PUTUSAN Nomor : 4/Pdt.G/2013/PA.Gst BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Gunungsitoli yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai gugat antara; PENGGUGAT, umur 36 tahun, agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat tinggal di Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli; MELAWAN TERGUGAT, umur 82 tahun, agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan Petani, tempat tinggal di Kecamatan Lahusa, Kabupaten Nias Selatan; Pengadilan Agama tersebut; Setelah membaca dan mempelajari surat-surat perkara; Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara, dan para saksi di muka sidang; TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tertanggal 04 Februari 2013 yang
didaftarkan
di
Kepaniteraan
Pengadilan
Agama
Gunungsitoli,
Nomor:
4/Pdt.G/2013/PA.Gst, telah mengajukan gugatan cerai terhadap Tergugat dengan dalil-dalil sebagai berikut; -
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang sah, menikah pada tanggal 07 April 1995, dan dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Lahusa, Kabupaten Nias Selatan sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta Nikah Nomor : 06/02/IV, tanggal 07 April 1995 dan karena Buku Kutipan Akta Nikah Penggugat dan Tergugat hilang, maka telah dibuatkan Duplikat Akta nikah no K-1/PW.01/43/2012, tertanggal 05 Oktober 2012 yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias;
-
Bahwa setelah pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat bertempat tinggal di Lahusa, Kabupaten Nias Selatan selama 16 tahun 7 bulan;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat telah bergaul sebagaimana layaknya suami isteri dan telah dikaruniai 4 anak yang bernama : 1. ANAK PERTAMA, anak Laki-laki berumur 16 tahun; 2. ANAK KEDUA, anak Perempuan berumur 13 tahun; 3. ANAK KETIGA, anak Laki-laki berumur 12 tahun; Halaman 1 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst
4. ANAK KEEMPAT, anak Perempuan berumur 6 tahun; dan 4 anak tersebut saat ini berada dalam asuhan dan pemeliharaan Penggugat; -
Bahwa sejak tahun 2012 kehidupan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat mulai tidak harmonis dengan adanya perselisihan antara Penggugat dengan Tergugat yang terus menerus dalam rumah tangga yang sulit untuk dirukunkan lag;
-
Bahwa penyebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat disebabkan Penggugat mengetahui Tergugat telah memakan babi di rumah orang kristen yang hajatan, karena sebelum Penggugat menikah dengan Tergugat, Tergugat beragama Kristen;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat sering terjadi Pertengkaran dan perselisihan disebabkan Tergugat tidak mau meninggalkan kebiasaannya yaitu sering makan babi dan mabuk-mabukan apabila tetangga mereka melakukan acara-acara kegiatan Gereja dan kemudian Tergugat marah-marah bahkan memukul Penggugat jika Penggugat menegur Tergugat;
-
Bahwa Tergugat ingin memurtadkan Penggugat beserta anak-anak Penggugat dan Tergugat untuk memeluk agama Kristen, namun Penggugat tidak mau;
-
Bahwa pada bulan Agustus 2012, Penggugat dan Tergugat terjadi lagi pertengkaran dan perselisihan disebabkan Tergugat sering melakukan kebiasannya yaitu mabuk-mabukan dan makan babi dan kemudian pada saat itu juga Penggugat pergi dari rumah kediaman bersama ke Kota Gunungsitoli;
-
Bahwa 4 anak sebagaimana tersebut di atas masih dibawah umur dan tentu masih sangat bergantung kepada bantuan dan pertolongan Penggugat selaku ibu kandungnya, dan demi pertumbuhan mental dan fisik 4 anak tersebut semata-mata untuk kepentingan mereka, maka sudah selayaknya Penggugat ditetapkan sebagai pemegang hak hadhanah dari 4 orang anak tersebut;
-
Bahwa anak yang bernama ANAK KEEMPAT saat ini tinggal bersama Tergugat, dan karenanya untuk menjaga adanya kepastian hukum maka Tergugat patut diperintahkan untuk menyerahkan hak hadalanah anak tersebut kepada Penggugat;
-
Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak dapat dibina dengan baik sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sudah sulit dipertahankan lagi; dan karenanya agar masing-masing pihak tidak melanggar norma hukum dan norma agama maka perceraian merupakan alternative terakhir bagi Penggugat untuk menyelesaikan permasalahan antara Penggugat dengan Tergugat;
-
Bahwa ketidakharmonisan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sudah pernah diupayakan damai oleh keluarga, namun upaya tersebut tidak berhasil;;
-
Penggugat bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan ketentuan yang berlaku; Halaman 2 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst
Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, Penggugat mohon agar Ketua Pengadilan Agama Gunungsitoli untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut : Primair : 1.
Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2.
Menjatuhkan talak satu ba'in sughra Tergugat (TERGUGAT) atas diri Penggugat PENGGUGAT;
3.
Menetapkan Penggugat sebagai pemegang hak hadlanah 4 orang anak yang bernama 1. ANAK PERTAMA, anak Laki-laki berumur 16 tahun; 2. ANAK KEDUA, anak Perempuan berumur 13 tahun; 3. ANAK KETIGA, anak Laki-laki berumur 12 tahun; 4. ANAK KEEMPAT, anak Perempuan berumur 6 tahun;
4.
