ANALISIS PENGARUH ASSET, PROFIT MARGIN, RASIO SOLVABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN ASURANSI (Studi Kasus Pada Perusahaan Asuransi di Indonesia yang terdapat pada Majalah Info Bank Tahun 2012) Oleh : Budi Gautama Siregar Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Padangsidimpuan email :
[email protected] Abstract This research is done to test variable Assets's (AS), Profit is Margin (PM), Solvency ratio (RS), Liquidity (LK) to financial Performance (KK) insurance company. Data that is utilized is secondary data which is insurance company finance data that published by Bank Info on year 2012. analisis's tech that is utilized is analisis double regression and menggnunakan's hypothesis quiz tests t partially, quiz f simultan's ala with of significance's level 5 % and determinant coefficient quiz. Analysis's result data that is done by using SPSS.20 was gotten to usufruct that Assets (AS), Profit is Margin (PM), Liquidity (LK) don't have influence that signifikan to financial Performance (KK) insurance company whereas Solvency Ratio (RS) having influence that signifikan to financial performance. While ability predicts of variable fourth that independent to financial performance as big as 50. 6 % , meanwhile its rest 49.4 % worded by variable is other variable that doesn't be worded deep model observational it. Kata Kunci : Assets, Profit Margin, Rasio Solvabilitas, Likuiditas dan Kinerja LATAR BELAKANG MASALAH Derasnya arus globalisasi menyebabkan pengaruh lingkungan usaha di tempat perusahaan menjadi semakin luas dan kompleks. Segala jenis perubahan yang berkembang di Indonesia akan lebih menghadapi banyak tantangan dari perusahaan sejenis yang bermunculan baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Hal ini mengakibatkan persaingan yang semakin ketat dan tajam. Untuk menjadi unggul dalam persaingan, perusahaan asuransi harus memiliki manajemen yang baik sehinggatujuan utama asuransi tercapai yaitu mencapai laba yang maksimal secara efektif, efisien dan ekonomis.
Penulis memperoleh Gelar Magister pada Program Pascasarjana Universitas Pancasila Jakarta
59
60 Tazkir Vol. 9 No. 1 Januari-Juni 2014 Dalam kancah persaingan bisnis yang semakin ketat dan kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh asuransi menjadi semakin kompleks. Tantangan yang dihadapi tidak hanya berasal dari dalam asuransi seperti tantangan sumber daya manusia, terbatasnya modal dan menurunnya produktivitas, tetapi juga tantangan berasal dari luar perusahaan misalnya semakin tingginya tuntutan dari pelanggan, adanya restriksi dan tekanan dari pemerintah serta perkembangan teknologi yang semakin dramatis. Dengan adanya tantangan tersebut perusahaan dituntut untuk lebih menajamkan arah dan strategi secara interagtif sehingga visi dan misi asuransi dapat tercapai.Salah satu strategi yang harus ditingkatkan asuransi adalah kinerja keuangannya. Kinerja keuangan suatu perusahaan asuransi dapat diartikan sebagai prospek, pertumbuhan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada.1 Sedangkan laporan keuangan yang telah dianalisis akan sangat diperlukan pimpinan untuk dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan lebih lanjut untuk masa mendatang. Evaluasi kineraja keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis laporan keuangan. Dimana analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis rasio seperti rasio solvabilitas, likuiditas, profit margin, return on assets, dll.2 Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti dengan judul : “ANALISIS PENGARUH ASSET, POFIT MARGIN, RASIO SOLVABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI (Studi Kasus Pada Perusahaan Asuransi di Indonesia yang terdapat pada Majalah Info Bank Tahun 2012)”. TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teoritis a. Asset Menurut Haryono asset adalah semua hak milik (kekayaan) perusahaan, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang3. Pada umumnya harta dapat dibagi menjadi 5 golongan: 1) Harta Lancar (Current Assets), yaitu uang tunai dan harta lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam jangka waktu 1 tahun atau kurang, melalui operasi normal perusahaan. Yang termasuk golongan ini antara lain : - Kas (Cash), yaitu semua uang tunai dan surat berharga yang berfungsi sebagai uang tunai. 1 Sartono Agus, Manajemen Keuangan Edisi 4, (BPFE : Yogyakarta, 2010), hlm. 12 2 Sofyan Safri,
Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta) hlm. 54
3Haryono Jusup. Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi Keenam (Yogyakarta: STIE YKPN, 2005), hlm. 13
Analisis Pengaruh Asset, Profit Margin...Budi Gautama Siregar 61
- Efek (Surat Berharga), yaitu surat berharga berupa saham atau obligasi yang dapat diperjualbelikan melalui bursa. - Piutang (Account Receivable), yaitu tagihan kepada pihak lain tanpa perjanjian tertulis yang pelunasannya terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun. - Wesel Tagih (Notes Receivable), yaitu tagihan kepada pihak lain dengan perjanjian tertulis yang pelunasannya terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun. - Perlengkapan (supplies), barang habis pakai yang digunakan untuk kegiatan perusahaan dalam jangka waktu dibawah satu tahun. - Beban Dibayar Di muka, yaitu beban yang telah dikeluarkan tetapi belum menerima manfaatnya atau belum menjadi kewajiban. Contoh: sewa dibayar di muka, bunga dibayar di muka. - Pendapatan yang Akan Diterima, yaitu pendapatan atas pekerjaan yang telah diselesaikan, tetapi belum menerima pembayarannya. - Persediaan, yaitu barang siap untuk dijual. 2) Investasi Jangka Panjang(Long Term Investment),yaitu investasi yang dimaksudkan untuk menguasai perusahaan atau memperoleh penghasilan tetap. Termasuk didalamnya antara lain: penanaman modal dalam saham dan penanaman modal dalam obligasi. 3) Harta Tetap (Fixed Assets), adalah harta berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau yang bukan merupakan barang dagangan yang akan dijual. Yang termasuk dalam golongan ini antara lain: kendaraan, peralatan kantor, mesin-mesin, gedung dan tanah. Harta tetap dalam penggunaannya secara bertahap akan menyusut atau berkurang nilai kegunaannya kecuali tanah4. 4) Harta Tak Berwujud, yaitu harta yang berupa hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan. Harta ini antara lain: - Hak Patent, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah melalui Direktorat Patent kepada seseorang atau badan untuk penemuan baru. Contoh penemuan produk formula. - Hak Cipta, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang atau badan untuk memperbanyak dan menjual hasil karya seni atau karya intelektual. Contoh menulis buku, mencipta lagu. - Hak Merk, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang atau badan untuk menggunakan cap, nama, logo, lambang, atau merk usaha.
4Lili M. Sadeli, Dasar-Dasar Akuntansi, (Gradfindo; Jakarta, 2006) hlm. 9
62 Tazkir Vol. 9 No. 1 Januari-Juni 2014 - Franchise, adalah hak tunggal atau istimewa yang diperoleh suatu perusahaan dari pemerintah, orang, atau perusahaan lain. Contoh: Franchise dari Kentucky Fried Chicken. - Goodwill, adalah suatu nilai lebih yang dimiliki oleh suatu perusahaan karena adanya keistimewaan tertentu, misalnya karena letak strategis, merk terkenal, personalia yang profesional, pelayanan yang memuaskan, dll. Harta lain-lain, yaitu yang tidak dapat dikelompokan pada kriteria diatas. Misalnya mesin yang tak terpakai, tanah yang tidak dijadikan tempat usaha. b. Profit Margin Menurut Robert, Profit Margin adalah rasio yang menunjukkan antara laba bersih setelah pajak atau net income terhadap total penjualan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersih terhadap total penjualan yang dicapai.5 Selanjutnya Agus Sartono mengatakan bahwa net profit margin merupakan rasio antara earning after tax dengan penjualan, yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.Rasio juga dibandingkan dengan rata-rata industry.6 Semakin tinggi net profit margin maka akan semakin baik operasi suatu perusahaan karena menampakkan keberhasilannya dalam meningkatkan penjualannya. Dengan meningkatnya net profit margin akan menunjukkan bahwa semakin baik kinerja