PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI BAGIAN PEMBANGUNAN SETDA KABUPATEN KAUR TAHUN ANGGARAN 2012 ADDENDA DOKUMEN LELANG KE II Nomor: 04.B/PAN-PEL/LU-KONST/EPROC/B.VIII/KK/2012 Kegiatan Pekerjaan HPS T.A
: : : :
Pembangunan Gedung Kantor Pembangunan Gedung Musium, Budaya dan Teknologi Kab. Kaur Rp. 1.000.000.000,2012
Addendum Ke II Sebagai Berikut : 1. RKS berubah Seperti yang terlampir dalam addendum 2. Perubahan Jadwal Pemasukan Penawaran Tercantum dalam Aplikasi SPSE 2. Masa Laku Surat Penawaran 30 (Tiga Puluh) Hari Kalender sejak tanggal akhir pemasukan Penawaran 3. Masa laku Jaminan Penawaran 60 (Enam Puluh) Hari Kalender sejak tanggal akhir pemasukan Penawaran 4. Surat Penawaran Berubah Seperti yang terlampir dalam Addendum ini 5. Surat Pernyataan Harus Bermaterai di tanda tangani di Cap dan discan Tujuan diterbitkan Addenda ini adalah untuk memberikan Penjelasan terhadap Dokumen Pelelangan yang disampaikan kepada Peserta Lelang berdasarkan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.Apabila terdapat Perbedaan antara Dokumen Lelang yang disampaikan dengan Addenda ini, maka isi Addenda ini yang berlaku dan mengikat untuk penawaran.Addenda ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Dokumen Lelang yang disampaikan kepada Peserta Lelang. Bintuhan, 09 Juni 2012 Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2012 NAMA
JABATAN
TANDA TANGAN
KETUA
ttd
SEKRETARIS
ttd
ANGGOTA
ttd
Alex Supekri, S.Sos. Nip : 19800813 200606 1 013
ANGGOTA
ttd
Mutadin, A.Md.KL. NIP: 19820201 200804 1 002
ANGGOTA
ttd
Jupawan Sayadi , ST. NIP: 19840803 200804 1 003 Widisuan, SH. NIP : 19720618 200312 1 003 Linarman, SE. NIP : 19700930 200502 1 001
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS)
SYARAT - SYARAT TEKNIS Pasal I PENDAHULUAN I. PETUNJUK UMUM 1. Sifat Pekerjaan Dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung Musium Budaya dan Teknologi Kabupaten Kaur ini, hal hal yang perlu diperhatikan adalah memperhatikan komponen-komponen struktur yang sudah ada, supaya pada waktu pelaksanaannya tidak merusak struktur atau komponen yang sudah ada (seperti : instalasi air, instalasi listrik dan lain-lain). Areal pekerjaan yang disebut di atas sesuai yang tertera dalam gambar rencana ataupun sesuai instruksi Pengawas/Direksi. 2. Persyaratan Dengan sifat atau kondisi di atas, meskipun secara teknis merupakan bangunan konstruksi biasa, pada dasarnya pengkonstruksian gedung ini secara keseluruhan memerlukan satu karakter kerja yang mampu mencakup hal-hal sebagai berikut : • Penguasaan sistematika bangunan secara lengkap • Perencanaan dan persiapan rencana kerja yang mantap • Koordinasi dan pengkoordinasian kerja yang rapid an terintegrasi • Konsistensi ketelitian dan kecermatan yang senantiasa terjaga, melalui mekanisme periksa dan diperiksa ulang (check and recheck) yang tidak terputus-putus II. PENGERTIAN DASAR 1. Kecuali ditentukan lain, kata-kata tersebut dibawah ini mempunyai arti sebagai berikut : a. “Konsultan”, berarti Perusahaan/Badan atau perorangan yang ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk melakukan perencanaan pada proyek ini, khususnya dalam hal ini adalah Perencana Konstruksi. b. “Pengawas/Direksi”, berarti Perusahaan/Badan atau perorangan yang ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk melakukan pengawasan atau menjadi Management Konstruksi untuk pekerjaan pembangunan proyek ini. c. “Alat-alat Pelaksanaan”, berarti semua peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam pembangunan, penyelesaian ataupun pemeliharaan pekerjaan atau pekerjaan sementara, akan tetapi tidak termasuk material ataupun barangbarang lainnya yang dipergunakan untuk membentuk pekerjaan atau sebagian dari pekerjaan tetap. d. “Pekerjan Sementara”, berarti semua pekerjaan yang dibangun untuk sementara dalam keperluan menunjang pelaksanaan pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan. 2. Tercakup dalam pengertian pekerjaan struktur disini, adalah meliputi pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan dan penyediaan tenaga kerja, material, alat alat pelaksanaan, pekerjaan sementara dan segala sesuatu yang permanen atau temporer diperlukan dalam pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan ditentukan dalam kontrak. 3. Pengertian penentuan perhitungan pengukuran dan pembayaran pada spesifikasi teknis ini adalah untuk penilaian prestasi, yang mana tentunya berlaku bila tidak ditentukan lain pada Kontrak. III. ACUAN PENGENDALIAN SELURUH PEKERJAAN 1. Seluruh pelaksanaan pembangunan proyek ini harus mengacu pada standart dan peraturan sebagai berikut : a. Peraturan-peraturan standart stempat yang biasa dipakai. b. Peraturan Semen Portland Indonesia, 1972, NI-8. c. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat. d. Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan Umum (AV) No. 9, tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara no. 1457. e.Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Perencana/M.K. f. Standart Normalisasi Jerman (DIN). g. American Society For Testing and Materials (ASTM) .Dan peraturan-peraturan lain yang berlaku dan disyaratkan berdasarkan normalisasi di Indonesia yang tercantum di atas, serta mendapat persetujuan Perencana dan Pengawas. 2. Kontraktor harus melaksanakan seluruh pekerjaan menurut dokumen kontrak, instruksi instruksi tertulis dari Perencana. 3. Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor pada setiap saat, kelalaian Perencana dalam pengontrolan/pengawasan terhadap kesalahan yang dilakukan Kontraktor, Kontraktor tetap bertanggung jawab untuk memperbaiki sampai dengan disetujui Perencana dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor. 4. Pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat pelaksanaan (spesifikasi) atau gambar gambar dan instruksi tertulis dari Perencana atau Pengawas harus diperbaiki dengan semua biaya yang diperlukan untuk menjadi tanggung jawab Kontraktor,
5. Semua bahan yang akan dipakai atau digunakan untuk proyek ini harus mendapat persetujuan dari Perencana. 6. Ukuran yang tertera dan tertulis pada gambar dan spesifikasi ini adalah ukuran jadi, bukan ukuran bahan baku. 7. Apabila terdapat perbedaan antara gambar dengan spesifikasi ini maka, Kontraktor wajib melaporkannya dengan tertulis kepada Perencana untuk dibuatkan putusannya. Kontraktor tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri.
Pasal II PEKERJAAN PERSIAPAN LAPANGAN I. U m u m Sebelum melakukan pelaksanaan ditempat pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan lapangan dari tanaman, akar-akar tumbuhan, puing-puing, bekas-bekas bangunan dan pondasinya, serta material lain yang tidak digunakan. Areal pekerjaan yang disebut diatas termasuk areal untuk kantor lapangan, akomodasi, alat-alat bantu sementara, sebagai tertera dalam gambar rencana ataupun sesuai instruksi Pengawas/Direksi. II. C l e a r i n g a. Pekerjaan clearing ini termasuk antaranya pemotongan tanaman / tumbuh-tumbuhan sampai dengan akar-akarnya di dalam areal proyek, termasuk juga pembuangan semua bekas dan sampahnya. b. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu, dan benda-benda lain yang dapat mengganggu kegiatan pelaksanaan pembangunan proyek, harus dibongkar dan dibuang. Kecuali hal-hal yang dijelaskan dalam gambar harus dibiarkan tetap. Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal seperti itu. c. Bila dijumpai pipa-pipa saluran yang sudah tidak dipergunakan lagi, maka pipa-pipa tadi sedapat mungkin dibongkar, dan bila tidak mungkin harus harus disumbat, yang kesemua langkah ini harus sepengetahuan dan seijin Pengawas/Direksi. Sedangkan bila dijumpai instalasi-instalasi yang masih berfungsi seperti pipa air minum, pipa gas, jaringan listrik, jaringan telepon dll, maka kontraktor wajib secepatnya melaporkan hal tersebut kepada Pengawas/Direksi dan pihak berwenang lainnya untuk mendapat petunjukpetunjuk lebih lanjut dalam menanganinya. d. Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran tersebut haruslah sedemikian rupa sehingga menjamin barang-barang berharga yang berada di lapangan tidak rusak. Bila terjadi kerusakan maka biaya reparasi ditanggung oleh pihak kontraktor. e. Pemindahan semua material-material akibat pembongkaran puing-puing dan semua yang merintangi pekerjaan, harus menuruti dan tunduk pada peraturan pemerintah.
Pasal III SETTING OUT (1)
Lokasi proyek ini telah disurvey / diukur oleh pihak Pemilik Proyek dengan hasil sebagaimana tertera dalam gambar Rencana yang diberikan kepada Kontraktor pada saat pemberian surat Perintah Kerja. (2) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran ulang untuk mencocokkan areal proyek dengan apa yang tertera pada gambar rencana. Survey ulang tadi harus mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Posisi patok-patok dilapangan, jarak horisontal dan perbedaan tinggi antara tiap patok. b. Bangunan konstruksi-konstruksi lain, dan benda-benda yang berada dalam daerah proyek, bentuk denah tanah (land configuration), dan hal lain yang perlu. (3) Kontraktor wajib memberi report tertulis tentang hasil survey ulang yang dilakukannya. Bila terjadi perbedaan-perbedaan, maka semua perbedaan tadi wajib dilaporkan kepada Pengawas/Direksi untuk menentukan langkah selanjutnya, sedang peng-koreksian gambar pengukuran harus dilakukan oleh kontraktor dengan diperiksa dan disetujui Pengawas/Direksi. (4) Sebagai patokan dasar dari ketinggian lantai bangunan, maka peil Arsitektur untuk lantai dasar ditentukan ketinggiannya adalah +/- 000 cm dari tanah dasar. (5) Posisi, ketinggian, dan letak bangunan harus sesuai dengan gambar rencana, dengan tidak ada bagian yang menyimpang dari posisi dan poros-poros bangunan. (6) Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan ukuran tersebut dan selalu harus berkonsultasi dengan Pengawas/Direksi untuk mendapatkan persetujuannya. I. MEMBUAT SEROBONG KERJA DAN PENYIMPANAN MATERIAL Untuk lebih memudahkan dalam proses pelaksanaan proyek ini hal yang perlu dipikirkan adalah penempatan material maupun kantor sementara untuk Pelaksana. HaL ini perlu agar bongkar muat material untuk pelaksanaan proyek dapat dilakukan dengan mudah dan sebisa mungkin tempat kerja sementara maupun tempat penyimpanan material tidak mengganggu aktifitas kerja kantor yang dibangun, dan yang paling penting mempercepat kerja. (1) Ukuran luas kantor Kontraktor dan pekerja dibangun secukupnya disesuaikan dengan kebutuhan jumlah orang dan alat kerja yang ada. Dan mendapat persetujuan direksi di lapangan.
(2) Khusus untuk tempat simpan material seperti pasir, kerikil harus dibuatkan kotak simpan di pagar dinding agar masing-masing bahan tidak tercampur. Dan untuk bahan bakar diletakkan ditempat yang jauh dan aman dari bahaya kebakaran dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan lokasi penyimpanan. Semua penempatan bahan-bahan tersebut juga harus mendapat persetujuan direksi di lapangan. II. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK KERJA (1) Air untuk bekerja harus disediakan oleh kontraktor, baik yang diambil dari PDAM atau lainnya, air harus bersih dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya dengan dibuktikan melalui pemeriksaan laboratorium. (2) Reservoir/bak air untuk kerja, berukuran minimal 4 m³ dan senantiasa terisi penuh. (3) Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, dengan daya secukupnya ataupun penggunaan genset diesel, harus mendapat persetujuan dari direksi di lapangan. III. PEKERJAAN BONGKARAN (1) Sebelum pekerjaan bongkaran dilaksanakan pelaksana harus benar-benar memperhatikan gambar rencana renovasi yang telah ada, agar tidak terjadi kesalahan bongkaran ruang yang akan direnovasi. (2) Bila dalam pekerjaan pembongkaran dijumpai pipa-pipa saluran yang sudah tidak dipergunakan lagi, maka pipa-pipa tadi sedapat mungkin dibongkar, dan bila tidak mungkin harus harus disumbat, yang kesemua langkah ini harus sepengetahuan dan seijin Pengawas/Direksi. Sedangkan bila dijumpai instalasi-instalasi yang masih berfungsi seperti pipa air minum, pipa gas, jaringan listrik, jaringan telepon dll, maka kontraktor wajib secepatnya melaporkan hal tersebut kepada Pengawas/Direksi dan pihak berwenang lainnya untuk mendapat petunjukpetunjuk lebih lanjut dalam menanganinya. (3) Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran tersebut haruslah sedemikian rupa sehingga menjamin barang-barang berharga yang berada di ruang yang akan di reovasi tidak rusak. Bila terjadi kerusakan maka biaya reparasi ditanggung oleh pihak kontraktor.
Pasal IV PEKERJAAN TANAH I. PEKERJAAN GALIAN Sebelum Pekerjaan galian dilakukan, seluruh areal yang akan dipakai untuk tempat kerja harus dibersihkan dari pohon, tanggul kayu, semak, bekas-bekas bangunan, dan benda benda yang tidak diperlukan sebelum memulai pekerjaan. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti mengenai posisi bangunan untuk mengamankan patok-patok sumbu bangunan sebelum memulai pekerjaan pondasi khususnya penentuan patok-patok untuk galian pondasi. (1) Semua penggalian pondasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (a) Penggalian biasa Penggalian biasa adalah penggalian pada jenis-jenis tanah seperti tanah liat, lanau, pasir, campuran tanah dengan koral atau batu yang agak besar (boulders), tetapi bukan tipe rock atau weathered rock. (b) Penggalian pada Weathered Rock (batuan pelapukan) Penggalian pada weathered rock adalah penggalian pada semua material yang memerlukan penghancuran terlebih dahulu, dengan alat berat atau alat pemecah khusus lainnya, untuk dapat dilakukan penggalian dengan effisien. (c) Penggalian pada Rock Penggalian pada rock adalah penggalian pada material yang tidak dapat digali tanpa melakukan peledakan (blasting) untuk memecah dan menghaluskan batuan tadi (rock foundation atau rock fragment). Khusus untuk proyek ini, semua jenis penggalian adalah termasuk type (a). (2) Penggalian harus dilakukan dengan teliti sesuai gambar dan syarat-syarat yang sudah ditentukan, baik mengenai kedalaman atau pun dimensinya harus sesuai dengan gambar rencana yang disetujui Pengawas/Direksi. Lubang galian harus digali dengan kemiringan yang seperlunya untuk keperluan stabilitas lereng galian, atau ditentukan lain oleh Pengawas/Direksi. (3) Penggalian pada kedalaman dibawah muka air tanah, harus dilakukan dengan bantuan turap-turap kayu atau besi untuk menjaga kemungkinan longsornya dinding galian. Harga satuan untuk penggalian jenis ini harus sudah termasuk semua material, upah, dan semua biaya untuk penurapan, pompa dll. (4) Semua ukuran-ukuran dan dasar galian harus diselesaikan dengan teliti hingga mencapai ukuranukuran, ketinggian-ketinggian, dan kemiringan-kemiringan yang direncanakan. (5) Permukaan dasar galian pondasi harus bersih dan bebas dari material-material yang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah dalam mendukung beban yang direncanakan. Kondisi dari dasar galian ini, bila dianggap perlu harus diperiksa oleh Pengawas/Direksi. (6) Semua perubahan volume dalam pekerjaan penggalian pondasi yang diakibatkan modifikasi rencana pondasi, dapat mempengaruhi jumlah nilai pekerjaan untuk pekerjaan-pekerjaan galian,
beton, bekisting, dan urugan kembali, tetap didasarkan pada harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam Bill of Quantities. (7) Bila kondisi tanah pada kedalaman rencana ternyata tidak baik dari segi daya dukung tanah, Pengawas/Direksi dapat memerintahkan penggalian diteruskan atau memperbaiki kondisi tanah tadi dengan batu pecah atau lapisan koral tebal 15 cm yang dipadatkan dengan baik. (8) Bila Kontraktor melakukan penggalian pondasi melebihi kedalaman rencana atau ukuran lebar yang melebihi ukuran rencana, maka terhadap dasar galian pondasi ataupun dinding galian pondasi harus dilakukan langkah perbaikan dengan lapisan gravel seperti tersebut di atas atau memperbesar dimensinya, dengan beban biaya Kontraktor sendiri. II. URUGAN (1) Seluruh pengurugan dan pemadatan harus dibawah pengawasan Pengawas/Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Pengawas/Direksi juga akan mempersiapkan macam-macam test yang diperlukan sesuai standart ASTM dibawah pengawasan seorang ahli atau laboratorium Mekanika Tanah yang ditunjuk. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pengurugan tanpa seijin dari Pengawas/Direksi. (2) Kecuali ditentukan lain oleh Pengawas/Direksi, urugan kembali dari galian pondasi baru dapat dimulai paling cepat 48 jam setelah pembongkaran bekisting beton pondasi selesai dilakukan. (3) Material untuk urugan kembali bekas galian pondasi harus bermutu baik untuk bahan urugan, yang didapat dari bekas galian itu sendiri ataupun mendatangkan dari tempat lain yang kesemuanya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas/Direksi. Urugan harus dilakukan dengan lapis demi lapis yang dipadatkan dengan baik, dan tebal lapisan maximum 30 cm. Pemadatan harus dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanis yang disetujui Pengawas/Direksi, dengan pemadatan minimumnya mencapai nilai 90 % standart proctor. (4) Kontraktor harus memperhatikan secara benar peil rencana urugan sesuai dengan gambar rencana. III. PEMADATAN (1) Untuk mendapatkan hasil pemadatan sebesar 90 % Standart Proctor maka perlu disediakan alatalat percobaan : a. Speedy moisture test b. Cone penetrometer Pengambilan sampel pada setiap jarak 10 (sepuluh) meter dengan jumlah minimal 2 (dua) buah. IV. PEMBUANGAN, MENDATANGKAN MATERIAL, DAN DRAINASE (1) Material yang dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai bahan urugan, harus segera dibuang ke luar sesuai pengarahan Pengawas/Direksi. (2) Kelebihan material bekas galian setelah pengurugan kembali, harus diratakan dengan mengaturnya secara baik sekitar pondasi. Sedangkan kelebihan material yang didatangkan untuk urugan kembali harus dikeluarkan dari daerah tersebut atas biaya Kontraktor sendiri. (3) Kontraktor diwajibkan membuat saluran darurat selama pelaksanaan pekerjaan untuk mengalirkan air dari lokasi proyek dengan tidak mengganggu lingkungannya setempat, sesuai gambar rencana ataupun sebagaimana diinstruksikan oleh Pengawas/Direksi.
