PELARUTAN LAPISAN TIMBAL SULPHAT (PbSO4) PADA ELEKTRODA LEAD-ACID BATTERY UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPUAN PENYIMPANAN LISTRIK M. Akbar Barrinaya1, Andi Rustandi2 1
Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia.
2
Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia. E-mail:
[email protected] [email protected]
ABSTRAK Lead-acid battery atau accu merupakan perangkat kimia untuk penyimpan listrik[1]. Pengguaannya yang semakin meningkat didunia terutama dibidang otomotif yang digunakan sebagai perangkat penyimpan listrik sejalan dengan semakin meningkatnya produksi otomotif itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa limbah accu pun semakin meningkat, pengolahan limbah accu yang banyak di Indonesia saat ini yaitu dengan menggunakan proses pyrolisis yang mana memiliki dampak bahaya yang tinggi akan pencemaran lingkungan oleh limbah timba dari accu. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengolahan limbah accu dengan metode hydrolisis yang lebih ramah lingkungan. Dengan memperbaiki kemampuan penyimpanan listrik pada accu agar dapat digunakan kembali. Pelarutan lapisan timbal sulphat (PbSO4) pada elektroda accu merupakan metode yang digunakan pada penelitian ini. Pelarutan dilakukan dengan menggunakan larutan NaCl jenuh. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa larutan NaCl jenuh ini mampu melarutkan lapisan timbal sulphat pada elektroda accu, dari data yang didapat pada penelitian ini kemampuan penyimpanan listrik accu dapat diperbaiki menjadi 2.253Ah dari posisi awal 0.188Ah. Kata kunci
:
accu; hydrolysis; pelarutan; PbSO4; charging
ABSTRACT Lead-acid battery are chemical devices for electrical storage[1]. Lead-acid battery application is increasing especially in automotive industry that is used for power storage device, accordance with the increasing automotive production. This indicates that the waste of batteries is increasing, a lot of waste batteries in Indonesia at this time is recycle used pyrolisis process which have a high impact of environmental pollution hazards by lead from waste batteries. Therefore, this study aims to process waste batteries using hydrolisis method which more environmentally friendly. By improving the ability of electricity storage in batteries that can be reused. Dissolution of lead sulphat (PbSO4) layer on the electrode batteries is the method used in this study. Dissolution performed using saturated NaCl solution. From the results of this study indicate that saturated NaCl solution is capable of dissolving lead sulphat (PbSO4) layer on the electrode lead sulphat batteries, from the information obtained in this study was the ability of electric storage batteries can be repaired from 0.188Ah to 2.253Ah. Keywords
:
accu; hydrolysis; dissolution; PbSO4,; charging
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013
1. PENDAHULUAN Perkembangan transportasi di Indonesia terbilang begitu pesat meningkatnya jumlah kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat yang begitu tinggi berpengaruh pada peningkatan kebutuhan penggunaan jumlah baterai sebagai sumber energi listrik yang dibutuhkan oleh setiap kendaraan bermotor.
Pengolahan limbah timbal khususnya timbal pada accu perlu penanganan khusus, mengingat timbal adalah logam berat yang berbahaya terutama bagi lingkungan dan kesehatan manusia sehingga pengolahan limbah timbal yang tidak benar dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Pada penelitian ini kami mencoba untuk mengolah kembali limbah baterai khususnya lead-acid battery yang sudah mengalami penurunan kemampuan untuk menyimpan listik. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah menggunakan metode hydrometallurgy sebagai metode yang bersifat ramah lingkungan dibandingkan dengan metode pyrometallurgy yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia serta menggunakan metode hydrometallurgy untuk menghilangkan timbal sulpat (PbSO4) yang bersifat isolator pada timbal yang digunakan sebagai elektoda pada accu sehingga dapat memperbaiki kemampuan untuk menyimpan listik.
2.