perusahaan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan meningkat pula, sehingga hubungan antara net profit margin dengan kinerja keuangan adalah positif. Nilai net profit margin yang semakin tinggi maka akan semakin efisien biaya yang dikeluarkan yang berarti semakin besar tingkat kembalinya keuntungan bersih. c. Solvabilitas Menurut Bambang Riyanto mengatakan bahwa solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansiilnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuiditasi, dalam arti yang lain apabila suatu perusahaan tersebut dilikuidasi apakah kekayaan yang dimiliki perusahaan tersebut cukup untuk membayar semua utang-utangnya.7 Dengan demikian pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utangnya baik yang jangka pendek maupun jangka panjang.Suatu perusahaan yang solvable berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua utangnya tetapi tidak dengan sendirinya berarti
5 Robert, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, (Mediasoft Indonesia ; Jakarta, 1997), hlm. 29 6Sartono Agus, Manajemen Keuangan, (Edisi Empat; Yogyakarta, 2000) hlm. 61 7 Bambang, Dasar Pembelanjaan Perusahaan, (BPFE; Yogyakarta, 1995), hlm. 32
Analisis Pengaruh Asset, Profit Margin...Budi Gautama Siregar 63
perusahaan tersebut likuid.Sebaliknya perusahaan yang insolvable tidak dengan sendirinya berarti bahwa perusahaan tersebut juga likuid. Baik perusahaan yang insolvable maupun yang illikuid, kedua-duanya pada suatu waktu akan menghadapi kesukaran finansiil yaitu pada waktu tiba saatnya untuk memenuhi kewajibannya.8 Solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah asset disatu pihak dengan jumlah utang (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dilain pihak. Cara lain dapat digunakan untuk mengukur solvabilitas ialah dengan membandingkan modal sendiri yang ini merupakan kelebihan nilai (excess value) dari aktiva diatas utang di satu pihak dengan utang di pihak lain. d. Likuiditas Likiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenui.Jumlah alat-alat pembayaran (alatalat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi, atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai kekuatan membayar.9 Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid dan sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekuatan membayar adalah illikuid.Apabila kekuatan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban kepada pihak luar perusahaan maka dinamakan dengan likuiditas badan usaha. Dengan demikian likuiditas badan usaha berarti kemampuan perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban finansiilnya pada saat ditagih. Apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban finansiil untuk menyelenggarakan proses produksi maka dinamakan likuiditas perusahaan. e. Pengertian Kinerja Keuangan Analisa laporan keuangan yang dikemukakan oleh Van Horne mengatakan bahwa analisis laporan keuangan yang berbeda tergantung dari kepentingan atau tujuan analisa yang selalu melibatkan penggunaan berbagai laporan keuangan terutama neraca dan laporan laba-
8Zaki Baridwan. Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan. (Yogyakarta ; BPFE, 2004) 9
hal. 40
Sawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, (Penerbit BPFE ; Yogyakarta, 2001),
64 Tazkir Vol. 9 No. 1 Januari-Juni 2014 rugi.10Neraca berisikan ringkasan aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada titik waktu tertentu, sedangkan laporan laba rugi berisikan ringkasan pendapatan dan bunga perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.Baik hanya untuk mengetahui profitabilitas suatu perusahaan.Profit suatu perusahaan dapat dilihat melalui jumlah laba perusahaan tersebut dan dikaitkan dengan aktiva yang digunakan dalam bisnis. Setiap perusahaan yang go public harus melaporkan kegiatan keuangannya. Menurut Riyanto mengatakan bahwa laporan keuangan adalah menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.11 Sedangkan menurut Martono dan Agus menyatakan bahwa laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.12 Menurut Abdul Halim terdapat beberapa cara yang dapat digunakan
untuk
