PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015
Danu Qurnia Styaji1, Sunarto2,Muhammad Sabandi3 *Pendidikan Ekonomi-BKK PTN , FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia Email :
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk aktivitas dan hasil belajar siswa di SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan pendekatan Saintifik Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI Pemasaran 3 SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015. Sumber data berasal dari guru dan peserta didik. Prosedur penelitian meliputi tahap (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) observasi, (d) refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan pendekatan Saintifik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian yang mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan siklus I dan siklus II. Aktivitas siswa untuk aspek visual activities mengalami peningkatan yaitu 52,95% pada pratindakan, 73,53% pada siklus I dan mencapai 88,24% pada siklus II. Untuk aspek oral activities yaitu 44,11% pada pratindakan, 79,41% pada siklus I dan mencapai 85,29% pada siklus II. Selanjutnya untuk aspek listening activities yaitu 41,17% pada pratindakan, 67,65% pada siklus I dan mencapai 79,41% pada siklus II. Kemudian untuk aspek writing activities yaitu 58,83% pada pratindakan, 83,35% pada siklus I dan mencapai 91,18% pada siklus II. Peningkatan hasil belajar juga dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together dengan pendekatan Saintifik. Sebelum penerapan model pembelajaran model pembelajaran Numbered Heads Together dengan pendekatan Saintifik nilai rata- rata kelas 74,17 (persentase ketuntasan 55,88%). Pada siklus I mengalami
peningkatan rata- rata kelas menjadi 77,35 (presentase ketuntasan 76,47%) Kemudian pada siklus II rata- rata kelas mengalami peningkatan menjadi 83,11 (presentase ketutasan 88,24%). Kata kunci : Numbered Heads Together, aktivitas belajar siswa, hasil belajar ABSTRACT The objective of this study was to improve the learning activities and learning achievements of the students in Grade XI Marketing Class 3 of State Vocational High School 1 Sukoharjo in the academic year 2014/2015 through the application of cooperative learning model Numbered Heads Together with Scientific approach. This research is a Classroom Action Research (CAR). The subjects were students in Grade XI Marketing Class 3 of State Vocational High School 1 Sukoharjo in the academic year 2014/2015. Research procedure includes the step (a) planning, (b) measures, (c) observation, (d) reflection. Based on this research, the learning process with the application of cooperative learning model Numbered Heads Together with Scientific approach can improve students’s learning activities and achievements outcomes. It is shown from the results that have increased after the act of the first cycle and the second cycle. Student activity to the visual aspects of the activities has risen 52.95% in pre-cycle, 73.53% in the first cycle and reached 88.24% in the second cycle. To aspects that oral activities on pre-cycle 44.11%, 79.41% in the first cycle and reached 85.29% in the second cycle. The next aspect is listening activities on pre-cycle 41.17%, 67.65% in the first cycle and reached 79.41% in the second cycle. Then for aspects of writing activities on pre-cycle 58.83%, 83.35% in the first cycle and reached 91.18% in the second cycle. Improved learning achievements can also be improved through the application of learning model Numbered Heads Together with Scientific approach. Before the application of learning models learning model Numbered Heads Together with Scientific approach the value of the average grade 74.17 (percentage of completeness as much as 55.88%). In the first cycle has increased an average of 77.35 (percentage of the class into mastery 76.47%). In the second cycle of the average grade has increased to 83.11 (percentage of 88.24% completeness) Keywords: Numbered Heads Together, student learning activities, learning achievements
Oleh
PENDAHULUAN Pendidikan
memegang
karena
memerlukan
peranan penting dalam menciptakan
sesuai
manusia- manusia yang berkualitas.
pengetahuan
itu
pendidikan
inovasi- inovasi yang
dengan dan
kemajuan
ilmu
teknologi
tanpa
mengabaikan nilai- nilai kemanusiaan.
merupakan
Berbagai
dalam
upaya
telah
dilakukan
kegiatan
proses
paling
pokok
pendidikan.
Dengan
pemerintah untuk melakukan inovasi
demikian berhasil tidaknya pencapaian
dalam
tujuan pendidikan dipengaruhi oleh
dunia
pendidikan.
Sejalan
perkembangan dunia pendidikan yang
keberhasilan
semakin
lembaga
dasarnya tingkat keberhasilan belajar
pendidikan untuk dapat menyesuaikan
mengajar dipengaruhi banyak faktor
dengan
yang diantaranya kemampuan guru,
pesat
menuntut
perkembangan
ilmu
proses
kemampuan
mendukung pembangunan di masa
pembelajaran, materi, sarana prasarana,
mendatang adalah pendidikan yang
motivasi,
mampu
potensi
serta lingkunghan sekolah yang mana
peserta didik, sehingga peserta didik
merupakan satu kesatuan yang saling
memiliki
berkaitan
kemampuan
dalam
memecahkan masalah pendidikan yang
kreatifitas, alat
secara
untuk
survei
yang
telah
dilakukan peneliti saat melaksanakan
untuk
PPL di SMK N 1 Sukoharjo terhadap
kualitas
pendidikan,
mata pelajaran Pemasaran Barang dan
pembaruan
kurikulum,
Jasa XI Pemasaran 1 menunjukkan
proses belajar mengajar, peningkatan
bahwa pembelajaran masih bersifat
kualitas
buku
konvensional yaitu pembelajaran yang
pelajaran, sarana belajar mengajar,
berpusat pada guru (teacher centered).
