PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MTsN MODEL SE KALIMANTAN SELATAN Oleh: Nurjannah Rianie* Abstrak Pemberdayaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar tidak terlepas dari keberadaan gedung yang refresentatif. Yakni perpustakaan yang memiliki gedung sendiri yang tidak menyatu dengan gedung belajar ataupun gedung lainya. Petugas perpustakaan sebagai bagian dari pemberdayaan perpustakaan sebagai sumber belajar semestinya memiliki kualifikasi pendidikan yang relevan yakni D3 Perpustakaan dan sudah selayaknya status mereka ditingkatkan menjadi PNS sehingga dengan kemapanan para petugas perpustakaan tersebut semakin mendukung profesionalisme mereka dalam mengelola perpustakaan sebagai sumber belajar. Koleksi buku perpustakaan setiap tahun semestinya dievaluasi kembali untuk dilengkapi dan ditambah sehingga memenuhi keperluan para pelanggan sekolah khususnya guru-guru dan murid. Pelayanan perpustakaan sebagai bagian dari pemberdayaan perpustakaan sebagai sumber belajar pada dasarnya melihat situasi dan kondisi baik dengan sistem terbuka dan tertutup atau keduanya. Demikian pula kerjasama antara guru dan petugas perpustakaan merupakan sebuah kekuatan dalam memberdayakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar. Kata Kunci: Pemberdayaan, dan Belajar
Perpustakaan,
Sumber
* Penulis adalah Dosen Tetap pada Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin.
147
148 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 A. Latar Belakang Masalah Dalam dua dekade terakhir ini perpustakaan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sekolah/madrasah, karena perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran di sekolah/madrasah. Hal ini seperti tertuang dalam UU RI No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab XI pasal 35 ayat 1 “dalam penyelenggaraan pendidikan diperlukan, sarana dan prasarana yang meliputi ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran”. Perpustakaan merupakan suatu unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruang khusus dan kumpulan koleksi sesuai dengan jenis perpustakaannya.1 Setiap perpustakaan diselenggarakan dengan maksud dan tujuan tertentu, tergantung jenis perpustakaan. Undang-Undang No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab VII pasal 20 menyebutkan bahwa jenis-jenis perpustakaan terdiri atas Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Umum, Perpustakaan Sekolah/Madrasah, Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Perpustakaan Khusus. Perpustakaan sekolah/madrasah diselenggarakan dengan tujuan utama sebagai sumber belajar yang merupakan bagian yang integral dari sekolah/madrasah yang bersangkutan, pusat penelitian, pusat membaca dan pusat belajar agama Islam.2 Perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan ide-ide agar siswa bisa eksis di dalam masyarakat yang berbasis teknologi dan informasi, seperti yang terjadi sekarang. Perpustakaan sekolah membekali siswa dengan keterampilan belajar seumur hidup (life
1
Forum Kajian Budaya dan Agama (FKBA), Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Madrasah, (Yogyakarta: FKBA, 200), h. 1. 2 Lembaga Pemberdayaan Perpustakaan dan Informasi (LPPI) dan BEP Depag RI, Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Madrasah, (Yogyakarta: BEP (Basic Education Project) Depag, 2001), h. 7-8.
Nurjannah Rianie, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah ...
149
long learning) dan membangun imajinasi, mempersiapkan siswa agar bisa menjadi warga negara yang bertanggung jawab.3 Dari berbagai pernyataan di atas, jelaslah bahwa pemberdayaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar adalah sebuah keharusan. Namun, pada kenyataannya, kondisi perpustakaan madrasah pada saat ini belum begitu menggembirakan. Direktur Madrasah dan Pendidikan Agama (Mapenda) Departemen Agama Republik Indonesia pada Seminar Nasional di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Agustus 2006 menyebutkan bahwa jumlah perpustakaan madrasah di Indonesia sangat jauh dari memadai. Madrasah Aliyah yang memiliki perpustakaan yang layak hanya 35,95% dari jumlah 2.053 perpustakaan MA. Madrasah Tsanawiyah yang memiliki perpustakaan yang layak hanya 24,1% dari 4.772 perpustakaan MTs. Madrasah Ibtidaiyah yang memiliki perpustakaan yang layak angkanya lebih kecil lagi 10,5% dari jumlah 5.812 perpustakaan MI.4 Menurut Sugiyanto yang dikutip oleh Saiful Haq, perpustakaan madrasah menghadapi berbagai masalah antara lain terbatasnya ruang, koleksi, petugas dan promosi.5 Berbagai permasalahan di atas telah menarik perhatian, baik dari masyarakat maupun pemerintah. Departemen agama misalnya, melalui proyek pendidikan dasar atau BEF (Basic Education project) telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan madrasah, termasuk peningkatan perpustakaan sebagai sarana pendidikan. Salah satu hasil dari proyek tersebut adalah apa yang disebut “madrasah model”. Madrasah model bukan madrasah baru. BEP 3
Anis Masruri (ed.), Coursepack on School/Teacher Librarianship (Kumpulan Artikel tentang Perpustakaan Sekolah/Guru Pustakawan), (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga , 2006) , h. 9. 4 Rizal Saiful Haq dkk, Perpustakaan dan pendidikan: Pemetaan Peran serta perpustakaan dalam proses belajar mengajar, (Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, 2007), h. 41. 5 Ibid. h. 43.
150 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 hanya mentransformasi madrasah yang sudah ada menjadi madrasah model, yaitu madrasah yang diharapkan menjadi madrasah satelit yang akan membantu peningkatan kualitas madrasah lain di sekitarnya.6 Seiring dengan hal ini, di Kalimantan Selatan berdasarkan data sementara ada 4 MTsN Model yakni MTsN Model Banjarmasin, MTsN Model Martapura, MTsN Model Barabai serta MTsN Model Amuntai. Mengingat ciri khas utama MTsN Model salah satunya adalah pemberdayaan perpustakaan sebagai sumber belajar, maka dalam hal ini amat menarik untuk diteliti lebih jauh lagi bagaimana sebenarnya konsep ideal perpustakaan yang dilaksanakan pada MTsN Model di Kalimantan Selatan dalam rangka memberdayakanya sebagai sumber belajar sehingga benar-benar bisa menjadi percontohan dan model bagi MTsN dan MTs lain khususnya yang terdapat di Kalimantan Selatan. Berdasarkan kondisi dan kenyataan tersebut akhirnya penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul: Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Pada MTsN Model Se Kalimantan Selatan. Menurut pandangan penulis, penelitian ini sangat perlu untuk dilakukan mengingat pemberdayaan sekolah dan keberadaan perpustakaan sekolah sebagai jantung dari sebuah lembaga pendidikan. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana gedung perpustakaan dalam pemberdayaan perpustakaan sebagai sumber belajar pada MTsN Model Se Kalimantan Selatan? 2. Bagaimana petugas perpustakaan dalam pemberdayaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar pada MTsN Model Se Kalimantan Selatan? 3. Bagaimana koleksi perpustakaan dalam pemberdayaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar pada MTsN Model Se Kalimantan Selatan?
6
Ibid. h. 44
179
178 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 Keagamaan Pendidikan dan Dakwah, Vol. 3 No.2 JuliDes 2007. Lasa HS, Membina Perpustakaan Madrasah dan Sekolah Islam, Yogyakarta, Adicita Karya Nusa, 2002. Lembaga Pemberdayaan Perpustakaan dan Informasi (LPPI) dan BEP (Basic Education Project) Depag RI, Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Madrasah, Yogyakarta: BEP Depag, 2001. Maman Achdiat, Dana Re, 1986, Mengajar Yang Efektif, (Brosur), Bidang Pendidikan Guru, Bandung: Kanwil Depdikbud Jabar, 1994. Masruri,
Anis, (ed.), Coursepack on School/Teacher Librarianship (Kumpulan Artikel tentang Perpustakaan Sekolah/Guru Pustakawan), Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, 2006.
Seels, B.B. dan Glasgow, Exercises in Instructional Design. Columbus: Merril Publishing Company, 1990. Sinaga, Dian, Mengelola Perpustakaan Sekolah, Bandung, Kiblat Buku Utama, 2007. Suhendar, Pawit M. Tusuf dan Yaya, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Jakarta, Prenada Media Group, 2007. Suherman, Perpustakaan sebagai Jantung Sekolah, Bandung, MQS Publissing, 2009. Surya, Moh, Suara Daerah. No. 201, Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum dengan Menggunakan Pendekatan CBSA, 1987. Usman, Muh. Uzer, Dedaktik Metodek Umum, Bandung, 1985. ____________, Menjadi Guru Profesional, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, 2005.
Nurjannah Rianie, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah ...
151
4. Bagaimana Layanan perpustakaan dalam pemberdayaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar pada MTsN Model Se Kalimantan Selatan? 5. Bagaimana Kerjasama antara Guru dan petugas perpustakaan dalam pemberdayaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar pada MTsN Model se Kalimanatan Selatan? C. Definisi Operasional Pemberdayaan perpustakaan sebagai sumber belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini meliputi: Gedung perpustakaan yaitu ruang atau gedung yang dijadikan perpustakaan, Petugas perpustakaan (dalam hal ini Pustakawan atau Guru Pustakawan), koleksi perpustakaan, Layanan perpustakaan yang antara lain meliputi layanan Sirkulasi dan layanan referensi, dan Kerjasama antara Guru dan petugas perpustakaan dalam pemberdayaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar pada MTsN Model Se Kalimantan Selatan yang terdiri dari MTsN Model Banjarmasin, MTsN Model Pelaihari, MTsN Model Barabai serta MTsN Model Amuntai. D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kondisi gedung perpustakaan sebagai sumber belajar pada MTsN Model Se Kalimantan Selatan. 2. Untuk mengetahui kondisi Petugas perpustakaan dalam pemberdayaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar pada MTsN Model Se Kalimantan Selatan. 3. Untuk mengetahui koleksi perpustakaan dalam pemberdayaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar pada MTsN Model Se Kalimantan Selatan. 4. Untuk mengetahui layanan perpustakaan dalam pemberdayaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar pada MTsN Model Se Kalimantan Selatan. 5. Untuk mengetahui Kerjasama antara Guru dan petugas perpustakaan dalam pemberdayaan perpustakaan sekolah
152 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 sebagai sumber belajar Kalimanatan Selatan.
pada
MTsN
Nurjannah Rianie, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah ... Model
177
se
E. Signifikansi Penelitian Penelitian ini berguna dalam rangka menambah khazanah keilmuan pada bidang Ilmu Perpustakaan dan media pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih variatif, menarik dan hasil pembelajaran bisa dicapai secara maksimal. Selain itu sebagai masukan kepada lembaga-lembaga pendidikan Islam khususnya lembaga pendidikan Islam mulai dari tingkat MI kemudian MTs hingga MA untuk lebih memperhatikan pemberdayaan Perpustakaan sebagai sumber belajar, sehingga kualifikasi lulusan Madrasah lebih berkualitas dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah umum lainya. F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam bentuk penelitian lapangan (field reseach) sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan Kualitatif dengan metode Diskriptif. Pada pendekatan dan metode tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang Pemberdayaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar pada MTsN Model Se Kalimantan Selatan yang meliputi gedung, koleksi, petugas, layanan sirkulasi dan layanan referensi serta kerjasama pustakawan dan guru dalam pemberdayaan perpustakaan sekolah pada MTsN Model Se Kalimantan Selatan yang terdiri dari MTsN Model Banjarmasin, MTsN Martapura serta MTsN Model Barabai dan MTsN Model Amuntai. 2. Lokasi Penelitian Sekolah yang dipilih adalah MTsN Model Se Kalimantan Selatan yang terdiri dari MTsN Model Banjarmasin, MTsN Model Martapura, MTsN Model Barabai serta MTsN Model Amuntai.
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2007. Tachir, A. Malik, dkk., Memahami Cara Belajar Aktif, Jakarta, Rosda Jayaputra, 1988. Suryadi, A., Membuat Siswa aktif Belajar, Bandung: Bina Cipta, 1983. Rusyan, A. Thabrani, Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Yayasan Karya Sarjana Mandiri, 1990. Bloom, Taxonomi of Educational Objectives, New York: Company, Inc.1956. Forum
Kajian Budaya dan Agama (FKBA), Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Madrasah, Yogyakarta, FKBA, 2000.
Haq, Rizal Saiful, dkk., Perpustakaan dan Pendidikan: Pemetaan Peran serta Perpustakaan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, 2007. Humalik, Oemar, Mengajar Azas, Metode, Teknik, I-II, Bandung, Pustaka Martiana, 1983. ____________, Media Pendidikan, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti,1994. Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2008. Laila Rahmawati, Pelayanan Perpustakaan (Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Sekolah/Madrasah), AL JAMI Jurnal Ilmiah
176 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 4. Pelayanan perpustakaan sebagai bagian dari pemberdayaan perpustakaan sebagai sumber belajar pada MTsN Model di Kalimanatan Selatan diantaranya hanya satu MTsN yang menerapkan sistem terbuka dan tertutup yaitu MTsN Model Mulawarman. Sementara MTsN Model Martapura, MTsN Model Barabai serta MTsN Model Amuntai hanya menerapkan sistem pelayanan terbuka. 5. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh penulis bahwa kerjasama guru dan petugas perpustakaan sekolah di MTsN Model Sekalimantan Selatan, meliputi: Kerjasama dalam bentuk penyediaan informasi kepada guru tentang data buku-buku baik untuk siswa maupun dewan guru. Kerjasama dalam menyediakan fasilitas ruang baca bagi siswa yang menyelesaikan tugas guru baik secara perorangan maupun kelompok. Kerjasama dalam bentuk bimbingan belajar kepada murid yang memerlukan data dan penjelasan bahan ajar yang terdapat di perpustakaan. Kerjasama dalam bentuk adanya pengiriman surat dari petugas perpustakaan kepada pihak wali kelas yang berisi tentang pemberitahuan tentang daftar siswa yang terlambat maupun yang belum mengembalikan buku yang dipinjam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kerjasama dalam bentuk permintaan daftar buku-buku yang diperlukan dari pihak perpustakaan kepada guru-guru atau sebaliknya ketika ada formasi penambahan literatur perpustakaan. Guru-guru diperintahkan untuk mencari buku koleksi yang diperlukan kemudian pihak sekolah menfasilitasinya dalam penggantian dana pembelian selanjutnya pihak pustakawan menginventarisinya dan memuatnya di perpustakaan.
Nurjannah Rianie, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah ...
