PUTUSAN Nomor XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara cerai gugat yang diajukan oleh: PENGGUGAT, umur 46 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir S2 Kesehatan Masyarakat, pekerjaan PNS, tempat tinggal di Desa BLBG Kecamatan BLBGPGR Kabupaten Lampung Utara, dalam hal ini memberikan kuasa kepada FZAR pekerjaan Advokat pada kantor Advokat FZAR & Rekan, alamat di KTB Lampung Utara, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29
Desember
2014
yang
terdaftar
di
Kepaniteraan
Pengadilan Agama Kotabumi tanggal 5 Januari 2015 dengan Nomor : XX/SK/453/Pdt.G/2015/PA.Ktbm selanjutnya disebut sebagai Penggugat; melawan TERGUGAT, umur 44 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir S1 Ekonomi, pekerjaan wiraswasta, bertempat tinggal di Kecamatan KTB Kabupaten Lampung Utara, selanjutnya disebut sebagai Tergugat; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca berkas perkara; Telah mendengar keterangan Penggugat, Tergugat dan saksi-saksi serta memeriksa alat-alat bukti lainnya di persidangan
Bahwa
TENTANG DUDUK PERKARANYA Penggugat berdasarkan surat gugatan tanggal 3 Desember
2014 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Kotabumi dalam Hal. 1 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
register perkara Nomor XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm tanggal 3 Desember 2014, telah mengajukan gugatan dengan alasan-alasan sebagai berikut: 1. Bahwa pada tanggal 8 Oktober 1995 Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan KNGN, Kabupaten KNGNJWBR dengan Akta Nikah Nomor : XXX/17/X/1995 tanggal 8 Oktober 1995; 2. Bahwa seteleh pernikahan tersebut Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah milik paman Tergugat di BKTKNCA Bandar Lampung selama 3 tahun, kemudian karena ada perselisihan masalah piutang proyek dengan paman Tergugat akhirnya pindah ke rumah yang dibeli Tergugat di PRMDM Bandar Lampung dan saat itu Penggugat masih bekerja disebuah BUMN; 3. Bahwa pada tahun 2003, Penggugat mengundurkan diri dari pegawai BUMN karena diterima sebagai PNS di Kabupaten Lampung Utara salah satu alasan Penggugat melamar sebagai PNS di Kabapaten Lampung Utara, karena sudah tidak tahan tinggal di Bandar Lampung, karena Tergugat banyak terlibat utang, kemudian di Kotabumi Penggugat dan Tergugat tinggal menumpang di rumah mertua di KTB. Saat itu mertua Penggugat masih sehat dan aktif bekerja sehingga Penggugat dan Tergugat banyak dibantu secara ekonomi; 4. Bahwa sejak tahun 2009 kehidupan ekonomi Penggugat mulai membaik, sedangkan mertua sudah pensiun, karena pekerjaan Tergugat sebagai pemborong tidak tentu, jadi Penggugat menjadi pencari nafkah utama di keluarga tersebut. Selain Penggugat dan Tergugat juga ada adik ipar yang tinggal disana; 5. Bahwa selama terikat pernikahan tersebut Penggugat dan Tergugat telah hidup bersama sebagai layaknya suami istri dan telah dikaruniai 2 orang anak yang diberi nama : 1. MHLUFA bin TERGUGAT, umur 16 tahun 2. MAANRI binti TERGUGAT, umur 15 tahun 6. Bahwa kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat awalnya rukun dan harmonis selama 9 tahun, akan tetapi sejak tahun 2004 Penggugat sudah mulai mendengar kabar bahwa Tergugat sudah menikah lagi, tetapi Hal. 2 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Tergugat
selalu
membantah
dan
bersumpah
sehingga
Penggugat
mempercayainya. Meskipun berkali-kali Penggugat mendapat bukti tentang pernikahan yang kedua Tergugat tetapi Tergugat tetap tidak pernah mengakuinya; 7. Bahwa sejak awal menjadi PNS, Penggugat telah 3 kali diminta oleh Tergugat untuk menggadaikan SK PNS nya di bank dengan alasan untuk modal kerja, namun jangankan mendapat keuntungan justru modal pun tak pernah
kembali
dan
tidak
jelas
dikemanakan,
setiap
Penggugat
menanyakan, Tergugat selalu menyangkal dan marah; 8. Bahwa sejak tahun 2010 Tergugat bahkan meminjam seluruh uang tabungan Penggugat dengan alasan untuk modal kerja. Pada tahun 2012 Tergugat juga meminjam uang warisan anak-anak sebesar 300 juta dengan alasan untuk modal kerja lagi, tetapi sampai saat ini pun uang itu tidak pernah jelas larinya kemana; 9. Bahwa pada Hari Raya Idul Fitri 2013 Penggugat mendapat informasi bahwa Tergugat telah membangunkan rumah untuk istri mudanya di KMLG Bandar Lampung, namun saat dikonfirmasi Tergugat tetap tidak mau mengakuinya. Akhirnya Penggugat berusaha mencari informasi sendiri dan berhasil menemukan alamat jelas dan bukti-bukti berupa Kartu Keluarga dan foto-foto yang membuktikan bahwa Tergugat telah menikah lagi sejak 10 tahun yang lalu dan dikaruniai 2 orang anak; 10. Bahwa karena merasa bukti telah cukup dan merasa selama ini telah dijadikan sapi perah dan dibohongi selama bertahun-tahun, akhirnya Penggugat mengajukan gugatan cerai secara baik-baik kepada Tergugat pada awal bulan Ramadhan tahun 2014, tetapi Tergugat menolak dan tetap tidak mengakui pernikahannya dengan SRYAN dan tidak mengakui kedua anaknya sebagai anak kandungnya. Akhirnya Penggugat meminta bantu keluarga untuk mengajukan gugatan cerai pada tanggal 15 Agustus 2014, tetapi Tergugat dan keluarganya tetap menolak. Bahkan Penggugat sempat disekap oleh Tergugat selama beberapa jam dan dilepas setelah polisi datang;
Hal. 3 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
