PEMBENTUKAN BUDAYA DISIPLIN BERIBADAH DI KELAS ASRAMA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) 1 PURWOKERTO
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: ROSLIA FARIIDATUN MAAJIDAH NIM. 1223301141
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO 2016
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................. ..................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ............................... .................
iv
ABSTRAK ...................................................................................... ................
v
HALAMAN MOTTO ..................................................................... ................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................... ................
viii
DAFTAR ISI ................................................................................. ..................
x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. ..................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Definisi Operasional ..... .........................................................
7
C. Rumusan Masalah ......... ........................................................
10
D. Tujuan dan Manfaat Pen ........................................................
10
E. Kajian Pustaka ............... ........................................................
11
F. Sistematika Pembahasan. .......................................................
13
LANDASAN TEORI A. Budaya Disiplin .....................................................................
15
1.
Pengertian Budaya Disiplin ............................................ 15
2.
Disiplin Dalam Al-Qur’an .............................................. 17
3.
Manfaat Kedisiplinan Bagi Anak .................................... 18
x
4. Tahapan dan Strategi Pembentukan Budaya Disiplin .... . 5.
BAB III
BAB IV
19
Pengaruh Disiplin Bagi Anak .......................................... 20
B. Ibadah ................................................................................... .
22
1. Pengertian Ibadah ............................................................
22
2. Tujuan Beribadah ............................................................
23
3. Macam-macam Ibadah ....................................................
24
C. Pembentukan Budaya Disiplin Beribadah ........................... .
36
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................
39
B. Sumber Data ...........................................................................
40
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................
42
D. Teknik Analisis Data ........................................................... ..
45
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Profil Asrama MIN 1 Banyumas ..........................................
49
1. Sejarah Berdirinya Asrama .............................................
49
2. Letak Geografis Asrama………………………………...
50
3. Visi dan Misi MIN 1 Banyumas ………………………..
50
4. Visi, Misi Asrama MIN 1 Banyumas ............................. .
51
5. Fungsi dan Tujuan Asrama MIN 1 Banyumas …………
52
6. Struktur Organisasi Asrama MIN 1 Banyumas ...............
52
7. Keadaan Sarana dan Prasarana ...................................... ..
54
8. Keadaan Peserta didik..................................................... .
55
xi
B. Filosofi dan Kebijakan Pengasramaan ...................................
56
1. Filosofi Program Pengasramaan ......................................
56
2. Kebijakan Madrasah tentang Pembentukan Budaya Disiplin Beribadah di Kelas Asrama MIN 1 Banyumas .
58
3. Tujuan Kebijakan Asrama di MIN 1 Banyumas .............
60
C. Proses Pembentukan Budaya Disiplin Beribadah Di Kelas Asrama MIN 1 Banyumas ......................................................
61
1. Bentuk Kegiatan Budaya Disiplin Beribadah di Kelas Asrama MIN 1 Banyumas ...............................................
61
2. Strategi Pembentukan Budaya Disiplin Beribadah di Kelas Asrama MIN 1 Banyumas ................................. BAB V
66
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................
78
B. Saran-saran .............................................................................
79
C. Kata Penutup ..........................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecelakaan merupakan momok mengerikan yang terjadi di banyak negara. Terlebih untuk negara-negara berkembang ketika masalah transportasi seperti benang kusut. Data yang dikeluarkan World Health Organization (WHO) menunjukkan, India menempati urutan pertama negara dengan jumlah kematian terbanyak akibat kecelakaan lalu lintas. Sementara, Indonesia menempati urutan kelima. Namun yang mencengangkan, Indonesia justru menempati urutan pertama peningkatan kecelakaan menurut data Global Status Report on Road Safety yang dikeluarkan WHO.1 Indonesia dilaporkan mengalami kenaikan jumlah kecelakaan lalu lintas hingga lebih dari 80 persen. Di Indonesia, jumlah korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 120 jiwa per harinya. Tak berbeda jauh dengan di Nigeria, yang mengklaim 140 jiwa warganya tewas akibat kecelakaan setiap hari. Sementara, angka kematian global saat ini tercatat mencapai angka 1,24 juta per tahun. Diperkirakan, angka tersebut akan meningkat hingga tiga kali lipat menjadi 3,6 juta per tahun pada 2030. Kecelakaan tidak hanya terjadi di perlintasan darat, di lintasan perairan juga terjadi sebuah kecelakaan yang dialami oleh Nelayan. Team Search and Resercue gabungan hingga Jum’at (11/11) pukul 17.00 belum menemukan 1
http://m.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/14/07/nenhso57-survey-kecelakaanlalu-lintas-di-seluruh-dunia-orangorang-yang-mati-dalam-diam. Diakses tanggal 27 Juni 2016 pukul 03.00 WIB.
1
2
seorang nelayan yang hilang akibat tabrakan kapal tanker MT Victory Prima dengan kapal nelayan KM Jaya II di perairan Belawan, Medan, Sumatera Utara yang terjadi pada hari hari Rabu (9/11) sekitar pukul 19.35. Pencarian ini tidak mudah karena nelayan tidak menggunakan pelampung sehingga tidak ada penanda. Penyebab terjadinya kecelakaan akibat kapal nelayan KM Jaya II yang berbobot 6 gros ton tiba-tiba memotong haluan MT Victory Prima. Karena jaraknya sudah terlalu dekat kapal MT Victory Prima sudah tidak bisa mengendalikan kecepatannya sehinga kapal KM Jaya II yang berada sejajar dengan kapal MT Victory Prima tertabrak dan tenggelam. 2 Kasus lain terjadi pada anggota Perwira di Semarang, Ipda Hendro Priya Wibisono anggota Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Jawa Tengah akhirnya dipecat. Hendro ditahan lantaran terbukti mengedarkan sabu-sabu. Sebelumnya dia ditangkap Badan Narkotika Nasional Perwira (BNNP) Jawa Tengah saat hendak bertransaksi di Jalan Karangwulan Timur, Semarang Tengah pada 25 Februari 2013. Bahwa bukti yang disita 1 gram sabu-sabu. Terkait keputusan pemecatan itu, Hendro bukan kali ini saja terlibat dalam peredaran narkoba. Terhitung sudah tiga kali dia sebagai pengedar. Pria tersebut juga terlibat dalam jaringan peredaran narkoba yang melibatkan narapidana Kelas IA Kedungpane.3 Dari kasus diatas diketahui bahwa penyebab kecelakaan di negara Indonesia pada khususnya adalah kurangnya masyarakat yang menerapkan kedisiplinan yaitu tidak menaati peraturan yang telah ada atau menganggap 2 3
KOMPAS edisi Jum’at 11 November 2016 , hlm. 20. Suara Merdeka edisi Jum’at 07 Oktober 2016, hlm.20.
3
nya sepele. Hal tersebut sehingga mengakibatkan dampak yang luar biasa karena merugikan dan membahayakan diri sendiri dan orang lain. Apabila persoalan disiplin ini di hubungkan dengan urusan akhirat contohnya dalam hal beribadah. Penerapan disiplin pun sama pentingnya, tidak bisa dianggap sepele karena ada dampak dari itu semua. Melihat begitu pentingnya sikap disiplin bagi kehidupan perlu ditanamkan sikap tersebut sejak dini. Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah, dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah diterapkan tanpa pamrih. Di samping mengandung arti taat dan patuh pada peraturan, disiplin juga mengandung arti kepatuhan kepada perintah pemimpin, perhatian kontrol yang kuat terhadap penggunaan waktu, tanggug jawab atas tugas yang diamanahkan. Islam mengajarkan agar benar-benar memperhatikan dan mengaplikasikan nilai-nilai kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik. Disiplin tidak bisa terbangun secara instan. Dibutuhkan proses panjang agar disiplin menjadi kebiasaan yang melekat kuat dalam diri seorang anak. Oleh karena itu, penanaman disiplin harus dilakukan sejak dini. Tujuannya adalah untuk mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa.4 Jika sejak dini sudah
4
Ngainun Naim, Character Building (Yogyakarta:Ar-Ruz Media, 2012), hlm. 142-143.
