JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-‐6
1
OPTIMASI SITE LAYOUT DENGAN METODE MULTI-OBJECTIVES PADA PROYEK GEDUNG PUSAT RISET ITS-SUKOLILO Dinar Ariyanto, Trijoko Wahyu Adi dan Cahyono Bintang Nurcahyo. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected]
Abstrak– Penataan lokasi proyek merupakan salah satu aspek penting yang menunjang pelaksanaan proyek berjalan lancar. Tujuan dari tata lokasi (site layout) yaitu mengatur sedemikian rupa letak fasilitas bangunan sementara sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan keselamatan kerja di lokasi tersebut secara efisien. Pada penelitian ini Proyek Gedung Pusat Riset ITS digunakan sebagai obyek studi kasus dimana proyek ini memiliki luas lahan proyek sebesar 8,374.7109 m2, luas fasilitas pendukung sebesar 845.698 m2 dan luas Gedung Pusat Riset yang akan dibangun seluas 1,946.784 m2. Penelitian maupun studi tentang optimasi site layout dalam perhitungan jarak (traveling distance) cenderung menggunakan metode Euclidean. Perhitungan traveling distance dengan metode Manhattan lebih mewakili jarak aktual dibanding dengan metode Euclidean, dimana metode Manhattan mempertimbangkan halangan-halangan dalam penentuan jarak Dalam penelitian ini optimasi site layout meninjau minimasi traveling distance dan minimasi safety index dengan perhitungan matematis dimana perhitungan traveling distance menggunakan metode Manhattan. Optimasi penataan site layout menggunakan asumsi unequal site layout. Dari 6 skenario yang telah dilakukan didapat nilai traveling distance terendah adalah 21,432.75 m atau mengalami penurunan sebesar 8.76% dari kondisi awal yang terdapat pada skenario 2 dan nilai safety index terendah adalah 1,836.17 atau mengalami penurunan sebesar 1.58% dari kondisi awal yang terdapat pada skenario 6. Kata kunci – manhattan, optimasi, safety index, traveling distance, unequal site-layout
P
I. PENDAHULUAN
ENATAAN lokasi proyek merupakan salah satu aspek penting yang menunjang pelaksanaan proyek berjalan lancar. Keputusan menata lokasi bukan hal yang mudah, perlu kemampuan manajemen proyek yang baik didalamnya. Pertimbangan aspek-aspek kelancaran pendistribusian material dan perlindungan keselamatan kerja sangat diperlukan dalam penataan lokasi proyek. Tujuan dari tata lokasi (site layout) yaitu mengatur sedemikian rupa letak fasilitas bangunan sementara sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan keselamatan kerja di lokasi tersebut secara efisien. Tata lokasi (site layout) yang baik dapat meminimalkan time travel, mengurangi tindakan penanganan material, memperefektif dan mengamankan operasional serta menghindarkan pergerakan yang saling menghalangi antara material dan peralatan yang digunakan[1]. Sasaran yang perlu dicapai dalam penataan site yang baik adalah untuk meningkatkan keselamatan kerja, operasional yang efisien dan untuk meminimalisasi traveling distance (TD) dan waktu pergerakan pekerja maupun material[2]. Dengan site-layout yang memiliki nilai traveling distance
terkecil dapat mempercepat arus pergerakan pekerja yang juga meningkatkan produktivitas pekerja. Site-layout berkaitan dengan penetapan sejumlah fasilitas yang telah ditentukan ke sejumlah tempat yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila setiap tempat yang telah ditentukan dapat mengakomodasi setiap fasilitas, maka tata letak fasilitas dapat dimodelkan sebagai equalsite layout. Apabila setiap tempat yang telah ditentukan hanya dapat mengakomodasi beberapa faslitas saja, maka tata letak fasilitas dimodelkan sebagai unequal-site layout, dimana tempat yang telah ditentukan memiliki luasan yang berbeda[3]. Beberapa fasilitas sementara meliputi kantor dan tool trailer, lahan parkir, gudang, batch plant, area pemeliharaan, lahan atau bangunan fabrikasi, area staging dan area peletakan atau bongkar muat [4]. Fasilitas site konstruksi direpresentasikan menggunakan bentuk persegi 2D dan dikategorikan kedalam 3 tipe: fasilitas tetap (fixed), yang tidak dapat bergerak (stationary) dan yang dapat bergerak (moveable)[5]. Dalam masalah penataan fasilitas, jarak biasanya diukur dengan menggunakan perumusan Manhattan (menghitung jumlah dari nilai absolut dari selisih jarak titik koordinat dengan beberapa pertimbangan) atau Euclidean (menghitung jarak diagonal antar titik dengan menggunakan perhitungan)[6]. Penelitian sebelumnya telah mengadopsi pendekatan Euclidean untuk menyederhanakan kompleksitas masalah. Hal ini mungkin tidak akurat dalam proyek karena beberapa perjalanan tidak memungkinkan dimana fasilitas tersebut terhalang dengan keberadaan obyek atau aktivitas, maka dari itu pengukuran jarak dengan Euclidean tidak mewakili jarak tempuh aktual dan mungkin menghasilkan layout yang kurang optimal[7]. Perencanaan layout pada suatu konstruksi dapat dikonsepsualisasikan sebagai permasalahn multiobjectives dimana layout optimal untuk posisi fasilitas sementara perlu untuk diidentifikasi yang mencakup kebutuhan dan kendala proyek sekaligus meminimalkan aliran atau pergerakan sumber daya dan meningkatkan keselamatan kerja konstruksi. Optimasi multi-objectives atau multi-kriteria adalah proses mengoptimalkan sekelompok tujuan yang saling bertentangan yang bergantung pada sejumlah batasan atau kendala[8]. Dalam optimasi multi-objectives tidak ada solusi optimal tunggal, seperti mengoptimalkan salah satu hasil objektif dalam degradasi kualitas solusi dalam tujuan lain. Sebaliknya sekelompok solusi optimal yang ada mempertimbangkan berbagai pertukaran atau trade-off antar tujuan yang saling bertentangan[9]. Solusi trade-off ini, disebut seperangkat pareto-optimal yang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-‐6 mendominasi sisa dari solusi yang memungkinkan dengan performa yang lebih baik dari semua tujuan yang dipertimbangkan[10]. Penelitian terdahulu yang telah membahas tentang optimasi site layout antara lain: Yeh (1995) yang melakukan optimasi single objective terhadap minimasi biaya layout[4]. Li dan Love (1998, 2000) yang melakukan optimasi single objective terhadap minimasi traveling distance dengan metode pengukuran jarak Euclidean[11][3]. Hegazy, T. dan Elbeltagi, E (1999) yang melakukan optimasi single objective terhadap minimasi biaya layout dengan metode pengukuran jarak Euclidean[1]. Mawdesley dkk. (2002) yang melakukan optimasi single objective terhadap minimasi biaya layout dengan metode pengukuran jarak Euclidean[6]. Sanad dkk. (2008) yang melakukan optimasi multi objectives terhadap minimasi biaya layout dan peningkatan safety dengan metode pengukuran jarak Manhattan[7]. El-Rayes dan Said (2009) yang melakukan optimasi multi objective terhadap minimasi biaya layout dan peningkatan safety dengan metode pengukuran jarak Euclidean[5]. Penelitian ini melakukan optimasi multi objectives terhadap minimasi traveling distance dan minimasi safety index dengan metode pengukuran jarak Manhattan pada site layout Proyek Gedung Pusat Riset ITS-Sukolilo sehingga dapat mementukan posisi bangunan fasilitas sementara yang paling optimal sesuai dengan kriteria tujuan.
