et al. (2005) menyatakan bahwa serat pakan secara kimiawi dapat digolongkan menjadi serat kasar, neutral detergent fiber, acid detergent fiber, acid detergent lignin, selulosa dan hemiselulosa. Analisa serat kasar dan NDF merupakan salah satu metode untuk mengukur kualitas serat bahan pakan. Menurut Cherney (2000), serat kasar terdiri dari lignin yang tidak larut dalam alkali, serat yang berikatan dengan nitrogen dan selulosa. Serat kasar merupakan fraksi pakan yang tersisa setelah melalui pemasakan dengan menggunakan asam kuat encer dan basa encer secara berturut-turut (Suparjo, 2010). NDF merupakan metoda yang terbaik untuk memisahkan antara karbohidrat struktural dengan karbohidrat non-struktural pada tumbuhan (NRC, 2001). NDF dan komponen serat kasar berkorelasi sebesar 9
0,506 (Tabel 3). Tingginya korelasi antara serat kasar dan NDF karena komponenkomponen penyusun NDF disusun oleh komponen penyusun serat kasar seperti lignin yang tidak larut dalam alkali, serat yang berikatan dengan nitrogen dan selulosa (Cherney, 2000) (Gambar 2). Kandungan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dan NDF berkorelasi sebesar -0,353 (Tabel 3). Bahan ekstrak tanpa nitrogen menggambarkan banyaknya karbohidrat yang mudah dicerna atau golongan karbohidrat non-struktural. Neutral Detergen Fiber merupakan metoda yang terbaik untuk memisahkan antara karbohidrat struktural dengan karbohidrat non-struktural pada tumbuhan (NRC, 2001). Menurut Cherney (2000) penyusun dari BETN adalah gula, asam organik, pektin, hemisellulosa dan lignin yang larut dalam alkali. Hemisellulosa dan lignin yang larut dalam alkali merupakan salah satu komponen penyusun dari NDF (Cherney, 2000) (Gambar 2). Kandungan lemak suatu bahan pakan berkorelasi sebesar -0,220 dengan NDF dan kandungan protein kasar suatu bahan pakan berkorelasi sebesar -0,101 dengan NDF (Tabel 3). Komponen-komponen penyusun lemak kasar dan protein kasar tidak menjadi bagian dari komponen penyusun dari NDF (Cherney, 2000) (Gambar 2). Komponen-komponen penyusun lemak kasar (lemak dan pigmen) dan protein kasar (nitrogen bukan protein) diduga sebagian besar larut selama proses ekstraksi dengan menggunakan Neutral Detergen Solution. Komponen lilin sebagai salah satu penyusun lemak dari bahan pakan diduga yang membuat nilai korelasi antara lemak dan NDF bersifat nyata. Kandungan protein pada residu analisa NDF perlu dipelajari lebih lanjut karena salah satu penyusun NDF adalah serat yang berikatan dengan nitrogen. Kandungan protein yang berasal dari nitrogen yang berikatan dengan serat kasar bisa menjadi pedoman mempelajari pola penyedian nitrogen pada bahan pakan terkait dengan penggunaan nitrogen sebagai sumber protein mikroba yang terjadi selama proses fermentasi dalam rumen. Acid Detergent Fiber (ADF) menggambarkan komponen karbohidrat struktural yang terdapat pada dinding sel dengan selulosa dan lignin sebagai penyusunnya (NRC, 2001). Perbedaan antara kandungan NDF dan ADF suatu bahan pakan pada kandungan hemisellulosanya. ADF tidak memasukan kandungan hemisellulosa sebagai penyusunnya. Pengukuran hemisellulosa bisa menggunakan
10
Tabel 4. Nilai korelasi antara analisa proksimat dan ADF (% Bahan Kering) BETN Variabel ADF Abu PK LK SK ADF 1 Abu 0,222** 1 PK -0,013 0,111 1 LK -0,050 -0,037 0,191** 1 SK 0,519** 0,284** 0,087 -0,055 1 1 BETN -0,428** -0,577** -0,480** -0,246** -0,822** Keterangan : ADF=Acid Detergen fiber; PK=Protein Kasar; LK=Lemak Kasar; SK=Serat Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; **= sangat nyata pada taraf P<0,01.
pendekatan selisih antara kedua komponen tersebut. Acid Detergent Solution (ADS) adalah bahan untuk memisahkan komponen ADF dengan komponen nutrien lainnya. Berdasarkan hasil observasi pada data proksimat dan ADF pada data hasil analisa pakan Laboratotium Ilmu dan Teknologi Pakan, diketahui bahwa abu, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen berkorelasi nyata pada tarap P<0,01 dengan ADF. Kadar abu berkorelasi sebesar 0,222 (Tabel 4) dengan komponen ADF pakan. Golongan mineral yang tidak larut dalam larutan detergen merupakan komponen abu yang menjadi salah satu penyusun dari ADF (Cherney, 2000) (Gambar 2). Kandungan serat kasar dengan ADF berkorelasi sebesar 0,519 dan korelasi ADF dengan BETN sebesar -0,428 (Tabel 4). Berdasarkan skema perbedaan analisa proksimat dan analisa Van Soest (Cherney, 2000) nilai serat kasar tidak menjelaskan kandungan NDF atau ADF suatu bahan pakan. Kandungan lemak dan protein kasar memiliki korelasi yang rendah dengan ADF (Tabel 4). Kandungan serat yang berikatan dengan nitrogen yang menjadi salah satu komponen ADF perlu dipelajari lebih lanjut untuk mengetahui komponen protein kasar yang tidak larut dalam larutan detergen asam. Analisa NDF dan ADF memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan dari analisa NDF adalah terlarutnya pektin yang terdapat dinding sel sehingga untuk bahan pakan yang tinggi akan pektin nilai NDF tidak mewakili banyaknya komponen karbohidrat struktural dalam dinding sel. Kekurangan dari analisa ADF adalah adanya sebagian lignin yang terlarut selama proses analisa sehingga tidak seluruh fraksi lignin terhitung sebagai bagian dari ADF (Jung, 1997).