153
3. Subjek Penelitian Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Perpustakaan dan Petugas perpustakaan pada MTsN Model Se Kalimantan Selatan yang terdiri dari MTsN Model Banjarmasin, MTsN Model Martapura, MTsN Model Barabai serta MTsN Model Amuntai. 4. Objek Penelitian Yang menjadi Objek dalam penelitian ini adalah pemberdayaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar yang meliputi: Gedung, koleksi, petugas, layanan sirkulasi dan layanan referensi serta kerjasama pustakawan dan guru dalam pemberdayaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar pada MTsN Model Se Kalimantan Selatan yang terdiri dari MTsN Model Banjarmasin, MTsN Model Martapura, MTsN Model Barabai serta MTsN Model Amuntai. 5. Data dan Sumber Data Data Primer yang digali dalam penelitian ini adalah pemberdayaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar yang meliputi: Gedung, koleksi, petugas, layanan sirkulasi dan layanan referensi serta kerjasama pustakawan dan guru dalam pemberdayaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar pada MTsN Model Se Kalimantan Selatan yang terdiri dari MTsN Model Banjarmasin, Model Martapura, MTsN Model Barabai serta MTsN Model Amuntai. Sumber data Primer digali melalui petugas perpustakaan/ pustakawan/guru pustakawan MTsN Model Se Kalimantan Selatan yang terdiri dari MTsN Model Banjarmasin, MTsN Model Martapura, MTsN Model Barabai serta MTsN Model Amuntai. Serta sumber lain yang mendukung terhadap akurasi data yang digali baik yang bersifat primer maupun skunder.
154 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 6. Teknik Pengumpulan Data Langkah awal pengumpulan data dilakukan dengan terlebih dahulu melaksanakan pengamatan pendahuluan sebagai persiapan untuk pedoman pengumpulan data lebih lanjut di lapangan. Setelah langkah persiapan telah dianggap cukup, termasuk pematangan pedoman observasi dan wawancara, selanjutnya dilakukan pengumpulan data. Data dikumpulkan menggunakan metode observasi dan wawancara mendalam. 7. Analisis Data Analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Jadi selama dilakukan pengamatan yang rinci dan wawancara yang mendalam hingga dilakukan cek dan ricek, penafsiran terhadap data yang ada terus dilakukan hingga data dianggap jenuh. Selanjutnya dilakukan penyusunan hasil analisis dengan menggunakan metode induktif ke deduktif secara diskriptif analitik dengan menghubungkan kepada teori substantive. G. Temuan Hasil Penelitian 1. MTsN Model Mulawarman Banjarmasin a. Gedung Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Mulawarman Berdasarkan data hasil observasi dan dokumen yang penulis himpun bahwa gedung perpustakaan dalam pemberdayaan Perpustakaan sebagai sumber belajar memiliki luas 100 m2. Posisi perpustakaan terletak di sudut kiri masuk bangunan sekolah yang dihimpit oleh ruangan UKS dan Gudang. Akses bangunan menyatu dengan gedung sekolah dan tidak terpisah sebagaimana juga ruangan belajar. Dengan demikian bisa pula dikatakan bahwa kondisi Gedung Perpustakaan di MTsN Model Mulawarman sejajar dengan ruangan-ruangan yang terdapat di bangunan sekolah tersebut. Akses terdekat dengan perpustakaan untuk memberdayakan perpustakaan sebagai sumber belajar adalah kelas VII kemudian kelas VIII dan terakhir kelas IX. Sementara
Nurjannah Rianie, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah ...
175
terdapat di perpustakaan. Kerjasama dalam bentuk adanya pengiriman surat dari petugas perpustakaan kepada pihak wali kelas yang berisi tentang pemberitahuan tentang daftar siswa yang terlambat maupun yang belum mengembalikan buku yang dipinjam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kerjasama dalam bentuk permintaan daftar buku-buku yang diperlukan dari pihak perpustakaan kepada guru-guru atau sebaliknya ketika ada formasi penambahan literatur perpustakaan. Guru-guru diperintahkan untuk mencari buku koleksi yang diperlukan kemudian fihak sekolah menfasilitasinya dalam penggantian dana pembelian selanjutnya pihak pustakawan menginventarisinya dan memuatnya di perpustakaan. I. Kesimpulan 1. Gedung perpustakaan sebagai bagian dari pemberdayaan perpustakaan sebagai sumber belajar sebagian MTs Model yang terdapat di Kalimanatan Selatan sudah refresentatif dikatakan sebagai sebuah gedung perpustkaan diantaranya; MTsN Model Martapura serta MTsN Model Amuntai. Gedung yang belum representatif adalah MTsN Model Barabai dan MTsN Model Mulawarman. 2. Petugas perpustakaan sebagai bagian dari pemberdayaan perpustakaan sebagai sumber belajar ada beberapa MTsN Model yang sudah profesional memiliki tenaga pengelola perpustakaan diantaranya MTsN Model Mulawarman, MTsN Model Martapura serta MTsN Model Amuntai. Sementara pada MTsN Model Barabai tidak berlatar belakang D3 Perpustakaan yakni SMK. 3. Koleksi buku-buku yang tercatat dan tersedia di MTsN Model se Kalimantan Selatan pada dasarnya sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan guru dan peserta didik. Buku pokok untuk pegangan sesuai dengan kurikulum juga sudah terpenuhi demikian juga dengan buku bacaan lainya.
174 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 Model yang terdiri dari lokasi 1 di Komplek Candi Agung dan Lokasi 2 di Sei Malang Ujung. Pda perpustakaan di MTsN Model Amuntai juga tersedia ruang baca namun masih menyatu dengan layanan sirkulasi sehingga agak mengganggu konsentrasi ketika blajar disana. Sementara untuk petugas perpustakaan MTsN Model Amuntai sudah memenuhi kreteria tenaga Pustakawan profesional dengan berlatar belakang pendidikan D3 Perpustakaan tetapi status kepegawaian mereka masih Honorer,. Koleksi buku-buku yang tersedia di Perpustakaan MTsN Model Amuntai terdiri dari beberapa koleksi buku dari Karya umum, filsafat, agama ilmu social bahasa, kesusasteraan, ilmu murni, terapan kesenian, olahraga, referensi, paket dll. yang berjumlah 2. 628 judul dengan 16.930 exampler. Penambahan koleksi terbaru sebanyak 146 judul dengan 2659 exampler. Buku yang rusak ada 24 judul dengan 100 exampler. Keadaan buku terakhir yang ada dikoleksi adalah 21254 exampler. Sementara itu pula peminjam koleksi buku-buku yang ada tercatat sebanyak 2851 orang. Layanan perpustakaan MTsN Model Amuntai bersifat terbuka saja tidak ada layanan tertutup jadi guru dan siswa bebas meminjam secara terbuka dengan mencari buku-buku yang diperlukan baik yang berkenaan dengan buku induk sebagai buku pegangan, buku induk sebagai buku bacaan maupun buku induk sebagai buku cerita. Jam pelayanan adalah dari jam 08.00 – 13.30 kecuali hari Jumat dimajukan jam 11.30. Lama peminjaman buku biasanya selama satu tahun terkecuali untuk buku bacaan dan cerita hanya 1 minggu saja. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh penulis bahwa kerjasama guru dan petugas perpustakaan sekolah di MTsN Model Amuntai dalam pemberdayaan perpustakaan antara lain sebagai berikut: Kerjasama dalam bentuk penyediaan informasi kepada guru tentang data buku-buku yang boleh dipinjamkan secara terbuka baik untuk siswa maupun dewan guru. Kerjasama dalam menyediakan fasilitas ruang baca bagi siswa yang menyelesaikan tugas guru baik secara perorangan maupun kelompok. Kerjasama dalam bentuk bimbingan belajar kepada murid yang memerlukan data dan penjelasan bahan ajar yang
Nurjannah Rianie, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah ...
155
itu pula untuk mengakses perpustakaan di MTsN Model Mulawarman yang paling jauh adalah Kantor Dewan Guru. b. Petugas Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Mulawarman Berdasarkan data hasil wawancara dan dokumentasi bahwa untuk pemberdayaan perpustakaan sebagai sumber belajar pada MTsN Model Mulawarman sangat profesional yakni memang berlatar belakang D3 Perpustakaan dan sudah berstatus sebagai pustakawan Pegawai Negeri Sipil. FAUZAN RUSYADA, A.Md. Berdasarkan data hasil penelitian bahwa petugas perpustakaan MTsN Model Mulawarman memang profesional hal ini dilihat dari kemampuan mengelola secara manajerial perpustakaan mulai dari kelengkapan perangkat administrasi perpustakaan seperti: buku pengunjung, buku peminjaman dan pengembalian, daftar keanggotaan perpustakaan, slip buku, kartu peminjaman dan pengembalian, ruang baca yang teratur rapi, penyusunan buku yang refresentatif berdasarkan indexnya pada rak dan lemari. Selain itu pula tersedia informasi dalam bentuk soft file yang berisi tentang informasi yang diperlukan tentang halhal yang berhubungan dengan perpustakaan MTsN Model Mulawarman Banjarmasin. c. Koleksi Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber belajar pada MTsN Model Mulawarman Berdasarkan data dokumentasi yang berhasil digali berkenaan dengan koleksi perpustakaan di MTsN Model Mulawarman sebagai berikut: Koleksi buku di MTsN Model Mulawarman terdiri dari koleksi untuk pegangan guru yakni yang terdiri dari 12 judul buku yang sesuai dengan mata pelajaran di MTsN Model Mulawarman. Jumlah Exampler buku pegangan
156 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 guru terdiri dari buku pegangan guru kelas VII terdiri dari 143 Exampler, Kelas VIII terdiri dari 124 exampler serta kelas IX terdiri dari 124 exampler. Total keseluruhanya adalah 391 exampler. Sementara itu pula untuk koleksi buku penunjang terdiri dari 96 judul dengan jumlah examplernya adalah 706 exampler. Buku yang dipinjamkan secara terbuka di bagian sirkulasi sebanyak 1838 judul dengan jumlah 4753 exampler. Buku referensi yang tersedia dan hanya bisa dilayani secara tertutup sebanyak 188 judul dengan jumlah 1196 exampler. Buku paket koleksi terakhir sebanyak 113 judul berjumlah 12432 exampler. Dengan demikian total buku yang terkoleksi sebanyak 2140 judul dengan 18441 exampler. Data selengkapnya ada di tabel laporan akhir. d. Layanan Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Mulawarman Kota Banjarmasin Berdasarkan data observasi dan wawancara yang penulis lakukan bahwa layanan perpustakaan dalam pemberdayaan perpustakaan di MTsN Model Mulawarman Kota Banjarmasin ada dua macam, yakni layanan terbuka dan tertutup. Pada layanan terbuka diperuntukan terhadap siswa untuk masuk dan memilih sendiri buku-buku yang mereka perlukan di lemari dan rak buku. Selain itu itu ada pula dilakukan layanan tertutup yang diberlakukan khusus buku-buku referensi yang dijadikan sebagai arsip sekolah dan jumlahnya juga terbatas diantaranya buku-buku bahan ajar dari terbitan lama namun masih bisa diambil sebagian bacaanya untuk memperkaya bahan ajar yang ada serta kamuskamus penting baik kamus Indonesia, Arab dan Inggris. Khusus bagi guru-guru layanan perpustakaan di MTsN Mulawarman sifatnya terbuka karena sudah terinventarisir dengan rapi dan baik. Berdasarkan data yang dihimpun bahwa ruang baca yang dijadikan sebagai sarana layanan baca di MTsN Model Mulawarman belum memadai karena menyatu dengan ruang layanan sirkulasi buku dan peminjaman buku. Tidak adanya
Nurjannah Rianie, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah ...
173
pegangan, buku induk sebgai buku bacaan maupun buku induk sebagai buku cerita. Jam pelayanan adalah dari jam 08.00 – 13.30 kecuali hari Jumat dimajukan jam 11.30. Lama peminjaman buku biasanya selama satu tahun terkecuali untuk buku bacaan dan cerita hanya 1 minggu saja. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh penulis bahwa kerjasama guru dan petugas perpustakaan sekolah di MTsN Model Barabai dalam pemberdayaan perpustakaan antara lain sebagai berikut: Kerjasama dalam bentuk penyediaan informasi kepada guru tentang data buku-buku yang boleh dipinjamkan secara terbuka baik untuk siswa maupun dewan guru. Kerjasama dalam menyediakan fasilitas ruang baca bagi siswa yang menyelesaikan tugas guru baik secara perorangan maupun kelompok. Kerjasama dalam bentuk bimbingan belajar kepada murid yang memerlukan data dan penjelasan bahan ajar yang terdapat di perpustakaan. Kerjasama dalam bentuk adanya pengiriman surat dari petugas perpustakaan kepada pihak wali kelas yang berisi tentang pemberitahuan tentang daftar siswa yang terlambat maupun yang belum mengembalikan buku yang dipinjam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kerjasama dalam bentuk permintaan daftar buku-buku yang diperlukan dari pihak perpustakaan kepada guru-guru atau sebaliknya ketika ada formasi penambahan literatur perpustakaan. Guru-guru diperintahkan untuk mencari buku koleksi yang diperlukan kemudian fihak sekolah menfasilitasinya dalam penggantian dana pembelian selanjutnya pihak pustakawan menginventarisinya dan memuatnya di perpustakaan. 4. MTsN Model Amuntai HSU Pemberdayaan perpustakaan pada MTsN Model Amuntai sudah representatif hal ini bisa dilihat dari luas gedung yang sudah memadai ditambah lagi dengan posisi gedung yang terpisah dengan ruang belajar dan sudah layak dikatakan sebagai gedung perpustakaan. Apalagi khusus bagi Perpustakaan MTsN Model Amuntai yang memiliki dua perpustakaan dengan lokasi MTsN
172 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 terlambat maupun yang belum mengembalikan buku yang dipinjam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kerjasama dalam bentuk permintaan daftar buku-buku yang diperlukan dari pihak perpustakaan kepada guru-guru atau sebaliknya ketika ada formasi penambahan literatur perpustakaan. Kerjasama dalam bentuk orientasi perpustakaan pada tahun ajaran baru yang disampaikan oleh pihak pustakawan, kepala sekolah serta seluruh dewan guru agar siswa mengenali cara pemanfaatan perpustakaan secara maksimal efektif dan efeisen. 3. MTsN Model Barabai Pemberdayaan perpustakaan pada MTsN Model Barabai sudah representatif, hal ini bisa dilihat dari luas gedung yang sudah memadai ditambah lagi dengan posisi gedung yang terpisah dengan ruang belajar dan sudah layak dikatakan sebagai gedung perpustakaan. Meskipun demikian gedung perpustakaan di MTsN Model Barabai ini masih berdampingan dengan Laboraturium MIPA. Hal seperti ini semestinya tidak terjadi karena mengurangi idealnya sebuah gedung perpustakaan sebagai pusat pembelajaran di luar kelas. Sementara untuk petugas perpustakaan MTsN Model Martapura juga belum memenuhi kriteria tenaga Pustakawan profesional dengan berlatar belakang pendidikan SMK dan status kepegawainya pun adalah tenaga honorer. Koleksi buku-buku yang tersedia di Perpustakaan MTsN Model Barabai terdiri dari beberapa koleksi buku Karya umum sebanyak 16 judul dengan 825 exampler. Filsafat sebanyak 8 judul dengan 108 exampler. Al-Qur’an Hadits sebanyak 4 judul dengan 746 exampler. Fiqih sebanyak 3 judul dengan 520 exampler. Aqidah akhlak sebanyak 520 exampler. Jadi jumlah judul koleksi buku secara keseluruhan adalah 641 judul dengan 12325 exampler. Jumlah pengunjung terakhir yang terdokumentasikan dalam tahun 2011 ini tercatat sebanyak 15847orang. Kemudian jumlah buku yang dipinjamkan adalah sebanyak 9115 exampler. Layanan perpustakaan MTsN Model Barabai hanya bersifat terbuka saja tidak ada layanan tertutup jadi guru dan siswa bebas meminjam secara terbuka dengan mencari buku-buku yang diperlukan baik yang berkenaan dengan buku induk sebagai buku
Nurjannah Rianie, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah ...
157
sekat/pemisah antara ruang layanan sirkulasi buku dengan peminjaman buku ini diakui oleh petugas pelayanan memang mengganggu suasana kenyamanan dalam membaca dan pada akhirnya juga mempengaruhi konsentrasi seseorang dalam membaca. Jadwal pelayanan perpustakaan di MTsN Mulawarman yakni dari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu dari jam 07.00 13.30 Jumat dari jam 07.30 - 11.00. Lama masa peminjaman adalah 1 Minggu. e. Kerjasama antara Guru dan Petugas Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Mulawarman Banjarmasin Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh penulis bahwa kerjasama guru dan petugas perpustakaan sekolah di MTsN Mulawarman Banjarmasin, sebagai berikut: 1) Kerjasama dalam bentuk penyediaan informasi kepada guru tentang data buku-buku yang boleh dipinjamkan secara terbuka baik untuk siswa maupun dewan guru. 2) Kerjasama dalam menyediakan fasilitas ruang baca bagi siswa yang menyelesaikan tugas guru baik secara perorangan maupun kelompok. 3) Kerjasama dalam bentuk bimbingan belajar kepada murid yang memerlukan data dan penjelasan bahan ajar yang terdapat di perpustakaan. 4) Kerjasama dalam bentuk adanya pengiriman surat dari petugas perpustakaan kepada pihak wali kelas yang berisi tentang pemberitahuan tentang daftar siswa yang terlambat maupun yang belum mengembalikan buku yang dipinjam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 5) Kerjasama dalam bentuk permintaan daftar buku-buku yang diperlukan dari pihak perpustakaan kepada guruguru atau sebaliknya ketika ada formasi penambahan literatur perpustakaan.
158 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 2. MTsN Model Martapura a. Gedung Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Martapura Berdasarkan data hasil observasi dan dokumen yang penulis himpun bahwa gedung perpustakaan dalam pemberdayaan Perpustakaan sebagai sumber belajar memili luas 16,5 x 13 m. Posisi perpustakaan terletak di tenagah, ujung berdiri sendiri dan tidak masuk bangunan sekolah. Akses perpustakaan mudah didatangi oleh siswa maupun dewan guru karena posisi yang strategis terletak ditenagah-ujung dari keseluruhan bangunan MTsN Model Martapura. Akses terdekat adalah untuk Kelas VIII kemudian kelas VIII dan kelas IX. Akses terjauh adalah lokasi kantor dewan guru yang posisinya di depan pintu masuk MTsN Model Martapura. Secara penampilan gedung posisi gedung perpustakaan sebagai sumber belajar sangat refresentatif karena posisinya yang strategis berada di tenagah ujung dari bangunan MTsN Model Martapura. Hal ini mendukung kenyamanan dan ketenangan ketika belajar dan membaca buku-buku yang ada di perpustakaan. Selain itu posisinya yang terpisah dari ruang belajar mencerminkan adanya sosok gedung yang menarik sebagai sumber belajar karena dimanapun dan dari arah manapun orang bisa melihat gedung perpustakaan sebagai sumber belajar yang bisa dimanfaatkan setiap saat dan setiap waktu. Demikian pula dengan ruang baca yang terdapat di gedung perpustakaan tersedia bagi siswa dan dewan guru serta seluruh tenaga pendidik dan kependidikan lainya. Berdasarkan hasil observasi kami pula bahwa kondisi gedung sangat baik dan sangat bersih sehingga membantu kenyamanan dan ketenangan dalam belajar dan membaca buku.
Nurjannah Rianie, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah ...
171
berstatus sebagai pustakawan Negeri. Bahkan saat ini pustakawan di MTsN Model Martapura sudah melanjutkan ke S1. Koleksi buku-buku yang tersedia di Perpustakaan MTsN Model Martapura terdiri dari; buku induk yang merupakan buku pegangan pokok sesuai dengan kurikulum mulai dari kelas VIIkelas IX yang berjumlah 512 judul buku sementara jumlah examplernya masih belum terinventrisir di data Dokomentasi. Sementara itu pula untuk koleksi buku induk yang berfungsi sebagai buku bacaan tambahan berjumlah 1395 judul dengan jumlah examplernya yang juga belum terdata secara pasti di Dokumentasi . Kemudian untuk buku induk untuk kategori buku cerita berjumlah 315 judul buku juga dengan jumlah exampler yang belum terhitung dan terdokumentasi kan. Layanan perpustakaan MTsN Model Martapura hanya bersifat terbuka saja tidak ada layanan tertutup jadi guru dan siswa bebas meminjam secara terbuka dengan mencari buku-buku yang diperlukan baik yang berkenaan dengan buku induk sebagai buku pegangan, buku induk sebgai buku bacaan maupun buku induk sebagai buku cerita. Jam pelayanan adalah dari jam 08.00 – 13.30 kecuali hari Jumat dimajukan jam 11.30. Lama peminjaman buku biasanya selama satu tahun terkecuali untuk buku bacaan dan cerita hanya 2 minggu saja. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh penulis bahwa kerjasama guru dan petugas perpustakaan sekolah di MTsN Martapura dalam pemberdayaan perpustakaan antara lain sebagai berikut: Kerjasama dalam bentuk penyediaan informasi kepada guru tentang data buku-buku yang boleh dipinjamkan secara terbuka baik untuk siswa maupun dewan guru. Kerjasama dalam menyediakan fasilitas ruang baca bagi siswa yang menyelesaikan tugas guru baik secara perorangan maupun kelompok. Kerjasama dalam bentuk bimbingan belajar kepada murid yang memerlukan data dan penjelasan bahan ajar yang terdapat di perpustakaan. Kerjasama dalam bentuk adanya pengiriman surat dari petugas perpustakaan kepada pihak wali kelas yang berisi tentang pemberitahuan tentang daftar siswa yang
170 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 koleksi terakhir sebanyak 113 judul berjumlah 12432 exampler. Dengan demikian total buku yang terkoleksi sebanyak 2140 judul dengan 18441 exampler. Pemberdayaan perpustakaan MTsN Model Mulawarman sebagai sumber belajar memiliki dua system layanan yakni terbuka untuk buku yang tersedia di layanan sirkulasi dan tertutup untuk buku yang tersedia di bagian referensi. Sementara itu pula untuk pelayanan ini melayani dari senin sampai sabtu dari jam 07.00-13.30 terkecuali hari jumat dimajukan hingga jam 11.00. Kerjasama guru dan petugas perpustakaan sekolah di MTsN Mulawarman Banjarmasin dalam pemberdayaan perpustakaan seabai sumber belajar adalah dalam bentuk antara lain: Kerjasama dalam bentuk penyediaan informasi kepada guru tentang data buku-buku yang boleh dipinjamkan secara terbuka baik untuk siswa maupun dewan guru. Kerjasama dalam menyediakan fasilitas ruang baca bagi siswa yang menyelesaikan tugas guru baik secara perorangan maupun kelompok. Kerjasama dalam bentuk bimbingan belajar kepada murid yang memerlukan data dan penjelasan bahan ajar yang terdapat di perpustakaan. Kerjasama dalam bentuk adanya pengiriman surat dari petugas perpustakaan kepada pihak wali kelas yang berisi tentang pemberitahuan tentang daftar siswa yang terlambat maupun yang belum mengembalikan buku yang dipinjam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kerjasama dalam bentuk permintaan daftar buku-buku yang diperlukan dari pihak perpustakaan kepada guruguru atau sebaliknya ketika ada formasi penambahan literatur perpustakaan. 2. MTsN Model Martapura Pemberdayaan perpustakaan pada MTsN Model Martapura dalam hal gedung sudah representative hal ini bisa dilihat dari luas gedung yang sudah memadai ditambah lagi dengan posisi gedung yang terpisah dengan ruang belajar dan sudah layak dikatakan sebagai gedung perpustakaan. Sementara untuk petugas perpustakaan MTsN Model Martapura sudah memiliki tenaga Pustakawan yang sudah profesional dengan berlatar belakang pendidikan D3 Perpustakaan dan sudah
Nurjannah Rianie, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah ...
159
b. Petugas Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Martapura Berdasarkan data hasil wawancara dan dokumentasi bahwa untuk pemberdayaan perpustakaan sebagai sumber belajar pada MTsN Model Martapura sangat profesional, yakni Murniaty yang memang berlatar belakang D3 Perpustakaan kemudian melanjutkan ke S1 FKIP dan sudah berstatus sebagai pustakawan Pegawai Negeri Sipil selama 2 tahun. Selain itu di perpustakaan sudah ada tenaga pustakawan lain yang sudah lama menangani perpustakaan yakni Mahmudah yang sudah bekerja di perpustakaan selama 9 tahun. Berdasarkan data hasil penelitian penulis bahwa petugas perpustakaan MTsN Model Martapura memang profesional hal ini dilihat dari performan yang santun, ramah, bersih dan memahami keperluan fisik dan psikis para pengunjung perpustakaan. Selain itu ditunjukkan pula dengan kemampuan mengelola secara manajerial perpustakaan mulai dari kelengkapan perangkat administrasi perpustakaan seperti: buku pengunjung, buku peminjaman dan pengembalian, daftar keanggotaan perpustakaan, slip buku, kartu peminjaman dan pengembalian, ruang baca yang teratur rapi, penyusunan buku yang refresentatif berdasarkan indexnya pada rak dan lemari. Selain itu pula tersedia informasi dalam bentuk soft file yang berisi tentang informasi yang diperlukan tentang hal-hal yang berhubungan dengan perpustakaan MTsN Model Martapura. c. Koleksi Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Martapura Berdasarkan data dokumentasi yang berkenaan dengan koleksi perpustakaan di Martapura sebagaimana terdapat pada tabel sebagai berikut: untuk koleksi perpustakaan
berhasil digali MTsN Model penyajian data MTsN Model
160 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 Martapura terinventaris dengan baik mulai dari buku pelajaran, buku bacaan dan cerita fiksi dengan jumlah sebagaimana yang telah tertera pada tabel penyajian data. Nomor induk buku bahan ajar terdiri dari 512 sementara nomor induk buku bacaan berjumlah 1395 sedangkan nomor induk buku fiksi berjumlah 315. d. Layanan Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Martapura Berdasarkan data observasi dan wawancara yang penulis lakukan bahwa layanan perpustakaan dalam pemberdayaan perpustakaan di MTsN Model Martapura ada dua macam, yakni layanan terbuka dan tertutup. Pada layanan terbuka diperuntukan terhadap siswa untuk masuk dan memilih sendiri buku-buku yang mereka perlukan di lemari dan rak buku. Selain itu itu ada pula dilakukan layanan tertutup yang diberlakukan khusus buku-buku referensi yang dijadikan sebagai arsif sekolah dan jumlahnya juga terbatas diantaranya buku-buku bahan ajar dari terbitan lama namun masih bisa diambil sebagian bacaanya untuk memperkaya bahan ajar yang ada serta kamus-kamus penting baik kamus Indonesia, Arab dan Inggris. Khusus bagi guru-guru layanan perpustakaan di MTsN Mulawarman sifatnya terbuka karena sudah terinventarisir dengan rapi dan baik. Berdasarkan data yang dihimpun bahwa ruang baca yang dijadikan sebagai sarana layanan baca di MTsN Model Martapuara sudah memadai meskipun menyatu dengan ruang layanan sirkulasi buku dan peminjaman buku. Tidak adanya sekat/pemisah antara ruang layanan sirkulasi buku dengan peminjaman buku ini diakui oleh petugas pelayanan memang mengganggu suasana kenyamanan dalam membaca dan pada akhirnya juga mempengaruhi konsentrasi seseorang dalam membaca. Jadwal pelayanan perpustakaan di MTsN Mulawarman yakni dari Senin, Selasa, Rabu, kamis, Jumat dan Sabtu dari jam 08.00-13.20. Lama masa peminjaman adalah 2 Minggu.
Nurjannah Rianie, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah ...
169
guru atau sebaliknya ketika ada formasi penambahan literatur perpustakaan. 6) Guru-guru diperintahkan untuk cari buku koleksi yang diperlukan kemudian fihak sekolah menfasilitasinya dalam penggantian dana pembelian selanjutnya pihak pustakawan menginventarisinya dan memuatnya di perpustakaan. H. Analisis Penelitian 1. MTsN Model Mulawarman Pemberdayaan perpustakaan pada MTsN Model Mulawarman Banjarmasin dalam hal gedung dimana masih belum representative hal ini bisa dilihat dari luas gedung yang sangat terbatas dan kondisi bangunan perpustakaan yang belum layak dikatakan gedung tetapi hanya menggunakan lokal belajar sebagaimana layaknya local belajar ditambah lagi berdimpitan dengan ruang UKS serta ruang baca yang menyatu dengan layanan sirkulasi. Sementara untuk petugas perpustakaan MTsN Model Mulawarman sudah memiliki tenaga Pustakawan yang sudah profesional dengan berlatar belakang pendidikan D3 Perpustakaan dan sudah berstatus sebagai pustakawan Negeri. Koleksi buku di MTsN Mmodel Mulawarman terdiri dari kolek si untuk pegangan guru yakni yang terdiri dari 12 judul buku yang sesuai dengan mata pelajaran di MTsN Model Mulawarman. Jumlah Exampler buku pegangan guru terdiri dari buku pegangan guru kelas VII terdiri dari 143 Exampler, Kelas VIII terdiri dari 124 exampler serta kelas IX terdiri dari 124 exampler.. Total keseluruhanya adalah 391 exampler. Sementara itu pula untuk koleksi buku penunjang terdiri dari 96 judul dengan jumlah examplernya adalah 706 exampler. Buku yang dipinjamkan secara terbuka di bagian sirkulasi sebanyak 1838 judul dengan jumlah 4753 exampler. Buku referensi yang tersedia dan hanya bias dilayani secara tertutup sebanyak 188 judul dengan jumlah 1196 exampler. Buku paket
168 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 peminjamanya karena sudah terinventarisir dengan rapi dan baik untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Berdasarkan data yang dihimpun bahwa ruang baca yang dijadikan sebagai sarana layanan baca di MTsN Model Amuntai belum memadai karena berhimpitan dengan Layanan sirkulasi buku dan peminjaman buku. Tidak adanya sekat/pemisah antara ruang layanan sirkulasi buku dengan peminjaman buku ini diakui oleh petugas pelayanan memang mengganggu suasana kenyamanan dalam membaca dan pada akhirnya juga mempengaruhi konsentrasi seseorang dalam membaca. Jadwal pelayanan perpustakaan di MTsN Model Amuntai yakni dari Senin, Selasa, Rabu, kamis, Jumat dan Sabtu dari jam 08.00 13.30 e. Kerjasama antara Guru dan Petugas Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Amuntai HSU Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh penulis bahwa kerjasama guru dan petugas perpustakaan sekolah di MTsN Model Amuntai sebagai berikut: 1) Kerjasama dalam bentuk penyediaan informasi kepada guru tentang data buku-buku yang boleh dipinjamkan secara terbuka baik untuk siswa maupun dewan guru. 2) Kerjasama dalam menyediakan fasilitas ruang baca bagi siswa yang menyelesaikan tugas guru baik secara perorangan maupun kelompok. 3) Kerjasama dalam bentuk bimbingan belajar kepada murid yang memerlukan data dan penjelasan bahan ajar yang terdapat di perpustakaan. 4) Kerjasama dalam bentuk adanya pengiriman surat dari petugas perpustakaan kepada pihak wali kelas yang berisi tentang pemberitahuan tentang daftar siswa yang terlambat maupun yang belum mengembalikan buku yang dipinjam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 5) Kerjasama dalam bentuk permintaan daftar buku-buku yang diperlukan dari pihak perpustakaan kepada guru-
Nurjannah Rianie, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah ...
161
e. Kerjasama antara Guru dan Petugas Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Martapura Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh penulis bahwa kerjasama guru dan petugas perpustakaan sekolah di MTsN Martapura sebagai berikut: 1) Kerjasama dalam bentuk penyediaan informasi kepada guru tentang data buku-buku yang boleh dipinjamkan secara terbuka baik untuk siswa maupun dewan guru. 2) Kerjasama dalam menyediakan fasilitas ruang baca bagi siswa yang menyelesaikan tugas guru baik secara perorangan maupun kelompok. 3) Kerjasama dalam bentuk bimbingan belajar kepada murid yang memerlukan data dan penjelasan bahan ajar yang terdapat di perpustakaan. 4) Kerjasama dalam bentuk adanya pengiriman surat dari petugas perpustakaan kepada pihak wali kelas yang berisi tentang pemberitahuan tentang daftar siswa yang terlambat maupun yang belum mengembalikan buku yang dipinjam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 5) Kerjasama dalam bentuk permintaan daftar buku-buku yang diperlukan dari pihak perpustakaan kepada guruguru atau sebaliknya ketika ada formasi penambahan literatur perpustakaan. 6) Kerjasama dalam bentuk orientasi perpustakaan pada tahun ajaran baru yang disampaikan oleh pihak pustakawan, kepala sekolah serta seluruh dewan guru agar siswa mengenali cara pemanfaatan perpustakaan secara maksimal efektif dan efesien.
162 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 3. MTsN Model Barabai HST a. Gedung Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Barabai HST Berdasarkan data hasil observasi dan dokumen yang penulis himpun bahwa gedung perpustakaan dalam pemberdayaan Perpustakaan sebagai sumber belajar memiliki luas 16,5 x 13 m. Posisi perpustakaan terletak di tenagah-tenagah bangunan MTsN Model Barabai secara keseluruhan. Akses bangunan tersendiri dan tidak menyatu dengan ruangan kelas tetapi berdampingan dengan ruangan Laboraturium IPA. Dengan demikian bisa pula dikatakan bahwa kondisi Gedung Perpustakaan di MTsN Model Barabai HST sangat strategis yang berada di tenagah-tenagah bangunan sekolah yang mencerminkan mercusuarnya MTsN Model Barabai. Akses terdekat dengan perpustakaan untuk memberdayakan perpustakaan sebagai sumber belajar adalah ruang kelas atau ruangan belajar siswa selanjutnya ruang dewan guru serta ruangan kepala sekolah. Gedung Perpustakaan sebagai sumber belajar didalamnya sudah dilengkapi komputer, ruang baca, serta kondisi bangunan yang masih baik dan bersih memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa dan guru untuk mengunjungi perpustakaan MTsN Model Barabai. b. Petugas Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Barabai HST Berdasarkan data hasil wawancara dan dokumentasi bahwa untuk pemberdayaan perpustakaan sebagai sumber belajar pada MTsN Model Barabai belum didukung tenaga pustakawan yang profesional karena tidak berlatar belakang D3 perpustakaan akan tetapi baru alumni SMK. Yang bernama Aminarurridha yang bertugas selama tiga tahun dan berstatus sebagai pegawai kontrak. Berdasarkan data hasil penelitian penulis bahwa petugas perpustakaan MTsN Model Barabai secara performance orangnya rapi santun dan familiar kepada siswa atau siapa saja yang
Nurjannah Rianie, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah ...
167
perpustakaan MTsN Model Amuntai HSU. Selengkapnya tentang petugas Perpustakaan. c. Koleksi Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Amuntai HSU Koleksi buku-buku yang tersedia di Perpustakaan MTsN Model Amuntai terdiri dari; beberapa koleksi buku yang terdiri dari Karya umum, filsafat, agama ilmu social bahasa, kesusasteraan, ilmu murni, terapan kesenian, olahraga, referensi, paket dll yang berjumlah 2. 628 judul dengan 16.930 exampler. Penambahan koleksi terbaru sebanyak 146 judul debgan 2659 exampler. Buku yang rusak ada 24 judul dengan 100 exampler. Keadaan buku terakhir yang ada dikoleksi adalah 21254 exampler. Sementara itu pula peminjam koleksi buku-buku yanga ada tercatat sebanyak 2851 orang. Selengkapnya ada pada Tabel Laporan d. Layanan Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Amuntai Berdasarkan data observasi dan wawancara yang penulis lakukan bahwa layanan perpustakaan dalam pemberdayaan perpustakaan di MTsN Model Amuntai ada satu macam yakni layanan terbuka. Pada layanan terbuka diperuntukan terhadap siswa untuk masuk dan memilih sendiri buku-buku yang mereka perlukan di Lemari dan rak buku. Selanjutnya menyerahkan kartu peminjaman kepada petugass perpustakaan kemudian slip peminjaman disisi. Untuk buku ajar masa peminjaman satu semester sedangkan untuk buku baca selama 1 minggu. Khusus bagi guru-guru layanan perpustakaan di MTsN Model Amuntai HST juga sifatnya terbuka dan tidak dibatasi waktu batas
166 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 mencerminkan simbol utama tradisi membaca pada MTsN Model Amuntai. Akses terdekat dengan perpustakaan untuk memberdayakan perpustakaan sebagai sumber belajar adalah ruang kelas atau ruangan belajar siswa selanjutnya ruang dewan guru serta ruangan kepala sekolah. Gedung Perpustakaan sebagai sumber belajar didalamnya sudah dilengkapi komputer, meja kursi dan rak bukuserta ruang baca, serta kondisi bangunan yang masih baik dan bersih memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa dan guru untuk mengunjungi perpustakaan MTsN Model Amuntai b. Petugas Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Amuntai HSU Berdasarkan data hasil wawancara dan dokumentasi bahwa untuk pemberdayaan perpustakaan sebagai sumber belajar pada MTsN Model Amuntai sudah didukung tenaga pustakawan yang profesional karena berlatar belakang D3 perpustakaan.Pustkawan yang bertugas di MTsN Model Amuntai bernama H. Ahmad Muhaimin, A.Md serta Norhamidah A. Md yang bertugas selama empat tahun dan berstatus sebagai pegawai tidak tetap (GTT). Berdasarkan data hasil penelitian penulis bahwa petugas perpustakaan MTsN Model Amuntaiai secara performance orangya rapi santun dan pamiliar kepada siswa atau siapa saja yang memerlukan khususnya yang ada kaitanya dengan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar. Hal ini dimaklumi karena tenaga Pustakawanya memang dari D3 perpustakaan tetapi keamapuan mengelola secara manajerial perpustakaan mulai dari kelengkapan perangkat administrasi perpustakaan sudah terpenuhi seperti: buku pengunjung, buku peminjaman dan pengembalian, daftar keanggotaan perpustakaan, slip buku, kartu peminjaman dan pengembalian, ruang baca yang teratur rapi, penyusunan buku yang refresentatif berdasarkan indexnya pada rak dan lemari. Selain itu pula tersedia informasi dalam bentuk soft file yang berisi tentang informasi yang diperlukan tentang hal-hal yang berhubungan dengan
Nurjannah Rianie, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah ...
