Yossy Firdawati Ermawan, Penanaman Konsep Life… PENANAMAN KONSEP LIFE LONG EDUCATION PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Yossy Firdawati Ermawan1
ABSTRAK
Salah satu permasalahan yang ada dalam pendidikan berkenaan dengan pemahaman mengenai apa itu belajar menjadi salah satu sebab mengapa siswa merasa malas untuk belajar baik di rumah ataupun di sekolah.Belajar bukanlah suatu kegiatan yang berhubungan dengan persekolahan semata.Oleh sebab itu tidak ada batasanusia untuk belajar, seperti apa yang menjadi konsep dari pendidikan sepanjang hayat (life long learner). Untuk menanamkan konsep pendidikan sepanjang hayat sehingga siswa terarah menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat (life long learner), diperlukan keterpaduan antara teknik mengajar bernuansa bimbingan, penggunaan strategi mengajar yang tepat, dan peran guru sebagai role model pembelajar sepanjang hayat.Cara yang dapat ditempuh guru sekolah dasar untuk menciptakan iklim pembelajaran yang bernuansa bimbingan adalah terlebih dahulu memahami perkembangan siswa dengan menggunakan beberapa teknik yang memungkinkan dilakukan guru. Pada saat guru memahami perkembangan siswa, dalam artian keadaan yang sedang dialami siswa, guru dapat memberikan motivasi belajar dan berprestasi. Terkait dengan penggunaan strategi mengajar yang tepat, untuk menumbuhkan rasa senang siswa terhadap proses belajar, maka strategi yang digunakan harus menimbulkan perasaan senang bagi siswa, baik sebab karena kemudahan yang dirasakan siswa, ataupun karena strategi yang sesuai dengan minat siswa. Terakhir, gurulah yang pertama harus menjadi pembelajar sepanjang hayat, sebelum ia mengajak siswa-siswanya. Kata Kunci: Konsep Life Long Education, Siswa Sekolah Dasar
1
Yossy Firdawati Ermawan, Dosen STKIP Sebelas April. Sumedang Jalan Angkrek Situ No. 19 Sumedang. e-mail:
[email protected] ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|66
Yossy Firdawati Ermawan, Penanaman Konsep Life… belajar tersebut dijalani sepanjang hayat.
PENDAHULUAN
Mengingat paradigma atau pemikiran akan
1. Latar Belakang Setiap orang yang memiliki kesadaran
tercermin
melalui
perkataan,
akan pentingnya menjalani proses belajar di
perilaku/tindakan, kemudian perilaku/tindakan
sepanjang
long
yang terus berulang akan menjadi sebuah
hidupnya
kebiasaan dan pada akhirnya membentuk
memiliki keinginan untuk terus belajar. Dalam
sebuah karakter. Di sinilah pentingnya sebuah
definisi yang umum dipakai dalam dunia
paradigma/pemikiran
pendidikan, belajar merupakan suatu proses
karakter yang dipengaruhi oleh bagaimana
usaha yang dilakukan untuk menghasilkan
proses belajar yang dijalani sebagai input yang
perubahan sebagai hasil dari pengalaman
mempengaruhi terbentuknya paradima.
hayatnyamerupakan
learneryang
selama
life
perjalanan
dalam interaksi dengan lingkungan. Proses
dalam
pembentukan
2. Masalah
belajar inilah yang menjadi esensi dari proses
Belajar sebagai aktifitas utama dalam
pendidikan, menjadi bagian penting dalam
pendidikan kerap diidentikkan dengan segala
suatu usaha sadar dan terencana untuk
bentuk aktifitas yang berhubungan dengan
mewujudkan suasana belajar dan proses
materi atau bahan ajar.Kerap belajar hanya
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
diartikan sebagai kegiatan membaca buku,
mengembangkan
menulis kalimat, menghafal materi, atau
memiliki
potensi
kekuatan
dirinya
spiritual
untuk
keagamaan,
mengerjakan
soal
dengan
menggunakan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
rumus-rumus matematika.Padahal itu semua
akhlak
yang
hanyalah bagian kecil dari belajar. Salah satu
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
permasalahan yang ada dalam pembelajaran di
negara. (UU No. 20/2003)
sekolah
mulia,
serta
Berangkat
keterampilan
dari
sebuah
berkenaan
dengan
pemahaman
konsepsi
mengenai apa itu belajar menjadi salah satu
pendidikan sepanjang hayat atau life long
sebab mengapa siswa merasa malas untuk
education yang dicetuskan oleh Johan Amos
belajar baik di rumah ataupun di sekolah.