11
Model Pendugaan Kandungan NDF dan ADF Berdasarkan korelasi terhadap komponen proksimat dengan NDF dan ADF diketahui bahwa NDF berkorelasi nyata terhadap abu, protein kasar, lemak kasar dan BETN. Komponen ADF berkorelasi nyata terhadap abu, serat kasar dan BETN. Berdasarkan persamaan regresi peubah tunggal, model pendugaan NDF dan ADF berdasarkan data serat kasar memiliki nilai koefisien determinasi yang lebih besar dibandingkan dengan komponen proksimat lainnya (Tabel 5). Koefisien determinasi persamaan regresi antara NDF dengan serat kasar sebesar 0,256 (NDF = 54,498 + 0,644 SK; P<0,001; RMSE=14,57; n=161) dan koefisien determinasi antara ADF dengan serat kasar sebesar 0,27 (ADF = 33,916 + 0,725 SK; P<0,001; RMSE=16,36; n=194). Model pendugaan kandungan NDF dan ADF dengan menggunakan komponen serat kasar sebagai variabel tunggal dinilai efektif karena serat kasar dengan NDF dan ADF memiliki nilai korelasi yang nyata pada taraf P<0,01. Model pendugaan NDF dan ADF dengan menggunakan kombinasi komponen-komponen proksimat yang berkorelasi nyata terhadap NDF atau ADF sebagai variabel memiliki nilai yang koefisien determinasi yang lebih besar dibandingkan dengan model pendugaan variabel tunggal. Berdasarkan hasil observasi NDF berkorelasi nyata terhadap abu, serat kasar, lemak kasar dan BETN. Persamaan regresi dengan memasukan komponen abu, serat kasar, lemak kasar dan BETN sebagai variabel penyusunnya memiliki nilai keofisien deteminasi sebesar 0,307 (NDF = 31,096 + 0,534 ABU + 0,869 SK - 0,294 LK + 0,269 BETN; P<0,001; RMSE=14,20; n=161) (Tabel 7). Model pendugaan ADF dengan kandungan abu, serat kasar dan BETN memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 0,279 (ADF = 20,747 + 0,372 Abu + 0,829 SK – 0,133 BETN; P<0,001; RMSE=16,33; n=194) (Tabel 6). Model pendugaan kandungan NDF dengan menggunakan kombinasi serat kasar dan lemak kasar memiliki nilai koefisien determinasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan model pendugaan dengan kombinasi variabel lainnya (NDF = 57,623 + 0,626 SK - 0,638 LK; r2=0,289; P<0,001; RMSE=14,24; n=161) (Tabel 7). Model pendugaan dengan menggunakan tiga komponen proksimat sebagai variabel penduga menghasilkan koefisien deteminasi terbesar sebesar 0,304 dengan
12
Tabel 5. Persamaan regresi peubah tunggal, koefisien determinasi, nilai P dan RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan NDF dan ADF Dependent NDF NDF NDF NDF ADF ADF ADF ADF
Independent Abu SK LK BETN Abu SK BETN NDF
Persamaan NDF = 66,396 + 0,563 Abu NDF = 54,498 + 0,644 SK NDF = 75,289 – 0,768 LK NDF = 87,403 – 0,324 BETN ADF = 47,019 + 0,631 Abu ADF = 33,916 + 0,725 SK ADF = 73,488 – 0,423 BETN ADF = -2,891 + 0,783 NDF
r2 0,049 0,256 0,049 0,125 0,049 0,27 0,183 0,505
Nilai-P 0,005 <0,001 0,005 <0,001 0,002 <0,001 <0,001 <0,001
RMSE 16,48 14,57 16,48 15,81 18,66 16,36 17,30 13,10
n 161 161 161 161 194 194 194 161
Keterangan : ADF=Acid Detergent Fiber; NDF=Neutral Detergent Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data
Tabel 6. Persamaan regresi peubah ganda, koefisien determinasi, nilai P dan RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan ADF Dependent ADF ADF ADF ADF
Independent Abu, SK Abu, BETN SK, BETN Abu, SK, BETN
Persamaan ADF = 32,232 + 0,229 Abu + 0,694 SK ADF = 75,69 – 0,108 Abu – 0,445 BETN ADF = 34,169 + 0,003 SK + 0,722 BETN ADF = 20,747 + 0,372 Abu + 0,829 SK – 0,133 BETN
r2 0,276 0,184 0,270 0,279
Nilai-P <0,001 <0,001 <0,001 <0,001
RMSE 16,33 17,33 16,40 16,33
N 194 194 194 194
Keterangan : ADF=Acid Detergent Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data
13
Tabel 7. Persamaan regresi peubah ganda, koefisien determinasi, nilai P dan RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan NDF Dependent NDF NDF NDF NDF NDF NDF NDF NDF NDF NDF
Independent Abu, SK Abu, LK Abu, BETN SK, LK SK, BETN LK, BETN Abu, SK, LK Abu, SK, BETN Abu, LK, BETN SK, LK, BETN
NDF
Abu, SK, LK, BETN
Persamaan NDF = 52,599 + 0,255 ABU + 0,612 SK NDF = 69,247 + 0,543 ABU - 0,471 LK NDF = 85,621 + 0,089 ABU - 0,307 BETN NDF = 57,623 + 0,626 SK - 0,638 LK NDF = 43,317 + 0,806 SK + 0,145 BETN NDF = 95,285 - 0,406 LK - 1,172 BETN NDF = 55,402 + 0,247 ABU + 0,595 SK - 0,632 LK NDF = 19,685 + 0,663 ABU + 0,994 SK + 0,388 BETN NDF = 98,494 - 0,146 ABU - 1,211 LK - 0,438 BETN NDF = 58,554 + 0,608 SK - 0,657 LK - 0,016 BETN NDF = 31,096 + 0,534 ABU + 0,869 SK - 0,294 LK + 0,269 BETN
r2 0,265 0,094 0,125 0,289 0,265 0,230 0,298 0,304 0,232 0,289