PELARUTAN LAPISAN TIMBAL SULPHAT Plate sulphation merupakan salah satu penyebab kerusakan pada accu, kerusakan ini
dapat terlihar dengan pengamatan visual yang mana terlihat adanya jejak dari sulphat. Sulphation sendiri merupakan proses perubahan material active plate menjadi timbal-sulphat putih yang inactive yang disebabkan tegangan charging yang rendah atau proses charging yang tidak sempurna setelah pemakaian. Hampir 84% baterai mengalami kerusakan karena penumpukan lapisan timbal sulphat (PbSO4) pada lempengan dan kutub baterai[6]. Lapisan timbal sulphat ini terbentuknya pada proses discharging, dengan reaksi : Katoda : Pb + H2O PbO + 2H+ + 2e Anoda : PbO2 + 2H+ + 2e PbO + H2O Sehingga saat PbO bereaksi dengam larutan elektrolit (H2SO4) maka akan membentuk timbal sulphat.
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013
PbO + H2SO4 PbSO4 + H2O Lapisan timbal sulphat ini akan menimbulkan plate sulphation saat terjadi proses charging yang tidak sempurna, timbal sulphat sisa hasil reaksi perubahan PbSO4 menjadi Pb dan PbO2 ini akan membentu lapisan inactive yang menyebabkan turunnya kemampan penyimpanan listrik pada accu. Pada buku Technical guidelines for the environmentally sound management of waste lead-acid batteries, yang dikeluarkan oleh Secretariat of Basel Convention, dijelaskan proses elektrokimia dalam produksi timbal dengan metode hydrometallurgy, yang mana didalamnya terdapat proses pelarutan (leaching) untuk membentuk ploumbous lead (Pb2+) dengan menggunakan larutan NaCl dan HCl.
Gambar 2.1. Proses elektrokimia dalam memproduksi timbale secara hydrometallurgy[3].
Pada penelitian sebelumnya juga telah dilakakuakan penelitian oleh Brian Wilson, ILMC Program Manager dalam technical report-nya yang berjudul
The removal of sulfur in the
recycling of used lead-acid batteries, dengan melakukan pelarutan timbal sulphat (PbSO4) menggunakan larutan NaCl dengan persamaan reaksi : PbO + 2 HCl + 2 NaCl = PbCl4Na2 + H2O PbSO4 + 4 NaCl = PbCl4Na2 + Na2SO4 PbO2 + Pb0 + 2 HCl + 4 NaCl = 2 PbCl4Na2 + 2 H2O PbO + H2SO4 + 2 CaCl2 = PbCl4Ca + CaSO4 + H2O PbO2 + Pb0 + 2 H2SO4 + 2 CaCl2 = 2 PbCl4Ca + CaSO4 + 2 H2O lapisan timbal sulphat ini bersifat isolator, sehingga akan membuat baterai tidak bisa lagi mengantarkan dan menyimpan listrik. Kondisi kutub dan lempeng elektroda baterai yang sehat / baterai baru garam timbal sulphat (PbSO4) hanya berbentuk sponge (bunga karang berpori) dan
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013
dapat dilalui arus listrik ( resistansi dalam baterai < 20 miliOhm )[19] sedangkan kondisi kutub dan lempeng baterai “rusak” Sponge garam timbal sulphat berubah menjadi lapisan timbal sulphat yang bersifat isolator. Kemampuan baterai menurun drastis dan akhirnya tidak bisa dipergunakan sama sekali.
3.
