pareparekota.bps.go.id

pa pa

re

.b

ta

ko

re

id

o.

ps .g

.id

s. go

.b p

ta

ko

re

re pa

pa

.id

s. go

.b p

ta

ko

re

re pa

pa

INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE TAHUN 2015

ISSN : 2460-2450 Nomor Publikasi : 73720.1503 Katalog BPS : 4102004.7372

s. go

.id

Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : 87

ta

.b p

Naskah : Seksi Statistik Sosial BPS Kota Parepare

re

ko

Penyunting : Seksi Statistik Sosial BPS Kota Parepare

pa

re pa

Gambar Kulit : Seksi Statistik Sosial BPS Kota Parepare Diterbitan Oleh : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Dicetak Oleh : Catatan : Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya.

INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

ii

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR Penyusunan Buku “Indikator Sosial Kota Parepare 2015” ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tingkat kesejahteraan yang telah dicapai di Kota Parepare. Selain itu juga diharapkan sebagai bahan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan khususnya dibidang sosial. Banyak jenis dan ragam data Statistik yang dapat dijadikan

.id

tolok ukur tingkat kesejahteraan. Buku ini menyajikan data dari

s. go

berbagai sektor yang umumnya digunakan sebagai bahan dan dasar informasi untuk perencanaan, pengambilan keputusan dan evaluasi

.b p

dari serangkaian program dan kegiatan pembangunan yang telah, atau

ta

akan dilaksanakan.

ko

Disadari bahwa publikasi ini belum sepenuhnya memuaskan semua konsumen data saran yang konstruktif kami harapkan untuk

re

penyempurnaan publikasi berikutnya. Terima kasih kami ucapkan

re pa

kepada semua pihak yang telah berpartisipasi secara langsung maupun tidak langsung sehingga publikasi ini dapat diterbitkan.

pa

Semoga penyajian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Parepare, 30 September 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAREPARE Kepala,

Ir. ARI PRIHANDINI, M. Si NIP : 19680222 199401 2 001

iii


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Halaman

s. go

.id

KATALOG .................……………………………..…… KATA PENGANTAR …………………………..……… DAFTAR ISI …………………....................…………… DAFTAR TABEL ……........................………………… DAFTAR GRAFIK …………..................………………

PENDAHULUAN ……........…..........…… 1.1. Latar Belakang ……………….......... 1.2. Ruang Lingkup ……………………… 1.3. Tujuan …….......……………………. 1.4. Metodologi ….....................………… 1.5. Sumber Data …..…..........…………… 1.6. Konsep dan Definisi …………...…… 1.6.1 Rumahtangga dan Anggota Rumahtangga ..……..……...…. 1.6.2 Status Perkawinan ………….... 1.6.3 Fertilitas dan Keluarga Berencana ……………….…… 1.6.4 Pendidikan …...………...……… 1.6.5 Angkatan Kerja ......………….. 1.6.6 Perumahan ….......……………. 1.6.7 Konsumsi/Pengeluaran .…..….

8 8 9 11 13

KEPENDUDUKAN ……………........… 2.1. Ciri-ciri Penduduk …………........… 2.2. Pertumbuhan Penduduk …….........…

14 16 18

pa

re pa

re

ko

ta

.b p

BAB I

BAB II

ii iii iv vii x


1 1 2 3 3 4 5 5 7

iv

DAFTAR ISI

FERTILITAS DAN KELURGA BERENCANA …………………………. 3.1. Jumlah Anak Yang Dilahirkan Hidup 3.2. Keluarga Berencana .…….................

24 25 27

PENDIDIKAN …………………..........… 4.1. Kepandaian Membaca dan Menulis … 4.2. Partisipasi Sekolah ……………… 4.3. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan …………….....…………

KESEHATAN ………….........…………… 5.1. Keluhan Utama Kesehatan ………… 5.2. Penolong Persalinan ………………. 5.3. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) …….

37 38 40 42

KETENAGAKERJAAN …………… 6.1. Penduduk Menurut Kegiatan Utama… 6.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja … 6.3. Pertumbuhan Angkatan Kerja ......…. 6.4. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha ………………....... 6.5. Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama ……………

44 45 48 51

ko

ta

34

pa

BAB VI

re pa

re

BAB V

v

31 31 32

.b p

s. go

BAB IV

18 21

.id

BAB III

2.3. Komposisi Penduduk …….........…… 2.4. Status Perkawinan ………..........……

52 54


DAFTAR ISI

BAB VII

58 64

PENGELUARAN DAN RUMAHTANGGA

71

57

KONSUMSI

pa

re pa

re

ko

ta

.b p

s. go

.id

BAB VIII

PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN HIDUP 7.1. Luas dan Jenis Lantai Bangunan Tempat Tinggal …………………… 7.2. Fasilitas Perumahan …….........……


vi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel 2.2

16 18

21

22

pa

Tabel 4.1

re pa

Tabel 3.2

re

ko

Tabel 3.1

ta

.b p

Tabel 2.4

s. go

.id

Tabel 2.3

Penduduk Kota Parepare Tahun 2013 dan 2014 .....................……………………… Pertumbuhan Penduduk Kota Parepare 2014 Komposisi Penduduk Kota Parepare Menurut Kelompok Umur dan Angka Beban Ketergantungan Tahun 2010 dan 2014 …………………………………… Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin Di Kota Parepare Tahun 2014 …………………………………….. Persentase Wanita Usia 10 Tahun Keatas Yang Pernah Kawin Menurut Jumlah Anak Lahir Hidup Di Kota Parepare Tahun 2010 dan 2014 ……………….. Penduduk Perempuan Berstatus Kawin Usia 15 - 49 Tahun Menerut Pemakaian Alat KB Di Kota Parepare Tahun 2014…. Persentase Penduduk Usia 7 – 12 Tahun Menurut Partisipasi Sekolah Tahun 2014 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tahun 2014 Jumlah Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Di Kota Parepare Tahun 2014 …………………………… Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Di Kota Parepare Tahun 2014

Tabel 4.2

Tabel 5.1

Tabel 5.2

vii

26

28 34

35

39 41


DAFTAR ISI

Tabel 6.4

.id

pa

Tabel 7.1

re pa

re

Tabel 6.5

s. go

Tabel 6.3

Tabel 7.2

Tabel 7.3

Tabel 7.4

43

47

49 51

.b p

Tabel 6.2

ta

Tabel 6.1

Persentase Anak Usia 2 – 4 Tahun Yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Disusui Di Kota Parepare Tahun 2012 – 2014 …………………………… Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu Yang Lalu dan Jenis Kelamin Di Kota Parepare Tahun 2014 ……….. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Usia 15 Tahun Ke Atas Di Kota Parepare Tahun 2012 – 2014 ………… Pertumbuhan Penduduk Angkatan Kerja Di Kota Parepare Tahun 2012 – 2014 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama Di Kota Parepare Tahun 2014 .........................………………… Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin Di Kota Parepare Tahun 2014 ………....... Persentase Rumah tangga Menurut Luas Lantai Di Kota Parepare Tahun 2012 – 2014 …………………………............... Persentase Rumah tangga Menurut Jenis Dinding Terluas Di Kota Parepare Tahun 2012 – 2014 …………………………… Persentase Rumah tangga Menurut Atap Terluas Di Kota Parepare Tahun 2012 – 2014 ………………………………….... Persentase Rumah tangga Menurut Sumber Penerangan Di Kota Parepare Tahun 2012 – 2014 ……………………

53

ko

Tabel 5.3


55

60

61

63

65

viii

DAFTAR ISI

Tabel 7.5

Tabel 7.6

67

70

72

pa

re pa

re

ko

ta

.b p

s. go

.id

Tabel 8.1

Persentase Rumah tangga yang Menggunakan Air Minum Layak di Kota Parepare............... …………………… Persentase Rumah tangga Menurut Tempat Penampungan Akhir Di Kota Parepare Tahun 2012 – 2014 …………… Persentase Penduduk Menurut Total Pengeluaran Di Kota Parepare Tahun 2014 ……………………………………

ix


DAFTAR ISI

DAFTAR GRAFIK

Grafik 6 Grafik 7 Grafik 8

.id

s. go

pa

Grafik 9

.b p

Grafik 5

ta

Grafik 4

ko

Grafik 3

re

Grafik 2

Penduduk Kota Parepare Tahun 2013 – 2014 …………………………………….. Persentase Penduduk Kota Parepare Menurut Status Perkawinan Tahun 2014 Persentase Wanita Usia 10 Tahun Ke atas Yang Pernah Kawin Menurut Jumlah Anak Lahir Hidup Tahun 2010 dan 2014……………………………………… Penduduk Perempuan Berstatus Kawin Usia 15 - 49 Tahun Menurut Pemakaian Alat KB Di Kota Parepare Tahun 2014… Persentase Penduduk Usia 7 – 12 Tahun Menurut Partisipasi Sekolah Tahun 2014 Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Tahun 2014 Persentase Penduduk Menurut Keluhan Kesehatan Di Kota Parepare Tahun 2014 Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Di Kota Parepare Tahun 2014 Persentase Balita Yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Disusui Di Kota Parepare Tahun 2014…………….......... Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu Yang Lalu dan Jenis Kelamin Di Kota Parepare Tahun 2014…………… TPAK Usia 15 Tahun Keatas Tahun 2012 – 2014...... Pertumbuhan Angkatan Kerja Di Kota Parepare Tahun 2012 dan 2014……

re pa

Grafik 1

Grafik 10

Grafik 11 Grafik 12


17 23

27

30 34 36 39 41

43

48 50 52

x

DAFTAR ISI

Grafik 17

pa

Grafik 20

re pa

Grafik 19

re

ko

Grafik 18

.id

Grafik 16

s. go

Grafik 15

.b p

Grafik 14

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama Di Kota Parepare Tahun 2014..........…………………………….. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Utama Di Kota Parepare Tahun 2014................………………………….. Persentase Rumah tangga Menurut Luas Lantai Di Kota Parepare Tahun 2013...... Persentase Rumah tangga Menurut Jenis Dinding Terluas Di Kota Parepare Tahun 2014……………………………………… Persentase Rumah tangga Menurut Atap Terluas Di Kota Parepare Tahun 2014……………………………………… Persentase Rumah tangga Menurut Sumber Penerangan Di Kota Parepare Tahun 2014……………………………… Persentase Rumah tangga yang Menggunakan Air Minum Layak Di Kota Parepare Tahun 2014…………………… Persentase Rumah tangga Menurut Tempat Penampungan Akhir Di Kota Parepare Tahun 2014……………………………… Persentase Penduduk Menurut Golongan Total Pengeluaran Di Kota Parepare Tahun 2014………………………………………

ta

Grafik 13

Grafik 21

xi

53

56 60

61

63

65

68

70

73


BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pembangunan berkesinambungan

yang bertujuan

dilaksanakan untuk

secara

meningkatkan

.id

kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, tingkat kesejahteraan

go

masyarakat pada periode waktu tertentu, perlu dievaluasi

s.