Nilai-P <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001
RMSE 14,53 16,13 15,85 14,29 14,53 14,87 14,24 14,19 14,90 14,33
n 161 161 161 161 161 161 161 161 161 161
0,307
<0,001
14,20
161
Keterangan : NDF=Neutral Detergent Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data
14
variabel abu, serat kasar dan BETN sebagai variabel penduganya (NDF=19,685 + 0,663 ABU + 0,994 SK + 0,388 BETN; P<0,001; RMSE=14,19; n=161) (Tabel 7). Besarnya nilai keofisien determinasi model pendugaan NDF dengan abu, serat kasar dan BETN sebagai variabel penduga diduga karena ketiga komponen proksimat tersebut merupakan bagian penyusun dari fraksi NDF suatu pakan (Cherney, 2000) (Gambar 2). Kombinasi variabel abu dan serat kasar memiliki koefisien determinasi lebih tinggi dari kombinasi serat kasar dan BETN dalam menduga nilai ADF suatu bahan pakan. Koefisien determinasi abu, serat kasar dengan ADF sebesar 0,276 (ADF = 32,232 + 0,229 Abu + 0,694 SK; P<0,001; RMSE=16,33; n=194). Kombinasi serat kasar dan BETN dalam menduga kandungan ADF suatu bahan pakan memiliki nilai keofisien determinasi sebesar 0,270 (ADF = 34,169 + 0,003 SK + 0,722 BETN; P<0,001; RMSE=16,40; n=194) (Tabel 7). Model pendugaan dengan menggunakan variabel pemabatas menggambarkan pengelompokan bahan pakan berdasarkan kandungan nutriennya. Berdasarkan kandungan abu suatu bahan pakan, model pendugaan dibagi menjadi empat model baik dengan memasukan unsur abu sebagai variabel persamaan atau tidak. Berdasarkan hasil obeservasi pakan dengan kandungan abu <5% dan 10 – 15% memiliki nilai koefisien determinasi yang lebih tinggi dibanding kadar abu 5 – 10% dan >15%
(Tabel 8 dan Tabel 9). Kandungan abu pada suatu bahan pakan
mencerminkan kandungan mineral pada bahan tersebut. Silika merupakan salah satu mineral yang secara alami ada dalam bahan pakan. Kadar silika pada suatu bahan berkorelasi negatif dengan konsumsi dan kecernaan bahan tersebut. Silika diduga tergolong sebagai mineral yang tidak larut dalam larutan detergen baik yang bersifat netral atau asam (Cherney, 2000). Kandungan serat kasar suatu bahan pakan tidak mencerminkan nilai NDF atau ADF. Berdasarkan hasil observasi, dibuat tiga model pendugaan NDF dan ADF dengan menggunakan kandungan serat kasar sebagai variabel pembatas yaitu kadar serat kasar <20%, 20 – 40% dan >40% (Tabel 10). Model pendugaan pada serat kasar berkisar antara 20 – 40 % memiliki nilai P yang nyata dibandingkan rentang serat kasar lainnya. Umumnya kandungan serat kasar <20% merupakan pakan dengan klasifikasi sebagai pakan konsentrat. Model pendugaan dengan serat kasar
15
sebagai variabel pemabatas serat kasar dinilai efektif untuk menduga kandungan NDF dan ADF pada bahan pakan yang memiliki kandungan serat kasar >20%. Kandungan lemak kasar berkorelasi negatif terhadap kandungan NDF dan ADF suatu bahan pakan (Tabel 3 dan Tabel 4). Model pendugaan NDF dengan menggunakan kandungan lemak kasar sebagai variabel pembatas dikelompokan menjadi tiga model yaitu kandungan lemak kasar <5%, 5–10% dan >10% (Tabel 11). Koefisien determinasi pada model pendugaan dengan kandungan lemak kasar 5 – 10% dan >10% memiliki nilai koefisien yang tinggi dibanding kandungan lemak <5%. Model pendugaan dengan serat kasar sebagai variabel pemabatas lemak kasar dinilai efektif untuk menduga kandungan NDF pada bahan pakan yang memiliki kandungan lemak kasar >5%. Perhitungan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) didapat dari hasi pengurangan bahan kering dikurangi dengan abu, protein kasar, lemak kasar dan serat kasar. Kandungan BETN suatu bahan pakan mencerminkan jumlah karbohidrat non-struktural suatu bahan pakan. Model pendugaan NDF dan ADF dengan menggunakan BETN sebagai variabel pembatas, didapatkan tiga model pendugaan yaitu kandungan BETN <30%, 30 – 60% dan >60% (Tabel 12). Pendugaan NDF dengan variabel BETN <30% memiliki nilai koefisien yang lebih tinggi dibanding level BETN lainnya. Model pendugaan dengan variabel pembatas BETN <30% dinilai lebih efektif untuk menduga kandungan NDF dan ADF pada pakan kelas hijauan. Proporsi karbohidrat non-struktural (BETN) dan karbohidrat struktural (NDF dan ADF) suatu bahan pakan akan memengaruhi pola penyediaan energi dari pakan tersebut. Kandungan ADF dapat digunakan untuk menduga besaran energi pada rumput (Beauchemin, 1996). Kandungan NDF suatu pakan merupakan faktor utama yang mempengaruhi tingkat konsumsi pakan dan laju pengisian rumen terutama pada sapi perah yang berproduksi tinggi (Kendall et al., 2009).
