BIO-PEDAGOGI Hindrasti al. – Pengaruh Problem Based Instruction pada Siswa Volume 2,etNomor 1 Halaman 40-52
ISSN: 2252-6897 1 April 2013
Pengaruh Problem Based Instruction pada Siswa dengan Tingkat Motivasi Belajar terhadap Penguasaan Konsep Biologi Siswa Kelas X SMA Batik 1 Surakarta Influence of Problem Based Instruction in Student with Learning Motivation Grade Toward Mastery of Biology Concept at Student Class X SMA Batik 1 Surakarta
Nur Eka Kusuma Hindrasti, Puguh Karyanto, Riezky Maya Probosari Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret, Email:
[email protected] Diterima 28 Desember 2012, disetujui 15 Maret 2013
ABSTRACT- The purposes of this research were to know: 1) the influence of Problem Based Instruction to the mastery of biology concept; 2) the influence of student’s learning motivation to the mastery of biology concept; 3) the interaction between learning model and learning motivation to the mastery of biology concept; and 4) the influence of better learning strategy to the mastery of biology concept. This research was quasi experiment research using Randomized Control Only design. Learning model and learning motivation were independent variables and mastery of biology concept was the dependent variable. The population of this research was all of X grade of SMA Batik 1 Surakarta. The samples of this research were the students of class X-5 as the control class and students of class X-4 as the experimental class. The sample of this research was established by cluster random sampling. The data about the result of study biology collected by use test and observation. Learning motivation meansured by using questionnaires. The analisis of this research was anava two away in different cell and the advance test used Bonfferoni test. The conclusion of this research were: 1) Problem Based Instruction had significant influence to the mastery of biology concept on X grade of SMA Batik 1 Surakarta; 2) Learning motivation had significant influence to the mastery of biology concept on X grade of SMA Batik 1 Surakarta; and 3) There wasn’t interaction between learning model and learning motivation to the mastery of biology concept on X grade of SMA Batik 1 Surakarta. Key Words: the mastery of biology concept, Problem Based Instruction, and learning motivation
siswa dalam memahami materi pelajaran
Pendahuluan
yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan Belajar merupakan proses penting bagi
perubahan
Sebagai
suatu
memunculkan
perilaku
manusia.
proses,
belajar
aktivitas
belajar
dan
menghasilkan perubahan perilaku yang disebut hasil belajar. Hasil belajar secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar pada ranah kognitif lebih menekankan kemampuan
hukum yang melahirkan sebuah teori. Materi pelajaran yang berupa konsep sering lebih diutamakan dari pada yang lain, sehingga penguasaan konsep sering merupakan
aspek
yang
lebih
diprioritaskan pada setiap proses belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti kesehatan,
kemampuan
intelektual,
Hindrasti et al. – Pengaruh Problem Based Instruction pada Siswa emosional
serta
kemampuan
berhasil
41
menyelesaikan
permasalahan
bersosialisasi dengan lingkungan. Sama
yang diberikan, maka ingatan jangka
kompleksnya dengan faktor internal,
panjangnya
faktor eksternal yang ada di lingkungan
panjang yang baik artinya konsep yang
pembelajar antara lain variasi dan derajat
diterima telah masuk kedalam ranah
materi yang dipelajari, tempat belajar,
psikologis
siswa.
Akibatnya
iklim, suasana lingkungan serta model
kapanpun
siswa
ditanya
pembelajaran yang diterapkan guru.
konsep yang telah diberikan, diyakini
Faktor
kemampuan
intelektual
bagus.
Ingatan
jangka
adalah
mengenai
bahwa siswa tersebut dapat menjawab
dapat diketahui salah satunya dengan
pertanyaan
mengukur
penguasaan konsep ditunjukkan oleh
kemampuan
penguasaan
konsep.
konsep. Penguasaan konsep merupakan
banyak
long term memory yang dituangkan
ketidakmampuan
dalam bentuk jawaban atas pertanyaan
pertanyaan, padahal pertanyaan tersebut
untuk beberapa waktu ke depan.
pernah diberikan atau pertanyaan tersebut
Oemar
Hamalik
(2003:
167)
menyebutkan empat hal yang harus
yaitu:
dalam
bentuk menjawab
pertanyaan yang pernah diajukan. Faktor internal lain yang ikut
mendefinisikan
menentukan keberhasilan siswa dalam
konsep, (b) memilih, membedakan antara
belajar adalah motivasi belajar siswa.
