1
I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Politeknik
Pertanian
Universitas
Andalas
merupakan
salah
satu
penyelenggara jalur pendidikan profesional vokasi program Diploma III dan IV. Berdasarkan falsafah Pendidikan Politeknik Pertanian, maka pendekatan pendidikan dilaksanakan sebagian
besar ditunjukkan pada aspek-aspek yang
berorientasi pada masalah-masalah praktis terutama kondisi di lapangan yang sebenarnya. Oleh sebab itu kegiatan tersebut dituangkan dalam kurikulum melalui kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) (Marizal, 2012). Politeknik Pertanian Universitas Andalas merupakan lembaga perguruan tinggi yang bertujuan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mandiri. Selain itu juga menciptakan manusia yang memiliki keterampilan dan keahlian di lapangan sesuai dengan spesialisasi yang dimiliki. Negara maju di Asia yang memiliki keterampilan dan keahlian spesialisasi dalam segala aspek bidang pekerjaan salah satunya adalah negara Jepang. Sektor pertanian menjadi sektor penting bagi masyarakat Jepang karena negara Jepang memiliki 4 musim sehingga perlu adanya cadangan makanan untuk memenuhi kebutuhan hidup, salah satu subsektor pertanian tersebut adalah sektor holtikultura.
Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang
memiliki prospek bisnis yang menjanjikan, seperti komoditas sayuran, buahbuahan, tanaman hias, tanaman herbal dan tanaman obat-obatan (biofarmaka). Menurut Setiawan (1994), salah satu komoditas yang memiliki nilai komersil yang cukup tinggi yaitu sayuran, hal tersebut disebabkan sayuran merupakan produk yang sering dikonsumsi setiap hari. Konsumsi komoditas
2
hortikultura sangat diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat karena banyaknya kandungan gizi seperti vitamin C, vitamin B kompleks, besi, dan fosfor yang bermanfaat untuk penguat imun dan kekebalan tubuh. Dengan melihat peluang bisnis dari komoditas hortikultura maka diperlukan pengembangan usaha komoditas hortikultura yang dapat membantu upaya peningkatan pendapatan petani. Para petani di Jepang sudah mulai memanfaatkan teknologi canggih untuk mengembangkan hasil panen, untuk pengolahan tanah petani Jepang sudah menggunakan alat (rotari), untuk pembuatan bedengan menggunakan alat (marucha), untuk menanam tanaman yang berbentuk biji-bijian menggunakan alat (tanemaki). Untuk menjaga tanaman, digunakan bermacam-macam sensor untuk mendeteksi tingkat kelembaban, prediksi hujan, dan lain-lain.
Semua itu
disatukan dalam suatu sistem yang bisa dipantau melalui smartphone dan tablet PC (Heriyanto, 2013). PT. Shimota Farm berlokasi di 192 Kaizuka, Toride Shi, Ibaraki Ken, Jepang, bergerak dibidang pertanian yang mengusahakan komoditas hortikultura seperti wortel, ubi jalar, slada, jagung manis, mentimun, dan terong. Sedangkan untuk tanaman herbalnya seperti rosemary, chervil, italian parsley, spearmint, peppermint, basil, dan lemon balm. Komoditi ini dijual dalam bentuk segar untuk memenuhi kebutuhan pasar di Tokyo. Berdasarkan uraian di atas maka Penulis melakukan kegiatan PKPM di negara Jepang tepatnya di PT. Shimota Farm dengan judul “ Pasca Panen Sayur dan Tanaman Herbal Di PT. Shimota Farm Toride Shi Kaizuka 192 Ibaraki Jepang”. Kegiatan pasca panen meliputi Proses budi daya yaitu (persiapan lahan,
3
pembajakan lahan, penyiraman larutan mineral (Rich) ke lahan, penyediaan bibit, pemupukan, pembuatan bedengan dan pemasangan mulsa plastik, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit), pemanenan, pencucian, sortasi, sizing, grading, pengepakan, dan pemasaran. 1.2
Tujuan PKPM PKPM ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
a.
Mengetahui memahami secara langsung tentang proses perlakuan pasca panen sayuran dan tanaman herbal dan pemasaran di PT Shimota Farm.
b.
Memperoleh pengalaman kerja serta membentuk kemampuan dalam menangani berbagai persoalan di bidang pertanian.
c.
Untuk mengembangkan wawasan berfikir serta membentuk kemampuan wirausaha (enterpreneur) di bidang pertanian.
d.
Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal dunia bisnis secara utuh dalam arti yang sebenarnya.
e.
Dapat bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan perusahaan untuk mendapatkan pengalaman.
4
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasca Panen Fisiologi pasca panen diperlukan karena banyaknya timbul kegagalan dalam penanganan setelah panen sehingga banyak menimbulkan kehilangan hasil. Penanganan pasca panen bertujuan untuk memperkecil kehilangan dan kerusakan produk setelah dipanen.
Kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada sayur
setelah dipanen berkisar 20-50%. Untuk memperkecil kehilangan ini maka dapat dilakukan beberapa usaha pengendalian antara lain menentukan tindakan perbaikan dan penanganan ( Elida, 2005). 2.1.1 Pasca panen sayur-sayuran A. Bahan Baku Sayuran adalah tanaman hortikultura yang berumur pendek kurang dari satu tahun dan pada umumnya bukan merupakan tanaman musiman. Setiap jenis dan varietas sayur mempunyai warna, rasa, aroma dan dan kekerasan yang berbeda, sehingga dapat menambah variasi pada makanan yang kita konsumsi (Elida, 2005). Menurut (Elida, 2005) sayuran dapat digolongkan atas 3 grup besar yaitu : 1. Biji dan polong, termasuk sayuran yang mengandung biji. contoh terong, jagung, dan mentimun. 2. Umbi lapis, akar, dan tuber, contoh ubi jalar (akar), kentang (akar), bawang merah dan bawang putih (umbi lapis). 3. Bunga, pucuk, batang dan daun, contoh selada (daun), rebung (batang), bunga kol (bunga), seledri (tangkai daun), tauge (sayuran kecambah).
5
Pada bagian berikut akan diuraikan beberapa komoditi sayur yang penulis amati dan kerjakan selama PKPM berlangsung, seperti : a. Wortel ( Ninjin ) Wortel adalah tanaman berbentuk umbi dipanen dengan cara mencabut, dan pemasaran dilakukan dengan atau tanpa daun. Daun dipotong setelah dicabut kira-kira 3 – 4 cm di atas akar, sebaiknya daun diikat supaya kelihatan lebih rapi. Pemanenan dilakukan secara mekanik baik untuk mencabut, memotong daun, maupun menyortil sangat membantu sekali (Elida, 2005). Pemanenan dilakukan setelah tanam berumur 30 hari. Manfaat wortel bagi kesehatan adalah wortel dapat mencegah penyakit jantung, Kandungan vitamin A pada wortel bagus untuk meningkatkan penglihatan mata, kandungan karotenoid pada wortel sebagai regulasi gula darah yang mempengaruhi resistensi insulin dan gula darah bisa menjadi lebih rendah. Kandungan gizi wortel memiliki kualitas antiseptik yang dapat digunakan sebagai pencahar, vermicide dan sebagai obat untuk kondisi hati yang lagi tidak stabil. Kandungan betakaroten dapat mengurangi resiko kanker paru – paru (Ridwan, 2013). Kandungan gizi wortel per 100 gr dapat dilihat pada Tabel 1.
6
Tabel 1. Kandungan gizi wortel per 100 gr No Satuan Nilai gizi 1 kkal Energi 2 g Karbohidrat 3 g Protein 4 g Total lemak 5 mg Kolesterol 6 h Diet serat 7 Vitamin 8 mg Folat 9 mg Niasin 10 Asam pantotenat mg 11 Pyridoxine mg 12 Riboflavin mg 13 Thiamin mg 14 Vitamin A IU 15 Vitamin C mg 16 Vitamin K mg Mineral 17 Sodium g 18 Kalium g 19 Kalsium mg 20 Tembaga mg 21 Besi mg 22 Magnesium mg 23 Mangan mg 24 Fosfor mg 25 Selenium mg 26 Seng mg 27 Tembaga mg 28 Besi mg 29 Magnesium mg 30 Mangan mg 31 Fosfor mg 32 Selenium mg 33 Seng mg
Jumlah 41 9,58 0,93 0,24 0 2,8 19 0,983 0,273 0,138 0,058 0,06 16.706 5,9 13,2 69 320 33 0,045 0,30 12 0,143 35 0,1 0,24 0,045 0,30 12 0,14 35 0,1 0,24
Sumber Informasi Gizi : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013)
7
b. Ubi jalar ( Imo ) Umbi dipanen berumur 110 hari setelah tanam dengan ciri-ciri tinggi batang 40-50 cm, daun agak menguningPemanenan dilakukan dengan cara mencabut atau menggunakan bajak singkal untuk menggali.Kemudian umbi ditarik keluar dan biarakan beberapa lama dalam tanah agar umbi menjadi kering ataubisa disimpan dalam peti kayu untuk menghindari kerusakan (Awarni, 2013). Umbi ini sangat peka terhadap panas sebaiknya panen dilakukan pada pagi hari. Tanah yang lembab dan berlumpur dapat mengakibatkan umbi menjadi busuk.
Setelah akar dicabut, tanah dikembalikan lagi untuk memungkinkan
pertumbuhan akar-akar yang kecil (Elida, 2005). Menurut Awarni (2013) manfaat dari ubi jalar adalah menjaga kekebalan tubuh, mencegah peradangan, dan mencegah asma. Ubi jalar kaya akan beta karoten, antioksidan, vitamin C, vitamin B kompleks, besi, dan fosfor.Komposisi kandungan nutrisi/gizi pada ubi jalar merah /100 gr dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi kandungan nutrisi/ gizi pada ubi jalar merah /100 gr NO 1 2 3 4 5 6
Kandungan Gizi Energi Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfor
Satuan Kkal G G G Mg Mg
Jumlah 123 1,8 0,7 27,9 30 49
Sumber Informasi Gizi : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013).
8
c. Selada (Sarada) Selada (Lactuca sativa L.) pada dasarnya termasuk ke dalam famili Compositae.
Selada merupakan tanaman semusim.Selada mempunyai ciri
diantaranya bentuk bunganya mengumpul dalam tandan membentuk sebuah rangkaian.
Selada biasanya disajikan sebagai sayuran penyegar. Kandungan
vitamin yang terdapat di dalam daun selada diantaranya: vitamin A, Vitamin B, dan vitamin C yang sangat berguna untuk kesehatan tubuh. Asam folates dalam selada sangat bermanfaat bagi ibu hamil, dapat mencegah cacat pada tabung saraf, serta nutrisi bagi embrio. Selada mengandung banyak kandungan mineral, seperti kalsium, zat besi, kalium, magnesium, dan tembaga untuk kebutuhan metabolisme tubuh, selada juga rendah kalori, dimana biasanya banyak dikonsumsi orang yang menderita kolesterol dan obesitas tinggi (Didi, 2013) Tanaman Selada yang terkenal ada tiga jenis, yaitu selada mentega, selada tutup, dan selada potong.Selada mentega atau selada telur (kropsla) berkrop bulat, tetapi keropos (lepas). Selada jenis ini rasanya lunak dan enak, oleh karena itu selada jenis ini paling digemari. Keunggulan selada jenis mentega dibandingkan dengan jenis selada lainnya ialah selada ini tidak mudah rusak sehingga dapat dikirim ke tempat yang jauh. Sementara selada tutup (rangu) kropnya bulat, agak padat dan rasanya renyah. Sedangkan selada potong (cut-lettuce) kropnya lonjong atau bulat panjang, rasanya enak tetapi agak liat (Didi, 2013) Tanaman selada dapat tumbuh dengan baik, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Di daerah pegunungan, daunnya dapat membentuk krop yang besar, sebaliknya di dataran rendah, tanaman ini hanya membentuk krop yang kecil tetapi cepat berbunga. Selada dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang
9
mengandung pasir atau lumpur (subur), suhu udara 15 – 20o C, dan derajat keasaman tanah (pH) 5 – 6,5. Waktu penanaman selada yang paling baik adalah pada akhir musim hujan yaitu bulan Maret sampai dengan bulan April, tetapi selada dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan cukup diberi air (Didi, 2013). Menurut Elida (2005), pemanenan dilakukan dengan mencabut atau memotong tanaman setinggi tanah dengan pisau. Pemanenan dilakukan pada pagi hari atau setelah hari hujan karena daun yang getas dan keriting mudah sekali rusak selama penanganan (Elida, 2005).
Ditambahkan oleh Didi (2013),
pemanenan dilakukan ketika berumur 45 hari setelah ditanam dengan ciri-ciri panjang daun 30-35 cm, lebar 16-17 cm (Didi 2013).
Kandungan gizi selada
dalam tiap 100 gr bahan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kandungan gizi selada dalam tiap 100 gr bahan. No. Nilai Gizi Satuan Jumlah 1 Kalori kkal 17 2 Protein g 1.7 3 Lemak g 0.3 4 Karbohidrat g 3 5 Kalsium mg 182 6 Fosfor mg 27 7 Zat besi mg 2.5 8 Vitamin A SI 2.42 9 Vitamin B1 mg 0.08 10 Vitamin C g 50 11 Air g 94.8 Sumber : Wirakusumah (2006).
10
d. Mentimun (Kyuri) Mentimun(Cucumis sativus L) berasal dari India Utara, biasa dijadikan lalapan karena kandungan air yang cukup banyak. Mentimun sebenarnya adalah tanaman yang mudah dibudidayakan, asalkan tanahnya cukup basah. Budidaya timun bisa dilakukan di dataran tinggi maupun dataran rendah (Wisnel, 2013). Pemanenan dilakukan ketika berumur 2,5 bulan setelah ditanam dengan ciri-ciri panjang buah 25-30 cm , warna kulit buah hijau tua (Wisnel, 2013). Ditambahkan oleh Elida (2005), buah mentimun dipetik atau dipotong dari tangkainya, kemudian dimasukkan ke dalam keranjang atau karung untuk dikumpulkan. Pemanenan dilakukan 2 – 3 hari. Manfaat mentimun bagi kesehatan dapat mengatasi masalah pencernaan, seperti mag, gastritis keasaman, dan
tukak.Kandungan serat makanan dalam
mentimun dapat mengusir racun dari sistem pencernaan sehingga meningkatkan proses pencernaan, obat sembelit, mentimun mengandung enzim erepsin yang membantu dalam pencernaan protein,potasium, magnesium, dan serat dapat menjaga tekanan darah tetap normal. Mentimun kaya akan kandungan silika, dapat mencegah pecah dan rusaknya kuku-kuku di jari kaki dan tangan. Mentimun mengandung lariciresinol, pinoresinol, dan secoisolariciresinol sehingga dengan kandungan ini mampu menurunkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, kanker prostat, kanker rahim, dan kanker ovarium (Wisnel, 2013).Komposisi gizi mentimun dalam 100 g bahan dapat dilihat pada Tabel 4.
11
Tabel 4. Komposisi gizi mentimun dalam 100 g Bahan No. Nilai Gizi Satuan 1 Gula g 2 Karbohidrat g 3 Serat g 4 Vitamin B2 mg 5 Vitamin B3 mg 6 Vitamin B5 mg 7 Vitamin B1 mg 8 Vitamin B6 mg 9 Lemak g 10 Protein g 11 Vitamin C mg 12 Zat besi mg 13 Calcium mg 14 Magnesium mg 15 Fosfor mg 16 Zinc mg 17 Potassium mg
Jumlah 1,67 3,63 0,5 0,033 0,098 0,259 0,027 0,04 0,11 0,65 2,8 0,28 16 13 24 0,20 147
Sumber : (Priyanto, 2013) a. Terong (Nasu) Panen pertama terong dapat dilakukan saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam atau sekitar 15 – 18 setelah munculnya bunga. Kriteria panen buah terong layak panen adalah daging belum keras, warna buah mengkilat, ukuran tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan untuk terong jenis bulat kecil panen buah dapat dilakukan pada umur 10-15 hari setelah muncul bunga dengan ciri : buah kelihatan segar, warnanya cerah. Terong tipe hijau berwarna cerah sedangkan untuk terung ungu dipanen sebelum warna kecoklatan, bila dipotong belum tampak biji yang berwarna kuning keemasan dan warna daging masih putih bersih.Pemanenan dapat dilakukan seminggu dua kali sehingga total dalam satu musim dapat dilakukan 8 kali panen dengan potensi jumlah buah per tanaman bisa mencapai 21 buah (Wijatno, 2013).
12
Menurut Wijatno (2013), manfaat dan khasiat Terong adalah mengatasi hipertensi, mengatasi hepatitis, melancarkan peredaran darah, mengatasi radang usus, menurunkan kadar lemak, mengatasi penebalan dinding pembuluh darah. Terung dapat mengatasi diabetes, gusi berdarah, wasir, tangan yang sering kesemutan, rematik dan radang sendi, serta menurunkan kolesterol. Komposisi gizi terong /100 gr dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai kandungan gizi terung/terong per 100 g No. Kandungan Gizi Satuan 1 Energi 102 kJ kkal 2 Karbohidrat g 3 Gula g 4 Diet serat g 5 Lemak g 6 Protein g 7 Thiamine mg 8 Riboflavin mg 9 Niacin mg 10 Asam pantotenat mg 11 Vitamin mg 12 Folat mg 13 Vitamin mg 14 Kalsium mg 15 Besi mg 16 Magnesium mg 17 Fosfor mg 18 Kalium mg 19 Seng mg 20 Mangan mg Sumber : USDA Nutrient data base (2013)
Jumlah 24 5,7 2,35 3,4 0,19 1,01 (Vit. B1) 0,039 (Vit. B2) 0,037 (Vit. B3) 0,649 (B5) 0.281 (B6) 0,084 (Vit. B9) 22 C 2,2 9 0,24 14 25 230 0,16 0,25
13
2.1.2. Tanaman herbal a. Basil ( Bajiru) Basil dengan nama latin: Ocimum basilicum L. termasuk keluarga Lamiacea. Dibeberapa negara basil disebut juga sweet kemangi, atau kemangi secara umum. Basil adalah ramuan berdaun yang tumbuh di luar ruangan di musim panas, atau pada rumah kaca dengan suhu optimum (21 oC). Biji kemangi berkecambah dalam waktu enam hari setelah ditanam. Basil akan mengalami kerusakan jika disimpan pada suhu yang terlalu dingin,jika dimasukkan ke dalam lemari pendingin kemangi akan berubah menjadi hitam dan berlendir karena kerusakan fisiologis akibat suhu dingin. Hal ini dapat dihindari dengan menyimpan kemangi dalam wadah terbungkus kain dan ditempatkan di rak dengan suhu 26-27 oC (Risula, 2013). Daun basil banyak digunakan pada masakan Eropa dan sebagian negara Asia seperti Thailand, Vietnam dan Laos. Aromanya mirip dengan daun kemangi. Biasanya ditambahkan pada olahan ikan, keju, telur, salad dan sayuran. Selain melezatkan masakan, tanaman asal India ini juga bermanfaat untuk mengatasi problem pencernaan, insomnia, antiseptik dan tonik.Daun kemangi juga mengandung zat yang mampu merangsang terbentuknya hormon androgen dan hormon estrogen. Selain itu daun kemangi juga mengandung senyawa Arginine yang terbukti mampu memperkuat masa hidup sperma, mencegah kemandulan dan menurunkan gula darah (Sutomo, 2013). b. Seledri (Chervil) (Bajiru) Seledri (Anthriscus cerefolium), cara panen
dengan cara memotong
batang, tinggi batang mencapai 12-13 cm, setelah pemanenan seledri sebaiknya
14
disimpan dalam suhu dingin. Ciri-ciri chervil siap panen adalah batang sudah agak mengeras, warna hijau tua, daun sudah tampak melebar. Cara panen dengan memotong daun luar pertama sebanyak 4 helai (Kooyman, 2013).
Seledri bermanfaat dalam pengolahan segalajenis daging, unggas dan seafood diberikan dengan cara dimarinade(direndam) dengan menambahkan seledri. Dalam pembuatan kaldu dan soup,
seledri sering ditambahkan agar
citarasanya lebih harum (Sutomo, 2013).
c. Italia parsley (Itarian pasuree) Parsley merupakan spesies Petroselinum dalam keluarga Apiaceae, berasal dari wilayah Mediterania pusat seperti Italia selatan, Aljazair dan Tunisia, dinaturalisasi di tempat lain di Eropa. Parsley banyak dibudidayakan sebagai ramuan, rempah-rempah dan sayuran (Sweetman, 2013). Parsley mempunyai daun yang berwarna hijau cerah dan tanaman ini dapat tumbuh di daerah beriklim subtropis maupun tropis. Parsley merupakan tanaman Biennial yaitu tanaman berbunga yang membutuhkan waktu dua tahun untuk menyelesaikan siklus hidup biologisnya.
Pada tahun pertama, tanaman ini
berbentuk roset dengan susunan daun yang melingkar dan rapat berimpitan dari 3 tangkai daun yang mempunyai panjang 10-25 cm dengan berbagai selebaran daun 1-3 cm, dan akar tunggangnya digunakan sebagai cadangan makanan di musim dingin (Sweetman, 2013) Tanaman parsley merupakan tanaman dataran tinggi yang dapat tumbuh baik pada kisaran suhu 15-25˚ C. Tanah yang baik untuk areal penanamannya adalah yang subur dan gembur dengan pH 5,5-6,8. Tanaman parsley tidak
15
memerlukan paparan matahari yang berlebih sehingga baik ditempatkan ditempat yang teduh dan terlindung (Sweetman, 2013). Parsley lebih dikenal sebagai tanaman obat, tanaman ini memiliki aroma harum dengan rasa sedikit pahit. Kuliner Eropa menggunakanya sebagai bumbu daging, unggas maupun seafood. Disamping itu juga digunakan sebagai pemberi aroma dan garnis pada makanan Barat (Sutomo, 2013). d. Peppermint (Pepaminto) Peppermint sebenarnya persilangan hibrid alami antara Mentha aquatica (air mint) dan Mentha spicata (spearmint). Peppermint memiliki daun berbentuk tombak dan daun pepermint berwarna hijau keunguan.
Peppermint ditanam
dalam bentuk biji dan dipanen ketika berumur 30-40 hari setelah ditanam. Pemanenan pertama parsley dengan cara memotong tangkai batang bagian luar sebanyak 3-4 batang (Weterel, 2013). Daun pepermint segar sebaiknya disimpan dalam kantong plastik longgar dan ditutup, dan disimpan dalam lemari es. Mint kering harus disimpan dalam wadah kaca tertutup rapat di tempat yang dingin, gelap dan kering, di mana ia akan tetap segar selama sekitar 9-12 bulan (Weterel, 2013). Peppermint adalah sumber mangan, vitamin C dan vitamin A, yang terakhir terutama melalui konsentrasi karotenoid, termasuk beta-karoten. Ke dua vitamin C dan beta-karoten tampaknya memainkan peran dalam penurunan risiko kanker kolorektal. Vitamin C dan antioksidan larut air dan dalam tubuh diperlukan untuk menurunkan kadar radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel (Weterel, 2013). Ditambahkan oleh Sutomo (2013), peppermint
16
dalam industri pangan digunakan sebagai industri rokok, kosmetik, odol, shampoo, sebagai garnis makanan (Sutomo, 2013). e. Spearmint (Supeaminto) Tanaman spearmint adalah ramah herbal aromatik dengan tinggi tanaman mencapai sekitar 75 cm, warna daun hijau tua, berurat, bentuk oval dengan ujung daun
runcing dan bergerigi.
Spearmint bermanfaat untuk kesehatan seperti
vitamin, antioksidan dan nutrisi nabati.Daun dan bagian ramuan mengandung minyak esensial, mentol, daun penyusun hanya sejumlah kecil mentol sekitar 0,5%. Kandungan utama essensial spearmint adalah mentol, komponen kimia penting lainnya spearmint adalah α-pinene, β-pinene, carvone, cineole, linalool, limonene, myrcene dan caryophyllene. Senyawa yang ada pada spearmint ini dapat membantu meringankan kelelahan dan stres (Weterer, 2013). Disamping itu menurut Weterer (2013), herbal ini juga mengandung mineral seperti kalium, kalsium, mangan, besi, dan magnesium. Besi diperlukan untuk enzim dalam metabolisme sel dan sintesis hemoglobin. Kalium merupakan komponen penting dari sel dan cairan tubuh yang membantu mengontrol detak jantung dan tekanan darah. Mangan digunakan oleh tubuh sebagai co-faktor untuk enzim antioksidan superoksida dismutase. Menurut Sutomo (2013), spearmint digunakan dalm indutri rokok, permen, odol, shampo, kosmetik dan sebagai garnis makanan. f. Rosemary (Rozumari) Rosemary (Rosmarinus officinalis) secara luas digunakan sebagai bumbu saat memasak, terutama dalam masakan Mediterania. Hal ini juga digunakan sebagai pewangi dalam sabun dan kosmetik. Secara tradisional, rosemary telah
17
digunakan dibidang kesehatan untuk meningkatkan memori, meredakan nyeri otot dan kejang, merangsang pertumbuhan rambut, dan mendukung peredaran darah dan sistem saraf. Hal ini juga diyakini untuk meningkatkan aliran menstruasi, bertindak sebagai abortifacient (menyebabkan keguguran), meningkatkan aliran urin, dan mengobati gangguan pencernaan.
Minyak rosemary memiliki sifat
antimikroba, membunuh beberapa bakteri dan jamur dalam tabung reaksi (Angioni, 2013). Rosemary tumbuh subur di iklim yang hangat dan cerah, daun seperti jarum, berwarna hijau gelap di bawah dan pucat pada bagian bawah. Daun dalam bentuk segar dan kering banyak digunakan sebagai senyawa aromatik. Bunganya kecil berwarna biru pucat, daun dan bagian-bagian bunga mengandung minyak atsiri. Tinggi batang rosemary bisa mencapai 3 meter (Angioni, 2013). Rosemary banyak digunakan Sebagai bumbu, baik dalam bentuk kering maupun segar. Aromanya yang harum dapat mengurangi bau amis pangolahan ayam, ikan, daging, maupun telur (Sutomo, 2013). g. Lemon Balm (Remon baamu) Lemon balm (Melissa officinalis), anggota dari keluarga mint. Tanaman ini banyak digunakan sebagai ramuan menenangkan, mengurangi stres dan kecemasan, meningkatkan tidur, meningkatkan nafsu makan, dan mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan dari gangguan pencernaan seperti gas dan kembung, serta kolik (Goldberg, 2000). Lemon balm bisa tumbuh di seluruh dunia, tinggi tanaman bisa mencapai 2 meter, kadang-kadang lebih tinggi jika tidak dipelihara dengan baik. Pada musim semi dan musim panas, bunga bewarna kuning muda dan daun memenuhi
18
batang.
Daun sangat
keriput dan warna daun
hijau tua menjadi hijau
kekuningan, tergantung pada tanah dan iklim. Daunnya mirip dengan daun mint, dan berasal dari keluarga tanaman yang sama. Jika daunnya digosokkan pada jari tangan, maka jari tangan akan berbau asam dan manis, seperti lemon (Goldberg, 2000). Minyak lemon balm memiliki aktivitas antibakteri yang kuat terhadap Listeria monocytogenes dan Staphylococcus auerus.
Lemon balm dapat
membantu meningkatkan fungsi kognitif dan penurunan agitasi pada penderita penyakit Alzheimer.
Lemon balm mengandung eugenol, yang menenangkan
kejang otot, mematikan jaringan, dan membunuh bakteri (Goldberg, 2000). Lemon balm dalam industry pangan digunakan sebagai garnis makanan, sebagai bahan penyegar, dan digunakan sebagai bahan teh herbal (Sutomo, 2013). 2.1.3 Proses penanganan pasca panen sayur dan tanaman herbal Penanganan pasca panen adalah tahapan pekerjaan yang dilakukan setelah panen. Penanganan pasca panen sayuran dan tanaman herbal bertujuan untuk penyimpanan, transportasi, dan pemasaran.
Langkah awal penanganan pasca
panen adalah : 1. Panen Panen adalah mengumpulkan komoditi pada tingkat kematangan yang baik, dengan kerusakan dan kehilangan hasil yang rendah, secepat mungkin dan biaya murah.
Pemanenan perlu dilakukan secara berhati-hati untu dapat
mempertahankan mutu sayuran dan buah-buahan. Pemanenan dengan cara yang salah dan penanganan yang kasar dapat mempengaruhi mutu dan pemasaran secara langsung (Elida, 2005).
19
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemanenan menurut Elida (2005) adalah : a. Pemilihan tingkat kematangan ( saat panen ). Pemilihan tingkat kematangan disesuaikan dengan tujuan dan permintaan pasar. Tingkat kematangan panen akan mempengaruhi tingkat kepekaan terhadap kerusakan selama penanganan, ukuran dan lamanya siklus pendinginan. b. Pengumpulan produk. Pengumpulan produk dilakukan untuk tujuan packing di lapangan atau pengangkutan ke tempat packing. Pada saat ini kemungkinan dilakukan grading juga bisa tergantung pada komoditi. 2. Cara panen sayuran dan tanaman herbal. Menurut Elida (2005), beberapa komoditi hanya dapat dipanen dengan sistem mekanik, namun ada pula dengan teknik sederhana yang dilakukan secara manual. Khususnya pada tanaman hias dilakukan secara manual. Secara garis besar sistem panen dapat dibagi dua bagian yaitu : a. Sistem panen secara manual Sistem panen yang dilakukan secara manual memiliki keuntungan dan juga dapat menimbulkan masalah. Penentuan tingkat kematangan yang tepat dapat mengurangi tingkat kerusakan. Disamping itu pengelolaan tenaga kerja yang baik serta alat bantu panen juga sangat berpengaruh, seperti penggunaan sekop dan tangga.
20
a. Panen secara mekanik Panen yang dilakukan dengan cara mekanik juga memiliki keuntungan yaitu waktu panen cepat, bekerja tidak banyak, tetapi harus mempunyai keahlian yang tinggi, mengurangi masalah yang berhubungan dengan menajemen kenaga kerja.
Selain itu juga ada kendala yang akan
ditimbulkan seperti keselahan operasi, harga mesin yang sangat mahal, kerusakan tanamankarena adanya gesekan alat, dan redahnya tenaga kerja (Elida, 2005). Menurut Elida (2005), sistem pemanenan untuk sayur- sayuran dan tanaman herbal dibagi dua yaitu : (a) Sayur akar (umbi) pemanenan dilakukan dengan cara menggali. Penggalian harus dilakukan pada ke dalaman tertentu untuk mencegah kerusakan pada umbi. (b) Sayuran daun dan tanaman herbal, pemanenan dilakukan dengan menggunakan tangan dan gunting untuk menghindari kerusakan pada daun. 3. Kriteria pemanenan Pada beberapa keadaan yang khusus seperti jauhnya jarak pasar atau menunggu harga lebih baik, panen terkadang pada waktu lebih awal ataupun pada keadaan sudah tua tapi belum masak.
Hal ini disebabkan olah sukarnya
menetapkan perbedaan antara stadium masih muda dan yang sudah tua. Evaluasi kriteria pemanenan untuk sayur dan buah adalah secara visual, secara fisik, analisa kimia, komputasi, dan metoda fisiologi. Secara fisik meliputi perubahan warna kulit, perubahan ukuran, adanya daun-daun
yang tua
dan
kering,
mengeringnya
tanaman
dan
tingkat
perkembangan tanamanan. Secara fisik meliputi kemudahan dipetik, kekerasan,
21
dan berat jenis. Analisa kimia meliputi kadar padatan terlarut (gula), kadar asam, perbandingan kadar gula dan asam, dan kadar pati. Komputasi (perhitungan) meliputi jumlah hari setelah keluar bunga dan perkalian antara suhu udara ratarata dan jumlah hari setelah keluarnya bunga.
Sedangkan metoda fisiologi
merupakan penentuan respirasi (Elida, 2005). Hasil-hasil evaluasi untuk penentuan kriteria pemanenan suatu tanaman bervariasi tergantung pada nutrisi, ukuran buah, pengaruh iklim, posisi buah dalam pohon, jenis tanah, kadar air tanah, metode pumupukan, dan penggunaan hormon (Elida, 2005). 4. Pengepakan sayuran dan tanaman herbal Pengepakan untuk sayuran dan tanaman herbal bertujuan untuk penyediaan unit produksi untuk keperluan pasar, serta untuk distribusi produk. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk pengepakan tanaman herbal dan sayuran adalah melindungi isi dari segala macam kerusakan selama distribusi, dapat mempertahankan keberadaan isinya seperti saat pengisian, pengepakan harus dilengkapi dengan fasilitas pendingin yang cepat. Pengisian haruslah optimum karena ada beberapa tanaman dan sayuran yang mudah pecah, pengepakan haruslah memiliki daya tarik bagi konsumen (Elida 2005). Pengepakan harus dapat melindungi produk dari luka-luka, yaitu luka memar karena tumbukan, luka memar karena tekanan, luka memar karena lecet/ getaran.Pengepakan sebaiknya dilengkapi dengan ventilasi untuk menjamin aliran udara agar diperoleh pergantian temperatur.Penyimpanan sebaiknya dilakukan pada ruangan dengan kelembaban relatif tinggi untuk mencegah kehilangan air.
22
Menurut Elida (2005), tahap – tahap pengepakan(packaging) dari sayur – sayuran dimulai dari pengumpulan hasil di lapangan adalah sebagai berikut : a. Penerimaan Penerimaan dimaksudkan untuk memindahkan produk dari kontainer lapangan atau wadah yang digunakan pada waktu panen seperti karung, gerobak, ember dan lain – lain. Selanjutnya produk dipindahkan ke dalam belt conveyor untuk dialirkan ke tempat pengepakan.
Pada waktu ini juga dilakukan
pembuangan produk – produk yang berukuran kecil atau yang cacat serta berulat. b. Pemilihan (sorting) Sorting adalah penyeleksian produk berdasarkan kematangan, bentuk, dan beberapa parameter fisik lainya yang telah ditetapkan. c. Pembersihan Pembersihan bertujuan untuk membersihkan tanah dan benda asing lainnya dari permukaan produk dengan cara pencucian. Sebaiknya air pencucian telah diberi khlorin sebagai desinfektan untuk dapat membunuh kontaminasi mikroorganisme. d. Pemotongan Pemotongan dilakukan untuk membuang daun, akar, batang yang tidak diinginkan, sebagai usaha awal dalam pengepakan. Hal ini umumnya dilakukan untuk sayuran selada, seledri, kembang kol, bawang merah, asparagus, dan lain – lain.
23
e. Sizing Sizing adalah pemisahan unit produk berdasarkan ukuran fisik seperti berat, volume, panjang, diameter dan sebagainya. Pengukuran komoditi dapat dilkukan secara manual, mekanik ataupun elektrik. f. Grading Grading adalah pemisahan produk berdasarkan tingkat kualitas, baik sebelum ataupun sesudah pemilihan atau sortir. Tingkat kualitas dari produk adalah memiliki warna kulit dan daun yang bagus, memiliki ukuran dan besar yang pas, mempunyaai tekstur, kekerasan, dan kelembutan yang bagus, dan memiliki bentuk permukaan yang bagus. g. Packaging Packaging adalah membungkus produk dengan plastik, kemudian baru dimasukan ke dalam packing atau kontainer. Bahan packaging bisa terbuat dari plastik polystyrene atau wadah pulp, plastik PE, dan kantong kertas. Packaging sebaiknya dilakukan sesuai dengan kualitas produk dengan berat yang beragam. h. Packing Packing dilakukan untuk produk yang telah di packaging dengan cara memasukan ke dalam kontainer.
Pemasukan produk pada kontainer sering
disusun berdasarkan kualitas, grade, dan berat. Kontainer pengiriman bisa berupa kotak peti, dos – dos, kotak karton, dan kantong yang ditumpukan di atas truk kemudian diangkut dan dikirim ke pasar.
24
i. Unitizing Unitizing adalah pengelompokkan kontainer pack pengiriman ke dalam unit yang lebih besar, untuk memudahkan penanganan, pemuatan dan pengaturan temperatur pada saat pengangkutan atau pengiriman. j. Cooling Cooling
adalah perlakuan suhu dingin dalam penyimpanan, ditujukan
untuk memperpanjang umur simpan dan siklus hidup produk. Proses cooling dilakukan di ruang pendinginan, dan perlakuan tanpa pendinginan. Perlakuan di ruang pendinginan dengan cara menyimpan tanaman herbal dan sayuran di dalam ruang pendingin. Perlakuan tanpa pendinginan dengan cara menyimpan tanaman herbal dan sayuran pada ruangan berventilasi. Aktivitas tambahan yang perlu dilakukan dalam penanganan pasca panen untuk dapat menghasilkan mutu yang diinginkan adalah : A.
Curing
Curing adalah Proses penyembuhan luka atau goresan agar tertutup kembali sebelum dipasarkan, seperti pada ubi jalar, talas, kentang, bawang,merah, dan bawang putih.
Tujuan dari proses curing adalah untuk menutup luka,
menurunkan kadar air, mencegah pertumbuhan kapang, dan memperpanjang umur simpan. Cara yang dilakukam adalah dengan membiarkan produk beberapa hari pada suhu ruang (Muchtadi, 1992). B.