Comenius di abad 16/ 1592-1671 dan John
Semakin kukuhnya kedudukan sistem
Dewey sekitar 40 tahun yang lalu (sekitar
pendidikan persekolahan di tengah-tengah
tahun 50-an), pendidikan tidak diartikan
kehidupan masyarakat, memperkuat anggapan
sebagai
diselenggarakan
bahwa belajar hanya sebatas aktifitas yang
lembaga formal semata, tidak ada pengertian
dilakukan di sekolah. Sistem persekolahan
bahwa belajar sebagai esensi dari pendidikan
yang
tersebut terbatas pada usia, persekolahan, atau
tersendiri
pada cara belajar itu sendiri.Perlu adanya suatu
lingkungan masyarakat luas dengan benteng
usaha
dan
program
yang
yang
dilakukan
dalam
upaya
polanya dan
pagar
membentuk
masyarakat
memisahkan
diri
sekolah,
membatasi
dari
waktu
pembentukan pengertian mengenai apa itu
belajarnya sampai usia tertentu dan jangka
belajar dan bagaimana pentingnya proses
waktu
ISSN 2355-0066
tertentu.
Seolah-olah
sekolah
Jurnal Tunas Bangsa|67
Yossy Firdawati Ermawan, Penanaman Konsep Life… membentuk
masyarakat
khusus
yang
mempersiapkan diri dengan membekali ilmu
sulit pula timbul keinginan untuk belajar sepanjang hayat.
pengetahuan dan keterampilan menurut porsi
Kompetensi dan tuntutan materi yang
yang telah ditetapkan dan cocok dengan
harus disampaikan guru kepada siswa, kerap
tuntutan
membuat guru lupa untuk menciptakan iklim
zaman.Kenyataannya
menunjukan
bahwa masyarakat selalu berubah dengan
pembelajaran
yang
mendukung
membawa tuntutan-tuntutan baru.
pembentukan
karakter
siswa.
pada
Pemberian
Kelas menjadi cerminan nyata yang
motivasi yang sesuai dengan kondisi siswa,
memperlihatkan suatu keadaan ketika seorang
memahami kesulitan belajar yang dialami
siswa memiliki/tidak memiliki motivasi dan
siswa, dan mencari solusi atas masalah belajar
minat untuk belajar. Meskipun seorang siswa
siswa adalah hal yang mudah dilupakan guru,
memiliki bakat/kecerdasan, ketika ia tidak
sementara keterampilan-keterampilan tersebut
memiliki motivasi dan minat untuk belajar, ia
juga harus terus guru latih dan perbaiki
akan mengalami masalah dalam proses belajar
melalui proses belajar untuk memberikan
yang berlangsung di kelas. Begitu pula halnya
pengajaran dan pendidikan maksimal kepada
siswa yang memiliki kecerdasan, namun hanya
siswa.
memiliki
minat
tanpa
motivasi
atau
Satu masalah yang juga memberi andil
sebaliknya, ia tetap akan mengalami masalah
terhadap
penanaman
belajar. Terlebih siswa dengan kecerdasan
sepanjang hayat pada diri siswa adalah kerap
kurang, disertai tidak adanya minat dan
hilangnya kesadaran guru untuk menjadikan
motivasi.Perlu adanya usaha dari guru untuk
pribadinya
mengatasi hal tersebut, yang juga perlu bagi
memegang kuat konsep life long education.
guru untuk membantu siswa yang memiliki
Seorang guru yang memiliki karakter seorang
minat dan motivasi belajar, namun dengan
pembelajar
tingkat kecerdasan yang kurang.
mencari ilmu tanpa menempatkan dirinya
sendiri
konsep
sebagai
sepanjang
pendidikan
pribadi
hayat,
akan
yang
terus
Sekolah dasar sebagai lingkungan
sebagai seorang yang paling benar, karena
kedua bagi siswa setelah keluarga, memberi
hakikatnya belajar akan usai manakala hayat
andil dalam pembentukan pengertian pada
juga
siswa sebagai awal dari pembentukan karakter
sepanjang hayat (life long learner) sebagai
siswa tersebut.Apabila guru tidak berupaya
refleksi dari konsep pendidikan sepanjang
untuk membantu siswa dalam mengatasi
hayat (life long education).
kesulitan/ masalah yang dialami siswa dalam
PEMBAHASAN DAN SOLUSI
belajar, akan sulit bagi siswa untuk memiliki
usai.
