PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN RASIO PAJAK TERHADAP KINERJA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh: Benny Casanova, Marsellisa Nindito Fakultas Ekonomi – Universitas Negeri Jakarta Email :
[email protected]
ABSTRACT Benny Casanova, 2013; Influence of Tax-deferred interest earning assets and the ratio of Tax to the Financial Reports on the performance of the manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange. The purpose of this research is to provide empirical evidence about the influence of tax-deffered and tax ratio on firm’s financial report performance. Unit’s analysis of this research are several manufacturing companies which listed on Indonesia Stock Exchange. This research used purposive sampling as a technique of collecting data. The number of samples collected are 72 samples. The data were processed using SPSS program version 16. The result showed that partially tax-deffered assets has an impact on firm’s financial performance with t significance test value of 0,030 or <0,05 and tax ratio has an impact on firm’s financial performance too with t significance test value of 0,330 or <0,05. Beside, simultaneously, the impact of tax-deffered assets and tax ratio on firm’s financial performance that calculated with F significance test has a value of 0,024, or <0,05 which means tax-deffered assets and tax ratio variables are simutaneously has an impact on firm’s financial performance In this research, it was found that tax-deffered assets could affect firm’s financial performance. This is happened because the amount of an assets could affected firm’s financial performance. One the other hand, tax ratio had an impact on firm’s financial performance because of the negative position that obtained in this research showed that increasing on tax ratio could lower down firm’s financial performance Keywords : Tax-deffered assets, Tax Ratio, Firm’s financial performance
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
80
berbagai pihak, baik dalam maupun
PENDAHULUAN Gejolak ekonomi yang selalu mengalami
perubahan
luar perusahaan
untuk
mengambil
telah
keputusan yang sangat berpengaruh
mempengaruhi kegiatan dan kinerja
bagi kelangsungan hidup perusahaan.
perusahaan, baik perusahaan kecil
Laporan keuangan yang dihasilkan
maupun
perusahaan
besar.
perusahaan
Oleh
itu,
merupakan
salah
satu
memanfaatkan
informasi yang dapat digunakan dalam
sumber daya yang tersedia secara
menilai kinerja perusahaan. Laporan
efisien dan efektif sehingga lebih
keuangan menurut Pernyataan Standar
berguna dan dapat mempertahankan
Akuntansi Keuangan (PSAK, 2007)
atau meningkatkan kinerja perusahaan.
No.1
Kinerja perusahaan adalah pengukuran
keuangan
prestasi perusahaan yang ditimbulkan
komponen seperti: neraca, laporan
sebagai akibat dari proses pengambilan
laba-rugi, laporan perubahan ekuitas,
keputusan manajemen yang kompleks
laporan arus kas, dan catatan atas
dan
laporan keuangan.
sulit,
efektivitas
harus
karena
karena
menyangkut
pemanfaatan
tentang
penyajian
memiliki
laporan
komponen-
modal,
Laporan keuangan merupakan
efisiensi dan rentabilitas dari kegiatan
salah satu informasi yang paling dicari
perusahaan.
oleh calon investor sebagai tolak ukur
Laporan Keuangan merupakan
pertimbangan
dari
yang
keputusan untuk berinvestasi di pasar
disajikan dalam bentuk kuantitatif,
modal. Maka dari itu perusahaan yang
yang mana informasi-informasi yang
go
disajikan di dalamnya dapat membantu
menunjukkan prestasi yang baik. Rasio
hasil
proses
akuntansi
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
public
dalam
harus
pengambilan
benar
benar
81
keuangan merupakan salah satu tolak ukur dalam
tingkat
prestasi
baik
buruknya kinerja suatu perusahaan. Demikian halnya dengan aspek perpajakan
yang
diperhitungkan
juga
perlu
dalam
konteks
Tujuan utama investor/kreditor mengetahui resiko investasi adalah untuk
melihat
para
emiten/debitur
dapat melunasi kewajibannya atau tidak. Jika emiten tidak dapat melunasi kewajiban
mereka,
maka
dapat
pengambilan keputusan terkait prestasi
dikatakan bahwa resiko investasi yang
atau
dalam
dipegang oleh para investor/kreditor
menghasilkan laba. Seberapa besar
sangat besar. Untuk mengetahui semua
kewajiban perusahaan kepada negara
informasi tersebut, investor/kreditor
karena berkaitan dengan beban pajak
dapat melihat perbedaan pada Taxable
yang harus diperhitungkan untuk setiap
Income dan Book Income yang ada
pembuatan
pada
kegagalan
perusahaan
keputusan
keuangan
berpengaruh
terhadap
perusahaan Go Public yang menjadi
profitabilitas perusahaan di masa yang
calon debiturnya atau biasa disebut
akan datang, misalnya perusahaan
rasio pajak.
sehingga
dalam
hal
melakukan
atau
tidak
laporan
keuangan
Beberapa
peneliti
telah
melakukan investasi, menyewa atau
melakukan
membeli harta bergerak perusahaan
mengetahui
guna kegiatan operasionalnya dengan
antara aktiva pajak tangguhan dan
turut
besar
rasio pajak terhadap kinerja keuangan
kecilnya jumlah pajak yang harus
yang diukur oleh rasio keuangan,
disetorkan kepada negara.
diantaranya Plesko (2002) menyatakan
mempertimbangkan
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
penelitian
pada
apakah
ada
untuk pengaruh
82
bahwa pajak tangguhan memberikan
dipergunakan untuk memperoleh suatu
penilaian
hasil
yang
lebih
baik
dari
yang
positif”.
