NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH HIPNOTERAPI TERHADAP TINGKAT NYERI DISMENORE DI SMPN 16 PONTIANAK TAHUN 2015 ANNISA FITRI AUN I32111010
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2015
PENGARUH HYPNOTERAPI TERHADAP TINGKAT NYERI DISMENORE DI SMPN 16 PONTIANAK TAHUN 2015 Annisa Fitri Aun*, Suriadi**, Suhaimi Fauzan** Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura Pontianak Abstrak Latar Belakang: Dismenore merupakan rasa nyeri yang menyertai pada saat menstruasi yang biasanya terjadi rasa kram dan berpusat di abdomen bagian bawah. Rasa nyeri ini dapat mengganggu aktifitas sehari-hari dan dapat mengganggu proses belajar sehingga diperlukan penanganan. Salah satu cara menurunkan nyeri dismenore ini dengan menggunakan hypnoterapi. Hipnoterapi menggunakan kekuatan sugesti dan fikiran yang mengubah gelombang otak menjadi kondisi alfa dan theta sehingga langsung merelaksasikan pasien dan pasien menjadi lebih nyaman dalam waktu yang cukup singkat. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh hypnoterapi terhadap tingkat nyeri dismenore di SMPN 16 Pontianak Tahun 2015. Metode: Penelitian ini adalah penelitian pre experimental dengan rancangan one-group pretest posttest. Sampel penelitian adalah remaja putri yang mengalami nyeri haid yang berjumlah 16 orang dan diambil secara purposive sampling. Instrument penelitian adalah lembar pretest dan posttest skala numeric (Numeric Ratting Scale atau NRS). Hasil: Hasil uji Marginal Homogeneity menunjukkan ada penurunan tingkat nyeri yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan yaitu p=0,000 (p<0,005). Kesimpulan: Hypnoterapi efektif untuk menurunkan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di SMAN 16 Pontianak tahun 2015. Kata Kunci
: Nyeri Haid (dismenore), Hypnoterapi Abstract
Background: Dysmenorrhea is pain that accompanies menstrual cramps that usually occurs and is centered in lower abdomen. This pin can interfere with dily ctivities nd my interfere with the lerning process so that the necessary treatment. One way to lower this dysmenorrhea pain by using hypnotherapy. Hypnotherapy uses the power of suggestion and thoughts that transform brain waves into alpha and theta conditions that directly relaxes the patient and the patient becomes more comfortable in a fairly short time. Research purpose: This study aims to determine the effect on the level of pain dysmenorrhea hypnoterapi in SMPN 16 Pontianak 2015. Method: This research is pre-experimental design with one-group pretest posttest. Samples are young women who experience menstrual pain, amounting to 16 people and taken by purposive sampling. Instrument of research is pretest and posttest sheets numeric scale (Ratting Numeric Scale or NRS). Result: Marginal homogeneity test results showed no significant decrease in pain levels before and after treatment, namely p = 0.000 (p <0.005). Conclusion: Hypnoterapi effective to reduce pain intensity dysmenorrhea in adolescent girls in SMAN 16 Pontianak 2015. Key word: Menstrual pain (dysmenorrhea), hypnoterapi. *Nursing Student Tanjungpura University **Nursing Lecture Tanjungpura University
PENDAHULUAN Masa pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya ciriciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan reproduksi. (Wiknjosastro, 2007). Salah satu tanda perempuan sudah mengalami pubertas adalah menstruasi. Menstruasi adalah perdarahan periodic pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004). Gangguan saat menstruasi yang sering terjadi adalah dismenore (Sophia, F.,Muda, S. & Jemadi., 2013). Dismenore adalah nyeri haid yang biasanya bersifat kram dan berpusat pada perut bagian bawah yang terasa sebelum atau selama menstruasi, terkadang sampai parah sehingga mengganggu aktivitas. Menurut Lestari, H., Metusala, J. & Suryanto (2010), dismenorea pada remaja terjadi 60%-90% dan merupakan penyebab paling sering ketidakhadiran di sekolah dan mengganggu aktifitas sehari-hari. Prevalensi dismenore di Indonesia pada tahun 2008 sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (Sophia, F.,Muda, S. & Jemadi, 2013).
