Firdaus L.N. et al. (Eds), Reformasi Pembelajaran ke A rah Pembinaan Insan yang Cerdas dan Kompetitif, pp.68-76. © 2007 Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau
Pendekatan Kontekstual DalamUpaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Sains Kimia di MAN 2 Pekanbaru Betty Holiwarni Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru 28292 Abstract The Classroom action reserach applied with contextual approach is aimed to improve the quality of teaching-learning procees at school ( especially chemistry subject lesson at grade XI Sience-3 MAN 2 Pekanbaru). The Quality of Chemistry teaching-learning is shown by the teachers ability to cope/handle teaching-learning, the studens and teachers activity during the prosess and the students' mastery learning. The teacher abilities in handling teaching-learning and the activity of teacher-students during teaching-learning is pointed out by observation while the students' mastery learning is resulted by post-test and daily-examinations. The research result shows at cycles-I: the mastery learning of regular students gets 75% (not mastery). The cycles of II, III, and IV results as follows: 85%, 92%, and 100% (mastery), the teacher ability to handle teaching-learning at cyclesI is still low which is indicated by the time allocation provided is not adequate. But, the following cycles, the teacher ability in handling the class has already good. However, the students-teacher activity in cycles I is not fulfilled/hoped which is teaching-learning dominated by teacher (teacher act as the teaching-learning centered). The following three last cycles is already appropriate which the teaching-learning process is centered at students, and teacher roles as motivator and facilitator. The contextual approach lesson would improve the teaching-learning quality. Pendahuluan Mata pelajaran kimia hingga saat ini kurang disukai oleh banyak siswa karena dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Ada siswa yang memilih jurusan IPS karena tidak ingin lagi bertemu dengan mata pelajaran kimia, meskipun waktu kecil mereka bercita-cita ingin menjadi dokter. Paradikma ini terbentuk, dinilai oleh pakar dari ITB, Prof Maman A Djauhari, terjadi karena kesalahan sistem pengajaran. Selma ini, pengajaran kimia hanya mengacu kepada buku sehingga pembelajarannya tidak realistik. Kondisi yang ada sekarang di Indonesia, guru
Prosiding Internasional Seminar Pendidikan Serantau III. Pekankgru, 2-3 Mei 2007
Bettv Holiwarni
70
-
tanya jawab yang terjadi satuarah kebanyakanaktivitassiswamenulisdanmendengarkan guru kemampuansiswa dalammenggunakdnalat-alatIPA rendah keterampilanproses(antara lain: kemampuanmelakukan pengamatan, klasifikasi,identifikasivariabel, prediksi,inferensi, perumusanhipotesissiswarendah
Berbagaiperbaikantelah dilakukanoleh pemerintahuntuk mengatasi permasdlahandalam pendidikan sepertimelengkapisaranadan prasarana pendidikan (membangunlaboratorium besertaperalatannyadan kebun percobaandi sekolah-sekolah) dan merubahkurikulum (kurikulum 1975, kurikuluml994,suplemenkurikulum 1994danteral*rirsekarang ini kurikulum berbasiskompetensi).Akan tetapiusaha-usaha tersebutbelum membuahkan hasil yangmemuaskan.Guru tidak ingin pindahdari metodekonvensional,dan siswacenderungmembencipelajarankimia. setelahmempelajariakar dari permasalahan pendidikankimia, tim peneliti sepakaibahwapendekatanKontekstuai(ConiextualTeachingand Liarning yangdikemukaan rcfD sangattepatuntukmengatasibeberapapermasalahan di atas.Pendekatan Kontekstualsangatkontrasdenganpendekatankonvensional yangpadaumunrnyadigunakanoleh guru-gurudewasaini. Dalampendekatan konvensionalgurumengajarkankepadasiswa'teady made"kimia, yaitu kimianyaparailmuwan.Sebaliknyapendekatan Kontekstualmembangunpemahaman konsep Metode Penelitian L settingPenelitian Penelitianini dilaksanakansecarakolaboratifantaradosen,mahasiswayang sedangmelaksari"aitan tugas akhir dan guru kimia di MAN 2 Pekanbaru. pada semesterII tahun ajaran 200512006dari bulan Penelitiandiilaksarrakan Mareti-April 2006'dikelasXI IPA 3, denganjumlah siswa26 orangterdiri dari '1.9t*itati padapokokbahasan : 14perempuandan Koloid. '
I
"ttx' 2. espet-hspek yang Oiteilti Unurk renjawab pertanyaandalampenelitianini, adabeberapaaspekyang ' ': al@dsefiAiki,yaitu: , ,' a. Ke,mhnpuanguru mengelolarymbel6jaran
, :*i Prosiding:Intemasional Seminar Pendidil
Betty Holiwarni
71
KemampuangurumengelolapembelajarandenganpendekatanKontekstual perlu diamatikarenakegiatanpembelajaranini barubagi guru.Pengamatan tentang kemampuanguru mengelolapembelajarandiamati dengan menggunakanInstrumen (1): Lembar PengamatanKemampuanguru Kemampuangurumengelolapembelajarandiberi MengelolaPembelajaran. skor dan dikelompokkanmenjaditidak baik apabilaskor (1,00-1,4999), baik(2,500-3,499)dan sangatbaik (3,5004,00). kurangbaik(1,500-2,499), b. Aktivitas siswadangurudalampempelajaran Penilaianaktivitas siswadangurudalampempelajarandenganpendekatan Kontekstualbertujuanuntukmelihatapakahkegiatansiswadanguruselama pembelajaransudah sesuaidengansintaks pembelajaranpendekatan Kontekstual.Penilaianaktivitas ini'menggunakanInstrumen(2):. Lembar Setiapaktivitas PengamatanAktivitasSiswadanGurudalamPembel.ajaran. Untuk siswa:baik sekali iika Q 5%siswadangurudihihrrg persentasenya.' dan 100%)siswaaktif dalamPBM, baik(65%-74%),cukup(55Yo-64Yo), jika guru (70%'100%) aktif jika >55o/o. guru: baik Untuk kurang , membimbingsiswadalamkegiatanpernbelajaran,cukup (55Yo-69%),dan kurangjika,>55oh. siswauntukranahkognitif dinilai melaluihasiltespada c. Ketuntasanbelajar setiapsiklus yangdiberikan.danposttest,sedangkanuntuk ranahafektif danpsikomotordinilai sewaktuprosespembelajaranberlangsung.Standar patokanyangditetapkan ketuntasanbelajar siswaindividual menggunakan sekolah,yaitu dengankriteria apabilasiswatelahmenguasaiminimal 70% dari jumlah soalyangdiberikanataudengannilai 70 danuntukketuntasan belajar siswa secaraklasikal tercapaiapabilaminimal 85% dari jumlah siswatelahtuntasatautelahmendapatnilai > 70.. 3. RencanaTindakan Dari hasil observasiawal yang dilakukan di MAN 2 Pekanbaru,maka dalam refleksi ditetapkanbahwatindakanyangakaodilaksanakanuntukmeningkatkan kualitaspembelajaranSainsKimiaadalahpenerapanmodelpembelajarandengan pendekatanKontekstual. berdasarkanhasil refleksj awaltersebut,dilalsanakanpenelitiantindakankelas (2) pelalsanaan,(3) obsewasi denganprosedursebagaiberilut: ( 1)perencanaan, benkut pencabaran sebagai dan evaluasi,(4)refleksi. Dengan 3.1. Perencanaan Perencanlantindakm yangdilakukandalampenelitianini adalah: Prosiiling Inkrnasional Seminat Peniliilikan Seruntau lll' Pekanbaru' 2-3 Mei 2007
72
Bettn Holiwarni
a. Membuat ",erangkat pembelajaran dengan penerapan pendekatan Kontekstu;i. berupa:RencanaPembelajaran(Rp), Lembar Kerja Siswa (LKS), Bui.u siswa berupa kompilasi dari berbagai sumber bacaansesuai dengan top.k yang dibahas, dan Lembar penilaian untuk ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. b. Membuat Instrumen(1): Lembar PengamatanKemampuanguru Mengelola Pembelajaren serta Instrumen (2): Lembar pengamatanAktivitas Siswa dan Guru d,,iamPembelaiaran. 3.2. Pelaksanai:i Tindakan Kegiatan yang :ilaksanakanpada tahap ini adalah melaksanakankegiatan pembelajarano; 'h guru (mahasiswayang sedangmenyelesaikantugasakhir) sesuaidengans' lnario pembelajaranyang telah disusun,yaitu pembelajann denganpendeka;rnkontekstual. 3.3. Obseniasi';'ln Evaluasi Kegiatan obsen'.isidilaksanakanbersamaandenganpelaksarnanfin
Betty Holiwarnt
73
berikut' Datayangdiperolehdari hasilpenelitiandapatdiuraikansebagai l.KemampuanGurudalamMengelolaKegiatanPembelajaran guru dalam Berdasarkanhasil analisis data pengamatankemampuan skor mengelolakegiatanpembelajaran,dapat diketahui bahwa rata-rata kegiatan pembelajarandenganpendekatan kemimpuun gu.o masing-masingaspekyangdiamatiberki sarantara2,55 Kontekstualtrntuk-*g"lola aspekdan 3,75 (Kategoripenilaianbaik sampaisangatbaik). Di antara aspekyangdiamatidalampenilaiankemampuangurumengelolakegiatan aran,aspekmenyampaikantuj y1 nelbel ajarln' mendiskusikan pembela3 pen'elidikan,danmengelolawaktumandapatskorterendah' iangt
l,
I I
Jumlahrata-ratapersentaseal:tivitas gurumendiskusikanlangkah-langkah penyelidikan,membimbingsiswamelakukanpenyelidikan,mernbimbing siswa.menemukankonsep, mempresentasikanhasil penyelidikan, menerapkankonsep,danmembimbingsiswamembuatkesimpulanadalah : sebesai71% (mendiskusikanlangkah-langkahpenyelidikan 7,2o/o, : membimbingsiswamelalukan penyelidikan 31,gyo,mcnpresentasikan : hasil penyelidttotr= 9,77omenernukankonsep 8,8olo,menerapkankonsep = : 6,9i/odanmembuatkesimpulan 7,5o/o).Sedangkanrata-ratapersentase aktivitas gUrumenyampaikaninformasi sebesarll,3oA,Memotivasi siswa = 5,OoA.Hasil irri dapatdiartikan bahwa 16So/o,Vtenyampaitcan,TPK pembeiajaranberpusatpada"siswa.Sedangkanguru membimbing siswa meliilukan'peliyeiiaiUn, dledemukafik6nsep s€rtamenerapkankonsep , ' daltim kehidupansehari-hati.l\ktivitas'guru dan siswa seperti ini sesuai denganoiri'kegiatanpembelajaranpendekatanKontekstual,dinnna'guru t-A lAei 20o7 fuosiding lntemasional Seminar Penitiitiknn SerantauIII' Pekanbaru'
74
Betty Holiwarni
berperan aktif .:rbagai fasilitator bagi siswa untuk menemukan dan menerapkankc, ..::p melalui kegiatanpenyelidikan. 3. KetuntasanBela r Siswa Penilaian hasil bel;.,ar siswa mencakup ketiga ranah penilaian, yaitu ranah kognitif, afektif da; psikomotor, maka hasil dan pembahasannya mencakup ketiga ranah terseb 3.1. Penilaianranah, ognitif siswayangtuntas Hasilanalisisdatah,:silulanganhariansiswapadasiklusl, hanya 19 orang (73',ij yang tidak tuntas 7 orang (27%) berarti secaraklasikal ketuntasan belajar l;lum tercapai. Sedangkan untuk siklus II, III, dan [V berturut-turut 85Vo,i2%o, dan 100%. Belum tercapainya ketuntasan belajar siswa pada siklus p'-itama disebabkankarena model pembelajaran ini sangat baru bagi siswa,.me'.ir,ipunsebelumpembelajaran sudah dijelaskan dan diberi contoh oleh guru tai'r saatpembelajaranberlangsungmasih banyak siswa yang bingung. tu6u .iklr:; [, [, dan IV sudah ada peningkatan dan ketuntasan klasikaljuga telahter ::lpai, halini tidakterlepas dari tinclakan-tindakanperbaika:n yang dilakukan set,,'r: siklus berdasarkanhasil observasi dan evaluasi yang dilakukan pada watr u pembelajarandisetiap siklus. Ketuntasan belajar siswa dari hasil analisis d ;z tentang hasil post-testjuga telah mencapai ketuntasan belajar siswa secar klasikal sebesar 96% ( 25 orang siswa tuntas.dari 26 orang). 3.2. PenilaianRana.iafektif Ilasil analisisd31sd,.:-lhasil penilaian afektifpada siklus I, menunjukkanbahwa separol dari.siswa r:.asihbernilai kurang, Indikator yang dapat dilihat selama kegiatan pembelaja:.enpada siklus I ini adalah: siswa belum bisa bekerja sama dengan teman, beriiskusi, mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan atas pendapat/pertanyaan, dan berada dalam tugas. Pada siklus II; III, dan IV sudah ada peniirgkal an hal ini tidak terlepas dari tindakan-tindakan perbaikan yang dilakukan setiap siklus berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan pada waitu pembelajaranpada setiap siklus, sehinggapada siklus IV hanya 2 orang sisrvayang nilai afektifrrya cukup. Kedua anak ini mernpunyai karakter yang bertolakbelakangr,yaxg satu sangat pendiam, sehingga selama kegiatanpenrbelajarandiale-bihbanyilkdiandanh.S4yamelihattenrannyayang asik bekerja dan ya::g satu 14gi terlalu si*a rnenonjolkan diri. meskipun yang dikatakannya atau I'ang ditanyakandidak jelas. Skalapenilaian dibuatdengan ProsidinglnternasionalSeminizrPendidikat Serantaulll, Pekanbaru,2-3 Mei 2007
berikut: tersebutadalahsebagai angka-angka rentangandari i s.d.5. Penafsiran : : 4 : baik' 5 sangatbaik' 1 : ruigut kurang,2 : kurang,3 cukup' 3.3.PenilaianRanahPsikomotor padasiklusI, -menunjukkan Hasil analisisdatao*ii"t1 p*ilaian psikomotor bahwalebihsepertigadarijumlahsiswamasihbernilaikurang.Indikatoryang dapatdilihatselamakegiatanpembelajaranpadasiklusliniadalah:siswabelum dengantermometer'mengambil bisa menggunatangelfs ukur' mengukursuhu PadasiklusII, melarutkan'zatdinsebagainyadenganbenar. zat denganpipet, ini tidakterlepasdari tindakan-tindakan III, dan rv sudah lal "o"p""i"gt"tan hasil observasidanevaluasi siklusberdasarkan perbaikanyangdilatnici ;j* padasetiapsiklus, sehinggapada yang dilakuka,,paou*uttu pembelajaran siswa dapat menggunakanatat dan bahan siklus rv sudahh"-d;;* sangatsenangdan antusias percobaandenganbenar'danterlihat mereka merrgerjakantugas.tugasyangdiberikan.Skalaperrilaiandibuatdenganrentangan : adalah sebagaiberikrut: I dari 1 s.d. 5. penafsf# arigka-angkatersebut : 5 sangatbaik' *r,gu, kurang,2: kurang,3-= cukup,4=baikKesimPulan dan Saran PembeiajarankimiadenganwndgrglalKontekstualdapatmeningkatkan SainsKimia, hal ini dapatdilihat dari: tuatitas pemUetajaran l.Kemampuang"*.*g"rolapembelajarandenganperrdekatanKontekstual yangdikategorikanuuir.,.c*"."*-pilmengarahkandanmembimbingsiswa menemukankonsep' dan menerapkankonsep melakukanp*v"fiJff*", Kimia. 2'Hasilanalisisaldivitasgurudansiswaselamakegiatanpembelajaran gu"ruyang dominan adalah membimbing siswa didapatkan "k;i;i; dan menerapkankonsep; melakukanp""y"ili-"-:", ml"em"kutt konsep penyelidikan, rir* a yangdominanadalahmelakukan sedangkan "r(tiiiur mendiskusikanhasilkegiatandenganteman'Hasilinimenunjulkanbahwa pendekatankontekstual bercirikan sebagai kegiatan p"*i"ru:-ol" guru sebagaifasilitator dan pembelajarurrl"tpt""t pada siswa dan motivator. 3.Hasilanalisisulanganhariandanpost-testmenunjulr*anbahwaketuntasan begitu juga dengan belajarcir*u *-ti,t ranah kognitif telah tercapai, afektif danpsikomotoryang ketercapaiantujuanpembelajaranuntukranah dilihat dari aktivitas siswaselamapembelajaran' denganpendekatan Berdasarkantesimpulan, bahwapembelajaran ProsidingIntetnasionalSeminarPeniliilil
III' Pekanbaru'2'3Mei 2r/J7
BettYHoliwarnt
76
KontekstualdapatmeningkatkankualitaspembelajarunSainsKimra siswamaka pembelajbran dengan pendekatan Kontekstual dapat dijadikan salah satu alternatifmodel pembelajaranSainsKimia.
PUSTAKA Lie,A.2002. MetoclePembelaiaran Gotong Royong, Surabaya:Citra MediaMaman, A.D. 2007. Pembelajarandi Indonesiatidak Realistis,Republika,22 Januari2007. Nur, M, 2003,\de-Ide Inovatif dalam KBK.dan lde-Ide Inovatif dalam Mengajar, Belaiar, dan AsesmenMata Pelajaran Matematika dan Sains. Makalah disajikan pada seminar nasional bidang MIPA dalam Menyongsong Pelaklanaan KBK 2004 yang diselenggarakan oleh jurusan MIPA FKIP UNRI pada tanggal 23 Oktober 2003.
ProsidingInternasionalSeminarPendidikanSerantaulll. Pekanbaru,2'i Mei 2007