penyempurnaan sistem penilaian dan
Banyak
lain
memperhatikan
dilakukan
oleh
memperbaiki diantaranya
pemerintah
guru,
pengadaan
sebagainya.
peningkatan
yang
evaluasi,
terpadu
Berdasarkan usaha
model
tercapainya tujuan yang ingin dicapai.
dihadapi. Banyak
siswa,
Pada
pengetahuan. Pendidikan yang mampu
mengembangkan
dasar
belajar.
mutu
Dalam
upaya
pendidikan
apalagi
siswa
yang penjelasan
mencatat
materi
tidak guru yang
khususnya dalam meningkatkan hasil
diberikan. Selain itu juga hasil ulangan
pendidikan yang harus dikembangkan
tengah semester siswa masih banyak
terletak pada proses belajar yang
yang belum mencapai KKM, yaitu
Pembelajaran
dengan
sebesar 55,88% siswa yang memenuhi
pendekatan saintifik adalah proses
KKM
pembelajaran Rendahnya partisipasi siswa
yang
sedemikian rupa agar
peserta didik
dalam pembelajaran disebabkan oleh
secara
model yang kurang menarik dan masih
hukum atau prinsip melalui tahapan-
bersifat
tahapan
konvensional,
sehingga
aktif
dirancang
mengonstruk
mengamati
partisipasi siswa dalam belajar kurang
mengidentifikasi
dan berakibat lebih lanjut pada hasil
masalah),
belajar yang kurang optimal.
mengajukan
Untuk masalah
atau
atau
masalah, merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan
diperlukan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik
yang sesuai agar terjadi interaksi antara
mengomunikasikan
guru dengan siswa maupun siswa
atau
dengan
Pendekatan
pada
menemukan
merumuskan
pendekatan dan model pembelajaran
siswa
(untuk
masalah-
mengatasi
tersebut
konsep,
saat
proses
kesimpulan
prinsip
dan
konsep,
hukum
yang
“ditemukan”.
saintifik
dimaksudkan
pembelajaran. Penggunaan pendekatan
untuk memberikan pemahaman kepada
dan model pembelajaran yang sesuai
peserta
diharapkan
memahami
berbagai
materi
kerjasama antar siswa dalam sebuah
menggunakan
pendekatan
ilmiah,
kelompok, agar tercipta minat dan
bahwa informasi bisa berasal dari
perhatian siswa sehingga pembelajaran
mana
dapat berjalan dengan baik dimana
bergantung pada informasi searah dari
siswa ikut aktif. Pendekatan yang
guru.
dapat digunakan adalah Pendekatan
pembelajaran yang diharapkan tercipta
Saintifik
akan
dan
pembelajaran Together.
menimbulkan
didik
saja,
Oleh
dalam
kapan
karena
mengenal,
saja,
itu
tidak
kondisi
dengan
model
diarahkan untuk mendorong peserta
Numbered
Heads
didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber
melalui observasi, dan bukan
hanya diberi tahu.
Sedangkan pembelajaran
Pembelajaran yang dilakukan
model
Numbered
Heads
dengan
model
Numbered
Heads
Together digunakan penulis sebagai
Together
dapat
solusi yang ada di SMK Negeri 1
kesempatan
kepada
Sukoharjo karena dengan model ini
berpartisipasi
diharapkan siswa menjadi lebih aktif
kelompok.
dalam
meningkatkan aktivitas siswa dalam
mengikuti
proses
belajar
karena
siswa
dapat
mengajar
aktif
memberikan siswa dalam
untuk diskusi
Sehingga
pembelajaran.
Melalui
dapat
model
ini,
melakukan diskusi kelompok serta
aktivitas dapat ditingkatkan dengan
mengemukakan
pembelajaran
pendapat
mereka.
yang
dilakukan
Dengan model ini tidak hanya guru
dengan cara mengadakan kegiatan
yang aktif tetapi juga peran siswa
diskusi kelompok guna menyelesaikan
sehingga kondisi kelas menjadi lebih
persoalan yang diberikan guru dan
hidup.
presentasi Adanya
kelompok
ini
kegiatan
dari
masing-masing
diskusi
kelompok serta pemberian soal-soal
dapat
evaluasi sacara individu pada setiap
diharapkan
meningkatkan aktivitas siswa dalam
pertemuan.
mengikuti kegiatan belajar mengajar
pembelajaran
yang diselenggarakan oleh sekolah.
mendengarkan penjelasan dari guru
Siswa akan lebih termotivasi dalam
tetapi menyangkut kegiatan diskusi
mengemukakan pendapat, mengajukan
kelompok serta latihan soal di setiap
pertanyaan dan menjawab pertanyaan
pertemuan. Penggunaan model ini juga
pada saat dilakukan diskusi kelompok.
sesuai dengan materi pembelajaran
Kegiatan
ini
Pemasaran Barang dan Jasa, sehingga
menumbuhkan
antara meteri yang dipelajari dengan
diharapkan
diskusi dapat
kelompok
keberanian dalam diri siswa pada
model
saat
kesesuaian.
menjelaskan
hasil
kelompok di depan kelas.
diskusi
Dengan tidak
yang
Saintifik Numbered
demikian
diterapkan Dengan
dan
terdapat
pendekatan
karakteristik
Head
hanya
Together
model yaitu
penunjukkan salah satu nomer siswa
individu dalam perubahan tingkah laku
untuk
baik melalui latihan dan pengalaman
melakukan
presentasi
hasil
diskusi kelompok, diharapkan dapat
yang
meningkaktan aktivitas pembelajaran
kognitif,
yang meliputi visual activities, oral
untuk memperoleh tujuan tertentu”.