Kinerja
kebijakan manajemen karena pajak
didefinisikan
tangguhan secara umum memberikan
personel dalam mewujudkan sasaran
keleluasaan yang lebih terbatas di
strategik
bandingkan dengan aturan akuntansi.
keuangan,
Oleh
sebab
tangguhan
itu, kualitas
sebagai
juga
dalam
keberhasilan
empat
customer,
melalui
pajak
pembelajaran
laba
yang
(Mulyadi,
proses,
dan 2007,
perspektif: serta
pertumbuhan p.363).
Dari
dihasilkan dari laporan keuangan akan
pengertian tersebut maka dapat terlihat
lebih baik. Sementara itu Penman
bahwa kinerja perusahaan merupakan
(2001) juga menyatakan bahwa book-
hasil keputusan-keputusan manajemen
tax differences yang ditunjukkan dari
untuk mencapai suatu tujuan tertentu
pajak
secara efektif dan efisien. Untuk dapat
tangguhan
dapat
digunakan
sebagai diagnosa untuk mendeteksi
memperoleh
gambaran
tentang
adanya manipulasi pada biaya utama
perkembangan
kinerja
suatu perusahaan.
tersebut perlu mengadakan interpretasi
perusahaan
atau analisis terhadap data keuangan KAJIAN TEORI
dari perusahaan yang bersangkutan dan
Kinerja Keuangan
data keuangan itu akan tercermin di
Pengertian kinerja (performance)
dalam laporan keuangan.
menurut Drucker (2002, p.134) adalah
Laporan keuangan merupakan
Tingkat prestasi atau hasil nyata yang
hasil akhir dari suatu pencatatan
dicapai, yang mana kadang-kadang
kegiatan
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
operasi
perusahaan
yang 83
merupakan ringkasan dari transaksi-
perusahaan
transaksi keuangan yang terjadi selama
kewajiban keuntungannya apabila
tahun buku bersangkutan. Laporan
perusahaan
keuangan juga merupakan suatu alat
baik kewajiban keuangan jangka
yang
pendek maupun keuangan jangka
sangat
penting
dalam
untuk
memenuhi
tersebut
dilikuidasi
memperoleh informasi mengenai posisi
panjang;
keuangan dan hasil-hasil yang telah
3. Mengetahui
tingkat
rentabilitas
dicapai oleh suatu perusahaan selama
kemampuan
suatu
perusahaan
periode tertentu. Jadi laporan keuangan
untuk menghasilkan laba pada
memberikan
periode
ikhtisar
mengenai
tertentu;
Mengetahui
keadaan keuangan suatu perusahaan.
stabilitas usaha yaitu kemampuan
Adapun tujuan dari pengukuran kinerja
perusahaan
keuangan
usahanya
perusahaan
menurut
Munawir (2002, p.31) adalah: 1. Untuk
mengetahui
untuk
dengan
mempertimbangkan tingkat
likuiditas, yaitu kemampuan suatu perusahaan
untuk
memenuhi
kewajiban keuangan yang harus
perusahaan
melakukan stabil
dan
kemampuan
untuk
membayar
dividen secara teratur. Laporan Keuangan Analisis
laporan
segera dipenuhi, atau kemampuan
merupakan
perusahaan memenuhi kewajiban
terhadap laporan keuangan dengan
keuangan saat ditagih;
tujuan untuk memberikan tambahan
2. Untuk
mengetahui
solvabilitas,
yaitu
tingkat kemampuan
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
suatu
keuangan
proses
analisis
informasi kepada para pemakai laporan keuangan
untuk
pengambilan 84
keputusan ekonomi, sehingga kualitas
permulaan
tahun
keputusan yang diambil akan menjadi
ditambah neraca akhir tahun yang
lebih baik.
memberikan
1. Pengertian Laporan Keuangan
harta
dan
pajaknya,
gambaran hutang
tentang
akhir;
(b)
Laporan keuangan menggambarkan
Perhitungan rugi laba menunjukkan
kondisi keuangan dan hasil usaha
arus pendapatan dan beban atau
suatu
biaya selama interval antara neraca
perusahaan
pada
saat
tertentu. Bagi para analyst, laporan
awal
keuangan merupakan media yang
Laporan arus kas merinci sumber-
paling
sumber
prestasi
penting dan
untuk
kondisi
menilai ekonomis
dan
akhir
periode;
perubahan
ekuivalen
kas
dan
selama
interval
sama
dengan
suatu perusahaan, Sofyan Safri
waktu
Harahap (1998 : 105).
perhitungan rugi laba.
2. Jenis Laporan Keuangan
yang
kas
(c)
3. Neraca
Weston & Copeland (1995 : 25)
Neraca adalah laporan keuangan
mengatakan dalam bukunya, bahwa
yang
gambaran yang lengkap tentang
mengenai posisi keuangan (aktiva,
aktivitas akuntansi keuangan suatu
kewajiban, dan ekuitas) perusahaan
perusahaan
pada
terdiri
dari
selama 3
satu
(tiga)
tahun laporan
memberikan
saat
tertentu.
informasi
Neraca
mempunyai 3 (tiga) unsur laporan
keuangan dasar, yaitu: (a) Neraca
keuangan, yaitu:
Awal
memberikan
Aktiva adalah sumber daya yang
gambaran tentang perusahaan pada
dikuasai oleh perusahaan, yang
Tahun
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
85
terdiri dari:
peralatan.