2 jumlah tempat yang tersedia untuk proses optimasi terdapat 2 (dua tempat) yang melebihi jumlah fasilitas sementara sehingga tempat tadi diasumsikan sebagai dummy (palsu).
Gambar 2. Site Layout Proyek Gedung Pusat Riset ITS
II. METODOLOGI PENELITIAN Tahapan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini sesuai dengan diagram alir penelitian yang ditampilkan pada gambar 1 sebagai berikut: Latar Belakang
Studi Literatur/Tinjauan pustaka
Melakukan Survey & Identifikasi Fasilitas Proyek
Melakukan Pemodelan Site-Layout
Menghitung Jarak
Menghitung Frekuensi
Identifikasi Safety
Melakukan Optimasi (minimasi TD dan SI) Penentuan Site Layout paling Optimal dengan Diagram Pareto
Kesimpulan & Saran
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
III. HASIL PENELITIAN Sebelum melakukan proses optimasi, hal yang dilakukan terlebih dahulu adalah menetapkan fasilitas sementara pada site Proyek Gedung Pusat Riset ITS yang dapat dilihat ada gambar 2, termasuk kedalam constraints atau tidak kemudian menetapkan jumlah tempat yang tersedia dapat dilihat pada gambar 3. Dari hasil analisa fasilitas sementara yang termasuk ke dalam constraint adalah pos keamanan, genset dan tower crane, untuk
Gambar 3 Titik Lokasi Pemindahan Fasilitas Perhitungan Frekuensi Perpindahan Antar Fasilitas Pengukuran frekuensi perpindahan pekerja antar fasilitas dilakukan dengan melakukan observasi langsung dan expert judgement atau penilaian ahli yang dalam hal ini merupakan penilaian dari seorang project manager. Frekuensi perpindahan antar fasilitas yang telah didapat digunakan untuk seluruh proses skenario optimasi site layout tanpa harus melakukan pengukuran ulang untuk setiap skenario. Frekuensi perpindahan antar fasilitas dapat dilihat pada tabel 1.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-‐6
3
Tabel 1. Frekuensi Perpindahan Antar Fasilitas Frekuensi (dalam 1 hari) Gedung Utama Direksi Keet Gudang Barak Pekerja Area Fabrikasi Besi Tulangan Area Fabrikasi Baja WF Area Fabrikasi Kayu Unloading/ Stock Yard Area Pos Keamanan
Tabel 3. Tingkat safety pada site
Gedung Utama
Direksi Keet
Gudang
Barak Pekerja
Area Fabrikasi Besi Tulangan
Area Fabrikasi Baja WF
Area Fabrikasi Kayu
Unloading/ Stock Yard Area
Pos Keamanan
Genset
Tower Crane
Dummy 1
Dummy 2
0
62
9
178
10
30
10
9
0
6
0
0
0
62
0
8
4
9
8
0
8
178
4
8
6
8
20
5
0
0
0
2
6
4
2
2
2
0
0
0
16
10
6
2
30
8
10
6
10
30
3
2
2
2
0
0
16
0
3
3
3
0
2
0
0
0
6
10
3
0
3
2
0
2
0
0
0
6
4
30
3
3
0
4
0
0
0
0
0
9
8
2
3
3
2
4
0
2
0
0
0
0
0
8
0
20
2
2
0
0
0
2
0
2
0
0
0
Genset
6
5
2
2
2
2
0
0
2
0
2
0
0
Tower Crane
0
0
0
2
0
0
0
0
0
2
0
0
0
Dummy 1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Dummy 2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Skala
Zona
1
Daerah yang berada diluar radius/ jangkauan tower crane Daerah yang berada dalam jangkauan tower crane Daerah yang berada di sekitar genset
2
3
!
Perhitungan Jarak Antar Fasilitas Perhitungan jarak antar fasilitas menggunakan metode Manhattan dengan mempertimbangkan halangan terhadap fasilitas yang ditinjau. Ilustrasi pengukuran jarak dengan metode Manhattan dapat dilihat pada gambar 4.
