PEMERIKSAAN AIR SULlNG, DWISULING DAN AQUA DEMINERALISATA TERHADAP Cu, Mn DAN Na DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PENGAKTIPAN NETRON Oleh: TAN BIAUW SOEN, POEY SENG BOUW dan DJALI AHIMSA
*)
Traces of Cu, Mn and Na had been determined in tap_, distilled_, doubl y distilled and demineral ised water using the neutron activation anal ysis technique. Both the water sample and the standard are irradiated in a Reactor with a flux of ± 1012n/ em 2/sec. for 4 hours and after adding a Cu _ Carrier and HCI, Cu is precipitated as CuS by H2S. Mn is precipitated together with the Mn carrier as Mn02 by oxidation with KCI03, of the filtrate from the Cu precipitation. Na is counted in the filtrate from the Mn precipita_ tion. The radioactivity of each of these elements is analyzed using a single channel gamma scintillation with a solid 21/2 x 21/2 inc, Nal (Thallium activated) crystal which serves as the detector. The double distilled water from a pyrex glass stil, prepared with the addition of KMnO 4 and NaOH with the purpose to free pyrogens, shows to contain Mn and Na which are re_ latively high. There is possibility that these traces of metals are distilled over. The Na content of distilled water, stored in bottles of ordinary alkali glass is rather high which might be due to the leaching of the. bottle. The Cu content of distilled water, from a copper stil is relatively high which is thought to be due to dissolution especially of the copper condenser.
Untuk pembuatan farutan obat-obatan (mis. mixture) di Apotik_apotik pada umumnya dipakai air suling. Disamping itu dipakai juga aqua demineralisata bahkan sering juga dipakai air leiding yang telah dimasak terlebih dahulu. Memang dalam Farmakope Belanda (l) masih dicantumkan monografi mengenai aqua communis. Air ini harus meme_ nuhi syarat dari Codex Alimentarius mengenai bidang hygiene_nya disamping syarat_ syarat lainnya berhubung dengan penggunaannya untuk melarutkan obat_obat misal nya mengenai kejernihan, tak berwarna dan tak berbau dan juga terhadap logam_logam berate Adanya sesep::>ra besi, walaupun dalam bidang hygiene tak ada pengaruhnya namun untuk melarutkan obat_obat harus tak ada atau harus terbatas sekal karena besi ini dengan badan_badan fenol dapat menyebabkan terjadinya pewarnaan_pewarnaan. Begitu pula kesadahannya serta sisa_sisa penguapannya harus ada batas_batasnya. Namun demi_ kian sudah jelas bahwa tidak semua larutan_larutan obat dapat dibuat dengan air leiding
i,
*) Laboratorium Rodiophormacy, Pusat Reektor Atom Bandung.
Penyelidikon ini dibantu dengan grant dari DURENAS. 47
ini karena
masih mengandung
ion_ion tertentu
yang dalam beberapa
hal dapat
menim_
bulkan kesukaran_kesukaran, misal nya pengendapan dan dll. Sebaiknya dipakai air suling atau sedikitnya aqua demineralisata. Untuk larutan injeksi harus dipakai air suling bahkan lebih baik lagi aqua bidest don 01 at penyul ingan yang pal i ng tepat adal ah yang sel uruhnya terbuat dari gel as yang netral. Akan tetapi kebanyakan air suling yang ado dalam perdagangan umumnya di_ suling dengan menggunakan alat_alat (terutama alat pendinginnya) yang terbikin dari tembaga atau stainless steel. Meskipun dalam literatur dinyatakan bahwa aqua demine_ ralisata, kalau dipakai suatu penukar ion yang berkwalitas b~ik don tepat penggunaan_ nya, tak akan mengandung kotoran_kotoran organik serta air itu steril (2) akan tetapi di Indonesia pada umumnya pabrik_pabrik farmasi memakai air sulin:! atau aqua bidest (air dwisuli ng) untuk pembuatan larutan_larutan injeksi. Memang untuk pembuatan larutan injeksi itu air yang dipakai harus memenuhi syarat_syarat yang tinggi. Kita mengetahui bahwa kadang-kadang terjadi pewarnaan_pewarnaan dengan larutan obat_ obatan, teristimewa setelah dipanaskan (disterilkan) dan, atau setelah disimpan selama waktu tertentu. Kebanyakan dari pewarnaan itu disebabkan oleh terjadinya suatu oksi_ dasi di mana zat asam memegang peranan penting. Akan tetapi kita mengetahui juga proses oksidasi ini dimajukan atau dipercepat oleh adanya beberapa logam berat yang bekerja sebagai