16
Tabel 8. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan abu <5% dan 5 – 10% Variabel pembatas
Abu <5%
Abu 5-10%
Dependent
Independent
Persamaan
r2
Nilai-P
RMSE
n
NDF = 128,182 - 0,033 SK - 3,471 LK -0,777 BETN
0,389
0,007
18,87
28
NDF
SK,LK,BETN
NDF
Abu,SK,LK,BETN
NDF = 120,087 + 1,221 Abu + 0,020 SK - 3,581 LK - 0,725 BETN
0,393
0,018
19,21
28
ADF
SK,BETN
ADF = 33,099 + 0,822 SK - 0,028 BETN
0,475
<0,001
18,21
36
ADF
Abu,SK,BETN
ADF = 28,22 + 0,842 abu + 0,845 SK - 0,002 BETN 0,476
<0,001
18,47
36
NDF
SK,LK,BETN
0,006
15,41
51
NDF
Abu,SK,LK,BETN
NDF = 23,831 + 0,866 SK - 0,161 LK + 0,451 0,231 BETN NDF = 0,275 + 1,909 abu + 0,961 SK + 0,023 LK + 0,255 0,584 BETN
0,008
15,34
51
ADF
SK,BETN
ADF = 13,592 + 0,795 abu + 0,338 BETN
0,111
0,047
20,41
55
ADF
Abu,SK,BETN
ADF = 18,258 - 0,551 abu + 0,795 SK + 0,323 BETN
0,113
0,104
20,59
55
Keterangan : NDF=Neutral Detergent Fiber; ADF=Acid Detergen Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data
17
Tabel 9. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan abu 10 – 15% dan >15% Variabel pembatas
Abu 10-15%
Abu >15%
Dependent
Independent
Persamaan
r2
Nilai-P
RMSE
n
NDF
SK,LK,BETN
NDF = 25,835 + 1,124 SK + 0,111 LK + 0,36 BETN
0,371
<0,001
12,25
46
NDF
Abu,SK,LK,BETN
NDF = 14,121 + 0,764 abu + 1,14 SK + 0,233 LK + 0,398 BETN
0,375
0,001
12,35
46
ADF
SK,BETN
ADF = 36,313 + 0,694 SK - 0,066 BETN
0,31
<0,001
12,62
52
ADF
Abu,SK,BETN
ADF = 24,937 + 1,082 abu + 0,645 SK - 0,077 BETN
0,319
<0,001
12,67
52
NDF
SK,LK,BETN
NDF = 63,422 + 0,531 SK - 0,657 LK + 0.00 BETN 0,217
0,047
10,46
36
NDF
Abu,SK,LK,BETN
NDF = 110,488 - 0,852 abu + 0,182 SK - 1,059 LK - 0,513 BETN
0,251
0,055
10,40
36
ADF
SK,BETN
ADF = 46,091 + 0,589 SK - 0,133 BETN
0,199
0,005
13,13
51
ADF
Abu,SK,BETN
ADF = 71,117 - 0,565 abu + 0,405 SK - 0,366 BETN
0,214
0,01
13,15
51
Keterangan : NDF=Neutral Detergent Fiber; ADF=Acid Detergen Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data
18
Tabel 10. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan serat kasar. Variabel pembatas
Serat Kasar <20%
Serat Kasar 20-40%
Serat Kasar >40%
Dependent
Independent
Persamaan
r2
Nilai-P
RMSE
n
NDF
Abu, LK, BETN
NDF = 45,256 + 1,302 ABU - 0,662 SK + 0,173 BETN
0,103
0,159
18,98
51
NDF
Abu, SK, LK, BETN
NDF = 6,109 + 1,186 Abu + 1,071 SK - 0,158 LK + 0,531 BETN
0,152
0,102
18,66
51
ADF
Abu, BETN
ADF = 14,824 + 1,226 abu + 0,266 BETN
0,049
0,228
20,94
62
ADF
Abu, SK, BETN
ADF = -13,701 + 1,090 abu + 1,211 SK + 0,501 BETN
0,124
0,052
20,27
62
NDF
Abu, LK, BETN
NDF = 94,62 - 0,091 abu - 0,656 LK - 0,387 BETN
0,079
0,088
12,65
83
NDF
Abu, SK, LK, BETN
NDF = 43,77 + 0,373 abu + 0,775 SK - 0,079 LK + 0,064 BETN
0,123
0,035
12,42
83
ADF
Abu, BETN
ADF = 90,134 - 0,454 abu - 0,643 BETN
0,157
<0,001
13,50
99
ADF
Abu, SK, BETN
ADF = 64,811 - 0,282 abu + 0,475 SK - 0,442 BETN
0,174
<0,001
13,43
99
NDF
Abu, LK, BETN
NDF = 81,406 - 0,058 abu - 0,278 LK + 0,132 BETN
0,033
0,855
9,38
27
NDF
Abu, SK, LK, BETN
NDF = 111,096 - 0,337 abu - 0,434 SK - 0,515 LK 0,082 BETN
0,069
0,803
9,41
27
ADF
Abu, BETN
ADF = 46,091 + 0,589 SK - 0,133 BETN
0,123
0,141
14,15
33
ADF
Abu, SK, BETN
ADF = 71,117 - 0,565 abu + 0,405 SK - 0,366 BETN
0,138
0,224
14,27
33
Keterangan : NDF=Neutral Detergent Fiber; ADF=Acid Detergen Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data
19
Tabel 11. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan lemak kasar Variabel pembatas
Dependent
Independent
Persamaan
r2
Nilai-P
RMSE
n
Lemak Kasar <5%
NDF
abu, SK, BETN
NDF = 37,194 + 0,584 ABU + 0,737 SK + 0,196 BETN
0,236
<0,001
14,70
132
NDF
abu, SK, LK, BETN
NDF = 41,015 + 0,544 abu + 0,7 SK - 0,289 LK + 0,159 BETN
0,236
<0,001
14,75
132
Lemak Kasar 5-10%
NDF
abu, SK, BETN
NDF = 82,194 - 0,788 ABU + 0,323 SK - 0,322 BETN
0,56
0,024
11,16
15
NDF
abu, SK, LK, BETN
NDF = 24,362 - 0,528 abu + 0,772 SK + 3,65 LK + 0,097 BETN
0,622
0,032
10,85
15
NDF
abu, SK, BETN
NDF = -4,79 + 1,643 ABU + 1,537 SK + 0,408 BETN 0,814
0,001
9,14
14
NDF
abu, SK, LK, BETN
NDF = -3,925 + 1,64 abu + 1,528 SK - 0,02 LK + 0,399 BETN
0,002
9,63
14
Lemak Kasar >10%
0,814
Keterangan : NDF=Neutral Detergent Fiber; ADF=Acid Detergen Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data.