11. Bahwa dengan sikap dan perbuatan Tergugat tersebut di atas, Penggugat tidak ridho karena Penggugat merasa tersiksa lahir maupun batin, oleh karenanya Penggugat bermaksud bercerai dengan Tergugat di depan sidang Pengadilan Agama Kotabumi dan telah mendapat Rekomendasi izin dari Bupati tingkat II Kabupaten Lampung Utara (surat Rekomendasi terlampir); 12. Bahwa Penggugat sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini; Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, maka Penggugat mohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Agama Kotabumi Cq. Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk menerima dan mengadili perkara ini sebagai berikut: PRIMER : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menceraikan perkawinan Penggugat dan Tergugat; 3. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat; SUBSIDER -
Mohon putusan yang seadil-adilnya; Bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan Penggugat dan
Tergugat telah dipanggil dan telah datang menghadap di persidangan; Bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Penggugat dan Tergugat agar tetap mempertahankan keutuhan rumah tangganya, namun tidak berhasil; Bahwa Majelis Hakim juga telah memerintahkan Penggugat dan Tergugat untuk menempuh proses mediasi, namun mediasi tersebut gagal mencapai kesepakatan damai sesuai dengan laporan mediator tanggal 6 Januari 2015; Bahwa Penggugat sebagai Pegawai Negeri Sipil telah memperoleh izin untuk melakukan perceraian; Bahwa Ketua Majelis telah membacakan surat gugatan Penggugat yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat, tidak ada tambahan ataupun perubahan; Hal. 4 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Bahwa
terhadap
gugatan
Penggugat
tersebut,
Tergugat
telah
memberikan jawaban secara tertulis yang pada pokoknya sebagai berikut : - Bahwa point 1 benar; - Bahwa point 2 benar, namun Penggugat dan Tergugat pindah dari rumah milik paman Tergugat di BKTKNCA Bandar Lampung bukan karena ada perselisihan masalah piutang proyek dengan paman Tergugat, namun ada masalah pribadi; - Bahwa point 3 benar; - Bahwa point 4 benar, hal ini Tergugat lakukan karena Tergugat sebagai anak tertua di suku Lampung, maka Tergugat harus mengurus keluarga kedua belah pihak; - Bahwa point 5 benar; - Bahwa point 6 benar pada tahu 2004 ada kerenggangan dalam rumah tangga karena Tergugat sudah menikah lagi, namun selama ini Tergugat telah bersikap adil; - Bahwa point 7 benar Tergugat pernah meminta tolong kepada Penggugat untuk menggadaikan SK PNS Penggugat di Bank untuk modal kerja Tergugat agar Tergugat tidak meminjam kepada rentenir; - Bahwa point 8 benar pada tahun 2010 Tergugat memakai uang tabungan Penggugat dan pada tahun 2012 Tergugat juga memakai uang anak-anak sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) untuk modal kerja, namun uang tersebut menyangkut pada pejabat suatu instansi untuk keperluan proyek; - Bahwa point 9 benar Tergugat telah menikah lagi dengan wanita lain dan telah dikaruniai anak 2 (dua) orang, namun tidak benar Tergugat telah membangun rumah untuk isteri muda Tergugat di KMLG Bandar Lampung; - Bahwa point 10 tidak benar Penggugat dijadikan sapi perah oleh Tergugat, karena sebelum Penggugat diangkat menjadi PNS, Tergugat lah yang mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga sesuai kemampuan Tergugat. Penggugat bisa menjadi PNS juga atas usaha Tergugat dan jabatan-jabatan Penggugat juga berkat perjuangan Tergugat;
Hal. 5 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
- Bahwa point 11 hubungan antara Penggugat dan Tergugat sampai saat ini masih terjalin harmonis, adapun yang membuat keadaan kurang harmonis karena Penggugat berperasangka yang bukan-bukan. Bahkan hubungan Penggugat dengan keluarga Tergugat demikian juga hubungan Tergugat dengan keluarga Penggugat masih terjalin dengan baik; - Point 12 karena hubungan Penggugat dan Tergugat masih harmonis, Tergugat mohon ma’af atas tingkah laku Tergugat yang kurang berkenan dan mohon agar perkawinan Penggugat dan Tergugat tetap dipertahankan demi kebaikan anak dan keluarga, apalagi anak-anak Penggugat dan Tergugat juga menginginkan rumah tangga orangtuanya tetap bisa dipertahankan; Bahwa atas jawaban Tergugat tersebut, Penggugat telah menyampaikan replik secara lisan yang pada pokoknya tetap pada dalil-dalil gugatan Penggugat; Bahwa
terhadap
replik
Penggugat
tersebut,
Tergugat
telah
menyampaikan duplik secara lisan yang pada pokoknya tetap dengan jawaban semula; Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya Penggugat mengajukan bukti surat sebagai berikut : Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor : XXX/17/X/1995, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan KNGN Kabupaten KNGNJWBR tanggal tanggal 8 Oktober 1995, (P); Bahwa di samping bukti surat tersebut, Penggugat mengajukan saksisaksi sebagai berikut: 1. SAKSI I, umur 49 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, tempat kediaman di Kelurahan JGKRSA Kecamatan JGKRSA Jakarta Selatan, yang dalam persidangan memberikan keterangan di bawah sumpah pada intinya sebagai berikut: - Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat sebagai suami istri; - Bahwa saksi adalah kakak kandung Penggugat;
Hal. 6 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
- Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang menikah pada tahun 1995 di KNGN Jawa Barat, saksi hadir pada saat Penggugat dan Tergugat menikah; - Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah milik paman Tergugat di BKTKNCA Bandar Lampung, kemudian pindah
ke