Pasal V PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON I. LINGKUP PEKERJAAN 1.1 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sempurna. 1.2 Pekerjaan ini meliputi pekerjaan konstruksi beton. II. PERSYARATAN BAHAN 1. STANDARDS Semua ketentuan baik mengenai material maupun metode pemasangan dan juga pelaksanaan pekerjaan beton harus mengikuti semua ketentuan dalam SK-SNI T-15- 1991-03, terkecuali bila dinyatakan atau diinstruksikan lain oleh Pengawas/Direksi. Bila terdapat hal-hal yang tidak tercakup dalam Peraturan tadi, maka ketentuan-ketentuan berikut ini dapat dipakai dengan terlebih dahulu memberitahukan dan memintakan ijin dari Pengawas/Direksi. Adapun ketentuan-ketentuan tadi adalah sebagai berikut : ASTM C 150 Portland Cement ASTM C 33 Concrete Agregates
ASTM C 494 Chemical Admixtures for Concrete ASTM A 615 Deformad and Plain Reinforcing Bars for Concrete Reinforcement ASTM A 185 Welded Steel Wire Fabric for Concrete Reinforcement 2. SEMEN (a) Kecuali ditentukan lain oleh Pengawas/Direksi, semen yang digunakan adalah semen Type I sesuai ASTM C 150, dan segala sesuatunya harus mengikuti ketentuan SK-SNI T- 15-1991-03. Semen yang digunakan harus merupakan produk dari satu pabrik yang telah mendapat persetujuan Pengawas/Direksi terlebih dahulu. (b) Kontraktor harus menunjukkan sertifikat dari produsen untuk setiap pengiriman semen, yang menunjukkan bahwa produk tadi telah memenuhi sesuatu test standard yang lazim digunakan untuk material itu. (c) Pengawas/Direksi berhak untuk memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan dan dapat menyatakan untuk menerima atau tidak semen-semen tersebut. (d) Kontraktor harus menyediakan tempat/gudang penyimpanan semen pada tempat tempat yang baik sehingga semen-semen tersebut senantiasa terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak, terutama sekali lantai tempat penyimpanan tadi harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah. (e) Semen dalam kantung-kantung semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari dua meter. Tiap-tiap penerimaan semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat dibedakan dengan penerimaan-penerimaan sebelumnya. Pengeluaran semen harus diatur secara kronologis sesuai dengan penerimaan. Kantung-kantung semen yang kosong harus segera dikeluarkan dari lapangan. (f) Kontraktor harus mengambil pengelola gudang yang cakap, yang mengawasi gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya. Tindasan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Pengawas/Direksi bila dikehendaki, yaitu jumlah semen yang digunakan selama hari itu ditiap bagian kerja. 3. AIR UNTUK ADUKAN (a) Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pemasangan dan grouting, bahan pencuci agregat, dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari bahan-bahan yang berbahaya bagi penggunaannya seperti minyak, alkali, sulfat, bahan organis, garam, silt (lanau), Kadar Silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari 2 % dalam perbandingan beratnya. Kadar sulfat maximum yang diperkenankan adalah 0.5 % atau 5 gr/lt, sedangkan kadar chloor maximum 1,5 % atau 15 gr/lt. (b) Kontraktor tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air yang berlumpur. Tempat pengambilan harus dapat menjaga kemungkinan terbawanya material-material yang tidak diinginkan tadi. Sedikitnya harus ada jarak vertikal 0.5 meter dari permukaan atas air kesisi tempat pengambilan tadi. (c) Apabila diadakan perbandingan test beton antara beton yang diaduk dengan aquadest dibandingkan dengan beton yang diaduk menggunakan air dari suatu sumber, dan hasilnya menunjukkan indikasi ketidakpastian dalam mutu beton walaupun telah digunakan semen yang sama telah disetujui; maka air dari sumber tadi tidak dapat dipakai bila hasil perbandingan test tadi menunjukkan harga-harga yang berbeda lebih kecil dari 10 persen. Test tadi dapat dibandingkan dari mutu kekuatan, dan juga dari waktu pengerasannya. Dallam keadaan ditolak ini, Pemborong diwajibkan mencari sumber lain yang lebih baik dan dapat diterima dan disetujui Pengawas/Direksi. 4. AGREGAT HALUS (PASIR) (a) Di dalam spesifikasi ini dipakai bermacam-macam jenis untuk pekerjaan bangunan yang ditetapkan sebagai berikut : 1. Pasir buatan : Pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu. 2. Pasir alam : Pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau pasir alam yang didapat dari persetujuan Pengawas/Direksi. 3. Pasir paduan : Paduan pasir buatan dan pasir alam dengan perbandingan campuran sehingga dicapai gradasi (susunan butiran) yang dikehendaki. (b) Semua pasir alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan harus disediakan oleh Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau tempat lain sumber alam yang disetujui. Jika pasir alam didapat dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atau tidak dikuasai Kontraktor, Kontraktor harus mengadakan persetujuan yang perlu dengan pemiliknya dan harus membayar semua sewa atau lain-lain biaya yang bersangkutan dengan hal tersebut. (c) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan keseluruhan untuk semua bahan yang diambil dari alam tersebut, dan kontraktor harus bertanggung jawab untuk kualitas satu demi satu dari bahan sejenis yang dipakai dalam pekerjaan. (d) Pasir untuk beton, adukan dan grouting harus merupakan pasir alam, pasir hasil pemecahan batu dapat pula digunakan untuk mencampur agar didapat gradasi pasir yang baik. Pasir yang dipakai harus mempunyai kadar air yang merata dan stabil, dan harus terdiri dari butiran yang keras, padat, tidak terselaput oleh material lain.
(e) Pasir yang ditolak oleh Pengawas/Direksi, harus segera disingkirkan dari lapangan kerja. Dalam membuat adukan baik untuk beton, plesteran ataupun grouting, pasir tidak dapat digunakan sebelum mendapat persetujuan Pengawas/Direksi mengenai mutu dan jumlahnya. (f) Pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat, alkali, bahan bahan organik dan kotoran-kotoran lainnya yang merusak. Berat subtansi yang merusak tidak boleh lebih dari 5 %. (g) Pasir beton harus mempunyai modulus kehalusan butir sesuai dengan persyaratan pada SK-SNI T15-1991-03. 5. AGREGAT KASAR (KORAL) (a) Agregat kasar untuk beton dapat berupa koral dari alam, batu pecah, atau campuran dari keduanya. Koral yang dipakai harus mempunyai kadar air yang merata dan stabil. Sebagaimana juga pada pasir, koral keras, padat, tidak porous, dan tidak terselaput material lain. Dalam penggunaannya koral harus dicuci terlebih dahulu dan diayak agar didapat gradasi sesuai yang dikehendaki, mempunyai modulus kehalusan butir antara 6 sampai 7.5 atau bila diselidiki dengan saringan standart harus sesuai dengan SK-SNI T-15-1991-03 dan material yang halus yaitu yang lebih kecil dari 5 mm harus disingkirkan. (b) Koral yang sudah tersedia tidak dapat langsung digunakan sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas/Direksi baik mengenai mutu ataupun jumlahnya. (c) Kontraktor diwajibkan memperhatikan pengaturan komposisi material untuk adukan, baik dengan menimbang ataupun volume, agar dapat dicapai mutu beton yang direncanakan, memberikan kepadatan maximum, baik workability-nya, dan memberikan kondisi watercement ratio yang minimum. 6. BAHAN PENCAMPUR (ADMIXTURES) Penggunaan bahan admixture harus dengan harus dengan ijin tertulis dari Pengawas/Direksi, dan admixtures ini harus merupakan bagian yang integral dari adukan beton yang dibuat. III. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 1. TRANSPORTASI DAN PENIMBUNAN MATERIAL (a) Pengangkutan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga terlindung dari lembab dan sinar matahari. Semen harus dikirim ke lapangan dalam jumlah yang harus mendapat ijin dari Pengawas/Direksi terlebih dahulu, dengan memperhatikan kemajuan pekerjaan beton. (b) Segera setelah tiba dilapangan, semen harus disimpan dalam tempat penyimpanan yang kering, terlindung, bebas pengaruh cuaca, mempunyai ventilasi baik. Lantai tempat penimbunan sedikitnya harus berada 50 cm diatas tanah. Semua kelengkapan dari tempat penyimpanan harus mendapat persetujuan Pengawas/Direksi dan memungkinkan dilakukannya pemeriksaan dengan mudah. (c) Semen dengan type dan asal yang berbeda harus disimpan pada tempat yang berbeda pula. Semen dalam kantung-kantung harus ditumpuk dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 13 kantung untuk periode sampai dengan 30 hari, atau tinggi tumpukan maximumnya 7 untuk periode-periode yang lebih panjang. Semen harus secepatnya digunakan segera setelah tiba dilapangan dan pengambilannya dari tempat penyimpanannya harus berurutan hingga dapat dihindari tersimpannya semen secara lama. Semen yang sudah rusak atau terkena lembab harus dengan segera disingkirkan dari lapangan. (d) Agregat yang berbeda harus disimpan secara terpisah dengan mempertimbangkan kemungkinan terkena kotoran. (e) Agregat yang telah tercemar ataupun berubah gradasinya akibat transportasi, harus disingkirkan dan diganti dengan material yang lebih baik atas biaya kontraktor. (f) Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat dihindarinya baja tulangan mengenai tanah. Bila baja tulangan telah mengalami kemunduran dalam mutu akibat dari karat ataupun hal-hal lain akibat transportasi atau penyimpanan, maka baja tadi tidak dapat digunakan. Batang baja dengan mutu dan ukuran yang berbeda harus disimpan secara terpisah dan diberi label tentang mutunya dari test pabrik. 2. PERBANDINGAN ADUKAN (a) Kontraktor harus bertanggung jawab atas mutu adukan beton yang di buatnya, dan harus merencanakan perbandingan adukan agar didapatkan hasil sesuai yang diminta dalam spesifikasi. (b) Sedikitnya 8 minggu sebelum dimulainya pekerjaan pengecoran beton, kontraktor mengajukan usulan komposisi adukan yang akan digunakannya pada Pengawas/Direksi. Asal usul dan gradasi dari agregat, komposisi adukan, metode pengadukan yang dipakai, metode pengecoran, harus turut diberitahukan kepada Pengawas/Direksi. Setelah itu kontraktor harus mengadakan trial test (percobaan pendahuluan), dengan membuat suatu percobaan adukan yang hasilnya dapat diketahui sebelum pelaksanaan pekerjaan pengecoran. Test yang diadakan harus dilakukan dengan diawasi Pengawas/Direksi, dan menggunakan peralatan, bahan, metode yang sesuai dengan kondisi yang akan dipakai nantinya dalam pelaksanaan pekerjaan. (c) Adukan percobaan harus dimodifikasi dan diulangi sampai pihak Pengawas/Direksi puas dengan kenyataan bahwa material dan prosedur yang digunakan akan menghasilkan beton dangan kekuatan dan kondisi sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Kekuatan dari beton yang disyaratkan harus dibuktikan dengan mengambil kubus test untuk ditest di laboratorium; yang kesemuanya harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Tidak satupun
komposisi adukan beton yang dapat digunakan dalam pekerjaan sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas/Direksi. Untuk selanjutnya komposisi adukan beton yang digunakan harus berdasar pada hasil adukan percobaan yang telah disetujui. (d) Komposisi adukan dapat diubah dalam periode pelaksanaan pekerjaan oleh Pengawas/Direksi dengan berdasar pada hasil test pada agregat dan test beton yang sudah selesai dikerjakan. (e) Penggunaan material dan komposisi adukan yang konsisten, harus diterapkan agar tercapai hal-hal sebagai berikut : • Kekuatan beton rencana yaitu beton K-225. • Beton yang padat, kedap air, dan tahan terhadap pengaruh cuaca dan lingkungan. • Pengaruh kembang susut yang kecil. (f) Pada penggunaan adukan beton “ready mix”, Kontraktor harus mendapat ijin lebih dahulu dari Pengawas/Direksi, dengan terlebih dahulu mengajukan calon nama dan alamat supplier untuk beton ready mix tadi. Dalam hal ini Kontraktor tetap bertanggung jawab penuh bahwa adukan yang disupply benar-benar memenuhi syarat-syarat dalam spesifikasi ini serta menjamin homogenitas dan kualitas yang kontinu pada setiap pengiriman. Segala test kubus yang harus dilakukan dilapangan harus tetap dijalankan, dan Pengawas/Direksi akan menolak supply beton ready mix bilamana diragukan kualitasnya. Semua resiko dan biaya sebagai akibat dari hal tersebut di atas, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor. 3. T E S T I N G (a) Testing mutu beton harus dilakukan Kontraktor dengan diawasi Pengawas/Direksi. Kontraktor harus menyiapkan segalanya agar semua proses pengawasan dan pengambilan sample dapat diawasi Pengawas/Direksi dengan mudah dan dapat diawasi dengan baik dan mudah didekati selama periode proyek. Pengambilan sample harus sesuai dan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Benda uji yang dipergunakan harus berupa kubus 15 x 15 x 15 cm3, dimana cetakan untuk benda uji ini harus terbuat dari besi sehingga bisa didapat benda uji yang sempurna. (b) Evaluasi dari kualitas beton akan dilakukan oleh Pengawas/Direksi untuk dapat dinyatakan suatu pekerjaan beton mutunya dapat memenuhi Spesifikasi, dan juga untuk menolak pekerjaan beton yang sudah dilakukan, dan termasuk menentukan perlu atau tidaknya merubah komposisi adukan beton. (c) Pengujian beton yang dilakukan adalah meliputi test kekuatan (crushing test) dan slump test. Kesemua test ini harus mengikuti ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991- 03. Tentang jumlah dan waktu pelaksanaan pengambilan kubus test, selain mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03, juga harus dilakukan bilamana ditentukan oleh Pengawas/Direksi demi pertimbangan kondisi pelaksanaan. Semua hasil pemeriksaan kubus (crushing test) harus sesegera mungkin disampaikan kepada Pengawas/Direksi. (d) Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan pengecoran, dan dilakukan sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Toleransi dalam kekentalan adukan harus dalam batas-batas sebagai berikut : 10 mm untuk nilai Slump yang ditentukan kurang dari 80 mm 5 mm untuk nilai Slump yang ditentukan 80 mm atau lebih Nilai Slump yang disebutkan dalam 10.(4) harus dicapai dalam pelaksanaan sesungguhnya di pelaksanaan pengecoran. (e) Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya mutu yang disyaratkan, maka Pengawas/Direksi berhak untuk memerintahkan hal-hal sebagai berikut : • Mengganti komposisi adukan untuk pekerjaan yang tersisa. • Memperlama proses penjagaan dalam masa pengerasan beton. • Non-destructive testing. • Core drilling. • Test-test lain yang dianggap relevan dengan masalahnya. Perlu diperhatikan bahwa semua prosedur dan ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03 harus tetap diikuti. (f) Apabila setelah dilakukan langkah-langkah sebagaimana disebutkan diatas, dan ternyata mutu beton memang tetap tidak dapat memenuhi Spesifikasi, maka Pengawas/Direksi berhak memerintahkan pembongkaran beton yang dinyatakan tidak memenuhi syarat tadi sesegera mungkin. (g) Semua biaya pengambilan sample, pemeriksaan, pembongkaran, pekerjaan perbaikan, dan pekerjaan pembuatan kembali konstruksi beton yang dibongkar tadi, sepenuhnya menjadi beban kontraktor. 4. PENGADUKAN (a) Kontraktor harus menyediakan, memelihara dan menggunakan alat pengaduk mekanis (beton mollen) yang harus selalu berada dalam kondisi baik; sehingga dapat dihasilkan mutu adukan yang homogen. Jumlah tiap bagian dari komposisi adukan beton harus diukur dengan teliti sebelum dimasukkan ke dalam alat pengaduk, dan diukur dapat berdasarkan berat atau volume. (b) Pengadukan beton harus dilakukan dengan alat pengaduk yang mempunyai kapasitas minimum 0.2 m3 dengan waktu tidak kurang dari 1 ½ menit setelah semua bahan adukan beton dimasukkan dengan segera, kecuali air yang dapat dimasukkan sebagian lebih dahulu. Pengawas/Direksi berhak untuk memerintahkan memperpanjang proses pengadukan bila ternyata hasil adukan yang ada gagal menunjukkan beton yang homogen seluruhnya, dan kekentalannya tidak merata. Adukan beton yang dihasilkan dari proses pengadukan tadi harus mempunyai komposisi dan kekentalan yang merata untuk keseluruhannya.