20
Tabel 12. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan BETN Variabel pembatas
BETN <30%
BETN 30-60%
BETN >60%
Dependent
Independent
Persamaan
r2
Nilai-P
RMSE
n
NDF
Abu, SK, LK
NDF = 77,003 - 0,317 ABU + 0,29 SK - 1,063 LK
0,654
<0,001
9,02
27
NDF
Abu, SK, LK, BETN
NDF = 48,489 - 0,059 abu - 0,842 SK + 0,499 LK + 0,641 BETN
0,694
<0,001
8,67
27
ADF
Abu, SK
ADF = 36,479 - 0,016 ABU + 0,67 SK
0,197
0,015
13,24
41
ADF
Abu, SK, BETN
ADF = 32,238 + 0,011 abu + 0,690 SK + 0,127 BETN
0,199
0,04
13,40
41
NDF
Abu, SK, LK
NDF = 41,958 + 0,663 ABU + 0,825 SK - 0,193 LK
0,35
<0,001
12,13
102
NDF
Abu, SK, LK, BETN
NDF = 10,557 + 1,012 abu + 0,209 SK + 1,101 LK + 0,415 BETN
0,365
<0,001
12,05
102
ADF
Abu, SK
ADF = 21,147 + 0,638 ABU + 0,888 SK
0,275
<0,001
15,33
112
ADF
Abu, SK, BETN
ADF = 22,114 + 0,628 abu + 0,88 SK - 0,014 BETN
0,275
<0,001
15,40
112
NDF
Abu, SK, LK
NDF = 57,192 + 1,04 ABU + 0,101 SK - 0,272 LK
0,03
0,833
22,17
32
NDF
Abu, SK, LK, BETN
NDF = 95,127 + 0,571 abu - 0,674 SK - 0,25 LK 0,409 BETN
0,034
0,916
22,53
32
ADF
Abu, SK
ADF = 36,772 + 0,206 ABU + 0,436 SK
0,02
0,677
21,36
41
ADF
Abu, SK, BETN
ADF = -14,29 + 0,834 abu + 0,955 SK + 0,552 BETN
0,029
0,78
21,56
41
Keterangan : NDF=Neutral Detergent Fiber; ADF=Acid Detergen Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data.
21
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Komponen analisa proksimat (abu, serat kasar, lemak kasar dan BETN) memiliki korelasi yang erat dengan fraksi serat Van Soest (NDF dan ADF). Hasil analisa proksimat suatu bahan pakan dapat digunakan untuk memprediksi kandungan NDF dan ADF suatu bahan pakan. NDF dapat diprediksi dengan persamaan NDF=3,925+1,64 abu+1,528 SK-0,02 LK+0,399 BETN (r2=0,814; P=0,002; RMSE=9,63) dan kandungan ADF dapat dipredikisi dengan persamaan ADF = 24,937 + 1,082 abu + 0,645 SK - 0,077 BETN (r2=0,319; P<0,001; RMSE=12,67). Saran Perlu dilakukan pengkajian lanjutan dengan melakukan pengelompokan bahan pakan agar pola hubungan masing-masing kelompok pakan dapat diketahui. Pembuatan model pendugaan kandungan NDF dan ADF berdasarkan hasil analisa proksimat dengan melakukan pengelompokan bahan pakan penting dilakukan untuk memprediksi kandungan NDF dan ADF pada jenis pakan tertentu.