Itulah
Berdasarkan
karakter
pembelajar
pengalaman
praktis
rasa senang akan belajar. Jika siswa sudah
mengajar dan kajian beberapa teori belajar-
tidak memiliki perasaan senang terhadap
mengajar, terdapat beberapa konsep yang
proses belajar yang dijalaninya, maka akan
harus dibahas sehingga mengarah pada solusi dari permasalahan dalam artikel ini.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|68
Yossy Firdawati Ermawan, Penanaman Konsep Life… 1. Konsep
Pendidikan
Sepanjang
rentangan usia, dari usia yang paling muda
Hayat (Life Long Education)
sampai
Life long education atau pendidikan
hlm.37). Pendidikan sepanjanghayat bertumpu
sepanjang hayat atau juga sering disebut
pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak
pendidikan
identik
sepanjanghayat
sebetulnya
paling
tua.
dengan
(Tirtarahardja,2005,
persekolahan,
bukanlah sebuah konsep yang baru. Pada
sepanjanghayat
sekitar abad ke-14 tepatnya pada zaman Nabi
berkesinambungan
Muhammad SAW, konsep tersebut telah
sepanjang hayat. Ide tentang pendidikan
disiarkan dalam bentuk sebuah hadits yang
sepanjanghayat 14 abad yang lalu kemudian
artinya: Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Saw,
dicetuskan kembali oleh tokoh pendidikan
beliau bersabda”Tuntutlah ilmu oleh kalian
Johan Amos Comenius 5 abad yang lalu (di
mulai dari buaian hingga liang lahat”. (H.R.
abad 16/ 1592-1671) dan John Dewey sekitar
Muslim).
60 tahun yang lalu (tahun 50-an). Comenius
Meskipun dengan caradan proses yang
mencetuskan
merupakan
pendidikan
suatu
yang
konsep
proses
berlangsung
pendidikan
bahwa
tidak sama, dalam kehayatan sehari-hari dapat
pendidikan adalah untuk membuat persiapan
dilihat bahwa pada hakikatnya belajar adalah
yang lebih berguna di akhirat nanti. (Cropley,
sepanjang hayat. Tidak ada batas usia yang
2001, hlm. 67)
membatasi seseorang untuk belajar. Seorang
Pendidikan sepanjang hayatmerupakan
guru yang telah berumur tetap berusaha
suatu prinsip yang menjadi dasar seluruh
mempelajari cara memahami perkembangan
organisasi
siswa atau cara efektif mengajarkan sebuah
Dengan
materi pada siswa adalah pertanda bahwa
sepanjanghayattidak
belajar itu tidak dibatasi usia.Dorongan belajar
kelembagaan dan program sistem pendidikan.
sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan
John Dewey, ahli filsafat dan pendidikan dari
sebagai kebutuhan.Setiap orang merasa butuh
Amerika (1859-1952) menaruh keyakinan
untuk
dan
bahwa yang pokok dalam pendidikan adalah
kehayatannya serta dituntut untuk mampu
kegiatan anak itu sendiri. Kegiatan itu
menyesuaikan diri secara aktif, dinamis,
merupakan manifestasi dari kehidupan.Tidak
kreatif
ada kehidupan tanpa kegiatan.Sepanjang hidup
mempertahankan
dan
inovatif
zaman.Dengan
hayat
terhadap
kemajuan
kata lain, pendidikan
itu
sistem
pendidikan
kata
lain
pengetahuan
sendiri.
(Hasan,2007, hlm.2)
pendidikan
mengenal
batas
dari
usahanya
sendiri.
hayat
Pada tahun 70-an, Edgar Faure ketua
didefinisikan sebagai tujuan atau ide formal
Komisi Internasional tentang perkembangan
untuk pengorganisasian dan peng-strukturan
pendidikan
pengalaman pendidikan.pengorganisasian dan
berjudul”Learning To Be, The World of
pengstrkturannya diperluas mengikuti seluruh
Education,
ISSN 2355-0066
sepanjang
ada.
harus ada keaktifan.Anak wajib memperoleh
merupakan bagian integral dari hayat itu
Pendidikan
yang
dalam Today
laporannya and
yang
Tomorrow,”yang
Jurnal Tunas Bangsa|69
Yossy Firdawati Ermawan, Penanaman Konsep Life… diterbitkan oleh UNESCO pada tahun 1972,
memberikan arah pada kegiatan belajar,
mengajukan
untuk
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek
mengantisipasi dunia pendidikan di masa
belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 1986,
depan. Salah satu rekomendasinya ialah
hlm.75).
6
buah
pendidikan
rekomendasi
sepanjanghayat(life
long
Adapun
minat
dapat
disimpulkan
education).(UNESCO dalam Jawed, 1996,
sebagai perasaan senang dan tertarik pada
hlm. 53-54).
suatu
obyek,
dan
kesenangan
itu
lalu
Respon berbagai Negara terhadap
cenderung untuk memperhatikan dan akhirnya
ajuan tersebut tidak sama. Respon Indonesia
aktif terlibat dalam objek tersebut. Seseorang
sendiri
pendidikan
yang berminat terhadap suatu aktifitas akan
sepanjanghayat sangat positif dan dituangkan
memperhatikannya secara konsisten dengan
dalam kebijaksanaan Negara yaitu dalam
rasa senang. Secara singkat yang dimaksud
ketetapan
jo.
dengan minat belajar adalah kecenderungan
Ketetapan MPR No. IV/MPR/1978 tentang
dan perhatian dalam belajar. Dalam pengertian
GBHN
prinsip
lain minat belajar adalah kecenderungan
pembangunan nasional antara lain: Dalam Bab
perhatian dan kesenangan dalam beraktifitas,
IV bagian pendidikan, butir (d) berbunyi:
yang meliputi jiwa dan raga untuk menuju
Pendidikan berlangsung sepanjanghayat dan
perkembangan
dilaksanakan di dalam lingkungan rumah
menyangkut cipta, rasa, karsa, kognitif, afektf
tangga/keluarga dan masyarakat, karena itu
dan psikomotor, lahir dan bathin. Siswa yang
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama
berminat (bersikap senang) kepada pelajaran
antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
akan tampak terdorong terus untuk tekun
Kebijakan pembangunan nasional di bidang
belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya
pendidikan mengandung arti bahwa secara
hanya menerima pelajaran, mereka hanya
konstitusional
GBHN
tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk
dilaksanakan
oleh
terhadap
MPR
No.
yang
pendidikan
konsep
IV/MPR/1973
menetapkan
formal,
informal.Masing-masing
tersebut
wajib
lembaga-lembaga non-formal lembaga
bersifat komplementer.
minat
yang
Berbeda halnya dengan motivasi dan minat
yang
cenderung
bersifat
abstrak,
kecerdasan adalah kemampuan umum individu
2. Motivasi, Minat, dan Kecerdasan Motivasi,
seutuhnya
bisa tekun karena tidak ada pendorongnya.
dan tersebut
manusia
dan
untuk berperilaku
yang
jelas
tujuannya;
kecerdasan
berpikir rasional;dan berhubungan dengan
merupakan tiga hal yang saling berhubungan
lingkungannya secara efektif (Shertzer &
untuk menentukan keberhasilan siswa dalam
Stone, 1971 : 239). Adapun Singgih D.
belajar.Motivasi belajar adalah keseluruhan
Gunarsa (1991) mengemukakan beberapa
daya penggerak dalam diri siswa yang
rumusan kecerdasan, yaitu sebagai berikut :
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
dari
ISSN 2355-0066
kegiatan
belajar
dan
a) Kecerdasan merupakan suatu kumpulan kemampuan
seseorang
yang
Jurnal Tunas Bangsa|70
Yossy Firdawati Ermawan, Penanaman Konsep Life… memungkinkan pengetahuan tersebut
memperoleh
dan
mengamalkan
dalam hubungannya
ilmu
Program ini kemudian membentuk sistem
ilmu
kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk
dengan
pola
berpikir
yang
bisa
mempengaruhi
lingkungan dan masalah-masalah yang
perilaku.Jika program yang tertanam tersebut
timbul.
sesuai
b) Kecerdasan adalah suatu bentuk tingkah laku
tertentu
yang
tampil
dalam
kelancaran tingkah laku.
bertambahnya
pengertian
prinsip-prinsip
kebenaran
universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan
hukum
tersebut
c) Kecerdasan meliputi pengalaman dan kemampuan
dengan
alam.Hasilnya,
membawa
perilaku
ketenangan
dan
kebahagiaan.Sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum
dan tingkah laku dengan pola baru dan
universal,
mempergunakannya
kerusakan dan menghasilkan penderitaan.Oleh
secara
efektif.
