SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB I HAKIKAT BAHASA DAN PEMEROLEHAN BAHASA
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB I HAKIKAT BAHASA DAN PEMEROLEHAN BAHASA A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah Anda mengkaji unit 1, kompetensi yang diharapkan adalah Anda dapat memahami hakikat bahasa dan pemerolehan bahasa dengan indikator (1) menjelaskan hakikat bahasa Indonesia melalui ilustrasi kasus, (2) mengemukakan hakikat pemerolehan bahasa melalui ilustrasi kasus. B. Uraian Materi 1. Hakikat Bahasa Indonesia Pengertian Bahasa Kata bahasa tidaklah asing bagi kita. Setiap hari kita menggunakan bahasa. Dalam aktivitas untuk berkomunikasi digunakan bahasa, tidak ada peradaban tanpa bahasa tulis. Pernyataan tersebut menunjukkan betapa pentingnya peranan bahasa bagi perkembangan manusia dan kemanusiaan. Namun, apakah setiap alat komunikasi dapat disebut bahasa? Apakah penanda khusus bahasa manusia sebagai alat komunikasi yang membedakan dengan alat komunikasi yang lain? Perhatikan ilustarsi kasus berikut ini. Pada suatu hari dalam perjalanan menumpangi mobil angkot. Dua penumpang yang masih muda belia tertawa, tetapi tidak terdengar mereka melakukan interaksi secara verbal. Karena penasaran, saya mencoba memperhatikan apa yang mereka lakukan. Ternyata mereka adalah siswa-siswa tuna rungu sedang asyik berkomunikasi, akan tetapi komunikasi yang dilakukan tidak menggunakan bahasa. Mereka menggunakan jari-jari tangan untuk berkomunikasi. Dengan demikian mereka menggunakan bahasa isyarat. Kasus lain, ketika mengikuti kegiatan perkemahan pramuka. Hanya bunyi sempruitan dan sandi morse serta menggerakkan bendera, mereka sudah berkumpul di lapangan. Ilustasi yang digambarkan di atas membuktikan bahwa ternyata alat komunikasi sangat beragam. Ada yang menggunakan benda-benda, tanda, atau bunyi-bunyian. Bahasa, berupa bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia adalah juga alat komunikasi. Secara umum, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang merujuk pada bahasa tertentu misalnya 1
bahasa Indonesia atau bahasa yang lain. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Akan tetapi menggunakan alat-alat/tanda misalnya dengan gerakan jari tangan, ekspresi wajah, menggunakan benda-benda tertentu. Perlu pula diperhatikan bahwa tidak semua ujaran atau bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia dapat dikatakan bahasa, karena ujaran dapat dikatakan sebagai bahasa apabila mengandung makna. Perhatikan kata [kelinci], [hotel], [sakit], adalah contoh kata yang mempunyai makna dan dapat disebut bahasa. Lain halnya [dskhj], [ahjgt], merupakan contoh bunyi yang tidak bermakna atau bukan bahasa. Secara konvensional disepakati bahwa setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula. Kesatuan-kesatuan arus ujaran yang mengandung suatu makna tertentu, secara bersama-sama membentuk perbendaharaan kata dari suatu masyarakat bahasa. Perbendaharaan kata tersebut dapat berfungsi apabila suatu arus ujaran mengadakan inter-relasi antar anggota-anggota masyarakat. Penyusunan kata mengikuti kaidah tertentu yang bila diucapkan dapat mengikuti gelombang ujaran. Sifat-sifat Bahasa Sebagai alat komunikasi, bahasa mengandung beberapa sifat, yaitu: (a) Sistematik, (b) Mana suka, (c) Ujaran, (d) Manusiawi, dan (e) Komunikatif. Bahasa dikatakan bersifat sistematik karena bahasa memiliki pola dan kaidah yang harus ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainya. Bahasa diatur oleh dua sistem yaitu sistem bunyi dan sistem makna. Bahasa disebut mana suka sebagaimana Santoso (Paisal, 2009) bahwa bahasa disebut mana suka karena unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar. Contoh, kata buku, pinsil, baju, sepatu, dsb. Kata-kata tersebut tidak ada hubungan logis antara bunyi dan makna yang disimbolkannya. Bukan pula atas dasar kriteria dan standar tertentu, akan tetapi unsur-unsur bahasa dipilih secara mana suka. Demikian pula bahasa disebut ujaran karena bentuk dasar bahasa adalah ujaran dan media bahasa adalah bunyi. Bahasa disebut bersifat manusiawi karena bahasa dapat berfungsi selama manusia memanfaatkannya. Dan bahasa disebut bersifat komunikatif karena fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat penghubung antara anggota-anggota masyarakat. 2
2. Pemerolehan Bahasa Anak Terdapat dua keterampilan yang dilibatkan dalam pemerolehan bahasa anak, yaitu kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara spontan dan kemampuan memahami tuturan orang lain. Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman atau pun pengungkapan secara alami, tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal (Tarigan dkk, 1998). Dengan demikian, proses pemerolehan bahasa adalah merupakan proses bawah sadar. Penguasaan bahasa tidak disadari dan tidak dipengaruhi oleh pengajaran yang secara eksplisit tentang sistem kaidah yang ada di dalam bahasa kedua. Berbeda dengan proses pembelajaran, adalah proses yang dilakukan secara sengaja atau secara sadar dilakukan oleh pembelajar di dalam menguasai bahasa. Adapun karakteristik pemerolehan bahasa menurut Tarigan dkk (1998) adalah: (a) Berlangsung dalam situasi informal, anak-anak belajar bahasa tanpa beban, dan di luar sekolah; (b) pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal di lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah atau kursus (dilakukan tanpa sadar atau secara spontan; (c) Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna bagi anak. Waktu Pemerolehan Bahasa Dimulai Sejak Kapankah sebenarnya anak mulai berbahasa? Karena berbahasa mencakup komprehensif maupun produksi. Oleh karena itu maka sebenarnya anak sudah mulai berbahasa sebelum dia dilahirkan. Melalui saluran intrauterine anak telah terekspos pada bahasa manusia waktu dia masih janin. Kata-kata dari ibunya tiap hari dia dengar dan secara biologis kata-kata itu '`masuk" ke janin. Kata-kata ibunya ini rupanya "tertanam" pa da janin anak. Itulah salah satu sebabnya mengapa di mana pun anak selalu lebih dekat pada ibunya daripada ayahnya. Seorang anak yang menangis akan berhenti menangisnya bila digendong oleh ibunya. Sebuah ilustari dapat pula kita amati seorang bayi yang mulai berinteraksi dengan mengeluarkan bunyi-bunyi yang tidak beraturan ketika diperlihatkan sebuah mainan dan diajak berbicara. Seorang ibu seringkali memberi kesempatan kepada bayi untuk ikut dalam komunikasi sosial dengannya. Bayi mengangkat-angkat badannya seolah-olah memberi tanda
3
untuk minta digendong. Ketika itulah bayi pertama kali mengenal sosialisasi dan merasakan bahwa dunia ini adalah tempat orang saling berbagi rasa. Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal dapat disebut dengan pemerolehan bahasa anak. Ketika pemerolehan bahasa pertama terjadi bila anak yang sejak semula tanpa bahasa, kini telah memperoleh satu bahasa. Bahasa Siswa Sekolah Dasar (SD) Kemampuan berbahasa anak berkembang bersama-sama pertambahan usianya. Ketika baru lahir seorang bayi tidak berdaya. la hanya dapat meronta dan menangis jika basah, lapar atau sakit. Pada usia tiga minggu ia dapat tersenyum dan mulai bereaksi terhadap rangsangan. Pada usia dua atau tiga bulan ia mulai mengeluarkan bunyi-bunyi vokal. Kira-kira pada usia enam bulan ia mulai pandai mengucapkan suku-suku kata dan tak lama kemudian meraban. Menjelang usia satu tahun, biasanya ia sudah memahami beberapa nama benda dan dapat mengucapkan kata-kata seperti papa, mama, baba dan sebagainya. Setelah berumur satu tahun, ia pandai membuat kalimat satu kata. Pada usia menjelang dua tahun ia sudah dapat membuat kalimat dua kata. Perkembangan selanjutnya berlangsung cepat. Perbendaharaan katanya bertambah dengan pesat, demikian pula kemampuannya dalam membuat kalimat yang lebih panjang. la sering kali mencoba menggunakan kata-kata baru, meniru orang dewasa. Pada usia prasekolah ia boleh dikatakan telah menguasai bahasa ibunya seperti orang dewasa di sekitarnya. Waktu antara masa bayi dan masa prasekolah merupakan waktu yang paling penting dalam perkembangan seseorang. Itulah masa yang paling baik untuk belajar bahasa yang disebut usia keemasan untuk belajar berbahasa. Karena itu, para orang tua hendaknya membantu perkembangan tersebut dengan sebaik-baiknya. Jika kesempatan itu terlewat dengan sia-sia, maka hilanglah peluang anak untuk menguasai bahasanya dengan baik.
4
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB II DASAR-DASAR DAN KAIDAH BAHASA INDONESIA SEBAGAI RUJUKAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB II DASAR-DASAR DAN KAIDAH BAHASA INDONESIA SEBAGAI RUJUKAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan Anda dapat menguasai dasar-dasar dan kaidah bahasa Indonesia sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dengan indikator (1) mengkategorikan penggunaan huruf kapital yang benar dalam kalimat, (2) menyusun huruf miring yang benar dalam kalimat melalui ilustrasi, (3) menerapkan penggunaan tanda baca yang benar (koma, titk dua, dan tanda seru) melalui sajian kalimat. B. Uraian Materi 1. Penggunaan Huruf Kapital atau Huruf Besar yang Benar Dalam Kalimat Huruf kapital dipakai pada huruf pertama: a. Petikan langsung, misalnya: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?” b. Dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, Kitab Suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan, misalnya: Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Weda, Islam, Kristen, Budha, bimbinglah hamba-Mu. c. Nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang, misalnya: Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Ibrahim. (Huruf kapital tidak dipakai bila tidak diikuti nama orang, misalnya: Ia naik haji tahun lalu, ia diangkat menjadi sultan). d. Unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat, misalnya: Presiden Jokowi, Jaksa Agung, Profesor Supomo. (Huruf kapital tidak dipakai bila tidak diikuti nama orang atau nama tempat, misalnya: Siapakah gubernur yang baru dilantik itu? e. Nama bangsa, suku, dan Bahasa, seperti: bangsa Indonesia, suku Bugis, bahasa Indonesia. f. Nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah, misalnya: tahun Hijriah, bulan Juli, hari Jumat, hari Lebaran, hari Natal, hari Galungan, hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Perang Padri. (huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama, misalnya: Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia).
1
g. Nama geografi, seperti: Maros, Danau Tempe, Gunung Latimojong, Sungai Saddang, Selat Makassar, Teluk Bone. (Huruf kapital tidak dipakai bila tidak diikuti nama, misalnya: saya mandi di sungai, berlayar ke teluk. h. Setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah, dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi, misalnya: Perserikatan BangsaBangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial. i.
Semua kata (termasuk kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, yang, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal, seperti: “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma”, ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
j.
Kata penunjuk hukum kekerabatan (bapak, adik, ibu, paman, dll) yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan, misalnya: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Dirman. (Jika bukan sebagai penyapaan atau pengacuan maka tidak ditulis dengan huruf kapital, seperti: semua adik dan kakak saya sudah berkeluarga.
k. Kata ganti Anda, seperti: Surat Anda telah kami terima. 2. Menyusun Huruf Miring Yang Benar Dalam Kalimat Huruf miring dalam cetakan digunakan untuk a. menulis judul buku, nama majalah dan nama surat kabar yang dikutip dalam karangan. Contoh: Salah satu buku yang menceritakan keadaan Indonesia pada masa lampau ialah Negarakertagama karangan Prapanca. b. menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata Contoh: Bahasa Indonesia Baku adalah bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah atau pola bahasa Indonesia yang sedang berlaku. Susunlah kalimat dengan menggunakan kata depan masing-masing: di, ke, dan dari c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Contoh: Istilah devide et impera mengandung pengertian pecah belahkan dan perintahlah.
2
3. Penggunaan Tanda Baca yang Benar melalui sajian Kalimat a. Pemakaian Tanda Baca (Titik dua, Koma, dan Seru) Pemakaian Tanda Titik dua(:) Tanda titik dipakai: 1) Pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian Contoh: Kita sekarang memerlukan prabot rumah tangga: meja, kursi, dan lemari. Tidak dipakai jika rangkaian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Contoh: Kita sekarang memerlukan meja, kursi, dan lemari. 2) Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh: a) Ketua ujian
: Muhammad Arif
Sekretaris
: Sutina
Bendahara
: Putri Anugrah
b) Tempat sidang : Ruang PGSD lantai 3 Hari/tanggal
: Senin/17 Oktober 2016
Waktu
: 09.00
3) Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Contoh: Ibu : (melempar tas pakaian) “Ambil baju ini dan pergi!” Nina: “Baik, Bu.” (mengambil tas pakaian sambil menangis) Ibu : “Dasar anak tak tahu diri” (duduk di kursi) 4) Di antara jilid atau nomor halaman, di antara bab, ayat,judul dan anak judul, nama kota dan penerbit buku pada suatu karangan. Contoh: - Surah Yasin:7 - Tarigan. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
3
Pemakaian Tanda Koma Tanda koma dipakai: 1) di antara unsur-unsur dalam suatu perincian; Contoh: Saya membeli tempat tidur, lemari pakaian, dan meja belajar. 2) untuk memisahkan kalimat majemuk setara yang menggunakan kata tetapi; Contoh: Saya ingin cepat datang, tetapi jalan macet. 3) untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat; Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak ke lapangan karebosi. (saya tidak ke lapangan karebosi kalau hari hujan) 4) di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat ( jadi, akan tetapi, oleh karena itu, namun demikian, dll.); Contoh: Jadi, dia memang cerdas. Akan tetapi, belum banyak latihan 5) Untuk memisahkan kata seperti (o, ya, wah,aduh, kasihan) dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat. Contoh: O, begitu? Wah, bagus, ya! Aduh, sakitnya bukan main. 6) Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh: Kata ibu, “Saya bahagia sekali”. “Saya berbahagia sekali,” kata ibu, “karena kamu berhasil” 7) Di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contoh: Makassar, 11 Juni 2016 Bangkok, Thailand 8) di antara nama orang dan gelar akademik yang mengiutinya untuk membedakan dari singkatan nama keluarga; Contoh: - Drs. Abd. Halik, S.E., M.Pd. - Dra. Rosdiah S., S.Pd., M.Pd. 4
9) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh: Guru saya, Pak Yani, pandai sekali. 10) Untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Atas pertolongan Rina, Darmi mengucapkan terima kasih. 11) Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh: “Di mana pertandingan itu diadakan?” tanya Arif. Pemakaian Tanda Seru dan Tanda Tanya Tanda seru (!) Tanda seru dipakai untuk kalimat perintah dan kalimat yang menggambarkan emosi atau kesungguhan yang kuat, suara yang tinggi, dan sering menandai akhir suatu kalimat. a. Dipakai pada kalimat yang menyatakan perintah. Contoh: 1) Simpan HP dalam tasmu! 2) Pilihlah bus malam yang lebih nyaman! b. Dipakai pada kalimat yang menyatakan kesungguhan. Contoh: 1) Sungguh, Pak! saya tadi berjalan kaki ke sini! 2) Benar, Pak! uang saya tidak cukup untuk beli karcis! c. Kalimat yang menyatakan perasaan emosi. Contoh: 1) Celaka, jalan macet! 2) Aduh, rumah berantakan! Tanda Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya; Contoh:
-
Apakah dia sakit?
5
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB III KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB III KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA (MENYIMAK, BERBICARA, MEMBACA, DAN MENULIS) A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan Anda dapat memiliki keterampilan berbahasa Indonesia (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), dengan indikator 1) mengkategorikan menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa, 2) menegaskan keterampilan membaca di kelas rendah dan kelas tinggi, 3) menyimpulkan jenis-jenis membaca melalui sebuah kasus, B. Uraian Materi 1. Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa Hubungan Menyimak dengan Berbicara Kegiatan menyimak merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keterampilan berbahasa. Sebagaimana Tompkins dan Hoskisson (Aminuddin, 1997:71) disebut sebagai "most mysterious language process'. Dinyatakan demikian karena seseorang yang tampak dengan serius menyimak belum tentu memahami isi simakan. Sementara itu, menyimak sambil melakukan aktivitas lain, misalnya membaca, ternyata tidak mampu menanggapi secara tepat ketika ditanya. Di antara ketiga kegiatan, mendengar, mendengarkan, dan menyimak, maka taraf tertinggi adalah kegiatan menyimak. Dalam peristiwa menyimak sudah ada faktor kesengajaan. Faktor pemahaman merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Bahkan lebih dari itu, faktor perhatian dan penilaian pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak. Bila mendengar sudah tercakup dalam mendengarkan maka baik mendengar maupun mendengarkan sudah tercakup dalam menyimak. Peristiwa menyimak diawali dengan mendengarkan bunyi bahasa secara langsung atau melalui rekaman radio, telepon, atau televisi. Bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga kita diindentifikasi menjadi suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Jeda dan intonasi pun ikut diperhatikan oleh penyimak. Bunyi bahasa yang diterima kemudian ditafsirkan maknanya dan dinilai kebenarannya agar dapat diputuskan diterima tidaknya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa menyimak merupakan proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasikan, menafsirkan, menilai, 1
dan mereaksi terhadap makna yang termuat pada wacana lisan. Jadi, peristiwa menyimak pada hakikatnya merupakan rangkaian kegiatan penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Pada kenyataanya, peristiwa berbicara selalu dibarengi dengan peristiwa menyimak. Atau peristiwa menyimak pasti ada dalam peristiwa berbicara. Dalam kegiatan komunikasi keduanya secara fungsional tidak terpisahkan. Dengan demikian, komunikasi lisan tidak akan terjadi jika kedua kegiatan itu, yaitu berbicara dan menyimak, tidak berlangsung sekaligus atau tidak saling melengkapi. Dengan uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam komunikasi lisan pembicara dan penyimak berpadu dalam satu kegiatan yang resiprokal. Keduanya dapat berganti peran secara spontan, dari pembicara menjadi penyimak atau sebaliknya, dari penyimak menjadi pembicara. Dengan demikian, kegiatan berbicara dan menyimak saling mengisi atau saling melengkapi. Tujuan Menyimak Setiap orang tentu mempunyai tujuan dalam menyimak antara lain: Ada bertujuan agar dapat memeroleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara. Ada pula orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan. Ada pula yang menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai apa-apa yang disimaknya. Ada pula penyimak bermaksud untuk dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (misalnya: pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, perdebatan). Ada pula yang menyimak dengan maksud agar dia dapat mengomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. Menyimak dapat pula bertujuan agar dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti, mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa Asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli. Dapat pula dengan maksud agar dia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memeroleh banyak masukan berharga, untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan.
2
Jenis-Jenis Mendengarkan Tarigan (1981) membagi jenis mendengarkan atas dasar proses mendengarkannya dan diperoleh dua jenis mendengarkan yaitu (1) mendengarkan ekstensif, dan (2) mendengarkan intensif. Mendengarkan ekstensif ialah proses mendengarkan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: mendengarkan siaran radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Ada empat jenis kegiatan mendengarkan ekstensif yang meliputi mendengarkan sekunder, sosial, estetika, dan pasip. a) Mendengarkan sekunder Mendengarkan sekunder adalah proses mendengarkan yang terjadi secara kebetulan. Misalnya, seseorang sedang membaca suatu bacaan sambil mendengarkan percakapan orang lain, siaran radio, suara televisi, atau yang lainnya. b) Mendengarkan sosial Mendengarkan sosial adalah proses mendengarkan yang dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial atau di tempat umum seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, atau di tempat yang umum lainnya. c) Mendengarkan estetika Mendengarkan estetika atau mendengarkan apresiatif yaitu proses mendengarkan untuk menikmati dan menghayati keindahan misalnya; mendengarkan pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, lagu, dan yang sejenisnya. d) Mendengarkan pasif Mendengarkan pasif adalah proses mendengarkan suatu yang dilakukan tanpa sadar. Misalnya, kita tinggal di suatu daerah yang menggunakan bahasa daerah. Sedangkan kita sendiri menggunakan bahasa nasional. Setelah beberapa lama tanpa disadari kita dapat mampu menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemampuan menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan tanpa sengaja dan tanpa sadar. Tetapi, kenyataannya orang tersebut mampu menggunakan bahasa bahasa daerah dengan baik. Mendengarkan intensif adalah proses mendengarkan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan konsentrasi yang tinggi untuk menangkap, memahami, dan mengingat informasinya. Kamidjan dan Suyono, (2002: 12) menjelaskan ciri-cirinya sebagai berikut. Mendengarkan intensif
adalah mendengarkan pemahaman 3
yaitu proses
mendengarkan dengan tujuan untuk memahami makna pembicaraan dengan baik. Berbeda dengan mendengarkan ekstensif yang lebih menekankan pada hiburan, kontak sosial, dan sebagainya. Mendengarkan intensif memerlukan konsentrasi tinggi yaitu pemusatan pikiran terhadap makna pembicaraan. Cara yang dapat dilakukan agar kita dapat mendengarkan dengan konsentrasi yang tinggi adalah kita harus mampu menjaga pikiran agar tidak terpecah dan perasaan agar tenang, serta menjaga perhatian agar terpusat pada makna pembicaraan serta menghindari berbagai hal yang dapat mengganggu. Tahapan Mendengarkan Tarigan, (1991) menjelaskan tahapan-tahapan mendengarkan yaitu tahapan mendengarkan,
memahami,
menginterpretasi,
dan
tahap
mengevaluasi.
Tahap
mendengarkan merupakan tahap mendengarkan pembicaraan. Tahap memahami adalah tahap memahami isi pembicaraan. Tahap menginterpretasi adalah tahap menafsirkan isi yang tersirat dalam pembicaraan. Tahap mengevaluasi tahap menerima pesan, ide, dan pendapat yang disampaikan oleh pembicara yang selanjutnya menanggapinya. 2. Keterampilan Membaca di Kelas Tinggi dan Kelas Rendah Pengertian membaca Membaca merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa mulai sekolah dasar sampai sekolah lanjutan. Dengan memiliki kemampuan membaca, berbagai pengetahuan dapat diperoleh. Kemampuan membaca, seperti juga halnya dengan kemampuan berbahasa yang lain, dapat dimiliki melalui bimbingan dan latihan yang intensif. Latihan kemampuan membaca pada tingkat dasar sangat penting karena merupakan penanaman dasar membaca. Latihan dasar ini sangat menentukan kemampuan siswa dalam membaca lanjut. Davies (1997) memberikan pengertian membaca sebagai suatu proses mental atau proses kognitif yang di dalamnya seorang pembaca diharapkan bisa mengikuti dan merespon terhadap pesan si penulis. Dapat dikatakan bahwa membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan katakata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta menarik simpulan mengenai maksud bacaan. 4
Tujuan Membaca Pelajaran membaca di SD kelas rendah dan kelas tinggi memiliki perbedaan. Membaca permulaan yang diberikan di kelas I, II dan III bertujuan agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Mengupayakan agar siswa dapat mengenal dan membaca huruf demi huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat dengan lafal yang tepat dan lancar dan intonasi yang wajar. Pada awal bacaan hendaknya diberikan materi bacaan dengan memperhatikan pengenalan huruf secara bertahap (a, i, m, n.), (u, l, b), (o, d), (k, s), dan seterusnya), dan diupayakan menghindari bacaan yang terdapat huruf yang sulit dibaca anak, seperti: f, v, r, sy, ny, ng, dan str. Adapun membaca lanjut diberikan pada kelas III, IV, V, dan VI bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Keterampilan membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa tulis yang bersifat reseptif perlu dimiliki siswa SD agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Oleh karena itu, peranan pengajaran bahasa Indonesia khususnya pengajaran membaca di SD menjadi sangat penting. Peran tersebut semakin penting bila dikaitkan dengan tuntutan pemilikan kemahirwacanaan dalam abad informasi (Joni, 1995:5) Pengajaran bahasa Indonesia di SD yang bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis juga perlu diarahkan pada tercapainya kemahirwacanaan. Aspek-aspek keterampilan untuk membaca lanjut, untuk memahami isi bacaan ada bermacam-macam Syaf'ie (1994) menyebutkan empat tingkatan atau kategori pemahaman membaca, yaitu literal, inferensial, kritis, dan kreatif. Pembahasan mengenai tingkat pemahaman berikut mengacu pada Burns dan Roe sebagaimana diuraikan sebagai berikut. Pemahaman literal adalah kemampuan memahami informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Pemahaman literal merupakan pemahaman tingkat paling rendah. Walaupun tergolong tingkat rendah, pemahaman literal tetap penting, karena dibutuhkan dalam proses pemahaman bacaan secara keseluruhan. Pemahaman literal merupakan prasyarat bagi pemahaman yang lebih tinggi (Burns dan Roe, 1996:225). Pemahaman inferansial adalah kemampuan memahami informasi yang dinyatakan secara tidak langsung (tersirat) dalam teks. Memahami teks secara inferensial berarti memahami apa yang diimplikasikan oleh informasi-informasi yang dinyatakan secara eksplisit 5
dalam teks. Dalam hal ini, pembaca menggunakan informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks, latar belakang pengetahuan, dan pengalaman pribadi secara terpadu untuk membuat dugaan atau hipotesis. Pemahaman kritis merupakan kemampuan mengevaluasi materi teks. Pemahaman kritis pada dasarnya sama dengan pemahaman evaluatif. Dalam pemahaman ini, pembaca membandingkan informasi yang ditemukan dalam teks dengan norma-norma tertentu, pengetahuan, dan latar belakang pengalaman pembaca untuk menilai teks. Pemahaman kreatif merupakan kemampuan untuk mengungkapkan respon emosional dan estetis terhadap teks yang sesuai dengan standar pribadi dan standar profesional. Pemahaman kreatif melibatkan seluruh dimensi kognitif membaca karena berkaitan dengan dampak psikologi dan estetis teks terhadap pembaca. (Hafni, 1981) dalam pemahaman kreatif, pembaca dituntut menggunakan daya imajinasinya untuk memperoleh gambaran baru yang melebihi apa yang disajikan penulis. 3. Jenis Membaca di SD Jenis membaca berdasarkan tujuan membaca yang harus dicapai pada tiap kelas menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pandidikan BI SD, adalah: (1) membaca teknik, (2) membaca sekilas, (3) membaca memindai, (4) membaca intensif, (5) membaca cepat, dan (6) membaca indah. Membaca teknik Membaca teknis adalah jenis membaca yang dilakukan dengan bersuara. Jenis membaca ini biasa dilakukan pada kelas-kelas rendah dengan tujuan untuk melatih siswa menyuarakan lambang-lambang tertulis. Melalui kegiata ini siswa dilatih membaca dengan intonasi yang wajar, tekanan yang baik, lafal yang benar, dan pemakaian tanda baca.
6
Membaca Pemahaman/Membaca Dalam Hati Membaca merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memahami isi bacaan melalui kegiatan pengenalan kata demi kata atau kalimat demi kalimat. Durkin (1989: 7) membaca merupakan kegiatan mengenali kata-kata pengarang dan memahami isinya sesuai konteks yang ada. Untuk mencapai hal tersebut, pembaca perlu melakukan berbagai proses, seperti: (1) mengajukan dan atau menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan, (2) menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri, (3) meringkas bacaaan, (4) mengemukakan gagasan utama, (5) menentukan bagian yang menarik dalam cerita, (6) mengemukakan pesan cerita dan sifat pelaku, dan (7) memberi tanggapan. Membaca menurut Antony dkk (Miller, 1993: 283) bukan hanya sekedar melafalkan huruf demi huruf atau kata demi kata dalam wacana, melainkan suatu proses menyusun makna melalui interaksi yang dinamis antara pengetahuan pembaca yang dikuasainya dengan informasi yang ada dalam bahasa tulis dan konteks situasi membaca. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa membaca menuntut adanya interaksi aktif antara pikiran dengan bahasa pembaca dan antara pikiran dengan bahasa penulis yang dinyatakan dalam teks tertulis. Membaca Cepat Membaca cepat menurut sabarti (1999) adalah salah satu jenis membaca yang bertujuan agar siswa mampu memahami isi bacaan dalam waktu yang relatif cepat. Dengan demikian, membaca cepat pada dasarnya dapat dikatakan juga dengan membaca pemahaman, hanya saja dipercepat waktunya. Artinya, tanpa mengabaikan aspek pemahaman isi bacaan secara tepat, siswa dapat membaca suatu teks bacaan dalam waktu yang relatif singkat. Jadi, membaca cepat adalah salah satu bagian dari membaca pemahaman yang intinya mengharapkan siswa dapat membaca teks bacaan secara "cepat" dengan pemahaman isi yang tepat.
7
Teknik Membaca Cepat Macam-macam teknik membaca cepat terbagi dua yaitu: skiming dan skaning. Skiming adalah teknik untuk mencari gagasan pokok atau hal-hal penting yang ada dalam bacaan. Orang yang sedang membaca skiming berarti tidak harus membaca kata demi kata. Contoh skiming untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah buku teks sehingga dapat memutuskan apakah buku tersebut berguna dan perlu dibaca lebih pelan dan mendetail. Jadi, Skiming bisa dilakukan apabila: - Ingin mengenal topik bacaan - Melakukan penyegaran akan yang pernah dibaca - Mendapatkan bagian penting dari suatu bacaan - Sebagai penyegaran yang pernah dibaca - Mempersiapkan sebelum menyampaikan ceramah - dsb. Skanning adalah teknik membaca untuk memahami informasi dari suatu bacaan. Teknik ini biasanya dilakukan jika Anda telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang Anda cari sehingga berkonsentrasi mencari jawaban yang spesifik. Tujuan membaca ini yaitu ingin mengetahui isi keseluruhan sebuah buku secara cepat dan menyeluruh, sementara waktu yang tersedia sangat terbatas. Contoh: bila Anda menemukan buku yang menarik di perpustakaan. Sementara waktu Anda hanya 15 menit. Lalu buku itu Anda buka-buka secara keseluruhan dengan cepat ingin mengetahui isinya. Skaning dapat dilakukan bila: - Menemukan nomor tertentu pada direktori telepon. - Mencari arti kata dalam kamus. - Membaca daftar menu makanan di rumah makan - Membaca jadwal pelajaran - dsb. Membaca Sekilas Menurut Tarigan (1991) membaca sekilas adalah sejenis membaca yang dengan cepat membuat pandangan mata kita bergerak melihat, memerhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi. Dan semakin dipahami bila dikaitkan dengan pendapat Sudarso (1991) bahwa "membaca sekilas berarti mencari hal-hal penting dari bacaan itu, yaitu ide pokok dan detil yang penting".
8
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB IV TEORI DAN APRESIASI BAHASA INDONESIA
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB IV TEORI DAN APRESIASI SASTRA INDONESIA A. Kompetensi Dasar dan Indikator Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan Anda dapat memahami teori dan apresiasi sastra Indonesia dengan indikator 1) menganalisis jenis-jenis sastra Indonesia, 2) menentukan tema puisi, 3) melengkapi puisi yang rumpang, 4) mengubah puisi menjadi prosa. B. Uraian Materi 1. Jenis-jenis Sastra Indonesia/ Genre Sastra Karya sastra menurut genre atau jenisnya terbagi atas puisi, prosa, dan drama. Pembagian tersebut semata-mata didasarkan atas perbedaan bentuk fisiknya saja, bukan substansinya. Substansi karya sastra apa pun bentuknya tetap sama, yakni pengalaman kemanusiaan dalam segala wujud dan dimensinya. Berikut ini dipaparkan ketiga bentuk karya sastra tersebut. a. Puisi Pengertian Secara etimologis, puisi berasal dari bahasa Inggris, poetry "mencipta". Secara terminologis, puisi menurut W.Dunton adalah ekspresi yang konkret atau bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa yang emosional dan berirama. Penggunaan bahasanya berupa pengalaman bathin yang disusun secara khas pula. Susunan kata singkat dan padat, menggunakan majas untuk memperindah dari berbagai segi: makna, citraan, rima, ritme, nada, rasa, dan jangkauan simboliknya. Dari segi bentuknya kita mengenal puisi terikat dan puisi bebas. Puisi terikat dapat dikatakan sebagai puisi lama, puisi yang diciptakan oleh masyarakat lama, seperti pantun, syair,dan gurindam. Puisi lama merupakan puisi yang terikat oleh syarat-syarat, seperti jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik, pola rima dan irama, serta muatan setiap bait Sedangkan puisi baru, puisi bebas atau yang lebih dikenal sebagai puisi modern yang mulai muncul pada masa Pujangga Baru yang dipelopori oleh Chairil Anwar yang disebut angkatan 45. Puisi modern merupakan bentuk pengucapan puisi yang tidak menginginkan pola-pola estetika yang kaku atau patokan-patokan yang membelenggu kebebasan jiwa penyair. Dengan demikian, nilai puisi modern dapat dilihat pada keutuhan, 1
keselarasan, dan kepadatan ucapan, dan bukan terletak pada jumlah bait dan larik yang membangunnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa puisi merupakan pengungkapan pikiran dan perasaan dengan kata-kata yang terbatas jumlahnya serta dengan bahasa yang emosional dan berirama. Unsur-unsur puisi Unsur-unsur puisi terbagi atas unsur lahiriah (struktur fisik puisi) dan unsur batiniah (struktur bati). Unsur lahiriah yaitu: rima atau irama adalah persamaan bunyi yang terdapat pada puisi, baik pada awal, tengah, atau pada akhir baris puisi. Imaji merupakan suatu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi seperti perasaan, penglihatan, dan pendengaran. Diksi yaitu pemilihan beberapa kata yang dilakukan penyair dalam karyanya. Kata konkret adalah kata yang dapat ditangkap dengan menggunakan indra yang memungkinkan menculnya imaji. Gaya bahasa yang dapat menghidupkan efek serta menimbulkan konotasi tertentu. Tipografi adalah bentuk puisi yang tepi kanan dan kiri tidak dipenuhi kata, tidak selalu dimulai dengan huruf besar pada setiap baris serta tidak diakhiri tanda titik. Unsur batiniah yaitu: tema atau makna baik tiap kata atau makna keseluruhan. Rasa merupakan sikap penyair terhadap suatu pokok permasalahan yang ada dalam puisi, Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya serta nada berhubungan dengan tema dan rasa. Amanat merupakan pesan yang akan disampaikan penyair kepada pembaca. Menentukan Makna Puisi Pemahaman makna puisi bila memaknai secara literal, pengertian tersirat, dan nilai kehidupan. Makna literal merupakan makna yang digambarkan oleh kata-kata dalam puisi seperti lazim dipersepsikan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan perbandingan atau metafora aku layaknya atau bagaikan binatang jalang. Menentukan Tema Puisi Tema puisi merupakan dasar atau kokok pikiran/perasaan di dalam penulisan suatu puisi. Tema puisi dapat diketahui melalui hubungan kata-kata yang semakna yang ada di dalamnya.
2
Contoh menentukan tema puisi: SAAT ITU Saat mentari mulai terbit Itulah awal Aku mengenalmu dalam buku Saat raja siang membakar Itulah awal Aku bersamamu Saat hujan turun dengan lebat Itulah saat Aku mengkhawatirkanmu Saat bintang bertabur dan bulan tersenyum Itulah saat Aku memikirkanmu Saat malam semakin larut Saat itulah aku merasa takut untuk kehilangan dirimu Sumber: soal ujian Nasional Bahasa Indonesia SMP/MTs. Pembahasan Kata yang berulang dan semakna adalah sebagai berikut: a. Kata-kata penunjuk waktu adalah: pagi, siang, dan malam. b. Kata-kata penunjuk kepada sikap perhatian yaitu: mengenalmu, bersamamu, mengkhawatirkanmu, memikirkanmu, takut kehilanganmu. Dengan demikian berdasarkan kata-kata itu, puisi tersebut menunjukkan seseorang yang sangat perhatian/ kesetiaan pada sesuatu (apakah orang ataupun benda). Melengkapi Puisi yang Rumpang Puisi rumpang adalah bagian dari suatu puisi yang hilang dan biasanya dijadikan sebagai latihan dalam menulis puisi bagi siswa. Silakan Anda perhatikan puisi lama berikut: Kalau ada jarum yang patah Jangan disimpan di dalam laci Kalau ada kata yang salah Jangan disimpan di dalam hati Puisi di atas adalah salah satu bait puisi lama dalam bentuk pantun. Apabila Anda akan menulis puisi lama dengan bentuk demikian, syarat-syarat yang harus Anda patuhi adalah jumlah larik dalam setiap baitnya harus berjumlah empat, jumlah suku kata dalam 3
setiap lariknya harus antara delapan dan dua belas, rimanya mesti berpola a-b-a-b (larik ke-1 dan larik ke-3 mesti sama, demikian juga larik ke-2 dan larik ke-4), dan dua larik pertama mesti memuat sampiran. Adapun dua larik terakhir mesti memuat isi, makna, amanat, atau pesan pantun. Penyebutan puisi lama disebabkan adanya fenomena puisi setelahnya yang dianggap baru. Namun, yang lebih perlu Anda pahami adalah bahwa puisi lama merupakan pancaran masyarakat lama atau warisan budaya nenek moyang kita yang masih hidup dalam tradisi lisan. Bentuk lainnya yang juga termasuk puisi lama adalah bidal, gazal, gurindam, mantra, masnawi, nazam, kithah, rubai, seloka, syair, talibun, dan teromba. Contoh puisi lama (pantun) yang rumpang di bawah ini: Jalan-jalan ke Mall (...). Janganlah sampai lupa (...). Jika pandai menanam budi Kelak akan dikenang orang Contoh puisi baru yang rumpang adalah sebagai berikut: Pagiku hilang sudah membayang Hari mudaku sudah pergi Sekarang petang datang membayang (...) Mengubah Puisi Menjadi Prosa (Parafrasa Pusi) Parafrasa adalah pengungkapan kembali suatu tuturan bahasa dalam bentuk bahasa lain tanpa mengubah pengertian. Pengungkapan kembali bertujuan untuk menjelaskan makna yang tersembunyi. Cara membuat parafrasa adalah pertama-tama hendaklah memahami puisi. Untuk memahami puisi beberapa langkah yang harus dilalui dengan seksama. Langkah-langkah tersebut adalah : (1) membaca puisi secara berulang-ulang, (2) memahami arti lugas katakata tiap larik dan bait, (3) menambahkan kata-kata untuk memperjelas hubungan makna kata dalam larik dan bait, (4) memahami makna symbolik/konotatif, (5) memparafrasekan tiap bait, (6) merumuskan makna utuh, (7) mengungkapkan amanat puisi. Contoh parafrase puisi menjadi prosa adalah sebagai berikut:
4
DOA Chairil Anwar Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namamu Biar susah sungguh Mengingat kau penuh seluruh Cahayamu panas suci Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di pintumu aku mengetuk Aku tak bisa berpaling.
Tuhanku Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, di tengah malam yang sunyi hening ini, aku duduk dalam keadaan termangu lalu secara serta merta aku menyebut nama-Mu, berzikir dengan asma-Mu sembari mengingat segala dosa dan nista yang telah mewarnai setiap langkah kehidupanku di masa lalu. Kehidupanku sungguh gelap gulita, pelita hatiku seakan padam. Betapun gelapnya hidupku dan hatiku; namun aku tetap berikhtiar sekuat tenaga untuk mengingat asma-Mu Yang Maha Agung, sekalipun hal itu kulakukan dengan perjuangan batin yang sangat berat. Dengan mengingat kepada-Mu, aku merasakan bagaikan ada cahaya panas yang terpancari dari-MU, dan cahaya membakar dan menghanguskan segala dosa dan nista yang telah membeku dalam jiwa ragaku secara sedikitdemi sedikit. Hal seperti tak pernah terlupa mengingat-Mu setiap hari dan malam, dan akhirnya muncul kembali titik suci bersih dalam relung qalbuku, yang sebelumnya bagaikan kerdip lilin yang akan mati karena ditiup angin di tengah kelamnya malam yang sunyi sepi.
5
Ya Tuhan, aku kini telah menyadari dan menyesali segala perbuatanku yang selalu melanggar perintah dan larangan-Mu. Penyesalan itu muncul karena kurasakan jiwaku kering kerontang, sengsara tiada tara, dan terasa hancur berkeping-keping, remuk, dan hanya dengan ampunan-Mu dan rahmah-rahim-Mu yang dapat mempersatukan kembali seperti fitrah-Mu semula. Pada akhir hayatku ini, baru aku sering mengingat dan memohon ampun atas segala dosa yang telah kuperbuat di masa lalu, dengan demikian aku merasakan diriku bagaikan mengembara di negeri asing, negeri yang tak kukenal, negeri yang dihuni oleh manusia yang berprilaku yang keji dan kejam daripada setan-iblis. Olehnya itu, Ya Allah Yang Maha Pemberi Hidayah dan taufik, kiranya Engaku melimpahkan taufik dan hidayahMu agar aku bisa keluar dari negeri yang pernah onar dan nista ini. Ya Allah Yang Maha Pengampun atas segala dosa, kini aku datang bersimpuh dipangkuan kemuliaanmu, mengetuk di pintu ampunan-Mu. Karena aku menyadari dengan seyakin-yakinnya bahwa hanya dengan kasih sayang-Mu dan mapunan-Mu, aku dapat selamat menjalani hidup dan kehidupan di dunia fana ini. oleh karena itu, aku berjanji kepada-Mu bahwa aku tak akan berpaling kembali melakukan dosa-dosa seperti masa silam. Aku benar-benar sadar dan hanya ingin berbakti dan menjalankan perintah dan mejauhi larangan-Mu semata. b. Prosa Contoh parafrase puisi di atas adalah salah satu contoh prosa. Karangan prosa merupakan jenis karya sastra dengan ciri-ciri antara lain (1) bentuknya yang bersifat penguraian, (2) adanya satuan-satuan makna dalam wujud alinea-alinea, dan (3) penggunaan bahasa yang cenderung longgar. Bentuk ini merupakan rangkaian peristiwa imajinatif yang diperankan oleh pelaku-pelaku cerita, dengan latar dan tahapan tertentu yang sering disebut dengan cerita rekaan. Unsur-unsur cerita rekaan antara lain sebagai berikut (a) tokoh dan penokohan, (b) alur, (c) latar, (d) tema, (e) amanat, (f) sudut pandang, (g) dan gaya bahasa, yang semuanya saling berhubungan sehingga membentuk satu cerita yang utuh.
6
Pembagian bentuk prosa seperti yang dikemukakan oleh H.B.Yassin adalah cerpen, novel, dan roman. Menurutnya, cerpen adalah cerita fiksi yang habis dibaca dalam sekali duduk. Novel adalah cerita fiksi yang mengisahkan perjalanan hidup para tokohnya dengan segala liku-liku perjalanan dan perubahan nasibnya. sedangkan roman adalah cerita fiksi yang mengisahkan tokoh-tokohnya sejak kanak-kanak sampai tutup usia. Namun, sekarang ini istilah roman sudah jarang digunakan karena dianggap sama dengan novel. Unsur-unsur pembangun karya sastra biasa disebut dengan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Menurut Jakob Sumardjo (1986) yang dimaksud dengan unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang berasal dari dalam karya sastra itu sendiri, seperti: tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa. Sementara itu, unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berasal dari luar karya sastra, misalnya sosial, budaya, ekonomi, politik, agama, dan filsafat. Faktor ekstrinsik tidak menjadi penentu yang menggoyahkan karya sastra. Beberapa kegiatan yang telah kita lakukan dalam menulis puisi dapat pula kita manfaatkan juga untuk kepentingan menulis prosa, khususnya cerpen. Kegiatan yang dimaksud adalah mendeskripsikan objek konkret secara emotif dan menulis cerpen berdasarkan tokoh dalam sejarah, mitologi, atau karya sastra lainnya. Menulis prosa pun dapat kita lakukan dengan cara memperhatikan konvensi yang terdapat dalam sebuah karya prosa. Jika cara ini yang kita pilih, maka Anda harus memerhatikan hal-hal berikut. a. Tentukanlah tema cerita berdasarkan persoalan yang Anda kuasai, kemudian konkretkan tema tersebut dengan judul yang menarik dan sesingkat mungkin, misalnya tidak lebih dari lima kata. b. Sadarilah bahwa cerita yang konvensional selain menyertakan judul dan pengarangnya harus juga dilengkapi aspek formal cerpen lainnya, yaitu adanya narasi dan dialog tokoh. c. Kembangkanlah tema ke dalam unsur-unsur cerita, seperti fakta cerita (alur, tokoh, dan latar), sarana cerita (sudut pandang, penceritaan, dan gaya bahasa). d. Padukanlah unsur-unsur cerita dengan memerhatikan kaidah alur, yaitu peristiwa disusun secara logis dan kronologis, menghadirkan suspense ‘rasa ingin tahu’ membuat surprise ‘kejutan’ dan menjalin seluruh unsur cerita sehingga tampak utuh.
7
c. Drama Semi (1988) menyatakan bahwa drama adalah cerita atau tiruan perilaku manusia yang dipentaskan. Jadi tujuan penulisan drama adalah untuk dipentaskan. Oleh karena itu drama memiliki dua aspek esensial, yakni aspek cerita dan aspek pementasan yang berhubungan dengan seni lakon atau teater. Drama sebenarnya memiliki tiga dimensi, yakni (1) sastra, (2) gerakan, dan (3) ujaran. Oleh karena itu, naskah drama tidak disusun khusus untuk dibaca seperti cerpen atau novel, tetapi lebih daripada itu dalam penciptaan naskah drama sudah dipertimbangkan aspek-aspek pementasannya.
8
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB I GEJALA ALAM BIOTIK DAN ABIOTIK
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB I GEJALA ALAM BIOTIK DAN ABIOTIK A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah unit ini diharapkan peserta dapat mengetahui gejala alam baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun idikator Pencapaian kompetensi (IPK) sebagai berikut: 1. Menelaah beberapa gejala alam biotik. 2. Merancang penelitian tentang gejala alam biotik. 3. Melakukan observasi beberapa gejala alam biotik. 4. Menyusun laporan hasil observasi beberapa gejala alam biotik. 5. Menilai hasil observasi beberapa gejala alam biotik. 6. Menelaah beberapa gejala alam abiotik. 7. Merancang penelitian tentang gejala alam abiotik 8. Melakukan observasi beberapa gejala alam abiotik. 9. Menyusun laporan hasil observasi beberapa gejala alam abiotik. 10. Menilai hasil observasi beberapa gejala alam abiotik B. Uraian Materi 1. Gejala Alam Biotik Pernakah Anda berpikir mengapa ada disiplin ilmu tertentu? Mengapa ada yang disebut Ilmu Pengatuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan bidang ilmu lainnya? Tuhan memberi karunia pada manusia berupa naluri dan kemampuan berpikir, yang dengan kemampuan berpikirnya, manusia selalu berusaha mengetahui segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Pengetahuan yang diperoleh dapat dikomunikasikan dengan orang lain dan keturunannya. Pengetahuan-pengetahuan itu akhirnya terkumpul membentuk suatu disiplin ilmu. Kita sadar semua sadar bahwa manusia tidak akan dapat hidup sendiri, melainkan hidup berdampingan dan saling berinteraksi dengan lingkungan.
1
Mari kita perhatikan gambar berikut ini:
Sumber:www.ipapedia.web.id/2015/09/gejala-alam-biotik-dan-abiotik.html
Apa saja yang dapat anda dapat amati dari gambar tersebut? Kita akan sepakat bahwa paling kurang ada dua kelompok yang bisa diamati yakni kelompok makhluk yang hidup (lingkungan biotik) dan kelompok makhluk yang tak hidup (lingkungan abiotik). Jika dicermati lebih jauh maka Anda akan melihat pada gambar ada bahwa yang termasuk lingkungan biotik adalah pohon, rerumputan, dan rusa. Sedangkan yang termasuk lingkungan abiotik adalah tanah, air, dan batu-batuan. Isilah tabel berikut ini: Tabel 1. Contoh lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. No.
Lingkungan Biotik
No.
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
Lingkungan Abiotik
Komponen biotik dan kemponen abiotik mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat kita amati. Ciri-ciri tersebut disebut gejalan alam yang berdasarkan objeknya, gejala alam dapat dibedakan menjadi dua gejala alam biotik dan gejala alam abiotik. Gejala alam biotik meliputi hal-hal yang berkaitan dengan makhluk hidup, misalnya metamorfosis serangga, fotosintesis, penyerbukan, pertumbuhan makhluk hidup, dan lain-lain. Gejala alam biotik hanya dimiliki atau dapat dilakukan oleh makhluk hidup, sehingga merupakan ciri-ciri makhluk hidup. 2
Perhatikan gambar-gambar berikut ini, ciri apakah yang diperlihat-kan pada setiap gambar. Setiap gambar memperlihatkan salah satu ciri yang dimiliki makhluk hidup. 1. ......................................................... 2. ......................................................... 3. ......................................................... 4. ......................................................... 5. .........................................................
Sumber: Daniel, Keskel, dan Siegel (Focus on Life Science,1987, h.89)
Jika Anda cermat melihatnya maka akan menemukan
gejala-gejala
alam
biotik
(cocokkan dengan hasil yang anda peroleh) sebagai berikut:
a. Memerlukan makanan b. Bernapas (respirasi) c. Bertumbuh/berkembang d. Gerak e. Reprodukasi
2.
Gejala Alam Abiotik Gejala alam abiotik berkaitan dengan sifat fisik dan kimia di luar makhluk hidup,
contohnya hujan, pelapukan, erosi, ledakan, dan sebagainya. Beberapa karakteristik atau sifat gejala alam abiotik antara lain sebagai berikut.
a. Wujud
b. Bentuk
c. Warna
d. Ukuran
e. Bau
f. Rasa
g. Tekstur
3
Selanjutnya kita perhatikan salah satu komponen abiotik, seperti air. Air akan mengalami gejala alam berupa menerima suhu tinggi sehingga terjadi penguapan yang menjadi awan. Apabila awannya sudah terkumpul, penurunan suhu akan menimbulkan pengembunan. Pengembunan akan mengubah awan kembali menjadi air melalui hujan. Dengan demikian, gejala alam yang diterima oleh air terdiri dari penaikan suhu, penguapan, terbentuk awan, penurunan suhu, pengembunan, hujan, dan kembali menjadi air.
Gambar: Contoh Gejala Alam Abiotik pada Air Kita dapat menemukan banyak contoh lain gejala alam abiotik di sekitar lingkungan kita. Beberapa di antaranya antara lain terjadinya gunung meletus, tsunami, hujan, kemarau, dan terjadinya angin.
Indonesia dikenal memiliki banyak gunung berapi, coba dsikusikan dalam kelompok apa keuntungan dan kekurangan gunung berapi? Alasan ilmiah apa yang menjadikan masyarakat sekitar gunung berapi enggan meninggalkan desa mereka? 3.
Interaksi Peristiwa Alam Biotik dan Abiotik Saling mempengaruhi antara alam biotik dan abiotik biasa disebut juga saling
ketergantungan. Banyak hal dalam kehidupan nyata sehari-hari yang menunjukkan saling pengaruh tersebut. Biji yang kita yang diletakkan di atas tanah merupakn calon untk untuk
4
menjadi mahkluk hidup (biotik), akan tetapi apakah bisa bertumbuh atau mati sangat ditentukan oleh faktor abiotik di lingkungannya. Jika temperatur sesuai dan tanah tempatnya berada cukup subur maka biji akan tumbuh menjadi tanaman baru. Keadaan akan berbeda jika temperatur sangat panas atau sangat dingin serta tanah yang gersang maka kemungkinan biji tidak akan tumbuh dengan baik. Nah..anda tahu bahwa temperatur dan tanah adalah faktor abiotik sedangkan biji adalah faktor biotik. Dalam hal ini faktor abiotik sangat berpengaruh terhadap faktor alam biotik. Sebaliknya, tidak jarang faktor biotik mempengaruhi alam biotik. Pernakah anda melihat batu kerikil yang banyak di sungai? Batu-batu kerikil diolah dijadikan campuran semen untuk membuat beton yang kuat. Manusia sebagai faktor biotik dapat menjadikan alam biotik berubah dan seringkali berdampak kembali kepada alam biotik. Terjadinya longsor yang mengerikan dibeberapa daerah disebabkan karena manusia (biotik) tidak memperlakukan secara bijak gunung yang sudah tandus (abiotik). Amati gambar biji yang sedang berkecambah di bawah ini. Bagian yang dekat dengan ujung akar akan memanjang lebih cepat karena disamping terjadi pertambahan jumlah sel juga terjadi pembentangan sel-sel di bagian tersebut.
Sumber: Haryanto (Sains, SD Kelas II, 2004, h.21).
Pertumbuhan dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor baik faktor abiotik maupun faktor biotik . Diskusikan dalam kelompok dan tuliskan hasil diskusinya pada kolom yang tersedia.
5
Tugas: Perhatikanlah gambar di samping. Idebtifikasi faktor-faktor biotik dan abiotik yang ada dan diskusikan bagaimana terjadinya interaksi antara abiotik dan biotik. Buat kesimpulan, mengapa berteduh dibawah pohon terasa sejuk di siang hari.
Sumber: Slesnick,dkk.,(Biology, 1988,h.655) Selanjutnya, silahkan Anda mengisi tabel berikut ini dan tentukan faktor apa yang lebih berpengaruh dalam interaksi biotik dan abiotik. Berikan tanda centang (V) pada kolom yang sesuai. Tabel 2. Pengaruh Alam Biotik dan Biotik
Biotik Abiotik Biotik Abiotik Abiotik Biotik Biotik Abiotik
No. Gejala/ Peristiwa Aalam 1 2
Lumut tumbuh dibatuan sehingga terjadi pelapukan Fotosintesis pada tumbuhan
3
Respirasi pada manusia
4
Respon tumbuhan terhadap cahaya
5
Metamorfosis pada kupu-kupu
6
Perkarataan pada besi
7
Pengendapan lumpur di sungai
8
Mentega yang mencair
9
Benalu tumbuh di pohon lain
4. Mengamati Peristiwa Alam Biotik dan Abiotik Lalu kapan dan di mana kita bisa melakukan pengamatan gejala alam? kita dapat melakukan di mana saja dan kapan saja (pengamatan di alam). Namun demikian ada pula pengamatan yang harus dilakukan di tempat khusus (laboratorium). Anda bisa melakukan pengamatan untuk meneliti gejala alam biotik. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan dapat
6
dipertanggung jawabkan maka digunakanlah langkah ilmiah yang sering disebut metode Ilmiah (Scientific Methods) Metode ilmiah mulai digunakan Aristoteles ribuan tahun lalu, bertumpu pada metode deduktif, sampai pada masa Francis Bacon pada abad ke 17 yang mengembangkan metode keilmuan yang bertumpu pada metode induktif. Menurut Bacon, logika tidak cukup untuk menemukan kebenaran dan dapat menimbulkan penyimpangan dari keadaan yang sebenarnya (Cain, 1986). Perkembangan keilmuan masa kini adalah gabungan antara metode deduksi dan metode induksi. Para peneliti dapat menggunakan metode induksi untuk menghubungkan antara apa yang diamati, hasil pengamatan, dan hipotesis yang diajukan. Selanjutnya, secara deduktif hipotesis dihubungkan dengan pengetahuan yang ada untuk melihat kesesuain inplikasinya. Hipotesis diuji melalui serangkaian data yang dikumpulkan melalui observasi dan eksperimen untuk menguji sah atau tidaknya hipotesis tersebut secara empiris (Sarkim, 1998). Metode keilmuan masa kini adalah perpaduan antara observational and theoretical. Sedangkan, Horner dan Hunt (Sarkim, 1998) menyatakan bahwa metode keilmuan itu adalah perpaduan antara rasionalisme dan emperisme, dengan kerangka dasar dalam enam langkah, yaitu (a) menyadari adanya masalah dan merumuskan masalah, (b) mengumpulkan data yang relevan melalui pengamatan, (c) menyusun atau mengklasifikasi data, (d) merumuskan hipotesis, (e) deduksi hipotesis, dan (f) tes dan pengujian kebenaran hopotesis. Model-model lain metode keilmuwan (scientific methods) dikemukakan banyak ahli. Urutan langkah yang dikemukakan meng-gunakan istilah yang sedikit berbeda tetapi pada hakikatnya tujuannya adalah sama. Goodman,et.al. (1986) menggunakan langkah: (a) mendefenisikan masalah, (b) mengumpulkan informasi yang sesuai, (c) menyusun hipotesis, (d) menguji hipotesis, (e) merekam dan menganalisis data, dan (f) menarik kesimpulan. Sedangkan, Slesnick, et.al (1988) memulai langkah dengan melakukan pengamatan dan mengumpulkan fakta, kemudian menyusun hipotesis untuk menjelaskan pengamatan dan merencanakan percobaan terkontrol untuk menguji hipotesis. Selanjutnya, melaksanakan dan mengevaluasi percobaan serta menguji ulang hipotesis jika perlu, dan langkah terakhir menarik kesimpulan. Langkah yang lebih sederhana termasuk pelaporan digambarkan oleh 7
Gega (1986) sebagai berikut: pertanyaan pengamatan hipotesis percobaan kesimpulan. Penerapan dalam proses pembelajaran di kelas, (Bundu, 2010) mengemukakan bahwa untuk lebih teraturnya pembelajaran IPA khususnya dalam percobaan sederhana dapat diurutkan langkah sebagai berikut: 1) Pangantar/ Deskripsi singkat 2) Penyampaian tujuan percobaan 3) Menetapkan langkah percobaan 4) Pelaksanaan percobaan (kerja kelompok) 5) Kesimpulan/ Konfirmasi hasil percobaan Berikut ini contoh pengamatan dan percobaan sederhana yang memperlihatkan gejala alam biotik. Untuk memudahkan disajikan dalam bentuk pendekatan inkuiri tipe terbimbing model “cook book” (buku resep).
Mengamati Pengaruh Latihan pada Denyut Jantung Pendahuluan Latihan menjadikan kebutuhan energi bagi otot meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan energi otot memerlukan oksigen dan zat makanan. Ketika otot menggunkanan energi dalam jumlah banyak, maka pernapasan, denyut nadi/ jantung, dan tekanan darah akan mengalami perubahan karena harus bekerja lebih cepat untuk memenuhi kebetuhan energi tersebut Tujuan Untuk mengukur jumlah denyut nadi/ jantung dalam keadaan diam, dan membandingkannya dalam keadaan sesudah latihan. Alat dan Bahan Arloji dengan ukuran detik atau Stowatch Prosedur Kegiatan a. Bekerjalah secara berpasangan dan bergantian melakukan pengukuran. b. Ukurlah denyut jantung (nadi) pasangan Anda sementara dia duduk dengan tenang. Untuk kegiatan ini, letakkan dua jari pada bagian dalam pergelangan teman Anda dan cari letak denyut nadi.
8
c. Hitunglah berapa denyutan dalam 15 detik. Ulangi sampai tiga kali, hitung rataratanya, kemudian kalikan dengan 4 untuk mendapatkan jumlah denyutan dalam satu menit. Ulangi sampai tiga kali. Lakukan kegiatan yang sama secara bergantian. Catat hasil pengamatan Anda. Hasil Denyut Nadi/Jantung Teman Anda (Diam) Pengukuran
15 dtk I
15 dtk II
15 dtk III
Rerata Jml/mnt
15 dtk III
Rerata Jml/mnt
I II III Rata-Rata Hasil Denyut Nadi/Jantung Anda (Diam) Pengukuran 15 dtk I I
15 dtk II
II III Rata-Rata Lari-lari ditempat selama 5 menit. Kemudian ukurlah seperti pada langkah pertama, kedua dan ketiga. Hasil Denyut Nadi/Jantung Teman Anda (Latihan) Pengukuran
15 dtk I
15 dtk II
15 dtk III
Rerata Jml/mnt
I II III Rata-Rata Hasil Denyut Nadi/Jantung Anda (Latihan) Pengukuran
15 dtk I
15 dtk II
I II III Rata-Rata 9
15 dtk III
Rerata Jml/mnt
Petanyaan/ Kesimpulan 1. Buatlah grafik data dari hasil pengukuran yang Anda lakukan! 2. Mengapa harus mengukur denyut nadi sebelum melakukan latihan? 3. Buatlah laporan hasil percobaan tentang pengaruh latihan terhadap denyut jantung, dan hubungannya dengan tekanan darah. Kita tentu sepakat bahwa hasil percobaan atau kegiatan ilmiah yang dilakukan harus dilaporkan sebagai pertanggung jawaban secara ilmiah. Pola laporan yang paling sederhana adalah: 1) Kata Pengantar 2) Pendahuluan 3) Pembahasan 4) Penutup
10
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB II KONSEP DAN HUKUM IPA DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB II KONSEP DAN HUKUM IPA DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN SEHARI-HARI A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Pada akhir pembelajaran diharapkan peserta mampu memanfaatkan konsep-konsep dan hukum-hukum ilmu pengetahuan alam dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari. Adapun indikator pencapaian kompetensi (IPK) sebagai berikut. 1. Menerapkan ilmu pengetahuan alam dengan cara ikut menjaga, lingkungan alam sekitar. 2. Meningkatkan perawatan/pemeliharaan lingkunan alam sekitar. 3. Menerapkan ilmu pengetahuan alam dengan cara ikut mengelola lingkungan alam. 4. Menerapkan ilmu pengetahuan alam dengan cara ikut melestarikan lingkungan alam 5. Menciptakan ide-ide untuk memperbaiki lingkungan alam sekitar. 6. Menganalisis hukum-hukum ilmu pengetahuan alam yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 7. Menerapkan hukum-hukum ilmu pengetahuan alam melalui contoh yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. B. Uraian Materi 1.
Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Kehidupan manusia tidak terlepas dilepaskan dengan air dan udara. Air merupakan zat
yang paling penting dalam kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Udara bersih merupakan salah satu kebutuhan penting bagi manusia. Tanpa udara kita tidak bisa hidup. Salah satu unsur dalam udara yang diperlukan oleh manusia adalah oksigen (O2). Manusia menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Tumbuhan melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan oksigen.
1
Mari kita berlatih dan menganalisis siklus air dalam kehidupan kita dan bagaimana kita berusaha untuk menghemat air (Usaid, 2014). Siklus Air 1) Disediakan potongan-potongan konsep tentang siklus air: titik air hujan, awan, laut, daratan, angin, uap air, sungai, matahari. TITIK AIR HUJAN
AWAN
LAUT
DARATAN
ANGIN
UAP AIR
SUNGAI
MATAHARI
2) Susun potongan konsep tersebut menjadi sebuah siklus air. Tambahkan tanda panah untuk menunjukkan arah siklus tersebut! 3) Berikan penjelasan siklus air dan menjelaskan prosesnya dengan kata-kata sendiri.
Siklusi Air di Alam .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... ............................... Penghematan Air Coba diskusikan pemanfaatan air dalam kehidupan sehari-hari. Berapa banyak jumlah air yang diperlukan setiap hari? Sangat banyak bukan, apalagi jika kita tidak hemat dalam pemakaian air. Bagaimana tindakan yang dapat dilakukan untuk menghemat air di rumah, di sekolah, dan di masyarakat? Tabel. 2.1. Tindakan Penghematan Air No
Tempat
1
Rumah.
2
Sekolah/kampus
3
Lingkungan masyarakat
Tindakan Penghematan Air
... 2.
1
Menjaga Keseimbangan Lingkungan1
Sumber: Usaid Prioritas, 2014. Curricula and Material for Primary School. Jakarta: USAID
2
Lingkungan adalah suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peran yang lebih kompleks. Menurut Programme on Flood Management (2006), lingkungan terdiri unsurunsur, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan keterkaitan antara unsurunsur tersebut. a.
Upaya Pelestarian Lingkungan Perhatikan gambar-gambar berikut, galilah informasi melalui eksplorasi gambar secara cermat
www.mutiadra.blogspot.com www. anangsupriady.blogspot.com
Apa yang dilakukan siswa Sekolah Dasar di atas? Mengapa penting
Apa fungsi dari hutan bakau?
Rangkailah kedua gambar tersebut menjadi sebuah narasi yang lebih bermakna.
Narasi :
3
Percobaan Konservasi Tanah
Judul Percobaan
: Praktikum Konservasi Tanah
Tujuan Percobaan
:
Mengetahui fungsi pohon sebagai penyimpan air Alat dan Bahan
:
1. tiga wadah besar berukuran sama (dapat memanfaatkan botol air mineral bekas berukuran 1,5 liter) 2. tiga wadah dengan volume 500 ml 3. tanah untuk mengisi ketiga wadah tersebut 4. Tanah yang di tumbuhi rumput 5. Serasah 6. Air 1 liter 7. Gunting Prosedur Kerja 1. Wadah pertama isi dengan tanah yang ditumbuhi rumput, wadah kedua isi dengan tanah bercampur serasah, dan wadah ketiga diisi tanah saja 2. Bagi dua wadah 500 ml kemudian lubangi ujungnya setelah itu pasang benang sehingga botol bisa digantung 3. Tuangkan air kedalam wadah yang telah dipotong di ujung wadah berukuran 1,5 liter 4. Tuang air di masing-masing wadah secara perlahan sebanyak 100 ml. 5. Amati tingkat kekeruhan air yang telah ditampung dibagian bawah wadah 6. Untuk lebih memahami langkah percobaan dapat dilihat gambar di bawah ini.
Gambar.3.5 Percobaan Konservasi Tanah (www.jevuska.com)
4
Setelah melakukan praktikum konservasi tanah, diskusikanlah: 1) Apa yang terjadi ketika kita mengalirkan air ke dalam ketiga wadah tersebut? 2) Dari ketiga wadah, mana yang memiliki air yang lebih banyak dan jernih? 3) Apa pendapat anda tentang fungsi dari tanaman rumput di wadah 1? 4) Diskusikan mengapa terjadi banjir bandang serta bagaimana cara mengantisipasinya. b. Produk Ramah Lingkungan Masalah lingkungan adalah berbicara tentang kelangsungan hidup (manusia dan alam). Melestarikan lingkungan sama maknanya dengan menjamin kelangsungan hidup manusia dan segala yang ada di alam dan sekitarnya. Sebaliknya, merusak lingkungan hidup, apapun bentuknya merupakan ancaman serius bagi kelangsungan hidup alam dan segala isinya, tidak terkecuali manusia. Sikap ramah lingkungan harus tumbuh dari diri kita sendiri, kita harus sadar bahwa “saya adalah bagian dari lingkungan”. Perhatikan tabel berikut ini yang berisikan produk/bahan dan aktivitas ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan yang sering digunakan dalam kehidupan sehari–hari! Kemudian isilah kolom-kolom bagian kanan yang sesuai dengan karakteristik produk atau bahan di kolom sebelah kiri. Presentasi hasil kerja kelompok dan kelompok lain memberikan tanggapan. Tabel.2.2 Produk/Bahan dan Aktivitas ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan No
Produk/bahan
Ramah Lingkungan Ya
1.
Daun pisang pem-bungkus makanan
2.
Botol Air mineral Plastik
3.
Botol Parfum dari kaca
4.
Kantong dari kertas bekas
5.
Bungkus biskuit dari seng
6.
Menggunakan lampu tenaga surya
7.
Lemari pendingin
8.
Televisi Pembangkit listrik tenaga panas bumi
9.
5
Tidak
Alasan
Alternatif /Solusi
10
Menggunakan AC
11
Menggunakan Sepeda motor ke kantor Menggunakan Ankutan Umum
12
c.
Upaya Pelestarian Lingkungan Ada beberapa bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada
wilayah daratan, perairan, udara, flora dan fauna (http://jokowarino.id/upaya-pelestarianlingkungan-hidup.html) sebagai berikut: 1) Upaya pelestarian lingkungan daratan Reboisasi atau penanaman kembali hutan dan daerah perbukitan yang gundul. Rehabilitasi lahan atau pengembalian kesuburan tanah kritis yang tidak produktif. Pengaturan tata guna lahan dan menerapkan pola tata ruang wilayah yang tepat. Menjaga daerah-daerah yang menjadi resapan air agar selalu hijau dan asri. Pembuatan terasering atau sengkedan pada daerah kemiringan yang rawan erosi. Rotasi tanaman dengan berbagai teknik. Penanaman hingga pemeliharaan hutan kota sebagai paru-paru suatu wilayah. 2) Upaya pelestarian lingkungan perairan o Penyediaan tempat sampah memadai, terutama daerah pantai dan lokasi wisata. o Larangan membuang limbah rumah tangga, terutama daerah dekat sungai. o Mengantisipasi kebocoran tangki pengangkut bahan bakar di wilayah laut. o Melakukan netralisasi limbah industri sebelum dilakukan pembuangan ke sungai. o Mengontrol kadar polusi udara atau yang dikenal dengan istilah emisi gas buang. o Melakukan pencagaran habitat laut dengan nilai sumber daya tinggi. 3) Upaya pelestarian udara Menggalakkan upaya penanaman pohon maupun tanaman hias. Mengupayakan pengurangan proses pembuangan gas sisa pembakaran atau emisi, baik dari pembakaran hutan maupun mesin. Mengurangi hingga menghindari penggunaan gas kimia merusak lapisan ozon. 4) Upaya pelestarian flora dan fauna o Mendirikan suaka marga satwa dan cagar alam, terutama menjaga kelestarian flora maupun fauna dengan spesies langka (hampir punah).
6
o Melarang adanya kegiatan perburuan liar yang dapat mengancam pelestarian flora serta fauna. Menindak dengan tegas jika ditemukan ragam bentuk pelanggaran yang berkaitan dengan praktek perburuan liar dan tindakan sejenisnya. o Menggalakkan kegiatan penghijauan hutan pada lingkungan sekitar tempat tinggal maupun wilayah hutan terdekat. 3.
Penerapan Konsep IPA dalam Kehidupan Sehari-hari Ada banyak orang ketika sudah selesai belajar tentang sesuatu tidak tahu untuk apa
teori atau konsep yang sudah dipelajari, sehingga ilmu yang mereka peroleh hanya sekedar untuk melewati saja mata pelajaran/mata kuliah yang harus ditempuh. Padahal apabila kita mau menerapkan konsep itu kita bisa menyelesaikan masalah yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan ketika mereka belajar tidak berusaha memahami konsep namun lebih banyak menganggap itu sebagai pengetahuan saja sehingga lebih bersifat hafalan. Lebih bagus lagi sebenarnya bila kita mau mencari manfaat dari konsep yang kita pelajari untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga seseorang dikatakan cerdas bila dapat menyelesaikan masalah yang dia jumpai dalam waktu singkat, tidak
sekedar
mendapatkan
nilai
bagus
ketika
ujian/ulangan.(http://www.kompasiana.com/mintadi/penerapan-konsep-ipadalamkehidup-an-sehari-hari.html ) Konsep/ hukum IPA yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari adalah: (1) Penerapan konsep gaya (2) Penerapan konsep energi (3), Pesawat sederhana, (2) Penerapan Hukum Archimedes, (3) Penerapan Energi Cahaya, dan (4) Penerapan Energi Magnet dan Listrik. a. Penerapan Konsep Gaya Dalam ilmu fisika gaya diartikan sebagai tarikan atau dorongan yang diberikan kepada suatu benda. Gaya yang diberikan pun dapat merubah bentuk benda, mengubah arah gerak benda hingga menyebabkan benda bergerak. Dengan kata lain, sebuah gaya dapat menyebabkan suatu obyek dengan massa tertentu untuk mengubah kecepatannya. Secara umum gaya dibedakan menjadi dua jenis yaitu gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Gaya sentuh sendiri merupakan gaya yang dilakukan secara langsung antara benda yang mengerjakan dan benda yang dikenai gaya. Gaya tak sentuh merupakan gaya yang dikenakan pada suatu benda yang tidak secara langsung bersentuhan atau yang tidak adanya kontak langsung antara benda yang dikenai gaya 7
dengan benda dalam mengerjakan gaya. Gaya sendiri memiliki besaran dan arah, sehingga gaya merupakan salah satu kuantitas vektor. Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah Newton yang dilambangkan dengan N. Lantas apa saja macam-macam gaya dalam ilmu fisika? Berikut ulasannya (http://benergi.com/energi-magnet.html)
1)
Gaya gesek Yang pertama adalah gaya gesek. Gaya gesek merupakan salah satu jenis gaya yang ditimbulkan karena adanya dua benda yang saling bergesekan. Beberapa contoh yang termasuk ke dalam gaya gesek adalah mengasah pisau, mengamplas dinding, antara rem dan ban dan lainnya.
2) Gaya magnet Yang kedua adalah gaya magnet. Jenis gaya yang satu ini merupakan gaya yang terjadi karena muatan listrik. Contohnya yaitu pasir akan menempel pada magnet jika didekatkan, besi akan menempel jika didekatkan dengan magnet dan lainnya. 3)
Gaya pegas Macam-macam gaya dalam ilmu fisika selanjutnya adalah gaya pegas. Pegas sendiri juga identik dengan benda yang bersifat elastis. Oleh karena itu, gaya pegas adalah gaya yang disebabkan dan ditimbulkan oleh pegas atau benda yang memiliki sifat elastis. Misalnya saja, shockbreaker motor ketika di pakai, karet gelang yang ditarik, panah yang dilepaskan dari busurnya, dan lain-lain. Baca juga pengertian energi potensial pegas dan contohnya.
4)
Gaya listrik Berikutnya adalah gaya listrik. Sama seperti namanya, gaya listrik adalah gaya yang ditimbulkan oleh benda yang bermuatan yang berada dalam medan listrik. Contohnya adalah kipas angin akan bergerak ketika dihubungkan dengan sumber listrik, serpihan kertas akan bergeral ketika didekatkan dengan sisir atau penggarasi plastik yang telah digosokkan pada rambut.
5)
Gaya otot
8
Gaya otot adalah gaya yang berupa dorongan atau tarikan terhadap suatu benda yang dihasilkan. Contohnya, menendang bola, membawa air dalam ember, tarik tambang dan lainnya. 6)
Gaya gravitasi Yang terakhir adalah gaya gravitasi. Gaya gravitasi adalah gaya tarik menarik pada semua partikel yang memiliki massa di alam semesta, contohnya yaitu benda yang dilempar ke atas akan kembali dan jatuh ke tanah, buah mangga jatuh dari pohoh dan lainnya. Setelah mengetahui pengertian dan macam-macam gaya dalam ilmu fisika, tak ada
salahnya untuk mengetahui apa saja pengaruh gaya terhadap suatu benda. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya berikut ini. Apa yang akan terjadi pada sebuah benda ketika benda tersebut dikenakan suatu gaya? Apakah benda tersebut akan bergerak, mengubah kecepatan, merubah bentuk benda ataupun ketiga hal tersebut? Sebagai contoh lain adalah plastisin. Pernah Anda bermain plastisin? Hampir setiap orang pastinya sudah pernah bermain permainan yang satu ini. Sebelum dibentuk, plastisin atau malam memiliki bentuk yang bulat ataupun kotak. Akan tetapi pada saat Anda menekan plastisin, tangan akan memberikan gaya pada permainan tersebut. Lantas bagaimana bentuk dari plastisin itu? Ya, plastisin akan berubah bentuk. Selain dapat mengubah kecepatan suatu benda, gaya juga dapat merubah bentuk suatu benda. 1) Mengubah arah benda Yang pertama adalah dapat mengubah arah benda. Sebagai contoh adalah air mancur. Air seharusnya bergerak dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Karena diberikan gaya, maka air mancur dapat berubah arah geraknya.
2) Menyebabkan perubahan kecepatan Yang kedua adalah dapat menyebabkan perubahan kecepatan. Contohnya adalah buah kelapa yang jatuh dari pohonnya. 3) Menyebabkan benda diam menjadi bergerak ataupun sebaliknya Contohnya yaitu ketika mendang bola, pastinya benda diam tersebut akan menjadi bergerak dan juga mengerem sepeda, benda bergerak tersebut akan menjadi diam atau berhenti. 4) Mengubah posisi benda Pengaruh gaya terhadap benda selanjutnya adalah dapat mengubah posisi benda, contohnya yaitu mendiring meja hingga berpindah tempat.
9
b. Penerapan Konsep Energi Energi dapat lebih dicirikan melalui sifat yang dapat diamati. Ada banyak jenis energi seperti energi mekanik, energi potensial, energi kinetik, energi kalor, energi listrik, energi magnetik, energi elektromagnetik, dan energi listrik. 1) Energi Mekanik Hal ini pada dasarnya didefinisikan sebagai penjumlahan dari energi potensial dan kinetik dari tubuh, yang dipengaruhi oleh kekuatan eksternal. Jika tubuh tidak terpengaruh oleh kekuatan eksternal, maka energi mekanik ‘EM’ tetap konstan, yaitu, benda terisolasi dari setiap gaya eksternal. 2) Energi Potensial Entitas yang melekat dan aktif disimpan dalam sistem fisik, karena posisi dan struktur di lingkungan, bersama dengan gaya yang diterapkan disebut energi potensial. Sebagai contoh, bayangkan seorang pemanah dengan busur dan anak panah siap untuk memulai itu. Ketika panah dibuat siap untuk meluncurkan dan tali busur kencang ditarik kembali, pada posisi itu, tali memiliki energi potensial elastis yang tersimpan di dalamnya. Dalam posisi ini, tali memiliki ‘potensi’ untuk melakukan usaha untuk meluncurkan panah. 3) Energi Kinetik Dalam contoh di atas, ketika pemanah melepaskan tali busur, panah akan diluncurkan ketika energi potensial elastis yang tersimpan akan diubah menjadi energi kinetik. Tali busur bergerak memiliki energi kinetik. Dengan demikian, setiap partikel bergerak memiliki energi semacam ini. Energi kinetik bervariasi sesuai dengan kerangka acuan dari pengamat, bersama dengan inersia. Misalnya, jika mobil melewati seorang pengamat yang diam, maka kecepatan kedua benda adalah relatif satu sama lain, dan karenanya mobil memiliki energi kinetik dengan nilai positif. Tapi, jika kedua pengamat dan mobil bepergian dengan kecepatan yang sama, maka energi ini setara dengan nol. 4) Energi Kalor Hal ini dapat dipelajari atau diperkirakan dengan mengukur suhu benda Energi ini merupakan kombinasi dari kedua energi kinetik dan potensial dari benda, dan ditandai oleh aspek penyerapan panas dari atom, molekul, dan partikel sub-atom lainnya. Dalam perpindahan energi kalor dikenal tiga cara yakni secara konduksi, konveksi, dan radiasi. 5)
Energi Listrik Energi listrik berasal dari energi potensial listrik yang ada diantara muatan, yang disampaikan dalam bentuk arus listrik. Bila Anda menghubungkan terminal baterai dengan
10
bohlam, energi listrik mengalir di antara dua terminal, dalam bentuk arus listrik. Proses ini terjadi karena transfer elektron melalui kawat, antara terminal. 6)
Energi magnetik Ketika suatu objek atau benda ditandai dengan keberadaan dua kutub, yang memiliki karakteristik justru sebaliknya, maka entitas yang mengontrol semua proses yang terkait disebut energi magnetik. Gaya yang diberikan adalah dalam bentuk medan magnet, dan kutub Utara dan Selatan dari bidang ini terletak persis berlawanan satu sama lain. Contoh yang populer adalah bahwa planet kita, Bumi, yang berperilaku seperti sebuah magnet raksasa. Energi magnetik bergerak dalam bentuk garis-garis magnetik, yang membentang dari Utara ke kutub Selatan, menciptakan medan magnet.
7)
Energi Kimia Ini adalah entitas fisik mendasar yang mengontrol reaksi yang terjadi atau melibatkan senyawa organik dan anorganik dan zat, dan juga mengontrol proses yang berhubungan dengan kehidupan. Energi kimia dapat diwujudkan dalam bentuk lain seperti panas, cahaya, listrik, dll, dari berbagai sumber.
8)
Energi suara/ Bunyi Energi suaraberasal dari gerak osilasi molekuludara. Getaran yang dihasilkan ketika gelombang bergerak melalui media diserap dan ditafsirkan. Getaran ini sejajar satu sama lain dan berada dalam arah yang sama. Manusia dan makhluk hidup lainnya memiliki karakter yang luar biasa mendengar gelombang suara dengan bantuan komponen telinga khusus. Intensitas bunyi ada yang sangat kuat (ultrasonik) ada yang lemah (infrasonik)
9)
Energi Cahaya atau radiasi Hal ini disebarkan oleh gelombang elektromagnetik melalui ruang; misalnya, cahaya yang diterima dari Matahari adalah contoh dari energi radiasi. Spektrum radiasi elektromagnetik sangat luas-dari gelombang radio sampai sinar gamma dengan frekuensi tinggi. Energi yang berasal dari sumber ini berbanding lurus dengan frekuensi gelombang. Manusia hanya dapat mendeteksi spektrum cahaya tampak dari radiasi elektromagnetik, dan semua panjang gelombang lain tidak terlihat. Mayoritas energi cahaya yang diterima oleh planet kita adalah dalam bentuk sinar matahari.
10) Energi nuklir Ini adalah jenis energi potensial, dan hal ini terutama berasal dari proses yang melibatkan fisi nuklir dan fusi nuklir. Atom unsur radioaktif dibagi atau dipisahkan, lebih lanjut
11
menimbulkan unsur baru, dan melepaskan sejumlah besar energi. Prinsip ini digunakan dalam kasus reaktor nuklir dan aplikasi yang terkait teknologi lainnya. c.
Pesawat Sederhana Setiap hari kamu pasti selalu melakukan usaha. Ada yang mudah dan ada pula yang
sulit. Oleh karena itu, kadang-kadang kamu memerlukan suatu alat sederhana yang dapat membantumu melakukan usaha. Alat itu disebut dengan pesawat sederhana. Misalnya, kamu akan menancapkan paku pada kayu, tentu akan sulit tanpa palu. Begitu pula ketika kamu akan membuka baut, akan kesulitan apabila tanpa bantuan kunci pembukanya. Pesawat sederhana banyak sekali jenisnya dan semuanya dibuat untuk memudahkan kamu melakukan usaha. Prinsip kerja pesawat sederhana dikelompokkan menjadi beberapa bagian, di antaranya tuas, katrol, dan bidang miring. (http://www.imammurtaqi.com/2011/12/macam-macam-pesawat-sederhana.html) Pesawat sederhana yang sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari yang prinsip kerjanya berdasarkan sekrup adalah dongkrak mobil mekanik, paku ulir, dan baut. Pesawat sederhana adalah alat sederhana yang dipergunakan untuk mempermudah manusia melakukan usaha. Pesawat sederhana berdasarkan prinsip kerjanya dibedakan menjadi : tuas /pengungkit, bidang miring, katrol dan roda berporos/roda bergandar. Pesawat sederhana mempunyai keuntungan mekanik yang didapatkan dari perbandingan antara gaya beban dengan gaya kuasa sehingga memperingan kerja manusia. 1) Tuas/Pengungkit Tuas/pengungkit berfungsi untuk mengungkit, mencabut atau mengangkat benda yang berat. Bagian-bagian pengungkit:
A = titik kuasa
T = titik tumpu
F = gaya kuasa (N)
w = gaya beban (N)
lk = lengan kuasa (m)
lb = lengan beban (m)
Jenis-jenis tuas: 12
B = titik beban
Tuas Jenis pertama Yaitu tuas dengan titik tumpu berada diantara titik beban dan titik kuasa.
Contoh : pemotong kuku, gunting, penjepit jemuran, tang Tuas Jenis kedua Yaitu tuas dengan titik beban berada diantara titik tumpu dan titik kuasa.
Contoh : gerobak beroda satu, alat pemotong kertas, alat pemecah kemiri, pembuka tutup botol. Tuas Jenis ketiga Yaitu tuas dengan titik kuasa berada diantara titik tumpu dan titik beban.
Contoh :sekop yang biasa digunakan untuk memindahkan pasir. Keuntungan Mekanik Tuas Keuntungan mekanik pada tuas adalah perbandingan antara gaya beban (w) dengan gaya kuasa (F), dapat dituliskan sebagai : KM = w/F atau KM = lk/lb Keuntungan mekanik pada tuas bergantung pada masing-masing lengan. Semakin panjang lengan kuasanya, maka keuntungan mekaniknya akan semakin besar. 2) Bidang Miring Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang digunakan untuk memindahkan benda dengan lintasan yang miring. Bagian-bagian bidang miring:
Keuntungan mekanik bidang miring Keuntungan mekanik bidang miring bergantung pada panjang landasan bidang miring
13
dan tingginya. Semakin kecil sudut kemiringan bidang, semakin besar keuntungan mekanisnya atau semakin kecil gaya kuasa yang harus dilakukan. Keuntungan mekanik bidang miring dirumuskan dengan perbandingan antara panjang (l) dan tinggi bidang miring (h).
KM = l/h
Pemanfaatan bidang miring dalam kehidupan sehari-hari terdapat pada tangga dan jalan di daerah pegunungan.
3) Katrol Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai penghubungnya. Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol digolongkan menjadi tiga, yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk. Katrol tetap
Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan. Katrol jenis ini biasanya dipasang pada tempat tertentu. Contoh : katrol yang digunakan pada tiang bendera dan sumur timba. Keuntungan mekanik pada katrol tetap, panjang lengan kuasa sama dengan lengan beban sehingga keuntungan mekanik pada katrol tetap adalah 1, artinya besar gaya kuasa sama dengan gaya beban. Katrol bebas
14
Berbeda dengan katrol tetap, pada katrol bebas kedudukan atau posisi katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol jenis ini biasanya ditempatkan di atas tali yang kedudukannya dapat berubah. Salah satu ujung tali diikat pada tempat tertentu. Jika ujung yang lainnya ditarik maka katrol akan bergerak. Katrol jenis ini bisa kita temukan pada alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan. Keuntungan mekanik pada katrol bebas, panjang lengan kuasa sama dengan dua kali panjang lengan beban sehingga keuntungan mekanik pada katrol tetap adalah 2, artinya besar gaya kuasa sama dengan setengah dari gaya beban. Roda Berporos/roda bergandar
Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor, dan gerinda. d. Penerapan Hukum Archimedes Sebagai guru pasti Anda pernah mengajarkan prinsip tenggelam, terapung, dan melayang. Prinsip tersebut ditemukan oleh Archimedes (187 – 212 SM). Beliau seorang penemu dan ahli matematika dari Yunani yang terkenal sebagai penemu hukum hidrostatika atau yang sering disebut Hukum Archimedes. Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan diatas benda cair. Bunyi Hukum Archimedes Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhya kedalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut Rumus Hukum Archimedes :
FA = ρa x Va x g
FA = Gaya keatas yang dialami benda (N)
ρa= Massa Jenis zat cair (kg/m3)
Va= Volume air yang terdesak (m3)
g = Percepatan Gravitasi (m/det2) 15
Turunan Hukum Archimedes Berdasarkan bunyi dan rumus hukum Archimedes tersebut, suatu benda yang akan terapung, tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya ke atas. Oleh karena itu, berdasarkan hukum Archimedes, terciptalah 3 hukum turunan dari Hukum Archimedes (Haspari. http://www.astalog.com/pendidikan.html) yang berbunyi: 1. Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukkan ke dalam air lebih kecil dari massa jenis zat cairnya. 2. Benda akan melayang jika massa jenis benda yang dimasukkan kedalam air sama dengan massa jenis zat cairnya. 3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda yang dimasukkan kedalam air lebih besar dari pada massa jenis zat cairnya.
http://4.bp.blogspot.com/hukum-archimedes.jpg.
Konsep melayang, tenggelam, dan terapung ini bisa Anda temui dalam peristiwa telur nan tenggelam ketika dimasukkan ke dalam air biasa. Telur tenggelam sebab berat telur lebih besar dari gaya ke atas oleh zat air dan massa jenis telur lebih besar dari massa jenis zat cair. Bagaimana jika Anda menginginkan telurnya tak tenggelam? Agar telur tersebut tak tenggelam, maka Anda harus memasukkan garam pada air tersebut. Dengan demikian, berat telur akan lebih kecil dibanding gaya ke atas oleh zat air dan massa jenis telur juga akan lebih kecil dibanding massa jenis zat air.
16
Ambillah beberapa benda yang gampang didapat dilingkungan sekitar anda seperti gabus, kelereng, paku, kayu, penjepit kertas, dan benda-benda yang lain. Masukkanlah bendabenda tersebut ke dalam gelas berisi air. Catalah hasilnya pada tabel berikut ini: Tabel. 2.3. Konsep Tenggelam, Melayang, Terapung No. 1 2 3 Dst
Nama Benda
Tenggelam
Melayang
Terapung
Adakah contoh penerapan hukum Archimedes pada peristiwa lain dalam kehidupan seharihari. Jawabannya, tentu ada misalnya pada kapal laut, hydrometer, kapal selam , dan lain-lain. e.
Penerapan Hukum Pascal (http://www.guruipa.com/2016/02.html) Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan zat cair pada ruang tertutup diteruskan ke
segala arah sama besar. Pada gambar di bawah ini tampak sebuah kran air yang dihubungkan dengan sebuah bejana yang memiliki berbagai bentuk. Telah kita ketahui bahwa besar tekanan hidrostatis tidak dipengaruhi oleh wadahnya.
Dengan demikian, besar tekanan yang dialami oleh dinding bejana adalah sama, meskipun bentuk bejana berbeda-beda. Oleh karena tekanan pada masing-masing bejana sama besar maka tinggi permukaan masing-masing bejana juga sama. Hukum Pascal banyak diterapkan pada beberapa peralatan, diantaranya: a. dongkrak hidrolis, b. pompa hidrolis, c. mesin pengangkat mobil hidraulis, d. kempa hidraulis, dan e. rem piringan hidrolis.
17
Gambar: Rem mobil memanfaatkan prinsip hukum Pascal Peristiwa pengereman mobil melibatkan prinsip hukum Pascal. Ketika kaki pengemudi menekan pedal rem, pengemudi tersebut mendorong piston (1) yang memaksa zat cair mengalir di dalam silinder (2). Zat alir atau fluida yang ada dalam silinder akan mengalir menuruni pipa ke dua silinder lain (tanda anak panah). Silinder-silinder ini menekan bantalan rem (3) ke cakram di roda. Akibatnya terjadi gesekan antara cakram dengan roda. Gesekan ini akan memperlambat laju mobil sehingga mobil menjadi berhenti. (Pakar Raya. 2006). f. Penerapan Konsep Pembiasan Cahaya Pengertian Pembiasan Cahaya. Di udara, cahaya merambat dengan kecepatan 300.000 km/s. Ketika berkas cahaya melalui kaca, kecepatan berkurang menjadi 200.000 km/s. Pada saat kecepatannya berkurang atau bertambah, berkas cahaya akan membelok. Pembelokan atau perubahan arah cahaya ketika memasuki kaca atau benda bening lainnya disebut pembiasan (refraksi). Pembiasan cahaya terjadi karena dalam zat antara (medium) yang berbeda, besarnya cepat rambat cahaya juga berbeda.
http://www.pengertianilmu.com/2015/01/pengertian-pembiasan-cahaya.html Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan adalah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda. Indeks
18
bias relatif medium kedua terhadap medium pertama adalah perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama. Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna. Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari diantaranya:
dasar kolam terlihat lebih dangkal bila dilihat dari atas.
kacamata minus (negatif) atau kacamata plus (positif) dapat membuat jelas
pandangan bagi penderita rabun jauh atau rabun dekat karena adanya pembiasan.
terjadinya pelangi setelah turun hujan. Mungkin Anda pernah melihat sebuah pensil yang tercelup ke dalam air di dalam gelas,
peristiwa itu memperlihatkan pembiasan. Perhatikan gambar, bagian pensil yang tercelup ke air kellihatan patah. Mungkin anda juga pernah melihat pada kolam yang airnya jenih akan terlihat dasar kolam terlihat lebih dangkal. Peristiwa ini merupakan contoh peristiwa pembiasan cahaya. Selain di air pembiasan cahaya juga terjadi di udara, misalnya peristiwa terjadinya kelap-kelip bintang di langit. Untuk mengetahui berapa pembesaran bayangan benda, maka Anda harus tahu berapa ukuran benda (baik itu tinggi maupun panjangnya) dan berapa ukuran bayangan yang dihasilkan. Setelah diketahui ukuran benda dan ukuran bayangan maka untuk mencari pembesaran bayangan dapat digunakan rumus di bawah ini.
Dengan: M = pembesaran bayangan h = tinggi benda h’ = tinggi bayangan benda s = jarak benda s’ = jarak bayangan benda Catatan: Jika M bernilai positif (+), berati bayangannya bersifat maya dan tegak, sedangkan jika M bernilai negatif (–), berati bayangannya bersifat nyata dan terbalik.
19
Nah untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara menghitung pembesaran bayangan pada lensa, silahkan simak contoh soal di bawah ini. Sebuah benda berada 10 cm di depan lensa cembung yang memiliki jarak fokus 15 cm. Tentukan letak, pembesaran, dan sifat bayangannya. Penyelesaian: Diketahui: s = 10 cm f = 15 cm Ditanyakan: s', M, dan sifat bayangan = ? Jawab: 1/f = 1/s + 1/s’ 1/s’ = 1/f – 1/s 1/s’ = 1/15 – 1/10 1/s’ = 2/30 – 3/30 1/s’ = – 1/30 s' = – 30 cm Jadi letak bayangannya 30 cm di depan lensa cembung. M = –s’/s M = – (–30 cm)/15 cm M=2 Jadi, pembesaran bayangannya 2 kali Sifat bayangan benda yakni maya, tegak, dan diperbesar. Di sini kita dapatkan sifat bayangan benda maya dan tegak karena M bernilai positif.
20
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB I RUANG LINGKUP DAN PENGERTIAN IPS SERTA KONSEP DASAR ILMU SOSIAL
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra.Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB I RUANG LINGKUP DAN PENGERTIAN IPS SERTA KONSEP DASAR ILMU SOSIAL A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah mempelajari materi pada unit 1, peserta mampu memahami materi ruang lingkup dan pengertian IPS serta konsep dasar ilmu sosial yang terintegrasi dalam ilmu pengetahuan sosial. Adapun Indikator Pencapaian Kompetensi unit 1 adalah Menegaskan Fokus utama kajian pembelajaran IPS di SD B. Uraian Materi
1. Ruang Lingkup IPS Beberapa ahli ilmu sosial menjabarkan Pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan dari disiplin ilmu sosial, idiologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Di sekolah, IPS merupakan mata pelajaran yang dengan bahan kajian utama manusia, dengan mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian goegrafi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata negara dengan menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi peserta didik dan kehidupannya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu- ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). Untuk sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan mata pelajaran dari beberapa ilmu sosial sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan antropologi. Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran IPS dengan ruang lingkupnya manusia pada konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Bahan kajian yang berkembang yang selalu berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala macam tingkah laku dan kebutuhannya. Bagaimana manusia berusaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan
1
budayanya, kebutuhan kejiwaan, pemanfaatan sumber daya yang ada dan terbatas untuk bisa mengatur kesejahteraan hidupnya. Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian luasnya maka pada pembelajaran IPS di tiap jenjang pendidikan harus melakukan pembatasan-pembatasan sesuai dengan kemampuan pada tingkat masing-masing. Pada sekolah dasar ruang ligkup IPS dibatasi sampai gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi, sejarah dan ekonomi atau pengetahuan sosial dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam lingkungan hidup peserta didik. Gejala dan masalah sosial kehidupan sehari hari yang terdapat dalam lingkungan hidup peserta didik mulai dari yang ada disekitar tempat tinggal dan ligkungan sekolah, kemudian tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara dan akhirnya negara-negara tetangga. Pembelajaran IPS SD akan dimulai dengan pengenalan diri, keluarga, tetangga, lingkungan Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Kelurahan/desa, Kecamatan, Kota/Kabupaten, Propinsi, Negara-negara tetangga, kemudian dunia. Mulai dari lingkungan terdekatnya, peserta didik akan belajar dan menjadi berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktu yang semakin meluas, dan mencoba serta berusaha berinteraksi dengan masyarakat di sekitarnya. Maka dari itu, ruang lingkup pendidikan IPS adalah salah satu upaya yang akan membawa kesadaran terhadap ruang, waktu, dan lingkungan sekitar bagi peserta didik. Dari gejala dan masalah sosial kehidupan sehari hari bukan hanya konsep konkrit (riil) yang muncul tetapi konsep abstrak juga. Berbagai cara dan metode dikaji untuk memungkinkan konsep abstrak itu dipahami oleh peserta didik, Itulah sebabnya IPS di SD bergerak dari yang kongkrit ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya IPS merupakan bidang studi yang mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah interaksi manusia hingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah-sekolah. Dengan demikian IPS yang dilaksanakan baik di pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot 2
dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. Kajian masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang atau di masa lampau. Dengan demikian peserta didik yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau. Itulah mengapa IPS menggunakan pendekatan Expanding Community Approach (ECA) dalam mengembangkan materi, yakni dimulai dari lingkungan masyarakat yang sangat sempit/terdekat (kontekstual) menuju pada lingkungan masyarakat yang lebih luas/terjauh. 2. Pengertian IPS Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian kajian IPS yang cukup luas karena juga meliputi gejala gejala serta masalah kehidupan manusia dalam masyarakat. Dibawah ini akan diuraikan perbadaan IPS, baik sebagai mata pelajaran yang diajarkan di tingkat sekolah (SD sampai sekolah menengah) maupun sebagai kajian akademik yang diberikan di tingkat universitas khususnya di LPTK dengan Ilmu-Ilmu Social (Ilmu Murni yang diajarkan di universitas). Antara IPS (Social Studies) dengan Ilmu-Ilmu Sosial (Social Sciences) mempunyai hubungan yang sangat erat, karena keduanya sama-sama mempelajari dan mengkaji hubungan timbale balik antar manusia (human relationships). IPS merupakan Pengetahuan terapan yang dilaksanakan dalam kegiatan instuksional di sekolah-sekolah guna mencapai tujuan pendidikan dan pengjaran tertentu, antara lain untuk mengembangkan kepekaan anak didik terhadap kehidupan Sosial di sekitarnya. IPS bukan Ilmu, karena itu IPS tidak menemukan pengetahuan-pengetahuan baru, konsep-konsep baru maupun teori-teori baru malainkan memanfaatkan pengetahuan-pengetahuan, konsep, dan teori-teori yang telah dikembangkan oleh berbagai disiplin Ilmu Sosial. Hubungan Ilmu Pengetahuan Sosial denga Ilmu-Ilmu Sosial adalah: bahwa Ilmu pengetahuan sosial bersumber pada Ilmu-Ilmu Sosisl. Atau dapat dikatakan ilmu pengetahuan sosial mengambil bahannya dari ilmu-ilmu sosial baik berupa konsep,pengetahuan maupun teori. Ilmu-ilmu sosial yang perlukan dalam rangka pengajaran ilmu pengetahuan sosial terbatas pada ilmu-ilmu yang di anggap sesuai dengan pengetahuan dan perkembangan anak 3
didik. Tidak semua ilmu-ilmu sosial di turunkan kedalam ilmu pengetahuan sosial, tergantung pada tingkat pendidikan dan tingkat kematangan berfikir siswa. Secara singkat disini dikemukakan bahwa letak perbedaan antara Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah sebagai berikut: 1. Dilihat dari tingkatannya (level), Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) diberikan di tingkat perguruan tinggi/universitas, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diberikan di tingkat sekolah. 2. Dilihat dari batasan (scope) dan ukurannya (size), Ilmu-Ilmu Sosial jauh lebih luas dibanding Ilmu Pengentahuan Sosial. 3. Dilihat dari tingkat kesulitannya (level of difficulty), Ilmu-Ilmu Sosial menyelidiki aneka ragam human relationship yang serba kompleks dan seringkali berhubungan dengan hal-hal yang abstrak dan data-data, konsep-konsep, dan generalisasi yang serba sulit, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial konsep dan generalisasi perlu di sedehanakan agar lebih muda di pahami oleh murid-murid. 4. Dilihat dari tujuannya (purposes), Ilmu-Ilmu sosial menetapkan kebenaran Ilmiah sebagai focus tujuanya, sedangkan pada Ilmu Pengetahuan Sosial mengarah pada penanaman BASK (Behavior, attitude, Skill, dan Knowledge). 5. Dilihat dari pendekatan (approach), pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial adalah bersifat disipliner sesuai dengan kehidupan yang menjadi obyek studi berdasrkan bidang Ilmu masing-masing, sedangkan pada pendekatan Ilmu Pengetahuan Sosial bersifat intensdisipliner. 6. Kerangka kerja Ilmu-Ilmu Sosial di arahkan kepada pengembangan teori dan prinsip Ilmiah, sedangkan kerangka kerja Ilmu Pengetahuan Sosial lebih di arahkan kepada arti paraktisnya dalam mencari alternative pemecahan masalah Sosilal dan dalam menyusun alternatif pengembangan kehidupan ke taraf yang lebih tinggi. Konsep Dasar Ilmu Sosial 1. Konsep Geografi Secara harfiah geografi, berarti lukisan atau tulisan tentang bumi. Menurut Richard Hartshorne, geografi berkenaan dengan penyajian deskripsi sifat permukaan bumi yang bervariasi secara tepat (akurat), berurutan, dan rasional. Sedangkan menurut Panitia Ad Hoc Geografi, menyatakan bahwa geografi mencoba menjelaskan bagaimana subsistem lingkungan alam terorganisasi di permukaan bumi, dan bagaimana manusia tersebar di 4
permukaan bumi, itu dalam hubungannya dengan gejala alam dan dengan sesama manusia. Dari dua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa geografi berkenaan dengan gejala yang terdapat dipermukaan bumi, baik gejala alam, lingkungan maupun manusia yang meliputi sifat-sifat, penyebaran serta hubungannya satu sama lain. Geografi selau meninjau lokasinya dalam ruang yang disebut permukaan bumi termasuk proses, perubahan, dan perkembangannya. Geografi adalah ilmu keruangan yang mengkaji berbagai fenomena dalam konteks keruangannya. Ruang yang dikonsepkan dalam geografi yaitu permukaan bumi yang tiga dimensi terdiri atas muka bumi yang berupa darat atau perairan serta udara diatasnya. Ruang dalam geografi adalah meliputi lapisan atmosfer sampai ketinggian tertentu, lapisan batuan sampai kedalam tertentu, lapisan air, dan proses alamiah yang terjadi didalamnya. Oleh karena itu, konsep geografi adalah konsep keruangan yang bertahap dari tingkat lokal, regional, sampai global. Melalui proses pengamatan perspektif global, anda dapat menyaksikan bahwa perkampungan satu dengan yang lain menjadi bersambung membentuk perkampungan yang lebih luas dari perkampuangan-perkampungan semula. Sebagai penghubung perkampungan satu dengan perkampungan yang lainnya, yaitu adanya jalan, alat angkutan atau transportasi, juga karena arus manusia dan barang. Disini terjadi proses sosial ekonomi dalam bentuk interaksi antar penduduk (manusia) dan saling ketergantungan (interdepedensi) barang-barang kebutuhan sehari-hari. Dalam keadaan yang demikian, perspektif geografi anda tidak lagi hanya terbatas pada ruang yang disebut kampung atau perkampungan melainkan terdorong pada kawasan-kawasan yang lebih luas. Selain areal atau kawasannya yang makin luas, isi kota itu juga mengalami perkembangan. Pemukiman penduduk, tempat perbelanjaan, pasar, jaringan jalan, jumlah penduduk, dan seterusnya mengalami perubahan serta perkembangan. Dari pembahasan, konsep geografi atau keruangan itu, tidak lagi melihat kawasan lokal semata, melainkan telah menjangkau kawasan yang lebih luas. Oleh karena itu, konsep geografi ini dapat disebut sebagai tingkat regional. Pengertian region atau wilayah atau kawasan menurut Peter Hagget adalah bagian dari permukaan bumi, baik ilmiah maupun binaan manusia yang membedakan diri dari areal yang disekitarnya. Pergeseran fungsi lahan dari kawasan hutan menjadi pertanian, menjadi pemukiman, kawasan pertanian menjadi kawasan industri, jalan, lapangan golf, dan sebagainya, membawa dampak pula pada perubahan tata air, tatanan kehidupan 5
tumbuh-tumbuhan dan hewan, serta mengakibatkan perubahan cuaca dan seterusnya. Dengan menerapkal analisis perspektif region ini, anda akan mampu memprediksi perkembangan dusun menjadi kota kecil. Perkembangan dan interaksi serta interdependensi keruangan itu, tidak hanya terjadi antar regional di dalam provinsi dan didalam negri, melainkan juga menembus batas-batas negara. Hal tersebut terjadi karena adanya perkembangan transportasi, dan juga media elektronika, Interaksi keruangan antar regional ini tercermin dari pakaian, makanan, kesenian, dan perdagangan. Berdasarkan analisis konsep geografi atau konsep keruangan, penggundulan hutan yang terjadi secara regional dikawasan tertentu dipermukaan bumi, pencemaran udara yang berlebihan dikawasan tertentu, tidak hanya berdampak negatif pada kawasan yang bersangkutan, melainkan juga berdampak global bagi seluruh dunia, contohnya pemanasan global. 2. Konsep Sejarah Sejarah dan geografi merupakan ilmu “Dwitunggal” artinya jika sejarah mempertanyakan suatu peristiwa itu “kapan” terjadi, pengungkapan itu masih belum lengkap, jika tidak dipertanyakan “dimana” tempat terjadinya. Dalam hal ini, dimensi waktu dengan ruang saling melengkapi. Konsep sejarah mengacu pada konsep waktu, terutama waktu yang telah lampau. Dari sudut pandang sejarah dalam konteks global, tentang tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan internasional, dan peristiwa-peristiwa bersejarah memiliki dampak luas terhadap tatanan kehidupan global dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transformasi budaya serta pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda untuk memasuki kehidupan global dimasa yang akan datang. Bangunan-bangunan bersejarah seperti Ka’bah dan Masjidil Haram di Mekah, Piramida di Mesir, adalah beberapa bangunan Keajaiban Dunia, tidak hanya bernilai dan bermakna sejarah, melainkan memiliki nilai global yang mempersatukan umat. Berbagai perang diberbagai kawasan, terutama perang dunia yang tercatat sebagai peristiwa sejarah, tidak hanya dilihat dari dahsyatnya penggunaan senjata dan ngerinya pembunuhan umat manusia, namun dilihat dari sudut pandang global, dapat diungkapkan nilai dan makna kemanusiaannya, ternyata setelah selesai perang tersebut menjadi alat pemersatu berbagai bangsa dalam memikirkan umat secara global. Pertemuan Internasional yang bernilai dan bermakna sejarah seperti antara lain Konferensi Asia Afrika, telah meningkatkan kesadaran masyarakat Asia Afrika akan 6
haknya sebagai umat yang memiliki hak untuk berdaulat di negaranya sendiri, bernilai kemanusiaan yang meningkatkan “martabat” manusia dikawasan ini. 3. Konsep Ekonomi Konsep Ekonomi dalam Konteks Lokal, Nasional, dan Global Menurut H. W Arndt dan Gerardo P. Sicat (Nursid Sumaadmadja), Ilmu ekonomi adalah suatu studi ilmiah yang mengkaji bagaimana orang perorang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan. Untuk memuaskan bermacam-macam keinginan yang tidak terbatas, namun sumber daya yang dapat digunakan terbatas. oleh karenanya, sumber daya ini langka dan mempunyai berbagai kegunaan alternatif. Pilihan penggunaan dapat terjadi antara penggunaan sekarang (hari ini) dan penggunaan hari esok (masa depan). Pembahasan ilmu ekonomi menyangkut beberapa aspek yang meliputi: 1.
Menentukan pilihan
2.
Keinginan yang tidak terbatas
3.
Persediaan sumber daya terbatas, bahkan ada yang langka
4.
Kegunaan alternatif sumber daya
5.
Penggunaan hari ini dan hari esok
Telah jelas bahwa konsep ekonomi terkait dengan waktu, hari ini, dan hari esok. Sedangkan apa yang diprediksikan berkenaan dengan keinginan yang cenderung tidak terbatas, persediaan sumber daya terbatas bahkan langka, dan adanya penggunaan alternatif sumber daya. Sumber daya yang sifatnya tidak terbarukan akan habis sekali pakai sehingga persediaannya makin terbatas. sedangkan pihak lain, kebutuhan terus meningkat karena pertumbuhan penduduk, dan keinginan yang cenderung tidak terbatas. kesenjangan ini bukan bersifat lokal atau regional, melainkan telah menjadi masalah global. Disini dituntut kiat-kiat ekonomi untuk menciptakan keseimbangan antara konsumsi disatu pihak, dan diproduksi dilain pihak. Salah satu kiat itu, bagaimana kemajuan dan penerapan iptek berupaya mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Dilema besar yang paling utama pada saat ini yaitu bahwa penduduk dunia telah sampai pada ketergantungan terhadap teknologi untuk mempertahankan dan menopang kehidupan-kehidupan secara berkelanjutan. Dalam menghadapi dilema yang demikian, kebutuhan kita sebagai manusia menjadi tiga kali lipat yaitu pertama kita harus menguasai teknologi tersebut, kedua menstabilkan penduduk, dan ketiga mengembangkan tatanan 7
sosial yang mampu hidup produktif dan sejahtera secara terpadu, dengan mengekosistemkan yang seimbang. Dalam kondisi global yang penuh dengan kesenjangan, masalah dan tantangan baik ekonomi, sosial, budaya, politik maupun lingkungan hidup, pengembangan dan pembinaan akhlak menjadi kunci penyelamatan kehidupan dengan lingkungannya. Oleh karena itu untuk menghadapi globalisasi ekonomi berupa perekonomian pasar bebas,. Beralihkan kawasan ekonomi maju dari Atlantik ke Pasifik dan kebangkitan ekonomi Asia Afrika, kita bangsa Indonesia wajib siap mental dengan akhlak yang tinggi. 4. Konsep Sosiologi Pengertian Sosiologi menurut Pitirin Sorokin, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, dll). Selo Sumardjan menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Selanjutnya ia menyatakan bahwa struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial(norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, serta lapisan-lapisan sosial. Jadi sosiologi merupakan ilmu sosial yang obyeknya adalah masyarakat, dan merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, dengan ciri-ciri utamanya adalah: a)
Sosiologi bersifat empirik
b)
Sosiologi bersifat teoritis
c)
Sosiologi bersifat nonetis
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat dalam keseluruhannya dan hubungan-hubungan antara orang-orang dalam masyarakat. Kelanjutan interaksi sosial terjadi interelasi sosial yang akhirnya membentuk kelompok sosial. Kelompok-kelompok sosial ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan individu, oleh karena itu merupakan bagian yang aktif yang berinteraksi dari kelompokkelompok sosialnya. Ruang Lingkup Sosiologi dimulai dari obyek yang menjadi sorotan utamanya adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara manusia, terutama dalam lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri, atau yang disebut dengan lingkungan sosial. Apabila hubungan tersebut ditimbulkan oleh manusia yang aktif satu sama lain, maka akan terjadi 8
interaksi sosial. Berhubungan dengan ruang lingkup, walaupun dalam sosiologi ada banyak pengkhususan atau spesialisasi yang berhubungan dengan bagian dari kehidupan sosial, dimana sosiologi dapat dipandang sebagai satu keseluruhan dari kelompok-kelompok ilmu sosial, tetapi dilihat dari ruang lingkupnya, sosiologi mempunyai ciri-ciri tertentu, ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, merupakan spesialisasi yang obyeknya atau ruang lingkupnya adalah menemukan hubungan-hubungan antara disiplin-disiplin lain dan memberikan keterangan tentang sifat umum relasi-relasi sosial. Jadi, ruang lingkup sosiologi adalah (1) sosiologi berusaha membuat klasifikasi tipe-tipe / bentuk-bentuk relasi sosial; (2) sosiologi berusaha menemukan relasi faktor antara faktor-faktor atau bagianbagian dari kehidupan sosial misalnya relasi antara faktor politik dan ekonomi. Kedua, sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang bersifat kategorik, tidak normatif. Artinya bahwa sosiologi membatasi pada persoalan “apa” dan “mengapa”, tetapi tidak pada persoalan “bagaimana seharusnya”. Ketiga, sosiologi adalah ilmu pengetahuan “murni” bukan ilmu yang diterapkan, artinya tujuan langsung sosiologi adalah memperoleh pengetahuan tentang masyarakat manusia, bukan menggunakan pengetahuan itu. Keempat, sosiologi adalah ilmu pengetahuan abstrak, artinya ia lebih tertarik pada bentuk-bentuk dan polapola yang diambil dari suatu pola. Kelima, sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mencari generalisasi. Artinya sosiologi mencari prinsip-prinsip umum tentang interaksi dan kumpulan manusia, tentang sifat, bentuk, isi, dan struktur kelompok kelompok sosial dan masyarakat pada umumnya. Ada beberapa definisi mengenai pengertian masyarakat, mislanya Ralph Linton menyatakan bahwa masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama yang cukup lama sehingga mereka dapat mengatur dari mereka dan menganggap diri mereka itu sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Sedangkan Selo Soemardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dari definisi tersebut, masyarakat mengandung beberapa unsur, sebagai berikut: a) Manusia yang hidup bersama, minimalnya dua orang yang hidup bersama, b) Bercampur untuk yang lama, sebagai hidup bersama timbullah sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dalam kelompok tersebut, c) Mereka sadar bahwa mereka adalah satu kesatuan, d) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama, setiap anggota kelompok merasa dirinta terikat antara satu dengan yang lainnya Park dan Burgess adalah ahli sosiologi, menganalisis 9
interaksi sosial sebagai proses sosial yang dapat diklasifikasikan dalam enam kategori : a) Komunikasi, b) Konflik, c) Kompetisi, d) Akomodasi, e) Asimilasi, dan f) Kooperasi Interaksi adalah dasar dari adaptasi, sebab sifat biologisnya yang khusus, dimana manusia tidak dapat hidup menyendiri dan tergantung pada orang lain. Sedangkan yang menjadi dasar interaksi sosial adalah komunikasi, yaitu proses penerusan dan penerimaan dari stimulus simbolis dengan cara bercakap-cakap, gerakan, atau tanda-tanda lain. Motif interaksi sosial yang terjadi, sangat beragam, bisa bermotif ekonomi, budaya, politik, dan juga motifnya bisa majemuk. Motif dan tujuan dari pihak-pihak yang berinteraksi bisa sama bisa berbeda, misalnya interaksi antara produsen dan konsumen motif ekonominya. Konsep Sosiologi dalam Konteks Lokal, Nasional, dan Global Sebagai dampak kemajuan, penerapan, dan pemanfaatan Iptek di bidang transportasi dan komunikasi, interaksi sosial makin intensif dan makin meluas. Berkembangnya jaringan jalan, baik jalan darat, laut, dan udara interkasi sosialnya makin cepat dan meluas. Kemajuan, penerapan, dan pemanfaatan media elektronik (TV, Radio, telepon, dan internet) telah makin mengintensifkan interaksi sosial tersebut, walaupun tidak secara langsung. Salah satu dampaknya yaitu pakaian, makanan, peralatan, tidak hanya dikenal dan digunakan oleh masyarakat tertentu, tetapi telah memasuki segala lapisan masyarakat secara lokal, nasional, maupun global. Tatanan nonmaterial juga mengalami pergeseran, misalnya bersalaman, tepuk punggung, tegur sapa ala Eropa, sampai dengan berciuman antar keluarga, antar teman, dan sebagainya. Jenis permainan dan olahraga yang dahulu termasuk tradisional, sekarang berkembang tidak hanya dinegerinya sendiri tetapi sudah menyebar kesegala penjuru dunia, misalnya kesenian gamelan, kungfu, dan lain lain. Pertukaran pemuda pelajar dan pertandingan olahraga, pertemuan pramuka tingkat daerah, nasional, serta antar negara merupakan interaksi yang meluas. Hal seperti itu akan berdampak lokal, nasional, maupun global, misalnya yang berdampak positif pertukaran pengalaman, kemampuan, dan nilai. Sebagai akibat interaksi sosial yang semakin intensif sampai ke tingkat global menunjukkan perubahan sosial dimasyarakat sampai ke proses modernisasi. Perubahan dan kemajuan yang positif dapat meningkatkan kesejahteraan, sedangkan yang berdampak negatif harus kita waspadai, jika perlu kita cari cara pemecahannya.
10
5. Konsep Antropogi Pengertian Antropologi Secara harfiah antropologi, adalah ilmu tentang manusia, yaitu ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk masyarakat. Artinya bahwa manusia dapat ditinjau dari dua segi yaitu sudut biologi dan sudut sosiobudaya. Antropologi, khususnya antropologi budaya oleh Koentjaraningrat dikatakan sebagai pengganti ilmu budaya, merupakan studi tentang manusia dan kebudayaannya. Menurut Koentjaraningrat dalam perkembangannya, antropologi dibagi atas empat fase: Fase pertama (sebelum tahun 1800), merupakan kisah perjalanan atau laporan-laporan yang merupakan bahan etnografi atau deskripsi tentang bangsa diluar Eropa. Fase kedua (kirakira pertengahan abad ke-19), timbul karangan-karangan yang menyusun bahan etnografi berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat. Masyarakat dan kebudayaan manusia telah berkembang secara lambat (evolusi) dalam jangka waktu yang sangat lama, atau dari bentuk yang belum beradab sampai bentuk masyarakat tertinggi. Fase ketiga (permulaan abad ke-20), pada saat ilmu antropologi dirasa penting karena bangsa Eropa sedang melancarkan penjajahannya diluar Eropa. Sehingga antropologi menjadi ilmu praktis untuk penjajah. Fase keempat (sesudah kira-kira tahun 1930), antropologi mengalami perkembangan luas, karena bertambahnya pengetahuan dan ketajaman metode ilmiahnya. Mengenai tujuan antropologi pada fase keempat ini adalah: a) Akademikal dan b) Praktis Ruang Lingkup Antropologi Dilihat dari sudut antropologinya, manusia dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dan sudut sosio-budaya. Cara peninjauannya tidak terpisah-pisah melainkan holistik artinya merupakan satu kesatuan fenomena bio-sosial. Di Amerika Serikat, Antropologi telah berkembang luas hingga ruang lingkup dan batas lapangan penyelidikannya paling sedikit mempunyai lima masalah penelitian khusus yaitu: a) Sejarah asal dan perkembangannya manusia secara biologis b) Sejarah terjadinya aneka ragam makhluk manusia, dipandang dari sudut cirri-ciri tubuhnya c) Sejarah asal, perkembangan dan penyebaran aneka ragam bahasa yang diucapkan manusia diseluruh dunia d) Perkembangan, penyebaran, dan terjadinya aneka ragam kebudayaan manusia di seluruh dunia
11
e) Mengenai asas-asas dari kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar diseluruh dunia. Konsep Antropologi dalam Konteks Lokal, Nasional, dan Global pada hakikatnya, perkembangan aspek kehidupan apa pun yang mengarus mulai dari tingkat lokal sampai dampai tingkat global, dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik umat manusia. Makhluk hidup, selain manusia, tidak mungkin dapat mengubah tatanan kehidupannya sampai mengglobal. Perkembangan aspek-aspek kehidupan manusia yang juga berkenaan dengan perkembangan aspek-aspek kehidupan manusia yang juga aspek-aspek kebudayaannya, kita telah melihat perspektif kebudayaan, menganalisi perkembangan kebudayaan dari masa yang lalu, hari ini, dan kecendrungannya dimasa yang akan datang. Salah satunya yang terus berkembang, baik perkembangan, penerapan, serta pemanfaatannya adalah iptek. Hanya saja disini wajib kita sadari bahwa iptek itu produk akal pikiran manusia sehingga jangan terjadi manusia seolah-olah dikendalikan iptek, justru sebaliknya manusia yang mengendalikan iptek. Kesimpulan Konsep geografi atau keruangan itu, tidak lagi melihat kawasan lokal semata, melainkan telah menjangkau kawasan yang lebih luas. Oleh karena itu, konsep geografi ini dapat disebut sebagai tingkat regional. Konsep sejarah mengacu pada konsep waktu, terutama waktu yang telah lampau. Dari sudut pandang sejarah dalam konteks global, tentang tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan internasional, dan peristiwa-peristiwa bersejarah memiliki dampak luas terhadap tatanan kehidupan global dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transformasi budaya serta pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda untuk memasuki kehidupan global dimasa yang akan datang. Sumber daya yang sifatnya tidak terbarukan akan habis sekali pakai sehingga persediaannya makin terbatas. sedangkan pihak lain, kebutuhan terus meningkat karena pertumbuhan penduduk, dan keinginan yang cenderung tidak terbatas. kesenjangan ini bukan bersifat lokal atau regional, melainkan telah menjadi masalah global. Akibat interaksi sosial yang semakin intensif sampai ke tingkat global menunjukkan perubahan sosial dimasyarakat sampai ke proses modernisasi. Perubahan dan kemajuan yang positif dapat meningkatkan kesejahteraan, sedangkan yang berdampak negatif harus kita waspadai, jika perlu kita cari cara pemecahannya. Pada hakikatnya, perkembangan aspek kehidupan apa pun yang mengarus mulai dari tingkat lokal sampai dampai tingkat 12
global, dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik umat manusia. Makhluk hidup, selain manusia, tidak mungkin dapat mengubah tatanan kehidupannya sampai mengglobal. Nilai mempengaruhi pembentukan dan arah sikap seseorang. Nilai juga dapat mempengaruhi prilaku dan perbuatan seseorang dengan mempengaruhi sikap dan penilaian terhadap konsekuensi daripada prilaku dan perbuatan seseorang tersebut. Melalui proses inilah , nilai dapat dilihat sebagai kunci bagi lahirnya prilaku dan perbuatan seseorang. Oleh karena itu, pengajaran dan penanaman nilai merupakan hal penting dalam rangka pembinaan sikap dan kepribadian siswa.
13
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB II KETERAMPILAN DASAR DAN NILAI DALAM IPS
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra.Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB II KETERAMPILAN DASAR DAN NILAI DALAM IPS A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah mempelajari materi pada unit 2, peserta mampu menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi keterampilan dasar dan nilai dalam IPS. Adapun Indikator Pencapaian Kompetensi unit 2 adalah sebagai berikut: 1. Memecahkan Pembelajaran IPS SD terkait dengan materi keilmuan yang meliputi dimensi keterampilan dasar dan nilai dalam IPS 2. Menegaskan Fokus utama kajian pembelajaran IPS di SD terkait dengan materi keilmuan yang meliputi dimensi keterampilan dasar dan nilai dalam IPS melalui contoh kasus. B. Uraian Materi
1. Keterampilan Dasar dalam IPS Pada pembelajaran IPS selain nilai maka dikembangkan juga keterampilan yang merupakan keterampilan dasar yang diharapkan dicapai dan dimiliki oleh peserta didik melalui proses dalam pembelajaran IPS. Keterampilan dasar IPS dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Namun secara umum dapat terbagi atas : 1. Work-study skills, contohnya adalah membaca, membuat outline, membuat peta dan menginterpretasikan grafik. 2. Group-process skills, contohnya adalah berpikir kritis dan pemecahan masalah. 3. Social-living skills, contohnya adalah tanggungjawab, bekerjasama dengan orang lain, hidup dan bekerja sama dalam suatu kelompok. Keterampilan IPS merupakan dasar seseorang untuk dapat berhubungan dengan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat maka NCSS (1971) mengemukakan bahwa terdapat beberapa keterampilan yang seyogianya dapat dimiliki, antara lain: 1. Keterampilan Penelitian Keterampilan penelitian diperlukan untuk mengumpulkan dan memproses data, seperti berikut ini:
1
a. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi data b. Mengumpulkan dan mengorganisasi data c. Menginterprestasi data d. Menganalisis data e. Mengevaluasi hasil f. Menggeneralisasi hasil g. Mengaplikasikan pada konteks yang lain 2. Keterampilan Berpikir Berpikir kritis adalah melihat sesuatu dengan jelas, sedangkan berpikir kreatif adalah melihat sesuatu dengan kreatif. Beberapa hal yang termasuk ke dalam keterampilan berpikir yang dapat dikembangkan guru dalam pembelajarna, antar lain berikut ini: a. Menetapkan sebab dan akibat b. Mengevaluasi fakta c. Memprediksi d. Menyarankan konsekuensi-konsekuensi dari suatu fenomena e. Meramalkan masa depan f. Menyarankan alternatif pemecahan masalah g. Mampu memandang sesuatu dari perspektif yang berbeda 3. Keterampilan Berpartisipasi Sosial Beberapa ketearmpilan yang termasuk ke dalam keterampilan partisipasi sosial, antara lain berikut ini: a. Mengidentifikasi konsekuensi dari tindakan seseorang dan dampaknya terhadap orang lain b. Memperlihatkan kebaikan dan perhatian terhadap orang lain c. Berbagi tugas dan membangun kerja sama dengan orang lain d. Memfungsikan keanggotaan dan sebuah kelompok e. Mengadopsi beberapa variasi dari peran dalam kelompok f. Terbuka terhadap kritik dan saran
2
4. Keterampilan Berkomunikasi Beberapa diantaranya yang termasuk dalam keterampilan untuk menunjang berkomunikasi adalah: a. Pemahaman tentang lambang dan sistem lambang, seperti warna dalam peta dan lambang >, =, + dalam matematika b. Pemahaman tentang aturan dan ketentuan yang terkaitkan dengan sarana komunikasi c. Pengungkapan gagasan secara jelas dan kreatif melalui berbagai bentuk komunikasi 2. Nilai dalam IPS Menurut Purwodarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai adalah harga, hal-hal penting atau berguna bagi manusia. Nilai atau sistem nilai adalah keyakinan, kepercayaan, norma atau kepatuhan-kepatuhan yang dianut oleh seseorang ataupun kelompok masyarakat. (Kosasih Djahiri. 1980:5). Sedangkan menurut Fraenkel dalam (Husein Achmad. 1981:87), menyatakan bahwa nilai menggambarkan suatu penghargaan atau semangat yang diberikan seseorang atas pengalaman-pengalamannya. Selanjutnya ia mengatakan nilai itu merupakan standar tingkah laku, keindahan, efisiensi, atau penghargaan yang telah disetujui seseorang, dimana seseorang berusaha hidup dengan nilai tersebut serta bersedia mempertahankannya. Richard Meril, dalam Dwi Siswoyo, dkk (2005:23), menyatakan, bahwa nilai adalah patokan atau standar pola-pola pilihan yang dapat membimbing seseorang atau kelompok kearah “satisfication, fulfillment, and meaning. Pada setiap mata pelajaran sekolah dasar, wajib memasukkan atau mengajarkan sikap dan nilai yang terkandung dalam masing-masing mata pelajaran. Hal tersebut dikarenakan pada setiap mata pelajaran berbeda kemampuan sikap yang harus dimiliki oleh pesertadidik. Misalnya kemampuan sikap mata pelajaran IPA berbeda dengan kemampuan sikap IPS. Kemampuan sikap pada tiap-tiap mata pelajaran yang tertanam setelah pembelajaran berlangsung akan menjadi bekal ketika peserta didik dirumah dan di masyarakat. Penanaman sikap tersebut akan menjadi nilai tersendiri bagi peserta didik. Sikap peserta didik di sekolah akan tercermin atau teraplikasi pada kehidupan di rumah dan masyarakat. Maka dari itu, penanaman sikap dan nilai pada masing-masing mata pelajaran 3
harus benar-benar dilaksnakan secara baik. Khusus mata pelajaran IPS, penanaman sikap dan nilai pada peserta didik harus benar-benar tercapai. Hal itu karena IPS merupakan mata pelajaran yang sedikit banyak mengajarkan tentang sikap dan nilai yang baik pada kehidupan di keluarga, sekolah, dan kehidupan masyarakat. Sangat disayangkan jika pengajaran IPS tidak dilaksanakan dengan terstruktur, maka aspek sikap yang terdapat dalam tiap-tiap materi tidak akan tersampaikan dan tertaman dengan baik ke dalam diri setiap peserta didik. Pengajaran IPS dilaksanakan dalam waktu yang terbatas, sehingga tidak mungkin dapat memperkenalkan seluruh nilai- nilai kehidupan manusia kepada siswa. Oleh karena itu nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan mendasar bagi kehidupan manusia. Menurut Paul Suparno, SJ. sikap dan tingkah laku yang berlaku umum, yang lebih mengembangkan nilai kemanusiaan dan mengembangkan kesatuan sebagai warga masyarakat perlu mendapatkan tekanan. Beberapa sikap dan tingkah laku itu antara lain sebagai berikut: (Paul Suparno, SJ. 2001) 1. Sikap penghargaan kepada setiap manusia Penghargaan bahwa pribadi manusia itu bernilai, tidak boleh direndahkan atau disingkirkan tetapi harus dikembangkan. Setiap manusia, siapapun orangnya adalah bernilai, inilah yang menjadi hak asasi manusia, dan sikap ini harus dipunyai. Oleh karena itu tindakan meremehkan, menghina, merendahkan, apalagi mengganggu kebahagiaan orang lain dianggap tidak baik. Dalam wujud tindakan, misalnya siswa saling menghargai temannya, tidak menjelekkan temannya dan sebagainya. 2. Sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia, sopan, dan tepat janji Sikap ini jelas membantu orang dalam berhubungan dengan orang lain dan hidup bersama orang lain. 3. Sikap demokratis dan menghargai gagasan orang lain serta mau hidup bersama orang lain yang berbeda Sikap ini jelas sangat membantu kita menjadi manusia, karena memanusiakan manusia lain. Bagi negara Indonesia yang sedang mencari bentuk demokrasi, sikap ini sangat jelas diperlukan. Apalagi sikap rela hidup bersama, meskipun lain gagasan, lain idiologi perlu ditekankan. Kita rela hidup besama dalam pebedaan karena perbedaan adalah keadaan asasi kita
4
4. Kebebasan dan tanggung jawab Sikap manusia sebagai pribadi adalah ia mempunyai kebebasan untuk mengungkapkan dirinya dan bertanggung jawab terhadap ungkapannya. Sikap ini berlaku baik terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain maupun terhadap alam dan Tuhan. Sikap ini jelas diwujudkan dalam kebebasan mimbar, kebebasan berbicara, kebebasan untuk mengungkapkan gagasan dan tanggung jawab. Siswa diajak bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak lari dari tanggung jawab. 5. Penghargaan terhadap alam Alam diciptakan untuk dimanfaatkan oleh manusia agar dapat hidup bahagia. Berkenaan dengan hal tersebut penggunaan alam hanya untuk dirinya sendiri tidak dibenarkan. Termasuk juga pengrusakan alam yang hanya dapat memberikan kehidupan kepada segelintir orang juga tidak benar. Keserakahan dalam penggunaan alam adalah kesalahan. 6. Penghormatan kepada Sang Pencipta Sebagai makhluk kita menghormati Sang Pencipta. Kita melalui penghayatan iman, siswa diajak untuk menghormati dan memuji Sang Pencipta , dan pujian itu dapat diwujudkan dalam sikap berbaik kepada semua makluk ciptaan, termasuk pada diri sendiri. Sikap menghargai iman orang lain, menghargai bentuk iman orang lain, menghargai budaya orang lain perlu dikembangkan dalam kerangka rela hidup saling membantu dan menerima orang lain. 7. Beberapa sikap pengembangan sebagai pribadi manusia seperti disiplin, bijaksana, cermat, mandiri, percaya diri, semuanya lebih menunjang penyempurnaan diri pribadi.
5
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB I BILANGAN
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB I BILANGAN A. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 1. Memerinci konsep bilangan bulat dalam pemecahan masalah (termasuk prima, FPB, KPK) 2. Menguji pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam konteks materi Aritmatika 3. Menentukan alat peraga dalam pembelajaran bilangan B. Uraian Materi 1. Pengertian Bilangan Bilangan adalah suatu konsep atau ide yang ada dalam pikiran (abstrak) yang memberikan gambaran tentang banyaknya suatu benda. Untuk menggambarkan bilangan itu dalam dunia nyata digunakan angka-angka. Dengan demikian, angka diberi batasan agar hanya ada sepuluh angka dasar (hindu-arab) yang berbeda 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. 2. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah bilangan yang utuh dalam arti bukan berupa pecahan. Bilangan bulat terdiri dari bilangan nol, positif dan negatif. Dalam bentuk himpunan, himpunan bilangan bulat yang dimaksud adalah 𝑰 = {… , −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, … }. Apabila digambarkan dengan garis bilangan bentuknya akan seperti berikut:
… -3 -2 -1 0 1 2 3 …
Operasi pada Bilangan Bulat a. Operasi Penjumlahan Sifat-sifat penjumlahan penjumlahan: 1) Tertutup, yaitu untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐼 berlaku 𝑎 + 𝑏 ∈ 𝐼
2) Komutatif (pertukaran), yaitu untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐼 berlaku 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎.
3) Assosiatif (pengelompokan), yaitu untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐼 berlaku (𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑎 + (𝑏 + 𝑐).
4) Mempunyai elemen identitas 0 yaitu untuk setiap 𝑎 ∈ 𝐼 berlaku 1
𝑎 + 0 = 0 + 𝑎 = 𝑎.
5) Setiap bilangan bulat mempunyai invers aditif. Invers dari bilangan bulat 𝑎 adalah – 𝑎 dan berlaku 𝑎 + (−𝑎) = (−𝑎) + 𝑎 = 0
b. Operasi Pengurangan
Diketahui 𝑎, 𝑏 dan 𝑘 bilangan-bilangan bulat. Bilangan 𝑎 dikurangi 𝑏, ditulis 𝑎 – 𝑏 adalah bilangan bulat k jika dan hanya jika 𝑎 = 𝑏 + 𝑘.
Sifat-sifat yang berkaitan: 1) Bilangan bulat tertutup terhadap pengurangan, yaitu jika a dan b
bilangan-bilangan bulat maka 𝑎 − 𝑏 juga bilngan bulat.
2) Jika 𝑎 dan 𝑏 bilangan-bilangan bulat maka 𝑎 − 𝑏 = 𝑎 + (−𝑏)
3) Jika 𝑎 dan 𝑏 bilangan-bilangan bulat maka 𝑎 − (−𝑏) = 𝑎 + 𝑏.
4) Jika 𝑎 bilangan bulat maka −(−𝑎) = 𝑎.
c. Operasi Perkalian
Sifat-sifat operasi perkalian pada bilangan bulat 1) Tertutup, yaitu untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐼 berlaku 𝑎 × 𝑏 ∈ 𝐼
2) Komutatif (pertukaran), yaitu untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐼 berlaku 𝑎 × 𝑏 = 𝑏 × 𝑎
3) Assosiatif (pengelompokan), yaitu untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐼, berlaku: (𝑎 × 𝑏) × 𝑐 = 𝑎 × (𝑏 × 𝑐)
4) Mempunyai elemen identitas 1, yaitu untuk setiap bilangan bulat 𝑎
berlaku 𝑎 × 1 = 1 × 𝑎 = 𝑎.
5) Sifat bilangan nol yaitu 𝑎 × 0 = 0 × 𝑎 = 0, untuk setiap bilangan bulat 𝑎.
6) Sifat distributif (penyebaran)
a) 𝑎 × (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 × 𝑏) + (𝑎 × 𝑐), dan disebut distributif kiri perkalian terhadap penjumlahan.
2
b) (𝑏 + 𝑐) × 𝑎 = (𝑏 × 𝑎) + (𝑐 × 𝑎) dan disebut distributif kanan perkalian terhadap penjumlahan
d. Operasi Pembagian Diketahui 𝑎, 𝑏 dan 𝑘 bilangan-bilangan bulat dengan 𝑏 ≠ 0. Pembagian 𝑎 oleh 𝑏, ditulis 𝑎 ∶ 𝑏, adalah bilangan bulat 𝑘 (jika ada) sehingga berlaku: 𝑎 ∶ 𝑏 = 𝑘 ↔ 𝑎 = 𝑏 × 𝑘. Pembagian pada bilangan bulat tidak tertutup, sebab 7 dan 3 masing-masing bilangan bulat, tetapi hasil dari 7 ∶ 3 bukan bilangan bulat. Operasi perkalian dan pembagian pada bilangan bulat memiliki pola yang unik dan tetap, sehingga dapat lebih memudahkan pengerjaannya. Perhatikan tabel berikut 1.1 berikut: Tabel 1.1 Hasil Operasi Perkalian dan Pembagian pada bilangan bulat positif atau negatif
Bilangan pertama
Bilangan Kedua
Hasil Perkalian atau Pembagian
positif
positif
positif
positif
negatif
negatif
negatif
positif
negatif
negatif
negatif
positif
Contoh 1. 3 𝑥 (−6) = . .. Penyelesaian: Bilangan positif dikali Bilangan negatif maka hasilnya Bilangan negatif Sebelumnya diketahui bahwa 3 𝑥 6 = 18, maka 3 𝑥 (−6) = −18 Urutan Hitung Operasi Operasi hitung campuran adalah operasi hitung yang melibatkan lebih dari satu macam operasi dalam suatu perhitungan. Berikut adalah beberapa kesepakatan pada operasi perhitungan campuran: a. Operasi dalam tanda kurung “( )” dikerjakan terlebih dahulu. b. Perkalian dan Pembagian lebih kuat daripada penjumlahan dan pengurangan. c. Perkalian dan pembagian sama kuat. Apabila perkalian dan pembagian muncul secara bersama-sama, maka urutan operasinya dari sebelah kiri, yaitu yang muncul di sebelah kiri harus dioperasikan terlebih dahulu. 3
d. Penjumlahan dan Pengurangan sama kuat. Apabila penjumlahan dan pengurangan muncul secara bersama-sama, maka urutan operasinya dari sebelah kiri, yaitu yang muncul di sebelah kiri harus dioperasikan terlebih dahulu. Pembelajaran Bilangan Bulat a. Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat 1)
Peragaan Gerakan Model Penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat dapat dilakukan peragaan gerakan suatu model, yaitu dengan gerakan maju atau naik (untuk Penjumlahan) dan gerakan mundur atau turun (untuk pengurangan) dengan ketentuan sebagai berikut. (a) Arah menghadap model. - Positif : Model menghadap ke kanan - Negatif : Model menghadap ke kiri (b) Titik permulaan selalu dimulai dari titik yang mewakili bilangan 0. Contoh 2. Hitunglah jumlah dari 7 + (−5) – (−4) Penyelesaian: Tetapkan posisi awal model sebagai titik nol, lalu hadapkan model ke kanan (dilihat dari posisi siswa). Kemudian gerakkan/langkahkan model ke kanan sebanyak 7 langkah. Setelah itu, balikkan arah model (hadapkan ke kiri) kemudian gerakkan/langkahkan model maju sebanyak 5 langkah. Siswa diminta untuk memperhatikan posisi terakhir model berada, yaitu di titik 2. Jadi 7 + (−5) = 2. selanjutnya hasil penjumlahan akan dikurangi dengan −4. Pada posisi 2, balikkan arah model (hadapkan ke kiri) kemudian gerakkan/langkahkan model mundur sebanyak 4 langkah. Siswa diminta untuk memperhatikan posisi terakhir model berada, yaitu di titik 6. Jadi 7 + (−5) − (−4) = 6
2)
Penggunaan Garis Bilangan Penjumlahan dan pengurangan pada garis bilangan dapat dikatkaan sebagai suatu gerakan atau perpindahan sepanjang suatu garis bilangan. Suatu bilangan bulat positif menggambarkan gerakan ke arah kanan, sedangkan bilangan bulat negatif menggambarkan gerakan ke arah kiri. Titik permulaan selalu dimulai dari titik yang mewakili bilangan 0. Contoh 4. Hitunglah jumlah dari 6 + (−2) dengan menggunakan garis bilangan! Penyelesaian:
4
6 + (−2) berarti suatu gerakan yang di mulai dari 0, bergerak 6 satuan ke kanan dan dilanjutkan dengan bergerak 2 satuan lagi ke kiri. Gerakan ini berakhir di titik yang mewakili bilangan 4. Gerakan tersebut apabila dibuat diagramnya sebagai berikut.
Jadi 6 + (−2) = 4 Selanjutnya pengurangan pada bilangan bulat melalui garis bilangan menjadi bahan diskusi lebih lanjut! 3) Penggunaan Muatan
Penjumlahan dengan menggunakan muatan dapat divisualisaikan dengan potongan karton yang berwarna, misal warna hitam dan yang lain warna putih atau warna lain yang sesuai dengan selera masing-masing. Penggunaan warna perlu disepakati pula, misal karton berwarna hitam dianggap mewakili bilangan bulat negatif, sedang karton yang berwarna putih dianggap mewakili bilangan bulat positif, sebagai ilustrasi dinyatakan sebagai berikut berikut. Warna putih (positif) Warna hitam (negatif)
Contoh 3. Hitunglah 7 + (-3)!
Penyelesaian :
Ambillah 7 karton putih dan kemudian ambil lagi 3 karton hitam. Pasang- pasangkan masing-masing karton hitam dengan satu karton putih sehingga kira-kira seperti keadaan berikut.
5
Selanjutnya, amati dan hitung banyaknya karton yang tidak mempunyai pasangan. Ternyata ada 4 karton putih yang tidak mempunyai pasangan. Karena karton putih menyatakan bilangan positif, diperoleh 7 + (-3) = 4. Contoh 4. Selesaikan (-2) + (-4)! Penyelesaian :
Ambil 2 karton hitam, kemudian ambil lagi 4 karton hitam. Kumpulkan karton-karton tersebut pada satu wadah dan hitung banyaknya seluruh karton hitam yang ada dalam wadah tersebut. Ternyata ada 6 karton hitam. Karena karton hitam menyatakan bilangan negatif, maka diperoleh (-2) + (-4) = - 6. Selanjutnya pengurangan pada bilangan bulat melalui penggunaan muatan menjadi bahan diskusi lebih lanjut! b. Pembelajaran Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat
-
Perkalian pada Bilangan Bulat
Untuk menanamkan konsep perkalian pada bilangan bulat, yang melibatkan bilangan bulat negatif agar sukar dilakukan dengan menggunakan alat peraga. Pada batas-batas tertentu, hal tersebut dapat diperagakan dengan menggunakan garis bilangan, khusunya untuk perkalian yang pengalinya meupakan bilangan bulat positif. Cara lain untuk menanamkan konsep perkalian pada bilangan bulat adalah dengan menggunakan pola bilangan. Berikut cara penanaman konsep pada perkalian dengan menggunakan pola bilangan 1) 𝑎 × (−𝑏) contoh 5. Hitunglah 5 × (−3)! Penyelesaian: Perhatikan 4 𝑥 (−2) = (−2) + (−2) + (−2) + (−2) = −8 (ingat konsep perkalian) 2) – 𝑎 × 𝑏 Untuk menjelaskan perkalian jenis ini, sebaiknya menggunakan pola bilangan, dan yang perlu diperhatikan adalah para siswa perlu diingatkan kembali tentang perkalian pada bilangan cacah.
6
Contoh 6. Carilah (−3) 𝑥 4. Penyelesaian: Perhatikan pola bilangan berikut: Amati bahwa faktor kedua (terkali) dalam perkalian ini adalah tetap
4, sedangkan faktor pertama (pengali) berkurang satu demi satu. Ternyata hal ini diikuti berkurangnya hasil perkalian empat demi empat. Berdasarkan pola ini diperoleh (-3) x 4 = 12.
3) – 𝑎 × (−𝑏) Untuk menanamkan konsep perkalian pada bagian ini, dipersyaratkan siswa harus sudah menguasai perkalian bilangan bulat 𝑎 × (−𝑏) dan – 𝑎 × 𝑏. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
Contoh 7. Hitunglah −3 × (−4).
Penyelesaian:
Perhatikan pola bilangan berikut :
Amati bahwa pada pola bilangan sebelah kiri, terkali tetap (−4) sedangkan pengali berkurang satu satu demi satu. Ternyata hasil kalinya bertambah empat demi empat. Pada pola bilangan sebelah kanan, pengali tetap (−3) sedangkan terkali berkurang satu demi satu. Ternyata hasil kalinya bertambah tiga demi tiga. Kedua pola bilangan tersebut memberikan hasil yang sama yaitu (−3) 𝑥 (−4) = 12. -
Pembagian pada Bilangan Bulat
Penanaman konsep pembagian pada bilangan bulat sukar ditunjukkan dengan menggunakan alat peraga. Salah satu caranya dapat dilakukan dengan menggunakan konsep perkalian bilangan bulat dan didefinisi pembagian bilangan bulat.
7
Contoh 8. Hitunglah 10 ∶ (−2)!
Penyelesaian:
Karena 10 ∶ (−2) = ekuivalen dengan 10 = ⋯ × (−2) maka untuk mencari hasil dari 10 ∶ (−2) dapat dilakukan dengan mencari bilangan bulat yang apabila dikalikan dengan (−2) hasilnya 10. Ternyata (−5) 𝑥 (−2) = 10. Jadi 10 ∶ (−2) = −5 Bahan diskusi: Bagaimana cara mengajarkan 1 ∶ 0 dan 0 ∶ 0 pada siswa?
3.
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Pembelajaran FPB dan KPK memuat istilah faktor, kelipatan, dan persekutuan yang
perlu memperkenalkan istilah-istilah tersebut kepada siswa. Faktor suatu bilangan adalah pembagi habis bilangan tersebut. Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang merupakan hasil perkalian dari bilangan tersebuat dengan himpunan bilangan asli. Selain itu, bilangan prima erat hubungannya dengan FPB dan KPK. Bilangan prima merupakan bilangan Asli yang lebih besar dari 1 dan tepat mempunyai dua faktor, yaitu bilangan 1 dan dirinya sendiri. Setiap bilangan dapat dituliskan sebagai perkalian bilangan-bilangan prima. Penyajian perkalian bilangan-bilangan prima ini disebut sebagai faktorisasi prima. faktorisasi prima memudahkan dalam perhitungan FPB dan KPK. Contoh penerapan FPB dalam masalah Matematika misalnya pada pembagian rata yang dapat dilakukan secara maksimal pada sejumlah orang. Sedangkan pada KPK, beberapa penerapannya terdapat pada perhitungan jarak, waktu, dan kecepatan. Cara Menentukan FPB dan KPK Contoh 9. Tentukan KPK dan FPB dari bilangan-bilangan 300 dan 350!
Penyelesaian: Penentuan KPK dan FPB dapat dikerjakan melalui beberapa cara yaitu: (1) Faktorisasi Prima dan (2) Tabel a. Dengan faktorisasi prima 350 300 2 175 2 150 35 5 75 2 5 3
7
25 5
5
300 = 22 × 3 × 52 350 = 21
300 = 22 × 3 × 52
× 52 × 7
350 = 21 FPB = 21
KPK = 22 3 52 7 8
× 52 × 7 52
KPK (300, 350) = hasil kali faktor prima gabungan pangkat yang terbesar. = 22 3 52 7 = 4 3 25 7 = (4 25) (3 7) = 2100. FPB (300, 350) = hasil kali faktor prima sekutu pangkat yang terkecil. = 21 52 = 2 25 = 50. b. Metode Tabel 1. Bagilah semua bilangan itu dengan faktor/faktor prima persekutuannya 2. Setelah semua bilangan menjadi prima relatif satu sama lain (nilai FPBnya = 1), bagilah hasil-hasilnya dengan faktor-faktor prima yang mungkin (untuk bilangan yang terbagi tentukan hasil baginya, sedang yang tak terbagi tetaplah ditulis apa adanya), hingga hasil bagi terakhirnya = 1. Contoh 10. Tentukan KPK dan FPB dari bilangan-bilangan 300, 350, dan 400. Penyelesaian:
FPB
300
350
400
10
30
35
40
5
6
7
8
2
3
7
4
2
3
7
2
2
3
7
1
3
1
7
1
7
1
1
1
KPK
Dari gambaran itu dapat disimpulkan bahwa: FPB (300, 350, 400) = 10 5 = 50 KPK (300, 350, 400) = 10 5 23 3 7 = 8.400 4.
Pecahan
Pengertian Pecahan Pada prinsipnya, pecahan digunakan untuk menyatakan beberapa bagian dari sejumlah bagian yang sama. Jumlah seluruh bagian yang sama ini bersama-sama membentuk satuan (unit). Dengan demikian pecahan adalah bagian-bagian yang sama dari keseluruhan. 9
Di sini perlu diberikan penekanan pada konsep keseluruhan sebagai satuan konsep sama pada bagian. Pecahan dapat diajarkan sebagai perbandingan bagian yang sama dari suatu benda terhadap keseluruhan benda itu.
1 Satu satuan
1
2
4
4
Seperempat
=
1
3
2
4
Dua perempat bagian
Tiga perempat bagian
Secara definitif, pecahan adalah suatu bilangan yang dapat ditulis melalui pasangan terurut dari bilangan bulat 𝑎 dan 𝑏, dan dilambangkan dengan
𝑎 𝑏
, dengan 𝑏 ≠ 0 . Pada
𝑎
pecahan 𝑏, 𝑎 disebut pembilang dan 𝑏 disebut penyebut. Jenis-jenis Pecahan a. Pecahan Biasa Pecahan biasa adalah pecahan dengan pembilangnya lebih kecil dari penyebutnya. 𝒂 dimana 𝒂 < 𝒃 𝒃 b. Pecahan Campuran Pecahan campuran adalah pecahan dengan pembilangnya lebih besar dari penyebutnya. 𝒂 dimana 𝒂 > 𝑏 𝒃 misal:
8 3
=2
2 3
c. Pecahan Desimal Pecahan desimal adalah pecahan yang dalam penulisannya menggunakan tanda koma. misal: 0,5 ; 8,75 dll. d. Pecahan Persen Pecahan persen adalah pecahan yang menggunakan lambang % yang berarti perseratus. 𝑎 𝑎 % berarti 100 e. Pecahan Senilai Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang penulisannya berbeda tetapi mewakili bagian atau daerah yang sama. Sehingga pecahan-pecahan senilai mempunyai nilai 10
yang sama. Jika suatu pecahan yang di peroleh dari pecahan yang lain dengan cara mengalikan pembilang dan penyebut dengan bilangan asli yang sama, maka diperoleh pecahan yang senilai. Dengan demikian untuk a, b, n bilangan-bilangan bulat maka pecahan
𝑎 𝑏
dan pecahan
𝑎𝑥𝑛
senilai.
𝑏𝑥𝑛
Operasi Hitung Bilangan Pecahan a. Penjumlahan pada Bilangan Pecahan (1) Penjumlahan pada pecahan biasa dengan penyebut yang sama Contoh 11: Tentukan Hasil dari
1 2 4 4
Penyelesaian: 1 4
+
2 1+2 3 = = 4 4 4
(2) Penjumlahan pada pecahan biasa dengan penyebut yang tidak sama Contoh 12: Tentukan Hasil dari
1 2
+
1 3
Penyelesaian: Untuk pecahan yang berpenyebut tidak sama, langkah pertama yakni menyamakan penyebutnya dengan mencari KPK dari penyebut pecahan tersebut. 1 3
+
2 4
=
4 12
+
6 12
=
10 12
=
10 ∶ 2 12 ∶ 2
5
=
6
b. Pengurangan pada Bilangan Pecahan (1) Pengurangan pada pecahan biasa dengan penyebut yang sama Contoh 13. Hitunglah
2 4
-
1 4
Penyelesaian: 2 4
-
1 4
=
1 4
(2) Pengurangan pada pecahan biasa dengan penyebut yang tidak sama Contoh 14. Berapakah hasil dari
2 4
-
1 5
11
Apabila penyebutnya tidak sama cari KPK dari penyebutnya itu. KPK dari 4 dan 5 adalah 20. 2 4
c.
1
-
5
=
10 20
-
4 20
=
6 20
6
=
20
∶
2 2
=
3 10
Perkalian Bilangan Pecahan Untuk perkalian pada bilangan pecahan, kalikanlah pembilang dengan pembilang serta penyebut dengan penyebut. Contoh 15. Tentukan hasil dari
4 5
×
8 6
Penyelesaian: 4 5
×
Jadi,
8 6 4 5
= ×
32
=1
30 8 6
=1
2 30
=1
1 15
1 15
d. Pembagian Pecahan 𝑎
𝑐
𝑎
𝑑
Pembagian pecahan berlaku cara 𝑏 : 𝑑 = 𝑏 x 𝑐 = Contoh 16. Hitunglah
1 3
:
𝑎𝑑 𝑏𝑐
2 5
Penyelesaian: Dengan menerapkan cara di atas, maka diperoleh: 1 2
1
5
5
3 5
3
2
6
: = x =
12
.
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB II ALJABAR
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB II ALJABAR
A. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 1. Memerinci konsep bilangan bulat dalam pemecahan masalah (termasuk prima, FPB, KPK) Menerapkan konsep relasi dan fungsi linear dalam pemecahan masalah. 2. Melatih konsep sistem persamaan linear dalam pemecahan masalah. 3. Membedakan konsep sistem persamaan linear dalam pemecahan masalah 4. Menggunakan konsep persamaan/pertidak-samaan kuadrat dalam pemecahan masalah 5. Menggunakan pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam konteks materi Aljabar B. Uraian Materi 1. Relasi Relasi adalah suatu aturan yang memasangkan anggota-anggota dari himpunan satu ke anggota-anggota himpunan yang lain. Cara menyatakan relasi dapat dinyatakan dengan 3 cara yaitu diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram Cartesius. Contoh 1: Jika diketahui himpunan 𝐴 = {0, 1, 2, 5}; 𝐵 = {1, 2, 3, 4, 6}. Nyatakanlah relasi “satu kurangnya dari” himpunan 𝐴 ke himpunan 𝐵 dengan 3 cara! Penyelesaian: relasi “satu kurangnya dari” himpunan 𝐴 ke himpunan 𝐵 dapat disajikan dalam diagram panah, diagam kartesius, himpunan pasangan berurutan.
a. Diagram Panah
b. Diagram Cartesius
b. Himpunan pasangan berurutan 𝑅 = {(0,1), (1,2), (2,3), (5,6)}
1
2. Fungsi Fungsi adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota (dari daerah asal) dengan tepat satu anggota (dari daerah kawan). Jika f adalah suatu fungsi dari A ke B, maka: -
Himpunan A disebut domain (daerah asal)
-
Himpunan B disebut kodomain (daerah kawan) dan himpunan anggota B yang pasangan (himpunan C) disebut range (hasil) fungsi f
Aturan yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B disebut aturan fungsi f. Misal diketahui fungsi-fungsi f : A B ditentukan dengan notasi 𝑓(𝑥) g : C D ditentukan dengan notasi 𝑔(𝑥) Contoh 5: Diketahui 𝐴 = {1, 2, 3, 4} 𝑑𝑎𝑛 𝐵 = {1,2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}. Suatu fungsi 𝑓 ∶ 𝐴 𝐵 ditentukan 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑓(𝑥) = 2𝑥 – 1. Gambarlah fungsi f dengan diagram panah. Tentukan range fungsi f. Penyelesaian: Diagram panah fungsi f Dari diagram panah terlihat bahwa 𝑓(𝑥) = 2𝑥 – 1 f(1) = 2.1 – 1 = 1
f(3) = 2.3 – 1 = 5
f(2) = 2.2 – 1 = 3
f(4) = 2.4 – 1 = 7
Jadi, range fungsi 𝑓 adalah {1, 3, 5, 7} Sifat-sifat fungsi 1. Fungsi injektif (satu-satu) Jika fungsi 𝑓 ∶ 𝐴 𝐵, setiap 𝑏 ∈ 𝐵 hanya mempunyai satu kawan saja di 𝐴, maka fungsi itu disebut fungsi satu-satu atau injektif
2. Fungsi surjektif (onto) Pada fungsi 𝑓 ∶ 𝐴 𝐵, setiap 𝑏 ∈ 𝐵 mempunyai kawan di 𝐴 maka 𝑓 disebut fungsi surjektif atau onto
2
3. Fungsi bijektif (korepondensi satu-satu) Suatu fungsi yang bersifat injektif sekaligus surjektif disebut fungsi bijektif atau korepondesi satu-satu
Contoh 6: Dari himpunan A dan B berikut, manakah yang merupakan fungsi? Sebutkan pula domain, kodomain, dan rumusnya (aturan fungsi)?
Jawaban ditinggalkan sebagai latihan! 3. Fungsi Linier Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linier apabila fungsi itu ditentukan oleh 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏, dimana a ≠ 0, a dan b bilangan konstan dan grafiknya berupa garis lurus. Contoh 7: Jika diketahui 𝑓(𝑥) = 2𝑥 + 3, gambarlah grafiknya
Penyelesaian: Untuk 𝑥 = 0 𝑓(𝑥) = 𝑦 = 3 3
1
Untuk y = f(x) = 0 x = 2 = 1 2 Contoh 8: Grafik fungsi linier
3
Suatu fungsi dinyatakan dengan f(x) = ax + b. jika nilai dari f(4) = 11 dan f(6) = 15, maka fungsi tersebut adalah … Penyelesaian: 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑓(4) = 4𝑎 + 𝑏 = 11 … (1) 𝑓(6) = 6𝑎 + 𝑏 = 15 … (2)
dengan eliminasi subtitusi diperoleh 𝑎 = 2 𝑑𝑎𝑛 𝑏 = 3 sehingga rumus fungsinya adalah 𝑓(𝑥) = 2𝑥 + 3 4. Persamaan Linear Persaman adalah kalimat terbuka yang mengandung hubungan (relasi) sama dengan. Sedangkan persamaan linear adalah suatu persamaan yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah satu atau berderajat satu. -
Persamaan linear satu variabel Bentuk umum : ax b 0; a, b R, a 0
𝑎 adalah koefisien dari variabel x dan b adalah konstanta Contoh tentukan nilai 𝑥 yang memenuhi 4𝑥 + 8 = 0 -
Persamaan Linear Dua Variabel
Bentuk umum: ax by c; a, b, c R, a 0 , b 0
𝑎 adalah koefisien dari variable 𝑥 dan 𝑏 adalah koefisien dari variable 𝑦 sedangkan 𝑐 adalah konstanta. Contoh Sebutkan masing-masing variabel dari persamaan linier dua variabel 6 x 3 y 9 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu variabel x dan variabel 𝑦
-
Himpunan penyelesaian persamaan linear Menentukan himpunan penyelesaian persamaan linear berarti mencari harga yang memenuhi untuk pengganti variabel pada persamaan linear yang bersangkutan. Contoh 10. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan linear
4
2x 1 x 1 5 2
Penyelesaian: 2x 1 x 1 5 2
2(2𝑥 − 1) = 5(𝑥 + 1) 4𝑥 – 2 = 5𝑥 + 5 4𝑥 – 5𝑥 = 2 + 5 −𝑥 = 7 𝑥 = −7 𝐻𝑃 = {−7} 5. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Bentuk Umum 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐 𝑝𝑥 + 𝑞𝑦 = 𝑟 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑝, 𝑞, 𝑟 𝑅 𝑎, 𝑝 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑥 𝑏, 𝑞 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑦 𝑐, 𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑥, 𝑦 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 Ada beberapa cara menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel, antara lain cara grafik, subtitusi, eliminasi, atau gabungan (eliminasi dan substitusi). Berikut Contoh penyelesaian dengan menggunakan cara gabungan: Contoh 11. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut:
3x y 5 dengan cara gabungan antara eliminasi dan substitusi! 2 x y 10
Penyelesaian: Eliminir y 3𝑥 – 𝑦
= 5
2𝑥 + 𝑦 = 10 + 5𝑥
= 15
𝑥
= 3 5
𝑥 = 3 substitusi 𝑘𝑒 3𝑥 – 𝑦 = 5
3(3) – 𝑦 = 5 9– 𝑦 = 5 −𝑦 = 5– 9 − 𝑦 = −4 𝑦 = 4 Jadi 𝐻𝑃 = {(3,4)} 6. Persamaan Kuadrat Persamaan kuadrat adalah persamaan berderajat dua dalam 𝑥 yang dinyatakan dengan : 𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0; 𝑎, 𝑏, 𝑐𝑅 ; 𝑎 0 𝑎 = 𝑘oefisien dari x2 𝑏 = koefisien dari 𝑥 𝑐 = konstanta Penyelesaian Persamaan Kuadrat Ada beberapa cara menyelesaikan persamaan kuadrat, antara lain : a. Memfaktorkan Contoh 12. Selesaikan x2 – 5x + 6 = 0! Penyelesaian: x2 – 5x + 6 = 0
(𝑥 – 3)(𝑥 – 2) = 0 𝑥 – 3 = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 − 2 = 0 𝑥 = 3 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = 2 𝐽𝑎𝑑𝑖 𝐻𝑃 = {3, 2} Type equation here. b. Melengkapkan Kuadrat Sempurna Contoh 13. Selesaikan x2 + 10x + 21 = 0 !
Penyelesaian: x2 + 10x + 21 = 0
x2 + 10x = -21 x2 + 10x + 25 = -21 + 25
6
( 12 koefisien x)2
(x + 5)2 = 4 𝑥 + 5 = 4 2 𝑥 + 5 = 2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 + 5 = −2 𝑥 = −3 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = −7 𝐽𝑎𝑑𝑖 𝐻𝑃 = {−3, −7} c. Dengan Rumus ABC x1, 2
b b 2 4ac 2a
Contoh 14. Selesaikan x2 + 6x - 16 = 0! Penyelesaian: 𝑎 = 1, 𝑏 = 6, 𝑐 = −16
x1, 2
x1
6 6 2 4(1)( 16) 2(1)
=
6 100 2
=
6 10 2
6 10 4 6 10 16 2 atau x 2 8 2 2 2 2
Jadi HP = {2, -8} 7. Pertidaksamaan Linear Pertidaksamaan linear adalah suatu pertidaksamaan yang variabelnya paling tinggi berderajat satu. Bentuk umum : 𝑎𝑥 + 𝑏 (𝑅) 0 ; 𝑎, 𝑏 𝑅, 𝑎 0 𝑎 = koefisien dari 𝑥 𝑥 = variabel 𝑏 = konstanta (𝑅) = salah satu relasi pertidakamaan ( , , , ) misal 5𝑥 + 5 25
7
Sifat-sifat Pertidaksamaan a. Arah tanda pertidaksaman tetapjika ruas kiri dan ruas kanan pertidaksamaan ditambah , dikurangi, dikalikan, atau dibagi dengan bilangan positif yang sama. 1) 𝑎 𝑏 𝑎 + 𝑐 𝑏 + 𝑐 2) 𝑎 𝑏 𝑎 – 𝑑 𝑏 – 𝑑 3) 𝑎 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑐 0 𝑎𝑐 𝑏𝑐 4) 𝑎 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑑 0
a b d d
b. Arah tanda pertidaksamaan berubah jika ruas kiri dan ruas kanan dikalikan atau dibagi dengan bilangan negatif yang sama. 1) 𝑎 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑐 0 𝑎𝑐 𝑏𝑐 2) 𝑎 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑑 0
a b d d
Contoh 15. Selesaikan 6x + 2 4x + 10 ! Penyelesaian: 6𝑥 + 2 4𝑥 + 10
6𝑥 + 2 – 2 4𝑥 + 10 − 2 6𝑥 4𝑥 + 8 6𝑥 – 4𝑥 4𝑥 – 4𝑥 + 8 2𝑥 8
1 1 . 2𝑥 . 8 2 2
𝑥4 Himpunan Penyelesaian Pertidaksaman Linear Contoh 16. Tentukan himpunan penyelesaian dari 6𝑥 + 4 4𝑥 + 20, 𝑥𝐵 ! Penyelesaian: 6𝑥 + 4 4𝑥 + 20
6𝑥 + 4 − 4 4𝑥 + 20 – 4 6𝑥 4𝑥 + 16 6𝑥 – 4𝑥 4𝑥 – 4𝑥 + 16 2𝑥 16
1 1 . 2𝑥 . 16 2 2
𝑥8 8
8 Jadi 𝐻𝑃 = { 𝑥 𝑥 8, 𝑥𝐵} 8. Pertidaksamaan Kuadrat Pertidaksamaan kuadrat adalah suatu pertidaksamaan yang mempunyai variabel paling tinggi berderajat dua dan koefisien variabel pangkat duanya tidak sama dengan nol. Bentuk umum : ax2 + bx + c (R) 0; a, b, cR ; a 0 a = koefisien dari x2 b = koefisien dari x c = konstanta (R) = salah satu relasi pertidakamaan ( , , , ) *
Contoh x2 + 5x + 6 0
Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan Kuadrat Langkah-langkah menentukan himpunan penyelesaian suatu pertidaksamaan kuadrat adalah sebagai berikut : (i) Ubah bentuk pertidaksamaan ke dalam bentuk umum. (ii) Tentukan pembuat nol ruas kiri. (iii) Letakkan pembuat nol pada garis bilangan. (iv) Substitusi sembarang bilangan pada pertidaksamaan kecuali pembuat nol. Jika benar, maka daerah yang memuat bilangan tersebut merupakan daerah penyelesaian. Contoh 17. Tentukan himpunan penyelesaian dari x2 + 6x + 8 0 untuk x R !
Penyelesaian: (i) x2 + 6x + 8 0 (ii) Pembuat nol x2 + 6x + 8 = 0 (x + 4)(x + 2) = 0 x + 4 = 0 atau x + 2 = 0 x = -4 atau x = -2 9
(iii)
(B) +
(S)
(B)
-
+
-4
-2
(iv) Ambil x = 0 x2 + 6x + 8 0 8 0 (B) Jadi HP = { xx -4 atau x -2 } 9. Aplikasi Persamaan dan Pertidaksamaan Linier dalam Beberapa masalah dalam kehidupan sehari - hari dapat diselesaikan dengan konsep peramaan maupun dengan pertidaksamaan linier. Langkah pertama yang dilakukan adlah menterjemahkan masalah tersebut kedalam kalimat matematika. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh - contoh berikut. Contoh 18. Upah seorang teknisi untuk memperbaiki suatu mesin bubut adalah Rp. 250.000,ditambah biaya Rp. 75.000 tiap jamnya. Karena pekerjaanya kurang rapi, pembayaranya dip[otong 10% dari upah total yang harus diterima. Jika teknisi tersebut mendapat upah sebesar Rp. 798.750,-. Berapa jam mesin bubut tersebut diperbaiki? Penyelesaian : Misalkan teknisi bekerja selama x jam, dan upah yang diterima hanya (100 - 10)% = 90%, maka diperoleh persamaan berikut: (75.000x + 250.000) X 90% = 798.750 67.500x + 225.000 = 798.750 67.500x = 798.750 – 225.000 67.500x = 573.750 x = 573.750/67.500 = 8.5 Jadi, teknisi tersebut bekerja memperbaiki mesin selama 8,5 jam.
10
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB III GEOMETRI
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB III GEOMETRI A. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Menerapkan Konsep sudut secara kontektual 2. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan Sifat-sifat bangun datar 3. Menentukan bayangan titik-titik terhadap Transformasi geometri sederhana (translasi, refleksi, rotasi, dilatasi) 4. Menerapkan pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam konteks materi Geometri B. Uraian Materi 1.
Sudut Jenis – jenis Sudut a. Sudut siku-siku, yaitu sudut yang besarnya 90⁰. b. Sudut lancip, yaitu sudut yang besarnya antara 0⁰ dan 90⁰ atau 0⁰ < 𝑥 < 90⁰. c. Sudut tumpul, yaitu sudut yang besarnya di antara 90⁰ hingga 180⁰ atau 90⁰ < 𝑥 < 180 ⁰. d. Sudut lurus, yaitu sudut yang besarnya 180 ⁰. e. Sudut refleks, yaitu sudut yang besarnya antara 180 ⁰ dan 360 ⁰, atau 180 ⁰< x < 360⁰. Hubungan antar sudut b. Sudut yang saling berpelurus,
a. Sudut yang saling berpenyiku, dua sudut yang jumlah ukurannya 90o : ∠ABD + ∠CBD = 90
dua
sudut
yang
jumlah
ukurannya 180o : ∠ PQS + ∠ RQS = 180o
A
S
D
B
C
P
1
Q
R
Hubungan antar Sudut Jika Dua Garis Sejajar Dipotong oleh Sebuah Garis
a.
Sudut sehadap, besarnya sama. Yakni ∠a = ∠e, ∠b = ∠f, ∠d = ∠h, ∠c = ∠g.
b. Sudut dalam berseberangan, besarnya sama. ∠c = ∠e, ∠d = ∠f. c.
Sudut luar berseberangan, besarnya sama. ∠a = ∠g, ∠b = ∠h.
d. Sudut dalam sepihak, jumlah keduanya 180o. ∠d + ∠e = 180o dan ∠c + ∠f = 180o.
2.
e.
Sudut luar sepihak, jumlah keduanya adalah 180o.∠b+∠g=180o, dan∠a+∠h= 180o
f.
Sudut bertolak belakang, besarnya sama. ∠a = ∠c, ∠b = ∠d, ∠e = ∠g, ∠f=∠h. Mengidentifikasi bangun datar segitiga Segitiga adalah bangun datar yang terjadi dari tiga ruas garis yang dua-dua ujungnya saling bertemu. Segitiga dapat terbentuk apabila panjang sisi terpanjang kurang dari jumlah panjang dua sisi yang lain. Tiap ruas garis yang membentuk segitiga disebut sisi. Pertemuan ujung-ujung ruas garis disebut titik sudut. jenis-jenis segitiga dan hubungannya satu sama lain dapat digambarkan dengan tabel berikut: Menurut Sisi-sisinya
Menurut Sudutsudutnya Ketiga sudutnya Lancip
Panjang ketiga sisi berlainan
Dua sisi sama panjang
Ketiga sisinya sama panjang
Segitiga lancip dengan semua sisi berlainan
Segitiga lancip dengan dua sisi sama panjang
Segitiga lancip sama sisi
2
Salah satu sudutnya sikusiku
Segitiga siku-siku
Segitiga siku-siku
dengan sisi berlainan
Samakaki
Tidak ada
Salah satu
segitiga tumpul dengan
sudutnya tumpul
semua sisi berlainan
3.
segitiga tumpul dengan dua sisi sama
Tidak ada
Mengidentifikasi Segiempat berdasarkan unsur-unsurnya: a. Persegi Persegi adalah segiempat yang keempat sisinya sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku, atau persegi adalah belahketupat yang salah satu sudutnya siku-siku, atau persegi adalah persegipanjang yang dua sisi yang berdekatan sama panjang. Dengan kata lain, persegi adalah bangun datar segiempat yang paling khusus, dengan sifat semua sudut siku-siku, semua sisi sama panjang, dua pasang sisi sejajar, dan kedua diagonalnya sama panjang. Sifat-sifat persegi ABCD:
D
C S
AB BC CD DA DAB A BC BCD C DA 90 AC BD
A
B
AS SC BS SD
b. Persegipanjang Persegipanjang adalah segiempat yang mempunyai dua pasang sisi sejajar dan keempat sudutnya siku-siku..
3
Sifat-sifat persegipanjang ABCD,
C
D
AD // BC dan AB // DC ;
S
AB DC dan AD BC AC BD ; AS SC
A
dan BS SD
B
BAD ABC BCD ADC 90 o
c. Jajargenjang Jajargenjang adalah segiempat yang sisi-sisinya sepasang-sepasang sejajar, atau segiempat yang memiliki tepat dua pasang sisi yang sejajar. Semua bentuk di bawah ini adalah jajargenjang.
Gb. 1
Gb. 4
Gb. 3
Gb. 2
Gb. 5
Gambar yang ketiga adalah jajargenjang dengan sifat khusus yaitu siku-siku dan disebut persegipanjang. Gambar yang keempat adalah jajargenjang dengan sifat khusus yaitu semua sisi sama panjang dan disebut belahketupat.
Gambar yang kelima adalah
jajargenjang dengan sifat khusus yaitu siku-siku dan semua sisi sama panjang dan disebut bujursangkar atau persegi. Sifat-sifat jajargenjang ABCD, D
C P
A
AD // BC ; DAB BC D ; AP PC ; AD BC
B
AB // DC ; ABC ADC ; BP PD ; AB DC
d. Belahketupat Belahketupat adalah segiempat yang keempat sisinya sama panjang, atau belahketupat adalah jajargenjang yang dua sisinya yang berdekatan sama panjang, atau belahketupat adalah layang-layang yang keempat sisinya sama panjang. Contoh: Perhatikan, karena persegi juga keempat sisinya sama panjang maka persegi termasuk belahketupat. Jadi,
persegi
termasuk
jenis
belahketupat.
Belahketupat juga termasuk layang-layang karena ada dua pasang sisi bergandengan yang sama panjang. Juga, belahketupat termasuk jenis 4
jajargenjang, karena dua pasang sisinya sejajar, tetapi jajargenjang bukan termasuk belahketupat karena semua sisinya tidak sama panjang.
Sifat-sifat belahketupat ABCD, B
S
A
AB BC CD DA BAD BCD ABC A DC
C
BS SD , AS SC , AB // DC , AD // BC
D e.
Layang-layang
Layang-layang
adalah segiempat yang dua sisinya yang berdekatan sama panjang,
sedangkan kedua sisi yang lain juga sama panjang, atau segiempat yang mempunyai dua pasang sisi berdekatan sama panjang.
Sifat-sifat layang-layang ABCD,
B
AB = BC ; AD = DC . A
C
Sudut-sudut yang berhadapan sama besar. ACB = CAB
D
BAD = BCD ACD = CAD Kedua diagonal saling tegak lurus
f. Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang mempunyai tepat sepasang sisinya sejajar. Sifat-sifat trapesium ABCD, D
C
AB // DC AD dan BC disebut kaki trapesium
A
B
AB (sisi terpanjang ) dari trapesium disebut alas trapesium.
5
Pada umumnya ada dua macam trapezium yaitu: (1) Trapesium samakaki
(2) Trapesium siku-siku
C
D
A
D
B
C
B
A
4. Mengidentifikasi bangun datar lingkaran a. Lingkaran N L M G
Lingkaran adalah bangun datar yang sisinya selalu berjarak sama dengan titik pusatnya, atau lingkaran adalah tempat
O
K H
kedudukan titik-titik yang terletak pada suatu bidang, dan berjarak sama terhadap titik tertentu.
Titik tertentu tadi
disebut pusat lingkaran.
b. Unsur-unsur lingkaran -
Garis tengah (diameter) adalah garis yang membagi dua sama besar dari suatu lingkaran atau tali busur yang melalui titik pusat.
-
Jari-jari adalah ruas garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan lingkaran.
-
Berdasarkan gambar di atas, GH disebut tali busur. Sisi lengkung GH disebut busur.
-
Daerah yang dibatasi oleh tali busur MN dan busur MN disebut tembereng.
-
Daerah yang dibatasi jari-jari OK dan jari-jari OL serta busur KL disebut juring.
Contoh: Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat jawaban dtinggalkan sebagai latihan! 1. a.
PQR adalah segitiga ............
R
b.
PR = ........ = ..........
c.
P .....o
d.
Jika PQ = 5 cm , maka QR = ...... cm
P
ABCD adalah bangun ..............
D
2. a. b.
Dua pasang sisi yang sama panjang adalah ......... dengan ...........;
C P
A 6
Q
B
............ dengan ............... c.
A ...... dan B .....
d.
AP = ........... dan BP = ..............
3. a.
5.
S
MN disebut ...........
b.
Sisi lengkung MN disebut ..............
c.
Daerah MSN disebut ................
M O
N L R K
Geometri Transformasi Sederhana Transformasi bidang yaitu pemetaan satu-satu dari himpunan semua titik dalam
bidang pada himpunana itu sendiri. Bangun hasil dari transformasi disebut bayangan. Ada empat jenis transformasi pada bidang yaitu: pergeseran (translasi), pencerminan (refleksi), pemutaran (rotasi) dan perkalian (dilatasi). a. Pergeseran Pergeseran yaitu transformasi yang memindahkan semua titik dalam suatu bidang dengan besar dan arah yang sama. Besar dan arah pergeseran dapat digambarkan sebagai suatu segmen garis berarah dari suatu himpunan segmen garis berarah dengan besar dan arah yang sama. A’
Pada gambar disamping, karena suatu transaksi tertentu
A
B’
sehingga AA’ = BB’ dan AA’ // BB’. Juga AB =A’B’ dan
B
maka A’ dan B → B’. Jadi AA’=BB’,
AB // A’B’.
Arti translasi yaitu memindahkan setiap titik pada
2 bidang “2 kekanan dan 3 ke atas” dan ditulis sebagai , 2 dan 3 disebut komponen 3 komponen translasi.
2 Contoh : Pada translasi , titik (5, 3) dibawa ke (5+2, 3+3) yaitu (7, 6). 3 b. Pencerminan Pencerminan yaitu transformasi semua titik pada bidang dengan jalan membalik bidang pada suatu garis tertentu yang disebut sebagai sumbu pencerminan. Pencerminan dalam bidang koordinat
7
Sumbu X dan sumbu Y dipandang sebagai cermin. Y P”(-a, b) o
Pada gambar di samping, titik P (a, b) karena P(a, b)
pencerminan terhadap sumbu X dibawa ke P’ (a, -b),
o
dank arena pencerminan terhadap sumbu Y dibawa
= X = P’(a, -b)
ke P” (-a, b). Jadi pada pemetaan X, P (a, b) ↔ P’ (a, -b), dan pada pemetaan Y, P (a, b) ↔ P’ (-a, b).
c. Pemutaran Pemutaran yaitu transformasi semua titik pada bidang, yang masing-masing begerak sepanjang busur lingkaran yang berpusat pada pemutaran. Setiap pemutaran pada bidang datar ditentukan oleh : i) pusat pemutaran, ii) jauh pemutaran, dan iii) arah pemutaran. Arah pemutaran yang berlawanan dengan arah jarum jam disebut sebagai arah positif, sedang arah yang searah dengan arah jarum jam disebut arah negatif. Pada gambar di samping, O adalah pusat pemutaran. Karena suatu pemutaran pada O, OA → OA’, OB → OB’, OC → OC’, OD → OD’ dan seterusnya. Dan A → A’, B → B’, C → C’, D → D’, dan seterusnya.
d. Perkalian (Dilatasi) Perkalian yaitu suatu transformasi bidang yang memasangkan setiap P pada bidang
dengan setiap titik P’, sedemikian sehingga OP k OP , dimana O adalah titik tetap dan k suatu konstanta real. Jika pusat dilatasi adalah O dan faktor skalanya k, maka dilatasi ini dapat dinyatakan dengan “perkalian O, k “. Dalam sistem koordinat, bila dilatasi berpusat pada titik pangkal O, maka koordinatkoordinat titik hasil diperoleh dari koordinat-koordinat titik asal dengan mengalikannya dengan faktor skala. 8
Pada gambar disamping, A’, B’, C’ dan D’ diperoleh dari
Y D’
A, B, C dan D pada dilatasi 0,2
C’
A (1,1) → A’ (2,2) C
D A’ A O
B (4,1) → B’ (8,2)
B’
C (4,3) → C’ (8,6)
B
D (1,3) → D’ (2,6) X
9
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB IV PENGUKURAN
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB IV PENGUKURAN
A. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 1. Menganalisis masalah yang berkaitan dengan Pengukuran panjang, luas, keliling,
volume, suhu, berat, kecepatan, dan debit 2. Menerapkan pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam
konteks materi pengukuran B. Uraian Materi 1. Pengukuran panjang Ukuran panjang suatu objek adalah banyaknya satuan panjang yang digunakan untuk menyusun secara berjajar dan berkesinambungan dari ujung objek yang satu ke ujung objek yang lain. Pengalaman belajar siswa tentang pengukuran panjang dimulai untuk mengukur panjang dengan menggunakan satuan tidak baku. Satuan tidak baku yang digunakan disesuaikan dengan benda yang diukur panjangnya. Contoh satuan tidak baku antara lain jengkal, hasta, klip dan sebagainya. Pada kegiatan pengukuran panjang yang harus diperhatikan adalah: -
Benda yang diukur
-
Satuan ukur tidak baku yang tepat untuk dipilih
-
Cara mengukur
-
Hasil pengukuran tergantung satuan yang digunakan
Pada awal kegiatan untuk penanaman konsep ukuran panjang, yang perlu diperhatikan adalah: -
Tersedianya satuan ukuran yang digunakan sesuai dengan panjang objek
-
Hasil pengukuran ditunjukkan dengan banyaknya satuan ukuran yang berjejer pada objek yang diukur.
Pada akhir kegiatan siswa memperoleh pemahaman bahwa: -
Suatu benda diukur dengan menggunakan satuan ukuran yang berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda. Oleh karena itu untuk memperoleh pengukuran yang sama, maka satuan yang digunakan harus sama panjang, sehingga mengarahkan siswa ke satuan baku.
-
Mengarahkan siswa untuk menemukan hubungan antara cm, dm, mm, m
-
Memperkenalkan siswa tentang tangga satuan
1
2. Pengukuran luas dan keliling Luas suatu daerah adalah banyaknya satuan ukur luas yang dapat digunakan untuk menututpi daerah iti secara menyeluruh dan tidak berhimpitan. Pengukuran luas dapat menggunakan satuan luas tidak baku dan baku. Satuan luas tidak baku untuk mengukur luas suatu daerah dapat berupa ubin: segienam beraturan, segitiga sama sisi, persegi panjang, persegi dan lain-lain. Dengan demikian satuan luas tidak baku yang dimaksud adalah satuan luas yang belum dibakukan. Sedangkan satuan baku adalah satuan luas yang sudah dibakukan secara international antara lain meter persegi (m2), hektometer persegi (hm2) atau hektar (ha). Alternatif penemuan rumus luas daerah bangun datar (persegi, segitiga, jajar genjang, trapesium, layang-layang, belah ketupat) dapat diturunkan dari rumus luas persegi panjang. Bila alternatif tersebut yang dipilih maka rumus laus persegipanjang harus lebih dahulu ditemukan oleh siswa. Penemuan luas persegi panjang No. Bangun
Luas (L)
Panjang (p)
Lebar (l)
Hubungan L, p dan l
1.
1
1
1
1=1x1
2.
2
…
1
2=…x1
3.
…
3
…
…=3x…
4.
…
…
…
…
5.
…
…
…
…
2
…
6.
…
…
…
Amatilah isian pada kolom terakhir pada tabel tersebut. bagaimana hubungan antara luas (L), panjang (p) dan lebar (l) untuk persegi panjang secara umum? Hubungan tersebut dinyatakan sebagai berikut: L=…x…
Setelah rumus luas persegipanjang dapat ditemukan, maka untuk rumus luas bangun datar yang lain dapat diturunkan dari rumus luas persegipanjang. Adapun alternatif urutan penemuan rumus luas bangun datar yang lain sebagai berikut (salah satu alternatif dari beberapa alternatif penemuan rumus luas bangun datar.
Luas persegipanjan g
Luas Belah ketupat
Luas Segitiga Siku-siku
Luas persegi
Luas Jajar Genjang
Luas Segitiga Tumpul
Luas Segitiga Lancip
Luas Trapesium
3
Luas Layang-layang
Diskusikan dengan teman anda bagaimana menemukan rumus luas bangun datar yang ada pada bagan dengan menggunakan rumus luas persegi panjang. Keliling suatu objek adalah banyaknya satuan panjang yang digunakan untuk mengukur panjang dari objek itu mulai tititk awal pengukuran dengan menelusuri semua tepian objek hingga kembali ke tititk awal. A
B
Jadi keliling gambar di samping adalah panjang garis dari titik A ke tittik B kemudian dijumlahkan dengan panjang garis dari titik B ke titik C, demkian seterusnya
D
C
sampai ke titik A kembali.