(c) Air untuk pencampur adukan beton dapat diberikan sebelum dan sewaktu pengadukan dengan kemungkinan penambahan sedikit air pada waktu proses pengeluaraan dari adukan yang dapat dilakukan berangsur-angsur. Penambahan air yang berlebihan yang dimaksudkan untuk menjaga kekentalan yang disyaratkan, tidak dapat dibenarkan. Mesin pengaduk yang menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, harus segera diperbaiki atau diganti dengan yang baik lainnya. Pada alat pengaduk yang ditempatkan secara sentral, atau pada mixing plants, Kontraktor harus menyediakan sarana agar proses pengadukan dapat diawasi dengan baik dari tempat yang tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pengadukan. Alat pengaduk tidak boleh digunakan untuk mengaduk adukan dengan volume yang melebihi kapasitasnya, kecuali diinstruksikan Pengawas/Direksi. (d) Alat pengaduk yang digunakan harus menunjukkan dengan jelas data-data dari pabriknya yang menunjukkan : • Gross volume dari ruang pengaduk. • Maximum kecepatan pengadukan. • Minimum dan maximum kecepatan pengadukan dengan disertai data-data tentang ruang pengaduk, sirip pengaduk dll. (e) Alat pengaduk (beton molen) harus benar-benar kosong dan bersih sebelum diisi bahan-bahan untuk mengaduk beton, dan harus segera dicuci bersih setelah selesai mengaduk pada suatu pengecoran. Pada saat memulai adukan yang pertama pada suatu pengecoran dengan beton mollen yang sudah bersih, pengadukan yang pertama harus mengandung koral dengan jumlah perbandingan separuh dari jumlah perbandingan normalnya untuk menjaga adanya material halus dan semen yang tertinggal melekat pada bagian dalam beton mollen. Juga lama pengadukan dengan kondisi pertama ini harus dilakukan dengan sedikitnya satu menit lebih lama dari waktu pengadukan normal. (f) Pengadukan adukan dengan cara manual tidak diperkenankan, terkecuali untuk suatu jumlah yang kecil sekali dan hal inipun diperkenankan setelah mendapat persetujuan dari Pengawas/Direksi. Pengadukan dengan manual (hand mixing) ini harus dilakukan pada suatu platform yang mempunyai tepi-tepi penghalang. Pada proses pengadukan ini, bahan-bahan yang akan diaduk harus diaduk dulu secara kering dengan sedikitnya 3 (tiga) kali pengadukan, untuk kemudian air pencampurnya disemprotkan dengan selang air, dan setelah itu dilakukan pengadukan kembali dengan sedikitnya 3 (tiga) kali pengadukan sampai didapat suatu adukan yang benar-benar merata. Dalam pengadukan kembali ini kekentalannya dapat dinaikkan dengan 10 persen, serta tidak diperkenankan melakukan pengadukan dengan cara ini untuk suatu jumlah yang lebih dari ½ m3 diaduk sekaligus. 5. TRANSPORTASI (a) Adukan beton dari tempat pengaduk harus secepatnya diangkut ketempat pengecoran dengan cara yang sepraktis mungkin yang metodenya harus mendapat persetujuan Pengawas/Direksi terlebih dahulu. Methode yang dipakai harus menjaga jangan sampai terjadi pemisahan bahanbahan campuran beton (segregation), kehilangan unsur-unsur betonnya, dan harus dapat menjaga tidak timbulnya hal-hal negatif yang diakibatkan naiknya temperatur ataupun berubahnya kadar air pada adukan. Adukan yang diangkut harus segera dituangkan pada formwork (bekisting) yang sedekat mungkin dengan tujuan akhirnya untuk menjaga pengangkutan lebih lanjut; serta pula penuangan adukan tidak boleh dengan menjatuh bebaskan adukan dengan tinggi jetuh lebih dari satu meter. (b) Alat-alat yang digunakan untuk mengangkut adukan beton harus terbuat dari metal, permukaannya halus dan kedap air. (c) Adukan beton harus sampai ditempat dituangkan dengan kondisi benar-benar merata (homogen). Slump test yang dilakukan untuk sample yang diambil pada saat adukan dituangkan ke bekisting, harus tidak melewati batas-batas toleransi yang ditentukan pada pasal 10.(4) 6. PENGECORAN (a) Sebelum adukan beton dituangkan pada acuannya, kondisi permukaan dalam dari bekisting atau tempat beton dicorkan harus benar-benar bersih dari segala macam kotoran. Semua bekas-bekas beton yang tercecer pada baja tulangan dan bagian dalam bekisting harus dengan segera dibersihkan. (b) Juga air tergenang pada acuan beton atau pada tempat beton akan dicorkan harus segera dihilangkan. Aliran air yang dapat mengalir ketempat beton dicor, harus dicegah dengan mengadakan drainage yang baik atau dengan metode lain yang disetujui Pengawas/Direksi, untuk mencegah jangan sampai beton yang baru dicor menjadi terkikis pada saat atau setelah proses pengecoran. (c) Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting, tempat beton dicor, kondisi permukaan beton yang berbatasan dengandaerah yang akan dicor, dan juga keadaan pembesian selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengawas/Direksi. Setelah diperiksa dan disetujui Pengawas/Direksi, maka pekerjaan yang dapat dilakukan hanyalah pekerjaan dalam atau terhadap bekisting sampai selesainya pengecoran beton pada daerah yang telah disetujui; terkecuali dengan seijin Pengawas/Direksi. (d) Pada tiap pengecoran, Kontraktor diwajibkan menempatkan seorang tenaga pelaksananya yang berpengalaman baik dalam pekerjaan beton, dan pelaksana ini harus hadir, mengawasi, dan bertanggung jawab atas pekerjaan pengecoran. Sedang semua pekerjaan pengecoran harus
(e) (f)
(g) (h)
(i)
(j)
dilakukan oleh tenaga-tenaga pekerja yang terlatih, yang jumlahnya harus mencukupi untuk menangani pekerjaan pengecoran yang dilakukan. Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian dari pekerjaan beton yang bersifat permanen tanpa dihadiri Pengawas/Direksi atau wakil dari Pengawas/Direksi (inspector). Kontraktor harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan adukan beton agar didapat suatu rangkaian kecepatan baik mengangkut, meratakan, dan memadatkan adukan beton dengan suatu kecepatan yang sama dan menerus. Mengencerkan adukan beton yang sudah diangkut sama sekali tidak diperkenankan. Adukan beton yang sudah terlanjur agak mengeras tapi belum dicorkan, harus segera dibuang. Seluruh pekerjaan pengecoran beton harus diselesaikan segera sebelum adukan betonnya mulai mengeras. Dan segala langkah perlindungan harus segera dilakukan terhadap beton yang baru dicor, dimulai saat-saat beton belum mengeras. Dalam hal terjadi kerusakan alat pada saat pengecoran, atau dalam hal pelaksanaan suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan dengan menerus, Kontraktor harus segera memadatkan adukan yang sudah dicorkan sampai suatu batas tertentu dengan kemiringan yang merata dan stabil saat beton masih dalam keadaan plastis. Bidang pengakhiran ini harus dalam keadaan bersih dan harus dijaga agar berada dalam keadaan lembab sebagaimana juga pada kondisi untuk construction joint, sebelum nantinya dituangkan adukan yang masih baru. Bila terjadi penyetopan pekerjaan pengecoran yang lebih lama dari satu jam, pekerjaan harus ditangguhkan sampai suatu keadaan dimana beton sudah dinyatakan mulai mengeras yang ditentukan oleh pihak Pengawas/Direksi. Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau terganggu akibat sinar matahari ataupun hujan. Juga air yang mungkin mengganggu beton yang sudah dicorkan harus ditanggulangi sampai suatu batas waktu yang disetujui Pengawas/Direksi terhitung mulai pengecorannya. Tidak sekalipun diperkenankan melakukan pengecoran beton dalam kondisi cuaca yang tidak baik untuk proses pengerasan beton tanpa suatu upaya perlindungan terhadap adukan beton, hal ini bisa dalam terjadi baik dalam keadaan cuaca yang panas sekali, atau dalam keadaan hujan. Perlindungan yang dilakukan untuk mencegah hal-hal ini harus mendapat persetujuan Pengawas/Direksi.
7. PEMADATAN DAN ADUKAN BETON (a) Adukan beton harus dipadatkan hingga mencapai kepadatan yang maximum sehingga didapat beton yang terhindar dari rongga-rongga yang timbul antara celahcelah koral, gelembung udara, dan adukan tadi harus benar-benar memenuhi ruang yang dicor dan menyelimuti seluruh benda yang seharusnya tertanam dalam beton. Selama proses pengecoran, adukan beton harus dipadatkan dengan menggunakan vibrator yang mencukupi keperluan pekerjaan pengecoran yang dilakukan. Kekentalan adukan beton dan lama proses pemadatan harus diatur sedemikian rupa agar dicapai beton yang bebas dari rongga, pemisahan unsur-unsur pembentuk beton. (b) Beton yang sedang mengeras harus selalu dibasahi mulai dari selesai pengecoran dengan sedikitnya selama 2 (dua) hari. Pembasahan harus dilakukan dengan menutup permukaan beton dengan kain atau material lain yang basah agar tetap lembab. Air yang digunakan untuk keperluan ini harus sama mutunya dengan air untuk bahan adukan beton. 8. PERBAIKAN BETON (a) Segera setelah bekisting dibuka, kondisi beton harus diperiksa Pengawas/Direksi. Bila dianggap oleh Pengawas/Direksi perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan atau pembongkaran, maka langkah tadi harus sepenuhnya dikerjakan atas beban biaya Kontraktor. (b) Langkah-langkah perbaikan beton harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar ahli. Hal-hal yang perlu diperbaiki antara lain yang menyangkut hal-hal yang kurang baik pada permukaan beton terutama untuk kebutuhan finishing. Kecuali dinyatakan lain, maka pelaksanaan pekerjaan perbaikan ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam semenjak pembukaan bekisting. Tonjolan di permukaan beton harus dihilangkan. (c) Kondisi beton yang ternyata rusak akibat adanya rongga yang membahayakan dan permukaan cekung yang berlebihan, dapat mengakibatkan perintah dibongkarnya beton tadi untuk kemudian dilakukan pembersihan dan pengecoran ulang. Batasbatas daerah yang harus dibongkar tadi akan ditentukan oleh pihak Pengawas/Direksi, begitu juga langkah pengecoran dan material yang akan digunakan. 9. J O I N T S (a) Lokasi dan type dari construction joints harus sesuai dengan pada gambar rencana atau sebagaimana ditentukan Pengawas/Direksi. Penambahan construction joint yang dikehendaki Kontraktor demi pertimbangan pelaksanaan, harus mendapat persetujuan Pengawas/Direksi terlebih dahulu. Penentuan letak joint tadi harus memperhatikan pola gaya-gaya yang bekerja ataupun untuk menghindari terjadinya retak. (b) Pengecoran beton harus dilakukan secara menerus tanpa berhenti. Bila terjadi penghentian dalam pengecoran pada suatu lokasi dimana pada pengecoran nantinya, beton baru tidak akan dapat tercampur dengan beton lama, maka batas tadi harus diperlakukan seperti construction joints, dimana permukaan construction joints harus dikasarkan, dibersihkan dengan air hingga bersih.
Pasal VI
BEKISTING (ACUAN BETON) I. LINGKUP PEKERJAAN a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sempurna. b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan begesting.
II. PERSYARATAN BAHAN 1. MATERIAL (1) Material untuk bekisting dapat dibuat dari tripleks 9 mm, kayu, besi, atau material lain yang disetujui oleh Pengawas/Direksi. Semua type material tadi bila digunakan tetap harus memenuhi kebutuhan untuk bentuk, ukuran, kualitas dan kekuatan, sehingga didapat hasil beton yang halus, rata, dan sesuai dimensi yang direncanakan. (2) Bekisting yang digunakan untuk beton exposed, harus benar-benar mempunyai permukaan yang halus.Jika digunakan bekisting multipleks, sambungan antara tepi-tepi bekisting harus dibuat dengan diprofil hingga didapat permukaan dalam bekisting yang benar-benar rata sesuai yang direncanakan. III. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 1. U M U M (a) Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas/Direksi semua perhitungan dan gambar rencana bekistingnya untuk mendapat persetujuan bilamana diminta Pengawas/Direksi, Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini, walaupun Pengawas/Direksi telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana bekisting dari kontraktor, segala sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting tadi tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor. (b) Bekisting harus benar-benar menjamin agar air yang terkandung dalam adukan beton tidak hilang atau berkurang. Konstruksi bekisting harus cukup kaku, dengan pengaku-pengaku (bracing) dan pengikat (ties) untuk mencegah terjadinya pergeseran ataupun perubahan bentuk yang yang diakibatkan gaya-gaya yang mungkin bekerja pada begetting tadi. Hubunganhubungan antara bagian begisting harus menggunakan alat yang memadai agar didapat bentuk dan kekakuan yang baik. Pengikatan bagian begesting harus dilakukan horizontal dan vertical. Semua bekisting harus direncanakan agar dalam proses pembukaan tanpa memukul atau merusak beton. Untuk pengikatan dalam beton harus menggunakan batang besi dan murnya. (c) Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting harus dibersihkan dengan teliti sebelum digunakan kembali, dan bekisting yang telah digunakan berulang kali dan kondisinya sudah tidak dapat diterima Pengawas/Direksi, harus segera disingkirkan untuk tidak dapat dipergunakan lagi atau bilamana mungkin diperbaiki agar kembali sempurna kondisinya. (d) Semua pekerjaan sudut-sudut beton, bilamana tidak dinyatakan lain dalam gambar harus ditakik 25 mm. 2. PEMBASAHAN & MEMINYAKI BIDANG BEKISTING (a) Bagian dalam dari bekisting besi dan kayu boleh dipoles dengan non-staining mineral oil dengan sepengetahuan Pengawas/Direksi. Pelumasan tadi harus dilakukan dengan hati-hati agar cairan tadi tidak mengenai bidang dasar pondasi dan juga pembesian. (b) Bekisting kayu bilamana tidak dipoles minyak seperti tersebut diatas, harus dibasahi hingga benar-benar basah sebelum pengecoran beton. 3. PEMBONGKARAN BEKISTING (a) Secara umum, kecuali dinyatakan lain oleh Pengawas/Direksi, semua bekisting harus disingkirkan dari permukaan beton. Untuk memungkinkan tidak terganggunya kemajuan pekerjaan dan dapat dengan segera dilakukan langkah perbaikan, bila perlu bekisting harus secepatnya dibongkar segera setelah beton mempunyai kekerasan dan kekuatan seperlunya. Bekisting untuk bagian atas dari bidang beton yang miring, harus segera dibongkar setelah beton mempunyai kekakuan untuk mencegah berubahnya bentuk permukaan beton. Bilamana diperlukan perbaikan pada bidang atas beton yang miring, maka perbaikan tadi harus sesegera mungkin, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah penjagaan pada proses pengerasan beton (curing). (b)
Pembukaan bekisting tidak diperkenankan dilakukan sebelum beton mencapai umur sesuai daftar dibawah ini setelah pengecorannya dan sebelum beton mengeras untuk menahan gayagaya yang akan ditahannya. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah timbulnya kerusakan pada beton. Bilamana timbul kerusakan pada beton pada saat pembongkaran bekisting, maka langkah perbaikannya harus sesegera mungkin dilakukan. Daftar ketentuan diperkenankannya dibuka suatu bekisting bila dihitung sejak selesai pengecoran • Sisi-sisi balok, dinding & kolom yang tidak dibebani 2 hari • Plat beton (penyangga tidak dibuka) 3 hari
• Tiang-tiang penyangga plat bila plat tidak mendapat beban 14 hari • Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani 21 hari • Tiang-tiang penyangga cantilever 28 hari Untuk kondisi-kondisi dimana plat dan balok yang masih ada sistim lantai diatasnya, maka pembukaan bekisting dan penyangganya harus dengan persetujuan Pengawas/Direksi, dimana dalam hal ini segala kemungkinan beban yang akan bekerja serta umur beton yang terbebani harus ditinjau dengan teliti.