(Setiawati & Chudari, 2007, hlm.42-43)
karena
Ditinjau dari pengertian ketiga aspek
maka
itu,
perilakunya
pikiran
harus
membawa
mendapatkan
perhatian serius. Jika diurai lebih lanjut, maka
tersebut, hendaknya seorang guru berupaya
pikiran
membantu siswa untuk memiliki ketiganya
mempengaruhi
sehingga mempermudah proses belajar yang
menghasilkan kebiasaan, dan pada akhirnya
mereka
kebiasaan membentuk karakter;
jalani,
meskipun
untuk
aspek
kecerdasan juga dipengaruhi oleh faktor
menghasilkan
ucapan
tindakan,tindakan
4. Penanaman
hereditas/keturunan secara genetik.
ucapan,
KonsepLife
Long
Education di Ruang Kelas
3. Proses Pembentukan Karakter
a) Penggunaan
Menurut bahasa, karakter diartikan
teknikmemahami
perkembangan siswa
sebagai tabiat atau kebiasaan, sedangkan
Memahami
perkembangan
siswa
menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah
penting dilakukan guru untuk menentukan
sistem
arah
keyakinan
dan
mengarahkan
tindakan
Karena
jika
itu,
kebiasaan
yang
seorang
individu.
pengetahuan
mengenai
bimbingan
memberikan
dalam
gambaran
bagi
belajar
serta
guru
untuk
memberikan motivasi yang sesuai dengan
karakter seseorang itu dapat diketahui, maka
keadaan
dapat diketahui pula bagaimana individu
dikemukakan
tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi
(2007,hlm.41)
tertentu. (N.K. Singh dan Mr. A.R. Agwan,
perkembangan siswa terdiri atas tekhnik tes
2000, hlm.175)
dan nontes. Teknik Tes terdiri dari tes bakat,
Unsur terpenting dalam pembentukan karakter
adalah
pikiran.Pikiran
yang
di
siswa.
Sebagaimana
Setiawati tekhnik
dan
yang Chudari
memahami
tes kecerdasan dan tes prestasi belajar, sedangkan tekhnik nontes bisa dilakukan
dalamnya terdapat seluruh program yang
dengan
terbentuk dari pengalaman hidup merupakan
autobiografi, catatan anekdot, sosiometri, dan
pelopor
studi kasus.Tekhnik memahami perkembangan
segalanya
ISSN 2355-0066
(Byrne,2007,
hlm.17)
observasi,
wawancara,
angket,
Jurnal Tunas Bangsa|71
Yossy Firdawati Ermawan, Penanaman Konsep Life… siswa tersebut dapat dilaksanakan secara
motivasi belajar akan melemahkan kegiatan
integral dalam pembelajaran sehingga siswa
belajar. Oleh karena itu motivasi belajar pada
tidak menyadari bahwa guru sedang mencoba
diri
memahami perkembangan mereka.
menerus.Motivasi
Sebagai
contoh,
siswa
perlu
diperkuat
yang
terus
diberikan
dapat
penggunaan
meliputi pentingnya kemauan yang kuat di
autobiografi untuk memahami perkembangan
samping kecerdasan untuk mencapai hasil
siswa yang juga dapat digunakan untuk
belajar yang baik. Selain itu, bagaimana
melatih
seorang
kemampuan
siswa.Autobiografi
menulis
merupakan
karangan
guru
mampumembuat
siswanya
merasa membutuhkan ilmu, bila seseorang
pribadi yang berisi ungkapan pribadi murid
merasa
tentang pengalaman hidupya, cita- citanya,
disuruh sekalipun siswa akan mencari ilmu itu
keadaan keluarga, dsb.(Setiawati&Chudari,
sendiri,
hlm. 57) Karangan pribadi ini merupakan cara
menuntut ilmu sangat tinggi dan hal ini akan
untuk memahami keadaan pribadi murid yang
sangat
pada umumnya bersifat rahasia. Penggunaan
membentuk karakter pembelajar sepanjang
autobiografi
hayat pada diri siswa.