rumah sendiri masih di Bandarlampung setelah itu pindah ke rumah orangtua Tergugat di KTB; - Bahwa selama berumah tangga Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai anak 2 (dua) orang; - Bahwa, akhir-akhir ini saksi tahu rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak harmonis lagi; - Bahwa sekitar tahun 2010 saksi mendapat informasi bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak harmonis karena Tergugat sudah menikah lagi dengan wanita lain. Ketika saksi menanyakan hal tersebut kepada Penggugat, pada waktu itu Penggugat mengatakan bahwa hal tersebut hanya gosip saja. Kemudian pada tahun 2014 Penggugat menelfon saksi dan bercerita bahwa benar suaminya sudah menikah lagi dengan wanita lain dan sudah mempunyai 2 orang anak. Kemudian kami mencari-cari informasi dan ternyata benar Tergugat sudah menikah lagi; - Bahwa penyebab lain rumah tangga Penggugat dan Tergugat menjadi tidak harmonis adalah masalah keuangan. Sejak Penggugat menjadi PNS, SK Penggugat digadaikan oleh Tergugat ke bank untuk meminjam uang sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sehingga Penggugat tidak menerima gaji karena dipotong oleh bank untuk membayar cicilan. Uang tersebut katanya dipergunakan oleh Tergugat sebagai modal usaha dan Tergugat juga pernah meminjam uang warisan orangtua Penggugat sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) untuk modal usaha Tergugat juga, namun saksi memperoleh informasi bahwa Tergugat membangunkan rumah untuk isteri mudanya di Bandarlampung karena itulah menjadi masalah; - Bahwa saksi tidak pernah melihat dan mendengar langsung Penggugat dan Tergugat bertengkar, saksi hanya mendengar dari cerita Penggugat; Hal. 7 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
- Bahwa saksi dan para orangtua pernah datang ke rumah keluarga Tergugat, disana bertemu dengan Tergugat dan orangtuanya, kemudian kami
menyampaikan
Tergugat,
namun
maksud
Tergugat
Penggugat bersumpah
untuk tidak
berpisah mau
dengan
menceraikan
Penggugat; - Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah berpisah sejak bulan Agustus 2014, Penggugat pergi dari rumah kediaman bersama dan tinggal di rumah kontrakan; - Bahwa selama Penggugat dan Tergugat berpisah pihak keluarga dan saksi tidak pernah merukunkan Penggugat dan Tergugat karena Penggugat tetap ingin berpisah dengan Tergugat; 2. SAKSI II, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, tempat kediaman di Kelurahan CTRM Kecamatan BDGWTN Kota Bandung, yang dalam persidangan memberikan keterangan di bawah sumpah pada intinya sebagai berikut: - Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat sebagai suami istri; - Bahwa saksi adalah adik kandung Penggugat; - Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang menikah pada tahun 1995 di KNGN Jawa Barat, saksi hadir pada saat Penggugat dan Tergugat menikah; - Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah milik paman Tergugat di BKTKNCA Bandar Lampung, kemudian pindah ke rumah sendiri masih di Bandarlampung setelah itu pindah ke rumah orangtua Tergugat di KTB; - Bahwa selama berumah tangga Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai anak 2 (dua) orang; - Bahwa pada tahun 2010 rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak rukun dan harmonis lagi; - Bahwa saksi mendapat informasi dari pengasuh anak saksi bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak harmonis karena Tergugat sudah menikah lagi dengan wanita lain. Kemudian kami mencari-cari informasi dan ternyata benar Tergugat sudah menikah lagi; Hal. 8 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
- Bahwa penyebab lain rumah tangga Penggugat dan Tergugat menjadi tidak harmonis adalah masalah finansial. SK Penggugat digadaikan oleh Tergugat ke Bank untuk meminjam uang sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sehingga Penggugat tidak menerima gaji karena dipotong oleh bank untuk membayar cicilan. Uang tersebut saksi tidak tahu dipergunakan untuk apa. Kedua Tergugat juga pernah meminjam uang warisan orangtua Penggugat sebesar Rp. 125.000.000,- (seratus dua puluh Lima juta rupiah) untuk modal proyek Tergugat dan Penggugat yang mencicil pinjaman tersebut; - Bahwa saksi tidak pernah melihat dan mendengar langsung Penggugat dan Tergugat bertengkar, saksi hanya mendengar dari cerita Penggugat; - Bahwa selama ini saksi sudah pernah menasehati Penggugat namun tidak berhasil; - Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah berpisah sejak bulan November 2014, Penggugat pergi dari rumah kediaman bersama dan tinggal di rumah kontrakan karena menurut cerita Penggugat bahwa Tergugat telah menikah lagi dengan wanita lain; - Bahwa setelah mendengar hal tersebut saksi menyuruh orang untuk menyelidiki tentang kebenaran informasi tersebut dan akhirnya berhasil menemukan bukti Kartu Keluarga Tergugat dengan isteri mudanya; - Bahwa selama Penggugat dan Tergugat berpisah pihak keluarga dan saksi tidak pernah merukunkan Penggugat dan Tergugat karena Penggugat tetap ingin berpisah dengan Tergugat; Bahwa
atas
pertanyaan
Ketua
Majelis
Penggugat
menyatakan
mencukupkan dengan bukti-buktinya; Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya, Tergugat di dalam persidangan menyatakan bahwa Tergugat mencukupkan dengan bukti surat Penggugat, kemudian Tergugat hanya mengajukan bukti saksi-saksi sebagai berikut : 1. SAKSI I, umur 42 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS, tempat kediaman di Kelurahan
EGL
Kecamatan
EGLKTA
Bandarlampung,
yang
dalam
Hal. 9 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
persidangan memberikan keterangan di bawah sumpah pada intinya sebagai berikut: - Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat sebagai suami istri; - Bahwa saksi adalah adik kandung Tergugat; - Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang menikah pada tahun 1995 di KNGN Jawa Barat, saksi hadir pada saat Penggugat dan Tergugat menikah; - Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah milik paman Tergugat di BKTKNCA Bandar Lampung, kemudian pindah ke rumah sendiri masih di Bandarlampung setelah itu pindah ke rumah orangtua Tergugat di Kotabumi sejak Penggugat diangkat menjadi PNS; - Bahwa selama berumah tangga Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai anak 2 (dua) orang; - Bahwa yang saksi tahu rumah tangga Penggugat dan Tergugat rukun dan harmonis, selama saksi berkunjung ke kediaman Penggugat dan Tergugat yang saksi lihat Penggugat dan Tergugat baik-baik saja tidak pernah cek-cok; - Bahwa saksi pernah mendapat informasi dari suami saksi bahwa Tergugat telah menikah lagi dengan wanita lain, kemudian saksi menyelidiki kebenaran kabar tersebut namun saksi tidak menemukan bukti-bukti. Satu tahun terakhir muncul lagi kabar tersebut dan ternyata memang terbukti Tergugat telah menikah lagi namun yang saksi tahu hal tersebut tidak menimbulkan masalah sehingga rumah tangga Penggugat dan Tergugat berjalan baik-baik saja seperti biasa. Akan tetapi akhir-akhir ini hal tersebut dijadikan masalah oleh Penggugat; - Bahwa Penggugat dan Tergugat tidak pernah ribut secara finansial, ada hutang namun hutang tersebut dipergunakan untuk mendukung usaha Tergugat sebagai kontraktor; - Bahwa ketika keluarga Penggugat mendengar kabar bahwa Tergugat telah menikah lagi, pada saat lebaran keluarga Penggugat mengambil Penggugat untuk dibawa pulang ke rumah orangtua Penggugat;
Hal. 10 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
- Bahwa, pada bulan Agustus 2014 ada petemuan keluarga, waktu itu keluarga menyampaikan keinginan Penggugat untuk bercerai, pada waktu itu Tergugat menyatakan siap dengan apa yang terjadi sama DRAD; - Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah berpisah sejak bulan Agustus 2014, Penggugat pergi dari rumah kediaman bersama dan tinggal di rumah kontrakan. Namun Penggugat masih buka praktek di rumah kediaman bersama; - Bahwa selama Penggugat dan Tergugat berpisah pihak keluarga dan saksi tidak pernah merukunkan Penggugat dan Tergugat karena Penggugat selalu tidak mempunyai waktu; Bahwa atas keterangan saksi tersebut di atas, Penggugat dan Tergugat menyatakan menerima dan tidak keberatan; 2. SAKSI II, umur 45 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS, tempat kediaman di Kelurahan KTBTGH Kecamatan KTB Kabupaten Lampung Utara, yang dalam persidangan memberikan keterangan di bawah sumpah pada intinya sebagai berikut: - Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat sebagai suami istri; - Bahwa saksi adalah teman Tergugat; - Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri, saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat setelah Penggugat dan Tergugat menikah; - Bahwa setahu saksi Penggugat dan Tergugat tinggal di jalan Jenderal Sudirman; - Bahwa selama berumah tangga Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai anak 2 (dua) orang; - Bahwa yang saksi tahu rumah tangga Penggugat dan Tergugat rukun dan harmonis, ketika saksi berkunjung ke kediaman Penggugat dan Tergugat yang saksi lihat Penggugat dan Tergugat baik-baik saja; - Bahwa Tergugat tidak pernah bercerita kepada saksi tentang kondisi rumah tangganya; - Bahwa saksi mengetahui bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat ada masalah ketika Penggugat mengajukan gugatan perceraian ke Pengadilan Agama; Hal. 11 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
- Bahwa saksi pernah mendapat informasi bahwa Tergugat mempunyai hubungan dengan wanita lain namun saksi tidak tahu apakah Tergugat telah menikah dengan wanita tersebut; - Bahwa saksi tahu Tergugat menggadaikan SK Penggugat dengan jaminan rumah orangtua Tergugat dan Tergugat yang membayar cicilan setiap bulannya. Setahu saksi hutang tersebut dipergunakan untuk mendukung usaha Tergugat dan saksi tahu uang tersebut nyangkut dimana; - Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah berpisah selama kurang lebih 5 bulan, Penggugat pergi dari rumah kediaman bersama namun Penggugat masih buka praktek di rumah kediaman bersama; - Bahwa selama Penggugat dan Tergugat berpisah pihak keluarga Tergugat sudah pernah mengupayakan damai namun saksi tidak tahu apakah ada atau tidak upaya damai dari pihak keluarga Penggugat; Bahwa atas keterangan saksi kedua tersebut, Penggugat dan Tergugat menyatakan menerima dan tidak keberatan; Bahwa Tergugat telah menghadirkan anak Penggugat dan Tergugat yang bernama MHLUFA bin TERGUGAT, umur 16 tahun, di persidangan telah memberikan keterangan pada pokoknya anak Penggugat dan Tergugat masih menginginkan Penggugat dan Tergugat rukun kembali dan rumah tangga Penggugat dan Tergugat tetap utuh; Bahwa selanjutnya kedua belah pihak berperkara menyatakan tidak akan mengajukan sesuatu apapun lagi dan menyampaikan kesimpulan; Bahwa Penggugat mengajukan kesimpulan yang pada pokoknya tetap pada dalil gugatan Penggugat untuk bercerai dengan Tergugat dan mohon putusan; Bahwa Tergugat menyampaikan kesimpulan bahwa Tergugat tidak mau bercerai dengan Penggugat dan berharap rumah tangga Penggugat dan Tergugat masih bisa dipertahankan demi anak-anak dan keluarga; Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka ditunjuk segala hal sebagaimana tercantum dalam berita acara sidang perkara ini, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini; Hal. 12 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah seperti tersebut di atas; Menimbang, bahwa perkara ini adalah termasuk bidang perkawinan yang dilaksanakan antara para pihak yang beragama Islam dan perkawinannya dicatatkan pada Kantor Urusan Agama, oleh sebab itu berdasarkan Pasal 49 ayat (1) huruf a dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah pertama dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, adalah menjadi kewenangan absolut Pengadilan Agama, maka Pengadilan Agama berwenang memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini. Menimbang, bahwa gugatan Penggugat telah diajukan di tempat tinggal Penggugat, oleh karenanya gugatan tersebut dapat diterima karena telah sesuai dengan ketentuan Pasal 73 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo. Pasal 20 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 132 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam; Menimbang, bahwa Majelis Hakim di persidangan telah berusaha mendamaikan Penggugat dan Tergugat sebagaimana maksud Pasal 82 ayat (1) dan (4) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Pasal 31 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang usaha damai, namun tidak berhasil; Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat telah menempuh proses mediasi dengan Mediator H. A. Fernandesz, S.Ag., M.Sy, Hakim pada Pengadilan Agama Kotabumi, namun gagal mencapai kesepakatan damai, dengan demikian maksud Pasal 7 Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan telah terpenuhi; Menimbang, bahwa Penggugat sebagai Pegawai Negeri Sipil telah memperoleh izin untuk melakukan perceraian berdasarkan Surat Keputusan Bupati Lampung Utara Nomor : B/514/30-LU/HK/2014 tentang Pemberian Izin Untuk Melakukan Perceraian Kepada Pegawai Negeri Sipil an. Sdri. Hal. 13 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
PENGGUGAT NIP. 19680101 200212 2 XXX, tanggal 28 November 2011, dengan demikian maksud Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 telah terpenuhi oleh karena itu pemeriksaan perkara ini dilanjutkan dengan membacakan
gugatan
Penggugat
dan selanjutnya
dipertahankan
oleh
Penggugat; Menimbang, bahwa yang menjadi dalil pokok gugatan Penggugat dalam perkara ini adalah antara Penggugat dengan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran sejak tahun 2004 yang disebabkan Penggugat mulai mendengar kabar bahwa Tergugat sudah menikah lagi, Penggugat telah 3 kali diminta oleh Tergugat untuk menggadaikan SK PNS nya di bank dan tahun 2012 Tergugat juga meminjam uang warisan anak-anak sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) untuk modal kerja Tergugat namun modal tidak pernah kembali dan tidak jelas dikemanakan. Pada Hari Raya Idul Fitri
2013
Penggugat
mendapat
informasi
bahwa
Tergugat
telah
membangunkan rumah untuk istri mudanya di KMLG Bandar Lampung dan mendapatkan
bukti-bukti
berupa
Kartu
Keluarga
dan
foto-foto
yang
membuktikan bahwa Tergugat telah menikah lagi sejak 10 tahun yang lalu dan dikaruniai 2 orang anak. Atas sikap dan perbuatan Tergugat tersebut Penggugat merasa selama ini telah di jadikan sapi perah dan telah dibohongi selama bertahun-tahun; Menimbang, bahwa Tergugat dalam jawabannya telah membenarkan sebagian dan membantah sebagian dalil-dalil gugatan Penggugat serta Tergugat keberatan bercerai dengan Penggugat karena demi kebaikan anakanak dan keluarga; Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat telah menyampaikan replik dan duplik yang menyatakan tetap pada dalil gugatan dan bantahannya; Menimbang, bahwa hal-hal yang tidak terjawab oleh tergugat, secara hukum diakui oleh Tergugat; Menimbang, bahwa sesuai dengan hukum acara bahwa hal-hal yang harus dibuktikan adalah hal-hal yang dibantah oleh Tergugat demikian sebaliknya, namun karena perkara ini adalah masalah perceraian sekalipun telah dibenarkan oleh Tergut, tetap kepada Penggugat dibebani wajib bukti Hal. 14 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
sesuai Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo. Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Majelis Hakim perlu mendapatkan keterangan saksi dari pihak keluarga dan atau orang-orang yang dekat dengan suami-isteri itu tentang adanya perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya Penggugat di persidangan telah mengajukan alat bukti tertulis (P) dan dua orang saksi; Menimbang, bahwa bukti surat tersebut berupa fotokopi dari akta autentik yang dibuat oleh pejabat yang berwenang, telah dibubuhi materai secukupnya, telah dinazegelen oleh Pejabat Kantor Pos dan telah dicocokkan dengan aslinya ternyata sesuai, maka bukti surat tersebut telah memenuhi maksud Pasal 301 R.Bg jo. Pasal 1888 KUH Perdata jo. Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai dengan demikian bukti tersebut telah memenuhi syarat formil. Secara materiil bukti P menerangkan Penggugat dan Tergugat telah terikat dalam perkawinan yang sah sehingga bukti tersebut mendukung dalil-dalil Penggugat, oleh karena itu bukti P terbukti telah memenuhi syarat formil dan materiil sesuai Pasal 285 R.Bg dan menurut penilaian Majelis Hakim bukti P tersebut memiliki nilai pembuktian yang sempurna dan mengikat sehingga bukti P tersebut dapat diterima sebagai bukti; Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti P (Kutipan Akta Nikah), harus dinyatakan terbukti bahwa antara Penggugat dengan Tergugat terikat hubungan hukum sebagai suami isteri yang sah sesuai maksud Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam Tahun 1991, oleh karena itu Penggugat adalah pihak yang berhak dan berkepentingan untuk mengajukan gugatan ini (Persona Standi in Judicio); Menimbang, bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 76 ayat (1) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Hal. 15 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, Majelis Hakim telah mendengar keterangan 2 (dua) orang saksi Penggugat dan 2 (dua) orang saksi