NASKAH PUBLIKASI
PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK AIR MINERAL DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) GUNA MEMINIMUMKAN BIAYA DISTRIBUSI (Studi Kasus : CV. Tirta Mekar Jaya)
Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diajukan Oleh : Rr. SEKAR ARUM WIDANINGTYAS D 600 080 035
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
HALAMAN PENGESAHAN
PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK AIR MINERAL DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) GUNA MEMINIMUMKAN BIAYA DISTRIBUSI (Studi Kasus : CV. Tirta Mekar Jaya)
Naskah Publikasi Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi S-1 untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hari
:
Tanggal :
Disusun Oleh : Nama
: Rr. Sekar Arum Widaningtyas
NIM
: D 600 080 035
Jur/Fak
: Teknik Industri/Teknik
Mengesahkan :
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
(Much. Djunaidi, ST, MT)
(Hafidh Munawir, ST, MEng)
HALAMAN PERSETUJUAN
PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK AIR MINERAL DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) GUNA MEMINIMUMKAN BIAYA DISTRIBUSI (Studi Kasus : CV. Tirta Mekar Jaya)
Telah Dipertahankan pada Sidang Pendadaran Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Di Hadapan Dewan Penguji
Hari Tanggal
: :
Menyetujui :
Nama
Tanda Tangan
1. Much. Djunaidi, ST, MT (Ketua) 2. Hafidh Munawir, ST, MEng (Sekretaris) 3. Mila Faila Sufa, ST, MT (Anggota) 4. Siti Nandiroh, ST, MEng (Anggota)
Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik
Ketua Jurusan Teknik Industri
(Ir. Agus Riyanto, MT)
(Hafidh Munawir, ST, MEng)
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa Naskah Publikasi Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggungjawab sepenuhnya.
Surakarta,
2013
Yang Menyatakan
Rr. Sekar Arum Widaningtyas D 600 080 035
PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK AIR MINERAL DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) GUNA MEMINIMUMKAN BIAYA DISTRIBUSI (Studi Kasus : CV. Tirta Mekar Jaya) Rr. Sekar Arum Widaningtyas1, Much. Djunaidi2, Hafidh Munawir3 1 Mahasiswa Teknik Industri UMS, 2,3Staf Pengajar Teknik Industri UMS
[email protected],
[email protected],
[email protected] Jl. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta Telp (0271) 717417 ext 237
Abstrak Kepuasan pelanggan yang sangat berpengaruh dalam dunia usaha, dimana pelanggan yang selalu membutuhkan produk yang murah dan berkualitas, serta pengiriman yang tepat waktu. CV. Tirta Mekar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang air mineral. Proses distribusi CV. Tirta Mekar Jaya ditujukan ke tingkat agen dan outlet (retailer). Pengiriman barang dilakukan setelah perusahaan mendapat pesanan dari agen atau outlet, sehingga ada kemungkinan jika persediaan air mineral di agen tersebut dalam jumlah yang minimal atau bahkan kosong. Metode Distribution Requirement Planning (DRP) merupakan suatu metode untuk menangani masalah pengadaan persediaan dalam jaringan distribusi multieselon, yang lebih menekankan pada aktivitas pengendalian daripada pemesanan. Metode DRP diharapkan mampu membantu permasalahan perencanaan dan penjadwalan distribusi produk agar aktivitas distribusi perusahaan menjadi lebih optimal, perusahaan mampu memenuhi permintaan dengan tepat waktu dan tepat jumlah serta dapat juga menekan biaya distribusi seminimal mungkin. Hasil penelitian yang dapat diambil yaitu adanya perbaikan pendistribusian, yaitu pada setiap pengiriman, armada yang digunakan membawa kapasitas 100 galon untu satu tempat agen saja. Sehingga diperoleh perbandingan untuk total biaya distribusi yang dikeluarkan oleh perusahaan, jika menggunakan metode perusahaan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 21.411.000,00 pada tahun 2013, sedangkan hasil perhitungan total biaya distribusi dengan metode DRP sebesar Rp 17.842.500,00. Hal ini menunjukkan adanya penurunan total biaya yang dikeluarkan perusahaan sebesar 16,67%. Kata Kunci : Biaya Distribusi; Distribution Requirement Planning (DRP)
Pendahuluan Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dalam bidang usaha, menuntut perusahaan untuk menggunakan berbagai cara agar dapat memenangkan persaingan. Diantaranya kepuasan pelanggan yang sangat berpengaruh dalam dunia usaha, dimana pelanggan yang selalu membutuhkan produk yang murah dan berkualitas, serta pengiriman yang tepat waktu. Kebijakan yang dapat diambil oleh perusahaan salah satunya yaitu dengan memanajemen proses distribusi produk ke seluruh lokasi tujuan secara baik agar perusahaan dapat menyalurkan produknya ke pelanggan. Hal ini harus diperhatikan oleh perusahaan untuk menjaga kepercayaan pelanggan terhadap produk perusahaan. CV. Tirta Mekar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang air mineral, di mana produk yang dihasilkan tersedia dalam kemasan galon 19 liter, kemasan botol 500 ml, dan kemasan
gelas 240 ml. Proses distribusi CV. Tirta Mekar Jaya ditujukan ke tingkat agen dan outlet (retailer). Agen-agen tersebut tersebar di berbagai tempat, meliputi Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, hingga Magetan. Selanjutnya dari agen-agen tersebut akan didistribusikan ke outlet/ retail. Pengiriman barang dilakukan setelah perusahaan mendapat pesanan dari agen atau outlet, sehingga ada kemungkinan jika persediaan air mineral di agen tersebut dalam jumlah yang minimal atau bahkan kosong. Dengan adanya permasalahan di atas, maka perlu dilakukan perencanaan dan penjadwalan distribusi dengan metode Distribution Requirement Planning (DRP). Metode ini diharapkan mampu jumlah dan tepat waktu serta dapat menekan biaya distribusi seminimal mungkin. Tujuan dari penelitian ini sendiri antara lain : a. Merencanakan penjadwalan proses distribusi produk CV. Tirta Mekar Jaya. b. Meminimumkan total biaya distribusi yang dikeluarkan oleh perusahaan. c. Membandingkan kondisi riil di lapangan dengan hasil perhitungan metode yang digunakan.
Landasan Teori Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani antara produsen dan konsumen. Seperti halnya dalam produksi ada sistem produksi ‘tarik’ dan ‘dorong’, maka dalam sistem distribusi juga ada sistem distribusi ‘tarik’ (pull distribution center) dan sistem distribusi ‘dorong’ (push distribution center). Dalam sistem distribusi ‘dorong’, pusat induk distribusi menentukan apa dan berapa yang perlu didistribusikan dan dikirim ke pusat distribusi regional atau lokal, sedangkan dalam sistem distribusi ‘tarik’, masing-masing pusat distribusi pada tingkat bawah menentukan apa yang diperlukan dan itu yang dipesan ke pusat induk distribusi untuk dikirim. (Indrajit dan Djokopranoto: 2007) Persediaan timbul disebabkan oleh adanya ketidakpastian jumlah permintaan, ketidakpastian pasokan dari supplier, atau ketidakpastian terhadap tenggang waktu pemesanan. Sasaran akhir dari manajemen persediaan adalah menghasilkan keputusan tingkat persediaan yang menyeimbangkan tujuan diadakannya persediaan dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain, sasaran akhir manajemen persediaan adalah untuk meminumkan total biaya dalam perubahan tingat persediaan. (Yamit: 1999) DRP adalah salah satu bentuk aplikasi lebih lanjut dari Materials Requirement Planning (MRP), yang dikembangkan oleh Martin (1980,1983). Pada hakekatnya DRP merupakan salah satu contoh aplikasi pendekatan atau metode MRP dalam pengaturan distribusi (dalam hal ini adalah distribusi dengan sistem bertingkat). MDC
RDC 100
LDC 101
RDC 200
RDC 300
LDC 102
LDC 201
LDC 301
LDC 202
LDC 203
LDC 302
LDC 303
LDC 204
Gambar 1 Bagan Multiechelon dalam Jaringan Distribusi MDC = Master (central) Distribution Center (pusat induk distribusi) RDC = Regional Distribution Center (pusat distribusi regional) LDC = Local Distribution Center (pusat distribusi lokal)
Teknik untuk penentuan lot yang sering digunakan dalam metode DRP antara lain : 1) Economic Order Quantity (EOQ) EOQ merupakan salah satu teknik penentuan lot yang paling tua dan paling dikenal. Metode ini juga disebut dengan metode ukuran lot atau lot size method, yang digunakan untuk pengelolaan independent demand inventori dan didasarkan pada asumsi sebagai berikut (Sumayang: 2003) : a) Kecepatan permintaan tetap dan terus menerus. b) Lead time, yaitu waktu antara pemesanan sampai dengan pesanan datang harus tetap. c) Tidak pernah ada kejadian persediaan habis atau stockout. d) Harga per unit tetap dan tidak ada pengurangan harga walaupun pembelian dalam volume yang besar. e) Besar biaya pemesanan tetap untuk setiap lot yang dipesan dan tidak tergantung pada jumlah item setiap lot. f) Item adalah produk satu macam dan tidak ada hubungan dengan produk lain. 2) Lot for Lot (LFL) Pada metode ini, teknik penetapan lot ditentukan berdasarkan pesanan diskrit. Teknik LFL ini merupakan teknik paling sederhana dari semua teknik lot yang ada. Pendekatan teknik LFL dengan melakukan pemesanan hanya ketika dibutuhkan. Teknik LFL selalu melakukan perhitungan kembali, terutama apabila terjadi perubahan jumlah pada kebutuhan bersihnya. Ketika pasokan dapat diandalkan dan pesanan yang sering tidak mahal, namun biaya penyimpanan dan keusangan tinggi, pemesanan pada LFL menjadi sangat efisien. (Nasution dan Prasetyawan: 2008) 3) Fixed Order Quantity (FOQ) Penentuan lot dengan teknik FOQ dapat melalui intuisi atau faktor-faktor empirik yang juga sesuai dengan pengalaman pemakai. Kebijaksanaan itu dapat ditempuh untuk item-item yang biaya pemesanannya tinggi, dengan memenuhi kebutuhan bersih dari periode ke periode. Besarnya jumlah mencerminkan pertimbangan faktor-faktor luar, seperti peristiwa atau kejadian yang tidak dapat dihitung dengan teknik algoritma untuk ukuran lot. Beberapa keterbatasan kapasitas atau proses yang harus dipertimbangkan antara lain batas waktu kerusakan, pengepakan, penyimpanan, dan lain-lain. (Nasution dan Prasetyawan: 2008) 4) Part Period Balancing (PPB) Penentuan lot dengan teknik PPB lebih dinamis untuk menyeimbangkan biaya penyetelan dan penyimpanan. Teknik PPB menggunakan informasi tambahan dengan mengubah ukuran lot untuk menggambarkan kebutuhan ukuran lot berikutnya di masa mendatang. Teknik ini juga mencoba menyeimbangkan biaya penyetelan dan penyimpanan untuk permintaan yang diketahui, karena dengan teknik PPB pemesanan setiap kali biaya penyimpanan sama dengan biaya pemesanan. (Heizer dan Render: 2010) 5) Wagner Within Algorithm Merupakan teknik untuk komputasi pengukuran lot yang mengasumsikan horizon waktu terbatas di luar keadaan di mana tidak ada kebutuhan neto tambahan untuk digunakan pada strategi pengurutan. (Heizer dan Render: 2010) 6) Fixed Period Requirement (FPR) Penentuan ukuran lot dengan teknik FPR didasarkan pada beberapa periode waktu tertentu saja. Besarnya jumlah kebutuhan bersih sekarang tidak didasarkan pada hasil peramalan, namun dengan menjumlahkan kebutuhan bersih periode mendatang, sehingga dengan metode FPR ini selang waktu antar pemesanan tetap dan ukuran lot disesuaikan dengan kebutuhan bersihnya. (Nasution dan Prasetyawan: 2008)
METODOLOGI PENELITIAN Tahapan yang dapat dilakukan penyelesaian penelitian ini antara lain : a. Netting Merupakan proses untuk mengetahui besarnya kebutuhan bersih pada periode tersebut. Tahap netting dilakukan dengan menghitung selisih kebutuhan kotor dengan persediaan yang ada.
b. Lotting Merupakan proses untuk mengetahui besarnya pemesanan optimal untuk suatu produk yang didasarkan pada kebutuhan bersih. c. Offsetting Merupakan proses untuk mngetahui waktu pemesanan. Perhitungan ini didasarkan pada lead time pemesanan yang dilakukan. Hal ini bertujuan supaya kebutuhan produk yang dilakukan tepat waktu. d. Explosion Merupakan langkah yang dilakukan untuk menghitung kebutuhan kotor pada tingkat distribusi yang lebih rendah. Adapun logika dasar metode DRP yang diterapkan antara lain (Andayani: 2011) : a. Kebutuhan bruto (gross requirement), yaitu dengan menghitung perkiraan kebutuhan produk untuk setiap kurun waktu tertentu yang akan datang (forecasting). b. Dari hasil perkiraan tersebut, hitung kebutuhan neto berdasarkan rentang waktu atau jadwal waktu yang akan datang (time-phased requirement). c. Kebutuhan neto adalah kebutuhan bruto dikurangi dengan persediaan yang ada dan pesanan yang sudah dilakukan, ditambah dengan persediaan pengaman. Net Requirement = (Gross Requirement + Safety Stock) – (Schedule Receipt + Projected On Hand Periode Sebelumnya). Hanya nilai kebutuhan neto positif yang dicatat dan dihitung. d. Dari sini, dapat dihitung berapa yang kurang pada setiap rentang atau jadwal waktu tertentu dan kekurangan ini haruslah merupakan kedatangan pesanan yang direncanakan (Planned Order Receipt). Perlu diingat dan dicatat juga bahwa ini tergantung juga dengan jumlah minimum pemesanan atau ukuran lot pemasok barang (besaran lot). e. Dengan mengingat waktu pemesanan (Lead Time), dapat dihitung mundur, kapan dan berapa pesanan perlu dilakukan dan direncanakan (Planned Order Release). f. Perhitungan-perhitungan di atas dapat menghasilkan berapa jumlah persediaan pada tiap akhir rentang waktu tertentu (Projected On Hand). Projected On Hand = (Projected On Hand periode sebelumnya + Scheduled Receipt + Planned Order Receipt) – (Gross Requirement) Besarnya Planned Order Release yang dilakukan pusat distribusi menjadi Gross Requirement dari pusat distribusi satu level di atasnya dalam jaringan distribusi.
lead time : 1 minggu Gross Requirement Scheduled Receipt Inventory On Hand Net Requirement Planned Order Receipt Planned Order Released
0
1 35
2 30
35
35 0
0 30 30 40
30
periode (minggu) 3 4 5 40 0 10 0 40 40
0 0 10
0 10 10 40
6 40
7 30
8 0
0 40 40 30
0 30 30
0 0
Pembahasan Pembahasan pada penelitian ini hanya dilakukan untuk satu tempat saja, yaitu agen AXA-00116. Hal ini dikarenakan untuk mempersingkat pembahasan dan mendetailkan proses pengolahan data yang dilakukan. Data Permintaan Tahun 2011 dan 2012 dan Data Inventory On Hand Data permintaan galon dan data inventory on hand untuk agen AXA-00116 selama tahun 2011 dan 2012 seperti pada tabel 1.
Tabel 1 Data Permintaan Galon Tahun 2011 Periode
Tahun 2011
Tahun 2012
Inventory On Hand
Jumlah (galon)
Jan '11
900
Feb '11
800
Mar '11
1000
Apr '11
1000
Mei '11
900
Jun '11
800
Jul '11
900
Agst '11
900
Sep '11
800
Okt '11
900
Nop '11
900
Des '11
800
Jan '12
800
Feb '12
700
Mar '12
1000
Apr '12
1200
Mei '12
1095
Jun '12
800
Jul '12
900
Agst '12
900
Sep '12
1100
Okt '12
1200
Nop '12
1000
Des '12
1000
250 galon
200 galon
Sumber : CV. Tirta Mekar Jaya Biaya Pemesanan Rincian biaya pemesanan setiap kali pesan seperti pada tabel 2. Tabel 2 Rincian Biaya Pemesanan Rincian Biaya
Total Biaya
a. Biaya Administrasi Pengiriman - Berkas Order dan Nota Pengiriman
Rp
250,00
- Biaya Telepon
Rp
7.000,00
b. Biaya Tenaga Kerja - Biaya Sopir
Rp 40.000,00
- Biaya Tenaga Helper
Rp 40.000,00
- Bensin
Rp 50.000,00
Total Biaya Pengiriman
Sumber : CV. Tirta Mekar Jaya
Rp 137.250,00
Biaya Penyimpanan Rincian biaya penyimpanan untuk setiap tahun yaitu seperti pada tabel 3. Tabel 3 Rincian Biaya Penyimpanan Rentang persentase No. Kategori persediaan/ tahun 1
Administrasi Gudang
4%
2
Tenaga Kerja
3%
3
Resiko Kerusakan
2%
Total 9% Sumber : CV. Tirta Mekar Jaya Sehingga biaya penyimpanan dalam 1 tahun = 9% x Rp 9.000,00 = Rp 810,00. Pengolahan Data Peramalan Peramalan dilakukan dengan menggunakan alat bantu WinQSB. Hasil peramalan yang diperoleh untuk periode 2013 adalah hasil peramalan yang memiliki tingkat kesalahan peling kecil, yaitu sebagai berikut : Tabel 4 Hasil Peramalan Periode 2013 No. 1
Ramalan 1017
2
1017
3
1017
4
1017
5
1017
6
1017
7
1017
8
1017
9
1017
10
1017
11
1017
12
1017
Verifikasi Peramalan Verifikasi bertujuan untuk mengetahui apakah hasil peramalan yang diperoleh dapat diterima atau tidak, dengan arti hasil peramalan tersebut berada di dalam batas kendali.
Gambar 2 Grafik Verifikasi Peramalan
Gambar grafik di atas dapat diketahui bahwa hasil peramalan tersebut berada di dalam batas kendali, sehingga hasil peramalan yang dihasilkan dapat digunakan untuk perencanaan selanjutnya. Perencanaan Distribusi Dengan Metode Perusahaan Perencanaan distribusi ini berdasarkan dengan metode yang sedang digunakan perusahaan saat ini.
Metode yang digunakan perusahaan saat ini yaitu dalam satu kali pengiriman terdapat beberapa produk atau beberapa tempat. Misalkan pada satu armada yang memiliki kapasitas 100 galon, armada tersebut harus mengirim 40 galon ke outlet A, 50 galon ke agen B, dan 10 ke outlet C, atau sering juga pada satu kali pengiriman armada tersebut berisi 80 galon dan 26 karton botol atau gelas. Sehingga pada setiap pengiriman jumlah galon yang mampu didistribusikan sebanyak 80 galon.
Bulan 1
Tabel 5 Perencanaan Distribusi Dengan Metode Perusahaan Total Biaya Distribusi Periode Kirim Biaya Pengiriman (TC) 13 Rp 137.250,00 Rp 1.784.250,00
2
13
Rp 137.250,00
Rp 1.784.250,00
3
13
Rp 137.250,00
Rp 1.784.250,00
4
13
Rp 137.250,00
Rp 1.784.250,00
5
13
Rp 137.250,00
Rp 1.784.250,00
6
13
Rp 137.250,00
Rp 1.784.250,00
7
13
Rp 137.250,00
Rp 1.784.250,00
8
13
Rp 137.250,00
Rp 1.784.250,00
9
13
Rp 137.250,00
Rp 1.784.250,00
10
13
Rp 137.250,00
Rp 1.784.250,00
11
13
Rp 137.250,00
Rp 1.784.250,00
12
13
Rp 137.250,00
Rp 1.784.250,00
Total Biaya Distribusi Rp 21.411.000,00 Total biaya distribusi (TC) menuju agen AXA-00116 yang dikeluarkan perusahaan untuk periode 2013 yaitu sebesar Rp 21.411.000,00. Perencanaan Distribusi Dengan Metode DRP Kondisi pendistribusian yang terjadi di CV. Tirta Mekar Jaya saat ini yaitu menggabungkan pengiriman berbagai produk kepada agen, maksudnya adalah pengiriman produk galon digabungkan bersama produk botol dan gelas. Atau juga pengiriman produk dari perusahaan digabungkan secara bersamaan antara agen satu dengan agen lainnya atau antara agen dengan outlet. Hal ini dirasa kurang efektif mengingat banyaknya permintaan untuk produk galon dibandingkan dengan produk lainnya, dan permintaan agen lebih banyak dibandingkan dengan permintaan outlet. Sehingga perlu adanya perbaikan untuk perencanaan pengiriman ini supaya dapat memenuhi permintaan galon dari pelanggan, untuk agen khususnya. Perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan memisahkan pengiriman produk galon dengan produk lain dan memisahkan antara pengiriman menuju agen dengan pengiriman menuju outlet. Perbaikan tersebut dalam hal penggunaan metode yang diterapkan perusahaan. a. Perhitungan kebutuhan bersih Perhitungan ini menggunakan metode Lot For Lot seperti pada tabel 6.
Tabel 6 Tahap Netting Dengan Lot For Lot Periode (bulan) 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1017
1017
1017
1017
1017
1017
1017
1017
1017
1017
1017
1017
837 1037 1037 1037 1037 1037 1037 1037 1037 1037 1037 b. Menghitung nilai pemesanan ekonomis Perhitungan ROP dilakukan untuk mengetahui titik pemesanan kembali suatu produk. Dengan mengetahui safety stock (SS) sebesar 20 galon, rata-rata permintaan tahun 2013 sebesar 1017 galon, dengan lead time pemesanan 2 hari atau sama dengan 0,077 bulan, maka nilai ROP yang dihasilkan yaitu :
1037
GR POH NR
200
ROP = d x L + SS ROP = 1017 x 0,077 + 20 = 98,23077 galon ≈ 99 galon Sehingga ketika penjualan sudah mendekati jumlah 99 galon, agen AXA-00116 harus melakukan pemesanan supaya tidak terjadi stockout. Sedangkan nilai EOQ dilakukan untuk mengetahui tingkat pemesanan ekonomis dari agen AXA00116 tersebut. D = 12.204 galon S = Rp 137.250, 00 H = Rp 810, 00
Q* = 2033,667 galon ≈ 2034 galon Jadi tingkat pemesanan ekonomis agen tersebut ketika pemesanan sebesar 2034 galon. c. Perhitungan waktu pemesanan Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya pengiriman yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi permintaan agen. Tabel 7 Tahap Offsetting Dengan FOQ Periode (bulan) Lead time: 2hari = 0,077 bulan Perencanaan pesanan ukuran lot FOQ
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
837
1037
1037
1037
1037
1037
1037
1037
1037
1037
1037
1037
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
9
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
Tabel di atas menunjukkan besarnya ukuran lot 100, maksudnya adalah untuk satu kali berangkat menuju agen, perusahaan hanya mengirimkan produk berupa galon saja. Sehingga pengiriman tidak dicampur antara kemasan galon dengan kemasan karton. Oleh karena itu didapatkan periode pengiriman tiap bulan untuk agen AXA-00116 seperti pada tabel 9 di atas, yaitu pada bulan 1 sebanyak 9 kali pengiriman, pada bulan 2 sampai bulan 12 sebanyak 11 kali pengiriman. Perhitungan selanjutnya yaitu menentukan besarnya biaya distribusi yang dikeluarkan perusahaan untuk pengiriman produk galon menuju agen AXA-00116 tersebut, seperti pada tabel 8.
Tabel 8 Total Biaya Distribusi Dengan Metode DRP Biaya Distribusi Biaya Pengiriman Bulan Periode Kirim (TC’) Rp 137.250,00 Rp 1.235.250,00 1 9 Rp 137.250,00 Rp 1.509.750,00 2 11 3
11
Rp 137.250,00
Rp 1.509.750,00
4
11
Rp 137.250,00
Rp 1.509.750,00
5
11
Rp 137.250,00
Rp 1.509.750,00
6
11
Rp 137.250,00
Rp 1.509.750,00
7
11
Rp 137.250,00
Rp 1.509.750,00
8
11
Rp 137.250,00
Rp 1.509.750,00
9
11
Rp 137.250,00
Rp 1.509.750,00
10
11
Rp 137.250,00
Rp 1.509.750,00
11
11
Rp 137.250,00
Rp 1.509.750,00
Rp 137.250,00 Rp 1.509.750,00 11 Total Biaya Distribusi 2013 Rp 17.842.500,00 Total biaya distribusi ke agen AXA-00116 pada tahun 2013 dengan menggunakan metode DRP sebesar Rp 17.842.500,00. 12
Perbandingan Total Biaya Distribusi Perbandingan ini dimaksudkan untuk mengetahui total biaya distribusi metode perusahaan (TC) dengan total biaya metode DRP (TC’).
Perbandingan = 16,67% Hasil perbandingan di atas menunjukkan adanya penurunan total biaya distribusi sebesar 16,67%. Sehingga metode DRP dapat digunakan untuk meminimumkan total biaya distribusi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Analisa Berdasarkan pengolahan data di atas, perbaikan yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan memperbaiki proses distribusi untuk armada yang bertujuan dari agen ke agen menjadi ke satu agen saja, sehingga jumlah produk yang dikirimkan menjadi lebih maksimal sesuai dengan kapasitas armada yang digunakan. Perencanaan distribusi produk galon untuk agen AXA-00116 pada periode 2013 adalah sebanyak 12.244 galon. Dengan rincian pendistribusian yang bekapasitas 100 galon setiap kali pengiriman dan ditujukan hanya untuk satu tujuan agen, sehingga diperoleh banyaknya pengiriman yaitu : Bulan Januari 2013 sebanyak 9 kali pengiriman Bulan Februari 2013 hingga Desember 2013 sebanyak 11 kali pengiriman Perencanaan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan dan mengoptimalkan proses distribusi khusus produk galon. Karena produk galon ini memiliki jumlah permintaan yang paling banyak dan sering terjadi. Perbandingan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yaitu sebagai berikut : Tabel 9 Perbandingan Total Biaya Distribusi Periode 2013 Metode Total Biaya Distribusi Perusahaan Rp 21.411.000,00 DRP Rp 16.881.000,00
Hasil perbandingan total biaya distribusi di atas diperoleh hasil bahwa metode DRP memiliki nilai yang lebih kecil daripada metode perusahaan saat ini, dimana terjadi penghematan biaya sebesar 16,67%. Hal ini menunjukkan bahwa metode DRP mampu meminimumkan total biaya distribusi dan dapat digunakan pada CV. Tirta Mekar Jaya karena perbaikan yang diberikan tidak akan mengganggu proses pendistribusian produk ke outlet atau agen lainnya. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain : 1. Perencanaan distribusi produk galon menjadi lebih baik, karena perusahaan mengetahui jumlah produk yang akan dibutuhkan oleh agen AXA-00116 tersebut. Perencanaan pendistribusian tersebut yaitu pada bulan Januari 2013 sebanyak 9 kali pengiriman, bulan Februari 2013 hingga bulan Desember 2013 sebanyak 11 kali pengiriman setiap bulan, dimana masing-masing pengiriman sebanyak 100 galon untuk mengoptimalkan jumlah pengiriman. 2. Total biaya distribusi yang dikeluarkan perusahaan apabila perusahaan masih menggunakan metode saat ini sebesar Rp 21.411.000,00. Sedangkan apabila perusahaan menerapkan metode DRP pada periode 2013, perusahaan mengeluarkan biaya distribusi sebesar Rp 17.842.500,00. Dimana hasil tersebut menunjukkan adanya penurunan total biaya distribusi serta membuktikan bahwa metode DRP dapat meminimumkan biaya distribusi. 3. Perbandingan total biaya distribusi yang dihasilkan yaitu sebesar 16,67%. Perbandingan ini juga menunjukkan bahwa metode DRP dapat diterapkan di CV. Tirta Mekar Jaya untuk meminimumkan biaya distribusi yang dikeluarkan setiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA Abdillah, Adib Fahrozi. 2009. Perencanaan Dan Penjadwalan Aktivitas Distribusi Hasil Perikanan Dengan Menggunakan Distribution Requirement Planning (DRP). Diakses dari http://adibfahrozi.files.wordpress.com/2010/01/jurnal-drp.pdf. Tanggal 3 Desember 2012 14.20 WIB Andayani, Putu. 2011. Perencanaan Penjadwalan Distribusi Produk Dengan Metode Distribution Requirement Planning (DRP) Di PT Kharisma Esa Ardi-Surabaya. Skripsi Teknik Industri UPN “Veteran” Jawa Timur. (Dipublikasikan di http://eprints.upnjatim.ac.id/2213/1/Putu_A_bab1.pdf, diakses tanggal 3 Desember 2012 pukul 14.30 WIB) Heizer, Jay & Barry Render. 2010. Manajemen Operasi Buku 2 Edisi 9. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Indrajit, Eko & Djokopranoto. 2007. Perkembangan Integrasi Perencanaan, DARI MATERIALS REQUIREMENT PLANNING (MRP) sampai ke ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP). Diakses dari http://materi.uniku.ac.id/Ebook/DISC-204-KUMPULAN-EBOOK/REIeBook-EnterpriseResourcePlanning.pdf. Tanggal 11 Desember 2012 pukul 08.19 WIB Nasution, Arman Hakim & Yudha Prasetyawan. 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu