OPTIMASI BIAYA PROSES KARENA VARIASI KECEPATAN DAN KEDALAMAN POTONG PADA POROS AISI-1040 MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KNUTH DM-1000A Jolly Victor Aseng1), Jotje Rantung 2), Rudy Poeng 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK Penelitian ini untuk mengoptimasikan biaya proses dengan kecepatan potong dan kedalaman potong yang bervariasi pada mesin bubut. Untuk mendapatkan hasil penelitian ini, dilakukan pengujian pada material baja poros AISI 1040 berdiameter 25 mm dan panjang 150 mm berjumlah 27 benda uji sebagai benda kerja proses pembubutan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan waktu pemotongan dan biaya yang optimum pada proses pembubutan benda kerja tersebut. Dari hasil perhitungan didapatkan semakin besar putaran potong, maka akan menurunkan biaya total produksi, sedangkan kedalaman potong tidak mempengaruhi biaya total produksi. Waktu pemesinan rata-rata yang optimum adalah 3,153 menit/benda uji dan biaya total produksi termurah adalah Rp5.653,00 /benda uji. Dari hasil optimasi sasaran memimalkan biaya total produksi terpenuhi pada kondisi pemotongan putaran 1600 rpm dan kedalaman potong 1,00 mm memerlukan biaya total produksi sebesar Rp16.960,00 dari 27 benda uji yang dilakukan proses pemotongan. Kata kunci: Optimasi , Mesin bubut, Waktu pemotongan, BiayaProduksi
ABSTRACT This research was aimed to optimize a lathing cost by varying the cutting speed and cutting depth. A test was perfomed on 27 steel shaft AISI-1040 test objects with diameter of 25 mm and 150 mm long each, in order to obtain the optimum cutting time and cost in a lathing process. It was found that higher the cutting speed, the lower the total production cost, while the cutting depth does not affect the total production cost. The optimum average machining time is 3.153 minute/test object and the lowest total production cost is Rp.5,653/test object. The optimization made the target to minimize the total production cost was reached in cutting speed of 1600 rpm and cutting depth of 1,00 mm, with total production cost of the lathing process of the 27 test objects as much as Rp.16,960 Keyword: Optimization, Lathe, Cutting time, Production cost
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
13
I. PENDAHULUAN
lakukan
1.1 Latar Belakang
material baja poros AISI 1040 de-ngan
Pada proses pemesinan, penentuan
optimasi
biaya
proses
pada
parameter pemesinan berva-riasi.
penyetelan parameter proses yang tepat untuk mencapai respon yang optimum
1.3 Tujuan Penelitian
sangat penting dilakukan secara efektif.
1. Mendapatkan waktu pemotongan dari
Hal ini bertujuan untuk mengurangi proses
hasil pengujian dengan pu-taran dan
coba-coba sehingga waktu dan biaya
kedalaman potong yang bervariasi.
proses pemesinan dapat dimini-malkan.
2. Mendapatkan biaya yang opti-mum
Material
baja
poros
yang
dijumpai
dipasaran, yaitu baja yang biasa digunakan
pada proses pembubutan benda kerja baja poros AISI 1040.
sebagai komponen peralatan dan mesin industri.
1.4 Batasan Masalah
Kecepatan potong dan kedalaman
1. Mesin perkakas yang digunakan dalam
potong merupakan salah satu karakteristik
pengujian ini yaitu mesin bubut yang
kinerja pemesinan pada proses bubut yang
digunakan yaitu KNUTH DM 1000 A
umumnya
karena
yang ada di Laboratorium Manufaktur
berkaitan dengan sifat mampu mesin.
Tek-nik Mesin Universitas Sam Ratu-
Teori dan penelitian yang telah dila-kukan
langi (Unsrat).
dijadikan
sebelumnya
respon
menyatakan
bahwa
pada
2. Pengujian
proses
pemotongan
di-
proses bubut material baja kecepatan
lakukan pada 27 benda uji dengan
potong dan kedalaman potong mempunyai
mengunakan material ba-ja poros AISI
korelasi yang kuat dengan parameter-
1040.
parameter proses pemesinan.