Tergugat. Saksi-saksi tersebut telah memenuhi maksud Pasal 171 R.Bg dan Pasal 175 R.Bg, saksi-saksi Penggugat dan terguggat bukan orang yang dilarang untuk menjadi saksi dan memberikan keterangan secara terpisah di muka persidangan dengan mengangkat sumpah, oleh karena itu telah memenuhi syarat formil sebagai alat bukti dan selanjutnya akan dipertimbangkan materiilnya; Menimbang, bahwa saksi-saksi Penggugat telah menerangkan bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sejak tahun 2010 diwarnai perselisihan dan pertengkaran disebabkan pertama karena Tergugat menikah lagi dengan perempuan lain tanpa sepengetahuan dan seizin Penggugat, kedua masalah keuangan yaitu sejak Penggugat menjadi PNS, SK Penggugat digadaikan oleh Tergugat ke bank untuk meminjam uang sehingga Penggugat tidak menerima gaji karena dipotong oleh bank untuk membayar cicilan dan Tergugat juga pernah
meminjam
300.000.000,-
(tiga
uang
warisan
ratus
juta
orangtua
rupiah)
Penggugat
sampai
sekarang
sebesar tidak
Rp. jelas
keberadaannya keterangan saksi tersebut berkenaan dengan perkara ini; Menimbang, bahwa saksi-saksi yang dihadirkan Tergugat menerangkan bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat baik-baik saja. Tetapi sejak satu tahun yang lalu saksi tahu Tergugat menikah lagi dengan perempuan lain, awalnya tidak jadi masalah tetapi akhir-akhir ini hal tersebut dijadikan masalah dan saksi tahu bahwa pada bulan Agustus 2014 ada pertemuan keluarga dari kedua belah pihak waktu itu keluarga Penggugat menyatakan keinginan Penggugat untuk bercerai dengan Tergugat. Saksi Tergugat yang kedua menerangkan bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat ada masalah ketika Penggugat mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama karena ada pihak ketiga dan mengetahui bahwa Tergugat menggadaikan SK Penggugat di bank dan meminjam uang warisan Penggugat sebesar Rp 300.000,000,(tiga ratus juta rupiah), dan saksi tahu bahwa uang itu sekarang menyangkut dimana;
Hal. 16 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Menimbang,bahwa dari keterangan yang disampaikan oleh saksi-saksi yang diajukan oleh tergugat tersebut Majelis Hakim dapat menyimpulkan bahwa saksi tersebut sebenarnya mengetahui adanya masalah dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat
dan masalah itulah yang menjadi polemik
berkepanjangan antara Penggugat dan Tergugat, hal ini diketahui dari keterangan saksi yang mengetahui adanya pertemuan keluarga kedua belah pihak pada bulan Agustus 2014 dari keluarga Penggugat menyampaikan keinginan Penggugat untuk bercerai dengan Tergugat; Menimbang, bahwa dengan pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa keterangan saksi-saksi dari Penggugat dan Tergugat ada kesesuaian dimana rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak harmonis sering terjadi perselisihan dan pertengkaran; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Penggugat, Tergugat, bukti surat dan keterangan saksi-saksi Penggugat dan Tergugat terungkap faktafakta sebagai berikut: - Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah dan telah menikah pada tanggal 8 Oktober 1995 dan telah dikaruniai anak 2 orang; - Bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat tidak rukun dan tidak harmonis karena sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan Tergugat telah menikah lagi dengan wanita lain tanpa seizin dan sepengetahuan
Penggugat dan masalah keuangan yang dipinjam oleh
Tergugat tidak jelas penggunaannya; - Bahwa sejak bulan Agustus 2014, Penggugat pergi dari rumah kediaman bersama dan tinggal di rumah kontrakan sehingga sejak saat itu Penggugat dan Tergugat sudah tidak tinggal serumah lagi; - Bahwa keluarga kedua belah pihak telah mengadakan pertemuan untuk menyelesaikan masalah rumah tangga Penggugat dan Tergugat, karena Penggugat telah ingin bercerai dengan Tergugat; - Bahwa setelah berpisah pihak keluarga belum pernah mendamaikan Penggugat dan Tergugat; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, maka Majelis Hakim menilai bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat telah terbukti. Hal. 17 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Dimana dengan perginya Penggugat dari rumah kediaman bersama dan tinggal di kontrakan dapat diartikan Penggugat sudah tidak memperdulikan Tergugat sehingga baik Penggugat maupun Tergugat tidak lagi mendapatkan hak dan menjalankan kewajiban masing-masing; Menimbang, bahwa meskipun Tergugat dalam jawabannya mengatakan bahwa selama ini rumah tangganya rukun dan harmonis, namun Majelis menemukan fakta bahwa Tergugat dalam jawabannya mengakui bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat menjadi tidak harmonis karena ada persangkaan dari Penggugat yang bukan-bukan, maka hal tersebut menjadi fakta tetap (vaststaande feiten) yang tak terbantahkan; Menimbang, bahwa adanya fakta tetap tersebut membuat persangkaan kuat Majelis bahwa dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus-menerus dan tidak ada harapan akan hidup rukun kembali dalam satu rumah tangga. Hal ini sejalan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor : 379/K/AG/1995 tanggal 26 Maret 1997 yang menyatakan bahwa dengan keluarnya salah satu pihak dari rumah yang selama ini menjadi tempat tinggal bersama dan tidak mau kembali seperti semula, berarti telah terjadi perselisihan dan pertengkaran antara keduanya; Menimbang, bahwa perkawinan dalam Islam adalah sebuah perjanjian suci yang sangat kokoh (mitsaqon gholidhon) dengan tujuan untuk membentuk keluarga atau rumah tangga yang mawaddah warahmah, sebagaimana disebut dalam Firman Allah dalam surat Ar-Ruum Ayat 21 yang berbunyi:
وﻣن اﯾﺎﺗﮫ ان ﺧﻠق ﻟﻛم ﻣن اﻧﻔﺳﻛم ازواﺟﺎ ﻟﺗﺳﻛﻧوا اﻟﯾﮭﺎ وﺟﻌل ﺑﯾﻧﻛم ﻣودة ورﺣﻣﺔ Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, diciptakan-Nya untukmu pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tentram dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang; Menimbang, bahwa tujuan ideal dari suatu perkawinan seperti diuraikan di atas tidak selalu dapat tewujud menjadi kenyataan dalam kehidupan rumah tangga suami isteri, kecuali suami isteri senantiasa dapat menjaga batasanbatasan hukum Allah dengan menjalankan hak dan kewajibannya masingmasing secara baik;
Hal. 18 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Menimbang, bahwa apabila batasan-batasan dan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut tidak dapat dijaga lagi oleh suami isteri, maka disitulah perceraian dibolehkan walaupun tetap merupakan sesuatu yang tercela; Menimbang, bahwa bisa dianggap sebagai penyalahgunaan dan berdosa jika suami isteri tanpa sebab yang pasti mereka harus bercerai dan juga termasuk pemaksaan terhadap hukum dan moral jika memaksakan suami isteri harus tetap hidup dalam rumah tangga yang tidak lagi terkoordinasi dan telah hilang tujuan rumah tangga sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Maka perceraian dipandang lebih baik untuk menentukan kehidupan berikutnya atau dianggap sebagai “Tasrih bil Ihsan”; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut dihubungkan dengan sikap Penggugat dan Tergugat dipersidangan, meskipun Tergugat keberatan
untuk
sebagaimana
diceraikan
dikemukakan
dengan
Penggugat
dalam jawaban
dan
dengan
pertimbangan
dupliknya,
sedangkan
Penggugat tetap pada dalil gugatan dan repliknya, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat benar telah pecah, disebabkan telah tidak adanya keharmonisan diantara keduanya. Baik Penggugat maupun Tergugat telah tidak lagi mendapatkan hak dan menjalankan kewajiban masing-masing sehingga sudah sangat sulit dan tidak ada harapan Penggugat dan Tergugat untuk dapat hidup rukun kembali dengan keadaan yang demikian; Menimbang, bahwa bentuk perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat yang telah berlanjut dengan pisah tempat tinggal menunjukkan bahwa Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada lagi komunikasi yang baik layaknya suami isteri sebagaimana terdapat dalam fakta-fakta tersebut
diatas
adalah
merupakan
indikasi
bahwa
perselisihan
dan
pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat sangat serius dan tidak mampu lagi dikendalikan oleh Penggugat dan Tergugat, karena itu telah membuktikan bahwa perselisihan dan pertengkaran Penggugat dan Tergugat sudah bersifat terus menerus;
Hal. 19 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Menimbang, bahwa mengingat pernikahan adalah hukum keluarga yang perlu diperhitungkan dan dipikirkan apakah antara keduanya bisa dirukunkan atau tidak. Berdasarkan fakta-fakta dipersidangan bahwa selama ini rumah tangga Penggugat dan Tergugat belum pernah diupayakan damai oleh pihak keluarga. Keluarga Penggugat datang untuk menemui Tergugat dan keluarga Tergugat bukan untuk merukunkan Penggugat dan Tergugat namun justru untuk menyampaikan maksud Penggugat untuk bercerai dengan Tergugat. Sedangkan pihak keluarga Tergugat juga belum pernah merukunkan Penggugat dan Tergugat karena Penggugat selalu beralasan tidak ada waktu. Keengganan Penggugat untuk berdamai (rukun kembali) dengan Tergugat baik ketika akan didamaikan oleh pihak keluarga, dalam proses mediasi maupun selama
dalam
proses
persidangan
sekalipun
Tergugat
tetap
ingin
mempertahankan rumah tangganya dengan Penggugat adalah merupakan fakta konkret yang menunjukkan bahwa hubungan antara Penggugat dan Tergugat sudah sampai pada tingkat pecahnya perkawinan, maka pada hakikatnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak bisa dirukunkan kembali dan jika dipaksakan untuk diteruskan akan membawa mafsadat lebih besar daripada maslahatnya, oleh karena itu penyelesaian yang dipandang adil adalah perceraian, dengan perceraian tersebut kedua belah pihak diharapkan memperoleh ketenangan, sesuai dengan maksud Firman Allah dalam Surat An Nisa’ ayat 130 yang berbunyi: وإن ﯾﺗﻔر ﻗـﺎ ﯾﻐن ﷲ ﻛﻼ ﻣـن ﺳﻌﺗـﮫ و ﻛـﺎن ﷲ واﺳﻌــﺎ ﺣـﻛﯾـﻣـﺎ Artinya : Dan jika keduanya ( suami isteri ) bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari Karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya), Maha Bijaksana; Menimbang, bahwa selama proses persidangan Tergugat menyatakan keberatan bercerai dengan Penggugat karena masih ingin membina rumah tangga dengan Penggugat demi anak-anak dan keluarga, namun dalam jawabannya Tergugat telah mengakui bahwa rumah tangganya tidak harmonis karena ada persangkaan dari Penggugat yang pada intinya Penggugat tidak menghendaki ada wanita lain dalam kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat; Hal. 20 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Menimbang,
bahwa
suatu
perkawinan
bertujuan
menciptakan