Degreening
Degreening adalah proses dekomposisi pigmen hijau pada buah-buahan dan sayuran. Cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan etilen atau bahan lain yang dapat mengaktifkan metabolisme agar buah dan sayuran mempunyai warna yang lebih disukai oleh konsumen. Waktu yang digunakan berbeda untuk
25
masing-masing buah dan sayuran tergantung pada tingkat kematangan dan dekomposisi klorofil secara alamiah (Elida, 2005). C. Pre-cooling Suhu tinggi bersifat merusak mutu simpan sayuran dan buah-buahan. Akan tetapi kenaikan suhu produk tidak dapat dihindarkan, terutama bila panen dilakukan selama hari panas. Tujuan dari pre-cooling adalah : memperlambat respirasi, menurunkan kepekaan terhadap serangan mikroba, mengurangi jumlah air yang hilang, memudahkan pemindahan ke dalam ruang penyimpanan dingin (Muchtadi, 1992). Perbedaan suhu antara media pendingin dan komoditas yang akan didinginkan. Penurunan suhu komoditas dapat dilakukan dengan udara dingin, air yang diberi es, es batu, atau secara vacum (Muchtadi, 1992). Metode yang dapat dilakukan untuk pre-cooling adalah, dengan menggunakan (1) air cooling dengan cara menghembuskan udara dingin ke dalam runag pendingin atau terowongan, suhu pendingin tidak boleh rendah dari 0 oC. (2) hydro cooling, dengan cara menyemprotkan air dingin melewati konveyor, banyak digunakan untuk mempertahankan kesegaran daun dan tekstur pada sayur dan buah. (3) vacum cooling, dengan cara menggunakan uap dengan menurunkan tekanan pada autoclave, dimana air akan menguap pada suhu 0 oC pada tekanan 0,04 cm Hg (Elida, 2005). D. Pencucian Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran dari buah maupun sayuran, disamping itu juga untuk menghilangkan fungisida atau insektisida. Pencucian terkadang juga dilengkapi dengan penggosokan dengan sikat untuk
26
buah dan sayur yang mempunyai tekstur yang keras, sebagian ada yang menggunakan lap kering dan tidak dicuci dengan air. Deterjen sering juga digunakan untuk membantu proses pencucian tetapi sebaiknya untuk tidak buahbuahan atau sayuran yang bertekstur lunak, atau lebih baik menggunakan deterjen yang mengandung bahan sanitizer tertentu. (Elida, 2005).
E. Pelilinan (waxing). Sayuran dan buah-buahan mempunyai lapisan lilin alami pada kulitnya, yang sebahagian akan hilang karena proses pencucian. Penggunaan lilin buatan pada buah-buahan adalah untuk meningkatkan kilap sehingga penampakannya akan lebih disukai. Selain itu, luka atau goresan pada permukaan kulit buah dapat ditutupi oleh lilin. Dalam pemakaian lilin ini harus dirusakan agar pori-pori kulit buah tidak tertutupi sama sekali, untuk mencegah terjadinya kondisi anaerobik di dalam buah (Muchtadi, 1992). Macam-macam lilin yang digunakan adalah lilin tebu, resin, terpen, resin termoplastik, dan lain-lain. Aplikasi pada buah dan sayuran dapat dilakukan dengan cara pembusaan (foaming), penyemprotan (sprying), pencelupan (dipping), atau menggunakan sikat (brushing), tetapi yang paling banyak digunakan adalah dengan cara pembusaan (Muchtadi, 1992).
2.2. Pengawasan dan Pengendalian Mutu Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibatnya persainganpun semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah satu bagiannya juga mengalami hal yang sama. Perusahaan-perusahaan yang dahulu bersaing hanya pada tingkat lokal atau regional, kini harus pula bersaing dengan
27
perusahaan dari seluruh dunia. Hanya perusahaan yang mampu menghasilkan barang atau jasa berkualitas kelas dunia yang dapat bersaing dalam pasar global(Assuari, 1999). Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang produksi pangan, apabila ingin memiliki keunggulan dalam skala global harus mampu melakukan setiap pekerjaan secara lebih baik dalam rangka menghasilkan produk pangan berkualitas tinggi dengan harga yang wajar dan bersaing. Produk pangan yang dihasilkan harus memiliki sifat aman, tidak membahayakan, sehat dan bermanfaat bagi konsumen. Pengawasan mutu merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam menunjang kelancaran produksi dan kelangsungan suatu usaha, karena saat ini permintaan terhadap produk yang bermutu tinggi sangat meningkat (Prawira, 2013). Pengawasan mutu merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dengan dunia industri yaitu dunia usaha yang meliputi proses produksi, pengolahan dan pemasaran produk. Pengawasan mutu dilakukan untuk mengawasi semua kegiatan yang terjadi mulai dari pembelian bahan baku hingga produk jadi. Tujuan dari pengawasan mutu adalah agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan dan mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin (Prawira, 2013).
Untuk menghasilkan produk yang bermutu diperlukan pengendalian mutu yang
terpadu.Pengendalian
mutu
merupakan
tindakan-tindakan
kegiatan
operasional yang dilakukan dengan berbagai teknik agar produk yang dihasilkan mencapai persyaratan mutu.Kegiatan yang dilakukan yaitu penetapan standar, penilaian kesesuaian dengan standar melakukan tindakan koreksi apabila
28
diperlukan. Kegiatan pengendalian mutu diartikan sebagai suatu sistem efektif yang memungkinkan proses produksi dan pelayanan pada tingkat paling ekonomis (Hubies dan Musa, 2007).
Pengawasan mutu secara menyeluruh meliputi penetapan, pemvalidasian dan penerapan semua prosedur pengawasan mutu, pengevaluasian, pengawasan, dan penyimpanan baku pembanding. Disamping itu juga memastikan kebenaran label wadah bahan dan produk, memastikan bahwa stabilitas dari zat aktif dan produk jadi dipantau, mengambil bagian dalam investigasi keluhan yang terkait dengan mutu produk, dan ikut mengambil bagian dalam pemantauan lingkungan (Suyono, 1996)
Menurut Suardi (2001), untuk mempertahankan mutu produk pangan sesuai dengan yang diharapkan konsumen maka secara umum dapat ditempuh upayaupaya pengawasan mutu yang meliputi : a. Pengadaan bahan baku Bahan utama maupun bahan tambahan harus direncanakan dan dikendalikan dengan baik. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan, yaitu persyaratan-persyaratan dan kontrak pembelian, kesepakatan tentang jaminan mutu, perencanaan dan pengendalian pemeriksaan, dan mutu penerimaan bahan (Suardi, 2001). Pengadaan bahan baku, merupakan tanggung jawab dari quality control, yaitu pada bagian produksi. Baik atau buruknya bahan baku yang digunakan akan berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan sehingga dapat menjadi evaluasi bagi quality control.
29
b. Pengendalian produksi Pengendalian produksi menjadi tanggung jawab bagian quality control untuk menjamin proses produksi berjalan dengan baik. Proses yang baik akan menghasilkan produk yang baik yang sesuai standar perusahaan. Quality control dapat bertindak pada pengendalian produksi termasuk limbah yang dihasilkan. c. Pengemasan Pengemasan dilakukan dengan benar dan memenuhi persyaratan teknis untuk kepentingan distribusi dan promosi. Dalam industri pangan, pengemasan merupakan tahap terakhir produksi sebelum didistribusikan.Pengemasan berfungsi sebagai, wadah untuk memuat produk, memelihara kesegaran dan kemantapan produk selama penyimpanan dan distribusi, melindungi pangan dari kontaminasi lingkungan dan manusia, mencegah kehilangan selama pengangkutan dan distribusi, dan media komunikasi atau promosi. d. Penyimpanan dan penanganan produk jadi Penyimpanan dan penanganan produk jadi bertujuan untuk mencegah kerusakan akibat, pengaruh suhu, RH, sinar dan sebagainya selama penanganan, pengangkutan, dan penyimpanan. e. Pemeriksaan dan pengujian selama proses dan produk akhir Tujuan utama adalah untuk mengetahui apakah item atau lot yang dihasilkan memenuhi persyarakatan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Quality control memegang peran pada tahap ini, karena pengujian produk akhir akan menjadi penentu keputusan produk jadi.
30
2.3 Sanitasi Industri Pengolahan Pangan Sanitasi pangan adalah semua tindakan yang dilakukan untuk mencegah tercemarnya makanan selama penanganan, pengolahan, penyimpanan dan distribusi atau pemasaran. Sanitasi dalam proses produksi sangat perlu diterapkan terutama sanitasi bahan baku, alat, ruangan produksi serta sanitasi pekerja dengan tujuan agar produk akhir yang dihasilkan benar-benar bersih (hygienis) (Elida, 2010). Sanitasi merupakan pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor lingkungan dengan rantai perpindahan penyakit (Elida, 2010). Untuk mendapatkan produk yang bermutu tinggi dan bersih maka sanitasi dan higienis harus benar-benar diperhatikan. Dimana produk yang dihasilkan akan lebih tahan lama dalam penyimpanannya dan mempunyai penampilan yang menarik. Tujuan sanitasi adalah mencegah masuknya kontaminan ke dalam makanan dan peralatan yang digunakan dalam pengolahan pangan, serta mencegah kontaminasi silang dan rekontaminasi .Sanitasi merupakan suatu tindakan untuk menciptakan kondisi yang aman terhadap bahan pangan dan tidak berbahaya apabila dikonsumsi.Sanitasi yang perlu diperhatikan adalah mulai dari persiapan bahan sampai produk jadi. Ruang lingkup sanitasi adalah sebagai berikut : a. Sanitasi bahan Sanitasi bahan baku merupakan upaya yang dilakukan untuk membersihkan dan menghindarkan pangan dari kontaminan fisik, kimia dan mekanik.Bahan baku ditempatkan pada tempat yang bersih, dan sebelum dilakukan pengolahan terlebih dahulu dibersihkan dengan antiseptik (Elida, 2010).
31
Menurut Suwarni (2010), sanitasi bahan baku merupakan upaya yang dilakukan untuk membersihkan dan menghindarkan pangan dari kontaminan. Kontaminasi adalah terdapatnya bahan atau organisme berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja.
Kontaminasi biologis adalah organisme yang hidup yang
menimbulkan kontaminan dalam makanan seperti serangga. Kontaminan fisik dapat berupa benda-benda asing yang terdapat dalam makanan, yang bukan menjadi bagian dari makanan tersebut.
Benda ini merupakan kontaminan fisik
yang selain menurunkan nilai estetis makanan juga dapat menimbulkan luka serius bila tertelan, seperti kerikil, pecahan logam dan lainnya.
Kontaminasi
kimiawi adalah berbagai macam bahan atau unsur kimia yang menimbulkan pencemaran atau kontaminan pada bahan makanan seperti pestisida, boraks, melamin. Kontaminasi mikrobiologis adalah kontaminasi akibat adanya mikrobiologis seperti E. Coli. Bahan baku ditempatkan pada tempat yang bersih, dan sebelum dilakukan pengolahan terlebih dahulu dibersihkan dengan antiseptik (Elida, 2010). Ditambahkan oleh Syamsir (2010), sanitasi air juga harus dijaga karena air yang terkontaminasi bisa menjadi kendaraan untuk mengkontaminasi buah dan sayur, maka kebersihan air yang digunakan menjadi faktor kritis terutama bagi buah dan sayur yang akan dikonsumsi dalam bentuk segar, yang tidak atau hanya mengalami proses pengolahan yang minimal (tanpa pemanasan). Air yang digunakan untuk keperluan budidaya maupun untuk pendinginan dan pengolahan harus air bersih. Air tercemar yang digunakan untuk irigasi juga bisa menjadi sumber kontaminasi pada produk, jika selama proses irigasi air tersebut kontak
32
dengan bagian tanaman yang sifatnya dapat dimakan (bagian edible portion). (Suwarni 2010). b. Sanitasi alat Peralatan memegang peranan penting dalam proses pengolahan. Kebersihan peralatan harus selalu diperhatikan untuk mendapatkan produk akhir yang bersih dan higienis.Tujuan sanitasi peralatan adalah menghilangkan kotoran, dan bau yang tidak diinginkan. Sanitasi yang dilakukan adalah dengan mencuci peralatan produksi sebelum dan setelah digunakan dengan menggunakan deterjen dan dibilas dengan air bersih pada setiap proses produksi (Elida, 2010). Peralatan yang digunakan harus terbuat
dari bahan yang aman, tahan
terhadap korosi, tidak menyerap air dan dengan mudah dapat dibersihkan serta tahan lama. Peralatan tidak boleh menyebabkan perubahan bau, warna, dan rasa pada makanan (Suwarni, 2013) Pembersihan peralatan sebelum dipakai yaitu peralatan yang digunakan harus bersih dan telah disanitasi.Jika dicurigai telah terjadi kontaminasi, maka perlu
dibersihkan
dan
disanitasi
sebelum
digunakan.Penanganan
dan
penyimpanan peralatan yang benar dan tepat dapat mencegah kontamasi.Peralatan yang bersih dan telah disanitasikan harus disimpan pada tempat yang bersih dan di tangani dengan baik untuk mencegah kontaminasi pada permukaan yang kontak dengan makanan (Suwarni, 2013). c. Sanitasi pekerja Sanitasi sangat penting untuk pekerja karena semua proses produksi dilakukan oleh pekerja tersebut. Dalam proses produksi sanitasi pekerja sangat menentukan terhadap produk yang dihasilkan, sebab umumnya kontaminasi
33
selama proses pengolahan sebagian besar berasal dari pekerja. Sanitasi pekerja dilakukan dengan cara sebelum dan setelah melakukan pekerjaan, tangan pekerja harus dicuci dengan sabun atau antiseptik dan dibilas dengan air bersih yang mengalir, memakai sarung tangan, menutup rambut, memotong kuku, dan tidak memakai perhiasan pada saat pengolahan (Elida, 2010). d. Sanitasi bangunan dan ruangan Ruangan yang baik adalah ruangan yang memberikan kenyamanan pada saat proses produksi. Untuk itu ruangan yang digunakan dalam mengolah harus dijaga sanitasinya dengan cara menyapu dan membersihkan ruangan sebelum dan sesudah pengolahan (Elida, 2010). Menurut Suwarni (2013), sanitasi bangunan dan ruang sebagai berikut: a) Bangunan Bangunan yang digunakan harus dijaga bersih dan bersih dan bebas dari sampah. Jika makanan disajikan diluar, maka lantai harus dipadatkan atau diberi batu bata atau aspal untuk menghindar adanya debu. b) Lantai Lantai yang dipasang dengan baik dan dibuat dari bahan yang halus, tidak menyerap air serta dipelihara dapat dibersihkan dengan mudah sehingga tidak menyebabkan kondisi yang tidak saniter.
Lantai diarea pengolahan,
penyimpanan, pencucian, refrigerator, ruangan pekerja, toilet harus dibuat dari bahan yang halus, tahan lama misalnya keramik, teraso dan lain-lain.
34
c) Dinding dan langit-langit Dinding dan langit-langit dipelihara bersih tidak akan menyebabkan kondisi tidak saniter dan menjadi sumber kontaminasi.
Dinding dan langit-langit
termasuk jendela, pintu harus dijaga bersih. Dinding terbuat dari bahan yang permukaannya halus, mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan berwarna terang. d) Pencahayaan Pencahayaan diarea pengolaha pencucian, atea penyimpanan, peralatan, toilet dan area pencucian tangan.Lampu harus terpasang pada jarak 76cm dari lantai. e) Ventilasi Ventilasi harus didesain sedemikian rupa sehingga mencegah panas, uap yang berlebihan, kondensasi, asap dan debu. Untuk ventilasi khusus, exhauts harus dipelihara untuk menjaga masuknya debu dan kotoran serta kontaminan lain. 2.4 Penanganan Limbah Industri Pangan Limbah
industri
pangan
dapat
menimbulkan
masalah
dalam
penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam mineral dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan.Sebagai contohnya, industri pengolahan daging, unggas, dan hasil laut pada perairan bila pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat (Jenie dan Rahayu, 1993). Limbah merupakan hasil buangan yang sewaktu-waktu dan dalam kondisi tertentu kehadirannya tidak diinginkan .Pada dasarnya limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari satu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-
35
proses alam yang belum mempunyai nilai ekonomi bahkan dapat mempunyai nilai negative (Evawati, 2012). Pada umumnya, limbah industri pangan tidak membahayakan kesehatan masyarakat, karena tidak terlibat langsung dalam perpindahan penyakit. Akan tetapi kandungan bahan organiknya yang tinggi dapat bertindak sebagai sumber makanan untuk pertumbuhan mikroba.
Dengan pasokan makanan yang
berlimpah,mikroorganisme akan berkembang biak dengan cepat dan mereduksi oksigen terlarut yang terdapat dalam air (Jenie dan Rahayu, 1993). Limbah industri pangan berupa limbah padat dan cair.Berdasarkan komponen yang dihasilkan, limbahterbagi atas limbah organik dan anorganik. Parameter penilaian limbah organik padatantersuspensi, alkalinitas, nitrogen organik, nilai fenol,kadar logam dan nilai BOD serta COD. BOD (Biological Oxygen Demand) adalah kebutuhanoksigen biokimiawi bagi proses deoksigenasi limbah. COD (Chemical Oxygen Demand) adalah kebutuhanoksigen kimiawi bagi proses deoksigenasi limbah (Evawati, 2012).
36
III. METODE PELAKSANAAN 3.1 Waktu Dan Tempat Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilakukan di PT. Shimota Farm yang berlokasi di Toride Shi Kaizuka 192 Ibaraki Ken Jepang selama 1 tahun, mulai dari tanggal 04 Juli 2012 sampai dengan 04 Juli 2013. 3.2 Bahan dan Alat Dalam proses pasca panen tidak terlepas dari bahan dan alat. Berikut ini bahan dan alat yang diperlukan dalam proses pasca panen. 3.2.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk proses pasca panen adalah air, batu es, plastik, kardus, pupuk, air mineral, benih, dan bibit. 3.2.2 Alat Alat yang digunakan dalam proses pasca panen adalah gunting (hasami), cangkul (kuwa), pisau (kinaifu), keranjang (kago), sepeda (jitensha), heater (heta), plaster (pulasta), ruang pendingin (reizoko), dan timbangan (hakari), hydraulic excavator, excavator hitachi, kompressor, selang (evaflow), tangki, kubota kingbull 20 (torakkuta), traktor pembuat guludan (marucha), alat pelabelan (raberu no enjin), alat pengikat (shibate no enjin), alat penyelotip kardus (serotipu no enjin), dan tare. (a). Gunting (Hasami) Spesifikasi alat : panjang 17 cm, berat 134 gr, dan mempunyai ujung yang datar. Cara kerja alat : alat ini bisa berfungsi dibantu oleh jari – jari tangan
37
manusia. ke dua tempat pengangan digerakkan untuk mengfungsikan pisau – pisau, pisau – pisau saling bergesekan yang bisa memotong tanaman dan sayuran. Gambar gunting bisa dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Gunting (Hasami) (b). Cangkul (Kuwa) Spesifikasi Alat : Tinggi 125 cm, sudut cangkul 70
o
C, berat 1,4 kg
batang terbuat dari kayu, piringan terbuat dari besi, dan piringan berbentuk persegi panjang. Cara kerja : kedua tangan memegang batang cangkul, cangkul diayunkan ke tanah. Mata cangkul dan piringan akan tertancap ke tanah dan apabila cangkul ditarik ke permukaan maka tanah akan terbalik. Gambar cangkul dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Cangkul (Kuwa)
38
(c). Pisau (Kinaifu) Spesifikasi alat : panjang 16 cm, berat 210 gr, terbuat dari besi, dan mata pisau runcing. Cara kerja alat : alat ini berfungsi untuk memotong, dan mengiris tanaman dan sayuran. Apabila terjadi gesekan antara mata pisau dengan sayuran dan tanaman, maka sayuran dan tanaman akan terpotong dan teriris. Gambar pisau dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Pisau (Kinaifu) (d). Keranjang (Kago) Spesifikasi alat : keranjang berbentuk persegi panjang, panjang 67 cm, lebar 32 cm, tinggi 18 cm, berat 1,5 kg, dan mempunyai bermacam- macam warna. Cara kerja alat : keranjang ini berfungsi sebagai wadah untuk meletakkan tanaman herbal dan sayuran setelah dipanen. Gambar keranjang dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Keranjang (Kago)
39
(e). Sepeda (Jitensha) Spesifikasi alat : komponen sepeda yaitu rem depan dan belakang, gigi tranmisi, stem, pedal,
keranjang, lampu, ban, benen, jari-jari, stang kemudi,
tempat duduk, rantai, dan lain-lain.
