Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN PRODUK PISANG DI KELOMPOK WANITA TANI SEKAR WANGI DUKUH PANDOWOHARJO, SLEMAN, DIY L. Bening Parwita Sukci, Kristanto Agung Nugroho Universitas Atma Jaya Yogyakarta E-mail ;
[email protected] ;
[email protected] ABSTRAK Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Wangi beranggotakan 20 orang ibu penduduk padukuhan Dukuh, Pandowoharjo, Sleman. Dukuh Pandowoharjo memproduksi pisang uter dalam jumlah yang cukup banyak dan tidak dibatasi musim. Namun harga pisang uter di pasar sangat murah sehingga tidak memberi tambahan pendapatan yang signifikan bagi para petani. Karena bahan baku murah yang tersedia sepanjang waktu, perlu dipikirkan cara memberi nilai tambah dengan memproduksi berbagai varian makanan maupun bahan mentah berbahan dasar pisang. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para anggota sehingga mereka dapat mencapai kesejahteraan dan produktivitas yang lebih baik. Hasil dari kegiatan ini adalah: (1) produk bahan makanan berupa tepung dari pisang uter, (2) makanan basah dengan bahan dasar tepung pisang uter, dan (3) produk-produk makanan kering dengan bahan dasar pisang uter dengan varian rasa baru yang enak. Diharapkan program Pengabdian Pada Masyarakat yang diimplementasikan dapat menciptakan lapangan kerja bagi para ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Wangi, serta meningkatkan daya jual pisang uter dan menjadikannya produk pangan unggulan padukuhan Dukuh – Pandowoharjo - Sleman - Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. ABSTRACT Groups of women agriculture (KWT) is now re fragrant consisted of 20 people mother inhabitant of padukuhan Dukuh, Pandowoharjo, Sleman. Dukuh Pandowoharjo producing banana uter in a fair amount and unconstrained season. But the price of banana uter in the market is really decrease and thus does not have additional income significant for farmers.Because of a raw cheap available all the time, should be thought way adding value by producing various variant of food and uranium-based raw materials banana.It is expected to improve income members so that they can achieve welfare and productivity better. The result of this event are: (1) products of the food of flour of plantain uter , (2) food wet with elementary substance banana flour uter , and (3) food products dry by elementary substance banana uter with variant a new sense of good .Expected program devotion to the implemented to create jobs for the mother a member of groups of women agriculture (KWT) is now re fragrant, and to increase of merchantability banana uter and made him food products padukuhan Dukuh- Pandowoharjo -Sleman -- The Province of Special Region of Yogyakarta.
LATAR BELAKANG Wilayah Pandowoharjo merupakan penghasil pisang uter yang cukup besar. Sayangnya produksi pisang ini memiliki harga jual yang sangat murah. Selain menjadi pakan burung, pisang ini biasanya hanya diolah menjadi sale pisang. Produsen sale pisang juga cukup banyak sehingga pasar tidak dapat menyerap produk yang ada. Selama ini, penghasilan tambahan didapat dari pesanan makanan yang dilakukan pada musim libur sekolah saat program desa wisata dibuka. Pada saat libur tersebut juga diproduksi ampyang kacang yang bisa dijual sebagai oleh-oleh dari program desa wisata. 340
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
I.1 Analisa Situasi Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Wangi memiliki 20 anggota yang merupakan ibu-ibu penduduk padukuhan Dukuh, Pandowoharjo, Sleman. Jumlah tersebut terbagi dalam 2 kelompok yaitu: KWT Sekar Wangi 1 yang dikoordinir oleh Ibu FA. Tutik Purwanti dan KWT Sekarwangi 2 dengan koordinator Ibu Puji Rahayu. Penghasilan para anggota selama ini tergantung dari pekerjaan sebagai buruh tani. Apabila musim tanam atau panen tiba, mereka akan ke sawah untuk melakukan pekerjaan yang ada. Di saat liburan sekolah tiba penghasilan tambahan didapat dari menjual makanan atau oleh-oleh bagi pengunjung desa wisata. Karena Dukuh Pandowoharjo memproduksi pisang uter dalam jumlah yang cukup banyak dan tidak dibatasi musim. Ketersediaan bahan mentah ini dapat dimanfaatkan untuk menambah penghasilan para ibu anggota Kelompok Wanita Tani Sekar Wangi. Untuk itu perlu dipikirkan cara pengolahan pisang agar dapat menjadi sumber penghasilan yang tidak tergantung musim bagi para ibu anggota KWT Sekar Wangi. I.2 Pemasalahan Dari situasi yang telah digambarkan di atas serta beberapa wawancara yang dilakukan, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Produk pisang yang melimpah tidak diolah sepanjang waktu, sehingga perlu dicarikan varian produk pisang yang dapat dipasarkan tidak saja di masa liburan namun juga di luar masa liburan; 2. Para anggota tidak tertarik pada pekerjaan yang tidak langsung menghasilkan uang, karena itu perlu dibuatkan varian produk pisang yang bisa dijual secara langsung dalam porsi kecil yang dapat dijual cepat namun juga dapat disimpan untuk masa yang cukup panjang sehingga tetap awet bila tidak segera laku terjual. I.3 Target dan Luaran Target yang ingin dicapai dari kegiatan pengabdian ini adalah memfasilitasi dan mendampingi KWT Sekar Wangi dalam pelatihan pengolahan produk pisang dengan varian yang berbeda. Dengan demikian para anggota dapat memanfaatkan bahan baku murah yang tersedia dan memberi nilai tambah dengan memproduksi berbagai varian makanan maupun bahan mentah berbahan dasar pisang. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para anggota sehingga mereka dapat mencapai kesejahteraan dan produktifitas yang lebih baik. Luaran dari kegiatan ini berupa produk-produk makanan basah dengan bahan dasar pisang uter dengan varian baru dengan rasa yang enak dan bisa dijual langsung pada saat desa wisata tengah dibuka di masa liburan sekolah; Selain produk ini juga bisa dititipkan di toko-toko penjual makanan basah. Pada akhirnya diharapkan kegiatan pengabdian bagi masyarakat yang dimplementasikan ini dapat mendukung usaha produksi dengan bahan baku pisang uter, pembuatan tepung kelor dan pembuatan tepung sirsak. Keluarga anggota KWT Sekar Wangi ekonominya dapat meningkat dengan usaha produksi yang lebih berkembang dan menjadi unggulan potensial khususnya di padukuhan Dukuh – Pandowoharjo - Sleman - Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
341
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam bentuk pengembangan produk-produk makanan basah dengan bahan dasar pisang uter dengan varian baru dengan rasa yang enak. Langkah – langkah dalam mengembangkan produk baru tersebut, yaitu: 1 Pengembangan Ide Ide untuk pengembangan produk-produk makanan basah dengan bahan dasar pisang uter didapatkan dengan mencari resep-resep dari majalah dan internet. Peserta dari anggota kelompok KWT Sekar Wangi juga diminta memberikan masukan mengenai pengalaman mereka bila mereka pernah mengolah produk dari bahan baku pisang. 2 Disain Produk Tahapan ini memperhatikan terhadap fisik produk baru. Proses disain produk pada tahap ini berkaitan dengan pengembangan disain terbaik dari makanan basah dengan bahan dasar pisang uter. Jika disain awal ini disetujui, dapat dibuat sebuah atau beberapa prototype untuk pengujian dan analisis lebih lanjut. Hasilnya merupakan suatu rancangan produk yang memiliki daya saing dalam pasar dan dapat diproduksi. II.2 Fase Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pengabdian ini dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase persiapan, fase pelaksanaan dan fase evaluasi serta laporan. Pada fase persiapan, dilakukan survey untuk melihat ketersediaan bahan mentah dan ketertarikan para anggota kelompok wanita tani. Setelah pemetaan dilakukan, penyusunan materi pelatihan dilakukan. Di sini tim pelaksana mengundang Bapak Paskha Bakti dari perusahaan Kana Milk untuk memberikan pelatihan mengenai pembuatan tepung pisang. Beliau juga memberikan beberapa masukan mengenai cara dan sasaran pemasaran produk tersebut. Dari survei tersebut, disusun materi pelatihan serta identifikasi kebutuhan alat dan bahan. Setelah materi dan kebutuhan alat serta bahan tersedia, pelatihan diadakan setiap hari Kamis pada pukul 13.00 – 14.00. Pada pertemuan pertama dilakukan pelatihan membuat tepung pisang. Pada pertemuan berikutnya, pelatihan pengolahan tepung pisang menjadi makanan siap saji. Dan pada pertemuan ketiga dilakukan pelatihan pengemasan produk. Fase terakhir dari program ini ada fase evaluasi dan penyusunan laporan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pelaksanaan program pengabdian, didapati beberapa ibu yang memiliki motivasi rendah dalam mengikuti pelatihan dengan berbagai alasan. Untuk meningkatkan motivasi mereka dalam menjalani pelatihan ini, beberapa cara dilakukan agar pelatihan terasa lebih menarik dan bermanfaat. Di antara cara-cara tersebut adalah pembagian kelompok sehingga para ibu dapat saling bertukar pikiran dan memberi semangat bagi anggota kelompoknya. Pelaksanaan pelatihan dilakukan tidak dengan sistem ceramah namun langsung mempraktekkan apa yang diajarkan. Dengan demikian para ibu tersebut dapat langsung bertanya apabila mengalami kesulitan atau tidak memahami hal-hal yang berkaitan dengan produk yang akan dihasilkan. Selain itu dilakukan juga pembagian doorprize bagi anggota yang mampu menghasilkan produk dengan kualitas baik dan tepat waktu.
