PEMBAHASAN - 1 “AQIDAH”
RUBUBIYAH ULUHIYAH ASMA WA SHIFAT diserupakan
: Allah pencipta dan pengatur segala urusan : Allah yang berhak diibadahi : Memiliki nama-nama terbaik & tidak
dengan makhluk DALIL AQLI : Keberadaan banyaknya makhluk membuktikan adanya Sang Pencipta
2. IMAN KEPADA MALAIKAT (QS. An-Nisa [4]: Merupakan makhluk ghaib yang senantiasa taat 136)
kepada Allah. Diciptakan dari cahaya. Allah telah mempercayakan beberapa tugas kepada mereka, seperti: Menjaga para hamba, Mencatat seluruh amalan hamba, Menjaga surga berikut segala kenikmatannya, Menjaga neraka berikut segala siksaannya, Dan ada juga yang tugasnya bertasbih siang dan malam DALIL AQLI: tanpa henti. malaikat di antaranya: Jejak eksistensi • Sampainya wahyu kepada Nabi dan Rasul, • Wafatnya makhluk dengan dicabutnya ruh mereka, • Penjagaan terhadap manusia dari gangguan jin dan setan, dll.
3. IMAN KEPADA KITABULLAH (QS. An-Nisa [4]: 136) Ada 4 kitab samawi, yakni: 1. Taurat kepada Musa as, 2. Zabur kepada Daud as, 3. Injil kepada Isa as, dan 4. Al-Qur’an kepada Muhammad saw.
Al-Qur’an merupakan kitab samawi terbesar, terlengkap, dan menjadi penyempurna kitab-kitab samawi sebelumnya. DALIL AQLI: Lemahnya manusia membutuhkan petunjuk bagaimana memperbaiki jiwa dan raganya serta bagaimana menapaki kehidupan di dunia dari Sang Pencipta, Allah swt
IMAN KEPADA AL-QUR’AN (QS. Al-Furqon: 1) Al-Qur’an merupakan kitab samawi terbesar, terlengkap, dan menjadi penyempurna kitab-kitab samawi sebelumnya. Diturunkan kepada Nabi terakhir, Muhammad saw. Pemimpin umat akhir zaman. Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab yang Allah telah menjamin keasliannya dari pengurangan dan penambahan, serta dari penggantian dan perubahan. Allah juga telah menjamin kekekalannya hingga Dia mengangkatnya ke sisi-Nya pada akhir kehidupan nanti. (QS. Al-Hijr: 9) DALIL AQLI: Al-Qur’an mencakup berbagai macam ilmu, mulai dari ilmu alam, sejarah, sosial, hingga peperangan. Meski demikian, ia diturunkan kepada seorang hamba yang tidak bisa baca tulis. Jadi, Al-Qur’an itu murni kalam ilahi.
4. IMAN KEPADA UTUSAN ALLAH (QS. An-Nahl [16]: 36) Para rasul adalah makhluk Allah yang paling sempurna dan paling mulia, meskipun mereka adalah manusia biasa yang juga makan, minum, sakit, sehat, lupa, ingat, meninggal, dan hidup. Allah swt telah memilih dari kalangan manusia beberapa rasul, serta mewahyukan kepada mereka syariat-Nya dan mengambil janji dari mereka untuk menyampaikan wahyu tersebut sebagai hujjah pada hari Kiamat kelak. DALIL AQLI: Allah menciptakan makhluk-Nya untuk beribadah kepadaNya. Oleh karena itu, perlu diutus para utusan Allah untuk mengenalkan Rabb, mengarahkan pada kesempurnaan manusiawi, dan mengantarkan para hamba kepada kebahagiaan dunia akhirat.
IMAN KEPADA KERASULAN MUHAMMAD (An-Nisa : 170)
Beberapa tanda mukjizat kenabian, seperti: Bulan terbelah (QS. Al-Qamar: 1-3) Menyembuhkan bola mata shahabat Qatadah ketika perang Uhud dan Ali bin Abi Talib ketika perang Khaibar Pohon dapat berbicara dan batang pohon kurma rindu pada Rasulullah Sebanyak 80 orang dapat makan kenyang hanya dari 1 mud gandum Isra Mi’raj dari Masjidil Haram – Masjidil Aqsa – Sidratul Muntaha dalam 1 malam Menerima wahyu Al-Qur’an DALIL AQLI: Allah sangat mungkin mengutus Muhammad kepada kaumnya,
5. IMAN KEPADA HARI AKHIR (QS. Ar-Rahman: 2627) Rasulullah bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi hingga muncul sepuluh tanda; 1) Penenggelaman ke bumi di timur, 2) Penenggelaman ke bumi di barat, 3) Penenggelaman ke bumi di Jazirah Arab, 4) Keluarnya asap, 5) Dajjal, 6) Binatang melata, 7) Ya’juj dan Ma’juj, 8) Terbitnya matahari dari arah barat, 9) Api muncul dari dasar lembah Aden yang menggiring manusia, dan 10) Turunnya DALIL AQLI: Isa bin Maryam.” (HR Muslim, 4/2236) Allah sangat berkuasa untuk menciptakan dan sudah pasti juga berkuasa untuk melenyapkan.