Pasal VII PEKERJAAN BESI BETON I. LINGKUP PEKERJAAN a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sempurna. b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan besi beton. II. PERSYARATAN BAHAN 1. BAJA TULANGAN (a) Baja tulangan harus memenuhi ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03 dengan mutu U-39 tegangan leleh karakteristik = 3900 kg/cm2) untuk diameter lebih besar dari 12 mm; sedangkan untuk diameter yang lebih kecil digunakan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik = 2400 kg/cm2). (b) Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : • Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat, dan tidak bercacat seperti retak dll. • Untuk mutu U-39 harus digunakan profil baja tulangan deformed (deformed-bar). (c) Kontraktor harus mengadakan pengujian mutu beton baja yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk dari Pengawas/Direksi. Batang percobaan diambil dengan disaksikan Pengawas/Direksi sejumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis baik mutu maupun pengiriman massal atau bilamana terjadi keraguan terhadap mutu baja yang dikirim ke proyek. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor. Sedangkan panjang setiap benda uji adalah 100 cm. III. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 1. PERATURAN STANDAR Pemasangan besi tulangan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-199103. Besi beton harus dipasang sebagaimana pada gambar rencana atau seperti yang diinstruksikan Pengawas/Direksi. Terkecuali sebagaimana yang dinyatakan pada gambar atau diinstruksikan Pengawas/Direksi, pengukuran pada pemasangan besi tulangan harus dilakukan terhadap as dari besi tulangan. Besi tulangan yang terpasang harus sesuai ukuran, bentuk, panjang, posisi, dan banyaknya, dan akan diperiksa setelah kondisi terpasang. 2. PEMBERSIHAN Sebelum besi dipasang, besi beton harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat, kotoran lemak, atau material lain yang seharusnya tidak melekat pada besi beton tadi dan dapat mengurangi atau menghilangkan lekatan antara beton dan besi beton. Dan kebersihan ini harus tetap dijaga sampai proses pengecoran beton. 3. PEMBENGKOKAN Besi beton harus dibentuk dengan teliti hingga tercapai bentuk dan dimensi sesuai gambar rencana atau bending schedules yang disiapkan oleh Kontraktor dan disetujui Pengawas/Direksi. Semua proses pembengkokan harus dilakukan dengan cara lambat, tekanan yang konstan. Kesemua ujungujung pembesian harus mempunyai kait sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Pembengkokan dengan cara dipanasi hanya dapat dibenarkan apabila telah mendapat ijin dari Pengawas/Direksi. 4. PELURUSAN Besi tulangan tidak boleh dibengkokan dengan cara yang dapat menyebabkan kerusakan pada besi beton. Besi tulangan dengan kondisi yang tidak lurus atau dibengkok dengan tidak sesuai gambar tidak diperkenankan dipakai. 5. PEMASANGAN (a) Besi beton harus dipasang dengan teliti agar sesuai dengan gambar rencana, dan harus diikat dengan kuat dengan menggunakan kawat pengikat dan didudukkan pada support dari beton atau besi ataupun dengan hanger agar posisinya tidak berubah selama proses pemasangan dan pengecoran. Pengikat dan tumpuan dari besi tadi tidak boleh menyentuh bidang bekisting dalam hal beton yang dicor adalah beton exposed. Bila besi tulangan didudukan pada blok beton kecil, blok tadi harus dibuat dari beton yang mutunya sama dengan beton rencana dan bentuknya harus menjamin didapatnya permukaan beton yang baik.
(b) Kekakuan pada pemasangan besi beton harus menjamin agar tidak berubah bentuk dan tempat bila pekerja berjalan atau memanjat pembesian tadi. (c) Ujung-ujung dari kawat pengikat harus ditekuk kearah dalam beton dan tidak diperkenankan mengarah keluar. Selama proses pengecoran beton, Kontraktor harus menyediakan tenagatenaga pekerja yang khusus mengawasi dan memperbaiki pembesian dari kemungkinan tergeser atau berubah bentuk karena hal-hal yang mungkin timbul; dan hal-hal tadi harus cepat diperbaiki sebelum pengecoran mencapai daerah tersebut. (d) Pemasangan besi beton harus mengingat syarat jarak bersih antar tulangan, atau antar tulangan dan angkur, atau antara benda-benda metal tertanam sebagaimana yang ditentukan dalam SKSNI T-15-1991-03. 6. SELIMUT BETON Besi beton harus dipasang dengan minimum selimut beton (concrete cover) sebagaimana gambar rencana atau sebagaimana ditentukan Pengawas/Direksi. Dalam segala hal tebal selimut beton tidak boleh diambil kurang dari 20 mm. 7. SAMBUNGAN LEWATAN (SPLICING) (a) Sambungan lewatan harus dibuat sesuai gambar rencana instruksi Pengawas/Direksi, atau minimal mengikuti ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03. (b) Bilamana dirasa perlu untuk melakukan sambungan lewatan pada posisi lain dari posisi pada gambar rencana, posisi tersebut harus ditentukan oleh Pengawas/Direksi.Sambungan ini tidak diperkenankan diletakkan pada lokasi tegangan yang maximum, dan penyambungan pada besi beton yang letaknya bersebelahan agar dilaksanakan dengan bergeser posisinya (staggered). Bilamana dikehendaki suatu panjang yang tanpa sambungan, panjang dari batang tadi harus dibuat sepanjang yang bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan panjang sambungan lewatan sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03 terkecuali ditentukan lain.
Pasal VIII PEKERJAAN DINDING A. Pekerjaan Dinding Batu Bata 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas . 2. Persyaratan bahan a. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan disetujui Direksi Pengawas. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-10. b. Batu bata yang digunakan ukuran 10 x 10 x 20 cm dengan mutu terbaik, siku dan sama ukuran, sama warna serta disetujui Direksi Pengawas. c. Semen portland yang digunakan harus dari satu merk produk, mutu I dan memenuhi syaratsyarat dalam NI-8. d. Pasir aduk harus memenuhi NI-3 e. Air untuk adukan pasangan, harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak, asam, base serta memenuhi PUBI-1982. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Bahan-bahan yang digunakan, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contohcontohnya kepada Direksi Pengawas minimal 3 (tiga) contoh dari hasil produk yang berlainan untuk mendapatkan persetujuannya. b. Seluruh dinding dari pasangan batu menggunakan adukan 1pc : 4 pasir pasang, kecuali pasangan batu bata semen raam. c. Untuk dinding semen raam/rapat air, adukan yang digunakan 1 pc : 2 pasir pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok sampai 50 cm diatas permukaan lantai setempat. B. Pekerjaan Plesteran Dinding 1. Lingkup Pekerjaan a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata bagian dalam dan bagian luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar. 2. Persyaratan Bahan
a. b. c. d.
Semen portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang disetujui Direksi Pengawas serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-8. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 dan PUBI-1982. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10. Campuran (agregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan melalui ayakan 1,6 - 2,0 mm.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 Pc : 4 pasir, kecuali pada dinding batu bata semen raam/rapat air. b. Pada dinding batu bata semen raam/rapat air diplester dengan aduk campuran 1 PC : 2 pasir c. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang disyaratkan. d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui Direksi Pengawas. e. Semen Portland yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat. f. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik. g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan. h. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diharuskan memeriksa site yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk di mulainya pekerjaan. i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi Pengawas. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan diselesaikan. j. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran, pada bagian pekerjaan yang diijinkan Direksi Pengawas. k. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain (kosen dan lain sebagainya), dibuat naat (tali air) lebar minimal 7 mm dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain. l. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen, acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul). m. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tibatiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat. n. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/Pemakai. C. Pekerjaan Dinding Dilapisi Keramik 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatalat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. b. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi detail yang disebut/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Perencana/MK. 2. Persyaratan bahan a. Bahan yang digunakan adalah jenis keramik setara ROMAN. b. Warna akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing warna harus seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak. c. Tebal bahan minimal 7 mm, finishing berglazuur, kekuatan lentur 250 kg/cm2 dan tingkat I (satu). d. Bahan pengisi siar dari grout semen berwarna/ibagrout/Titlegrout. e. Bahan perekat dari adukan spesi 1 PC : 4 pasir ditambah bahan perekat/ Ibafix. f. Ukuran dan lokasi pemasangan finishing keramik dinding. Ukuran 25 x 40 cm digunakan sebagai finishing keseluruhan dinding keramik sesuai yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar. g. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII 0023-81. h. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contohcontohnya (sesuai dengan kriteria bahan) kepada Direksi Pengawas. b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola keramik yang disetujui Direksi Pengawas. c. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda. d. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 4 pasir dan ditambah bahan perekat seperti yang disyaratkan. e. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata. f. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Direksi Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan tegak lurus sesamanya. g. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya. h. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. i. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih. j. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar. k. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air sampai jenuh. l. Pinggulan pasangan keramik harus dilakukan dengan alat gurinda, sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku dan memperoleh bentuk tepian yang sempurna. m. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan lantai. D. Pekerjaan Clading 1. Lingkup Pekerjaan Termasuk dalam pekerjaan ini adalah semua cladding alumunium sandwich panel. 2. Persyaratan Bahan Alumunium comporite panel terdiri dari polythylene diapit oleh alumunium peraluman–100(Ai Mg 1) 1. Mechanical Properties • Aluminum skin 0,5 mm • Tensile strength Rm > 130 N / mm2 • 0,2 % street proof Rp. 0,2 > 90 N / mm2 • Elongation 5,65 + SO AS > 10% • Modulus Elasticity E = 70.000 N/mm2 2. Thermal Insulating Properties • Ketebalan 4 mm • Thermal Resistance 0,0103 m2 K / W • Heat transmission coefficient 5.54 W /cm 2.K • Thermal Expansion : Linier expansion 2,4 mm/m/100° C • Temperature Resistance -50° C s/d 80° C 3. Sifat terhadap kebakaran Standar : • Singapore Joint Civil Defense Forces, Fire Safety Boreau of Practice For Fire Precautions in Building 1991. • Australia AS 1530, Part 3 • Amerika ASTM E 84 4. Permukaan • Permukaan harus rata dan bebas dari ketidaksempurnaan seperti bercakbercak, gelombang, gelembung, jika dilihat dari segala sudut dengan kemiringan kurang dari 15 dengan pencahayaan alami. • Warna : White – 16 Menggunakan PVDF lacquer coatingLacquering dilakukan dengan sistem multilayer sistem, dipanggung pada 260° C di atas coil coating line yang menerus, standarnya mengikuti ECCA. 3. Persyaratan pelaksanaan • Pemasangan dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman dan mengikuti standar yang ditentukan. • Permukaan harus lurus dan rata • Prosedure pelaksanaan sesuai dengan rekomendasi fabrikator. • Kelurusan vertikal maupun horisontal tidak 3 mm setiap 6 meter atau 6 mm setiap 12 meter.Tidak berpindah lebih dari 9 mm dari posisi secara teori.
Pasal IX
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI A. Pekerjaan Pasangan Keramik Lantai Bangunan 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatalat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Pekerjaan lantai keramik ini dilakukan pada finishing lantai bangunan yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar. 2. Persyaratan bahan a. Bahan yang digunakan adalah jenis keramik ESSENSA untuk keramik lantai dan ROMANS atau merek setara lainnya untuk keramik KM/WC. b. Warna akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing warna harus seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak. c. Tebal bahan minimal 7 mm, finishing berglazuur, kekuatan lentur 250 kg/cm2 dan tingkat I (satu). d. Bahanpengisi siar dari grout semen berwarna/ibagrout/Titlegrout. e. Bahan perekat dari adukan spesi 1 PC : 4 pasir ditambah bahan perekat/ Ibafix untuk keramik lantai dan adukan spesi 1 PC : 2 pasir ditambah bahan perekat/ Ibafix untuk keramik KM/WC. f. Ukuran dan lokasi pemasangan finishing lantai. • Ukuran 40 x 40 cm digunakan sebagai finishing keseluruhan lantai sesuai yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar. • Ukuran 20 x 20 cm digunakan sebagai finishing keseluruhan keramik lantai KM/WC dan Ukuran 20 x 25 cm digunakan sebagai dinding keramik KM/WC sesuai yang disebutkan/ditujukkan dalam detail .g. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 dan SII 0023-81. g..Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contohcontohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Direksi Pengawas. b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola keramik yang disetujui Direksi Pengawas. c. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda. d. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 4 pasir dan ditambah bahan perekat seperti yang disyaratkan. e. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata. f. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Direksi Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan tegak lurus sesamanya. g. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya. h. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. i. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih. j. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar. k. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air sampai jenuh. l. Pinggulan pasangan keramik harus dilakukan dengan alat gurinda, sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku dan memperoleh bentuk tepian yang sempurna. m. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan lantai. B. Pekerjaan Lapisan Paving Block Area 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatalat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Pekerjaan lapisan paving block ini dipasang sebagai lapisan finishing pada seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar. 2. Persyaratan Bahan a. Bahan paving block dari produk yang bermutu baik dan disetujui Direksi Pengawas.
b. Bahan harus memenuhi ketentuan dari Asutralian Standard For Metric Concrete Building Block, As 1500-1974, dengan berat jenis 2200 kg/m3. c. Type dan lokasi pemasangan : - Type interblock 16,8 warna, dengan subbase dari bahan lapisan sirtu padat tebal 35 cm dan lapisan pasir urug atas lapisan sirtu tebal 5 cm, dipasang sebagai lapisan finishing untuk tempat parkir dan jalan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar. - Type Interblock 16,6 warna, dengan subbase dari bahan lapisan pasir urug padat tebal 5 cm, dipasang sebagai lapisan finishing untuk Trotoir serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar. d. Sirtu yang digunakan dari dalam sungai dengan ukuran gradasi klas B (100% lolos ayakan 1,5 inchi), bahan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 13, ASTM No. 13/D3/C235 dan peraturan Bina Marga No. 01/ST/BM/1972. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Seluruh permukaan tanah dasar (sub grade) dan lapisan subbase dari hamparan sirtu, harus dipadatkan dengan Smooth Wheel Rollers kapasitas 8 ton, hingga tercapai hasil struktur lapisan homogen dan kepadatan yang maksimal. Penggilasan dilakukan dari bagian tepi yang maksimal. Penggilasan dilakukan dari bagian tepi kerah tengah dengan pengulangan minimal 6 kali. b. Lapisan paving block dipasang diatas lapisan pasir urug yang telah dipadatkan serta telah disiram dengan air yang bersih. c. Jarak pemasangan block yang satu terhadap yang lain dibuat maksimum 8 mm, selanjutnya nat atau se-sela tersebut diisi dengan pasir beton yang diayak dengan mata ayakan maksimum 2 mm. d. Setelah paving block terpasang dengan teratur, seluruh permukaannya diratakan dengan menggunakan mesin penggilas kapasitas 1 ton atau sesuai yang disyaratkan dalam pekerjaan ini. e. Tidak diperkenankan memasang bahan paving block yang patah, retak atau yang ada cacat-cacat lain. f. Hails pemasangan harus cermat, teratur, tidak bergelombang pada permukaan lapisan paving block serta tidak terjadi genangan air. g. Pasangan lapisan paving block menurut jenisnya, disesuaikan dengan detail-detail gambar untuk itu, dalam arti jenis ukuran dan jenis warnanya. h. Bahan dari mutu terbaik, tanpa cacat/ retak/ rengat pada permukaannya. Hasil pemasangan harus rata dengan kelandaian/ kemiringan sesuai yang disyaratkan/ ditentukan dalam detail gambar.
Pasal X PEKERJAAN KAYU KOSEN, PINTU & JENDELA dan RAILLING I. PEKERJAAN KUSEN KAYU 1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Persyaratan Bahan • Bahan kosen dari kayu kelas II yang telah dikeringkan, mutu kelas A, kelas kuat III dan kelas awet III dan kayu Ulin untuk kosen KM/WC • Ukuran finish kosen sesuai detail gambar. • Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan SII 0458-81. • Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu fan cacat lainnya. • Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17%, untuk seluruh bahan kayu kosen yang digunakan. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambargambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban. c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angkurangkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya untuk bidangbidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.
e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan. f. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran, bentuk profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela. g. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku, sehingga mekanisme pembukaan pintu/jendela bekerja dengan sempurna. h. Kosen tidak diperkenankan dipoles dengan cat, vernis, meni atau finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi Pengawas. i. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata diberi penguat angkur diameter 10 mm. Pada setiap sisi kosen pintu yang tegak dipasang 3 angkur dan untuk sisi kosen jendela 2 angkur. j. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari akibat pelaksanaan pekerjaan lain. k. Pemasangan tiang kosen yang langsung diatas lantai (kosen pintu) dibuat neud tinggi 10 cm. Bahan dari beton adukan 1 PC : 2 pasir beton : 3 koral. II. PEKERJAAN DAUN JENDELA KACA 1. Lingkup Pekerjaan a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Pekerjaan daun pintu kaca meliputi pembuatan daun jendela kaca/frame dari kayu bangkiray untuk seluruh detail yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar. 2. Persyaratan Bahan Bahan Panel Untuk panel digunakan bahan kaca yang memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 63 dan SII 0819-78. Digunakan kaca Reflektif tebal 5 mm. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambargambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan jendela ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkenan cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban. c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka jendela dan penguat lain agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/ menjaga kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. d. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan rangka yang tampak. e. Untuk daun jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik. III. PEKERJAAN DAUN PINTU DOUBLE TEAKWOOD KOMBINASI KACA 1. Lingkup Pekerjaan a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Pekerjaan pembuatan daun pintu double teakwood kombinasi kaca dipasangkan pada pintu-pintu dan seluruh detail seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar. 2. Persyaratan Bahan a. Bahan rangka dari kayu Bengkirai yang telah dikeringkan, mutu I, kelas kuat II dan kelas awet I-II, ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. b. Pengisi pintu dari bahan block board tebal 18 mm lapis double Teakwood 4 mm. Pelapisan dilakukan pada kedua belah sisi/muka block board. c. Pada bagian-bagian daun pintu seperti yang telah ditentukan dalam detail gambar, dipasang list dari kayu Ramin yang telah dikeringkan, lebar 5 cm, pemasangan sesuai detail gambar. d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. Kelembaban bahan kayu yang digunakan, disyaratkan maksimum 12%. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun 1961),PUBI 82 pasal37 dan memenuhi persyaratan dlm SII 0458-81. e. Bahan block board dari jenis yang bermutu baik, buatan dalam negeri merk Asahi, teak Teakwood dari merk Asahi atau yang setara dan Teakwood merk Singa Laut, bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI tahun 1982 pasal 38 dan memenuhi SII 0404-81. f. Setiap sambungan rangka daun pintu dan setiap penempelan permukaan bahan pelapis untuk panel daun pintu, digunakan lem kayu yang bermutu baik, merk Aica Aibon atau merk lain yang setara.
4. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambargambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban. c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. d. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisisisinya ukuran rangka kayu merupakan ukuran jadi. e. Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistim lubang dan pen dengan paku/pasak kayu atau bambu serta digunakan lem kayu yang bermutu baik produk dalam negeri dari merk seperti yang telah disyaratkan dan disetujui Direksi Pengawas. Pekerjaan daun pintu dilakukan dibengkel penyambungan rangka dan penempelan dari seluruh bahan panel, dilakukan dengan sistim pres di pabrik). f. Untuk kombinasi kaca digunakan bahan kaca yang memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 63 dan SII 0819-78. g. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan kayu yang tampak. h. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna. IV. PEKERJAAN DAUN PINTU PANEL KACA REFLEKTIF 1. Lingkup Pekerjaan a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Pekerjaan pembuatan daun pintu panel kaca reflektif dipasangkan pada pintu-pintu dan seluruh detail seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar. 2. Persyaratan Bahan a. Bahan rangka dari kayu Bengkirai yang telah dikeringkan, mutu I, kelas kuat II dan kelas awet I-II, ukuran 3,5 x 4 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. b. Pengisi pintu (panel) dari bahan block board tebal 18 mm lapis double plywood 6 mm dan teak plywood tebal 4 mm. Pelapisan dilakukan pada kedua belah sisi/muka block board. Lapisan teak plywood merupakan penutup paling luar untuk kedua muka, dengan pemasangan tekstur kayu pada bagian luar yang kelihatan. c. Pada bagian-bagian daun pintu seperti yang telah ditentukan dalam detail gambar, dipasang list dari kayu Ramin yang telah dikeringkan, lebar 2 cm, pemasangan sesuai detail gambar. d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. Kelembaban bahan kayu yang digunakan, disyaratkan maksimum 12%. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun1961),PUBI 82 pasal37 dan memenuhi persyaratan dlm SII 0458-81. e. Bahan block board dari jenis yang bermutu baik, buatan dalam negeri merk Asahi, teak plywood dari merk Asahi atau yang setara dan plywood merk Singa Laut, bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI tahun 1982 pasal 38 dan memenuhi SII 0404-81. f. Setiap sambungan rangka daun pintu dan setiap penempelan permukaan bahan pelapis untuk panel daun pintu, digunakan lem kayu yang bermutu baik, merk Aica Aibon atau merk lain yang setara. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambargambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban. c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan, tidak boleh ada lubanglubang atau cacat bekas penyetelan. d. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisisisinya ukuran rangka kayu merupakan ukuran jadi. e. Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistim lubang dan pen dengan paku/pasak kayu atau bambu serta digunakan lem kayu yang bermutu baik produk dalam negeri dari merk seperti yang telah disyaratkan dan disetujui Direksi Pengawas. Pekerjaan daun pintu dilakukan dibengkel penyambungan rangka dan penempelan dari seluruh bahan panel, dilakukan dengan sistim pres di pabrik).
f. Tebal lapisan panel daun pintu, bentuk dan susunan pelapisannya, sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. g. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan kayu yang tampak. h. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna. V. PEKERJAAN RAILLING 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatalat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Meliputi pekerjaan railing dilakukan untuk seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar. 2. Persyaratan Bahan a. Bahan rangka dari Baja Steinless yang berkualitas, tidak cacat, dan lurus, ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambargambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. b. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angkurangkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya untuk bidangbidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. c. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan, kecuali bila ditentukan lain. d. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. e. Railling yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran dan bentuk profilnya. f. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan Railling tangga setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna. g. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari akibat pelaksanaan pekerjaan lain. h. Pemasangan tiang railling yang langsung diatas lantai dibuat serapi mungkin dan tidak meninggalkan cacat di permukaan lantai maupun pada bahan railling. VI. PEKERJAAN KOSEN & DAUN PINTU ALUMINIUM 1. Lingkup Pekerjaan Meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan alat-alat khusus yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, meliputi : • Rangka curtain wall alumunium (unitized system atau system yang lain) • Kusen-kusen jendelan dan pintu alumunium • Sealant • Kelengkapan dan bahan lain untuk terlaksananya pekerjaan ini • Untuk pekerjaan kaca lihat Pasal pekerjaan kaca pada speifikasi ini. 2. Persyaratan Bahan 2.1 Type-type produk yang digunakan : Kusen Pintu/Jendela • 4” x 13/4” x 1.15mm DIE 5104 ( W = 0.817 Kg/m ; P = 524.83 mm ) [Untuk semua Kusen Jendela Kaca Mati] • 4” x 13/4” x 1.15mm DIE 5106 ( W = 0.690 Kg/m ; P = 443.03 mm ) [Untuk semua Kusen Pintu, Jendela & BV] Daun Pintu/Jendela • 921 (W = 0.817 Kg/m ; P = 137.60 mm) • 922 (W = 0.365 Kg/m ; P = 215.12 mm) • 923 (W = 0.489 Kg/m ; P = 205.08 mm) 2.2 a. Standar Industri Indonesia • SII 0695-82, produk hasil alumunium extrusi untuk keperluan arsitektur • SII 0694-82, Syarat umum jendela Alumunium paduan • SII 0405-82, Paduan Alumunium Ekstrusi b. The Alumunium Association (AA) c. American Architektural Manufacture Ass (AAMA) d. American Standard for testing Material (ASTM) e. Japan Industrial Standard (JIS) f. Standar dari pabrik pembuat g. Spesifikasi Teknis ini.
2.3
2.4
2.5 2.6
Alumunium yang dipergunakan harus alumunium paduan untuk keperluan arsitektur dengan Alloy 6063 { Aluminium-Magnesium-Silicon Alloy (AlMgSiO) }– Temper produk YKK dengan sifat-sifat sebagai berikut : Berat jenis = 2,71x103 kg/mm3 Titik Lebur = 600 – 650º C Koefisien memuai linier antara 20º c – 100º c = 23 x 106 / º C Kuat tarik minimum = 150 Mpa Batas leleh tarik / tekan = 110 Mpa Kekuatan geser minimum = 90 Mpa Modulus Elastisitas = 69 x 103 Mpa Finishing Alumunium PPG atau PVdf coating harus mempunyai ketebalan lapisan poder coating 20 micron. Warna putih dan harus memberikan jaminan warna tidak akan belang ataupun pudar secara tertulis selama 20 tahun (dinyatakan dalam surat garansi). Ukuran profile untuk curtain wall/jendela sesuai dengan gambar detail ketebalan profile sesuai kebutuhan perhitungan kekuatan kecuali bagian-bagian yang tidak mempengaruhi kekuatan dari curtainwall/jendela. Sealant yang digunakan adalah sealant yang tidak mengandung asam dan dari jenis yang d irekomendasikan sesuai dengan keperluannya (untuk structural sealant atau non structural selant). Dari produk ABA atau GE.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan 3.1 Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh perusahaan aplikator yang telah berpengalaman mengerjakan pekerjaan sejenis dengan tingkat kesul itan dan volume yang menimal sama dengan proyek ini. 3.2 Jika ada pekerjaan pembengkokan (bending form) maka proses finishing dikerjakan setelah proses pembengkokan tersebut. 3.3 Tanda-tanda dan cat yang timbul dipermukaan alumunium harus dibuang/dihilangkan. 3.4 Shop drawing akan menunjukkan ukuran, ketebalan, kekuatan, Alloy tempers, finish, detail pertemuan dan hubungannya dengan konstruksi secara keseluruhannya. Harus pula memperlihatkan cara penyambungannya atau hubungan antara alumunium dengan alumunium dan alumunium dengan kaca lengkap dengan spesifikasi dari karet maupun silicon penjepit kaca. 3.5 Dimana pekerjaan harus tepat koordinatnya dengan finishing permukaanpermukaan dan ukuran jarak kolom, maka penentuan ukuran harus diambil dilapangan dan tidak dari gambar arsitektur. Apabila beton, pasangan bata dan material lain akan menerima alumunium, maka dalam pemasangan harus dilengkapi dengan asistensi dan pengarahan yang diperlukan agar disiplin lain dapat menentukan daerah mereka. 3.6 Semua pakerjaan akan dirakit dan dipasang sesuai dengan gambar arsitek dan gambar kerja yang sudah disetujui Perencana. 3.7 Hubungan kaca dengan kaca dan kaca dengan frame / kusen harus diisi dengan sealant merk ABA / GE warna sesuai dengan warna frame cara pemasangan dan persiapan pemasangan harus memenuhi syarat dari produsen kaca dan produsen sealant termasuk pemasangan setting block dan lain-lain. 3.8 Pada saat aplikasi sealant harus masih dalam keadaan baik, tidak dipergunakan menggunakan sealant yang telah kadaluarsa, cara aplikasi sealant harus mengikuti semua persyaratan dari produsen sealant. 4. FABRIKASI Semua bagian dari pekerjaan alumunium baik material design, ukuran ketebalan harus sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi ini. Semua pekerjaan pembentukan (forming) harus dikerjakan lebih dahulu dari pada finishing. Semua detail pertemuan harus runcing, halus dan rata, bersih dari goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan alumunium dan semua dikerjakan dengan mesin. a. CONTOH Kecuali dinyatakan lain dalam spesifikasi, maka semua contoh harus disertakan dan contoh extruction tidak kurang dari 30 cm dengan ketebalan yang ditentukan untuk pekerjaan ini contoh harus dengan ukuran 1:1. Contoh harus disertai usulan finishing, warna dan perbedaan warna maximum yang mungkin terjadi. Pekerjaan pelaksanaan baru dapat berjalan setelah ada persetujuan dari perencana. b. MATERIAL – MATERIAL LAIN Apabila alumunium berhubungan dengan bahan lain (kecuali Galvanized Steel, Zinc, Stainless Steel atau Nekel campuran perak), material tadi harus dilapisi dengan : • Lapisi alumunium dengan zinc Chromate primer • Lapisi material lain tersebut dengan cat bituminous • Lapisi tape atau gasket diantaranya Apabila alumunium diletakkan berhubungan dengan beton atau plesteran, disarankan permukaan alumunium tadi dilapisi dahulu dengan zinc chromate primer. Apabila dalam finishing selanjutnya memungkinkan terjadinya kontak antara plesteran (finish tembok) dengan alumunium, maka alumunium harus dibungkus dahulu dengan tape sebelum dipasang.
Setiap pertemuan frame dengan konstruksi utama (beton, dinding dan lain-lain) agar kedap terhadap air, maka harus diberi dempul elastis/sealant. Perlindungan terhadap permukaan : a. Perlindungan terhadap permukaan alumunium adalah tanggung jawab setiap kontraktor, sampai dengan penyerahan pekerjaan secara keseluruhan. b. Perlindungan dapat dengan cara : • Lapisan Clear Methacrylate laguer (pernis transparan) • “Tape” plastik pembungkus yang melekat Atau cara-cara lain selama fabrikasi, pengangkutan dan pemasangan dengan catatan pada saat pembersihan tidak merusak atau meninggalkan bekas baik pada alumunium, kaca maupun pada bagian-bagian gedung yang berhubungan dengan alumunium. c. Penggunaan pernis tadi atau silicon pada permukaan yang akan diberi caulking atau selant tidak dibenarkan. d. Setelah pemasangan ditempat, kontraktor bertanggung jawab terhadap pembersihan dari perlindungan permukaan alumunium tersebut. 7. PEMASANGAN a. “Brench Mark” untuk ketinggian dan “Line Offset Mark” harus dipastikan dan disediakan oleh kontraktor yang bertanggung jawab ketepatannya. Jika ada kesalahan maka kontraktor harus memperbaiki dulu sebelum pekerjaan pemasangan dilaksanakan. b. Apabila ada pekerjaan yang membutuhkan angker di dinding atau struktur maka pemasangan tersebut harus disesuaikan dengan ketat seperti gambar shop drawing gambar tersebut harus mendapat persetujuan dari perencana/MK. c. Bila ada pemasangan “Sealant” maka penggunaan harus sesuai dengan instruksi dari produsen produk tersebut. Semua permukaan alumunium yang akan diberi sealant harus bersih dari segala kotoran yang mungkin tertinggal. d. Plastik tape (atau bahan pelindung lain) yang dipakai pada waktu pemasangan harus segera dibersihkan. e. Gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui sebelum dipesan, semua ukuran harus diteliti dan disesuaikan dengan keadaan lapangan dan memperhatikan kembang susut bahan serta ikatanikatan terhadap penumpu-penumpu. Konstruksi harus tahan terhadap tekanan dan hisapan angin sekurang-kurangnya 100 km/m2. f. Pemasangan oleh tenaga ahli yang disetujui pabrik dan bertanggung jawab atas segala bahan kaca. Pengerjaan secara teliti dan hasilnya harus dapat disetujui pengawas. g. Semua bahan harus dijaga agar tetap baik, bersih tidak menjadi cacat. Bahan yang cacat harus dikeluarkan dari tempat kerja dan diganti yang baru. h. Semua konstruksi penyangga harus dipasang sampai konstruksi berdiri tegak dan dibersihkan sesudah selesai. i. Semua system dan perlengkapan dipasang dengan tatacara pelaksanaan yang baik, terutama bahan-bahan kedap air / water proof. j. Setelah semua bagian terpasang dengan rapi dan baik, tidak diperkenankan terjadi kebocoran pada situasi apapun termasuk pada saat hujan dan angin.
Pasal XI PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI I. Lingkup Pekerjaan 1. Yang termasuk pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengawasan dan perawatan dari seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang disebutkan/ditentukan dalam gambar. II. Persyaratan Bahan 1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi Pengawas. 2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar. 3. Perlengkapan Daun Pintu a. Engsel (butt ghinges) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu enkel dan 2 x 3 buah untuk pintu double, pada daun jendela minimum dipasang 2 buah setiap daunnya, menggunakan engsel merk Schlage, Falcon atau Curbin type/serie 414, atau merklain yang setara dan yang disetujui Direksi Pengawas.Material dari bahan stainless steel dengan paku sekrup kembang bahan sama dengan bahan engsel, finish satin stainless steel atau satin chromium. b. Pada daun pintu yang telah disyaratkan/ditentukan dalam gambar, dipasang Door Closer merk Schlage, Falcon, Curbin type/serie LCN 1000 (steel grey)
c. Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah disyaratkan/ditentukan dalam gambar, dipasang peralatan-peralatan dari merk Schlage, Falcon, Curbin atau merk lain, antara lain : • Flush Bolt type/serie FB 007 dari Satin Stainless Steel • Door Guard type/serie DG 005 dari Polish Chromium • Door Stop type/serie 431 dari alumunium • Door viewer type/serie DV 004 dari Brass • Rack Bolt type/serie WB 006 dari Brass d. Lock set, Handle dan Back Plate • Pada seluruh daun pintu panel kayu, daun pintu double teak Teakwood dan daun pintu glasal, digunakan kunci pintu merk Schlage type/serie A dan B dengan material finish satin stainless steel atau satin chromium. • Knob handle untuk kunci-kunci pintu type/serie A dan D adalah Orbit. e. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu. f. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali. g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari merk dan type seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup dan nylon plug. III. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. 2. Apabila dianggap perlu, Direksi Pengawas dapat meminta untuk mengadakan testtestlaboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya. 3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 20 cm (as) dari sisi atas pintu kebawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai keatas. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut. 4. Penarik „lock‟ dan „latch‟ harus diajukan oleh Kontraktor kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Pasal XII PEKERJAAN PLAFOND a. Pekerjaan Kayu Rangka Plafon 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Pekerjaan kayu rangka plafond ini dilakukan pada ruang serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas. 2. Persyaratan Bahan a. Bahan : Kayu Bangkirai, disetujui Direksi Pengawas. b. Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar. c. Rangka kayu bangkirai yang telah dikeringkan, rangka pembagi ukuran 5 x 7 cm dan sebagai penggantung utama dengan kayu 5 x 10 cm. Pola pemasangan rangka pembagi maksimal dibuat 60 x 60 cm serta kelos kayu ukuran 3 x 4 cm yang dipasang pada setiap sambungan rangka pembagi. d. Bahan kayu yang digunakan harus dipilih dari mutu terbaik, kering, tua, lurus dan tanpa cacat. Kelembaban maksimum 17 % dan memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam NI-5. e. Bagian bawah dari seluruh rangka diratakan / diserut sampai rata dan lurus. Seluruh permukaan rangka kayu dilapis bahan cat.meni kayu yang bermutu baik sampai rata. f. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam PUBI 82 pasal 38, memenuhi SII 0404-81 dan NI-5. 3. Persyaratan Pelaksanaan a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas. b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas. c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish). d. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna.
e. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus konsultasi dengan Direksi Pengawas.
b. Pekerjaan Plafon Gypsum 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatalat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Pekerjaan plafond gysum ini dilakukan pada ruang serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas. 2. Persyaratan Bahan a. Bahan : gypsum tebal 9 mm produk bermutu baik, disetujui Direksi Pengawas. b. Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar. c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam PUBI 82 pasal 38, memenuhi SII 0404-81 dan NI-5. 4. Persyaratan Pelaksanaan a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas. b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas. c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish). d. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna. e. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus konsultasi dengan Direksi Pengawas. f. Pola pemasangan langit-langit gypsum tebal 9 mm harus sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar. g. Bidang pemasangan langit-langit tripleks harus rata / waterpass dan sesuai dengan detail gambar. Hasil pemasangan harus betul-betul bersih. h. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang ditujukkan dalam detail gambar, dari bahan gypsum yang di finish cat sesuai yang disyaratkan. c. Pekerjaan Plafon Lumbersiring 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatalat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Pekerjaan plafond Lumbersiring ini dilakukan pada ruang serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas. 2. Persyaratan Bahan a. Bahan : Lumbersiring bermutu baik, disetujui Direksi Pengawas. b. Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar. c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam PUBI 82 pasal 38, memenuhi SII 0404-81 dan NI-5.