Menghukum Tergugat untuk menyerahkan hak hadlanah atas anak bernama ANAK KEEMPAT kepada Penggugat;
5.
Membebankan biaya perkara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Subsidiary: Mohan putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa pada hari hari sidang yang telah ditentukan, kedua belah pihak yang berperkara telah dipanggil untuk datang menghadap di persidangan; Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat secara inpersoon datang menghadap di persidangan, namun pada persidangan tanggal 27 Maret 2013, 24 April 2013, dan tanggal 01 Mei 2013 Tergugat tidak hadir lagi di persidangan meskipun ia telah dipanggil secara resmi dan patut oleh Juru Sita Pengadilan Agama Gunungsitoli, dan ketidakhadirannya tersebut tidak berdasarkan alasan yang dibenarkan oleh hukum; Menimbang, bahwa pada setiap persidangan Majelis Hakim telah berusaha maksimal mendamaikan Penggugat dan Tergugat supaya rukun kembali untuk mempertahankan rumah tangganya akan tetapi tidak berhasil; Menimbang, bahwa untuk memaksimalkan upaya damai tersebut Majelis Hakim telah memberikan kesempatan
kepada kedua belah pihak untuk melakukan mediasi,
dengan mediator M. Andri Irawan, S.HI. Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Hakim mediator tertanggal 11 Maret 2013 yang menyampaikan bahwa mediasi dalam perkara a quo tidak berhasil; Menimbang, bahwa kemudian telah dibacakanlah gugatan Penggugat tersebut diatas, dan selanjutnya Penggugat menyatakan di persidangan bahwa tidak ada perubahan maupun tambahan dalam surat gugatannya; Halaman 3 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memberikan kesempatan kepada Tergugat untuk menyampaikan jawabannya, dan untuk itu Tergugat telah memberikan jawaban secara lisan yang pada pokoknya sebagai berikut; Bahwa tidak benar pada identitas Tergugat, yaitu nama Tergugat yang sebenarnya
-
adalah (TERGUGAT), dan ayah kandung Tergugat bernama AYAH TERGUGAT, umur Tergugat 83 tahun, agama Tergugat adalah Islam bukan Kristen, dan pendidikan Tergugat SD; Bahwa benar Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang sah, menikah pada
-
tanggal 07 April 1995; Bahwa setelah pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat bertempat tinggal di
-
Lahusa, Kabupaten Nias Selatan selama 16 tahun 7 bulan; Bahwa Penggugat dan Tergugat telah bergaul sebagaimana layaknya suami isteri dan
-
telah dikaruniai 4 anak yang bernama : 1. ANAK PERTAMA, anak Laki-laki berumur 16 tahun; 2. ANAK KEDUA, anak Perempuan berumur 13 tahun; 3. ANAK KETIGA, anak Laki-laki berumur 12 tahun; 4. ANAK KEEMPAT, anak Perempuan berumur 6 tahun; dan 4 anak tersebut saat ini berada dalam asuhan dan pemeliharaan Penggugat; -
Bahwa pada point 5, tidak benar penyebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat disebabkan Tergugat makan babi di rumah orang Kristen yang hajatan, melainkan karena disebabkan Penggugat mengejar laki-laki lain di pelabuhan lama Gunungsitoli, Penggugat pergi dari rumah tanggal 16 Juli 2012, kirakira seminggu sebelum Penggugat meninggalkan rumah kediaman bersama, saksi mendengarkan Penggugat ditelepon laki-laki lain pada jam 3 dini hari, dan Penggugat pergi ke belakang rumah;
-
Bahwa pada point 6 tidak benar, Tergugat tidak pernah makan babi dan mabukmabukan, Tergugat hanya ikut hadir dalam pesta hajatan di rumah tetangga;
-
Bahwa pada point 7 tidak benar, Tergugat tidak pernah memurtadkan Penggugat ke Agama Kristen, sejak Penggugat dan Tergugat menikah sampai dengan sekarang, Tergugat tetap beragama Islam;
-
Bahwa pada point 8 gugatan Penggugat tidak benar, Penggugat dan Tergugat tidak bertengkar, hubungan Penggugat dan Tergugat baik-baik ;
-
Bahwa pada point 9, seandainya terjadi perceraian antara Penggugat dan Tergugat, Tergugat tidak setuju kalau keempat anak Penggugat dan Tergugat diasuh oleh Penggugat mengingat sudah beberapa bulan Penggugat meninggalkan rumah kediaman bersama;
Halaman 4 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst
-
Bahwa pada point 10, Tergugat menolak untuk menyerahkan anak yang bernama ANAK KEEMPAT kepada Penggugat, karena Tergugat pun memiliki hak untuk mengurusnya;
-
Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat menurut Tergugat baik-baik saja, dan apa yang dikatakan Penggugat dalam surat gugatannya tidak benar, Tergugat tidak mau bercerai dan tetap ingin mempertahankan rumah tangga, disamping itu juga Tergugat saat ini sudah lanjut usia dan sebentar lagi akan mati;
-
Bahwa ketidakharmonisan dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat pernah diupayakan damai oleh paman Penggugat, namun Penggugat yang tidak mau berdamai;
-
Bahwa Tergugat keberatan dan tidak setuju dengan pengasuhan dan pemeliharaan anak yang dimohonkan oleh Penggugat; Menimbang, bahwa terhadap jawaban Tergugat tersebut, Penggugat di persidangan
telah mengajukan repliknya sebagai berikut: -
Bahwa benar yang dikatakan Tergugat mengenai identitasnya, karena Tergugat yang sangat paham dengan kebenaran identitas Tergugat;
-
Bahwa Penggugat tetap dalam gugatannya dan intinya Penggugat sudah tidak tahan lagi bersuamikan Tergugat sebab secara pikologis dan biologis Penggugat merasakan penderitaan bathin yang sangat dalam, disebabkan Tergugat selalu memukul Penggugat jika Tergugat habis mabuk-mabukan, dan yang terakhir terjadi pada bulan Agustus tahun 2012, Penggugat merasa jiwa terancam dengan perbuatan Tergugat, kejadiannya pada waktu itu Tergugat pulang dalam keadaan mabuk, kemudian Penggugat dan Tergugat terjadi pertengkaran, dan pada waktu itu Tergugat mengancam Penggugat dengan pisau, karena merasa takut dan merasa terancam, Penggugat pergi dari rumah ke Gunungsitoli, bukan karena Penggugat menemui lakilaki yang dikatakannya;
-
Bahwa Penggugat tetap mempertahankan dalil-dalil gugatan Penggugat bahwa Tergugat makan babi, dan juga Tergugat pernah berupaya memurtadkan Penggugat dan anak-anak, yaitu Tergugat selalu berusaha membawa Penggugat dan anak-anak Penggugat dan Tergugat ke Teluk Dalam untuk dibaptis, dan setiap hari Tergugat selalu mengajak dan mempengaruhi Penggugat dan anak-anak agar masuk Kristen dan keluar dari Agama Islam;
-
Bahwa Penggugat tetap ingin mengasuh keempat orang anak Penggugat dan Tergugat karena yang terbaik untuk kepentingan anak adalah dengan menyelamatkan mereka dari pengaruh buruk Tergugat; Menimbang, bahwa terhadap replik Penggugat tersebut Tergugat dalam dupliknya
menyatakan bahwa Tergugat tetap dalam jawabannya, Tergugat tidak mau bercerai dengan Halaman 5 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst
Penggugat dikarenakan Tergugat masih ingin hidup bersama Penggugat dan anak-anak, dan juga mengingat kondisi Tergugat juga yang telah lanjut usia yang mungkin akan segera menemui ajal, Tergugat mengharapkan Penggugat agar mengurungkan niatnya untuk bercerai dari Tergugat, dan mengenai pemeliharaan anak-anak Tergugat tetap keberatan karena Tergugat tidak mau bercerai dari Penggugat. Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti surat berupa; Fotokopi Duplikat Kutipan Akta Nikah, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Idanogawo, Nomor K-1/PW.01/43/2012, Tanggal 05 Oktober 2012 (Bukti P); Menimbang, bahwa selain bukti tertulis sebagaimana terebut di atas, Penggugat juga telah menghadirkan bukti saksi di muka sidang sebagai berikut; 1. SAKSI I, umur 38 tahun, agama Islam, pekerjaan Petani, beralamat di Kecamatan Lahusa, Kabupaten NIas Selatan; Saksi tersebut telah memberikan keterangan dibawah sumpah di muka sidang yang secara rinci sebagaimana tertuang dalam berita acara perkara ini yang untuk mempersingkat putusan adalah sebagai berikut; -
Bahwa, saksi kenal Penggugat, karena Penggugat adalah sebagai kakak ipar saksi, dan saksi kenal juga Tergugat karena Tergugat adalah suami Penggugat;
-
Bahwa jarak rumah saksi sekitar sepuluh meter dari rumah Penggugat dan Tergugat;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami isteri yang sah, Penggugat dan Tergugat telah cukup lama menikah, Penggugat dan Tergugat menikah di Lahusa, dan saksi hadir pada saat pernikahan Penggugat dan Tergugat, namun saksi tidak ingat persisnya tanggal pernikahan Penggugat dan Tergugat;
-
Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di rumah orangtua Penggugat di Lahusa, kemudian pindah ke rumah mereka sendiri di Desa Lahusa juga, Kabupaten Nias Selatan;
-
Bahwa selama dalam pernikahan Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai anak 4 orang anak;
-
Bahwa anak-anak Penggugat dan Tergugat saat ini 3 (tiga) orang di asuh oleh Penggugat dan satu orang lagi di asuh oleh Tergugat;
-
Bahwa pada awal mulanya keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat rukun dan damai, namun sejak pertengahan tahun 2012 yang lalu, rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak rukun lagi, antara Penggugat dan Tergugat sering terjadi pertengkaran;
Halaman 6 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst
-
Bahwa penyebab pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat karena Tergugat suka mabuk-mabukan dan karena Tergugat makan babi ketika mengikuti kegiatan dengan warga kampung yang beragama Kristen di Desa Lahusa;
-
Bahwa, saksi pernah melihat dan menyaksikan Tergugat meminum-minuman memabukan di warung, sedangkan Tergugat makan babi saksi dengar dari cerita warga kampung;
-
Bahwa lebih kurang sejak bulanAgustus 2012 antara Penggugat dengan Tergugat telah hidup terpisah, Penggugat tinggal di Kota Gunungsitoli, sedangkan Tergugat tetap tinggal di Desa Lahusa;
-
Bahwa selama berpisah, tiga orang anak Penggugat dan Tergugat diasuh oleh Penggugat dan satu orang bersama Tergugat;
-
Bahwa selama ini Penggugat merawat dan mendidik anak-anak Penggugat dan Tergugat, dengan baik dan bertanggungjawab dalam memenuhi kebutuhan nafkah anak-anaknya dan Penggugat saat ini telah bekerja di rumah makan di Gunungsitoli;
-
Bahwa saksi selaku pihak keluarga sudah sering menganjurkan Penggugat agar berdamai dengan Tergugat, namun tidak berhasil, dan saksi tidak sanggup lagi mendamaikan Penggugat dan Tergugat;
2. SAKSI II, umur 16 tahun, agama Islam, pekerjaan Pelajar, beralamat di Jl. Diponegoro, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten NIas Selatan; Saksi tersebut telah memberikan keterangan dibawah sumpah di muka sidang yang secara rinci sebagaimana tertuang dalam berita acara perkara ini yang untuk mempersingkat putusan adalah sebagai berikut; - Bahwa saksi kenal Penggugat, karena Penggugat adalah ibu kandung saksi; dan juga saksi kenal Tergugat karena Tergugat adalah ayah kandung saksi, dan Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami isteri yang sah; - Bahwa Penggugat dan Tergugat memiliki 4 (empat) orang anak termasuk juga saksi, saksi (ANAK PERTAMA) anak yang pertama, (ANAK KEDUA) anak yang kedua tinggal di Lahusa, (ANAK KETIGA) anak ketiga saat ini sekolah di Pesantren AlFatah Nias Utara, dan (ANAK KEEMPAT) anak keempat di Bawomataluwo bersama Tergugat; - Bahwa sepengetahuan saksi Penggugat ke Pengadilan Agama Gunungsitoli karena Penggugat ingin bercerai dari Tergugat, karena antara Penggugat dengan Tergugat sering terjadi pertengkaran; - Bahwa penyebab pertengkaran Penggugat dan Tergugat karena Tergugat sering mabuk-mabukan sejak pindah ke Lahusa pada tahun 1997 sampai dengan sekarang; Halaman 7 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst
- Bahwa saksi pernah melihat Tergugat makan babi dan mabuk-mabukan, kejadiannya di Lahusa pada bulan Februari atau Maret 2012, pada saat itu di sebelah rumah Penggugat dan Tergugat mengadakan pesta; - Bahwa Tergugat juga selalu berupaya untuk mengkristenkan Penggugat, saksi dan adik-adik, diantaranya yaitu Tergugat pernah mengatakan “daripada capek-capek sholat lebih baik pindah ke Agama Kristen saja”, dan Tergugat juga pernah mencaci maki Agama Islam, dan Tergugat juga pernah mengatakan “Tuhan Islam itu tidak nampak, namun Tuhan Kristen nampak”; - Bahwa menurut saksi Tergugat mempunyai 2 (dua) agama yaitu Islam dan Kristen, Tergugat tidak sholat, dan juga Tergugat sering mabuk-mabukan dan makan babi; - Bahwa pertengkaran Penggugat Tergugat terjadi ketika Tergugat pulang dalam keadaan mabuk, saat ditegur oleh Penggugat, Tergugat marah dan memukuli Penggugat. Bahkan pernah suatu ketika yaitu pada tahun 2009, pada saat saksi duduk di kelas II SMP, kejadiannya pada saat itu Tergugat pulang mabuk, kemudian Penggugat menegur Tergugat, karena Tergugat tidak senang ditegur, Tergugat memukuli Penggugat, lalu saksi berusaha melerai, namun justru saksi juga dipukuli Tergugat dengan kayu, Tergugat setiap mabuk selalu memukuli Penggugat, saksi dan adik-adik, dan kemudian diusir dari rumah; - Bahwa kejadian terakhir yaitu pada bulan Juli tahun 2012, Penggugat dan Tergugat bertengkar dengan sebab yang sama, Tergugat memukuli Penggugat; - Bahwa pada bulan Juli 2012, Penggugat pergi dari rumah dan saat ini Penggugat tinggal di rumah kost di Pelabuhan Lama, Kota Gunungsitoli, sedangkan Tergugat tinggal di kampung Tergugat di Teluk Dalam; - Bahwa saksi selaku keluarga tidak sanggup untuk merukunkan dan mendamaikan Penggugat dan Tergugat; Menimbang, bahwa di persidangan Penggugat juga telah menghadirkan dua orang anak Penggugat dan Tergugat untuk didengar keterangannya yaitu : 1.
(Anak Pertama) Bahwa jika antara Penggugat dan Tergugat terjadi perceraian, anak tersebut
memilih untuk diasuh oleh Penggugat, karena Penggugat adalah seorang ibu kandung yang baik dan penuh kasih sayang dalam merawat anak tersebut serta Penggugat bertanggungjawab dalam memenuhi kebutuhan nafkahnya dan tidak mau ikut Tergugat karena Tergugat telah murtad, yaitu makan babi dan suka minum-minuman keras; 2. (Anak Ketiga); Bahwa selama tinggal di Lahusa, Penggugat dan Tergugat sering bertengkar,
namun saksi tidak mengetahui apa yang mereka pertengkarkan; Halaman 8 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst
Bahwa saksi saat ini tinggal dan bersekolah di Pondok Pesantren Al-Fatah Nias
Utara, Ust. Ma’ruf yang membawa saksi ke Pondok Pesantren setelah mendapatkan izin dari bapak dan ibu saksi, sebelumnya saksi tinggal di Lahusa bersama Penggugat dan Tergugat; Bahwa jika antara Penggugat dan Tergugat terjadi perceraian, anak tersebut
memilih unutk di asuh oleh dan tinggal dengan Penggugat, karena Penggugat adalah seorang ibu kandung yang baik dan penuh kasih sayang, dan anak tersebut tidak mau tinggal tinggal dengan Tergugat karena Tergugat makan babi dan mabukmabukan, saksi mengetahuinya dari kawan saksi; Menimbang, bahwa atas pertanyaan Majelis Hakim atas kesaksian dan keterangan kedua orang anak tersebut Penggugat menyatakan menerima dan tidak keberatan. Sedangkan Tergugat tidak bisa didengar tanggapannya karena Tergugat tidak hadir di persidangan; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya Tergugat tidak ada mengajukan bukti, karena pada sidang pembuktian tidak lagi datang menghadap di persidangan; Menimbang, bahwa selanjutnya Penggugat menyampaikan kesimpulan akhirnya dalam perkara ini secara lisan yang pada pokoknya menyatakan agar perkara ini segera diberi putusan dengan mengabulkan gugatan Penggugat sedangkan Tergugat tidak ada mengajukan kesimpulan akhir, karena tidak lagi datang menghadap di persidangan; Menimbang, bahwa semua hal-ihwal yang terjadi dalam persidangan telah dicatat dalam berita acara yang bersangkutan dan untuk mepersingkat uraian putusan ini merujuk kepada berita acara tersebut yang tidak terpisahkan dari putusan ini; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut di atas, Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan, Penggugat dan Tergugat dipanggil untuk menghadap dipersidangan, Penggugat dan Tergugat telah datang menghadap secara inperson; Menimbang, bahwa dalam rangka upaya perdamaian, Majelis Hakim sudah berupaya menasehati dan mendamaikan Penggugat dan Tergugat dan menganjurkan agar hidup rukun kembali dalam membina rumah tangga, namun tidak berhasil. maka dengan demikian ketentuan Pasal 154 R.Bg., Jo. Pasal 82 Undang-Undang No. 7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No.50 tahun 2009 tentang Peradilan Agama jo pasal 143 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam telah terpenuhi;
Halaman 9 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst
Menimbang, bahwa mediasi terhadap perkara a quo telah dilaksanakan namun berdasarkan laporan mediator, menyatakan bahwa mediasi tidak berhasil, maka dengan demikian ketentuan yang terdapat di dalam Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2008 tentang Mediasi telah terpenuhi; Menimbang, bahwa Penggugat mendalilkan telah menikah dengan Tergugat pada tanggal 07 April 1995, dan ikatan perkawinan tersebut tidak pernah putus hingga saat ini, dengan demikian Pemohon mempunyai legal standing untuk mengajukan perkara cerai gugat; Menimbang, bahwa gugatan Penggugat pada pokoknya menggugat cerai terhadap Tergugat dengan alas an bahwa sejak bulan Juli 2012 hubungan rumah tangga Pengugat dan Tergugat tidak harmonis lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang menyebabkan antara Penggugat dan Tergugattelah pisah tempat tinggal sejak bulan Agustus 2012, hal tersebut disebabkan karena sikap Tergugat yang mabuk-mabukan, makan babi di tempat orang Kristen yang hajatan, Tergugat selalu memukul Penggugat jika mabuk-mabukan, serta tergugat ingin memurtadkan Penggugat dan anak-anak. Dan jika terjadi perceraian agar Pengugat ditetapkan sebagai pemegang hak hadhanah (pemelihara) ke empat orang anak Pengugat dan Tergugat; Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil Penggugat tersebut, Tergugat dalam jawabannya yang pada pokoknya membantah dalil-dalil Pengugat, bahkan sebaliknya pertengkaran terjadi justru disebabkan Penggugat yang sering bertelepon pada malam hari dengan seorang laki-laki, dan jika Tergugat menegur, Penggugat tidak terima, bahkan Penggugat mengejar laki-laki tersebut ke Pelabuhan Lama Gunungsitoli. Dan jika terjadi perceraian Tergugat keberatan anak-anak tersebut di asuh oleh Penggugat; Menimbang, bahwa didasarkan kepada jawab menjawab antara Penggugat dan Tergugat maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah pertama apakah perselisihan dan pertengkaran Penggugat dan Tergugat sudah sedemikian parah dan telah mengoyahkan sendi-sendi kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat sehingga tidak ada harapan hidup rukun kembali dalam rumah tanggga, kedua siapakah yang berhak memelihara (pemegang hak hadhanah) anak- anak Penggugat dan Tergugat jika terjadi perceraian; Menimbang, bahwa oleh karena dalil gugatan Penggugat dibantah oleh Tergugat, maka sesuai ketentuan dengan Pasal 283 R.Bg. kepada Penggugat dan Tergugat diberi kesempatan untuk membuktikan dalilnya masing-masing dengan pembebanan pembuktian secara berimbang; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya Penggugat di persidangan telah mengajukan bukti surat (P) serta dua orang saksi seperti tersebut diatas;
Halaman 10 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst
Menimbang, bahwa bukti (P) berupa Foto copy Duplikat Kutipan Akta Nikah Nomor : K-1/PW.01/43/2012 yang dikeluarkan oleh oleh pejabat yang berwenang, telah bermaterai cukup dan telahdicocokkan dengan aslinya, bukti a quo memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat untuk membuktikan perkawinan sesuai dengan ketentuan pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, maka telah terbukti telah Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang sah, menikah pada tanggal 07 April 1995 di Lahusa, Kabupaten Nias Selatan; Menimbang, bahwa kedua saksi Penggugat juga telah memberikan keterangan di persidangan dan bukan orang yang dilarang didengar keterangannya menjadi saksi,dan kedua orang saksi tersebut adalah keluarga Pengugat, keterangan mana didasarkan atas pengetahuan, penglihatan dan pendengaran langsung saksi serta saling bersesuaian dan saling menguatkan serta relevan dengan dalil-dalil gugatan Penggugat, maka oleh karena itu sesuai dengan ketentuan Pasal 171, 172, 174 dan Pasal - 175 R.Bg. jo. Pasal 308 dan Pasal 309 R.Bg., secara formil dan materil alat bukti saksi yang diajukan Penggugat dapat diterima; Menimbang, bahwa dua orang anak Pengggugat dan Tegugat bernama Odirman Harefa,
umur 16 tahun, dan Sumardin Harefa, umur 13 tahun, telah didengar
keterangannya yang pada pokoknya bahwa apabila terjadi perceraian antara Penggugat dan Tergugat kedua orang anak tersebut memilih untuk di asuh/dipelihara oleh Penggugat; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti yang diajukan Penggugat, dan hal-hal yang diakui atau yang tidak dibantah Tergugat, Majelis Hakim menemukan fakta hukum sebagai berikut;
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri, menikah secara Islam pada tanggal 07 April 1995 di kecamatan Lahusa, Kabupaten Nias Selatan;
Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 4 (empat orang anak), yang bernama; 1. ANAK PERTAMA, anak Laki-laki berumur 16 tahun; 2. ANAK KEDUA, anak Perempuan berumur 13 tahun; 3. ANAK KETIGA, anak Laki-laki berumur 12 tahun; 4. ANAK KEEMPAT, anak Perempuan berumur 6 tahun,
Bahwa anak pertama, kedua dan ketiga saat ini berada dalam pemeliharaan Penggugat, sementara anak yang keempat berada di bawah pemeliharaan Tergugat;
Bahwa sejak bulan Juli 2012 antara
Penggugat dan Tergugat sering terjadi
perselisihan dan pertengkaran dan puncaknya terjadi pada bulan Agustus 2012 yang mengakibatkan antara Penggugat dan Tergugat pisah tempat tinggal sampai dengan sekarang;
Bahwa perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat disebabkan karena sikap Tergugat yang sering mabuk-mabukan dan apabila diingatkan oleh Halaman 11 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst
Penggugat Tergugat sering marah-marah, dan karena Tergugat makan babi ketika mengikuti acara adat dengan warga di kampung yang beragama Kristen;
Bahwa pihak keluarga sudah berusaha untuk mendamaikan Penggugat dan Tergugat, namun tidak berhasil;
Bahwa Pengadilan sudah berusaha untuk mendamaikan Penggugat dan Tergugat, namun tidak berhasil;
Bahwa, anak Penggugat dan Tergugat yang bernama Odirman Harefa dan Sumardin Harefa telah memilih hak pengasuhan dan pemeliharaan kepada Penggugat (Ibu Kandung); Menimbang, bahwa Penggugat dalam petitum angka 2 menuntut agar Pengadilan
menjatuhkan talak satu bain Sugrha Tergugat terhadap Penggugat akan dipertimbangkan sebagai berikut. Menimbang, bahwa menurut Pasal 39 UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan menentukan bahwa untuk melakukan suatu perceraian harus ada cukup alasan dimana suami istri tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri dan pengadilan telah berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Selanjutnya dalam Pasal 19 huruf f PP No. 