activities,
dan
Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa
writing activitis. Selain peningkatan
“Belajar adalah suatu proses usaha
aktivitas siswa, penerapan model ini
yang
juga diharapkan dapat meningkatkan
memperoleh perubahan tingkah laku
pemahaman materi oleh siswa serta
yang baru secara menyeluruh sebagai
hasil belajar siswa.
hasil pengalamannya sendiri dalam
listening
activities
Berdasarkan latar belakang maalah yang disampaikan di atas maka
penulis
tertarik
menyangkut afektif
dilakukan
Menurut (2008)
Model
kombinasi yang
Tipe
Numbered
Heads
Together
psikomotorik
seseorang
untuk
Pembelajaran
penelitian dengan judul : “Penerapan Kooperatif
dan
aspek
interaksi dengan lingkungannya”.
melakukan
Pembelajaran
aspek-
Oemar
pembelajaran
unsur-unsur
Hamalik
adalah
tersusun
manusiawi,
suatu
meliputi material,
(NHT) Dengan Pendekatan Saintifik
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
Untuk Meningkatkan Aktivitas dan
yang
Hasil Belajar Siswa Di SMK Negeri
mencapai tujuan. Muhammad Surya
1
dalam
Sukoharjo
Tahun
Ajaran
saling
mempengaruhi
Abdul
mengemukakan
2014/2015”.
Majid
untuk
(2013:
maksud
4) dari
“Pembelajaran merupakan suatu proses TINJAUAN PUSTAKA
yang
Hakekat belajar
memperoleh suatu perubahan perilaku
Menurut dalam
Abdillah
Aunurrahman
(2002)
(2010:
35)
dilakukan
individu
untuk
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalam individu sendiri
manyatakan bahwa “Belajar adalah
dalam
interaksi
suatu usaha sadar yang dilakukan oleh
lingkungannya”.
dengan
Tujuan mengacu
pembelajaran
pada
kemampuan
dikembangkan. Sehingga untuk melihat ke dua aspek ini perlu dikembangkan suatu perangkat pembelajaran untuk suatu topik tertentu yang sesuai dengan model pembelajaran yang dikembangkan. Selain itu dikembangkan pula instrumen peneltian yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
atau
kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki
siswa
pembelajaran.
setelah Tujuan
mengikuti
pembelajaran
dapat dioptimalkan selama kegiatan pembelajaran
yang
mengacu
penggunaan
pendekatan,
pada
strategi,
metode, teknik dan media dalam rangka membangun proses belajar. Sehingga
penggunaan
pendekatan,
strategi, metode, teknik, dan media dalam
pembelajaran
dengan
benar
harus agar
dipilih dapat
mengoptimalkan tujuan pembelajaran. Model Pembelajaran Dalam penggunaan pembelajaran,
Menurut Trianto (2007: 9) “Dalam
Khabibah
suatu pokok
bahasan tertentu harus dipilih model pembelajaran
yang
paling
sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran
harus
memiliki
pertimbangan – pertimbangan”. menentukan
suatu
mengajarkan
model (Trianto,
2007: 8) mengungkapkan: Untuk melihat tingkat kelayakan suatu model pembelajaran untuk aspek validitas dibutuhkan ahli dan praktisi untuk memvalidasi model pembelajaran yang dikembangkan. Sedangkan untuk aspek kepraktisan dan efektivitas diperlukan suatu perangkat pembelajaran untuk melaksanakan model pembelajaran yang
Winaputra dalam Sugiyanto (2007: 3) menyatakan bahwa “Model pembelajaran
adalah
kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis
mengorganisasikan
dalam pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan
berfungsi
sebagai
pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas
pembelajaran”.
menggunakan
model
Dengan
pembelajaran
yang sesuai dengan materi pembelajran
pembelajaran kooperatif merupakan
diharapkan
pembelajaran
aktivitas
belajar
siswa
membuat
model
dapat meningkat. Guru dituntut untuk
penggunaan sistem kelompok sehingga
dapat
siswa di sini akan belajar secara aktif
menentukan
model
pembelajaran yang dapat digunakan
dalam
sesuai materi yang diajarkan.
memecahkan masalah-masalah. Peserta
Model Pembelajaran Kooperatif
didik mencari permasalahan yang ada
Tujuan pembelajaran jangka panjang
kegiatan
pembelajaran
adalah membantu kemampuan
siswa mencapai
secara
optimal
untuk
dapat belajar lebih mudah dan efektif
mencari
masalah
dan
mengenai bab yang diajarkan dan kemudian mencari data, materi atau sumber-
sumber
memecahkan
referensi
untuk
permasalahan
yang
muncul.
dimasa dating. Untuk mencapai hal
Setiap
model
pembelajaran
tersebut perlu kerangka pembelajaran
memberikan penekanan pada aspek
secara konseptual yang menentukan
tertentu
tercapainya
pembelajaran.
pembelajaran lainnya. Oleh karena itu,
Model pembelajaran adalah kerangka
setiap pengajar dapat memilih model
konseptual yang melukiskan prosedur
pembelajaran tertentu sesuai dengan
yang
tujuan
tujuan
sistematis
mengorganisasikan
dalam pengalaman
dibandingkan
pembelajaran
yang
model
ingin
dicapai. Terdapat banyak model atau
belajar untuk mencapai tujuan belajar
strategi
tertentu,
sebagai
dikembangkan oleh para ahli dalam
perancang
mengoptimalkan hasil belajar siswa.
pembelajran dan para pengajar dalam
Salah satunya adalah pembelajaran
merencanakan
Kooperatif
dan
pedoman
berfungsi
bagi
para
dan
melaksanakan
aktivitas belajar (Winaputra: 2001).