bagi
guru,
bertujuan
untuk
mengetahui tentang keadaan murid yang
membutuhkan
sehingga
semangat
memudahkan
Guru
ilmu
proses
berperan
maka
siswa
belajar
sebagai
tanpa
untuk
dan
motivasi
berhubungan dengan minat atau cita-cita dan
ektrinsik bagi siswa, dengan harapan dapat
sikapnya terhadap keluarga, guru atau sekolah
menumbuhkan motivasi instrinsik. Secara
serta dalam pengalaman hidupnya.Karangan
umum motivasi dapat dikelompokkan menjadi
pribadi ini dalam pembuatannya dibagi ke
dua macam, yaitu (Prayitno, 1989, hlm. 10).
dalam dua jenis, yaitu terstruktur dan tidak terstruktur.
Karangan
terstruktur
1)
Motivasi Instrinsik
disusun
Menurut Prayitno (1989, hlm. 11)
berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan
motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak
sebelumnya, seperti cita-citaku, keluargaku,
yang disebabkan oleh faktor pendorong dari
teman-temanku,
guruku,
dalam diri (internal) individu. Tingkah laku
sekolahku, dan lain sebagainya. Sementara
individu itu terjadi tanpa dipengaruhi oleh
pada karangan tidak terstruktur murid diminta
faktor-faktor dari lingkungan.Tetapi individu
untuk membuat karangan pribadi secara bebas,
bertingkah laku karena mendapatkan energi
tidak
dan pengaruh tingkah laku dari dalam dirinya
masa
ditentukan
kecilku,
kerangka
karangan
sebelumnya. b) Pemberian untuk
sendiri
yang
tidak
bisa
dilihat
dari
Motivasi
Ekstrinsik
luar.Thornburgh dalam Prayitno (1989, hlm
mendorong
Motivasi
10) berpendapat bahwa motivasi intrinsik
Instrinsik
adalah keinginan bertindak yang disebabkan
Motivasi belajar merupakan kekuatan
faktor pendorong dari dalam diri sendiri. Dari
mental yang mendorong terjadinya proses
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar, lemahnya motivasi atau tidak adanya
motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|72
Yossy Firdawati Ermawan, Penanaman Konsep Life… individu,
dimana
dorongan
tersebut
mempercepat pembelajaran.Memahami emosi
menggerakkan individu atau subyek untuk
siswa dapat membuat pembelajaran lebih
memenuhi kebutuhan,tanpa perlu dorongan
berarti
dari luar.
menyampaikan kepada kita bahwa tanpa
2)
keterlibatan emosi, kegiatan saraf otak itu
Motivasi ekstrinsik Sardiman
(1990,
hlm.
90)
dan
kurang
dari
permanen.Penelitian
yang
dibutuhkan
mendefinisikan motivasi ekstrisik sebagai
“merekatkan”
motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi
ingatan.(Goleman dalam DePorter, 2005, hlm.
karena adanya perangsang dari luar. Motivasi
22).Kuncinya
ekstrinsik dapat
emosional
dikatakan
lebih banyak
pelajaran
untuk
adalah
dengan
dalam
membangun siswa,
yaitu
dengan
dalam
belajar,
dikarenakan pengaruh dari luar yang relatif
menciptakan
berubah-ubah.Motivasi ekstrinsik dapat juga di
menjalin hubungan, dan menyingkirkan segala
katakan sebagai bentuk motivasi yang di
ancaman
dalamnya aktivitas belajar di mulai dan
belajar.(DePorter,2005,hlm.23).Berikut contoh
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar
penggunaan
yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
memperhatikan emosi siswa dan membantu
aktivitas belajar.
siswa supaya mudah menerima, menghafal,
Dari
beberapa
disimpulkan
definisi bahwa
di
atas
seseorang
dapat yang
kesenangan
ikatan
dari
strategi
suasana
belajar
yang
dan memahami materi pelajaran. 1)
Penggubahan Lirik Lagu
bermotivasi ekstrinsik melakukan sesuatu
Lagu berpengaruh bagi guru dan
kegiatan bukan karena ingin mengetahui
pelajar.Seorang guru dapat menggunakan lagu
sesuatu, tetapi ingin mendapatkan pujian,
untuk menata suasana hati, mengubah keadaan
hadiah dan sebagainya. Santrock (2010,
mental siswa, dan mendukung lingkungan
hlm.514)
belajar.Lagu membantu siswa bekerja lebih
intrinsik
menyimpulkan adalah
bahwa
motivasi
motivasi
internal
untuk
baik dan mengingat lebih banyak. Irama,
melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendirim
ketukan,
sementara
motivasi
mempengaruhi
melakukan
sesuatu
ektrinsik untuk
adalah
mendapatkan
dan
c) Pemilihan Strategi mengajar yang menimbulkan kesenangan
fisiologi
musik
manusia-terutama
gelombang otak dan detak jantung-disamping membangkitkan
sesuatu yang lain.
