PEMBERIAN TERAPI MICRO WAVE DIATHERMY (MWD) DAN QUADRICEPS EXERCISE (QE) LEBIH BAIK DARI PADA PEMBERIAN TERAPI ULTRASONIK (US) DANQUADRICEPS EXERCISE(QE) TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PENDERITA OSTEOARTHROSIS SENDI LUTUT z)
I Nyoman Suja ). N Adi Putra ). Muh Irfan 1). Mahasiswa program studi fisioterapi fakultas kedokteran Universitas Udayana 2). Program studi Fisioterapi Fakultas kedokteran Universitas Udayana 3). Program studi Fisioterapi universitas Esa Unggul Sujanyomanfisiotx.co.id ABSTRAK Tanda dan gejala yang sering ditimbulkan oleh osteoartrisis adalah ; Nyeri, bersumber dan terjadi pada sinobium, jaringan lunak sendi dan tulang. Kaku sendi, penderita mengalami kesulitan atau kaku pada saat memulai gerakan, tidak mampu menggerakan sendi sampai range of motion penuh. Keterbatasan range of motion, keadaan ini di sebabkan adanya osteofit, penebalan kapsul sendi yang menimbulkan kekauan dan rasa sakit bila digerakan. Kelemahan dan Atropi otot, akibat dari disuse terutama otot pastus medialis, rectus femoris, dan hamstring. Depormitas sendi, biasanya mengarah ke varus ataupun valgus yang pada akhirnya menimbulkan giving way. Di Indonesia prevalensi Osteoathrosis (OA) lutut berada pada kisaran umur 40 – 60 tahun, dengan angka prosentase 69% adalah wanita dan 31% pria. Tujuan terapi OA adalah untuk mnenurunkan rasa nyeri dan untuk memperbaiki fungsi dari sendi. Salah satu terapi fisik yang sering digunakan untuk menangani penderita Osteoarthrosis (OA) adalah intervensi fisioterapi dengan pemberian MWD (Microwave Diatermi) dan QE (Quadriceps Exercise) serta pemberian US (Ultrasonik) dan QE (Quadriceps Exercise). Interfensi ini diberikan kepada kedua kelompok penderita OA lutut sebagai subjek penelitian. Masing-masing kelompok terdiri dari 14 subjek, diberikan perlakuan sebanyak 10 kali, kelompok I dengan MWD dan QE, sedangkan kelompok II dengan US dan QE. Adapun maksud dan tujuan dari pengelompokan ini adalah untuk mengetahui ; apakah intervensi Microwave Diathermy dan Quadriceps Exercise dapat mengurangi nyeri akibat OA lutut? Apakah intervensi ultrasonic dan Quadriceps Exercise dapat mengurangi nyeri akibat OA lutut? Manakah di antara intervensi tersebut yang lebih banyak mengurangi nyeri pada OA lutut? Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil bahwa nyeri akibat OA dapat dikurangi dengan pemberian Diatermi gelombang mikro di kombinasikan dengan penguatan otot quadriceps dan pemberian ultrasonic ditambah latihan penguatan otot quadrisep juga dapat mengurangi rasa nyeri akibat OA, namun yang lebih baik adalah intervensi MWD dan QE di bandingkan dengan US dan QE. Kata kunci : Osteoathrosis (OA), Microwave Diatermi (MWD), Ultrasonik (US), Quadriceps Exercise (QE 1
ABSTRAC Signs and symptoms are often caused by osteoartrisis are: Pain, stems and occur in sinobium, soft tissue and bone joints. Stiff joints, the patient has difficulty or stiffness when initiating movement, unable to move the joints through a full range of motion. The limited range of motion, this situation caused the existence of osteophytes, joint capsule thickening and rigidity that causes pain when moved. Muscle weakness and atrophy, primarily a result of muscle disuse pastus medialis, rectus femoris, and hamstring. Depormitas joints, usually leading to a varus or valgus, which in turn lead to giving way. In Indonesia the prevalence Osteoathrosis (OA) knee in the range of age 40-60 years, with percentage rate of 69% were female and 31% of men. The goal of therapy is to mnenurunkan OA pain and to improve the function of joints. One of the physical therapy that is often used to treat patients with osteoarthrosis (OA) is the provision of physiotherapy intervention MWD (Microwave Diathermy) and QE (quadriceps Exercise) and the provision of the U.S. (ultrasonic) and QE (quadriceps Exercise). This interference is given to both groups of patients with knee OA as a research subject. Each group consisted of 14 subjects, given the treatment as much as 10 times, in group I with MWD and QE, while group II with the U.S. and QE. The intent and purpose of this grouping is to find out: whether the intervention Microwave Diathermy and quadriceps Exercise can reduce pain from knee OA? Is the intervention ultrasonic and quadriceps Exercise can reduce pain due to OA of the knee? Which of these interventions are more reducing pain in knee OA? Having done the research showed that pain due to OA can be reduced by giving microwave Diathermy combined with quadriceps muscle strengthening and provision of ultrasonic plus quadriceps muscle strengthening exercises can reduce pain due to OA, but the better is the MWD and QE intervention in comparison with U.S. and QE.