5. Persyaratan Pelaksanaan a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas. b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas. c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish). d. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini. Sebelum
dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna. e. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus konsultasi dengan Direksi Pengawas. f. Pola pemasangan langit-langit Lumbersiring harus sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar. g. Bidang pemasangan langit-langit Lumbersiring harus rata / waterpass, jarak pemasangan satu sama lain (naad) dibuat 0,5 cm atau sesuai dengan detail gambar. Naad harus lurus dan sama lebar, pada pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu sama lian. Hasil pemasangan harus betul-betul bersih. h. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang ditujukkan dalam detail gambar, dari bahan kayu kamper yang di finish cat sesuai yang disyaratkan.
Pasal XIII PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN PENUTUP ATAP I. PEKERJAAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN 1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatalat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Persyaratan Bahan • Semua konstruksi kuda – kuda, gording, jurai, ikatan angin menggunakan rangka baja Zincalume yang berkualitas baik setara “ Star Truss. • Ukuran kuda-kuda sesuai detail gambar. • Rangka baja harus anti karat, tidak mudah terbakar dan tidak mengalami perubahan bentuk akibat perubahan cuaca, temperatur.. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambargambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, lay out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. b. Penyambungan konstruksi kuda-kuda sesuai dengan persyaratan teknis tentang baja dibor dan dikunci dengan baut / mur Sebelum pemasangan, penimbunan baja ringan ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban. c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angkurangkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya untuk bidangbidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. II. PEKERJAAN PENUTUP ATAP METAL 1. Lingkup Pekerjaan a. Meliputi pengadaan dan pemasangan semua bahan penutup atap seperti yang tertera pada Bill of Quantity dan gambar rencana. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Mengadakan koordinasi dengan disiplin lain, yang berkaitan dengan pekerjaan pemasangan atap, seperti pekerjaan baja, pekerjaan kayu dan pekerjaan lainnya. 2. Persyaratan Bahan Sebelum didatangkan penutup atap di datangkan ke lokasi pekerjaan, contoh-contoh semua bahan atap, bubungan dan lain sebagainya yang akan digunakan harus diajukan terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan konsultan perencana dan konsultan pengawas. a. Bahan : Multiroof. b. Bahan tidak mudah pecah,tidak mudah berlumut atau berjamur, tahan terhadap perubahan cuaca, dan dapat mereduksi udara panas dan suara hujan. c. Spesifikasi bahan : Ukuran reng gording disesuaikan dengan ukuran genteng multiroof dan sesuai persetujuan konsultan pengawas. d. Warna sesuai persetujuan perencana dan konsultan pengawas. 3. Persyaratan Pelaksanaan a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.
b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas. c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish). III. PEKERJAAN ATAP DAK 1. Lingkup Pekerjaan Meliputi pengadaan dan pemasangan semua bahan penutup atap seperti yang tertera pada Bill of Quantity dan gambar rencana. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Persyaratan Bahan Semua persyaratan pelaksanaan dan mutu beton untuk atap dak sepeti tercantum balam bab pekerjaan beton.
Pasal XIV PEKERJAAN PENGECATAN I. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Meliputi pengecatan dinding / beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar. 2. Persyaratan Bahan a. Bahan cat buatan dalam negeri produk Danapaint, ICI atau merk lain yang setara dan disetujui Direksi Pengawas. b. Jenis cat finishing / akhir • Jenis Vinyl Acrylic emulsion digunakan sebagai cat finishing dinding / beton bagian dalam (interior). • Jenis Weathershield digunakan sebagai cat finishing dinding / beton bagian luar (exterior). • Pengecatan untuk dinding / beton bagian dalam / luar minimal dilakukan 2 lapis. c. Warna akan ditentukan kemudian. d. Cat dasar • Digunakan jenis alkali Pimer (untuk dinding/beton bagian dalam) • Digunakan jenis Sealer (untuk dinding/beton bagian luar) • Lapisan cat dasar dilakukan minimal 1 lapis sampai rata dan sama tebalnya. e. Kapasitas / daya sebar maksimal 12 m2/liter untuk pengecatan 1 lapis. f. Pengencer air bersih maksimum 20%. g. Pengeringan minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan. h. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 54, NI4, BS no. 3900-1970. AS K-41 dan sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contohnya untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas. b. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatip dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Direksi Pengawas. c. Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu. d. Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan telah diratakan / dihaluskan dengan amplas. Plesteran harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan telah disetujui Direksi Pengawas. e. Sebelum pengecatan dilakukan, Kontraktor diwajibkan membuat contoh-contoh warna, untuk disetujui Direksi Pengawas. f. Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik. g. Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan memenuhi persyaratan dan telah selesainya pekerjaan-pekerjaan yang ada didalamnya. h. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam. II. PEKERJAAN PENGECATAN KAYU 1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Meliputi pengecatan permukaan kosen kayu, daun pintu dan daerah service serta permukaan kayu yang tampak sesuai yang ditentukan / ditunjukkan dalam detail gambar. 2. Persyaratan Bahan a. Digunakan bahan finishing melamine semi gloss buatan dalam negeri dari mutu terbaik produk ICI atau dari produk lain yang setara dan disetujui Direksi Pengawas. b. Seluruh permukaan sebelum dilapis cat awal dan cat akhir, harus dilicinkan dengan mesin amplas listrik sampai halus dan licin. c. Sebagai cat awal digunakan cat jenis Vinotex clear yang dilapiskan sehingga tebal dan merata pada seluruh permukaan pengecatan dengan kuas atau dengan cara lain yang disetujui Direksi Pengawas. d. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-4 serta sesuai ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan. e. Warna cat akhir akan ditentukan kemudian. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas, minimal 2 (dua) jenis hasil produk yang berlainan, untuk mendapat persetujuan Direksi Pengawas. b. Contoh-contoh yang diserahkan harus disertai brosur dari pabrik yang bersangkutan. c. Kontraktor harus membuat contoh jadi dari pekerjaan pengecatan dalam beberapa macam warna, untuk diserahkan kepada Direksi Pengawas. d. Penukaran / penggantian bahan harus dari mutu sesuai contoh yang disetujui serta harus dengan persetujuan pihak Direksi Pengawas, penukaran dan penggantian bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya tanpa adanya tambahan biaya. e. Bidang permukaan pengecatan harus diratakan / dihaluskan dengan bahan / alat mesin amplas elektrik yang bermutu baik, sampai merupakan bidang permukaan pengecatan yang halus dan licin, segala persiapan pengecatan telah memenuhi persyaratan dengan baik dan telah disetujui Direksi Pengawas. f. Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk gergaji, benar-benar bebas dari minyak, dan sebagainya serta kering betul. g. Harus dihindarkan adanya celah-celah / pori-pori serat kayu pada permukaan pengecatan. h. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian bahan dilakukan. i. Pengecatan dilakukan minimal 2 (dua) lapis atau hingga dicapai hasil pengecatan yang tebal, rata dan sama warnanya. Lapis pengulangan dilaksanakan setelah 2 hari dari pengecatan awal. j. Pengecatan harus dilakukan sejauh mungkin dari pengaruh pekerjaan lain serta jauh dari tumbuhtumbuhan.
Pasal XV PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING I. PENJELASAN & SPESIFIKASI UMUM (1) Pekerjaan instalasi plumbing ini harus dilaksanakan oleh Instalatur Pipa yang telah mempunyai surat pengakuan (P.A.S) golongan III dari PAM setempat dan SIBP klas A dari Pemerintah Daerah. (2) Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi plumbing ini, disamping Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, berlaku : • A.V. 1941 • Peraturan / persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja Pemerintah Daerah setempat. • Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja Pemerintah Daerah setempat. • Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin, peralatan dan material tersebut dibuat. • Peraturan / persyaratan lainnya yang berlaku sah di Indonesia. (3) Semua gambar-gambar kerja atau shop drawing yang dibuat oleh Kontraktor / Instalatur Plumbing maka sebelum dilaksanakan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas/ Contrustion Management. (4) Setelah pekerjaan selesai, Kontraktor / Instalastur diharuskan menyerahkan gambar instalasi yang telah direvisi dan disahkan oleh PAM setempat, dalam rangkap 5 (lima) dilampiri surat tanda keur dari PAM yang menyatakan bahwa pemasangan instalasi telah memenuhi syaratsyarat yang diwajibkan. (5) Dalam perhitungan biaya penawaran, harus sudah termasuk : • Biaya perizinan dan pengetesan untuk bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang dipasang. • Biaya tanggungan instalasi. • Semua biaya yang diakibatkannya dan biaya resiko pecah / rusaknya sanitary fixtures.
• Biaya penyimpanan / gudang untuk sanitary fixtures. • Biaya penyambungan PAM. (6) Semua instalasi, peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang telah terpasang, sebelum diserahkan harus di test mengenai kemampuan bekerjanya, sesuai dengan ketentuan ketentuan yang dipersyaratkan. II. RUANG LINGKUP PEKERJAAN (1) Pekerjaan Air Bersih • Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan utama yang diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih berupa pompa-pompa, panel pompa beserta perlengkapan. • Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan yang meliputi pemipaan reservoir, pemipaan pada instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap titik pengeluaran. • Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan sanitary seperti halnya closed, wastafel, urinal dan lain-lain. (2) Pekerjaan Air Kotor • Pengadaan dan pemasangan beserta perlengkapan yang diperlukan dalam sistem pembuangan air kotor. • Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closed, wastafel, urinal, floor drain dan lain-lain. (3) Pekerjaan Fire Fighting • Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit peralatan utama yang diperlukan dalam sistem fire fighting berupa satu set pompa fire hydrant, dan panelpanel control pompa beserta perlengkapan, sprinkler dan panel kontrol, smoke detector serta head detector dan perlengkapannya. • Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan meliputi pemipaan reservoir, pemipaan pada instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap titik pengeluaran. • Pengadaan dan pemasangan unit-unit perlengkapan sistem pemadaman kebakaran berupa fire hydrant pillar, fire hydrant box, siamese connection, peralatan valvevalve kontrol, panel system,sprinkler, smoke detector dan head detector. • Mengadakan testing dan commissioning semua sistem pekerjaan yang terpasang III. PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM (1) Waktu Pelaksanaan Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan disesuaikan dengan tahap-tahap pembangunan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. (2) Material • Semua material / bahan yang digunakan / dipasang harus dari jenis material berkualitas terbaik, dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan rusak atau afkir), sesuai dengan mutu dan standard yang berlaku (SII) atau standard International seperti B.S., J.I.S., A.S.T.M., DIN atau yang setaraf. • Instalatur dalam hal ini Kontraktor bertanggung jawab penuh atas mutu dan kwalitas material yang akan dipakai, setelah mendapat persetujuan Pemilik Proyek dan Konsultan Perencana. • Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru bebas dari defective material, improver material dan menjamin terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi. • Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditandatangani berita acara penerimaan barang. • Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material / peralatan menjadi tanggung jawab Kontraktor. • Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan, instalasi dipasang / digunakan untuk diminta persetujuannya kepada Pemilik Proyek dan Konsultan Perencana. (3) Gambar-gambar dan Spesifikasi Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan-perencanaan ini merupakan suatu kesatuan dan tidak dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja. Kontraktor harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan. (4) Gambar-gambar Perencanaan Di dalam gambar-gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipapipa, fitting-fitting, katup-katup dan fixture secara terperinci. Semua bagian bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh Kontraktor, apabila diperlukan, agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar. (5) Gambar-gambar Kerja Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di lapangan (site). Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain sebagainya. Selama pelaksanaan
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
instalasi ini berjalan, Kontraktor harus memberikan tanda-tanda dengan pinsil / tinta merah pada set gambar atas segala perubahannya, penghapusan atau penambahan pada instalasi tersebut. Gambar Pelaksanaan Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail (Shop Drawing) untuk disetujui oleh Direksi, juga harus menyerahkan Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing) yang meliputi denah, instalasi yang terpasang, detail pemasangan, detail peralatan dari seluruh instalasi di atas / digambar dikertas kalkir. Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979. Contoh-contoh Barang Pemborong wajib mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan, kepada Direksi Lapangan atau brosur-brosur dari alat-alat tersebut dan menunggu persetujuan dari Direksi Lapangan sebelum alat-alat tersebut dipasang. Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke kantor penyelidikan bahan-bahan atas biaya Pemborong / Kontraktor. Bila ternyata terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak baik / tidak bisa dipakai oleh Direksi Lapangan, maka Pemborong harus mengangkut bahan-bahan tersebut ke luar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari, harus sudah tidak ada di lapangan (sita). Tenaga Pelaksanaan Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang / tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi. Untuk pelaksanaan, khusus Pemborong harus memberikan surat pernyataan yang membuktikan bahwa tukang-tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut memang mempunyai pengalaman dan kecakapan. Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh PDAM setempat sesuai dengan Domisili dengan Pemborong / Kontraktor tersebut. Pengamanan Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan / peralatan-peralatan untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan-bahan / peralatan-peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya. Koordinasi Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengadakan koordinasi dengan Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan Struktur, Elektrikal, Interior dan sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil / dihilangkan.
IV. PENGECATAN DAN LABEL (1) Semua pipa-pipa yang tidak tertanam didalam tembok / tanah harus diberi tanda-tanda dengan mengecat pipa-pipa tersebut dengan warna 2 (dua) lapis bahan anti karat dan tanda arah aliran warna akan ditentukan kemudian (kecuali pipa PVC). (2) Semua pipa-pipa yang akan ditanam didalam tanah harus dilapisi berturut-turut lapisan aspal, lapisan goni dan lapisan aspal / primecoat minyak. (3) Pipa-pipa air yang tidak tertanam didalam bagian bangunan harus dicat dengan lapisan cat dasar yang tahan karat dan kemudian difinish dengan cat finish. (4) Sebelum dilakukan pengecatan / pelapisan dengan bahan anti karat, semua bagian pipa harus dibersihkan dari kotoran, lemak dan karat dengan menggunakan alat yang sesuai dengan untuk itu. V. PEMASANGAN INSTALASI PIPA AIR BERSIH (1) Pemasangan instalasi air bersih harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan lokasi yang telah ditentukan didalam gambar kerja. Pipa yang digunakan untuk keperluan ini adalah pipa GIP. Fittings dari Class 10 K dengan tiap-tiap sambungan menggunakan sambungan ulir dan fitting tape atau sambungan flange serta welding untuk hidrant dan sprinkler. • Merk pipa : Bakrie, PPI atau setaraf. • Merk Fittings : TG, HE atau setaraf. (2) Pada setiap penyambungan pipa-pipa ke fixtures ataupun equipments valve harus digunakan union fitting, kecuali apabila fictures atau equipment yang bersangkutan telah dilengkapi oleh alat-alat penyambung tersebut. (3) Pada setiap pipa penyatu yang disambungkan pada tiap-tiap fixtures atau equipment harus dipasang valves sesuai dengan gambar. Semua valves ukuran dia. < 2,5" digunakan screwed class 10 K, dan ukuran > 2,5" digunakan flanged class 10 K. • Merk : Kitazawa, toyo atau setaraf. (4) Ketentuan penggantung Pipa, Konstruksi & Persyaratan Pemipaan. • Semua alat-alat penggantungan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak merusakkan pipa-pipa dan cukup kuat sehingga tidak menyebabkan turunnya pipapipa yang terpasang. • Semua pipa-pipa harus digantung pada struktur bangunan dan tidak diperkenankan meletakkan pipa-pipa tersebut pada rangka langit-langit. Konstruksi penggantung harus memungkinkan adanya expansi termis dari pipa dan mengurangi transmisi vibrasi sampai batas 1". • 1 1/4" - Mak. 7 feet. • 1,5" - Mak 9 feet.
