PUTUSAN Nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Dumai yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Cerai Talak antara : Pemohon, umur 24 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMK, pekerjaan Honorer, tempat tinggal di Kota Dumai; Melawan Termohon, umur 26 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMK, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal di Kota Dumai; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca surat-surat perkara; Telah mendengar Pemohon dan Termohon; Telah memeriksa bukti surat dan mendengar saksi-saksi di persidangan; TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Pemohon dalam surat permohonannya tertanggal 2 Januari 2013, terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Dumai pada tanggal 2 Januari 2013 Nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum telah mengemukakan hal-hal yang pada pokoknya sebagai berikut : 1.
Bahwa Pemohon adalah suami sah Termohon yang akad nikahnya berlangsung di Kota Dumai pada tanggal XXXX, berdasarkan Kutipan Akta Nikah yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kota Dumai;
2.
Bahwa sewaktu menikah Pemohon berstatus perjaka dan Termohon berstatus janda;
3.
Bahwa Pemohon dan Termohon setelah menikah tinggal di rumah kediaman bersama di rumah orang tua Pemohon di alamat Pemohon tersebut kemudian pindah di rumah kontrakan di Dumai selama 4 bulan;
4.
Bahwa antara Pemohon dan Termohon telah melakukan hubungan sebagaimana layaknya suami isteri namun belum dikaruniai keturunan;
Hal 1 dari 12 halaman Putusan Nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum Tanggal 11 Februari 2013 M/30 Rabiul Awwal 1434 H
5.
Bahwa dari awal rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak rukun dan harmonis, mulai goyah, selalu diwarnai perselisihan dan pertengkaran terus menerus. Adapun yang menjadi penyebabnya adalah : a.
Bahwa Termohon kurang melayani segala keperluan hidup Pemohon selaku suami dan kepala rumah tangga bagi Termohon selama ini selain itu sudah 2 bulan terakhir ini Termohon juga tidak mau melayani Pemohon dalam berhubungan intim;
b.
Bahwa Termohon tidak merasa nyaman lagi hidup bersama Pemohon meskipun Pemohon berusaha menentramkan rumah tangga bersama dan mengesampingkan segala perbedaan yang ada namun Termohon tetap acuh terhadap Pemohon, prilaku Termohon tersebut sangat tidak menghargai Pemohon;
6.
Bahwa setiap kali terjadi pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon, Termohon sering mengatakan kata-kata yang menyakitkan hati Pemohon, bahkan Termohon sering pula menyatakan akan bercerai dari Pemohon;
7.
Bahwa puncak ketidakharmonisan rumah tangga antara Pemohon dan Termohon terjadi pada bulan Nopember 2012, bahwa terjadi kesalahpahaman antara Pemohon dengan Termohon yang mana Pemohon menyuruh Termohon kembali ke rumah orang tuanya untuk istirahat karena sedang hamil muda oleh Termohon sikap baik Pemohon disalah artikan oleh Termohon seolah olah Pemohon mengabaikan Termohon sejak itu sampai dengan sekarang Pemohon dan Termohon berpisah sudah selama 2 bulan dan selama itu sudah tidak ada lagi hubungan baik lahir maupun batin;
8.
Bahwa Pemohon telah berusaha mempertahankan keutuhan rumah tangga dengan berusaha menyelesaikan kemelut rumah tangga secara kekeluargaan, namun usaha tersebut tidak berhasil;
9.
Bahwa dengan adanya hal hal tersebut di atas, maka Pemohon merasa sulit untuk mempertahankan ikatan pernikahan ini sehingga pula tujuan pernikahan dalam rangka mewujudkan rumah tangga sakinah, mawaddah dan rahmah tidak akan terwujud, oleh karenanya Pemohon telah berketetapan hati untuk menceraikan Termohon ke Pengadilan Agama Dumai; Berdasarkan alasan/dalil-dalil tersebut diatas, Pemohon mohon kepada Ketua
Pengadilan Agama Dumai Cq Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, berkenaan menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut : PRIMER : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon;
Hal 2 dari 12 halaman Putusan Nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum Tanggal 11 Februari 2013 M/30 Rabiul Awwal 1434 H
2. Memberikan izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Dumai; 3. Membebankan biaya perkara sesuai hukum yang berlaku; SUBSIDER : Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan lain yang seadil-adilnya; Bahwa pada sidang yang telah ditentukan Pemohon dan Termohon telah datang menghadap sendiri di persidangan, dan Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon supaya hidup rukun lagi sebagai suami istri namun kemudian Majelis Hakim juga telah memerintahkan Pemohon dan Termohon untuk menempuh prosedur mediasi, akan tetapi dalam mediasi tersebut antara Pemohon dan Termohon gagal tercapai kesepakatan damai untuk rukun kembali dalam rumah tangga, sedangkan mengenai akibat perceraian telah tercapai kesepakatan perdamaian, sebagaimana ternyata
dalam
laporan
hasil
mediasi
tanggal
15
Januari
2013,
Nomor
010/Pdt.G/2013/PA.Dum yang dibuat oleh Mardha Areta, SH Hakim Pengadilan Agama Dumai sebagai mediator, kemudian pemeriksaan perkara ini dimulai dengan membacakan surat permohonan Pemohon yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon; Bahwa terhadap dalil-dalil permohonan Pemohon, Termohon telah mengajukan jawaban secara tertulis sebagai berikut : 1.
Menikah pada tanggal XXXX di Kantor Urusan Agama Kota Dumai;
2.
Benar si suami berstatus perjaka dan saya janda (tapi saya masih berstatus perawan);
3.
Setelah menikah tinggal di rumah kontrakan selama 5 bulan, tapi rumh ditempati selama 4 bulan;
4.
Setelah menikah +/- 1 bulan, saya hamil;
5.
Selama berumah tangga, saya selalu melakukan kewajiban dan tanggung jawab dengan baik;
6.
Selang beberapa bulan menikah, sering terjadi pertengkaran kecil. Setiap kali pertengkaran terjadi, si suami sering mengadukan ke orang tuanya;
7.
Mulai tanggal 2 Oktober 2012 - +/- 1 bulan suami tidak menafkahi lahir batin. (uang yang dikasih hanya Rp. 100.000, selama +/1 1 bulan itu) - Pada awal kehamilan terjadi pendarahan dikarenakan terlalu banyak aktifitas. Lalu bidan menyarankan agar saya untuk istirahan total dan tidak boleh melakukan hubungan suami istri selama 3 minggu dikarenakan kandungan lemah;
Hal 3 dari 12 halaman Putusan Nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum Tanggal 11 Februari 2013 M/30 Rabiul Awwal 1434 H
- Kemudian suami mengantarkan saya ke rumah orang tua saya untuk istirahat di rumah orang tua saya. Selama saya di rumah orang tua saya, si suami mengurus ibunya di rumah sakit. Bahkan untuk melihat saya tidak sempat. Saya dibiarkan dan tidak diperdulikan. Ketika suami menjaga orang tuanya di Rumah Sakit, selama tidak tidur di rumah sakit, dia pulang tidur ke rumah orang tuanya dan tidak ke tempat saya sementara saya sedang sakit. Apabila ditanya si suami langsung marah. - Selama saya sakit dalam kehamilan, si suami tidak pernah menjaga, selalu mengesampingkan keadaan saya, dan lebih mementingkan hal lain; - Sewaktu di rumah sakit menjaga ibunya, si suami begitu ramah dengan perempuan dan bercanda melebihi batas sebagai seorang suami dengan perempuan lain di belakang saya, perempuan itu langsung yang menyampaikan ke saya, saya merasa dikhianati dan sempat terlempar kata-kata cerai dari saya karena begitu kecewanya dengan perbuatan suami di belakang saya. Tanggal 1 Nopember 2012, terjadi lagi pendarahan pada kandungan saya, dikarenakan terlalu banyak kerja di rumah orang tua suami, si suami tidak begitu memprihatinkan kondisi saya yang kurang sehat, bahkan tidak menghiraukan kandungan saya yang kurang sehat hingga terjadi keguguran. Pada tanggal 3 Nopember 2012 saya masuk rumah sakit karena keguguran. 3 hari kemudian ke luar dari rumah sakit dan tinggal di rumah orang tua saya; Selang beberapa hari kami di rumah orang tua saya habis keguguran, pada tanggal 8 Nopember suami pergi dari rumah saya dengan alasan ingin tidur di rumah orang tuanya tanpa pamit saya (saya lagi dikamar mandi) sebelumnya tidak ada pertengkaran di antara kami. Mulai malam itu dia tidak menghubungi dan mengabari saya sampai tanggal 12 Nopember. Saya ditinggalkan dalam keadaan sakit baru 5 hari habis keguguran dan masih membutuhkan biaya buat perobatan. Pada tanggal 12 datang orang tua laki-laki, suami dan seorang paman nya ke rumah orang tua saya. Begitu sampai dihadapan orang tua saya, orang tua laki-laki langsung mengatakan kalau anaknya ingin bercerai dengan saya tanpa menanyakan kabar saya yang sedang sakit. Orang tua laki-laki yang mengetakan cerai untuk saya kepada orang tua saya bukan dari mulut si suami; Sejak malam tanggal 12 itu saya tidak lagi pernah berjumpa dan berkomunikasi dengan suami dan sampai 2 bulan lebih saat ini; Bahwa terhadap jawaban tertulis tersebut, Termohon telah memberikan penjelasan yang pada pokoknya sebagai berikut; 1. Bahwa dari yang telah Termohon uraikan, Termohon tidak keberatan bercerai dengan Pemohon; Hal 4 dari 12 halaman Putusan Nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum Tanggal 11 Februari 2013 M/30 Rabiul Awwal 1434 H
2. Bahwa benar telah tercapai kesepakatan antara Pemohon dan Termohon mengenai akibat perceraian ini di dalam Mediasi dan selanjutnya mohon dikukuhkan dalam putusan perkara ini; Bahwa Terhadap jawaban Termohon tersebut, Pemohon telah menyampaikan Replik secara lisan yang pada pokoknya tetap dengan dalil dalil permohonan semula sedangkan Termohon juga telah menyampaikan duplik secara tertulis yang pada pokoknya tetap dengan dalil dalil jawaban semula; Bahwa untuk meneguhkan dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan bukti surat berupa Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor XXXXX tanggal XXXXX yang telah di Nazegelen, dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Dumai, Kutipan mana dikeluarkan oleh KUA Kota Dumai, kemudian oleh Ketua Majelis Fotokopi tersebut diperiksa dan telah ternyata cocok dan sesuai dengan aslinya, kemudian diberi tanda P; Bahwa selain itu, Pemohon pula telah mengajukan saksi-saksi yang di sidang telah memberikan keterangan di bawah sumpah : 1. SAKSI I, umur 55 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Kota Dumai; - Bahwa saksi bibi Pemohon, kenal Termohon sebagai istri Pemohon yang menikah sekitar bulan Juni 2012 lalu; - Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah orang tua Pemohon kemudian pindah di rumah kontrakan tapi masih di Dumai; - Bahwa antara Pemohon dengan Termohon sampai sekarang belum dikaruniai anak; - Bahwa sejak sekitar 3 bulan setelah pernikahan, saksi melihat rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis; - Bahwa hal itu disebabkan karena Termohon tidak suka Pemohon lebih sering tinggal di rumah orang tua Pemohon; - Bahwa Pemohon sering tinggal di rumah orang tua Pemohon karena Pemohon menunggui ibu Pemohon yang sudah sakit bahkan sampai meninggal; - Bahwa akibat hal itu, kemudian rumah tangga Pemohon dan Termohon sering terjadi pertengkaran; - Bahwa setelah kejadian itu Termohon menjadi kurang perhatian dengan Pemohon; - Bahwa saksi tidak mengetahui sebab lain yang mengakibatkan perselisihan dan pertengkaran Pemohon dengan Termohon; - Bahwa antara Pemohon dengan Termohon sekarang telah hidup berpisah sudah sekitar 3 bulan lamanya; - Bahwa sebab perpisahan tersebut karena Pemohon pergi meninggalkan Termohon; Hal 5 dari 12 halaman Putusan Nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum Tanggal 11 Februari 2013 M/30 Rabiul Awwal 1434 H
- Bahwa pihak keluarga sudah pernah mendamaikan Pemohon dengan Termohon tetapi tidak berhasi; 2. SAKSI II, umur 28 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Kota Dumai; - Bahwa saksi kakak kandung Pemohon, kenal dengan Termohon bernama Rita Anggraini sebagai istri Pemohon yang menikah pada bulan Juni 2012 lalu; - Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di Dumai; - Bahwa antara Pemohon dengan Termohon sampai sekarang belum dikaruniai anak; - Bahwa sekitar 2 bulan setelah menikah, ibu kandung Pemohon jatuh sakit dan Pemohon selaku anak laki-laki sering menunggui dan tinggal di rumah orang tua Pemohon; - Bahwa sejak saat itu rumah tangga Pemohon dan Termohon mulai tidak harmonis dan sering terjadi perselisihan maupun pertengkaran karena Termohon tidak senang dengan sikap Pemohon tersebut; - Bahwa setelah ibu kandung Pemohon meninggal dunia, Pemohon kembali ke rumah bersama namun Termohon menjadi kurang perhatian dengan Pemohon; - Bahwa selain hal itu, saksi tidak mengetahui sebab lain yang menyebabkan perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon; - Bahwa antara Pemohon dengan Termohon sekarang telah hidup berpisah sudah sekitar 3 bulan lamanya karena Pemohon pergi meninggalkan Termohon; - Bahwa pihak keluarga sudah pernah mendamaikan Pemohon dengan Termohon akan tetapi tidak berhasil; Bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut, Pemohon menerangkan, bahwa keterangan saksi-saksi telah cukup dan benar sedangkan Termohon tidak keberatan atas keterangan saksi-saksi tersebut; Bahwa terhadap jawabannya, Termohon telah tidak mengajukan bukti surat maupun saksi saksi untuk di dengar keterangannya di persidangan; Bahwa Pemohon telah memberikan kesimpulan secara lisan, yang pada pokoknya Pemohon tetap pada dalil permohonannya dan pendiriannya untuk cerai dengan Termohon, dan Termohon juga telah memberikan kesimpulan secara lisan yang pada pokoknya Termohon juga tetap pada jawabannya. selanjutnya Pemohon maupun Termohon sudah tidak akan mengajukan sesuatu hal apapun lagi, melainkan mohon putusan dan selanjutnya untuk mempersingkat uraian putusasn ini ditunjuk kepada hal-hal sebagaimana tercantum dalam berita acara persidangan perkara ini;
Hal 6 dari 12 halaman Putusan Nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum Tanggal 11 Februari 2013 M/30 Rabiul Awwal 1434 H
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana telah diuraikan diatas ; Menimbang, bahwa Majelis telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon supaya hidup rukun lagi sebagai suami istri namun tidak berhasil, kemudian Majelis Hakim juga telah memerintahkan kedua belah pihak untuk menempuh prosedur Mediasi, akan tetapi dalam mediasi tersebut gagal tercapai perdamaian untuk rukun dalam rumah tangga namun mengenai akibat dari perceraian, antara Pemohon dan Termohon telah tercapai kesepakatan sebagaimana ternyata dari Laporan hasil mediasi tanggal 15 januari 2013 Nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum yang dibuat oleh Mardha Areta, SH Hakim Pengadilan Agama Dumai sebagai mediator; Menimbang, bahwa selama proses persidangan berlangsung, Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon agar bersabar dan memperbaiki krisis yang terjadi dalam rumah tangganya, namun upaya tersebut juga tidak berhasil, oleh karenanya ketentuan pasal 82 ayat (1) dan (4) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang undang nomor 50 tahun 2009 jo pasal 115 Kompilasi Hukum Islam telah terlaksana; Menimbang, bahwa yang menjadi pokok dari permohonan Pemohon adalah Pemohon memohon diberikan izin untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap termohon di depan sidang Pengadilan Agama Dumai; Menimbang, bahwa sebelum memeriksa pokok permohonan, Majelis hakim terlebih dahulu akan mempertimbangkan hubungan hukum antara Pemohon dengan Termohon; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan bahwa Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan bahwa pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan perkawinannya menurut agama Islam, dilakukan oleh Pegawai Pencatat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 1954 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk; Menimbang, bahwa ditegaskan dalam pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam bahwa Perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan Akta Nikah yang dibuat oleh Pegawai Pencatat Nikah; Menimbang, bahwa dalam permohonannya mendalilkan bahwa Pemohon adalah suami sah Termohon yang akad nikahnya berlangsung di Dumai pada tanggal XXXX; Hal 7 dari 12 halaman Putusan Nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum Tanggal 11 Februari 2013 M/30 Rabiul Awwal 1434 H
Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil permohonannya tersebut, Pemohon telah mengajukan bukti P, bukti mana menurut pertimbangan Majelis hakim telah memenuhi syarat formil maupun materiil alat bukti dan merupakan Kutipan Akta Nikah Nomor XXXXX tanggal XXXX dari Kantor Urusan Agama Kota Dumai yang berarti perkawinan Pemohon tersebut dilakukan berdasarkan syari'ah (Hukum Islam), maka berdasarkan pasal 66 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah di ubah dengan Undang undang nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang undang nomor 50 tahun 2009 jo pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta pasal 7 ayat (1) KHI, dengan demikian Pemohon adalah sebagai seorang suami sah Termohon. Oleh karena itu, Majelis berpendapat bahwa Pemohon telah memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan izin perceraian. Selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan Pokok Permohonan; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 65 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah di ubah dengan Undang undang nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang undang nomor 50 tahun 2009 bahwa Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak; Menimbang, bahwa dalam ketentuan pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menyebutkan bahwa untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun lagi sebagai suami-istri; Menimbang, bahwa dalam Pokok permohonan Pemohon mendasarkan pada alasan bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak dapat dipertahankan lagi yang disebabkan oleh hal-hal yang telah disebutkan oleh Pemohon dalam duduk perkara; Menimbang, bahwa Pemohon juga telah mengajukan bukti 2 orang saksi. yang di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan. keterangannya sebagaimana dalam duduk perkara; Menimbang, bahwa karena penyaksian tersebut bersetujuan dan
saling
berhubungan yang satu dengan yang lain dan atas dasar penglihatan saksi-saksi sendiri, berdasarkan Pasal 307 dan Pasal 308 ayat (1) Rbg maka kesaksian tersebut mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang sah; Menimbang, bahwa Majelis telah mendamaikan Pemohon dengan Termohon dalam persidangan demikian juga keluarga Pemohon dan Termohon akan tetapi tidak berhasil; Menimbang, bahwa dalam jawabannya, Termohon menyatakan benar antara Termohon dan Pemohon sudah tidak harmonis sejak beberapa bulan setelah pernikahan;
Hal 8 dari 12 halaman Putusan Nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum Tanggal 11 Februari 2013 M/30 Rabiul Awwal 1434 H
Menimbang, bahwa Termohon untuk meneguhkan jawabannya telah tidak mengajukan bukti surat maupun saksi-saksi sehingga Majelis berpendapat dalil-dalil jawaban Termohon tidak terbukti kebenarannya; Menimbang, berdasarkan uraian-uraian sebagaimana tersebut diatas, Majelis Hakim telah menemukan fakta-fakta sebagai berikut : 1.
Bahwa Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami istri yang menikah pada tanggal XXXX;
2.
Bahwa antara Pemohon dengan Termohon sampai sekarang belum dikaruniai anak;
3.
Bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis setidaknya sejak bulan September 2012;
4.
Bahwa antara Pemohon dengan Termohon sekarang telah hidup berpisah sudah selama 3 bulan lamanya karena Pemohon pergi meninggalkan Termohon;
5.
Bahwa Pemohon dan Termohon sudah pernah didamaikan oleh keluarga, tetapi tidak berhasil; Menimbang,
bahwa
berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan
sebagaimana
tersebut di atas, Majelis berpendapat, bahwa dalil-dalil permohonan Pemohon posita angka 5 tidak sepenuhnya menjadi tetap; Menimbang, bahwa namun demikian, Majelis telah menemukan fakta bahwa setidaknya sejak bulan September 2012, rumah tangga Pemohon dengan Termohon sudah tidak harmonis lagi dimana antara Pemohon dan Termohon sudah terjadi perselisihan dan bahkan pertengkaran hal mana juga dikuatkan oleh jawaban termohon bahkan sejak bulan Nopember 2012 antara Pemohon dengan Termohon telah hidup berpisah karena Pemohon pergi dan tidak kembali lagi kepada Termohon; Menimbang, bahwa perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) sakinan mawaddah dan rahmah yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan telah terbukti pecahnya hubungan perkawinan Pemohon dan Termohon tersebut, maka tujuan perkawinan tersebut jelas tidak akan tercapai; Menimbang, bahwa dalam kondisi rumah tangga sebagaimana telah dialami oleh Pemohon dan Termohon tersebut di atas, maka baik Pemohon sebagai suami dan Termohon sebagai istri jelas tidak dapat melaksanakan keawjibannya masing-masing sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 dan 34 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 77 ayat (2), (3), dan (4) Kompilasi Hukum Islam, maka apabila perkawinan antara Pemohon dan Termohon tersebut tetap dipertahankan akan menimbulkan mafsadat yang lebih besar lagi dalam rumah tangga; Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis Hakim berkeyakinan bahwa rumahtangga kedua belah pihak antara Pemohon dan Termohon Hal 9 dari 12 halaman Putusan Nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum Tanggal 11 Februari 2013 M/30 Rabiul Awwal 1434 H
benar telah retak dan sulit untuk dirukunkan kembali, maka cukup alasan bagi hakim mengabulkan permohonan Pemohon untuk menjatuhkan talak satu kepada Termohon”. {Putusan MARI Nomor: 09 K/AG/1994 Tanggal 25 Nopember 1994} Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, pokok permohonan Pemohon tersebut telah memenuhi alasan perceraian sebagaimana dimaksud dalam penjelasan pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam Jo. Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1975 sehingga permohonan a quo patut dikabulkan; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 149 huruf (a) dan (b) Kompilasi Hukum Islam, bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib : a. Memberikan mut’ah yang layak kepada bekas istrinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas istri tersebut qobla dukhul; b. Memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas istri selama dalam masa iddah, kecuali bekas istri telah dijatuhi talak bain atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil; Menimbang, bahwa meskipun Termohon dalam jawabannya menyatakan tidak bersedia bercerai dengan Pemohon dan tidak menuntut apapun sebagai akibat perceraian, namun dalam persidangan, Majelis Hakim juga tidak menemukan fakta bahwa Termohon tidak dalam keadaan nusyuz serta perceraian a quo adalah cerai talak, maka Majelis Hakim berdasarkan pasal 41 huruf (c) Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan /atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas istri; Menimbang, bahwa terhadap hal tersebut, telah terjadi kesepakatan antara Pemohon dan Termohon dalam Mediasi sebagaimana laporan Mediasi tanggal 15 Januari 2013 nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum yang dibuat oleh Mardha Areta, SH, hakim Pengadilan Agama Dumai sebagai Mediator terhadap kesepakatan mana kedua belah pihak mohon agar kesepakatan tersebut dikukuhkan dalam Putusan perkara ini; Menimbang, bahwa oleh karena telah terjadi kesepakatan damai antara Pemohon dan Termohon dalam hal akibat perceraian serta telah dimohonkan dikukuhkan dalam Putusan perkara ini, maka Majelis hakim dengan berdasar pada pasal 154 Rbg dan Peraturan Mahkamah Agung RI nomor 1 tahun 2008 cukup mempedomani kesepakatan tersebut untuk selanjutnya dikukuhkan dalam diktum amar putusan ini; Memperhatikan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan hukum Syar'i yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; Hal 10 dari 12 halaman Putusan Nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum Tanggal 11 Februari 2013 M/30 Rabiul Awwal 1434 H
2. Memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj'i terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Dumai; 3. Menyatakan telah terjadi kesepakatan perdamaian antara Pemohon dan Termohon tentang akibat perceraian berupa nafkah selama masa iddah dan mut’ah; 4. Menghukum Pemohon untuk menaati isi pkesepakatan perdamain tersebut; 5. Membebankan Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 191.000,(Seratus sembilan puluh satu ribu rupiah).; Demikian diputuskan dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Dumai pada hari Senin 11 Februari 2013 M, bertepatan dengan tanggal 30 Rabiul Awwal 1434 H, oleh kami TAUFIK, SHI, MA sebagai Hakim Ketua Majelis, M. TAUFIK, SHI dan ASEP NURDIANSYAH, SH masing-masing sebagai Hakim Anggota. Putusan mana diucapkan oleh Ketua Majelis Hakim tersebut pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum dengan didampingi oleh para Hakim Anggota dan di bantu oleh Dra. Hj. ROHAYA sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Pemohon dan Termohon; Ketua Majelis Ttd
TAUFIK, SHI, MA Hakim Anggota
Hakim Anggota
Ttd
Ttd
M. TAUFIK, SHI
ASEP NURDIANSYAH, SH Panitera Pengganti Ttd Dra. Hj. ROHAYA
Perincian Biaya Perkara : 1. Pendaftaran
: Rp
2. Biaya proses
: Rp. 50.000,-
2. Panggilan sidang
: Rp 100.000,-
3. Redaksi
: Rp
5.000,-
4. Meterai
: Rp
6.000,-
Jumlah
30.000,-
: Rp 191.000,Untuk salinan yang sama bunyinya Hal 11 dari 12 halaman Putusan Nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum Tanggal 11 Februari 2013 M/30 Rabiul Awwal 1434 H
Oleh Panitera Pengadilan Agama Dumai
Drs. ZULKIFLI
Hal 12 dari 12 halaman Putusan Nomor 010/Pdt.G/2013/PA.Dum Tanggal 11 Februari 2013 M/30 Rabiul Awwal 1434 H