3. Pahat potong yang digunakan adalah
Berdasarkan hal tersebut, pene-litian ini dilatar belakangi adanya keinginan dilakukan
optimasi
proses
jenis carbide dan keausan mata potong pahat diabaikan.
pemesinan
4. Parameter pemesinan dengan kondisi
bubut pada baja poros AISI 1040 dengan
pemotongan putaran dan ke-dalaman
kecepatan potong dan kedalaman potong
potong bervariasi, sedangkan gerak
yang berva-riasi, sehingga diperoleh biaya
pemakanan konstan.
proses yang optimum.
5. Waktu
yang
penelitian ini adalah
setiap
pembubutan
benda kerja berdasarkan pengu-kuran
1.2 Perumusan Masalah Masalah
proses
diangkat
dalam
bagaimana me-
langsung dengan meng-gunakan alat ukur waktu (Stop-watch).
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
14
6. Komponen waktu bebas berda-sarkan
kombinasi dari gerak potong dan gerak
dan asumsi menggunakan referensi
makan maka proses pemesinan dike-
Rochim, 1993 Proses Pemesinan.
lompokkan menjadi tujuh macam proses
7. Kondisi pemotongan tanpa pendingin
yang berlainan yaitu (lihat tabel 2.1): Tabel 2.1 Klasifikasi proses pemesinan
II. LANDASAN TEORI
menurut jenis gerakan relatif pahat
2.1 Pengertian Proses Pemesinan
terhadap benda kerja (Rochim, 1993)
Proses
pemotongan
logam
/
me-
rupakan suatu proses yang digunakan untuk mengubah bentuk suatu pro-duk dari logam (komponen mesin) dengan cara memotong. Dalam isti-lah teknik proses ini sering disebut dengan nama Proses Pemotongan Process)
Logam atau
(Metal
Proses
Cutting
Pemesinan
(Machining Pro-cess). Oleh karena itu, untuk
meng-hindari
kesalahpahaman
mengenai istilah maka kita sebut saja dengan nama yang terakhir yaitu proses 2.2 Mesin Bubut
pemesinan. Proses pemesinan seperti pro-ses bubut, dasarnya
pengeboran merupakan
atau
frais
suatu
pada proses
pembuangan sebagian bahan benda kerja
Bubut (turning) adalah suatu proses permesinan atau pengerjaan dengan cara menghilangkan /pengam-bilan tatal dari bahan/benda kerja, dimana pahat sebagai alat potongnya yang gerakannya berputar.
dimana pada proses pemo-tongannya akan dihasilkan geram (chip) yang merupakan
h
bagian benda kerja yang akan dibuang.
hc n
Pahat po-tong bergerak sepanjang benda
0
do
kerja dengan kecepatan dan kedalaman pe-
dm b
a r
motongan. Gerak relatif pahat terhadap
v
f
A = af = bh b = a / sin r h = f sin r
f
benda kerja dapat dipisahkan men-jadi dua macam komponen gerakan yaitu gerak potong (cutting move-ment) dan gerak
Gambar 2.1 Mesin Bubut dan Proses Bubut (Rochim, 1993)
makan (feeding movement). Menurut jenis Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
15
n = putaran spindel (rpm)
f = gerak makan (mm/r)
Waktu penggantian pahat
t dT t d .
tc (menit/produk )..(2.3) T
Dimana,
t d = waktu pemasangan pa-hat Gambar 2.2 Mesin Bubut KNUTH
(menit)
DM-1000A
untuk
mengganti
pahat
karbida sisipan diper-lukan 2.3 Pengertian Optimasi
waktu sekitar 0,5 menit
Secara matematis optimasi ada-lah
T = umur pahat (menit)
cara mendapatkan harga ekstrim baik
untuk umur pahat kar-bida
maksimum maupun minimum dari suatu fungsi
tertentu
dengan
faktor-faktor
kendalanyaPerumusan
umum
sisipan adalah 40 menit. 2. Komponen waktu bebas (nonproduktif).