4
ditanamkan disiplin, mereka akan menjadikannya sebagai kebiasaan atau budaya bagi dirinya. Penting bagi orangtua untuk memulai mengajarkan ibadah kepada anak pada masa dini. Tetapi, orangtua tidak boleh terlampau membebani anak dengan berbagai kewajiban ibadah. Sebab, pada masa ini, anak belum memiliki kewajiban untuk menjalankan ibadah.5 Menumbuh kebiasaan anak didik dalam beribadah merupakan salah satu benteng dalam menyelamatkan moral dari perilaku buruk yang melanda masyarakat sekarang ini seperti pengaruh-pengaruh negatif dari tekhnologi yang sedang berkembang pesat saat ini. Kenyataan ini menjadi suatu fenomena yang menggelisahkan bagi masyarakat. Untuk membentengi anak dari pengaruh buruk tersebut, perlu dididik sedini mungkin dalam hal disiplin mematuhi ajaran Islam. Oleh karenanya pendidikan agama untuk anak perlu diberikan seoptimal mungkin. Secara konkret pendidikan agama harus lebih kuat mengajarkan Al-Qur’an dan mempraktikkan ibadah lainnya. Seperti halnya Sayyidina Ali selalu memosisikan kedisiplinan di atas segalanya.
Kedisplinan
adalah
gerbang
menuju
sebuah
kesuksesan
menerapkan kedisiplinan merupakan salah satu mengantarkan anak pada kesuksesan. Tanpa kedisiplinan musykil rasanya kesuksesan akan diraih. Sayyidina Ali menerapkan kedisiplinan kepada anak-anaknya. Beliau selalu mengajarkan anak-anaknya untuk beribadah terutama sholat tepat waktu.6
5
Yusuf A. Rahman, Didiklah Anakmu seperti Sayyidina Ali bin Abi Thalib, (Jogjakarta: DIVA Press, 2014), hlm. 76. 6 Yusuf A. Rahman, Didiklah, hlm. 61-62.
5
Hal ini menjadi penting, mengingat anak didik adalah generasi yang akan menentukan nasib bangsa di kemudian hari. Karakter anak didik yang terbentuk seja sekarang akan sangat menentukan karakter bangsa di kemudian hari.7 Pendidikan Islam yang berorientasi pada pembentukan karakter dapat dilakukan melalui banyak model. Salah satu modelnya ialah Madrasah. Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang lebih modern, yang memadukan antara pendidikan pesantren dan sekolah, yang materinya mengintegrasikan agama dan pengetahuan umum. Madrasah diselenggarakan dengan dua model, yakni model boarding school seperti halnya pesantren di mana siswa belajar dan hidup 24 jam di lembaga pendidikan ini sebagaimana di pesantren. Dengan model madrasah yang sama dengan pesantren, maka pendidikan karakter dapat dilakukan sepanjang hari di lembaga pendidikan tersebut di bawah asuhan yang intensif.8 Sistem boarding school atau asrama relevan dan cocok sekali sebagai wahana atau tempat pendidikan nilai-nilai moral bagi para siswa karena sistem ini memiliki komitmen untuk mewujudkan pendidikan karakter, kemandirian, kemasyarakatan, kedisplinan, ketaatan atau kepatuhan pada segala aturan perilaku moral, tanggungjawab, kebebasan, dan kejujuran. 9
7
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter (Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2012), hlm. 53. 8 Haedar Nashir, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya, (Yogyakarta: Multi Presindo,2013) , hlm. 27-28. 9 Maksudin, Pendidikan Karakter Non-Dikotomik (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 103.
6
Melihat pendidikan
pentingnya
yang
sekolah
mempunyai
atau madrasah
tanggungjawab
sebagai
dalam
lembaga
melaksanakan
pembentukan karakter khususnya karakter disiplin, maka MIN Purwokerto telah melakukan berbagai upaya dalam melaksanakan pembentukan karakter disiplin bagi peserta didiknya dengan mengadakan program pengasramaan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada ibu Umi Latifah salah satu guru di asrama MIN Purwokerto mengatakan bahwa di asrama, peserta didik dilatih untuk selalu disiplin. Contoh disiplin yang diajarkan di asrama antaralain disiplin dalam beribadah, disiplin belajar, disiplin kebersihan, disiplin bangun tidur dan sebagainnya. Adapun yang penulis bahas dalam skripsi ini yaitu tentang budaya disiplin dalam beribadah. Dimana di kelas asrama MIN Purwokerto menerapkan beberapa strategi untuk membentuk budaya disiplin beribadah kepada peserta didik. Peserta didik dilatih dan dibimbing untuk selalu disiplin dalam beribadah baik ibadah yang bersifat fardhu maupun ibadah yang bersifat sunnah. Ibadah yang dilaksanakan di kelas asrama MIN Purwokerto adalah shalat lima waktu secara berjama’ah (shubuh dhuhur, ashar, maghrib isya), shalat sunnah tahajud, shalat dhuha dan shalat rawatib. Puasa sunnah senin kamis, shadaqah, berdo’a dan berdzikir serta membaca al-Qur’an bersama.
