PEMERIKSAAN UNSUR KESEHATAN BAGI PESERTA SELEKSI CALON PRAJA IPDN TAHUN 2015 1. Penilaian Rikkes Calon Praja IPDN : anatomi, fisiologi, dan estetika tubuh. 2. Hasil Rikkes sesuai STATUS PRESENT pemeriksaan kesehatan dilakukan).
(Kondisi kesehatan pada saat
3. Cakupan Pemeriksaan : Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang. 4. Anamnesis : Penjelasan tentang riwayat penyakit baik pada diri sendiri (Capra IPDN) maupun keluarga yang saat ini atau sebelumnya pernah diderita. Termasuk penjelasan tentang penyakit yang sifatnya diturunkan (contoh : Asma, hypertensi) maupun tindakan pembedahan yang pernah dijalani. 5. Pemeriksaan fisik. a. Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan dan berat badan sebaiknya dilakukan dengan memakai ukuran tinggi dan berat badan digital karena selain mengukur tinggi badan dan berat badan dapat diketahui juga index masa tubuhnya. Contoh alat ukur tinggi badan dan berat badan seperti dibawah ini :
b. Untuk Calon Praja Pria tinggi badan minimal 160 cm dan Calon Praja Wanita minimal 155 cm. c. Keserasian berat badan dan tinggi badan 1) Sesuai indeks massa tubuh (IMT) = BB (kg)/(TB)2 (meter) Klasifikasi nilai IMT: IMT Katagori <14,9 Sangat kurus 15,0-18,4 Kurus 18,5-19,9 Kurus ringan 20,0-24,9 Normal 25,0-26,9 Gemuk ringan 27,0-29,9 Gemuk >30,0 Sangat gemuk 2) Memenuhi syarat :
katagori kurus s/d gemuk (IMT 15,0-29,9).
1
d. Tensi. Dinyatakan memenuhi syarat bila tensinya tidak kurang dari 90/60 mmHg dan tidak lebih dari 140/90 mmHg. e. Nadi. Dinyatakan memenuhi syarat bila denyut nadinya antara 50-100 kali/menit. f. Kepala, muka, dan leher 1) Bentuk kepala normal. Contoh bentuk kepala yang normal (a1) dan tidak normal (b1) seperti dibawah ini
2) Tidak ada deformitas muka yang mengganggu fungsi dan estetika 3) Estetika muka baik. Contoh estetika muka yang kurang baik (Acne vulgaris berat) seperti dibawah ini :
4) Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening di leher. Contoh pembesaran kelenjar getah bening di leher seperti gambar dibawah ini
2
5) Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid (kelenjar gondok). pembesaran kelenjar tiroid seperti gambar dibawahini :
Contoh
g. Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) 1) Tidak diperbolehkan adanya tindik pada pria dan tindik lebih dari satu pada wanita. Contoh tindik lebih dari satu seperti pada gambar dibawah ini :
2) Bentuk daun telinga harus normal dan simetris. Contoh bentuk daun telinga yang tidak normal seperti pada gambar dibawah ini :
3
3) Tidak boleh ditemukan adanya Otitis media supuratif kronik (OMSK) (Infeksi kronik pada telinga bagian tengah). Contoh OMSK seperti gambar dibawah ini :
4) Membran timpani (Gendang telinga) harus intak. Contoh membran timpani yang mengalami perforasi (tidak intak) seperti gambar dibawah ini :
5) Tidak boleh ditemukan adanya polip hidung. Contoh polip hidung seperti gambar dibawah ini :
6) Tidak boleh ditemukan adanya Rinitis kronik atau rinitis alergi. Contoh rinitis alergi seperti gambar dibawah ini :
4
7) Tidak boleh ditemukan adanya deviasi septum nasi yang berat. Deviasi septum nasi ringan sampai dengan sedang masih ditoleransi. Contoh deviasi septum nasi berat seperti gambar dibawah ini :
8) Tidak boleh ditemukan adanya tumor pada hidung, sinus paranasal maupun nasofaring. Contoh tumor nasofaring seperti pada gambar dibawah ini :
9) Tidak boleh ditemukan adanya Hipertrofi tonsil (pembesaran amandel) berat (Tonsil T3-T2, T2-T3 atau T3-T3), Hipertrofi tonsil ringan (T1-T1) s/d sedang (T2-T2) masih ditoleransi. Contoh Hipertrofi tonsil berat seperti gambar dibawah ini :
h. Mata 1) Visus (tajam penglihatan) minimal 6/20 dengan koreksi maksimal sferis, silindris atau sferosilindris 1,00 dioptri. 2) Tidak diperbolehkan adanya buta warna total. Untuk buta warna parsial masih ditoleransi. 3) Tekanan bola mata normal 5
4) Tidak boleh ditemukan adanya Exophthalmos (bola mata menonjol) maupun enophthalmos (bola mata mengecil). Contoh Exopthalmos dan Enopthalmos seperti pada gambar dibawah ini :
5) Tidak boleh ditemukan adanya Ektropion (Kelopak mata menghadap ke luar), entropion (Kelopak mata melipat ke dalam), maupun simblefaron (Kelopak mata menempel ke bola mata). Contoh ektropion, entropion dan bimblefaron seperti pada gambar dibawah ini :
6) Tidak boleh ditemukan adanya Ptosis (posisi kelopak mata atas turun). Contoh ptosis seperti pada gambar dibawah ini :
7) Tidak boleh ditemukan adanya Pterigium yang berat (grade III). Pterigium grade I dan II masih ditoleransi. Contoh pterigium grade III seperti pada gambar dibawah ini :
6
8) Tidak boleh ditemukan adanya Sikatriks kornea yang menghalangi penglihatan sentral. Contoh sikatriks kornea seperti pada gambar dibawah ini :
9) Tidak boleh ditemukan adanya Strabismus (mata juling). Contoh strabismus seperti pada gambar dibawah ini :
i. Gigi dan mulut 1) Protesa gigi depan (gigi seri atau gigi taring maksimal 1 buah) 2) Gigi geraham yang hilang maksimal 4 buah dan tidak hilang berurutan. 3) Tidak diperkenankan memakai Fixed orthodontic pada saat pemeriksaan kesehatan : Contoh fixed orthodontic seperti pada gambar dibawah ini :
4) Tidak boleh ditemukan adanya Diskolorisasi (pewarnaan) gigi yang berat . Contoh diskolorisasi gigi yang berat seperti pada gambar dibawah ini :
5) Tidak boleh ditemukan adanya Hiperplasia dan hipoplasia gigi yang berat. 6) Gigi persisten diperbolehkan bila tidak mengganggu estetika.
7
7) Gigi crowding yang berat tidak diperbolekan. Contoh gigi crowding yang berat seperti pada gambar dibawah ini :
8) Diastema interdental masimal 3 mm. Contoh diastema interdental seperti pada gambar dibawah ini
9) Gigi openbite vertical maksimal 2 mm. Contoh gigi openbite vertikal lebih dari 2 mm seperti pada gambar dibawah ini :
10) Gigi openbite horizontal (overjet) maksimal 4 mm. Contoh gigi openbite horizontal seperti pada gambar dibawah ini :
11) Tidak diperkenankan adanya gigi maloklusi (crossbite maksimal 2 gigi, protusif maksimal 6 mm dan progeni). Contoh gigi protrusif (C) dan progeni (D) seperti pada gambar dibawah ini :
8
12) Tidak boleh ditemukan adanya Gangrene pulpa maupun caries profunda 13) Gangren radiks ditoleransi hanya 1 gigi dan harus segera di ekstraksi. 14) Tidak boleh ditemukan adanya tumor pada rongga mulut. Contoh tumor rongga mulut seperti pada gambar dibawah ini :
j. Lengan dan sendi bahu 1)
Tidak boleh ditemukan adanya Polidaktili (jari berlebih). Contoh polidaktili seperti pada gambar dibawah ini :
2)
Tidak boleh ditemukan adanya Deformitas pada lengan. Contoh deformitas pada lengan seperti pada gambar dibawah ini :
3)
Tidak terdapat kehilangan lengan, jari tangan maupun phalanx (ruas jari tangan) Post fraktur (Patah tulang) harus lebih dari 1 tahun.
4)
k. Kaki dan sendi panggul 1) Tidak boleh ditemukan adanya Polidaktili (Jari berlebih). Contoh polidaktili seperti gambar dibawah ini :
9
2)
Tidak boleh ditemukan adanya Deformitas kaki. Contoh deformitas kaki seperti gambar dibawah ini :
3)
Tidak boleh ditemukan adanya kehilangan kaki, jari kaki maupun phalanx (buku jari kaki)
4)
Post fraktur (patah tulang) harus lebih dari 1 tahun.
5)
Flatfoot total tidak diperbolehkan, flatfoot parsial msih ditoleransi. Contoh flatfoot seperti gambar dibawah ini :
6)
Bentuk kaki X atau O been maksimal 8 cm. Contoh bentuk kaki X dan O been lebih dari 8 cm seperti pada gambar dibawah ini
7)
Tidak boleh ditemukan adanya Varices berat, varices ringan dan sedang masih ditoleransi. Contoh varices berat seperti gambar dibawah ini :
10
l. Dada 1)
Tidak boleh ditemukan adanya Deformitas dada. Contoh deformitas dada seperti gambar dibawah ini :
2)
Tidak boleh ditemukan adanya inekomastia pada laki-laki atau fibroadenoma mammae (FAM) pada wanita. Contoh ginecomastia dan FAM seperti pada gambar dibawah ini :
m.Jantung dan paru2 tidak ada kelainan. n. Punggung 1)
Tidak boleh ditemukan adanya Scoliosis (tulang belakan miring). Contoh scoliosis yang berat seperti gambar dibawah ini :
2)
Tidak boleh ditemukan adanya kiposis (punggung bungkuk). Contoh kiposis seperti gambar dibawah ini :
11
3)
Tidak boleh ditemukan adanya Lordosis (tulang belakang maju). Contoh lordosis seperti gambar dibawah ini :
o. Abdomen (perut) 1) Tidak boleh ditemukan adanya Hernia inguinalis. Contoh hernia inguinalis seperti gambar dibawah ini :
2) 3) 4)
Post operasi hernia harus lebih dari 1 tahun. Lambung, hati, limpa, pancreas, usus tak ada kelainan. Tidak boleh ditemukan adanya Tumor atau kista intraabdomen. Contoh tumor kista intaabdomen seperti gambar dibawah ini :
5)
Post Laparotomi harus lebih dari 1 tahun. Contoh laparatomi seperti gambar dibawah ini :
12
p. Anus dan rectum 1)
Hemoroid externa ditoleransi sampai ukuran 1/2, sedangkan hemoroid interna ditoleransi sampai grade II. Contoh hemoroid externa seperti gambar dibawah ini :
2)
Tidak boleh ditemukan adanya Fistula ani. Contoh fistula ani seperti gambar dibawah ini :
3)
Tidak boleh ditemukan kerusakan anus karena anal seks.