katalisator. Logam_logam mana diantaranya Mn don Cu. Adrenalin don Vitamin C misalnya adalah peka terhadap zat asam, terutama dengan adanya juga sesepora Cu. Tentunya dalam hal ini alkalitas juga berperanan penting, sebab dalam suasana alkali obat_obat tsb. lebih mudah teroksidasi, jadi ado sangkut pout dengan pelepasan alkali dari pada gelas. Oleh sebab itu selain diusahakan agar zat asam yang terdapat dalam larutan obat itu dihilangkan dengan menyalu.kan suatu gas inert, misalnya zat lemos, juga kadang_kadang ditambahkan zat_zat pembentuk komplex, misalnya Natrium_edatat untuk menghindarkan 10gam_logam tertentu sebagai katalisator (3, 4, 5) walaupun ado golongan yang menyatakan bahwa penambahan zat_ zat pembentuk komplex itu justru memberi efek yang lebih jelek (6). Sering juga di_ pakai zat_zat anti oksidans untuk menghindari oksidasi itu, dalam hal mana sering dipakai ialah Natriummetabisulfit. Serin:! dikatakan juga bahwa Natriummetabisulfit ini dapat berkelakuan sebagai "kedok" sebab misalnya 'arutan Adrenalinum akan tetap tidak berwarna dengan adanya anti oksidans ini walaupun Adrenalinnya sendiri sudah terurai. Demikian juga halnya dengan larutan Emetinum (7). Pokoknya ialah bahwa sesepora Cu don atau Mn dalam larutan obat_obatan tertentu misalnya Adrenalinum don Vitamin C dapat bertindak sebagai katalisator dalam proses oksidasi. Memang dalam Farmakope_farmakope itu ado pemeriksaan tentang legam_logam berat untuk air sui ing/dwisul ing akan tetapi tentunya ado batasnya mengenai kepekaannya. Bahkan dalam test tersebut tidak dispesifikasikan untuk Cu atau Mn sendiri_sendiri don juga tidak disebut limitnya yang diperkenankan (8). Analisa pengaktipan netron sudah dipakai untuk menyatakan kadar sesepora dari kotoran_kotoran dalam rupa_rupa bahan misalnya beberapa unsur dalam glukosa don lain_lain hasil jagung (9) dalam tepung kentang (10) dalam obat_obatan (11) don juga dalam air (12, 13). Untuk mengetahui sampai dimana air suling atau air dwisuling masih mengandung Cu, Mn dan Na, cara analisa pengaktipan netron dapat dianggap sebagai cora yang palin:! tepat, apalagi legam_legam tersebut peka sekali, yaitu meskipun dalam konsentrasi yang rendah sekali (sesepora) yang kita dapat harapkan dalam air tersebut tadi 10gam_legam itu masih dapat dianalisa. Demikian dilakukan pernyataan Cu, Mn don No dalam air suling dari perdagangan, air dwisuling yang dibuat sendiri d'Jn dari salah satu pabrik (pada pembuatan dipakai juga KMn04 dalam suasana basa untuk membuat bebas pyregen), aqua demineralisata don air leiding. Disamping ini diperiksa juga air suling dari perdagangan yang ditempatkan dalam botol_botol "Asia" yang pada umumnya dibuat dari gel as natron don dipakai sebagai air accu. Pemeriksaan selain mempunyai arti dalam bidang Farmasi, juga penting dalam hal pera48
·watan accu karena air yang digunakan untuk accu itu juga ada batas_batasnya untuk misalnya Cu dan Mn (14). Cara yang digunakan adalah cara perbandingan dengan suatu pembanding (standard) yaitu disinari dua cuplikan, yang pertama berisi standardnya yang diketahui jumlahnya yang pasti dan yang kedua berisi unsurnya yang dianalisa. Sebelum Radioaktipitasnya dicacah dengan single channel gamma scintillation spectrometer buatan Nuclear Chicago model 132B dengan 2,5 x 2,5 inch Nal kristal (Thallium activated) sebagai detektor, terlebih dulu dilakukan suatu pemisahan Radio Kimia dimana Cu dianalisa sebagai CuS dan Mn sebagai Mn02 sedangkan Na sebagai Na ion dalam larutan setelah dipisahkan dari Cu dan Mn. Untuk perhitungan
(10-24
dipakai
Rumus yang sederhana
yaitu :
jumlch cacahan
per_menit
dalam cuplikan
berat
unsur zat
jumlah cacahan
per-menit
dalam standard
berat
unsur standard
Radio isotop_isotop yang diperiksa %°dlnBeta Radiasi reaksi m barns Mev. Gamma terbentuk CU64 Mn56 Na24 2,9 dalam 0,51 a) 4,5 2,06 1,38 2,75 0,82 0,536 1,39 13,8 1,77 Radioisotop untuk Waktu Energi gamma paroh EC 0,57 Kel dalam impahan jam 2,59 100, 15,0 69,1 100,0 12,8 Unsur _ 0,7 4,2 1,0 cm2) Beta(0,0637) 1,35
a) annihilasi
adalah
sebagai
berikut :
gamma menyusul emisi positron.
PERCOBAAN ditembaki Cuplikan air sebanyak ± 20 ml dalam botol dari polyaethyleen aktor Triga untuk 4 jam lamanya dengan fluks netron ± 1012n/cm2/detik. dengan air yang diperiksa itu ditembaki juga standardnya yaitu larutan CuS04, dan Na2C03 dengan jumlah tertentu.
dalam Re_ Bersamaan Mn(N03)2
Cu:
Kepada 10 ml cuplikan air setelah ditambahkan 1 ml larutan pengemban (carrier) Cu (100 mg/ml) dan setelah dibuat asam dengan asam HCI pekat kemudian Cu diendapkan sebagai CuS setelah dialirkan H2S sampai jenuh (± 15 menit). Setelah dipanaskan, endapan disaring, dicuci dikeringkan, ditimbang dan akhir_ nya dicacah.
Mn:
Dari fjltrat yang telah diendapkan Cu_nya, setelah dipanaskan untuk menghilang_ kan sama sekali sisa H2S-nya dan setelah ditambahkan 1 ml larutan pengemban Mn (10 mg/ml) Mn diendapkan sebagai Mn02 dengan bantuan KCI03 sebagai oksidator. Endapan disaring, dicuci dengan larutan 3 M HN03 hol, aether, kemudian ditimbang lalu dicacah.
Na:
Filtrat setelah
Mn diendapkan
volumenya
dibuat
dibilasi
dengan
sampai tertentu
air,
alko-
lalu dicacah. 49
HASIL-HASIL Kadar
Macam air yang diperiksa dalam p.p.m.
Cu *)
Kadar Na 0,036 0,0019 0,0015 3,~5 0,192 0,370 Mn Kadar dalam dalam p.p.m. p.p.m.
0,065 0,106
1. Air Ieidi ng biasa 0,053
(dari kran)
2. Air suling buatan sendiri (pe_ nyul ing semuanya dari gel as pyrex) 3. Air dwisuling buatan sendiri (penyul ing semuanya dari gelas pyrex dan memakai KMnO 4 dan NaO H)
4.
Air sui ing dari pabrik A (pe_ nyuling dari Cu)
1,39
0,041
0,267
5. Air suling dari pabrik B (penyuling dari Cu dan disimpan dalam botol "Asia")
0,309
0,00
0,680
6. Air dwisuling dari pabrik A (keduakalinya pakai penyuling dari gelas pyrex dan KMnO 4 dan NaOH)
0,167
0,03
3,200
7. Aqua demineral isata brik C.
0,0058
0,0004
0,012
*)Angka_angka
diatas
dari
pa_
adalah
hasil rata_rata.
DrSKUSI
ralisatapun masih mengandung Cu, Mn dan No walaupun dalam jumlah yang sedikit sekali. Yang menyolok ialah air dwisuling buatan sendiri dan dari pabrik A dimana dipakai juga campuran KMnO 4 dan NaOH untuk mengh langkan pyrogen. Ternyata kadar dari Mn dan Na bahkan lebih tinggi dari air suling ya. Sehingga ada kemung_ ini ternyata suling, (beras air IWiSUling dan aqua kinanDalam besar penyelidikan bahwa oleh sesuatu sebab bahwa ion_ion airtersebut I dari KMn04 dan demine_ NaOH) ikut terbawa dalam destilasi. Adalah seksama sekali untuk menyelidiki hal ini lebih lanjut. Bahwa kadar Cu dalam air sui ing dari pabrik A tinggi, mungkin disebabkan oleh karena dipakai alat dari tembaga, tentunya terutama sekali alat pendinginnya, dan di_ ketahui bahwa air suling itu dapat juga "melarutkan'" Cu. Sebaliknya dari pabrik B yang juga alatnya terbuat dari t~baga ternyata kadar Cunya relatip ren<:lah. Air yang diperiksa ini dibeli dalam botol"Asio" dan biasa dipakai untuk air Accu. Kadar Na yang relatip tinggi menurut kami disebabkan oleh pelepasan dari gelas netronnya. Yang menyolok dan dapat diduga semula juga, adalah kadar Cu. Mn dan Na yang relatip kecil sekali dalam aqua demineralisata. Pertanyaan yang timbul tentunya sampai dimana jumlah Cu dan Mn yang sekecil dalam air suling dll. itu masih dapat bekerja sebagai katalisator. Mengenai ini tentu_ nya harus dilakukan percobaan_percobaan tersendiri. Yang jelas ialah bahwa bahkan dalam air suling/air dwisuling masih ada Cu dan Mn walaupun dalam sesepora. Pewarnaanpewarnaan yan; adakalanya timbul dalam larutan injeksi obat_obat tertentu yang dibuat 50
dengan air suling/air dwisuling walaupun sudah diambil tindakan_tindakan pencegahan tertentu, mungkin ado sangkut pautnya dengan adanya logam_logam ini yang dapat be_ kerja sebagai katal isator. Tidak kurang pentingnya ialah pemakaian aqua dest ini sebagai air accu, sebab accu itupun tidak boleh mengandung terlalu banyak legam-Iegam tertentu (diantaranya Mn don Cu) supaya plaat-plaatnya tidak rusak (14). Yang penting dalam hal_hal tersebut diatas tentunya juga mengenai penyimpanan air suling/air dwisuling/aqua demineralisata itu, misalnya penyimpanan dalam botol "Asia" atau pol yethyl een ataupun stainl ess steel tank tidak menambah kadar d:Jri legam_logam tertentu yang lepas dari wadah_wadah itu. Hal ini ada baiknya juga untuk diselidiki lebih lanjut, sebab dalam prakteknya air tersebut disimpan dalam wadah_wadah seperti tadi untuk waktu yang tertentu. RINGKASAN
Telah dilakukan penentuan terhadap sesepora Cu, Mn don No dalam air suling, air dwisuling, baik yang dibuat sendiri maupun Ylllng dari perdagangan, air leiding don aqua demineralisata dengan menggunakan cora pengaktipan netron. SUMMARY
A determination of traces of Cu, Mn and No had been done in own prepared distilled and doubly distilled water and from some factories as well, and in tap_ and demineralized water using the neutron activation analysis technique. DISKUSI
OEI BAN LIANG 1. Apakah analisa tidak mungkin tanpa pemisahan? 2. Dalam pembuatan larutan standard apakah adanya dalam air yang dipergunakan sudah diperhitungkan?
logam_logam
yang ditentukan
Drs. TAN BIAUW SO EN Analisa dapat/mungkin dikerjakan tanpa pemisahan mengingat peak_peak (energi gamma) masing_masing unsur yang berbeda selain itu juga dengan mendasarkan keaktipannya. Apalagi kalau dipergunakan multi channel Analyser, analisa tsb dapat di permudah. 2. Dalam pembuatan larutan standard telah dipakai aqua demineralisasi mengingat kadar dari unsur_unsur yang diselidiki itu ada dalam jumlah yang dapat diabaikan meskipun demikian ini juga mengurangi ketelitian analisa tsb. Sebaiknya memang hal_hal ini lebih diperhatikan dan akan diperhatikan oleh pemrasaran. 1.
HARJOTO Apakah tidak kontaminasi?
mungkin
hasil
Na yang terlalu
tinggi
ini disebabkan
karena
adonya
Drs. TAN BIAUW SOEN Kemungkinan kontaminasi tentunya ada tapi dapat diperkecilfdikurangi dengan me_ makai alat_alat yang netral don segala sesuatu dikerjakan pada kondisi _kondisi yang sama. Memang demikianlah yang kami kerjakan, yaitu dengan memakai alat_alat gelas jenis pyrex, don wadah_wadah untuk sample dan standard ycmg diiradiasi itu terbuat daripada pol yethyl ene. 51