Tingkat Bahaya Risiko bahaya rendah
Radius Bahaya
Kejatuhan benda dari tower crane dengan risiko bahaya sedang Tersengat tegangan listrik dari genset dengan risiko bahaya tinggi
55 m
20 m
Sumber: hasil analisa Untuk menentukan tingkat safety antar fasilitas dilakukan dengan menggunakan proporsi jarak. Perumusan untuk tingkat safety antar site adalah sebagai berikut 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 ∗ 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠!" = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 Hasil perhitungan tingkat safety antar fasilitas dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Tingkat Safety antar Fasilitas
Gambar 4 Pengukuran Jarak dengan Metode Manhattan (Alagarsamy, 2012)[12] Perhitungan jarak dilakukan dengan menggunakan bantuan CAD untuk mempermudah proses pengukuran. Hasil pengukuran jarak antar fasilitas dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Jarak Antar Fasilitas Jarak (m) Gedung Utama
Gedung Utama
Direksi Keet
Gudang
Barak Pekerja
Area Fabrikasi Besi Tulangan
Area Fabrikasi Baja WF
Area Fabrikasi Kayu
Unloading / Stock Yard Area
Pos Keamanan
Genset
Tower Crane
Dummy 1
Gedung Utama
Gedung Utama
Direksi Keet
Gudang
Barak Pekerja
Area Fabrikasi Besi Tulangan
Area Fabrikasi Baja WF
Area Fabrikasi Kayu
Unloading / Stock Yard Area
Pos Keamanan
Genset
Tower Crane
Dummy 1
Dummy 2
0
2.00
2.06
1.40
2.72
2.00
2.00
2.00
2.00
2.93
2.00
2.00
1.88
Direksi Keet
2.00
0
2.00
2.81
3.00
2.00
2.00
2.00
2.00
3.00
2.00
2.00
1.96
Gudang
2.00
2.00
0
2.67
2.15
2.00
2.00
2.00
2.00
2.68
2.00
2.00
1.96
Barak Pekerja Area Fabrikasi Besi Tulangan Area Fabrikasi Baja WF Area Fabrikasi Kayu Unloading/ Stock Yard Area Pos Keamanan
1.40
2.81
2.67
0
2.76
1.69
1.81
2.03
2.24
2.72
2.24
1.80
1.28
2.72
3.00
2.15
2.76
0
2.14
2.02
2.06
2.04
3.00
2.05
2.00
1.96
2.00
2.00
2.00
1.69
2.14
0
2.00
2.00
2.00
2.20
2.00
2.00
1.41
2.00
2.00
2.00
1.81
2.02
2.00
0
2.00
2.00
2.15
2.00
2.00
1.00
2.00
2.00
2.00
2.03
2.06
2.00
2.00
0
2.00
2.42
2.00
2.00
1.95
2.00
2.00
2.00
2.24
2.04
2.00
2.00
2.00
0
2.30
2.00
2.00
1.94
Genset
2.93
3.00
2.68
2.72
3.00
2.20
2.15
2.42
2.30
0
2.33
2.20
2.09
Tower Crane
2.00
2.00
2.00
2.24
2.05
2.00
2.00
2.00
2.00
2.33
0
2.00
1.94
Dummy 1
2.00
2.00
2.00
1.80
2.00
2.00
2.00
2.00
2.00
2.20
2.00
0
1.82
Dummy 2
1.88
1.96
1.96
1.28
1.96
1.41
1.00
1.95
1.94
2.09
1.94
1.82
0
Dummy 2
0