permasalahan optimasi sebagai fungsi obyektif
adalah
sebagai
berikut:
(Singiresu, 2009) f ( x) 1 f1 ( x) 2 f 2 ( x) ……..........(2.1)
t a t LW t AT t RT tUW
tS N
(menit/produk)......................(2.4) Dimana,
Dimana, 1 dan 2 merupakan konstanta
t LW = waktu pemasangan benda kerja,
yang nilainya menunjukkan kepentingan
0,2 menit/produk bila digunakan
relatif dari suatu fungsi.
three jaw chuck biasa. t AT = waktu penyiapan, sekitar 0,08
2.4 Komponen Waktu Produksi 1. Komponen waktu yang dipenga-ruhi variabel proses.
menit/produk. t RT = waktu pengakhiran, sekitar 0,05
menit/produk.
Waktu pemotongan
t c t (menit/produk) ...........(2.2) n. f
tUW = waktu
Dimana,
pengambilan
pro-duk,
0,06 s.d. 0,1 menit/ produk (sekitar setengah harga t LW ).
t = panjang pemesinan (mm) Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
16
= waktu penyiapan mesin dan
tS
Dimana, = Biaya material (Rp/produk)
peralatan bantu lainnya sekitar
CM
60 menit.
C plan =
= jumlah produk.
N
Dengan
demikian
waktu
Biayapersiapan/perencanaan produksi; dapat pula dima-sukkan
pemesinan
biaya perancangan produk (bila
perproduk rata-rata adalah:
produk
t m t c t dT t a (menit/produk) …................………………..(2.5)
yang
bersangkutan
dirancang sendiri)
C
P
= Biaya salah satu proses produksi
Untuk lebih jelasnya komponen waktu
(Rp/produk)
produksi untuk setiap langkah proses, dapat dilihat seperti pada gambar 2.3.
III.METODOLOGIPENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penulisan ini dilakukan di Laboratorium Manu-faktur Teknik Mesin Jurusan Teknik mesin
Gambar 2.3 Komponen waktu untuk
Fakultas
mengerjakan produk (Rochim, 1993)
Ratulangi
Teknik
Universitas
(Unsrat).
Dan
Sam waktu
pelaksanaan mulai 05 September sampai 2.5 Komponen Biaya Produksi
05 November 2014.
Diagram alir biaya dasar, merupakan ilustrasi penentuan biaya pro-duksi
3.2 Bahan dan Peralatan
per unit produk, seperti diper-lihatkan pada gambar 2.4. (Rochim, 1993)
Bahan
yang
digunakan
dalam
penelitian adalah baja poros AISI 1040. Sedangkan peralatan yang di-gunakan, yaitu: 1. Mesin Bubut KNUTH DM 1000 A dan perlengkapannya
Gambar 2.4 Diagram alir biaya dasar (Rochim, 1993)
2. Jangka sorong 3. Gergaji mesin/Gergaji tangan 4. Mistar baja 30 cm
C u C M C plan C P
5. Jam ukur waktu.
(Rp/produk)................................(2.6) Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
17
Dalam penelitian ini benda kerja yang
3.3 Prosedur Penelitian
digunakan adalah: Material : Baja Poros AISI 1040 Bentuk
: Silindris
Diameter : 25,4 mm Panjang : 100 mm. 100
Satuan ukuran: mm
Gambar 3.2 Dimensi benda kerja 4. Pahat Potong Pahat yang digunakan dalam pengujian Gambar
3.1
Diagram
alir
prosedur
penelitian
ini adalah dari jenis Carbide. Geometri pahat diatur dan di jaga sebagai berikut:
3.4 Pengolahan Data
Sudut potong utama ( r ) : 90 0
1. Persiapan Pengujian
Sudut geram ( o )
Persiapan–persiapan yang diper-lukan pada
waktu
melakukan
penelitian
haruslah dipersiapkan dengan matang, Yang
bertujuan
agar
mengurangi
terjadinya kesa-lahan dan waktu yang digunakan menjadi efektif dan efisien.
: 15 0
5. Kondisi Pemotongan Kondisi pemotongan adalah se-perti pada tabel 3.2, berikut ini: Tabel 3.2 Kondisi pemotongan dalam pengujian
2. Mesin Perkakas Pada pengujian ini mesin perka-kas yang digunakan adalah mesin bubut konvensional
yang
terdapat
Laboratorium
Manufaktur
di
Teknik
Mesin Unsrat. Adapun jenis dari mesin bubut tersebut adalah
KNUTH DM
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Data
Pengujian
Proses
Pemotongan
1000 A. 3. Benda Kerja
Hasil
Pengujian
yang
dilakukan
yaitu
mengukur waktu pemotongan tersebut
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
18
dengan menggunakan alat stopwatch pada 27
benda
kerja
uji
(27
proses
pemotongan), untuk variasi parameter pemesinan dengan kondisi pemotongan
4.2.1 Optimasi Biaya Total Pro-duksi
putaran, kedalaman potong yang berbeda
Hasil optimasi biaya total pro-duksi
dan gerak pemakanan tetap.
Hasil
dapat dilihat pada tabel 4.4.
pengujian
yang
Tabel 4.4 Optimasi Biaya Total Produksi
waktu
pemotongan
dimaksud dalam detik, seperti pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Data hasil pengujian waktu pemotongan dalam detik
4.3 Pembahasan Pembahasan yang dilakukan dalam optimasi biaya proses dengan pengaruhnya kecepatan potong dan kedalaman potong pada mesin bubut KNUTH DM 1000 A dengan mate-rial baja poros AISI 1040, 4.1.2 Waktu Pemesinan Rata-rata Waktu pemesinan rata-rata, se-perti pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Waktu pemesinan rata-rata
yaitu seba-gai berikut: 1. Berdasarkan Tabel 4.3, maka da-pat dibuat grafik kurva putaran, dengan kedalaman potong terha-dap biaya total produksi seperti pada gambar 4.1. n = 300 rpm
n = 700 rpm
n = 1600 rpm
7000
4.2 Hasil Pengolahan Data 4.2.1 Biaya Total Produksi
Biaya Total Produksi (Rp/benda uji)
6000
4000 3000 2000 1000
Biaya total produksi, seperti pada
0 0,00
tabel 4.3. Tabel 4.3 Biaya total produksi
5000
0,25
0,50 0,75 1,00 Kedalaman Potong (mm)
1,25
Gambar 4.1 Kedalaman potong terhadap biaya total produksi
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
19
4.1,
terlihat
bahwa
o Kondisi pemotongan kedua dengan
kedalaman
potong
tidak
mem-
putaran 300 rpm dan kedalaman
pengaruhi
perubahan
total
potong 0,50 mm memerlukan biaya
produksi,
akan
Dari
gambar
biaya
tetapi
putaran
mempengaruhi biaya total pro-duksi. Dengan
demikian
hasil
total pro-duksi Rp20.492,00. o Kondisi pemotongan ketiga dengan
ini
putaran 300 rpm dan kedalaman
menunjukkan semakin besar pu-taran,
potong 1,00 mm memerlukan biaya
maka akan menurunkan biaya total
total pro-duksi Rp20.529,00. o Kondisi
produksi. 2. Berdasarkan tabel 4.4, maka da-pat
dengan
pemotongan putaran
700
rpm
kedalaman
terhadap optimasi biaya total produksi
memerlukan biaya total pro-duksi
dengan kur-va variasi putaran dan
Rp18.017,00.
potong,
seperti
pada
0,25
dan
dibuatkan grafik kondisi pe-motongan
kedalaman
potong
keempat
mm
o Kondisi pemotongan kelima dengan
gambar 4.2.
putaran 700 rpm dan kedalaman potong 0,50 mm memerlukan biaya
Variasi Putaran
total pro-duksi Rp17.998,00.
Variasi Kedalaman Potong
21000
o Kondisi
Optimasi Biaya Total Produksi (Rp)
20000
pemotongan
keenam
19000
dengan
18000 17000
putaran
kedalaman
16000 15000 0
1
2
3
4 5 6 7 Kondisi Pemotongan
8
9
700
potong
rpm 1,00
dan mm
memerlukan biaya total pro-duksi
10
Rp18.017,00.
Gambar 4.2 Kondisi pemotongan terhadap
o Kondisi
optimasi biaya total produksi
pemotongan
ketujuh
dengan putaran 1600 rpm dan kedalaman Dari gambar 4.2, dapat dijelaskan
dengan
putaran
kedalaman
300
potong
o Kondisi pertama rpm 0,25
pemotongan
kede-lapan
dengan putaran 1600 rpm dan
dan
kedalaman
mm
potong
0,50
mm
memerlukan biaya total produksi
memerlukan biaya total pro-duksi Rp20.538,00.
mm
Rp16.969,00.
Untuk variasi putaran pemotongan
0,25
memerlukan biaya total pro-duksi
bahwa jumlah optimasi: o Kondisi
potong
Rp16.960,00. o Kondisi pemotongan kesem-bilan dengan putaran 1600 rpm dan
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
20
kedalaman
potong
1,00
mm
mm
dan
putaran
700
rpm
memerlukan biaya total produksi
memerlukan biaya total produksi
Rp16.960,00.
Rp18.017,00.
Untuk variasi kedalaman po-tong o Kondisi
pemotongan
o Kondisi pemotongan kesem-bilan
pertama
dengan kedalaman po-tong 1,00
dengan kedalaman potong 0,25 mm
mm
dan putaran 300 rpm memerlukan
memerlukan biaya total produksi
biaya total pro-duksi Rp20.538,00.
Rp16.960,00.
o Kondisi pemotongan kedua dengan
dan
putaran
1600
rpm
3. Berdasarkan gambar 4.1 dan gambar
kedalaman potong 0,25 mm dan
4.2, dapat dijelaskan bahwa:
putaran 700 rpm memerlukan biaya
total pro-duksi Rp18.017,00.
Biaya total produksi terendah yaitu pada putaran 1600 rpm. Jadi
o Kondisi pemotongan ketiga dengan
berdasarkan
tabel
4.2
waktu
kedalaman potong 0,25 mm dan
pemesinan rata-rata yang optimum
putaran 1600 rpm memerlukan
adalah
biaya total produksi Rp16.969,00.
Sedangkan berdasarkan tabel 4.4
o Kondisi
pemotongan
keempat
biaya
dengan kedalaman potong 0,50 mm dan putaran 300 rpm memerlukan
3,153
total
menit/benda
produksi
uji.
termurah
adalah Rp5.653,00/benda uji.
biaya total pro-duksi Rp20.492,00.
Optimasi yang diperoleh un-tuk sasaran memimalkan bi-aya total
o Kondisi pemotongan kelima dengan
produksi terpenuhi pada kondisi
kedalaman potong 0,50 mm dan
pemotongan ke-sembilan dengan
putaran 700 rpm memerlukan biaya
putaran 1600 rpm dan kedalaman
total pro-duksi Rp17.998,00.
potong 1,00 mm memerlukan biaya
o Kondisi
pemotongan
keenam
total produksi sebesar Rp16.960,00
dengan kedalaman potong 0,50 mm
dari 27 benda uji yang dilakukan
dan putaran 1600 rpm memerlukan
proses pemotongan.
biaya total produksi Rp16.960,00. o Kondisi
pemotongan
ketujuh
4. Hasil optimasi biaya proses yang dilakukan, maka dapat juga dibu-atkan
dengan kedalaman potong 1,00 mm
grafik waktu pemesinan
dan putaran 300 rpm memerlukan
terhadap biaya total produksi, seperti
biaya total pro-duksi Rp20.529,00.
pada gambar 4.3.
o Kondisi
pemotongan
rata-rata
kede-lapan
dengan kedalaman po-tong 1,00 Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
21
V. PENUTUP
7000
5.1 Kesimpulan
Biaya Total Produksi (Rp/benda uji)
6750 6500
1. Waktu pemotongan hasil pen-gujian
Cu= 549tm + 3921
6250
dengan putaran dan kedalaman potong
6000
yang berva-riasi, diperoleh dari 27 kali
5750 5500 3
4
5
pe-ngujian pada benda uji sebagai
6
Waktu Pemesinan (menit)
benda kerja proses pembubutan dengan
Gambar 4.2 Waktu pemesinan rata-rata terhadap biaya total produksi
kondisi pemotongan yang berbeda. 2. Dari hasil perhitungan didapatkan
Berdasarkan gambar ini me-nunjukkan
semakin besar putaran potong, maka
bahwa penambahan waktu pemesinan
akan menurunkan biaya total produksi,
akan menaik-kan biaya total produksi,
sedangkan kedalaman potong tidak
dengan kemiringan garis mengikuti re-
mempengaruhi biaya total produksi.
gresi linear yang membentuk per-
Waktu
samaan: Cu 549t m 3921
optimum adalah 3,153 menit/benda uji
5. Biaya produksi yang paling ren-dah
pemesinan
rata-rata
yang
dan biaya total produksi termurah
atau ekonomik, yang mem-berikan
adalah
kondisi untuk meng-hasilkan benda
hasil optimasi
kerja proses pem-bubutan semurah
biaya total produksi terpenuhi pada
mungkin.
kondisi pemotongan putaran 1600 rpm
6. Kecepatan produksi yang paling tinggi
Rp5.653,00 /benda uji. Dari sasaran memimalkan
dan kedalaman potong 1,00 mm
atau produktif, yang mem-berikan
memerlukan
kondisi untuk meng-hasilkan benda
sebesar Rp16.960,00 dari 27 benda uji
kerja
yang dilakukan proses pemotongan.
proses
pem-bubutan
secepat
biaya
total
produksi
mungkin atau waktu produksi serendah mung-kin.
5.2 Saran
7. Kecepatan penghasilan keuntu-ngan yang
optimasi
dengan
menggunakan material yang ber-beda
menguntungkan, yang mem-be-rikan
sehingga dapat dikom-parasikan untuk
kondisi untuk meng-hasil-kan benda
mendapatkan ha-sil yang optimum.
proses
tinggi
dilakukan
atau
kerja
paling
1. Dapat
pem-bubutan
dengan
2. Dapat melakukan pengujian pro-ses
keuntungan atau laba persatuan waktu
pemotongan
sebesar mungkin.
mesin perkakas lainnya sehingga dapat
dengan
meng-gunakan
mengoptimalkan proses pemesinan Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
22
DAFTAR PUSTAKA Basselo, D. 2014. Optimasi Diameter Poros
Terhadap
Variasi
Diameter
Spoket pada Roda Belakang Sepeda Motor,
Skripsi
Univer-sitas
Sam
Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Manado. Priambodo, B. 1981. Teknologi Me-kanik, Erlangga Jakarta. Rochim, T. 1993. Proses Pemesinan Logam, Laboratorium Teknik Produksi Mesin Institut Tekno-logi Bandung. Ramadhan, Hamsi. A. 2013. Optimasi Parameter
Pemesinan
pada
Mesin
Sekrap Model L-450 Menggunakan Logaritma
Gene-tika,
Jurnal
Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara. Singiresu,
S.R.
2009
Engineering
Optimization, Theory and Practice By Jhon Wiley & SONS INC.
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
23