Cara kerja : pedal di kayuh maka rantai akan
berputar yang mengakibatkan ban bagian belakang akan berputar.
Sepeda
digunakan untuk alat transportasi ke lahan dan juga alat pengangkut hasil panen sayuran dan tanaman herbal. Gambar sepeda dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Sepeda (Jitensha) d. Heater (heta) Spesifikasi alat : pajang 14 cm, lebar 5 cm, berat 350 gr. cara kerja : letakkan kumpulan kertas pada bagian katup, kemudian berikan tekanan sampai anak heater merekat kemasan. Gambar heater dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Heater (Heta)
40
(f). Plaster (Purasuta) Spesifikasi alat : berat 250 gr, berbentuk bundar, ada rongga di bagian tengah. Cara kerja : sediakan benda yang akan di plaster, kemudian ditarik ujung plaster dan ditempelkan kepada benda yang akan di plaster. Plaster digunakan untuk merekatkan kemasan sehingga menjadi satu kesatuan yang kokoh. Warna plaster yang digunakan di PT. Shimota Farm ada dua warna yaitu warna kuning dan biru.
Warna kuning digunakan untuk memplaster kemasan sayuran,
sedangkan warna biru digunakan untuk memplaster kemasan tanaman herbal. Gambar plaster dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Plaster (Purasuta) (g). Ruang pendingin (Reizoko) Spesifikasi mempertahankan
alat
:
adanya
isolator
(dinding
penyekat)
untuk
sirkulasi udara di dalam ruangan, isolasi untuk mengatur
kelembaban di dalam udara, termostat untuk mengatur aliran pendingin, evaporator, compresor, condenser. Cara kerja alat : secara mekanis menggunakan alat bantu dengan bahan pendingin ammonia. Alat pendingin mekanik dikontrol dengan klep pengatur tekanan rendah, sehingga terjadi evaporasi pada temperatur rendah. Gambar ruangan pendingin dapat dilihat pada Gambar 8.
41
Gambar 8. ruang pendingin h. Timbangan (Hakari) Spesifikasi alat : berat beban 20 kg, terbuat dari besi, layar timbangan yang tersedia angka 1 sampai 20 kg dan satu buah jarum. Cara kerja : sediakan barang yang akan ditimbang, letakkan barang di atas timbangan kemudian jarum timbangan akan membaca berapa berat barang dengan menunjukkan angka yang tersedia di timbangan.
Kegunaan alat ini adalah untuk menimbang tanaman
herbal dan sayuran. Berat untuk tanaman herbal satu buah keranjang adalah 6 kg, dan untuk sayuran 9 kg. Gambar timbangan dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Timbangan (Hakari )
42
i. Excavator Hitachi
Spesifikasi alat : komponen alat arm, bucket, cab, shoe, engine hydraulic pump, counder weight, track frame. Cara kerja alat : bagian penggeraknya merupakan sumber tenaga yang pada umumnya menggunakan motor bakar diesel, bagian transmisi daya, merupakan bagian yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari motor ke bagian roda atau peralatan yang perlu untuk diputar, bagian kemudi berfungsi untuk mengemudikan jalannya exkavator di lapangan, tuas persneling digunakan untuk memindah gigi persneling, bagian penyambungan berfungsi untuk menyambungkan excavator dengan alat yang lainnya.
Kegunaan alat ini adalah untuk meratakan tanah dan untuk
membersihkan lahan dari kayu dan akar-akar. Gambar hydraulic excavator dan excavator hitachi dapat dilihat pada Gambar 10 dan 11 .
Gambar 10. Hydraulic excavator (Rianto, 2013)
43
Gambar 11. Excavator Hitachi (j). Kompresor Spesifikasi alat : kerangka, poros engkol, batang penghubung, kepala silang, silinder, liner silinder, front and rear cylinder cover, water jacket, torak, cincin torak, cincin penahan gas, ring oil scraper, katup kompresor (Wijaya, 2010). Cara kerja alat : kerangka berfungsi sebagai untuk mendukung seluruh beban dan berfungsi sebagai tempat kedudukan bantalan, poros engkol, silinder, dan tempat penampungan minyak pelumas.
Poros engkol berfungsi sebagai
pengubah gerak berputar menjadi gerak lurus bolak balik. Batang penghubung berfungsi meneruskan gaya dari poros engkol ke batang torak melalui kepala silang.
Kepala silang berfungsi meneruskan gaya dari batang penghubung ke
batang torak.
Silinder berfungsi sebagai tempat kedudukan liner silinder dan
water jacket. Liner silinder berfungsi sebagai lintasan gerakan piston torak saat melakukan proses ekspansi, pemasukan, kompresi, dan pengeluaran (Wijaya 2010)
44
Front and rear cylinder cover berfungsi untuk menahan gas/ udara supaya tidak keluar silinder.
Water jacket merupakan ruangan dalam silinder untuk
bersirkulasi air sebagai pendingin.
Torak berfungsi sebagai elemen yang
menghendel gas/ udara pada proses pemasukan kompresi, dan pengeluaran. Cincin torak berfungsi mengurangi kebocoran gas/ udara antara permukaan torak dengan dinding liner silinder. Cincin penahan gas berfungsi menahan kebocoran gas akibat adanya celah antara bagian yang bergerak dengan bagian yang diam. Ring oil scraper berfungsi untuk mencegah kebocoran minyak pada frame. Katup kompresor berfungsi mengatur pemasukan dan pengeluaran gas/ udara ke dalam atau keluar silinder (Wijaya, 2010).
Alat ini digunakan untuk
penyemprotan larutan rich ke lahan dan digunakan untuk proses penyiraman. Gambar kompresor dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Kompresor (k). Selang (Evaflow) Spesifikasi alat : panjang selang 100 m. Cara kerja : selang dibentangkan dan disambungkan ke kompresor, selang penyedot air yang dipasang ke kompresor di masukkan ke dalam tangki yang berisi larutan, kemudian kompresor dihidupkan. Selang digunakan untuk proses penyemprotan larutan rich ke lahan
45
dan jug digunakan untuk proses penyiraman. Gambar selang dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Selang (Evaflow)
(l). Tangki Spesifikasi alat : volume air 1000 L, berbentuk persegi empat dengan bagian sudut -sudut mencembung. cara kerja alat : tangki berfungsi sebagai media penyimpanan air dan larutan dengan volume 1000 L. Gambar tangki dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Tangki
46
(m). Kubota Kingbull 20 (Torakkuta) Spesifikasi alat : dimensi dengan roda karet ukuran 2,79 x 1,07 x 1,1195 m, berat dengan motor penggerak : 276,5 kg, transmisi full gear, kelengkapan standar terdiri dari roda besi 900 mm, bajak tunggal, garu, glebek, motor penggerak (HP/rpm) : 8,5 / 2.200 (Saputra, 2013).
Cara kerja alat : bajak singkal digunakan sebagai alat pengolah tanah pertama yang berfungsi untuk membalikkan irisan permukaan tanah, bajak rotari atau bajak cakar adalah alat pengolah tanah yang berfungsi memotong dan mengaduk tanah, sehingga hasil tanah olahannya menjadi hancur atau berlumpur, garu atau gelebeg adalah alat pengolah tanah kedua yang berfungsi untuk menghancurkan
dan
meratakan
tanah,
roda
sangkar
digunakan
untuk
meningkatkan daya cengkeram permukaan roda terhadap tanah, dengan demikian terjadinya slip dapat diatasi, roda ban karet berfungsi untuk mendukung operasi traktor di lahan kering dan mendukung transportasi di jalan, bagian kemudi, marupakan bagian dari rangka traktor yang berfungsi untuk mengemudikan jalannya traktor di lapangan, tuas persneling untuk memindah gigi persneling (Rianto, 2013). Gambar Kubota kingbull 20 dapat dilihat pada Gambar 15.
47
Gambar 15. Kubota kingbull 20 (Torakkuta) (n). Traktor pembuat guludan (Marucha) Spesifikasi alat : traktor roda dua dilengkapi dengan rotary, minimum berpenggerak diesel 1Hp ,panjang 520 mm, lebar 470 mm, tinggi 720 mm, lebar kerja 40 cm , jumlah operator 1 orang, kecepatan jalan maksimum 2.5 km/jam, kapasitas kerja teoritis 0.1 Ha/jam (10 jam/Ha) (Saputra, 2013). Cara kerja : Prinsip kerja alat pembuat guludan adalah mengumpulkan tanah dari tempat – tempat yang tinggi sepanjang sisi samping dan sisi guludan atas yang dibuat. Tanah yang terkumpul kemudian diletakkan di bagian–bagian rendah sepanjang alur sehingga akan terbentuk guludan dengan profil yang seragam di seluruh lapangan. Fungsi dari mata bajak yang berfungsi sebagai ujung tombak dari bajak yang memulai menembus tanah, pisau bajak yang berfungsi untuk membelah dan memotong tanah, singkal majemuk yang berfungsi untuk mengangkat dan membalik tanah ke kanan dan ke kiri, rangka batang penarik yang berfungsi sebagai tempat menempelnya bajak dan berhubungan dengan kerangka utama (Saputra, 2013). Gambar traktor pembuat guludan dapat dilihat pada Gambar 16.
48
Gambar 16. Traktor pembuat guludan (Marucha) o. Alat pelabelan (Raberu no Enjin) Spesifikasi alat : berat 95 kg, dilengkapi monitor, dan mempunyai 2 kaki beroda. Cara kerja : tekan tombol on untuk menghidupkan mesin, dilakukan penyetingan terlebih dahulu setelah itu alat ini bekerja secara otomatis. Alat ini digunakan untuk memberi label tanaman herbal dan sayuran setelah di packaging Gambar alat pelabelan dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17. Alat pelabelan (Raberu no Enjin) (p). Alat pengikat (Shibate no Enjin) Spesifikasi alat : berbentuk persegi panjang, panjang 92 cm, lebar 60 cm, berat 80 kg dan mempunyai 4 kaki tanpa roda. Cara kerja alat : tekan tombol on untuk menghidupkan mesin, kemudian kardus yang akan diikat diletakkan
49
ditengah-tengah alat, kemudian tali plastik bewarna biru dimasukkan ke dalam lubang pemotong tali, setelah itu secara otomatis kardus akan terikat. Kegunaan alat ini adalah untuk mengikat kumpulan kardus tanaman herbal dan sayuran menjadi satu ikatan. Gambar alat pengikat dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Alat pengikat (Shibate no Enjin) q. Alat penyelotip kardus (Serotipu no Enjin) Spesifikasi alat : panjang 1,85 m, lebar 65 cm, mempunyai 2 kaki dan 2 roda. Cara kerja alat : tekan tombol on untuk menghidupkan mesin, lakukan penyetelan berapa panjang dan lebar kardus yang akan dibuat, masukkan kardus ke dalam mesin, secara otomatis alat ini bekerja menyelotip kardus. Kegunaan alat ini adalah untuk merekatkan alas kardus menjadi satuan yang kokoh. Gambar alat penyelotip kardus dapat dilihat pada Gambar 19.
50
Gambar 19. Alat penyelotip kardus (Serotipu no Enjin) (r). Tare Spesifikasi alat : Tare merupakan alat transportasi yang digunakan untuk ke lahan Di PT. Shimota Farm, mengendarai kendaraan ini dengan posisi berdiri dan tangan berada pada posisi di atas stir. Kendaraan ini bertenaga listrik yang mempunyai komponen yaitu rem, gas, stir, gigi tranmisi, dan tombol emergency. Cara kerja alat : cukup dengan menekan gas yang berada di bagian stir maka kendaraan ini akan berjalan, untuk menghentikannya dengan menginjak rem yang berada pada posisi kaki sebelah kanan. Kegunaan alat ini adalah sebagai alat transportasi yang digunakan untuk pergi ke lahan, sebagai alat pengangkut tanaman herbal dan sayuran setelah dipanen, dan alat pengakut bibit dan benih. Gambar tare dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Tare
51
3.3 Pelaksanaan Pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini mahasiswa melaksanakan kegiatan dilapangan dan di ruangan (packing).
Kegiatan
dilaksanakan setiap hari Minggu sampai hari Jum’at dimulai pada pukul 08.00 pagi sampai selesai. Jam kerja tergantung permintaan barang dari pelanggan, kalau permintaan barang banyak jam kerja 19 sampai 20 jam sehari. Rata-rata jam kerja sehari 13-14 jam dan libur 1 kali dalam 2 minggu. Kegiatan yang dilakukan dilapangan yaitu pengolahan tanah, pemupukan, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen. Kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan adalah packing. Setelah barang-barang di packing, selanjutnya dilakukan pemasaran ke pasar di kota Tokyo. Mahasiswa juga mendapat kesempatan untuk melakukan diskusi di luar jam kerja dengan Direktur perusahaan.
52
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Setelah melakukan kegiatan PKPM di PT. Shimota Farm Ibaraki Jepang dari tanggal 4 Juli 2012 sampai dengan 4 Juli 2013, dari kegiatan tersebut didapatkan hasil pengamatan yang meliputi keadaan umum perusahaan, proses penanganan pasca panen, pengawasan dan pengendalian mutu, sanitasi dan penanganan limbah, produksi dan pemasaran, penelitian dan pengembangan produk. Berikut ini akan diuraikan masing-masingnya. 4.1.1 Keadaan Umum Perusahaan A. Sejarah Shimota Farm Shimota Farm pada awalnya merupakan perusahaan keluarga yang berdiri pada tahun 1988.Perusahaan ini pertama kali dirintis oleh pemilik Perusahaan Bapak Matsuo Shimota yang terletak di Kaizuka 192, Ibaraki Toride Shi Japan. Awal sebelum memulai bisnis pemilik perusahaan mendapat pembagian tanah dari orang tuanya seluas ± 2 ha. Kemudian lahan tersebut dimanfaatkan untuk berbudidaya tanaman herbal.Modal awal beliau untuk memulai bisnis ini berasal dari modalnya sendiri, dengan modal awal sebesar Rp 20.000,000,000. Modal untuk pengembangan usaha selanjutnya didapatkan dengan cara menjadikan pendapatan perusahaan sebagai modal tiap tahunnya secara terus-menerus. Bapak Matsuo Shimota ini memiliki kegigihan dan semangat yang sangat tinggi untuk mengembangkan usahanya.
Bapak Matsuo Shimota ini tidak
memiliki pendidikan yang tinggi namun dia tidak patah semangat dan memutuskan untuk belajar ke luar negeri. Beberapa daerah yang dikunjungi oleh
53
beliau untuk menuntut ilmu tentang tanaman herbal ini seperti: Inggris, Belanda, Italia, Jerman, Indonesia dan Israel. Disana beliau banyak mendapat ilmu tentang tanaman herbal. Kegigihan dan kerja keras dalam mengembangkan usaha tanaman herbalnya beliau mendapatkan penghargaan dari pemerintah Jepang sebagai perusahaan sayuran dan tanaman herbal terbaik.
Dalam menjalankan
perusahaannya, beliau didampingi istrinya yang bernama Yoshiko. Awalnya masyarakat belum mengenal perusahaan dan tanaman yang beliau pasarkan.
Kegigihan, semangat dan kerja keras untuk memasarkan
produknya dilakukannya bersama istrinya. Setelah barang-barang tersebut siap di kemas, keesokan harinya mulai pukul 04.00 waktu Jepang mereka pergi ke pasar untuk memperkenalkan produknya.
Kerjakeras mereka membuahkan hasil,
produk mereka diterima pasar dengan baik dan hingga akhirnya perusahaan mereka dikenal luas.
Tanaman
Herbal yang dibudidayakan ± ada 24 jenis
diantaranya: rosmary, basil, parsley, chervil, dill, spearmint, pepermint, lemonbalm, dan lain-lain. Jenis sayuran yang dibudidayakan adalah wortel, ubi jalar, mentimun, slada, terong, dan lain-lain. Perusahaan terus mengalami perkembangan yaitu dengan memiliki 2 lokasi yaitu di Shiobara dan Fujishiro. Jarak antara kedua lokasi 3 jam perjalanan dengan mobil.
Kebun Shiobara dengan luas lahan 4 Ha merupakan daerah
pegunungan, digunakan sebagai daerah penanaman pada musim panas karena daerahnya sejuk dan segar. Lahan di sini berbentuk greenhouse. Sedangkan lahan di Fujishiro dengan luas 1,5 Ha berbentuk lahan terbuka dan screen house.
54
Perusahaan Shimota Farm juga melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti perguruan tinggi dan sekolah. Perusahaan memberikan kesempatan dan wadah untuk memperoleh ilmu dan pengalaman kerja di perusahaan yang dikelolanya, seperti dari Jepang sendiri dan beberapa negara lain diantaranya Philipina, Inggris, Kanada dan Indonesia. Sekarang perusahaan Shimota farm memiliki labor penelitian sendiri yang dikelola oleh tenaga ahli untuk meneliti tanah serta tanaman yang ada di perusahaannya sebelum produk tersebut di pasarkan.
Adanya labor ini akan
memudahkan dalam pengembangan dan kemajuan perusahaan. Peta lahan PT. Shimota Farm di Toride Shi dapat dilihat pada Gambar 21.
S T B
A U
E
B
C D
Gambar 21. Peta lahan PT. Shimota Farm di Toride Shi ( 6 ha) yang diambil dari foto angkasa melalui Google Earth.