14.62
14.62
11.50
4.71
9.30
21.65
5.21
20.57
19.87
1.57
3.15
Direksi Keet
14.62
0
0
36.54
2.83
82.41
78.88
10.17
21.09
10.34
25.11
51.97
99.76
Gudang
14.62
0
0
52.04
11.37
88.57
85.04
14.20
28.16
24.42
26.81
58.14
105.92
11.50
36.54
52.04
0
27.87
37.74
62.92
53.80
70.33
24.49
63.69
58.39
55.75
4.71
2.83
11.37
27.87
0
85.40
95.51
23.67
39.23
7.01
31.60
66.99
114.57
Barak Pekerja Area Fabrikasi Besi Tulangan Area Fabrikasi Baja WF Area Fabrikasi Kayu Unloading/ Stock Yard Area Pos Keamanan
Tingkat Safety
29.00
9.30
82.41
88.57
37.74
85.40
0
11.48
60.53
69.26
93.70
61.59
7.19
5.74
21.65
78.88
85.04
62.92
95.51
11.48
0
67.09
65.73
110.34
58.06
7.42
11.45 87.76
5.21
10.17
14.20
53.80
23.67
60.53
67.09
0
11.30
38.56
2.00
40.18
20.57
21.09
28.16
70.33
39.23
69.26
65.73
11.30
0
53.97
21.93
38.82
86.98
Genset
19.87
10.34
24.42
24.49
7.01
93.70
110.34
38.56
53.97
0
49.31
83.43
131.01
Tower Crane
1.57
25.11
26.81
63.69
31.60
61.59
58.06
2.00
21.93
49.31
0
31.15
78.73
Dummy 1
3.15
51.97
58.14
58.39
66.99
7.19
7.42
40.18
38.82
83.43
31.15
0
20.22
Dummy 2
29.00
99.76
105.92
55.75
114.57
5.74
11.45
87.76
86.98
131.01
78.73
20.22
0
Identifikasi Tingkat Safety Identifikasi tingkat safety yaitu menentukan tingkat bahaya yang mungkin terjadi pada site. Pada proses identifikasi tingkat safety ini, terdapat 3 zona keselamatan yang ditampilkan pada tabel 3.
Optimasi Site Layout Setelah mendapatkan besaran frekuensi, jarak dan tingkat safety antar fasilitas, maka proses selanjutnya adalah melakukan perhitungan Traveling Distance dan Safety Index. Proses optimasi dilakukan sebanyak 6 skenario dengan kondisi penempatan fasilitas sementara yang saling berbeda satu sama lain. Perhitungan minimasi Traveling Distance dapat dilakukan dengan perumusan sebagai berikut: n
TD = ∑ dij * Fij i, j=1
dimana: TD dij Fij
= traveling distance. = jarak aktual fasilitas i ke fasilitas j. = frekuensi perpindahan pekerja dari fasilitas i ke fasilitas j.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-‐6 n
= banyaknya fasilitas yang terdapat dalam site.
Untuk perhitungan minimasi Safety Index dapat dilakukan dengan perumusan sebagai berikut: n
SI = ∑ sij * Fij i, j=1
dimana: SI sij Fij n
= safety index. = nilai safety disekitar fasilitas i hingga fasilitas j. = frekuensi perpindahan pekerja dari fasilitas i ke fasilitas j. = banyaknya fasilitas yang terdapat dalam site.
