1
Kesulitan Pelaksanaan Model Bimbingan dan Konseling Perkembangan, Faktor-Faktor yang Melatar Belakangi, dan Alternatif Pengatasannya, Pada Guru-Guru BK SMP di Kota Surakarta Tahun 2011 1) Oleh: Soeharto dan Soetarno 2)
ABSTRACT Soeharto, et.al. THE DIFFICULTY OF DEVELOPMENTAL GUIDANCE AND COUNSELING IMPLEMENTATION, FACTORS THAT CAUSING, AND THE ALTERNATIVES OF SOLUTION, ON GUIDANCE AND COUNSELING THEACHERS IN SECONDARY SCHOOL AT SURAKARTA CITY IN 2011. The goals of this research are for: (1) to know the Guidance and Counseling Teacher difficulties in implementing of Developmental Guidance and Counseling model, (2) to know the factors causing it, and (3) formulate appropriate solution in order to Guidance and Counseling Teachers be able good in implementing it. The populations is all of Secondary School Guidance and Counseling Teacher in Surakarta city, and the sample is a part of those populations that is 31 persons. For collecting data is used questionaire as a mayor technique and interview as supplement technique. And for data analysis is used the combination of statistics technique-percentation and qualitative analysis. The results of this research are: (1) about 50% of Secondary Scholl Guidance and Counseling Teachers in Surakarta city has difficulties in implementing Developmental Guidance and Counseling model, (2) the most difficulties is on guidance basic services component, and followed the support system component, responsive services, and individual planing component. The factors that cause it are followes. Related to guidance basic service, are: (1) no guidance material for each develomental task, (2) no special time for to do it, (3) no guide for true administration, (4) monoton material, and (5) the guidance material is heavy. Related to responsive services, are: (1) don't understand to responsive services consept, (2) a little experience with true procedure in counseling practice, (3) no student parent attentation for their. Related to the individual planing, are: (1) don't understand to individual planing consept, (2) no works paper (LKS) of individual planing. Related to support system, the difficulties in implementing Guidance and Counseling model are: (1) don't understand to support system consept, (2) no capasity to propose the guidance and counseling budget to head of school for staffing development, facilities, etc (3) the facilties not adequate, (4) school situation and condition not adequate, (5) no head of school follow-up to guidance and counseling program. Relevan to those factors, so solution alternative are: (1) the Guidance and Counseling Teachers neccesary to know what Developmental Gauidance and Counseling proactively through
2
read, seminar/training about Developmental Guidance and Counseling, (2) Educational office and Guidance and Counseling Teacher Groups neccesary to built the cooperation with Guidance and Counseling Departement of Sebelas Maret University in realizing the training of Developmental Guidance and Counseling model. Kata kunci: kesulitan, model bimbingan dan konseling perkembangan, melatar belakangi, pengatasan 1. Hasil penelitian kelompok dengan biaya dari DIPA BLU FKIP UNS Tahun Anggaran2011 2. Dosen pada Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan IP FKIP UNS
atau layanan kurikulum bimbingan,
A. PENDAHULUAN
(2) layanan responsif, (3) layanan Model
Bimbingan
dan
Konseling Perkembangan merupakan
perencanaan
berorientasi
pada
layanan
kepada para siswa dalam mencapai atau
menguasai
perkembangannya.
tugas-tugas Model
Bim-
bingan dan Konseling ini relatif belum
lama
pemerintah
diluncurkan
oleh
Direktorat
Pen-
c.q.
didikan Dasar dan Menengah, yang berarti pula relatif belum lama dilaksanakan oleh para Guru BK (Konselor)
khususnya
SMP;
termasuk oleh Guru BK SMP di Kota Surakarta. Model Bimbingan dan
Konseling
Perkembangan
memiliki 4 komponen program , yakni
komponen-komponen
pro-
gram: (1) layanan dasar bimbingan
dan
(4)
dukungan sistem.
model bimbingan dan konseling yang
individual,
Sebelum model bimbingan dan
konseling
ini
diterapkan,
bertahun-tahun para Guru BK SMP termasuk Guru BK SMP di Kota Surakarta sudah terbiasa dengan layanan bimbingan dan konseling yang lama yang biasa dinamai Bimbingan dan Konseling Pola 17. Istilah Pola 17 menunjuk pada program-program
bimbingan
dan
konseling yang berjumlah 17. Para Guru BK sudah sangat familiar dengan pola 17, terlepas apakah sudah dapat melaksanakannya secara baik atau belum. Dari
pengamatan
secara
sekilas, masih dijumpai Guru-guru BK SMP belum familiar dengan
3
model Bimbingan dan Konseling
sekolah, guru, dan orang tua siswa
Perkembangan, bahkan ada yang
dalam kerjasama yang merupakan
bertanya-tanya
suatu
apakah
program-
program bimbingan dan konseling
“tim
bimbingan
dan
konseling”.
yang berjumlah 17 itu (pola 17)
Dalam model Bimbingan dan
sudah tidak dilaksanakan lagi, dan
Konseling
lain sebagainya. Dari fenomena kecil
mungkinkan Guru Pembimbing atau
namun
Konselor
mendasar
itulah
pada
Perkembangan
untuk
me-
memfokuskan
akhirnya mendorong peneliti untuk
perhatiannya tidak sekedar pada
melakukan
penelitian
tentang:
gangguan
“Kesulitan
pelaksanaan
Model
melainkan
Bimbingan
dan
emosional lebih
siswa,
mengupayakan
Konseling
pencapaian tujuan dalam kaitannya
Perkembangan, faktor-faktor yang
dengan tugas-tugas perkembangan
melatar belakangi, dan alternatif
siswa,
pengatasannya, pada Guru-guru BK
perkembangan yang muncul pada
SMP di Kota Surakarta tahun 2011”.
saat
Bimbingan Perkembangan
dan adalah
bimbingan
dan
dirancang
dengan
pada
Konseling layanan
konseling
yang
menjembatani
tertentu,
sumber
meningkatkan
serta
kompetensi
konselor dalam memberikan bantuan kepada
upaya
pencapaian
tugas
memfokuskan
perkembangan siswa secara optimal.
kekuatan/
Kebutuhan akan layanan bimbingan
kebutuhan,
kelemahan, minat, dan isue-isue
dan
yang
sekolah,
berkaitan
daya
dan
tugas-tugas
dengan
tahapan
konseling perkembangan muncul
dari
di
adanya
perkembangan siswa dan merupakan
karakteristik dan masalah-masalah
bagian penting dan integral dari
perkembangan
keseluruhan
program
perkembangan dalam bimbingan dan
Bimbingan
dan
kembangan
pendidikan.
konseling
per-
konseling
di
siswa.
sekolah
Pendekatan
dipandang
lebih mengutamakan
sangat tepat, karena pendekatan ini
pertumbuhan aspek positif dari setiap
lebih berorientasi pada pengem-
individu daripada orientasi pada
bangan lingkungan atau ekologi
penanganan
perkembangan siswa.
krisis.
Dalam
implementasinya melibatkan kepala
4
Terkait
dengan
tugas
aspek: pribadi, sosial, belajar, dan
perkembangan siswa, bahwa yang
karir;
dimaksud
pengembangan
dengan
tugas
per-
atau
terkait
dengan
pribadi
konseli
kembangan adalah suatu tugas yang
sebagai makhluk yang berdimensi
muncul pada saat atau sekitar suatu
biopsikososiospiritual
periode
psikis, sosial, dan spiritual).
tertentu
dari
kehidupan
individu, yang jika berhasil dalam
Dalam
(biologis,
pelaksanaan
bim-
pencapaiannya akan menimbulkan
bingan dan konseling perkembangan,
kebahagiaan
membawa
Guru Pembimbing atau Konselor
keberhasilan dalam melaksanakan
melibatkan tim kerja, bukan bekerja
tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi
sendiri. Bimbingan dan konseling
kalau
perkembangan
dan
gagal,
akan
menimbulkan
dirancang
dengan
ketidak bahagiaan, tidak diterima
sistem terbuka, dengan demikian
oleh masyarakat, dan mengalami
penyempurnaan dan modifikasi dapat
kesulitan dalam menghadapi tugas-
dilakukan
tugas berikutnya (A developmental
diperlukan.
tasks is a tasks which arises at or
konseling
about a certain periode in the life of
ngintegrasikan berbagai pendekatan,
the
dan
individual,
succesfull
setiap
saat
sepanjang
Bimbingan
dan
perkembangan
orientasinya
multi
me-
budaya,
achievement of which leads to his
sehingga tidak mencabut klien dari
happiness and to success with later
akar
tasks;
to
menolak
suatu
individual,
meramu
apa
while
unhappiness
failure an
the
leads
disapproval by the society, and
dasar
implementasi konseling
di
itulah
maka
bimbingan
dan
teori, yang
fanatik
melainkan
terbaik
dari
Muro & Kottman (1995:50 53)
Atas
Tidak
masing-masing teori.
difficulty with later tasks) (Havigurst, 1953:2).
budayanya.
mengemukakan
bimbingan
dan
perkembangan
konseling program
sekolah/madrasah
bimbingan
kepada
upaya
mengandung prinsip-prinsip sebagai
memfasilitasi perkembangan potensi
berikut: (1) bimbingan dan konseling
individu/konseli,
diperlukan oleh seluruh siswa. (2)
diorientasikan
yang
meliputi
dan
adalah
bahwa
konseling
yang
5
bimbingan
dan
konseling
per-
teori belajar, (11) bimbingan dan
kembangan memiliki fokus pada
konseling perkembangan mempunyai
kegiatan belajar siswa, (3) Guru
sifat fleksibel dan sekuensial.
Pembimbing atau Konselor dan Guru
Model
Bimbingan
dan
Perkembangan
me-
adalah fungsionaris bersama dalam
Konseling
program bimbingan dan konseling
mungkinkan
perkembangan, (4) Kurikulum yang
memfokuskan tidak sekedar terhadap
diorganisasikan dan direncanakan,
gangguan
merupakan bagian penting dalam
melainkan
program bimbingan dan konseling
pencapaian tujuan dalam kaitannya
perkembangan,
dengan
bimbingan
(5)
program
dan
perkembangan
konseling
peduli
pada
konselor
untuk
emosional lebih
klien,
mengupayakan
penguasaan
tugas-tugas
perkembangan, menjembatani tugastugas
yang
muncul
pada
saat
penerimaan diri, pemahaman diri,
tertentu, dan meningkatkan sumber
dan peningkatan diri, (6) bimbingan
daya
dan konseling perkembangan lebih
memberikan bantuan terhadap pola
peduli pada pengembangan yang
perkembangan yang optimal dari
terarah daripada akhir perkembangan
klien (Blocher, 1987:79) Menurut
yang definitif, (7) bimbingan dan
Myrick, dalam Muro dan Kottman
konseling
(1995:49), Bimbingan dan Konseling
perkembangan
yang
“tim”
(team
berorientasi
pada
dan
kompetensi
Perkembangan
dalam
didasarkan
pada
oriented) menuntut pelayanan dari
asumsi bahwa sifat manusia secara
konselor profesional, (8) bimbingan
invidual bergerak secara urut dan
dan konseling perkembangan peduli
secara positif menuju peningkatan
dengan
akan
diri (developmental guidance and
(9)
counseling are based on the premise
konseling
that human nature moves individuals
pada
sequentially and positively toward
penerapan psikologi, (10) bimbingan
self-enhancement). Model bimbingan
dan
dan konseling ini juga memiliki
identifikasi
kebutuhan
khusus
bimbingan
dan
perkembangan
konseling
awal siswa,
peduli
perkembangan
memiliki kerangka dasar psikologi
asumsi
bahwa
potensi
individu
anak, perkembangan anak, dan teori-
merupakan aset yang berharga bagi
6
kemanusiaan. Dorongan dari dalam
in
ini memerlukan kesepakatan dengan
conceived as the effort of the society,
kekuatan
through the school, to help the
dalam
Pengembangan
lingkungan. kemanusiaan
school.
individual
Education
echieve
may
certain
be
of
merupakan interaksi individual di
developmental tasks. The second use
mana ia berpijak pada peraturan,
of
perundangan, dan nilai-nilai yang
educational efforts. When the body is
saling melengkapi.
ripe, and society requires, and the
Menurut Blocher (1974:5), asumsi
dasar
Konseling
Bimbingan
Perkembangan
perkembangan
dan yaitu
is
the
timing
of
self is ready to achieve a certain tasks, the teachable moment has come.
akan
Mengacu pada dua alasan
berlangsung dalam interaksi yang
Havighurst tersebut dan menurut
sehat
sudut
antara
lingkungannya.
individu
concept
individu
dengan
bimbingan
dan
ini
konseling, pemahaman akan tugas-
membawa dua implikasi pokok bagi
tugas perkembangan siswa adalah
pelaksanaan
dan
sangat berguna bagi pengembangan
konseling di sekolah, yakni: (1)
program bimbingan dan konseling;
perkembangan
tujuan
karena sangat membantu dalam: (1)
(2)
menemukan dan menentukan tujuan
interaksi yang sehat merupakan suatu
program bimbingan dan konseling,
Iklim perkembangan yang harus
(2)
dikembangkan
bimbingan
bimbingan
Asumsi
pandang
bimbingan
dan
adalah konseling,
oleh
Guru
Pembimbing (Konselor).
menentukan dan
kapan
upaya
konseling
dapat
dilakukan. Bimbingan dan Konseling
Pemahaman akan tugas-tugas
Perkembangan bertolak dari asumsi
perkembangan siswa, sangat berguna
bahwa penghargaan yang positif dan
bagi pendidik. Havighurst (1961:5)
sikap
mengemukakan
alasan
manusia (human dignity) merupakan
pentingnya pemahaman akan tugas-
aspek yang amat penting dalam
tugas perkembangan bagi pendidik,
masyarakat.
yaitu: First, it helps in discovering
(Konselor) mempunyai tugas untuk
and stating the purposes of education
mengembangkan
dua
respek
terhadap
Guru
martabat
Pembimbing
potensi
dan
7
keunikan individu secara optimal
yang menunjang pencapaian semua
dalam perubahan masyarakat yang
tugas-tugas
menggelobal.
dalam semua indikatornya, melalui
Bimbingan
Dalam dan
program
Konseling
perkembangan
siswa
Per-
bimbingan informatif secara klasikal
kembangan atau Bimbingan dan
atau kelompok. Layanan Responsif
Konseling
komprehensif,
pada dasarnya layanan intervensi
memperoleh
yang berupa kegiatan menanggapi
yang
diharapkan
siswa
ketrampilan
yang
penting
dan
siswa-siswa yang mengalami krisis
relevan untuk dapat memberikan
dan
kontribusi terhadap masyarakat yang
khusus,
memiliki aneka budaya.
kemungkinan
Bimbingan
dan
yang
memerlukan
serta
bantuan
pencegahan kesulitan
akan dalam
Konseling
membuat pilihan. Di samping itu,
Perkembangan memiliki 4 (empat)
layanan ini juga berupa menanggapi
komponen program, yakni: layanan
kepedulian dan kebutuhan siswa
dasar
layanan
dalam jangka pendek yang terjadi
layanan
dan dirasakan pada saat ini. Dalam
perencanaan
layanan responsif ini, peranan Guru
bimbingan
kurikulum
atau
bimbingan,
responsif,
layanan
individual, dan dukungan sistem
Pembimbing
(Konselor)
(Gysbers & Henderson, dalam Muro
memberikan
layanan
& Kottman, 1995:5). Layanan Dasar
individual/kelompok;
Bimbingan atau Layanan Kurikulum
dengan guru, kepala sekolah, dan
“rencana
personil sekolah lainnya, serta orang
hal-hal
tua siswa berkaitan dengan penangan
Bimbingan bimbingan”
adalah yang
berisi
konseling berkonsultasi
umum yang perlu dikembangkan
siswa;
pada seluruh siswa melalui layanan
berbagai strategi intervensi kepada
bimbingan dalam membantu siswa
siswa; serta merujuk siswa ke ahli
mengembangkan ketrampilan hidup
lain jika perlu. Adapun isi bimbingan
dan perilaku efektif. Adapun hal-hal
yang dikemas ke dalam komponen
umum
isi
layanan responsif ini adalah topik-
bimbingan yang dikemas ke dalam
topik selektif dan prioritas dari
komponen
yang
merupakan “layanan
dasar
bimbingan” ini adalah bimbingan
dan
adalah
aspek-aspek
mengkoordinasikan
tugas
perkembangan
yang tingkat ketercapaiannya masih
8
jauh dari optimal atau yang masih
yang
sangat rendah. Layanan Perencanaan
kepada:
Individual pada dasarnya merupakan
bimbingan dan konseling termasuk
layanan bantuan untuk semua siswa
pengelolaan anggaran, bahan-bahan,
dalam membuat dan melaksanakan
dan fasilitas; pengembangan staf;
perencanaan
sosial,
pemanfaatan
pendidikan/belajar, dan karir. Tujuan
masyarakat;
utama layanan ini adalah membantu
dan/atau
siswa-siswa
memahami
prosedur,
dan
pertumbuhan dan perkembangannya,
Terhadap
program-program
pen-
membuat
didikan lainnya, dukungan
yang
pribadi,
belajar
perencanaan
melaksanakannya
untuk
dan menuju
perlu
diberikan
ditujukan
pengembangan
program
sumber dan
daya
pengembangan
penataan
kebijakan,
petunjuk
tertulis.
perlu diberikan ditujukan kepada:
tujuan perkembangan yang hendak
perencanan
perbaikan
sekolah,
dicapainya.
penetapan
pengelolaan
tempat,
perencanaan individual ini, peranan
kegiatan
administratif
konselor adalah memandu seluruh
berhubungan
siswa dalam memahami, membuat
kerjasama dengan program-program
perencanaan, dan melaksanakannya
pendidikan
untuk
pendidikan khusus. Dengan kata lain,
Dalam
mencapai
kembangan
yang
layanan
tujuan
per-
ditetapkannya,
dukungan kepada
kelompok atau klasikal. Komponen
manajemen
program dukungan sistem mem-
kualitas
berikan
konseling.
kepada
staf
Bimbingan dan Konseling di dalam melaksanakan
tiga
komponen
bimbingan,
vokasional
sistem
dalam forum kegiatan bimbingan
bantuan
dengan
yang
upaya
ini
diarahkan
penataan
untuk
layanan
Jadi,
dan
sistem
meningkatkan bimbingan
dalam
implementasikan
dan
mengkomponen-
layanan di atas, dan kepada personil
komponen program Bimbingan dan
sekolah lainnya memberikan bantuan
Konseling Perkembangan (layanan
di dalam melaksanakan program-
dasar bimbingan, layanan reponsif,
program
layanan perencanaan individual, dan
sekolah.
pendidikan Terhadap
lainnya
di
layanan
bimbingan dan konseling, dukungan
dukungan menggunakan
sistem) strategi
tersebut, pelayanan
9
yang sesuai diantara berikut ini: (1) layanan
orientasi,
ini
bertujuan
layanan
untuk: (1) mengetahui kesulitan-
informasi, (3) layanan penempatan
kesulitan yang dialami oleh para
dan
Guru
penyaluran,
(2)
Penelitian
(4)
bimbingan
BK
dalam
melaksanakan
klasikal, (5) bimbingan kelompok,
model Bimbingan dan Konseling
(6)
Perkembangan,
konseling
individual,
(7)
(2)
mengetahui
konseling kelompok, (8) bimbingan
faktor-faktor yang melatar belakangi
teman sebaya, (9) kunjungan rumah,
timbulnya kesulitan tersebut, dan (3)
(10)
(11)
merumuskan alternatif pengatasan
(12)
yang sesuai agar para Guru BK
konferensi
kasus,
pengembangan instrumentasi, individual
media, (13)
atau
penilaian
kelompok,
(14)
nantinya
dapat
melaksanakannya
dengan baik.
kolaborasi guru, (15) kolaborasi orang tua, (16) kolaborasi ahli lain, (17) konsultasi, (18) akses informasi dan
teknologi,
manajemen,
(19) (20)
sistem evaluasi,
akuntabilitas, (21) pengembangan profesi;
menurut
kesesuaiannya
(Ditjen PMPTK Depdiknas, 2007). Dengan demikian, masalah dalam penelitian ini adalah: (1) kesulitan apa yang dialami oleh para Guru
BK
dalam
melaksanakan
model Bimbingan dan Konseling Perkembangan? (2) Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi kesulitan tersebut? (3) Alternatif pengatasan kesulitan
apa
dilakukan
agar
tersebut
dapat
dengan baik?
saja para
yang Guru
tepat BK
melaksanakannya
B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri dan Swasta di Kota Surakarta yang peneliti yakini telah mengimplementasikan Bimbingan
dan
model
Konseling
Per-
kembangan. Informasi ini diperolah dari Musyawarah Guru BK (MGBK) yang secara routin me-ngadakan pertemuan membahas hal-hal yang berhubungan dengan tugas mereka sebagai
Guru
Bimbingan
dan
Konseling (Konselor). Sebagai subyek penelitiannya adalah Guru-Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) di sekolahsekolah
tersebut
keseluruhan
yang
(populasi)
secara
berjumlah
100 orang , sedangkan yang djadikan
10
responden populasi orang.
adalah
sebagian
(sampel) Adapun
digunakan
dari
sebanyak sampling
adalah
31
Perkembangan maupun yang baru saja, dan lain-lain.
yang
Untuk mengumpulkan data
purposive
tersebut di atas dipergunakan teknik
sampling.
pengumpulan
Data
yang
dikumpulkan
interviu
kesulitan
pelengkapnya.
dialami
Guru
yang
disebut
angket sebagai teknik utamanya dan
dalam penelitian ini adalah kesulitanyang
data
sebagai
teknik
Angket
Bimbingan dan Konseling dalam
digunakan
melaksanakan model Bimbingan dan
terbuka-tertutup, yaitu bentuk angket
Konseling Perkembangan, terutama
yang susunannya di samping sudah
kesulitan
disediakan alternative - alternatif
dalam
meng-
adalah
yang
angket
implementasikan setiap komponen
jawabannya
programnya,
kesempatan kepada responden untuk
yakni
komponen
juga
jenis
memberi
program: layanan dasar bimbingan
memberikan
atau layanan kurikulum bimbingan,
berbeda dengan alternatif jawaban
layanan
layanan
yang telah disediakan. Ini semua
dan
dimaksudkan agar responden dapat
dukungan sistem serta faktor-faktor
lebih leluasa dalam memberikan
yang melatar belakangi timbulnya
jawaban sesuai dengan keadaan yang
kesulitan-kesulitan
tersebut.
sebenarnya, sesuai dengan alasan
Sedangkan sumber datanya adalah
yang senyatanya tanpa dibatasi oleh
dari Guru Bimbingan dan Konseling
alternatif jawaban yang disediakan.
(Konselor) itu sendiri dengan segala
Teknik interviu digunakan untuk
kondisinya,
seperti:
latar
mengkonfirmasi
belakang
pendidikannya
dari
dalam angket yang kurang jelas atau
responsif,
perencanaan
individual,
yang
bimbingan dan konseling maupun yang
bukan,
yang
jawaban
lain
yang
jawaban-jawaban
meragukan.
pengalaman
Data yang terkumpul dari
kerjanya sudah banyak maupun yang
penggunaan
belum banyak, yang sudah agak lama
dilengkapi dengan teknik interviu,
mengimplementasikan
dianalisis dengan perpaduan antara
Bimbingan
dan
model Konseling
teknik
teknik
analisis
angket
kuantitatif
yang
yakni
11
statistik-persentase
dengan
analisis
kualitatif.
penggunaan
teknik
teknik Dalam
analisis
ini,
Angket
yang
terdiri
atas
sejumlah pertanyaan tersebut untuk memperoleh
informasi
tentang
Pelaksanaan
Model
peneliti menghitung berapa banyak
“Kesulitan
jenis kesulitan yang sama dibagi
Bimbingan
dengan jumlah responden dikalikan
Perkembangan”
100 %, pada setiap
komponen
komponen program (1) Pelayanan
program BK Perkembangan. Atas
Dasar, (2) Pelayanan Responsif, (3)
dasar
Perencanaan
persentase
setiap
jenis
kesulitan, lalu disimpulkan jenis
dan yang
Konseling mencakup
Individual,
dan
(4)
Dukungan Sistem.
kesulitan yang paling banyak atau
Angket yang telah diisi oleh
kesulitan pada umumnya dan jenis
para responden dan dikirim kembali
kesulitan lainnya yang persentasenya
kepada peneliti menghasilkan data
di bawahnya.
berwujud jawaban responden tentang
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
ini digunakan teknik angket yang terdiri atas sejumlah pertanyaan yang dijawab
oleh
responden.
Responden penelitian ini
adalah
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor
Sekolah
Menengah
Pertama
Kota
Surakarta.
Berdasarkan
kesepakatan
dengan
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling
(MGBK)
Sekolah
Menengah Pertama Kota Surakarta angket dikirim kepada para guru dan kemudian
pelaksanaan
bimbingan
dan
konseling
model per-
kembangan, kususnya di Sekolah
Pengumpulan data penelitian
harus
kesulitan
dikembalikan
kepada
peneliti melalui Pengurus MGBK.
Menengah Pertama Kota Surakarta. Jumlah Angket yang dikirim kembali kepada peneliti sejumlah 31 buah dari sejumlah angket yang dikirim kepada responden. Bedasarkan sejumlah angket yang diterima kembali peneliti yang berisi jawaban responden, yaitu Guru Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama Kota Surakarta tentang kesulitan yang dialami dalam pelaksanaan model bimbingan dan konseling
perkembangan
untuk
setiap komponen program dapat dideskripsikan sebagai berikut: (1)
12
Komponen
Program
Pelayanan
kesulitan ada 23 responden atau
Dasar yang menyatakan mengalami
74%, dan yang blank atau tidak
kesulitan ada 13 dari 31 responden
memberi jawaban ada 3 responden
atau 42 %, yang menyatakan tidak
atau 10 %; dan (4) Komponen
mengalami kesulitan 18 dari 31
Program Dukungan Sistem yang
responden atau 58 %; (2) Komponen
menyatakan mengalami kesulitan ada
Program Pelayanan Responsif yang
19 dari 31 responden atau 61 %,
menyatakan mengalami kesulitan ada
yang menyatakan tidak mengalami
18 dari 31 responden atau 58 %,
kesulitan ada 11 responden atau 35
yang menyatakan tidak mengalami
%, dan yang tidak memberi jawaban
kesulitan 10 responden atau 32 %,
atau blank ada 1 responden atau 3 %.
dan yang blank atau tidak memberi
Rekapitulasi
data
jawaban
jawaban ada 3 responden atau 10 %;
pertanyaan angket dari responden
(3) Komponen Program Perencanaan
tentang
Individual
Model Bimbingan dan Konseling
yang
menyatakan
“Kesulitan
mengalami kesulitan ada 5 dari 31
Perkembangan”
responden
berikut:
menyatakan
atau
16
tidak
%,
yang
Pelaksanaan
adalah
sebagai
mengalami
Tabel 1: Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Kesulitan Pelaksanaan Model Bimbingan dan Konseling Perkembangan Jawaban
Ya
Tidak
Blank
1. Pelayanan Dasar
42 %
58 %
0%
2. Pelayanan Responsif
58 %
32 %
10 %
3. Perencanaan Individual
16%
74%
10%
4. Dukungan Sistem
61%
35%
3%
Komponen
Berdasarkan
jawaban
menunjukan bahwa secara umum
kesulitan
yang ditunjukkan oleh rata-ratanya,
pelaksanaan model bimbingan dan
yaitu terdapat 44.25 Guru BK SMP
konseling
kota
responden
data
tentang
perkembangan
tersebut
Surakarta
menyatakan
13
mengalami kesulitan, dan 49.75 %
bimbingan
menyatakan
kekurangan
tidak
mengalami
dan
konseling, waktu
(f)
dalam
kesulitan; sedang yang lain tidak
melaksanakan bimbingan masal atau
memberi jawaban.
“klasikal”,
Komponen
Program
Bim-
(g)
tidak
tersedianya
media bimbingan, (h) berbenturan
bingan dan Konseling Perkembangan
waktu
yang
pembelajaran dengan Guru Mata
paling
banyak
pelaksanaannya
kesulitan
pelaksanaan
para
Pelajaran, dan (i) belum adanya buku
Komponen
panduan baku layanan bimbingan
Program Dukungan Sistem, diikuti
dan konseling perkembangan, (2)
Pelayanan
Komponen
responden
menurut
dengan
adalah
Responsif,
Pelayanan
Dasar, dan paling kecil dinyatakan
Responsif
ada
dialami
kesulitan
pelaksanaan
yang
Program jenis
adalah:
Pelayanan
kesulitan (a)
yang
menetapkan
dialami responden adalah Komponen
model konseling yang tepat untuk
Program Perencanaan Individual.
dilaksanakan,
Adapun jenis Kesulitan dari setiap
Komponen
Bimbingan
dan
Perkembangan
dapat
sebagai
berikut:
Program
(1)
Pelayanan
(b)
melaksanakan
model konseling yang telah saya
Program
tetapkan, (c) saat diberikan layanan
Konseling
bimbingan aktif mengikuti, tetapi
dipaparkan
belum
Komponen
kehidupan
Dasar
jenis
dilaksanakan sehari-hari,
dalam dan
(d)
konsultasi dan kolaborasi dengan
kesulitan yang dialami adalah: (a)
orang
memilih strategi penyampaian materi
Komponen
bimbingan
tugas
Individual, jenis kesulitannya adalah:
perkembangan, (b) mencari waktu
(a) mendisain format Perencanaan
yang
Individual setiap siswa, (b) memilih
untuk
tepat
secara
untuk
terjadwal,
setiap
melaksanakan (c)
tua
tidak Program
lancar,
(3)
Perencanaan
meng-
strategi untuk melaksanakan, (c)
administrasikan layanan bimbingan
tidak tersedianya atau kekurangan
dan konseling, (d) kekurangan waktu
tempat/ruang
untuk
Komponen
melakukan
kegiatan
pelaksanaan, Program
(4)
dukungan
pemahaman individu, (e) membuat
Sistem, jenis kesulitan yang dialami
Laporan
adalah: (a) mewujudkan program
pelaksanaan
kegiatan
14
tersebut
secara
operasional,
konkrit
(b)
koordinasi
dan
melakukan
dengan
pihak-pihak
rumah kurang perhatian orang tua, (3)
Faktor
pelaksanaan
penyebab
kesulitan
Komponen
Program
terkait, (c) tidak ada fasilitas, (d)
Perencanaan Individual adalah: (a)
adanya komplain dari Guru Mata
tidak/kurang
Pelajaran kepada Guru BK, dan
layanan
Kesalahan paham pihak terkait.
siswa, (b) tidak/belum disediakan
Mengenai faktor penyebab kesulitan
Guru
Konseling
Bimbingan
melaksanakan
Bimbingan
dan
Perkembangan
dan Model
Konseling
untuk
setiap
memahami
konsep
Perencanaan
Lembar
Kerja
Individual
Siswa
(LKS)
Perencanaan Individual, (4) Faktor penyebab
kesulitan
Komponen Sistem
Program
adalah:
(a)
pelaksanaan Dukungan tidak/kurang
komponen program dinyatakan oleh
memahami
para responden sebagai berikut: (1)
Perencanaan Individual, (b) tidak
Faktor
kesulitan
berani mengajukan usul ke Kepala
Program
Sekolah
penyebab
pelaksanaan
Komponen
konsep
tentang
layanan
anggaran
BK,
Pelayanan Dasar adalah: (a) tidak/
pengembangan staf BK, penyediaan
belum tersedia materi bimbingan
fasilitas dll, (c) pendanaan dana
untuk setiap tugas perkembangan, (b)
operasional,
tidak tersedia waktu khusus untuk
memadai, (e) situasi dan kondisi
me-laksanakannya secara klasikal,
sekolah belum memungkinkan, (6)
(c)
Belum ada tindak lanjut dari pihak
tidak
ada
panduan
cara
mengadministrasikan yang benar, (d)
(d)
fasilitas
belum
sekolah.
materi menjadi monoton, dan (e)
Terkait dengan jenis dan
materi bimbingan “berat”, (2) Faktor
faktor kesulitan pelaksanaan setiap
penyebab
Komponen Program Bimbingan dan
kesulitan
Komponen
Program
pelaksanaan Pelayanan
Konseling
Perkembangan
yang
Responsif adalah: (a) tidak/kurang
dialami oleh para Guru BK SMP
memahami
layanan
Kota Surakarta, upaya yang telah
responsif, (b) kurang berpengalaman
dilakukan untuk mengatasi kesulitan
melaksanakan
sesuai
setiap Komponen Program adalah
prosedurnya, (c) kebiasaan siswa di
sebagai berikut: (1) Upaya mengatasi
konsep
konseling
15
kesulitan
Komponen
Pelayanan (a)
Program
Surakarta serta upaya yang dilakukan
adalah:
untuk mengatasi kesulitan tersebut
administrasi
nampaknya jenis kesulitan dalam
Dasar
mengupayakan
seminim
mungkiun
sesuai
pelaksanaan
Komponen
Program
kemampuan, dan (b) mencari materi
Pelayanan Dasar merupakan jenis
ke internet, bacaan, dan buku, (2)
pelayanan
Upaya
kesulitannya,
mengatasi
Komponen
kesulitan
Program
Responsif
Responsif
dan
(b) berusaha memberi layanan yang
Perencanaan Individual.
kesulitan
mengatasi
Komponen
Perencanaan
Program
Individual
adalah:
Komponen
internet,
program
mengatasi
kesulitan
Komponen
Program
Dukungan
Sistem
adalah:
(a)
Pelayanan
kemudian
kesulitannya,
Dasar
Upaya
Dukungan
baru
Bilamana diurutkan derajad
mencari tahu dari bacaan, buku dan (4)
dengan
Program
memahami model-model konseling,
Upaya
berusaha
jenis
disusul
kemudian
(3)
(a)
Komponen
banyak
Sistem,
positif,
adalah:
Pelayanan
yang
pelaksanaan Program
Pelayanan
merupakan yang
pelaksanaannya diikuti
komponen
jenis
kesulitan
paling
banyak,
dengan
pelaksanaan
memanfaatkan fasilitas yang telah
Komponen
ada, (b) bersama-sama dengan Guru
Sistem,
kemudian
Pelayanan
BK dan Guru-guru lain, (c) mencari
Responsif
dan
kemudian
info kesekolah lain, (d) mencari info
Perencanaan Individual.
ke
MGBK,
(e)
Usaha
secara
Program
Dukungan
baru
Mengenai faktor penyebab
kelompok Guru BK untuk memenuhi
kesulitan
kekurangan, (f) Usul kepada Kepala
Bimbingan
Sekolah untuk memenuhi fasilitas,
Perkembangan ternyata faktor-faktor
(g) berusaha menjelaskan kepada
yang terkait dengan pelaksanaan
pihak-pihak
Komponen
terkait
tentang
mekanisme layanan BK.
penyebab
kesulitan
dan
Program
Model Konseling
Dukungan
Sistem paling banyak macamnya,
Mencermati jenis kesulitan, faktor
pelaksanaan
yang
dialami oleh Guru BK SMP Kota
disusul dengan faktor-faktor yang terkait Komponen
dengan Program
pelaksanaan Pelayanan
16
Dasar,
kemudian
Responsif,
dan
Pelayanan
Dengan
demikian
maka
Model
Perencanaan
Bimbingan Konseling Perkembangan
Individual. Selanjutnya upaya yang
dapat terlaksana sesuai harapan,
telah dilakukan oleh oara Guru BK
paling tidak telah ada dukungan dari
SMP
untuk
masyarakat sekolah dengan Kepala
mengatasi kesulitan dengan faktor-
Sekolah sebagai penanggung jawab
faktor penyebabnya adalah upaya
pembinaan
mengatasi
gram
Kota
Surakarta
kesulitan
Komponen
pelaksanaan
Program
Dukungan
terselenggaranya
Pro-
Bimbingan dan Konseling
sesuai
ketentuan/peraturan
Sistem mendapat prioritas, disusul
berlaku.
dengan
kesulitan
Bimbingan dan Konseling pada jalur
Program
pendidikan formal telah memiliki
mengatasi
pelaksanaan
Komponen
Pelayanan
Dasar,
Responsif,
dan
Pelayanan
legalitas sebagai
kemudian
Sistem
baru
Perencanaan Individual. Terkait
Sebab
yang
bagaimanapun,
bagian integral
Pendidikan
Nasional
(Undang-undang Nomor 2 tahun upaya
1989, Bab I, pasal 1, ayat 1), dengan
dalam
petugas pelaksana bimbingan dan
hubungannnya dengan faktor-faktor
konseling sekolah telah ditetapkan
penyebabnya, para Guru BK SMP
sebagai profesi, yaitu konselor yang
Kota Surakarta cukup cerdik karena
sama
upaya
widyaiswara,
mengatasi
dengan kesulitan
yang
dilakukan
untuk
dengan
guru, pamong
dosen, belajar,
mengatasi kesulitan diprioritaskan
faslitator dan instruktur (Undang-
dalam hal pelaksanaan Komponen
undang Nomor 20 tahun 2003, bab 1,
Program
Sistem.
pasal 1, ayat 6), disusul dengan
Barangkali harapan mereka adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 74
bahwa
tahun 2008 yang menetapkan Guru
Dukungan
pengembangan
pro-
fesionalisme diri atau Guru BK perlu
Bimbingan
diupayakan mendapat dukungan dari
Konselor (Bab III, pasal 15 butir 3-f
sekolah
dengan
dan pasal 24 butir 7-g) sebagai
sebagai
penanggung
Kepala
Sekolah
jawab
dan
pembina Guru dalam pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.
pelaksana
dan
atau
Konseling
profesional
bingan dan konseling di sekolah.
atau
bim-
17
Berdasarkan
data
mengalami kesulitan pelaksanaan.
perbandingan
Dengan demikian dapat ditafsirkan
diantara sejumlah Guru Bimbingan
bahwa untuk pelaksanaan Model
dan Konseling Sekolah Menengah
Bimbingan
Pertama
dalam
Perkembangan perlu ada upaya lebih
melaksanakan Model Bimbingan dan
intensif dari pihak yang berwenang
Konseling Perkembangan berimbang
untuk
antara yang mengalami kesulitan dan
Guru Bimbingan dan Konseling
yang tidak mengalami kesulitan,
tentang
yaitu
Konseling
menunjukan
analisis
bahwa
Kota
Surakarta
44,25
%
menyatakan
dan
Konseling
meningkatkan
Model
pemahaman
Bimbingan
Perkembangan
dan
beserta
mengalami kesulitan dan 49,75 %
pembinaan pelaksanannya. Hal ini
ternyatakan
tidak
didasarkan kenyataan bahwa para
kesulitan;
walaupun
ada
secara
umum
kecenderungan
mengalami
Guru Bimbingan dan Konseling yang menyatakan
tidak
mengarah kepada tidak mengalami
kesulitan
kesulitan. Ini dapat ditafsirkan bahwa
menegaskan
para Guru Bimbingan dan Konseling
pendukungnya dan upaya yang telah
sebagian telah memahami Model
dilakukan sehingga mereka tidak
Bimbingan
mengalami
dan
Konseling
pada
mengalami
umumnya faktor
tidak apa
kesulitan
dalam
Perkembangan, sebagian yang lain
melaksanakan Model Bimbingan dan
belum
Konseling Perkembangan itu.
memahaminya,
dengan
kecenderungan lebih banyak yang
Ditilik
dari
komponen
telah memahami. Namun demikian
program bimbingan dan konseling
walaupun
perkembangan yang dialami banyak
ada
kecenderungan
sebagian besar Guru Bimbingan dan
kesulitan
dalam
Konseling telah memahami Model
adalah
komponen
Bimbingan
Konseling
Dukungan Sistem. Hal ini dapat
Perkembangan, dari responden yang
diartikan bahwa upaya peningkatan
menyatakan
pengembangan profesionalisme Guru
dan
tidak
mengalami
kesulitan dalam pelaksanaannya ada
Bimbingan
kecenderungan
mendukung
demikianpun
tidak yang
merata; menyatakan
dan
pelaksanaannya program
Konseling
pelaksanaan
yang secara
profesional program bimbingan dan
18
konseling belum terlaksana sesuai
kepada seluruh peserta didik melalui
harapan.
program
Hal
ini
berdampak
terbukti
pada
telah
kesulitan
penyiapan
terstruktur
secara
pengalaman klasikal
dan
pelaksanaan Model Bimbingan dan
kelompok disajikan secara sistematis
Konseling
dalam
komponen
program
mengembangkan
perilaku
berikutnya, yaitu komponen program
jangka panjang sesuai tahap dan
Pelayanan
ini
tugas perkembangan belum dapat
Guru
terlaksana sesuai harapan. Sehingga
Bimbingan dan Konseling dalam
tidak menutup kemungkinan bahwa
melaksanakan
yang
strategi layanannya tidak terlaksana
para
sebagiman mestinya.
memberi
Responsif. isyarat
langsung
Hal
bahwa
Pelayanan
dibutuhkan
oleh
peserta didik banyak mengalami kesulitan,
yang
tidak
Dilihat dari jenis kesulitan
menutup
yang dialami para Guru Bimbingan
kemungkinan secara umum bahwa
dan Konseling dalam melaksanakan
program Bimbingan dan Konseling
Model Bimbingan dan Konseling
untuk
memberi
Perkembangan
peserta
didik
bantuan yang
kepada
paling
banyak
menghadapi
dialami pada komponen program
kebutuhan dan memecahkan masalah
Pelayanan Dasar. Hal ini dapat
yang
diartikan bahwa dalam melaksanakan
memerlukan
pertolongan
dengan segera agar peserta didik
pelayanan
tidak terganggu pencapaian tugas-
Bimbingan dan Konseling banyak
tugas perkembangan tidak dapat
mengalami
terlaksana
dampaknya pada pelaksanaan jenis
secara
optimal.
dasar
Dampaknya pada peri laku pesetta
komponen
didik yang memerlukan penanganan
Responsif.
dengan segera tidak dapat terlayani.
memberikan
Dampak kesulitan selanjutnya pada
pelaksanaan
segera,
para
Guru
kesulitan
program Karena
yang
Pelayanan untuk
pertolongan
Guru
dapat dengan
Bimbingan
dan
komponen
Konseling memerlukan dukungan
program Pelayanan Dasar yang dapat
data, informasi yang cukup baik dari
diartikan bahwa untuk melaksanakan
peserta didiknya sendiri maupun dari
pelayanan
pihak lingkungan melalui strategi
hakekatnya
dasar sebagai
yang
pada
pelayanan
pengumpulan
data
dan
aplikasi
19
instrumentasi. Disamping itu dapat
program Pelayanan Dasar. Sehingga
ditafsirkan pula bahwa para Guru
apabila hal tersebut berlarut-larut
Bimbingan
tidak
dapat
dan
Konseling tidak
melaksanakan
ada
penanganan
strategi
pembinaan
pelayanan dasar yang diharapkan
berwenang,
tidak
menutup
dapat
kemungkinan
bahwa
program
membantu
peserta
mengembangkan
didik
perilaku
jangka
instansi
yang
bimbingan dan konseling di sekolah
panjang. Dampak selanjutnya ialah
tetap
bahwa
peserta
dari
melalui
stagnan
tidak
terlaksana
didik
tidak
sebagaiman
pelayanan
untuk
dampaknya pada perilaku peserta
mampu megembangkan diri yang
didik tidak terbina dan visi misi
mendasari pencapaian tugas-tugas
bimbingan
perkembangan. Pengembangan diri
terwujud. Hal ini disebabkan oleh
yang
karena para Guru Bimbingan dan
memperoleh
kemungkinan
tidak
dapat
mestinya;
dan
dan
konseling
terlayani adalah pengembangan self
Konseling
esteem,
mengembangkan
diri
peningkatan
profesionalisme.
motivasi
berprestasi,
keterampilan
pengambilan
keputusan, mecahkan hubungan
keterampilan masalah, antar
berkomuni-kasi, ragaman
me-
keterampilan
nampaknya para Guru Bimbingan
perilaku
dan Konseling tidak tinggal diam,
dan
artinya ada upaya yang dilakukan
faktor
Bimbingan
model
kembangan
Konseling
terbanyak
program
dalam rangka pelaksanaan model
penyebab
pada
faktor-faktor yang terkait dengan komponen
konseling tidak profesional.
ke-
dan
perkembangan
Akibatnya pelayanan bimbingan dan
penyadaran
pelaksanaan
Bimbingan
arah
Namun demikian disisi lain
Nampaknya hal tersebut ada
kesulitan
ke
atau
budaya,
dengan
mampu
pribadi
bertanggungjawab.
kaitan
tidak
tidak
dan
Konseling sesuai
Per-
dengan
harapan, utamanya harapan yang tersurat dan tersirat di dala visi dan misi bimbingan dan konseling.
Dukungan
Upaya-upaya tersebut yang
Sistem yang diikuti dengan faktor-
dominan adalah upaya terkait dengan
faktor yang terkait dengan komponen
kompenen
program
Dukungan
20
Sistem. Hal ini merupakan upaya
bilamana berhasul diharapkan dapat
yang strategis,
berdampak
maksudnya
ialah
bahwa dengan dukungan sistem yang
pada
pelaksanaan
komponen program yang lain.
merupakan komponen pelayanan dan
Upaya
lain
dari
Guru
kegiatan manajemen, tata kerja, infra
Bimbingan dan Konseling yang telah
struktur,
dilakukan
dan
kemampuan secara
pengembangan
profesional
adalah
komponen
program
Rsponsif, yaitu adanya upaya untuk
pelayanan bimbingan dan konseling
memahami
diharapkan
model-model
terlaksana
program
dengan
konselor
berkelanjutan,
dapat
terkait
dan
Pelayanan
melaksanakan
konseling
sesuai
sebagaimana mestinya. Hal ini dapat
dengan prosedur yang benar. Hal ini
ditafsirkan
Guru
berarti bahwa Guru Bimbingan dan
Bimbingan dan Konseling menyadari
Konseling berusaha meningkatkan
sepenuhnya
profesionalismenya
tidaknya
bahwa
para
bahwa
dapat
program
atau
pelayanan
memberikan
agar
dapat
pelayanan
dan
bimbingan dan konseling di sekolah
melaksanaka program bimbingan dan
sesuai dengan visi misi bimbingan
koseling secara profesional. Hal ini
dan konseling memerlukan dukungan
pula memerlukan dukungan dari
dari masyarakat sekolah, kususnya
manajemen kepala sekolah, sehingga
manajemen
sekolah,
para Guru Bimbingan dan Konseling
disamping juga atas keprofesioalan
dalam usaha untuk meningkatkan
Guru Bimbingan dan Konseling di
dan mengembangkan diri menuju ke
sisi
Guru
arah peningkatan keprofesionalannya
Konseling
mendapat perhatian dan dukungan
lain.
kepala
Keprofesionalan
Bimbingan
dan
peningkatannya juga tergantung dari
dari
manajemen
manajemen kepala sekolah .
disamping
kepala atas
sekolah,
aktifitas
karena
itu
upaya
komponen
atas
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Guru
Bimbingan dan Konseling terkait dengan
sekolah
Guru
Bmbingan dan Konseling sendiri. Oleh
masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian
program
yang teruraikan pada Hasil Penelitian
Dukungan Sistem yang dilaksanakan
dan Pembahasan dapat disimpulkan
21
bahwa: (1) Guru Bimbingan dan
Perencanaan Individual. Upaya yang
Konseling
dilakukan oleh Guru Bimbingan dan
Pertama
Sekolah Kota
Menengah telah
Konseling untuk mengatasi kesulitan
melaksanakan Model Bimbingan dan
tersebut secara strategis pada upaya
Konseling
yang
kondisi
Surakarta
Perkembangan yang
dengan
masih
terdapat
terkait
program
dengan
komponen
Dukungan
Sistem,
kesulitan dalam pelaksanaannya, (2)
kemudian diikuti dengan Pelayanan
secara umum terdapat keseimbangan
Dasar,
diantara
Perencanaan Individual.
Guru
Bimbingan
dan
Pelayanan
esponsif,
dan
Konseling yang mengalami kesulitan
Berdasarkan atas kesimpulan
dan yang tidak mengalami kesulitan
hasil penelitian dapat diajukan saran
dalam
sebagai
pelaksanaan
Bimbingan
Model
dan
berikut:
(1)
model
Kondeling
Bimbingan dan Komseling perlu
Perkembangan, (3) kesulitan yang
terus ditingkatkan pelaksanaannya,
dialami oleh para Guru Bimbingan
karena Bimbingan dan Konseling
dan Konseling dalam melaksanakan
Perkembangan
Model Bimbingan dan Konseling
merupakan Model Bimbingan dan
Perkembangan
pada
Konseling yang diharapkan oleh
Pelayanan
Sistem Pendidikan Nasional, (2)
komponen Dasar,
terbanyak
program
kemudian diikuti
Dukungan
Sistem,
Responsif
dan
dasarnya
dengan
Guru Bimbingan dan Konseling
Pelayanan
perlu memahami konsep bimbingan
Perencanaan
dan konseling perkembangan secara
Individual.
mendalam
Faktor
pada
penyebab
dan
aplikasinya,
kesulitan
manajemen
pelaksanaan Model Bimbingan dan
diupayakan
Konseling
yang
pelaksa-naan Model Bimbingan dan
dialami oleh Gufu Bimbingan dan
Konseling Perkembangan, mengingat
Konseling adalah faktor-faktor yang
bahwa model inilah yang sesuai
terkait
dengan misi pendidikan nasional
Perkembangan
dengan
pelaksanaan
Kepala
(3)
untuk
dan
Sekolah mendukung
komponen Dasar Dukungan Sistem,
Indonesia,
Bimbingan
diikuti dengan Pelayanan Dasar,
Konseling merupakan bagian integral
Pelayanan Responsif, dan terakhir
sistem
pendidikan
nasional,
dan
(4)
22
Kementerian
Pendidikan
sampai
bidang
keahlian
bimbingan
dan
dengan Dinas Pendidikan tingkat
konseling dalam hal ini Program
propinsi dan kabupaten serta UPTD
Studi Bimbingan dan Konseling
Pendidikan tingkat kecamatan perlu
perlu memberikan bantuan kepada
dan wajib memberikan pembinaan
para Guru Bimbingan dan Konseling
secara kontinyu dan dukungan atas
untuk meningkatkan profesionalisme
terlaksananya
dan
Guru Bimbingan dan Konseling,
pendidikan
kususnya membantu meningkatkan
formal, kususnya Model Bimbingan
pemahaman konsep Bimbingan dan
dan Konseling Perkembangan, (5)
Konseling
Perguruan Tinggi yang membina
aplikasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Muro, James J & Kottman, Terry. (1985). Guidance and Counseling in the Elementary and Middle Schools, A Practical Approach.Wisconsin: Wm.C. Brown Communication, Inc.
bimbingan
konseling pada jalur
Blocher, Donald H. (1974). Development Counseling. Second Edition. New York: John Wiley & Sons. Havighrust, Robert J. (1953). Human Development and Educational. New York: David McGrawHill, Inc Hurlock, Elizabeth B. (1980). Developmental Psychology, A Life- Span Approach. New York: McGraw-Hill, Inc.
Perkembangan
dan
Sutrisno Hadi. (1981). Statistik Jilid II. Yogyakarta: Yayasan Fakultas Psikologi UGM Syamsu Yusuf LN dan Juntika Nurihsan. (2003). Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Berbasis Perkembangan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.