Key words: Osteoathrosis (OA), Microwave Diathermy (MWD), Ultrasound (U.S.), quadriceps Exercise (QE)
2
1. PENDAHULUAN pengurai sel sinovial. Maka hal ini akan
Ostearthrosis (OA) adalah arthropati yang
bersifat
kronis,
menimbulkan kerusakan pada cartilago
degenerative,
sendi (Hardjono, 2008).
inflamasi yang mengenai semua struktur tulang
lebih lanjut karena pembebanan yang
subkondral maupun membrane synovial (
tidak seimbang pada permukaan sendi akan
Verges 2007)
terjadi peregangan kapsuloligamenter pada
sendi
baik
kartilago
hyaline,
faktor penyebab timbulnya OA antara
satu sisi sehingga terjadi ligament laxity
lain;: Faktor usia, mekanik, metabolism dan
dan pada sisi yang lainakibat penekanan
aktifitas pisik. pada usia lanjut sudah terjadi
yang
proses degenerasi pada seluruh tubuh selain
permukaan sendi, akibat lanjut akan terjadi
itu factor mekanik dan trauma juga
instabilitas dan deformitas sendi dalam
berperan dalam pencetus osteoarthrosis
posisi valgus atau varus (Suyanto Hadi,
(Parmet et al,2003).
2009).
berlebihan
menimbulkan
erosi
pada OA terjadi penebalan tulang sub
Pada rawan sendi tidak mempunyai saraf,
kondral dan meluas menjadi penulangan
sehingga OA sendiri sebetulnya tidak
pada permukaan sendi serta timbul osteofit
menyebabkan
kenyataan
gejala yang timbul adanya kripitasi tulang.
penderita OA sering merasakan adanya
pada permukaan sendi yang rusak terjadi
nyeri, hal ini terjadi bila iritasi oleh hydrop,
serpihan rawan disertai tulang sub kondral
erosi, osteofit ataupun inflamasi mengenai
yang lepas dalam intrakapsula sebagai
jaringan lain seperti; rawan sendi, cairan
korpus liberal atau loose body yang dapat
sendi dan membrana sinovial. Rawan sendi
mengunci
yang mengalami degenerasi akan tampak
blockade (Rowland dan odle, 2009)
pembuluh
darah
atau
nyeri,
susunan
tetapi
yang
Osteoarthosis
suram, tidak kenyal dan rapuh (Wikipedia,
menimbulkan
akan
joint
menimbulkan
gejala : nyeri, kaku sendi, keterbatasan
2009). Pada
osteoarthrosis
akan
gerak sendi, kelemahan otot dan atropi otot
terjadi
deformitas
peningkatan suhu normal sendi, dimana o
o
sendi.
keadaan
ini
akan
pada keadaan normal suhu sendi 32 -34 ,
menimbulkan instabilitas yang mengarah
sedangkan dengan peningkatan suhu sendi
ke giving way (lane,2009)
antara
37-38o
akan
peningkatan aktifitas
Fisioterapi
menyebabkan
sebagai
bagian
dari
profesi kesehatan yang bidang geraknya
enzim collagenesis
guna
(pengurai collagen) yang terbentuk dari 3
meningkatkan,
memelihara,
memulihkan kemampuan fungsional dan gerak pasien sepanjang daur kehidupan sebagaimana tercantum dalam WCPT 1999
Berdasarkan
data
diatas
maka
di Yokohama, sehingga fisioterapi sangat
rumusan pertanyaan dapat disusun sebagai
berperan dalam mengatasi gangguan gerak
berikut :
dan fungsional,
1. Apakah pemberian terapi Mikro Wave
menurunkan nyeri serta
memelihara dan meningkatkan range of
Diatermi
motion sendi lutut pada penderita OA.