menganalisis laporan keuangan perusahaan tetapi analisis rasio merupakan hal yang sangat umum digunakan, yang menghubungkan dua data keuangan (neraca atau laporan laba rugi), baik secara individu atau kombinasi dari keduanya dengan cara membagi satu data dengan yang lainnya.13 Selanjutnya Abdul halim mengemukakan bahwa jenis-jenis rasio keuangan utama yang umumnya digunakan untuk melakukan analisis adalah Rasio untuk mengukur kinerja manajemen, efisiensi operasi manajemen, kebijakan keuangan perusahaan.14 Menurut Mamduh Hanafi menyebutkan bahwa analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan.15 Berdasarkan sumber analisis maka rasio keuangan dapat dibedakan menjadi : a. Perbandingan internal (internal comparation), yaitu membandingkan rasio pada saat itu dengan rasio masa lalu dan masa yang akan datang dalam perusahaan yang sama; b.Perbandingan eksternal (eksternal comparation), yaitu membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan-perusahaan sejenis dengan rata-rata industry pada waktu yang sama. Kinerja keuangan dapat dirumuskan sebagai perbanding-an antara nilai yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan menggunakan assetnya yang produktif dan nilai yang diharapkan dari pemilik asset tersebut.Untuk menilai kinerja perusahaan perlu dikaitkan dengan kinerja keuangan kualitatif dan ekonomi. Analisis kinerja keuangan didasarkan pada data
10 Van Horn, Financial Management and Policy, Edisi 10 (New York; Prentice Hall, 1995) 11 Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan, (BPFE; Yogyakarta, 1996), hlm. 53 12Martono, Agus, Manajemen Keuangan, (Ekonisia; Yogyakarta, 2008), hlm. 43 13 Halim, Manajemen Keuangan Bisnis, (Ghalia Indonesia; Bogor, 2007) 14 Ibid, 2007 15Mamduh M. Hanafi. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua. UPP AMP YKPN; Yogyakarta, 2005)
Analisis Pengaruh Asset, Profit Margin...Budi Gautama Siregar 65
keuangan yang dipublikasikan seperti tercermin dalam laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip yang lazim digunakan. 2. Kerangka berpikir Variabel penelitian ini terdiri dari varibel dependen (kinerja keuangan) dan variable independen yaitu asset (AS), profit margin (PM), Rasio solvabilitas (RS), likuiditas (LK). Berdasarkan landasan teori, berikut ini penulis sajikan kerangka pemikiran yang dituangkan dalam model penelitian sebagai berikut : Assets (AS) Profit Margin (PM)
Kinerja Keuangan (KK)
Rasio Solvabilitas (RS) Likuiditas (LK)
3. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Terdapat pengaruh yang signifikan asset terhadap kinerja keuangan perusahaan b. Terdapat pengaruh yang signifikan profit margin terhadap kinerja keuangan perusahaan c.
Terdapat pengaruh yang signifikan rasio solvabilitas terhadap kinerja keuangan perusahaan
d. Terdapat pengaruh yang signifikan Likuiditas terhadap kinerja keuangan perusahaan e. Assets, Profit margin, rasio solvabilitas, likuiditas secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan. METODE PENELITIAN 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan asuransi yang terdapat pada majalah info bank tahun 2012. 2. Metode Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan menggunakan metode studi pustaka.Metode studi pustaka yaitu metode yang digunakan dengan memahami literature yang membuat pembahasan yang berkaitan dengan melakukan klasifikasi dan kategori bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian dengan mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan.
66 Tazkir Vol. 9 No. 1 Januari-Juni 2014 Sesuai dengan data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka pengumpulan data dalam penelitian adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi yang didasarkan pada laporan keuangan perusahaan asuransi pada tahun 2012 yang dipublikasikan oleh majalah Info Bank 2012.Selanjutnya untuk mengolah data dalam penelitian ini digunakan dengan bantuan SPSS 20. 3. Jenis Variabel Adapun jenis variable dalam penelitian ini adalah : a. Variable independen terdiri dari : - Assets (AS) - Profit Margin (PM) - Rasio Solvabilitas (RS) - Likuiditas (LK) b. Variabel dependen ; kinerja keuangan perusahaan asuransi. 