PROSEDUR PERCOBAAN Langkah yang pertama pada peneliatian ini yaitu mempersiapkan sampel accu yang akan
diperbaiki accu yang digunakan yaitu accu yang kemampuan penyimpanan listriknya telah berkurang. Elektroda accu dikeluarkan dengan cara membuka lem-an pada casing accu. Namun sebelum membuka lem-an pastikan elektrolit accu sudah dibuang dan benar-benar habis karena bersifat korosif dan dapat menyebakan luka iritasi pada kulit. Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data awal tujuannya yaitu untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan dan sebagai data kondisi awal accu yang akan dibandingkan dengan data akhir yaitu data setelah proses pelarutan lapisan sulphat. Pada pengambilan data awal ini ada beberapa data yang akan diambil yaitu kondisi secara visual, data tegangan yang tersimpan pada accu, pengujian adanya lapisan sulphat pada elektoda accu menggunakan pengujian XRD (X-Ray Diffraction) kemudian kemampuan charging accu dan kapasitas listrik yang mampu dihasil kan setelah charging dengan pemberian beban terhadap accu. Sampel pengujian XRD ini diambil dari lapisan sulphat (berwarna putih) pada elektroda accu yang ditunjukkan pada Gambar.4.1 kemudian dibuat menjadi bubuk kering dengan cara dikeringkan seperti pada Gambar.4.2. Setelah dilakukan pengambilan data awal maka barulah masuk proses selanjutnya yakni proses pelarutan lapisan sulphat. Pada proses ini lapisan sulphat akan dilarutkan menggunakan larutan NaCl (garam dapur) jenuh, elektroda accu dikeluarkan dari chasing accu kemudian direndam menggunakan larutan NaCl jenuh disebuah wadah perendaman ini disertai dengan pengadukan larutan agar proses pelarutan berjalan lebih cepat dan didapat hasil pelarutan yang maksimal. Langkah berikutnya pengambilan data hasil pelarutan accu yang bertujuan untuk melihat perubahan kondisi accu setelah dilakukan pelarutan. Variabel yang dicatat pada pengambilan data ini yaitu tegangan tersimpan arus pada accu dan arus saat elektroda dialiri tegangan 12VDC dari rectifier pengambilan data ini tentunya dengan memasukkan kembali elektroda accu kedalam chasing dan mengisi larutan elektrolit. Proses charging merupakan tahapan lanjut
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013
setelah proses pelarutan, pada proses ini elektroda dimasukkan kembali kedalam chasing kemudian disi dengan larutan elektolit, arus listrik dialirkan ke kutub positif dan kutub negatif dari elektroda accu. Proses charging dilakukan hingga tegangan accu terisi penuh (12VDC). Pengambilan data charging ini dilakukan untuk mengetahui perubahan kondisi accu setelah proses pelarutan dilakukan. Hasil dari proses charging ini akan dibandinkan dengan hasil charging sebelum proses pelaruran lapisan sulphat pada elektroda accu dilakukan. Setelah accu di-charge hingga terisi penuh sesuai dengan kapasitas accu, selama waktu pengisian, maka untuk mengetahui kapasitas accu (Ampere-hour), accu diberikan beban (Watt) sehingga terjadi aliran arus (Ampere) dari accu ke beban selama waktu (jam) hingga tidak ada arus yang mengalir kebeban dan akan didapat kapasitas accu sebenarnya. Kemudian data yang diperoleh pada tahap ini antara lain tegangan hasil charging, arus pembebanan, waktu pembebanan, besarnya nilai beban yang diberikan dan tegangan yang tersimpan pada accu setelah proses discharging. Kemudian hasil akhir yang didapat pada pada tahapan ini akan dibandingkan dengan hasil data awal yang telah didapat sebelumnya, sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan tentang penelitian ini.
Gambar 3.4. Diagram alir penelitian.
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Pengambilan Data Awal Data awal merupakan data awal yang memberikan informasi tentang kondisi awal accu,
ada beberapa pengamatan atau pengujian yang telah dilakukan yang akan dipaparkan pada bagian subbab ini, berikut hasil pengambilan data awal pada penelitian ini.
4.1.1. Pengamatan Visual Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati kondisi visual dari komponen accu, pada pengamatan ini didapat ada lapisan putih pada elektroda accu yang diduga sebagai lapisan sulphat, dugaan ini dibuktikan dengan pengujian XRD yang menyatakan bahwa lapisan tersebut adalah benar lapisan sulphat yang menjadi penyebab kerusakan pada accu yang digunakan pada penelitian ini.
Lapisan sulphat
Gambar 4.1. Lapisan sulphat pada elektroda accu.
4.1.2. Pengujian XRD Pengujian komposisi senyawa ini bertujuan untuk membuktikan bahwa terdapat lapisan berwarna putih pada elektroda accu merupakan lapisan sulpha yang menyebabkan penurunan kemampuan penyimpan listrik pada accu. Pada pengujian ini agar komposisi senyawa pada lapisan putih pada elektroda dapat diuji dengan menggunakan bantuan alat XRD maka dilakukan pengambilan sampel, sampel diambil dari lapisan putih yang terdapat pada permukaan eletroda dengan cara mengkikis lapisan tersebut kemudian sampel dikeringkan lalu dihaluskan menjadi bubuk barulah dilakukan pengujian menggunakan alat uji XDR.