kedamaian, ketentraman lahir batin suami isteri dan atau keluarga, bobot perkawinan seperti itu wajib dipertahankan, sebaliknya apabila perkawinan itu sendiri sudah merupakan sumber ketidakharmonisan, perselisihan, ancaman, fitnah dan sumber terjadinya pertengkaran bagi kedua belah pihak, maka tidak ada guna dan manfaatnya lagi perkawinan seperti itu di pertahankan keberadaannya. Oleh karena itu Syariat Islam mempersiapkan lembaga hukum perceraian sebagai alternatif pemecahan permasalahan diantara pasangan suami isteri yang terus menerus berselisih, meskipun alternatif tersebut dirasakan cukup memberatkan diantara salah seorang pasangan suami isteri; Menimbang, bahwa di dalam perkara perceraian, tidak ada pihak yang berada dalam posisi menang atau kalah, oleh karena itu dalam hal gugatan dikabulkan, tidak merupakan kekalahan bagi pihak Tergugat dan tidak pula merupakan kemenangan bagi pihak Penggugat; Menimbang, bahwa adalah lebih baik dan lebih adil jika Penggugat dan Tergugat bercerai secara hukum di depan sidang Pengadilan daripada hidup terkatung-katung dalam perkawinan yang sakit, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa perkawinan Penggugat dengan Tergugat saat ini dikategorikan sebagai perkawinan yang sakit dimana terbukti Tergugat telah menikah lagi dengan wanita lain tanpa seizin dan sepengetahuan Penggugat dan sejak bulan Agustus 2014 Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal dan tidak ada komunikasi yang baik diantara keduanya dan kedua belah pihak tidak lagi mendapatkan hak dan melakukan kewajiban masing-masing selaku suami isteri; Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 534 K/AG/1996 tanggal 18 Juni 1996, dalam hal perceraian tidak perlu dilihat atau dibuktikan dari siapa penyebab percekcokan atau penyebab salah satu pihak meninggalkan pihak lain, yang perlu dilihat adalah perkawinan itu sendiri, apakah masih bisa dipertahankan atau tidak, karena apabila hati kedua belah pihak sudah pecah, maka perkawinan itu sendiri telah pecah, maka tidak
Hal. 21 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
mungkin dipertahankan meskipun salah satu pihak menghendaki perkawinan itu tetap utuh; Menimbang, bahwa dengan demikian maka tugas Pengadilan dalam menyelesaikan
kasus
perceraian
adalah
berusaha
sedapat
mungkin
mendamaikan atau setidak-tidaknya menemukan solusi untuk damai bagi kedua belah pihak. Tidak merupakan tugas Pengadilan menunjukkan siapa yang salah dan siapa yang benar di dalam suatu perkara, karena meskipun hal tersebut ditemukan juga tidak ada manfaatnya bagi kedua belah pihak. Disamping itu posisi benar dan salah dalam perkara perceraian sifatnya adalah relatif dan setiap perbuatan dari salah satu atau kedua belah pihak tidak boleh dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang telah ditemukan di persidangan, Majelis Hakim berpendapat alasan perceraian yang diajukan Penggugat telah beralasan hukum sesuai ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam di
Indonesia Tahun 1991, yang menyatakan bahwa antara
suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga; Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat telah terbukti dan beralasan hukum, meskipun dalam persidangan Tergugat keberatan bercerai dengan Penggugat, namun dalam jawabannya tergugat mengakui dalil-dalil yang diajukan oleh Penggugat maka gugatan Penggugat dapat dikabulkan dengan menjatuhkan talak satu ba’in shughra Tergugat terhadap Penggugat; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 84 Ayat (1) dan (2) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989, yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, maka berdasarkan ketentuan Pasal tersebut Majelis memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Kotabumi untuk mengirimkan salinan putusan ini setelah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan BLBGPGR Kabupaten Lampung Utara yang merupakan tempat kediaman Penggugat dan Kantor Urusan Agama Kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara yang Hal. 22 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
merupakan tempat kediaman Tergugat serta Kantor Urusan Agama Kecamatan KNGN,
Kabupaten
KNGNJWBR
yang
merupakan
tempat
perkawinan
Penggugat dan Tergugat dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka sesuai
dengan
ketentuan Pasal
89 Ayat (1) Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1989, maka biaya perkara ini dibebankan kepada Penggugat; Mengingat, segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan dalil-dalil syar'i yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu ba'in sughro Tergugat terhadap Penggugat; 3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Kotabumi untuk mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan BLBGPGR dan Kantor Urusan Agama Kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara dan Kantor Urusan Agama Kecamatan KNGN Kabupaten KNGN Provinsi Jawa Barat untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; 4. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat sejumlah Rp. 466.000,(empat ratus enam puluh enam ribu rupiah);
Demikian putusan ini dijatuhkan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada hari Selasa, tanggal 31 Maret 2015 M. bertepatan dengan tanggal 10 Jumadil Akhir 1436 H., oleh kami Drs. H. MUSTHOFA AMIN sebagai Ketua Majelis, H.AHMAD FERNANDESZ S.Ag.,M.Sy dan ALVI SYAFIATIN, S.Ag., masing-masing sebagai Hakim
Anggota, putusan mana pada hari itu juga
diucapkan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka untuk umum dengan dihadiri pula oleh Hakim-hakim Anggota tersebut dan SABRIMEN, S.Ag., MH, sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Penggugat diluar hadirnya Tergugat;
Hal. 23 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Ketua Majelis
Ttd. Drs. H. MUSTHOFA AMIN
Hakim Anggota
Hakim Anggota
Ttd.
Tt d.
H. AHMAD FERNANDESZ S.Ag.,M.Sy
ALVI SYAFIATIN, S.Ag
Panitera Pengganti
SABRIMEN, S.Ag., MH
Perincian Biaya Perkara: 1.
Biaya Pendaftaran
Rp.
30.000,-
2.
Biaya Proses
Rp.
50.000,-
3.
Biaya Panggilan
Rp.
375.000,-
4.
Redaksi
Rp.
5.000,-
5.
Meterai
Rp.
6.000,-
Jumlah
Rp.
466.000,-
(Empat ratus enam puluh enam ribu rupiah)
Hal. 24 dari 24 Put.No.XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm