PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN OWNERSHIP STRUCTURE TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL PERFORMANCE (StudI Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014) OSCAR CHRISMADIAN NOVENTA F0212083 Pembimbing: Muh Juan Suam Toro S.E.,M.Si. ABSTRACT EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE AND OWNERSHIP STRUCTURE ON INTELLECTUAL CAPITAL PERFORMANCE (Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Year 2011-2014 ) By: OSCAR CHRISMADIAN NOVENTA NIM. F02102083 TThis study aimed to determine the effect of corporate governance and ownership structure on intellectual capital performance on manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange in the observation period 2011-2014. The data used are secondary data types. Data obtained from the financial statements which was taken form the Indonesia Stock Exchange in the from of annual data from the years 2011-2014. Variable corporate governance use are managerial ownership andcomposition of independent directors . variable ownership structure used are foreign ownership and family ownership. While intellectual capital performance usend are value added intellectual capital (VAICTM). The population used in this study are all manufacturing companies listed on the Stock Exchange on periode 2011-2014. With purposive sampling method, a sample of 48 companies selected from 145 companies listed on the stock exchange. The analytical method used was multiple linier regression analysis. Hypothesis testing include the coefficient of determination, F test and t test, as well as the classical assumption that a normality test, multicollinearity, autocorrelation testm and test heterokedastisitas through IBM SPSS 16 program. The results of this study demonstrate the family ownership has a negative and significany effect on intellectual capital performance. managerial ownership has a positife and no significant on intellectual capital performance. While foreign ownership and composition of independent directors have positive and significant on intellectual capital performance. Keywords: corporate governance, ownership structure, family ownership, foreign ownership, intellectual capital performance.
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendekatan intellectual capital performance digunakan sebagai alat ukur efisiensi aktifitas penciptaan nilai perusahaan yang tidak digambarkan dalam laporan keuangan (Saleh, et. Al 2008). Metode untuk mengukur intellectual capitalperformancedikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yaitu dengan metode VAICTM ( value added intellectual coefficient) yang berguna untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari asset berwujud dan asset tidak berwujud yang dimiliki perusahaan. Metode VAICTM menggunakan akun-akun dalam laporan keuangan perusahaan sehingga metode ini menjadi mudah dan memungkinkan untuk dilakukan. Komponen utama dari VAICTM adalah physical capital (VACA – Value Added Capital Employed), human capital (VAHU – Value Added Human Capital), dan structural capital (STVA – Structural Capital Value Added). Intellectual capital sering dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi pendapatan laba suatu perusahaan dan juga berkontribusi dalam menambah keunggulan kompetitif suatu perusahaan. Oleh sebab itu penting untuk mengetahui dan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi intellectual capital performance dalam jangka panjang. Peningkatkan nilai dan keunggulan kompetitif perusahaan intellectual capital dipengaruhi oleh beberapa aspek. Faktor penentu yang mempengaruhi intellectual capital yaitu corporate governance, struktur kepemilikan, dan karakteristik perusahaan (Musaili et.al., 2012). Konsep dari corporate governance diartikan sebagai serangkaian kegiatan dalam mengendalikan suatu perusahaan agar kegiatan operasinya berjalan sesuai dengan yang diharapkan pihak stakeholders. Perusahaan dirasa perlu untuk melakukan penerapan dan pengelolaan good corporate governance. Dengan adanya good corporate governance perusahaan akan menjadi lebih transparan dan lebih bertanggung jawab dalam menyediakan informasi yang tidak hanya mematuhi peraturan tetapi juga menyediakan informasi yang lebih detail dan relevan untuk kepentingan stakeholder.Newel dan Wilson (dalam Purwantini 2008) berpendapat bahwa secara teoritis praktik good corporeate governance akan meningkatkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan kinerja dan mengurangi risiko yang diakibatkan oleh tindakan manajemen yang cenderung menguntungkan diri mereka sendiri. Husain dan Malin (dalam Purwantini, 2008) berpendapat bahwa penyebab utama perkembangan good corporeate governance adalah bangkrutnya perusahaan ternama, baik di sector keuangan maupun nonkeuangan sepertiWordCom di Amerika Serikat dan HIH dan One-Tel di Australia. Oleh karena itu corporate governance berpengaruh dalam upaya perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan. Ownership structure juga menjadi faktor yang mempengaruhi intellectual capital performance. Ownership Structure menjelaskan mengenai pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan dan menentukan kebijakan sebagai pedoman direksi dalam menjalankan perusahaan. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah keputusan penggolaan intellectual capital yang dimiliki oleh perusahaan. Ownership structure
merupakan salah satu dari mekanisme corporate governance yang ikut mempengaruhi intellectual capital performance yang diproksikan melalui dewan direksi yang ditunjukkan melalui bentuk intensif pemilik perusahaan terhadap intellectual capital performance.Intellectual capital merupakan faktor penting dalam perusahaan yang dapat meningkatkan nilai perusahan dan keunggulan kompetitif perusahaan. Diperlukan telaah terhadap efisiensi dalam perusahaan terhadap investasi IC (Saleh et, al, 2007). Secara umum dalam ownership structure sering terjadi agency cost yang diakibatkan oleh perbedaan kepentingan antara pihak manajemen dengan pihak stakeholder (Saleh et, al2007) berpendapat bahwa agency cost dapat ditekan dengan kepemilikan saham oleh manager (managerial ownership) atau menggunakan dewan direksi yang bertanggungjawab mengawasi manajer demi kepentingan investor. pengaruh Ownership structure terhadap intellectual capital performance sangat representatif dalam board of directors (Ho and Williams, 2003). Dengan melihat dari hubungan antara corporate governance dan ownership structure yang mempengarui Intellectual capital Performance. Penelitian ini berusaha mengacu kepada penelitian Belal et, al. (2015) dan Musaili et.al. (2012).Penelitian ini mengacu pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2014. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul “PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN OWNERSHIP STRUCTURE TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL PERFORMANCE(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)”
TINJAUAN PUSTAKA 1. Teori Agensi Teori agensi adalah teori yang membahas mengenai pemisahan kepemilikan oleh principal dan pengendalian oleh agen dalam suatu organisasi cenderung mengakibatkan konflik keagenan antara principal dan agen. Agen di sini adalah manajemen yang ditunjuk oleh principal untuk mengelola perusahaan yang terdiri dari dewan komisaris dan dewan direksi. Eisenhardt dalam Ujiyanto dan Pramuka (2007) berpendapat bahwa terdapat tiga sifat manusia dalam teori agenda yaitu manusia secara umum lebih mementingkan diri sendiri, Manusia mempunyai persepsi yang terbatas mengenai masa mendatang, dan manusia cenderung menghindari risiko. Teori agensi agen berkewajiban untuk melakukan hal yang memberi manfaat dalam meningkatkan kesejahteraan principal. .
2. Teori Sinyal Teori ini membahas tentang dorongan yang dimiliki oleh perusahaan dalam memberikan informasi laporan keuangan tahunan kepada pihak luar. Adanya dorongan tersebut diakibatkan oleh adanya asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Upaya untuk menghindari adanya asimetri informasi ini maka pihak manajemen harus memberikan informasi yang jelas baik informasi keuangan maupun non keuangan. Informasi penting yang harus diungkapkan oleh perusahaan adalah informasi mengenai corporate governance. Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan selalu berdampak kepada stakeholders dan mendapatkan perhatian dari stakeholders. Oleh karena itu, perusahaan wajib memberikan laporan keuangan sebagai informasi tentang kegiatan perusahaan kepada stakeholders. Melalui laporan ini stakeholders dapat mengetahui informasi mengenai kegiatan perusahaan dan juga mengetahui halhal lain yang dilakukan oleh perusahaan. Tanda atau signals yang diberikan oleh perusahaan diharapkan mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaan di pasar yang terukur dengan naiknya harga saham perusahaan. 3. Intellectual Capital (IC) Intellectual capital adalah istilah yang diberikan untuk mengartikan intangible asset dari pasar, intellectual property, infrastruktur dan pusat manusia yang menjadikan suatu perusahaan dapat berfungsi (Brooking, 1996 dalam Efandina (2011). Sedangkan Bontis dalam Efandina (2011) berpendapat bahwa intellectual capital sebagai penggunaan efektif dari pengetahuan sebagaimana beroposisi terhadap informasi. PSAK Nomor 19 tahun 2009 tentang asset tak berwujud, menjelaskan bahwa intellectual capital adalah intangible asset tetapi, goodwill, merk dagang tidak boleh dimasukan sebagai intangible asset. Terdapat empat kriteria yang harus dipenuhi agar suatu asset dikatakan sebagai intangible asset : (1) asset tersebut dapat diidentifikasi, implikasinya asset tersebut dapat dijual, dipertukarkan, atau disewakan; (b) asset tersebut dikontrol oleh perusahaan; (c) intangible asset mampu memberikan manfaat bagi perusahaan dimasa depan; (d) harga perolehan asset tersebut dapat dihitung. Inttelectual capital diklasifikasikan menjadi modal manusia, modal sturukturan, dan modal pelanggan (Petrash 1996 dalam tan et.al., (2007). Sedangkan Edvinsson dan Sullivan (1996) berpendapat bahwa intellectual capital berupa human capital dan intellectual asset.
4. Corporate Governance Corporate governance ditandai dengan adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan hal ini bertujuan untuk menghindari masalah yang timbul dari hubungan antara pemilik modal dan manajer. Sehingga tujuan inti dari corporate governance adalah menciptakan
mekanisme yang dapat melindungi hak-hak minoritas dari ekspropriasi yang dilakukan oleh manager dan pemegang saham. Secara umum corporate governance memiliki lima prinsip yaitu: Transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, keadilan dan kewajaran. Semua prinsip tersebut mengarah pada good corporate governance. Good corporate governance adalah system yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang bertujuan menciptakan value added bagi seluruh stakeholders (Monks 2003 dalam Susanto (2010). Terdapat dua hal yang ditekankan dalam konsep ini yaitu pentingnya hak pemegang saham dalam memperoleh informasi yang benar dan tepat pada waktunya dan adanya kewajiban perusahaan dalam memberikan informasi yang tepat dan aturat, tepat waktu, transparan terhadap informasi kinerja perusahaan, kepemilikan dan stakeholders.