22
DAFTAR PUSTAKA Beauchemin, K. A. 1996. Using ADF and NDF in dairy cattle diet formulation-a western Canadian perspective. Anim. Feed Sci. Technol. 58:101-111. Cherney, D.J.R. 2000. Characterization of Forages by Chemical Analysis. Dalam : Forage Evaluation In Ruminant Nutrition. CABI Publishing, New York. Hal : 281-300. Hartadi, S., S. Reksodihadiprodjo, A.D. Tillman. 1997. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia, UGM Press, Yogyakarta. Jung, G. H. J. 1997. Analysis of Forage Fiber and Cell Walls in Ruminant Nutrition. J. Nutr. 127: 810–813. Kendall, C., Leonardi, C., Hoffman, P. C., and Combs, D. K. 2009. Intake and milk production of cows fed diets that differed in dietary neutral detergent fiber and neutral detergent fiber digestibility. J. Dairy Sci. 92:313–323. Lu, C.D., J.R. Kawas, O.G. Maghoub. 2005. Fiber digestion and utilization in goats. Small. Rumin. Res. 60:45-65. McDonald, P., R.A. Edwards, J. F. D.Greenhalg, dan C. A. Morgan. 1995. Animal Nutrition, 5th Ed. Jhon Wiley & Sons Inc., New York. National Research Council. 2001. Nutrient Requirement of Dairy Cattle, 7th Ed. National Academy Press. Washington, D.C. Suparjo. 2010. Peningkatan Kualitas Nutrisi Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Secara Bioproses dengan Phanerochaete chrysosporium yang Diperkaya Ion Mn2+ dan Ca2+. Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
24
LAMPIRAN
25
Lampiran 1. Database Penelitian Kajian Hubungan Analisa Proksimat dan Komponen Serat Van Soest pada Pakan (% Bahan Kering) . Abu (%)
PK (%) 14,48
SK (%) 19,84
LK (%) 3,87
BETN (%) 56,49
NDF (%) 75,79
ADF (%) 69,85
SRK U0
5,32
SRK U1
10,82
18,42
20,70
8,70
41,36
85,05
59,70
SRK U2
11,31
13,79
21,25
11,31
42,34
72,65
62,39
SRK U3
12,23
13,27
19,60
4,22
50,68
76,36
54,04
SRK S0
15,15
10,34
23,33
13,32
37,86
78,90
56,21
SRK S1
11,64
11,47
32,25
8,78
35,86
86,21
61,69
SRK S2
12,58
10,52
35,14
10,23
31,52
81,01
63,43
SRK S3
11,15
11,65
30,67
12,63
33,90
75,92
66,46
SRK J0
11,74
10,05
30,16
1,23
46,82
88,93
76,45
SRK J1
11,46
10,53
29,78
1,85
46,37
81,09
73,07
SRK J2
9,93
7,57
29,47
1,68
51,35
82,89
69,97
SRK J3
9,43 11,68
29,51
2,28
46,78
79,25
63,86
Ransum+Kontrol
12,00 13,29
23,21
2,17
49,65
73,63
49,20
Ransum+LMB1
11,85
9,42
22,71
1,96
54,07
77,68
51,21
Ransum+LMB2
12,66
14,93
29,09
1,52
41,80
81,43
51,31
1
20,35
5,20
35,43
2,13
36,89
85,32
48,84
2
20,97
7,35
33,11
2,00
36,58
82,72
51,50
3
19,75
7,40
34,75
1,42
36,68
80,75
60,16
4
22,35
9,72
33,63
2,20
32,10
86,81
73,72
5
18,93
8,67
33,53
1,36
37,52
78,99
60,40
6
20,97
9,32
32,68
1,03
36,00
87,46
67,46
7
21,47
9,87
34,85
1,97
31,84
80,13
73,87
8
20,97
10,12
33,38
1,64
33,89
86,27
47,69
9
18,88
9,60
33,08
1,01
37,44
87,85
56,41
10
19,91
9,64
33,00
1,25
36,20
85,88
76,44
11
19,58
8,21
34,83
1,78
35,59
82,64
72,44
12
19,16
9,35
33,98
1,03
36,49
80,88
74,88
Kode
26
F Biji Jarak
Abu (%) 7,05
PK (%) 24,33
SK (%) 53,65
LK (%) 1,92
BETN (%) 13,05
NDF (%) 66,64
ADF (%) 63,86
Jagung
0,62
9,98
2,91
1,58
84,90
78,52
33,29
Dedak
7,43
15,87
17,56
10,56
48,58
66,21
40,20
Ampas Tahu
3,73
26,78
37,52
10,49
21,48
72,02
62,51
Sagu
4,52
4,71
7,88
0,89
82,00
89,25
18,48
Daun Jagung
4,05
6,26
41,02
1,67
47,00
83,06
49,63
Rumput Gajah
12,24
11,07
41,12
1,90
33,67
90,88
54,16
Maloto
9,71
12,65
47,17
1,93
28,54
91,91
47,87
Limbah
19,03
9,43
11,41
19,87
40,26
57,97
50,80
Tep Delima
5,06
4,86
16,82
1,31
71,95
38,54
32,98
Ubi
3,03
4,75
4,25
0,10
87,88
-
37,62
Pisang
4,52
4,83
7,23
2,04
81,38
-
8,86
Jagung
21,58
11,33
19,61
1,31
46,18
-
80,83
Rumput
12,77
14,14
33,47
2,06
37,56
-
61,34
Feses A11
18,62
18,61
36,10
3,90
22,77
-
52,82
Feses A21
24,91
17,04
35,84
5,40
16,81
-
63,78
Feses A31
21,28
16,68
35,61
3,32