Aligrah
(2014:
yang
yang
mengedepankan
kerjasama antar siswa dalam kegiatan
Menurut Wina Wijaya dalam Frank
pembelajaran
50),
pembelajaran.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
diberikan.
Numbered Heads Together
membantu dan mendorong motivasi
Salah
satu
Hal tersebutlah yang akan
pembelajaran
siswa untuk saling membantu dalam
kooperatif yang menarik dan dapat
belajar. Dengan demikian mereka akan
diterapka
mempersiapkan
untuk
aktivitas
meningkatkan
pembelajaran
pembelajaran
adalah
kooperatif
tipe
dirinya
masing-
masing dengan memahami materi yang didiskusikan
sehingga
akan
Numbered Heads Together. Menurut
meningkatkan aktivitas pembelajaran
Trianto (2010: 82), “Numered Heads
siswa.
Together pertama kali dikembangkan
Menurut Anita Lie (2008: 59),
oleh Spacer Kagen (1993) untuk
“Teknik
melibatkan lebih banyak siswa dalam
bernomor (number heads) memberikan
menelaah materi yang tercakup dalam
kesempatan kepada siswa untuk saling
suatu
membagikan
pelajaran
pemahaman
dan
terhadap
mengecek
isi
pelajaran
tersebut”. pembelajaran
koperatif model
digunakan
mengajar
ide-
mempertimbangkan
ide jawaban
kepala
dan yang
paling tepat”. Pembelajaran dengan
Model
Together
belajar
model ini siswa saling bertukar pikiran
Numbered
Heads
untuk mendapatkan
baik
untuk
paling
sangat dalam
meningkatkan
tepat
jawaban sehingga
yang dapat
meningkatkan semangat kerja sama
aktivitas pembelajaran, karena siswa
antar
dituntut untuk menanggung tanggung
kelompok mempunyai tanggung jawab
jawab baik secara individu maupun
untuk
secara
kelompoknya.
kelompok.
Dengan
adanya
penomoran pada siswa, maka setiap
anggota.
dirinya
Setiap
sendiri
anggota
maupun
Teknik belajar dalam model
siswa memiliki kemungkinan untuk
pembelajaran
ditunjuk guru untuk membacakan hasil
Together (NHT) dilakukan dengan cara
diskusi
setiap siswa diberi nomer dan dibuat
menjawab
kelompok pertanyaan
maupun yang
Numbered
Heads
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkontruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau merumuskan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, manganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
suatu kelompok, kemudian sacara acak memanggil nomor dari siswa. Menurut Hamdani (2011: 90) langkah langkah pembelajaran dengan model ini adalah sebagai berikut: a. Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam setiap nomor kelompok mendapat nomor. b. Guru memberikan tugas dan tiap- tiap kelompok disuruh untuk mengerjakannya. c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya. d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerja kelompoknya. e. Siswa lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian guru menununjuk nomor lain. f. Kesimpulan
Menurut Hudson dan Rudoloh metode
scientific
diperkenalkan Amerika
ke
pada
pertama ilmu
akhir
sebagai penekanan laboratorium mengarah
kali
pendidikan abad
pada
formalistik
ke-19, metode yang
pada fakta-fakta ilmiah
(Atsnan, 2013). Pendekatan yang dimaksud disini
adalah
untuk
Pendekatan Saintifik (Scientific
pemahaman
Approach)
dalam mengenal, memahami berbegai
Menurut Daryanto (2014: 51)
materi
kepada
memberikan
menggunakan
peserta
didik
pendekatan
konsep pembelajaran saintifik adalah
ilmiah, bahwa nformasi bisa berasal
sebagai berikut:
dari mana saja, kapan saja, tidak
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah
tergantung pada informasi dari guru saja.
Menurut Maria Varelas dan
mengemukakan
bahwa
“Aktivitas
Michael Ford dalam Atsnan (2013)
belajar adalah aktivitas yang bersifat
Pendekatan saintifik ini memudahkan
fisik maupun mental. Jadi, selama
guru
kegiatan
atau
pengembang
kurikulum
memperbaiki
proses
tersebut harus saling terkait, sehingga
pembelajaran, yaitu dengan memecah
akan menghasilkan aktivitas belajar
proses ke dalam langkah-langkah atau
yang optimal”.
untuk
tahapan-tahapan secara terperinci yang memuat
instruksi
untuk
belajar
kedua
aktivitas
Dalam proses pembelajaran
siswa
siswa dituntut untuk selalu aktif, agar
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
siswa dapat belajar secara optimal.
Hal inilah yang menjadi dasar dari
Sardiman
pengembangan kurikulum 2013 di
bahwa “Pada prinsipnya belajar adalah
Indonesia. Pendekatan Saintifik dalam
berbuat.
pembelajaran sebagaimana dimaksud
tingkah laku, jadi melakukan kegiatan.
meliputi
menanya,
Tidak ada belajar tidak ada aktivitas.
menalar, mencoba, membentuk jejaring
Itulah sebabnya aktivitas merupakan
untuk semua mata pelajaran.