q. Urogenital 1)
Tidak boleh ditemukan adanya Hipospadia. Contoh hipospadia seperti gambar dibawah ini :
2)
Tidak boleh ditemukan adanya Hermaphrodit (kelamin ganda). Contoh hermaprodit seperti gambar dibawah ini :
3) 4)
Tidak boleh ditemukan adanya Atrofi testis. Tidak boleh ditemukan adanya Undescensus tersticulorum (Testis tidak turun ke scrotum) 13
5) 6)
Tidak boleh ditemukan adanya Tumor testis Varicocele ditoleransi sampai tingkat sedang. Contoh varicocele berat seperti gambar dibawah ini :
7)
Tidak boleh ditemukan adanya Hydrocele. Contoh hydrocele seperti gambar dibawah ini :
8)
Kista epididimis ukuran kecil masih ditoleransi. Contoh kista epididmis seperti gambar dibawah ini :
r. Kulit 1) 2)
Acne vulgaris ditoleransi sampai tingkat sedang Infeksi bakteri, jamur or virus ditoleransi sapai tingkat sedang. Contoh infeksi jamur seperti gambar dibawah ini :
3)
Dermatitis ditoleransi sampai tingkat sedang. Contoh dermatitis seperti gambar dibawah ini :
14
4)
Tidak boleh ditemukan adanya Urtikaria generalisata. Contoh urtikaria generalisata seperti gambar dibawah ini :
5)
Hiperhidrosis ditoleransi sampai tingkat sedang. Contoh hiperhidrosis berat seperti gambar dibawah ini :
6)
Tidak boleh ditemukan adanya Keloid ukuran besar. Contoh keloid ukuran besar seperti gambar dibawah ini :
7)
Tidak boleh ditemukan adanya Clavus (mata ikan). Contoh clavus seperti gambar dibawah ini :
8) Tidak boleh ditemukan adanya Tato atau bekas tatto; s. Sistem saraf 1) Tidak ada Riwayat trauma kepala berat; 2) Tidak ada Riwayat infeksi otak atau selaput otak; 3) Tidak ada Tumor serebri; 4) Tidak ada Gangguan saraf-saraf otak. 5) Tidak boleh ditemukan adanya Epilepsi (ayan). Contoh epilepsi seperti gambar dibawah ini :
15
t. Kelainan khusus wanita 1)
Tidak boleh ditemukan adanya Kista atau tumor pada vagina, uterus maupun tuba ovarium.
2)
Himen intak. Tidak secara langsung digunakan untuk menentukan kelulusan. Namun digunakan sebagai entry point untuk menggali latar belakang perilaku.
6. Pemeriksaan Penunjang a. Laboratorium 1) Urin rutin : protein (-), glukosa (-), bilirubin (-), Leukosit < 5/lpb, eritrosit 1-3/lpb. 2) Darah rutin : a) Hemoglobin : pria 13-18 gr/dl, wanita 12-18 gr/dl. b) Leukosit : 5000-10000/mm3 c) LED : pria < 20/1jam. Wanita < 25/1 jam. 3) Kimia darah : a) Glukosa puasa : < 120 mg/dl b) Kolesterol total : < 200 mg/dl c) Kreatinin < 1,5 mg/dl d) Ureum < 50 mg/dl e) SGOT < 35 gr/L f) SGPT < 40 gr/L 4) Serologis : a) b)
HbsAg (-) HIV (-)
5)
Narkoba : amphetamine, THC, morfin (-)
6)
PP Tes (tes kehamilan) (-)
16
b. Foto Toraks 1) Foto toraks harus normal. Contoh foto toraks normal seperti gambar dibawah ini :
2)
Tidak boleh ditemukan foto toraks dengan kelainan seperti : a) Tuberkulosis :
b)
Pneumonia :
c)
Kardiomegali :
d)
Skoliosis :
17
c. EKG 1)
EKG harus normal. Contoh ECG normal seperti gambar dibawah ini:
2)
Tidak boleh ditemukan EKG dengan kelainan seperti : a)
Sinus Takikardia
b)
Extrasystole (Premature ventricular contraction)
c)
Complete Right Bundle Branch Block
18