a. Aktiva Lancar, yaitu aktiva yang
d. Aktiva Yang Tidak Terwujud,
manfaat ekonominya diharapkan
yaitu aktiva yang tidak memiliki
akan diperoleh dalam satu tahun
substansi
atau
berupa
kurang
normal),
(siklus
misalnya
operasi
kas,
surat
fisik hak
dan
biasanya
istimewa
memberikan
manfaat
yang
ekonomi
berharga, persediaan, piutang dan
bagi perusahaan untuk jangka
persekot biaya.
waktu lebih dari satu tahun.
b. Investasi Jangka Panjang, yaitu
Misalnya
patent,
goodwill,
penanaman modal yang biasanya
royalty, copyright, franchise dan
dilakukan dengan tujuan untuk
license.
memperoleh penghasilan tetap atau
Kewajiban yang merupakan utang
untuk menguasai perusahaan lain
perusahaan masa kini, yang terdiri dari:
dan jangka waktunya lebih dari
a. Kewajiban Lancar, yaitu kewajiban
satu
tahun,
misalnya
investasi
saham, investasi obligasi.
yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar
c. Aktiva Tetap, yaitu aktiva yang
dari sumber daya perusahaan (yang
memiliki substansi (wujud) fisik,
memiliki manfaat ekonomi) dalam
digunakan dalam operasi normal
jangka waktu satu tahun atau
perusahaan
kurang. Termasuk dalam kategori
dan
memberikan
manfaat ekonomi lebih dari satu
kewajiban
tahun. Contohnya adalah gedung,
dagang, utang wesel, utang gaji dan
tanah,
upah, utang pajak, dan utang biaya.
kendaraan,
mesin
dan
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
ini
misalnya
utang
86
b. Kewajiban Jangka Panjang, yaitu
saham.
kewajiban yang penyelesaiannya
2) Ekuitas yang berasal dari hasil
diharapkan akan mengakibatkan
operasi, yaitu laba yang tidak
arus keluar dari sumber daya
dibagikan kepada para pemilik,
perusahaan
misalnya dividen.
(yang
memiliki
manfaat ekonomi) dalam jangka waktu
lebih
dari
satu
tahun.
4. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi menggambarkan
Termasuk dalam kewajiban ini
informasi
misalnya hutang obligasi, hutang
(kemampuan)
hipotik, hutang bank atau kredit
menghasilkan laba selama periode
investasi.
tertentu (kinerja). Laporan laba rugi
c. Kewajiban kewajiban
Lain-lain, yang
tidak
mengenai
potensi
perusahaan
dalam
yaitu
memiliki unsur:
dapat
Penghasilan (Income), ada dua jenis
dikategorikan ke dalam salah satu
penghasilan yaitu:
macam kewajiban di atas, misalnya
- Pendapatan
(revenues),
yaitu
hutang pada direksi, hutang pada
penghasilan yang timbul dalam
pemegang saham.
pelaksanaan aktifitas yang biasa
Ekuitas, yaitu bagian hak pemilik
dan
dalam perusahaan yang merupakan
berbeda, seperti penjualan barang
selisih antara aktiva dan kewajiban
dagangan, penghasilan jasa (fee),
yang ada. Ekuitas terdiri dari:
pendapatan
1) Ekuitas yang berasal dari setoran
dividen, royaltis dan sewa.
para
pemilik,
misalnya
modal
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
dikenal
dengan
bunga,
sebutan
pendapatan
- Keuntungan (gains), yaitu pos lain 87
yang
memenuhi
definisi
tidak lancar.
penghasilan dan mungkin timbul
5. Tujuan Laporan Keuangan
atau
dalam
Laporan Keuangan disusun dengan
pelaksanaan aktifitas perusahaan
tujuan untuk menyediakan informasi
yang rutin misalnya pos yang
yang menyangkut posisi keuangan,
timbul dalam pengalihan aktiva
kinerja, dan perubahan posisi keuangan
lancar,
suatu perusahan yang bermanfaat bagi
tidak
timbul
revaluasi
sekuritas,
kenaikan jumlah aktiva jangka
sejumlah
besar
pemakai
dalam
panjang.
pengambilan keputusan ekonomi (Dwi
Beban (Expense), dapat terdiri dari:
Prastowo, 1995 : 5).
Beban yang timbul dalam pelaksanaan
Informasi mengenai posisi keuangan,
aktifitas perusahaan yang biasa (yang
kinerja dan perubahan posisi keuangan
biasanya berbentuk arus kas keluar
sangat
atau berkurangnya aktiva seperti kas
melakukan evaluasi atas kemampuan
persediaan, aktiva tetap), yang meliputi
perusahaan dalam menghasilkan kas
misalnya harga pokok penjualan, gaji
(dan setara kas), dan waktu serta
dan upah, serta penyusutan.
kepastian dari hasil tersebut. Posisi
Kerugian, yang mencerminkan pos lain
keuangan perusahaan dipengaruhi oleh
yang memenuhi definisi beban yang
sumber
daya
timbul atau tidak timbul dari aktifitas
struktur
keuangan,
perusahaan yang jarang terjadi, seperti
solvabilitas
misalnya
bencana
beradaptasi
terhadap
perubahan
kebakaran, banjir atau pelepasan aktiva
lingkungan.
Informasi
mengenai
rugi
karena
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
diperlukan
untuk
yang
dapat
dikendalikan, likuiditas
serta
dan
kemampuan
88
kinerja
perusahaan,
terutama
tax
asset)
adalah
jumlah
profitabilitas diperlukan untuk menilai
penghasilan
perubahan
daya
(recovered) pada periode mendatang
ekonomi yang mungkin dikendalikan
sebagai akibat perbedaan temporer
di
yang telah
potensial
masa
depan,
memprediksi
sumber
sehingga
kapasitas
dapat
perusahaan
dalam menghasilkan kas (setara kas) serta untuk merumuskan efektifitas perusahaan
dalam
memanfaatkan
tambahan sumber daya.