Untuk
prinsip
atau
scientific
penting
di dalam interaksi belajar-
mengamati,
memperkuat
pendekatan
(2011:
Berbuat
95)
menyatakan
untuk
asas
mengubah
yang
diperlukan adanya penalaran dan sikap
mengajar”.
kritis
Indikator Aktivitas Belajar
siswa dalam rangka pencarian
(penemuan).
Aktivitas belajar siswa dalam proses
Aktivitas Belajar Aktivitas
belajar
menurut
pembelajaran
dalam
didefinisikan
mengungkapkan
sebagai
yang
“Berbagai
diberikan
pembelajar
dalam
mengajar”.
Sardiman
situasi (2011:
pada belajar 100)
terdiri
dari
berbagai macam, Paul B. Diedrich
Oemar Hamalik (2009: 179) dapat
aktivitas
sangat
Sardiman
(2011:101) macam-macam
aktivitas belajar yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah antara lain: 1) Visual Activities, misalnya: membaca materi dan
memperhatikan penjelasan guru maupun teman. 2) Oral Activities, seperti: bertanya, menjawab pertanyaan, memberikan saran, mengeluarkan pendapat, dan berdiskusi. 3) Listening Activities, sebagai contoh: mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru maupun teman. 4) Writing Activities, seperti; menulis cerita, karangan, laporan, menyalin. 5)
Drawing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram. 6) Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan dan bermain peran. 7) Mental Activities, sebagai contoh: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan pengambilan keputusan. 8) Emotoinal Activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa senang, bersemangat, bergairah, berani, dan tenang. Berdasarkan aktivitas
tersebut,
jenis
visual
aktivities
(memperhatikan
pelajaran), oral
activities
(bertanya,
mengeluarkan
pendapat,
diskusi),
listening
activities
(mendengarkan
uraian materi, presentasi) dan writing activities(
menulis
materi,
bahan
diskusi, membuat laporan). Aktivitas tersebut dipilih karena kondisi kelas saat pembelajaran yang kurang aktif. Rendahnya aktivitas siswa tersebut dapat dilihat dari rendahnya siswa yang memperhatikan
pelajaran,
mengeluarkan pendapat, mendengarkan penjelasan materi maupun menulis materi yang diberikan guru. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI Pemasaran 3 SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015. Objek penelitian adalah berbagai
kegiatan
yang
terjadi
di
dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar yang terdiri dari: 1) Penerapan model Numbered
berbagai
Heads Together dengan Pendekatan
aktivitas
Saintifik
yang diamati dalam penelitian adalah
pembelajaran.
dalam 2)
Aktivitas
kegiatan Belajar
siswa dan hasil belajar siswa. Sumber
Oral Activities, Listening Activities dan
data yang digunakan dalam penelitian
Writing Activities . Sedangkan untuk
ini
hasil
adalah
data primer
dan
data
belajar
yaitu
75%
siswa
sekunder. Data primer
yang akan
memempoleh hasil belajar di atas
diperoleh dari
wawancara
KKM.
dengan
hasil
guru dan siswa, aktivitas
Menurut
Daryanto
belajar siswa dan hasil belajar siswa
(2011:183) Prosedur dalam penelitian
setelah penerapan model pembelajaran
ini terdapat beberapa siklus, dan
Numbered Heads Together dengan
setiap siklusnya terdiri dari empat
Pendekatan
tahapan kegiatan yaitu perencanaan
Saintifik
di
kelas
XI
Pemasaran 3 SMK Negeri 1 Sukoharjo.
tindakan,
Data sekunder dalam penelitian
observasi
ini
pelaksanaan atau
tindakan,
interpretasi,
dan
adalah dokumen atau arsip sekolah
analisis atau refleksi.
mengenai
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), silabus dan daftar nilai hasil ulangan siswa. Teknik
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas
pengumpulan
data
dan
hasil
belajar
melalui
yang akan digunakan adalah observasi,
penerapan
wawancara,
dokumentasi.
Numbered Heads Together dengan
menggunakan
pendekatan
tes
dan
model
siswa
Validitas
datanya
triangulasi
teknik dan sumber data.
pelajaran Pemasaran Barang dan Jasa
Analisis
yang
digunakan adalah
di kelas XI Pemasaran 3 SMK Negeri
analisis desriptif komparatif analisis
1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015.
data
Pelaksanaan
kuantitatif
dan
analisis
data
kualitatif. Indikator
Saintifik
pembelajaran
tindakan
pada
melalui
mata
dua
siklus yang dilaksanakan selama tiga keberhasilan
kali pertemuan untuk tiap siklusnya,
penelitian ini adalah 75% siswa aktif
pertemuan pertama dan kedua adalah
dalam
masing
penerapan model dalam pembelajaran,
masing aspek, yaitu Visual activities,
kemudian pemberian soal tes pada tiap
pembelajaran
dari
akhir siklus.
pada siklus II. Untuk oral activities
Peneliti menggunakan lembar
yaitu 44,11% pada pratindakan, 79,41%
observasi untuk mengukur aktivitas
pada siklus I dan mencapai 85,29%
belajar siswa selama pembelajaran dan
pada siklus
soal tes untuk mengetahui hasil belajar
listening activities yaitu 41,17% pada
siswa. Pengamatan aktivitas belajar
pratindakan, 67,65% pada siklus I dan
siswa
mencapai
79,41%
pada
Kemudian
untuk
writing
dilakukan
pembelajaran mengamati
pada
berlangsung kegiatan
belajar
saat dengan siswa
yaitu
II.
Selanjutnya untuk
58,83%
pada
siklus
II.
activities
pratindakan,
dengan berpedoman pada indikator
83,35% pada siklus I dan mencapai
ketercapaian yang telah ditentukan,
91,18% pada siklus II. Dari paparan
sedangkan hasil belajar siswa diukur
tersebut dapat diketahui aktivitas siswa
dengan menggunakan soal tes yang
selalu
telah
siklus I dan siklus II.
dipersiapkan
sesuai
dengan
Pada
materi yang telah disampaikan pada saat pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan,
meningkat
dari
pratindakan,
I
peningkatan
siklus
aktivitas siswa terjadi pada semua aspek,
namun
pada
aspek
visual
terjadi peningkatan aktivitas dan hasil
activities dan listening activities belum
belajar siswa dari pratindakan, siklus I
mencapai
dan siklus II. Peningkatan aktivitas
sebesar
belajar siswa telah mencapai target
tindakan siklus II, aktivitas siswa untuk
apabila masing-masing aktivitas belajar
tiap aspek telah mencapai target yang
siswa diperoleh persentase 75% dari
diharapkan. Pada siklus II aktivitas
keseluruhan jumlah siswa termasuk
siswa untuk visual activities mencapai
dalam kriteria baik dan sangat baik.
88,24%, 85,29% untuk oral activities,
Aktivtas siswa untuk visual activities
79,41% untuk listening activitiesdan
yaitu 52,95% pada pratindakan, 73,53%
91,18%
pada siklus I dan mencapai 88,24%
Meskipun pelaksanaan siklus I belum
indikator 75%.
untuk
Setelah
writing
ketercapaian pelaksanaan
activities.
optimal, namun dari hasil pengamatan
menunjukkan bahwa penerapan model
memperbaiki
tindakan
pembelajaran
dilaksanakan
siklus
Numbered
Heads
siklus II
yang
Together meningkatkan aktivitas belajar
menghasilkan
siswa. Dapat diketahui data pengamatan
88,24%. Maka target yang ingin dicapai
pada siklus II, aktivitas belajar siswa
untuk hasil belajar telah terlampaui,
dapat mencapai bahkan melebihi target
yaitu
indikator ketercapaian yaitu 75% untuk
memperoleh nilai ≥ 75.
tiap aktivitas dalam aspek aktivitas
Model
30
persentase
I
dari
34
ketuntasan
siswa
telah
pembelajaran
siswa. Dengan demikian penerapan
Numbered
Heads
Together
model pembelajaran Numbered Heads
dengan
Together dapat mendorong siswa untuk
meningkatkan
aktif dalam pembelajarn dab
turut
belajar siswa terlihat dari peningkatan
berpartisipasi aktif dalam kelompok
aktivitas yang diamati setiap siklus serta
diskusi.
hasil belajar yang dilaksanakan setiap
pendekatan
(NHT)
saintifik
dapat
aktivitas dan hasil
Selanjutnya peningkatan hasil
akhir siklus. Hal ini terbukti pada
belajar terjadi pada tiap pelaksanaan
peningkatan aktivitas belajar serta hasil
tindakan.
Jumlah
mendapatkan
nilai
siswa
yang
belajar
siswa
tuntas
atau
pembelajaran
selama
proses
menggunakan
model
memperoleh nilai ≥ 75 yaitu 19 siswa
pebelajaran Numbered Heads Together
dengan
dengan
persentase
pratindakan,
26
55,88% siswa
pada dengan
persentase 76,47% pada siklus I dan 30
pendekatan
saintifik,
yaitu
sebagai berikut: 1.
Siswa lebih aktif dalam proses
siswa dengan persentase 88,24% pada
pembelajaran baik dalam diskusi
siklus II. Meskipun hasil belajar pada
kelompok, memperhatikan materi
siklus I terjadi peningkatan mencapai
yang
76,47% dan capaian tersebut sudah
pendapat, diskusi, mendengarkan
mencapai
materi,
target
80%
siswa
memperoleh nilai atau batas KKM ≥ 75.
Untuk
memantapkan
dan
dibahas,
mencatat
laporan hasil diskusi.
mnegeluarkan
dan
membat
2.
3.
Susasana
belajar
yang
tidak
belajar
siswa,
maka
dapat
monoton menjadikan siswa lebih
disimpulkan bahwa penerapan model
anusias dalam mengkuti proses
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
pembelajaran
dengan
Heads Together dengan pendeklatan
menggunakan model pembelajaran
Saintifik dapat meningkatkan aktivitas
number heads together dengan
dan hasil belajar
pendekatan saintifik.
Pemasaran 3 SMK Negeri 1 Sukoharjo
Adanya diskusi kelompok dan
tahun ajaran 2014/2015.
adanya
tanggung
jawab
untuk
mempelajari hasil diskusi bersama kelompok, sehingga pengetahuan siswa dapat berkembang. 4.