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
• 2" - Mak. 10 feet. • 3" - Mak. 12 feet. • 4" - Mak. 14 feet. • 6" - Mak. 17 feet. Pemasangan pipa-pipa harus dilakukan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : • Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai dengan gambar rencana dan penyambungan kedap air dengan sealing tape • Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salut dinding / plesteran dan langitlangit dilaksanakan. • Pembobokan plesteran / salut dinding dan pembongkaran langit yang sudah terpasang harus dihindarkan. • Pemasangan sparing harus pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur bangunan harus dilaksanakan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur yang bersangkutan. • Pemasangan pipa-pipa atau equipment harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak ada suatu sambungan yang saling bersilangan antara pipa-pipa air bersih dengan pipa-pipa pembuangan lainnya. Pemotongan pipa harus dilaksanakan dengan menggunakan gergaji atau pipa cutter. Permukaan pipa bekas potongan harus diratakan sehingga mencapai ukuran penampang aslinya, selanjutnya pipa tersebut harus dibersihkan dari kotoran-kotoran bekas gergaji atau perataan. Penempatan dari valves, clean out, accessories, equipment dan lain-lain peralatan harus sedemikian rupa sehingga : • Terlindung (bila perlu dengan tanda-tanda petunjuk). • Mudah dicapai. • Tidak mengganggu. Perlindungan / proteksi waktu pelaksanaan : • Semua pipa-pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau fixtures, harus ditutup dengan cap atau plug. • Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valves, trape dan fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang akan menyumbat. • Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan kerusakankerusakan. • Semua pekerjaan gantungan pipa-pipa diplat lantai harus seizin pengawas dan kontraktor sipil. • Pemasangan pipa datar harus benar-benar lurus dan pemasangan pipa tegak harus benarbenar vertikal. • Pipa-pipa didalam shaft pipa harus diikat denga “U” klem terhadap kanal yang ditempatkan pada jarak maksimum jauh 1,2 meter dengan konstruksi klem seperti pada gambar. • Apabila terdapat segmen pemipaan yang ternyata menghalangi jalur instalasi lain maka perbaikan-perbaikan atau pembongkaran dilaksanakan atas biaya pemborong sendiri. • Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow, bend), begitu pula dengan percabangan harus menggunakan TEE atau Cross tee sesuai dengan kebutuhan, membengkokkan pipa tidak diperkenankan. • Perubahan design oleh Pemborong atas permintaan Owner, shop drawing yang dibuat harus dengan persetujuan pemilik proyek. • Fitting, peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki tahanan aliran yang berlebihan tidak diperkenankan dipasang kecuali bila disyaratkan pada buku ini. • Sebelum dipasang, selama pemasangan dan sesudah dipasang pipa-pipa dan accessoriesnya, terutama bagian dalamnya harus dijaga agar tetap bersih dan harus diperiksa setiap saat terhadap kerusakan dan kotoran. • Harus disediakan automatic release valve pada tempat-tempat tertinggi untuk mengeluarkan udara secara otomatis dan pada tempat terendah harus dipasangkan katup blow off berikut pemipaannya menuju ke saluran air hujan terdekat. Sambungan Pipa a. Sambungan pipa yang digunakan adalah sambungan ulir, sambungan flange dan sambungan las. b. Sambungan ulir dipergunakan untuk pipa dengan diameter kurang dari 4 inch dimana setiap jarak 2 length (standard pipe length) harus diberi sambungan flange. c. Sambungan flange dipergunakan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari 3 inchs, persyaratan flange yang dipakai dan pelubangnya seperti yang tercantum pada pasal selanjutnya. d. Sambungan las diperlukan untuk membantu pemasangan pada tempat-tempat yang sulit dicapai sehingga segmen pipa tersebut harus dirakit terlebih dahulu sebelum dipasang pada tempatnya. Segmen pipa yang disambung dengan las harus dihubungkan dengan segmen lainnya menggunakan flange. e. Sambungan las harus dipergunakan untuk membuat “intake port” dan “outlet-port” pada pipa header. f. Pada sambungan ulir, terlebih dahulu harus dilapisi dengan “read-lead cement”, kemudian dibalut dengan menggunakan pintalan serabut kain atau pipa khusus. g. Pada sambungan flanged harus dilengkapi dengan “Ring Type Gasket” untuk lebih menjamin kekuatan sambungan tersebut.
h. (10)
(11)
Sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih besar sudut maksimum yang ditentukan oleh pabrik pipa yang bersangkutan (maksimum deflection allowed). Pemasangan Peralatan Ukur/ Sensor Pemasangan peralatan ukur dan peralatan sensor harus mengikuti persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat peralatan tersebut sehingga hasil pengukuran dapat dipertanggung jawabkan. Fitting a. Double-nipple, socket, elbow, bend dan lainnya. Jenis : Cast-Iron Fitting Kelas : 150 psi Merk : Top Brand atau setaraf. 8. Flange Jenis : Forged Steel Flange Kelas : 150 psi c. Flange bolt Jenis : Commercial Bolt
Persyaratan Peralatan Pembantu (1) Katup Penutup Jenis : Bronze valve, hand-wheel operated Stem : Non-rising (air bersih) rising stem (air cond.) rising stem (air cond) Kelas : 150 psi Standard : (B.S.), (JIS), (ANSI), (ASTM). (2) Katup Searah Jenis : Swing “Y” pattern bronze Arah aliran : Horizontal atau vertikal bergantung posisi pipa Kelas : 150 psi Katup searah harus type anti water hummer. (3) Katup Pengatur/ Pembalans. Jenis : Full foot ball bronze valve, lever operated. Kelas : 150 psi (4) Katup Reservoir/Foot Valve Jenis : Ball foot ball bronze valve, lever operated. Kelas : 150 psi (5) Katup Pelepas Udara Jenis : Cast-iron valve Kelas : 150 psi (6) S t r a i n e r Jenis : “Y” pattern bronze Screen : Stainless steel Kelas : 150 psi Merk : Kitazawa, Toyo atau setaraf. (7) Flexible Connection Jenis : Spool type flexible rubber Bentuk : Spherical Kelas : 150 psi Merk : Proco, Tozen, atau setaraf. (8) Pressure gauge Jenis : Bourdon, dial-gage Fluida kerja : Air Dial size : 10 cm Range : 1 - 1 0 atm Merk : Nagano atau setaraf (9) Flow Meter Jenis : Direct-reading impact-tube Range : 10 - 100 gpm Tekanan kerja : 5 atm Ketelitian : + 5% (10) Thermometer Jenis : Mercury expansion Mounting : Pipa Range : 10 - 40 centrigrade Kelengkapan : - Thermometer well - Bronze glass guard (11) Kran Taman & Kran Botol Jenis : Per chroom Ukuran : 0 1/2" Khusus untuk kran taman/ Hose Bibb dilengkapi dengan coupling penyambungan ke slang. Merk : TOTO atau setaraf.
VI. PENGETESAN/PENGUJIAN SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH Semua peralatan yang sudah terpasang harus ditest dengan ketentuan-ketentuan sbb : a. Sistim pemipaan harus ditest dengan tekanan hydrostatis sebesar 2 x tekanan kerja atau sekurang-kurangnya 120 psi atau 6 atm absolut selama 6 (enam) jam terus menerus. b. Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa-pipa tersalut dengan plesteran/ salut dinding dan sebelum langit-langitdi daerah yang bersangkutan terpasang. c. Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa-pipa tersalut dengan plesteran/ salut dinding dan sebelum langit-langit di daerah yang bersangkutan terpasang. d. Pengujian dinyatakan berhasil apabila selama pengujian tidak terjadi penurunan tekanan. e. Pengujian dilakukan pada pipa utama sebelum pipa tersebut ditanam dalam tanah atau didalam bagian bangunan. f. Bila terjadi penurunan tekanan selama waktu waktu pengujian, kontraktor harus mencari sebabnya dan segera memperbaiki kesalahan/ kerusakan/ ketidaksempurnaan tersebut dan pengujian harus diulang. g. Pekerjaan desinfeksi, dengan memasukkan larutan chlorine ke dalam sistim pemipaan air bersih dengan sistim injeksi dan menjalankan pompa dan setelah 16 jam harus dibilas dengan air bersih sehingga dosis chlorine yang sisa tidak lebih dari 0,2 ppm
VII. KETENTUAN PENGGANTUNG PIPA, KONSTRUKSI & PERSYARATAN PEMIPAAN (1) Semua alat penggantungan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak merusakkan pipapipa, isolasi dan cukup kuat sehingga tidak menyebabkan turunnya pipa-pipa yang terpasang. (2) Semua pipa harus digantung pada struktur bangunan dan tidak diperkenankan meletakkan pipa-pipa tersebut pada rangka langit-langit. Konstruksi dan jarak penggantung sesuai dengan ketentuan pada instalasi pipa air bersih. (3) Untuk pipa-pipa horizontal dipasang miring ke atas mengikuti arah aliran, kemiringan pipa dari 1 : 200 s/d 1 : 300. (4) Pemotongan pipa, perlindungan/proteksi pada waktu pelaksanaan sesuai dengan ketentuan pabrik dan ketentuan pada instalasi pipa air bersih. (5) Apabila terdapat segmen pemipaan yang ternyata menghalangi jalur instalasi lain maka perbaikan-perbaikan atau pembongkaran dilaksanakan atas biaya pemborong sendiri. (6) Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow, bend), begitu pula dengan percabangan harus menggunakan Tee atau Cross Tee sesuai dengan kebutuhan, membengkokkan pipa tidak diperkenankan. (7) Bila ada perubahan design atas permintaan owner, kontraktor harus membuat shop srawing dengan persetujuan pemilik proyek. VIII. FITTING Double nepple, elbow, bend, tee, reduct, socket dan lainnya, dengan jenis material yang sama. Kelas atau type dari fitting harus equivalent dengan type dari pipa tembaganya. IX. PEMASANGAN INSTALASI PIPA AIR KOTOR & AIR BEKAS (1) Lingkup Pekerjaan - Pekerjaan pemipaan/ saluran air kotor dan air bersih buangan dari sanitary fixtures sampai ke tempat pengolahan air kotor/ air buangan. - Pemasangan semua sanitary fixtures dengan perlengkapannya. - Pembuatan bak kontrol (inspection chamber) untuk waste dan soil. (2) Persyaratan Pemipaan Air Kotor a. Pemasangan instalasi pipa air kotor dan air bekas harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan lokasi yang telah ditentukan didalam gambar kerja. Pipa yang digunakan harus dari jenis poly vinyl chloride (P.V.C) klas/kwalitas terbaik (clase A.W.) tidak rapuh, merk : WAVIN atau setaraf (SII Standard), khusus pipa menyeberangi jalan atau parkir harus dilindungi pipa Galvanized Steel Pipe (GSP). Untuk vent dan semua fittingnya menggunakan pipa PVC dengan bentuk sambungan monolit (solit), sambungan dengan las tidak dibenarkan untuk dipakai. b. Fitting yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut - Semua perubahan ukuran pipa harus menggunakan reducing fitting. - Pembelokkan arah aliran harus menggunakan “Y” fitting kombinasi dari “Y” dan 1/8 “bend”, long sweep 1/4, 1/6, 1/8 dan 1/16. - Untuk pipa-pipa vertikal dipakai cabang “Tee” dengan short weep 1/4 bend, untuk arah aliran horisontal ke vertikal dan untuk belokan pembuangan dari closed. - Fitting yang digunakan harus sesuai dengan standard PVC connection. - Fitting, merknya harus sesuai dengan merk pipa yang dipakai. c. Penggantungan pipa-pipa harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau standard dari jenis pipa PVC system. Tidak dibenarkan menembak/ ramset pada plat lantai untuk keperluan penggantung pipa-pipa, kecuali dengan cara mengebor pada tempat-tempat tertentu atas petunjuk pengawas dan kontraktor sipil. d. Pemasangan pipa harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
- Arah aliran instalasi pipa air kotor (sewage) & air bekas ditujukan ke pipa sewage treatment melalui basin pompa sewage. - Semua pipa-pipa horizontal dengan kemiringan minimal 1,5 % (1,5 cm per meter) ke arah aliran, kecuali apabila dinyatakan lain sesuai dengan kebutuhannya. - Pipa-pipa dan fitting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kebocoran, rembesan atau retakan-retakan pada sambungannya. - Cara proteksi, pemotongan dan pembersihan disesuaikan dengan cara sebelumnya. Penyambungan pipa atau fitting harus mengikuti petunjuk dan instruksi dari pabrik produsen via yang bersangkutan. e. Trape harus dipasang dengan ketentuan sebagai berikut : - Setiap pemasangan fixtures harus dilengkapi dengan pemasangan trap pada pipa yang akan menuju fixture, kecuali apabila fixtures tersebut telah dilengkapi dengan trap tersendiri. - Trap harus dipasang ditempat yang sudah dicapai dan harus menggunakan clean out plug. f. Floor drain harus dipasangkan dengan dilengkapi trap, grate dan brass strainer yang dapat dibuka-buka untuk pembersihan. Merk : Toto atau setaraf. g. Vent harus dipasang dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : - Pipa horizontal harus dipasang miring ke arah aliran drain yang menuju pembuangan tanpa ada trap atau konstruksi yang berbentuk trap. - Pipa vertikal utama dari instalasi air kotor dan air bekas dengan ukuran yang sama, diteruskan ke atap sebagai vent yang dengan pipa-pipa vent vertikal lainnya. - Pipa vent yang berasal dari kelompok fixtures, jika dihubungkan dengan pipa vent utama harus pada ketinggian tidak kurang dari 30 cm diatas atap dan harus dilengkapi dengan flashing fittings. h. Sleeves dikerjakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : - Untuk semua pipa-pipa yang menembus beton (sloop plat lantai, dinding atau balok) harus dibuat sleeve, sebelum beton-beton yang bersangkutan dicor. - Jika tidak memakai isolasi maka sleeve harus dipasang minimal satu ukuran lebih besar dari pada aslinya. - Sleeve yang dipakai adalah galvanized steel pipe. - Rongga antara pipa instalasi dan sleeve harus ditutup rapat dengan bahan yang elastis. i. Perlindungan/ proteksi sesuai dengan cara sebelumnya. j. Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari satu merk dan mengikuti standard yang sama. k. Fittings terbuat dari bahan yang sama dengan jenis bahan pipa dan merupakan cetakan pabrik. l. Semua pipa tegak harus dijangkar kuat pada tiap jarak 2,5 m maksimum. Untuk pipa mendatar harus ditumpu/ digantung kuat pada jarak maksimum 2 m. m. Semua clean out adalah yang dimaksud sampai menembus lantai (floor clean out) atau type clean out lantai. Merk : San-Ei, Toto atau setaraf. n. Untuk fitting/ belokan yang menerima beban vertikal akibat adanya pipa tegak diatas harus diberi penumpu beton/ thrust blok. o. Pipa vent tegak yang keluar dari permukaan tanah harus mempunyai ketinggian 2,5 m dan diujung pipa tersebut dipasang Tee. p. Pengujian dari seluruh sistim pemipaan air kotor/ bekas ini dilakukan setelah pemasangan selesai dan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk CM/ Perencana. q. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk keperluan pengujian tersebut dan segala biaya menjadi tanggung jawab Pemborong. r. Pemasangan/ perletakan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tertera jelas dalam gambar. s. Pada jalur pemipaan setelah keluar dari bangunan harus dipasang inspection chamber dengan konstruksi sesuai dengan persyaratan/ standard. t. Pada bagian bawah dari pipa tegak ke pipa datar harus diberi penumpu/ support dan pipa datar lainnya diberi penggantung.
Persyaratan Sambungan Pipa Air Kotor (1) Sambungan pipa PVC harus menggunakan sambungan dengan “solvent cement”. (2) Sambungan harus mampu menahan tekanan air kotor sebesar tinggi kolom air dari pipa terendam sampai ke titik ujung atap pipa vent stack. (3) Sambungan antara pipa dan arah yang berbeda harus menggunakan “Long Radius Elbow” dan/ atau combination WYE. (4) Fitting yang digunakan harus dari jenis “Injection moulded fitting”, fitting dari jenis welded fitting tidak diperkenankan untuk dipakai. Pengujian Sistim Pemipaan Air Kotor & Vent (1) Semua lubang keluar/ pembuangan harus ditutup rapat dengan menggunakan plastik yang khusus untuk itu. (2) Seluruh sistem pemipaan diisi dengan air sampai ke lubang pipa vent yang tertinggi. (3) Bila selama 60 menit penurunan permukaan air tidak lebih dari 10 cm, pengujian dinyatakan berhasil.
(4)
Bila penurunan permukaan air melebihi batas yang ditentukan maka Kontraktor harus segera memperbaiki dan pengujian harus diulang kembali.
X. PEMASANGAN INSTALASI AIR HUJAN (1) Pemasangan dan pemipaan ini meliputi : - Pemasangan semua instalasi air hujan dari atap sampai ke bak kontrol di lantai dasar. - Pemasangan roof drain dari pipa yang bersangkutan. - Seluruh bak kontrol untuk air hujan tidak termasuk dalam skope ini (masuk pekerjaan sipil/ arsitektur). (2) Pipa yang digunakan harus PVC pipe dari clase AW dengan solvent cement. Merk : Ruchika, Wavin, Pralon atau setaraf. Roof drain type cast iron drain. (3) Untuk pipa-pipa horizontal, kemiringan pipa harus sesuai dengan gambar dan keadaan setempat. Pengetesan kebocoran dilakukan sesuai dengan diatas. XI. PETUNJUK KERJA DAN PETUNJUK PEMELIHARAAN INSTALASI (1) Setelah selesai pemasangan seluruh instalasi dan setelah selesai pelaksanaan pengujian, Kontraktor harus menempatkan tenaga terdidik dan ahli dalam mengoperasikan serta memelihara seluruh sistim perlengkapan instalasi yang dilaksanakan. (2) Kontraktor diharuskan melatih orang-orang yang ditunjuk Pemilik Bangunan sehingga mahir dalam mengoperasikan seluruh peralatan dan sistim instalasi yang dilaksanakan, sampai orang yang ditunjuk Pemilik Bangunan tersebut benar-benar mahir dan sanggup menggantikannya. (3) Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk mengoperasikan seluruh peralatan dan sistim instalasi yang dilaksanakan, sampai orang yang ditunjuk Pemilik Bangunan tersebut benarbenar mahir dan sanggup menggantikannya. (4) Kontraktor harus menyerahkan 4 (empat) set buku petunjuk kerja sistim instalasi san petunjuk pemeliharaan kepada CM. Brosur-brosur yang dikeluarkan pabrik pembuat peralatan tidak dapat dianggap sebagai petunjuk kerja dan petunjuk pemeliharaan, tetapi dapat dilampirkan hanya sebagai pelengkap. (5) Buku petunjuk sistim kerja instalasi dan petunjuk pemeliharaan harus disusun sedemikian, sehingga mudah dipelajari dan bersampul kertas tebal dengan muka depan tertulis dengan jelas jenis instalasi yang bersangkutan dan tertulis dalam Bahasa Indonesia. Buku tersebut harus memuat : - Uraian secara umum dari sistem dan peralatan instalasi Plumbing secara keseluruhan. - Sistim kerja dari setiap bagian instalasi. - Cara menjalankan/mematikan setiap peralatan serta mengatasi kerusakankerusakan kecil yang mungkin timbul. - Tebal peralatan yang memuat macam dan jumlah mesin/ peralatan lokasi, pabrik asal, tipe, tahun pembuatan, nama dan alamat perusahaan yang menjadi agen di Indonesia. - Literatur dari pabrik tentang peralatan yang terpasang. Jangan memasukkan brosur, data dan literatur dari peralatan yang tidak ada sangkut pautnya dengan peralatan yang terpasang. - Petunjuk pemeliharaan dari sistim instalasi dan semua peralatan, yang memuat tugas pemeriksaan secara umum, semua pemeliharaan berkala, tabel pelunasan dan daftar suku cadang. XII. PENGUJIAN INSTALASI, RUNNING TEST DAN COMMISSIONING (1) Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus diuji, sehingga dapat dijamin bahwa pekerjaan tersebut dapat bekerja dengan baik, untuk waktu jangka panjang. (2) Tata cara pengujian dan pelaksanaan pengujian harus dilakukan dibawah pengawasan CM. (3) Semua perlengkapan, tenaga dan biaya untuk mengadakan pengujian menjadi tanggungan Kontraktor. (4) Kontraktor harus menanggung biaya untuk pemeriksaan dan pemberian izin dari instansi yang berwenang, bila diperlukan. (5) Sebelum melakukan test, Kontraktor harus menyerahkan prosedur running test kepada Direksi/ CM berikut start up manual yang dikeluarkan dari pabrik pembuat mesin tersebut. (6) Harus dilakukan oleh tenaga ahli dari penjual mesin/peralatan tersebut yang mana telah mendapat pendidikan khusus untuk itu dari pabrik pembuat mesin tersebut. (7) Harus disaksikan oleh Pemberi Tugas, CM/ Team Pengawas dan badan lain yang berwenang.
Pasal XVI PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL I. INSTALASI LISTRIK 1. Persyaratan Umum (1) Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh Instalatur Listrik yang telah mempunyai Surat Pengakuan (PAS) golongan C dari PLN setempat dan SIPP kelas A dari pemerintah setempat. (2) Gambar spesifikasi dan risalah aanwijzing merupakan suatu kesatuan yang saling mengikat dan melengkapi. Kontraktor harus menjalin hubungan yang baik dengan kontraktor lain dalam
(3)
(4) (5)
(6)
(7) (8) (9) (10)
(11)
pekerjaan ini, sehingga secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan jadwal dan spesifikasi yang ditentukan. Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini, disamping Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini, berlaku : • A.V. 1941 • Puil 2000 • AVE/VDE. • Peraturan/persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja Pemerintah Daerah setempat. • Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja Pemerintah Daerah setempat. • Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin, peralatan dan material tersebut dibuat. • Peraturan/ persyaratan lainnya yang berlaku sah di Indonesia Semua gambar-gambar kerja atau shop drawing yang dibuat oleh Kontraktor/ Instalatur listrik maka sebelum dilaksanakan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas/ Direksi Lapangan. Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaianpenyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) As Built Drawing dan harus diserahkan kepada direksi segera setelah pekerjaan selesai. Dalam perhitungan biaya penawaran, harus sudah termasuk : • Biaya perizinan dan pengetesan untuk bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang dipasang. • Biaya keur dan biaya tanggungan instalsi • Biaya administrasi pengurusan penyambungan. Semua instalasi peralatan dan mesin yang telah dipasang sebelum diserahkan harus dites mengenai kemampuan bekerjanya, sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang dipasang kepada direksi. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan pemborong. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud dalam spesifikasi teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga ahli. Pengawas Kontraktor wajib bertanggung jawab atas semua pekerjaannya. Kontraktor wajib menempatkan pengawas untuk mengawasi pekerjaannya sendiri. Penanggung jawab pelaksana pekerjaan harus selalu berada di tempat pekerjaan dan dapat mengambil keputusan demi kelancaran pekerjaan. Commisioning & Testing a. Pemborong pekerjaan instalasi harus dilakukan testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa, mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan yang berlaku. b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut merupakan tanggung jawab pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing.
2. Persyaratan Teknik Khusus Sistem Elektrikal. 2.1 Umum Pekerjaan sistem elektrikal meliputi semua bahan, peralatan, tenaga kerja, pemasangan, pengujian, perbaikan selama masa pemeliharaan dan trainning bagi calon operator. a. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan sistem distribusi daya listrik • Pengadaan, pemasangan, dan penyambungan panel tegangan menengah • Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan menengah lengkap dengan cable fitting lainnya. • Pengadaan dan pemasangan trafo distribusi • Pengadaan, pemasangan unit-unit panel tegangan rendah •Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan rendah dengan berbagai ukuran dan type. • Pekerjaan pentanahan (earthing) dari panel, armatur lampu, kotak kontak dan pompa. b. Pekerjaan Sistem Penerangan dan Stop Kontak 1. Sistem Penerangan dan Stop Kontak • Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur dan lampunya. • Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa atau khusus • Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, switches • Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung kabel serta berbagai accecoris lainnya seperti box untuk saklar, stop kontak, junction box, flexible conduit, bends/ elbows, socket, dll. • Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan dan stop kontak. • Pengadaan dan pemasangan pipa conduit, flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung dan armature lampu.
2. Pekerjaan Sistem Penerangan Luar (Outdoor Lighting) • Pengadaan dan pemasangan tiang lampu, armature, lampu, kabel instalasi dan pipa pelindung kabel dan accecorisnya. 3. Instalasi dan pemasangan kabel a. Umum Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan PUIL/ LMK. Semua kabel/ kawat harus baru,jelas ditandai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalan. Konduktor yang dipakai dari type : • Untuk instalasi penerangan adalah NYM/ NYA denganconduit PVC. • Untuk kabel distribusi adalah NYY Semua kabel harus berada dalam conduit UPVC High Impact yang disesuaikan ukurannya, semua kabel pada rak kabel harus diklem. b. Splice/ Pencabangan • Tidak diperkenankan adanya splice baik dalam feeder maupun cabang, kecuali pada outlet yang bisa dicapai.Sambungan kabel circuit cabang harus di buat secara mekanis dan harus teguh secara electric. • Semua sambungan kabel baik dalam junction box, panel atau tempat lain harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi porselen, bakelite atau PVC. c. Bahan isolasi • Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, gelas, tape sintetis, resin splice case, composition dan lain-lain harus dari type yang disetujui. d. Penyambungan kabel • Semua penyambungan kabel dilakukan dalam kotak-kotak penyambung yang khusus untuk itu. • Kabel-kabel disambung sesuai warna atau nama masing-masing dan dites tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan. • Penyambungan tembaga dilapisi timah putih dan kuat. • Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi untuk pipa PVC yang khusus untuk listrik. • Bila kabel dipasang tegak lurus di permukaan yang terbuka, harus dilindungi GIP conduit. e. Saluran Penghantar dalam Bangunan • Instalasi penerangan tanpa ceiling gantung, saluran penghantar (conduit) ditanam dalam beton. • Instalasi penerangan dengan ceiling gantung, saluran penghantar (conduit) dipasang di atas cable tray dan diletakan di atas ceiling. • Instalasi saluran penghantar di luar bangunan digunakan saluran beton, kecuali untuk penerangan taman digunakan pipa galvanized. • Setiap kabel dalam bangunan digunakan pipa conduit minimum 5/8” diameternya. • Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan socket/ lock nut. f. Pemasangan kabel dalam Tanah • Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm. • Kabel yang langsung ditanam dalam tanah harus dilindungi bata merah, diberi pasir , ditanam minimal 80 cm. • Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilapisi pipa Galvanized. • Kabel yang menyebrang jalur selokan, dilindungi pipa galvanizedn atau pipa beton. • Galian untuk tempat kabel harus bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti batu, abu, kotoran bahan kimia, dll. • Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung, harus menggunakan peralatan khusus unrtuk penyambungan kabel dalam tanah. 2.2 Konstruksi Panel dan Instalasinya. a. Kabinet. Semua kabinet harus di buat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci. b. Finishing Semua kabinet dicat dengan warna yang ditentukan direksi.Semua kabinet dari pintu untuk panel board listrik, di buat tahan karat atau diberi lapisan anti karat. c. Pasangan panel Pasangan panel sedemikain rupa sehingga setiap peralatan dalam panel dengan mudah dijangkau tegantung macam atau type panel. d. Panel-panel Sub Distribusi Utama Panel-panel sub distribusi harus seperti ditunjuk pada gambar, kecuali ditunjuk lain. e. Papan nama Setiap pemutus daya harus dilengkapi dengan papan nama dan dapat dilihat dengan mudah. f. Bus-bar/ Rel Bus bar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan perak, dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang ukurannya disesuaiakan dengan ukuran PUIL. g. Terminal dan Mur Baut Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga dan disekrup dengan menggunakan mur baut ring dari bahan tembaga atau mur baut yang divernikel dengan ring tembaga.
h. Cadangan/ Penyambungan di kemudian hari Bila dalam gambar ada cadangan, maka ruangantersebut dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung dsb, untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari dapat berupa equipment bus bar, panel kayu, switch, circuit breaker, dll. i. Alat-alat ukur Setiap panel dilengkapi dengan alat ukur seperti pada gambar. j. Transformator Arus Trafo harus adalah type kering, dalam ruangan type kering, dalam ruangan type jendela dengan perbandingan kumparan yang sesuai dengan ketelitian 0,3 dengan burden sesuai standar – standar VDE. k. Sikring • Sikring adalah dari type kapasitas interupsi tinggi. Sikring harus dipasang pada pendukung yang sama pada peralatan yang dapat dicabut. • Sikring cadangan disediakan sebanyak sikring yang ada disimpan dalam almari khusus dan diberi pengenal. l. Kabel-kabel pengontrol Dipasang di pabrik/ bengkel secara lengkap dan dibundel dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran minimal adalah 1,5 mm2 dari type 600 volt PVC. m. Merk Pabrik Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik. Panel adalah assembling lokal. n. Peralatan Pengaman Pemutus Daya Peralatan pengaman adalah pemutus daya dengan moulded case. o. Pilot Lamp Semua tutup muka panel harus dilengkapi dengan : 1. Pilot lampu untuk menyatakan adanya tegangan R.S.T 2. Pilot lampu untuk push button on/ off, untuk menyatakan sistem telah on/ off. 3. Pilot lampu untuk remote control pada panel. Penyediaan dari pilot lampu yang disebutkan di atas merupakan keharusan, biarpun pada gambargambar tidak tertera. Warna-warna untuk pilot lamp : 1. Untuk phase R : warna merah 2. Untuk phase S : warna kuning 3. Untuk phase T : warna biru 4. Untuk menyatakan sistem telah dijalankan dengan push button atau dengan saklar, ataupun dengan Time Switch , menyatakan sistem on dengan warna merah. 5. Untuk menyatakan sistem telah off dengan warna hijau. II. PEKERJAAN TATA UDARA 1. Ketentuan Umum 2.1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan untuk instalasi tata udara disini adalah seluruh pekerjaan yang ditunjukan dalam gambar dan buku spesifikasi ini, yang meliputi pengadaan dan pemasangan lengkap dengan instalasinya sesuai gambar rencana dan buku spesifikasi, yaitu : a. AC Split Duct b. Air Handling Unit c. Exhaust, Intake Fan d. Ducting untuk Udara Supply, Return maupun Exhaust e. Pemipaan Condensate lengkap denganperalatannya. f. Diffuser dan Grille g. System Control h. Pondasi Mesin-mesin i. Testing dan Balancing j. Pemeliharaan 2.2. Koordinasi a. Gambar-gambar rencana hanya menunjukan secara umum tentang posisi dari peralatanperalatan, pemipaan, ducting dan lain-lain. Pemborong harus mengadakan perubahanperubahan yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi-kondisi bangunan tanpa tambahan biaya. b. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi tapi tidak ditunjukan pada gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.
Pasal XVII PEKERJAAN LAIN-LAIN DAN PEMEBERSIHAN 1. Setelah pelaksanaan pembangunan selesai dikerjakan, maka Kontraktor harus membersihkan semua kotoran dan sisa-sisa material akibat kegiatan pelaksanaan tersebut. 2. Memperbaiki kembali semua kerusakan-kerusakan, baik jalanan, maupun fasilitas lainnya akibat pekerjaan ini. 3. Dalam masa Pemeliharaan, pembersihan tersebut harus tetap dilaksanakan sampai Serah Terima Kedua.
Pasal XVII KETENTUAN TAMBAHAN 1. Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, semua ketentuan Administrasi, Pemeriksaan Bahan dan Mutu Pelaksanaan serta Ketentuan Lain dari pemeriksaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan ini, termasuk pula sebagai syarat-syarat yang harus dipenuhi dan ditaati. 2. Semua bahan yang akan digunakan harus melalui persetujuan Direksi dengan terlebih dahulu menunjukkan contohnya atau menggunakan Surat Keterangan Persetujuan terutama bahan-bahan Produksi Industri yang mempunyai banyak jenis Merk. 3. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan yang keliru, menjadi tanggung jawab Kontraktor. Diperiksa oleh Pengelola Teknis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kaur.
Bintuhan , 2012 Dibuat oleh Konsultan Perencana CV.Utaka Essa Konsultan
ttd ttd GUNTUR AKHIRI,ST NIP. 19760412 200312 1 004
Diketahui oleh Kabag Pembangunan Setda Kabupaten Kaur Selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
YUZANO JAYA, BE Wakil Direktur Disetujui oleh Pejabat Pembuat komitmen (PPK) ttd
ttd ALIAN SUHADI, S.Pd NIP. 19610720 198403 1 003
LENDRIANTO, ST NIP. 19780601 200604 1 003
KOP PERUSAHAAN
Nomor : Lampiran :
….,……,…..
Kepada Yth.: Panitia ……………………………………… di ……………… Perihal
: Penawaran Pekerjaan ……………….
Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan nomor: ………………. tanggal ……………. dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pengadaan], dengan ini kami mengajukan penawaran untuk Penawaran Pekerjaan ………………… sebesar Rp_______________ (__________________________). Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. Kami akan melaksanakan pekerjaan tersebut dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama ……… (………….) hari kalender. Penawaran ini berlaku selama ……. (…………) hari kalender sejak tanggal surat penawaran ini. Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan: 1. Hasil pemindaian (scan) Jaminan Penawaran;
2. Daftar Rencana Anggaran Biaya, Analiasa, Harga Upah dan Bahan; 3. [Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila ada]; 4. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari : a. Metoda Pelaksanaan; b. Jadwal Waktu Pelaksanaan; c. Daftar Personil Inti; d. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal yang dibutuhkan; e. Spesifikasi teknis;
f. [Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan, apabila ada]. 5. Formulir rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN); 6. Dokumen isian kualifikasi yang dikirim melalui aplikasi SPSE;
7. [Dokumen lain yang dipersyaratkan]. a. Surat Pernyataan Tidak dalam Pengawasan Pengadilan b. Surat Pernytaan Tidak Masuk Dalam Pengawasan Pengadilan c. Surat Pernytaan Bukan PNS, TNI dan POLRI d. Surat Pernyataan Sanggup Menyelesaika Pekerjaan 100% Tepat Pada Waktunya Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan. CV./PT.......
Nama Jabatan
KOP PERUSAHAAN
SURAT PERNYATAAN TIDAK DALAM PENGAWASAN PENGADILAN
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:
Jabatan
:
Perusahaan
:
Alamat
:
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa badan usaha CV. ….. manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, dan tidak dihentikan kegiatan usahanya. Apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut sesuai dengan Peraturan dan Undang – undang yang berlaku. Demikianlah surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
……., …………. 20…… CV. ……….
Materai 6000
NAMA Jabatan
KOP PERUSAHAAN
SURAT PERNYATAAN TIDAK MASUK DALAM DAFTAR HITAM
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:
Jabatan
:
Perusahaan
:
Alamat
:
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa badan usaha CV. ….. Salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha tidak masuk dalam daftar hitam. Apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut sesuai dengan Peraturan dan Undang – undang yang berlaku. Demikianlah surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
……., …………. 20…… CV. ……….
Materai 6000
NAMA Jabatan
KOP PERUSAHAAN
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MENYELESAIKAN PEKERJAAN 100%
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:
Jabatan
:
Perusahaan
:
Alamat
:
Dengan ini menyatakan kesanggupan untuk menyelesaikan pekerjaan 100% Tepat pada waktunya sesuai dengan dokumen Pengadaan
No. …….. pada pekerjaan
……………………. Tahun Anggaran 2012 sampai dengan selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan dan apabila saya melanggar pernyataan ini maka saya bersedia dituntut secara hukum yang berlaku. Demikianlah
surat
pernyatan ini dibuat dengan sebenarnya
untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya
………,……,20… CV………..
Materai 6000
Nama Jabatan
KOP PERUSAHAAN
SURAT PERNYATAAN BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL, TNI DAN POLRI
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:
Jabatan
:
Perusahaan
:
Alamat
:
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya dan Personil dalam CV. ……………… bukan sebagai Pegawai Negeri Sipil, TNI dan POLRI, Apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut sesuai dengan Peraturan dan Undang – undang yang berlaku. Demikianlah surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
………,……,20… CV………..
Materai 6000
Nama Jabatan