Informasi
yang
pajak
dikurangkan
Asset terjadi
pajak
apabila
tangguhan perbedaan
dapat waktu
menyebabkan koreksi positif yang beban
untuk
akuntansi
komersial
investas,
sisa
b. Definisi Operasional
berakibat
aktifitas
dan
kerugian yang dapat dikompensasikan.
perubahan posisi keuangan bermanfaat menilai
terpulihkan
pajak
menurut
lebih
kecil
pendanaan dan operasi perusahaan
dibanding beban menurut undang-
selama
Selain
undang pajak. Asset pajak tangguhan
berguna untuk menilai kemampuan
ini yaitu jumlah pajak penghasilan
perusahaan dalam menghasilkan kas
terpulihkan pada periode mendatang
dan setara kas, informasi ini juga
sebagai akibat perbedaan temporer
berguna
yang boleh dikurangkan dan sisa
periode
untuk
pelaporan.
menilai
kebutuhan
perusahaan dalam memanfaatkan arus
kompensasi kerugian.
kas tersebut.
Rasio Pajak
Pajak Tangguhan a. Definisi Konseptual Asset pajak tangguhan ( differed JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
Rasio
Pajak
adalah
perbandingan antara rasio penghasilan kena pajak (Taxable Income) terhadap 89
Laba Akuntansi (Book Income) dimana
METODE PENELITIAN
penjelasan tentang rasio pajak terdapat
Metode yang digunakan dalam
pada catatan atas laporan keuangan
penelitian ini adalah metode penelitian
suatu perusahaan (Suparman, 2011).
deskriptif kuantitatif. Yang dimaksud dengan
deskriptif kuantitatif
yaitu
suatu metode dalam meneliti status
HIPOTESIS Berdasarkan permasalahan dan
kelompok manusia, suatu objek, suatu
konsep pemikiran yang ada, hipotesis
kondisi,
yang digunakan dalam penelitian ini
ataupun gejala peristiwa pada masa
mengenai hubungan antar variabel
sekarang. Tujuan penelitian dengan
adalah sebagai berikut.
metode deskriptif kuantitatif ini adalah
H1 : Terdapat
Pengaruh
suatu
sistem
pemikiran
antara
untuk membuat deskripsi, gambaran
variabel aktiva pajak tangguhan
faktual dan akurat mengenai fakta-
terhadap
fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
kinerja
laporan
keuangan. H2 : Terdapat
fenomena yang diselidiki. Pengaruh
antara
Jenis data yang akan dikumpulkan
variabel rasio pajak terhadap
berupa data sekunder dan bersifat
kinerja laporan keuangan.
kuantitatif. Data sekunder digunakan
H3 : Variabel aktiva pajak tangguhan
dalam penelitian ini agar data dapat
dan rasio pajak secara simultan
dihitung
berpengaruh
penaksiran kuantitatif yang kokoh.
terhadap
beta
saham.
untuk
Data kuantitatif
menghasilkan
digunakan untuk
menetapkan tingkat penggunaan dana JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
90
dari suatu kegiatan usaha. Metode ini
sampling yaitu sampel sengaja dipilih
digunakan karena peneliti berusaha
agar dapat memenuhi tujuan penelitian
mengetahui seberapa besar pengaruh
(Indriantoro, supomo :2002), yang
antara variabel asset pajak tangguhan,
dipilih berdasarkan kriteria sebagai
dicretionary accrual dan beban pajak
berikut:
kini terhadap kinerja keuangan.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
Variabel yang digunakan dalam
2009
-2011
dan
perusahaan
penelitian ini adalah Aktiva Pajak
tersebut tidak sedang dalam proses
Tangguhan serta Rasio Pajak sebagai
delisting.
variabel bebas yang mempengaruhi
Perusahaan
tersebut
telah
Rasio Keuangan perusahaan sebagai
menerbitkan
variabel terikat.
laporan keuangan tahunan berturut-
Metode Penentuan Populasi dan
turut pada tahun 2009 – 2011.
Sampel
melaporkan
Prosedur Pengumpulan Data
Populasi yang digunakan dalam penelitian
dan
ini
adalah
Jenis data yang digunakan adalah data
perusahaan
sekunder yaitu data yang diperoleh
perusahaan yang terdaftar di Bursa
secara tidak langsung melalui media
Efek Indonesia (BEI) dengan periode
perantara.
pengamatan penelitian dilakukan dari
digunakan berupa laporan keuangan
tahun 2009 sampai 2011.
setiap perusahaan sampel
periode
pemilihan sampel dalam penelitian ini
tahun
Teknik
menggunakan
pengumpulan data yang digunakan
metode
Metode
purposive
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
Data
2009
-
sekunder
2011.
yang
91
adalah teknik dokumentasi dengan cara
tahun pengamatan ). Penelitian ini
mengumpulkan
yang
melihat
Efek
Tangguhan dan Rasio Pajak terhadap
dipublikasikan
data-data oleh
Bursa
pengaruh
Aktiva
Pajak
Indonesia (BEI).