SIKSA DAN NIKMAT DI ALAM KUBUR (QS. Al-Anfal: 50-51) “Jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya pada setiap pagi dan petang hari. Jika ia termasuk penduduk surga, maka akan (diperlihatkan) sebagai penduduk surga dan jika ia termasuk penduduk neraka, maka akan (diperlihatkan) sebagai penduduk neraka. Lalu dikatakan kepadanya, ‘Inilah tempat tinggalmu sampai Allah membangkitkanmu pada hari Kiamat’.” (HR Bukhari, 8/134) DALIL AQLI: Iman kepada hal ghaib, seperti iman kepada Allah, malaikat, dan hari Kiamat mengharuskan seorang hamba untuk juga beriman kepada siksa dan nikmat kubur.
6. IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR (Al-Hadid: 22) Qadha ialah hukum Allah swt yang bersifat azali mengenai keberadaan atau ketiadan sesuatu. Qadar ialah tindakan Allah mengadakan sesuatu dengan cara yang khusus dan pada waktu yang khusus. Namun, adakalanya masing-masing dari keduanya dimutlakkan atas yang lainnya. Rasulullah bersabda, “Pertama kali yang Allah ciptakan adalah pena. Lalu Allah berfirman kepadanya, ‘Tulislah!’ Pena itu menjawab, ‘Wahai Rabb, apa yang harus aku tulis?’ Allah menjawab, ‘Tulislah takdir segala sesuatu sampai datangnya hari Kiamat’.” (HR Ahmad, 5/137)
7. TAUHID DALAM IBADAH (Al-Baqarah: 21-22) Hanya untuk Allah-lah seluruh amalan batinnya berupa rasa takut, pengharapan, tobat, kecintaan, pengagungan, dan tawakal. Begitu juga amalan lahiriyahnya berupa shalat, puasa, haji, dan jihad. DALIL AQLI: Keesaan Allah swt dalam hal mencipta, memberi rezeki, bertindak, dan mengatur, mewajibkan ibadah hanya ditujukan untuk-Nya semata, tidak ada sekutu bagi-Nya sedikit pun dalam hal ini.
8. TAWASUL (WASILAH) (Al-Baqarah: 21-22) Tawasul artinya : Mengerjakan suatu amal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, atau Memohon/berdoa kepada Allah dengan perantaraan nama seseorang yang dianggap suci dan dekat kepada-Nya DALIL AQLI: Ketidaktahuan seorang hamba terhadap perbuatan dan perkataan yang dicintai dan dibenci oleh Allah Ta’ala menuntut agar wasilah hanya terbatas pada apa-apa yang telah disyariatkan oleh Allah dan dijelaskan oleh Rasulullah saw.
9. WALI ALLAH DAN WALI SETAN (Yunus [11]: 62-64) WALI ALLAH (Al-Baqarah: 257) Wali-wali Allah adalah orang-orang yang mencintai dan menolong Allah Contoh peristiwa wali Allah dan karamahnya: Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu jika ia bersumpah atas nama Allah dalam suatu perkara, maka Allah pasti mengabulkan sumpahnya. Sampai ketika terjadi Perang Qadisiah, ia bersumpah atas nama Allah agar Allah memenangkan kaum muslimin atas kaum musyrikin dan agar ia menjadi orang pertama yang syahid di medan pertempuran. Maka, terjadilah peritiwa seperti apa yang ia inginkan.
WALI SETAN (Al-A’raf: 27) Wali-wali setan adalah orang-orang yang memusuhi Allah. Kalaulah seandainya muncul pada diri mereka sesuatu yang luar biasa, seperti mereka bisa terbang di langit atau berjalan di atas permukaan air, maka itu hanyalah istidraj (dilulu) dari Allah. Di antara bentuk tipu daya setan: > Ada yang didatangi setan dengan membawa bermacammacam makanan dan minuman. > Ada yang diajak berbicara oleh setan tentang urusanurusan gaib dan diperlihatkan beberapa urusan-urusan yang tersembunyi. > Ada yang tidak mempan ditebas senjata tajam. > Ada yang didatangi setan yang menjelma sosok lelaki saleh ketika ia meminta pertolongan orang saleh tersebut,
10. AMAR MAKRUF NAHI MUNKAR (Ali Imron: 104) “Barang siapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya, dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman.” (HR Muslim: 69) Etika beramar ma’ruf nahi munkar : 1.Mengetahui betul syariat yang ia perintahkan 2.Orang yang beramar makruf nahi mungkar mempunyai sikap wara’ (hati-hati), yaitu ia tidak melakukan apa yang ingin ia larang dan tidak meninggalkan apa yang ingin ia perintahkan. 3.Memiliki akhlak yang baik, sabar, serta lemah lembut dalam memerintah dan melarang. 4.Tidak mencari tahu kemungkaran dengan cara mematamatai keburukan orang lain.