7
B. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman pada pengertian pengertian yang terkandung dalam skipsi ini, maka penulis memberikan batasan-batasan istilah yang digunakan dalam penggunaan skripsi ini, antara lain : 1. Budaya Disiplin Menurut bahasa, budaya diartikan sebagai pikiran, adat istiadat, sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah.10 Sedangkan, menurut Kotter dan Heskett pengertian budaya secara istilah dapat diartikan sebagai totalitas pola perilaku, kesenian, kepercayaan, dan semua produk lain dari karya dan pemikiran manusia yang mencirikan kondisi suatu masyarakat atau penduduk yang ditransmisikan bersama.11 Pengertian lain tentang budaya, bahwa budaya merupakan hasil cipta, karya dan karsa manusia yang lahir atau terwujud setelah diterima oleh masyarakat atau komunitas tertentu serta dilaksanakan dala kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran tanpa pemaksaan dan ditransmisikan pada generasi selanjutnya secara bersama. Sedangkan pengertian disiplin ada dua pengertian yaitu pengertian secara bahasa dan pengertian secara istilah. Ditinjau dari segi bahasa, disiplin berasal dari kata disiplin berasal dari bahasa Latin discerre yang
10
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1991), hlm. 149. 11 Muhammad Fathurrohman, Budaya Religius Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Yogyakarta: Kalimedia, 2015), hlm. 43-48.
8
memiliki arti belajar.12 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan atau tata tertib.13 Disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu anak menghadapi lingkungan. Disiplin tumbuh dari kebutuhan menjaga keseimbangan antara kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat agar memperoleh sesuatu dengan pembatasan atas peraturan yang diperlukan oleh lingkungan terhadap dirinya. Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sitem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku.14 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, budaya disiplin adalah pembiasaan diri menaati atau mematuhi peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan dengan cara mengendalikan diri agar tidak melakukan pelanggaran dilakukan secara kontinue dan bertahap sehingga akan terbentuk atau tertanam kuat pada jiwa atau pribadi seseorang. Karena pada dasarnya peserta didik belum bisa mengatur dan mengendalikan dirinya sendiri sehingga, perlu adanya arahan dan bimbingan dari berbagai pihak baik keluarga, sekolah maupun lingkungan sekitar. 2. Beribadah Ibadah secara bahasa adalah tunduk atau merendahkan. Sedangkan secara istilah, ibadah merupakan suatu ketaatan yang dilakukan dan
12
Ngainun Naim, Character, hlm, 142. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,2007), hlm,268. 14 Ngainun Naim, Character, hlm,142. 13
9
dilaksanakan sesuai perintah-Nya.15 Di dalam ibadah banyak macam dan bentuknya. Secara umum ibadah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang disyariatkan dan tata caranya sudah di tetapkan oleh al-Qur’an maupun hadits yang tidak boleh ditambah atau dikurangi. Seperti: shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang disyariatkan, namun tata cara pelaksanaanya tidak ditentukan waktu maupun jumlahnya. Seperti: shadaqah, membaca Al-Qur’an dan muamalah lainnya.16 Dalam skripsi ini penulis akan memfokuskan pembahasan tentang ibadah mahdhah yang meliputi shalat fardhu lima waktu, shalat tahajud, shalat dhuha, shalat rawatib, puasa sunnah. Sedangkan ibadah ghairu madhah yaitu berdzikir dan berdo’a, membaca al-Qur’an dan shadaqah. 3. Kelas asrama MIN Purwokerto Kelas asrama adalah nama lain untuk kelas VI di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Purwokerto. Siswa kelas VI di MIN Purwokerto wajib diasramakan selama satu tahun. Kelas asrama yaitu fasilitas penginapan yang disediakan madrasah yang di dalamnya terdapat aturan, jadwal kegiatan ataupun fasilitas yang dirancang untuk kebutuhan peserta didik. Program kelas asrama bagi sekolah maupun madrasah berarti pendidikan yang diberikan tidak hanya berlangsung di kelas madrasah saja
15
Bobsusanto,http://www.seputarpengetahuan.com/2015/04/pengertian-ibadah-dalamislam-terlengkap.html, diakses tanggal 24 Mei 2016 pukul 14.33. 16 http://zakariabumujahid.blogspot.com/2011/03/ibadah-dan-macam-macamnya.html. Diakses 15 Oktober 2016 pukul 16.00 WIB.