contoh-contoh dari yang bukan contoh,
Motivasi
(c) menyebutkan nama contoh-contoh
merupakan di dalam diri siswa yang
serta ciri-ciri konsep tersebut dalam
menimbulkan kegiatan belajar, yang
kehidupan sehari-hari, (d) lebih mampu
menjamin kelangsungan dari kegiatan
memecahkan masalah yang berkenaan
belajar dan yang memberikan arah pada
dengan konsep.
kegiatan belajar, sehingga tujuan belajar
Siswa
(a)
dalam
memiliki variasi sedikit berbeda dengan
dilakukan siswa untuk mengetahui suatu konsep,
siswa
Lemahnya
yang
telah
konsep adalah siswa
menguasai
yang berhasil
belajar
siswa
tersebut
tercapai. Salah satu fungsi motivasi adalah
sebagai
pendorong
dan
menyelesaikan masalah yang disajikan
pencapaian prestasi belajar. Siswa yang
dalam post tes. Siswa yang berhasil
termotivasi tinggi menunjukkan proses
menyelesaikan masalah di post tes
kognitif yang tinggi dalam belajar.
dianggap telah memahami materi yang
Dalam hal ini tingkat motivasi erat
diberikan dalam pembelajaran (Ardhi
hubungannya dengan ketercapaian hasil
Prabowo: 2010). Asumsinya siswa yang
belajar.
42
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 40-52 Faktor
eksternal
yang
sama
pentingnya dengan faktor internal dalam
mudah
memperoleh
konsep-konsep
(Festiyed dan Ermawati, 2008: 93).
menentukan keberhasilan siswa dalam
Pembelajaran
biologi
secara
siswa
kurang
belajar adalah model pembelajaran yang
umum
diterapkan
menguasai konsep biologi dan kesulitan
oleh
guru
di
kelas.
menunjukkan
Pengembangan model pembelajaran yang
menyelesaikan
tepat pada dasarnya bertujuan untuk
pembelajaran yang diterapkan guru lebih
menciptakan
pembelajaran
mengarahkan siswa menghafal istilah-
efektif, yaitu memungkinan keaktifan
istilah biologi yang banyak. Siswa yang
siswa untuk menemukan konsep. Konsep
diarahkan hanya menghafal istilah-istilah
yang diperoleh siswa secara mandiri akan
biologi tidak mampu mengembangkan
lebih lama mengendap dalam ingatan
keterampilan proses sains yang menjadi
siswa dibandingkan siswa hanya secara
nafas pembelajaran biologi. Akibat dari
pasif menerima konsep yang diberikan.
fenomena tersebut, siswa mengalami
Pengembangan kemandirian siswa dalam
kesulitan
belajar
pertanyaan
yang karena
kondisi
untuk
menemukan
konsep
masalah.
jika
Model
dihadapkan
pada
berbentuk
diakomodasi
oleh
paradigma
permasalahan,
konstruktivistik.
Dalam
paradigma
masalah menuntut siswa berpikir tingkat
tersebut,
membangun
proses
pemecahan
sendiri
tinggi. Padahal kemampuan berpikir
pengetahuan siswa melalui penyelesaian
tingkat tinggi diawali dengan penguasaan
masalah, mengembangkan konsep dan
konsep biologi yang baik. Keadaan siswa
konstruksi solusi, menjadi ciri yang
yang
menonjol. Model pembelajaran Problem
kurang termotivasi dalam belajar karena
Based Instruction (PBI) adalah salah satu
merasa dirinya tidak berhasil belajar
model
berparadigma
biologi. Penerapan model pembelajaran
kontruktivis yaitu model pembelajaran
yang tepat penting dilakukan untuk
yang mengarahkan siswa memecahkan
memberikan solusi atas permasalahan
masalah. Secara umum pengajaran model
diatas.