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013
Gambar 4.2. Lapisan sulphat pada elektoda accu yang telah dikeringkan.
Dari hasil pengujian XRD maka didapat beberapa jenis senyawa yang ada pada sampel. Berikut adalah hasil difraktogram pengujian XRD :
Gambar 4.3. Difraktogram pengujian XRD.
Dari hasil difraktogram ini terdapat beberapa peak yang menunjukkan senyawa yang dominan didalamnya. Untuk mengatahui senyawa yang terkandung pada hasil difraktografi
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013
pengujian yang didapat dari pengujian XRD maka hasil penguian harus dibandingkan dengan hasil difraktogram PbSO4 dari referensi.
Gambar 4.4. Difraktogram pengujian XRD PbSO4 sesuai referensi [5].
Dari hasil penggabungan difraktogram pengujian dan referensi didapat senyawa yang dominan adalah senyawa PbSO4 dan ini menunjukkan bahwa terdapat lapisan sulfat pada permukaan elektroda yang menjadi penyebab penurunan kemampuan penyimpanan listrik pada accu. Berikut hasil penggabungan difraktogram antara hasi pengujian dengan difraktogram referensi:
Gambar 4.5. Hasil penggabungan difraktogram hasil pengujian dan hasil difraktogram referensi.
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013
4.1.3. Data Pengujian Kondisi Awal Accu Pada pengujian kondisi awal accu ini akan mencakup beberapa pengujian yaitu, pengukuran tegangan awal pada accu kemudian proses chraging dan discharging pada accu. Berikut data hasil pengujian elektrikal awal : Tabel 4.1. Pengujian kondisi awal accu.
Proses Charging dan Discharging
Tegangan Awal (V)
Tegangan Charging (V)
8,89
4.2.
Tegangan Hasil
Beban
Charging
(watt)
(V)
13,49
12,76
35
Arus Pembebanan (A)
1,883
Tegangan setelah
Waktu
Pembebanan
(menit)
(V) 7,49
6.68
Pembuatan Larutan Pelarut NaCl Pelarut yang digunakan untuk melarutkan sulphat pada penelitian ini adalah larutan NaCl
jenuh, proses pembuatan larutan NaCl jenuh ini buat dengan melarutkan NaCl padat kedalam air hingga NaCl padat tidak dapat terlarut lagi pada air, dari hasil pembuatan larutan ini didapat untuk membuat larutan NaCl jenuh dalam 100ml air dibutuhkan NaCl padat sebesar 34.05gr. Berikut proses pemebuatan NaCl jenuh : Tabel 4.2. Pembuatan NaCl jenuh.
Air
NaCl
(ml)
(gr)
keterangan
100
10,16 Larut
100
20,57 Larut
100
30,70 Larut
100
32,02 Larut
100
33,03 Larut
100
34,05 Jenuh
100
35,05 Lewat jenuh
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013
4.3.
Data Hasil Pelarutan Timabal – Sulphat (PbSO4) Data hasil pelarutan merupakan data kondisi elektrik accu saat pelarutan yang diambil
tiap harinya. Proses pengambilan data dilakukan dengan mengukur tegangan pada accu lalu untuk mendapatkan nilai arus didapat dengan memberikan tegangan pada accu kemudian dilakukan pengukuran arus yang mengalir pada accu. Berikut data hasil pelarutan terhadap elektoda accu : Tabel 4.3. Data hasil Pelarutan.
Proses Pelarutan Tegangan
Arus
Tegangan
Input (Volt)
(Amper)
Accu (Volt)
02/10/2012
12,04
0,058
8,89
kondisi awal
04/10/2012
12,40
0,629
8,11
Pelarutan hari ke - 1
05/10/2012
12,33
0,313
7,47
Pelarutan hari ke - 2
06/10/2012
12,22
0,206
6,30
Pelarutan hari ke - 3
08/10/2012
12,25
0,129
5,49
Pelarutan hari ke - 4
10/10/2012
12,45
0,083
4,43
Pelarutan hari ke - 5
11/10/2012
12,48
0,058
4,16
Pelarutan hari ke - 6
Tanggal
Keterangan
Gambar 4.6. Proses pengukuran arus.
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013
4.4.
Data Hasil Charging Proses charging dilakukan setelah proses perutan selesai proses ini dilakukan dengan
memberikan tegangan ke dalam accu melaui kutub positif dan negatif dari accu hingga tegangan tersimpan mencapai tegangan maksimalnya. Data hasil charging meliputi kenaikan tegangan dan arus terhadap waktu charging serta data pengujian kondisi accu akhir yaitu kodisi setelah proses pelarutan lapisan sulfat.
Gambar 4.7. Proses charging.
4.4.1. Data Kenaikan Tegangan dan Arus Charging Data kenaikan tegangan dan arus didapat dari pengukuran kenaikan tegangan dan arus pada accu saat proses charging yang diambil tiap jam. Berikut data hasil kenaikan arus dan tegangan selama proses charging setelah pelarutan lapisan sulphat :
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013
Kenaikan Tegangan Tersimpan VS Waktu Charging
Tegangan Tersimpan (V)
14 12 10 8 Kenaikan Tegngan Tersimpan VS Waktu Charging
6 4 2 0 0
5
10
15
20
25
30
Waktu Charging (jam) Gambar 4.8. Grafik kenaikan tegangan saat proses charging.
Kenaikan Arus VS Waktu Charging 0.45 0.4 0.35 Arus (A)
0.3 0.25 0.2
Kenaikan Tegngan Tersimpan VS Waktu Charging
0.15 0.1 0.05 0 0
5
10
15
20
25
30
Waktu Charging (jam) Gambar 4.9. Grafik kenaikan arus saat proses charging.
Dari kedua grafik diatas terlihat secara umum tegangan dan arus mengalami kenaikan sejalan dengan bertambahnya waktu, namun ada penurunan yang terlihat pada kedua grafik hal ini kemungkinan disebabkan oleh rectifier yang digunakan sebagai sumber tegangan charging yang kurang stabil saat proses charging.
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013
4.4.2. Data Pengujian Kondisi Akhir Accu Pada pengujian kondisi akhir accu ini sama halnya dengan pengujian saat kondisi awal yang mencakup beberapa pengujian yaitu, pengukuran tegangan awal pada accu kemudian proses chraging dan discharging pada accu. Berikut data pengujian kondisi akhir accu : Tabel 4.4. Kondisi Akhir accu.
Proses Charging dan Discharging
Tegangan Awal (V)
3,96
4.5.
Tegangan Charging (V)
Tegangan Hasil
Beban
Charging
(watt)
(V)
13,49
12,68
35
Tegangan
Arus Pembebanan (A)
setelah
Waktu
Pembebanan
(menit)
(V)
1,892
7,49
80.28
Perbandingan Kondisi Accu Sebelum dan Setalah Proses Pelarutan Pembandingan data sebelum dan setelah proses pelarutan bertujuan untuk mengetahui
adanya perubahan yang terjadi pada accu sehingga dapat diketahui dampak adanya lapisan sulfat pada permukaan elektroda accu serta mengetahui perubahan kondisi accu setelah proses pelarutan lapisan sulphat. Berikut data perbandingan kondisi accu setelah dan sesudah proses pelarutan lapisan sulphat : Tabel 4.5. Perbandingan kondisi accu setalah dan sebelum proses pelarutan lapisan sulphat.
Proses Charging dan Discharging
Tegangan Awal (V)
Tegangan Charging (V)
Tegangan Hasil
Beban
Charging
(watt)
(V)
Arus Pembebanan (A)
Tegangan setelah
Waktu
Pembebanan
(menit)
Keterangan
(V)
8,89
13,49
12,76
35
1,883
7,49
6.68
SEBELUM
3,96
13,49
12,68
35
1,892
3,96
80.28
SESUDAH
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013
Dari data diatas adanya peningkatan kapasitas penyimpan listrik pada accu setelah dilakukan proses pelarutan lapisan sulphat pada permukaan elektoda accu hal ini juga membuktikan bahwa larutan NaCl mampu melarutkan lapisan timbal sulphat (PbSO4) pada
elektoda accu. Perubahan kapasitas Penyimpanan Listrik Accu 6
5.0 Ah
5 4 3
2.523 Ah
2 1
0.188 Ah 0 Awal (I=1.883 A ; T=6menit)
Setelah Pelarutan (I=1.892A ; T=80menit)
ideal
Gambar 4.10. Perubahan kapasitas penyimpanan listrik accu.