55
Keterangan Gambar 21. A. Tempat tinggal beserta bangunan utama perusahaan (Kaisha). B, C, D, E.adalah Screen House. Tempat tinggal beserta bangunan utama perusahaan (Kaisha) terdiri dari : laboratorium, ruang pengemasan. Rumah kediaman mahasiswa terdiri dari 4 kamar, ruang dapur, 2 buah wc, 3 kamar mandi, dan ruang makan. Tempat parkir kendaraan terletak di depan perusahaan di samping laboratorium (A). Screen house terdiri dari : A-tou house merupakan lahan non produktif, yang terdiri dari 2 house.B-tou house merupakan ruangan pembibitan tanaman herbal dan sayuran.C-tou house terdiri dari 4 house, 1 house ada 4 bedengan dengan panjang bedengan 45 m. Jenis tanaman herbal dan sayuran yang ditanam adalah spearmint, peppermint, apple mint dan sage, selada, dan tomat. D-tou house terdiri dari 6 house, 1 house terdiri 4 bedengan dengan panjang bedengan 60 m. Di dalam house ini
tanaman herbal dan sayuran yang ditanam adalah
spearmint, peppermint, ubi jalar, lemon grees, lemon balm, oregano,dan apple mint, terung, dan jagung. E-tou house dan F-tou house merupkan lahan yang non produktif (A). Shinmukoyama terdiri dari 17 house, 1 house terdiri 3 bedengan dengan panjang bedengan 65 m. Di dalam house ini ditanam tanaman herbal dan sayuran ditanam seperti lemon grees, lemon balm, oregano, basil, selada, bayam merah, spearmint, peppermint, apple mint, wortel, mentimun, dan ubi jalar. Ooki house terdiri dari 6 house, 1 house terdiri 4 bedengan dengan panjang bedengan 70 m. Di dalam house ini tanaman yang ditanam adalah tanaman herbal dan sayuran. Tanaman herbal yang ditanam adalahbasil, dan lemon balm, sedangkan sayuran
56
yang ditanam adalah ubi jalar, sinyuku (jenis selada Jepang), tomat, dan wortel (B). Jidou Tensou terdiri dari 6 house, 1 house terdiri 4 bedengan dengan panjang bedengan 65 m. Di dalam house ini tanaman herbal dan sayuran yang ditanam berupa bayam,
selada, Italian parsley, korianda, basil dan chervil.
Shidoki terdiri dari 6 house,1 house terdiri dari 4 bedengan dengan pajang bedengan 65 m. Tanaman herbal dan sayuran yang ditanam adalah selada,terung, jagung, dan tomat dan jenis tanaman herbal yang ditanam berupa basil, lemon balm, dan dill (B). Mukouyama terdiri dari 3 house, 1 house terdiri dari 3 bedengan dengan panjang bedengan 50 m.
Tanaman herbal dan sayuran yang ditanam terdiri
dariubi jalar, wortel, basil, oregano, dan Italian parsley. Dandan terdiri dari 7 house, 1 house terdiri dari 3 bedengan.Tanaman herbal dan sayuran yang ditanam adalah rosemary dan selada. Choujou terdiri dari 11 house, 1 house terdiri dari 3 bedengan dengan panjang 1 bedengan 50 m. Tanaman herbal dan sayuran yang di tanam adalah daikon, radishu, kabu (jenis sayuran Jepang), selada, rosemary, apple mint (B) Shinkamitakai terdiri dari 10 house, 1 house ada 3 bedengan dengan panjang bedengan 45 m.Tanaman herbal dan sayuran yang ditanam adalah kabu, radishu, daikon (jenis sayuran Jepang), dill, Italian parsley, dan chervil. Kamitakai terdiri dari 11 house, 1 house terdiri dari 3 bedengan dengan panjang bedengan 55 m.Tanaman herbal dan sayuran yang ditanam adalah selada,
57
tomat, mentimun, Italian parsley, chervil, dan korianda (D). Kawabe terdiri dari 3 house, house ini digunakan untuk pengolahan pupuk organik (E). Di seluruh screen house di PT. Shimota Farm ditanami berbagai macam tanaman herbal dan sayuran.
Tujuannya adalah karena tanaman herbal
mempunyai senyawa aromatik, dan antiseptik maka sayuran yang ada di dalam house tersebut akan dilindungi dari serangan mikroba, ulat dan jenis patogen yang bisa yang mengakibatkan sayur menjadi busuk. Screen house Shidoki, Screen house D-Tou, Screen house C-Tou, Screen house ooki, Screen house Shinmukouyama , Screen house Choujou, Screen house B-Tou, dan Screen house Mukouyama dapat dilihat pada Gambar 22.
Screen house Shidoki
Screen house C-Tou
Screen house D-Tou
Screen House Oki
58
Screen house Shinmukouyama
Screen house B-Tou
Screen house Choujou
Screen house Mukouyama
Gambar 22. Screen house di PT. Shimota Farm. B. Organisasi perusahaan Shimota Farm merupakan perusahaan keluarga sehingga struktur organisasi perusahaan ini juga sangat sederhana. Struktur organisasi perusahaan terdiri dari direktur, wakil direktur, bagian keuangan, bagian pemasaran, bagian produksi, bagian kerjasama, bagian sarana dan prasarana. Perusahaan Shimota Farm merupakan perusahaan dengan usaha skala kecil sehingga pembagian kerjanya masih tergolong sederhana, sehingga
59
Perusahaan Shimota Farm menggunakan struktur organisasi dengan tipe organisasi garis atau tipe organisasi line (line organization). Struktur Organisasi PT. Shimota Farm dapat dilihat pada Gambar 23.
Direktur ( Matsuo Shimota) Wakil Direktur Yoshiko
Pemasaran Nojoco
Keuangan Terada Anggota 2 orang
Produksi Sakuraba
Kerjasama Ote
Sarana&Prasarana NakamuraSan)
Anggota
Gambar 23. Struktur organisasi PT. Shimota Farm Tugas dari masing-masing jabatan tersebut, adalah: 1. Direktur bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas dan kegiatan operasional perusahaan, mengawasi seluruh kegiatan di perusahaan, mulai dari kegiatan produksi yang berada di lahan hingga proses panen, pascapanen dan pemasaran. 2. Wakil direktur merupakan pengganti apabila direktur tidak berada di tempat. Wakil direktur bertanggung jawab terhadap keberlangsungan seluruh kegiatan operasional pada perusahaan. 3. Bagian Kerjasama bertugas mencatat semua pesanan yang masuk dan barangbarang yang akan dikirim. Menjalin kerjasama dengan para konsumen.
60
4. Bagian pemasaran bertugas memasarkan produk yang dihasilkan, menjajaki kemungkinan membuka pasar baru dan bertugas menangani penerimaan permintaan dan pemenuhan sayuran sesuai dengan permintaan konsumen 5. Bagian produksi bertugas menangani pengadaan input, mulai dari kegiatan produksi tanaman seperti persiapan lahan, penyediaan saprodi, pengendalian HPT dan pemeliharaan tanaman sampai kegiatan siap panen. 6. Bagian keuangan bertugas mencatat laporan keuangan secara teratur sehingga posisi keuangan perusahaan dapat diketahui, menerima semua uang hasil penjualan, mengurus kepegawaian dan gaji pegawai dan menyimpan uang perusahaaan. 7. Bagian sarana dan prasarana bertanggung jawab terhadap segala kegiatan teknis perusahaan atau masalah logistik seperti pengadaan dan perbaikan peralatan atau mesin–mesin, serta pengaturan listrik dan air pada perusahaan. 8. Karyawan/ti bertugas sebagai tenaga kerja perusahaan yang telah memiliki tugas yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan. C. Sumber Daya Perusahaan Sumberdaya perusahaan adalah semua kekayaan atau aset yang dimiliki oleh perusahaan dan dipergunakan dalam setiap kegiatan perusahaan mulai dari kegiatan produksi hingga pemasaran. Sumberdaya yang dimiliki perusahaan meliputi : A). Tanah Lahan yang dimiliki PT Shimota Farm berada di tiga tempat wilayah yang berbeda.Lahan utama Shimota Farm berada di Toride Shi Ibaraki 192 Kaizuka.Luas lahan tersebut sekitar 8 ha.Lahan selanjutnya berada di daerah
61
pegunungan yang bernama Shiobara.Luas lahan di Shiobara sekitar 5 ha.Lahan yang selanjutnya berada di Fujishiro. Luas lahan di Fujishiro sekitar 1,5 ha. Lahan yang dijadikan untuk budidaya parsley adalah seluas 560 m2. B). Bangunan Bangunan yang dimiliki PT Shimota Farm dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jenis Bangunan Yang Dimiliki Shimota Farm No Nama Bangunan Jumlah 1 Kantor 1 2 Green house 99 Sumber : PT Shimota Farm (2013) C. Kendaraan Berikut merupakan beberapa kendaraan yang dimiliki Shimota Farm dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Kendaraan yang dimiliki perusahaan No. Nama alat Jumlah (unit) 1 Mobil 7 2 Colt diesel 3 3 Tare 2 Sumber : PT. Shimota Farm (2013)
D. Tenaga Kerja Shimota Farm merupakan perusahaan keluarga sehingga tenaga kerja yang dimiliki
juga
berasal
dari
keluarga
sendiri
dan
masyarakat
sekitar
perusahaan.Namun tidak hanya warga Negara Jepang, warga Negara Indonesia juga ada yang menjadi karyawan di Shimota Farm.Klasifikasi tenaga kerja di Shimota Farm dapat dilihat pada Tabel 8.
62
Tabel 8. Klasifikasi tenaga kerja di PT. Shimota Farm No Klasifikasi Jumlah 1 Macam tenaga kerja - Tenaga kerja Tetap 31 2 Jenis Tenaga Kerja - Laki – laki - Perempuan Usia Tenaga Kerja - 31-40 tahun - 40 tahun keatas
3
13 18 7 24
Sumber : PT Shimota Farm (2013)
PT Shimota Farm merupakan perusahaan yang mempunyai tujuan selain memperoleh laba juga ingin mensejahterahkan masyarakat sekitar perusahaan. Perusahaan
membuka kesempatan kerja untuk masyarakat sekitarnya dengan
tidak mempertimbangkan tingkat pendidikan, selain itu juga berbagi ilmu dan pengetahuan kepada mahasiswa dan masyarakat sekitar. Persentase pendidikan karyawan di PT Shimota Farm dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Persentase Pendidikan Tenaga Kerja di PT. Shimota Farm Pendidikan Jumlah SD SLTP
4 12
SLTA S1/S2
9 6
Sumber : PT Shimota Farm (2013) E. Kondisi Keuangan Bagian pencatatan keuangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam suatu perusahaan untuk mengetuahui kondisi keuangan perusahaan yang
63
bertujuan untuk mempermudah manajemen untuk mengambil keputusan.Sistem pencataan di PT Shimota Farm cukup baik karena dilakukan oleh tenaga kerja ahli yang mampu melakukan pencatatan secara detail. 4.1.2 Proses pasca panen Pasca panen sayuran dan tanaman herbal dimulai dari kegiatan budidaya mulai dari persiapan lahan (pembersihan lahan, dan pembajakan), pemberian mineral larutan (Rich) ke lahan, penyediaan bibit, pemupukan, pembajakan lahan lanjutan, pembuatan bedengan dan pemasangan mulsa plastik, penanaman, pemeliharaan, panen, pengepakan, dan pemasaran. A. Teknik persiapan lahan a. Pembersihan lahan Pembersihan lahan adalah proses pencabutan gulma yang ada di lahan yang akan digunakan sebagai lahan pertanaman dan pembersihan segala sampah – sampah yang terdapat di lahan. Pembersihan lahan bertujuan untuk memudahkan dalam proses pengolahan lahan seperti pembajakan lahan.
Secara mekanik
pembersihan lahan dilakukan dengan menggunakan alat Eskapator Hatachi. b. Pembajakan Pembajakan dilakukan untuk membolak balik tanah agar gas beracun hilang dan juga mikroba patogen sebagai sumber penyakit dalam tanah hilang. Shimota Farm dilakukan pembajakan hanya satu kali saja, disebabkan tanah yang di lahan shimota farm sudah gembur. Menurut Shimota (2013) lahan di Shimota Farm gembur akibat pengolahan lahan yang dilakukan setiap tahunnya dan di dukung juga oleh jenis tanah andisol yang salah satu ciri atau sifat fisik dari tanah tersebut adalah gembur.
64
Pembajakan lahan dilakukan dengan menggunakan alat bajak mesin kubota kingbul 20, dengan kedalaman pembajakan 25 cm dari permukaan tanah, dimana lebar bedengan 0,9 m dan panjang bedengan 70 m. Pembajakan untuk lahan bukaan baru dilakukan sebanyak 2 kali, hal ini dilakukan agar proses penggemburan tanah menjadi lebih cepat serta memperbaharui aerase tanah, sedangkan untuk lahan rumah kaca pembajakan dilakukan 1 kali, karena tanahnya sudah diolah disetiap musim, sedangkan lahan di luar rumah kaca pada musim dingin tidak diolah. Gambar lahan sesudah di bajak dapat dilihat pada Gambar 24.
Gambar 24. lahan sesudah dibajak
B. Pemberian larutan mineral (rich) ke lahan Pemberian larutan mineral dilakukan secara serentak ke seluruh lahan PT Shimota Farm. Setelah proses pembajakan pemberian larutan mineral ke tanah memiliki tujuan untuk memperkaya kandungan mineral tanah sehingga membantu tanaman dalam penyerapan unsur hara. Di samping itu juga bertujuan untuk menjaga kestabilan pH tanah, dimana kondisi pH tanah yang di harapkan 5,5 – 7.
65
Larutan tersebut diencerkan dengan air dengan dosis 3 – 4 liter dalam 1000 l air. Penyemprotan mineral larutan dibantu dengan alat kompresor dengan tekanan 30 atm ke seluruh bedengan di dalam rumah kaca dan lahan terbuka. Rich (larutan mineral) 20 L komposisi/ kotak dapat dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25. Rich 20 L komposisi/ kotak C. Penyediaan bibit Penyiapan bibit berbeda – beda dalam setiap jenis tanaman sayuran dan tanaman herbal. a. Ubi jalar Penyediaan bibit ubi jalar dipersiapkan minimal 1 bulan sebelum penanaman, penyediaan bibit diambil dari umbi yang telah di panen di akhir musim panas sebelumnya. Umbi yang telah disimpan diseleksi sebelum dilakukan perlakuan pemberian pupuk cair (Ekihi). Umbi ubi jalar dipilih yang memiliki kualitas yang baik, pada bagian pangkal dan ujung umbi dipotong dengan menggunakan pisau. Pemotongan ujung dan pangkal umbi berguna untuk memeriksa bagian dalam apakah memiliki kondisi yang baik atau tidak. Setelah pemotongan pangkal dan umbi dilakukan, umbi tersebut direndam dalam larutan pupuk cair yang telah ditempatkan di dalam ember dengan volume
66
pengenceran sebanyak 50 liter air. Dimana pengenceran pupuk cair 25 ml : 50 l air diencerkan kedalam ember penampungan. Sesaat setelah perendaman, umbi langsung diangkat dan dimasukkan kedalam tanah dengan kedalaman 10 cm. Jumlah umbi yang dibutuhkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan lahan untuk kebutuhan luas 2000 m2 diperkirakan kebutuhan umbi ubi jalar 28 kg. Setelah penanaman umbi ubi jalar ke dalam tanah, maka umbi mulai bertunas setelah 16 hari. Umbi yang bertunas akan muncul keatas permukaan tanah. Tunas yang muncul keatas permukaan tanah tersebut diambil stek dan dijadikan sebagai bibit. Ukuran yang dapat dijadikan bibit memiliki tinggi 30 cm dan batangnya telah berwarna ungu kehitaman. b. Terong, selada, mentimun, wortel Penyediaan bibit terong dilakukan minimal 1 bulan sebelum tanam dengan cara penyemaian. Ciri-ciri bibit terong yang siap tanam, tinggi bibit terong 19-20 cm, daunnya berjumlah 4-5 helai.Sedangkan penyediaan bibit untuk slada, mentimun, dan wortel tidak dilakukan pembibitan, tetapi bijinya langsung ditanam ke lahan. Jarak tanam: terong 30 cm, mentimun 50-55 cm, selada 25-30 cm, wortel 5 cm, ubi jalar 25 cm. Untuk tanaman herbal seperti rosemaryl, chervil, italia parsley, spearmint, peppermint, basil, lemon balm tidak dilakukan pembibitan tetapi bijinya langsung di tanam ke lahan. Jumlah biji yang dimasukkan berjumlah 3-4 biji, bibit dibeli ke toko yang khusus menjual bibit tanaman herbal yang terletak di Toride Shi Jepang. Kriteria biji adalah biji berbentuk bulat, warna biji rosemary, chervil, italia parsley, spearmint, peppermint, dan lemon balm bewarna putih kekuningan, sedangkan untuk basil bijinya ada yang bewarna hijau dan merah.
67
Jarak tanam : rosemary 35-40 cm, dill 20-25 cm, italia parsley 20-25 cm, spearmint 15 cm, peppermint 15 cm, basil 20 cm, lemon balm 15 cm. Proses pembibitan dapat dilihat pada Gambar 26.
Gambar 26. Proses pembibitan D. Pemupukan lahan Pemupukan untuk penanaman ubi jalar dan tanam herbal lainnya dengan dosis pupuk N45-90 kg /ha, 25 kgP2O5/ha dan 50 kg K2O/ha, atau sebanding dengan penggunaan pupuk yang diberikan yaitu Kudosekai (K: 40 kg), Purobesto (N, P : 100 kg), dan Rinsan (N, Mg : 20 kg). Pemberian pupuk diatas diberikan dengan cara menyebarkan secara merata ke permukaan tanah. E. Pembajakan lahan lanjutan Setelah pemupukan dilakukan, sesegera mungkin dilakukan pembajakan lanjutan. Pembajakan dilakukan dengan tenaga mesin Kubota kingbul 20 dengan kedalaman 20 cm. Pemupukan untuk semua lahan sama, tidak perbedaannya. F. Pembuatan bedengan dan pemasangan mulsa plastik Setelah
pembajakan
dilakukan,
pembuatan
bedengan
dengan
menggunakan mesin pembuatan bedengan atau Marucha. Sistem kerja Marucha
68
ini berjalan mundur dimana bagian depan mesin telah diset agar mulsa juga ikut terpasang saat bedengan itu dibuat. Ketinggian bedengan juga dapat disesuaikan dengan alat ini. Alat ini mampu membuat bedengan dengan lebar 0,97 m dengan tinggi bedengan 25 cm. Pembuatan bedengan dilakukan bersamaan dengan pemasangan mulsa plastik hitam perak. G. Penanaman Sebelum penanaman dilakukan pembuatan lubang tanam, lubang tanam dibuat dengan mengoyak bagian mulsa sesuai dengan jarak tanam yang dipakai, seperti, rosemary 35-40 cm, italia parsley 20-25 cm, spearmint 15 cm, peppermint 15 cm, basil 20 cm, lemon balm 15 cm. Jarak tanam sayuran: terong 30 cm, mentimun 50-55 cm, slada 25-30 cm, wortel 5 cm, ubi jalar 25 cm. Setelah pembuatan lubang tanam maka dilakukan penanaman, penanaman dapat dilakukan dengan benih maupun bibit tergantung dari jenis tanaman yang akan ditanam. Tanaman herbal dan sayuran yang dapat ditanam dengan benih diantaranya adalah italian parsley, basil, rosemary, lemon balm, chervil, peppermint, spearmint, terong, mentimun, wortel ditanam 3 biji/ lubang tanam. Tanaman yang ditanam dengan bibit ubi jalar, dan ditanam satu bibit/ lubang tanam. Selain menanam tanaman herbal dan sayuran, PT. Shimota Farm juga menanam padi yang dijadikan usaha tambahan. Gambar persiapan penanaman padi, proses penanaman padi, dan hasil penanaman padi di PT Shimota Farm dapat dilihat pada Lampiran 1.
69
H. Pemeliharaan Tindakan pemeliharaan yang dilakukan diantaranya adalah : a. Penyiraman tanaman Penyiraman tanaman dilakukan secara bergilir, tiap tanaman mendapat jatah penyiraman 2 hari sekali dengan lama penyiraman tiap satu kali penyiraman yaitu selama 2 jam. Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu rendah, sehingga tanaman tidak layu. b. Penyiangan Penyiangan dilakukan dengan membuang gulma yang ada disekitar tanaman yang dibudidayakan dengan menggunakan kored atau hand traktor. Kored digunakan untuk lahan yang populasi gulma didominasi oleh gulma kecil, sedangkan hand traktor digunakan pada lahan yang memiliki populasi gulma lebih banyak dan berukuran besar. c. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila tingkat serangan hama dan penyakit telah menimbulkan kerugiaan secara finansial.
Untuk
serangan hama tindakan yang biasa dilakukan adalah penyemprotan dengan pestisida kimiawi seperti Aniki untuk ulat pemakan daun dengan dosis 20 cc dalam 20 liter air untuk luasan lahan 155 m2, penyemprotan dilakukan dengan menggunakan pompa 20 L.
70
I. Panen A. Sayuran a). Ubi Jalar (Imo) Dilakukan bila ubi sudah tua terlihat tanda-tanda ubi jalar daunnya selalu hijau. Jadi penentuan saat panen dapat dilihat dari umur saja. Kriteria lain, jika kandungan tepung mencapai maksimum. Kadar tepung maksimum dapat ditandai dari kadar serat rendah dan bila direbus atau dikukus, rasanya enak (tidak berair). Panen dilakukan dengan cara mencabut umbi yang ada di dalam tanah dengan menggunakan tangan dan cangkul untuk umbi yang terlalu dalam. Hasil yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam keranjang. Ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 27.
Gambar 28. Ubi jalar (Imo) b). Mentimun (Kyuri) Pemanen dilakukan dengan cara dipetik dengan tangan dengan memutar tangkai buah sehingga tidak merusak tanaman. Ciri- ciri buah yang boleh di panen panjang buah 25-30 cm dan bewarna hijau tua. Kemudian dimasukkan kedalam keranjang. Mentimun dapat dilihat pada Gambar 29.
71
Gamabr 29. Mentimun (Kyuri) c). Slada (Sarada) Pemanenan dilakukan saat tanaman telah berumur 2 bulan setelah tanam. Panen dilakukan dengan cara memetik daun dengan tangan kemudian dimasukkan ke dalam keranjang. Selada dapat dilihat pada Gambar 30.
Gambar 30. Selada (Sarada) d). Terung (Nasu) Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah dengan menggunakan gunting untuk memutus tangkai buah sehingga tidak merusak tanaman. Ciri- ciri buah yang dapat dipanen adalah panjang buah 25-30 cm dan berwarna biru tua. Buah yang telah dipanen kemudian dimasukkan kedalam keranjang. dapat dilihat pada Gambar 31.
Terung
72
Gambar 31. Terung (Nasu) e). Wortel (Ninjin) Pemanenan dilakukan dengan cara memcabut umbinya. Kemudian dimasukkan kedalam keranjang. Ciri- ciri tanaman yang dapat dipanen dilihat dari umur tanaman, untuk tanaman wortel umumnya dipanen saat telah memasuki usia 2 minggu setelah tanam, karena wortel yang dibudidayakan adalah wortel berukuran kecil sehingga memiliki umur panen yang lebih cepat dibandingkan wortel biasa. Wortel dapat dilihat pada Gambar 32.
Gambar 32. Wortel (Ninjin) B. Tanaman herbal Untuk tanaman herbal pemanenan dapat dilakukan berkali-kali dalam satu kali periode tanam, seperti rosemary, pemanenan dilakukan dengan cara menggunting pucuk sepanjang15-17 cm. Kemudian dimasukkan kedalam keranjang.
dill, italian parsley, dan chervil pemanenan dilakukan dengan cara
73
yang sama yaitu dengan memetik batangnya sepanjang 20-25 cm, kemudian dimasukkan ke dalam keranjang. Spearmint
dan
peppermint
pemanenan
dilakukan
dengan
cara
menggunting pucuk daun sepanjang 3 cm, kemudian dimasukkan ke dalam keranjang. Basil pemanenan dilakukan dengan cara menggunting pucuk daun sepanjang 12 cm, kemudian dimasukkan ke dalam keranjang.
Lemon Balm
pemanenan dilakukan dengan cara menggunting pucuk daun sepanjang 10 cm, kemudian dimasukkan ke dalam keranjang. Gambar beberapa tanaman herbal yang Penulis bahas dalam laporan ini dapat dilihat pada Gambar 33, Sedangkan gambar tanaman herbal yang lain dapat dilihat pada Lampiran 2.
Spearmint
Lemon balm
Italian parsley
Basil
74
Peppermint Gambar 33. Tanaman herbal di PT. Shimota Farm.
Untuk tanaman herbal jangka waktu pemanenan ditentukan oleh kecepatan tumbuh tunas baru pada pucuk tanaman, biasanya pemanenan dilakukan bergantian pada bedengan-bedengan yang berbeda sehingga pemanenan dapat dilakukan setiap hari pada bedengan yang berbeda-beda.
Proses pemanenan
dengan menggunakan gunting dan menggunakan tangan dapat dilihat pada Gambar 34.
Pemanenan menggunakan guting
Pemanenan menggunakan tangan
Gambar 34. Proses pemanenan di PT. Shimota Farm
75
J. Pasca Panen Kegiatan pasca panen yang dilakukan berupa pencucian dengan air mengalir melalui kran air untuk membersihkan hasil panen dari tanah maupun gulma
yang masih terbawa oleh tanaman, sekaligus tindakan sortasi
denganmembuang bagian-bagian tanaman yang rusak karena hama, maupun bagian tanaman yang tua, kering sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Selanjutnya dilakukan sizing pada hasil panenan yaitu, kegiatan pemisahan hasil berdasarkan ukuran, setelah itu dilakukan pengemasan. Pengemasan dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menggunakan plastik dan pack tergantung dari jenis tanaman yang akan di kemas.
Untuk tanaman sayuran
umumnya menggunakan plastik sedangkan untuk tanaman herbal menggunakan pack dengan berat rata-rata/pack adalah 27 gr. Bagan alir kegiatan pasca panen dapat dilihat pada Gambar 35 di bawah ini.
Sayuran dan tanaman herbal
Pencucian Sortasi . Sizing Grading
Pengepakan Gambar 35. Bagan alir kegiatan pasca panen sayuran dan tanaman herbal
76
Sizing untuk tanaman spearmint dapat dilihat pada Gambar 36, dan pengepakan spearmint dapat dilihat pada Gambar 37.
Gambar 36. Sizing tanaman spearmint
Gambar 37. Pengepakan spearmint. K. Pemasaran Pemasaran dilakukan dengan 3 cara, pertama dengan mengirim barang ke toko yang memesan, kedua memasarkan langsung di Aoyama Market yang berada di kota Tokyo dan ketiga dengan mengantar barang secara langsung ke pasarpasar yang menampung seperti pasar To Ichi, dan Ookura yang berada di Tokyo. Untuk cara ketiga, barang yang sudah di packing dimasukkan ke dalam truk yang dilengkapi dengan pendingin. Setelah itu barang dibawa ke pasar Tsukiji dan Ota no, kedua pasar ini adalah pasar yang terbesar di kota Tokyo. Pasar Tsukiji dan pasat Ota no di Tokyo dapat dilihat pada Gambar 38.
77
Pasar Tsukiji di Tokyo
Pasar Ota no di Tokyo
Gambar 38. Pasar Tsukiji dan pasar Ota no di Tokyo 4.1.3 Pengawasan dan pengendalian mutu Pengawasan mutu dilakukan mulai dari kesesuaian lahan untuk penanaman.
Sebelum tanah diolah dilakukan pengukuran pH tanah terlebih
dahulu. Pengukuran dilakukan di laboratorium dengan cara mengambil sampel tanah untuk kemudian diuji dengan alat uji khusus. Kisaran pH tanah yang baik adalah antara 6 sampai 7 dimana kisaran ini cocok untuk ditanami segala jenis tanaman, termasuk di dalamnya segala jenis tanaman herbal. Untuk lahan yang memiliki pH tanah dibawah dari 6 usaha yang dilakukan adalah dengan memberi tambahan unsur Mg dan Ca pada tanah untuk menaikkan pH tanah. 4.1.4 Sanitasi dan penanganan limbah Sanitasi yang perlu diperhatikan dalam pasca panen ini adalah : A. Sanitasi tanaman herbal dan sayuran Sanitasi tanaman merupakan upaya yang dilakukan untuk membersihkan dan menghindarkan tanaman herbal dan sayuran dari kontaminan setelah di panen,
ditempatkan pada tempat yang bersih, dan sebelum dilakukan
pengepakkan terlebih dahulu dibersihkan dengan dicuci dan sortasi pada bagian –
78
bagian tanaman yang terserang hama dan yang tua atau kering dibuang, karena tidak layak untuk dikonsumsi. a. Sanitasi alat Peralatan memegang peranan penting dalam proses pengolahan.Di PT. Shimota Farm kebersihan peralatan harus selalu diperhatikan untuk mendapatkan produk akhir yang bersih dan higienis.Tujuan sanitasi peralatan adalah menghilangkan kotoran, dan bau yang tidak diinginkan.Sanitasi yang dilakukan untuk alat- alat masak seperti sendok, panci, piring dan mangkuk adalah dengan mencuci peralatan produksi sebelum dan setelah digunakan dengan menggunakan deterjen dan dibilas dengan air bersih.
Untuk alat – alat packing seperti
timbangan, meja dan alat pengepres cukup dengan melapnya saja, sedangkan untuk alat-alat lahan seperti kored, cangkul, dan garu dengan membilas alat setelah dipakai dilahan, dan untuk alat – alat berat seperti traktor dan hand traktor sanitasi dilakukan dengan membersihan sisa-sisa kotoran yang menempel pada alat, dapat dengan tangan saja. b. Sanitasi pekerja Sanitasi sangat penting untuk pekerja karena semua proses produksi dilakukan oleh pekerja tersebut. Dalam proses pengepakan di PT. Shimota Farm sanitasi pekerja sangat menentukan terhadap produk yang dihasilkan, sebab umumnya kontaminasi selama proses pengolahan sebagian besar berasal dari pekerja. Sanitasi pekerja PT. Shimota Farm dilakukan dengan cara sebelum dan setelah melakukan pekerjaan, tangan pekerja harus dicuci dengan sabun atau antiseptik dan dibilas dengan air bersih yang mengalir. Dalam proses pengepakan para pekerja PT. Shimota Farm menutup rambut, memotong kuku, dan tidak
79
memakai perhiasan pada saat pengolahan, ini bertujuan untuk menjaga tanaman herbal dan sayuran dari kontaminasi pekerja. Sedangkan sanitasi pekerja di luar ruangan, para pekerja memakai sarung tangan dan masker selama bekerja. Untuk pakaian pekerja dibebaskan untuk memakai pakaian kerja pribadi namun, untuk sepatu seluruh pekerja lapangan diharuskan untuk memakai sepatu bot hingga betis yang terbuat dari karet. c. Sanitasi bangunan dan ruangan Ruangan yang baik adalah ruangan yang memberikan kenyamanan pada saat proses produksi. Untuk itu ruangan yang digunakan dalam mengolah harus dijaga sanitasinya dengan cara menyapu dan membersihkan ruangan sebelum dan sesudah pengolahan. Untuk ruangan rumah kaca langit- langit ruangan tingginya mencapai 3 meter dengan pintu dan jendela yang dapat dibuka sewaktu-waktu. Untuk ruang pengemasan tinggi langit – langit ruangan relatif sama dengan rumah kaca yaitu 3 m dan jumlah pintu 3 yang berada di belakang, depan dan samping ruangan. Sedangkan jendela terdapat memanjang di sebelah kiri dan kanan ruangan hingga ke ujung ruangan. Lantai berupa lantai semen, dengan lampu neon berukuran panjang dan pendingin berupa kipas angin duduk sebanyak 3 buah. Luas ruangan pengemasan kira-kira 150 m2. Fasilitas lain yang ada berupa ruang istirahat berukuran 4 x 4 m yang di dalamnya terdapat ruang ganti berukuran 1 x 1 m. Untuk sarana kebersihan disediakan wastafel dan kamar mandi serta toilet yang letaknya berbeda – beda,
80
disediakan juga sarana gudang yang berada di luar ruangan pengemasan untuk meletakkan barang- barang yang tidak berguna. B. Penanganan limbah tanaman herbal dan sayuran Limbah tanaman herbal dan sayuran di PT. Shimota Farm adalah berupa daun, ranting, dan rumput, dilakukan dengan memasukkan ke dalam keranjang sampah. Selanjutnya sampah organik tersebut ditumpuk ditempat pembuangan sampah, dan akan diolah oleh perusahaan memjadi pupuk organik.
Sampah
organik ini akan di olah oleh PT. Shimota Farm memjadi pupuk organik. 4.1.5 Produksi dan pemasaran a. Produksi Proses Produksi dilakukan di PT. Shimota Farm dilakukan pada pukul 08.00 pagi sampai selesai, mulai dari lahan sampai packing dan pemasaran.Semua tanaman herbal dan sayuran yang sudah dipanen terlebih dahulu dicuci, sorting, pemilihan berdasarkan ukuran, dan pemilihan berdasarkan mutu. Setelah melakukan semua penanganan di atas, selanjutkan dilakukan proses pengepakan. Proses pengepakan sayuran dilakukan setelah proses penimbangan, setelah sayuran dan tanaman herbal ditimbang. Kemudian dimasukkan kedalam plastik yang sudah sesuai dengan ukuran masing-masing sayuran.sayuran yang sudah dipacking dimasukkan ke dalam kardus. satu kardus berjumlah 20 plastik. Proses pengepakan tanaman herbal dengan cara menimbang tanaman herbal ditimbang seberat 27 gr, kemudian dimasukkan kedalam selopan, setelah itu dimasukkan kedalam kardus. 1 kardus berjumlah 20 selopan. Ukuran dan berat tanaman herbal sama.
81
Sayuran timun dikemas dengan berat 200 g. Satu plastik untuk sayuran wortel dikemas dengan berat 200 g. Satu plastik untuk sayuran ubi jalar dikemas dengan berat 250 g. Satu plastik untuk sayuran selada dikemas dengan berat 150 g. Dan satu plastik untuk sayuran terong dikemas dengan berat 250 g. b. Pemasaran Pemasaran dilakukan setelah proses pengepakan, setelah semua barang dimasukkan ke dalam kardus, proses selanjutnya barang disusun ke dalam truk perusahaan. Truk dilengkapi dengan pendingin, yang bertujuan supaya tanaman dan sayuran tetap segar sampai tiba ke pasar.Pemasaran dilakukan pada malam hari sekitar pukul 22.00 waktu Jepang. Lama perjalanan dari Toride atau lokasi perusahaan sampai ke pasar Tsukiji di Tokyo menghabiskan waktu selama 1 jam, dari pasar Tsukiji sampai pasar Ota no di Tokyo menghabiskan waktu selama 15 menit, dari pasar Ota no di Tokyo menuju pulang ke Toride menghabiskan waktu 1 jam 15 menit. Jadi jumlah waktu yang dihabiskan dalam 1 malam untuk mengantarkan barang ke pasar di Tokyo selama 2 jam 30 menit. Tanaman herbal dan sayuran di bawa ke pasar Ota no dan pasar Tsukiji, kedua pasar tersebut terletak di kota Tokyo, dan merupakan pasar terbesar di Jepang. Harga produk tiap-tiap produk dapat dilihat pada Tabel 10.
82
Tabel 10. Pemasaran Produk PT. Shimota Farm Nama barang Berat Harga (Rp) Tanaman Herbal Rosemary 27 gr 15000 Dill 27 gr 15000 Chervil 27 gr 20000 Italian Parsley 27 gr 20000 Spearmint 27 gr 17000 Peppermint 27 gr 17000 Basil 27 gr 15000 Lemon Balm 27 gr 15000 Sayuran Wortel 200 gr 50000 Mentimun 200 gr 50000 Ubi jalar 250 gr 70000 Selada 150 gr 45000 Terong 250 gr 60000
Harga (Yen) 150 150 200 200 170 170 150 150 500 500 700 450 600
Sumber : PT. Shimota Farm (2013). 4.1.6 Penelitian dan pengembangan produk PT. Shimota Farm dalam rangka pengembangan usahanya didapatkan dengan cara menjadikan pendapatan perusahaan sebagai modal tiap tahunnya secara terus-menerus.Sekarang ini PT Shimota Farm memperluas areal di daerah Fujishiro dengan luas lahan di Fujishiro sekitar 1,5 ha. Lahan ini dijadikan untuk budidaya tanaman herbal dan sayuran. PT. Shimota Farm merupakan pusat pembuatan pupuk organik di daerah Toride Jepang. Untuk pengembangan tanaman herbal dan sayuran, Direktur PT. Shimota Farm sering mengikuti acara seminar yang diadakan di dalam negeri, maupun di luar negeri seperti Inggris dan Italia.
83
4.2 Pembahasan Dari hasil yang telah dipaparkan di atas, maka dapat di bahas hal-hal sebagai berikut : 4.2.1 Proses Pasca Panen Proses pasca panen dimulai dari pengolahan lahan sampai panen. Pada pengolahan lahan yang dilakukan adalah persiapan lahan,dan pembajakan lahan. Persiapan lahan dimulai dari pembersihan lahan menggunakan mesin buldoser yang bertujuan untuk membuang mengangkat akar dan kayu dan di buang ketempat pembuangan.
Setelah lahan bersih, maka proses selanjutnya yaitu
pembajakan lahan. Pembajakan lahan ini bertujuan untuk penggemburan tanah, serta pembaharui aerase tanah.
Menurut Susila (2006), bersihkan lahan dari
gulma dan batu kerikil. kemudian tanah dicangkul, dibajak atau ditraktor, ulangi pembajakan sampai didapat lahan olahan yang halus dan gembur. Pembuangan akar-akar dan kayu hanya dilakukan untuk pembukaan lahan baru, sedangkan untuk lahan yang ditanam berulang (Screen house) hanya dilakukan pembajakan saja. Proses selanjutnya adalah penyiraman larutan rich ketanah yang bertujuan untuk memperkaya kandungan mineral tanah sehingga membantu tanaman dalam penyerapan unsur hara, dan menjaga kestabilan pH tanah.
Kegiatan ini dilakukan untuk lahan bukaan baru maupun lahan yang
ditanam berulang. Menurut Susila (2006), jika pH tanah kurang dari 5,6, dilakukan pengapuran dengan menggunakan Kaptan atau Dolomit minimal 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 1-1,5 ton/ha. Pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/ha
84
atau kompos matang sebanyak 5-10 ton/ha disebar dan diaduk rata dalam lapisan olah satu minggu sebelum tanam. Pertanian di Indonesia kebanyakan tidak melakukan olahan ini sehingga terjadi pengurangan mineral tanah yang nantinya akan berpengaruh terhadap perkembangan tanaman.