342
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
Gambar 1. Diskusi dan tukar pengalaman antar para peserta (Sumber: koleksi pribadi)
Gambar 2. Pemberian hadiah untuk produk terbaik (Sumber: koleksi pribadi) Pembahasan hasil yang diperoleh dalam kegiatan ini dibagi ke dalam dua bagian, didasarkan atas jenis produk yang dihasilkan, yaitu: pembuatan tepung pisang serta pembuatan produk dari tepung yang telah dihasilkan.
343
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
III.2. Pembuatan Tepung Pisang Setiap kali kita hendak membuat atau memproduksi sesuatu pastilah diawali dengan langkah-langkah persiapan, terutama menyiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan. Dalam rangka membuat tepung pisang berikut adalah bahan dan peralatan yang dibutuhkan: A. Bahan • Pisang utter B. Peralatan • Timbangan, digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang diperlukan; • Pisau tahan karat (stainless steel), digunakan untuk mengupas dan mengiris buah pisang; • parutan, digunakan untuk memarut buah pisang; • Tampah, digunakan untuk menjemur pisang; • Alat penggiling atau blender, digunakan untuk menggiling pisang kering; • Ayakan atau saringan, digunakan untuk mengayak pisang yang sudah digiling sehingga didapatkan tepung pisang yang halus; • Kantong plastik, digunakan untuk membungkus tepung pisang. Setelah mempersiapkan bahan dan peralatan secukupnya, langkah selanjutnya adalah membuat tepung pisang itu, yakni sebagai berikut: 1. Pemilihan. Pisang yang dipilih adalah pisang utter yang masih cukup tua tapi belum terlalu masak, pisang yang masak boleh digunakan.Pisang yang terlalu masak akan membutuhkan proses penjemuran yang lebih lama karena mengandung lebih banyak cairan. Gambar 6-1. menunjukkan gambar pisang utter. 2. Pencucian. Pisang dicuci dengan air bersih yang mengalir. Dengan pencucian ini, kotorankotoran yang masih melekat maupun tercampur di antara buah pisang dapat dihilangkan. Pastikan pisang telah kering sebelum melakukan proses selanjutnya. 3. Pemarutan atau Pengirisan. Pisang yang sudah dicuci bersih lalu diparut menggunakan parutan sawut. Pisang bisa juga diiris-iris tipis dengan ketebalan 1-2 mm. Pisang yang diparut akan lebih cepat kering dibanding pisang yang diiris. 4. Pengeringan. Pisang yang sudah diparut atau diiris tipis lalu dikeringkan. Proses pengeringan bisa menggunakan sinar matahari atau menggunakan oven. Lama pengeringan sekitar 24-36 jam (Santoso, 2006). Untuk mengurangi biaya produksi dan karena ketersediaan sinar matahari yang berlimpah, proses penjemuran di bawah sinar matahari lebih disukai. Sedangkan di musim hujan, proses pengeringan dapat dilakukan dengan oven. 5. Penggilingan. Pisang yang sudah kering (bisa kita sebut sebagai gaplek), selanjutnya digiling dengan blender untuk menjadi tepung. Hasil gilingan dari blender lalu diayak menggunakan saringan untuk mendapatkan tepung pisang yang halus. Dari 32 kg daging buah pisang menjadi 9,5 kg tepung pisang (Santoso, 2006). 6. Penyimpanan. Tepung pisang yang dihasilkan harus disimpan dalam wadah kering dan diberi kantong silica sehingga tidak lembab dan dapat bertahan lama. Tempat penyimpanan sebaiknya kedap udara dan terbuat dari bahan foodgrade. 344
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
Sumber: Balai Penelitian Tanaman dan Buah Tropika (http://balitbu.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/component/content/article/16penelitianpengkajian2/512-teknologi-pembuatan-tepung-pisang-) III.3 Produk dari Tepung Pisang Dalam proses memproduksi tepung membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan penjualan dapat dilakukan setelah jumlahnya cukup banyak, para ibu biasanya tidak cukup sabar untuk mendapatkan penghasilan yang relatif lebih cepat. Karena itu perlu dipikirkan cara agar produk yang dihasilkan juga mampu memberikan penghasilan yang relatif cepat. Untuk itu produk tepung pisang yang telah dihasilkan dapat digunakan untuk menjadi bahan baku produk lain yang layak jual, misalnya dengan mengolah tepung pisang menjadi cake, ataupun kue kering. Produk olahan pisang yang dianjurkan adalah cake dan kue kering.