5. Ownership Structure Ownership structure dapat dijelaskan dari dua sudut pandang yaitu pendekatan keagenan dan pendekatan asimetris. Dalam pendekatan keagenan ownership structure merupakan mekanisme yang berfungsi untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Sedangkan pada pendekatan asimetri informasi memandang mekanisme ownership structure sebagai cara untuk mengurangi terjadinya ketidakseimbangan informasi antara insiders dan outsiders melalui pengungkapan informasi didalam pasar modal. Ownership structure berpengaruh terhadap tujuan perusahaan karena dalam suatu perusahaan pemilik akan membuat berbagai strategi untuk mencapai tujuan perusahaan. Setelah menentukan strategi maka strategi akan diterapkan dan mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Semua tahapan tersebut tidak terlepas dari peran pemilik perusahaan dengan kata lain peran pemilik perusahaan sangat penting dalam nenentukan keberlangsungan perusahaan. Salah satu ciri Ownership structure adalah adanya konsentrasi kepemilikan yang terbagi dalam dua bentuk yaitu kepemilikan terkonsentrasi dan kepemilikan menyebar. Kepemilkan terkonsentrasi adalah konsentrasi kepemilikan yang paling banyak di Indonesia.
PENYUSUNAN HIPOTESIS 1. Pengaruh Foreign Ownership pada Intellectual Capital Performance
Adanya presentase kepemilikan asing akan mempengaruhi perusahaan dalam penggunaan Intellectial Capital (Al-Akra, Eddie, & Ali, 2010; Haniffa dan Cooke, 2002). Selain itu dengan kepemilikan asing juga menuntut adanya transparansi dalam laporan keuangan. Haniffa & Cooke (2002) berpendapat kepemilikan asing menghadapi asimetri informasi yang lebih tinggi hal disebabkan oleh masalah bahasa, kurang pengetahuan konstektual local, dan pemisahan geografis antara manajemen dan investor asing. Dengan demikian investor asing akan mendukung transparansi dan mempengaruhi perusahaan dalam hal penggunaan sumber daya secara maksimal. Oleh karena itu penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H1 : Foreign ownership berpengaruh positif pada intellectual capital performance
2. Pengaruh Family Ownership pada Intellectual Capital Performance Perusahaan yang memiliki Family ownership akan menekan agency cost daripada perusahaan non Family ownership. Akan tetapi dalam Family ownership memerlukan pengontrolan yang lebih terkait dengan keuntungan pribadi. Adanya usahanya mencari keuntungan pribadi dalam Family ownership akan membuat pemilik lebih memberikan control pada perusahaan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dari expend yang dilakukan oleh pemegang saham minoritas. Saleh, et.al (2008) berpendapat pengontrolan keluarga akan menyebabkan tendensi yang dapat mengurangi kesejahteraan dan keuntungan pribadi. Oleh karena itu, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H2 : Family ownership berpengaruh negatif pada intellectual capital performance. 3. Pengaruh Kepemilikan Manajerial pada Intellectual Capital Performance Semakin banyak saham yang dimiliki oleh manajemen maka akan memperkuat motivasi manajemen untuk meningkatkan saham perusahaan di masa depan (Jensen dan Meckling dalam Aini (2011). Nilai saham yang tinggi mengindikasikan perusahaan tersebut memiliki kinerja perusahaan yang tinggi. Hal ini membuat para investor menilai perusahaan tersebut baik dan permintaaan saham perusahaan terhadap perusahaan menjadi tinggi. Oleh karena itu, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H3 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap intellectual capital performance 4. Pengaruh Proporsi Komisaris Independen pada Intellectual Capital Performance Adanya proporsi dewan komisaris memiliki fungsi dalam mengawasi laporan keuangan. Selain itu dewan komisaris lebih mendukung keputusan
manajerial jangka panjang yang akan meningkatkan kinerja perusahaan (Ibrahim, Howard, dan Angelis, 2003). Dengan adanya proporsi dewan komisionaris tinggi maka perusahaan akan cenderung lebih berfokus pada strategi peningkatan sumber daya. Oleh karena itu, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H4 : Proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap intellectual capital performance
KERANGKA PENELITIAN Dilihat dari penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa Intellectuall capital performance dipengaruhi oleh berbagai faktor diantara corporate governance dan ownership structure. Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai intellectual capital yang terdiri dari: foreign ownership, Family ownership, kepemilikan manajerial, dan Proporsi komisionaris Independen berpengaruh terhadap Intellectual capital performance. Dari dasar uraian yang telah dijelaskan diatas, dapat dirumuskan kerangka teoritis sebagai berikut: Gambar I Kerangka Teoritis Variabel Independen : Variabel Dependen :
Ownership Structure :
Intellectual Capital Performance (VAICTM)
Foreign Ownership Family Ownership
Governance Ownership : Kepemilikan Managerial Proporsi Komisaris Independen
METODE PENELITIAN
1. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian panel yaitu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antar faktor-faktor resiko dengan pengumpulan data sekaligus
pada selang waktu tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari pengaruh corporate government dan ownership structure terhadap perusahaan yang terdaftar di BEI. 2. POPULASI, SAMPEL, DAN SAMPLING Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI selama 4 tahun selama tahun 2011-2014. Sedangkan sampel dari penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan criteria sebagai berikut : a. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan keuangan pada tahun 2011-2014. b. Perusahaan memiliki semua data yang diperlukan dalam penelitian ini perusahaan manufaktur pada tahun tertentu datanya tidak lengkap, tidak dapat dimasukkan dalam sampel penelitian. c. Perusahaan adalah perusahaan yang mengalami laba positif pada periode 2011-2014. d. Perusahaan yang melaporkan informasi keuangan dalam satuan Rupiah. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang seragam dalam satuan moneter. Dari kriteria purposive sampling tersebut terdapat 48 perusahaan yang memenuhi syarat pengambilan sampel dengan pengamatan selama periode 2011-2014 maka diperoleh jumlah observasi (n) sebesar 192. 3. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURANNYA
Variabel Independen
a. Foreign Ownership Foreign Ownership ditandai dengan presentase lembar saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak asing. Foreign Ownership =
Jumlah lembar Saham yang dimiliki Asing Jumlah lembar saham yang diterbitkan
b. Family Ownership Family ownership ditandai dengan presentase lembar perusahaan yang dimiliki pihak keluarga. Family ownership = Jumlah Lembar Saham yang dimiliki keluarga Jumlah Lembar Saham yang diterbitkan c. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah presentase lembar saham perusahaan yang dimiliki oleh manajer. Kepemilikan manajerial = Jumlah lembar saham uang dimiliki manajemen Jumlah lembar saham yang diterbitkan d. Proporsi komisaris independen Proporsi komisaris independen adalah presentase komisaris independen dibagi dengan jumlah seluruh anggota komisaris. Semakin banyak
anggota komisaris independen dalam suatu perusahaan diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Proporsi komisaris independen = Jumlah anggota komisaris independen Jumlah seluruh anggota komisaris
Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model value added intellectual capital (VAICTM) yang dikembangkan oleh Pulic. VAICTM berasal dari value added yang memiliki tiga komponen yaitu value added of capital employee (VACA), value added of human capital (VAHU), dan structural capital value added (STVA). Tahapan perhitungan VAICTM yaitu: a. Value Added (VA) Vale added (VA) merupakan indikator yang menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam penciptaan nilai. VA = OUTPUT – INPUT Dimana : Output = total penjualan dan pendapatan lain Input = beban dan biaya lain-lain. Value Added = selisih antara output dan input b. Value added of capital employee (VACA) value added of capital employee (VACA) adalah perbandingan value added (VA) dan capital employed (CE). Capital employed adalah dana yang tersedia dalam perusahaan yaitu ekuitas dan laba bersih. VACA = VA/CE c. value added of human capital (VAHU) value added of human capital (VAHU) merupakan perbandingan antara value added (VA) dan human capital (HC). Human capital diwakili oleh gaji dan tunjangan. VAHU = VA/HC d. Structural capital value added (STVA) structural capital value added (STVA) adalah perbandingan antara value added terhadap structural capital (SC). Structural capital (SC) diperoleh dari hasil pengurangan antara value added dan human captal. STVA = SC/VA e. Value added Intellectual capital (VAICTM) VAICTM merupakan kemampuan intellectual capital organisasi yang menunjukkan business performance indicator (BPI). VAICTM sendiri merupakan penjumlahan dari 3 komponen sebelumnya yaitu: VACA,VAHU, dan STVA. VAICTM = VACA + VAHU + STVA
4. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder sendiri merupakan data yang telah diolah oleh pihak lain data ini diperoleh dari lembaga atau instansi melalui pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 20122014. Adapun data akan diseleksi menggunakan metode purposive sampling yaitu perusahaan yang bergerak dibidang keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah annual report yang berasal dari www.idx.co.id 5. METODE PENGUMPULAN DATA Teknik penggumpulan data variabel dependen dengan menggunakan data sekunder yang didapat dari annual report perusahaan sampel yang telah didownload melalui website. Setelah itu baru menghitung Value added Intellectual capital (VAICTM) adapun perhitungan yang akan dilakukan adalah dengan mencari value added (VA). Kemudian mencari human capital (HC), structural capital (SC), dan capital employee (CE). Terakhir menambahkan semua komponen Value added Intellectual capital (VAICTM). 6. METODE ANALISIS 1. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi merupakan analisis mengenai ketergantungan antar variable dependen dengan variable independen. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui nilai rata-rata variable dependen berdasarkan nilai variable independen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi berganda (multiple regression). Variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Value added Intellectual capital (VAICTM). Sedangan variable independen yang digunakan adalah foreign ownership, family ownership, kepemilikan manajerial, ,dan proprosi komisaris independen. 2. Uji Hipotesis Uji Koefisien (adjusted R2) Menurut Ghozali (2006) koefisien determinasi (R2) digunaan untuk mengukur seberapa jauh model dalam menerangkan variable independen. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi independen amat terbatas. Nilai yang mendekati berarti variabel independenya memberi hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Uji Statistik F Uji statistik F menunjukkan bahwa apakah seluruh variabel independen dalam model penelitian tersebut berpengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independennya.
Uji Statistik t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh 1 variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). t hitung < t tabel maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. hitung > t tabel maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji t dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t masingmasing variabel yang terdapat pada output hasil regresi menggunakan SPSS. Jika angka signifikansi t lebih kecil dari α (0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang kuat antara variabel independen dengan variabel dependen. 3. Uji Asumsi Klasiik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006). Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S).
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual 1 pengamatan kepengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).
Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2006) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari toleransi value dan variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF= 1/ tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah uji terhadap variabel dependen apakah tidak berkorelasi dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya maupun nilai periode sesudahnya. Untuk mendeteksi adanya gejala autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson (D-W).
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data Hasil Pengambilan Sampel No
Keterangan
Jumlah Perusahaan
1
Jumlah perusahaan pada periode 145 2011-2014
100%
2
Perusahaan yang tidak sesuai dengan 97 kriteria purposive sampling
66.89%
3
Perusahaan yang sesuai kriteria purposive sampling
33.11%
dengan 48
Persentase
Sumber : data diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2011-2014 adalah 145 perusahaan yang terdaftar di BEI. Dari 145 perusahaan manufaktur 97 perusahaan 66.89% tidak memenuhi ktiteria sampel dan 48 perusahaan 33.11% perusahaan memenuhi kriteria sampel. Setelah diketahui 48 sampel perusahaan dilakukan pengamatan terhadap annual report perusahaan sesuai dengan proksi yang dibutuhkan. Data yang telah didapat kemudian dihitung dengan menggunakan Microsoft excel dan data yang telah dihitung kemudian diolah dengan SPSS 16.0 for windows. 2. Analisis Data a. Deskripsi Statistik Hasil Analisis Deskriptif Statistik
N VAICTM 192 ForgOwn 192 FamOwn 192 KpManajer 192 ProkomInd 192 Valid N (listwise) 192 Sumber : Pengolahan Data
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
-1499.61 .00 .00 .00 25.00
1869.80 98.18 88.11 25.61 80.00
227.28609 32.6644 28.6211 2.1117 39.5191
306.96475 33.29505 29.98421 4.79642 10.89866
Tabel diatas memiliki total jumlah sampel (N) sebanyak 192, yang berasal dari 48 sampel perusahaan manufaktur selama periode 2011-2014. dari 192 sampel tersebut variabel dependen, value added intellectual capital (VAICTM) memiliki nilai minumam -1499.61 dan nilai maksimum sebesar 1869.80 dengan nilai mean sebesar 227.28609 dan standar deviasi sebesar 306.96475. Untuk variabel independen, dapat diketahui Foreign Ownership (ForgOwn) memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum 98.18 dengan mean 32.6644 dan standar deviasi 33.29505. Family Ownership (FamOwn) memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum 88.11 dengan mean 28.6211 dan standar deviasi 29.98421. Kepemilikan managerial (KpManajer) memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 25.6 dengan nilai mean 2.1117 dan nilai standar deviasi 4.79642. Proporsi komisaris Independen (ProKomInd) memiliki nilai minimum 25.00 dan nilai maximum 80.00 dengan mean 39.5191 dan standar deviasi sebesar 10.89866. b. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kolmogorov-Smirnov Z
1.059
Asymp. Sig. (2-tailed)
.212
Sumber : Pengolahan Data Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai KolmogorovSmirnov Z sebesar 1.059 dan nilai Sig sebesar 0.212. Dengan nilai signifikasi > 0.05 maka dapat dinyatakan bahwa data terdistribusi secara normal.
Uji Multikolinearitas
Variabel
Hasil Uji Multikolinearitas Tolerance VIF Keterangan
FamOwn
.504
1.985
Tidak Ada Multikolinieritas
KpManajer
.923
1.084
Tidak Ada Multikolinieritas
ProkomInd
.961
1.040
Tidak Ada Multikolinieritas
ForgOwn
.489
2.047
Tidak Ada Multikolinieritas
Sumber : Pengolahan Data Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance> 0,10 dan nilai VIF < 10. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi dalam penelitian tidak terjadi korelasi antar varibel independen.
Uji Autokorelasi
Uji Durbin - Watson
Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
.302a
.091
.072
295.73304
1.865
Sumber : Pengolahan Data Dari diatas dapat dilihat nilai Durbin-Watson sebesar 1.865. kemudian dibandingkan dengan tabel signifikasi 5% jumlah sampel 192 dan variable independen 4 dan diperoleh nilai du 1.8064. Selanjutnya, 4-1.8064 = 2.1936 dengan penjabaran sebagai berikut, 1.8064 < 1.8650 < 2.13936. maka dapat dinyatakan tidak terjadi masalah autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Pengolahan data Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pola titik di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y menyebar dan tidak membetuk suatu pola tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami masalah heteroskedastisitas. 3. Analisis Data a. Uji Koefisien Determinasi (Uji R) Tabel Uji Koefisen Determinasi Model
R
R
Adjusted Std. Error
Change Statistics
Durbin-
Square
.302a
1
R Square
.091
of the R Watson Estimate Square F Sig. F Change Change df1 df2 Change
.072 295.73304
.091
4.696
4 187
.001
1.865
Sumber: Pengolahan data Tabel diatas terlihat bahwa nilai adjusted R square (adj R) sebesar 0.072 atau sebesar 7.2% . maka dapat disimpulkan bahwa 7.2% intellectual capital performance dapat dijelaskan secara signifikan oleh foreign ownership, family ownership, kepemilikan managerial, dan proporsi komisaris independen. Sedangkan 92,8% dipengaruhi oleh variable lain. b. Uji F Hasil Uji F Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. 1
Regression 1642774.397 4
410693.599 4.696
Residual
1.635E7
187
87458.029
Total
1.800E7
191
.001a
Sumber : Pengolahan data Tabel diatas terlihat nilai F sebesar 4.696 dan nilai sig 0.001. Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai signifikasi 0.001 < 0.05. Oleh, karena itu dapat disimpulkan bahwa variable independen foreign ownership, family ownership, kepemilikan managerial, dan proporsi komisaris independen memiliki pengaruh terhadap intellectual capital performance. c. Uji t Hasil Uji t Model
B
Std Error
t
Sig
Keterangan
(Constant)
-32.954
100.227
-.329
.743
FamOwn
.285
1.006
.283
.778
Tidak signifikan
KpManajer
-2.714
4.644
-.584
.560
Tidak Signifikan
ProkomInd
4.684
2.003
2.339
.020
Signifikan
ForgOwn
2.226
.919
2.421
.016
Signifikan
Sumber : Pengolahan Data 4. Pembahasan a. Foreign Ownership Hipotesis pertama menyatakan foreign ownership berpengaruh positive pada intellectual capital performance. Foreign ownership ditandai dengan prosentase modal perusahaan yang dimiliki oleh pihak asing. Berdasarkan hasil analisis uji t dinyatakan bahwa foreign ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap intellectual capital performance. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hannifa dan Cooke (2002) investor asing akan mendukung adanya transparansi dalam perusahaan dan mempengaruhi perusahaan dalam penggunaan sumber daya secara maksimal. Selain itu menurut (Al-Akra, Eddie, & Ali, 2010; Haniffa dan Cooke, 2002) adanya foreign ownership akan mempengaruhi perusahaan dalam pengungkapan intelektual capital. Hal ini dikarenakan foreign ownership akan menuntut adanya transparansi dalam laporan keuangan. Selain itu foreign ownership juga cenderung memilih berinvestasi pada perusahaan yang memiliki intellectual capital performance yang tinggi. b. Family Ownership Hipotesis kedua menyatakan family ownership berpengaruh negative pada intellectual capital performance. Family ownership ditandai dengan prosentase modal perusahaan yang dimiliki pihak keluarga. berdasarkan hasil analisis uji t dinyatakan bahwa family ownership berpengaruh postif tetapi tidak signifikan terhadap intellectual capital performance. Hal ini sesuai dengan saleh, et.al (2008) yang menyatakan adanya kontrol keluarga akan menyebabkan adanya tendensi yang mengurangi keuntungan dan kesejahteraan pribadi. Faktor lain yang menyebabkan family ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap intellectual capital performance karena banyak perusahaan keluarga yang memiliki presentase kepemilikan yang rendah. c. Kepemilikan managerial Hipotesis ketiga kepemilikkan managerial berpengaruh positive pada intellectual capital performance. Kepemilikan managerial ditandai dengan prosentase saham yang dimiliki oleh manajer. Dari hasil uji t dinyatakan bahwa kepemilikan managerial berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap intellectual capital performance. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian (Jensen dan Meckling dalam Aini (2011) yang menyatakan semakin banyak saham yang dimiliki oleh manajemen maka akan memperkuat manajemen untuk meningkatkan saham perusahaan dimasa depan. Akan tetapi, (Cerbioni dan Parboetti (2007) berpendapat bahwa pengungkapan informasi terkait struktur internal capital hanya diketahui oleh pihak manajemen sedangkan pihak external stakeholder tidak mengetahui jika manajemen tidak mengungkapkan informasi tersebut. Oleh karena itu, ada kecenderungan dari pihak manajemen
untuk tidak memberikan informasi secara lengkap dengan tujuan meningkatkan keuntungan pribadi. d. Proporsi komisaris independen. Hipotesis keempat proporsi komisaris independen berpengaruh positive terhadap intellectual capital performance. Proporsi komisaris independen ditandai dengan presentase komisaris independen dibagi dengan jumlah seluruh anggota komisaris. Berdasarkan hasil uji t dinyatakan bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap intellectual capital performance. Hal ini sejalan dengan (Ibrahim, Howard, dan Angelis, 2003) yang menyatakan dewan komisaris independen akan cenderung mendukung keputusan manajerial jangka panjang yang akan meningkatkan kinerja perusahaan. White et al. (2007) berpendapat bahwa dengan adanya komposisi komisaris independen berpengaruh terhadap intellectual capital performance. Oleh karena itu, adanya komisaris independen akan membuat perusahaan lebih berfokus pada peningkatan sumber daya perusahaan. KESIMPULAN Core Self-Evaluation (CSE) karyawan Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta berpengaruh secara positif pada work engagement. Hal ini menunjukkan semakin tinggi CSE karyawan, maka akan semakin tinggi juga tingkat work engagement. Karyawan yang memiliki CSE tinggi akan melihat tuntutan pekerjaan sebagai sesuatu yang menantang dan suatu hal lebih positif. Maka karyawan akan memiliki kemauan dan kemampuan lebih untuk menyelesaikan pekerjaan, sehingga dapat meningkatkan work engagement karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh corporate governance dan ownership structure terhadap intellectual capital performance. Corporate governance diproksikan dengan kepemilikan managerial dan proporsi komisaris independen sedangkan ownership structure diproksikan dengan foreign ownership dan family ownership. Intellectual capital performance diukur dengan value added intellectual capital (VAICTM). Hasil uji F dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variable independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Hasil uji koefisisen determinasi menunjukkan menunjukkan variable independen yang digunakan dalam penelitian yaitu, foreign ownership, family ownership, kepemilikan managerial, dan proporsi komisaris independen tidak terlalu berpengaruh terhadap intellectual capital performance. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak variabel yang juga ikut terhadap intellectual capital performance. Hasil uji hipotesis adalah sebagai berikut, (1) Foreign Ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap intellectual capital performance. hal ini menunjukkan semakin tinggi foreign ownership maka intellectual capital performance akan semakin tinggi. Hasil ini sesuai dengan penelitian Hannifa & Cookie (2002) yang menyatakan bahwa investor asing akan mendukung adanya transparansi dalam perusahaan dan menpengaruhi perusahaan dalam penggunaan sumber daya terutama intellectual capital.
(2) Family ownership berpengaruh postif tetapi tidak signifikan terhadap intellectual capital performance. Hal ini menunjukkan bahwa antara family ownership tidak berpengaruh secara langsung terhadap intellectual capital performance. Saleh, et.al (2008) berpendapat bahwa adanya control keluarga akan menyebabkan tendensi yang mengurangi keuntungan dan kesejahteraan keluarga.. (3) Kepemilikan managerial berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap intellectual capital performance. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan managerial memiliki hubungkan negative dan tidak berpengaruh terhadap intellectual capital performance. hal ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Jensen dan Meckling dalam Aini (2011) yang menunjukkan semakin banya saham yang dimiliki oleh manajemen maka akan semakin mengningkatkan saham perusahaan di masa depan. (4) Proporsi komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap intellectual capital performance. hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi komisaris independen maka akan berpengaruh terhadap intellectual capital performance. hal ini sesuai dengan pendapat white et al (2007) yang menyatakan adanya komisaris independen berpengaruh terhadap intellectual capital performance.
KETERBATASAN PENELITIAN Sampel pada penelitian ini terbatas pada sektor manufaktur sehingga hasil dari penelitian tidak bisa diterapkan pada sektor lain diluar manufaktur. Rentang waktu yang digunakan dalam pengamatan relatif singkat yaitu selama empat tahun dengan periode waktu 2011 – 2014. Variable independen yang digunakan dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap intellectual capital performance. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak variabel lain di luar penelitian yang berpengaruh terhadap intellectual capital performance.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah annual report yang berasal dari IDX meyebabkan banyak perusahaan yang annual reportnya tidak lengkap.
REKOMENDASI Saran untuk hasil penelitian ini adalah sebagai berikut, Perusahaan harus lebih transparansif dalam memberikan laporan annual report kepada investor terutama kepada investor asing. Karena dengan adanya transparansi pada perusahaan maka investor akan lebih percaya untuk berinvestasi pada perusahaan itu. Perusahaan juga perlu memperhitungkan peran dewan komisaris independen dalam perusahaan. Adanya komisaris independen pada suatu perusahaan akan membuat pengawasan lebih efektif. Selain itu dewan direksi juga cenderung mendukung keputusan jangka panjang perusahaan khususnya dalam hal
peningkatan intellectual capital. Investor sebaiknya mendukung perusahaan untuk meningkatkan investasi jangka panjang termasuk investasi dalam intellectual capital karena dengan adanya nilai intellectual capital yang tinggi maka harga saham perusahaan juga akan meningkat. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan komponen dari VAICTM yaitu VACA, VAHU, STVA sebagai variable dependen. Penelitian selanjutnya selanjutnya menambah sampel dan tahun pengamatan agar hasilnya lebih representative terutama untuk perusahaan diluar sektor manufaktur. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan teori yang lain karena belum adanya teori baku yang dapat menjelaskan intellectual capital performance.
DAFTAR PUSTAKA Al-Musaili, M.A. K., & Ismail, K. N. I. K. 2012. Corporate Governance, Bank Specific Characteristics, bank Industry Charactheristic, and Intellectual Capital (IC) Performance of Bank in Arab Gulf Cooperation council (GCC) Countries, Asian Academy of management Journal of Accounting and Finance, Vol. 8 (Supp. 1), 115-135. Aini, Nike Nur. 2011. Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Brigham, EF and Lc Gapensi. 2002. Intermediate Financial Management, Fith Edition, The Drysden Press, New York. Bonin, J. P., Hasan, I., & Wachtel, P. (2005). Bank performance, efficiency and ownership in transition countries. Journal of banking & finance, 29(1), 3153. Cerbioni, F., & Parbonetti, A. 2007. Exploring the effects of corporate governance on intellectual capital disclosure: an analysis of European biotechnology companies. European Accounting Review, 16(4), 791-826. Chen, M.C., S.J., Cheng, Y. Hwang 2005. An emprirical investigation of the relationship between intellectual capital and firm market value and financial performance. Journal of Intellectual Capital. Vol 6 NO. 2 pp.159-176 CIMA, 2001, Activity-based Management – An Overview. Developing and Promoting Strategy. London. Edvinsson, L. and Sullivan, P. 1996. “Developing a model for managing intellectual capital”, European Management Journal, Vol 14, No.4, pp356-364.
Efandiana.Ludita. “AnalisisFaktor-Faktor yang BerpengaruhterhadapKinerja Intellectual Capital Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.” Semarang :Universitas Diponegoro, 2011. FCGI, 2001, Seri Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance), Edisi ke-2 Jakarta. Firer, S., and S.M. Williams. 2003. “Intellectual capital and traditional measures of corporate performance”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No. 3. pp. 348-360. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Haniffa, R. M., & Cooke, T. E. 2002. Culture, corporate governance and disclosure in Malaysian corporations. Abacus, 38(3), 317-349. Ibrahim, N. & Angelidis, J. 1995. The corporate social responsiveness orientation of board members: Are there differences between inside and outside directors? Journal of Business Ethics, 14, (5), 405-410. Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure . Journal of Financial Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Novitasari, Tera. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilkan Terhadap Kinerja Intellectual Capital (Studi Perusahaan Perbanka yang Terdaftar di Vursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007. Semarang : Skripsi Universitas Diponegoro. Richard Petty, James Guthrie. 2000. "Intellectual capital literature review : Measurement, reporting and management", Journal of Intellectual Capital, Vol. 1 Iss: 2, pp.155 – 176 Rawi dan Munawar Muchlish. 2010. Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusi, Leverage, dan Corporate Social Responsibility. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Pulic, A. 1998. Measuring the performance of intellectual potential in knowledge economy. available at: www.vaic-on.net Pulic, A. 2000. VAIC™–an accounting tool for IC management. International journal of technology management, 20(5-8), 702-714. Purwantini, V. Titi. 2008. Pengaruh Mekanisme good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Saleh, N.M., Rahman, C. A., & Ridhuan, M. 2009. Ownership structure and intellectual capital performance in Malaysia. Asian Academy of Management Journal of Accounting and Finance, 5(1), 1-29 Sawarjuwono, T., & Kadir, A. P. 2004. Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(1), pp-35. Siallagan, Hamonangan dan Mas. Ud. Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Artikel Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX, Padang. Stewart, T. 1997. Intellectual Capital: The New Wealth Of Organizations,. Nicholas Brealey Publishing, Business Digest, New York. Susanto, Aris. 2010. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi. Skripsi Universitas Lampung. Ujiyantho, Arif Muh. dan B.A. Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar, 26-28 Juli. Tan, H.P, Plowman, D., & Hancock, P. 2007. Intellectual capital and financial returns of companies. Journal of Intellectual capital, 8(1), 76-95. Tehranian, H., Cornett, M. M., Marcus, A. J., & Saunders, A. 2006. Earnings Management, Corporate Governance, and True Financial Performance.Corporate Governance, and True Financial Performance Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali, dan Anis Chariri, 2008. Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan; Suatu Analisis Dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS). Simposisum Nasional Akuntansi 11 (SNA 11). Universitas Tanjung Pura Pontianak. Wei Z., Xie, F., & Zhang, S. 2005. Ownership structure and firm value in China's privatized firms: 1991–2001. Journal of Financial Quantitative Analysis, XLI: 87–108. White, G., A. Lee, dan G. Tower. 2007. Drivers Of Voluntary Intellectual Capital Disclosure In Listed Biotechnology Companies, Journal of Intellectual Capital, Vol. 8, No. 3, hlm. 517-537