Keliling (K) =terhadap AB + BC +materi CD + DA Beberapa kesalahan konsep siswa keliling adalah siswa tidak memahami bahwa keliling adalah menjumlahkan seluruh panjang sisi bangun atau wilayah yang ditentukan kelilingnya. Hal ini nampak ketika siswa diberikan gabungan dari bangun datar. Siswa menganggap bahwa kelilingnya adalah jumlah keliling bangun yang digabungkan buka menjumlahkan seluruh panjang sisi bangun gabungan tersebut. Begitu juga untuk bangun setengah lingkaran, siswa akan menghitung keliling setengah lingkaran dengan menggunakan rumus tanpa menjumlahkan kembali dengan panjang diameter lingkaran. Jadi, yang perlu ditekankan adalah konsep keliling adalah menjumlahkan panjang sisi bangun atau wilayah yang akan ditentukan kelilingnya. Berikut rangkuman rumus keliling dan luas bangun datar: Nama
Gambar
Keliling
Luas
Keterangan
Segitiga
𝑎 + 𝑏 + 𝑐
𝑎𝑥𝑡 2
Tinggi adalah panjang garis yang ditarik dari titik sudut atas tegak lurus dengan garis/perpanjangan alasnya
Persegi
s+s+s+s=4s
𝑠2
Sisi (s) pada persegi sama panjang
p+l+p+l=
𝑝𝑥𝑙
Sisi pada persegi panjang terdapat dua pasang yang sama panjang
𝑑-1 𝑥 𝑑2 2
Diagonal (d) adalah garis yang menghubungkan
Persegi Panjang
Belah Ketupat
2 (p +l)
s+s+s+s= 4s
4
a+b+c+d=2
Jajar Genjang
(a+sisi miring)
axt
Trapesium
a+b+c+d
(𝑎 + 𝑏) 𝑥 𝑡 2
Layang-Layang
Sisi1 + sisi2 +
𝑑-1 𝑥 𝑑2 2
sisi3 + sisi4
2𝜋r
Lingkaran
𝜋 r2
dua titik sudut yang berhadapan Simbol a adalah alas dan tinggi adalah garis yang ditarik dari suatu sudut tegak lurus ke garis/perpanjangan garis di depannya. a dan b adalah garis sejajar dari trapesium Diagonal (d) adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan Jari-jari (r) adalah panjang garis dari titik pusat ke lengkungan lingkaran. Phi (𝜋) nilainya tetap 22 yaitu 3,14 atau . 7
Adapun pengukuran satuan luas adalah: X 100
km2 hm2 dam2 m2 dm2 cm2 mm2 : 100
3. Pengukuran kapasitas, isi dan volume Kapasitas dapat diukur dengan membilang atau menentukan dengan alat ukur tertentu, sehingga pengukuran kapasitas memunculkan banyak benda maksimal, millimeter maksimal, gram maksimal yang dapat dimasukkan/dikemas pada suatu kemasan benda. Kesalahan yang sering muncul, kapasitas disamakan dengan istilah isinya, beratnya, volume ataupun banyaknya opleh siswa. Berikut contoh kesalahan konsep yang dimiliki oleh siswa ketika diminta untuk menentukan isi dan kapasitas dari suatu produk minuman dengan diminta menjawab “setelah air mineral di minum, apakah yang berkurang isi, kapasitas atau volume gelas air mineral?”
5
Volume (isi) suatu bejana (bangun ruang) adalah banyaknya satuan volum (satuan takaran) yang dapat digunakan untuk mengisi hingga penuh bejana tersebut. Rumus-rumus volum bangun ruang dapat diturunkan dari volum bangun ruang balok. Diskusikan dengan teman kelompok anda bagaimana mengkonstruksi menemukan rumus volum bangun ruang kubus, prisma, kerucut, limas, tabung dengan terlebih dahulu mencari/menemukan rumus volum balok. Berikut rangkuman rumus volum bangun ruang
Rumus Golongan
Anggota
Gambar
Umum
Rumus Rinci
Rumus Luas
Volume
Permukaan
s x s x s = s3
6 x s2
Volume
Kubus
Golongan Bangun
Balok
Ruang Prisma (Alas dan Atap Sama)
pxlxt
Luas alas x t
Prisma
axt 2
Segitiga
𝜋 r2 t
Tabung 1
Limas Persegi Golongan Bangun Ruang Limas
xt
3
Limas Segitiga
𝐿. 𝑎 𝑥 𝑡 3
1 3
xpxlxt
x
axt 2
xt
(Atapnya Runcing)
2 x (p.l +p.t+l.t) 2 x L.a + L.selimut 2 𝜋 r (r + t) L.a + jumlah luas sisi tegak L.a + jumlah luas sisi tegak 𝜋 r (r + s)
1
Kerucut
3
2
𝜋r t
dimana s garis pelukis
Bola
4
-
3
Adapun pengukuran satuan volum (isi) X 1000
km3 hm3 dam3 m3 dm3 cm3 mm3 : 1000
6
𝜋 r3
4 3
𝜋 r3
4 𝜋 r2
Konversi satuan volume 1 liter = 1 dm3 = 1.000 cm3 = 0,001 m3 1 cc = 1 ml = 1 cm3 4. Pengukuran jarak, waktu dan kecepatan Kecepatan dari benda dari yang bergerak ialah besaran yang merupakan hasil pembagian jarak tempuh dalam perjalanan dengan waktu yang digunakan untuk menempuh jarak yang dimaksud. Kaitan antar jarak, kecepatan dan waktu dinyatakan dengan rumus: 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑣 =
𝑠 𝑡
Satuan kecepatan antara lain km/jam atau m/s. Contoh: 130 km/jam, bermakna jarak 130 km ditempuh dalam waktu 1 jam. Contoh 4: Jarak kota A dan kota B adalah 300 km. Dhika dari kota A ke kota B mengendarai sepeda motor dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam. Risky mengendarai mobil dari kota B ke kota A dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Mereka berangkat dalam waktu yang sama yaitu pukul 07.00. Jika mereka menempuh jalur yang sama, maka pukul berapa meraka berpapasan? Penyelesaian: Cara 1 Perhatikan gambar berikut:
Dhika melakukan perjalanan 3 jam akan menempuh jarak 120 km dan Risky dalam waktu 3 jam menempuh jarak 180 km. jadi mereka berpapasan setelah menempuh perjalanan 3 jam yaitu pukul 10.00 Cara 2 Jumlah jarak yang ditempuh oleh Dhika dan Risky adalah 100 km/jam. Karena jarak yang ditempuh 300 km, maka waktu yang diperlukan 𝑡=
300 𝑘𝑚 100 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
= 3 𝑗𝑎𝑚
Jadi mereka berpapasan setelah menempuh perjalanan selama 3 jam yaitu pukul 10.00 5. Pengukuran massa dan berat Berat merupakan konsep yang seringkali disamakan dengan istilah massa benda. Padahal dua istilah ini berbeda satu dengan yang lain, massa merupakan materi yang 7
memungkinkan suatu benda menjadi berukuran semakin naik tanpa dipengaruhi grativitasi bumi. Massa mempunyai kekekalan, sehingga massa di bumi sama dengan massa di bulan atau dimanapun. Berat merupakan ukuran yang dipengaruhi oleh grativasi bumi, kekuatan grativitasi akan menentukan semakin naik tidaknya ukuran berat. Berat benda di dataran bumi berbeda dengan di puncak gunung walaupun yang diukur beratnya adalah benda yang sama. Ukuran standar massa (yang kebanyakan disebut berat) dalam system numeric antara lain kilogram, gram, kuintal, ton.
ton
kuintal
kg
hg dag g
dg cg mg : 10
Contoh 5: Bibi pergi ke pasar membeli 5 kg gula, 20 dag bawang merah, 3 hg cabe, dan 1 pon bawang putih. Ketika akan pulang bibi membeli lagi 4 kg kentang. Berapa kg belanjaan bibi semuanya? Penyelesaian: Kalimat matematika: 5 kg + 20 dag + 3 hg + 1 pon + 4 kg = … kg 20 dag = 20 : 100 = 0,2 kg 3 hg = 3 : 10 = 0,3 kg 1 pon = 1 : 2 = 0,5 kg Sehingga berat keseluruhan belanjaan bibi adalah 5 kg + 0,2 kg + 0,3 kg + 0,5 kg + 4 kg = 10 kg. 6. Pengukuran suhu Pengukuran suhu dapat diartikan membandingkan suhu dengan skala yang terdapat pada thermometer dengan satuan untuk mengukur suhu adalah derajat. Skala pengukuran suhu yang umum digunakan di Indonesia adalah derajat Celcius. Selain itu masih ada skala Fahrenheit dan Reamur. Masing-masing skala menetapkan titik didih, titik beku, dan titik absolute yang berbeda. -
Titik didih dan titik beku air dalam Celcius adalah 1000C dan 00C
-
Titik didih dan titik beku air dalam Fahrenheit adalah 2120F dan 00F
-
Titik didih dan titik beku dalam Reamur adalah 800R dan 00R
Perbandingan ketiga skala pengukuran Celcius : Reamur : Fahrenheit = C : R : F = 5 : 4 : 9
8
a. Jika diketahui suhu dalam derajat Celcius maka: 4
C : R = 5 : 4 maka suhu dalam Reamur =
5
𝑥𝐶 9
C : F = 5 : 9 maka suhu dalam Fahrenheit = 5 𝑥 𝐶 + 32 b. Jika diketahu suhu dalam derajat Reamur 5
C : R = 5 : 4 maka suhu dalam Celcius = 4 𝑥 𝑅 9
R : F = 4 : 9 maka suhu dalam Fahrenheit = 4 𝑥 𝑅 + 32 c. Jika diketahui suhu dalam derajat Fahrenheit C : F = 5 : 9 maka suhu dalam Celcius =
5 9
𝑥 (𝐹 − 32) 4
R : F = 4 : 9 maka suhu dalam Fahrenheit = 9 𝑥 (𝐹 − 32) Contoh 6: Seorang pekerja pembuat jalan memanaskan aspal mencapai suhu 4820F. berapa derajat suhu tersebut dalam C dan R? Penyelesaian: 𝐶= 𝑅=
5 9 4 9
𝑥 (482 − 32) =
5
𝑥 (482 − 32) =
4
9
9
𝑥 450 = 2500 𝐶 𝑥 450 = 2000 𝑅
7. Pengukuran Debit Andi dan Dedi masing-masing mempunyai kolam ikan. Volume kedua kolam tersebut sama. Pada hari minggu pagi mereka mengisi air kolam ikan mereka yang kosong dengan air sumur yang dialirkan melalui pipa dan keran. Untuk mengisi kolam ikan Andi memerlukan waktu 5 menit sedangkan Dedi memerlukan waktu 10 menit. Mengapa waktu yang mereka perlukan berbeda? Hal tersebut dikarenakan debit air yang mengalir dari rumah mereka berbeda. Jadi, debit adalah kecepatan aliran zat cari persatuan waktu atau volume zat cair yang mengalir persatuan waktu. Misakan debit air sungai Saddang adalah 3000 liter/det (dalam 1 detik volume air yang mengalir 3000 liter). Satuan debit digunakan dalam menghitung kapasitas atau daya tampung air sungai atau bendungan agar dapat dikendalikan. Rumus debit air adalah Debit (Q) = Volume : waktu Satuan dari debit adalah liter/waktu 9
Namun untuk dapat menentukan debit air maka harus mengetahui satuan volum dan satuan waktu karena saling berkaitan erat. Contoh 7 Sebuah bak mandi diisi air mulai pukul 07.20 sampai dengan pukul 07.50 dengan debit air 10 liter/menit. Berapa liter volume air dalam bak mandi tersebut? Penyelesaian: Diketahui:
debit (Q) = 10 liter/menit t = 07.20 – 07. 50 = 30 menit
ditanyakan: Volume air (V) = … ? Q
= Volume (v) : waktu (t)
Volume = debit (Q) x waktu (t) = (10 liter/menit) x (30 menit) = 300 liter
10
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
UNIT V STATISTIKA
A. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan statistika 2. Menerapkan pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam
konteks materi Statistika B. Uraian Materi 1. Pengertian Statistik dan Statistika Statistik dan Statistika sangat diperlukan setiap lapangan pekerjaan, baik pemerintahan, pertanian, perdagangan dan terkhusus pada bidang pendidikan karena dari kesemuanya itu tidak terlepas dengan masalah atau persoalan yang dinyatakan dengan angka-angka. Oleh karena itu menyajikan angka-angka tersebut dalam sebuah daftar atau tabel disebut sebagai statistik sedangkan untuk menarik suatu kesimpulan informasi yang menjelaskan masalah untuk menarik suatu kesimpulan yang benar tentu melalui beberapa proses, meliputi proses pengumpulan informasi, pengolahan informasi dan proses penarikan kesimpulan. Hal tersebut memerlukan pengetahuan tersendiri yang disebut statistika. 2. Data statistik Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka maupun yang berbentuk kategori, seperti baik, buruk, tinggi, rendah dan sebagainya. Pengertian lain tentang data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka-angka. Dalam menarik suatu kesimpulan seorang peneliti memerlukan data yang benar,. Apabila data yang salah untuk membuat keputusan, keputusan yang dihasilkan menjadi tidak tepat. Agar tidak terjadi kesalahan maka data yang baik harus memenuhi syarat yaitu, objektif, relevan, sesuai zaman, representative, dan dapat dipercaya. a. Distribusi Frekuensi Distribusi frekuensi adalah suatu susunan data mulai dari data terkecil sampai data terbesar yang membagi banyak data kedalam beberapa kelas. Untuk lebih jelasnya perhatikan data nilai ujian matematika siswa SMK berikut:
1
38 79 76 63 70 75 68 73 86 67
64 49 63 60 74 67 86 74 83 71
43 48 88 83 99 72 43 81 93 54
70 76 70 82 95 90 74 56 65 67
57 81 66 60 80 70 73 38 51 61
52 98 88 67 59 76 83 92 85 68
82 87 79 89 71 93 35 71 72 60
78 88 59 65 77 68 60 76 82 54
Selanjutnya di lakukan langkah-langkah berikut: 1. Menentukan rentang data yaitu data terbesar dikurangi data terkecil didapat data terbesar adalah 99 dan data terkecil adalah 35 sehingga rentangnya adalah 99-35= 66 2. Menentukan banyaknya kelas misalnya kita gunakan aturan sturges, dari data tersebut banyaknya data N = 80, maka; Banyaknya kelas = 1 + (3,3) Log N = 1 + (3,3) Log 80= 1 + (3,3)x 1,9031 = 7,2802 Banyaknya kelas harus bilangan bulat, karena itu kita boleh membuat daftar dengan banyaknya kelas 7 atau 8 buah. 3. Menentukan panjang kelas interval P, jika banyaknya kelas diambil 7 P
66 9,4286 dibulatkan ke atas yaitu 10 7
Harga P diambil dengan ketelitian sama dengan ketelitian data. 4. Pilih Ujung bawah kelas, misalnya kita pilih 31. Selanjutnya kita siapkan kolom tabulasi dan dengan mengambil banyak kelas 7, panjang kelas 10 dan dimulai ujung bawah kelas pertama sama dengan 31, diperoleh daftar seperti berikut: Tabel 5.1. Daftar Distribusi Frekuensi
NO 1 2 3 4 5 6 7
NILAI – UJIAN 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100 JUMLAH
TURUS
2
FREKUENSI 3 5 10 16 24 17 5 80
b. Penyajian Data dalam Bentuk Grafik atau Diagram (1) Diagram Batang Contoh 1. Perhatikan data berikut yang disajikan dalam bentuk Tabel yang akan dibuat kedalam bentuk diagram batang. Data tentang keadaan absensi siswa kelas X pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Tabel 5.2. Tabel Absensi Siswa Kelas X
Semester-1 Juli 2015 Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015
sakit 4 10 13 11
ijin 8 11 15 8
Tanpa ket. 3 4 6 5
Jumlah 15 25 34 24
Diagram batang absensi siswa kelas X-I pada semester I tahun pelajaran 2015/2016 sebagai berikut. 20 15
Sakit
10
Ijin T. Ket.
5 0 Juli -05
Agust.-05
Sep-05
Oct-05
(2) Diagram garis Contoh 5. Perhatikan data seperti pada table 5.2 tersebut akan buat kedalam bentuk diagram garis seperti berikut. 20 15
Sakit
10
Ijin T. Ket.
5 0 Juli -05
Agust.-05
Sep-05
Oct-05
3
(3) Diagram Lingkaran Contoh 3. Perhatikan data pada table 5.2 tersebut akan buat kedalam bentuk diagram lingkaran seperti berikut. a. Juli =
4 100% 10,53% 38
b. September =
13 100% 34,21% 38
c. Agustus =
10 100% 26,31% 38
d. Oktober =
11 100% 28,95% 38
Sakit
Pembahasan tersebut khusus untuk yang sakit pada Juli -05 Agust.-05 Sep-05 Oct-05
bulan juli sampai dengan oktober. Bagian “ijin” dan “tanpa keterangan“ditinggalkan sebagai latihan.
3. Ukuran pemusatan Data a. Rata-Rata Data Tunggal X
X n
Contoh 5. Perhatikan hasil ujian matematika dari 10 siswa SD adalah 89, 90, 87, 54, 53, 80, 76, 71, 75 dan 55 maka rata-ratanya adalah X
730 89 90 87 54 53 80 76 71 75 55 , X = 73 10 10
Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi rata-rata dihitung dengan:
X
fx f
i i
;
f
i
n
i
Contoh 6. Nilai IPA dari sekoalah dasar ada 5 siswa mendapat nilai 4, 8 siswa mendapat nilai 5, 15 siswa nilai 6, 20 siswa nilai 7, 10 siswa nilai 8 dan 2 siswa nilainya 9, maka disusun dalam tabel berikut: Tabel 5.3 Daftar Distribusi Frekuensi Data Tunggal No
Nilai X
fi
f i xi
1 2 3 4 5 6
4 5 6 7 8 9 Jumlah
5 8 15 20 10 2
20 40 90 140 80 18
f 4
i
= 60
f x
i i
= 388
Jadi : X
fx f
i i i
388 6,3 60
b. Rata-Rata Data Kelompok Contoh 7. Jika data berbentuk data berkelompok dan tersuusn dalam daftar distribusi frekuensi dari data nilai ujian fisika dasar dari 80 mahasiswa yang ditampilkan sebagai berikut Tabel 5.4 Daftar Distribusi Frekuensi Data Kelompok
Nilai Ujian
fi 3 5 10 16 24 17 5 f i 80
31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100 Jumlah maka : X
f x f
i i i
xi 35,5 45,5 55,5 65,5 75,5 85,5 95,5
f i xi 106,5 227,5 555 1048 1812 1453,5 477,5 f i xi = 5680
5680 71 80
Cara lain untuk mencari rata-rata adalah dengan cara coding atau cara singkat: Keterangan: P X X o f i ci Xo = rata-rata sementara n P = panjang kelas N = banyak kelas Tabel 5.5 Daftar Distribusi Frekuensi Tanda kelas . Coding dan Produk fc No 1 2 3 4 5 6 7
Nilai – Ujian 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100 Jumlah
fi
xi
ci
f i xi
3 5 10 16 24 17 5 f i 80
35,5 45,5 55,5 65,5 75,5 85,5 95,5
-3 -2 -1 0 1 2 3
-9 -10 -10 0 24 34 15 f i xi = 44
44 x = 65,5 + 10 = 65,5 + 5,5 = 71 80
5
c. Modus Data Tunggal Modus adalah nilai data yang paling sering muncul atau nilai data yang frekuensinya paling besar Contoh 8. Perhatikan nilai ujian IPA di suatu SD yang telah diurutkan adalah: 4,4,5,5,5,5,6,6,6,6,6,7,7,7,7,7,8,8,8,8,8,8,8,9,9,9,9 Frekuensi terbanyak terjadi pada data bernilai 8, maka Modus M o= 7 d. Modus Data Kelompok Mo = b + p
b1 dimana: b1 b2
b =
batas bawah kelas modus, ialah kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p =
panjang kelas modus
b1 =
frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 =
frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat berikutnya
Contoh 9. Perhatikan data hasil ujian matematika SD dari 80 siswa, tentukan modus dari data yang disusun pada tabel berikut: No
Nilai Ujian
1 2 3 4 5 6 7
31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100 Jumlah
fi 3 5 10 16 24 17 5 f i 80
Kelas modus = kelas kelima, batas bawah kelas b = 70,5 P = 10, bl = 24 -16 = 8, b2 = 24 – 17 = 7 8 Mo = 70,5 + 10 = 70,5 + 5,33 = 75,8 8 7
e. Median (Me) Median adalah nilai tengah dari kumpulan data yang telah diurutkan dari data yang terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya. Contoh 10. Perhatikan data hasil percobaan pelemparan dadu sebanyak 13 kali mata dadu yang muncul setelah diurutkan adalah 2,2,3,3,3,3,4,4,5,5,6,6,6; data paling tengah bernilai 4, jadi Me = 4 6
Jika data banyaknya genap, maka Me, setelah data disusun menurut nilainya sama dengan rata-rata dari dua data tengah. Contoh 11. Perhatikan data yang sudah diurutkan: 3,3,4,4,4,5,5,5,6,6 Me = ½ (4+5) = 4,5 f. Median data Kelompok 1/2 (n) -F Me = b +p f
Dimana : b = batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median akan terletak P = panjang kelas median, n = ukuran sampel atau banyaknya data F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median f = frekuensi kelas median Contoh 12. Perhatikan nilai hasil ujian matematika untuk 80 siswa pada SD, maka tentukan median pada data telah disusun tabel berikut: No 1 2 3 4 5 6 7
Nilai Ujian 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100 Jumlah
fi 3 5 10 16 24 17 5 f i 80
Setengah dari seluruh data : ½ (n) = ½ (80) = 40, Median akan terletak pada kelas interval kelima, karena sampai kelas interval keempat jumlah frekuensi baru 34, berarti ke-40 termasuk di dalam kelas interal kelima, sehingga; b = 70,5, P = 10, n = 80, F = 3 + 5 + 10 + 16 = 34, f = 24 40 34 Me = 70,5 + 10 73 24
7
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB I KEDUDUKAN PANCASILA BAGI BANGSA INDONESIA DAN PENGEMBANGAN SIKAPDAN PERILAKU POSITIF DALAM PEMBELAJARAN PKn
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB I KEDUDUKAN PANCASILA BAGI BANGSA INDONESIA DAN PENGEMBANGAN SIKAPDAN PERILAKU POSITIF DALAM PEMBELAJARAN PKn A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah Anda mempelajari Unit 1, Anda diharapkan dapat menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan, sikap, nilai dan perilaku yang mendukung kegiatan pembelajaran PKn. Adapun Indikator Pencapaian Kompetensi Unit 1 adalah sebagai berikut: 1.
Menganalisis kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia
2.
Menganalisis sikap positif yang perlu dikembangkan dalam konteks pembelajaran PKn.
3.
Menerapkan sikap-sikap positif yang perlu dikembangkan melalui PKn.
4.
Menunjukkan/menampilkan perilaku positif yang harus dikembangkan sesuai tuntutan pembelajaran PKn.
B. Uraian Materi 1. Kedudukan Pancasila Bagi Bangsa Indonesia Pancasila bagi bangsa Indonesia, sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, merupakan sumber tertib hukum tertinggi yang mengatur kehidupan negara dan masyarakat. Hal ini mengandung makna bahwa Pancasila sebagai kaidah dasar Negara bersifat mengikat dan memaksa. Maksudnya, Pancasila mengikat dan memaksa segala sesuatu yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum negara Republik Indonesia agar setia melaksanakan, mewariskan, mengembangkan, dan melestarikan nilai-nilai Pancasila. Berikut ini pembahasan kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia: a. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia Dasar negara Indonesia, dalam pengertian historisnya merupakan hasil pergumulan pemikiran para pendiri negara (The Founding Fathers) untuk menemukan landasan atau pijakan yang kokoh untuk di atasnya didirikan negara Indonesia merdeka. Dalam pidato
1
Juni 1945, Soekarno menyebut dasar negara dengan menggunakan bahasa Belanda, philosophische grondslag bagi Indonesia merdeka. Philosophische grondslag itulah fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka. Soekarno juga menyebut dasar negara dengan istilah ‘weltanschauung’ atau pandangan hidup (Safroedin dkk:1995). 1
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia, sebagaimana dikatakan oleh Soekarno bahwa dalam mengadakan Negara Indonesia merdeka itu “harus dapat meletakkan negara itu atas suatu meja statis yang dapat mempersatukan segenap elemen di dalam bangsa itu, tetapi juga harus mempunyai tuntunan dinamis ke arah mana kita gerakkan rakyat, bangsa dan negara ini.” Dalam pengertian yang bersifat yuridis kenegaraan, Pancasila yang berfungsi sebagai dasar negara tercantum dalam Alinea Keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yang dengan jelas menyatakan, “...maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Sesuai dengan tempat keberadaan Pancasila yaitu pada Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, maka fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada hakikatnya adalah sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 (Jo. Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978). Hal ini mengandung konsekuensi yuridis, yaitu bahwa seluruh peraturan perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan Peraturan-peraturan Pelaksanaan lainnya yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia) harus sejiwa dan sejalan dengan Pancasila. Dengan kata lain, isi dan tujuan Peraturan Perundang-undangan RI tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila. b. Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa biasa juga disebut dengan idiologi Negara. Pancasila sebagai ideologi Negara yakni dimana pancasila memiliki nilai-nilai sarat (penuh) dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa untuk mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur (cita-cita nasional dalam pembukaan UUD 1945 alinea II). Tap MPR No. XVII/MPR/1998 yang menyatakan bahwa Pancasila adalah sebagai ideologi nasional, berarti nilai yang terkandung di dalam Pancasila adalah merupakan tujuan dan citacita nasional negara.
2
Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah sebagai keseluruhan pandangan, citacita, keyakinan dan nilai-nilai bangsa Indonesia yang secara normatif perlu diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai Ideologi sifatnya terbuka, maksudnya adalah Pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Sebagai suatu ideologi terbuka, Pancasila memiliki dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila yang bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila. Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, Dimensi realistis, harus mampu mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila harus dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga bersifat realistis artinya mampu dijabarkan dalam kehidupan nyata dalam berbagai bidang. Namun yang menjadi masalah adalah masyarakat Indonesia yang bersifat multi etnis, dan multi religius. Kemajemukan tersebut menunjukkan adanya berbagai unsur yang saling berinteraksi. Berbagai unsur dalam bidang-bidang kehidupan masyarakat merupakan benihbenih yang dapat memperkaya khazanah budaya untuk membangun bangsa yang kuat, tetapi sebaliknya dapat memperlemah kekuatan bangsa dengan berbagai percekcokan dan perselisihan. Melihat situasi demikian, masalah yang perlu diatasi adalah bagaimana menggalang persatuan dan kesatuan bangsa yang sangat dibutuhkan untuk mengawal penyelenggaraan negara. Dengan kata lain, nation and character buildings merupakan prasyarat dan tugas utama yang harus dilaksanakan. Dalam konteks ini Pancasila dipersepsikan sebagai ideologi persatuan. Pancasila sebagai idiologi persatuan, merupakan idiologi yang mampu memberikan jaminan persatuan untuk memecahkan perbedaan serta pertentangan politik di antara golongan dan kekuatan politik. Penampilan Pancasila sebagai ideologi persatuan atau pemersatu telah menunjukkan relevansi dan kekuatannya dalam dua dasawarsa sejak permulaan kehidupan dan penyelenggaraan negara RI. Rakyat Indonesia telah dibangun dengan kasadaran kuat sebagai bangsa yang memiliki identitas dan hidup bersatu dalam jiwa nasionalisme dan patriotisme.
3
c.
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa
yang mendalam yang dilakukan oleh the founding fathers Indonesia, yang dituangkan dalam suatu sistem . Sebagai suatu sistem , kelima dasar atau prinsip yang terdapat dalam sila-sila Pancasila tersebut merupakan satu kesatuan bagian-bagian sehingga saling berhubungan dan saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu. Meskipun setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, memiliki fungsi sendiri-sendiri, namun memiliki tujuan tertentu yang sama, yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung pemikiran tentang manusia yang berhubungan denganTuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa yang semua itu dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, sebagai sistem filsafat, Pancasila memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lain yang ada di dunia. Kekhasan nilai filsafat yang terkandung dalam Pancasila berkembang dalam budaya dan peradaban Indonesia, terutama sebagai jiwa dan asas kerohanian bangsa dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Selanjutnya nilai filsafat Pancasila, baik sebagai pandangan hidup atau filsafat hidup (Weltanschauung) bangsa maupun sebagai jiwa bangsa atau jati diri (Volksgeist) nasional, memberikan identitas dan integritas serta martabat bangsa dalam menghadapi budaya dan peradaban dunia. d. Pancasila Sebagai Sistem Etika Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilainilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut, namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut. Etika Pancasila membahas tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Nilai yang pertama adalah ketuhanan. Secara hirarkis nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai yang tertinggi karena menyangkut nilai yang bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai ini. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila tidak bertentangan dengan nilai, kaidah dan hukum Tuhan. Pandangan demikian secara empiris bisa dibuktikan bahwa setiap perbuatan yang melanggar nilai, kaidah dan hukum Tuhan, baik itu kaitannya dengan hubungan antara manusia maupun alam pasti akan berdampak buruk. Nilai yang kedua adalah kemanusiaan. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Prinsip pokok 4
dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah keadilan dan keadaban. Nilai yang ketiga adalah persatuan. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila dapat memperkuat persatuan dan kesatuan. Nilai yang keempat adalah kerakyatan. Dalam kaitan dengan kerakyatan ini terkandung nilai lain yang sangat penting yaitu nilai hikmat/kebijaksanaan dan permusyawaratan. Kata hikmat/kebijaksanaan berorientasi pada tindakan yang mengandung nilai kebaikan tertinggi. Nilai yang kelima adalah keadilan. nilai keadilan pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks sosial. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat banyak. Mencermati nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka Pancasila dapat menjadi sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya bersifat mendasar, namun juga realistis dan aplikatif. 2. Pembelajaran Demokratis dan cinta lingkungan sebagai Sikap dan perilaku positif dalam PKn Sejalan
dengan
paradigma
Pendidikan
Kewarganegaraan
sebagai
wahana
pengembangan warga negara yang demokratis, maka menuntut pula proses belajar mengajarnya dilakukan secara demokratis. Dalam hal tujuan, PKn di sekolah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi. c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakterkarakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan banbgsa-bangsa lainnya. d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Menyimak hal di atas, dapat dinyatakan bahwa PKn mengembang misi sebagai pendidikan politik demokrasi dalam rangka membentuk warga Negara yang kritis, partisipatif, dan bertanggung jawab bagi kelangsungan bangsa dan Negara. Untuk mencapai maksud tersebut idealnya PKn tidak hanya mengajarkan tentang apa itu demokrasi, tetapi belajar dalam suasana demokratis, dan membelajarkan siswa agar mampu membangun peradaban demokrasi .Dalam pembelajaran demokratis, pembuatan keputusan atau sikap dan perilaku dilakukan melalui proses dialogis, argumentasi, negosiasi dimana siswa memiliki partisipasi dan hak-hak yang sama. Siswa sebagai subjek belajar dapat memaksimalkan inisiatif , pemikiran, gagasan,
5
ide, kreativitas dan karya. Secara singkat pembelajaran demokratis merupakan proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi (Diknas, 2004), yaitu Penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan dan menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keragaman siswa. Selain sikap dan perilaku demokratis, perlu pula dikembangkan sikap dan perilaku cinta lingkungan. Sikap yang perlu kita lakukan untuk melestarikan lingkungan adalah Tidak membuang sampah sembarangan, Menanam kembali hutan yang gundul(reboisasi), Mengurangi atau membatasi penggunaan bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari (misalnya penggunaan sabun detergen,pemanfaatan zatpewarna alami), Melakukan tebang pilih, Akibat jika tidak melestarikan lingkungan adalah terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global (global warming). Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfir. Pemanasan global akan diikuti dengan perubahan iklim seperti meningkatnya curah hujan dibeberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan oleh kenaikan suhu permukaan bumi. Kita sebagai warga negara yang baik hendaknya turut berpartisipasi dalam menekan dan menanggulangi masalah tersebut dengan cara menjaga dan melestarikan lingkungan di sekitar kita terlebih dahulu misalnya dengan melakukan penanaman pohon kembali sebagai salah satu cara yang bisa memperbaiki paru-paru bumi. Selain itu meminimalkan penggunaan kertas, karena semakin banyak kertas yang digunakan maka semakin banyak pula pohon yang ditebang.