10
atau saat kegiatan belajar mengajar (KBM) saja tetapi juga dalam lingkungan belajar lain (asrama) yang sengaja disediakan untuk peserta didik. Jadi kegiatan asrama dilaksanakan penuh selama 24 jam dan kegiatan tersebut sifatnya wajib diikuti oleh siswa kelas 6 MIN Purwokerto selama satu tahun. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mengambil rumusan masalah “Bagaimana Pelaksanaan Pembentukan Budaya Disiplin Beribadah di Kelas Asrama MIN Purwokerto?” D. Tujuan Penelitian 1.
Mendeskripsikan pelaksanaan pembentukan budaya disiplin beribadah di kelas Asrama MIN Purwokerto.
2. Menganalisis pelaksanaan pembentukan budaya disiplin beribadah di kelas Asrama MIN Purwokerto. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Secara Teoritis Memberi kontribusi ilmiah terhadap referensi pendidikan karakter yang dilakukan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan perilaku peserta didik yang mencerminkan perilaku beragama dan berakhlaqul karimah yang bisa diterapkan pada kegiatan pembentukan budaya disiplin dan implikasinya terhadap peserta didik dalam penguatan karakter.
11
2. Secara Praktis Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada sekolah, khususnya kepada kepala sekolah dan kepala asrama , serta guru dan wali asrama di kelas Asrama MIN Purwokerto. F. Kajian Pustaka Kajian Pustaka merupakan telaah terhadap hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan objek penelitian yang sedang dikaji. Dalam kajian pustaka ini penulis mengambil sumber dari beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan tentang penanaman nilai kedisplinan siswa. Penelitian oleh Indriyanti Khusnul Musyofah dalam karyanya yang berjudul “Strategi Penanaman Nilai Kedisiplinan Siswa di MI Ma’arif NU Banjarparakan Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2012/2013”.17 Penelitian tersebut membahas tentang berbagai cara dan segala bentuk kegiatan maupun tindakan yang dilakukan sekolah dalam menanamkan nilai kedisplinan kepada siswa. Persamaan dengan skripsi ini yaitu sama-sama meneliti tentang kedisplinan dan perbedaannya dengan skripsi ini pada subyek dan tempat penelitian. Skripsi kedua yaitu karya Izul Musyofa yang berjudul “Upaya Pembiasaan Ibadah Shalat Siswa di MTs Negeri Model Purwokerto Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012”.18 Skripsi ini membahas tentang upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam membiasakan 17
Indriyanti Khusnul Musyofah , Strategi Penanaman Nilai Kedisiplinan Siswa di MI Ma’arif NU Banjarparakan Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2012/2013(STAIN PURWOKERTO,2012). 18 Izul Musyofa,Upaya Pembiasaan Ibadah Shalat Siswa di MTs Negeri Model Purwokerto Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 (STAIN PURWOKERTO,2012).
12
pengamalan ibadah shalat bagi siswanya melalui pembiasaan shalat berjam’ah di sekolah atau lebih spesifiknya pelaksanaan shalat dhuhur berjama’ah. Persamaan dengan skripsi ini yaitu subyek penelitian sama-sama membahas tentang pembiasaan atau budaya. Perbedaanya yaitu obyek yang lebih tinggi usianya dan tempatnya. Skripsi ketiga karya Nur Hanum Asifa yang berjudul “Pembentukan Kedisiplinan Shalat Pada Kelas Inklusi di SD 5 Bukateja Kabupaten Purbalingga.”19 Membahas tentang strategi khusus membentuk suatu kebiasaan shalat terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Persamaan dengan skripsi ini yaitu sama-sama membahas tentang pembentukan kedisplinan shalat karena shalat merupakan bagian dari ibadah. Perbedaanya, skripsi penulis membahas lebih luas tentang ibadah yang bukan hanya shalat namun ada ibadah-ibadah lain. Skripsi keempat karya Sarwono yang berjudul “Hubungan Pengamalan Ibadah Shalat Dengan Kedisiplinan Pada Siswa SMP Gunung Jati Purwokerto”.20 Skripsi membahas tentang pengamalan ibadah shalat dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kedisiplinan siswa SMP Gunung Jati Purwokerto. Persamaan dengan skripsi penulis sama-sama membahas tentang kedisplinan ibadah. Perbedaannya, skripsi penulis membahas lebih luas tentang ibadah yang bukan hanya shalat namun ibadah lain. Perbedaan lain yaitu objek dan tempat.
19
Nur Hanum Asifa, Pembentukan Kedisiplinan Shalat Pada Kelas Inklusi di SD 5 Bukateja Kabupaten Purbalingga (STAIN PURWOERTO,2005). 20 Sarwono, Hubungan Pengamalan Ibadah Shalat Dengan Kedisiplinan Pada Siswa SMP Gunung Jati Purwokerto (STAIN PURWOKERTO,2010).
13
Skripsi kelima karya Zaenal Abidin yang berjudul “Peran Kedisiplinan Dalam Membentuk Kepribadian Siswa di MI Al-Masruriyah Desa Kebumen Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran 2010/2011” tentang pelaksanaan kedisiplinan di MI semua peserta didik mentaati dan menjalankan tata tertib yang sudah ada, apabila ada yang tidak melaksanakan tata tertib di beri sanksi atau hukuman yang bersifat mendidik.21 Persamaan dengan skripsi penulis sama-sama membahas tentang kedisiplinan. Perbedaan dengan skripsi penulis yaitu pada objek dan tempat penelitian. G. Sistematika Pembahasan Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh dalam memahami skripsi ini, penulis menyusun sistematika terhadap pembahasanya sebagai berikut: Bagian awal kata pengantar meliputi Halaman Judul, Halaman Pernyataan Keaslian, Halaman Nota Pembimbing, Halaman Persembahan, Kata Pengantar, Halaman Pengesahan, Halaman Motto, Kata Pengantar Dan Daftar Isi. Bab satu berisi Latar Belakang Masalah, Definisi Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan. Bab dua berisi, kajian teori yang akan dibahas mengenai budaya disiplin yang meliputi Pengertian Disiplin; Disiplin Dalam Al-Qur’an, Manfaat Disiplin Bagi Anak; Tahapan Dan Strategi Pembentukan Budaya Disiplin; Pengaruh Disiplin Bagi Anak. Tentang ibadah 21
Zaenal Abidin, Peran Kedisiplinan Dalam Membentuk Kepribadian Siswa di MI AlMasruriyah Desa Kebumen Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran 2010/2011(STAIN PURWOKERTO,2010).
14
yang meliputi, Pengertian Ibadah; Tujuan Beribadah; Macam-Macam Ibadah. Tentang Budaya Disiplin Beribadah yaitu pembahasan tentang pembentukan budaya disiplin beribadah dengan beberapa strategi. Bab tiga berisi, metode penelitian yang terdiri dari Jenis Penelitian Dan Sumber data yang meliputi: Subjek Penelitian, Objek Penelitian, Lokasi Penelitian. Teknik Pengumpulan Data dengan Metode Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Teknik Analisis Data menggunakan Reduksi Data, Penyajian Data dan Penarikan Kesimpulan. Bab empat berisi pembahasan hasil penelitian tentang gambaran asrama MIN Purwokerto, yang terdiri dari Profil Asrama MIN Purwokerto, Letak Geografis Asrama MIN Purwokerto, Struktur Organisasi, Visi dan Misi, Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa Asrama MIN Purwokerto, Sarana dan Prasarana, serta Data Jumlah Siswa. Penyajian Data dan Analisis Data. Bab lima berisi Penutup meliputi Kesimpulan, Saran-saran dan Kata Penutup. Pada bagian akhir skripsi ini meliputi Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran dan Daftar riwayat hidup.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penyajian data dan analisis data dalam penelitian ini, maka peneliti dapat simpulkan bahwa pembentukan budaya disiplin beribadah di kelas arama MIN Purwokerto dilaksanakan dengan adanya kebijakan dari Madrasah mengenai kegiatan di asrama yang telah didukung sepenuhnya oleh seluruh steakholder MIN Purwokerto. Pembentukan budaya disiplin beribadah ini dilaksanakan dengan menggunakan beberapa strategi yaitu Konsep diri untuk bersikap empatik, menerima, hangat dan terbuka; Memberi contoh (teladan) dan komunikasi efektif untuk mendorong kepatuhan peserta didik; Membiasakan halhal yan baik melalui disiplin yang terintegrasi untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan dan tata tertib; Memberi motivasi dan terapi realitas dengan sikap positif dan tanggungjawab; Memberi hukuman atau konsekuensikonsekuensi logis dan alami untuk menegakkan kedisiplinan.