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum lslam (KHl) menegaskan salah satu alas an perceraian yaitu adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus antara suami istri dan tidak ada harapan lagi untuk kembali rukun ; Menimbang, bahwa dari ketentuan pasal-pasal tersebut terdapat beberapa unsur yang harus dipenuhi untuk terjadinya perceraian baik cerai talak maupun cerai gugat yaitu: 1. Telah terjadinya perselisihan dan pertengkaran suami isteri yang terus menerus; 2. Sebab atau sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran suami isteri; 3. Antara suami isteri tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga; 4. Pengadilan telah berusaha untuk mendamaikan suami isteri, namun tidak berhasil; Menimbang, bahwa didasarkan kepada fakta hukum di atas, sejak bulan Juli 2012 antara Penggugat dan Tergugat sebagai suami isteri telah sering terjadi perselisihan pertengkaran, puncaknya terjadi pada bulan Agustus 2012, mengakibatkan mereka berpisah tempat tinggal, dengan demikian unsur pertama telah terpenuhi; Menimbang, bahwa ternyata sebab perselisihan dan pertengkaran Penggugat dan Tergugat, disebabkan Tergugat sering mabuk-mabukan, dan Tergugat makan babi ketika mengikuti acara adat di kampung yang beragama Kristen. Dan kebiasaan buruk Tergugat tersebut yang selalu menjadi “trigger” (pemicu) terjadinya pertengkaran, dengan demikian unsur kedua dari pasal tersebut diatas telah terpenuhi; Menimbang, bahwa tidak ada harapan akan hidup rukun kembali dalam rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat, Majelis hakim menyimpulkannya dari pertimbangan-pertimbangan berikut ini; Halaman 12 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst
Menimbang, bahwa akibat dari perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat yang disebabkan oleh hal-hal sebagaimana tersebut di atas, antara Penggugat dan Tergugat sejak Juli 2012 mereka telah berpisah tempat tinggal hingga sampai sekarang Tergugat tinggal dan bekerja di Gunungsitoli sedangkan Penggugat di Bawomataluwo, Teluk Dalam, dan pihak keluarga sudah berupaya untuk mendamaikan, namun tidak berhasil, bahkan semakin meneguhkan keinginan Penggugat untuk berpisah dari Tergugat, hal ini menjadi indikasi kuat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada harapan hidup rukun lagi; Menimbang, bahwa demikian juga halnya dengan tekad Penggugat di persidangan yang tetap bersikeras ingin bercerai dari Tergugat, karena Penggugat telah putus asa dengan kebiasaan buruk Tergugat yang tidak mampu dicegah maupun dihilangkan, hal ini menunjukkan bahwa Penggugat sudah tidak mau lagi untuk melanjutkan perkawinan dengan Tergugat, ikatan lahir bathin antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada lagi, padahal ikatan lahir bathin atau rasa saling cinta mencintai adalah merupakan dasar yang sangat fundamental bagi suatu perkawinan, maka atas keadaan ini, Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah pecah dan sudah tidak ada harapan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sehingga perkawinan a quo sudah tidak dapat lagi mewujudkan tujuan perkawinan sebagaimana yang dikehendaki firman Allah dalam surat al-Rum ayat 21 dan pasal 1 Undang-Undang no. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam (KHI) di Indonesia tahun 1991, dan perceraianlah jalan terbaik, karena mempertahankan rumah tangga yang sedemikian rupa justru mendatangkan mudharat yang lebih besar dari pada maslahatnya, dan hal tersebut adalah suatu bentuk penganiayaan yang bertentangan dengan semangat keadilan, dan terhadap masalah ini Majelis Hakim sependapat dengan kaidah fiqih yang berbunyi:
ﺪﺭﺃ ﺍﻠﻣﻔﺎﺴﺩ ﻣﻗﺩﻢ ﻋﻠﻰ ﺠﻟﺏ ﺍﻟﻣﺼﺎﻟﺢ Artinya : menolak mafsadat lebih diutamakan daripada menarik maslahat; berdasarkan hal-hal yang dipertimbangkan di atas, maka dengan demikian unsur ketiga telah terpenuhi; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan Pemohon dan Termohon dari awal persidangan dan pada setiap persidangan sesuai ketentuan Pasal 31 PP No. 9 Tahun 1975, bahkan Majelis telah mengoptimalkan upaya damai melalui mediasi sesuai PERMA No. 1 Tahun 2008, namun upaya tersebut tidak berhasil dengan demikian maka unsur keempat juga telah terpenuhi. Menimbang, bahwa dengan segala apa yang telah dipertimbangan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat tidak mungkin lagi didamaikan dan rumah tanggga Penggugat dan Tergugat sudah menjadi pecah (broken marriage) dan juga telah cukup alasan perceraian berdasarkan Halaman 13 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst
Pasal 19 huruf f PP Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf f KHI, maka petitum gugatan Penggugat pada angka dua patut untuk dikabulkan; Menimbang, bahwa gugatan Penggugat dikumulasikan dengan gugatan tentang hak hadlanah didasarkan kepada ketentuan pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009, maka penggabungan gugatan tersebut patut diterima dan dipertimbangkan; Menimbang, tuntutan Penggugat pada angka
tiga agar hak
hadhanah/ hak
