TugasDikllat PTP Bpk. Dr. IrfanaSteviano Nama :Toyipur HP : 081289075711Unit Kerja: D3 ManajemenPemasaran PNJ Email :
[email protected],
[email protected] Resume Identifikasi Kebutuhan, Analisis Pembelajaran dan Perumusan Tujuan Pembelajaran Pengertian dan Tujuan Identifikasi Kebutuhan Kesenjangan antara keadaan yang ada dan keadaan yang seharusnya ada lazim disebut sebagai kebutuhan. Kebutuhan peserta didik mencakup sejumlah pengalaman belajar atau kompetensi yang diharapkan dimilikinya baik pengetahuan, keterampilan maupun sikap Langkah identifikasi kebutuhan merupakan langkah yang amat penting dalam aktifitas perancangan pembelajaran yang merupakan berupa aktifitas mengenali perilaku awal (entry behaviors) dan karakteristik peserta didik. Pertanyaannya “Siapa dan bagaimana profil calon peserta didik/sasaran program pembelajaran yang akan kita rancang?” Tujuan dari identifikasi kebutuhan adalah untuk bahan pertimbangan dalam penentuan preskripsi pembelajaran yang berupa strategi pembelajaran Analisis pembelajaran adalah langkah awal yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembelajaran, diantaranya 1) Analisis kebutuhan pembelajaran, 2) menentukan tujuan pembelajaran, 3) memilih dan mengembangan bahan ajar, 4) memilih media dan sumber belajar yang relevan, 5) memilih dan merencanakan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang efektif, 6) memilih dan merencanakan sistem evaluasi dan tindak-lanjut. Ada 2 jenis tujuan pembelajaranyaitu Tujuan Umum Pembelajaran atau Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Khusus Pembelajaran (TIK) atau Tujuan Instruksional Khusus. Benjamin S Bloom (dalam Suparman 2001) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran diklasifikasi menjadi tiga kawasan (domain) yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Kawasan kognitif meliputi tujuan pendidikan yang berkenaan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan berpikir. Kawasan afektif sering dikenal dengan sikap atau perilaku dan kawasan psikomotor berkenaan dengan gerak yang membutuhkan koordinasi otot (neuromuscular coordination) Secara herarkis enam jenjang tujuan pendidikan adalah (Pengetahuan, Pemahaman, Penerapan, Analisis, Sintesis, dan Evaluasi) IDENTIFIKASI PERILAKU DAN KARAKTERISTIK SISWA 1. Pengertian dan tujuan Identifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa adalah salah satu upaya para guru yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang; tuntutan, bakat, minat, kebutuhan dan kepentingan peserta didik, berkaitan dengan suatu program pembelajaran tertentu.Tahapan ini dipandang begitu perlu mengingat banyak pertimbangan seperti; peserta didik, perkembangan sosial, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kepentingan program pendidikan/ pembelajaran tertentu yang akan diikuti peserta didik. Identifkasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik bertujuan: a) Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan serta karakteristik awal siswa sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu. b) Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta kecenderungan peserta didik berkaitan dengan pemilihan program-program pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka. c) Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal pesertadidik.