dengan melihat perubahan berbagai indikator sosial yang ada.

a. bp

Perubahan indikator sosial yang ada akan menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat pada periode tersebut. Hasil

koreksi

re k

ot

evaluasi pembangunan tersebut, juga dapat dijadikan faktor dalam rencana

pembangunan

ke

depan

agar

pa

sasarannya lebih tajam dan berhasil guna.

re

Publikasi ‘Indikator Sosial Kota Parepare Tahun

pa

2015’, yang berisi data hasil pengolahan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2014 diharapkan dapat memberikan masukan berupa informasi bagi pemerintah daerah mengenai kondisi dan perkembangan kesejahteraan sosial di Kota Parepare dalam keadaan pertengahan tahun 2014. Penyajian informasi itu dibuat dalam bentuk tabulasi dan ulasan singkat yang mudah dipahami. Berbagai indikator INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

1

BAB I PENDAHULUAN

kesejahteraan sosial yang dimaksud meliputi aspek sosial kependudukan,

pendidikan,

kesehatan,

ketenagakerjaan,

perumahan, dan pengeluaran konsumsi. Menyadari perlunya data dan informasi dalam evaluasi

pembangunan,

maka

BPS

berusaha

untuk

.id

menyediakan data statistik yang berkesinambungan guna menopang perencanaan pembangunan, baik secara sektoral

go

maupun lintas sektoral. Salah satu diantaranya adalah BPS

a. bp

s.

melakukan kegiatan Susenas sehingga penyusunan Indikator

re k

ot

Sosial Kota Parepare dapat dilakukan setiap tahun.

1.2. Ruang Lingkup

pa

Susenas merupakan survei rumahtangga dengan

re

lingkup nasional yang dilakukan secara sampel dan tersebar di

pa

seluruh wilayah kabupaten/ kota, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Rumahtangga sampel itu dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sampel kor (data inti) dan sampel modul (data sasaran). Data yang dihasilkan dari sampel kor cukup representatif untuk disajikan sampai dengan tingkat kabupaten/ kota (tidak dibedakan menurut tipe daerah), sedangkan sampel modul hanya cukup representatif untuk


2

BAB I PENDAHULUAN

disajikan sampai dengan tingkat propinsi dan dapat dibedakan menurut tipe daerah (perkotaan/ perdesaan). Rumahtangga yang tinggal dalam blok sensus khusus dan rumahtangga khusus yang tinggal pada blok sensus biasa tidak dipilih sebagai sampel. Data pokok/ inti (Kor),

go

dicacah menggunakan daftar VSEN14.K.

.id

dikumpulkan dari seluruh rumahtangga terpilih sampel dan

Indikator

Sosial

a. bp

s.

1.3. Tujuan Kota

Parepare

Tahun

2015

re k

ot

dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai perkembangan demografi, serta sosial ekonomi

pa

masyarakat secara umum. Gambaran tersebut dapat digunakan

re

untuk mengevaluasi hasil pembangunan, yang dapat menjadi

pa

bahan masukan dalam penyusunan kebijakan (rencana pembangunan) pada masa yang akan datang.

1.4. Metodologi Penulisan Indikator Sosial Kota Parepare Tahun 2015 sebagian besar menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan dilengkapi dengan data pendukung INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

3

BAB I PENDAHULUAN

lainnya, berupa data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Pembahasan mengenai berbagai indikator dilakukan secara deskriptif berupa ulasan singkat dari berbagai kecenderungan data yang ada melalui tabel maupun grafik. Penggunaan

data

Susenas

pada

level

Wilayah

.id

Kabupaten/ Kota sudah memenuhi persyaratan minimum mengenai besarnya rancangan jumlah sampel (sampling

go

design), yang memang telah dirancang untuk bisa dilakukan

a. bp

s.

estimasi sampai pada level Wilayah Kabupaten/Kota. Indikator Sosial Kota Parepare Tahun 2015 memuat

ot

sembilan pokok bahasan yaitu: pendahuluan, kependudukan,

re k

fertilitas dan keluarga berencana, pendidikan, kesehatan,

pa

ketenagakerjaan, perumahan, indeks pembangunan manusia,

pa

re

dan indikator lainnya.

1.5. Sumber Data Seperti yang telah disinggung di atas, sumber data utama Indikator Sosial Kota Parepare Tahun 2015 adalah hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2014. Sampel rumahtangga di Kota Parepare tersebar secara proporsional dengan jumlah rumahtangga di seluruh wilayah INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

4

BAB I PENDAHULUAN

Kecamatan. Selain itu, dilengkapi dengan data pendukung lainnya yang dianggap relevan dengan pembahasan.

1.6. Konsep dan Definisi Rumahtangga dan Anggota Rumahtangga Rumahtangga

dibedakan

menjadi

dua,

.id

1.6.1

yaitu

go

rumahtangga biasa dan rumahtangga khusus.

a. bp

s.

a. Rumahtangga Biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan

ot

fisik/ bangunan sensus dan biasanya makan bersama dari

re k

satu dapur. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah mengurus kebutuhan sehari-hari bersama menjadi

pa

satu. Ada bermacam-macam bentuk rumahtangga biasa

re

diantaranya :

pa

1) Orang yang tinggal bersama istri dan anaknya; 2) Orang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus dan mengurus makannya sendiri 3) Keluarga yang terpisah di dua bangunan sensus, tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua

bangunan

sensus tersebut masih dalam satu segmen;


5

BAB I PENDAHULUAN

4) Rumahtangga yang menerima pondokan dengan makan (indekos) yang pemondokannya kurang dari 10 orang; 5) Pengurus

asrama,

panti

asuhan,

Lembaga

Pemasyarakatan dan sejenisnya yang tinggal sendiri maupun

bersama

anak,

istri

serta

anggota

.id

rumahtangga lainnya, makan dari satu dapur yang

go

terpisah dari lembaga yang diurusnya;

s.

6) Masing-masing orang yang bersama-sama menyewa

a. bp

kamar atau sebagian bangunan sensus tetapi mengurus makannya sendiri-sendiri.

re k

ot

b. Rumahtangga Khusus yaitu orang-orang yang tinggal di asrama, tangsi, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan,

pa

rumah tahanan, dan sekelompok orang mondok dengan

re

makan (indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih.

pa

Rumahtangga khusus ini tidak dicakup dalam Susenas. Anggota Rumahtangga adalah semua orang yang

biasanya bertempat tinggal di suatu rumahtangga, baik yang berada di rumah pada saat pencacahan maupun sementara tidak ada. Anggota rumahtangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumahtangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan pindah/ akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

6

BAB I PENDAHULUAN

rumahtangga. Orang yang telah tinggal di suatu rumahtangga 6 bulan atau lebih atau yang tinggal di suatu rumahtangga kurang dari 6 bulan tetapi berniat menetap di rumahtangga tersebut dianggap sebagai anggota rumahtangga.

1.6.2. Status Perkawinan

.id

Kawin adalah mempunyai istri (bagi laki-laki) atau

go

suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal

s.

bersama maupun pisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja

a. bp

mereka yang kawin sah secara hukum (adat, negara, dsb), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan masyarakat sekitar

re k

ot

menganggap sebagai suami istri.

Cerai Hidup adalah berpisah sebagai suami istri

pa

karena bercerai atau belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk

re

mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara

pa

hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/ istri ditinggalkan oleh istri/ suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup.


7

BAB I PENDAHULUAN

Cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau istri dan belum kawin lagi.

1.6.3. Fertilitas Dan Keluarga Berencana Anak lahir hidup adalah anak yang pada waktu

.id

dilahirkan menunjukkan tanda-tanda kehidupan walaupun

go

mungkin hanya beberapa saat saja, seperti jantung berdenyut,

s.

bernafas, dan menangis. Anak yang pada waktu lahir tidak

re k

ot

a. bp

menunjukkan tanda-tanda kehidupan disebut lahir mati.

1.6.4. Pendidikan

pa

Sekolah adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal

re

mulai dari pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, termasuk

pa

pendidikan yang disamakan. Tidak/ belum pernah sekolah adalah tidak atau belum

pernah bersekolah di sekolah formal, misalnya tamat/ belum tamat Taman Kanak-kanak tetapi tidak melanjutkan ke Sekolah Dasar. Masih

bersekolah

adalah

sedang

mengikuti

pendidikan di pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.


8

BAB I PENDAHULUAN

Tidak bersekolah lagi adalah pernah mengikuti pendidikan dasar, menengah, atau tinggi tetapi pada saat pencacahan tidak bersekolah lagi. Tamat sekolah adalah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah, negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda tamat/

.id

ijazah. Orang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas

go

tertinggi tetapi telah mengikuti ujian dan lulus dianggap tamat

a. bp

Angkatan Kerja

ot

1.6.5.

s.

sekolah.

kerja adalah mereka yang berumur 10

re k

Angkatan

tahun keatas dan selama seminggu yang lalu mempunyai

pa

pekerjaan, baik bekerja maupun sementara tidak bekerja

re

karena suatu hal, seperti sedang menunggu panen, sedang cuti,

pa

dan sedang menunggu pekerjaan berikutnya (pekerja bebas profesional seperti dukun dan dalang). Disamping

itu

mereka

yang

tidak

mempunyai

pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan atau mengharapkan dapat pekerjaan juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja.


9

BAB I PENDAHULUAN

Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun keatas dan selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumahtangga, dan tidak melakukan suatu kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan. Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan

.id

maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan

go

atau keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam

s.

seminggu berturut-turut dan tidak boleh terputus (termasuk

kegiatan ekonomi).

a. bp

pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam usaha/

re k

ot

Punya Pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah mempunyai pekerjaan tetapi selama seminggu yang

pa

lalu tidak bekerja karena suatu sebab, seperti sakit, cuti,

re

menunggu panen, mogok, termasuk menunggu pekerjaan bagi

pa

yang sudah diterima bekerja tetapi selama seminggu yang lalu belum mulai bekerja.


10

BAB I PENDAHULUAN

1.6.6

Perumahan Luas Lantai adalah luas lantai yang ditempati dan

digunakan untuk keperluan sehari-hari. Bagian-bagian yang digunakan

bukan

untuk

keperluan

sehari-hari

tidak

dimasukkan dalam perhitungan luas lantai, seperti lumbung padi, kandang ternak, jemuran, dan warung (sebatas atap).

.id

Dinding adalah sisi luar/ miring batas dari suatu

go

bangunan atau penyekat dengan rumahtangga/ bangunan lain.

s.

Atap adalah penutup bagian atas bangunan yang

a. bp

melindungi orang yang mendiami dibawahnya dari teriknya matahari, hujan, dan sebagainya. Untuk bangunan bertingkat,

re k

ot

atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut.

pa

Air ledeng adalah sumber air yang berasal dari air

re

yang telah diproses menjadi jernih sebelum dialirkan kepada

pa

konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air minum. Air sumur/ perigi terlindung adalah bila lingkaran

sumur/ perigi tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit setinggi 0,8 meter di atas tanah dan sedalam 3 meter di bawah tanah dan di sekitar mulut sumur ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkaran mulut sumur/ perigi.


11

BAB I PENDAHULUAN

Air pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan menggunakan pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin termasuk sumur artesis. Mata Air adalah sumber air di permukaan tanah di mana air timbul dengan sendirinya. Dikategorikan terlindung bila mata air tersebut terlindung dari bekas pakai, bekas

.id

mandi, mencuci, dan sebagainya.

s.

jongkok yang digunakan di WC/ kakus.

go

Tempat Pembuangan Air Besar adalah tempat duduk/

a. bp

Leher Angsa adalah jamban/ kakus yang di bawah dudukannya terdapat saluran berbentuk huruf "U" (seperti

re k

ot

leher angsa) dengan maksud menampung air untuk menahan agar bau tinja tidak keluar.

tidak

re

dudukannya

pa

Plengsengan adalah jamban/ kakus yang di bawah ada

saluran

langsung

ke

tempat

pa

pembuangan kotoran. Tangki adalah tempat pembuangan akhir yang berupa

bak penampungan terbuat dari pasangan batu/ bata atau beton, baik mempunyai bak resapan maupun tidak.


12

BAB I PENDAHULUAN

1.6.7. Konsumsi/Pengeluaran Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan rumahtangga sebulan untuk konsumsi

semua

anggota

rumahtangga

dibagi

dengan

banyaknya anggota rumahtangga. Pengeluaran atau konsumsi rumahtangga dibedakan menjadi dua yaitu Konsumsi makanan

.id

dan Bukan/ Non makanan tanpa memperhatikan asal barang

go

dan terbatas pada pengeluaran untuk kebutuhan rumahtangga

pa

re

pa

re k

ot

a. bp

s.

saja.


13

BAB II KEPENDUDUKAN

BAB II KEPENDUDUKAN

Peranan penduduk dalam pembangunan meliputi dua aspek, yaitu sebagai pelaku pembangunan dan sasaran pembangunan.

Oleh

karena

itu,

permasalahan

dalam

.id

kependudukan sangat kompleks dan sepanjang zaman

go

permasalahan itu tidak ada habis-habisnya. Persoalan

s.

pertumbuhan penduduk di suatu wilayah mungkin dapat

a. bp

diatasi, akan tetapi persoalan yang lain belum tentu bisa

ot

teratasi dalam waktu bersamaan, karena kebutuhan penduduk

re k

yang semakin kompleks dan terus berkembang dari waktu ke

pa

waktu.

Pembangunan yang dilaksanakan bertujuan untuk

pa

re

menyediakan kebutuhan sandang, pangan, dan papan sebagai kebutuhan

dasar,

juga

penyediaan

berbagai

fasilitas

pendidikan, kesehatan, dan sarana sosial lainnya yang memadai (cukup) dan merata dalam rangka peningkatan kesejahteraan. Untuk mengakomodir kebutuhan tersebut, pemerintah telah menaruh perhatian yang besar melalui berbagai program dan kegiatan. Program dan kegiatan yang sangat menonjol, yaitu adanya bantuan operasional sekolah, INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

14

BAB II KEPENDUDUKAN

bantuan beras untuk orang miskin, dan asuransi kesehatan untuk orang miskin. Penduduk

sebagai

pelaksana

pembangunan

merupakan modal tenaga kerja yang dituntut mempunyai kualitas

sumber

daya

manusia

(SDM)

yang

tinggi.

Pengembangan SDM melalui jalur pendidikan formal dan

go

mengenai sistim pendidikan yang ada.

.id

non-formal perlu terus dipantau dan dilakukan evaluasi

s.

Kota Parepare merupakan salah satu dari 24

a. bp

Kabupaten/ Kota yang ada di wilayah provinsi Sulawesi

ot

Selatan. Memiliki luas wilayah 99,33 Km2, terbagi dalam 4

re k

wilayah kecamatan dan 22 kelurahan. Kota Parepare terletak

dengan:

pa

di bagian tengah propinsi Sulawesi Selatan yang berbatasan

: Kabupaten Pinrang

Sebelah Timur

: Kabupaten Sidrap

Sebelah Barat

: Selat Makassar

Sebelah Selatan

: Kabupaten Barru

pa

re

Sebelah Utara


15

BAB II KEPENDUDUKAN

2.1. Ciri-ciri Penduduk Hasil Proyeksi Penduduk Kota Parepare pada pertengahan tahun 2014 menunjukkan bahwa penduduk Kota Parepare berjumlah 136.903 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari laki-laki 67.217 jiwa dan perempuan 69.686 jiwa. Dengan demikian, jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari

.id

jumlah penduduk laki-laki dengan perbandingan jenis kelamin

go

(sex rasio) sebesar 96,46, yang berarti bahwa setiap 100 jiwa

a. bp

s.

penduduk perempuan terdapat 96 jiwa penduduk laki-laki.

re k

Uraian

ot

Tabel 2.1. Penduduk Kota Parepare Tahun 2010 dan 2014

pa

(1)

re

1. Jumlah Penduduk

pa

● Laki-laki

● Perempuan 2. Rasio Jenis Kelamin 3. Jumlah Rumah Tangga 4.

Laju Pertumbuhan Penduduk Eksponensial

5. Kepadatan Penduduk

Tahun 2013

2014

(2)

(3)

135.200

136.903

66.274

67.217

68.926

69.686

96,15

96,46

30.213

30.596

1,50

1,44

1.361

1.378

Sumber : Susenas 2013 dan 2014 INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

16

BAB II KEPENDUDUKAN

Penduduk ini tersebar pada 4 kecamatan terdiri dari 22 kelurahan dengan total luas wilayah 99,33 km², sehingga kepadatan penduduk di Kota Parepare sekitar 1.378 jiwa per km².

pa

re

pa

re k

ot

a. bp

s.

go

.id

Grafik 1. Penduduk Kota Parepare Tahun 2013 dan 2014


17

BAB II KEPENDUDUKAN

2.2. Pertumbuhan Penduduk Usaha

untuk

menurunkan

tingkat

pertumbuhan

penduduk selalu menjurus kepada pengkajian bagaimana cara menurunkan tingkat fertilitas, sebab upaya ini merupakan salah satu komponen utama yang berpengaruh terhadap

.id

banyaknya penduduk. Laju pertumbuhan penduduk Kota Parepare untuk

go

tahun 2013 sebesar 1,50 persen. Sedangkan laju pertumbuhan

a. bp

s.

penduduk pada tahun 2014 adalah sebesar 1,44 persen.

ot

Tabel 2.2. Pertumbuhan Penduduk Kota Parepare Tahun

pa

pa

(1)

Jumlah penduduk

Kota Parepare

Pertumbuhan

2010

2014

(%)

(2)

(3)

(4)

129.262

136.903

1,44

re

Wilayah

re k

2010 dan 2014

Sumber : Susenas 2010 dan 2014

2.3. Komposisi Penduduk Komposisi

penduduk

di

suatu

wilayah

akan

memberikan gambaran bahwa penduduk di wilayah tersebut


18

BAB II KEPENDUDUKAN

termasuk usia muda atau tidak. Di negara-negara sedang berkembang, biasanya penduduknya tergolong usia muda. Disebut penduduk usia ‘muda’ jika melebihi 40 persen penduduknya berusia kurang dari 15 tahun. Sedangkan di Negara maju biasanya penduduknya tergolong usia ‘tua’. Disebut penduduk usia ‘tua’ jika lebih dari 10 persen

.id

penduduknya berusia 65 tahun ke atas. Berdasarkan kriteria tersebut, dan dengan mencermati Tabel 2.3, dapat dilihat

go

bahwa penduduk Kota Parepare tidak tergolong usia ‘muda’

a. bp

s.

karena persentase penduduk umur (0-14 tahun) kurang dari 40 persen. Kota Parepare juga tidak dapat dikategorikan sebagai

ot

wilayah yang berpenduduk usia ‘tua’ karena pada tahun 2014

re k

persentase penduduk yang berusia 65 tahun ke atas di bawah 10 persen. Pada tahun 2014, terjadi peningkatan jumlah pada

pa

ketiga kelompok umur ini. Namun jika dilihat dari segi

re

proporsinya, terjadi penurunan proporsi untuk penduduk usia

pa

muda, dimana pada tahun 2010, proporsi penduduk usia muda sebesar 30,41 persen, menurun pada tahun 2014 menjadi 29,09 persen. Sementara untuk penduduk usia produktif dan usia tua mengalami peningkatan proporsi pada tahun 2014, yang awalnya pada tahun 2010 masing-masing sebesar 65,29 persen dan 4,30 persen, pada tahun 2014 masing-masing menjadi 66,33 persen dan 4,57 persen. INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

19

BAB II KEPENDUDUKAN

Dengan mengetahui struktur umur penduduk seperti di atas, kita dapat mengukur besarnya dependency ratio (Angka Beban Ketergantungan), yang selanjutnya disebut ‘beban ketergantungan’. Beban ketergantungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang secara ekonomis tidak produktif (usia 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan

.id

jumlah penduduk yang secara ekonomis dianggap produktif (usia 15-64 tahun). Sehingga semakin kecil porsi penduduk

go

yang berusia non-produktif, maka semakin kecil pula angka

a. bp

s.

beban ketergantungan itu dan sebaliknya semakin besar porsi penduduk berusia non-produktif, maka semakin besar pula

ot

angka beban ketergantungan tersebut.

re k

Beban ketergantungan penduduk Kota Parepare pada

pa

tahun 2010 sekitar 53,16 persen dan angka itu menurun

re

menjadi 50,75 persen pada tahun 2014. Angka tersebut pada

pa

tahun 2014 memberikan gambaran bahwa setiap 100 penduduk produktif di Kota Parepare harus menanggung secara ekonomis sekitar 50 atau 51 penduduk usia tidak produktif.


20

BAB II KEPENDUDUKAN

Tabel 2.3. Komposisi Penduduk Kota Parepare Menurut Kelompok Umur Dan Angka Beban Ketergantungan Tahun 2010 dan 2014

2010

2014

Kelompok Umur (Tahun)

Jumlah

Persen

Jumlah

Persen

(1)

(2)

(3)

(2)

(3)

39.305

30,41

39.829

29,09

15-64

84.398

65,29

90.814

66,33

65+

5.559

4,30

6.260

4,57

Jumlah

129.262

100,00

136.903

100,00

ABK

53,16

a. bp

s.

go

.id

0-14

50,75

re k

ot

Sumber : Susenas 2010 dan 2014 2.4. Status Perkawinan

pa

Perkawinan yang dimaksud disini adalah pernikahan

re

yang dilakukan secara sah/ resmi maupun yang hanya dalam

pa

ikatan konseptual bagi penduduk yang telah berusia 10 tahun ke atas. Status perkawinan dibagi empat, yaitu: (1) belum kawin, (2) kawin, (3) cerai hidup, dan (4) cerai mati, seperti pada Tabel 2.4 dan Grafik 2 berikut ini: Tampak bahwa pada tahun 2014 proporsi penduduk laki-laki yang berstatus belum kawin sebesar 43,65 persen dari total penduduk laki-laki usia 10 tahun ke atas (67.217 INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

21

BAB II KEPENDUDUKAN

jiwa). Hal yang sama untuk status kawin sebesar 52,70 persen, cerai hidup 1,88 persen, dan cerai mati 1,77 persen. Sementara itu, porsi penduduk perempuan yang berstatus belum kawin 34,28 persen dari total penduduk perempuan usia 10 tahun ke atas (69.686 jiwa). Hal yang sama untuk status kawin sebesar 51,12 persen, cerai hidup 3,75 persen,

.id

dan cerai mati 10,85 persen.

34,28

52,70

51,12

51,88

1,88

3,75

2,84

1,77

10,85

6,44

100,00

100,00

100,00

pa

Cerai Mati Jumlah

Perempuan

ot

(2)

re

Cerai Hidup

43,65

Laki-laki dan Perempuan (2) 38,84

Laki-laki

pa

Kawin

re k

Status Perkawinan (1) Belum Kawin

a. bp

s.

go

Tabel 2.4. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Status Perkawinan Dan Jenis Kelamin Di Kota Parepare Tahun 2014

(3)

Sumber : Susenas 2014


22

BAB II KEPENDUDUKAN

pa

re

pa

re k

ot

a. bp

s.

go

.id

Grafik 2. Persentase Penduduk Kota Parepare Menurut Status Perkawinan Tahun 2014


23

BAB III FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA


Tingkat kelahiran (fertilitas) dan kematian (mortalitas) serta perpindahan (migration) merupakan faktor utama dalam demografi yang dapat menambah atau mengurangi jumlah

.id

penduduk secara alami. Kelahiran dan kematian merupakan dua

go

komponen yang berlawanan dimana kelahiran sebagai komponen

s.

yang akan menambah jumlah penduduk dan kematian sebagai

a. bp

komponen yang akan mengurangi jumlah penduduk. Sedangkan migrasi merupakan komponen yang bisa menambah atau

ot

mengurangi jumlah penduduk. Jika migrasi masuk lebih besar

re k

daripada migrasi keluar, maka jumlah penduduk akan bertambah

pa

dan sebaliknya.

re

Namun sangat disayangkan, data migrasi dan kematian

pa

merupakan data yang langka dibandingkan dengan data fertilitas. Ini terjadi karena registrasi penduduk belum dapat berjalan seperti yang diharapkan, sementara data hasil survei dan sensus kurang banyak menyinggung soal kematian dan migrasi dibanding dengan kelahiran. Berdasarkan

data

hasil

survei

maupun

sensus

menunjukkan bahwa tingkat kematian bayi telah menurun dan tingkat harapan hidup penduduk telah meningkat. Ini merupakan INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

24


cerminan semakin baiknya taraf kesehatan penduduk. Pada gilirannya keadaan ini akan berdampak terhadap peningkatan jumlah penduduk. Ditambah lagi dengan arus urbanisasi ke Kota Parepare yang tampaknya terus meningkat, maka peningkatan tajam jumlah penduduk mungkin akan terjadi. Langkah yang diambil untuk menanggulangi masalah ini

.id

antara lain adalah dengan menekan tingkat kelahiran dan

go

penjarangan kelahiran. Proses ini diaktualisasikan dengan cara

s.

mengajak masyarakat, khususnya Pasangan Usia Subur untuk

a. bp

ikut berperan aktif dalam gerakan Keluarga Berencana. Gerakan ini bukan sekedar untuk menekan laju pertumbuhan penduduk

ot

tetapi lebih dari itu adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

re k

penduduk.

re

pa

3.1. Jumlah Anak Yang Dilahirkan Hidup

pa

Tingkat fertilitas diantaranya ditunjukkan oleh data jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh wanita pernah kawin. Jika dilihat dari jumlah anak yang dilahirkan oleh wanita pernah kawin, nampak bahwa wanita pernah kawin ditahun 2014 yang mempunyai anak lahir hidup sekitar 1 orang sebesar 18,09 persen, meningkat dibanding tahun 2010 yaitu 17,39 persen. Disisi lain wanita pernah kawin yang mempunyai anak 5 orang atau lebih pada tahun 2010 sekitar 24,94 persen, menurun INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

25


menjadi 19,47 persen pada tahun 2014. Hal ini mengindikasikan bahwa pasangan suami istri semakin sadar akan pentingnya kualitas anak yang dimiliki, sehingga lebih memilih untuk memiliki anak yang lebih sedikit namun berkualitas, daripada memiliki banyak anak dengan kualitas seadanya.

go

.id

Tabel 3.1. Persentase Wanita Usia 10 Tahun Keatas Yang Pernah Kawin Menurut Jumlah Anak Lahir Hidup Di Kota Parepare Tahun 2010 dan 2014 Jumlah Anak Lahir Hidup (1)

s.

Tahun

a. bp

2010 (2)

9,14

8,28

17,39

18,09

18,90

23,52

16,92

13,97

12,71

16,67

5+

24,94

19,47

Total

100,00

100,00

ot

0

2014 (3)

re k

1 2

re

pa

4

pa

3



26


ot

a. bp

s.

go

.id

Grafik 3. Persentase Wanita Usia 10 Tahun Keatas Yang Pernah Kawin Menurut Jumlah Anak Lahir Hidup, Tahun 2010 dan 2013

re k


re

pa

3.2. Keluarga Berencana

pa

Dari sekian banyak program pemerintah, keluarga berencana merupakan salah satu program yang bertujuan selain untuk menurunkan (menekan) tingkat fertilitas, juga untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rumah tangga. Semakin banyak akseptor KB diharapkan tingkat fertilitas akan semakin rendah dan taraf kesejahteraan ibu dan anak semakin baik. INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

27


Tabel 3.2. Penduduk Perempuan Berstatus Kawin Usia 1549 Tahun Menurut Pemakaian Alat KB Di Kota Parepare Tahun 2014 Jenis Alat KB (1)

Persentase (%) (2) 4,27

MOP/ Vasektomi

0,47

.id

MOW/ Tubektomi

4,92

go

AKDR/ IUD

re k

Susuk KB

a. bp

Kondom

ot

Pil

s.

Suntikan

Tradisional

pa

Total

34,80

37,33 1,70 8,18 8,33

100,00

pa

re


Tabel 3.2 menyajikan persentase wanita umur 15-

49 tahun yang berstatus kawin menurut alat/ cara Keluarga Berencana yang sedang digunakan. Pemakaian jenis kontrasepsi seperti MOW + MOP, AKDR/ IUD, Suntikan, Susuk KB, dan Lainnya terlihat lebih rendah persentasenya jika dibandingkan dengan persentase INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

28


penggunaan jenis kontrasepsi Suntikan dan Pil KB. Penggunaan Pil meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2014 penggunaan Pil KB menduduki peringkat pertama, yaitu sebesar 37,33 persen, diikuti penggunaan Suntikan sebesar 34,80 persen, Susuk KB sebesar 8,18

.id

persen, MOW, MOP, AKDR/ IUD dan Tradisional

go

masing-masing sebesar 4,27 persen, 0,47 persen, 4,92

ini

menunjukkan

bahwa

a. bp

Hal

s.

persen dan 8,33 persen.

pengetahuan

ot

masyarakat, khususnya perempuan di Kota Parepare

KB

baik

dengan

AKDR/

IUDR

maupun

pa

cara

re k

masih kurang. Mereka tidak mengetahui akan keunggulan

re

MOW+MOP. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kepada

masyarakat

akan

fungsi

dan

pa

sosialisasi

pentingnya KB. Pemerintah juga perlu menambah kaderkader KB berpengalaman dan berdedikasi tinggi sampai tingkat kecamatan dan kelurahan agar daerah yang terisolir dan terpencil pun bisa dilayani.


29


Grafik 4.

Persentase Penduduk Perempuan Berstatus Kawin Usia 15-49 Tahun Menurut Pemakaian Alat KB Di Kota Parepare, Tahun 2014 Kondom 2% Pil 37%

Susuk KB 8%

Suntikan 35% MOW/Tubektomi…

Tradisional 8%

s.