Pada umumnya, wanita memerlukan obat untuk mengatasi dismenore ini, misalnya obat Antiinflamasi Nonsteroid (NSAID), akan tetapi obat ini memiliki efek samping (Sarwono, 2011). Selain dengan menggunakan farmakologi nyeri bisa di tangani dengan nonfamakologi salah satunya adalah hipnoterapi. Hypnoterapi meupakan salah satu teknik yang efektif digunakan dalam penanganan nyeri (Mohammad, 2011). Dysminorhea atau rasa sakit pada saat menstruasi berhasil disembuhkan dengan hipnotis atau sugesti paskahipnotik. Dalam kasus tersebut, pasien diberi instruksi berkaitan dengan sugesti-sugesti apa yang harus dia berikan pada dirinya sendiri (swahipnotis)ketika berada dalam keadaan hipnotis (Frank S. Caprio, M. D, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipnoterapi lebih unggul daripada obat, placebo psikologis dan perawatan lainnya (Mendoza & Capafons, 2009). Menurut Subiyanto (2008), hypnosis hampir dan bahkan tidak memiliki efek samping. METODE Penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif dengan desain berupa pre experimental berupa one-group pretest posttest, peneliti melakukan penelitian tanpa kelompok pembanding (kontrol). Sampel pada
penelitian ini berjumlah 16 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling dengan criteria sampel remaja putri yang bersedia menjadi responden, remaja putri yang mengalami dismenore dengan siklus teratur dan remaja putri yang tidak memiliki riwayat penggunaan analgesic. Instrument penelitian yang digunakan selama penelitian yaitu: laptop / speaker, lembar observasi dengan pengukuran numerical rating scale (NRS), jam tangan, alat tulis, dan kamera. Penelitian ini menggunakan uji Maarginal Homogeneity. HASIL PENELITIAN Responden dalam penelitian ini berjumlah 16 responden dengan usia responden termuda 12 tahun dan usia tertua 15 tahun. Table 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia responden
Frekuensi
12 13 14 15 Total
2 9 4 1 16
Persen (%) 12,5 % 56,3 % 25,0 % 6,3 % 100 %
Distribusi hasil pretest dan posttest dengan menggunakan Numerical Ratting Scale (NRS) dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 2. Hasil Pretest dan Posttest Skala Nyeri Dismenore dengan menggunakan Numerical Ratting Scale (NRS) me Medi Mi m Std. an an n ax deviat ion Pret 2.0 2.00 1 3 0,632 est 0 postt 0.3 0.00 0 1 0,500 est 8
Distribusi tingkat nyeri dismenore sebelum dilakukan hypnoterapi dapat dilihat dalam table berikut ini. Table 3. Tingkat Nyeri Dismenore Sebelum Dilakukan Hypnoterapi Skala Nyeri Haid Frekuensi Persen (%) Nyeri ringan 3 18,8% Nyeri sedang 10 62,5% Nyeri berat terkontrol 3 18,8% 16 100% Total
Distribusi tingkat nyeri dismenore setelah dilakukan hypnoterapi dapat dilihat dalam table berikut ini. Table 4.Tingkat Nyeri Dismenore Setelah Dilakukan Hypnoterapi Skala nyeri haid Frekuensi Persen (%) Tidak nyeri 10 62,5% Nyeri ringan 6 37,5% 16 100% Total
Pengaruh hypnoterapi terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore
di SMPN 16 Pontianak ini dapat diketahui dengan menggunakan uji statistic yaitu uji marginal homogeneity.