hasil
Penerapan
model pembelajaran
number heads together dengan pendekatan
saintifik
dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat padahasil pengamatan di setiap siklus bahwa terdapat kenaikan setiap aspek dari setiap siklusnya. Aktivitas dan hasil belajar siswa juga telah mencapai target yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu 75% siswa memenuhi KKM dan 75% siswa aktif pada masingmasing aspek aktivitas belajar yang diamati. Berdasarkan
data
yang
menunjukkan peningkatan aktivitas dan
siswa kelas XI
SIMPULAN Simpulan 1. Aktivitas Belajar Siswa Penerapan pembelajaran
model
Numbered
Together
dengan
Saintifik
dapat
Heads
pendekatan meningkatkan
aktivitas siswa yang ditunjukkan dari hasil penelitian yang mengalami peningkatan
setelah
dilakukan
tindakan siklus I dan siklus II. Aktivitas siswa untuk aspek visual activities yaitu
mengalami
52,95%
pada
peningkatan pratindakan,
73,53% pada siklus I dan mencapai 88,24% pada siklus II. Untuk aspek oral activities yaitu 44,11% pada pratindakan, 79,41% pada siklus I dan mencapai 85,29% pada siklus II. Selanjutnya untuk aspek listening
activities
yaitu
41,17%
pada
pratindakan, 67,65% pada siklus I
IMPLIKASI Implikasi Teoritis
dan mencapai 79,41% pada siklus II. Kemudian
untuk
aspek
activities
yaitu 58,83%
writing pada
Secara
teoritis, implikasi
dari hasil penelitian ini adalah penerapan
model
pembelajaran
pratindakan, 83,35% pada siklus I
kooperatif tipe Numbered Heads
dan mencapai 91,18% pada siklus II.
Together saintifik
2. Hasil Belajar Siswa Peningkatan hasil belajar juga
dapat
penerapan
dengan
ditingkatkan model
melalui
pembelajaran
pendekatan
dapat
meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Pembelajaran
kooperatif
tipe
Numbered Heads Together dengan
Numbered Heads Together dengan
pendekatan
pendekatan
Sebelum
mendorong siswa untuk lebih aktif
pembelajaran
mengeluarkan pendapat, bertanya,
Numbered
mencari informasi dan berdiskusi
penerapan model
Saintifik. model
pembelajaran
saintifik
Heads Together dengan pendekatan
dalam
Saintifik nilai rata- rata kelas 74,17
persoalan
dari
dengan
menjawab
persoalan
persentase
ketuntasan
menjawab/
dapat
memecahkan guru. dari
Untuk guru
sebanyak 55,88% atau 19 siswa.
masing- masing anggota kelompok
Pada siklus I mengalami peningkatan
mencari materi atau jawabannya dan
rata-
kemudian
rata
dengan
kelas
menjadi
presentase
77,35
ketuntasan
didiskusikan
berkelompok
untuk
secara
mendapatkan
76,47% atau sebanyak 26 siswa.
jawaban yang paling baik. Aktivitas
Kemudain pada siklus II rata- rata
yang
kelas
menjadikan siswa menjadi lebih aktif
mengalami
peningkatan
terjalin
dalam
antara
kelas, sehingga
siswa
menjadi 83,11 dengan presentase
di
ketutasan 88,24% atau sebanyak 30
meningkatkan pemahaman materi
siswa.
dan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa
akan
Oleh karena itu, model
Penerapan
model
pembelajaran
pembelajaran tipe Numbered Heads
kooperatif tipe Numbered Heads
Together
Together
dengan
pendekatan
juga dipadukan dengan
saintifik diharapkan dapat dijadikan
pendekatan saintifik yang menuntut
pertimbangan
untuk
siswa untuk selalu aktif dalam
digunakan sebagai salah satu solusi
pembelajaran dengan menggunakan
untuk meningkatkan aktivitas dan
model
hasil
menanya,
oleh
belajar
kualitas
serta
dalam
guru
memperbaiki
pembelajaran
di
5M
yaitu
mengamati,
mengeksplorasi,
mengasosiasi
dan
kelas.
mengkomunikasikan. Maka dari itu,
Implikasi Praktis
model pembelajaran kooperatif tipe
Secara
praktis,
implikasi
Numbered Heads Together dengan
dari hasil penelitian ini yaitu model
pendekatan
pembelajaran
tipe
meningkatkan aktivitas dan hasil
Numbered Heads Together dengan
belajar siswa kelas XI Pemasaran 3
pendekatan
SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun
kooperatif
dapat
meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Pembelajaran
kooperatif
tipe
siap
menjawab
menyampaikan
hasil
atau diskusi
dapat
ajaran 2014/2015. Saran
Numbered Heads Together siswa dituntut
saintifik
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai
tindak
lanjut
terkait
kelompoknya apabila nomer yang
penelitian yang telah dilaksanakan,
didapatnya
guru.
diantaranya sebagai berikut:
harus
1. Bagi Siswa
Sehingga
ditunjuk semua
mempersiapkan
oleh siswa
diri
agar
dapat
a. Siswa lebih aktif dalam proses
menjawab atau menyampaikan hasil
pembelajaran
diskusi dari kelompoknya dengan
diskusi
selalu
bertukar pikiran.
aktif
selama
proses
pembelajaran dan diskusi kelompok.
melalui
kelompok
dan
kegiatan saling
b. Siswa tidak menjadikan guru sebagai satu- satunya sumber informasi, sehingga siswa dapat memperoleh
informasi
dari
mudah menerima materi yang disampaikan. b. Guru dapat menerapkan model pembelajaran
inovatif
seperti
berbagai sumber seperti internet,
model pembelajaran kooperatif
buku paket, modul, dll.
yang dapat diterapkan pada setiap
c. Siswa dapat meningkatkan hasil belajar melaui partisipasi aktif saat
proses
pembelajaran
berlangsung. d. Siswa
pembelajaran
dan
disesuaikan
dengan kondisi siswa. c. Guru
hendaknya
memberikan
motivasi kepada siswa saat proses
hendaknya
memahami
pembelajaran berlangsung, seperti
pentingnya
aktif
dalam
menunjukkan gambar, video atau
pembelajaran
serta
interaksi
media- media pembelajaran lain
dengan
siswa
lain
kelompok, menumbuhkan
dalam
berkaitan
dengan
sehingga
pembelajaran. Dengan demikian
dalm
siswa akan merasa tertarik untuk
sikap
menyampaikan
yang
pendapat,
mengikuti
pembelajaran
serta
jawaban atau pertanyaan dan
membangkitkan rasa ingin tahu
secara tidak langsung akan dapat
siswa
membantu
mengajukan pertanyaan maupun
menyelesaiakn
permasalahan
selama
proses
pembelajaran berlangsung.
mengembangkan metode
selelu
model
pembelajaran
untuk
memebrikan pendapat.
a. Sekolah hendaknya
berani
3. Bagi Sekolah
2. Bagi Guru a. Guru
sehingga
dan
pelatihan
dapat
memberikan
kepada
guru
berhubungan
dengan
yang strategi
untuk
pembelajaran yang baik seperti
diterapkan dalam menyampaikan
pelelatihan menggunakan model
materi,
pembelajaran inovatif yang dapat
sehingga
merangsang
ssswa untuk aktif dan lebih
mendukung
meningkatnya
kualitas pembelajaran di sekolah. b. Sekolah
memotivasi
memfasilitasi
mengucapkan Ketua
karena terima
Program
itu
penulis
kasih
kepada
Studi
Pendidikan
Ekonomi FKIP UNS, Ketua BKK
memberikan pembelajaran yang
Pendidikan Tata Niaga FKIP UNS,
berkualitas kepada siswa. Seperti
Pembimbing I dan Pembimbing II, serta
kelengkapan media pembelajaran,
jajaran
kenyamanan ruang kelas dan
Ekonomi FKIP UNS.
memfasilitasi
DAFTAR PUSTAKA
guru
untuk
pelatahan
yang
berhubungan dengan penerapan model pembelajaran inovatif yang juga akan menoingkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. 4. Bagi penelitian selanjutnya a. Penelitian selanjtnya diharapkan mampu
menyempurnakan
kekurangan yang ada di dalam penelitian ini. Disarankan untuk menggunakan tema yang sama dan diterapkan pada materi yang berbeda
serta
dapat
menambahkan variable aktivitas yang lain agar lebih bervariatif dan inovatif. UCAPAN TERIMA KASIH Terselesaikannya artikel ilmiah ini
Oleh
untuk
mengikuti
guru
dan
pihak.
tidak
terlepas
arahan, dan bantuan
dari
bimbingan,
dari
berbagai
redaksi
Jurnal
Pendidikan
Agung. I. (2012) Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Jakarta Timur: Bestari Buana Murni. Aqib, Zainal. (2013). Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstektual. Bandung : Yrama Widya Atsnan (2013). Penerapan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika Smp Kelas Vii Materi Bilangan (Pecahan). ISBN : 978 – 979 – 16353 – 9 – 4. Diperoleh tanggal 28 Februari 2015. Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Budiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press. Dalyono, M. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Darsono, M (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Daryanto & Muljo Raharjo. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media. Daryanto. (2013). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media Eko,
P.(2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Frank Aligrah & Annisa Ratna Sari (2014). The Implementation Of Numbered Head Together Model To Improve Students’ Accounting Learning Activity. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1. Diperoleh tanggal 20 Januari 2015 Hamalik. O. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia. Handoko, M.D. The Effectiveness of Numbered Heads Together in Teaching reading viewed from students locus of control. Pedagogy Vol. 1, 2013. Diperoleh tanggal 6 Februari 2015.
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Isjoni.
(2011). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Karyadi, dkk (2012). Keefektifan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (Nht) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Fungsi Konsumsi Dan Fungsi Tabungan. Economic Education Analysis Journal, ISSN 22526544. Diperoleh tanggal 20 januari 2015 Lie.
A. (2008). Mempraktikkan Cooperative Learning di RuangRuang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.
Majid. A. (2013). Strategi Pembelajran. Jakarta: Rosda. Marwan Hamid. (2012) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kegiatan Ekonomi Masyarakat Di Kelas Vii Smp Swasta Nujumush Shaghirah Aceh Utara Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered-HeadsTogether). Vol 2. Diperoleh 20 Januari 2015 Misu, L. 2014. Mathematical Problem Solving Of Student By Approach Behavior Learning Theory.
International Journal Of Education And Research. Vol. 2, No. 10. ISSM: 2201-6333. Diperoleh tanggal 6 Februari 2015 Muraya, D.J. & Kimamo G. (2011). Effects of cooperative learning approach on biology mean achievement scores of secondary school students in Machakos District, Kenya. Educational Research and Reviews Vol 6(12). ISSN 1990-3839©2011 Academic Journal. Diperoleh tanggal 6 Februari 2015. Musfiqon. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Pustaka Prestasi. Purwanto, M. N. ( 2013). Psikologi Pendidikan. . Bandung: PT Remaja Rosdakatya. Sanjaya, W. (2006). Strategi Pmbelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. Sardiman. ( 2011). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada Slameto. (2010). Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 2003. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.\ Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning Theory Research and Practice. Terjemahan Nurulita
Yusron. Bandung: Nusa Dua.
Penerbit
Sudjana N (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakatya. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara. Sumadayo. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu. Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. Thursan, H (2005). Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Suara. Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Perpustakaan Nasional KDT. Widoyoko, S. E. P (2010). Evaluasi Prgram Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Winaputra. (2001). Model- model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PAU-PPAI