Exercise (QE) dapat mengurangi rasa
Untuk khususnya
mengatasi nyeri
,
permasalahan
banyak
(MWD)
dan
Quadriceps
nyeri pada penderita OA lutut.
modalitas
2. Apakah pemberian terapi Ultrasonik
fisioterapi yang bisa dimanfaatkan antara
(US) dan Quadriceps Exercise (QA)
lain; Micro Wave Diathermi (MWD),
dapat mengurangi rasa nyeri pada
Ultrasonic (US), terapi latihan khususnya
penderita OA sendi lutut.
Quadriceps Exercise (QE).
2
MATERI DAN METODE A. Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan adalah
MWD dan QE serta pemberian US dan QE
Two group Pre & Post Test design yang
dapat mengurangi rasa nyeri pada penderita
bertujuan untuk mengetahui pemberian
OA lutut.
O1
A.
P
P1
O2
S NR
O3
O4 P2
Dimana :
O2 = Nyeri Sesudah intervensi kelompok
P
perlakuan I
= Populasi
NR = Non Random
O3 = Nyeri sebelum intervensi kelompok
S
perlakuan II
= Sampel
O1 = Nyeri Sebelum intervensi kelompok
O4 = Nyeri sesudah intervensi kelompok
perlakuan I
perlakuan II 4
P1 = Kelompok Perlakuan I (MWD dan Q
P2 = Kelompok Perlakuan II (US dan Q E)
E)
B. Subjek penelitian adalah berjenis
semua
kelamin
penderita
perempuan
OA
described in terms of such damage.
dengan
(IAPS 200)
assesment fisioterapi menunjukkan adanya
Nyeri merupakan sesuatu yang sangat
OA lutut unilateral maupun bilateral
personal hanya penderita sendiri yang tahu
dengan batasan umur 50-65 tahun yang
betapa berat dan tidak enaknya keluhan
berobat ke unit fisioterapi BRSU Tabanan
itu. Nyeri adalah salah satu akibat dari
sebagai tempat penelitian dari bulan Mei-
osteoarthrosis, yang sangat berpariasi
Sebtember 2012. dengan besar sampel 28
dalam hal kwalitas, berat dan sifatnya.
orang dengan tehnik pengambilan sampel non
Visual Analoque Scale (VAS) adalah
dikelompokkan
suatu cara pengukuran nyeri, terdiri
menjadi 2 kelompok penderita OA dengan
dari sebuah garis lurus yang horizontal
perlakuan I yaitu pemberian modalitas
sepanjang
MWD dan QE, sedangkan
perlakuan II
pembagian skala. cara pengukuran
diberikan modalitas US dan QE. Dengan
derajat nyeri dengan menunjukkan satu
keteria : pasien OA lutut berjenis kelamin
titik pada garis skala nyeri (0------------
secara
purposive
random,
sampling
kemudian
dan
perempuan, pada lutut unilateral/bilateral, umur
antara
50-65
tahun,
diberi
10 menunjukkan nyeri yang tidak tertahan.
non weight bearing, bersedia menjadi menanda
yang
tidak adanya rasa nyeri, sedang angka
berturut-turut, tidak ada nyeri pada saat
dan
cm
------10). Awal garis menunjukkan
bersedia
mengikuti perlakuan selama 10 kali secara
sample
10
tangani
D.
informedconsent.
Analisis
Dalam menganalisis data yang diperoleh,
C.
maka peneliti menggunakan beberapa uji
Parameter
statistik ;
Beberapa pemahaman tentang nyeri
1.
salah satunya :
Uji
statistik
deskriptif
untuk
menganalisis data tentang karakteristik
Pain is an unpleasant sensory and
yang didapatkan dari hasil penelitian
emotional experience associated with
seperti umur, tinggi badan, berat badan
actual or potential tissue damage, or
dari tiap sample. 5
2.
Uji
normalitas
data
dengan
a.
Subjek
orang
orang), untuk mengetahui sebaran data
berpartisipasi dalam penelitian. Pengambilan
terdistribusi normal atau tidak. Apabila
sampel diperoleh melalui asuhan visoterapi
nilai signifikansi lebih besar dari
dimana sebelum di lakukan interpensi terlebih
(p>0,05), maka data terdistribusi normal.
dahulu
3.
menggunakan
Uji
homogenitas
data
dengan
OA
dilakukan
sendi
lutut
28
Saphiro Wilk Test (sampel kurang dari 30
0,05
penderita
PenelitianTerdapat
yang
pengukuran
metode
VAS.
nyeri Dalam
Leven’s test, untuk mengetahui sebaran
pelaksanaannya sampel dibagi menjadi 2
data bersifat homogen atau tidak. Apabila
kelompok perlakuan, kelompok perlakuan 1
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (P
diberikan MWD dan QE dengan sampel 14
> 0,05), maka data bersifat homogen.
orang, kelompok perlakuan 2 diberikan US dan
4.
Analisis komparabilitas :
QE dengan jumlah sampel 14 orang, batasan
a.
Jika data dinyatakan berdistribusi
umur sampel 50 sampai 65 tahun. selajutnya
normal maka menggunakan uji parametric
seluruh sampel
atau Paired sample t-test dan dilakukan
menurut umur, tinggi badan, berat badan, dan
apabila ada perbedaan hasil sesudah
lokasi OA sisi sendi lutut.
perlakuan antara kelompok perlakuan I dan
1. Subjek Penelitian Berdasarkan Umur
perlakuan II. b.
dilakukan identifikasi data
Pada kelompok I dengan umur < 55 tahun
Jika data berdistribusi tidak normal
berjumlah 4 subjek dengan prosentase
maka digunakan uji non parametric atau
28,6%, umur antara 55 sampai 60 tahun
Wilcoxon match pair test, dilakukan apabila
berjumlah 5 subjek dengan prosentase
ada perbedaan hasil sebelum dan sesudah
35,7% dan umur >60 tahun berjumlah 5
perlakuan pada kedua kelompok perlakuan.
subjek dengan prosentase 35,7%. Dengan
Mann-whitney U test, dilakukan apabila ada
rata-rata umur subjek 59,1 tahun. Pada
perbedaan hasil sesudah perlakuan antara
kelompok II umur < 55 tahun berjumlah 3
kelompok perlakuan 1dengan kelompok
subjek dengan prosentase 21,4%, umur
perlakuan2.
antara 55 sampai 60 tahun berjumlah 6
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
subjek dengan prosentase 37,7% dengan
A.
rata-rata umur 59,4 tahun. seperti dalam
Hasil
tabel dibawah. Umur <55 55-60 >60 Jml
6
klp I Jml 4 5 5 14
% 28,6% 35,7% 35,7% 100%
klp II Jml 3 6 5 14
% 21,4% 42,9% 35,7% 100%
2. Subyek Berdasarkan Tinggi Badan
3. Subyek Penelitian berdasarkan Berat Badan
Pada ada kelompok I tinggi badan <160
Pada kelompok I dengan berat badan
cm berjumlah 5 orang dengan prosentase
<55
35,7%, tinggi badan antara 160--165 cm
prosentase 21,4%, berat badan antara 55-60 55
berjumlah 5 orang dengan prosentase
kg sebanyak 4 orang dengan prosentase
35,7% dan >165 cm berjumlah 4 orang
28,6% sedangkan berat badan >60 Kg
dengan prosentase 28,6%, dengan rata rata-rata
sebanyak 8 subyek dengan prosentase
tinggi badan 162 cm. Pada kelompok II
57,2% dengan berat badan rata-rata rata 61,2kg.
tinggi badan < 160 cm berjumlah 2 orang
Pada kelompok II, berat badan <55 Kg
dengan prosentase 14,2%, antara 160 160-165
berjumlah 3 subjek dengan prosentase
cm berjumlah 6 orang dengan gan prosentase
21,4%, berat badan antara 55-60 55 Kg
42,9% sedangkan tinggi badan > 165 cm
berjumlah 4 subjek jek dengan prosentase
berjumlah 6 orang dengan prosentase
28,6% sedangkan berat badan > 60 kg
42,9% dengan rata-rata rata tinggi badan 163,6
sebanyak 7 subjek dengan prosentase
cm. Seperti dalam tabel dibawah.
50,0% dengan rata-rata rata berat badan 60,6 kg.
Tinggi Badan <160 160-165 >165 Jml
Klp I Jml 5 5 4 14
Jml 2 6 6 14
berjumlah
2
% 14.2% 42.9% 42.9% 100%
Berat Badan <55 55 – 60 >60 Jml
Klp I Jml 2 4 8 14
% 14.2% 28.6% 57.2% 100%
200 150
Kelompok I Kelompo…
100 50 0 Umur
orang
dengan
Seperti tabel dibawah ini.
Klp II
% 35.7% 35.7% 28.6% 100%
kg
Tinggi Badan
Berat Badan
Grafik Distribusi data berdasarkan karateristik Umur, Tinggi Badan, dan Berat Badan
7
Klp II Jml 3 4 7 14
% 27.4% 28.6% 50.0% 100%
4.
Subyek Berdasarkan Lokasi OA
b.
Keadaan Awal Subjek Penelitian
Pada kelompok I yaitu OA lutut kanan
Kondisi awal nilai VAS sebelum
berjumlah 8 orang dengan prosentase 57,1%,
perlakuan pada kelompok I didapatkan
dan OA pada lutut kiri berjumlah 6 orang
rerata sebesar 76,28 dengan nilai minimum
dengan prosentase 42,9%. Sedangkan Pada
67 dan nilai maximum 87. Sedangkan pada
kelompok II yaitu OA pada lutut kanan
kelompok II didapatkan rerata sebesar 74
berjumlah 7 orang dengan prosentase 50%,
dengan nilai minimum 63 dan nilai
dan OA pada lutut kiri berjumlah 7 orang
maximum 83.
dengan prosentase 50%.. Seperti tabel berikut
Tabel Data Nilai VAS Sebelum
ini. Lokasi OA Kanan Kiri Jumlah
MWD dan QE (klp l) Jml 8 6 14
% 57,1% 42,9% 100%
Perlakuan
US dan QE (klp ll) Jml 7 7 14
% 50,0% 50,0 % 100%
Nilai
Kelompok l
Kelompok ll
Rerata SD Def Nilai Minimum Nilai Maximum
76,28 6,6728 67 87
74,00 6,2017 63 83
8 6 4 2 0
c. 1.
Data nilai VAS sesudah perlakuan akuan dapat
Analisis Data Analisis Deskriptif
dilihat dalam Tabel berikut;
Nilai VAS sesudah perlakuan pada
Tabel Data Nilai VAS Setelah Perlakuan Perlakua Nilai Rerata SD Def Nilai Minimum Nilai Maximum
kelompok I didapatkan rerata sebesar 43,93 dengan nilai minimum 26 dan nilai maksimum 63. Sedangkan pada kelompok II didapatkan rerata sebesar 48,22 dengan nilai minimum 33 dan nilai maksimum 61.
8
Kelompok l
Kelompok ll
43,93 11,9966 26 63
48,22 8,4049 33 61
2. Analisis Statistik
Sehingga data berdistribusi normal. untuk
a. Uji normalitas data kelompok I
pengujian
selanjutnya
menggunakan
Uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk
statistik parametri paired sampel t test.
Test didapatkan nilai awal p = 0.946 dan
Hasil uji normalitas data nilai VAS
nilai akhir p = 0.958 yang berarti p > 0,05.
kelompok I dapat dilihat dalam Tabel Homogenitas dengan levene’s test P Kelompok Data 0.453 Sebelum 0.183 Sesudah
Shapiro-WilkTest Nilai VAS awal Nilai VAS akhir
Statistik
Df
Sig
0,946 0,958
14 14
0,500 0,685
;
c.
Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan uji
Uji normalitas data kelompok II dengan
paired sampel t test untuk uji beda antar
Shapiro-Wilk test didapatkan nilai awal p =
nilai VAS awal dengan nilai VAS akhir
0.951 dan nilai akhir p= 0.966 yang berarti
pada kelompok I dan uji beda antara nilai
p> 0.05 sehingga berdistribusi normal.
VAS awal dengan nilai VAS akhir pada
Untuk pengujian selanjutnya menggunakan
kelompok II. Selanjutnya uji independent t
statistik parametrik yaitu paired sampel t
test digunakan untuk uji beda nilai VAS
test. Hasil uji normalitas data nilai VAS
akhir kelompok I dengan nilai VAS akhir
kelompok II dapat dilihat dalam Tabel
kelompok II. 1) Uji Hipotesis Nilai VAS Kelompok
berikut;
I Hasil uji beda nilai VAS sebelum
Shapiro-wilk Test Statistik Df Sig Nilai VAS awal Nilai VAS akhir
0,951
14
0,579
0,966
14
0,814
dan
sesudah
perlakuan
pada
kelompok I diperoleh nilai p= 0,000 yang berarti p < 0.05 sehingga ada perbedaan nilai VAS yang
b. Uji Homogenitas data menggunakan
didapatkan
untuk
levene’s
kelompok
sebelum
dan
sesudah pemberian MWD dan QE.
