PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA 4 DAN 6 TAHUN DIKELURAHAN TANJUNGPINANG TIMUR
ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh
KALSUM NIM 110388201056
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015
Kalsum 2015. Pemerolehan Bahasa Anak Usia 4 Dan 6 Tahun Di Kelurahan Tanjungpinang Timur. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Dosen Pembimbing I: Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd. Dosen Pembimbing II: Drs. H. Said Barakbah Ali, MM. Abstrak Kata Kunci: Pemerolehan Bahasa. Anak usia 4 dan 6 Tahun Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak sehingga tingkat penguasaan kosakata setiap anak berbeda, maksudnya perbedaan penguasaan kosakata anak laki-laki dan perempuan dilihat dari proses bersosialisasi dengan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif menggunakan populasi 390 anak dan sampel 10 anak. Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dan rekaman dapat disimpulkan bahwa tidak semua anak usia 4 dan 6 tahun pemerolehan bahasanya sempurna, dari 10 anak sebanyak 3 anak usia 4 tahun yang pemerolehan bahasanya kurang baik dan anak usia 6 tahun terdapat 2 orang yang pemerolehan bahasanya sangat tidak baik dikarenakan faktor lingkungannya dan orang tuanya. Abstract Keywords: Language Acquisition. Children aged 4 and 6 Years There are several factors that influence child language acquisition so that the level of mastery of the vocabulary of every child is different, meaning differences vocabulary boys and girls socialize with views of the surroundings. This study used a qualitative method using a sample population of 390 children and 10 children. The data have been obtained from interviews and records it can be concluded that not all children aged 4 and 6 years of acquiring the language perfectly, from as many as 10 children 3 children 4 years of age are less good language acquisition and children aged 6 years, there are 2 people who very language acquisition not good due to environmental factors and their parents.
1. Pendahuluan Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan sarana perumusan maksud, perasaan, dan memungkinkan kita menciptakan kegiatan sesama manusia, mengatur berbagai aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan. Bahasa sebagai alat komunikasi diperoleh manusia sejak lahir sampai usia lima tahun, yang dikenal dengan istilah pemerolehan bahasa. Darjowidjojo (2003 : 225) menyatakan pemerolehan (acquisition) merupakan proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu anak belajar bahasa ibunya. Dapat dikatakan pula bahwa pemerolehan bahasa adalah awal mula ketika seseorang mendapatkan pengetahuan tentang bahasa dan menggunakannya untuk berkomunikasi. Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak anak-anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang anak-anak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak sehingga tingkat penguasaan kosakata setiap anak berbeda, maksudnya perbedaan penguasaan kosakata anak laki-laki dan perempuan dilihat dari proses bersosialisasi dengan lingkungan. 2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, metode kualitatif menurut Sugiyono (2013:13) menyebutkan “metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang ilmiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrument kunci.” 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan (Pateda 1990: 54), menyebutkan bahwa anak usia 4 tahun sudah bisa menguasai kalimat sederhana yang tepat tetapi kalimat yang didapat masih terbatas. Dari hasil penelitian yang didapat di lapangan berdasarkan sampel yang telah ditentukan dan data pemerolehan bahasa yang didapat dari hasil penelitian mewawancara dan melihat keseharian anak-anak berinteraksi dengan lingkungannya. Dari 10 anak yang diteliti ternyata terdapat 3 anak usia 4 tahun (Abin, Rafa, Fikri) dan anak usia 6 tahun 2 orang (Aira dan caca) yang pemerolehan bahasanya kurang baik diantara teman-temannya yang lain. Anakanak tersebut berinteraksi dengan lingkungan dan terkadang dari lingkungan tersebut banyak terdapat pemerolehan bahasa yang digunakan oleh orang disekitarnya menggunakan bahasa yang tidak benar.
Pemerolehan bahasa anak usia 4 tahun berdasarkan penelitian dilapangan: 1. Pemerolehan bahasa anak usia 4 tahun (Abin ) Obil kakut, abang lagi mamam mimi tate, ih apalah, om nonton keleta tapi, abang mau ikut kapal baluna, jangan malahlah tate, mbah idup tv nonton Thomas, abang mau jalan liat obil kakut, makasih tate, ayah kelja cari susu abang, bunda masak telol ya abang lapal, ayah kelja tak boleh ikut, main obil kakut bas, ibu abang mau ikut, bunda minum haus, adek afaf mamam, abang buang sampah dulu, bye abang pulang dulu ya, tak boleh malah adek masih kecil, Kaca mata abang mana. Pemerolehan bahasa abin cukup baik namun masih ada bahasa yang belum bisa diucapkan dengan baik oleh abin. 2.