Biasanya di Indonesia larutan rich yang diberikan
berupa kapur pertanian, pupuk kandang dan kompos matang pada tanah untuk meningkatkan pH tanah. Proses selanjutnya adalah penyediaan bibit.
Bibit disediakan 1 bulan
sebelum dilakukan penanaman khususnya untuk ubi jalar dan terung. Bibit ada yang berupa stek pucuk dan ada yang berupa benih yang berbentuk biji-bijian. Menurut Susila (2006), Ada dua jenis benih yang dapat dipakai yaitu yang pertama jenis benih/ biji yang langsung ditanam dilapang dan yang ke dua adalah benih yang telah melalui proses persemaian. Pemakaian ke dua jenis bibit ini tergantung pada musim dimana penanaman akan dilakukan. Kalau penanaman dilakukan pada musim penghujan lebih baik penanaman dilakukan dengan menggunakan benih/ biji langsung, karena daya tumbuh benih dilapang pada kondisi tersebut dapat baik. Sedangkan apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau sebaiknya penanaman dilakukan dengan menggunakan benih yang telah disemai terlebih dahulu, karena akan terjamin daya tumbuh benih yang akan ditanam dilapang. Proses pemupukan lahan dilakukan setelah pembajakan lahan.
Proses
pemupukan lahan hanya dilakukan 1 kali yaitu setelah pembajakan lahan, dengan cara menyebarkan secara merata. Pembagian pupuk yang merata dapat diukur
85
dengan menggunakan jejak langkah, kemudian jejak langkah dibagi dengan pupuk yang ada, sehingga diketahui berapa kebutuhan pupuk yang dibutuhkan. Menurut Susila (2006), Salah satu bagian dari pemeliharaan tanaman adalah pemupukan. Pemupukan dilakukan untuk mendapatkan tanaman sehat, kuat dan dapat berproduksi sesuai dengan potensi yang ada dalam tanaman tersebut. Pemupukan dasar dilakukan 1 - 2 minggu sebelum tanaman ditanam, atau dilakukan pada saat pengolahan tanah atau pada waktu pembuatan lubang tanam. Menurut Susila (2006), Para petani di Indonesia umumnya melakukan pemberian pupuk dasar dengan cara membenamkan sebanyak 2 - 3 kg pupuk kandang yang sudah matang ke dalam lubang tanam dan biasanya ditambah 15 20 gram pupuk NPK perlubang tanam. Pemupukan susulan pertama dilakukan setelah tanaman telah berumur 3 minggu. Dosis pemupukan diberikan sangat tergantung pada jenis tanah dan iklim setempat dimana sayuran
ditanam. Untuk jenis tanah yang berpasir
kombinasi pupuk urea, TSP, dan KCI yang diberikan sebaiknya dengan perbandingan 1 : 2 : 2, sedangkan untuk jenis tanah liat sebaiknya diberikan pupuk dengan kombinasi urea, TSP, dan KCl sebanyak 1 : 2 : 1 (Susila, 2006). TSP dan KCl diberikan sebanyak 2 : 2 : 8. Setiap tanaman diberikan sebanyak 10 – 15 gram/pertanaman. Jadi apabila diberikan 10 gram pertanaman maka banyaknya urea, TSP dan KCl yang diberikan pada perbandingan 1 : 2 : 2 adalah urea sebanyak 20 Gram, TSP 40 dan KCl 40 gram. Demikian halnya dengan kombinasi 1: 2 : 1, Urea diberikan 2,5 gram, TSP 5 gram dan KCl 2,5 gram (Susila, 2006).
86
Pupuk susulan kedua diberikan 2 minggu setelah pemupukan susulan pertama dilakukan. Banyaknya pupuk yang diberikan 0,5 dari dosis yang diberikan pada pemupukan susulan Pertama. Dapat juga diberikan tambahan pupuk seperti NPK.
NPK diberikan 2 minggu setelah pemupukan susulan
pertama dilakukan. Dosis NPK yang diberikan sebanyak 5 gram pertanaman. Penempatan pupuk yang diberikan kepada tanaman adalah ber-jarak antara 10 15 cm dari akar dan kedalaman 3-5 cm (Susila, 2006). Pembuatan bedengan dilakukan dengan menggunakan alat Marucha. Sistem kerja marucha ini berjalan mundur dimana dibagian depan mesin telah di setting agar mulsa plastik juga ikut terpasang saat bedengan itu dibuat. Menurut Sutanto (2010), penggunaan mulsa plastik hitam perak yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang berwarna hitam dengan ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) sudah membudaya pada tanaman mentimun, tomat, terong, dan lain-lain. Adaptasi atau pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya.
Ditambahkan oleh Sutanto (2010), keuntungan bertani sistem Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) antara lain : Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam, warna hitam dari mulsa menimbulkan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-rumput liar atau gulma, warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips
87
dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus, menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil), mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari, kesuburan tanah karena pemupukan dapat
merata, sehingga
pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam (homogen), praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan seperti Basamid-G. Penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan penggemburan tanah, pada musim kering (kemarau) MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman (pengairan).
Proses penanaman bibit dilakukan dengan membenamkan 2/3 pangkal stek, kemudian ditutup dengan tanah. Proses penanaman biji-bijian dengan cara pembuatan lubang dengan kedalaman 4 cm dan jarak masing masing kemudian biji-bijian dimasukkan ke dalam tanah yang kedalaman lubangnya 4 cm dari permukaan tanah, kemudian tanah ditutup.Jarak tanam untuk sayuran sebagai berikut : terong 30 cm, mentimun 50-55 cm, selada 25-30 cm, wortel 5 cm, ubi jalar 25 cm. Sedangkan Jarak tanam untuk tanaman herbal sebagai berikut : rosemary 35-40 cm, dill 20-25 cm, italia parsley 20-25 cm, spearmint 15 cm, peppermint 15 cm, basil 20 cm, lemon balm 15 cm.Untuk tanaman herbalbibit akan tumbuh setelah berumur 8 -10 hari setelah ditanam dan untuk sayuran seperti ubi jalar dan terung akan tumbuh setelah berumur 1 minggu setelah ditanam, sedangkan untuk selada, mentimun, dan wortel akan tumbuh setelah berumur 8-10 hari setelah ditanam. Waktu penanaman dilakukan pada musim panas yaitu pada bulan Juni.
88
Menurut Listiyowati (2002), pengaturan jarak tanam yang tepat dapat memperkecil persaingan antara tanaman dalam hal pengembalian unsur hara, air, sinar matahari dan ruang tumbuh tanaman. Selain itu jarak tanam yang tepat juga dapat menekan pertubuhan gulama, seinggga persaingan tanaman dengan gulma dapat dihindari. Ditambahkan
oleh
Listiyowati
(2002),
salah
satu
usaha
dalam
meningkatkan produksi tanaman adalah dengan pengaturan jumlah tanaman per hektar atau jarak tanam merupakan faktor penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi. Seperti halnya pengolahan tanah, hasil tanaman dipengaruhi pula oleh jumlah tanaman per satuan luas. Penggunaan jarak tanam yang tepat sangat penting dalam pemanfaatan sinar matahari secara maksimum untuk proses fotosintesis. Proses pemeliharaan, proses ini bertujuan untuk menjaga tanaman agar tumbuh dengan baik, dan setelah dipanen tanaman mempunyai kualitas yang bagus. Proses pemiliharaan yang dilakukan adalah pembersihan gulma secara manual dengan menggunakan alat seperti sabit, dan tangan biasa. Waktu yang dibutuhkan untuk pembersihan gulma satu bedengan selama 1 jam 30 menit dengan panjang bedengan 70 meter. Penyiraman tanaman dilakukan dengan cara membentangkan evaflow (slang untuk penyiraman) kemudian ujung slang di hubungkan dengan sumber air. Waktu penyiraman tergantung kepada tingkat kekeringan tanah. Tanah kering penyiramannya selama 2 jam, dan tanah lembab penyiramannya selama 30 sampai 60 menit. Pengendalian hama dan penyakit dengan cara menyemprotkan obat pada tanaman.
89
Menurut Susila (2002), pada awal penanaman penyiraman tanaman dilakukan setiap hari, penyiraman dilakukan pada waktu pagi dan sore. Setelah tanaman tumbuh baik, frekuensi penyiraman di jarangkan. Pada musim kemarau penyiraman dilakukan apabila tanah sudah kering, tetapi pada musim hujan penyiraman jarang dilakukan karena keadaan tanah masih lembab. Proses panen dilakukan setiap hari dimulai dari jam 08.00 pagi sampai jam 18.00.
Ubi jalar di panen berumur 3 bulan setelah ditanam, umbi sudah
membesar dan muncul kepermukaan tanah. Mentimun dengan panjang buah 2025 cm, warna kulit hiju tua, mudah dipetik, buah sudah keras.
Wortel dengan
ciri-ciri daun kering, tanaman mongering, umbi sudah membesar dan muncul kepermukaan tanah.Selada dengan panjang daun 20-25 cm, lebar daun 15 cm, daun mudah dipetik.Terung
dengan panjang buah 20-25 cm, buah sudah
mengeras, buah sudah besar, mudah dipetik. Jenis-jenis tanaman herbal seperti Italian parsley kriteria panen adalah warna daun hijau tua, batang sudah mengeras, tinggi batang 25 cm, daun sudah melebar. Chervil dengan ciri-ciri warna daun hijau tua, batang sudah mengeras, tinggi batang 25 cm, daun sudah melebar. Dill dengan cirri-ciri warna daun hijau tua, batang sudah mengeras, tinggi batang 25 cm.
Peppermint dengan ciri-ciri
warna daun hiaju tua, pucuk daun sudah mengerut, panjang batang pucuk daun 10 cm. Spearmint dengan cirri-ciri pucuk daun sudah mengerut, panjang batang pucuk daun 10 cm. Lemon balm dengan ciri-ciri warna daun hijau tua, pucuk daun sudah mengerut panjang batang pucuk daun 10 cm. Rosemary dengan ciriciri batang sudah mengeras, warna hijau daun hijau tua, panjang batang 25-30 cm.
90
Proses panen tanaman herbal dilakukan dengan menggunakan gunting dan tangan, sedangkan untuk panen sayuran dengan menggunakan pisau, gunting dan tangan. Tanaman yang sudah dipanen langsung dilakukan penanganan seperti pencucian, sorting, sizing, dan grading. Kebanyakan di Indonesia penentuan panen sering tidak tepat, kalau harga komoditi mahal panen sering dilakukan diawal tanpa memperhatikan umur tanaman.
Di Jepang kriteria panen sudah ditentukan dengan tepat sehingga
tanaman dipanen ketika umurnya sudah cukup. Menurut Elida (2005), mutu sayuran tidak dapat diperbaiki, tetapi dapat dipertahankan.
Mutu yang baik dapat diperoleh bila sayur dipanen tepat pada
waktu dan tingkat kedewasaan serta kemasakan yang tepat. Sayur yang dipanen pada waktu muda atau terlalu awal akan dihasilkan mutu yang rendah. Sebaliknya jika terjadi penundaan waktu panen
akan dapat meningkatkan
kepekaan sayur terhadap kebusukan, sehingga nilai jual akan turun. Ditambahkan oleh Susila (2002), cara pemanenan harus diperhatikan dengan baik karena hal ini menentukan kualitas tanaman dan sayuran yang akan dipasarkan.
Pemetikan
dan
pemotongan
sebaiknya
dilakukan
dengan
menggunakan alat potong yang tajam. Hindari dengan cara menarik atau memilin tangkai karena dapat menyebabkan memar pada tangkai yang pada akhirnya akan menarik cendawan atau penyakit lain ke dalam bagian tangkai yang memar tadi. Hasil pemetikan ditaruh keranjang atau tempat yang bersih dan disusun dengan berselang-seling dan sejajar. Pencucian tanaman herbal dilakukan dengan perendaman dalam air sampai semua bagian tanaman herbal terkenan air setelah itu tanaman diletakkan di rak
91
untuk meniriskan air yang ada pada tanaman. Waktu penirisan air selama 15 menit.Penyucian sayur dengan cara sayur direndam dalam air selama 1 menit di tempat pencucian setelah setelah itu sayur dilap dengan menggunakan kain lap, kalau kotoran sayur tidak bisa diberihkan dengan cara perendaman, maka sayur yang bertekstur keras seperti wortel dilakukan penggosokan dengan menggunakan sikat. Menurut Elida (2005), pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran dari buah maupun sayuran, disamping itu juga untuk menghilangkan fungisida atau insektisida. Proses sortasi tanaman herbal dengan cara melihat dari bentuk, fisik tanaman herbal, kalau bentuk dan fisik tanaman herbal tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan maka tanaman tersebut tidak boleh di packing seperti daun tanaman menguning, daun tanaman dimakan ulat.
Begitu juga dengan
sayuran, sayuran yang cacat bentuk dan fisik seperti daun dimakan ulat (daun bolong) tidak boleh di packing. Menurut Elida (2005), proses sortasi adalah penyeleksian sayuran dan tanaman herbal berdasarkan kematangan, bentuk, dan beberapa parameter fisik lainya yang telah ditetapkan. Di PT Shimota Farm proses sizing dilakukan dengan cara memisahkan tanaman herbal dan sayuran berdasarkan ukuran, berat, volume, panjang, dan diameter. Setelah dilakukan pemisahan tersebut maka dilakukan proses grading. Menurut Elida (2005), sizing adalah pemisahan unit produk berdasarkan ukuran fisik seperti berat, volume, panjang, diameter dan sebagainya.
Pengukuran
komoditi dapat dilkukan secara manual, mekanik ataupun elektrik. Di PT. Shimota Farm proses grading dilakukan dengan cara sayuran dan tanaman herbal yang mempunyai kualitas yang bagus dipisahkan dengan tanaman
92
herbal dan sayuran yang tidak memiliki kualitas yang bagus.
Setelah proses
grading dilakukan proses pengepakan. Menurut Elida (2005), grading adalah pemisahan produk berdasarkan tingkat kualitas, baik sebelum maupun sesudah pemilihan atau sortir. Di PT. Shimota Farm proses pengepakan sayuran dan tanaman herbal di lakukan dengan cara penimbangan terlebih dahulu, setelah itu langsung dilakukan proses packaging. Untuk tanaman herbal di masukkan ke dalam selopan dan untuk sayuran dimasukkan ke dalam plastik.Setelah dilakukan proses packaging, maka dilakukan proses packing,proses ini dilakukan dengan cara tanaman herbal dan sayuran di masukkan ke dalam kardus, pemasukan produk pada kardus sering disusun berdasarkan kualitas, grade, dan berat. Kemudian barang disusun ke dalam truk untuk di bawa ke pasar Tsukiji dan Ota no di Tokyo. Packaging adalah membungkus produk dengan plastik, kemudian baru dimasukan kedalam packing atau kontainer. Bahan packaging bisa terbuat dari plastik polystyrene atau wadah pulp, plastik PE, dan kantong kertas. Packaging sebaiknya dilakukan sesuai dengan kualitas produk dengan berat yang beragam kalau itu ditujukan pemasaran langsung untuk konsumen. Sedangkan packing dilakukan untuk produk yang telah di packaging dengan cara memasukan ke dalam kontainer. Pemasukan produk pada kontainer sering disusun berdasarkan kualitas, grade, dan berat. Kontainer pengiriman bisa berupa kotak peti, dos – dos, kotak karton, dan kantong yang ditumpukan di atas truk kemudian diangkut dan dikirim ke pasar (Elida, 2005). Proses packaging dan packing tanaman dan sayuran di Indonesia dilakukan dengan sederhana. Umumnya petani di Indonesia packing sayuran dan
93
tanaman menggunakan plastik ukuran besar dan karung goni, perlakuan ini dapat menurunkan harga jual tanaman dan sayuran karena dapat menyebabkan luka memar dan cacat fisik pada sayuran dan tanaman. Proses packing, sizing, dan grading tidak terlalu diperhatikan oleh petani di Indonesia. Apabila ke tiga proses tersebut dilakukan secara maksimal oleh petani Indonesia, maka ini dapat meningkatkan harga jual komoditi, sehingga petani di Indonesia bisa memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan tersier. 4.2.2 Pengawasan dan pengendalian mutu. Pengawasan dan pengendalian mutu bahan yang ada di PT. Shimota Farm dilakukan dengan cara penyimpanan dingin. Sayuran dan tanaman herbal yang akan disimpan bebas dari lecet kulit, memar, dan busuk. Sayuran dan tanaman herbal yang disimpan mempunyai tingkat kematangan yang cukup. Supaya bahan yang disimpan agar mencapai suhu pendingin optimum yang diinginkan, maka dilakukan proses pre-cooling. Pre-cooling bertujuan memperlambat respirasi, menurunkan kepekaan terhadap serangan mikroba, mengurangi jumlah air yang hilang, memudahkan pemindahan ke dalam ruang penyimpanan dingin.Perbedaan suhu antara media pendingin dan komoditas yang akan didinginkan. Penurunan suhu komoditas dapat dilakukan dengan udara dingin, air yang diberi es, es batu, atau secara vacum (Muchtadi, 1992).
Di PT. Shimota Farm penurunan suhu komoditas
dilakukan dengan cara air yang diberi es, pada musim panas tanaman herbal dan sayuran direndam dalam air yang telah diberi es batu. Untuk pengawasan dan pengendalian mutu alat, PT. Shimota Farm mendatangkan para tenaga ahli untuk mengecek semua alat yang ada.
94
Pengecekan dilkukan 1 kali dalam 6 bulan, tetapi untuk alat yang rusak, PT Shimota Farm langsung mendatangkan tenaga ahli untuk memperbaiki alat yang rusak. Untuk meningkatkan kualitas kerja para karyawan, PT. Shimota Farm memberikan pelatihan khusus kepada karyawan.Pelatihan ini sangat berguna untuk meningkatkan etos kerja para karyawan
yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas PT. Shimota Farm. Adanya laboratorium PT. Shimota Farm, maka pengawasan dan pengendalian mutu tanaman dan sayuran dapat dilakukan. Tanaman dan sayuran sebelum di jual ke pasar, terlebih dahulu diteliti di laboratorium.Jadi tanaman dan sayuran yang telah di jual ke pasar sudah mempunyai mutu dan kualitas yang bagus. Contoh percobaan yang dilakukan di laboratorium PT. Shimota farm salah satunya adalah pengaruh etilen terhadap aktivitas enzim peroksidase. Bahan yang diuji adalah jagung manis. 4.2.3 Sanitasi dan penanganan limbah Sanitasi tanaman merupakan upaya yang dilakukan untuk membersihkan dan menghindarkan tanaman herbal dan sayuran dari kontaminan mulai dari lapangan sampai ditempatkan pada tempat yang bersih, dan sebelum dilakukan pengepakkan terlebih dahulu dibersihkan dengan antiseptik. Proses sanitasi alat, pekerja, bangunan dan ruangan dilakukan di PT. Shimota Farm. proses sanitasi alat sebelum dan setelah produksi dilakukan pembersihan dengan menggunakan deterjen dan dibilas dengan air bersih, yang bertujuan untuk menghindari tanaman dari kontaminasi alat.