Skenario 0 Pada skenario 0 atau kondisi awal simulasi tata letak site proyek ini, letak fasilitas-fasilitas sementara mengacu pada posisi eksisting di proyek tanpa mengalami perubahan lokasi. Lokasi fasilitas pada skenario 0 ditampilkan pada tabel 5. Tabel 5. Lokasi fasilitas Skenario 0 Lokasi L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12
Fasilitas Gedung Utama Direksi Keet & Gudang Barak Pekerja Area Fabrikasi Besi Tulangan Area Fabrikasi Baja WF Area Fabrikasi Kayu Unloading/ Stock Yard Area Pos Keamanan Genset Tower Crane Dummy 1 Dummy 2
Constraint ✓
✓ ✓ ✓
Hasil yang diperoleh pada kondisi ini adalah nilai TD sebesar 23,491.23 m dan SI sebesar 1,865.68. Skenario 1 Pada skenario 1 letak fasilitas-fasilitas sementara yang dipindahtempatkan adalah pertukaran tempat antar area fabrikasi besi tulangan dengan area fabrikasi baja WF dengan posisi acuan kondisi awal. Lokasi fasilitas pada skenario 1 ditampilkan pada tabel 6. Tabel 6. Lokasi fasilitas Skenario 1 Lokasi L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9
Fasilitas Gedung Utama Direksi Keet & Gudang Barak Pekerja Area Fabrikasi Baja WF Area Fabrikasi Besi Tulangan Area Fabrikasi Kayu Unloading/ Stock Yard Area Pos Keamanan Genset
Constraint ✓
✓ ✓
4 L10 L11 L12
Tower Crane Dummy 1 Dummy 2
✓
Hasil yang diperoleh pada kondisi ini adalah nilai TD sebesar sebesar 23,041.50 m atau mengalami penurunan sebesar 1.91% dari kondisi awal dan SI sebesar 1,863.85 atau mengalami penurunan sebesar 0.10% dari kondisi awal. Skenario 2 Pada skenario 2 letak fasilitas-fasilitas sementara yang dipindahtempatkan adalah pertukaran tempat antar area fabrikasi besi tulangan dengan area fabrikasi kayu dengan posisi acuan kondisi awal. Lokasi fasilitas pada skenario 2 ditampilkan pada tabel 7. Tabel 7. Lokasi fasilitas Skenario 2 Lokasi L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12
Fasilitas Gedung Utama Direksi Keet & Gudang Barak Pekerja Area Fabrikasi Kayu Area Fabrikasi Baja WF Area Fabrikasi Besi Tulangan Unloading/ Stock Yard Area Pos Keamanan Genset Tower Crane Dummy 1 Dummy 2
Constraint ✓
✓ ✓ ✓
Hasil yang diperoleh pada kondisi ini adalah nilai TD sebesar 21,432.75 m atau mengalami penurunan sebesar 8.76% dari kondisi awal dan SI sebesar. 1,871.96 atau mengalami kenaikan sebesar 0.34% dari kondisi awal. Skenario 3 Pada skenario 3 letak fasilitas-fasilitas sementara yang dipindahtempatkan adalah pertukaran tempat antar barak pekerja dengan dummy 2 dengan posisi acuan kondisi awal. Lokasi fasilitas pada skenario 3 ditampilkan pada tabel 8. Tabel 8. Lokasi fasilitas Skenario 3 Lokasi L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12
Fasilitas Gedung Utama Direksi Keet & Gudang Dummy 2 Area Fabrikasi Besi Tulangan Area Fabrikasi Baja WF Area Fabrikasi Kayu Unloading/ Stock Yard Area Pos Keamanan Genset Tower Crane Dummy 1 Barak Pekerja
Constraint ✓
✓ ✓ ✓
Hasil yang diperoleh pada kondisi ini adalah nilai TD sebesar 30,298.94 m atau mengalami kenaikan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-‐6 sebesar 28.98% dari kondisi awal dan SI sebesar. 1,932.16 atau mengalami kenaikan sebesar 3.56% dari kondisi awal. Skenario 4 Pada skenario 4 letak fasilitas-fasilitas sementara yang dipindahtempatkan adalah pertukaran tempat antar area fabrikasi besi tulangan dengan area fabrikasi baja WF dengan posisi acuan kondisi skenario 3. Lokasi fasilitas pada skenario 4 ditampilkan pada tabel 9.
5 Pada skenario 6 letak fasilitas-fasilitas sementara yang dipindahtempatkan adalah pertukaran tempat antar direksi keet dan gudang dengan area fabrikasi baja WF dengan posisi acuan kondisi awal. Lokasi fasilitas pada skenario 6 ditampilkan pada tabel 11.
Tabel 9. Lokasi fasilitas Skenario 3 Lokasi L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12
Fasilitas Gedung Utama Direksi Keet & Gudang Dummy 2 Area Fabrikasi Baja WF Area Fabrikasi Besi Tulangan Area Fabrikasi Kayu Unloading/ Stock Yard Area Pos Keamanan Genset Tower Crane Dummy 1 Barak Pekerja
Tabel 11. Lokasi fasilitas Skenario 6 Constraint ✓
✓ ✓ ✓
Hasil yang diperoleh pada kondisi ini adalah nilai TD sebesar 28,350.78 m atau mengalami kenaikan sebesar 20.69% dari kondisi awal dan SI sebesar. 1,940.16 atau mengalami kenaikan sebesar 3.99% dari kondisi awal. Skenario 5 Pada skenario 5 letak fasilitas-fasilitas sementara yang dipindahtempatkan adalah pertukaran tempat antar area fabrikasi besi tulangan dengan area fabrikasi kayu dengan posisi acuan kondisi skenario 3. Lokasi fasilitas pada skenario 5 ditampilkan pada tabel 10.
Lokasi L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12
Fasilitas Gedung Utama Direksi Keet & Gudang Dummy 2 Area Fabrikasi Kayu Area Fabrikasi Baja WF Area Fabrikasi Besi Tulangan Unloading/ Stock Yard Area Pos Keamanan Genset Tower Crane Dummy 1 Barak Pekerja
Skenario 6
✓ ✓ ✓
Tabel 12. Hasil Perhitungan Traveling Distance dan Safety Index Skenario
TD (m)
SI
0
23,491.23
1,865.68
1
23,041.50
1,863.85
2
21,432.75
1,871.96
3
30,298.94
1,932.16
4
28,350.78
1,940.16
5
32,412.58
1,962.35
6 26,717.81 Sumber: hasil perhitungan
1,836.17
Constraint ✓
✓ ✓ ✓
Hasil yang diperoleh pada kondisi ini adalah nilai TD sebesar 32,412.58 m atau mengalami kenaikan sebesar 37.98% dari kondisi awal dan SI sebesar. 1,962.35 atau mengalami kenaikan sebesar 5.18% dari kondisi awal.
Constraint ✓
Hasil yang diperoleh pada kondisi ini adalah nilai TD sebesar 26,717.81 m atau mengalami kenaikan sebesar 13.74% dari kondisi awal dan SI sebesar. 1,836.17 atau mengalami penurunan sebesar 1.58% dari kondisi awal. Hasil perhitungan optimasi yang telah dilakukan yang ditampilkan pada tabel 12, selanjutnya akan diplotkan kedalam diagram pareto optima yang ditampilkan pada gambar 4.
Tabel 10. Lokasi fasilitas Skenario 5 Lokasi L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12
Fasilitas Gedung Utama Area Fabrikasi Baja WF Barak Pekerja Area Fabrikasi Besi Tulangan Direksi Keet & Gudang Area Fabrikasi Kayu Unloading/ Stock Yard Area Pos Keamanan Genset Tower Crane Dummy 1 Dummy 2
Diagram Pareto-Optima 2000 1950
SI
1900 1850 1800
4 2
10
3
5
6
1750 20000 22500 25000 27500 30000 32500 35000
TD (m)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-‐6 Gambar 4. Diagram Pareto Optima Dari diagram pareto optima pada gambar 4 menunjukkan bahwa pada skenario 6 memiliki nilai Safety Index (SI) yang terendah atau paling minimum yaitu sebesar 1,836.17. Semakin rendah atau kecil nilai SI maka semakin rendah risiko bahaya pada site layout. Sedangkan untuk nili Traveling Distance (TD) terendah atau paling minimum dimiliki oleh skenario 2 sebesar 21,432.75 m. Semakin rendah atau kecil nilai TD, maka semakin pendek jarak yang ditempuh pekerja antar fasilitas pada site layout. Skenario 2 dan skenario 6 tidak dapat dibandingkan karena memiliki keunggulan masingmasing pada nilai TD maupun nilai SI. Skenario 2 memiliki keunggulan nilai TD yang lebih minimum bila dibandingkan skenario 6. Sebaliknya skenario 6 memiliki nilai SI yang lebih minimum dibanding skenario 2. Untuk penentuan site yang paling optimal tergantung pada kebutuhan utama atau prioritas pemilihan. Jika mementingkan jarak tempuh yang rendah maka site layout yang dipilih adalah kondisi skenario 2. Namun apabila lebih mementingkan nilai safety maka site layout yang dipilih adalah kondisi skenario 6.
IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap perhitungan optimasi site layout proyek Gedung Pusat Riset ITS, terdapat 2 kondisi optimal, yaitu site layout dengan jarak tempuh terendah terdapat pada skenario 2 dengan nilai TD sebesar 21,432.75 m atau mengalami penurunan sebesar 8.76% dari kondisi awal. Sedangkan site layout dengan risiko bahaya terendah terdapat pada skenario 6 dengan nilai SI sebesar 1,836.17 atau mengalami penurunan sebesar 1.58% dari kondisi awal. Untuk penentuan site yang paling optimal tergantung pada kebutuhan utama atau prioritas pemilihan. Apabila mementingkan jarak tempuh yang rendah maka site layout yang dipilih adalah kondisi skenario 2. Apabila lebih mementingkan nilai safety dengan risiko bahaya rendah maka site layout yang dipilih adalah kondisi skenario 6.
DAFTAR PUSTAKA [1]. Hegazy, T. dan Elbeltagi, E., 1999, “Evosite: Evolution-Based Model for Site Layout Planning.” Journal of Computing in Civil Engineering, 13(3), 198–206. [2]. Tommelein, I. D., Levitt, R. E., and Hayes-Roth, B., 1992, “SigthPlan Model for Site Layout.” Journal of Construction Engineering and Management, 118(4), 749-766. [3]. Li, H. dan Love, P. E. D., 2000, “Genetic Search for Solving Construction Site-Level Unequal-Area Facility Layout Problems.” Automation in Construction, 9, 217–226. [4]. Yeh, I.-C., 1995, “Construction-Site Layout using Annealed Neural Network”, ASCE Journal of Computing in Civil Engineering 9, 201 – 208.
6 [5]. El-Rayes, K., Said, H., 2009, "Dynamic Site Layout Planning using Approximate Dynamic Programming." Journal of Computing in Civil Engineering, ASCE, 23(2), 119 – 127. [6]. Mawdesley, M. J., Al-jibouri, S. H., and Yang, H., 2002, "Genetic Algorithms for Construction Site Layout in Project Planning." Journal of Construction Engineering and Management, 128(5), 418-426. [7]. Sanad, H. M., Ammar, M. A., and Ibrahim, M. E., 2008, "Optimal Construction Site Layout Considering Safety and Environmental Aspects." Journal of Construction Engineering and Management, 134(7), 536-544. [8]. Goldberg, D. E., 1989, Genetic Algorithms in Search, Optimization and Machine Learning, Reading, Massachusetts: Addison-Wesley. [9]. Ehrgott, M., 2005, Multicriteria Optimization, Berlin, Germany: Springer, Inc. [10]. Deb, K., 2001, Multi-Objective Optimization using Evolutionary Algorithms, New York: John Wiley & Sons, LTD. [11]. Li, H. and Love, P. E. D., 1998, “Site-Level Facilities Layout using Genetic Algorithms.” Journal of Computing in Civil Engineering, 12(4), 227–231. [12]. Alagarsamy, K., 2012, “CONSITEPLAN – A
Multi-Objective Construction Site Utilization Planning Tool.” Master Thesis of Auburn University, Alabama.