Kinerja Laporan Keuangan perusahaan
METODE ANALISIS
Pada Periode tahun pengamatan 2009-
Sebelum
melakukan
tes
hipotesis
2011.
terhadap tiap variabel menggunakan model
regresi
linier
berganda,
Penelitian ini melihat pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan dan Rasio
sebelumnya setiap variabel dilakukan
Pajak
pengujian melalui uji asumsi klasik, uji
Keuangan perusahaan Pada Periode
normalitas, uji multikoleniaritas, uji
tahun pengamatan 2009-2011. Data
Heteroskedastisitas,
rasio keuangan dari Laporan Statistik
serta
uji
auto
korelasi.
terhadap
Kinerja
Laporan
Perbankan Indonesia yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.go.id.
HASIL DAN PEMBAHASAN Objek digunakan
penelitian adalah
Perusahaan
yang di
Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode penelitian selama 3 tahun sejak 2009 - 2011. Jumlah observasi adalah 24 yang diperoleh dari 24 x 3 ( perkalian antara jumlah perusahaan dengan periode JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
92
Tabel 4. 1 Proses Seleksi Sampel Data Perusahaan No
Kriteria
Jumlah
1
Perusahaan yang secara konsistensi terdaftar sebagai listing di BEI
131
selama periode 2009-2011 2
Perusahaan yang semua data dibutuhkan untuk penelitian ini
(107)
tersedia dengan tidak dapat dibaca selama periode 2009 – 2011 3
Jumlah Sampel Penelitian
24
4
Jumlah Sampel
72
Sumber: Data sekunder diolah, 2013 Berdasarkan data dari BEJ, terdapat
uji asumsi klasik. Hasil pengolahan
131 perusahaan yang terdaftar sebagai
data
perusahaan yang ada di BEJ. Total
apakah Aktiva Pajak Tanguhan dan
populasi perusahaan sebanyak 131
Rasio Pajak berpengaruh pada Kinerja
tersebut
kemudian
Laporan Keuangan.
berdasarkan
kriteria
disaring yang
berupa
informasi
mengenai
sudah
Dari hasil penelitian pada
ditetapkan, sehingga diperoleh sampel
objek penelitian yaitu 24 perusahaan
perusahaan yang akan diteliti sebanyak
yang terdaftar dalam
24 perusahaan selama 3 tahun sehingga
tangguhan , rasio pajak dan kinerja
total keseluruhan sampel adalah 72
laporan keuangan tahun 2009 sampai
sampel.
dengan tahun 2011 tersaji dalam tabel
Data kemudian akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan
BEJ, pajak
deskriptif statistik variabel penelitian berikut
analisis statistik dengan menggunakan
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
93
Tabel 4.2 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
x1
2
3990000
x
2
.01
4.37
.9014
.60594
Y
2
.00
.22
.0926
.06162
Valid
1410000000000 59097000000 224877000000
N 2
(listwise)
Berdasarkan tabel 4.2.
dapat dilihat
bahwa dengan N = 72 waktu amatan,
data yang digunakan merupakan data yang bagus.
variabel dependen kinerja keuangan mempunyai nilai minimum 0%
dan
Variabel
independen
Aktiva
Pajak Tangguhan mempunyai nilai
nilai maksimum 22%. Sementara nilai
minimum Rp.3.990.000,-
standar deviasi (standard deviation)
maksimum
sebesar 6,162% dan nilai rata - rata
Sementara
(mean) sebesar 9,26%. Adapaun nilai
(standard
standar deviasi (standard deviation)
Rp.224.877.000.000,- dan nilai rata -
lebih kecil dibandingkan nilai rata -
rata
rata (mean) menunjukkan bahwa data-
Rp.59.097.000.000,-
data yang digunakan dalam variabel
standar deviasi (standard deviation)
kredit mempunyai sebaran yang kecil,
lebih besar dibandingkan nilai rata -
sehingga dapat disimpulkan bahwa
rata (mean) menunjukkan bahwa data-
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
dan nilai
Rp.1.410.000.000.000,nilai
standar
deviation)
(mean)
deviasi sebesar
sebesar Adapaun nilai
94
data
0079ang
variabel
digunakan
Aktiva
Pajak
dalam
Tangguhan
mempunyai sebaran yang cukup besar,
deviasi
(standard
deviation)
menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.
sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan data
Uji Normalitas
yang variatif.
Uji normalitas data digunakan untuk
Variabel
independen
Rasio
menguji apakah dalam model regresi,
Pajak mempunyai nilai minimum 1%
variabel
dan nilai maksimum 437%. Sementara
dependen berdistribusi normal atau
nilai
(standard
tidak. Dalam uji normalitas data ini
deviation) sebesar 60,594% dan nilai
penulis menggunakan uji Skewness-
rata - rata (mean) sebesar 90,14%.
Kurtosis, p-p plot dan Histogram
Nilai rata - rata (mean) yang lebih
seperti yang terlihat pada tabel berikut:
standar
besar
deviasi
dibandingkan
nilai
independent
dan
variabel
standar Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Data Dengan Uji Skewness-Kurtosis N
Skewness
Kurtosis
Statistic
Statistic
Std. Error
Statistic
Std. Error
72
.231
.283
-.755
.559
Unstandardized Residual Valid
N 72
(listwise)
Sumber: Data sekunder diolah, 2013 JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
95
Dari Nilai skewness dan kurtosis ini
untuk mengetahui apakah dalam model
dapat dihitung nilai ZSkewness dan
regresi ditemukan adanya korelasi
Zkurtosis sebagai berikut:
antar variabel bebas (independen).
Zskewness=
Model regresi yang baik seharusnya
0.231
=0.7946
√6/72 Zkurtosis = - 0.755
tidak terjadi korelasi diantara variabel =-1.307
independen (Ghozali, 2009).
√24/72
Adanya Multikolinearitas dapat
Dari hasil perhitungan diatas
dilihat dari tolerance value atau nilai
maka dapat disimpulkan bahwa data
variance inflation factor (VIF). Jika
variabel berdistribusi normal karena
nilai tolerance di bawah 1 dan nilai
nilai Zskewness dan Zkurtosis berada
Variance Inflatio n Factor (VIF) tidak
diantara -1,96 dan 1,96.
lebih dari 10 maka model terbebas dari
Uji Multikolinearitas
multikolinearita
Uji Multikolonieritas bertujuan Tabel4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model
T
Sig.
Tolerance
VIF
(Constant)
9.018
.000
X1
-2.220
.030
.937
1.067
X2
-2.217
.030
.937
1.067
a. Dependent Variable: Y JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
96
Berdasarkan dari tabel 4.3 hasil SPSS
Uji Heteroskedastisitas
diketahui bahwa nilai syarat yang
Uji
heteroskedastisitas
dilakukan adalah dengan menggunakan
bertujuan
tolerance value dan VIF (Variance
model regresi terjadi ketidaksamaan
Inflation
nilai-nilai
variance dari residual satu pengamatan
tolerance value > 0,10 dan nilai VIF <
ke pengamatan lain. Jika variance dari
10,
residual
Faktor).
maka
Jika
tidak
terjadi
menguji
satu
apakah
dalam
pengamatan
ke
multikolinearitas. Berdasarkan hasil
pegamatan lain tetap, maka disebut
penelitian diperoleh tabel coefisien
homoskedastisitas dan jika berbeda
nilai
Tangguhan)
disebut
heteroskedastisitas.
sebesar 0,937, nilai Tol X2 (Rasio
regresi
yang
Pajak) sebesar 0,937. Dimana kedua
homoskesdastisitas atau tidak terjadi
nilai variabel X tersebut memenuhi
heteroskedastisitas. Terdapat beberapa
syarat
cara
Tol
X1
penelitian
(Pajak
yaitu
nilai
Tol
untuk
baik
Model
adalah
mendeteksi
yang
adanya
(tolerance value) lebih besar dari 0,1.
heteroskedastisitas, dalam penelitian
Untuk nilai VIF X1 (Pajak Tangguhan)
ini menggunakan uji
glejser dan
sebesar 1,067, nilai VIF X2 sebesar
gambar
Uji
1,067. Kedua nilai VIF tersebut pun
dilakukan untuk meregresikan nilai
memenuhi syarat penelitian yaitu nilai
absolute residual terhadap variabel
VIF kurang dari 10. Jadi untuk nilai
indepeden
Tol dan VIF memenuhi persyaratan
signifikansi > 0,05 (Gujarati, 2003).
tidak terjadi multikolinieritas.
scatterplot.
dengan
ketentuan
glejser
nilai
Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians dari setiap error bersifat
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
97
heterogen asumsi
yang
klasik
berarti yang
melanggar
mensyaratkan
Ha : ada heteroskedastisitas Keputusan :
bahwa varians dari error harus bersifat
Jika signifikansi (probabilitas) dari t <
homogen.
0.05 Ho ditolak
Langkah-langkah
pengujian
heteroskedastisitas :
Jika signifikansi (probabilitas) dari t > 0.05 Ho diterima
Ho : tidak ada heteroskedastisitas Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedasitas Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B
Std. Error
(Constant)
.060
.007
X1
-2.256E-14
.000
X2
-.012
.007
t
Sig
Beta 8.113
.000
-.153
-1.264
.210
-.223
-1.850
.069
a. Dependent Variable: abs_res Dengan demikian, pajak tangguhan
atas menunjukkan bahwa variabel yang
dan
diuji
rasio
pajak
tidak
terdapat
tidak
mengandung
hetorokedesitas Hasil tampilan luaran
heteroskedastisitas. Artinya tidak ada
SPSS
korelasi antara besarnya data dengan
dengan
jelas
menunjukkan
variabel X1, dan X2 memiliki nilai
residual
signifikansi 0,210 dan 0,069 yang
diperbesar tidak akan menyebabkan
kesemuanya diatas 0,05. Dari tabel di
residual (kesalahan) semakin besar
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
sehingga
apabila
data
98
pula.
Autokorelasi menunjukkan bahwa ada korelasi antara error dengan error
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk
periode sebelumnya di mana pada
menguji apakah dalam suatu model
asumsi klasik hal ini tidak boleh
regresi linier terdapat korelasi antara
terjadi.
kesalahan pengganggu pada periode
hanya relevan digunakan jika data
tertentu dengan kesalahan peganggu
yang dipakai adalah data time series
sebelumnya.
sedangkan untuk data cross-section
Jenis
pngujian
yang
umumnya digunakan disebut sebagai
Permasalahan
tidak
autokorelasi
perlu
dilakukan
statistik Durbin-Watson. . Tabel 4.6 Hasil Uji Variabel X1, X2, terhadap Y dengan Durbin Watson . Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Model
R
R Square
Square
the Estimate
Watson
1
.320a
.102
.076
.05922
1.906
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y Pengambilan keputusan hasil uji Durbin Watson adalah sebagai berikut:
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
99
Tabel 4.7 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson Kriteria
Ho
Keputusan
0
Ditolak
Ada autokorelasi
dL
Tidak ada keputusan
Tidak ada keputusan
4-d
Ditolak
Ada autokorelasi
4-dU
Tidak ada keputusan
Tidak ada keputusan
dU
Diterima
Tidak ada korelasi
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat nilai Durbin Watson yang
PENGUJIAN HIPOTESIS Model Regresi Linier Berganda
dihasilkan dari model regresi adalah
Dalam penelitian ini dilakukan
1,906. Nilai DW berada pada kriteria
analisis regresi linear berganda untuk
du < DW < 4 - du =1,6751 < 1,906 <
mengetahui ada tidaknya pengaruh
2,094, sehingga dapat dikatakan bahwa
antar variabel independen terhadap
model regresi termasuk dalam grey
variabel dependen. Hasil penelitian di
area.
tunjukkan pada table berikut ini:
Namun
demikian
peneliti
mengambil kesimpulan bahwa data tersebut terbebas dari autokorelasi.
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
100
Table 4.8 Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Std. Model
B
(Constant)
Error
Beta
.121
.013
X1
-7.169E-14
.000
X2
-.027
.012
a.
t
Sig.
Tolerance IF
9.018
.000
-.262
-2.220
.030
.937
.067
-.261
-2.217
.030
.937
.067
Dependent
Variable: Y
Dengan demikian persamaan
berikut:
regresi yang digunakan adalah Y= a +
a) Konstanta (a) sebesar 0,121 yang
b1X1 + b2X2 +e maka persamaan
artinya jika Pajak Tangguhan (X1),dan
regresi
rasio Pajak (X2) nilainya 0, maka
setelah
perhitungan
dapat
disusun adalah:
Kinerja Perusahaan (ROA) adalah
Y = 0,121 -0,00X1 – 0,027 X2 +e
0,121 b) Koefisien
Dari dipaparkan
persamaan lebih
ini
lanjut
akan sebagai
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
Tangguhan
regresi (X1)
variabel sebesar
Pajak -0,000;
artinya jika variabel independen lain 101
nilainya tetap dan Pajak Tangguhan
(ROA)
mengalami
semakin
kenaikan
1
%,
maka
yang
menyatakan
meningkat
bahwa
rasio
pajak
Kinerja Keuangan (variabel Y) akan
perusahaan maka semakin menurun
mengalami penurunan sebesar 0,000.
kinerja keuangan (ROA).
Koefisien bernilai negatif antara Pajak tangguhan dengan kinerja laporan keuangan (ROA) yang menyatakan bahwa
semakin
bertambah
Koefisien Determinasi Dalam
uji
regresi
pajak
berganda
ini
tangguhan maka semakin menurunkan
koefisien
determinasi
kinerja keuangan (ROA).
keseluruhan. Berdasarkan pengujian
c) Koefisien regresi variabel rasio pajak
dianalisis
linier
besarnya
(R2)
secara
dari SPSS hasil pengujian dalam
(X2) sebesar -0,027; artinya jika
penelitian
ini
menunjukkan
R2
variabel independen lain nilainya tetap
(adjusted R2) sebesar 0,076 atau 7,6
dan rasio pajak mengalami kenaikan 1
%. Jadi dapat dikatakan bahwa 7,6 %
% , maka kinerja keuangan (ROA)
besarnya kinerja keuangan perusahaan
akan mengalami penurunan sebesar
disebabkan oleh pajak tangguhan dan
0,027. Koefisien bernilai negatif antara
rasio pajak
rasio pajak dengan kinerja keuangan
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
102
Model Summaryb Model R .320a
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.102
.05922
.076
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b.
Dependent
Variable: Y Uji
Signifikan
Simultan
(Uji
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengujian ini
Statistik F) Uji F-statistik digunakan untuk membuktikan
yang
hitung dengan F tabel. Hasil dari uji
secara
signifikansi simultan (uji statistik F)
simultan antara Pajak tangguhan dan
dapat dilihat dari tabel berikut ini
menyatakan
hipotesis
dilakukan dengan membandingkan F
ada
pengaruh
rasio pajak terhadap kinerja keuangan Tabel 4.9 ANOVA Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
.028
2
.014
3.934
.024a
Residual
.242
69
.004
Total
.270
71
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Depedent Variable: Y
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
103
Hasil
pengujian
dengan
yang
dilakukan
menggunakan
SPSS
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
menunjukkan F hitung sebesar 3,934
Uji t-statistik dilakukan untuk
dengan signifikansi sebesar 0.024.
menyelidiki sejauhmana diantara dua
Harga F tabel dengan taraf signifikansi
variabel independen yang berpengaruh
5
signifikan terhadap nilai perusahaan.
%
adalah
2,61.
Dari
hasil
perhitungan menunjukkan bahwa F
Uji
t-statistik
hitung > F tabel yaitu 3,934> 2,61 dan
membandingkan t hitung dengan t
taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05.
tabel, taraf signifikansi 5 % : 2 = 2,5 %
Dengan demikian menunjukkan bahwa
(Uji 2 sisi). Dengan pengujian 2 sisi
ada pengaruh simultan antara Pajak
(signifikan
Tangguhan dan Rasio Pajak terhadap
diperoleh untuk t tabel sebesar 2,015.
=
kinerja keuangan pada perusahaan
Sehingga
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
menunjukkan
dilakukan
0,025),
dengan
maka
hasil
hasil
pengujian
sebagai
berikut
(BEJ) Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients Model (Constant)
B
Coefficients
Std. Error .121
.013
X1
-7.169E-14
.000
X2
-.027
.012
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
Beta
T
Sig. 9.018
.000
-.262
2.220
.030
-.261
2.217
.030
104
demikian tampak bahwa t hitung > t tabel. Disamping itu berdasarkan hasil SPSS,1
perusahaan yang terdaftar di BEI. 2. Variabel
Rasio
Pajak
(X2)
memiliki t hitung sebesar 2,217.