23,12
-
77,71
1
25,86
14,81
28,30
1,80
29,23
-
74,29
2
19,40
16,33
34,05
1,53
28,68
-
71,96
3
15,87
19,65
33,48
1,66
29,34
-
59,37
4
14,35
5,82
20,29
1,89
57,66
-
24,68
5
11,46
7,73
24,86
2,76
53,19
-
62,17
6
15,93
6,53
7,72
3,92
65,89
-
19,43
7
15,65
3,98
5,68
3,01
71,68
-
37,42
Kode
8
13,54
15,26
41,81
0,88
28,52
-
62,23
9
13,32
15,90
43,63
0,87
26,28
-
71,35
10
3,00
4,63
4,31
0,31
87,75
-
74,62
11
3,08
4,13
6,32
0,79
85,68
-
7,66
12
12,27
9,70
23,52
1,68
52,83
-
38,68
27
13
Abu (%) 5,46
PK (%) 3,09
SK (%) 5,18
LK (%) 2,28
BETN (%) 83,98
NDF (%) -
14
16,85
13,82
36,30
1,48
31,55
-
50,39 52,85
15
4,31
3,24
4,44
1,00
87,01
-
45,27
Ransum Pedet
10,31
23,93
5,81
3,84
56,11
47,83
15,26
Biskuit 1
9,78
14,64
37,31
0,30
37,98
90,33
70,92
Biskuit 2
11,74
15,48
42,13
1,05
29,59
87,23
42,37
Biskuit 3
12,82
11,94
39,71
1,86
33,67
87,84
70,83
Biskuit 4
7,73
12,50
37,37
1,35
41,06
92,05
78,04
Konsentrat
17,83
16,43
17,77
1,86
46,10
59,08
25,17
Ransum Jadi
8,18
16,73
18,20
1,60
55,29
65,84
63,13
Rumput Gajah
10,29
16,43
43,56
1,41
28,31
90,75
50,95
A
6,21
7,79
26,95
2,55
56,51
-
33,35
B
7,22
8,43
19,27
3,74
61,34
-
36,04
A13
18,99
13,96
40,11
0,90
26,05
-
59,08
A23
19,60
14,80
35,43
1,97
28,21
-
77,18
A33
19,47
14,31
39,62
1,19
25,42
-
64,45
R0
1,25
15,96
38,24
1,09
43,45
96,47
73,98
R1
5,22
16,19
49,13
2,81
26,64
94,11
80,37
R2
5,49
18,96
48,17
5,43
21,95
87,59
81,38
R3
4,88
17,97
45,99
4,13
27,04
93,29
74,24
R4
4,18
11,97
32,69
3,15
48,02
81,19
60,04
R5
4,27
18,20
44,79
2,70
30,04
86,45
69,23
Pelepah A
15,26
8,41
29,85
0,87
45,62
49,38
44,76
Onggok
2,18
3,03
18,93
1,46
74,40
40,51
32,74
Onggok
5,03
3,38
18,43
0,24
72,91
39,71
30,99
Menir Singkong
1,22
2,60
3,94
1,72
90,51
49,00
41,09
Kulit Menir
2,12
3,75
6,62
1,29
86,22
16,82
11,04
KLP 11
14,66
13,96
26,29
4,25
40,84
73,95
57,37
Kode
ADF (%)
28
Klp 12
Abu (%) 14,56
PK (%) 13,83
SK (%) 27,91
LK (%) 4,81
BETN (%) 38,89
NDF (%) 58,58
ADF (%) 51,92
Klp 13
14,09
14,25
26,86
4,36
40,44
74,71
62,13
Klp 21
15,12
14,52
31,36
4,21
34,79
79,45
54,42
Klp 22
17,68
14,32
27,71
4,05
36,24
61,23
51,10
Klp 23
14,34
14,63
24,22
4,26
42,56
72,28
56,99
Klp 31
18,79
13,90
29,86
3,36
34,10
94,09
82,14
Klp 32
19,11
13,97
30,18
3,75
32,99
79,95
55,57
Klp 33
16,35
12,36
29,02
3,96
38,30
74,79
53,74
Jjf
22,32
13,22
28,58
2,84
33,04
87,38
58,75
Jr
23,37
16,03
27,90
2,60
30,10
88,75
75,65
Jb
23,61
15,66
28,65
2,46
29,62
92,04
82,12
Inok
20,67
8,22
39,98
1,36
29,77
75,83
53,84
D
7,46
7,90
44,29
0,14
40,21
75,35
57,15
T
3,20
5,58
47,73
1,06
42,42
81,33
62,34
Ki
23,17
8,55
46,96
7,20
14,12
77,36
65,12
Ami
20,48
10,54
47,46
5,96
15,56
82,22
61,47
Tepung Daun
10,46
23,28
31,62
3,29
31,35
47,68
44,53
1r
10,00
6,50
21,35
0,07
62,09
74,84
34,86
2r
11,66
6,58
24,57
0,08
57,11
82,23
46,65
3r
2,61
5,64
18,27
0,61
72,86
89,61
32,14
4r
4,90
5,18
4,30
0,95
84,66
85,74
62,21
Kulit Coklat
18,62
9,16
56,19
0,70
15,32
100,57
84,45
Kentang
7,50
6,00
4,31
0,04
82,15
84,55
63,10
Kakao
10,36
10,12
12,94
3,52
63,07
90,61
65,60
Kopra
7,54
28,41
35,02
11,34
17,69
118,00
89,79
1
9,12
21,28
31,84
4,55
33,21
73,10
67,03
2
7,86
12,63
39,44
7,57
32,50
82,05
71,19
3
7,80
12,71
37,65
3,02
38,82
82,73
72,28
Kode
29
Abu (%) 7,67
PK (%) 17,87
SK (%) 18,23
LK (%) 0,06
BETN (%) 56,17
NDF (%) 74,73
ADF (%) 59,38
Ransum Kambing
11,86
12,03
24,97
3,34
47,79
70,39
33,71
Rumput
13,88
7,74
39,30
1,67
37,41
80,20
48,94
Konsentrat
8,26
18,62
16,54
5,60
50,99
50,42
22,51
1
1,43
6,88
48,60
2,90
40,19
94,30
73,79
2
4,68
8,86
0,10
1,78
84,57
43,58
24,85
3
5,06
6,87
12,12
0,99
74,95
83,18
66,18
4
4,99
6,71
38,39
6,10
43,81
72,32
66,93
5
13,27
13,89
17,40
0,50
54,94
81,98
66,40
6
5,04
5,22
15,26
0,37
74,11
73,46
48,85
7
8,67
7,49
17,82
0,52
65,51