Gambar 6.11. Biskuit tepung pisang (Sumber: koleksi pribadi)
Gambar 6.14. Cake dari tepung pisang (Sumber: koleksi pribadi) III. 5. Pemasaran Setelah mampu memproduksi tepung pisang, tentunya pada ibu anggota KWT Sekar Wangi perlu memiliki pasar untuk menjual produknya. Karena produk yang masih terbatas maka mereka dapat menjualnya pada pihak-pihak yang dapat memasarkannya ke pihak lain. Produk yang mereka hasilkan dapat disalurkan ke Lingkar Organik dengan menghubungi Ibu Yuni, dengan nomor telepon 085729460428. 345
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
KESIMPULAN DAN SARAN Kegiatan pengabdian masyarakat masyarakat pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Wangi, Dukuh – Pandowoharjo - Sleman - Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah selesai dilaksanakan dengan hasil sebagai berikut berikut: d. Pelatihan pembuatan tepung pisang. e. Pelatihan pembuatan kue basah dan kue kering dari tepung pisang Saran yang diusulkan oleh anggota KWT Sekar Wangi untuk kelanjutan dari pengabdian masyarakat berikutnya adalah: c. Pendampingan proses pengemasan dari produk tepung pisang d. Perancangan label produk yang menarik dan informatif bagi pembeli e. Pendampingan untuk pengembangan bisnis yang meliputi: perhitungan biaya produksi dan harga jual, pemasaran produk, pengurusan ijin PIRT, sertfikat halal, dll.
DAFTAR PUSTAKA Ulrich, Karl T. & Steven D. Eppinger, 2004, Product Design and Development, McGrawHill/Irwin. Crawford, Merie & Anthony Di Benedetto, 2003, New Products Management, Seventh Editions, McGraw-Hill Santoso, Hieronymus Budi Santoso, 2006, Tepung Pisang, edisi ke-6, Penerbit Kanisius No Name. Teknologi Pembuatan Tepung Pisang. http://balitbu.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/component/content/article/16penelitianpengkajian2/512-teknologi-pembuatan-tepung-pisangNo Name. Cara Membuat Tepung Pisang. http://bkpp.jogjaprov.go.id/content/read/233/Membuat-Tepung-Dari-Kulit-Pisang No Name/Untuk Gizi Indonesia. Cara Membuat Tepung Pisang. http://khasiatbuahpisang.blogspot.co.id/2013/03/cara-membuat-tepung-pisang.html No Name. Tepung Non Terigu yang Beredar Di Pasaran. http://berita.grosirkeripik.com/jenistepung-non-terigu-yang-beredar-di-pasaran/
SESI TANYA JAWAB Nama Pemakalah
L. Bening Parwita
Nama Penanya
Ambar Rukmini
Asal Institusi
Universita s Widya Mataram
Isi Pertanyaan
Mengapa pisang yang masih mentah (hijau) yang digunakan sebagai bahan baku tepung pisang, karena kandungan patinya masih tinggi, belum terhidrolisis menjadi gula.Pisang yang 346
Jawaban
Hampir semua jenis pisang bisa digunakan. Tetapi yg digunakan adalah pisang uter
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
Tresno S.
Universitas Janabadra
sudah matang (kuning) kandungan gulanya lebih tinggi dibanding yang mentah sehingga tidak cocok untuk pembuatan tepung (masukan dan sedikit meralat) 1.Jenis pisang apa yang paling efisien untuk produk olahan makanan berbahan tepung pisang ? 2. Produk lain berupa apa yang dapat diolah dengan tepung pisang ?
karena produksi masyarakat setempat.
3. Apakah kulit/limbah diolah ?
Masyarakat memakai semua buah termasuk kulitnya, tetapi batang dan tandan tidak. Untuk pengolahan limbah belum dilakukan.
347
Banyak hal yang bisa dibuat dari tepung pisang misalkan kue kering, biscuit atau cake. Pengolahan tepung pisang menjadi produk lain bergantung pada masyarakat. Salah satu yang dilakukan untuk memotivasi adalah dengan menyelenggarakan lomba untuk mengolah tepung pisang menjadi produk lain.