4. Definisi Operasional Adapun defenisi operasional dari variable penelitian ini adalah : a. Assets adalah semua hak milik (kekayaan) perusahaan, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang. b. Profit Margin adalah rasio yang menunjukkan antara laba bersih setelah pajak atau net income terhadap total penjualan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersih terhadap total penjualan yang dicapai. c. Rasio Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansiilnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuiditasi. d. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk dapat
menyediakan alat-alat likuid
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban finansiilnya pada saat ditagih. e. Kinerja Keuangan adalah perbandingan antara nilai yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan menggunakan assetnya yang produktif dan nilai yang diharapkan dari pemilik asset tersebut. 5. Metode Analisis Data Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. First order test, terdiri dari : - Uji t; Dalam uji t digunakan ketentuan sebagai berikut: apabila nilai sig < 0.05 Ha diterima, dan apabila nilai sig > 0.05 H0 diterima. - Uji F b. Second order test, terdiri dari ;
Analisis Pengaruh Asset, Profit Margin...Budi Gautama Siregar 67
1) Uji Multicollinearity Digunakan untuk melihat korelasi antara variable-variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya. Uji multicollinearity yang digunakan adalah dengan cara VIF, dengan ketentuan sebagai berikut : Nilai Sig < 0.05 Ha diterima, Nilai Sig > 0.05 H0 diterima 2) Uji Heterokendastisita; Uji heterokendastisita bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan yang lain tetap maka disebut dengan homokendastisita dan jika berbeda disebut heterokendastisita. Model yang baik adalah model yang homokendastisita atau tidak terjadi heterokendastisita. Pengujian heterokdastisita yang dilakukan dengan menggunakan uji range spearman, adapun ketentuannya adalah : H0 = Nilai sig > 0.05, Tidak bergejala dan Ha = Nilai sig < 0.05, bergejala 3) Uji Autokorelasi; Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam model tersebut ada korelasi antara kesalahan penggunaan pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk menguji keberadaan autokorelasi digunakan uji statistic Durbin-Watson, dengan ketentuan sebagai berikut : H0 diterima apabila ; du < DWh< 4-du Ha diterima apabila ; DWh> 4 – dl DWh < dl Tidak ada keputusan,: dl
adalah Kinerja Keuangan Asuransi αadalah Konstanta β1, β2, β3,β4 adalahKoefisien regresi
68 Tazkir Vol. 9 No. 1 Januari-Juni 2014
1.1. Uji t Selanjutnya berdasarkan pengolahan data melalui SPSS.20 diperoleh hasil : Tabel 1. Correlation Model Koefisien t sig (Constant) 76.194 .000 Assets .040 .504 Profit Margin -.023 .805 Rasio Solvabilitas -.379 .035 Likuiditas 3.120 .628 F sig .254 R .056 Sumber : Lampiran Data SPSS 4,5,6
Ket.
Berdasarkan table diatas maka dapat ditentukan persamaan regresinya, yaitu : KK =76.194 + 0.040AS-0.023PM-0.379RS+3.120LK Persamaan diatas, dapat diartikan sebagai berikut : 1. Konstanta Jika asset, Profit Margin, Rasio Solvabilitas, Likuiditas memiliki nilai 0 maka nilai Kinerja Keuangannya sebesar 76,194 2. Asset (XS) dengan Kinerja Keuangan (KK) Nilai koefisien asset (AS) sebesar 0.040, (assets mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan), artinya setiap kenaikan asset satu satuan maka kinerja keuangan akan naik sebesar 0.040 dengan asumsi variable lain tetap 3. Profit Margin (PM) dengan Kinerja Keuangan (KK) nilai koefisien sebesar -0.023. Profit Margin mempunyai pengaruh negative dan signifikan terhadap kinerja keuangan, artinya setiap kenaikan profit margin satu satuan maka akan mengakibatkan turunnya kinerja keuangan sebesar 0.023 dengan asumsi variable lain tetap. 4. Rasio Solvabilitas (RS) dengan Kinerja keuangan (KK) nilai koefisien sebesar -0.379 Rasio solvabilitas
mempunyai pengaruh negative dan signifikan terhadap kinerja