6
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB II KONSEP DAN PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL, DEMOKRASI KOSTITUSIONAL INDONESIA, SEMANGAT KEBANGSAAN,CINTA TANAH AIR SERTA BELA NEGARA
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB II KONSEP DAN PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL, DEMOKRASI KOSTITUSIONAL INDONESIA, SEMANGAT KEBANGSAAN,CINTA TANAH AIR SERTA BELA NEGARA A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi: Setelah Anda mempelajari Unit 2, Anda diharapkan dapat menguasai konsep dan prinsip kepribadian nasional dan demokrasi konstitusional indonesia, semangat kebangsaan dan cinta tanah air serta bela negara. Adapun Indikator Pencapaian Kompetensi adalah sebagai berikut: 1.
Menganalisis Prinsip Kepribadian nasional
2.
Menerapkan Prinsip Kepribadian Nasional
3.
Menafsirkan Demokrasi Konstitusional Indonesia
4.
Menunjukkan contoh perilaku wujud semangat kebangsaan dan cinta tanah air
5.
Menunjukkan contoh implementasi bela Negara sesuai ketentuan hukum di Indonesia
B. Uraian Materi 1.
Konsep dan Prinsip Kepribadian nasional Bangsa Indonesia memiliki integritas, sikap, dan nilai kepribadian yang tidak mudah
digoyahkan oleh tekanan dari bangsa lain, dan bangsa Indonesia memiliki harga diri untuk tidak mudah tergoyah oleh hal-hal yang dapat berakibat merendahkan harkat dan martabat bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki kehidupan sosial budaya yang berdasarkan kepribadian bangsa, dan bukan meniru budaya bangsa lain. Budaya kita yang mengakar pada kepribadian bangsa ini dapat menerima pengaruh budaya lain, asal kebudayaan itu positif dan tidak mengubah jati diri bangsa. Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional ,memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain didunia. ciriciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia disebut identitas. Identitas Nasional Indonesia meliputi segenap yang dimiliki bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain seperti kondisi geografis, sumber kekayaan alam Indonesia, demografi atau kependudukan Indonesia, ideologi dan agama, politik negara, ekonomi, dan pertahanan keamanan.
1
Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa. Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut : Identitas Fundamental; yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara, Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”. Selanjutnya Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago)dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya dan agama dan kepercayaan. 2.
Demokrasi Konstitusional Indonesia
a.
Pengertian Demokrasi Pengertian tentang demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (etimologis) dan istilah
(terminologis). Secara etimologis” demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan “Cratein” atau “Cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demokrasi adalah keadaan Negara dimana kedaulatan sistem pemerintahannya berada ditangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat. Tegaknya demokrasi sebagai suatu tata kehidupan sosial dan sistem politik sangat bergantung kepada tegaknya unsur penopang demokrasi itu sendiri. Unsur yang dapat menopang tegaknya demokrasi antara lain: 1) Negara hukum, 2) Masyarakat Madani, 3) Infra struktur politik (parpol), 4) Pers yang bebas dan bertanggung jawab. b. Prinsip dan parameter Demokrasi Suatu pemerintahan dikatakan demokratis apabila dalam mekanisme pemerintahan mewujudkan prinsip-prinsip demokrasi. Menurut Masykuri Abdillah (Dede Rosyada:2003) prinsip-prinsip demokrasi terdiri atas prinsip persamaan, kebebasan, dan pluralisme. Sedangkan menurut Robert A. Dahl terdapat tujuh prinsip yang harus ada dalam sistem demokrasi yaitu: Kontrol atas keputusan pemerintah, Pemilihan yang teliti dan jujur, hak Memilih dan dipilih, kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman, kebebasan mengakses informasi dan kebebasan berserikat. Prinsip demokrasi yang telah disebut di atas , dituangkan dalam konsep yang lebih praktis untuk dapat diukur dan dicirikan yang kemudian dijadikan parameter untuk mengukur tingkat pelaksanaan demokrasi yang berjalan di suatu Negara. Adapun parameter Negara
2
demokrasi adalah, Masalah pembentukan Negara, dasar kekuasaan Negara, dan Masalah Kontrol rakyat. c.
Pilar Demokrasi Untuk membangun dan menegakkan demokrasi di Indonesia diperlukan pilar-pilar
demokrasi konstitusional berdasarkan filsafat bangsa pancasila dan konstitusi Negara RI UUD 1945. Menurut Achmad Sanusi, (1993) Pilar demokrasi yang dimaksud ialah demokrasi berdasarkan:1) Ketuhanan yang Maha Esa.2) Kecerdasan,3). Berkedaulatan Rakyat,4). Rule of Low, 5) Pembagian Kekuasaan Negara ,6) HAM, 7) Pengadilan yang Merdeka, 8). Otonomi Daerah, 9) Kemakmuran, 10). Keadilan Sosial. d. Demokrasi Konsitusional Demokrasi yang baik adalah demokrasi yang berpijak kepada aturan yang dibuat secara demokrasi pula atau disebut juga demokrasi konstitusional. Demokrasi konstitusional adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan yang dibatasi oleh aturan hukum (konstitusi). Oleh karena itu, Budiardjo (1998) mengidentifikasi demokrasi konstitusional sebagai suatu gagasan pemerintahan demokratis yang kekuasaannya terbatas dan pemerintahannya tidak dibenarkan bertindak sewenang wenang. A.V.Dicey, mengidentifikasi unsur – unsur Rule of Law dalam demokrasi konstitusional sebagai berikut : Supremasi aturan – aturan hukum (Supremacy of the Law), tidak adanya kekuasaan sewenang – wenang (Absence of Arbitraty Power), Kedudukan yang sama didepan hukum (Equality before the Law), Terjaminnya hak – hak manusia oleh undang - undang . Ciri-Ciri Demokrasi Konstitusional Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang mencita-citakan tercapainya pemerintahan yang kekuasaannya dibatasi oleh konstitusi, suatu pemerintahan yang tunduk pada rule of law. Budiardjo (Mustafa Kamal Fasha:2002) memberikan ciri-ciri pemerintahan yang demokratis sebagai suatu pemerintahan yang terbatas kekuasaannya, dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Pembatasan-pembatasan pemerintahan tercantum dalam konstitusi. 3.
Konsep dan Prinsip Semangat Kebangsaan
a.
Semangat kebangsaan dan cinta Tanah Air (nasionalisme dan patriotisme) Bangsa Indonesia yang secara sadar ingin bersatu agar hidup kokoh sebagai bangsa
yang berdaulat, memiliki factor-faktor pemersatu bangsa sebagai perekat persatuan yaitu
3
pancasila, UUD 1945, bendera kebangsan merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa Indonesia, satu kesatuan wilayah, satu pemerintahan Negara, satu cita-cita dan perjuangan, serta pembangunan nasional. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa seperti berikut ini : 1) Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, 2) Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara, 3) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri, 4) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa, 5) Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia, 6) Mengembangkan sikap tenggang rasa, 7) Tidak semena-mena terhadap orang lain, 8) Senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, 9) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, 10) Berani membela kebenaran. Makna Semangat kebangsaan (Nasionalisme) adalah perasaan satu keturunan, senasib, sejiwa dengan bangsa dan tanah airnya. Nasionalisme yang dapat menimbulkan perasaan cinta kepada tanah air disebut patriotisme. Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang berdasarkan Pancasila yang selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga Negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan. Cinta tanah air adalah suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap tempat kelahiran atau tanah airnya. Perilaku cinta tanah air dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, diantaranya memelihara persatuan dan kesatuan dan menyumbangkan pengetahuan dan keterampilan yang di miliki untuk membangun Negara. Patriotisme berasal dari kata patriot yang berati pecinta/pembela tanah air. Patriotisme diartikan sebaga semangat/jiwa cinta tanah air yang berupa sikap rela berkorban untuk kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Patriotisme tidak hanya cinta kepada tanah air saja, tapi juga cinta bangsa dan negara. Kecintaan terhadap tanah air tidak hanya ditampilkan saat bangsa Indonesia terjajah, tetapi juga diwujudkan dalam mengisi kemerdekaan. Ciri-ciri patriotisme :1) Cinta tanah air, 2) Rela berkorban untuk kepentingan nusa dan bangsa, 3) Menempatkan persatuan, kesatuan dan keselamatan bansga dan negara di atas kepentingan pribaadi dan golongan,4) Bersifat pembaharuan, 5) Tidak kenal menyerah, 6) Bangga sebagai bangsa Indonesia. 4
b. Bela Negara Konsep bela Negara diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 3 bahwa” Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Ikut serta dalam pembelaan Negara tersebut diwujudkan dalam kegiatan penyelenggaraan pertahanan Negara. Sebagaimana ditegaskan dalam UU Nomor 3 tahun 2002 Pasal 9 ayat 1 bahwa” setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan Negara”. Rumusan pemikiran di atas, didasarkan atas pengertian konsep upaya bela Negara yaitu tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ,rela berkorban demi menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Bagaimana wujud penyelenggaraan keikut sertaan warga negara dalam upaya bela negara? Menurut Pasal 9 ayat (2) Undang-undang nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dalam upaya bela Negara diselenggarakan melalui (1) Pendidikan kewarganegaraan; (2) Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib; (3) Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib; dan (4) Pengabdian sesuai dengan profesi.
5
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB III HAK ASASI MANUSIA DAN PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB III HAK ASASI MANUSIA DAN PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah Anda mempelajari Unit 3, Menguasai konsep dan prinsip Perlindungan, Pemajuan HAM, serta penegakan Hukum secara adil dan benar. Adapun Indikator Pencapaian Kompetensi Unit 3 adalah sebagai berikut 1.
Menganalisis prinsip-prinsip HAM
2.
Menerapkan prinsip HAM di Indonesia
3.
Menunjukkan dasar hukum internasional tentang pengakuan HAM sedunia.
4.
Menganalisis penegakan hukum di Indonesia
5.
Penerapan penegakan hukum di Indonesia
B. Uraian Materi Konsep dan prinsip perlindungan, pemajuan HAM 1. Hak Asasi Manusia Hak asasi manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat ada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta, perlindungan harkat dan martabat manusia (UU No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM). Di dalam Ketetapan MPRRI No.XXVII/MPR/1998 Tentang HAM, tercantum pula tentang hak asasi manusia yang meliputi: (1) hak untuk hidup; (2) hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan; (3) hak mengembangkan diri; (4) hak keadilan; (5) hak kemerdekaan; (6) hak atas kebebasan informasi; (7) hak keamanan; (8) hak kesejahteraan; dan (9) hak perlindungan dan pemajuan. Sedangkan pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia juga dimuat tentang hak asasi manusia, yang meliputi: (1) hak untuk hidup; (2) hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan; (3) hak mengembangkan diri; (4) hak memperoleh keadilan; (5) hak atas kebebasan pribadi; (6) hak atas rasa aman; (7) hak atas kesejahteraan; (8) hak turut serta dalam pemerintahan; dan (9) hak khusus bagi wanita; serta (10) hak anak. 2. Prinsip - Prinsip pelaksanaan HAM di Indonesia Menurut Budiono, pelaksanaan HAM dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:a) Keseimbangan antara hak dan kewajiban, b) Pelaksanaan HAM bersifat relatif, tidak mutlak karena di batasi 1
oleh hak asasi orang lain, c) Hak asasi yang satu dengan yang lain mempunyai keterpaduan. d) Antara HAM perorangan dan kolektif, serta tanggung jawab perorangan, masyarakat , dan bangsa diperlukan keseimbangan dan keselarasan,e) Kerja sama ineternasional berdasarkan prinsip sling menghormati, persamaan derajat , dan hubungan baik antar bangasa, f) Dalam pelaksanaam HAM, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang di tetapkan undangundang. g) Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan bebas dengan kesamaan harkat dan martabatnya. 3. Peraturan hukum Internasional tentang HAM Walaupun pengakuan dan usaha penegakan hak asasi manusia sudah lama diperjuangkan, tetapi sampai saat ini masih tetap terdengar beragam masalah perihal kejahatan, penganiayaan, pembantaian, bahkan juga pemusnahan suatu etnis atau suku bangsa tertentu. Beragam usaha dunia dalam penegakan hukum bisa dipandang dari banyaknya peraturan serta lembaga HAM, diantaranya seperti berikut: a. Deklarasi umum hak asasi manusia (DUHAM) yang disebul The Universal Declaration of Human Rights. Dengan diputuskannya piagam hak asasi manusia sedunia, maka secara moral mengikat semua negara-negara yang tergabung dalam PBB untuk melakukannya. b. Konvensi tentang perlindungan HAM serta kebebasan dasar (Convention forthe protection of human rights and fundamental freedom). Konvensi ini diputuskan di Roma pada th 1950 Adalah perjanjian internasional pertama yang memasukkan mengenai HAM. c. Perjanjian tentang hak sipil dan politik (Convenant on civil and political rights) Diputuskan PBB pada th. 1966, walau demikian baru bisa dikerjakan pada th. 1976. d. Perjanjian hak ekonomi, sosial, dan budaya (Convenant of economic, social,, and
cultural
rights) Konvensi ini ditetapkan oleh PBB pada th. 1966 serta baru berlaku sesudah lima belas tahun kemudian. e. Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, tak manusiawi serta merendahkan martabat kemanusiaan (Convention againts torture and other cruel in human on degrading treatment and punishment) Konvensi ini ditetapkan oleh PBB pada tanggal 10 Desember 1984 dan mulai berlaku 26 Juni 1987. f. Konvensi tentang segala bentuk diskriminasi pada perempuan (Convention on the elimination of all form of discrimination against women) Diskriminasi gender berarti perbedaan atas dasar jenis kelamin. 2
g. Konvensi mengenai pembebasan tiap-tiap bentuk diskriminasi rasial serta pemberantasan kejahatan genosida. Diskriminasi rasial berarti ketidaksamaan hak-hak atas dasar ras atau suku bangsa tertentu. Sedang genosida yaitu suatu usaha untuk menyebabkan kerusakan atau melenyapkan suatu golongan bangsa ras/etnis. h. Perjanjian pemberantasan dan penghukuman tindak pidana apartheid (th. 1973) Apartheid yaitu diskriminasi atau pembedaan hak-hak kemanusiaan atas dasar warna kulit. i. Deklarasi PliB tentang hak anak (Conventiont on the rights of the child) Deklarasi ini diputuskan pada tanggal 20 Mei 1989 sebagai bentuk jaminan terhadap hak-hak anak. lndonesia menerima dan meratifikasinya dengan UU No. 36 Th. 1990. 4. Implementasi Perlindungan dan Pelanggaran HAM dalam Masyarakat HAM tidak tergantung dari pengakuan orang lain, tidak tergantung dari pengakuan mesyarakat atau negara. Manusia memperoleh hak-hak asasi itu langsung dari Tuhan sendiri karena kodratnya.
Penindasan terhadap HAM bertentangan dengan keadilan dan
kemanusiaan, sebab prinsip dasar keadilan dan kemanusiaan adalah bahwa semua manusia memiliki martabat yang sama dengan hak-hak dan kewajibankewajiban yang sama. Oleh karenanya, setiap manusia dan setiap negara di dunia wajib mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM) tanpa kecuali. Penindasan terhadap HAM berarti pelanggaran terhadap HAM. Untuk mempertegas hakekat dan pengertian HAM di atas dikuatkanlah dengan landasan hukum HAM sebagaimana dikemukakan dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 UndangUndang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dandilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Sebagai implementasi pelaksanaan HAM ,guru perlu memiliki pemahaman tentang UU Hak Asasi Manusia agar dapat membelajarkan siswa sekolah dasar tentang pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep yang terkait dengan hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat. Selain itu, perlu pula ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan pada aturan-aturan dan atau tata tertib yang berlaku 3
di lingkunganya, dan sebagainya. Sehingga pada saatnya akan menjadi warga negara yang baik sebagaimana telah dituangkan di dalam tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Meskipun telah banyak produk hukum dibuat untuk memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia, namun pelanggaran dan pelecehan terhadap hak asasi manusia masih tetap terjadi di dalam masyarakat. Banyak kasus pelanggaran dan pelecehan hak asasi manusia yang terjadi karena tidak dipahaminya aturan-aturan yang ada, baik oleh aparatur penegak hukum ataupun oleh masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu penegakan dan pendidikan HAM perlu diadakan untuk menjaga agar setiap orang menghormati hak asasi orang lain. Lembaga yang dipercaya untuk mengatasi persoalan penegakan HAM adalah: (1) Komisi Nasional Hak Asasi manusia (Komnas HAM) dibentuk berdasarkan Keppres Nomor 5 Tahun 1993(7 juni 1993) yg dikukuhkan melalui UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM. (2) Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan UU No.26 Tahun 2000 (3) Partisipasi Masyarakat berdasarkan UU Nomor 39 Tahun 1999, Penegakan Hukum di Indonesia Kemampuan memahami materi hukum dan penegakan hukum sangat penting bagi guru PKn sebab pendidikan hukum merupakan salah satu komponen dari pendidikan kewarganegaraan. Mengenali norma-norma hukum, aparat penegak hukum, serta penegakan hukum di Indonesia merupakan bagian penting yang dijalani oleh setiap individu dalam proses sosialisasi. Warga Negara yang baik adalah warga negara yang mampu menjunjung tinggi dan menaati norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya. 1.
Pengertian Hukum Hukum adalah aturan secara resmi yang mengikat masyarakatnya berupa larangan-
larangan dan peraturan-peraturan yang di buat untuk mengatur masyarakat suatu negara. Secara umum fungsi hukum adalah untuk menertibkan dan mengatur masyarakat serta menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.Menurut Kelsen (1995) hukum adalah tata cara yang bersifat memaksa. Suatu tata social yang berusaha menimbulkan perilaku para individu sesuai yang diharapkan melalui pengundangan tindakan-tindakan paksaan. Disebut demikian karena peraturan itu mengancam perbuata-perbuatan yang merugikan masyarakat dengan tindakantindakan paksaan yaitu menetapkan tindakan paksaan tersebut dalam undang-undang.
4
2.
Pegakan Hukum Menurut Jimly Asshiddiqie, Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya
untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam melakukan hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selanjutnya pengertian penegakan hukum dari segi objeknya menurut Jimly Asshiddiqie ,yaitu mencakup nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalamnya bunyi aturan formal maupun nilainilai keadilan yang hidup dalam masyarakat. penegakan hukum itu kurang lebih merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, baik dalam arti formil maupun dalam arti materiel , sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para subjek hukum maupun oleh aparatur penegakan hukum yang resmi diberi tugas dan kewenangan oleh undang-undang untuk menjamin berfungsinya norma-norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya maka dibentuk lembaga penegakan hukum , antara lain kepolisian, yang berfungsi utama sebagai lembaga penyidik; kejaksaan yang berfungsi utama sebagai lembaga penuntut; kehakiman, yang berfungsi sebagai lembaga pemutus/pengadilan, dan lembaga penasihat atau bantuan hukum Pada pelaksanaan hukum maupun penegakan hukum di Indonesia masih tergolong memiliki kelemahan yang di latarbelakangi oleh sanksi hukum. Secara keseluruhan bentuk sanksi yang diterima oleh pelaku kejahatan yang merugikan banyak orang sering tidak sebanding dengan kejahatan yang tergolong kecil. Meskipun kecil maupun besar kejahatan tersebut tetap saja hal tersebut dapat di katakan sebagai kejahatan yang harus di tegakan keadilannya. Wacana: Contoh pelanggaran HAM pada Kasus Siswa SD Perhatikann kasus di bawah ini...! Lima orang siswa kelas lima ketahuan merokok di ruangan kelas. Guru langsung mengghukum seluruh kelas dengan merokok 12 batang rokok setiap siswa agar semua siswa jera. Kajilah hal-hal berikut ini: a. Sesuaikah tindakan guru yang menghukum siswa dengan merokok agar siswa jera? b. Sesuaikah tindakan guru dengan nilai moral pancasila? Berikan alasan c. Sesuaikah dengan prinsip demokrasi Pancasila? Berikan alasan d. Apakah tindakan guru tersebut tidak melanggar hak asasi anak? e. Apa saja seharusnya yang dilakukan oleh guru?
5
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB IV PENGERTIAN DAN PRINSIP KEWARGANEGARAAN SERTA NILAI MORAL DAN NORMA DALAM MASYARAKAT
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
BAB IV PENGERTIAN DAN PRINSIP KEWARGANEGARAAN SERTA NILAI MORAL DAN NORMA DALAM MASYARAKAT A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah Anda mempelajari Unit 4, Anda diharapkan dapat menguasai konsep, prinsip, nilai, moral dan Norma Kewarganegaraan Indonesia yang demokratis dalam konteks kewargaan Negara dan dunia. Adapun Indikator Pencapaian Kompetensi Unit 4 adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis asas-asas kewarganegaraan yang dianut di Indonesia 2. Menerapkan asas-asas kewarganegaraan yang dianut di Indonesia. 3. Menganalisis kewarganegaraan seseorang 4. Menentukan kewarganegaraan seseorang 5. Membangun nilai-nilai kewarganegaraan Indonesia 6. Menganalisis norma-norma dalam kehidupan di Indonesia 7. Menerapkan norma-norma dalam kehidupan di Indonesia 8. Menganalisis moral warga Negara melalui pendidikan kewarganegaraan yang berlandaskan kepada UUD RI 1945. 9. Menerapkan nilai moral melalui pendidikan kewarganegaraan.
B. Uraian Materi 1. Prinsip Kewarganegaraan di Indonesia Kewarganegaraan ialah bagian dari konsep kewargaan
dalam bahasa Inggris yaitu
citizenship yang artinya warga suatu kota ataupun kabupaten. Disebut sebagai warga kota atau warga kabupaten, dikarenakan keduanya juga merupakan satuan politik. Konsep kewargaan ini akan menjadi penting, sebab masing-masing satuan politik akan memberikan hak sosial yang berbeda-beda bagi warganya. kewarganegaraan adalah hak dimana manusia tinggal dan menetap di suatu kawasan negara, dalam kontrol satuan politik tertentu yang dengannya akan membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.
1
2. Asas Kewarganegaraan Indonesia Kewarganegaran RI diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI. Adapun prinsip yang dianut dalam Undang-Undang No. 12 tahun 2006 adalah sebagai berikut: 1. Asas Ius Soli (Low of The Soil ) Adalah prinsip yang menentukan kewarganegaraan dengan negara kelahirannya. Unsur daerah tempat kelahiran ( Ius Soli, law of soil) .Kewarganegaraan seseorang ditentukan dimana ia dilahirkan.dianut
oleh Inggris,
Mesir dan Amerika dll. 2. Asas Ius Sanguinis (Law of The Blood) Adalah penentuan kewarganegaraan oleh keturunan/pertalian darah. Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya menentukan kewarganegaraan seseorang, betapapun ia dilahirkan diluar negaranya. seperti yang dianut oleh Indonesia dan RRC. 3. Asas Kewarganegaraan Tunggal Adalah prinsip yang menentukan kewarganegaraan untuk semua orang. 4. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas Adalah prinsip menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini. Berbeda dengan UU Kewarganegaraan sebelumnya, UU Kewarganegaraan tahun 2006 memungkinkan dwi kewarganegaraan secara terbatas, yaitu untuk anak usia sampai dengan 18 tahun dan belum menikah. hal ini dicantumkan pada Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 2007. UU ini terlihat bahwa secara prinsip Republik Indonesia menganut prinsip ius sanguinis ditambah dengan ius soli terbatas dan kewarganegaraan ganda terbatas. Selain asas-asas yang disebutkan di atas, beberapa asas yang juga merupakan dasar untuk penyusunan Undang-Undang tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia yaitu:1) Asas kepentingan nasional, 2) Asas perlindungan maksimum.3) Asas persamaan di depan hukum dan pemerintahan 4) Asas kebenaran substantif , 5) Asas nondiskriminatif.
2
3. Penentuan Kewarganegaraan seseorang Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut hukum ini, orang yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah : 1. Setiap orang yang sebelum berlakunya hukum (UU) Tersebut sudah menjadi warga negara. 2. Seorang Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari ayah dan ibu WNI. 3. Seorang Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga Negara Asing (WNA), atau sebaliknya. 4. Seorang Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari seorang Ibu WNI dan seorang Ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan hukum atau negara asal Ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak. 5. Seorang anak yang lahir dalam jangka waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal karena perkawinan yang sah, dan ayahnya adalah WNI 6. Seorang anak yang lahir di luar pernikahan sah dari Ibu WNI. 7. Seorang anak yang lahir di luar pernikahan sah dari ibu WNA diakui oleh ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan nya dilakukan sebelum anak berusia 18 tahun atau belum menikah. 8. Seorang anak yang lahir di wilayah Negara Republik Indonesia dan pada saat lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya. 9. Seorang anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Negara Republik Indonesia selama Ayah dan Ibu yang tidak diketahui 10. Seorang anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibu tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya. 11. Seorang anak yang lahir di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI, yang karena ketentuan Negara di mana anak tersebut di lahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anakyang bersangkutan. 12. Seorang anak dari ayah atau ibu yang telah diberikan permohonan kewarganegaraan, dan ayah atau ibu meninggal sebelum menyatakan sumpah kesetiaan. 4. Nilai, Moral dan Norma dalam Kehidupan a.
Norma dalam Kehidupan Bermasyarakat Suatu Masyarakat pasti menginginkan hidup aman, tentram dan damai tanpa gangguan,
oleh karena itu perlu adanya suatu “tata” berwujud aturan-aturan yang menjadi pedoman bagi 3
segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup, sehingga kepentingan masing-masing dapat terpelihara dan terjamin. Tata itu lazim disebut kaidah (berasal dari bahasa Arab) atau norma (berasal dari bahasa Latin) yang berarti ukuran-ukuran. Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya berwujud perintah dan larangan. Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik. norma adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan manusia. Norma juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung nilai benar/salah. Dalam pelaksanaannya dimasyarakat, norma dapat dikelompokkan menjadi lima macam yaitu:1). Norma Agama ,2)
Norma Kesusilaan , 3) Norma Kesopanan ,4) Norma
Kebiasaan , dan 5) Norma Hukum .Untuk menegakkan aturan-aturan tersebut, maka setiap norma mengandung sanksi masing-masing. b. Nilai dan Moral dalam Pembelajaran PKn Djahiri (Ruminiati, 2007) mengemukakan bahwa nilai adalah harga, makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori, sehingga bermakna secara fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan standar perilaku. Sedangkan menurut Dictionary (Ruminiati, 2007), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara instrinsik berharga atau berkualitas. Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri siswa. PKn SD merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan nilai, yaitu mata pelajaran yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilanilai pancasila/ budaya bangsa seperti yang terdapat pada kurikulum PKn SD. Pelaksanaan pendidikan nilai selain dapat melalui taksonomi Bloom dkk, dapat juga menggunakan jenjang afektif berupa penerimaan nilai (receiving), penaggapan nilai (responding), penghargaan nilai (valuing), pengorganisasi nilai (organization), karaterisasi nilai (characterization). Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara, nilai pancasila merupakan standar hidup bangsa yang berideologi pancasila. secara historis, nilai pancasila
4
digali dari puncak-puncak kebudayaan, nilai agama, dan adat istiadat bangsa Indonesia sendiri, bukan dikulak dari negara lain. Nilai ini sudah ada sejak bangsa Indonesia lahir. Berdasarkan uraian di muka dapat disimpulkan bahwa pengertian dan makna nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang mendapat dalam berbagai hal yang dianggap sebagai sesesuatu yang berharga, berguna, dan memiliki manfaat. Dalam pembelajaran PKn SD, nilai sangat penting untuk ditanamkan sejak dini karena nilai bermanfaat sebagai standar pegangan hidup. Selanjutnya tentang moral, Suseno (1998) mengemukakan bahwa moral adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan manusia bermoral dan manusiawi. Pandangan Lickona (Asri Budiningsih:2004) dikenal dengan educating for character atau pendidikan karakter/watak untuk membangun karakter atau watak siswa. Lickona menekankan pentingnya memperhatikan tiga unsur dalam menanamkan nilai moral yaitu, Pengertian atau pemahaman moral ( moral knowing),Perasaan moral ( moral feeling ), dan Tindakan moral ( moral behavior), Ketiga unsur ini saling berkaitan. Dalam pembelajaran moral, guru perlu memperhatikan ketiga unsur ini, agar nilai-nilai moral yang ditanamkan tidak sekadar sebagai pengetahuan saja, tetapi benar-benar menjadi tindakan-tindakan yang bermoral. Teori Lickona (Ruminiati:2007) ini cukup relevan untuk digunakan dalam pembentukan watak siswa dan sesuai dengan karakteristik materi PKn. Pengertian atau pemahaman moral adalah kesadaran moral, rasionalitas moral atau alasan mengapa seseorang harus melakukan sesuatu hal, suatu pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai moral. Ini seringkali disebut dengan penalaran moral atau pemikiran moral atau pertimbangan moral, yang merupakan segi kognitif dari nilai moral. Segi kognitif ini perlu diajarkan kepada siswa, dalam hal ini siswa dibantu untuk mengerti mengapa suatu nilai perlu dilakukan. Perasaan moral, lebih pada kesadaran akan hal-hal yang baik dan tidak baik. Perasaan mencintai kebaikan dan sikap empati terhadap orang lain merupakan ekspresi dari perasaan moral. Perasaan moral ini sangat mempengaruhi seseorang unuk berbuat baik. Oleh sebab itu, perasaan moral perlu diajarkan dan dikembangkan dengan memupuk perkembangan hati nurani dan sikap empati. Tindakan moral yaitu kemampuan untuk melakukan keputusan dan perasaan moral kedalam perilaku-perilaku nyata. Tindakan-tindakan moral ini perlu difasilitasi agar muncul 5
dan berkembang dalam pergaulan sehari-hari. Lingkungan sosial yang kondusif untuk memunculkan tindakan-tindakan moral , sangat diperlukan dalam pembelajaran moral. Ketiga unsur tersebut yaitu penalaran, perasaan dan tindakan moral harus ada dan dikembangkan dalam pendidikan moral karena unsur tersebut sesuai dengan aspek-aspek yang terkandung dalam sistem budaya masyarakat. Jadi dikatakan bahwa pendidikan moral yang dapat berpijak pada karakteristik budaya amat urgen diupayakan, karena salah satu upaya mengatasi masalah moral siswa adalah dengan mengembangkan teori , model ataupun strategi pembelajaran moral yang berpijak pada karakteristik siswa dan budayanya. Karakteristik siswa sebagai kemampuan awal yang telah dimiliki siswa untuk kepentingan pembelajaran moral mencakup aspek pemahaman moral (penalaran moral), Perasaan moral adalalah bentuk empatinya,dan tindakan moral tercermin pada peran sosialnya.
6