163
memerlukan khususnya yang ada kaitannya dengan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar. Meskipun tenaga Pustakawanya bukan dari D3 perpustakaan tetapi kemampuan mengelola secara manajerial perpustakaan mulai dari kelengkapan perangkat administrasi perpustakaan sudah terpenuhi seperti: buku pengunjung, buku peminjaman dan pengembalian, daftar keanggotaan perpustakaan, slip buku, kartu peminjaman dan pengembalian, ruang baca yang teratur rapi, penyusunan buku yang refresentatif berdasarkan indexnya pada rak dan lemari. Selain itu pula tersedia informasi dalam bentuk soft file yang berisi tentang informasi yang diperlukan tentang hal-hal yang berhubungan dengan perpustakaan MTsN Model Barabai HST. c. Koleksi Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber belajar pada MTsN Model Barabai HST Koleksi buku-buku yang tersedia di Perpustakaan MTsN Model Barabai terdiri dari beberapa koleksi buku yang terdiri dari Karya umum sebanyak 16 judul dengan 825 exampler. Filsafat sebanyak 8 judul dengan 108 exampler. Al-qur’an Hadits sebanyak 4 judul dengan 746 exampler. Fiqih sebanyak 3 judul dengan 520 exampler. Aqidah akhlak sebanyak 520 exampler. Jadi jumlah judul koleksi buku secara keseluruhan adalah 641 judul dengan 12325 exampler. Jumlah pengunjung terakhir yang terdokumentasikan dalam tahun 2011 ini tercatat sebanyak 15 847orang. Kemudian jumlah buku yang dipinjamkan adalah sebanyak 9115 exampler. d. Layanan Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Barabai HST Berdasarkan data observasi dan wawancara yang penulis lakukan bahwa layanan perpustakaan dalam pemberdayaan
164 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 perpustakaan di MTsN Model Barabai HST Banjarmasin ada satu macam yakni layanan terbuka. Pada layanan terbuka diperuntukan terhadap siswa untuk masuk dan memilih sendiri buku-buku yang mereka perlukan di lemari dan rak buku. Selanjutnya menyerahkan kartu peminjaman kepada petugas perpustakaan kemudian slip peminjaman disisi. Untuk buku ajar masa peminjaman satu semester, sedangkan untuk buku baca selama 1 minggu. Khusus bagi guru-guru layanan perpustakaan di MTsN Model Barabai HST juga sifatnya terbuka dan tidak dibatasi waktu batas peminjamanya karena sudah terinventarisir dengan rapi dan baik untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Berdasarkan data yang dihimpun bahwa ruang baca yang dijadikan sebagai sarana layanan baca di MTsN Model Barabai HST belum memadai karena berhimpitan dengan Labaroturium IPA serta menyatu dengan ruang layanan sirkulasi buku dan peminjaman buku. Tidak adanya sekat/pemisah antara ruang layanan sirkulasi buku dengan peminjaman buku ini diakui oleh petugas pelayanan memang mengganggu suasana kenyamanan dalam membaca dan pada akhirnya juga mempengaruhi konsentrasi seseorang dalam membaca. Jadwal pelayanan perpustakaan di MTsN Mulawarman yakni dari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu dari jam 08.00 - 13.30. e. Kerjasama antara Guru dan Petugas Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Barabai Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh penulis bahwa kerjasama guru dan petugas perpustakaan sekolah di MTsN Model Barabai sebagai berikut: 1) Kerjasama dalam bentuk penyediaan informasi kepada guru tentang data buku-buku yang boleh dipinjamkan secara terbuka baik untuk siswa maupun dewan guru. 2) Kerjasama dalam menyediakan fasilitas ruang baca bagi siswa yang menyelesaikan tugas guru baik secara perorangan maupun kelompok.
Nurjannah Rianie, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah ... 3)
4)
5)
6)
165
Kerjasama dalam bentuk bimbingan belajar kepada murid yang memerlukan data dan penjelasan bahan ajar yang terdapat di perpustakaan. Kerjasama dalam bentuk adanya pengiriman surat dari petugas perpustakaan kepada pihak wali kelas yang berisi tentang pemberitahuan tentang daftar siswa yang terlambat maupun yang belum mengembalikan buku yang dipinjam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kerjasama dalam bentuk permintaan daftar buku-buku yang diperlukan dari pihak perpustakaan kepada guruguru atau sebaliknya ketika ada formasi penambahan literatur perpustakaan. Guru-guru diperintahkan untuk mencari buku koleksi yang diperlukan kemudian fihak sekolah menfasilitasinya dalam penggantian dana pembelian selanjutnya pihak pustakawan menginventarisinya dan memuatnya di perpustakaan.
4. MTsN Model Amuntai HSU a. Gedung Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perpustakaan sebagai Sumber Belajar pada MTsN Model Amuntai HSU Berdasarkan data hasil observasi dan dokumen yang penulis himpun bahwa gedung perpustakaan dalam pemberdayaan Perpustakaan sebagai sumber belajar memili luas sekitar 127 168 m2. Luas bangunan tersebut terbagi menjadi dua lokasi perpustakaan yakni lokasi komplik Candi Agung dan Sei Malang Ujung. Posisi perpustakaan terletak di depan bangunan MTsN Model Amuntai. Akses bangunan tersendiri dan tidak menyatu dengan ruangan kelas tetapi lokasinya terbagi 2 yakni Bangunan 1 di komplek Candi Agung sedangkan Bangunan 2 di Sei Malang Ujung. Dengan demikian bisa pula dikatakan bahwa kondisi Gedung Perpustakaan di MTsN Model Amuntai sangat strategis yang berada dibagian muka bangunan sekolah yang