BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1
Alasan Pemilihan Obyek Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Di awali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azazi manusia, sebagai mana dinyatakan oleh John Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa “where once travel was considered a privilege of the moneyed elite, now it is considered a basic human right”. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang termasuk pula Indonesia. Selain itu sub sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakan ekonomi rakyat, karena di anggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya (http;//pariwisata.jogja.go.id). Sektor pariwisata di Indonesia sangat erat kaitannya dengan kultur dan budaya di mana Indonesia sendiri terdiri dari banyak kepulauan. Di setiap kepulauan memiliki banyak potensi salah satu contoh ialah Pulau Madura memiliki banyak tempat wisata yang tidak kalah indahnya dengan tempat wisata yang ada di luar negeri. Namun, sedikit sekali dari wisatawan lokal atau turis mancanegara yang mau
1
datang untuk berkunjung melihat keindahan dan keunikan pulau Madura yang memiliki tradisi dan kultur yang unik. Hal ini disebabkan kurangnya sumber daya manusia (SDM) masyarakat Madura dalam pengetahuan dan kecakapan berbahasa internasional (bahasa inggris) serta kurang atau tidak adanya pemandu wisata yang profesional, dalam artian orang yang mempunyai wawasan yang luas, serta kurangnya sarana dan prasarana untuk menunjang kelangsungan pariwisata di pulau Madura. Pulau Madura sendiri dikelilingi oleh pesisir pantai, sehingga di setiap kabupatennya memiliki kawasan yang berpotensi untuk dijadikan kawasan wisata pantai. Dari keempat kabupaten yang ada di Pulau Madura, Kabupaten Sampang adalah kabupaten yang kurang dalam pengembangan wisatanya. Di wilayah ini masyarakatnya bekerja sebagai nelayan, petani, dan pedagang. Tetapi di wilayah kawasan pesisir selatan Kabupaten Sampang masyarakatnya lebih banyak bekerja sebagai nelayan karena potensi ini yang paling menjanjikan bagi mereka (Wiyata, 2008). Kawasan
pesisir
selatan
Kabupaten
Sampang
sudah
mengembangkan potensi dari sektor wisatanya, tetapi masih belum optimal, yaitu kawasan wisata pantai Camplong yang merupakan ikon wisata di Kabupaten Sampang. Objek wisata pantai dengan segala fasilitasnya dulu merupakan jujugan wisatawan. Tetapi sekarang ini, tempat wisata di Desa Tambaan, Kecamatan Camplong, terlantar dan
2
tidak terawat. Disebabkan kurangnya perhatian dari pemerintah akan pengembangan dan permeliharaan kawasan wisata tersebut (Tempo, 2009).
Gambar 1.1 Fasilitas Panggung Hiburan Sumber: (Hasil survei, 2010)
Gambar 1.2 Kolam Renang Sumber: (Hasil survei, 2010)
Pengunjung pantai dan pondok wisata Camplong saat ini tidak seramai dulu. Banyak fasilitas dan hampir semua bangunan pondok wisata rusa., Seperti gambar di atas mulai dari pintu masuk di samping loket hingga tanggul penangkis ombak. Tiga unit bangunan yang selama ini dijadikan untuk panggung hiburan juga terbengkalai. Bangunan terlihat kumuh dan tidak terawat (zakaria, 2009).
Gambar 1.3 Arena bermain Sumber: (Hasil survei, 2010)
Gambar 1.4 Gazebo Sumber: (Hasil survei, 2010)
Dalam melestarikan lingkungan hidup di kawasan wisata pantai Camplong, banyak upaya yang bisa dilakukan, misalnya rehabilitasi
3
SDA, tanah dan air yang rusak perlu ditingkatkan lagi. Dalam lingkungan ini program penyelamatan tanah dan air perlu dilanjutkan dan disempurnakan. Pendayagunaan daerah pantai, wilayah laut dan kawasan udara perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup. . Seperti dalam surat Al-Baqarah Ayat 11 di jelaskan: Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan." Ayat di atas menjelaskan tentang kerusakan yang dilakukan manusia, di mana selain untuk beribadah kepada Allah, manusia juga diciptakan sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan, mengelola dan memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam semesta untuk kepentingan dan kesejahteraan semua makhluk-Nya, khususnya manusia. Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian manusia terhadap alam dapat menyengsarakan manusia itu sendiri. Tanah longsor, banjir, kekeringan, tata ruang daerah yang tidak karuan dan udara serta air yang tercemar adalah buah kelakuan manusia yang justru merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya. Islam mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan. Lebih dari itu Allah SWT melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi (Chiba, 2008).
4
Dari ayat di atas jelaslah bahwa Allah SWT telah menciptakan bumi untuk manusia, manusia berhak untuk mengelolanya tetapi tidak berhak untuk merusaknya. Dengan penggunaan ayat tersebut bertujuan agar rancangan ini bermanfaat untuk semua pihak dan tidak merugikan serta tidak merusak ekosistem alam di sekitar kawasan. Dengan adanya kerusakan-kerusakan yang disebabkan kurangnya perhatian pemerintah serta turunya minat wisatawan untuk berkunjung dan kurangnya sarana penunjang untuk membuat kawasan ini lebih terawat dan berkembang maka dengan alasan itulah diadakannya perancangan kembali kawasan wisata Pantai Camplong. 1.1.2
Latar Belakang Pemilihan Tema Masyarakat Madura dikenal memiliki budaya yang khas, unik, stereo tipikal, dan stigmatik. Identitas budayanya itu dianggap sebagai deskripsi dari generalisasi jati diri individual maupun komunal etnik Madura dalam berperilaku dan berkehidupan. Kehidupan mereka di tempat asal maupun di perantauan kerap kali membawa dan senantiasa di pahami oleh komunitas etnik lain atas dasar identitas kolektifnya itu (Wiyata, 2008). Pola perilaku mereka tercermin pada permukiman tradisional Madura, sebagai wadah bagi berlangsungnya proses bermukim, maka ia merupakan wadah bagi berlangsungnya kehidupan sosial-kultural masyarakat Madura. Karenanya, ia akan mencerminkan semua hal yang terkait dengan aktifitas ritual sosial dan budaya penghuninya. Melalui
5
kajian terhadap buku tentang carok dari Dr.A.Latief Wiyata (2002), ingin di pahami bagaimana pengaruh aktifitas carok, sebagai salah satu aktifitas ritual sosial dan budaya tradisional, dalam permukiman tradisional Madura, secara arsitektural. Setiap daerah pastinya memiliki karakteristik atau identitas dari daerahnya sendiri yang pastinya berbeda dengan daerah lainya. Dengan alasan tersebut penggunaan tema “Arsitektur Nusantara” digunakan dalam peracangan. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan identitas atau tradisi dari karakter arsitektur asli/lokal yang di bangun oleh masyarakat setempat. Arsitektur Nusantara memberikan penekanan pada nilai dan wujud arsitektur yang mengacu pada (langgam) budaya setempat. Pengangkatan tema Arsitektur Nusantara pada kawasan wisata pantai camplong ini bertujuan membangkitkan citra bangunan tradisional lokal Madura yang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat Madura. Dengan adanya kawasan wisata Pantai Camplong yang bertema Arsitektur Nusantara betujuan agar kawasan ini bisa menjadi ikon pulau Madura, serta menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Sampang.
6
1.2
Rumusan Masalah Permasalahan yang muncul di dalam perancangan ini, berdasarkan pemikiran dari pembahasan di atas, maka timbul permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana rancangan kawasan wisata pantai Camplong sehingga menjadi sebuah kawasan wisata yang menghadirkan kearifan lokal masyarakat Kabupaten Sampang dan Madura? 2. Bagaimana menerapkan tema Arsitektur Nusantara pada rancangan di kawasan wisata Pantai Camplong?
1.3
Tujuan Perancangan Tujuan di dalam perancangan ini sebagaimana yang telah di uraikan di dalam rumusan masalah di atas, tujuan perancanganya sebagai berikut: 1. Merancang kawasan wisata Pantai Camplong sehingga menjadi sebuah Kawasan wisata yang menghadirkan kearifan lokal masyarakat Kabupaten Sampang dan Madura? 2. Menerapkan tema Arsitektur Nusantara pada rancangan di kawasan wisata Pantai Camplong?
1.4
Manfaat Perancangan Manfaat perancangan ditujukan untuk semua aspek dan semua kalangan, dengan adanya perancangan ini bisa memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Merancang kembali Pantai Camplong dilakukan untuk menjadi contoh pengembangan kawasan wisata di pulau Madura, khususnya di wilayah Kabupaten Sampang yang masih belum berkembang.
7
2. Pengembangan potensi pariwisata di kawasan pesisir Sampang
di
lakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan yang tinggal bersinggungan Dengan kawasan wisata Pantai Camplong, dengan memberikan tempat atau wadah seperti penataan lingkungan nelayan sebagai tempat wisata. 3. Penggunaan tema Arsitektur Nusantara untuk kontekstual bagunan lokal Madura, supaya menjadi daya tarik untuk kawasan wisata pantai Camplong. 4. Dengan adanya rancangan ini, bisa dijadikan sebuah rancangan kawasan pariwisata yang menyatukan antara budaya dan sosial masyarakat Madura yang tertutup akan dunia luar yang asing. Sehingga bisa terbuka dan mengenalakan tradisi mereka yang unik melalui pariwisatanya. 1.5
Batasan Ruang lingkup dalam batasan bertujuan agar rancangan ini tidak meluas dan tetap fokus pada inti rancangan, dengan fokus sebagai berikut: 1. Merancang kembali kawasan wisata pantai Camplong, Sampang. 2. Menghadirkan sebuah rancangan yang menunjukan identitas tradisi lokal dan bangunan dari Madura. 3. Berlandaskan pada nilai-nilai islam untuk membatasi rancangan yang positif (kurang bermanfaat) dengan perwujudan sebuah tradisi lokal yang tidak menyipang tradisi yang sudah ada.
8
4. Merancang fasilitas taman bermain, area santai, restoran, kolam renang, pujasera, ruang ganti dan fasilitas pendukung lainya bagi pengguna dan pengelola untuk mewadahi aktifitas di dalam kawasan wisata. 5. Penggunaan tema Arsitektur Nusantara untuk menitik beratkan rancangan pada bentuk Arsitektur Madura itu sendiri.
9