pengasuhan empat orang anak Penggugat dan Tergugat ditetapkan kepada Penggugat, dan dalam jawabannya Tergugat menyatakan keberatan dan tidak setuju akan dipertimbangkan sebagai berikut; Menimbang, bahwa anak merupakan amanah yang harus dipelihara, diasuh dan dididik hingga dewasa baik secara jasmani, rohani, kecerdasan intelektual dan Agamanya adalah tanggung jawab kedua orangtua sesuai yang diamanatkan Pasal 45 Undang-undang No. 1 Tahun 1974, dan tanggung jawab bersama tersebut berlangsung terus menerus meskipun ikatan perkawinan kedua orang tuanya telah putus atau bercerai. Akan tetapi apabila terjadi perselisihan mengenai siapa yang berhak untuk memelihara anak Pengadilan Agamalah yang akan menentukan siapa yang berhak dengan mempertimbangkan kepentingan si anak itu sendiri; Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 105 huruf a, b dan Kompilasi Hukum Islam menyebutkan; a. Dalam hal terjadi perceraian maka pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya; b. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk memilih di antara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaannya; Menimbang bahwa oleh karena anak Penggugat dan Tergugat yang bernama ANAK KEEMPAT baru berumur 6 tahun, belum mumayyiz dan atau belum berumur 12 tahun, maka
berdasarkan Pasal 105 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam hak hadhonah/ hak
pengasuhan dan pemeliharaan anak tersebut adalah hak Penggugat (ibunya); Menimbang, dua anak Penggugat dan Tergugat yang bernama ANAK PERTAMA telah berumur 16 tahun dan ANAK KETIGA telah berumur 12 tahun sudah mumayyiz, telah memilih dan berkeinginan untuk diasuh dan tinggal bersama ibunya karena kedua anak tersebut merasakan lebih nyaman dan lebih mendapatkan kasih sayang dari ibunya dari pada ayahnya, oleh karenanya hak hadhonah/pemeliharaan kedua anak tersebut ditetapkan kepada Penggugat (ibunya); Menimbang, bahwa oleh karena anak Penggugat dan Tergugat yang bernama ANAK KEDUA, telah berumur 13 tahun, sudah mumayyiz, sedangkan ternyata anak tersebut Halaman 14 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst
tidak dapat didengarkan keterangannya, sehingga tidak dapat diketahui memilih siapa di antara ayah atau ibunya sebagai hak pengasuhan dan pemeliharaannya, maka tuntutan Penggugat atas hak pemeliharaan anak tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka petitum gugatan Penggugat pada angka tiga dikabulkan sebagian dan tidak dapat diterima selebihnya; Menimbang, bahwa sejak Penggugat dan Tergugat berpisah tempat tinggal anak yang bernama ANAK KEEMPAT tersebut dibawah pemeliharaan Tergugat (ayahnya), maka dengan ditetapkannya Penggugat sebagai pemegang hak hadhonah seperti tersebut di atas, maka menghukum Penggugat untuk menyerahkan hak hadhonah/pemeliharaan anak tersebut kepada Penggugat, maka petitum gugatan Penggugat pada angka empat dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa untuk memenuhi ketentuan pasal 84 ayat (1) dan (2) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah dirubah dengan UndangUndang Nomor 3 Tahun 2006 dan Perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo pasal 35 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 yang memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Gunungsitoli untuk mengirim salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat tinggal Penggugat dan Tergugat dan tempat perkawinan dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat ( 1 ) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan keduanya dengan Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama maka biaya perkara yang timbul dibebankan kepada Penggugat; Mengingat, segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan dalil syar'i yang bersangkutan dengan perkara ini; MENGADILI 1. Mengabulkan untuk sebagian gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu ba'in shughra Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat (PENGGUGAT); 3. Menetapkan 3 (tiga) orang anak yang masing-masing bernama : a. ANAK PERTAMA, umur 16 tahun; b. ANAK KETIGA, umur 12 tahun; c. ANAK KEEMPAT, umur 6 tahun, berada di bawah hadhanah/pemeliharaan Penggugat sampai ketiga orang anak tersebut dewasa; 4. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan hak hadhanah/pemeliharaan anak yang bernama ANAK KEEMPAT kepada Penggugat; Halaman 15 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst
5. Menyatakan tidak dapat menerima gugatan Penggugat selebihnya; 6. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 1.066.000,- (satu juta enam puluh enam ribu rupiah); Demikian dijatuhkan putusan ini di Gunungsitoli, pada hari Rabu tanggal 1 Mei 2013 Masehi bertepatan dengan tanggal 21 Jumadil Tsani 1434 H. dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Gunungsitoli, dan dibacakan dalam sidang yang terbuka untuk umum, oleh kami yang terdiri dari Drs. Jamalaba Malau, MH sebagai Hakim Ketua Majelis serta Pahruddin Ritonga, S.HI dan M. Andri Irawan, S.HI sebagai hakim-hakim Anggota dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota serta Miharza, SH. MH sebagai Panitera Pengganti dan dihadiri oleh Penggugat tanpa hadirnya Tergugat/ kuasanya; Hakim-Hakim Anggota
Ketua Majelis Hakim
dto
dto
Pahruddin Ritonga, S.HI
Drs. Jamalaba Malau, MH.
dto M. Andri Irawan, S.HI
Panitera Pengganti dto Miharza, SH.,MH
Perincian Biaya Perkara : 1. Biaya pendaftaran
: Rp. 30.000,-
2. Biaya Administrasi/ ATK
: Rp. 50.000,-
3. Biaya Panggilan
: Rp. 975.000,-
4. Biaya Redaksi
: Rp.
5.000,-
5. Materai
: Rp.
6.000,-
Jumlah
Rp.1.066.000,-
(satu juta enam puluh enam ribu rupiah)
Halaman 16 dari 16 Halaman Putusan No.4/Pdt.G/2013/PA.Gst