1. Variabel Pajak Tangguhan (X1)
Dengan demikian tampak bahwa t
memiliki t hitung sebesar 2,220
hitung > t tabel. Disamping itu
Dengan nilai t hitung sebesar
berdasarkan hasil SPSS, nilai t
2,220
taraf
hitung sebesar 2,217 berada dalam
signifikan 0,030(0,30 %) yang
taraf signifikan 0,030 (0,30 %)
berarti berada di bawah taraf
yang berarti berada di bawah taraf
signifikan 0,05 (5%). Hal ini
signifikan 0,05 (5%). Hal ini
menunjukkan
menunjukkan
berada
dalam
bahwa
Pajak
rasio
pajak
terhadap
kinerja
Tangguhan berpengaruh terhadap
berpengaruh
kinerja
keuangan perusahaan.
keuangan
pada
KESIMPULAN DAN SARAN
terhadap
Kesimpulan
perusahaan manufaktur yang terdaftar
Dari analisis pengaruh rasio pajak dan
di BEI, dikarenakan dengan adanya
pajak tangguhan terhadap kinerja
akun baru yang tercatatkan di laporan
laporan keuangan pada perusahaaan
keuangan yang berupa akun Pajak
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tangguhan, dimana Pajak Tangguhan
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
ini memberikan penambahan pada
berikut:
ROA yang merupakan salah satu rasio
1.
Pajak
Tangguhan
berpengaruh
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
kinerja
keuangan
pada
keuangan pada laporan keuangan dan 105
mengurangi akun beban pajak yang
SARAN
tercatatkan.
1.
Untuk
penelitian
selanjutnya,
2. Hal ini menunjukkan rasio pajak
hendaknya
berpengaruh
kinerja
penelitian dengan jumlah periode
keuangan perusahaan, karena jika
yang lebih lama, sehingga dapat
rasio pajak mengalami peningkatan,
lebih menggambarkan pengaruh
dapat dikatakan bahwa pajak yang
variabel
harus
variabel dependen.
terhadap
dibayarkan
perusahaan
oleh
menjadi
sehingga
sebuah bertambah
berdampak
menurunnya
kinerja
2.
menambah
independen
Menambah
sampel
terhadap
jumalah
sampel
dengan
sampel yang digunakan dalam
keuangan
penelitian selanjutnya dan tidak
perusahaan tersebut yang tercatat di
hanya
laporan keuangan.
perusahaan manufaktur, melainkan
3. Dengan demikian menunjukkan
pada jenis perusahaan lainnya.
bahwa ada pengaruh simultan antara
pada
Untuk
penelitian
Pajak Tangguhan dan Rasio Pajak
dapat
menggunakan
terhadap
pada
independen yang berbeda dengan
perusahaan manufaktur yang terdaftar
variabel yang digunakan dalam
di Bursa Efek Indonesia (BEI)
penelitian ini.
kinerja
keuangan
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
3.
berorientasi
selanjutnya, variabel
106
DAFTAR RUJUKAN
Baru Edisi Jakarta, 2009.
Revisi,Grasindo,
Agoes, Sukrisno dan Trisnawati, Estralita. 2009. Akuntansi Perpajakan. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat. Diana, Anastasia dan Setiawati, Lilis. 2009. Perpajakan Indonesia Konsep, Aplikasi, dan Penuntun Praktis. Yogyakarta: ANDI. Duwi Priyatno, SE (2008) dalam buku paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS Yogyakarta : Mediakom Dwi Prastowo & Rifka Julianty. 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi ke dua. Yogyakarta : YKPN. Ghazali, Imam. 2009, Aplikasi multivariate dengan program SPSS, Cetakan ke IV, Semarang: Badan Penerbit Undip.
Hamzah, Ari. (2009). Deteksi Earning Management memalalui beban pajak tangguhan, Akrual dan arus kas operasi. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan per 1 September. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir.
2010.
Lumbantoruan,
Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta. Sophar. 2005. Akuntansi Pajak. Grasindo
Mardiasmo. (2002).Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Mulyadi, 2007.Sistem
Akuntansi,
Jakarta :Selemba Empat Gibson, Charles H, 2001. Financial Reporting And Analysis Using Financial Accounting Information, Eight Edition, South Western College Publishing, Ohio. Gujarati, 2003 “Basic Econometrics” fourth edition McGraw-Hill,New York. Gunadi, Akuntansi Pajak Sesuai dengan Undang-Undang Pajak JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
Mulyono Djoko, 2006. Akuntansi Pajak, Edisi Kedua, Andi Yogyakarta PSAK NO.46. (2010). Pajak Penghasilan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Pardiat, Akuntansi Pajak Lanjutan, Edisi 2, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010. Smeets, MJH, Perpajakan,
2002. Akuntansi penerbit Andi : 107
Yogyakarta Sophar Lombantoruan, Akuntansi Pajak Edisi Revisi. 2005,Jakarta : Gramedia Widiasarana Subekti,Djamaludin. Rahmawati. Handayani, Tri. 2007. Analisis Perubahan Aktiva Pajak Tangguhan dan Kewajiban Pajak Tangguhan untuk Mendeteksi Manajemen Laba Sucipto, Stevie Jenne, Analisa Pengaruh Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Perusahaan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, 2010. Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE UGM Theresia, W D. (2004). Akrual dan Pajak Tangguhan dalam pengujian aliran kas masa mendatang dan return saham.
JURNAL ILMIAH WAHANA AKUNTANSI Volume 9 No 2, 2014
108