Uji Homogenitas Data dilakukan dengan
bermakna
test
Hal ini berarti pemberian MWD
data
dan
QE
berpengaruh
pada
p=0,453
pengurangan nilai VAS. Hasil uji
(p>0,05), yang berarti data bersifat
beda kelompok I dapat dilihat
homogen. Pada kelompok data sesudah
dalam Tabel berikut;
sebelum
perlakuan
nilai
perlaukan didapatkan nilai p=0,183 VAS post perlakuan- VAS pre perlakuan 0,000 Sig (2-tiled)
(p>0.05), yang berarti data bersifat homogen. Hasil uji Homogenitas Data dapat dilihat pada Tabel berikut; 9
2) Uji Hipotesis Nilai VAS Kelompok II
VAS post kelompok Ikelompok II
Hasil uji beda dengan nilai VAS
Asym. Sig(2-tiled) 0,000
sebelum dan sesuadah perlakuan pada
Nilai VAS rerata sebelum dan sesudah
kelompok II diperoleh nilai p=0.000 yang
perlakuan pada kelompok I dan kelompok
berarti p<0.05 sehingga ada perbedaan nilai
II. Pada kelompok I selisih rerata sebelum
VAS awal dan akhir pada kelompok II (US
dan setelah perlakuaan sebesar 32,36 (dari
dan QE). Hasil uji beda kelompok II dapat
76,29 menjadi 43,93) sedangkan pada
dilihat dalam tabel berikut;
kelompok II selisih rerata sebelum dan
Tabel Uji Beda Nilai VAS kelompok II
sesudah
VAS post perlakuan- VAS pre perlakuan
74,00
Sig (2-tiled)
0,000
perlakuaan menjadi
sebesar
48,22).
25,78(dari
Jadi
dapat
disimpulkan bahwa kelompok I (MWD dan QE) lebih banyak pengurangan nilai VAS
3) Uji Hipotesis Nilai VAS Akhir Antara
pada OA lutut dari pada kelompok II (US
Kelompok I dan II
dan QE). Selisih
Hasil perbandingan nilai VAS akhir
nilai rerata VAS antara kelompok I dan
antara kelompok I dengan kelompok II
kelompok II dapat dilihat dalam Tabel
diperoleh nilai p=0.000 yang berarti p<0.5
berikut;
sehingga ada perbedaan pengaruh yang
Tabel Perbedaan Rerata Nilai VAS
bermakna antara intervensi MWD dan QE
pre- post test Kedua Kelompok
dengan US dan QE dimana MWD dan QE maknanya lebih baik dari pada US dan QE. Hasil uji beda nilai VAS akhir kelompok I dengan kelompok II dapat dilihat dalam
Kelompok I Kelompok II
Tabel berikut;
10
Rerata VAS Pre test
Rerata VAS Post test
Perbedaan Rerata pre testpost test
76,29
43,93
32,36
74,00
48,22
25,78
pengurangan nyeri pada akhir Intervensi,
B. Pembahasan Deskripsi sampel pada penelitian ini
melalui mekanisme sebagai berikut ;
terdiri atas kelompok perlakuan I memiliki ·
rerata umur 59,1 tahun, pada kelompok
MWD à Energi Hangat à Vaso
perlakuan II rerata umur 59,4 tahun.
Dilatasi Pembuluh Darah Arteri dan
Berdasarkan
badan
venaà Suplai Darah à Metabolisme
diperoleh nilai pada kelompok perlakuan I
Meningkat à Nutrisi dan O2 Meningkat
162,0 cm pada kelompok perlakuan II 163,6
à
cm.
(Anjela BM Tulaar, 2009).
karakteristik
tinggi
Berdasarkan berat badan diperoleh ·
rerata kelompok perlakuan I 61,2 kg pada
Elastisitas
Jaringan
Meningkat
QE à Kontraksi Otot à Proses
kelompok perlakuan II 60,6 kg. Dari
Metabolisme Meningkat à Kekuatan
deskripsi tersebut menunjukkan bahwa OA
Otot Meningkat à Stabilitas Sendi
lutut memiliki keterkaitan resiko pada lanjut
Meningkat à Tekanan Pada Sendi Lutut
usia dan kelebihan berat badan, namun unsur
Terespon à ROM Meningkat à ADL
tinggi badan relatif tidak menggambarkan
Meningkat
kecenderungan tertentu.
meningkat.