keharmonisan
perasaan
dan
ingatan”
(Lozanov dalam DePorter, 2005, hlm. 73) Atas dasar hal tersebut, guru dapat
Strategi mengajar yang menyenangkan
menggunakan lagu untuk membantu siswa
bagi siswa akan menimbulkan keterkaitan
dalam menghafal materi pelajaran dengan
emosi
pembelajaran.
mengganti lirik lagu yang sudah dikenal dan
Keterlibatan emosi dalam pembelajaran akan
disukai siswa denganmateri mata pelajaran
menimbulkan dampak positif bagi siswa.
tertentu.
siswa
dengan
Memperhatikan emosi siswa dapat membantu ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|73
Yossy Firdawati Ermawan, Penanaman Konsep Life… 2)
Pemanfaatan Teknologi Informasi
makna yang mencari-cari kecocokan dengan
Apabila
teknoloi
pengalaman sebelumnya.Karena itu pula lah
dapat
dalam pembelajaran dibutuhkan apersepsi.
dimanfaatkan sebagai media belajar.Menurut
“kebanyakan sistem konseptual normal kita
Martin (Hidayatullah, 2014,hlm.3) teknologi
terstruktur secara metaforis; yaitu sebagian
informasi tidak hanya terbatas pada teknologi
besar konsep dipahami sebagian-sebagian
computer (perangkat keras dan perangkat
dalam bentuk konsep lain” (Lakoff dan
lunak) yang akan digunakan untuk memproses
Jhonson dalam DePorter, 2005. Hlm. 56).
dan menyimpan informasi, melainkan juga
Guru dapat menyajikan penggunaan metafora
mencakup
dalam
informasi
memungkinkan,
yang
dimiliki
teknologi
siswa
komunikasi
untuk
mengirim informasi.
bentuk
sebuah
cerita
yang
mengibaratkan sesuatu.
Penerapan teknologi informasi dapat dikategorikan
menjadi
5. Guru
tiga
sebagai
Role
Model
Pembelajar SepanjangHayat
kelompok.Kelompok yang pertama adalah
Secara sederhana arti dari kata “role
memanfaatkan komputer untuk menyampaikan
model” adalah teladan, yang sebenarnya sudah
materi pengajaran itu sendiri, Pemakaian
lama ditanamkan oleh para pendahulu kita,
kelompok kedua adalah untuk pendistribusian
khususnya oleh Bapak Pendidikan, Ki hajar
materi ajar melalui jaringan Internet, dan
Dewantoro yang mengajarkan “Ing Ngarso
pemanfaatan kelompok ketiga adalah sebagai
Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso dan
media komunikasi dengan pakar, atau nara
Tut Wuri Handayani” Ajaran pertama yang
sumber, atau peserta ajar lain. Komunikasi ini
disampaikan
dapat digunakan untuk menanyakan hal-hal
Tulodo” yang terjemahannya adalah “di depan
yang
atau
memberikan teladan” atau bisa juga diartikan
dapat
sebagai guru harus memberikan teladan bagi
tidak
bisa
mengemukakan
dimengerti,
pendapat
supaya
ditanggapi oleh peserta yang lain.
adalah
“Ing
Ngarso
Sung
siswanya. Menurut Wikipedia, role model yang
adalah “person who serves as an example,
disenangi oleh anak-anak pada masa sekarang,
whose behavior is emulated by others” atau
sehingga
sesorang
Teknologi
apabila
menjadi
sesuatu
pembelajaran
dapat
menggunakan teknologi informasi dengan
memberikan
teladan
dan
berperilaku yang bisa di ikuti oleh orang lain.