2. Landasan Dasar Identifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik perlu dilakukan berdasarkan landasan teoretik dan landasan yuridis sebagai berkut.pertama Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan bahwa pengembangan pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan; tuntutan, bakat, minat, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik kedua secara teoretik peserta didik berbeda dalam banyak hal yakni; perbedaan fitrah individual disamping perbedaan latar belakang keluarga, social, budaya, ekonomi, dan sebagainya. Teori Kecerdasan ganda (Multiple Intelligences), dari Gardnerd, yang menyatakan bahwa sejak lahir manusia memiliki jendela kecerdasan yang banyak. Ada delapan jendela kecerdasan menurut Gardnerd pada setiap individu yang lahir, dan kesemuanya itu berpotensi untuk dikembangkan.Namun dalam perkembangan dan pertumbuhannya individu hanya mampu paling banya kempat macam saja dari kedelapan jenis kecerdasan yang dimilikinya. Dengan teori ini maka terjadi pergeseran paradigm psikologis hierarkhis menjadi pandangan psikologis diametral.Tidak ada individu yang cerdas, bodoh, sedeng, genious, dan sebagainya, yang ada kavling kecerdasan yang berbeda Prinsip-prinsip analisis kebutuhan, sebagai berikut 1. Mengatasi berbagai kesenjangan untuk memecahkan masalah 2. Mengidentifikasi kebutuhan yang relevan dengan pembelajaran sekarang yaitu masalah apa yang mempengaruhi hasil pembelajaran 3. Mengidentifikasi kebutuhan mendesak yang terkait dengan finansial, keamanan atau masalah lain yang mengganggu pekerjaan atau lingkungan pendidikan 4. Menyajikan prioritas-prioritas untuk memilih tindakan 5. Memberikan data basis untuk menganalisa efektifitas pembelajaran Sedangkan Jenis-jenis kebutuhan, meliputi 1. Kebutuhan normatif (yang sesuai dengan norma-norma yang ada) 2. Kebutuhan Komparatif 3. Kebutuhan Yang dirasakan 4. Kebutuhan Yang diekspresikan 5. Kebutuhan Masa depan 6. Kebutuhan Insidentil yang mendesak Untuk menyusun atau merancang pembelajaran pengajar perlu disusun langkah dengan menggunakan model yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Banyak model pembelajaran dan model analisis kebutuhan, dimana model-model tersebut punya kelebihan dan kelemahan masing-masing, salah satu model misalnya Model Dick and Carey. Menurut Dick and Carey sebelum menyusun disain pembelajaran perlu dirumuskan tujuan pembelajar kemudian melakukan analisis kebutuhan dan mengidentifikasi kemampuan awal dari peserta, untuk selanjutnya merumuskan tujuan atau kinerja yang ingin dicapai, dengan demikian semua yang dirancang akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penyusunan rancangan analisis kebutuhan sistem pembelajaran, tentunya diawali dengan ; a) Analisis Peserta, f) Analisis Kejadian Penting b) Analisis Teknologi g) Analisis Tujuan c)Analisis Situasi, h) Analisis Media d) Analisis Tugas, i) Analisis Data e) Analisis Isu, , j) Analisis Biaya.
Bila tidak melalui 10 tahap tersebut mungkin proyek pemecahan masalah akan terjadi kendalakendala yang kontraproduktif. Pelaksanaan analisis kebutuhan setidaknya masalahnya harus masalah faktual artinya benar-benar terjadi dalam pembelajaran, Masalah tersebut harus dapat dicari dan diidentifikasi jalan keluarnya, dimana membantu mencari alternatif pemecahan tindakan. Masalah memiliki nilai strategis bagi peningkatan atau perbaikan proses dan hasil pembelajaran dan ada alternatif tindakan yang dipilih
Analisis dan Rumusan Masalah
Aspek Substansi
bobot manfaat dr tindakan yang dipilih
Jelas Spesifik Operasional
Aspek Orisinalitas
apakah tindakan yang dipilih merupakan hal baru / belum pernah dilakukan oleh orang lain
Aspek Formulasi
Aspek Teknis
dirumuskan dengan kalimat tanya, tidak bermakna ganda, spesifik dan eksplisit apa permasalahannya dan tindakan yang dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan
Kemampuan dosen untuk melaksanakan inovasi tersebut