Strategi
pembentukan budaya disiplin beribadah digunakan oleh guru pendamping di kelas asrama dengan cara menerapkannya dalam kegiatan di asrama. Pembentukan budaya disiplin beribadah di kelas asrama antara lain: wajib shalat fardhu berjama’ah, pembiasaan shalat sunnah rawatib, pembiasaan shalat tahajjud dan shalat dhuha, dzikir dan berdo’a bersama, ngaji rutin setiap sebelum shalat berjama’ah dilaksanakan dan setelahnya, penganjuran puasa sunnah (senin
78
79
kamis), pembiasaan shadaqah. Kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan waktu dan tempat yang ada yang terdapat pada jadwal kegiatan. B. Saran-saran Setelah peneliti menarik kesimpulan, sebagai tindak lanjut yang dipandang perlu demi peningkatan pengembangan kepribadian/karakter anak agar tercipta generasi muda yang bersikap disiplin, berperilaku positif dan berakhlakul karimah, dan tanpa bersikap menggurui maka peneliti ingin memberi saran demi kebaikan program asrama tersebut: 1. Untuk kepala Madrasah, konsep sekolah berasrama pastinya harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai demi terciptanya kegiatan yang kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik yang melaksanakannya. Dengam begitu koordinasi yang baik dengan dewan guru di asrama akan dapat mengetahui kebutuhan asrama sebagai penunjang kegiatan di asrama. 2. Untuk kepala Asrama, hendaknya lebih mengkomunikasikan kendala-kendala yang dialami kepada orang tua sehingga terdapat kedekatan atau komunikasi yang baik dengan peserta didik maupun wali murid. Dengan komunikasi yang lebih baik maka program dan kegiatan di asrama dapat dilaksanakan dengan lebih baik pula. 3. Untuk staff pengajar baik guru maupun ustad dan ustadzah hendaknya ciptakan pembelajaran dengan kondisi belajar yang kondusif yaitu dengan melakukan motivasi lebih. Dengan motivasi, seorang anak akan merasa senang dan antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
80
4. Untuk orang tua/wali murid sebaiknya tidak terlalu sering menjenguk anaknya, karena hal demikian akan membuat anak menjadi kurang mandiri. Dan lakukan terus pengawasan kepada peserta didik ketika di rumah terutama perilaku peserta didik setelah di asrama. 5. Untuk peserta didik sebaiknya tetap semangat dalam menjalankan kegiatan asrama, karena kegiatan di asrama adalah hal yang dapat menumbuhkan sikap positif dalam diri. C. Kata Penutup Dengan mengucap syukur kepada Allah Swt atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, penulis diberi kesanggupan untuk menyelesaikan penulisan skrispi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasul Muhammad Saw. Besar harapan peneliti, semoga penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan bagi pembaca pada umumnya. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dari segi kata, pemakaian bahasa, maupun kandungan isinya. Oleh karenanya, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk bahan perbaikan lebih lanjut. Akhirnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini, peneliti ucapkan syukron katsir semoga Allah Swt memberi balasan sesuai amal baiknya. Aamiin yaa rabbal’aalamiin
DAFTAR PUSTAKA A, Doni Koesoema. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo. A. Aziziy, Qodri. 2002. Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Sosial. Semarang: Aneka Ilmu Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Syaikh. tt. Panduan Lengkap Shalat Menurut Empat Madzhab. Jakarta: Dar As-Salam Abidin, Zaenal. 2010. Peran Kedisiplinan Dalam Membentuk Kepribadian Siswa di MI Al-Masruriyah Desa Kebumen Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran 2010/2011. STAIN PURWOKERTO Adi, Rianto. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, edisi I. Jakarta: Granit Al-Qahthani , Said bin Ali bin Wahaf. 2006. Panduan Shalat Lengkap. Jakarta: An-Nahlawi, Abdurrahman. 1995. Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Gema Insan Press Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian (Rev, Ed.). Jakarta: Rineka Cipta Arikunto,Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad,Hasbi. 1998. Al-Islam. Semarang:PT.Pustaka Rizki Putra Asifa, Nur Hanum. 2005. Pembentukan Kedisiplinan Shalat Pada Kelas Inklusi di SD 5 Bukateja Kabupaten Purbalingga. STAIN PURWOERTO Azzet, Akhmad Muhaimin. 2011. Pedoman Praktis Shalat Wajib&Sunnah. Jogjakarta: Javalitera Bobsusanto. http://www.seputarpengetahuan.com/2015/04/pengertian-ibadah-dalamislam-terlengkap.html. (diakses pada tanggal 24 Mei 2016) Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada Daradjat, Zakiah. 1995. Ilmu Fiqh. Yogyakarta: PT.Dana Bhakti Wakaf
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Fathoni, Abdurahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta Fathurrohman, Muhammad. 2015 Budaya Religius Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan . Yogyakarta: Kalimedia Ghazaliy, Abdul Rahman dkk. 2010. Fiqh Muamalat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010 http://hanifibnuhajar.blogspot.in/2013/03/tujuan-ibadah.html. (diakses pada tanggal 2 November 2016) http://hanifibnuhajar.blogspot.in/2013/03/tujuan-ibadah.html. (diakses pada tanggal 2 November 2016) http://m.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/14/07/nenhso57-survey-kecelakaanlalu-lintas-di-seluruh-dunia-orangorang-yang-mati-dalam-diam. (diakses pada tanggal 27 Juni 2016) http://www.definisi-pengertian.com/2015/04/manfaat-kedisiplinan-konseppendidikan.html. (diakses pada tanggal 2 November 2016) http://zakariabumujahid.blogspot.com/2011/03/ibadah-dan-macam-macamnya.html. (diakses pada 15 Oktober 2016 ) https://www.islampos.com/mengetahui-tujuan-utama beribadah172912/?_e_pi_=7%2CP7328577431. (diakses pada tanggal 2 November 2016) KOMPAS. edisi Jum’at 11 November 2016 Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Muchtar, Heri Jauhari. 2012. Fikih Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Musyofa, Izul. 2012. Upaya Pembiasaan Ibadah Shalat Siswa di MTs Negeri Model Purwokerto Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012. STAIN PURWOKERTO Musyofah, Indriyanti Khusnul. 2012. Strategi Penanaman Nilai Kedisiplinan Siswa di MI Ma’arif NU Banjarparakan Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2012/2013. STAIN PURWOKERTO Naim, Ngainun. 2012. Character Building. Yogyakarta: Ar-Ruz Media Nashir, Haedar. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya. Yogyakarta: Multi Presindo,2013 Qardhawi, Yusuf. 1999. Berinteraksi dengan Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani Press Qardhawi, Yusuf. 2012. Fiqih Puasa. Solo: Intermedia Rahman, Yusuf A. 2014. Didiklah Anakmu seperti Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Jogjakarta: DIVA Press Sadili,
Ahmad Nawawi. 2011. Panduan Fardhu&Sunnah. Jakarta: Amzah
Praktis
dan
Lengkap
Shalat
Sahlan, Asmaun. 2010. Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah . Malang: UIN MALIKI PRESS Saleh, Hassan. 2008. Kajian Fikih Nabawi &Fikih Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sarwono. 2010. Hubungan Pengamalan Ibadah Shalat Dengan Kedisiplinan Pada Siswa SMP Gunung Jati Purwokerto. STAIN PURWOKERTO Silalahi, Ullber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama Suara Merdeka. edisi Jum’at 07 Oktober 2016 Sugiyono, 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Thoha, Chabib. 1999. Metodologi Pengajaran Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Trisnayadi, Tuwuh. 2007. Menggapai Cita-Cita Bimbingan Karir Untuk Anak Remaja Muslim. Yogyakarta: PT.Pustaka Insan Madani Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter (Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Wiyani, Novan Ardy 2013. Bina Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media