PBI terdiri dari penyajian kepada siswa
diharapkan
tentang situasi masalah yang autentik dan
alternatif yang digunakan guru dalam
bermakna
mengajar
pembelajaran
kemudahan
yang
dapat untuk
memberikan melakukan
penyelidikan dan inkuiri sehingga siswa
demikian
menyebabkan
Model
pembelajaran
dapat
biologi
menjadi
di
kelas
siswa
PBI model
guna
meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan berhubungan
konsep dengan
biologi masalah
yang dan
Hindrasti et al. – Pengaruh Problem Based Instruction pada Siswa menggunakan
metode
ilmiah
untuk
memecahkan masalah
reliabilitas,
daya
kesukarannya. untuk
Metode Penelitian
43 beda
dan
Angket
mengetahui
taraf
diujicobakan validitas
dan
reliabelitas. Rancangan penelitian RanPenelitian dilaksanakan di SMA Batik 1 Surakarta kelas X pada semester genap
tahun
pelajaran
2010/2011.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta
tahun
pelajaran
2010/2011.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling. Dari 7 kelas X yang terdapat di SMA Batik 1 Surakarta
diambil
2
kelas
sebagai
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hasil
pengambilan
domized Control Only Design. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis varians (anava) dua jalan pada sel yang tidak sama dengan uji General Linear Model pada Minitab 16 yang sebelumnya telah di uji dengan uji normalitas menggunakan uji AndersonDarling dan homogenitas dengan uji Levene’s.
Analisis
uji
lanjut
menggunakan uji Bunferroni dengan Minitab 16.
sampel
secara acak diperoleh X-4 sebagai kelas
Hasil dan Pembahasan
eksperimen dengan Problem Based In-
Pengaruh
struction dan X-5 sebagai kelas kontrol
terhadap Penguasaan Konsep Biologi
dengan
pembelajaran
konvensional.
Model
Hasil
Pembelajaran
analisis
uji
lanjut
Variabel bebas pada penelitian ini adalah
Bunfferoni disajikan pada Tabel 1.
model pembelajaran dan motivasi belajar
Tabel 1. Hasil Uji Bunferroni
biologi siswa serta variabel terikat yaitu penguasaan konsep biologi. Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data.
Teknik
tes
digunakan
untuk
mengambil data hasil penguasaan konsep
Model Pembelajar an PBIKonvension al
p-value
Kriteria
Keputu san Ho
0.0089
p-value< 0.05
Ditolak, berbeda nyata
Berdasarkan
Tabel
1
diatas
biologi. Teknik angket digunakan untuk
diketahui
mengambil data motivasi belajar biologi
pengaruh
siswa dan teknik observasi digunakan
konsep dan penerapan PBI lebih baik
untuk mengambil data sekunder yang
dibandingkan
mendukung
penguasaan
disebabkan karena penerapan PBI pada
konsep. Instrumen penelitian berupa tes
siswa kelas X semester genap SMA Batik
diujicobakan untuk diketahui validitas,
1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011
pengamatan
bahwa PBI
bahwa
terhadap
terdapat penguasaan
konvensional.
Hal
ini
44
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 40-52
dirancang
untuk
melakukan
sehingga
siswa
mudah
pembelajaran yang menekankan interaksi
penyelidikan
yang efektif antara peneliti dan siswa
masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat
sehingga tujuan pembelajaran biologi
M. Amir Taufiq (2010: 28) bahwa ciri
pada
model
materi
pencemaran
tercapai.
PBI
untuk
melakukan
yaitu
menyelesaikan
masalah
yang
Peneliti dalam menerapkan PBI merasa
kontekstual dalam diri pembelajar akan
optimis dan percaya diri, bahwa model
menghasilkan pengetahuan yang lebih
PBI dapat mendorong siswa berhasil
dekat
dalam
oleh
pengetahuan tersebut akan lebih diingat
kemampuan siswa menguasai konsep
pembelajar, selain itu pembelajar akan
biologi.
lebih mudah memahami materi karena
belajar
ditunjukkan
Peneliti
mentransfer
dengan
konteks
keoptimisannya tersebut kepada siswa
pembelajar
dengan
pertanyaan menyelidik.
memberi
motivasi
dengan
banyak
praktiknya,
mengajukan
melakukan pendekatan kepada siswa agar
Pada kelas eksperimen, setelah
tidak merasa sungkan atau takut. Peran
siswa dilibatkan dalam pemunculan dan
penting
pemecahan
masalah,
peneliti
tersebut juga dikemukakan oleh Prayekti
mengorganisasi
siswa
belajar
(2010: 63) bahwa dalam penerapan mod-
dengan cara membantu siswa membentuk
el PBI guru banyak membantu siswa
kelompok belajar untuk menyelidiki
dalam
lebih jauh tentang masalah yang diajukan
peneliti
dalam
model
mendefinisikan
mengorganisasikan
dan
tugas
mendorong
siswa
informasi,
memotivasi
PBI
belajar,
mengumpulkan siswa,
dan
diawal.