AKRD/IUD 5%

go

.id

Other 18%

pa

re

pa

re k

ot

a. bp

MOP/Vasektomi…


30

BAB IV PENDIDIKAN

BAB IV PENDIDIKAN Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM). Sejak awal

Repelita

pemerintah

telah

berupaya

melaksanakan

.id

pembangunan di bidang pendidikan secara lebih terarah dan

go

menyeluruh. Untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan

s.

masyarakat, maka telah dicanangkan program wajib belajar dari 6

a. bp

tahun menjadi 9 tahun (SD + SLTP). Usaha ini merupakan langkah nyata untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, karena

ot

makin tinggi tingkat pendidikan diharapkan makin baik kualitas

pa

re k

Sumber Daya Manusianya.

re

4.1. Kepandaian Membaca dan Menulis.

pa

Kepandaian membaca dan menulis adalah merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar pada saat ini. Tanpa kepandaian tersebut sulit rasanya untuk dapat mengikuti laju pembangunan nasional yang penyebaran informasinya paling banyak melalui media surat kabar/ Majalah. Ciri mendasar tingkat kesejahteraan dibidang pendidikan tercermin dari jumlah penduduk yang mempunyai kemampuan


31

BAB IV PENDIDIKAN

membaca dan menulis, yang merupakan kualitas kecerdasan seseorang untuk dapat mengikuti perkembangan yang terjadi di sekelilingnya. Walaupun disadari bahwa potensi kualitas tersebut berbeda pada masing-masing individu berdasarkan kemampuan-nya. Seseorang dikatakan buta huruf apabila tidak dapat membaca dan

.id

menulis kalimat yang sederhana baik dalam huruf latin maupun

go

dalam huruf lainnya seperti lontar (Aksara Bugis), Arab, dan

s.

sejenisnya. Tingkat melek huruf di Kota Parepare pada Tahun 2014

a. bp

mencapai 95,52 persen dari penduduk usia 15 tahun keatas yang berarti masih terdapat 4,48 persen yang masih berstatus buta huruf.

re k

ot

Pola umum lainnya dari ciri pendidikan, proporsi wanita yang buta huruf lebih besar dibanding dengan laki-laki. Walaupun peranan

pa

wanita pada beberapa tahun belakangan ini sudah lebih

re

ditingkatkan namun masih banyak diantaranya belum dapat

pa

mengenyam pendidikan. Hal ini diduga disebabkan oleh masalah budaya maupun latar belakang sosial ekonomi lainnya.

4.2. Partisipasi sekolah. Tingkat pendidikan memberikan cerminan tentang tingkat kemampuan dan pengetahuan seseorang, semakin tinggi tingkat


32

BAB IV PENDIDIKAN

pendidikan yang dimiliki seseorang maka akan semakin tinggi pula kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya. Angka

partisipasi

sekolah

menunjukkan

besarnya

keikutsertaan penduduk di setiap jenjang pendidikan yang diduduki. Dari tabel dibawah ini, menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Sekolah Penduduk Usia 7 – 12 Tahun di Kota Parepare

go

persen dibanding dengan tahun sebelumnya.

.id

pada tahun 2014 sekitar 98,93 persen atau meningkat sekitar 0,16

s.

Angka partisipasi sekolah ini juga menunjukkan bahwa

tidak/ belum bersekolah.

a. bp

masih ada sekitar 1,07 persen penduduk usia 7 – 12 Tahun yang

ot

Dari Tabel tersebut juga terlihat bahwa sekitar 31,74 persen

re k

Penduduk Usia 5 – 6 Tahun sudah mulai mengikuti pendidikan

pa

formal. Sementara, angka partisipasi sekolah untuk Penduduk Usia

re

16 – 18 Tahun sekitar 76,66 persen, yang berarti bahwa terdapat

pa

23,34 persen Penduduk Usia 16 – 18 Tahun yang tidak bersekolah.


33

BAB IV PENDIDIKAN

Tabel 4.1 Angka Partisipasi Sekolah Penduduk Usia 5 – 18 Tahun menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Parepare Tahun 2014

Laki-laki

Perempuan

Total Penduduk

(1)

(2)

(3)

(4)

31,74 98,93 97,52 76,66

a. bp

Sumber: Susenas 2014

27,85 100,00 96,47 78,32

go

36,90 98,10 98,52 74,87

s.

5-6 7-12 13-15 16-18

.id

Kelompok Umur (Tahun)

re k

ot

4.3. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator penentu

pa

kualitas Sumber Daya Manusia di suatu daerah. Dengan semakin

re

banyaknya penduduk yang mempunyai tingkat pendidikan yang

pa

memadai dapat dikatakan Sumber Daya Manusia sudah cukup baik. Dari Tabel 4.2. terlihat bahwa terdapat 10,50 persen penduduk usia 15 tahun ke atas yang tidak memiliki ijazah, baik karena tidak/ blum pernah bersekolah maupun yang belum tamat SD. Penduduk yang berpendidikan tamat SLTA Tahun 2014 sebesar 30,34 persen, sedangkan yang tamat SLTA Kejuruan INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

34

BAB IV PENDIDIKAN

sebesar 7,21 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat masih lebih memilih SLTA umum dibanding SLTA kejuruan. Penduduk yang tamat Diploma I/ II, Akademi/ Diploma III, dan Universitas/ Diploma IV meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 persentase penduduk yang tamat Diploma I/ II dan Diploma IV/ S1/ S2/ S3, masing-masing sebesar 0,71 persen dan

.id

11,36 persen. Sementara untuk jenjang pendidikan Akademi/

go

Diploma III sebesar 1,63 persen, angka ini menunjukkan terjadi

a. bp

s.

sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu

re k

ot

Tabel 4.2. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan di Kota Parepare Tahun 2014

pa

Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (1)

pa

re

Tidak/ Belum Memiliki Ijazah SD/ MI SLTP/ MTs SLTA SLTA Kejuruan Diploma I/ II Akademi/ Diploma III Diploma IV/ S1/ S2/ S3 Total

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Total Penduduk

(2)

(3)

(4)

9,18 16,84 22,19 32,49 7,29 0,53 1,10 10,38 100,00

11,71 15,74 21,79 28,37 7,14 0,87 2,12 12,26 100,00

10,50 16,27 21,98 30,34 7,21 0,71 1,63 11,36 100,00

Sumber : SUSENAS 2014


35

BAB IV PENDIDIKAN

pa

re

pa

re k

ot

a. bp

s.

go

.id

Grafik 6. Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan, Tahun 2013


36

BAB V KESEHATAN

BAB

V

KESEHATAN

Bidang

kesehatan

adalah

salah

satu

tujuan

dari

pembangunan nasional, dengan terciptanya taraf hidup sehat bagi setiap penduduk yang lebih baik dari waktu ke waktu. Peningkatan

.id

derajat kesehatan merupakan salah satu indikasi peningkatan

go

kesejahteraan penduduk.

a. bp

s.

Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara merata kepada seluruh

ot

lapisan masyarakat. Berbagai upaya untuk meningkatkan derajat

re k

kesehatan masyarakat sudah banyak dilakukan oleh pemerintah, antara lain berupa penyuluhan kesehatan dan penyediaan fasilitas

pa

seperti puskesmas, posyandu, pos obat desa, pondok bersalin desa

re

serta penyediaan fasilitas air bersih. Upaya tersebut juga ditujukan

pa

untuk meningkatkan peran aktif masyarakat terutama pada golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan masyarakat yang tinggal di daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dalam rangka upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, dalam bab ini disajikan beberapa indikator INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

37

BAB V KESEHATAN

kesehatan berdasarkan hasil Susenas 2014, diantaranya ialah keluhan utama kesehatan, penolong persalinan, dan pemberian ASI. 5.1. Keluhan Utama Kesehatan Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang

.id

mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan. Keluhan kesehatan yang umumnya timbul (dirasakan), adalah panas, batuk, pilek,

go

mencret, muntah/berak, sakit gigi, kejang-kejang dan kecelakaan.

a. bp

s.

Dari 136.903 penduduk Kota Parepare tahun 2014 yang mengalami gangguan kesehatan ada sekitar 29,33 persen. Ini

ot

berarti sekitar 70,67 persen tidak pernah mengalami gangguan

re k

kesehatan. Dari tabel 5.1. tampak bahwa jenis-jenis keluhan utama kesehatan yang dialami penduduk adalah batuk, pilek, dan panas.

pa

Batuk (34,85 persen), pilek (sekitar 30,68 persen), dan panas

re

(26,21 persen). Sedangkan sakit kepala (8,88 Persen), diare (3,76

pa

Persen), sakit gigi (3,35 persen), dan asma (3,18 Persen). Sedangkan sakit lainnya sekitar (39,76 persen).


38

BAB V KESEHATAN

Tabel 5.1. Jumlah Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Di Kota Parepare, Tahun 2014 (1)

(2)

(3)

25,53 42,34 34,38 2,24 3,17 7,32 2,54 32,89

26,84 27,79 27,19 4,07 4,32 10,34 4,11 46,25

(4)

26,21 34,85 30,68 3,18 3,76 8,88 3,35 39,76

ot

Sumber: Susenas 2014

a. bp

s.

Panas Batuk Pilek Asma/ Sesak Napas Diare Sakit Kepala Sakit Gigi Sakit Lainnya

Perempuan Total Penduduk

.id

Laki-laki

go

Keluhan Utama Kesehatan

re k

Grafik 7. Persentase Penduduk Menurut Keluhan Kesehatan

pa

re

pa

Di Kota Parepare Tahun 2013


39

BAB V KESEHATAN

5.2. Penolong Persalinan Penolong persalinan dapat dijadikan indikator dibidang kesehatan terutama dalam kaitannya dengan kesehatan ibu dan anaknya serta mutu pelayanan kesehatan secaras umum. Artinya, tempat persalinan yang khusus disertai dengan peralatan yang baik

.id

dan ditolong oleh petugas yang terampil, keadaannya akan lebih baik dibanding misalnya dengan tempat bersalin di rumah, dengan

go

peralatan sederhana dan ditolong oleh tenaga non medis.

a. bp

s.

Tabel 5.2. menunjukkan, bahwa penolong persalinan terakhir di Kota Parepare hanya dilakukan oleh tenaga medis,

ot

yaitu, dokter dan bidan, di mana tenaga bidan merupakan penolong

re k

persalinan terakhir utama, yaitu sekitar 73,74 persen pada tahun 2014, persentase ini menunjukkan adanya peningkatan dibanding

pa

tahun 2013 yang sekitar 66,15 persen. Sementara, persalinan yang

re

dilakukan oleh tenaga dukun sudah tidak ada. Hal ini menunjukkan

pa

bahwa tingkat kesadaran masyarakat Kota Parepare akan kesehatan, terutama kesehatan ibu dan anak semakin meningkat jika dibandingkan dengan keadaan satu tahun yang lalu.


40

BAB V KESEHATAN

Tabel 5.2. Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Di Kota Parepare, Tahun 2014

Pertama Laki-laki Perempuan

Total Penduduk

Laki-laki Perempuan

Total Penduduk

(3)

(4)

(2)

(3)

(4)

29,38 69,86 0,00 0,00 0,75 0,00 100,00

30,20 69,80 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00

29,78 69,83 0,00 0,00 0,39 0,00 100,00

29,40 70,60 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00

22,90 77,10 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00

26,26 73,74 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00

go

.id

(2)

a. bp

(1)

Dokter Bidan Tenaga Medis Lain Dukun Famili Lainnya Total

Terakhir

s.

Penolong Kelahiran

ot


re

%

pa

re k

Grafik 8. Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Di Kota Parepare Tahun 2013 73,74

80,00

69,83

pa

70,00

60,00 50,00

40,00 29,78 26,26

30,00 20,00 10,00

0,00

0,00

0,00 0,00

0,39 0,00

0,

0,00 Dokter

Bidan

Tenaga Medis Lain


Dukun

Famili

La

41

BAB V KESEHATAN

5.3. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Pemberian ASI terhadap bayi merupakan salah satu program Pemerintah dibidang kesehatan. ASI merupakan makanan tunggal untuk bayi yang paling baik karena mengandung semua zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya, sehingga pada gilirannya berguna

untuk

meningkatkan

daya

tahan

tubuh,

.id

sangat

pertumbuhan dan perkembangan bayi.

go

Di Kota Parepare tahun 2014, persentase anak 2-4 tahun

a. bp

s.

yang hanya di beri ASI saja sebesar 60,31 persen.

Mengamati tabel 5.3. tampak bahwa lebih sepertiga balita

ot

di Kota Parepare diberi ASI selama 6-23 bulan, yaitu sekitar 42,70

re k

persen dan sekitar 52,16 persen balita disusui hingga umur 2 tahun

pa

re

pa

atau lebih.


42

BAB V KESEHATAN

Tabel 5.3. Persentase Anak Usia 2 – 4 Tahun Yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Disusui Di Kota Parepare Tahun 2012 – 2014

Laki-laki

Perempuan

Total Penduduk

(1)

(2)

(3)

(4)

19,84 12,22 17,48 13,98 36,48 100,00

11,27 15,58 16,18 9,80 47,18 100,00

15,88 13,77 16,88 12,05 41,42 100,00

go

s.

a. bp

≤5 6-11 12-17 18-23 24+ Total

.id

Lamanya Disusui (Bulan)

re k

ot

Sumber : Susenas 2012 – 2014

pa

re

pa

Grafik 9. Persentase Balita Yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Disusui Di Kota Parepare Tahun 2014


43

BAB VI KETENAGAKERJAAN

BAB VI KETENAGAKERJAAN Keputusan wajib belajar merupakan langkah tepat bagi pencapaian tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Perintisan wajib belajar 9 tahun ditujukan pada

.id

penduduk kelompok usia 6-15 tahun, juga mencerminkan niat pemerintah untuk meningkatkan kualitas ketersediaan tenaga

berdasarkan

s.

internasional

konsep

dari

a. bp

Secara

go

kerja dimasa mendatang.

Perserikatan Bangsa Bangsa, penduduk usia 15-64 tahun

ot

dikelompokkan sebagai tenaga kerja (Man Power), sedangkan di

re k

Indonesia menggolongkan penduduk usia 15 tahun keatas sebagai tenaga kerja. Batasan ini didasarkan pada kenyataan

pa

terdapat banyak penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja.

re

Melalui konsep Labour Force Approach dari bagian

pa

penduduk, tenaga kerja dapat digolongkan mereka yang termasuk angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja adalah mereka yang bekerja (untuk menghasilkan barang dan jasa) maupun yang belum (sedang mencari pekerjaan). Tenaga kerja yang tidak termasuk angkatan kerja yaitu mencakup mereka yang sedang bersekolah, mengurus rumahtangga, tidak mampu melakukan kegiatan dan lainnya. INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

44


Informasi ketenagakerjaan ini sangat penting terutama untuk perencanaan dan evaluasi pembangunan. Pembangunan ketenagakerjaan diharapkan tidak hanya mengatasi masalah pengangguran

tetapi

juga

sekaligus

meningkatkan

taraf

kesejahteraan para tenaga kerja dan peningkatan produktifitas secara makro. Dalam ketenagakerjaan dikenal berbagai indikator

.id

seperti Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat

go

Kesempatan Kerja (TKK), Tingkat Pengangguran (TP), distribusi

a. bp

s.

pekerja menurut sektor usaha, dan sebagainya.

ot

6.1. Penduduk Menurut Kegiatan Utama

re k

Tabel 6.1. menyajikan persentase penduduk usia 15 tahun keatas menurut jenis kelamin dan kegiatan utama seminggu yang

pa

lalu di Kota Parepare tahun 2014. Tabel ini menunjukkan bahwa

re

dari seluruh penduduk angkatan kerja sekitar 92,93 persen

pa

penduduk usia 15 tahun keatas tergolong bekerja dan sekitar 7,07 persen yang sedang mencari pekerjaan. Defenisi bekerja yang dimaksud disini adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam berturut-turut selama seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu suatu usaha atau kegiatan ekonomi). INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

45


Termasuk

dalam

kategori

bekerja

adalah

mereka

yang

mempunyai pekerjaan tetap, tetapi sementara ini tidak bekerja karena sesuatu sebab seperti sakit, cuti, menunggu panen, mogok atau sedang tugas belajar. Sedangkan yang dimaksud mencari pekerjaan adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan,

.id

termasuk juga mereka yang sudah pernah bekerja karena sesuatu

go

hal berhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha untuk

s.

mendapatkan pekerjaan. Usaha mencari pekerjaan ini tidak

a. bp

terbatas pada seminggu yang lalu masih mengharapkan pekerjaan tetapi juga termasuk mereka yang sedang berusaha mendapatkan

re k

ot

pekerjaan dan yang permohonannya telah lebih dari seminggu yang lalu.

pa

Jika diamati menurut jenis kelamin, tampak perbedaan

re

yang sangat mencolok, khususnya pada angkatan kerja yang

pa

bekerja dan bukan angkatan kerja yang mengurus rumahtangga. Laki-laki yang tergolong usia kerja, lebih dari 70 persen yang bekerja, sedangkan perempuan yang bekerja hanya sekitar 43,07 persen. Tampak juga bahwa perempuan lebih banyak mengurus rumah tangga, yaitu sekitar 36,25 persen. Sedangkan proporsi sekolah untuk laki-laki yaitu sekitar 13,06 persen sedangkan perempuan sedikit lebih banyak, yaitu sekitar 13,46 persen. Hal INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

46


ini sekaligus memberikan gambaran bahwa kesetaraan gender belum berlaku sepenuhnya pada masyarakat Kota Parepare sangat terlihat fenomena bahwa laki-laki adalah pencari nafkah, sedangkan wanita lebih banyak mengurus rumah tangga daripada harus pergi bekerja untuk mencari nafkah.

Laki-laki

(1)

(2)

Perempuan

a. bp

s.

Kegiatan Utama

go

.id

Tabel 6.1. JumlahPenduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu Yang Lalu Dan Jenis Kelamin di Kota Parepare, Tahun 2014

Angkatan Kerja

re k

- Mencari Pekerjaan

(4)

33.159

21.653

54.812

2.182

1.984

4.166

6.140

6.766

12.906

1.527

18.226

19.753

4.012

1.647

5.659

47.020

50.276

97.296

ot

- Bekerja

(3)

Total Penduduk

pa

Bukan Angkatan Kerja

re

- Sekolah

pa

- Mengurus RT - Lainnya

Jumlah Sumber : Sakernas 2014


47


re k

ot

a. bp

s.

go

.id

Grafik 10. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu Yang Lalu Dan Jenis Kelamin di Kota Parepare, Tahun 2014

pa

6.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

re

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah

pa

merupakan indikator untuk mengetahui keterlibatan penduduk usia kerja dalam pasar kerja. TPAK adalah perbandingan penduduk yang bekerja dan penduduk yang sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan usaha (penganggur) terhadap penduduk usia kerja (15 tahun ke atas). Angka tersebut memberikan gambaran kepada kita seberapa besar angkatan kerja yang tersedia di suatu daerah. INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

48


Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kota Parepare tahun 2012 dan tahun 2013 memperlihatkan adanya fluktuasi, di mana setelah terjadi penurunan di tahun 2013, mengalami peningkatan kembali di Tahun 2014, yaitu dari 57,72 persen di Tahun 2013 menjadi 60,62 persen di Tahun 2014.

go

.id

Tabel 6.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Usia 15 Tahun Keatas Di Kota Parepare Tahun 2012 – 2014

s.

(2)

2012

re k

54.095 53.678

pa

2013

58.978

(3)

(4)

89.600 93.005

60,37

97.296

60,62

re

2014

a. bp

(1)

ot

Tahun

Tingkat Penduduk Usia Partisipasi Angkatan Kerja Kerja Angkatan Kerja (TPAK)

57,72

pa

Sumber : Sakernas 2012 – 2014


49


Grafik 11. TPAK Usia 15 Tahun Ke Atas di Kota Parepare Tahun 2012 – 2014 61,00

60,50

60,62

60,37

59,50

59,00

.id

58,50

go

58,00 57,72

s.

57,50 57,00

a. bp

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

60,00

56,50 56,00

2013 Tahun

2014

pa

re

pa

re k

ot

2012


50


6.3. Pertumbuhan Angkatan Kerja Selain berdasarkan pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang menunjukkan besarnya angkatan kerja yang tersedia dibandingkan dengan besarnya penduduk usia kerja, masalah ketenagakerjaan juga tidak terlepas dari tingginya angka pertumbuhan angkatan kerja dari tahun ke

.id

tahun yang cenderung terus meningkat.

go

Tabel 6.3. menunjukkan bahwa pertumbuhan angkatan

s.

kerja di Kota Parepare pada tahun 2014 mengalami

a. bp

peningkatan yang cukup signifikan, di mana pertumbuhan

re k

ot

angkatan kerja sekitar 9,87 persen pertahun.

pa

re

pa

Tabel 6.3. Pertumbuhan Penduduk Angkatan Kerja Di Kota Parepare Tahun 2012 – 2014 Jumlah Angkatan Tahun Pertumbuhan Kerja (1)

(2)

(3)

2012

54.095

2,06

2013

53.678

(0,77)

2014 58.978 Sumber : Sakernas 2012 – 2014


9,87

51


Grafik 12. Pertumbuhan Angkatan Kerja Di Kota

a. bp

s.

go

.id

Parepare Tahun 2012 – 2014

re k

Pekerjaan Utama.

ot

6.4. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan

pa

Dari total penduduk yang bekerja di Kota Parepare

re

selama tahun 2014, hampir sebagian bekerja di Sektor yaitu

sekitar

37,69 persen,

Sektor Jasa

pa

Perdagangan

Kemasyarakatan 30,84 Persen, Sektor Industri Pengolahan sekitar 7,25 Persen sedangkan Sektor Pertanian hanya sekitar 2,56 persen.