Analisis kebutuhan Kata analisis kebutuhan dalam bahasa Inggrisnya dikenal: dengan requirement analysis, mencakup pekerjaan-pekerjaan penentuan kebutuhan atau kondisi yang harus dipenuhi dalam suatu produk baru atau perubahan produk, yang mempertimbangkan berbagai kebutuhan yang bersinggungan antar berbagai pemangku kepentingan Kebutuhan adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kondisi yang sebenarnya, keinginan adalah harapan ke depan atau cita-cita yang terkait dengan pemecahan terhadap suatu masalah, sedangkan analisa kebutuhan adalah alat untuk mengidentifikasi masalah guna menentukan tindakan yang tepat Kesenjangan adalah sebuah permasalahan yang harus dipecahkan karena itu kesenjangan dijadikan suatu kebutuhan dalam merancang pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan merupakansolusi terbaik., bila kesenjangan tersebut dan menimbulkan efek yang besar, maka perlu diprioritaskan dalam pengatasan masalah Arti kesenjangan adalah faktor yang menyebabkan, seperti: 1). Keterampilan mengajar, 2). Media pembelajaran, 3). Lingkungan belajar, dan 4). Suasana belajar
Tahapan analisis kebutuhan mencakup ; persiapan, pengumpulan data, analisis data dan interpretasi, deseminasi dan pembuatan laporan Tahap Persiapan, meliputi ; a) Mengidentifikasi dan mendeskripsikan tentang audien dan target populasi b) Mengklarifikasi tujuan analisis kebutuhan yaitu meliputi alasan yang dinyatakan (stated reason) yaitu antara lain seleksi perseorangan atau group untuk berpartisipasi dalam program, alokasi dana, dan alasan yang tidak dinyatakan (unstated reason) c) Menetapkan cakupan dan tempat analisis kebutuhan d) Menentukan orang yang akan terlibat di dalam pelaksanaan analisis kebutuhan yang meliputi keterlibatan anggota, menjalin komunikasi dengan group tersebut sepanjang studi e) Mengembangkan dan memperhatikan isu-isu politik yang urgen yaitu meliputi pelibatan individu dan grup kunci dalam lingkungannya, komunikasi secara terus-menerus, mengidentifikasi dan pendekatan terhadap orang-orang yang berada dalam lingkungan birokrasi. f) Mengidentifikasi dan menjelaskan informasi yang dibutuhkan yang meliputi keadaan, program, biaya, kerangka konsep dan dasar filosofi serta indicator keberhasilan. Tahap pengumpulan data meliputi ; a. Mengumpulkan sumber informasi yang relevan. b. Menentukan sampel. c. Menentukan prosedur pengumpulan data dan instrument d. Menetapkan rencana implementasi dan prosedur observasi. e. Mendokumentasi dan menyimpan informasi Tahap analisis data dan interpretasi, meliputi ; a) Meriview dan memperbaharui informasi yang telah dikumpulkan. b) Mereview informasi dengan grup yang relevan. c) Melakukan analisis deskriptik sesuai dengan tipe informasi. d) Menilai informasi yang tersedia. e) Melakukan analisis. Data yang telah dianalisis dipresentasikan dan dirumuskan dalam bentuk kebijakan, sebagai rekomendasi. Adapun standar yang digunakan untuk mereview dan mengevaluasi rencana laporan berdasarkan Standar Evaluasi Analisis Kebutuhan antara lain: a) Standar Kegunaan, yaitu meliputi antara lain: identifikasi audiens, kredibilitas penilai, cakupan informasi, interpretasi penilaian, kejelasan laporan, diseminasi laporan, jadwal laporan dan dampak dari evaluasi. b) Standar Feasibility (Kelayakan) yaitu meliputi prosedur praktis, pengakuan secara politis dan efisiensi biaya c) Standar Perilaku, yaitu meliputi kewajiban formal, konflik kepentingan, keterbukaan kepada public, HAM, interaksi manusia, laporan secara seimbang antara pusat, daerah, individual dan instansi, serta tanggung jawab atas anggaran d) Standar Akurasi atau Ketepatan, yaitu meliputi identifikasi obyek, analisis konteks, menggambarkan tujuan dan prosedur, kebenaran sumber informasi, pengukuran yang valid dan reliable, control data secara sistematis, analisis informasi kuantitatif, analisis data kualitatif, kesimpulan secara adil dan laporan yang objektif.