tepat dan menyenangkan, akan membantu
Keteladan dijelaskan Deporter (2005, hlm. 39) melalui pepatah “tindakan berbicara
proses belajar siswa. 3)
yang
Penggunaan Metafora
lebih keras daripada kata-kata”, perilaku guru
Metafora merupakan suatu teknik
lebih
penting
daripada
guru
itu
yang dapat menghidupkan konsep-konsep
sendiri.Semakin banyak memberi teladan,
yang dapat terlupakan, memunculkannya ke
semakin siswa tertarik dan memberi contoh.
dalam otak secara mudah dan cepat dengan
Siswa akan merasa tertarik karena mereka
asosiasi.Ortk
merasakan kesebangunan, kecocokan antara
merupakan
ISSN 2355-0066
mesin
pembuat
Jurnal Tunas Bangsa|74
Yossy Firdawati Ermawan, Penanaman Konsep Life… keyakinan
dan
perbuatannya. adalah
perkataan
Jadi, satu
memberi cara
dengan
sepanjanghayat (life long learner), diperlukan
keteladanan
keterpaduan antara teknik mengajar bernuansa
untuk
bimbingan, penggunaan strategi mengajar
membangun hubungan dan memahami orang
yang tepat, dan peran guru sebagai role model
lain. Keteladanan akan menambah kekuatan ke
pembelajar sepanjanghayat.
dalam
salah
guru
ampuh
pembelajaran.Ketika
menginginkan pembelajar
siswanya
seorang
menjadi
sepanjanghayat
(life
guru
seorang long
Cara sekolah
yang dapat ditempuh guru
dasar
pembelajaran
untuk yang
iklim
bernuansa
bimbingan
dahulu
memahami
learnear). Hal yang harus pertama kali
adalah
disadari dan dilakukan oleh guru itu adalah
perkembangan siswa dengan menggunakan
menjadikan
beberapa
dirinya
seorang
pembelajar
sepanjanghayat.
terlebih
menciptakan
teknik
yang
memungkinkan
dilakukan guru. Pada saat guru memahami
KESIMPULAN
DAN
HARAPAN
perkembangan siswa, dalam artian keadaan yang sedang dialami siswa, guru dapat
PENULIS Belajar bukanlah suatu kegiatan yang
memberikan motivasi belajar dan berprestasi.
berhubungan dengan persekolahan semata.
Terkait dengan penggunaan strategi mengajar
Lebih dari itu, belajar merupakan suatu proses
yang tepat, untuk menumbuhkan rasa senang
usaha yang dilakukan untuk menghasilkan
siswa terhadap proses belajar, maka strategi
suatu perubahan berdasarkan hasil pengalaman
yang digunakan harus menimbulkan perasaan
dalam interaksi dengan lingkungan. Karena itu
senang
tidak ada batas usia untuk belajar, seperti apa
kemudahan yang dirasakan siswa, ataupun
yang
karena strategi yang sesuai dengan minat
menjadi
konsep
dari
pendidikan
sepanjang hayat (life long learner). Untuk
menanamkan
menjadi
ISSN 2355-0066
seorang
siswa,
baik
sebab
karena
siswa. Terakhir, gurulah yang pertama harus konsep
pendidikan sepanjang hayat sehingga siswa terarah
bagi
menjadi pembelajar sepanjang hayat, sebelum ia mengajak siswa-siswanya.
pembelajar
Jurnal Tunas Bangsa|75
Yossy Firdawati Ermawan, Penanaman Konsep Life… DAFTARPUSTAKA.
Cropley.(2001).Pendidikan sepanjangHayat, Penyunting M. Sarjan Kadir.Surabaya: usaha Nasional. Tirtarahardja, U. (2005)Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hasan,M.T.(2007).Islam dalam Perspektif Sosial Budaya.Jakarta: Galasa Nusantara UNESCO, Dalam Jawed, Muhammad, (Ed.). (1996).Year Book of the Muslim World: A Handy Encyclopaedia, New Delhi: Medialine. Prayitno, E.(1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: P2LPTK Sardiman, A,M. (1990). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali N.K. Singh dan Mr. A.R. Agwan.(2000)Encyclopaedia of the Holy Qur’ân. New Delhi: balaji Offset Byrne, R. (2007) The Secret. Jakarta: PT Gramedia. Setiawati & Chudari, I.N. (2005)Bimbingan dan Koseling. Bandung: UPI Press DePorter, B., Reardon M., & Nourie S.S. (2005).Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Kaifa: Bandung. Santrock,J.W. (2010). Psikologi Pendidikan. Prenada Media Grup: Jakarta.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|76