Etika beramar ma’ruf nahi munkar : (lanjutan) 5. Sebelum seseorang memerintah orang lain, hendaknya ia memberitahukan kepadanya tentang kebaikan yang ingin ia perintahkan. 6. Memerintah dan mencegah dengan cara yang makruf. 7. Jika seseorang tidak mampu merubah kemungkaran dengan tangan dan lisannya, lantaran mengkhawatirkan keselamatan dirinya, hartanya, atau kehormatannya, dan ia tidak mampu bersabar atas apa yang akan menimpanya, maka cukup baginya mengingkari kemungkaran dengan hatinya.
11. IMAN KEPADA SHAHABAT, IMAM, DAN PEMIMPIN KAUM MUSLIMIN (QS. Al-Maidah: Seorang muslim wajib mencintai dan54) mengutamakan para shahabat Nabi, menghargai para imam kaum muslimin, serta pemimpin kaum muslimin. Ini mencakup: Khulafaur Rasyidin : Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhum. Shahabat yg dijamin masuk surga : Khulafaur Rasyidin, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, Sa’id bin Zaid, Abu Ubaidah Amir bin Jarrah, Abdurrahman bin Auf.
Para shahabat yang ikut serta dalam perang Badar. Para shahabat yang dijamin masuk surga selain sepuluh orang yang telah disebutkan, yaitu Fathimah Az-Zahra’ dan kedua anaknya Hasan dan Husain, Tsabit bin Qais, Bilal bin Rabbah, dan yang lainnya. Para shahabat yang turut serta dalam peristiwa Baiatur Ridwan. Jumlahnya mencapai 1.400 shahabat. Adapun yang termasuk imam yang dimaksud adalah: qari’ (orang yang hafal dan ahli dalam AlQur’an), faqih (ahli fikih) muhaddits (ahli hadits), mufassir (ahli tafsir) dari kalangan tabi’in dan tabiut tabi’in rahimahumullah. Sedangkan untuk pemimpin yang dimaksud adalah: pemimpin kaum muslimin yang menerapkan syariat Islam.
Etika terhadap para shahabat Nabi dan keluarganya: 1.Mencintai mereka. 2.Mengimani keutamaan mereka atas kaum mukminin dan muslimin yang lain. 3.Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan shahabat Rasulullah saw yang paling utama, kemudian disusul Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhum. 4.Mengakui kelebihan dan keunggulan para shahabat. 5.Menjauhkan diri dari mengungkit kesalahan-kesalahan mereka dan mengambil sikap diam terhadap perselisihan yang terjadi di antara mereka. 6.Mengimani kehormatan para istri Rasulullah saw. Mereka adalah para wanita yang suci dan disucikan. Ridha kepada mereka dan memiliki pandangan bahwa yang paling utama di antara mereka adalah Khadijah binti Khuwailid dan Aisyah binti Abu Bakar.
Etika terhadap para pemuka agama, yaitu para qari, ahli hadits, dan ahli fikih: 1.Mencintai mereka, memintakan rahmat dan ampunan untuk mereka, serta mengakui keutamaan-keutamaan yang mereka miliki. 2.Tidak menyebut mereka kecuali dengan cara yang baik dan tidak mencela mereka dengan perkataan maupun pemikiran. 3.Segala persoalan yang telah disusun oleh Imam yang empat; Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, dan Imam Abu Hanifah, serta pendapat dan ucapan mereka yang berkaitan dengan masalah-masalah agama, fikih, dan syariat, semuanya bersandar pada Kitabullah dan sunnah Rasulullah saw. 4.Mengambil pendapat dalam masalah-masalah fikih dan agama dari apa yang telah disusun oleh salah seorang dari imam terkemuka tersebut adalah diperbolehkan, dan mengamalkannya termasuk mengamalkan syariat Allah, selama ia tidak bertentangan dengan nash yang jelas lagi shahih dari Kitabullah atau sunah Rasulullah saw.
5. Para imam adalah manusia biasa yang bisa benar dan bisa salah. Oleh karena itu, seorang muslim tidak boleh bersikap fanatik terhadap pendapat salah seorang dari mereka dan meninggalkan pendapat yang lain, kecuali jika menyelisihi firman Allah atau sabda Rasulullah saw. 6. Menerima alasan mereka dalam beberapa masalah cabang agama yang mereka perselisihkan. Etika terhadap para pemimpin kaum muslimin 1.Wajibnya menaati mereka 2.Tidak boleh membelot dari perintah para pemimpin atau mengumumkan penentangannya kepada mereka. 3.Mendoakan mereka dengan kebaikan, kebenaran, taufik, dan penjagaan dari keburukan serta dari terjerumus ke dalam kesalahan. 4.Berjihad di bawah kepemimpinannya dan shalat berjamaah di belakangnya, sekalipun mereka melakukan kefasikan dan perbuatan-perbuatan haram yang tidak sampai tingkat kekafiran.