79,49
61,56
8
5,41
7,00
8,44
0,41
78,75
72,73
59,17
9
6,71
7,13
37,16
5,05
43,94
78,48
68,17
10
4,13
7,31
15,20
3,14
70,21
85,97
74,46
11
7,64
6,53
31,09
14,96
39,77
64,84
56,12
12
20,27
5,24
29,56
1,95
42,97
73,76
66,21
13
10,86
38,35
18,19
11,39
21,20
55,63
42,41
14
6,04
7,34
25,30
1,47
59,84
47,15
43,35
15
7,02
6,50
37,88
4,64
43,96
69,46
62,57
16
8,79
5,10
55,44
0,29
30,39
66,60
20,78
17
6,14
5,68
28,33
0,10
59,75
82,25
67,75
18
10,87
8,92
12,99
0,02
67,19
63,78
47,97
19
10,17
18,68
10,25
11,16
49,73
35,54
32,73
20
5,57
10,38
30,19
0,34
53,52
55,75
41,34
21
6,08
10,96
11,16
47,23
24,57
33,75
22,46
22
10,03
8,80
17,77
0,18
63,24
43,36
39,49
23
12,24
6,18
26,18
0,79
54,61
39,33
33,39
Kode Daun Torbangun
30
24
Abu (%) 15,86
PK (%) 11,52
SK (%) 29,59
LK (%) 3,49
BETN (%) 39,54
NDF (%) 69,00
ADF (%) 64,80
25
4,31
4,46
32,79
3,06
55,38
80,99
74,42
26
9,34
11,28
43,97
4,80
30,61
62,06
54,15
27
3,95
6,23
5,79
6,23
77,79
43,11
36,79
28
3,56
5,67
7,59
0,73
82,45
23,68
46,83
29
5,40
4,06
25,90
4,69
59,94
53,51
44,66
30
8,36
4,50
20,42
3,14
63,59
50,72
38,34
31
7,51
3,82
19,22
3,82
65,62
80,57
71,30
32
14,15
3,84
12,70
1,32
67,99
55,97
35,03
33
1,61
5,80
13,24
1,13
78,22
88,21
80,89
A
10,09
10,57
39,51
13,55
26,27
68,98
57,84
Co
34,25
12,24
26,48
7,78
19,26
46,08
33,60
Bungkil Kopra
7,41
22,60
35,27
7,10
27,62
72,29
54,07
Pollard
5,26
18,46
15,55
2,61
58,12
49,26
14,49
Kangkung
12,20
9,66
44,37
1,39
32,38
77,41
71,45
Kedelai
5,42
39,40
10,20
10,58
34,40
25,78
19,15
Dedak Padi Kasar
18,42
6,97
38,85
3,01
32,74
81,67
75,63
Jerami Kedelai
11,57
12,58
44,46
3,03
28,36
83,47
52,37
Tongkol Jagung
3,50
5,87
54,99
0,92
34,73
107,48 84,85
Kulit Kopi
13,03
16,22
53,80
1,57
15,38
84,65
67,36
Rumput Gajah
35,40
15,68
37,44
0,42
11,06
88,10
50,45
Silase Rumput Gajah
16,10
7,48
39,00
0,34
37,08
87,42
55,54
Silase Tebu
10,88
13,76
27,64
0,29
47,42
71,86
37,78
F1
13,50
16,89
17,66
4,43
47,52
58,31
30,71
Nibung Flesh
4,13
4,97
16,62
4,61
69,68
103,51 100,21
Nibung Seed
2,63
5,06
53,64
2,65
36,03
89,95
Kode
83,99
31
Pepetnut
Abu (%) 2,96
PK (%) 5,53
SK (%) 2,82
LK (%) 0,48
BETN (%) 88,21
NDF (%) 68,90
ADF (%) 46,63
Pepetnut Endos
2,18
18,92
3,82
1,22
73,87
46,34
8,18
Sauk Palmae
6,12
3,94
6,38
1,62
81,94
88,39
85,49
Tabu-tabu
6,20
6,20
3,83
5,70
78,07
65,12
59,76
White Mushroom
20,83
20,83
34,21
1,18
22,95
85,58
72,31
Ampas Jagung
7,52
20,71
15,30
2,56
53,92
58,14
15,12
1
13,40
12,14
46,83
1,67
25,95
79,39
74,07
R0
9,91
20,54
15,46
3,60
50,49
72,32
67,31
R1
8,30
21,06
15,35
3,90
51,39
57,09
34,53
R2
9,09
21,09
14,77
4,45
50,60
46,39
17,85
R3
8,51
20,96
15,19
4,07
51,27
75,50
21,62
Kulit Ari Kopi
8,89
21,33
37,16
1,22
31,40
29,16
15,16
1a
3,25
43,82
1,83
1,06
50,04
102,15 34,38
4a
5,49
13,22
8,12
2,18
70,99
56,01
20,42
4
2,23
3,07
4,42
0,81
89,47
42,41
6,77
6
3,16
5,28
62,05
5,17
24,34
85,69
79,28
10
12,77
14,50
21,27
2,15
49,31
55,93
45,20
11
2,68
5,55
38,48
1,93
51,36
69,13
58,22
2604
3,02
9,23
44,04
2,60
41,11
105,77 51,49
Pelet
6,10
8,49
39,42
10,93
35,06
84,53
76,92
Jagung Manis
7,94
9,20
35,40
1,26
46,19
79,93
14,82
Bungkil Sawit
5,07
18,66
41,01
8,74
26,52
76,91
59,64
Daun
7,80
13,48
28,00
3,93
46,79
74,07
55,20
Pelepah
30,41
5,29
39,93
1,25
23,12
74,32
42,36
Brebes
25,06
17,41
34,10
0,91
22,53
73,69
67,62
Karawang
13,71
12,66
42,17
1,20
30,26
94,01
47,24
Karang Anyar
13,67
13,58
41,24
1,07
30,44
95,75
86,25
Cianjur
15,80
17,87
39,37
1,05
25,90
100,56 61,88
Kode
32
Malang
Abu (%) 14,71
PK (%) 13,35
SK (%) 38,72
LK (%) 0,83
BETN (%) 32,38
Gresik
13,28
14,99
42,09
1,30
28,34
Kode
NDF ADF (%) (%) 79,53 75,05 86,64
65,33
Keterangan : NDF=Neutral Detergent Fiber; ADF=Acid Detergen Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
33