Berdasarkan deskripsi sampel menurut
à
Produktifitas
Px
Di Surakarta dalam penelitiannya yang
sisi sendi yang terserang OA menunjukkan
membedakan
bahwa sampel penelitian sisi kanan pada
Diathermy
kelompok perlakuan I sebanyak 8 orang
quadriceps dengan Transcutaneus Electrical
(57,1%) dan sisi kiri 6 orang
(42,9 %),
Nerve Stimulation (TENS) dan isometrik
Sedangkan pada kelompok perlakuan II sisi
quadriceps terhadap penurunan nyeri pasien
kanan sebanyak 7 orang ( 50,0 %) dan sisi
osteoartritis lutut didapatkan hasil yang
kiri 7 orang (
sama. Dwidayani A, (2008)
memberikan
50,0%), Hal tersebut
gambaran
bahwa
dalam
pemberian (MWD)
Penelitian
yang
Micro dan
Wave
isometrik
dilakukan
oleh
penelitian ini, sisi sendi lutut yang terserang
Dixon J. et al, (2002) dalam penelitian yang
tidaklah mempengaruhi aspek penilaian
berjudul “ Quadriceps and hamstring force
Hasil
penelitian
tersebut
akan
development in patients with osteoarthritis
menjawab rumusan pertanyaan sebelumnya
of the knee “ yang dimuat dalam abstracts
dengan penjelasan sebagai berikut :
14th International WCPT Conggress 2003 di
1. Hipotesis 1. Intervensi mikro wave
Australia mendapatkan hasil peningkatan
diatermi dan quadriceps exercise epektif
yang
dalam mengurangi nyeri akibat osteoartrosis
nyeri,kualitas hidup dan fungsional berjalan
sendi lutut. Pada penelitian kelompok I
pada pasien dengan OA lutut.
dengan Intervensi MWD dan QE terjadi 11
bermakna
terhadap
pengurangan
Hipotesis 2.
rawan memberbaiki kekuatan dan fungsi
Intervensi
ultrasonik
quadriceps
jaringan sekitar sendi seperti capsul sendi,
exercise efektif dalam memngurangi nyeri
ligamen, tendon yang sering rusak akibat
akibat
adanya Osteoarthrosis (The University Of
Osteoartrosis
dan
sendi
lutut.
Pada
penelitian kelompok II dengan intervensi US
Melbourne, 2007).
dan QE terjadi pengurangan nyeri pada akhir
Jadi Interfensi MWD dan QE serta US dan
intervensi, hal ini dapat dijelaskan sebagai
QE dapat menurunkan rasa nyeri sehingga :
berikut : · US
à
Massage
Pengaruh à
Mekanik/Micro
Permiatibilitas
Otot
·
Meningkatkan kualitas hidup
·
memperbaiki kualitas kerja
·
Aktifitas sehari-hari lebih baik.
Meningkat à Metabolisme Meningkat à Nyeri Menurun
4. SIMPULAN DAN SARAN
· US à Pengaruh Thermal à Rasa Hangat
A. Simpulan
(Jaringan interface) à Aktifitas Sel dan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
Meningkat à Supplay
pembatasan diatas dapat disimpulkan bahwa
Nutrisi O2 Meningkat à Nyeri Menurun
; (1) Intervensi mikro wave diatermi dan
· US à Pengaruh Biologis à Sirkulasi
quadriceps exercise dapat mengurangi nyeri
Darah Meningkat à Relaksasi Otot
pada kondisi osteoarthrosis sendi lutut, (2)
Meningkat à Nyeri Menurun
Intervensi
Vaso Dilatasi
· QE
à
Kekuatan
Otot
ultrasonik
dan
quadriceps
Quadreceps
exercise dapat juga mengurangi rasa nyeri
Meningkat à Stabilitas Sendi Meningkat
akibat osteoarthrosis sendi lutut, (3) Hasil
à Sirkulasi Darah Meningkat à Nutrisi
analisis data menunjukan bahwa kelompok
Ke Tulang Rawan Meningkat à Fungsi
perlakuan I (Intervensi MWD dan QE)
Jaringan Sekitar Sendi Meningkat
bermakna menurunkan rasa nyeri secara signifikan dan kelompok perlakuan II
Ultrasonik yang diberikan pada dosis 1,5
(Intervensi US dan QE) juga memberikan
watt/cm2
continus
hasil bermakna dalam hal menurunkan rasa
efektif untuk mengurangi nyeri karena
nyeri tetapi setelah uji beda degan mann
Osteoarthrosis Sendi Lutut (Hacker dan
whitney ternyata kelmpok perlakuan I lebih
Lunderberg, 2003).