52


Tabel 6.4. Persentase Penduduk 15 Tahun Ke atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama Di Kota Parepare Tahun 2014 Lapangan Pekerjaan Utama

Jumlah Penduduk

Persentase

(1)

(6)

(7)

1.405

2 Industri

3.973

go

s.

Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan

ot

4

20.657

a. bp

Perdagangan, Rumah 3 Makan, dan Jasa Akomodasi

re k

5 Lainnya

2,56

.id

Pertanian, Perkebunan, 1 Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan

Jumlah

7,25 37,69

16.904

30,84

11.873

21,66

54.812

100,00

re

pa

Sumber : Sakernas 2014

pa

Grafik 13. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Kota Parepare, Tahun 2014 Pertanian 2%

Industri 7%

Lainnya 22%

Jasa-jasa 31%

Perdagangan 38%


53


6.5. Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Status pekerjaan utama adalah jenis kedudukan seseorang

dalam

pekerjaannya.

Status

pekerjaan

diklasifikasikan sebagai berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain, berusaha dibantu oleh anggota rumah tangga atau buruh

.id

tidak tetap, berusaha dengan buruh tetap, buruh/karyawan

go

swasta/BUMN/pemerintah, pekerja bebas di pertanian, pekerja

s.

bebas di non pertanian dan pekerja keluarga/lainnya.

a. bp

Grafik 14 memperlihatkan data mengenai persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut status

ot

pekerjaan utama Tahun 2014. Terlihat bahwa persentase

re k

terbesar status pekerja di Kota Parepare adalah buruh/

pa

karyawan, yaitu sebesar 45,37 persen, disusul berusaha sendiri

re

tanpa bantuan orang lain sebesar 15,85 persen. Untuk pekerja

pa

keluarga menduduki urutan ketiga 12,73 persen, disusul berusaha dibantu buruh tidak tetap 12,42 persen, pekerja bebas sebesar 9,47 persen dan terakhir berusaha dibantu buruh tetap 4,13 persen.


54


Tabel 6.5 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kota Parepare, Tahun 2014 Status Pekerjaan Utama

Total Penduduk

(2)

(3)

(4)

1 Berusaha Sendiri Tanpa Bantuan Orang Lain

6,514

2,177

8,691

2 Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap

3,212

3,596

6,808

3 Berusaha Dibantu Buruh Tetap

1,270

997

2,267

4 Buruh/ Karyawan

15,865

9,005

24,870

4,142

1,053

5,195

2,156

4,825

6,981

33,159

21,653

54,812

5 Pekerja Bebas

re k

Jumlah Sumber : Sakernas 2014

ot

6 Pekerja Keluarga/ Tidak Dibayar

a. bp

s.

go

(1)

.id

Laki-laki Perempuan

pa

Jika diamati menurut jenis kelamin, keadaan yang

re

menarik adalah pekerja keluarga. Persentase pekerja keluarga

pa

berjenis kelamin perempuan lebih besar dibanding laki-laki, masing-masing 14,55 persen dan 6,50 persen. Keadaan ini mungkin karena umumnya pekerja keluarga tidak memerlukan persyaratan khusus sehingga hal ini lebih banyak didominasi oleh kaum wanita.


55


Grafik 14. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama di Kota Parepare, Tahun 2014 Pekerja Keluarga/Tidak Dibayar 12,73% Berusaha Sendiri 15,85% Pekerja Bebas 9,47%

Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap 12,42%

.id

Berusaha Dibantu Buruh Tetap 4,13%

pa

re

pa

re k

ot

a. bp

s.

go

Buruh/Karyawan 45,37%


56

BAB VII PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN HIDUP


Perumahan merupakan kebutuhan pokok penduduk disamping sandang dan pangan. Keadaan perumahan dan lingkungan

hidup

dapat

dijadikan

indikator

tingkat

.id

kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat.

go

Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan untuk memenuhi

s.

kebutuhan perumahan bagi masyarakat, maka pembangunan

a. bp

perumahan baik itu melalui Perum Perumnas atau yang lain berjalan cepat khususnya di wilayah Kota Parepare. yang

ot

perumahan

memenuhi

standar

re k

Kualitas

kenyamanan tampaknya semakin dibutuhkan, baik dari segi

pa

kualitas maupun kuantitasnya, karena selain berfungsi sebagai

re

tempat tinggal, rumah juga berfungsi sebagai wahana untuk

pa

melakukan kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan dan agama. Fasilitas rumah yang tidak memadai dan kondisi

lingkungan yang tidak sehat sangat berpengaruh terhadap kesehatan dari penghuni rumah tersebut. Fasilitas rumah disini tidak sepenuhnya diartikan dengan perabot rumah tangga, tetapi lebih menitikberatkan pada jenis lantai, dinding dan atap serta penerangan. Sementara dari segi kesehatan lingkungan INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

57


akan

dibahas

mengenai

sumber

air

minum,

sumber

penerangan, dan tempat buang air besar. Pada publikasi Tahun 2015 ini, ada indikator yang masih menyajikan data beberapa tahun sebelumnya. Hal ini ditujukan sebagai pembanding untuk mengetahui perubahan dari tahun ke tahun. Data tersebut antara lain data mengenai Dinding

Terluas,

Jenis

Atap

Terluas,

.id

Jenis

Sumber

s.

go

Penerangan, dan Tempat Penampungan akhir.

a. bp

7.1. Luas Lantai, Jenis Dinding, dan Jenis Atap Bangunan

ot

Tempat Tinggal

re k

Luas lantai dan jenis bahan bangunan, merupakan unsur penting dalam menciptakan kondisi kenyamanan dan

pa

kesehatan bagi penghuninya. Diperkirakan semakin luas lantai

re

hunian dan semakin baik kualitas bahan bangunan yang

pa

digunakan akan menciptakan kondisi yang semakin nyaman dan sehat bagi penghuninya. Tabel 7.1. menyajikan keadaan rumahtangga menurut luas lantai, tahun 2012 hingga 2014. Pada tabel ini luas lantai dibagi dalam lima kelompok, kurang dari 20 m2, 20-49 m2, 5099 m2, 100-149 m2 dan 150 m2 atau lebih. Tabel 7.1. menunjukkan bahwa pada tahun 2014 sebagian besar luas INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

58


lantai rumah yang dihuni berkisar antara 50 - 99 m2 (37,70 persen rumah tangga) dan 20 - 49 m2 (31,35 persen rumah tangga). Sementara itu rumah tangga yang menempati rumah yang luas lantai diatas 100 m2 atau lebih, sekitar 26,75 persen dan sekitar 4,19 persen rumah tangga yang masih menempati

.id

tempat tinggal kurang dari 20 m2. Kelompok terakhir ini

go

umumnya mempunyai status ekonomi rendah dan tinggal di

s.

daerah kumuh perkotaan serta bekerja disektor informal.

a. bp

Dengan melihat kondisi rumahtangga menurut luas lantai, tampaknya masih perlu perhatian khusus dari pihak-

ot

pihak terkait. Perhatian terutama ditujukan bagi rumah tangga

re k

dengan luas lantai yang relatif sempit (<20 m2). Walaupun

pa

disadari luas lantai yang sempit belum tentu akan memberikan

re

suasana kurang nyaman bagi penghuninya, karena tergantung

pa

dari banyaknya anggota rumah tangga menghuni rumah tersebut. Rata-rata luas lantai per anggota rumah tangga akan memberikan gambaran yang lebih baik tentang kondisi suatu rumah. Meskipun demikian tanpa ukuran inipun rata-rata luas lantai yang sempit ternyata juga dihuni oleh anggota rumah tangga yang banyak.


59


Tabel 7.1. Persentase Rumah tangga Menurut Luas Lantai Di Kota Parepare, Tahun 2012 – 2014 2

2012

2013

2014

(1)

(2)

(3)

(4)

5,91

2,57

4,19

20-49

35,29

32,41

31,35

50-99

38,77

40,83

37,70

100-149

11,50

14,72

15,33

150+

8,53

9,47

11,42

Total

100,00

100,00

100,00

a. bp

go

.id

< 20

s.

Luas Lantai (m )

ot


re k

Grafik 15. Persentase Rumah tangga Menurut Luas

pa

re

pa

Lantai Di Kota Parepare Tahun 2014


60


2012

2013

2014

(1)

(2)

(3)

(4)

Tembok

41,75

37,94

45,96

Kayu

35,59

27,37

25,16

Bambu

5,74

3,43

Lainnya

16,92

31,26

24,87

Total

100,00

100,00

go

.id

Jenis Dinding

s.

Tabel 7.2. Persentase Rumah tangga Menurut Jenis Dinding Terluas Di Kota Parepare, Tahun 2012 – 2014

a. bp

100,00

4,01

ot


re k

Grafik 16. Persentase Rumah tangga Menurut Jenis

pa

re

pa

Dinding Terluas Di Kota Parepare Tahun 2014


61


Keadaan rumahtangga menurut dinding terluas, tahun 2012 – 2014 disajikan pada Tabel 7.2. Pada tabel ini jenis dinding terluas dibagi dalam empat kelompok, yaitu tembok, kayu, bambu, dan lainnya. Tabel 7.2. menunjukkan sebagian besar jenis dinding terluas yang dihuni pada Tahun 2014 sudah berupa tembok yaitu sebesar 45,96 persen, berupa kayu

.id

sebesar 25,16 persen, berupa bambu 4,01 persen dan lainnya

go

sebesar 24,87 persen. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar

s.

dinding terluas disetiap rumahtangga di Kota Parepare sudah

a. bp

merupakan dinding yang permanen karena sudah berupa tembok.

re k

ot

Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga seseorang yang mendiami terlindung dari terik

pa

matahari, hujan, dan sebagainya. Untuk jenis bangunan

re

bertingkat, yang dimaksud atap disini adalah bagian yang

pa

paling atas dari bangunan tersebut.


62


Tabel 7.3. Persentase Rumah tangga Menurut Jenis Atap Terluas Di Kota Parepare, Tahun 2012 – 2014 Jenis Dinding

2012

2013

2014

(1)

(2)

(3)

(4)

4,50

4,41

4,33

Sirap

0,28

0,20

0,22

Seng/ Asbes

92,53

92,77

89,67

Genteng

1,36

2,48

5,79

Ijuk

0,23

go

s.