Analisis kebutuhan media pembelajaran dilakukan sebelum suatu media pembelajaran tertentu dirancang dan dikembangkan. Pada prinsipnya tujuan analisis kebutuhan adalah untuk mengidentifikasi topik dan media pembelajaran yang tepat dan relevan. Para ahli mengatakan bahwa analisis kebutuhan adalah: suatu proses untuk mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi atau metode mencari tahu sifat dan luasnya masalah kinerja dan bagaimana mereka dapat diselesaikan Definisi analisis kebutuhan secara umum adalah pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi masalah sosial, menentukan sejauh mereka, dan akurat mendefinisikan target populasi yang akan dilayani dan sifat pelayanan kebutuhan mereka, sedangkan secara khusus, Arikunto, mengemukakan bahwa yang menjadi pertimbangan dan kajian dalam analisis kebutuhan adalah (a) kurikulum ; topik dan materi, dan (b) silabi, materi, minat atau motivasi. Pada konsep analisis kebutuhan MPI, bahwa analisis kebutuhan dilaksanakan dalam bentuk lokakarya untuk memperoleh data tentang format identifikasi pemilihan topik-topik secara lebih mendetail sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kemediaan yang telah dipilih melalui analisis dari berbagai jurusan dan bidang ilmu, kegiatan ini melibatkan guru/ dosen, sistematika perumusan analisis kebutuhan diawali dengan pengarahan dan penjelasan teknis, yang dilanjutkan dengan pengenalan multimedia pembelajaran interaktif online dengan internet dan offline atau berbasis CD Room Pertimbangan Menganalisis Kebutuhan a. Relevansi Model Analisis Kebutuhan Relevansi analisis kebutuhan multimedia pembelajaran interaktif ini sesuai dengan sirkulasi dan konsep teknologi pembelajaran, sedangkan obyek analisis kebutuhan biasanya berbedabeda tergantung kebutuhan dan tujuan. b. Prinsip Pemilihan Kompetensi Prinsip yang mendasari pemilihan kompetensi dalam pengembangan multimedia atau teknologi informasi: ilmiah, memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa, sistematis, relevan, konsisten, dan fleksibel Arikunto, mengemukakan bahwa yang menjadi pertimbangan dan kajian dalam analisis kebutuhan adalah (a) kurikulum, yang meliputi pemilihan topik dan penjabaran materi, dan (b) silabi, yang meliputi kesulitan materi, pentingnya materi, dan adanya minat khusus. Dari pengertian diatas dapat didefinisikan bahwa analisis kebutuhan multimedia pembelajaran interaktif merupakan analisis terhadap a) tuntutan kurikulum, b) kebutuhan di lapangan, c) karakteristik sasaran, (d) potensi ICT untuk pemecahan masalah atau kebutuhan pembelajaran, dan e) trend perkembangan masa depan. Instructional Systems Design
ANALISIS INSTRUKSIONAL Analisis instruksional adalah proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi perilakuperilaku khusus yang dapat menggambarkan perilaku umum secara lebih terperinci dan sistematis.
Analisis instruksional
Indentifikasi Perilaku Awal Peserta Didik
Merumuskan Tujuan Instruksional
Ada 4 struktur perilaku, sebagai berikut ; a) Hierarkikal ; kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku hanya dapat dilakukan apabila telah dikuasai perilaku yang lain Untuk menjadi jurnalis profesional tentunya diawali dengan menguasai dengan baik & benar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris b) Prosedural ; kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan satu seri urutan penampilan perilaku, tetapi tidak ada yang menjadi perilaku prasyarat untuk yang lain, USB / CD
LAT TOP LCD
PRESENTASI
c) Kombinasi ; suatu perilaku umum yang sebagian tersebar pada perilaku khusus yang terstruktur secara kombinasi antara hierarkikal, procedural dan pengelompokan, sedangkan PEMANASAN STAR LARI FINIS d) Kelompok ; perilaku – perilaku khusus yang tidak mempunyai ketergantungan antara satu dan yang lain, walaupun semuanya berhubungan) TA H A PA N A N A LIS IS IN ST R U K SIO N A L
KO M B IN A SI
H I IER A R K IKA L
T IU PE R IK A LU K H U SU S P E R IL A K U U M U M
PE N GE LO M P O KA N
PRO S ED U RA L
Learning to Succeed
The Learning Cycle Indenfitication oe learning needs
Monitor/review progress/ Evaluate Training
The Learner
Plan Learner to meet needs
Train to accordance With leaning Plan
ANALISIS INSTRUKSIONAL Analisis materi kuliah (scope, sequence, coverage)
Analisis kompetensi/ tujuan pembelajaran
Menetapkan tujuan khusus
Analisis karakteristik mahasiswa
of. Dr. M. Atwi parman
Pre‐design
Validasi isi/ ahli Draft
Menetapkan strategi penyajian Melaksanakan pengembangan
Pengumpulan referensi yang relevan
Revisi Draft
Produksi Bahan Ajar
design
Post‐design
ADDIE Model Analysis • Needs Assessment • Project Plan • Goals
Design • • • • •
Evaluation
Audiences Objectives Task Analysis Strategy Prototypes
Development
• Evaluation Plan • Testing • Reviews
• Outline Content • Select Delivery • “Programming”
Implementation
• Delivery • Integration • LMS
Pengukuran formative dan summative Pengukuran dibuat berdasarkan TIU dan TIK modul berupa tes atau ujian yang beragam bentuknya. Hasil dari pengukuran setiap peserta secara keseluruhan akan menghasilkan pola atau gambaran kinerja atau pencapaian kelas, hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan standar yang ditetapkan Pengukuran formative untuk memberi umpan balik ke pengajar dan dilakukan saat produk/program berlangsung. Pengukuran dilakukan saat kelas berlangsung untuk melihat efektifitas dari penyajian materi. Informasi yang diberikan adalah bagian mana dari pengajaran yang berhasil/berjalan dengan baik dan bagian mana yang perlu perbaikan. Formative pengukuran didasari pada teknik pengukuran informal: observasi kelas. Pengukuran summative menentukan pengaruh atau hasil dari program atau produk setelah dilaksanakan. Pengukuran ini dilakukan setelah kelas selesai dan hasilnya digunakan untuk memastikan apakah standar yang digunakan sudah dipenuhi. Pengukuran ini bentuknya formal dan temuannya sebagai bahan pertanggung-jawaban program. Pengukuran ini untuk menjawab pertanyaan apakah kelas ini perlu dilanjutkan atau tidak. Untuk menilai pencapaian standar kompetensi dalam satu semester, pendidik merancang penilaian untuk semester yang bersangkutan. Kisi-kisi ulangan akhir semester memuat SK, KD, dan indikator pencapaiannya yang dapat dijadikan dasar penyusunan tes pada akhir semester. Kisi-kisi ulangan akhir semester dapat dirancang dengan memuat tes tertulis dan tes praktik. Penyusunan Tes Tertulis dengan 1) memperhatikan persyaratan penyusunan tes tertulis, baik dari aspek materi/isi/konsep, konstruksi, maupun bahasa 2) mengacu pada indikator pencapaianm 3) memilih bentuk butir yang sesuai dengan indikator, misalnya bentuk isian, uraian, pilihan ganda atau lainnya; dan 4) membuat kunci jawaban dan/atau pedoman penskoran. Penyusunan ujian praktik dengan 1) mengacu pada indikator pencapaian; 2) mengidentifikasi perilaku atau langkah kegiatan yang diobservasi; 3) menentukan model skala yang dipakai, yakni skala penilaian (rating scale) atau daftar cek (check list); 4) membuat rubrik/pedoman penskoran
Kisi-Kisi Ulangan Akhir Semester Sekolah : ................................... Kelas/Semester: ................................... Mata Pelajaran : ................................... Alokasi waktu : .................................. Standar Kompetenai Dituliskan seluruh SK dalam semester bersangkutan
Kompetensi Dasar Dituliskan KD yang esensial dari SK yang bersangkutan
Indikator Pencapaian Dituliskan indikator pencapaian yang esensial dari KD yang bersangkutan
Teknik Penilaian Tertulis Praktik Dicantumkan bentuk Dituliskan bentuk tes butir tes yang yang dipilih misal; tes dipilih, seperti keterampilan tertuls, benar-salah, tes identifikasi, tes menjodohkan, dan simulasi, atau tes pilihan ganda contoh kerja
Kisi-kisi tes tertulis untuk ulangan akhir semester Standar Kompetensi Indikator Kompetenai Dasar Pencapaian Dituliskan seluruh SK dalam semester bersangkutan
Dituliskan KD yang esensial dari SK yang bersangkutan
Dituliskan indikator pencapaian yang esensial dari KD yang bersangkutan
Pilihan Ganda .. butir
Bentuk Butir Tes Uraian ………
……..
.. butir
.. butir
.. butir
Instrumen Penilaian Instrumen penilaian dalam bentuk tertulis, lisan maupun perbuatan perlu dianalisis baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan secara rasional bersama teman sejawat, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan secara statistik menggunakan data hasil uji coba a. Instrumen Secara Kualitatif Analisis instrumen secara kualitatif dilakukan dengan menelaah atau mereviu instrumen penilaian yang telah dibuat. Telaah mencakup substansi isi, konsep, dan bahasa yang digunakan. Berdasarkan hasil telaah tersebut dilakukan revisi terhadap butir soal yang kurang baik b. Instrumen Secara Kuantitatif Analisis instrumen secara kuantitatif dimaksudkan untuk mencari bukti validitas dan reliabilitas instrumen. Dalam analisis tersebut juga dihitung tingkat kesukaran dan daya beda butir soal. Dalam konteks penilaian acuan kriteria, analisis butir soal lebih diutamakan pada analisis daya serap peserta didik dan sensitivitas butir terhadap proses pembelajaran. Butir tes yang memenuhi syarat sebagai butir tes beracuan kriteria adalah butir yang tidak dapat dikerjakan sebelum proses pembelajaran tetapi berhasil dikerjakan peserta didik setelah proses pembelajaran. Indeks sensitivitas dapat dihitung dengan mencari selisih banyaknya peserta didik yang menjawab benar dalam tes akhir (sesudah proses pembelajaran) dan banyaknya jumlah peserta didik yang menjawab benar dalam tes awal kemudian dibagi jumlah seluruh peserta tes
Rancangan dari pengukuran yang akan dilakukan, sebagai berikut ; TIK
Indikator
1. Setelah mengikuti kelas ini, siswa mampu me 2. nentukan beberapa kata kunci yang tepat untuk kebutuhan belajarnya
Metode Alat ukur Pengukuran
1. mampu menentukan Formative kata benda dari deskripsi kebutuhan informasi untuk kata kunci 2. mampu membahasa dalam bahasa Inggris 3. mampu mendapatkan padanan kata untuk pencarian berikutnya
Minute paper 1. tuliskan kata-kata kunci yang digunakan berdasarkan urutan penggunaan dan hasil yang didapatkan 2. dari mana mendapatkan padanan kata, dan kata kunci apa yang paling tepat untuk hasilkan sumber informasi yang dimaksud?
2. Setelah mengikuti kelas ini, siswa mampu menentukan strategi pencarian informasi dengan mesin pencari secara efisien dan efektif
Mampu gunakan penelusuran lanjut pada mesin pencari
Formative
Minute Paper berupa tugas pencarian 1. Pencarian dari domain khusus 2.Pencarian dari domain khusus dan file khusus 3. Pencarian yang menyempit dengan hilangkan kata tertentu dan file khusus
3. Setelah mengikuti kelas ini, siswa mampu menetapkan sumber informasi baik dan benar
Mampu membuktikan faktor-faktor penentu keabsahan sumber informasi.
Formative
Minute Paper : Menentukan sumber informasi dan memberikan argumentasi keabsahan sumber informasi.
4. Setelah mengikuti kelas ini, siswa mampu menentukan sejumlah sumber informasi dari Internet yang tepat untuk kebutuhan belajarnya.
Mampu memberikan daftar sumber informasi, kata kunci yang digunakan untuk mendapatkan, dan argumentasi keabsahan sumber informasi
Summative
Product Assessment 1. Tentukan 2 sumber informasi dari Internet untuk kebutuhan pembelajaran 2. Tentukan 2 sumber informasi dari Internet untuk kebutuhan cara desain pembelajaran siswa SD/SMP./SMA.
RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS CTL =============================================================== Topik/Kegiatan : Mendeskripsikan Benda Mesteri Kompetensi Dasar : Menulis Pragraf Deskripsi Bidang Studi : Bahasa Indonesia Kelas/Caturwulan : 10/2 Waktu : 90 menit =============================================================== A. TUJUAN Melatih siswa mendeskripsikan ciri dan menemukan karakteristik benda-benda, kemudian mengungkapkannya dalam sebuah pragraf deskriptif.
B. MEDIA Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan media : 1. 4 buah benda mesteri yang dibungkus rapi (korek apai, kotak sabung, akar pohon, dll. 2. 1 lembar pengamatan. C. SKENARIO PEMBELAJARAN 1. Pengajar menjelaskan rencana kegiatan saat itu, yaitu mendeskripsikan benda misteri. Kemampuan yang dilatihkan dengan cara mendeskripsikan/menemukan ciri benda-benda. 2. Siswa dibagi dalam empat kelompok, dengan cara Pengajar menghitung siswa 1, 2, 3, 4. Yang nomor 1, masuk kelompok 1, yang nomor 1 masuk kelompok 2, dan seterusnya. 3. Pengajar membagi benda yang telah disiapkan. Jangan sampai kelompok lain "mengintip". Kemudian dibagikan juga blangko. 4. Siswa mendeskripsikan benda mesteri dengan mengisi blangko yang ada. Pertama menjelaskan ciri benda dengan dua kata, kemudian dalam kalimat. Usahakan deskripsinya lengkap, tetapi tidak merujuk pada benda apa itu. 5. Setelah 15 menit, secara bergantian masing-masing kelompok mendeskripsikan secara lisan benda itu. setelah itu, kelompok lain menebaknya. Sebelum menebak, kelompok lain boleh bertanya. 6. Siswa menyusun sebuah paragraf deskripsi berdasarkan data yang diperolehnya secara kelompok. D. PENILAIAN Data kemajuan diperoleh dari : 1) Partisipasi setiap siswa dalam kerja kelompok.2) Lembar pengumpulan data deskriptif. 3) Cara siswa menyampaikan ulasan deskriptif secara lisan dan 4) Pragraf deskripsi yang ditulis siswa. Catatan : Setelah berakhir, lakukan refleksi atas pembelajaran itu! 1. Tanyakan kepada siswa, "Apakah kalian senang dengan kegiatan tadi?" Dengan cara itu, kalian lebih mudah menyusun pragraf deskripsi. 2. Refleksi CTL : a) Proses Inquiri muncul pada cara dan kiat mendeskripsikan yang ditempuh siswa. b) Questioning muncul ketika siswa (peserta) mengambil benda, bertanya, mengajukan usul, dan menebak. c) Learning community muncul pada kerja kelompok dan saling menebak dengan kelompok lain. Daftar Pustaka 1. http://ctcfiles.wordpress.com/analisis-kebutuhan-diklat-1/, 29 Oktober 2013 2. Arikunto, Penyusunan Instrumen untuk Analisis Kebutuhan (Jakarta, Bumi Aksara, 2007) 3. Dr. Irfana Steviano, materi Diklat PTP, Pustekom Kemdikbud, 2013 4. Degeng, I.N.S. 1997. Strategi Pembelajaran: Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Penerbit IKIP Malang dengan Biro Penerbitan IPTPI 5. Dick, W., Carey, L., and Carey, J.O., 2001. The Systematic Design of Instruction (fifth edition). Longman. 6. Seels, Barbara, Instructional Technology: The definition and domains of the field,(Washington DC, AECT, 1994)p.86