besar angka rata-rata penurunan nyeri dari
Manfaat latihan penguatan otot Quadriceps
pada kelompok perlakuan II sehingga
adalah memperbaiki stabilitas sendi lutut,
intervensi US dan QE dapat dijadikan
mengurangi nyeri, memperlancar sirkulasi
alternatif yang tidak diragukan dalam hal
darah sekitar persendian dan nutrisi tulang
pengurangan rasa nyeri osteoarthrosis. Jadi
dengan
gelombang
12
implikasi
Mikro
Quadriceps
Wave
Exercise
Diatermi
secara
tepat
dan
5. Secara aplikatif sebaiknya diinstitusi
dan
kesehatan
lain
juga
melakukan
adekwat dapat mengurangi nyeri akibat
penelitian yang sama/multi center.
osteoarthrosis sendi lutut sehingga dapat
Di akhir penelitian ini Penulis
digunakan sebagai suatu tehnik terpilih yang
sangat berterimakasih kepada semua
aman dan efektif.
penderita yang menjadi subjek penelitian ini secara sukarela, tanpa partisipasi dari mereka tulisan ini tidak pernah ada.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Kepada
sejawat
fisioterapis
DAFTAR PUSTAKA
untuk
American College of Rheumatologi (ACR), 2008, Recommendation for Medical Management of the Knee & Arthritis and Reumatism, IRA Jakarta, 1905-15. Anjela BM Tulaar, 2009, Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik, FKUI RSCM, Modalitas Terapi Fisik dan Aquatik Arikunto 2005, manajemen penelitian, Bineka Cipta Jakarta. Anonim,2007,Osteoarthrosis and Cartilage ,Osteoarthrosis Research Society International/ORSI, Kumpulan Makalah Temu Ilmiah Rematologi,IRA Jakarta, iii. Dixon J at all 2002, Quadriceps and Hamstring Force Development in Pations with Osteoarthrosis Of the Knee, Abstracts 14 th International WCPT Congres Dwidayani A,2008, Perbedaan pengaruh Intervensi MWD dan Isometrik Quadriceps dengan TENS dan Isometrik Quadriceps terhadap penurunan rasa nyeri (tidak di publikasikan). Hadi S, 2009, Perubahan Rawan Sendi Pada Usia Lanjut dan Osteoarthrosis, Temu Ilmiah Reumatologi, IRA Jakarta, 27-9. Haker and Lunderberg, 2005, Ultrasonik Therapiutic Of The Knee Pain.
senantiasa meningkatkan keterampilan dengan mempelajari tehnik terapi yang aman,
efektif
dan
efisien
dengan
dilandassi pemahaman anatomi fisiologi serta pathologi yang lebih dalam untuk meningkatkan mutu pelayanan fisioterapi kepada pasien, 2. Didalam
mengaplikasikan
metode
fisioterapi kepada pasien diharapkan menggunakan
instrumen
pengukuran
sebagai salah satu cara untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu metode dan melakukan dokumentasi sebagai bahan evaluasi. 3. Pengunaan terapi mikro wave diatermi dan
quadriceps
exercise
dalam
menurunkan nyeri akibat osteoarthrosis sendi lutut merupakan salah satu tehnik terapi terpilih. 4. Untuk
penelitian
digunakan
sampel
lebih yang
lanjut lebih
banyak.
13
Hamra MY,Kertia N.2009, Kontroversi Diacethin Sebagai Terapi Terbaru Osteoarthritis, Temu Ilmiah Reumatologi, IRA Jakarta, 102-5 Harjdjono J, 2008, Nyeri Muskuloskletal Materi Kuliah, UIEO Jakarta Heru PK, 2009, Nyeri secara umum dan oteoarthrosis, sendi lutu dari aspek medis Fisioterapi, Surakarta 40-1. IAPS, 1999, Pain Clinical Update, International Association For the Study Of Pain, Vol VII, Issue 1. IRA. 2004, Osteoarthritis of the Hip and Knee, Laporan Temu Ilmiah Rematologi, IRA Jakaerta, 204.
Parmet S. Lyam C, 2003, Osteoarthritis of The Knee, Jama,1068. The University Of Melbourne, 2007, Osteoarthrosis and Exercise Bather Health Channel, State Of Victoria. Verges, 2007, What’s New in Osteoarthritis ?, Sysadoa Clinical Review, First Congress of Food Supplements, Java Center Belgrade, 103. Wikipedia, 2008, The Free Encyclo,Kumpulan Makalah Rematologi,IRA Jakarta,102. Wolf J.M.A. Mens, 1999, Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh, Housten, Bohn Stafleu Van Loghum.
Lane N.E, 2004, Osteoarthritis of the Hip and Knee, Laporan Temu Ilmiah Rematologi, IRA Jakarta 204. Notoatmojo, 2006, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta Jakarta.
14