keuangan, artinya setiap kenaikan rasio solvabilitas satu satuan maka akan mengakibatkan turunnya kinerja keuangan sebesar 0.379 dengan asumsi variable lain tetap. 5. Likuiditas (LK) dengan Kinerja keuangan (KK) nilai koefisien sebesar 3.120
Analisis Pengaruh Asset, Profit Margin...Budi Gautama Siregar 69
Likuiditas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, artinya setiap kenaikan likuiditas satu satuan maka akan mengakibatkan naiknya kinerja keuangan sebesar 3.120 dengan asumsi variable lain tetap. Berdasarkan ketentuan uji t yaitu ; apabila nilai sig < 0.05 Ha diterima dan apabila nilai sig > 0.05 H0 diterima, maka dapat disimpulkan dengan melihat table 1 diatas, bahwa : 1. Asset (AS) dengan Kinerja Keuangan (KK), 0.504> 0.05, artinya H0 diterima 2. Profit Margin (PM) dengan Kinerja Keuangan (KK), 0.805 > 0.05, artinya H0 diterima 3. Rasio Solvabilitas (RS) dengan Kinerja keuangan (KK), 0.035 > 0.05, artinya Ha diterima 4. Likuiditas (LK) dengan Kinerja keuangan (KK), 0.628 > 0.05, artinya H0 diterima 1.2. Uji F (Pengaruh Secara Simultan) Berdasarkan table 1 diatas, maka dapat diketahui bahwa Nilai Sig. 0.254> 0.05, artinya secara bersama-sama (simultan) asset (AS), Profit Margin (PM), rasio solvabilitas (RS) dan likuiditas (LK) berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (KK). 1.3. Uji R2 (Koefisien Determinasi) Dilihat dari table 1 diatas, nilai koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0.056 atau 50.6 %. Hal ini berarti 50.6 % variasi kinerja keuangan yang bias dijelaskan oleh variasi dari ke empat variable independen yaitu asset, profit margin, rasio solvabilitas, likuiditas. Sedangkan sisanya 49.4 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model regresi. 1.4. Second Order Test 1.4.1. Uji Multicollinearity Berdasarkan hasil pengolahan data melalui program SPSS.20, dapat diperoleh hasil seperti table dibawah ini : Tabel 2. Coffiecients Model Constanta Asset (AS) Profit Margin (PM) Rasio Solvabilitas (RS) Likuiditas (LK)
Tolerance
Collinearity Statistics VIF
.767 .873 .860 .751
a.Dependen Variabel: KK Sumber :Lampiran Data SPSS6 Uji Multicollinearity yang digunakan adalah dengan cara VIF dengan ketentuan :
1.304 1.145 1.162 1.332
70 Tazkir Vol. 9 No. 1 Januari-Juni 2014 Apabila koefisien > 5 maka bergejala, apabila koefisien < 5 maka tidak bergejala. Berdasarkan table 2 dan ketentuan diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa semua variable terbebas dari gejala multicollinearity. Hal ini dilihat dari nilai koefisiennya lebih kecil dari 5. 2. Heterokendastisita Pengujian heterokendastisita dilakukan melalui uji range spearman. Tabel 3. Correlation Variabel bebas r sig Asset (AS) -.018 .923 Profit Margin (PM) .061 .747 Rasio Solvabilitas (RS) -.058 .759 Likuiditas (LK) .048 .800 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber :Lampiran Data SPSS 12
Keterangan Homoskedastisitas Homoskedastisitas Homoskedastisitas Homoskedastisitas
Kriteria : H0 = Nilai sig > 0.05, Tidak bergejala Ha = Nilai sig < 0.05, bergejala Dari table dan kriteria diatas, maka dapat disimpulkan bahwa variable yang diuji tidak mengandung heterokendastisita, artinya tidak ada korelasi antara besarnya data sehingga apabila data diperbesar tidak akan menyebabkan kesalahan semakin besar pula. 3. Autokorelasi Pemeriksaan autokorelasi dilakukan dengan menggunakan metode Durbin-Watson : Tabel 4. Model Summary Model Durbin-Watson 1 .436 a. Predictors: (constant), Likuiditas, Total Asset, Rasio Pencapaian Solvabilitas, Modal disetor b. Dependent Variabel: Kinerja Keuangan Sumber :Lampiran Data SPSS 4 Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah : H0 diterima apabila ; du < DWh< 4-du Ha diterima apabila ; DWh> 4 – dl DWh < dl Tidak ada keputusan, jika : dl
Analisis Pengaruh Asset, Profit Margin...Budi Gautama Siregar 71
N
: 30
DWh
: 0.436
Variabel Independen dL dU
:4 : 1,14 : 1,74
H0 diterima Ha
Tidak ada
Diterima
Keputusan
Tidak ada
Ha
Keputusan Diterima