0,00

1,10

0,13

0,00

100,00

100,00

100,00

ot

Total

0,00

a. bp

Lainnya

.id

Beton

pa

re k

Sumber : Susenas 2012 – 2014 Grafik 17. Persentase Rumah tangga Menurut Jenis

pa

re

Atap Terluas Di Kota Parepare, Tahun 2014


63


Selain jenis lantai dan dinding, jenis atap tempat tinggal juga merupakan salah satu indikator kelayakan perumahan dari suatu rumah tangga yang pada akhirnya akan menunjukkan bagaimana tingkat kesejahteraan dari rumah tangga itu sendiri. Jenis atap yang digunakan oleh rumah tangga di Kota

a. bp

7.2. Fasilitas Perumahan

s.

go

yaitu persentasenya sekitar 89,67 persen.

.id

Parepare ditahun 2014 sebagian besar dari bahan seng/asbes,

ot

Fasilitas perumahan yang digunakan untuk mengukur

re k

derajat kesejahteraan antara lain sumber penerangan, sumber air minum dan tempat buang air besar. Sumber penerangan

pa

merupakan hal penting dalam kenyamanan tempat tinggal.

re

Keberadaan listrik sebagai sumber penerangan dan kebutuhan

pa

operasional peralatan rumahtangga seperti radio, televisi, kulkas, alat masak dan sebagainya. Fasilitas listrik juga banyak memberikan efisiensi dan produktivitas pada pemakainya. Namun sayangnya belum semua rumah tangga dapat memanfaatkan listrik karena berbagai alasan seperti daerahnya belum masuk aliran listrik, tidak mampu dan alasan lain. Sumber penerangan yang INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

64


dijadikan bahasan dalam sub-bab ini terdiri dari listrik PLN dan Non PLN, Petromak/Aladin, Pelita/Senter/Obor dan lainnya yang keadaannya disajikan pada Tabel 7.4.

Tabel 7.4. Persentase Rumah tangga Menurut Sumber Penerangan Di Kota Parepare, Tahun 2012 – 2014 2013

(1)

2014

.id

2012

(3)

99,09

99,41

99,60

Listrik Non-PLN

0,13

0,17

Total

0,00

0,20

0,23

0,78

0,39

0,00

0,00

0,00

0,00

100,00

100,00

100,00

re k

Lainnya

a. bp

Pelita/ Sentir/ Obor

0,00

ot

Petromak/ Aladin

(4)

go

(2)

Listrik PLN

s.

Sumber Penerangan

pa


pa

re

Grafik 18. Persentase Rumah tangga menurut Sumber Penerangan di Kota Parepare, Tahun 2014


65


Disadari bahwa listrik banyak memberikan efisiensi dan produktifitas pada pemakainya. Hampir seluruh rumah tangga di Kota Parepare sudah menggunakan listrik sebagai sumber penerangan. Dari 30.596 rumah tangga, sekitar 99,60 persen diantaranya sudah menggunakan sumber penerangan listrik PLN. Sisanya sekitar 0,40 persen rumah tangga

.id

menggunakan sumber penerangan lain, seperti listrik Non

go

PLN dan petromak/aladin.

s.

Sarana listrik yang disediakan oleh pemerintah (PLN)

a. bp

dan swasta sudah menjangkau seluruh wilayah Kota Parepare. Kemungkinan rumah tangga yang belum menggunakan listrik

re k

ot

sebagai sumber penerangan disebabkan oleh faktor kesulitan ekonomi rumah tangga.

pa

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan

re

manusia, setiap rumahtangga pasti memerlukan air untuk

pa

kebutuhan rumah tangganya, baik untuk air minum maupun untuk keperluan rumah tangga lainnya, seperti untuk memasak, mencuci dan lain sebagainya. Kebutuhan akan air bersih, terutama untuk bahan baku air minum yang berkualitas, bila ditinjau dari segi kesehatan dirasakan semakin hari semakin penting. Ini mengingat semakin tingginya permintaan akan air bersih oleh rumah INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

66


tangga, yang tidak dapat diimbangi penyediaannya oleh alam secara memadai, mengingat daya dukung sumber daya alam yang terbatas. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat kualitas air minum yang dikonsumsi rumah tangga adalah dengan melihat sumber air minum yang digunakan oleh

.id

rumah tangga tersebut. Tahun 2014, sebagian besar rumah

a. bp

s.

ulang sebagai air yang layak diminum .

go

tangga di Kota Parepare menggunakan air kemasan/air isi

Tabel 7.5. Persentase Rumah tangga yang Menggunakan

re k

ot

Air Minum Layak di Kota Parepare Tahun 2013 dan 2014

2013

2014

(1)

(2)

(3)

Air Bersih/ Air Hujan

42,32

35,79

Tidak

11,71

8,74

Air Kemasan/ Isi Ulang

45,97

55,47

Total

100,00

100,00

pa

re

pa

Air Minum Layak



67


Grafik 19. Persentase Rumah tangga yang Menggunakan

a. bp

s.

go

.id

Air Minum Layak di Kota Parepare Tahun 2014

ot

Kepedulian masyarakat terhadap kesehatan salah

re k

satunya dapat dilihat dari penggunaan tempat buang air besar.

pa

Semakin tinggi kesadaran masyarakat terhadap pemeliharaan

re

kesehatan biasanya ditandai dengan semakin baik kualitas

pa

tempat buang air besar yang digunakan. Pemanfaatan tempat buang air besar yang memenuhi

standar kesehatan adalah tempat buang air besar dengan menggunakan tangki septik. Menurut penggunaannya bisa sendiri atau bersama dengan beberapa rumah tangga. Disisi lain ada juga rumah tangga yang menggunakan kolam, sungai, lobang

tanah,

pantai

dan

lainnya.


Pada

Tabel

7.6. 68


menunjukkan kondisi tempat buang air besar di Kota Parepare pada

tahun 2012 hingga 2014.

Tampak bahwa kondisi

tempat buang air besar di Kota Parepare sudah cukup baik. Ini antara lain ditandai dengan meningkatnya persentase rumah tangga

yang

menggunakan

tangki

sebagai

tempat

penampungan akhir dari 92,70 persen pada 2012 menjadi

.id

93,60 persen pada 2013, dan pada Tahun 2014 meningkat

go

menjadi 93,94 persen.

s.

Namun demikian ternyata masih ada sekitar 1,49

a. bp

persen rumah tangga yang menggunakan lapang/kebun dan sekitar 1,59 persen yang menggunakan lobang tanah sebagai

re k

ot

tempat pembuangan air besar, yakni membuang kotoran tanah lapang/kebun dan ke lobang yang tidak ditembok. Perlu

pa

mendapat perhatian bahwa pembuangan tinja dengan cara

pa

minum.

re

demikian dapat mencemari lingkungan terutama sumber air


69


Tabel 7.6. Persentase Rumah tangga menurut Tempat Penampungan Akhir di Kota Parepare Tahun 2012 – 2014 Tempat Penampungan Akhir

2012

2014

(3)

(4)

92,70

93,60

93,94

Kolam/ Sawah

0,52

0,11

0,23

Sungai/ Danau

0,13

1,12

Lainnya

0,58

Total

1,40

0,90

1,59

3,62

1,49

0,65

1,35

100,00

100,00

go

2,09 3,98

a. bp

Lobang Tanah Lapang/ Kebun

.id

(2)

Tangki

s.

(1)

2013

100,00

re k

ot


pa

Grafik 20. Persentase Rumah tangga menurut Tempat

pa

re

Penampungan Akhir di Kota Parepare, Tahun 2014


70

BAB VIII PENGELUARAN KONSUMSI PENDUDUK


Tingkat kesejahteraan masyarakat antara lain juga bisa digambarkan oleh besarnya tingkat pendapatan yang diterima. Sayangnya data pendapatan yang akurat sulit diperoleh sehingga

.id

pendekatan yang digunakan adalah pengeluaran konsumsi

go

rumahtangga. Pengeluaran konsumsi penduduk per bulan adalah

s.

salah satu indikator untuk melihat sejauh mana tingkat ekonomi

a. bp

suatu masyarakat. Semakin tinggi pengeluaran untuk konsumsi dapat dikatakan semakin baik pula tingkat ekonomi masyarakat.

re k

ot

Tingginya pengeluaran penduduk dapat dilihat dari besarnya rata-rata pengeluaran penduduk per bulan.

pa

Dengan adanya data pengeluaran konsumsi penduduk,

re

selain untuk melihat tingkat ekonomi masyarakat, juga dapat

pa

menjelaskan bagaimana distribusinya terhadap masing-masing penduduk, apakah ada perbedaan yang cukup besar antara penduduk yang berpengeluaran terkecil dengan penduduk yang berpengeluaran paling besar.


71


Tabel 8.1. Persentase Penduduk menurut Golongan Total Pengeluaran Perbulan di Kota Parepare, Tahun 2014

Persentase Penduduk

(1)

(2)

< 100.000

0,00

100.000-149.999

0,27

.id

Golongan Total Pengeluaran

1,18

go

150.000-199.999

500.000-749.999

ot

750.000-999.999

a. bp

300.000-499.999

15,10

s.

200.000-299.999

30,40 14,72 12,39

25,94

Total

100,00

pa

re k

≥ 1.000.000

pa

re


Pada Tabel 8.1 dan Grafik 22 tampak bahwa pada

tahun 2014 tingkat pengeluaran konsumsi penduduk di Kota Parepare masih ada yang berada di bawah Rp. 150.000/ bulan yaitu sebesar 0,27 persen. Persentase terbesar terdapat pada golongan pengeluaran Rp. 300.000 – 499.999/bulan, yaitu sekitar 30,40 persen. Ternyata pengeluaran ≥ 1.000.000/ bulan INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE 2015

72


menempati perinkat kedua, dimana terdapat sekitar 25,94 persen. Dengan melihat data tersebut, dapat dikatakan tingkat ekonomi masyarakat di Kota Parepare pada tahun 2014 secara umum sudah baik dan layak walaupun demikian masih ada sebagian kecil

masyarakat

Kota

Parepare

yang

masih

memiliki

.id

penghasilan jauh dari layak.

go

Grafik 21. Persentase Penduduk menurut Golongan Total

re k

ot

a. bp

s.

Pengeluaran di Kota Parepare, Tahun 2014

pa

300.000499.999 30,40%

500.000749.999 14,72 Other 53%

re

200.000299.999 15,10%

>=1.000.000 25,94%

pa

150.000199.999 1,18%

750.000999.999 12,39%

100.000149.999 0,27%


73

.id

s. go

.b p

ta

ko

re

re pa

pa

.id

s. go

.b p

ta

ko

re

re pa

pa

pa pa

re

.b

ta

ko

re

id

o.

ps .g

pareparekota.bps.go.id

Recommend Documents