Grafik diatas menunjukkan perubahan kapasitas penyimpanan listrik pada accu yang berubah dari kondisi awal 0.188Ah manjadi 2.523Ah setelah dilakukan proses pelarutan lapisan sulphat pada permukaan elektroda, hasil pelarutan ini mengembalikan 50% kemampuan accu yang memiliki kapasitas 5.0Ah.
A
B
C
Gambar 4.3. Proses discharging. (A) kondisi beban (lampu) saat tegangan accu terisi penuh. (B) kondisi beban (lampu) saat tegangan accu mulai berkurang. (C) kondisi beban (lampu) saat tidak ada arus yang
mengalir dari accu.
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013
5.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan pengaruh dari
pelarutan lapisan timbal sulphat yang bersifat inactive pada elektoda accu dengan menggunkan larutan NaCl jenuh sebagai berikut: 1. Adanya lapisan timbal sulphat pada elektroda accu menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan penyimpanan listrik pada accu. 2. Dengan menggunakan metode hydrometallurgy, lapisan timbal sulphat pada elektoda accu dapat dihilangkan dengan proses pelarutan menggunakan larutan NaCl jenuh. 3. Kemampuan penyimpanan listrik pada accu mengalami peningkaan dengan adanya proses pelarutan lapisan timbal sulphat pada elektroda accu.
6.
DAFTAR PUSTAKA 1. RONALD M. DELL and DAVID A. J. RAND,UNDERSTANDING BATTERIES. 2001, RSC Paperbacks. 2. David Linden and Thomas B. Reddy, HANDBOOK OF BATTERIES - Third Edition. 2001, McGraw-Hill 3. UNEP and the Secretariat of the Basel Convention, Technical guidelines for the environmentally sound management of waste lead-acid batteries. 2003. 4. Brian Wilson, The removal of sulfur in the recycling of used lead-acid batteries. 2002. 5. Xinfeng Zhu and friends, Preparation of basic lead oxide from spent lead acid battery paste via chemical conversion. April 2012 6. MEGGER, Battery Testing Equipment. 7. Giancoli. (1999). Fisika (edisi kelima). Jakarta: Erlangga. 8. Halliday, Resnick. Foundamental of Physics 8th. John Wiley & Sons. 9. B.D. Cullity. Elements of X-Ray Diffaction. Addision-Wesley Publishing Company,Inc. 10. Klug, H. P., and L. E. Alexander. X-ray diffraction procedures for polycrystalline and amorphous materials 2nd. Wiley, New York. 11. Badan Pusat Statistik, Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-2010. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=17¬ab=12,30 -10-2012, 09:19 wib.
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013
12. Infinitum Desulfator Battery Life Span Optimization, http://www.infinitumstore.my/infinitum-desulfator/ , 21-11- 2012, 08:24wib. 13. PT. Global Battery Indonesia, Panduan Cara Menggunakan Accu MobilKomponen accu/battery. http://www.batteryglobal.com/artikel.php@kat=5&id=7.html17-10-2012, 20:05wib. 14. Utiya Azizah, Proses Pembentukan Larutan. http://www.chem-is try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/proses-pembentukan-larutan/ 19-122012, 23:25wib. 15. Edward P. Rafter, P. E., Why Batteries Fail Prematurely Knowing what causes these backup power sourcesto expire early will help you prevent it from happening, http://ecmweb.com/content/why-batteries-fail-prematurely, 21-12-2012, 08:57wib. 16. Electropaedia, Battery and Energy Technologies : Cell Construction. http://www.mpoweruk.com/images/eurobat.jpg 19-12-2012 13:30wib 17. GS Astra, Cara Kerja Aki. http://www.gs.astra.co.id/ina/library/image/pengisian.gif 1912-2012 13:33wib 18. Utiya Azizah, Proses Pembentukan Larutan. http://www.chem-is-try.org/wpcontent/uploads/2009/10/pelarutan-nacl.JPG 19. Quasar’s Solution, Battery's Power Recovery Technology. http://www.quasar.co.id/ 2505-2012 11:20wib
Pelarutan lapisan ..., M. Akbar Barrinaya, FT UI, 2013