95
Sanitasi pekerja PT. Shimota Farm dilakukan dengan cara sebelum dan setelah melakukan pekerjaan, tangan pekerja harus dicuci dengan sabun atau antiseptik dan dibilas dengan air bersih yang mengalir. Dalam proses pengepakan para pekerja PT. Shimota Farm menutup rambut, memotong kuku, dan tidak memakai perhiasan pada saat pengolahan, ini bertujuan untuk menjaga tanaman herbal dan sayuran dari kontaminasi pekerja.Sedangkan sanitasi pekerja di luar ruangan, para pekerja memakai sarung tangan dan masker selama bekerja.
Menurut Ricandra (2011), tujuan memakai sarung tangan selama bekerja adalah
melindungi tangan sumber-sumber bahaya seperti kecelakan akibat
mengoperasikan alat, kecelakaan dari benda- benda yang dapat melukai seperti pisau, batu, sekop, dan lain-lain.
Tujuan memakai masker adalah masker
memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya seperti pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap dan uap logam), pencemaran oleh gas atau uap.
PT. Shimota Farm sangat menjaga sanitasi bangunan dan ruangan sebelum dan sesudah proses pengepakan. Untuk sanitasi bangunan dan ruangan di PT. Shimota Farm dilakukan dengan cara manual yaitu dilakukan penyiraman lantai dengan air kemudian lantai disapu sampai bersih sehingga debu-debu yang menempel dilantai hilang. Menurut Suwarni (2013), bangunan yang digunakan harus dijaga bersih dan bebas dari sampah. Lantai dibuat dari bahan yang halus, tidak menyerap air serta dapat dibersihkan dengan mudah sehingga tidak menyebabkan kondisi yang tidak saniter.
Lantai diarea pengolahan,
penyimpanan, pencucian, refrigerator, ruangan pekerja, toilet harus dibuat dari bahan yang halus, tahan lama misalnya keramik, teraso dan lain-lain. Dinding
96
dan langit-langit dipelihara bersih tidak akan menyebabkan kondisi tidak saniter dan menjadi sumber kontaminasi dan mudah dibersihkan serta tidak menyerap air dan berwarna terang.
Pencahayaan diarea pengolahan pencucian, area penyimpanan, peralatan, toilet dan area pencucian tangan harus cukup dan lampu harus terpasang pada jarak 76 cm dari lantai.
Ventilasi harus didesain sedemikian rupa sehingga
mencegah panas, uap yang berlebihan, kondensasi, asap dan debu.
Untuk
ventilasi khusus, exhauts harus dipasang untuk menjaga masuknya debu dan kotoran serta kontaminan lain.
Sedangkan untuk penanganan limbah organik PT. Shimota Farm menjadikan limbah organik menjadi pupuk organik. Untuk penangan limbah anorganik seperti limbah plastik, kaleng, kaca, botol, kertas, dan besi dilakukan dengan cara manggabungkan limbah yang sejenis dan dimasukkan ke dalam plastik yang warnanya berbeda, dan pembuangan limbah dilakukan setiap hari yang tempat pembuangan limbahnya sudah disediakan oleh pemerintah Toride Jepang. Menurut Ramli (2013), proses pembuatan limbah organik menjadi pupuk organik dengan cara memasukkan limbah orgnk ke dalam bak dan ditmbah dengan mikroorganisme cair sambil diaduk. Tambahkan sekam, tekan da ditutup dengan rapat selama 2 minggu kemudian bisa digunakan sebagai pupuk kompos dan sisanya dapat digunakan sebgai starter untuk pengolahan berikutnya. Untuk limbah plastik dimasukkan ke dalam plastik berwarna merah dan di buang ke tempat pembuangan pada hari senin setiap pukul 08.00 pagi, limbah
97
kertas dimasukkan ke dalam plastik warna biru dan dibuang pada hari selasa pada pukul 08.00 pagi, limbah kaleng dimasukkan ke dalam plastik warna hijau dan limbah botol dimasukkan ke dalam plastik warna kuning dan di buang pada hari rabu pukul 08.00 pagi, sedangkan untuk limbah kaca dan dimasukkan ke dalam plastik warna putih dan limbah besi dimasukkan ke dalam plastik warna hitam dan dibuang pada hari kamis jam 08.00 pagi. Untuk pengolahan limbah dan daur ulang limbah anorganik ini dilakukan oleh pemerintah Toride Jepang. 4.2.4 Produksi dan Pemasaran Proses Produksi dilakukan di PT. Shimota Farm dilakukan pada pukul 08.00 pagi sampai selesai.Semua tanaman herbal dan sayuran yang sudah dipanen terlebih dahulu dicuci, sorting, pemilihan berdasarkan ukuran, dan pemilihan berdasarkan mutu. Untuk pemilihan berdasarkan ukuran dilakukan pada saat proses packaging, sebelum tanaman herbal seperti rosemary, italian parsley, chervill, dan lemon balm dimasukkan ke dalam selopan dilakukan proses pemotongan sesuai ukuran selopan yaitu panjang selopan 18 cm, setelah itu tanaman herbal dipotong sepanjang 17 cm dan langsung dimasukkan ke dalam selopan.
Sedangkan untuk Tanaman herbal peppermint dan spearmint tidak
dilakukan proses pengukran panjang tanaman karena kedua tanaman di atas hanya dimbil pucuk daunnya saja dan langsung dimasukkan ke dalam selopan berukuran 18 cm. Sedangkan untuk sayuran langsung dimasukkan ke dalam plastik tanpa diukur panjang sayuran tersebut. Pemilihan tanaman herbal dan sayuran berdasarkan mutu dilakukan dengan cara melihat kerusakan fisik (luka, lecet, memar, dan busuk). Tanaman herbal dan sayuran yang memiliki kerusakan fisik dipisahkan dengan tanaman
98
herbal dan sayuran yang tidak memiliki kerusakan fisik. Tanaman yang tidak memiliki kerusakan fisik langsung di lakukan proses packaging dan packing. Proses pengepakan sayuran dilakukan setelah proses penimbangan, setelah ditimbang, sayuran langsung di masukkan ke dalam plastik yang sudah sesuai dengan ukuran masing-masing sayuran. Setelah dilakukan proses pengepakan, dilakukan proses pemasaran. Barang dimasukkan ke dalam truk untuk di bawa ke pasar Ota no dan Tsukiji yang berada di Tokyo. Jarak tempuh ke lokasi dari Toride (nama daerah tempat perusahaan berada) sampai ke pasar Tsukiji selama 1 jam, dari pasar Tsukiji di Tokyo ke pasar Ota no di Tokyo waktu yang dihabiskan selama 15 menit, dan dari pasar Otano menuju pulang ke Toride menghabiskan waktu selama 1 jam 15 menit. Jadi waktu yang dihabiskan pulang dan pergi pada proses pemasaran selama 2 jam 30 menit. Proses pemasaran dilakukan setiap hari pada malam hari. Perusahaan Shimota farm mengirimkan barang berdasarkan pesanan dari pelanggan. Pemesanan dapat dilakukan melalui fax atau telepon, kemudian perusahaan akan mengirimkan produk pesanan sesuai pesanan pelanggan. Jika produk yang diterima perusahaan ada yang rusak atau tidak sesuai kriteria pelanggan, Perusahaan bersedia menerima pengembalian produk kemudian menggantinya sesuai permintaan pelanggan. Pembayaran ditransfer pembeli ke rekening Perusahaan dan dilakukan satu minggu sekali, pembayaran paling lambat dibayar sampai satu bulan.
99
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari Laporan Tugas Akhir dari Pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan di Perusahaan Shimota Farm sebagai berikut : 1. Perusahaan Shimota Farm adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang hortikultura yaitu tanaman sayuran ( terong, wortel, selada, mentimun, ubi jalar) dan tanaman herbal (basil, chervil, italia parsley, rosemary, peppermint, spearmint, lemon balm), dan
melaksanakan kegiatan
usahanya mulai dari budidaya sampai penanganan pasca panen dan pemasaran hasil. 2. Tahapan pelaksanaan pasca panen sayur dan tanaman herbal yang meliputi pencucian, sortasi, sizing, grading, dan pengepakan. 3. Sanitasi yang dilakukan di PT. Shimota Farm meliputi sanitasi bahan, alat, pekerja, dan sanitasi bangunan dan ruangan. 4. Penanganan limbah yang dilakukan di PT. Shimota Farm adalah limbah organik diolah menjadi pupuk organik, sedangkan untuk limbah an organik seperti limbah kertas, plastik, kaca, botol, kaleng dan besi di lakukan pembuangan ke tempat pembuangan sampah yang telah disediakan oleh pemerintah Toride Jepang. 5. Proses pemasaran tanaman herbal dan sayuran dilakukan pada malam hari setelah proses pengepakan selesai. Tempat pemasaran tanaman herbal dan sayuran adalah pasar Tsukiji dan pasar Ota no yang berada di Kota Tokyo.
100
6. Pengawasan dan pengendalian mutu bahan yang ada di PT. Shimota Farm dilakukan dengan cara penyimpanan dingin.
Pengawasan dan
pengendalian mutu alat, PT. Shimota Farm mendatangkan para tenaga ahli untuk mengecek semua alat yang ada. 7. Dengan selesainya PKPM ini, Penulis mampu mengembangkan wawasan dan pola pikir dalam menyelesaikan bidang pertanian terutama dalam penanganan sayuran dan tanaman herbal, mengenal dunia bisnis mulai dari proses pengadaan bahan baku sampai pemasaran dan membangkitkan jiwa wirausaha (enterpreneur). 8. Penulis sudah memiliki wawasan dan skill enterpreneur di bidang penanganan pasca panen sayuran dan tanaman herbal termasuk pemasaran, serta bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
5.2 Saran
1. Untuk peningkatan penanganan sayur dan tanaman herbal di PT. Shimota Farm, sebaiknya proses pencucian lebih ditingkatkan lagi sanitasinya dengan menggunakan desinfektan. 2. Perlu peningkatan sanitasi peralatan dan pekerja untuk meningkatkan kualitas dari produk, mulai dari proses penanganan sampai pengepakan.
101
DAFTAR PUSTAKA Angioni, 2013. http://www.wisegeek.com/what-is-rosemary.html. (13 Juli 2013). Assauri, S. 1999. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep, dan Strategi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Awarni.2013. http://keju.blogspot.com/1970/01/isi-kandungan-gizi-ubi-jalarmerah-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html .(13 Juli 2013). Elida, M. 2004. Penanganan dan Pengolahan Daging. Buku Ajar. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Payakumbuh. ____. 2005. Fisiologi Pasca Panen. Buku Ajar.Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Payakumbuh. ____ . 2010. Sanitasi dan Keamanan Pangan.Buku kerja Praktek Mahasiswa. Politeknik Pertanian Universitas Andalas.Payakumbuh. Evawati, 2012. Teknologi Pengolahan Limbah Industri Pangan. Buku kerja Praktek Mahasiswa. Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Payakumbuh. Didi, P. 2013. http://health.okezone.com/read/2013/04/01/484/784669/sejutamanfaat-selada-dan-bercocok-tanam-selada-belum-anda-tahu.(21 Juli2013). Goldberg, 2013.http://www.whfoods.com/genpage.php?tname=foodspice&dbid (15 Juli 2013). Hubies dan Musa, 2013.http://www.wisegeek.com/what-is.htm. (13 Juli 2013). Heriyanto, 2013.http://teknologi-pertanian-jepang.blogspot.com/p/tambahsatu.html. (14 Juli 2013). Informasi Gizi, 2013. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.http://eemoo-esprit.blogspot.com/2010/10/terungterong-eggplant.html . (14 Juli 2013). Jenie, B. S. L. dan Rahayu, W. P, 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Kanisius. Bogor. Kooyman.2013. http://umm.edu/health/medical/altmed/herb/lemonbalm#ixzz2ZEGWxi6C.(14 Juli 2013).
102
Marizal. S, Edi. S, Elfijon, Mamang. W, Gusmalini, Ismawarni, Prima. S, Siska. F, Rasdanelwati. 2012. Buku Pedoman Pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa. Tanjung Pati. Muchtadi, D. 1992. Fisiologi Pasca Panen Sayuran dan Buah-Buahan.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi.Institut Pertanian Bogor. Bogor. Prawira, 2013.http://prawirasahabattani.blogspot.com/p/meliputi-satu.html (13 Juli 2013). Priyanto, D. 2013. Komposisi Gizi Mentimun. http://ridwanaz.com/kesehatan/ kandungan-gizi-dan-manfaat-buah-mentimun/. (22 Juli 2013) PT. Shimota Farm, 2010.Katalog.Jepang. Ramli, S. 2013. http://blog.ub.ac.id/chalifahnf/2013/03/17/metode-pengolahansampah-organik-menjadi-kompos-dengan-keranjang-takakura-untukmenghemat-energi/. (14 Agustus 2013). Rianto, N. 2013. http://maskub.wordpress.com/2010/06/11/cara-kerja-excavatorhidrolik-buldoser/. (14 Agustus 2013). Ricandra, S. 2011. safetyshoes.wordpress.com/2011/10/27/tujuan-manfaat-jenisdan-kegunaan-dari-alat-perlindungan-diri-apd/. (13 Agustus 2013). Risula, D. 2013. http://www.agriculture.gov.sk.ca/Default.aspx?DN=2bfb1742fccd-4146-a970-2c930e67c924. (14 Juli 2013). Ridwan. 2013. Manfaat Wortel Bagi Kesehatan. http://www.kolombloggratis.org /2013/04/manfaat-wortel-bagi-kesehatan.html.(21 Juli 2013). Saputra, I. 2013. http://teknologitepatguna.com/Mesin -Tekonologi-Pertanian / Alat-Mesin-Hand-Traktor-Mekanik. Html. (14 Agustus 2013). Setiawan, Ade Iwan. 1994. Sayuran Dataran Tinggi Budidaya Dan Pengaturan Panen. Penebar Swadaya. Jakarta. Suardi, G. 2001. Manajemen dan Pengawasan Mutu.Universitas Indonesia. Jakarta. Susila, A. D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB. Sutanto. 2010. http://binatani.blogspot.com/2010/03/keuntungan-penggunaanmulsa-plastik.html. (13 Agustus 2013).
103
Sutomo, B. 2013.http://eemooesprit.blogspot.com/2010/10/mengenal-bumbudapur-lebih-dekat-eggplant.html.(13 Juli 2013). Suwarni. 2010. http://prosedurpembersihan.blogspot.com/2010/02/sanitasi.html (26 Juli 2013).
Sweetman, G. 2013. http://www.extension.umn.edu/distribution/horticulture/ horticulture/M1222.html.(14 Juli 2013). USDA Nutrient Database, 2010.http://eemooesprit.blogspot.com/2010 /10/terung-terong-eggplant.html.(13 Juli 2013). Waterer, D.2013. http://www.wisegeek.com/what-is-italian-parsley.htm. (14 Juli 2013). Wijatno.2013. Http://akar dan umbi.blogspot.com/2013/01/kandungan-giziterong.html?m=1.(14 Juli 2013). Wijaya, H, P. 2010. maintenance-group.blogspot.com/2010/09/komponen-utamacompressor-dan-fungsinya.html?m=1. (18 Agustus 2013). Wirakusumah, 2006.Http://selada.blogspot.com/2013/01/kandungan-giziselada.html?m=1. (14 Juli 2013). Wisnel. 2013. Kandungan Gizi dan Manfaat Ketimun.http://jendelauntukkita. blogspot.com/2013/04/kandungan-gizi-dan-manfaat-ketimun-bagi.html. (21 Juli 2013). www. zonasepeda.com. 2013. Tips Dan Trik Anatomi Sepeda Gunung MTB. Jakarta. (19 Agustus 2013).
104
Lampiran 1. Gambar proses penanaman padi, padi setelah di tanaman, persiapan penanaman padi di PT. Shimota Farm.
Persiapan dan pengangkutan benih padi
Proses penanaman padi
Hasil penanaman padi
Proses penanaman padi
Proses penanaman padi
Hasil penanaman padi
105
Lampiran 2. Gambar tanaman herbal di PT. Shimota Farm
Apple mint
Karipurento
Nasuta no hana
Sage
Lemon grees
Sabori
106
PASCA PANEN SAYUR DAN TANAMAN HERBAL DI PT. SHIMOTA FARM TORIDE SHI KAIZUKA 192 IBARAKI JEPANG RINGKASAN Oleh : Husnul Fikri (Di bawah bimbingan Ir. Mutia Elida, M.Si, 105 halaman) Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini dilaksanakan di PT. Shimota Farm yang terletak di Toride Shi Kaizuka 192 Ibaraki Jepang dari tanggal 4 Juli 2012 sampai dengan 4 Juli 2013. PT. Shimota Farm merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pertanian yang menitikberatkan pada proses budidaya dan penanganan pasca panen sayuran diantaranya adalah wortel, ubi jalar, selada, mentimun, terong dan tanaman herbal diantaranya (rosemary, chervil, italia parsley, spearmint, peppermint, lemon balm). PKPM ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung tentang proses pasca panen sayuran dan tanaman herbal dan pemasaran di perusahaan Shimota Farm. Di samping itu untuk memperoleh pengalaman kerja serta membentuk kemampuan dalam menangani bidang pasca panen, mengembangkan wawasan berfikir, mengenal dunia bisnis secara utuh dalam arti yang sebenarnya, serta dapat bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan perusahaan untuk mendapatkan pengalaman. Penanganan adalah proses perlakuan terhadap bahan pangan dengan tidak merubah sifat fisik dan kimia dari bahan pangan tersebut. Sebelum proses penanganan dilakukan terlebih dahulu serangkaian proses budidaya yang meliputi persiapan lahan, pembajakan lahan, penyiraman larutan mineral (Rich) ke lahan, penyediaan bibit, pemupukan, pembuatan bedengan dan pemasangan mulsa plastik, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit. Persiapan lahan dilakukan dengan cara pembajakan dengankedalaman pembajakan 25 cm dari permukaan tanah dan lebar bedengannya 1,7 m. Proses penyiraman mineral larutan (Rich) ke lahan dengan cara pengenceran dengan air dengan perbandingan dosis 3-4 L ke dalam 1000 L air. Proses pembuatan bedengan dan pemasangan plastik mulsa menggunakan alat marucha dimana pada bagian depan mesin telah diset untuk pemasangan mulsa. Proses penyediaan bibit dilakukan 1 bulan sebelum proses penanaman. Proses penanaman bibit dilakukan dengan cara bibit dimasukkan ke dalam tanah yang sudah dibuat lubang kemudian tanah ditutup, sedangkan bibit yang berbentuk biji-bijian ditanam dengan menggunakan alat Tanemaki. Proses pemeliharaan yang dilakukan yaitu penyiangan, dan penyiraman. proses pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara pemberian obat dan racun untuk membunuh hama dan penyakit. Proses penanganan pasca panen sayuran dan tanaman herbal yang dilakukan di PT. Shimota Farm meliputi pencucian, sortasi, sizing, grading, pengepakan.Kemudian dilakukan pemasaran ke pasar Ota no dan pasar Tsukiji di Tokyo. Ke dua pasar tersebut merupakan pasar terbesar di negara Jepang.