Pemerolehan bahasa anak usia 4 tahun (Rafa) kut om lan tas, iat obil becal tas om, ikut alan ayah aik bum, mam loti, ain kejal-kejal tama abang, belum mam, agi, atas iat obil banyak, nda basak loti tu, ayah kut lan, ain mobil besal. Rafa anak usia 4 tahun yang seharusnya pemerolehan bahasanya sudah baik namun dari hasil penelitian pemerolehan bahasa Rafa sangat tidak baik, karena masih banyaknya kekurangan-kekurangan pengucapan yang diucapkan oleh Rafa. 3. Pemerolehan bahasa anak usia 4 tahun (Fikri) Udah mam bubul tama ayah, ayah tidul dalam, jalan sama munda ayah kepasal, Bunda gak asak, gak boleh ikut ayah keja, main sama kak aya sipeda, tak mau, ikut ayah munda, ikli tak mau mandi ayah, jalan tempat nenek, main sama adek afaf, tak boleh kak aya. Fikri anak usia 4 tahun yang seharusnya sudah bisa mengucapakan kalimat sederhana yang baik namun, hasil penelitian yang didapat oleh peneliti Rafa masih kurang dalam pemerolehan bahasanya. Namun Rafa sangat giat mengulangan ucapkan yang benar yang diucapkan oleh orang dilingkungannya. (Piaget, 1972: 49-91), Perkembangan bahasa berlangsung dengan cepat dan membantu anak untuk mengemukakan pikiranya. Kosa kata anak meningkat sampai 8000-14000 kata pada usia 6 tahun. Kata Tanya (kenapa, siapa, dimana, dan kapan) lebih banyak digunakan sehingga anak pada usia ini cenderung banyak bertanya. Pemerolehan bahasa anak usia 6 tahun berdasarkan penelitian dilapangan terdapat 2 yang pemerolehan bahasanya tidak baik: 1. Pemerolehan bahasa anak usia 6 tahun (Aira) Tak boleh itu punya tatak, alas au tidul panas mati ampu, mau aik odongodong sama ayah, mamak dilumah aja tatak mau pelgi sama ayah, yah beli tutu kotak untuk adek, minum ale-ale, mamam jajan abang yuk, beyum mamam lagi bu, mau ikut ayah mamak malah, tak maulah panas, amoh tatak tu, abang Bintang tak boleh jahat. Aira anak usia 6 tahun seharusnya pemerolehan bahasanya sudah baik namun karena faktor lingkungan dan kurangnya berinteraksi dengan orang lain maka dari itulah pemerolehan bahasanya sangat tidak baik.
2. Pemerolehan bahasa anak usia 6 tahun (Caca) Udah bu tadi mamam bubul, ayah pergi kerja, alan-alan tama nda keluat, bunda tau macak apa, ain lali-lai, oma ada dilumah bu, janan lali-lali nanti jatuh, tak boleh itu puna tatak. Pemerolehan bahasa Caca seharusnya mudah dimengerti namun pemerolehan bahasa caca sangat kurang, ini karena faktor orang tua yang pada saat berinteraksi dengan anaknya menggunakan bahasa yang tidak benar.
4. Simpulan Dari penjelasan pada BAB V dapat disimpulkan bahwa, dari total 10 anak yang menjadi objek penelitian , sebanyak 3 anak usia 4 tahun yang pemerolehan bahasanya tidak sesuai dengan kalimat sederhana yang tepat namun terbatas, dimana adanya kekurangan penyebutan vokal R menjadi L, S menjadi T, B menjadi M. Selanjutnya yaitu pemerolehan bahasa anak usia 6 tahun yang seharusnya sudah baik dari anak usia 4 tahun, namun karena faktor kurangan berinteraksi dengan orang disekitarnya maka pemerolehan bahasa anak tersebut sangat kurang baik, anak usia 6 tahun tersebut sudah harus bisa mengajarkan anak usia 4 tahun untuk berinteraksi dengan baik. 2 Anak usia 6 tahun penyebutan vokal yang tidak jelas, Aira anak usia 6 tahun kalimat yang seharusnya bagus karena faktor orang tua yang selalu mengajarkannya bahasa yang tidak baik membuat Aira lambat memperoleh bahasa yang baik pada usianya yang sekarang ini. Dan Caca anak usia 6 tahun seharusnya kalimat yang diucapakan caca harus lebih baik lagi karena kurangnya interaksi Caca dengan lingkungannya maka dari itulah pengucapan kalimat Caca kurang baik.
DAFTAR PUSTAKA Brown, H. Douglas. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Person Education Inc. Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik:Kajian Teoretik. Jakarta: RinekaCipta. Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor. Fitriana, Eka Meilinda. 2010. Penggunaan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun di TK Negeri Pembina Lumajang. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang. Refika Aditama. Novriza, Sari. 2014. Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama dengan Keterampilan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun. Skripsi. Bengkulu: Universitas Bengkulu. Pateda, Mansoer. 1990. Aspek-Aspek Psikolinguistik. Jogjakarta: Nusa Indah. Pusponegoro, H.D. 1997. Apakah Perkembangan Anak Anda Normal? Dalam Simposium Autisme:Gangguan Perkembangan Pada Anak. Jakarta: Yayasan Autisme Indonesia. Putri, Kdk Ary Kunti. 2011. Pemerolehan Bahasa Indonesia pada Anak Usia Dini di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.Tesis. Denpasar: Universitas Pendidikan Ganesha. Subyakto dan Sri Utari. 1992. Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Tarigan, Henry Guntur. 2011. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Lilis Rahayu, 2013. 4. Pemerolehan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk. Tarigan, Henry Guntur. Psikolinguistik, Bandung: Angkasa. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung Alfabeta,cv. Dardjowidjojo, Soenjono. 2008, Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia Edi Kedua. Jakarta: Yayasan Obor. Moleong, Lexy J. 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.