0.436 dl du24-dU 4-dL (1.14) (1.74) 4-1.74=4-1.14= (2.26) (2.86) Berdasarkan kriteria diatas, maka dapat dilihat bahwa nilai DWh (0.436) < dl (1.28), sehingga posisinya berada di daerah Ha diterima. 2. Pembahasan Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan asset terhadap kinerja keuangan perusahaan; Hipotesis tersebut tidak dapat diterima kebenarannya, dari perhitungan t uji parsial diperoleh nilai t signifikasinya 0.504 yang mana lebih besar dari 5 % atau 0.05.berarti tidak terdapat pengaruh signifikan asset terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi. Setiap asset yang ditanamkan perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap upaya peningkatan kinerja keuangannya. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan profit margin terhadap kinerja keuangan perusahaan Hipotesis tersebut tidak dapat diterima kebenarannya, dari perhitungan t uji parsial diperoleh nilai t signifikasinya 0.805 yang mana lebih besar dari 5 % atau 0.05.berarti tidak terdapat pengaruh signifikan profit margin terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan rasio solvabilitas terhadap kinerja keuangan perusahaan Hipotesis tersebut dapat diterima kebenarannya, dari perhitungan t uji parsial diperoleh nilai t signifikasinya 0.035 yang mana lebih besar dari 5 % atau 0.05.berarti terdapat pengaruh signifikan rasio solvabilitas terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi. Setiap perusahaan mengalami kenaikan rasio solvabilitas maka akan mengakibatkan meningkatnyua kinerja keuangan perusahaan tersebut. 4. Terdapat pengaruh yang signifikan Likuiditas terhadap kinerja keuangan perusahaan
72 Tazkir Vol. 9 No. 1 Januari-Juni 2014 Hipotesis tersebut tidak dapat diterima kebenarannya, dari perhitungan t uji parsial diperoleh nilai t signifikasinya 0.628 yang mana lebih besar dari 5 % atau 0.05.berarti tidak terdapat pengaruh signifikan likuiditas terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi. PENUTUP Berdasarkan analisis data dan pembahasan serta dari hipotesis yang telah disusun dan diuji pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan pengaruh dari variable-variabel independen (asset, profit margin, rasio solvabilitas dan likuiditas) terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi adalah sebagai berikut: 1.
Bahwa asset perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan;
2. Bahwa profit margin tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan; 3. Bahwa rasio solvabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan; 4. Bahwa likuiditas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Analisis Pengaruh Asset, Profit Margin...Budi Gautama Siregar 73
DAFTAR PUSTAKA Bambang, Dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE; Yogyakarta, 1995 Haryono Jusup. Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi Keenam, Yogyakarta: STIE YKPN, 2005 Halim, Manajemen Keuangan Bisnis, Ghalia Indonesia; Bogor, 2007 Lili M. Sadeli, Dasar-Dasar Akuntansi, Gradfindo; Jakarta, 2006 Martono, Agus, Manajemen Keuangan, Ekonisia; Yogyakarta, 2008 Mamduh M. Hanafi. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua. UPP AMP YKPN; Yogyakarta, 2005 Robert, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia ; Jakarta, 1997 Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan, BPFE; Yogyakarta, 1996 Sartono Agus, Manajemen Keuangan Edisi 4, BPFE : Yogyakarta, 2010 Sofyan Safri, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta Sartono Agus, Manajemen Keuangan, Edisi Empat; Yogyakarta, 2000 Sawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Penerbit BPFE ; Yogyakarta, 2001 Van Horn, Financial Management and Policy, Edisi 10, New York; Prentice Hall, 1995 Zaki Baridwan. Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan. Yogyakarta ; BPFE, 2004
74 Tazkir Vol. 9 No. 1 Januari-Juni 2014 CURICULUM VITAE Nama lengkap : Budi Gautama Siregar, SPd., MM Tempat Tanggal lahir : Padangsidimpuan, 20 Juli 1979 Pangkat : Penata (III/c). Jabatan : Lektor Alamat Rumah : Jl Pinayungan Gang Matahari Kelurahan Tanobato Telp. 081396024402 Mata Kuliah Wajib : Manajemen Keuangan Mata Kuliah yang Sering diasuh: 1. Pengantar Akuntansi Riwayat Pendidikan : 1. SDN 142436 Tanobato 2. SMP Negeri 4 Padangsidimpuan 3. SMK Kampus Padangsidimpuan 4. S-1: Jurusan Akuntansi UMTS Padangsidimpuan 5. S-2: Universitas Pancasila Jakarta