Hasil
untuk
pengamatan
peneliti
menunjukkan
masing-masing
siswa
sudah
berperan
dalam
dapat
aktif
melakukan refleksi dan evaluasi yang
kegiatan kelompoknya, tidak ada siswa
pada akhirnya prestasi belajar siswa
yang diam dan berpangku tangan saja
meningkat.
atau tidak ada siswa yang merasa lebih
Pada awal pembelajaran, siswa diberi
motivasi,
kemudian
siswa
dari siswa lainnya. Fenomena tersebut tidak terjadi di
kelas
konvensional
diorientasikan pada masalah yaitu terlibat
dimana ketika peneliti meminta siswa
dalam
pemecahan
dalam kelompok menerangkan dampak
masalah. Masalah yang diajukan oleh
pencemaran air, siswa saling menunjuk
peneliti dihadapkan dengan kondisi nyata
temannya tidak berinisiatif menjawab
(kontekstual) atau permasalahan yang
sendiri. Hal ini disebabkan peneliti tidak
ada dalam kehidupan sehari-hari siswa,
mengarahkan pembagian kerja dalam
pemunculan
dan
Hindrasti et al. – Pengaruh Problem Based Instruction pada Siswa
45
kelompok. Ketika siswa merasa tidak
Pada tahap penyelidikan siswa
paham pada suatu hal siswa diberi
terdorong mengidentifikasi apa yang
kesempatan untuk bertanya langsung
tidak mereka ketahui atau pahami dengan
dengan peneliti dan yang sering juga
cara
dilakukan siswa adalah mencari jawaban
sesuai untuk mendapatkan penjelasan dan
di internet yang sudah tersedia di setiap
memecahkan masalah. Siswa menyelidiki
kelas di
informasi melalui bertanya langsung
SMA Batik 1 Surakarta.
Kemudian
setiap
yang
dengan nara sumber yang sesuai dengan
mencari jawaban secara mandiri melalui
masalah yang diajukan yaitu penduduk
berbagai sumber bertemu dalam suatu
sekitar sungai depan SMA Batik 1 Sura-
kelompok. Diskusi kelompok berjalan
karta, itulah pentingnya masalah yang
secara efektif karena setiap siswa telah
diajukan
membekali
dirinya
yang
informasi
telah
mandiri.
siswa
mengumpulkan
harus
kontekstual
dalam
melalui
belajar
kehidupan sehari-hari siswa agar siswa
diskusi
siswa
mudah dalam melakukan penyelidikan.
Selama
mengajukan pertanyaan kepada peneliti
Siswa
baik secara perorangan maupun secara
membaca buku, bertanya kepada ahli
kelompok tentang hal-hal yang tidak
dalam hal ini peneliti, dan saling
mereka
bertanya antarsiswa.
pahami
diketahui).
(apa
Ternyata
yang
ingin
ini
sangat
hal
menyelidiki
penelitian
yang
melalui
internet,
Sejalan dengan
dilakukan
Krisno
efektif, karena tanpa disadari siswa telah
Anggoro di SMA Negeri Karanganyar
banyak melakukan proses penyelidikan
(2004),
dan
mengedepankan
pemecahan
masalah
terhadap
pembelajaran
yang
permasalahan
permasalahan biologi. Hasil pengamatan
kontekstual
pada penelitian ini mengenai efektivitas
mengumpulkan
belajar mandiri dan bekerja sama dalam
informasi yang sesuai. Pengetahuan-
kelompok pada
pengetahuan
model PBI sejalan
mendorong sendiri
yang
siswa informasi-
dibangun
siswa
ternyata
dapat
dengan yang diungkapkan Yatim Riyanto
melalui
(2009:
PBI
mengoptimalkan pemahaman siswa pada
merangsang berpikir siswa dan mampu
materi pencemaran. Hasil penelitian ini
mengembangkan
belajar
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
dengan
oleh M. Wijayanto (2009: 125) di SMA
lebih
Negeri 1 Purwantoro, bahwa proses
sekaligus
289)
bahwa
belajar
kelompoknya
model
kemandirian bersama
sehingga
mampu memahami materi.
siswa
penyelidikan
penyelidikan
dapat
menantang
kemampuan
siswa,
memberikan
46
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 40-52
kepuasan untuk menemukan pengetahuan
signifikan
baru, meningkatkan aktivitas belajar
pengetahuan siswa yang mungkin kurang
siswa, mentransfer pengetahuan guna
terkontruksi dengan baik. Oleh sebab itu
memahami masalah dalam kehidupan
guru harus memiliki pengetahuan yang
nyata
lebih daripada siswa. Sejalan dengan hal
siswa
sehingga
dapat
meningkatkan pemahaman materi.
untuk
mengarahkan
tersebut M. Amir Taufiq (2010: 38)
Menyajikan hasil karya dan
mengemukakan bahwa seorang pendidik
mengevaluasi pemecahan masalah adalah
harus rajin melakukan penelitian, agar
dua tahap terakhir dalam PBI. Pada tahap
selalu terekspos dengan hal-hal yang
terakhir
dekat
ini,
keaktifan
setiap
siswa
dengan
kehidupan
siswa,
terbukti dengan laporan sebagai hasil
kemampuan tersebut bermanfaat untuk
karya yang harus disampaikan oleh setiap
merancang masalah yang sarat dengan
individu dan kelompok. Hampir semua
hal-hal kontekstual.
siswa
mengerjakan
laporan
dengan
Akhirnya PBI yang memiliki ciri-
lengkap walau tidak rapi, karena banyak
ciri
informasi yang mereka peroleh. Laporan
pemberian
kelompok
kemudian
konteks dengan dunia nyata, siswa
dipresentasikan oleh kelompok, dimana
berkelompok aktif merumuskan masalah
setiap
dan
tersebut
kelompok
mempresentasikan
pembelajaran masalah
dimulai yang
mengidentifikasi
dengan memiliki
kesenjangan
pembahasan yang berbeda. Siswa dalam
pengetahuan siswa, mempelajari dan
kelompok
dan
mencari sendiri materi yang terkait
sehingga
dengan masalah melalui penyelidikan
pertanyaan-pertanyaan
dan melaporkan solusi dari masalah,
baru yang harus disikapi oleh kelompok
menjadikan siswa paham terhadap materi
yang presentasi. Proses dalam kegiatan
pencemaran. Kepahaman siswa tersebut
presentasi ini secara tidak langsung
bersifat long term memory (mengendap
mengarahkan siswa melakukan refleksi
di ingatan dalam waktu yang lama),
atau evaluasi terhadap hasil penyelidikan
sehingga ketika siswa dihadapkan pada
dan proses-proses yang digunakan oleh
tes evaluasi materi pencemaran, siswa
siswa
dan
dapat mengerjakan soal dengan benar
evaluasi penting dilakukan karena siswa
dan mendapat niali yang memuaskan.
membutuhkan
dan
Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas
penguatan dari pengetahuan yang mereka
ditunjukkan bahwa penerapan PBI dapat
peroleh. Pada tahap ini peran guru sangat
meningkatkan
lain
mengajukan
pertanyaan,
menghasilkan
dan
mengkritisi
kelompok.
Refleksi
pembenaran
penguasaan
konsep
Hindrasti et al. – Pengaruh Problem Based Instruction pada Siswa
47
biologi siswa. Dengan demikian PBI
terlihat bahwa siswa dengan motivasi
efektif
dalam
tinggi selalu berusaha untuk belajar di
rangka
setiap waktu dan mementingkan belajar,
untuk
pembelajaran pencapaian
diterapkan
biologi
dalam
kemampuan
penguasaan
konsep.
seperti
membaca,
bertanya
kepada
peneliti dan mencari informasi dari inter-
Pengaruh Tingkat Motivasi Belajar
net daripada melakukan aktivitas lain yang tidak penting. Penelitian yang
Siswa terhadap Penguasaan Konsep
dilakukan oleh Briandari Kusumastuti Hasil analisis uji lanjut Bunfferoni disajikan pada Tabel 2.
mendukung pernyataan diatas bahwa
Tabel 2. Hasil Uji Bunferroni Motivasi SedangRendah
pvalue 0.0630
Kriteria p-value> 0.05
TinggiRendah
0.0000
p-value< 0.05
TinggiSedang
0.0020
p-value< 0.05
Berdasarkan
(2008: 69) di SMA Negeri 2 Surakarta
Keputusa n Ho Diterima, tidak berbeda nyata Ditolak, berbeda nyata Ditolak, berbeda nyata
analisis
motivasi mendorong dan mengarahkan minat belajar, mengerjakan tugas-tugas untuk tercapainya suatu tujuan dalam hal ini belajar. Pada
pengamatan
saat
siswa
belajar di luar kelas, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
bersemangat
data
melakukan pengamatan dan melakukan
diketahui bahwa terdapat pengaruh antara
pengamatan dengan sungguh-sungguh.
siswa yang memiliki motivasi belajar
Siswa yang demikian mampu menguasai
tinggi dengan siswa yang memiliki
konsep dengan baik, karena tidak mudah
motivasi belajar sedang dan rendah
putus asa, ulet dalam belajar, dan suka
terhadap penguasaan konsep biologi.
belajar melalui
Siswa dengan penguasaan konsep
pengamatan
pengamatan, dimana
penting
dilakukan
di
biologi yang mempunyai motivasi belajar
pembelajaran biologi. Disamping itu,
tinggi dapat diinterpretasikan lebih baik
penelitian
dibandingkan dengan penguasaan konsep
pembelajaran yang tidak biasa diterapkan
biologi yang mempunyai motivasi belajar
oleh
sedang maupun rendah. Hal tersebut
mendorong siswa tertarik untuk terlibat
disebabkan oleh siswa yang memiliki
didalamnya. Siswa mendapat banyak
motivasi
belajar
menyelesaikan
ini
guru
menggunakan
sehari-hari,
hal
model
tersebut
bekerja
keras
pengalaman
tugas-tugas
yang
mandiri, bekerja sama dalam kelompok,
belajar
melalui
belajar
diberikan oleh peneliti. Pada pengamatan
penyelidikan
di kelas X SMA Batik 1 Surakarta
kelompok , presentasi dan penyajian
secara
mandiri
dan
48
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 40-52
karya. Serangkaian kegiatan dalam mod-
memainkan peran yang penting dalam
el pembelajaran yang baru tersebut
pembelajaran bahasa berbasis computer
memotivasi siswa untuk menyelesaikan
dimana motivasi belajar hanya faktor
masalah pelajaran. Hal tersebut sejalan
yang
dengan Chitra Ayu Respati Putri (2010:
pembelajaran bahasa berbasis computer.
berpengaruh
nyata
pada
60) dalam penelitiannya yang dilakukan
Motivasi belajar siswa kelas X
di SMA Negeri 2 Ngawi, bahwa siswa
SMA Batik 1 Surakarta timbul dari
yang memiliki motivasi berprestasi tinggi
dalam diri siswa (faktor internal), berupa
akan mendapatkan banyak pengalaman
keinginan
belajar untuk mencoba serta berusaha
kebutuhan belajar dan adanya harapan
mencari jawaban atas berbagai masalah
dalam
pelajaran
mendapatkan
wawancara dengan siswa menunjukkan
kesempatan untuk bekerja sama dengan
bahwa siswa lebih termotivasi belajar
temannya
dengan adanya penerapan PBI. Motivasi
ataupun
sehingga
mampu
meningkatkan prestasi belajar.
hasrat
mencapai
berasal
Motivasi belajar merupakan daya
dan
dari
berhasil
cita-cita.
dorongan
dan
Hasil
internal
dan
eksternal pada diri siswa. Hamzah B Uno
dorong yang menggerakkan siswa untuk
(2007:
belajar, seperti dijelaskan oleh Yatim
motivasi belajar sebagai berikut 1)
Riyanto (2009: 72) bahwa motivasi dapat
adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2)
menggerakkan
belajar
adanya dorongan dan kebutuhan dalam
disebabkan motivasi adalah salah satu
belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita
prinsip belajar yang dapat menggerakkan
masa depan, 4) adanya penghargaan
dan mengarahkan aktivitas seseorang.
dalam belajar, 5) adanya kegiatan yang
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
menarik
siswa yang memiliki motivasi tinggi baik
lingkungan
dengan model PBI maupun konvensional
sehingga memungkinkan seseorang siswa
memiliki
ketercapaian
dapat belajar dengan baik.
konsep
yang
siswa
untuk
dalam
belajar,
belajar
yang
indikator
6)
adanya kondusif,
Pengamatan pada siswa dengan
menunjukkan bahwa motivasi yang ada
motivasi belajar rendah menunjukkan
pada
berpengaruh
siswa tidak fokus dan berkonsentrasi
dibandingkan faktor lain. Hasil penelitian
dalam mengikuti pembelajaran, tidak
ini diperkuat hasil penelitian Gülten
aktif saat proses pembelajaran, tidak
Genç dan Selami Aydin (2011) yang
memiliki keinginan yang kuat untuk
menyatakan
belajar, berdiskusi dan mendapatkan nilai
siswa
bahwa
lebih
Hal
menyatakan
ini
diri
tinggi.
penguasaan
23)
motivasi
siswa
Hindrasti et al. – Pengaruh Problem Based Instruction pada Siswa
49
yang maksimal. Siswa sudah merasa puas
siswa tersebut bersifat long term memory
saat pencapaian hasil belajar kognitif
(mengendap di ingatan dalam waktu
cukup batas minimum. Sering terlambat
yang
mengumpulkan tugas dan tugas yang
dihadapkan pada tes evaluasi materi
dikerjakan tidak teliti dan lengkap.
pencemaran, siswa dapat mengerjakan
Tanggung
dan
soal dengan benar dan mendapat nilai
kedisiplinan siswa rendah. Saat diskusi
yang memuaskan. Hasil tes evaluasi
berlansung siswa lebih banyak diam dan
tersebut
tidak bertanya saat belum memahami
penguasaan konsep biologi. Berdasarkan
materi
jawab,
sehingga
ketelitian,
lama),
sehingga
ketika
mencerminkan
siswa
kemampuan
penguasaan
konsep
uraian hasil penelitian diatas ditunjukkan
Hallgeir
(2009)
bahwa dengan pemberian motivasi yang
berpendapat bahwa motivasi tinggi dan
tepat akan membuat siswa belajar lebih
keberhasilan diri menunjukkan kerja
intensif, yang pada akhirnya berpengaru
keras dan lebih tekun yang akan memberi
terhadap tinggi rendahnya penguasaan
petunjuk lebih sukses dan pengaruh
konsep yang dicapai siswa.
rendah.
Nilsen,
positif pada motivasi dan keberhasilan diri. Motivasi dan keberhasilan diri yang rendah
menunjukkan
sedikit
kerja,
Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Penguasaan Konsep Biologi
ketekunan yang rendah , dan sedikit Hasil analisis interaksi antara
kesuksesan, yang akhirnya berpengaruh negatif
terhadap
motivasi
dan
siswa
keberhasilan diri. Semakin tinggi motivasi seorang siswa akan semakin besar pula dorongan siswa tersebut untuk meraih hasil belajar yang lebih baik, mudah menyelesaikan soal-soal dengan benar, menggerakkan dan mengarahkan serta menentukan cara belajar
yang
model pembelajaran dan motivasi belajar
lebih
efektif
dalam
memahami pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tanpa terpengaruh oleh lingkungan dan tidak bergantung pada orang lain, sehingga siswa paham terhadap materi pencemaran. Kepahaman
terhadap
penguasaan
konsep
biologi disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Uji Analisis Interaksi antara Strategi dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Biologi Sumber Interaksi (AB)
pvalue 0.206
Kriteria p> α=0.206> 0.05
Keputusa n Ho Diterima, tidak ada interaksi
Berdasarkan tabel diatas tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap penguasaan konsep biologi. Hasil uji hipotesis menunjukkan tidak adanya interaksi antara penerapan
50
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 40-52
model motivasi
pembelajaran belajar
PBI
dengan
dengan
penguasaan
Dalam awalnya
penelitian
(sebelum
ini,
diberi
pada
perlakuan)
konsep. Berdasarkan grafik interaksi
siswa memiliki motivasi yang beragam.
diketahui bahwa PBI sama baiknya
Hasil tes pada semester gasal ternyata
dengan konvensional untuk motivasi
memiliki pengaruh terhadap motivasi
belajar tinggi, sedang, dan rendah serta
siswa, karena siswa yang memiliki nilai
motivasi
bagus
belajar
tinggi
lebih
baik
akan
lebih
daripada motivasi belajar sedang dan
bersemangat
rendah pada PBI maupun konvensional
merasa
untuk pencapaian penguasaan konsep.
mempertahankan
Hal ini dikarenakan motivasi belajar dan
Sehingga siswa lebih rajin belajar pada
strategi pembelajaran memiliki pengaruh
semester
sendiri terhadap hasil belajar. Motivasi
menunjukkan bahwa motivasi belajar
belajar mendorong siswa untuk belajar
lebih berpengaruh terhadap pencapaian
lebih baik sedangkan strategi hanya salah
hasil
satu cara untuk mencapai penguasaan
pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
konsep yang optimal yang dilakukan oleh
Motivasi
guru. Grafik dibawah ini menunjukkan
melakukan kegiatan belajar. Motivasi
pengaruh
dan
yang tinggi mengarahkan siswa untuk
motivasi belajar serta interaksi keduanya.
belajar lebih giat dan tekun untuk
model
pembelajaran
belajar
termotivasi
kembali,
siswa
dan
ingin
dihargai dan
meningkatkan.
berikutnya.
belajar
Hal
daripada
mendorong
ini
strategi
siswa
untuk
memperoleh hasil yang optimal dengan model pembelajaran apapun sehingga
Interaction Plot for nilai3 Data Means
RENDAH
SEDANG
motivasi belajar tidak berpengaruh pada
TINGGI 80
Model Pembelajaran KONVENSIONAL PBI
model pembelajaran dan sebaliknya.
75 Model Pembelajaran
Motivasi belajar siswa, terlepas dari
70 65
80 75 Motivasi Belajar
70
apapun model yang diterapkan akan Motivasi Belajar RENDAH SEDANG TINGGI
65
membangkitkan minat dari dalam siswa untuk belajar (M. Amir Taufiq, 2010: 29).
KONVENSIONAL
PBI
yang
baru
pertama
kali
PBI
diterapkan pada pembelajaran biologi Gambar 1. Grafik Interaksi Model Pembelajaran dengan Motivasi Belajar terhadap Penguasaan Konsep
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diterapkan kepada siswa sehingga siswa mampu beradaptasi dan terbiasa dengan pembelajaran yang menekankan
Hindrasti et al. – Pengaruh Problem Based Instruction pada Siswa pada penyelesaian masalah kontekstual pada kehidupan sehari-hari siswa. Model pembelajaran yang baik dan motivasi belajar yang tinggi diharapkan mampu memberikan
pencapaian
penguasaan
konsep yang optimal. Faktor
internal
yang
turut
berpengaruh selain motivasi belajar dan model pembelajaran yang diterapkan antara lain aspek fisiologis (kesehatan siswa) dan aspek psikologis (minat dan gaya belajar) serta faktor eksternal lain yaitu lingkungan belajar, dukungan orang tua,
sarana
dan
prasarana
yang
mendukung dalam pembelajaran , serta keikutsertaan siswa dalam bimbingan belajar
diluar
sekolah
yang
turut
mempengaruhi ketercapaian hasil belajar. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasannya
dapat
diambil
kesimpulan : (1) Model pembelajaran Problem Based Instruction berpengaruh nyata terhadap penguasaan biologi pada siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta. (2) Motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap penguasaan biologi pada siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta.. (3) Tidak
ada
interaksi
antara
model
pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap penguasaan konsep biologi pada siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta. Daftar Pustaka
Anas
51
Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo. Chatarina Tri Anni. 2006. Psikologi Belajar. Semarang : Unnes Press Dimyati dan Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Pakar Raya Genc, Gulten and Selami Aydin. 2011. Student’s Motivation Toward Computer-Based Language learning International Journal of Educational Reform, Vol. 20, No. 2/ Spring 2011 M. Amir Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media group. M. Wijayanto. 2009. Pengaruh Penerapan Problem Based Learning dan Cooperatif Learning terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X, SMA di Wonogiri Tahun Pelajaran 2008/2009) (Thesis). Surakarta: UNS. Tidak Dipublikasikan. Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nilsen, Hallgeir. 2009. Influence on Student Academic Behaviour through Motivation, Self-Efficacy and Value-Expectation: An Action Research Project to Improve Learning. Issue a in Informing Science and information Technology. 6. 545-556. Nuryani Y. Rustaman. 2002. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: UPI & JICA IMSTEP. Prayekti. 2010. Problem Based Instruction sebagai alternatif model Pembelajaran Fisika di SMA (Jurnal Pendidikan dan
52
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 40-52
Kebudayaan) Surakarta: FKIPUniversitas Terbuka. Sancho, P., Moreno-Ger, P., FuentesFernandez-Manjon, B. 2009. Adaptive Role Playing Games: An Immersive Approach for Problem Based Learning. Educational Technology & Society, 12 (4), 110-124.
Slamento. 2003. Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Sukiniarti. 2006. Maret. Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar pada Mahasiswa di Pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan. 7 (1). 12-18.