Pretest
Total
Table 4.5 Hasil uji Marginal Homogeneity Posttest Total P Tidak Nyeri nyeri ringan Nyeri 3 0 3 0,000 ringan Nyeri 7 3 10 sedang Nyeri 0 3 3 berat terkontrol 10 6 16
PEMBAHASAN Usia responden dalam penelitian ini cukup bervariasi. Usia responden dimulai dari usia 12 hingga 15 tahun, dengan usia termuda 12 tahun sebanyak 2 responden dengan presentase 12,5%, usia 14 tahun sebanyak 4 responden dengan presentase 25,0%, dan usia tertua adalah 15 tahun sebanyak 1 responden dengan presentase 6,3%. Berdasarkan data usia responden didapatkan bahwa rata-rata responden berusia 13 tahun berjumlah 9 responden dengan presentase 56,3%. Menurut peneliti, usia responden dalam penelitian ini termasuk dalam kategori remaja awal dan remaja pertengahan karena remaja awal berada pada rentang usia 10-14 tahun dan remaja
pertengahan berada pada rentang usia 15-17 tahun. Adanya pengklasifikasian umur responden berdasarkan data diatas didukung oleh WHO (2015), yang menyatakan bahwa usia remaja dimulai dari usia 10 tahun sampai 19 tahun sedangkan menurut Potter & Perry (2005) menyatakan bahwa usia remaja dimulai dari usia 11 tahun sampai 20 tahun. Berdasarkan teori yang diuraikan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini termasuk dalam kategori remaja awal dan remaja pertengahan. Hal ini menyebabkan nyeri haid yang dirasakan responden masuk kedalam kategori nyeri haid (dismenore) primer karena nyeri yang dirasakan responden bukan karena penyakit penyerta atau dismenore sekunder. Hal ini serupa dengan yang dikemukan oleh Prawihardjo (2011) yang menyatakan bahwa dismenore primer merupakan nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologis pada panggul, sedangkan dismenore sekunder merupakan nyeri haid yang berhubungan dengan berbagai keadaan patologis. Sebelum dilakukan hypnoterapi, peneliti memberikan lembar pretest berupa skala nyeri Numerical Ratting Scale (NRS) kepada responden untuk mengukur skala nyeri sebelum dilakukan hypnoterapi. Hasil penelitian berdasarkan hasil pretest menunjukkan
bahwa responden lebih banyak merasakan skala nyeri sedang sebanyak 10 responden dengan presentase 62,5%, skala nyeri ringan sebanyak 3 responden dengan presentase 18,8%, dan skala nyeri berat terkontrol sebanyak 3 responden dengan presentase 18,8%. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa nilai rerata sebelum dilakukan hypnoterapi adalah 2,00 dengan median 2,oo dan standar deviasi 0,632. Skala nyeri dismenore terendah yaitu 1 dan skala nyeri dismenore tertinggi yaitu 3. Hasil penelitian diatas didukung oleh hasil penelitian Primatama & Nugraha (2013) yang berjudul “Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan Nilai Visual Analog Scale Pada Dismenor di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta” menyatakan bahwa sebelum dilakukan hypnoterapi sebanyak 5 orang mengalami skala nyeri berat dengan presentase 31,2% dan 2 orang mengalami skala nyeri sedang dengan presentase 12,5%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fajarwati & Ambarwati (2012) yang berjudul “Pengaruh Hypnoterapi Terhadap Penurunan Nyeri Pada Ibu Intranatal Kala 1 di RB Kharisma Husada Kartasura” menyatakan bahwa distribusi tingkat nyeri responden sebelum pemberian hypnoterapi sebagian besar adalah dalam kategori nyeri menggelisahkan
atau nyeri berat terkontrol sebesar 67%. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar nyeri haid yang dirasakan remaja putri adalah nyeri haid dengan skala nyeri sedang sampai dengan berat yang mana pada skala nyeri ini dapat mengganggu aktifitas sehari-hari, memerlukan istirahat dan bahkan memerlukan obatobatan untuk mengurangi rasa nyeri. Hal ini sejalan dengan yang dikemukan oleh Manuaba (2009) yang menyatakan bahwa nyeri haid dengan intensitas nyeri sedang memerlukan obat-obatan untuk menghilangkan nyeri tersebut tetapi tidak perlu meninggalkan pekerjaannya sedangkan nyeri haid dengan intensitas nyeri berat memerlukan obat-obatan, istirahat dan dapat mengganggu aktifitas sehari-hari. Terapi dengan melakukan hypnoterapi berlangsung selama 3 hari berturutturut. Dalam melaksanakan terapi, responden dilakukan terapi hypnosis selama kurang labih 30 menit. Setelah responden selesai diberikan hypnoterapi, dilakukan pengisian lembar posttest menggunakan instrument yang sama berupa skala nyeri Numerical Ratting Scale (NRS) kepada responden untuk mengukur skala nyeri setelah dilakukan hypnoterapi. Hasil penelitian berdasarkan hasil posttest menunjukkan bahwa mayoritas
responden merasakan tidak nyeri sebanyak 10 responden dengan presentase 62,5% dan responden yang merasakan skala nyeri ringan sebanyak 6 responden dengan presentase 37,5%. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti terdapat penurunan skala nyeri yang ditunjukkan dengan nilai rerata setelah dilakukan hypnoterapi adalah 0,38 dengan median 0,00 dan standar deviasi 0,500. Skala nyeri dismenore terendah yaitu 0 dan skala nyeri dismenore tertinggi yaitu 1. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Primatama & Nugraha (2013) yang menyatakan bahwa kelompok hypnoterapi jumlah responden yang mengalami penurunan skala nyeri sedang sebesar 18,8%, ringan 50% dan tidak nyeri sebesar 21,2%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fajarwati & Ambarwati (2012) yang berjudul “Pengaruh Hypnoterapi Terhadap Penurunan Nyeri Pada Ibu Intranatal Kala 1 di RB Kharisma Husada Kartasura” yang menyatakan bahwa distribusi tingkat nyeri responden setelah pemberian hypnoterapi sebagian besar dalam kategori nyeri ringan sebesar 78%. Dibandingkan dengan tingkat sebelum pemberian hypnoterapi Nampak bahwa terjadi penurunan tingkat nyeri setelah pemberian hypnoterapi. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan diatas, peneliti
menyimpulkan bahwa hipnosis dapat memodulasi persepsi nyeri dengan mempengaruhi proses-proses kognitif seseorang sehingga mengubah karakter nyeri dan mengubah sikap seseorang terhadap nyeri. Hipnoterapi mempengaruhi kerja cerebral cortex sehingga menghasilkan persepsi positif dan relaksasi, secara tidak langsung membantu keseimbangan homeostasis tubuh melalui jalan HPA Axis, untuk menghasilkan Coticitropin Releasing Factor (CRF). Selanjutnya CRF merangsang kelenjar pituitary untuk menurunkan produksi ACTH sehingga produksi endorpin meningkat yang kemudian menurunkan produksi kortisol dan hormon – hormon stres lainnya sehingga nyeri menurun dan tubuh akan rileks. Saat relaksasi kebutuhan oksigen dalam tubuh akan menurun diikuti penurunan otot-otot tubuh, aliran darah akan lancar, neurotransmiter penenang akan dilepaskan dan sistem saraf akan bekerja secara baik sehingga menimbulkan perasaan tenang dan nyaman. Gerbang pikiran bawah sadar akan terbuka dan gerbang nyeri yang disebut subtansia gelatinosa (kornudorsalis medullaspinalis) akan tertutup sehingga impuls yang ditransmisikan ke otak sedikit dan persepsi nyeri hilang atau berkurang(Wahida & Khusniyah, 2012).
Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa hypnoterapi berpengaruh dalam penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri. Hasil uji statistic marginal homogeneity didapatkan nilai p = 0,000<0,005 maka dapat disimpulkan bahwa hypnoterapi berpengaruh dalam menurunkan intensitas nyeri dismenore. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hasil yang signifikan dan bermakna dalam penurunan intensitas nyeri dismenore yang dialami responden. Adanya perbedaan nilai significancy dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh yang signifikan dan bermakna pada pemberian hypnoterapi pada remaja putri di SMPN 16 Pontianak Tahun 2015. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Primatama & Nugraha (2013) yang menyatakan bahwa hasil analisa bivariat ada pengaruh hypnoterapi terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore, nilai p = 0,000<0,05. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fajarwati & Ambarwati (2012) yang menyatakan bahwa hasil dari nilai wilcoxon signed ranks test sebesar -3,852 dengan nilai p sebesar 0,000. Berdasarkan nilai p-value maka H0 ditolak, sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara
tingkat nyeri sebelum dan sesudah dilakukan hypnoterapi. Menurut pengamatan peneliti, saat pemberian hypnoterapi responden dibimbing untuk melakukan imajinasi sehingga mempengaruhi kerja otak, gelombang otak akan turun dari gelombang beta menjadi alpha dan theta, menyebabkan tubuh menjadi rileks,impuls nyeri terhambat dan pasien menjadi rileks. Efek relaksasi hipnoterapi langsung terlihat pada saat responden sedang dalam keadaan kondisi trance yang dalam yaitu responden terlihat santai, tenang dan rileks, bahkan ada beberapa responden sampai menangis, responden tampak tertidur selama terapi hipnosis dan dapat mengikuti sesi terapi sampai selesai dengan penuh konsentrasi. Saat dalam kondisi rileks, perhatian pasien terhadap nyeri teralihkan sehingga persepsi nyeri dan respon terhadap nyeri berubah, nyeri yang dirasakan menurun sampai dengan hilang. Tidak ada efek negatif yang merugikan responden. Hampir semua mengatakan suasana hati menjadi lebih nyaman, tenang dan rileks. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh Hypnoterapi Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore di SMPN 16 Pontianak Tahun 2015, maka dapat disimpulkan bahwa Responden dalam
penelitian ini berjumlah 16 orang yang semuanya masuk kedalam kelompok eksperimen. Karakteristik usia responden dalam penelitian ini antara 12-15 tahun yaitu berusia 13 tahun dengan jumlah 9 responden dengan presentase 56,3%, usia responden termuda yaitu 12 tahun dengan jumlah 2 responden dengan presentase 12,5%, responden yang berusia 14 tahun dengan jumlah 4 responden dengan presentase 25,0%, dan responden yang berusia 15 tahun dengan jumlah 1 responden dengan presentase 6,3%. Skala nyeri yang dialami remaja putri setelah dilakukan hypnoterapi yaitu nyeri haid dengan skala nyeri sedang yaitu sebanyak 10 responden dengan presentase 62,5%, skala nyeri ringan sebanyak 3 responden dengan presentase 18,8% dan skala nyeri berat terkontrol sebanyak 3 responden dengan presentase 18,8%. Skala nyeri yang dialami remaja putri setelah dilakukan hypnoterapi terdapat penurunan menjadi tidak nyeri yaitu sebanyak 10 responden dengan presentase 62,5%, dan skala nyeri ringan sebanyak 6 responden dengan presentase 37,5%. Berdasarkan analisa data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian hypnoterapi terbukti berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di SMPN 16 Pontianak tahun 2015. Hasil ini juga sesuai dengan uji
marginal homogeinity yang menunjukkan nilai p=0,000 (p<0,05). DAFTAR PUSTAKA 1. Aprillia, Y. (2010). Hipnostetri: Rileks, Nyaman, Dan Aman Saat Hamil & Melahirkan. Jakarta: GagasMedia. 2. Arter, D. (2014). Hypnotic Power: Rahasia Membaca dan Mempengaruhi Isi Hati dan Pikiran Orang Lain dengan Hipnotis. Mantra Books. 3. Berman, A. S. (2009). Buku Ajar Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC. 4. Bobak, I. M., Lowdermik, D. L., & Jensen, M. D. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Volume 4. Jakarta: EGC. 5. Dorland, W. A. (2011). Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC. 6. Fajarwati, Pipit Galih Tri., & Ambarwati, Winarsih Nur. (2012). Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan Nyeri Pada Ibu Intranatal Kala 1 Di RB Kharisma Husada Kartasura. Kartasura 7. Frank, S. C. (2007). Hipnotis: Mencapai Kesehatan Holistik dan Keberhasilan Hidup dengan SwaHipnotis. Jakarta: Diadit Media.
8. H, H. (2006). Problema Haid: Tinjauan Syariat Islam Dan Medis. Solo: Tiga Serangkai.
16. Norwitz, E. &. (2007). At a Glance Obstetri & Ginekologi. Jakarta: Erlangga.
9. Hidayat, M. &. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
17. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
10. Indarti, J. (2004). Panduan Kesehatan Wanita. Jakarta: Puspa Swara. 11. Lestari, H., Metusala, J., & Suryanto, D. Y. (2010). Gambaran Dismenorea Pada Remaja Putri Sekolah Menengah Pertama Di Manado. Sari Pediatri , 12. 12. Manuaba, A. C., Manuaba, I. B., & Manuaba, I. B. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. 13. Mendoza, M. E. (2009). Efficacy Of Clinical Hypnosis: A Summary Of Its Empirical Evidence. Papeles Del Picologo , volume 30, 98-116. 14. Mitayani. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika. 15. Mohammad, S. M. (2011). Pain Treatment with Hypnosis. Journal of Applied Sciences Research , 7, 1208-1211.
18. Patasik, C. K., & Tangka, J. &. (2013). Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Guided Imagery Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesare Di Irina D BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandau Manado. ejurnal keperawatan , volume 1. 19. Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Fundamental Keperawatan volume 1 (4 ed., Vol. 1). Jakarta: EGC. 20. Prawirohardjo, S. (2011). Ilmu Kandungan . Jakarta: Bina Pustaka. 21. Praworohardjo, S. (2011). Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka. 22. Primatama, Zariat., Nugraha, M. Ardiansyah, Adi. (2013). Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan Nilai Visual Analog Scale Pada Dysmenorhea Di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2013. Yogyakarta.
23. Rafael, R. (2004). Hipnoterapy: Quit Smoking. Jakarta: GagasMedia.
31. Sutiyono, A. (2010). Dahsyatnya Hipnoparenting. Jakarta: Penebar Plus.
24. Sarwono, S. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada.
32. Valentini, V. &. (2006). Jurnal Provitae (Vol. 2). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
25. Setiawan, A. (2010). Komunikasi Dahsyat Dengan Hipnosis. Jakarta: Visimedia.
33. Wahida, & Khusniyah. (2012). Prosiding Seminas Competitive. Prosiding Seminas Competitive.
26. Sinclair, C. &. (2011). Buku Saku Ilmu Kebidanan Dan Kandungan. Binapura Aksara.
34. Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
27. Smeltzer, S. C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.
35. Wong, W. &. (2009). Dahsyatnya Hipnotis. Jakarta: Transmedia Pustaka.
28. Sophia, F., Muda, S., & Jemadi. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dismenore Pada Siswi SMK Negeri 10 Medan. 29. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA. 30. Sulistyowati, N. &. (2010). Pola Pencarian Pengobatan Dan Perilaku Beresiko Remaja Di Indonesia (Analisis Lanjut Data Riskesdas 2007). Jurnal Ekologi Kesehatan , 9, 1347-1356.
36. Wratsongko, M. &. (2006). 205 Resep Pencegahan & Penyembuhan Penyakit Dengan Gerakan Shalat. Tanggerang: QultumMedia.